pbl sk 3 repro

66
WRAP UP SKENARIO 3 BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG ANAK YANG LAMBAN Kelompok: A-4 Ketua : Giani Putra ( 1102009121 ) Sekretaris : Debby Elvira ( 1102012051 ) Anggota : Dewi Nur A ( 1102011077 ) Astari Ferlisa ( 1102012030 ) Astuti ( 1102012031 ) Dayu Fitria Indriati ( 1102012049 ) Gilang Mayasari ( 1102012098 ) Gina Maharani Cahyaning D.B ( 1102012099 ) Indah Larasati ( 1102012123 )

Upload: debbyelvira

Post on 18-Jan-2016

269 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

wrap up skenario 3 blok reproduksi yarsi

TRANSCRIPT

Page 1: pbl sk 3 Repro

WRAP UP SKENARIO 3

BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

ANAK YANG LAMBAN

Kelompok: A-4

Ketua : Giani Putra ( 1102009121 )

Sekretaris : Debby Elvira ( 1102012051 )

Anggota :

Dewi Nur A ( 1102011077 )Astari Ferlisa ( 1102012030 )Astuti ( 1102012031 )Dayu Fitria Indriati ( 1102012049 )Gilang Mayasari ( 1102012098 )Gina Maharani Cahyaning D.B ( 1102012099 )Indah Larasati ( 1102012123 )

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2014/2015

Page 2: pbl sk 3 Repro

SKENARIO 3

ANAK YANG LAMBAN

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, dibawa ibunya ke puskesmas karena menurut guru disekolah, pasien tidak dapat mengikuti pelajaran disekolah. Pasien sering mendapat nilai yang jelek, padahal saat diterangkan oleh gurunya pasien selalu tampak memperhatikan gurunya, pasien belum lancar membaca dan menulis, pasien sudah lancar berbicara, dapat makan, mandi dan berpakaian sendiri. Saat ini pasien masih duduk di kelas 1 SD karena tidak naik kelas.

Pasien kemudian dirujuk untuk penilaian intelligence Quotien (IQ) dan didapatkan nilai 55 yang menunjukan pasien terdiagnosa sebagai retardasi mental ringan. Pasien disarankan untuk bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB), tetapi orang tua tidak melakukan hal tersebut karena masalah biaya.

Pasien berasal dari keluarga dengan tingkat social ekonomi rendah, menempati rumah kontrakan yang sempit, ditempati oleh tujuh anggota keluarga. Sebagai anak bungsu dari lima bersaudara, pasien lebih banyak diasuh oleh kakak perempuannya yang paling tua; kedua orang tua bekerja, ayah buruh kasar dan ibu buruh cuci, sehingga pemberian makan pada usia balita tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi.

Dengan tekad yang kuat akhirnya keluarga ini mendapat bantuan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak mengelola Zakat-Infak-Shodaqoh (ZIS), akhirnya orang tua pasien memasukan anaknya ke SLB sebagai penanggung jawab dan wujud dari kewajiban orang tua kepada anak untuk mendapatkan pendidikan khusus yang dilanjutkan dengan pendidikan ketrampilan, agar klien dapat hidup mandiri, tidak tergantung dengan orang lain.

2

Page 3: pbl sk 3 Repro

Kata – Kata Sulit

1. Intelligence Quotien (IQ) : Angka yang menjelaskan tingkat kecerdasan seseorangyang dibandingkan dengan sesamanya dalam satu populasi.

2. Retardasi Mental : Penurunan fungsi intelektual secara bermakna dibawahrata-rata yang menyebabkan gangguan pada perilaku adaptif dan bermanifestasi selama periode perkembangan yaitu sebelum usia 18 tahun.

3. Sekolah Luar Biasa (SLB) : Lembaga pendidikan yang bertujuan membantupeserta didik yang menyandang kelainan fisik dan mental, perilaku social agar mampu mengembangkan sikap pengetahuan dan keterampilan.

4. Infak : Mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan nonzakat atau mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

5. Shodaqoh : Pemberian oleh orang lain seperti tenaga, pikiran, dansenyum.

Pertanyaan

1. Apa penyebab anak ini menjadi lambat perkembangannya?2. Bagaimana rentang nilai pada retardasi mental?3. Adakah hubungan antara nilai IQ rendah dengan pemberian makanan saat balita?4. Apakah anak dengan retardasi mental dapat sembuh normal?5. Apakah anak dengan retardasi mental dapat tumbuh dewasa?6. Apa etiologi dari retardasi mental?7. Terapi apa yang dapat diberikan kepada anak ini selain dimasukan ke SLB?8. Bagaimana perkembangan normal pada anak usia 8tahun?9. Apakah yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anak dengan retardasi mental

menurut ajaran Islam?10. Bagaimana emosi anak dengan retardasi mental?11. Apakah anak dengan retardasi mental bisa memiliki keturunan dan apakah sifatnya

dapat menurun pada anaknya?

3

Page 4: pbl sk 3 Repro

Jawaban

1. Karena tingkat social ekonomi yang rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya.

2. Rentang nilai Retardasi Mental 50 – 69 : Retardasi Mental Ringan 35 – 49 : Retardasi Mental Sedang 20 – 34 : Retardasi Mental Berat < 20 : Retardasi Mental Sangat Berat

3. Ada karena gizi sangat mempengaruhi perkembangan anak. Gizi yang buruk akan menghambat perkembangan anak.

4. Retardasi mental ringan dan sedang masih dapat dididik sehingga IQnya masih dapat meningkat. Sedangkan pada retardasi mental berat dan sangat berat butuh pengawasan seumur hidup.

5. Bisa, tergantung gizi, IQ, pendidikan yang didapat, dan lingkungannya.6. Etiologi :

- Pranatal : kelainan kromosom, genetic / herediter- Perinatal : asfiksi, hipoglikemik- Postnatal : infeksi, trauma

7. Terapi :- Medikamentosa : metilfenidat, dapat memperbaiki keseimbangan emosi & fungsi

kognitif- Psikoterapi- Konseling- Pendidikan

8. Anak usia 8 tahun dapat membaca, menulis, berjalan, dan menghitung dua digit angka.

9. Tetap melakukan kewajibannya sebagai orang tua yaitu memberikan perhatian & kasih saying , memberikan pendidikan kepada anaknya, dan memberikan nutrisi yang tepat.

10. Emosinya sulit ditebak11. Bisa memiliki keturunan namun beresiko anak lahir dengan retardasi mental juga.

4

Page 5: pbl sk 3 Repro

HIPOTESIS

Seseorang dengan retardasi mental mengakibatkan nilai IQ yang rendah sehingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan intelektualnya salah satu akibatnya karena tingkat social ekonomi yang rendah.

5

Page 6: pbl sk 3 Repro

Sasaran Belajar

LI 1. Mempelajari dan memahami Retardasi Mental

LO 1.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Retardasi Mental

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan Etiologi Retardasi Mental

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental

LO 1.6 Memahami dan menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

LI 2. Mempelajari dan memahami Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan Kebutuhan Gizi Normal Anak

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan Tahap Perkembangan Anak Sesuai Usia

LI 3. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak Menurut Islam

6

Page 7: pbl sk 3 Repro

LI 1. Mempelajari dan memahami Retardasi Mental

LO 1.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Retardasi Mental

Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi ke-III (PPDGJ III) retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

Menurut Diagnostic and Scientific Manual IV-TR (DSM IV-TR) retardasi mental adalah sama dengan definisi AAMR tetapi ditambahkan batas derajat IQ 70.

Menurut Association American of Mental Retardation (AAMR), retardasi mental mengacu pada fungsi intelektual yang secara signifikan berada di bawah rata-rata, didefinisikan sebagai nilai Intelegence Quotient (IQ) <70-75, terdapat bersamaan dengan keterbatasan yang berkaitan dengan dua atau lebih area keterampilan adaptif yang dapat diterapkan: komunikasi, merawat diri, keterampilan sosial, kemampuan bermasyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, istirahat, dan bekerja.

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan  atau IQ (Intelegence Quotient).

IQ adalah MA/CA x 100%

M.A =Mental Age,umur mental yang di dapat dari hasil tets

C.A =Chronological Age,umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir.

Yang dimaksud dengan intulektual di bawah normal,yaitu apabila IQ dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap dan daya ingatnya lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.

Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial adalah kemampuan seseorang untuk mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah lakunya kekanak-kanakan tidak sesuia dengan umurnya.

Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan, yaitu dibawah umur 18 tahun. Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur 18 tahun,bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan gejala klinisnya.

Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit di ketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Secara keseluruhan, prevalensi retardasi mental dapat terjadi lebih tinggi pada laki-laki di banding perempuan yaitu 2:1 pada retardasi mental ringan dan 1,5 : 1 pada retardasi mental berat.

7

Page 8: pbl sk 3 Repro

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan Klasifikasi Retardasi Mental

Menurut nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:

Tabel 1. Klasifikasi IQ menurut Wechsler

Keadaan Nilai IQ

Sangat superior 130 atau lebih

superior 120-129

Diatas rata-rata 110-119

Rata-rata 90-109

Dibawah rata-rata 80-89

Retardasi mental borderline 70-79

Klasifikasi Reardasi Mental

Klasifikasi retardasi mental menurut Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ/DSM II 1968) adalah

1. Retardasi mental taraf sangat berat = Idiot (IQ 0-19)Tidak dapat dilatih dan dididik tidak dapat merawat dirinya sendiri.1. Makan harus disuap.2. Mandi dan berpakaian harus ditolong3. Tidak mengenal bahaya, tak dapat menjaga diri terhadap ancaman fisik.4. Pergerakan motorik biasanya terganggu, pergerakan kaku atau spastis. biasanya

didapatkan kelainan kongential misalnya bentuk kepala abnormal, kelainan fisik pada badan anggota badan seperti badan kecil, bungkuk; bentuk tangan abnormal jari kelingking bengkok (mongolism).

