pbl 3

11
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Spesifik dan Holistik Raynhard N. Salindeho 102013174 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952 [email protected] Pendahuluan Manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan dengan beberapa pilihan yang ada. Dimana setiap pilihan yang ada itu memiliki konsenkuensi yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi hidup seseorang. Setiap harinya, manusia telah mengambil banyak keputusan untuk mengawali hari-hari mereka, seperti keputusan untuk bangun tidur, pergi jalan-jalan, berbicara, dll. Dalam

Upload: reinhard

Post on 04-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

EWRQFAS

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 3

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pendekatan

Spesifik dan Holistik

Raynhard N. Salindeho

102013174

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952

[email protected]

Pendahuluan

Manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan dengan beberapa pilihan yang ada. Dimana

setiap pilihan yang ada itu memiliki konsenkuensi yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi

hidup seseorang. Setiap harinya, manusia telah mengambil banyak keputusan untuk mengawali

hari-hari mereka, seperti keputusan untuk bangun tidur, pergi jalan-jalan, berbicara, dll. Dalam

pengambilan keputusan itu sangat penting harus memperhatikan beberapa dampak yang mungkin

terjadi akibat dari pengambilan keputusan itu, mungkin dari pengambilan keputusan itu bisa

berdampak baik dan juga bisa berdampak buruk bagi kita yang mnegambil keputusan tersebut.

Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, kita harus menganalisa sesuatu yang akan

terjadi jika mengambil kepusutsan itu. Dimana didalam analisis itu sendiri kita diwajibkan untuk

mengetahui semua pengetahuan yang ada dan bersifat realita tentang hal yang bersangkutan

tersebut. Dari analisa kita yang ada, kita diharapkan dapat mengetahui segala kemungkinan yang

terjadi serta sesuai dengan realitas yang ada sehingga kita dapat mengambil keputusan yang baik

buat kita nantinya.

Page 2: PBL 3

Skenario :

Pada tanggal 31 Maret 2005, Terri Schiavo meninggal dunia di Negara bagian Florida,

Amerika Serikat, pada usia 41 tahun. Ia meninggal 13 hari setelah Mahkamah Agung Amerika

memberikan izin mencabut pipa makanan artificial yang selama ini memungkinkan pasien dalam

keadaan koma ini dapat terus hidup. Komanya dimulai pada tahun 1990 saat Terri jatuh di

rumahnyadan ditemukan oleh suaminya Michael Schiavo dalam keadaan gagal jantung.

Tanggapnya pelayanan emergency di Amerika Serikat membuat Terri dapat diresusitasi lagi.

Namun, karena cukup lama ia tidak bernapas, maka ia mengalami kerusakan otak berat akibat

kekurangan oksigen. Menurut para ahli medis, gagal jantung itu disebabkan oleh

ketidakseimbangan unsure potasium dalam tubuhnya. Karena itu, dokter dan rumah sakit yang

menanganinya dituduh malpraktik dan harus membayar ganti rugi besar akibat dinilai lalai tidak

bisa menemukan kondisi yg membahayakan ini.

Selama 15 tahun, Terri Schiavo berbaring di tempat tidur dalam keadaan koma. Pada bulan Mei

1998, Michael Schiavo mengajukan permohonan ke pengadilan agar pipa makanan boleh

dicabut, sehingga dengan demikian istrinya dapat meninggal dunia dengan tenang. Tetapi orang

tua Terri, Robert dan May Schindler, sama sekali tidak setuju dan mengajukan banding ke

pengadilan. Dua kali pipa makanan Terri dilepaskan atas izin pengadilan, meskipun setelah

beberapa hari harus dipasang kembali atas perintah pengadilan yang lebih tinggi.

Michael Schiavo mengajukan kasus ini di pengadilan berdasarkan kesaksian istrinya yang

menegaskan bahwa ia tidak ingin kehidupannya dipertahankan dengan cara demikian. Sementara

orang tua Terri menganggap bahwa menghentikan pipa makanan artificial anaknya sama saja

dengan membunuh.

Rumusan Masalah

Pertentangan dalam pengambilan keputusan antara suami dan orang tua Terri tentang

pencabutan pipa artificial milik Terri yang dapat menyebabkan Terri meninggal.

Page 3: PBL 3

Pembahasan

Pendekatan holistic

Pendekatan holistic merupakan pendekan secara luas atau umum yang hanya di ketahui oleh

masyarakat tentang pengetahuan secara umum saja. Dari pendekatan holistic ini terdapat 2 aspek

yang dapat membahas kasus di atas tadi, yaitu aspek filosofi kritis dan aspek logis.

