pbl skenario 3 kedkom

62
Niken Audi Lestari 1102011194 LI.1 Memahami dan Menjelaskan Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah dan Ibu Hamil Definisi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dinilai dengan ukuran atau parameter gizi (Soehardjo, 1990). Status Gizi Anak Sekolah Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 – 12 tahun. Anak anak yang berumur 6 – 12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak lambat tapi perkembangan berangsur – angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan dunianya. Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh : 1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise) 2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan. a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai

Upload: niken-audi-lestari

Post on 26-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kedkom

TRANSCRIPT

Page 1: pbl skenario 3 kedkom

Niken Audi Lestari1102011194

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Status Gizi Pada Anak Usia Sekolah dan Ibu Hamil

Definisi

Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi

dinilai dengan ukuran atau parameter gizi (Soehardjo, 1990).

Status Gizi Anak Sekolah

Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 – 12 tahun. Anak anak yang berumur 6 – 12

tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak lambat tapi

perkembangan berangsur – angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan dunianya.

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi

dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara

antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan

indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh petugas

klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi badan (mikrotoise)

2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB, kemudian

dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada sekolah masing-

masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12 bulan.

a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB)

induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al,

dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :

Skor Baku Rujukan= NIS−NMBRNSBR

Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek

NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb

1. Untuk BB/U

a. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD

b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD

c. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD

Page 2: pbl skenario 3 kedkom

2. TB/U

a. Pendek Bila SSB < -2 SD

b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD

c. Tinggi Bila SBB > +2 SD

3. BB/TB

a. Kurus Bila SSB < -2 SD

b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD

c. Gemuk Bila SSB > +2 SD

Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes, 2004). Dan

dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 3

Tabel 3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U,

BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

InterpretasiIndeks yang digunakan

BB/U TB/U BB/TB

Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal

Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah

Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah

Normal Normal Normal Normal

Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah

Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi

Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal

Obese Tinggi Rendah Tinggi

Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

2

Page 3: pbl skenario 3 kedkom

Sumber: Depkes RI, 2004

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah satunya adalah

dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk

penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain.

Variabel tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur.

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan

menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi

badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.

Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah

seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan

cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan

umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes,

2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk

cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit

infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk

indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan

berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran

keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran,

hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan

perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering

dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang

berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi

badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks

BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan

yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya

memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat

yang menahun ( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status

kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U,

3

Page 4: pbl skenario 3 kedkom

TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi

pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan

keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB,

menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu

daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan

angka kesakitan.

Jadi untuk indeks BB/U adalah

= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD

= status gizi baik

Untuk IndeksTB/U adalah

= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD

= status gizi pendek

Untuk Indeks BB/TB adalah

= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD

= status gizi gemuk

Status Gizi Ibu Hamil

Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya Kesehatan

Pasal 20 ayat 2 menyebutkan “ Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi seseorang yang sesuai dengan

jenis kelamin dan umur. “

Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila

masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam

kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.

Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan berat lahir

janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak  hamil tidak dapat diaplikasikan pada

wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan sebagai petunjuk. Berat badan

rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat merupakan penilaian langsung

yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin. Kecukupan gizi selama

kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.

(Arisman, 2009)

4

Page 5: pbl skenario 3 kedkom

Cara Pengukuran Status Gizi

Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya persalinan small

gestational age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap wanita berbeda-

beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan

berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau lebih sebelum

kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan

adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah

BMI = Berat/Tinggi2

                                       

BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :

a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah

b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal

c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi

d. Lebih dari 29 obesitas

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil

Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB

(Kg)

Penambahan BB

TM I (Kg) TM II (Kg)

Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 – 13 2,3 0,49

Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 – 16 1,6 0,44

Lebih 7 – 11, 6 0,9 0,3

Obesitas ( BMI > 29 ) 6

Distribusi penambahan berat badan ibu hamil

Trimester Distribusi

I Terutama pertambahan pada jaringan ibu dan cadangan

lemak, berat janin pada 10 minggu ± 5 gram

II Pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu dan

jaringan, berat janin pada minggu 20 ± 350 gram.

III Pertambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan,

berat janin pada 32 minggu ± 2 kg.

Pola Pertambahan Berat Badan

Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan faktor

menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil. Di negara maju pertambahan

5

Page 6: pbl skenario 3 kedkom

berat badan selama hamil sekitar 12-14 kg. Kalau ibu kekurangan gizi, pertambahannya hanya sekitar

7-8 kg dengan akibat melahirkan bayi BBLR. ( Paath,dkk., 2005  )

National Academy of Scienses ( 1970 ) menganjurkan pertambahan berat badan sekitar 9-11,3 kg.

Pada tahun 1983 usulan ini diubah menjadi 10-12,2 kg, dan diperbaiki menjadi 11,3-15,9 kg ( bagi

wanita yang normal berat badan dan tinggi badannya ). (Arisman,  2009 ).