5. Perkembangan fisik (duduk, jalan) dan bicara terlambat. Sering tak dapat diajar berbicara, bicara hanya 1 suku katabsaja (ma,pa).

6. Mudah terserang penyakit lain, misalnya tbc, infeksi lain.

2. Retardasi mental taraf berat = Imbecile berat (IQ 20-35)Dapat dilatih dan tak dapat dididik.1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri; makan, mandi dan berpakaian sendiri. kadang-

kadang masih dapat mengenal bahaya dan menjaga dirinya.2. Pergerakan motorik biasanya masih terganggu, pergerakan kaku dan spastis.3. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.4. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.5. Masih mudah terserang penyakit lain.

3. Retardasi mental sedang = Imbecile ringan (IQ 36-51)Dapat dilatih dan dapat dididik (Trainable & Educable) sampai ke taraf kelas II - III SD.1. Dapat dilatih merawat dirinya sendiri misalnya : makan, mandi dan berpakaian

sendiri.2. Mengenal bahaya dan dapat menyelamatkan diri.3. Koordinasi motorik biasanya masih sedikit terganggu.

8

Page 9: pbl sk 3 Repro

4. Biasanya masih didapatkan kelainan kongenital.5. Dapat dilatih pekerjaan yang sederhana dan rutin misalnya : menyapu, mencuci

piring, membersihkan rumah dsb.6. Bisa menghitung 1 - 20, mengetahui macam-macam warna dan membaca beberapa

suku kata.7. Perkembangan fisik dan berbicara masih terlambat.8. Sering tersangkut perkara krimini lkarena mudah disugesti dan penilaian terhadap

baik dan buruknya suatu hal masih kurang.

4. Retardasi mental taraf ringan = Debil (IQ 52-67).

Dapat dilatih dan dididik.

1. Dapat merawat dirinya dan melakukan semua pekerjaan di rumah.2. Dalam keadaan cocok dapat mencari nafkah - tetapi tak dapat bersaing dengan orang

lain dan tak dapat mengurus pekerjaannya dengan bijaksana, sehingga bila ada penghematan tenaga kerja, penderita diberhentikan lebih dahulu.

3. Tidak dapat dididik di sekolah biasa tetapi harus di lembaga istimewa atau Sekolah Luar Biasa.

4. Pada saat menginjak Taman Kanak-kanak belum tampak kekurangannya, sesudah menginjak Sekolah Dasar tampak kurang kepandaiannya, sehingga sukar untuk naik kelas (kelas I SD - 3 tahun).

5. Tak dapat berfikir secara abstrak, hanya hal-hal konkrit yang dapat difahami.6. Kurang dapat membedakan hal-hal yang penting dan remeh atau hal-hal yang baik

dan buruk, sehingga mudah tersangkut perkara kriminil. Oleh karena itu perlu pengawasan orang tua dalam melakukan aktivitasnya.

7. Koordinasi motorik tidak mengalami gangguan.8. Kelainan kongenital biasanya tidak didapatkan.9. Perkembangan fisik biasanya normal tetapi perkembangan bicara biasanya masih

terlambat (biasanya bicara kurang sempurna dan perbendaharaan kata-kata kurang).

5. Retardasi mental taraf perbatasan = Subnormal (IQ 68-85)Dapat dididik di sekolah biasa, meskipun tiap kelas dicapai dalam 2 tahun.1. Dapat berfikir secara abstrak.2. Dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :

1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental.

2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.

3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.

4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.

Ada 4 taraf Retardasi mental berdasarkan kriteria   psikometrik   menurut skala inteligensi Wechsler (Kirk dan Gallagher, 1979, dalam B3PTKSM, p. 26), yaitu:

1. Retardasi mental ringan (mild mental retardation) dengan IQ 55 – 69.

9

Page 10: pbl sk 3 Repro

2. Retardasi mental sedang (moderate mental retardation) dengan IQ 40 – 54.3. Retardasi mental berat (severe mental retardation) dengan IQ 20 – 39.4. Retardasi mental sangat berat (profound mental retardation) dengan IQ 20 kebawah.

Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi Retardasi Mental menjadi:

a) Tipe klinikTipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

b) Tipe sosialbudayaBiasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

Manifestasi Klinis Retardasi Klinis

Karakteristik anak retardasi mental menurut Brown et al, 2003; Wolery & Haring, 2004 pada Exceptional Children, six edition, p.485-486, menyatakan:

1. Lamban dalam mempelajari hal-hal yang baru, mempunyai kesulitan dalam mempelajari pengetahuan abstrak, dan selalu cepat lupa apa yang dipelajari tanpa latihan yang terus menerus.

2. Kesulitan dalam menggeneralisasi dan mempelajari hal-hal yang baru.3. Kemampuan bicaranya sangat kurang bagi anak retardasi mental berat.4. Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak dengan retardasi mental berat

mempunyai ketebatasan dalam gerak fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat berdiri atau bangun dengan bantuan. Mereka lambat dalam mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit menjangkau sesuatu, dan mendongakkan kepala.

5. Kurang dalam kemampuan menolong diri sendiri. Sebagian dari anak retardasi mental berat sangat sulit untuk mengurus diri sendiri, seperti: berpakaian, makan, dan mengurus kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan khusus untuk mempelajari kemampuan dasar.

6. Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim. Anak tunagrahita ringan dapat bermain bersama dengan anak reguler, tetapi anak yang mempunyai retardasi mental berat tidak melakukan hal tersebut. Hal itu mungkin disebabkan kesulitan bagi anak retardasi mental dalam memberikan perhatian terhadap lawan main.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah ke suatu sindrom penyakit tertentu. Di bawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :

1. Kelainan pada mata :

10

Page 11: pbl sk 3 Repro

a. Katarak

• Sindrom Cockayne• Sindrom Lowe• Galactosemia• Sindrom Down• Kretin• Rubella Pranatal

b. Bintik cherry-merah pada daerah macula

• Mukolipidosis• Penyakit Niemann-Pick• Penyakit Tay-Sachs

c. Korioretinitis

• Lues congenital • Penyakit Sitomegalovirus• Rubella Pranatal

d. Kornea keruh

• Lues Congenital• Sindrom Hunter• Sindrom Hurler

- Sindrom Lowe

2. Kejang

a. Kejang umum tonik klonik

• Defisiensi glikogen sinthesa• Hipersilinemia• Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI • Phenyl ketonuria• Sindrom malabsobrsi methionin

b. Kejang pada masa neonatal

• Arginosuccinic asiduria• Hiperammonemia I dan II• Laktik asidosis, dll.

3. Kelainan kulit

a. Bintik café-au-lait

• Atakasia-telengiektasia• Sindrom bloom• Neurofibromatosis• Tuberous selerosis

4. Kelainan rambut

a. Rambut rontok

11

Page 12: pbl sk 3 Repro

• Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopati

b. Rambut cepat memutih

• Atrofi progresif serebral hemisfer• Ataksia telangiektasia• Sindrom malabsorbsi methionin

c. Rambut halus

• Hipotiroid• Malnutrisi

5. Kepala

a. Mikrosefali

b. Makrosefali

• Hidrosefalus• Neuropolisakaridase• Efusi subdural

6. Perawakan pendek

a. Kretin

b. Sindrom Prader-Willi

7. Distonia

a. Sindrom Hallervorden-Spaz

Gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:

1. Retardasi mental ringan

Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.

2. Retardasi mental sedang

Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.

3. Retardasi mental berat

12

Page 13: pbl sk 3 Repro

Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.

4. Retardasi mental sangat berat

Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

Tabel 2. Tingkatan Retardasi Mental

Tingkat Kisaran IQ Kemampuan Usia Prasekolah (sejak lahir - 5 thn)

Kemampuan Usia Sekolah (6-20 thn)

Kemampuan Dewasa (21 thn keatas)

Ringan 52-68 Bisa membangun kemampuan sosial dan komunikasi.Koordinasi otot sedikit terganggu.Sering tidak terdiagnosis.

Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial.Bisa dididik.

Bisa kerja dan bersosialisasi, tetapi ketika mengalami stres memerlukan bantuan.

Moderat 36 – 51 Bisa berbicara, belajar,berkomunikasi. Kesadaran sosial kurang.Koordinasi otot cukup.

Bisa mempelajari kemampuan sosial dan pekerjaan.Bisa bepergian sendiri di tempat yg dikenalnya dengan baik.

Bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Memerlukan pengawasan dan bimbingan ketika stres.

Berat 20 – 35 Bisa mengucapkan beberapa kata.Mampu menolong diri sendiri.Tidak memiliki kemampuan ekspresif/hanya sedikit.Koordinasi otot jelek

Bisa berbicara/belajar berkomunikasi Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yang sederhana.

Bisa merawat diri sendiri dibawah pengawasan.

13

Page 14: pbl sk 3 Repro

Sangat berat 19 / kurang Sangat terbelakang Koordinasi ototnya sedikit sekali.Memerlukan perawatan khusus.

Memiliki koordinasi otot Tidak dapat berjalan/berbicara

Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara.Bisa merawat diri tapi terbatas. Perlu perawatan khusus

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan Etiologi Retardasi Mental

Penyebab retardasi mental bisa karena faktor keturunan (retardasi mental genetik), mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex). Kedua-duanya ini dinamakan juga retardasi mental primer.Retardasi mental sekunder disebabkan faktor-faktor dari luar yang diketahui dan fakto-faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu prenatal, perinatal atau postnatal.