Aspek filosofi kritis

Ontologi

Ontologi merupakan ilmu tentang realitas, apa yang dipikirkan dan apa yang menjadi objek

pemikiran. Ontologi sendiri juga mempelajari sesuatu yang bersifat nyata atau ada dan tidak

nyata atau tidak ada, sehingga dapat disebutkan bahwa ontologi mempelajari hal yang bersifat

realitas.1 Kata Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu mengenai sesuatu yang ada

atau prinsip umum mengenai sesuatu yang ada.1Ontologi didefinisikan sebagai ilmu atau studi

tentang sesuatu yang ada, secara khusus, merupakan cabang dari metafisika yang berhubungan

dengan sifat dan relasi sesuatu yang ada.1 Dapat disebutkan juga bahwa sistem khusus yang

digunakan untuk menyelidiki masalah-masalah dan sifat dari sesuatu yang ada.1Ontologi

memberikan kita suatu cara pandang terhadap dunia dan pada apa yang membentuknya

karakteristik-karakteristik pentingnya menurut definisi yang ada.1 Ontologi merupakan filsafat

yang pertama karena tidak mungkin berfilsafat tanpa bukti dan realitas yang ada.1

Epistemologi

Epistemologi merupakan cabang dari ilmu filsafat yang secara khusus membahas pertanyaan-

pertanyaan yang bersifat menyeluruh dan mendasar tentang pengetahuan.2 Epistemologi dikenal

dengan sub system dari filsafat karena epistemologi adalah teori pengetahuan yang membahas

tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang dipikirkan.2 Dapat dikatakan

bahwa epistemologi berfokus pada bagaimana mencari tahu dan apa yang dianggap sebagai

Page 4: PBL 3

pengetahuan.2 Kata epistemology berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme yang berarti

pengetahuan dan logos yang berarti perkataan, pikiran dan ilmu.2 Epistemologi kadang juga

disebutkan sebagai teori pengetahuan karena bermaksud mengkaji dan mencoba mencari ciri-ciri

umum dan hakiki dari pengetahuan manusia.2 Epistemologi mencoba untuk mengetahui

bagaimana pengetahuan itu didapati dan diuji kebenarannya serta ruang lingkup atau batas-batas

kemampuan manusia untuk mengetahui sesuatu.3 Epistemologi bermaksud kritis mengkaji

pengandaian-pengandaian serta syarat-syarat logis yang menjadi dasar dari pengetahuan dan

objektivitasnya.3 Dapat diartikan bahwa epistemologi ingin menjelaskan kenapa seseorang tahu

bahwa dia dapat tahu.3

Axiologi

Axiologi merupakan ilmu filsafat yang menyelidiki moral, perbuatan, nilai terutama meliputi

nilai-nilai normative.4 Axiologi lebih membahas kaidah norma dan nilai yang ada pada manusia.5

Suatu tekanan pada hakikat dan aplikasi nilai-nilai menandai bidang filsafat axiologi.5 Axiologi

juga membahas suatu perbuatan yang dianggap baik, benar dan indah serta bagaimana

seharusnya manusia bertindak menjadi manusia yang baik, apa ukuran norma-norma serta nilai-

nilai yang mendasarinya.5

Aspek logis

Aspek logis didalam kasus tersebut merupakan asas-asas pemikiran yang di pakai untuk

menyelesaikan kasus yang terjadi pada skenario tersebut. Asas-asas pemikiran yang terdapat di

aspek logis ini terbagi atas asas identitas, asas kontradiksi, asas kecukupan penalaran,asas non

kontradiksi.

Asas Identitas

Identitas merupakan asas yang menunjuk sifat yang khas atau sifat pokok realitas, konsep,

atau masalah.6 Dalam asas ini dapat dilihat bahwa setiap realitas, konsep, maupun masalah

mempunyai hakikat yang khas, yaitu memliki sifat, referensi dan identitas tertentu. Asas identitas

menunjuk kenyataan bahwa pengakuan akan realitas, konsep, maupun masalah membawa

konsekuensi semua kesimpulan yang ditarik dari pengakuan itu harus diakui.6 Asas Identitas

Page 5: PBL 3

melihat sesuatu adalah sebagaimana adanya, bukan yang lain, dan berdasarkan realita atau

kenyataan yang ada.

Asas Kontradiksi

Asas kontradiksi menunjuk pada isi dan luas pengertian yang berbeda dari suatu realitas,

konsep, atau masalah yang sama.6 Perbedaan isi dan luas pengertian disebabkan sudut pandang

atau cara pendekatan yang berbeda.6 Sehingga kita perlu cermat menentukan mana yang benar

dan mana yang salah.6 Asas kontradiksi ini bersifat kebalikan atau bersifat negative dari asas

identitas.

Asas Kecukupan Penalaran

Segala yang ada memiliki alasan yang cukup untuk adanya, dan karena itu segala yang ada

dapat dijelaskan oleh nalar. Sehingga setiap keputusan atau kesimpulan didasarkan sikap

kompromis.6

Asas Non-Kontradiksi

Asas Non-Kontradiksi adalah sebuah keputusan yang tidak dapat sama-sama salah atau

sama-sama benar. A = A, dan bukan A ≠ A

Pendekaan spesifik

Pendekatan spesifik dalam kasus ini ialah melalui etika dan medis. Etika disini menjelaskan etika

dari dokter tersebut benar atau salah yang dilakukan doskter tersebut, sedangkan dari segi medis

kita dapat melihat kalau dokter tersebut benar-benar melakukan tindakan medis yang baik bagi

sang pasien.