Manfaat Nutrisi

a. Nutrisi untuk pertumbuhan

Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat

berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel

tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat

makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.

b. Makanan sebagai suku cadang

Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat

berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel

tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat

makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh.Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan

makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan.

c. Makanan sebagai bensin tubuh

Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu, juga

berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup

jantung, serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur agar

sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan

sehari-hari.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

a. Suhu Lingkungan               

Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celsius untuk

mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dengan

lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi kelangsungan hidupnya

yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh, makin

besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka akan semakin besar pula panas yang akan

dilepaskan. Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh

melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih

besar perbedaan suhu berarti lebih besar masukan energi yang diperlukan.

b. Status Ekonomi dan Sosial

6

Page 7: pbl skenario 3 kedkom

Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih

makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis kemiskinan

(keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu mampu membeli dan memilih bahan

makanan yang bernilai gizi tinggi.

c. Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan. Wanita yang

sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga

yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian yang serius mengenai

penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi

pertumbuhan dan perkembangan.

d. Usia 

Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Usia akan

mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi

anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil, akan berpengaruh terhadap

kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk

umur yang tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan

diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna

mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih

banyak energi yang di butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih

besar  dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun menunjukkan

angka kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang perkembangan

fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak. Masalah yang mempengaruhi

reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan sempurna salah satunya ialah umur

saat hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau umur terlalu tua (diatas 35 tahun)

e. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi

proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan

lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi masyarakat yang berpendidikan

tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan

pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fisiologik lebih menonjol dibandingkan

dengan kebutuhan psikis.

Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11 menyebutkan sebagai berikut :“11Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.”

f. Status Kesehatan

7

Page 8: pbl skenario 3 kedkom

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang. Status

kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu

dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda dengan ibu yang dalam

keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang dapat ia dapat akan dipakai untuk dua

kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya.

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet

yang mengandung zat besi atau makanan yang nebgandung zat besi seperti bayan, hati dan

sebagainya. Menurut Reverlly, Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan

individu. Menurut white tahun  1977, sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu

diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau

kelainan. Sedangkan menurut UU RI No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I

menyebutkan, kesehatan ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Status Gizi Bagi Ibu Hamil Menurut WHO, dampak kekurangan gizi pada ibu hamil, kekurangan

gizi pada ibu hamil, akibat kurang gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi pada ibu hamil, kebutuhan

gizi seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi, kebutuhan energi ibu hamil

menurut who, pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi akan dijelaskan dalam artikel kesehatan

kali ini: Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur

kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan bayi yang

normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram.

Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama

hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.

Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, kelahiran

prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat. Sedangkan pada trimester

II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir

rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan

perdarahan post partum.

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil

Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB

TM I (Kg) TM II (Kg)

Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 – 13 2,3 0,49

Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 – 16 1,6 0,44

Lebih 7 – 11, 6 0,9 0,3

8

Page 9: pbl skenario 3 kedkom

Obesitas ( BMI > 29 ) 6

Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil

Zat Gizi Satuan Wanita Dewasa Ibu Hamil

Energi Kal 2200 2485

Protein gr 48 60

Vitamin A RE 500 700

Vitamin D ug 5 15

Vitamin E mg 8 18

Vitamin K mg 65 130

Thiamin mg 1,0 1,2

Niacin mg 9 9,1

Vitamin B12 mg 1,0 1,3

Asam folat ug 150 300

Piridoksin mg 1,6 3,8

Vitamin C mg 60 70

Kalsium mg 500 900

Fosfor mg 450 650

Zat besi mg 26 46

Seng mg 15 20

Yodium ug 150 175

Selenium ug 55 70

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)

Status Tanda

Keadaan umum Responsive, gesit

Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh

Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus

Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit

Saraf Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks 

normal, mental stabil

Pencernaan Nafsu makan baik

Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai

9

Page 10: pbl skenario 3 kedkom

usia

Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat

Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal

Kulit Licin, cukup lembab, warna segar

Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar

Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak

Mulut Tidak ada luka dan selaput merah

Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan

Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka

Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu

normal, bersih dan tidak ada perdarahan

Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada

perdarahan

Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada

perdarahan

Kuku Keras dan kemerahan

Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

a. Faktor Predisposisi

1. Faktor Langsung

Konsumsi Makanan

Keadaan keseimbangan gizi tergantung dari ringakat konsumsi kualitas hidangan yang

menunjukan quantum suatu zat gizi terhadap kebutuhan hidup. Bila susunan hidangan

kebutuhan tubuh baik dari sudut kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kesehatan gizi

sebaik – baiknya. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik dalam kuaiitas maupun kuantitas

akan memberi dampak kesehatan pangan dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya

keseimbangan antara banyaknya jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya zat yang

dibutuhkan tubuh.

Infeksi

Infeksi biasa berhubungan deangan gangguan gizi. Infeksi sendiri mengakibatkan si penderita

kehilangan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare. Selain itu juga penghancuran

jaringan tubuh akan mengikat karena dipakai untuk pembentukan protein atau enzim-enzim

yang diperlukan dalam usaha pertahanan tubuh. Gangguan gizi dan infeksi sering bekerja

10

Page 11: pbl skenario 3 kedkom

secara sinergis, infeksi akan memperburuk kemampuan seseorang untuk mengatasi penyakit

infeksi.

Zat gizi dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh kembang guna meneapai hasil yang optimal

sesuai dengan kebutuhan. Apabila zat gizi ini kurang, maka akan dapat mengakibatkan infeksi

dan rawat gizi pada remaja. Pada remaja yang kekurangan energi protein akan menghambat

pertumbuhan fisik dan kecerdasan.

2. Faktor tidak langsung

Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoieh dari pengalaman yang berasal dari berhagai

macam sumber, misalnya media massa, elektronik, buku petunjuk, penyuluhan, dan kerabat

dekat. (Yuwono, 1999). Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan gizi merupakan

pemahaman masyarakat tentang pemilihan bahan makanan sehat serta fungsinya bagi tubuh

yang dinilai berdasarkan jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan kuesioner. (Suwondo, 1975).

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari – hari dengan

baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan

dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik

atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan

tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi

essential.

Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang

berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan. Semakin tinggi gizi seseorang

akan semakin memperhitungkan jenis dan makanan yang dipilih untuk dikonsumsi. Orang

yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca

indra dan tidak mengadakan pemilihan berdasarkan nilai gizi makanan. Sebaliknya mereka

yang semakin tinggi pengetahuannya, lebih banyak mempergunakan mempertimbangkan

rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut, sehingga seorang ibu dapat

menyusun dan mengolah makanan yang bergizi bagi keluarga. (Sediaoetama, ] 989)

Pendidikan

Pendidikan adalah usaha yang dilakaukan secara sadar, sengaja, sistematis, dan terencana

oleh orang dewasa kepada an ak yang belum dewasa yang merupakan bimbingan,

pertolongan, dan kepemimpinan dengan tujuan agar anak dapat mencapai tingkat kedewasaan

jasmani dan rohani (Astuti, 2000). Menurut tingkat atau jenjang pendidikan terdiri dari :

Pendapatan

11

Page 12: pbl skenario 3 kedkom

Pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan dan penerimaan berupa uang atau

barang dari semua anggota keluarga, maupun penerimaan transfer.

Tingkat pendapatan juga menentukan pola makanan apa yang dibeli dengan uang tambahan

tersebut (Berg, 1986). Rendahnya pendapatan merupakan tantangan lain yang menyebabkan

orang – orang tak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan (Sajogyo, 1983).

Pada pendapatan terendah, maka hampir semua pendapatan akan dikeluarkan untuk makan

(Handayatu, 1994). Orang miskin biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan

tambahan itu untuk makan. Sedangkan yang kaya tentu akan lebih berkurang dari jumlah itu.

Bagian untuk makanan padi – padian akan menurun dan untuk makanan yang dibuat dari susu

akan bertambah jika keluarga – keluarga beranjak ke pendapatan tingkat menengah. Semakin

tinggi pendapatan, semakm bertambah besar pula persentase pertambahan pembelanjaannya.

Dengan demikian, pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan

kuantitas (Berg, 1986).

Pendidikan Orang Tua

Latar belakang pendidikan orang tua, baik kepala keluarga istri merupakan salah satu unsur

yang berperan penting dalam menentukan keadaan gizi anak. Hubungan positif antara tingkat

pendidikan orang tua dengan keadaaan gizi anak telah banyak diungkapkan oleh para ahH.

Pada masyarakat yang rata – rata tingkat pendidikannya rendah, prevalensi gizi kurang yang

tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat penididikan cukup tinggi prevalensi gizi

kurang lebih rendah.

Besar Keluarga

Survey pangan di India memperlihatkan bahwa tersedianya protein bagi setiap anak dalam

keluarga dengan salah satu atau dua anak, mendapat 22% lebih tinggi dibandingkan dengan

keluarga yang mempunyai anak empat atau lima anak. Kasus gizi buruk yang paling berat

sering menimpa anak-anak dari keluarga besar. (Soekirman, 1999)

IBU HAMIL

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi

dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat

menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi

kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium.

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang trimester II dan

III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II

12

Page 13: pbl skenario 3 kedkom

diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan

payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk

pertumbuhan janin dan plasenta.

Indikator Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung.

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis,

biokimia, dan biofisik.

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi,

maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum

digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan

ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan

jumlah air dalam tubuh.

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.

Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial

tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan

13

Page 14: pbl skenario 3 kedkom

permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis

secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat

tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu

digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan

fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3. Blokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara

laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang

digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan

otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan

malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan

kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik

(epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian status gizi secara tidak langsung.

1. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak lang¬sung

dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi

makanan dapat memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,

keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat

gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa statistik

kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat

penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya

dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi

masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat

tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor

ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat

sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).

14

Page 15: pbl skenario 3 kedkom

Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 59) dari ketujuh cara pengukuran status gizi tersebut pengukuran

antropometri merupakan cara yang pailng sering digunakan karena memiliki kelebihan yaitu :

a. Alat mudah diperoleh.

b. Pengukuran mudah dilakukan.

c. Biaya murah.

d. Hasil pengukuran mudah disimpulkan.

e. Dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

f. Dapat mendeteksi riwayat gizi masa lalu.

Pengkuran antropometri juga memiliki kelemahan yaitu :

a. Kurang sensitive

b. Faktor luar (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi tidak dapat dikendalikan)

c. c. Kesalahan pengukuran akan mempengaruhi akurasi kesimpulan.

d. Kesalahan-kesalahan antara lain pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun

komposisi jaringan, analisis dan asumsi salah.

Memahami dan Menjelaskan Masalah Gizi Buruk dan Gizi Berlebih

Definisi

Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh:

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan

gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada

proses-proses sebagai berikut :

1. Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot

menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan karbohidrat dan zat lemak juga dapat

menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan

kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian.

2. Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk

bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa lemah, dan

produktivitas kerja menurun.

3. Pertahan Tubuh

Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang,

sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini

dapat membawa kematian.

4. Struktur dan Fungsi Otak

15

Page 16: pbl skenario 3 kedkom

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan demikian

kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi dapat

berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.

5. Perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak tenang.

Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis

a. Klasifikasi

1. Malnutrisi jenis bahan yang kurang

Kelompok KEP yaitu kurang energi protein. Ada 3 jenis: kwasiorkor, marasmik, dan marasmik

kwashiorkor

2. Kelompok kekurangan vitamin/mineral

a. Anemi kekurangan zat besi

b. Defisiensi vitamin A

c. Penyakit gondok endemic

d. Penyakit defisiensi lainnya seperti beri-beri, pellagra, scurvy, rickets

3. Menurut derajat tingkatan keadaan gizi

a. Gizi lebih

b. Gizi baik

c. Gizi kurang

d. Gizi buruk

4. Menurut sebab terjadinya malnutrisi

a. Primary malnutrition

Terjadi karena makanan yg dimakan (intake) tidak cukup / berlebihan

b. Secondary malnutrition

Terjadi meskipun makanan yg dimakan sudah cukup untuk kebutuhannya karena sebab lain,

misal karena kebutuhan meningkat, gangguan absorbsi

Kurang Energi Protein (KEP)/Protein Energi Malnutrition (PEM)/Protein Calori Malnutrition

(PCM)

1. Adalah penyakit gizi akibat defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.

2. Prevalensi tinggi terjadi pada balita, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui/meneteki (buteki)

3. Pada derajat ringan pertumbuhan kurang, tetapi kelainan biokimiawi dan gejala klinis (marginal

malnutrition)

4. Derajat berat adalah tipe kwashiorkor dan tipe marasmus atau tiep marasmik-kwashiorkor

16

Page 17: pbl skenario 3 kedkom

5. Terdapat gangguan pertumbuhan, muncul gejala klinis dan kelainan biokimiawi yang khas

Penyebab

. Masukan makanan atau kuantitas dan kualitas rendah

. Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan makanan

. Pengetahuan yang kurang tentang gizi

. Konsep klasik diet cukup energi tetapi kurang pprotein menyebabkan kwashiorkor

. Diet kurang energi walaupun zat gizi esensial seimbang menyebabkan marasmus

. Kwashiorkor terjadi pada hygiene yang buruk , yang terjadi pada penduduk desa yang

mempunyai kebiasaan memberikan makanan tambahan tepung dan tidak cukup mendapatkan

ASI

. Terjadi karena kemiskinan sehingga timul malnutrisi dan infeksi

Gejala klinis KEP ringan

. Pertumbuhan mengurang atau berhenti

. BB berkurang, terhenti bahkan turun

. Ukuran lingkar lengan menurun

. Maturasi tulang terlambat

. Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun

. Tebal lipat kulit normal atau menurun

. Aktivitas dan perhatian kurang

. Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan

Pembagian

. Marasmus

. Kwashiorkor

. Marasmus-kwashiorkor

Marasmus adalah kekurangan energi pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh

terpakai sehingga anak menjadi “kurus” dan “emosional”. Sering terjadi pada bayi yang tidak cukup

mendapatkan ASI serta tidak diberi makanan penggantinya, atau terjadi pada bayi yang sering diare.

Penyebab

c. Ketidakseimbangan konsumsi zat gizi atau kalori didalam makanan

d. Kebiasaan makanan yang tidak layak

e. Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan

17

Page 18: pbl skenario 3 kedkom

Tanda dan gejala

a. Wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus

b. Mata besar dan dalam, sinar mata sayu

c. Mental cengeng

d. Feces lunak atau diare

e. Rambut hitam, tidak mudah dicabut

f. Jaringan lemak sedikit atau bahkan tidak ada, lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit

menghilang

g. Kulit keriput, dingin, kering dan mengendur, baggy paint

h. Torax atau sela iga cekung

i. Atrofi otot, tulang terlihat jelas (muscle wasting)

j. Tekanan darah lebih rendah dari usia sebayanya

k. Frekuensi nafas berkurang

l. Kadar Hb berkurang

m. Disertai tanda-tanda kekurangan vitamin

Kwashiorkor adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein dan sering timbul pada usia

1-3 tahun karena pada usia ini kebutuhan protein tinggi.

Meski penyebab utama kwashiorkor adalah kekurangan protein, tetapi karena bahan makanan yang

dikonsumsi kurang menggandung nutrient lain serta konsumsi daerah setempat yang berlainan, akan

terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

Penyebab

. Kekurangan protein dalam makanan

. Gangguan penyerapan protein

. Kehilangan protein secara tidak normal

. Infeksi kronis

. Perdarahan hebat

Tanda dan gejala

1. Wajah seperti bulan “moon face”

2. Pertumbuhan terganggu

3. Sinar mata sayu

4. Lemas-lethargi

5. Perubahan mental (sering menangis, pada stadium lanjut menjadi apatis)

18

Page 19: pbl skenario 3 kedkom

6. Rambut merah, jarang, mudah dicabut

7. Jaringan lemak masih ada

8. Perubahan warna kulit (terdapat titik merah kemudian menghitam, kulit tidak keriput)

9. Iga normal-tertutup oedema

10. Atrofi otot

11. Anoreksia

12. Diare

13. Pembesaran hati (perlemakan hepar)

14. Anemia

15. Sering terjadi acites

16. Oedema (edema kedua tungkai, pitting edema)

Kwashiorkor-marasmik memperlihatkan gejala campuran antara marasmus dan kwashiorkor

Penatalaksanaan

Secara umum

1. Ruangan cukup hangat dan bersih

2. Posisi tubuh diubah-ubah (karena mudah terjadi dekubitus)

3. Pencegahan infeksi nosokomial

4. Penimbangan BB tiap hari

Secara khusus

Resusitasi dan terapi komplikasi

• Koreksi dehidrasi dan asidosis (pemberian cairan oralit atau infus)

• Mencegah atau mengobati defisiensi vitamin A

• Terapi Ab bila ada tanda infeksi atau sakit berat

Dietetik

• Prinsip TKTP dan suplemen vitamin mineral

• Bentuk makanan disesuaikan secara individual (cair, lunak, biasa, makanan dengan porsi

sedikit-sedikit tapi sering)