1.      Retardasi mental oleh karena genetik-          Kesalahan metabolisme bawaan, misalnya fenilketonuria, penyakit Tay Sachs.-          Kelainan kromosom, paling utama : sindrom Down (trisomi 21) 1/1000 kelahiran. Fasies tipikal, hipotonia, hiperrefleksia, malaformasia jantung, anomali gastrointestinal. Sindrom fragile-X 1/1000 – 1/2000 kelahiran pria hidup. Makroorkidisme pascapuber, kepala dan telinga besar, muka sempit dan panjang. (Sebagian wanita membawa ciri fasial dan disfungsi kognitif).

2.      Retardasi mental oleh karena psikososialRetardasi mental ringan sering disebabkan oleh kekurangan kronik stimulasi intelektual.3.      Retardasi mental oleh karena faktor lainnyaSekuele dari infeksi, toksin, atau trauma otak, intrauteri, perinatal atau kemudian, misal rubela kongenital atau sindrom alkohol fetal (mikrosefali, hipoplasia midfasial, fisura palpebra pendek, pektus eskavatum, mungkindefek jantung, perawakan pendek).

Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologis retardasi mental dapat dibagi dalam :

1. Penyebab pranatal

• Kelainan kromosom

• Kelainan genetik /herediter

• Gangguan metabolik

• Sindrom dismorfik

• Infeksi intrauterin

• Intoksikasi

2. Penyebab perinatal

• Prematuritas

• Asfiksia

14

Page 15: pbl sk 3 Repro

• Kernikterus

• Hipoglikemia

• Meningitis

• Hidrosefalus

• Perdarahan intraventrikular

3. Penyebab postnatal

• Infeksi (meningitis, ensefalitis)

• Trauma

• Kejang lama

• Intoksikasi (timah hitam, merkuri)

(Sari Pediatri, 2000)

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan Diagnosis Retardasi Mental

Untuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non organik, apakah kelainannya dapat diobati/tidak dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmental  Screening Test), maka diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya, pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak berumur enam tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/faktor non organik lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.

Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu.

(Depkes, 2005)

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau

dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan

menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan.3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun.

Anamnesis

Seperti pada gangguan perkembangan lainnya, kesulitan utama dalam diagnosis adalah membedakannya dari variasi perkembangan yang normal. Anak normal mempunyai variasi besar pada usia saat mereka belajar berbicara dan terampil berbahasa. Keterlambatan berbahasa sering diikuti kesulitan dalam membaca dan mengeja, kelainan dalam hubungan interpersonal, serta gangguan emosional dan perilaku.

Anamnesis pada gangguan bahasa dan bicara mencakup perkembangan bahasa anak. Beberapa pertanyaan yang dapat ditanyakan antara lain :

15

Page 16: pbl sk 3 Repro

1. Pada usia berapa bayi mulai mengetahui adanya suara, misalnya berkedip, terkejut, atau menggerakkan bagian tubuh.

2. Pada usia berapa bayi mulai tersenyum (senyum komunikatif), misalnya saat berbicara padanya.

3. Kapan bayi mulai mengeluarkan suara “aaaggh”4. Orientasi terhadap suara, misalnya bila ada suara apakah bayi memaling atau mencari

ke arah suara5. Kapan bayi memberi isyarat daag dan bermain cikkebum6. Mengikuti perintah satu langkah, seperti “beri ayah sepatu” atau “ambil koran”7. Berapa banyak bagian tubuh yang dapat ditunjukkan oleh anak, seperti mata, hidung,

telinga.

(Depkes, 2009)

American Psychiatric Association’s Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM IV) membagi gangguan bahasa dalam 4 tipe:

1. Gangguan bahasa ekspresif2. Gangguan bahasa reseptif ekspresif3. Gangguan phonological4. Gagap

Pada gangguan bahasa ekspresif, secara dapat ditemukan gejala seperti perbendaharaan kata yang jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata-kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi sosial, namun pemahaman bahasa anak tetap relatif utuh. Gangguan menjadi jelas pada kira-kira usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan atau meniru kata dan menggunakan gerakan badannya untuk menyatakan keinginannya.

Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif, selain ditemukan gejala-gejala gangguan bahasa ekspresif, juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Gangguan ini biasanya tampak sebelum usia 4 tahun. Bentuk yang parah terlihat pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa reseptif-ekspresif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses simbol visual seperti arti suatu gambar, biasanya tampak tuli.

Anak-anak dengan kesulitan berbicara memiliki masalah dalam pengucapan, yaitu berhubungan dengan gangguan motorik, diantaranya kemampuan untuk memproduksi suara.

Anak yang gagap dapat diketahui dari cara dia berbicara, dimana terjadi pengulangan atau perpanjangan suara, kata, atau suku kata. Biasanya sering terjadi pada anak laki-laki

Riwayat penyakit paling sering didapatkan dari orang tua atau pengasuh, dengan perhatian khusus pada kehamilan ibu, persalinan, dan kelahiran; adanya riwayat retardasi mental; hubungan darah pada orang tua; dan gangguan herediter. Sebagai bagian riwayat penyakit, klinisi menilai latar belakang sosialkultural pasien, iklim emosional di rumah, dan fungsi intelektual pasien. Serta dilakukan anamnesis pada ibu pasien, sebagai berikut:

1. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu?

16

Page 17: pbl sk 3 Repro

2. Apakah kehamilannya diharapkan atau tidak? 3. Adakah usaha-usaha untuk menggugurkan kehamilannya?4. Apakah waktu hamil ibu mengalami perdarahan, minum obat-obat yang bukan anjuran

dokter?5. Sakit apa saja yang pernah diderita ibu sewaktu hamil?6. Apakah ibu mengontrolkan kehamilannya secara teratur?7. Riwayat perkembangan anak?8. Adanya penyakit keturunan atau penyakit lain yang pernah didapat?9. Adanya hubungan darah antar kedua orang tuanya?10. Latar belakang sosiokultural?

(Depkes, 2009)

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengungkapkan penyebab lain dari gangguan bahasa dan bicara. Perlu diperhatikan ada tidaknya mikrosefali, anomali telinga luar, otitis media yang berulang, sindrom William (facies Elfin, perawakan pendek, kelainan jantung, langkah yang tidak mantap), celah palatum, dan lain-lain. Gangguan oromotor dapat diperiksa dengan menyuruh anak menirukan gerakan mengunyah, menjulurkan lidah, dan mengulang suku kata pa, ta, pata, pataka.

(Depkes, 2007)

Cara Pengukuran Pertumbuhan

Parameter yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pertumbuhan, maka dilakukan pengukuran tertentu yang hasilnya kemudian dibandingkan dengan parameter yang sudah terstandardisasikan, yaitu meliputi:

1. Tinggi badan 2. Berat badan3. Lingkar lengan4. Lingkar kepala5. Lingkar dada6. Lingkar abdomen

A. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan sambil berbaring atau dalam posisi tubuh berdiri. Pengukuran pada posisi tubuh berbaring lebih tepat untuk anak-anak di bawah 5 tahun. Panjang badan berbaring diukur ketika anak berbaring di atas sebuah meja yang kokoh yang memiliki tongkat pengukur. Telapak kaki dipegang kuat-kuat pada sebilah papan vertikal yang dipasang pada tanda nol. Kemudian anak diukur panjang padannya baik dengan tongkat pengukur ataupun menggunakan meteran untuk menjahit.

Pengukuran panjang/tinggi badan sambil berdiri dilakukan saat berdiri tegak lurus, dengan tumit, bokong, bagian atas punggung dan oksiput (belakang kepala) pada suatu bidang vertikal (misal dinding tembok). Saat melakukan pengukuran, kedua tumit harus dirapatkan. Kemudian ukurlah tinggi/panjang badan dengan alat ukur meteran.

17

Page 18: pbl sk 3 Repro

Memprediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetik berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan:

(Moersintowati, 2008)

B. Pengukuran Berat Badan

Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan. Banyak timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang berat badan. Yang penting harus menggunakan alat timbang yang standar.

C. Pengukuran Lingkar Kepala

Cara melakukan pengukuran lingkar kepala dapat menggunakan pita meteran yang tidak mudah berubah panjangnya, seperti pita meteran yang dipakai untuk menjahit baju. Pita dilingkarkan pada kepala anak, menutupi alis mata dan melewati oksipital.

Tabel Lingkaran Kepala Anak

Umur Anak Ketika Diperiksa

Angka normal anak Hasil pengukuran

Laki-laki (cm) Perempuan (cm)

0 bulan 32 - 37.5 32 - 36.5

1 Bulan 34.5 - 40.5 34 – 39

2 Bulan 36.5 – 42 36 – 41

3 Bulan 38 - 43.5 37 – 42

4 Bulan 39 - 44.5 38.5 - 43.5

5 Bulan 40.5 – 45 39 - 45

6 Bulan 41 – 46 40 - 46

7 Bulan 42 – 47 41 - 47

8 Bulan 43 – 48 41.5 - 47.5

9 Bulan 43.5 - 48.5 42 - 48

18

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu  ± 8,5 cm

2

TB anak laki-laki   = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm

2

Page 19: pbl sk 3 Repro

10 Bulan 44 – 49 42.75 - 48.5

11 Bulan 44.5 - 49.5 43.5 - 48.75

12 bulan 45 - 49.75 43.75 - 49

13 Bulan 45 - 49.75 43.75 - 49

14 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5

15 Bulan 45.5 - 50.5 44.5 - 49.5

16 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

17 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

18 Bulan 46.25 – 51 45 - 50

19 bulan 46.25 - 51.5 45 - 50

20 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

21 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

22 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

23 Bulan 46.5 - 51.5 45.5 - 50.75

24 Bulan 47 – 52 45.75 - 51

2.5 Tahun 47 – 52 45.75 - 51

3 Tahun 48 – 53 46.5 - 52

3.5 Tahun 48 – 53 46.5 - 52

4 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53

4.5 Tahun 48.5 - 53.5 47 - 53

5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53

5.5 Tahun 48.75 - 53.75 48 - 53

6 Tahun 49 – 54 48 - 53

Berbagai bagian tubuh mungkin memiliki karakteristik tertentu yang sering ditemukan pada pasien retardasi mental dan memiliki penyebab pranatal.

1. Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris).2. Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tidak ada, halus, mudah putus dan cepat berubah.3. Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus. 4. Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke

atas. 5. Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi.6. Geligi : odontogenesis yang tidak normal.

19

Page 20: pbl sk 3 Repro

7. Telinga : keduanya letak rendah atau bentuknya aneh.8. Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia. 9. Leher : pendek; tidak mempunyai kemampuan gerak sempurna.10. Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar,

klinodaktil.11. Dada dan Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit.12. Genitalia : mikropenis, testis tidak turun.13. Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing

diujungnya, lebar, besar, gemuk.

(Kaplan, 2008)

Pemeriksaan Penunjang:

1. Kromosomal kariotipea. Terdapat beberapa kelainan

fisik yang tidak khasb. Anamnesis ibu tercemar zat-zat

teratogenc. Terdapat beberapa kelainan

kongenitald. Genital abnormal

2. EEG (Elektro Ensefalogram)a. Gejala kejang yang dicurigaib. Kesulitan mengerti bahasa yang

berat3. CT (Cranial Computed

Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)a. Pemebesaran kepala yang

progresifb. Tuberous sklerosisc. Dicurigai kelainan otak yang

luasd. Kejang lokale. Dicurigai adanya tumor

intrakranial4. Titer virus untuk infeksi kongenital

a. Kelainan pendengaran tipe sensorineural

b. Neonatal hepatosplenomegalic. Petechie pada periode neonatald. Chorioretinitise. Mikroptalmia f. Kalsifikasi intrakranialg. Mikrosefali

5. Serum asam urata. Choreoatetosis b. Gout c. Sering mengamuk

6. Laktat dan piruvat daraha. Asidosis metabolik b. Kejang mioklonikc. Kelemahan yang progresifd. Ataksiae. Degenerasi retinaf. Ophtalmoplegiag. Episode seperti stroke yang

berulang7. Plasma asam lemak rantai sangat

panjanga. Hepatomegalib. Tulic. Kejang dini dan hipotoniad. Degenerasi retinae. Ophtalmoplegiaf. Kista pada ginjal

8. Serum seng (Zn)a. Acrodermatitis

9. Logam berat dalam daraha. Anamnesis adanya pikab. Anemia

10. Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmina. Gerakan involunterb. Sirosisc. Cincin Kayser-fleischer

11. Serum asam amino atau asam organika. Kejang yang tidak diketahui

sebabnya pada bayib. Gagal tumbuhc. Bau yang tidak biasa pada air

seni atau kulitd. Warna rambut yang tidak biasae. Mikrosefali

20

Page 21: pbl sk 3 Repro

f. Asidodis yang tidak diketahui sebabnya

12. Plasma amoniaa. Muntah-muntah dengan

asidosis metabolik13. Analisa enzim lisozom pada lekosit

atau biopsi kulita. Kehilangan fungsi motorik dan

kognitifb. Atrofi N. Optikusc. Degenerasi retinad. Sereberal ataksia yang berulange. Mioklonus f. Hepatosplenomegali g. Kulit yang kasar dan lepas-

lepash. Kejangi. Pemebsaran kepala yang

dimulai setelah umur 1 tahun14. Urin mukopolisakarida

a. Kiposisb. Anggota gerak yang pendekc. Badan yang pendek d. Hepatosplenomegalie. Kornea keruhf. Gangguan pendengaran g. Kekakuan pada sendi

15. Urin reducing substancea. Katarakb. Hepatomegalic. Kejang

16. Urin ketoacida. Kejangb. Rambut yang mudah putus

17. Urin asam vanililmandelika. Muntah-muntahb. Isapan bayi pada saat menyusu

lemahc. Gejala disfungsi autonomic

(Soetjiningsi, 1995)

Diagnosis Bnading

1. Attention Deficit Hyoperactivity Disorder (ADHD)

Kelainan perkembangan yang diturunkan secara genetik akibat adanya gangguan pada gen transporter dopamin dan gen reseptor dopamin D4. Gangguan tersebut terjadi pada sistem dopaminergik dan nor-adrenergik yang menyebabkan adanya disfungsi pre-frontal dan sirkuit fronto-striatal.

Manifestasi Klinis:

Anak dengan ADHD dapat memperlihatkan gejala inatensi, hiperaktifitas dan implusivitas. Inatensi dapat berupa keluhan susah konsentrasi, mudah sekali teralih perhatiannya, sering lupa akan barang-barang pribadinya dan bahkan lupa pada tugas-tugas yang harus dikerjakannya. Bila sedang berjalan anak sering menabrak benda-benda di sekitarnya sehingga seringkali, dengan perilakunya yang seperti itu, akan menyebabkan barang-barang yang berada di dekat anak berjatuhan.

Hal tersebut penting karena sebagian besar penderita ADHD memiliki IQ normal, bahkan diantaranya ada yang diatas rerata. Dampak bagi individu ADHD itu sendiri yaitu adanya gangguan emosi, rasa rendah diri, dan pada saat dewasa akan tampak memiliki kepribadian yang “sulit”.

(Depkes, 2009)

2. Kelainan sensorik terutama buta dan tuli

21

Page 22: pbl sk 3 Repro

3. Gangguan perkembangan spesifik (kelambatan satu aspek perkembangan): gangguan perkembangan bicara, aleksia, agrafia, afasia

4. Gangguan perkembangan pervasif (penyimpangan perkembangan): autisme infantil, skizofrenia yang timbul pada masa anak.

5. Penyakit fisik yang kronisKesulitan belajar (diagnosis banding untuk retardasi mental yang ringan)

LO 1.5 Memahami dan menjelaskan Tatalaksana Retardasi Mental

Tujuan pengobatan yang utama adalah mengembangkan potensi anak semaksimal mungkin.Sedini mungkin diberikan pelatihan dan pembelajaran khusus untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin. Pendekatan prilaku sangat penting dalam memahami dan berkerja sama dengan anak RM.Berikut adalah obat obat yang dapat digunakan :

Obat obat psikotropika, untuk remaja dengan prilaku yang membahayakan diri sendiri

Psikostimulan, untuk remaja yang menjunjukan tanda tanda gangguan konsentrasi Antidepresa

Penanganan anak dengan retardasi mental memerlukan integrasi multidisiplin untuk membantu anak-anak ini:

Remedial TeachingPerlu pengulangan secara terus menerus di berbagai situasi dan kesempatan untuk membantu mereka memahami hal-hal yang baru dipelajari.

Pelayanan PendidikanPendidikan merupakan aspek yang paling penting berkaitan dengantreatment pada anak penderita retardasi mental. Pencapaian hasil yang “baik” bergantung pada interaksi antara guru dan murid. Program pendidikan harus berkaitan dengan kebutuhan anak dan mengacu pada kelemahan dan kelebihan anak. Target pendidikan tidak hanya berkaitan dengan bidang akademik saja. Secara umum, anak penderita retardasi mental membutuhkan bantuan dalam memperoleh pendidikan dan keterampilan untuk mandiri.

Kebutuhan-kebutuhan Kesenangan dan RekreasiIdealnya, anak penderita retardasi mental dapat berpartisipasi dalam aktivitas bermain dan rekreasi. Ketika anak tidak ikut dalam aktivitas bermain, pada saat remaja akan kesulitan untuk dapat berinteraksi sosial dengan tepat dan tidak kompetitif dalam aktivitas olahraga. Partisipasi dalam olahraga memiliki beberapa keuntungan, yaitu pengaturan berat badan, perkembangan koordinasi fisik, pemeliharaan kesehatan kardiovaskular, dan peningkatan self-image (gambaran diri).

Kontrol Gangguan Tingkah lakuGangguan tingkah laku dapat dihasilkan dari ekspektasi/harapan orang tua yang tidak tepat, masalah organik, dan atau kesulitan keluarga. Kemungkinan lain, gangguan tingkah laku dapat muncul sebagai usaha anak untuk memperoleh perhatian atau untuk menghindari frustrasi. Dalam mengukur tingkah laku, kita harus mempertimbangkan apakah tingkah lakunya tidak sesuai dengan usia mental anak, daripada dengan usia kronologisnya. Pada beberapa anak, mereka memerlukan teknik manajemen tingkah laku dan atau penggunaan obat.

Mengatasi Gangguan

22

Page 23: pbl sk 3 Repro

Jika terdapat gangguan lain- Cerebral palsy; gangguan visual & pendengaran; gangguan epilepsi; gangguan bicara dan gangguan lain dalam bahasa, tingkahlaku dan persepsi- maka yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal adalah diperlukan terapi fisik terus menerus, terapi okupasi, terapi bicara-bahasa, perlengkapan adaptif seperti kaca mata, alat bantu dengar, obat anti epilepsi dan lain sebagainya. Perlu diagnosa yang tepat untuk menetapkan gangguan, diluar hanya masalah taraf intelegensi.

Konseling KeluargaBanyak keluarga yang dapat beradaptasi dengan baik ketika memiliki anak yang menderita retardasi mental, tetapi ada pula yang tidak. Diantaranya karena faktor-faktor yang berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam menghadapi masalah perkawinan, usia orang tua, self-esteem (harga diri) orang tua, banyaknya saudara kandung, status sosial ekonomi, tingkat kesulitan, harapan orang tua & penerimaan diagnosis, dukungan dari anggota keluarga dan tersedianya program-program dan pelayanan masyarakat.Salah satu bagian yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan bagi keluarga penderita retardasi mental, agar keluarga dapat tetap menjaga rasa percaya diri dan mempunyai harapan-harapan yang realistik tentang penderita. Perlu penerimaan orang tua mengenai taraf kemampuan yang dapat dicapai anak. Orang tua disarankan untuk menjalani konsultasi dengan tujuan mengatasi rasa bersalah, perasaan tidak berdaya, penyangkalan dan perasaan marah terhadap anak. Selain itu orang tua dapat berbagi informasi mengenai penyebab, pengobatan dan perawatan penderita baik dengan ahli maupun dengan orang tua lain.