Etika dan Medis

Etika adalah salah satu bagian dari filsafat dan bagian yang lainnya adalah moral. Etika dan

moralitas memiliki pengertian yang sama tetapi tidak sepenuhnya sama.7 Etika sendiri memiliki

pengertian studi tentang kehendak manusia yaitu kehendak yang berhubungan dengan keputusan

Page 6: PBL 3

tentang mana yang benar dan mana yang salah dalam tindak perbuatan manusia.7 Etika berasal

dari kata Yunani ethos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.8 Etika berkaitan dengan

kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau

kelompok masyarakat.8 Sehingga etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,

aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke

orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.8 Singkatnya etika dipahami sebagai

aturan tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia dengan mematuhi ajaran

yang berisikan perintah dan larangan tentang baik buruknya perilaku manusia yang harus

dipatuhi dan dihindari.8

Medis adalah merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil akhir,

yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat di tunjukkan lagi adanya mikroorganisme hidup.9`

Dalam kasus aspek medis yang di gunakan ialah aspek dari euthanasia, yang dimana pasien

menginginkan untuk meninggal dengan tenang jadi dokter mengikuti keinginan pasien untuk

melakukan euthanasia. Euthanasia ialah tindakan mengakhiri hidup seseorang atas dasar kasihan

atau karena pasien sudah tidak ada lagi harapan untuk sembuh dan juga agar dapat mengahkiri

penderitaan saat dia hidup.9

Kesimpulan

Jadi, dari skenario diatas dapat disimpulkan bahwa euthanasia termasuk hipotetik bersyarat.

karena dari segi medis yaitu sebagai seorang dokter diperbolehkan melakukan euthanasia dengan

berbagai pertimbangan yang mendukung dilakukannya euthanasia serta mempertimbangkan juga

konsekuensi yang akan diterima setelah dilakukannya euthanasia.

Suatu keputusan dapat diambil dengan memperhatikan segala aspek yang terkandung

didalamnya mempertimbangan segala konsenkuensi yang timbul akibat keputusan yang diambil

tersebut. Suatu masalah harus dilihat dari pendekatan holistik dan spesifik dimana pendekatan

holistik lebih melihat suatu masalah dengan ruang lingkup yang luas dari segala sisi seperti sosial

hukum dan lainnya, sedangkan aspek spesifik lebih menekan suatu masalah dilihat dari suatu

aspek tertentu seperti euthanasia yang dilihat dari sisi medis. Agar kita mengetahui keputusan

mana yang terbaik buat kita dan mendatangkan sisi positif, kita perlu memperhatikan beberapa

aspek yang ada. Sebelum melakukan tindakan apa saja, kita terlebih dahulu menghadapi yang

Page 7: PBL 3

namanya suatu keputusan, dari keputusan itu kita dapat mengetahui tindakan yang kita lakukan

itu akan menjadi hal yang positif atau negative nantinya. Dan jika kita akan mengambil sebuah

keputusan, kita harus mempertimbangan segala konsenkuensi yang akan terjadi. Agar kita

mengetahui keputusan mana yang terbaik buat kita nantinya dan mendatangkan sisi positif bukan

sisi negatifnya. Jadi sebelum mengambil keputusan kita perlu memperhatikan beberapa aspek

yang ada, yaitu berupa aspek filosofi kritis yang berisikan ontology yang berdasarkan kenyataan

atau realita yang ada, epistemology yang berdasarkan kemampuan untuk menjelaskan sesuatu

yang ada dan yang terakhir axiology yang berdasarkan melihat perbuatan mana yang baik dan

buruk. Serta jangan lupa juga melihat dari aspek etika dan medis, tentang adat istiadat yang ada

dan nilai-nilai serta kebiasaan yang diwariskan dari generasi kegenerasi mengenai perilaku yang

ada di masyarakat dan juga di dunia kedokteraan.

Daftar Pustaka

1. Turner. Teori komunikasi analisis dan aplikasi. Jakarta: elex media komputindo;

2004.h.55-61

2. Sudarminta J. Epistemologi dasar pengantar filsafat pengetahuan. Bandung: Remaja

rosdakarya; 2009.h.18

3. Qomar M. Epistemologi pendidikan islam dari metode rasional hingga metode kritik.

Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008. h.1

4. Setijo P. Pendidikan pancasila perspektif sejarah perjuangan bangsa. Jakarta: gramedia

pustaka utama; 2011.h.57

5. Rahayu M. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta:grasindo; 2007.h.31

6. Kamdhi JS. Terampil berargumen pembelajaran bahasa dan sastra indonesia. Jakarta:

grasindo; 2010.h.94-101

7. Keraf AS. Etika lingkungan hidup. yogyakarta: Pelangi askara; 2011.h.14-22

8. Sumaryono E. Profesi hokum norma-norma bagi penegak hokum.h.11-21

9. Darmadi. Infeksi nonsokomial problmatika dan pengendaliannya. Jakarta: salemba

medika; 2008.h.28