• Pemantauan masukan makanan tiap hari (perubahan diet biasanya dilakukan setiap saat)

Persiapan pulang

• Gejala klinik tidak ada

• Nafsu makan baik

19

Page 20: pbl skenario 3 kedkom

• Pembekalan terhadap orang tua tentang gizi, perilaku hidup dan lingkungan yang sehat

Komplikasi

• Infeksi saluran pencernaan

• Defisiensi vitamin

• Depresi mental

Program pemerintah –penanggulangan KEP

Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan sasaran utama

• Ibu hamil

• Bayi

• Balita

• Anak-anak sekolah dasar

Keterpaduan kegiatan

• Penyuluhan gizi

• Peningkatan pendapatan

• Peningkatan pelayanan kesehatan

• Keluarga berencana

• Peningkatan peran serta masyarakat

Kegiatan

Peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang anak melalui keluarga, dasawisma dan posyandu

Penanganan secara khusus KEP berat

• Rujukan pelayanan gizi di posyandu

• Peningkatan gerakan sadar pangan dan gizi

• ASI eksklusif

OBESITAS

• adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi

jaringan lemak secara berlebihan diseluruh tubuh.

• Merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari

yang diperlukan untuk fungsi tubuh

20

Page 21: pbl skenario 3 kedkom

• Gizi lebih (over weight) dimana berat badan melebihi berat badan rata-rata, namun tidak

selalu identik dengan obesitas

BB >>> tidak selalu obesitas

Penyebab

• Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga dan lingkungan

• Aktifitas fisik yang rendah

• Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)

• Laju pertumbuhan yang sangat cepat

• Genetik atau faktor keturunan

• Gangguan hormon

Gejala

• Terlihat sangat gemuk

• Lebih tinggi dari anak normal seumur

• Dagu ganda

• Buah dada seolah-olah berkembang

• Perut menggantung

• Penis terlihat kecil

Terdapat 2 golongan obesitas

• Regulatory obesity, yaitu gangguan primer pada pusat pengatur masukan makanan

• Obesitas metabolik, yaitu kelainan metabolisme lemak dan karbohidrat

Resiko/dampak obesitas

• Gangguan respon imunitas seluler

• Penurunan aktivitas bakterisida

• Kadar besi dan seng rendah

Penatalaksanaan

• Menurunkan BB sangat drastis dapat menghentikan pertumbuhannya. Pada obesitas sedang,

adakalanya penderita tidak memakan terlalu banyak, namun aktifitasnya kurang, sehingga

latihan fisik yang intensif menjadi pilihan utama

• Pada obesitas berat selain latihan fisik juga memerlukan terapi diet. Jumalh energi dikurangi,

dan tubuh mengambil kekurangan dari jaringan lemak tanpa mengurangi pertumbuhan,

dimana diet harus tetap mengandung zat gizi esensial.

21

Page 22: pbl skenario 3 kedkom

• Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan

mengubah perilaku makan

• Mengatasi gangguan psikologis

• Meningkatkan aktivitas fisik

• Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi nafsu makan

• Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai tidak dapat berjalan, rujuk ke rumah

sakit

• Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)

ANEMIA

Anemia defisiensi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa bahan yang

diperlukan untuk pematangan eritrosit.

Keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan eritrosit lebih rendah dari nilai normal,

akibat defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat mempengaruhi

timbulnya defisiensi tersebut.

Macam-macam anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia karena kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin

Anemia megaloblastik adalah terjadinya penurunan produksi sel darah merah yang matang,

bisa diakibatkan defisiensi vitamin B12

Anemia aplastik adalah anemia yang berat, leukopenia dan trombositopenia, hipoplastik atau

aplastik

ANEMIA DEFISIENSI BESI

• Prevalensi tertinggi terjadi didaerah miskin, gizi buruk dan penderita infeksi

• Hasil studi menunjukan bahwa anemia pada masa bayi mungkin menjadi salah satu penyebab

terjadinya disfungsi otak permanen

• Defisiensi zat besi menurunkan jumlah oksigen untuk jaringan, otot kerangka, menurunnya

kemampuan berfikir serta perubahan tingkah laku.

Ciri

• Akan memperlihatkan respon yang baik dengan pemberian preparat besi

• Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu

Tanda dan gejala

22

Page 23: pbl skenario 3 kedkom

• Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)

• Lemah

• Lesu

• Hb rendah

• Sering berdebar

• Papil lidah atrofi

• Takikardi

• Sakit kepala

• Jantung membesar

Dampak

• Produktivitas rendah

• SDM untuk generasi berikutnya rendah

Penyebab

Sebab langsung

• Kurang asupan makanan yang mengandung zat besi

• Mengkonsumsi makanan penghambat penyerapan zat besi

• Infeksi penyakit

Sebab tidak langsung

• Distribusi makanan yang tidak merata ke seluruh daerah

Sebab mendasar

• Pendidikan wanita rendah

• Ekonomi rendah

• Lokasi ggeografis (daerah endemis malaria)

Kelompok sasaran prioritas

• Ibu hamil dan menyusui

• Balita

• Anak usia sekolah

• Tenaga kerja wanita

• Wanita usia subur

Penanganan

• Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada ibu hamil

maupun menyusui

23

Page 24: pbl skenario 3 kedkom

• Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk

multivitamin kepada balita

• Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan anak

usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah

• Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada tenaga

kerja wanita

• Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)

DEFISIENSI VITAMIN A

Prevalensi tertinggi terjadi pada balita

Penyebab

• Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau rendah

• Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil sampai melahirkan akan

memberikan kadar vitamin A yang rendah pada ASI

• MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A

• Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit pankreas, diare kronik, KEP dll)

• Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada gangguan fungsi kelenjar tiroid

• Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)

Sifat

• Mudah teroksidasi

• Mudah rusak oleh sinar ultraviolet

• Larut dalam lemak

Tanda dan gejala

• Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot, xerosis kornea

• Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl

Tanda hipervitaminosis

Akut

• Mual, muntah

• Fontanela meningkat

Kronis

• Anoreksia

• Kurus

24

Page 25: pbl skenario 3 kedkom

• Cengeng

• Pembengkakan tulang

Upaya pemerintah

• Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A

• Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)

• Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan

februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)

• Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan (200.000 IU), hari

berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)

• Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan 200.000 IU, usia 6-12

bulan 100.000 IU,  usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya diberikan sesuai usia

demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan juga sesuai usia

• Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)

Catatan

• Vitamin A merupakan nutrient esensial, yang hanya dapat dipenuhi dari luar tubuh, dimana

jika asupannya berlebihan bisa menyebabkan keracunan karena tidak larut dalam air

• Gangguan asupan vitamin A bisa menyebabkan morbili, diare yang bisa berujung pada

morbiditas  dan mortalitas, dan pneumonia

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

• Adalah sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan

yodium secara terus menerus dalam waktu yang lama.

• Merupakna masalah dunia

• Terjadi pada kawasan pegunungan dan perbukitan yang tanahnya tidak cukup mengandung

yodium

• Defisiensi yang berlangsung lama akan mengganggu fungsi kelenjar tiroid yang secara

perlahan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok

Dampak

• Pembesaran kelenjar gondok

• Hipotiroid

• Kretinisme

• Kegagalan reproduksi

• Kematian

Defisiensi pada janin

25

Page 26: pbl skenario 3 kedkom

• Dampak dari kekurangan yodium pada ibu

• Meningkatkan insiden lahir mati, aborsi, cacat lahir

• Terjadi kretinisme endemis

• Jenis syaraf (kemunduran mental, bisu-tuli, diplegia spatik)

• Miksedema (memperlihatkan gejala hipotiroid dan dwarfisme)

Defisiensi pada BBL

• Penting untuk perkembangan otak yang normal

• Terjadi penurunan kognitif dan kinerja motorik pada anak usia 10-12 tahun pada mereka yang

dilahirkan dari wanita yang mengalami defisiensi yodium

Defisiensi pada anak

• Puncak kejadian pada masa remaja

• Prevalensi wanita lebih tinggi dari laki-laki

• Terjadi gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan

Klasifikasi tingkat pembesaran kelenjar menurut WHO (1990)

• Tingkat 0 : tidak ada pembesaran kelenjar

• Tingkat IA : kelenjar gondok membesar 2-4x ukuran normal, hanya dapat diketahui dengan

palpasi, pembesaran tidak terlihat pada posisi tengadah maksimal

• Tingkat IB : hanya terlihat pada posisi tengadah maksimal

• Tingkat II : terlihat pada posisi kepala normal dan dapat dilihat dari jarak ± 5 meter

• Tingkat III : terlihat nyata dari jarak jauh

Sasaran

• Ibu hamil

• WUS

Dosis dan kelompok sasaran pemberian kapsul yodium

• Bayi < 1tahun : 100 mg

• Balita 1-5 tahun : 200 mg

• Wanita 6-35 tahun : 400 mg

• Ibu hamil (bumil) : 200 mg

• Ibu meneteki (buteki) : 200 mg

• Pria 6-20 tahun : 400 mg

GAKY tidak berhubungan dengan tingkat sosek melainkan dengan geografis

Spektrum gangguan akibat kekurangan yodium

26

Page 27: pbl skenario 3 kedkom

• Fetus : abortus, lahir mati, kematian perinatal, kematian bayi, kretinisme nervosa (bisu tuli,

defisiensi mental, mata juling), cacat bawaan, kretinisme miksedema, kerusakan psikomotor

• Neonatus : gangguan psikomotor, hipotiroid neonatal, gondok neonatus

• Anak dan remaja : gondok, hipotiroid juvenile, gangguan fungsi mental (IQ rendah),

gangguan perkembangan

• Dewasa : gondok, hipotiroid, gangguan fungsi mental, hipertiroid diimbas oleh yodium

Sumber makanan beryodium yaitu makanan dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.

Sedangkan penghambat penyerapan yodium (goitrogenik) seperti kol, sawi, ubi kayu, ubi jalar,

rebung, buncis, makanan yang panas, pedas dan rempah-rempah.

Pencegahan/penanggulangan

• Fortifikasi : garam

Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium

Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Gizi Buruk

Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan

keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan

pada balita utamanya baduta.

Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM puskesmas beserta jaringannya dalam

tatalaksana gizi buruk dan masalah gizi lain, manajemen laktasi dan konseling gizi.

Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk

keadaan darurat melalui suplementasi zat gizi mikro, MP-ASI, makanan tambahan dan diet

khusus.

Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan KIE gizi seimbang.

Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini

Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk, dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi

(SKPG), untuk meningkatkan manajemen program perbaikan gizi.

Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang evidence based.

Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan masyarakat beserta swasta/dunia

usaha dalam memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan di tingkat rumah tangga,

peningkatan daya beli keluarga, dan perbaikan pola asuhan gizi keluarga.

27

Page 28: pbl skenario 3 kedkom

LI.2 Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat & Perilaku Hidup

Tidak Bersih dan Tidak Sehat

Definisi

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga faktor

penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu:

1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi

dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat

pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.

2. Faktor pemungkin (enambling factors)

Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana.