Evaluasi Secara BerkalaWalaupun retardasi mental adalah suatu gangguan statis, kebutuhan-kebutuhan anak dan keluarga berubah setiap waktu. Seiring perkembangan anak, informasi tambahan harus diberikan kepada orang tua, dan tujuan harus ditetapkan kembali, serta program perlu diatur.

LO 1.6 Memahami dan menjelaskan Prognosis Retardasi Mental

Individu dengan retardasi mental ringan sampai sedang bisa mandiri bila bersama keluarga dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Individu dengan retardasi mental parah dan sangat parah membutuhkan banyak dukungan dan biasanya tidak bisa hidup mandiri atau berkelompok. Individu tersebut juga cenderung memiliki harapan hidup yang singkat. Hal ini sering disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan retardasi mental mereka. Derajat retardasi mental mereka akan cenderung stabil selama hidupnya. Anak usia 5 tahun dengan diagnosis retardasi mental parah akan memiliki derajat retardasi mental yang sama saat ia berusia 21 tahun.

LI 2. Mempelajari dan memahami Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

LO 2.1 Memahami dan menjelaskan Kebutuhan Gizi Pada Anak

Anak membutuhkan nutrien yang lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot dan darah. Anak mempunyai risiko mengalami malnutrisi apabila anak terlalu lama nafsu makannya buruk, asupan makanan yang terbatas atau makanan yang terlalu encer. Energi dibutuhkan oleh anak untuk keperluan metabolisme basal, pertumbuhan dan aktifitas. Komposisi makanan pada masa ini dianjurkan terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-15% protein dan 25-30% lemak. Anak umur 1 – 3 tahun mempunyai risiko mengalami anemia defisiensi besi.

23

Page 24: pbl sk 3 Repro

Kebutuhan gizi dan jenisi gizi pada bayi, balita dan anakGizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kecukupan

gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, hingga usia lanjut.

Kebutuhan Gizi Bayi Kalori

100-120 per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi 8 kilogram maka kebutuhannya: 8 x 100 /120 = 800/960 kkal.

Protein 1,5-2 gram per kilogram berat badan. Bila berat badan bayi  8 kilogram maka kebutuhannya 8 x 1,5/2 = 12/16 : 4 = 3/4 gram.

Karbohidrat 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 50%-nya = 400 : 4 = 100 gram.

Lemak20% dari total kalori. Bila kebutuhan kalori sehari 800 kkal, maka 20%-nya = 160 : 40 = 40 gram.

Kebutuhan gizi pada balita :

Gula & GaramJika anak sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Porsi makan anak juga berbeda dengan orang dewasa. Anak membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah lebih kecil namun sering. 

Kebutuhan Energi & NutrisiBahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi anak setiap hari. 

Susu PertumbuhanSusu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/12 oz per hari.

Asupan makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarin.

Zat besi merupakan salah satu komponen gizi mikro yang memiliki peranan penting dalam proses tumbuh kembang khususnya pada anak

Kebutuhan gizi anak :

Karbohidrat, dalam bentuk gula sederhana dan gula kompleks, dibutuhkan sebagai sumber energi untuk membentuk sel-sel otak baru.

Protein, baik hewani maupun nabati, terdiri daru 25 jenis asam amino yang berperan penting bagi terbentuknya neutrotransmitter, yaitu senyawa pengantar pesan dari sel otak satu ke sel otak yang lain.

24

Page 25: pbl sk 3 Repro

Lemak, terutama dalam bentuk asam lemak, sebagai bahan baku pembentuk sel-sel otak baru. Sebanyak 60% dari otak terbentuk dari lemak. Jenis asam lemak yang paling utama adalah asam lemak tidak jenuh rantai panjang, contohnya omega-3, EPA, dan DHA. Asam lemak omega-3 ini paling banyak ditemukan dalam ikan laut, seperti ikan kod.

Vitamin dan mineral, sangat dibutuhkan untuk membantu fungsi kerja otak, menunjang kerja sistem imun dan sistem saraf pusat.

Vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh.Vitamin D menjaga kesehatan tulang dan gigi. DHA 224 mg/5 ml membantu perkembangan sel-sel otak.

Kecerdasan, keterampilan, dan perkembangan mental balita tidak lepas dari pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak. Agar otak anak berkembang optimal, harus memenuhi aneka zat gizi yang diperlukan. Apalagi, ilmu pengetahuan mengajarkan bahwa otak terus tumbuh hingga anak berusia dua tahun. Artinya, pada masa emas itulah, balita harus mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, terutama untuk perkembangan otaknya. Aneka zat gizi yang berperan penting bagi perkembangan otak, diantaranya adalah :

1. Asam lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh sangat dominan dalam susunan sel-sel saraf di otak anak. Bahkan diketahui bahwa 60% otak manusia terdiri dari aneka jenis lemak itu. Yang termasuk asam lemak tak jenuh itu adalah: DHA (asam dokosaheksaenoat) atau omega-3. Berperan besar dalam perkembangan sel

saraf, otak, dan penglihatan. Kekurangan omega-3 dapat mengganggu perkembangan sistem saraf. Akibatnya, terjadi gangguan pada sistem daya tahan tubuh, daya ingat, mental, dan penglihatan.

AA (asam arakidonat) atau omega-6. Asam lemak ini berfungsi membantu pembentukan senyawa yang bersifat seperti hormon, yaitu sebagai pengantar perintah dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya dalam tubuh, termasuk ke otak.

Kedua asam lemak ini terdapat dalam ASI. Setelah mendapat asupan makanan, asam lemak ini bisa diperoleh dari ikan tenggiri atau tuna, bayam, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari.

2. Kalori dan proteinKekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan otak anak tidak tumbuh optimal dan akan mengakibatkan gangguan motorik dan kecerdasan. Kalori dibutuhkan dalam proses metabolisme otak, sementara protein berperan dalam pembentukan sel-sel saraf baru, termasuk otak. Sumber-sumber kedua zat gizi ini adalah daging sapi, ayam, ikan, telur, susu dan produk olahannya, minyak ikan, tempe, tahu, dan kedelai.

3. Zat besiZat besi berperan besar dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk otak, di mana mengangkut dan mendistribusikan O2 paru-paru ke seluruh tubuh. Serta berperan dalam pembentukan eritrosit di dalam sumsum tulang belakang. Sistem imun yang berfungsi dengan baik adalah tanda cukupnya zat besi dalam tubuh. Sumber-sumbernya adalah hati, daging merah, ikan, telur, serealia, dan sayuran berwarna hijau tua.

4. Kelompok vitamin BBerbagai jenis vitamin B sangat besar peranannya dalam perkembangan otak anak, yaitu B1, B3, B6, dan B12.

25

Page 26: pbl sk 3 Repro

B1 melindungi sel-sel saraf dalam jaringan sel pusat, B3 menjaga keseimbangan kerja sel-sel saraf

B6 berperan dalam proses pembentukan eritrosit, serta membantu tubuh dalam proses penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak

B12 berperan dalam membentuk senyawa kimia yang mendukung pertumbuhan dan fungsi sel saraf dan pertumbuhan tulang belakang, serta mencegah kerusakan saraf dan meningkatkan daya ingat. Bersama zat besi, vitamin B12 jga membantu pembentukan eritrosit.

Sumber vitamin B adalah serealia, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, ayam, daging tanpa lemak, produk olahan susu, dan sayuran berwarna hijau.

5. Seng (Zn)Seng berfungsi membantu otak dalam mengantar informasi genetik dalam sel. Selain itu, seng juga bertugas membantu proses pembentukan sel-sel tubuh, termasuk otak. Kekurangan seng dapat berpengaruh terhadap perkembangan kecedasan anak dan gangguan fungsi otak. Seng banyak terdapat dalam daging, hati, ayam, seafood, susu, biji-bijian, dan kacang-kacangan. (Hurlock, 2007)

Jenis Nutrisi

Fungsi Sumber

Air Pelarut untuk pertukaran selulerTransportasi nutrien dan produk buangan tubuhMengatur suhu tubuh

Air, makanan

Protein Menyediakan asam amino untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringanMenjaga keseimbangan osmotikMembentuk hemoglobin, nukleoprotein, glikoprotein, lipoprotein, enzim, dan antibodi

Susu, telur, daging, kacang-kacangan, padi-padian

Karbohidrat Sebagai sumber energiMembentuk glikogen dan lemakMembantu pembentukan asam amino

Susu, padi-padian, buah, sirup, tepung, sayuran

Lemak Sebagai sumber cadangan energiMelindungi pembuluh darah, saraf, dan organ-organ tubuhMelindungi tubuh dari perubahan suhu luarMembantu penyerapan vitamin A, D, E, dan KMemperlambat proses pengosongan lambung

Susu, mentega, telur, daging, ikan, minyak sayur

Jenis Vitamin

Fungsi Sumber

Vitamin A PenglihatanPerkembangan dan pemeliharaan jaringan epitelDiferensiasi sel-sel epitel

Susu, telur, buah, sayur, cod & halibut liver oil

Vitamin BThiamine

Riboflavin

Sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidratKonduksi membran dan saraf

Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan FMNBerperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD

Padi-padian, ragi, jeroan

Susu, telur, daging, kacang-kacangan

26

Page 27: pbl sk 3 Repro

Niasin

Asam Pantothenat

Piridoksin

Asam Folat

Kobalamin

dehidrogenaseMerupakan komponen dari hampir semua zat-zat pembawa elektron dalam sel hidup

Berperan dalam berbagai proses metabolismeSebagai bagian dari koenzim A dan protein pembawa asilSebagai koenzim piridoksal fosfat dan piridiksamine fosfat

Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam metabolisme asam amino, purin, dan nukleat

Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA

Ikan tuna dan halibut, daging, sereal gandum

Kuning telur, susu, kacang-kacangan

Daging, ikan, tepung kedelai, ragi

Sayuran hijau, kacang-kacangan, telur, ikan

Telur, susu Vitamin C Sebagai antioksidan yang mempengaruhi redoks

potensial tubuhIntegritas epitel melalui kesehatan kolagenMekanisme imunitasMempercepat absorbsi besiSintesis hormon norepinefrin dan reseptor neurotransmitter asetilkolin

Kacang-kacangan, sayuran hijau, buah-buahan

Vitamin D Homeostasis kalsium dalam plasmaMengatur sintesis protein yang mengatur transpor CaPembentukan garam Ca di jaringan yang membutuhkan

Minyak ikan laut, kuning telur

Vitamin E Sebagai antioksidan alam paling kuatBerperan dalam metabolisme selenium

Minyak biji-bijian, buah, sayur, lemak

Vitamin K Sintesis protrombin, faktor VII, IX, dan XSebagai kofaktor enzim yang mempercepat reaksi karboksilase pada hati

Sayuran hijau, sereal, susu, telur

Jenis Mineral

Fungsi Sumber

Kalsium Membentuk struktur tulang dan gigiMembantu proses kontraksi otot dan kerja jantung

Susu, sayur hijau, salmon, kerang

KloridaMembantu koagulasi darahMembantu keseimbangan asam basaMembentuk HCl lambung

Garam, daging, susu, telur

Khromium Pengaturan glikemia dan metabolisme insulin RagiKobalt Merupakan komponen pembentuk molekul

vitamin B12 dan eritropoietinTersebar luas

Tembaga Penting untuk produksi sel darah merah, transferin, dan hemoglobin

Hati, tiram, daging, ikan, butir padi,

27

Page 28: pbl sk 3 Repro

Membantu penyerapan besi kacangFluorin Membentuk struktur gigi dan tulang Air, makanan lautIodium Merupakan komponen pembentuk hormon T3

dan T4Garam, makanan laut

Besi Membentuk struktur hemoglobin, enzim oksidatif, sitokrom C, dan katalase

Hati, daging, kuning telur, sayuran hijau

Magnesium Membentuk struktur tulang dan gigiIritabilitas otot dan sarafKation intraseluler

Biji-bijian, kacang, daging, susu

Mangan Berperan dalam aktivasi enzimMetabolisme karbohidrat

Sayuran hijau, biji-bijian

Molibdenum

Komponen enzim santin oksidaseMobilisasi feritin dalam hati

Sayuran

Fosfor Membantu pembentukan tulang dan gigiStruktur nukleus dan sitoplasma sel

Susu, kuning telur, kacang-kacangan

Kalium Berperan dalam kontraksi ototHantaran impuls sarafKeseimbangan cairan dalam tubuh

Tersebar luas

Selenium Kofaktor glutation peroksidase Sayuran, dagingSulfur Unsur pokok protein seluler

Berperan dalam pembentukan melaninMakanan berprotein

Natrium Berperan dalam menjaga tekanan osmotikMenjaga keseimbangan asam basa

Garam, susu, telur

Seng Unsur pokok enzim Daging, susu, kacang

Makanan yang Mempengaruhi Kecerdasan

Mempunyai anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi merupakan dambaan setiap orang tua. Untuk mendapatkan kecerdasan anak yang optimal sebaiknya orangtua memperhatikan beberapa hal, yang pertama yaitu pemberian ASI eksklusif, kemudian kecukupan zat gizi, lingkungan yang sehat dan nyaman serta suasana keluarga yang harmonis. Berikut ini adalah 7 makanan yang baik untuk kecerdasan anak :

Ikan salmon yaitu sumber asam lemak omega-3-DHA and EPA- yang keduanya penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.

Telur, kuning telur padat kandungan kolin yaitu zat yang membantu perkembangan daya ingat.

Kacang tanah, merupakan sumber vitamin E. Vitamin ini membantu otak dan sistem saraf dalam penggunaan glukosa untuk kebutuhan energi.

Susu dan yoghurt, protein dan vitamin B tinggi yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk pertumbuhan jaringan otak, neurotransmitter dan enzim.

Daging sapi tanpa lemak, selain mengandung zat besi daging sapi juga dapat memelihara daya ingat dan kecerdasan anak.

Gandum murni, serat pada gandum, dapat membantu mengatur pelepasam glukosa dalam tubuh, selain itu juga mengandung vitamin B yang berfungsi memelihara kesehatan sistem saraf. Gandum juga mempunyai kemampuan untuk mendukung kebutuhan sediaan glukosa dari tubuh yang sifatnya konstan.

Strawberry, cherry, blueberry. Buah-buahan ini kaya antioksidan kadar tinggi, khususnya vitamin C. Biji dari buah berry kaya asam lemak omega-3 yang sangat penting untuk

28

Page 29: pbl sk 3 Repro

kecerdasan otak. Secara umum, semakin kuat warnanya, semakin banyak nutrisinya. (Hurlock, 2007)

Kebutuhan gizi anak remaja

Masa remaja menurut WHO adalah antara 10 –24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12-21 tahun dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang aktif.

Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.

AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie, spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-lain.

ProteinKebutuhan protein meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan yang lebih cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein bagi remaja 1,5-2,0gr/kgBB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.

KalsiumKebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi muscular, skeletal/kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan dan sekitar 50% massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan lain-lain.

Zat BesiKebutuhan zat besi pada remaja meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb). Setelah dewasa, kebutuhan besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau dengan kehilangan besi yang meningkat, akan mengalami anemia defisiensi besi.

Seng (Zink) Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda perempuan serta laki-laki.

Vitamin

29

Page 30: pbl sk 3 Repro

Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2 dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1. Penyebab Langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

2. Penyebab tidak Langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.

Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.

Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan Tahap Perkembangan Anak Sesuai Usia

30

Page 31: pbl sk 3 Repro

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan (Soetjiningsih, 2000).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya (Kania, 2006).

a. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

1) Faktor genetikFaktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya (Kania, 2006).

2) Faktor lingkungan

Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya (Kania, 2006).

a) Faktor lingkungan pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh pada tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir. Antara lain gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksik atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas dan anoksia embrio (Soetjiningsih, 2000).

31

Page 32: pbl sk 3 Repro

b) Faktor lingkungan posnatal

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi (Soetjiningsih, 2000):

1. Lingkungan biologis.2. Lingkungan fisik3. Faktor psikososial4. Faktor keluarga dan adat istiadat.

b. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak.

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Rusmila, 2008):

1) Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4) Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu: a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal); b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

1. Pertumbuhan Anak

32

Page 33: pbl sk 3 Repro

Tumbuh adalah bertambah besarnya ukuran sel atau organ tubuh sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi organ tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Artinya untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan fungsi. Sebuah organ yang tumbuh atau menjadi besar karena sel-sel jaringan yang mengalami proliferasi atau hiperplasia dan hipertrofi. Pada awalnya organ ini masih sederhana dan fungsinya pun belum sempurna. Dengan bertambahnya umur atau waktu, organ tersebut berikut fungsinya akan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan seorang anak memberikan gambaran tentang perkembangan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi seorang anak untuk berbagai proses biologis termasuk untuk tumbuh (Harahap, 2004).

Periode pertumbuhan dan perkembangan anak mulai di dalam kandungan ibu sampai umur 2 tahun disebut masa kritis tumbuh-kembang. Bila anak gagal melalui periode kritis ini maka anak tersebut sudah terjebak dalam kondisi “point of no return”, artinya walaupun anak dapat dipertahankan hidup tetapi kapasitas tumbuh-kembangnya tidak bisa dikembalikan ke kondisi potensialnya (Buku saku gizi, 2010).

Pada dasarnya pertumbuhan dibagi dua, yaitu; pertumbuhan yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat lampau, dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran (Supariasa dkk, 2002).

a. Pertumbuhan linier

Ukuran yang berhubungan dengan tinggi (panjang) atau stature dan merefleksikan pertumbuhan skeletal. Contoh ukuran linier adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala. Ukuran linier yang rendah biasanya menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linier yang paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan (Supariasa dkk, 2002; Yayuk H dan Tryanti, 2008).

b. Pertumbuhan Massa Jaringan

bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa tubuh adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit, apabila ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang sering digunakan adalah berat badan (Supariasa dkk, 2002).

c. Tahap pertumbuhan anak Tahap perkembangan anak berangsur-angsur mulai dari :1) Pertumbuhan yang cepat sekali dalam tahun pertama, yang kemudian

mengurang secara berangsur-angsur sampai umur 3-4 tahun.2) Pertumbuhan yang berjalan lamban dan teratur sampai masa akil balik.3) Pertumbuhan cepat pada masa akil balik (12-16 tahun).4) Pertumbuhan kecepatannya mengurang berangsur-angsur sampai suatu waktu

(kira-kira umur 18 tahun) berhenti. Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah dengan 23 cm (dinegeri maju 25 cm), sehingga anak pada umur 1

33

Page 34: pbl sk 3 Repro

tahun panjangnya menjadi 71 cm (75 cm di negeri maju).Kemudian kecepatan pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per-tahun (Harahap, 2004).

2. Perkembangan Anak

Perkembnagan (development) adalah bertambahnya kemapuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya (Soetjiningsih, 2000).

Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuntitatif, melainkan kualitatif. Jadi perkembangan itu adalah proses terjadinya perubahan pada manusia baik secara fisik maupun secara mental sejak berada di dalam kandungan sampai manusia tersebut meninggal. Proses perkembangan pada manusia terjadi dikarenakan manusia mengalami kematangan dan proses belajar dari waktu ke waktu. Kematangan adalah perubahan yang terjadi pada individu dikarenakan adanya perkembangan dan pertumbuhan fisik dan biologis, misalnya seorang anak yang beranjak menjadi dewasa akan mengalami perubahan pada fisik dan mentalnya.

Perkembangan Anak (Perkembangan Fisik, Perkembangan Motorik, Perkembangan Kognitif, Perkembangan Psikososial) – Periode ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 th) yang ditandai  dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku), psikosial serta diikuti oleh perubahan – perubahan yang lain (Administrator, 2010).

Deteksi dini perkembangan anak dilakukan dengan cara pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah terjadi penyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan anak adalah:

1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicara spontan).4. Kepribadian/tingkah laku (bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya).

a. Jenis – jenis Perkembangan

1) Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relatif seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya (Administrator, 2010)

2) Perkembangan Motorik Kasar

a) Perkembangan Motorik Kasar

34

Page 35: pbl sk 3 Repro

Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya (Rusmil, 2009). Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya (Administrator, 2010).

b) Perkembangan Motorik Halus

Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll (Administrator, 2010; Rusmil, 2009).

c) Tahap Perkembangan MotorikBerikut tahapan-tahapan perkembangannya Admin (2010):Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• merangkak• berdiri dan berjalan beberapa

langkah• berjalan cepat• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh• merangkak di tangga• berdiri di kursi tanpa pegangan• menarik dan mendorong benda-

benda berat• melempar bola

• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk

• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan

• menyusun menara dari balok• memindahkan air dari gelas ke gelas

lain• belajar memakai kaus kaki sendiri• menyalakan TV dan bermain remote• belajar mengupas pisang

Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

35

Page 36: pbl sk 3 Repro

• melompat-lompat• berjalan mundur dan jinjit• menendang bola• memanjat meja atau tempat tidur• naik tangga dan lompat di anak

tangga terakhir• berdiri dengan 1 kaki

• mencoret-coret dengan 1 tangan• menggambar garis tak beraturan• memegang pensil• belajar menggunting• mengancingkan baju• memakai baju sendiri

Usia 3-4 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat dengan 1 kaki• berjalan menyusuri papan• menangkap bola besar• mengendarai sepeda• berdiri dengan 1 kaki

• menggambar manusia• mencuci tangan sendiri• membentuk benda dari plastisin• membuat garis lurus dan lingkaran cukup

rapi

Usia 4-5 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• menuruni tangga dengan cepat• seimbang saat berjalan mundur• melompati rintangan• melempar dan menangkap bola• melambungkan bola

• menggunting dengan cukup baik• melipat amplop • membawa gelas tanpa

menumpahkan isinya• memasikkan benang ke lubang besar

d) Fungsi Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut (Perdani, 2009):

1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.

2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.

3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas

36

Page 37: pbl sk 3 Repro

awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris.

4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan selfconcept atau kepribadian anak.

e) Uji Perkembangan Motorik

Berikut adalah beberapa tes perkembangan motorik yang sering digunakan dalam menilai perkembangan anak, yaitu (Narendra, 2006) :

1. Brazelton Newborn Behaviour Assessment Scale, berfungsi menaksir kondisi bayi, refleks dan interaksi. Skala ini digunakan untuk anak umur neonatusUzgiris-Hunt Ordinal Scale, berfungsi menaksir stadium sensorimotor menurut Piaget, yang digunakan pada anak umur 0-2 tahun.

2. Gesell Infant Scale dan Catell Infant Scale, berfungsi terutama menaksir perkembangan motorik pada tahun pertama dengan beberapa perkembangan sosial dan bahasa, digunakan pada umur 4 minggu-3,5/6 tahun.

3. Bayley Infant Scale of Development, berfungsi menaksir perkembangan motorik dan sosial, digunakan pada usia 8 minggu – 2,5 tahun.

4. The Denver Developmental Screening Test, berfungsi menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada usia 1 bulan – 6 tahun.

5. Yale Revised Development Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik kasar, motorik halus, adaptif, perilaku sosial dan bahasa, diguanakn pada usia 4 minggu – 6 tahun

6. Geometric Forms Test, berfungsi menaksir perkembangan motorik halus dan intelektual.

7. Motor Milestone Development

Kartu perkembangan motorik anak merupakan kartu yang digunakan Depkes dan dokter anak. Kurva perkembangan anaknya hanya mencantumkan satu titik kemampuan gerak anak yang merupakan hasil perhitungan modus sejumlah anak pada umur tertentu pada studi perkembangan anak di luar negeri. Secara alamiah setiap anak dalam perkembangannya memiliki variasi kemampuan gerak (motorik milestone) pada umur yang dicapai.

Pusat Penelitian dan pengembangan Gizi dan. Makanan Bogor pada pertengahan tahun 2003; telah me1akukan penelitian studi motorik· milestone untuk pembuatan KMS perkembangan anak. Penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban karena menurut kronologis kemampuan motorik milestone serta variasinya menurut umur anak, sehingga mendapatkan suatu kurva perlcembangan anak yang sesuai dan relevan dengan program nasional gizi dan kesehatan.

37

Page 38: pbl sk 3 Repro

Hasil penelitiannya menghasilkan sutau Irurva perkembangan anak yang merupakan cikal bakal untuk kurva perkembangan anak. Kurva perkembangan anak yang terbentuk ini merupakan gambaran dari perkembangan anak sehat Indonesia, Berikut ini, antropometri yang digunakan untuk mengukur motorik bayi dengan mengggunakan Milestone Perkembangan Motori :

Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik yang dikembangkan oleh Depkes.

Gambar 1 : Pengukuran Milestone Perkembangan Motorik

38

Page 39: pbl sk 3 Repro

3) Perkembangan Kognitif

Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur – angsur. Jika pada periode sebelumnya, daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang ke arah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar (Administrator, 2010).

Menurut teori Piaget, pemikiran anak – anak  usia sekolah dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret Operational Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek  peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari pancaindera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya (Administrator, 2010).

b. Ciri – Ciri Perkembangan

Perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan dan memiliki ciri-ciri sehingga dapat diperhitungkan. Ciri-ciri tersebut, sebagai berikut Soetjiningsih (2000):

1) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan, Perkembangan adalah proses yang kontinue dari konsepsi sampai maturasi. Perkembangan sudah terjadi sejak didalam kandungan, dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana perkembangan dapat dengan mudah diamati.

2) Dalam priode tertentu ada masa percepatan dan ada masa perlambatan. Terdapat 3 (tiga) periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

3) Perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya berbeda.

4) Perkembangan dipengaruhi oleh maturasi system saraf pusat. Bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya.

5) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.

Perkembangan Mental Anak

Perkembangan anak balita: Sangat penting sebagai dasar untuk perkembangan selanjutnya yakni prasekolah,

sekolah, akil balig dan remaja Untuk perkembangan yang baik dibutuhkan:1. Kesehatan & gizi yang baik dari ibu

hamil, bayi dan anak prasekolah2. Stimulasi/ rangsangan yang cukup dalam kualitas dan kuantitas

Keluarga dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental sosial anak balita

Dari lahir sampai 3 bulan: Belajar mengangkat kepala

39

Page 40: pbl sk 3 Repro

Belajar mengikuti objek dengan matanya Melihat ke muka orang dengan tersenyum Bereaksi terhadap suara/ bunyi Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak Menahan barang yang dipegangnya Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Dari 3 bulan sampai 6 bulan: Mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada dengan bertopang tangan Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau di luar

jangkauannya. Menahan benda-benda di mulutnya Berusaha memperluas lapangan pandangan Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang

Dari 6 bulan sampai 9 bulan: Dapat duduk tanpa dibantu Dapat tengkurap dan berbailik sendiri Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain Memegang benda kecil daengan ibu jari dan jari telunjuk Bergembira dengan melempar benda-benda Mengeluarkan kata-kata tanpa arti Mengenal muka anggota-anggota keluarga dan takut kepada orang asing/ lain Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

Dari 9 bulan sampai 12 bulan: Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu Dapat berjalan dengan dituntun Menirukan suara Mengulang bunyi yang didengarnya Belajar menyatakan satu atau dua kata Mengerti perintah sederhana atau larangan Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh

apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya (memasuki fase oral sepertinya) berpartisipasi dalam permainan

Dari 12 bulan sampai 18 bulan: Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah Menyusun 2 atau 3 kotak Dapat mengatakan 5-10 kata Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Dari 18 sampai 24 bulan: Naik turun tangga Menyusun 6 kotak Menunjuk mata dan hidungnya Menyusun dua kata Belajar makan sendiri Menggambar garis di kertas atau pasir Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil/ kencing Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih besar Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Dari 2 sampai 3 tahun:

40

Page 41: pbl sk 3 Repro

Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki Membuat jembatan dengan 3 kotak Mampu menyusun kalimat Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang ditujukan

kepadanya Menggambar lingkaran Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya lingkungan lain di luar

keluarganyaDari 3 sampai 4 tahun:

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga Berjalan pada jari kaki Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri Menggambar garis silang Mengenal 2 atau 3 warna Menggambar orang hanya kepala dan badan Bicara dengan baik Menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya Banyak bertanya Bertanya bagaimana anak dilahirkan Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan sisi belakang Mendengarkan cerita-cerita Bermain dengan anak lain Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudranya Dapat melakasanakan tugas-tugas sederhana

Dari 4 sampai 5 tahun: Melompat dan menari Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan Menggambar segi empat dan segi tiga Pandai bicara Dapat menghitung jari-jarinya Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita Minat kepada kata baru dan artinya Memprotes bila dilarang apa yang diingininya Mengenal 4 warna Memperkirakan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan kecil Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

Pendidikan/ stimulasi yang perlu diberikan: Akademik sederhana: pengenalan ruang, bentuk, warna, persiapan berhitung Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan memperkaya pengalaman Menyanyi, menggambar Bahasa: bercakap-cakap, membaca gambar, bercerita, mengucapkan syair sederhana Melatih daya ingat dengan antara lain bermain jualan, menyampaikan berita Menggambar Membuat permainan dari kertas Mengenal tugas, larangan-larangan

41

Page 42: pbl sk 3 Repro

Aktivitas sehari-hari: makan sendiri, minum sendiri, kontrol buang air besar (BAB), kontrol buang air kecil (BAK).

Tumbuh Kembang Masa Remaja .

Wanita :

-Tumbuh Rambut halus

-Payudara membesar

-Pinggul membesar

-Kulit dan Rambut berminyak.

-Bokong berkembang lebih besar.

-Pada vagina megeluarkan cairan.

-Menstruasi.

Laki-Laki :

-Tumbuh rambut halus

-Keringat bertambah

-Kulit dan rambut berminyak

-Dada bertambah besar dan bidang.

-Tumbuh jakun.

-Suara bertambah berat.

-Mimpi basah.

LI 3. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Anak Menurut Islam

Menurut ajaran Islam, anak adalah amanah Allah dan tidak bisa dianggap sebagai harta benda yang bisa diperlakukan sekehendak hati oleh orang tua. Sebagai amanah anak harus dijaga sebaik mungkin oleh yang memegangnya, yaitu orang tua. Anak adalah manusia yang memiliki nilai kemanusiaan yang tidak bisa dihilangkan dengan alasan apa pun.

1. Anak mempunyai hak untuk hidup.Allah berfirman:

     

‘Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.’ ( QS. Al-An’am: 151)

Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga memberi jaminan kepada kita bahwa Allah saw pasti akan memberikan rizqi baik kepada orang tua maupun sang anak, asalkan berusaha.

2. Menyusui          Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah (QS AI Baqarah: 233) 

و�ع�ل�ى اع�ة� ض� الر ي�ت�م نأ� اد� ر�

أ� ل�م�ن� ل�ي�ن� ك�ام� ل�ي�ن� و� ح� و�ال�د�ه�نأ� ع�ن� ض� ي�ر� ال�د�ات� ال�و� و�

ال�د�ة� و� آر ت�ض� ال� ا ع�ه� و�س� إ�ال ن�ف�س* ت�ك�لف� ال� وف� ع�ر� ب�ال�م� ن ت�ه� و� و�ك�س� ن ه� ق� ر�ز� ل�ه� ل�ود� و� ال�م�ا م� ن�ه� م7 اض8 ت�ر� ع�ن اال: ف�ص� اد�ا ر�

أ� إ�ن� ف� ذ�ل�ك� ث�ل� م� ار�ث� ال�و� و�ع�ل�ى ل�د�ه� ب�و� ل�ود��له� و� م� و�ال� ا ل�د�ه� ب�و�إ�ذ�ا ع�ل�ي�ك�م� ن�اح� ج� ال� ف� و�ال�د�ك�م�

أ� ع�وا ض� ت�ر� ت�س� أ�ن د�ت�م� ر�أ� إ�ن� و� ا م� ع�ل�ي�ه� ن�اح� ج� ال� ف� او�ر8 ت�ش� و�

ير�� } ب�ص� ل�ون� ت�ع�م� ا ب�م� الله� نأ� و�اع�ل�م�وا الله� وا اتق� و� وف� ع�ر� ب�ال�م� آء�ات�ي�ت�م م ت�م لم� {233س�

42

Page 43: pbl sk 3 Repro

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama 2 tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”.

Bayi yang memperoleh ASI akan mempunyai daya kekebalan tubuh yang lebih baik. Seorang ibu diwajibkan untuk menyusui anaknya sampai 2 tahun penuh, kecuali ada alasan yang dapat diterima oleh  hukum Islam. Menyusui anak sampai dua tahun ini akan menumbuhkan pengaruh positif terhadap sang anak baik secara fisik maupun secara jiwani.

3. Memberi Nama yang Baik         

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur’an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa.”             Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian.” (HR.Abu Dawud) Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita berperilaku baik sesuai dengan namanya.

4. Mengaqiqahkan Anak Menurut keterangan A. Hasaan ‘aqiqah adalah; “menyembelih kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak itu, pada hari ketujuhnya.Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Tiap-tiap seorang anak tergadai dengan ‘aqiqahnya. Disembelih (‘aqiqah) itu buat dia pada hari yang ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia.’ (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy, hadits dari Samurah ).

5. Mendidik  anak

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan.

Seorang anak terlahir di atas fitrah, sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.

6. Memberi makan dan keperluan lainnya

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warisan pun berkewajiban demikian.  Rasulullah s.a.w. bersabda;‘Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan (tanggung jawab) memberi makan keluarganya.’ ( HR Abu Daud)

43

Page 44: pbl sk 3 Repro

7. Memberi rizqi yang ‘thayyib’Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

8. Mendidik anak tentang  agama‘Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. ( HR Al Bukhary ).Mengenai kekhassan kaum wanita, antara lain Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Wanita itu bagaikan tulang rusuk. Apabila anda biarkan begitu saja, dia akan tetap bengkok. Namun apabila anda luruskan sekaligus, dia akan patah’.

9. Mendidik anak untuk sholatRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka (putra putri’).Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan yang membekas atau menyakitkan.

10. Mendidik anak tentang adab yang baikIslam mengutamakan pendidikan mental. ‘Taqwa itu ada disini’, kata Rasulullah seraya menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang.

11. Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baikBerkata shahabat ‘Aly r.a.; ‘Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu’.

12. Memberi pengajaran Al QuraanRasulullah s.a.w. bersabda;’Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang belajar Al Qur aan dan mengajarkannya’.Nabi s.a.w. bersabda; ‘Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Quraan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

13. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik.’ HR Al Hakim.

14. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah SAW menegakkan Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali orang yang memelihara kebersihan.’ ( HR At Thabarany ).

15. Memberikan pengajaran ketrampilanRasulullah s.a.w. bersabda; ‘Sebaik baik makanan adalah hasil usaha tangannya sendiri’.

44

Page 45: pbl sk 3 Repro

Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan; ‘Mengapa tidak kau ajarkan padanya (anak itu) menenun sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca?’ (HR An- Nasai).

16. Memberikan kepada anak tempat yang baik dalam hati orang tuaHilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia selalu, agar

menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, sabarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlas pada hati, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun.

Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab;’ Kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu). ( HR At Tuusy )

17. Memberi kasih sayangKecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya materi baik

berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.Rasulullah s.a.w. bersabda; ‘Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan (bukan dari golongan kami) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.’(HR At Tirmidzi).

18. Menikahkannya 

Bila anak telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja.

Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, “Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya.” (QS. An-Nur:32)

19. Mengarahkan anakOrang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka untuk memilih

kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik. Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang sholeh, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan kejelekan ataupun teman yang jelek.

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mencari tahu setiap keadaan anak, menanyakan tentang teman-temannya. Betapa banyak terjadi seorang anak yang jelek mengajak teman-temannya untuk berbuat kemungkaran dan kerusakan, serta menghiasi perbuatan jelek dan dosa di hadapan teman-temannya.

Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan kerusakan, tidak mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya. Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan tajassus (mata-mata). Ini tentu

45

Page 46: pbl sk 3 Repro

saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan yang terjadi, karena sesungguhnya Allah k tidak menyukai kerusakan.

Inilah kiranya sebuah kewajiban yang tak boleh dilupakan oleh setiap orang tua. Hendaknya orang tua mengingat sebuah ucapan yang dituturkan oleh ‘Amr bin Qais Al-Mala`I:“Sesungguhnya pemuda itu sedang tumbuh. Maka apabila dia lebih mengutamakan untuk duduk bersama orang-orang yang berilmu, hampir-hampir bisa dikata dia akan selamat. Namun bila dia cenderung pada selain mereka, hampir-hampir dia rusak binasa.” (Dinukil dari Lammud Durril Mantsur minal Qaulil Ma`tsur, bab Hukmus Salaf ‘alal Mar`i bi Qarinihi wa Mamsyahu).

DAFTAR PUSTAKA

46

Page 47: pbl sk 3 Repro

Bani PA, Limanjaya D, Anggraini D, Mahanani DA, Hartanto H, Mandera LI, et al. (2006) . Keterlambatan Perkembangan: Maturasi Yang Tertinggal Hingga Retardasi Mental Buku Ajar Pediatri Rudolph. 20th ed. Jakarta: EGC; p. 136-9.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Pemeriksaan Kemampuan Fungsional Penyandang Cacat untuk Sekolah dan Melamar Kerja. (2009). Jakarta

Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta. Karisma.

Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.

Maslim R. F70-F79 Retardasi Mental. Buku Saku PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya, Jakarta, 2003

Moersintowati. B, Narendra. (2008). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja edisi 1. Jakarta. Sagung Seto.

Prognosis Retardasi Mental http://www.medicalhomeportal.org/diagnoses-and-conditions/intellectual-disability/description#Prognosisd190e144 [Diakses pada 04/11/2014 19:30]

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Tomb, D. A. 2004. Buku Saku Psikiatri. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

World Health Organization. 1996. ICD-10 Guide for Mental Retardation. Geneva : Division of Mental Health and Prevention of Substance Abuse WHO

47