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi anak-

anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan

bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan

terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor

ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua yang

merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh pengasuh anak-anak

memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum

air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan

sehat bagi anak-anak.

Tujuan PHBS:

1. Tujuan Umum

Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk

melaksanakan PHBS.

Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

Manfaat PHBS:

28

Page 29: pbl skenario 3 kedkom

1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:

a. Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.

b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.

c. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota

rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya

investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk

peningkatan pendapatan keluarga.

2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:

a. Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.

b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

seperti

3. posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban,

kelompok

4. pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.

Strategi PHBS

Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS. Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu:

1. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar

sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu

menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang

diperkenalkan (aspek practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok masyarakat.

Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh jadi akan terkendala

oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan

langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses

pengorganisasian masyarakat (community organization) atau pembangunan masyarakat

(community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam

suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang

kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau

dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan

program kesehatan yang didukungnya.

29

Page 30: pbl skenario 3 kedkom

2. Bina Suasana (Social Support)

Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota

masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong

untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada (keluarga di

rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan

bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu,

untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam upaya meningkatkan

para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga

pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu, pendekatan kelompok, dan

pendekatan masyarakat umum.

3. Pendekatan Pimpinan (Advocacy)

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan

komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang

terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu

kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh

masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan yang lain yang umumnya

dapat berperan sebagai penentu “kebijakan” (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai

penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang

diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran

advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan yaitu: a) mengetahui atau menyadari adanya

masalah, b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, c) peduli terhadap pemecahan masalah

dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, d) sepakat untuk

memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan e)

memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

b. Jenis

PHBS RUMAH TANGGA

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu:

1. Pasangan Usia Subur

2. Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

3. Anak dan Remaja

4. Usia Lanjut

5. Pengasuh Anak

30

Page 31: pbl skenario 3 kedkom

Pembinaan PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah

Tangga Sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator Gaya Hidup

Sehat sebagai berikut:

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga para

medis lainnya). Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang

aman, bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan

lainnya.

2. Memberi ASI ekslusif

Adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan

atau minuman lain. ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi

yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang

dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (colostrums),

sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.

3. Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap

bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di

posyandu. Dengan demikian dapat diketahui apakah balita tumbuh sehat atau tidak dan

mengetahui kelengkapan imunisasi serta bayi yang dicurigai menderita gizi buruk.

4. Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang diperlukan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,

berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur dan sebagainya agar kita tidak

terkena penyakit atau terhindar dari sakit. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap

air bersih adalah rumah tangga yang sehari-harinya memakai air minum yang meliputi

air dalam kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang

berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotor air limbah.

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Manfaat mencuci tangan dengan sabun adalah membunuh kuman penyakit yang ada di

tangan, mencegah penularan penyakit diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit

kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS) serta tangan mejadi bersih dan bebas dari kuman.

6. Menggunakan jamban sehat

31

Page 32: pbl skenario 3 kedkom

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia

yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher

angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit pembuangan kotoran dan air untuk

membersihkannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan

jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik

secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala adalah

pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan

air) yang ada dalam rumah seperti bak mandi atau WC, vas bunga, tatakan kulkas dan

lain-lain. Hal yang dilakukan agar rumah bebas jentik adalah melakukan 3 M plus

(menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan nyamuk).

8. Makan buah dan sayur setiap hari

Makan sayur dan buah sangat penting karena sayur dan buah mengandung vitamin dan

mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat

yang tinggi. Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah

dengan memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Merebus dengan air akan

melarutkan beberapa vitamin dan mineral dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan

tinggi akan menguraikan beberapa vitamin seperti vitamin C.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan

mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik

yang dapat dilakukan antara lain kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki, berkebun,

mencuci pakaian,mencuci mobil dan turun tangga. Selain itu kegiatan olahraga seperti

push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, fitness, dapat juga dilakukan

sebagai aktifitas fisik.

10. Tidak merokok di dalam rumah

Tidak merokok adalah penduduk 10 tahun keatas yang tidak merokok selama 1 bulan

terakhir. Perokok terdiri atas perokok aktif dan perokok pasif. Bahaya perokok aktif dan

perokok pasif adalah dapat menyebabkan kerontokan rambut, gangguan pada mata

seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok,

menyebabkan penyakit paru-paru kronis, merusak gigi, sakit jantung, stroke, kanker

kulit, kemandulan, impotensi, kanker rahim dan keguguran.

32

Page 33: pbl skenario 3 kedkom

Menurut Dinas Keshatan Republik Indonesia tahun 2007 klasifikasi tersebut sebagai berikut :

1. Klasifikasi I (warna merah) : jika melakukan 1 sampai dengan 3 dari 10 indikator

PHBS dalam tatanan rumah tangga.

2. Klasifikasi II (warna kuning) : jika melakukan 4 sampai dengan 5 dari 10 indikator

PHBS dalam tatanan rumah tangga.

3. Klasifikasi III (warna hijau) : jika melakukan 6 sampai dengan 7 dari 10 indikator

PHBS dalam tatanan rumah tangga.

4. Klasifikasi IV (warna biru) : klasisifikasi III + ikut dana sehat

Klasifikasi penilaian PHBS menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008 mengalami

perubahan, dimana jika salah satu indikator PHBS tidak terpenuhi, maka tatanan tersebut dinyatakan

tidak menjalankan PHBS.

PHBS SEKOLAH

Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang

sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.

PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara

mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha

Kesehatan Sekolah.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi

pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI).

Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :

a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa

b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas

c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasi

d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik

e. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)

f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih

g. Siswa tidak merokok

h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10 orang)

33

Page 34: pbl skenario 3 kedkom

Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :

- Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat

lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.

- Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta

didik.

- Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat

orang tua (masyarakat).

- Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

- Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu :

- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

- Jajan di kantin sekolah yang sehat.

- Membuang sampah pada tempatnya.

- Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.

- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

- Tidak merokok di sekolah.

- Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.

- Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.

34

Page 35: pbl skenario 3 kedkom

PHBS TEMPAT UMUM

Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta, atau

perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana pariwisata, transportasi umum,

sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan, dsb. PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya

untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau

dan mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat

umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang

berada di tempat-tempat umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan

penyakit.

Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :

- Menggunakan air bersih.

- Menggunakan jamban.

- Membuang sampah pada tempatnya.

- Tidak merokok.

- Tidak meludah sembarangan.

- Memberantas jentik nyamuk.

- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.

- Menutup makanan dan minuman.

35

Page 36: pbl skenario 3 kedkom

PHBS TEMPAT KERJA

PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS

di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja agar

tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat

kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi

lebih bersih, indah, dan sehat.

Syarat tempat umum yang sehat yaitu :

- Mengkonsumsi makanan bergizi.

- Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

- Tidak merokok di tempat kerja.

- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

- Menggunakan air bersih.

- Memberantas jentik di tempat kerja.

- Menggunakan jamban.

- Membuang sampah pada tempatnya.

PHBS INSTITUSI KESEHATAN

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang

digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan

klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan hidup perilaku

hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di

Institusi Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit,

infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat.

Syarat institusi sehat yaitu :

- Menggunakan air bersih.

- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

- Menggunakan jamban.

- Membuang sampah pada tempatnya.

- Tidak merokok di Institusi Kesehatan.

- Tidak meludah sembarangan.

- Memberantas jentik nyamuk

36

Page 37: pbl skenario 3 kedkom

LI.3 RISKESDAS

Riset Kesehatan Dasar adalah riset berbasis masyarakat untuk mendapatkan gambaran kesehatan dasar masyarakat, termasuk biomedis yang menggunakan sampel Susenas Kor dan informasinya mewakili tingkat kabupaten/kota, Propinsi dan nasional.

 Prinsip Riskesdas:

1. Riset berskala nasional, dilaksanakan serentak dalam waktu yang sama, dengan sebagian besar informasi dapat mewakili tingkat kabupaten/kota. Beberapa data yang membutuhkan sampel besar (misalnya angka kematian bayi) yang diharapkan dapat mewakili kabupaten/kota, diharapkan dapat memberi estimasi tingkat Propinsi atau nasional.

2. Pengembangan indikator Riskesdas didasarkan atas kebutuhan untuk memonitor pencapaian indikator pembangunan kesehatan, seperti Millenium Development Goals (MDGs), Rencana Strategis (Renstra) Depkes, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

3. Besar sampel yang terintegrasi dengan Susenas (sampel Kor), bila diperlukan, daerah dapat menambah sampel untuk mewakili kecamatan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh daerah.

4. Pengumpulan data dilakukan secara aterintegrasi antara petugas kesehatan dan petugas statistik setempat yang terlatih, dengan pendampingan teknis dari tim Riskesda.

5. Data kesehatan berbasis masyarakat dikumpulkan melalui metode wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan spesimen biomedis.

6. Informasi hasil pengolahan dan analisis data, dapat dimanfaatkan di tingkat nasional, Propinsi dan kabupaten/kota.

37

Page 38: pbl skenario 3 kedkom

LI.4 Perilaku anak yang mencerminkan hidup tidak sehat

Diet tidak seimbang. Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat. Seperti membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau menyantap potongan buah dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada makanan bernutrisi yang rendah lemak dan gula.

Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun juga mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.

Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV. Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada jam-jam mereka bermain video game atau mengoperasikan komputer.

Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Beri mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.

Tidak mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah batuk, flu, atau menyentuh barang-barang kotor.

Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan mengeluarkan racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)

Menghabiskan makanan hingga piring bersih Pada umumnya, anak-anak yang sehat akan makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan. Namun banyak orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan anak untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.

Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang tua membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran dengan “sogokan” atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti permen, cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah mereka makan makanan seimbang yang sehat.

Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat. Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.

38

Page 39: pbl skenario 3 kedkom

Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.

Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca juga dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian berada di depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau komputer. Hindari menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat perhatian anak Anda saat waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.

Tak mengacuhkan waktu tidur. Kekurangan waktu tidur dapat menyebabkan keinginan untuk mengemil dan makan lebih banyak dari biasanya karena mereka membutuhkan asupan ekstra energi untuk tidak tertidur. Oleh karena itu atur jam tidur anak Anda 8-9 jam setiap hari. (eh)

Suka ngemil sembari menonton televisi

Malas olahraga

Malas minum air putih

Suka makanan yang diproses

Sering stress dan perilaku suka makan

Tidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan yang teratur, dan Jumlah makanan secukupnya

Tidak menghindari 3G : Gula, Garam, Goreng-gorengan

Tidak minum air putih yang cukup (minimal 2 liter per hari)

Mengkonsumsi makanan kaleng

Tidak menyikat gigi setelah makan

LI.5 Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Menurut Islam

Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan Islam

mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sihat

jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah untuk

memakmurkan bumi. “Kesihatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia”. Karena kesihatan

merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan

perlunya kesihatan untuk menjalankan agama secara sempurna.

39

Page 40: pbl skenario 3 kedkom

Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata mengandung makna yang banyak aspek,

seperti aspek kebendaan, aspek harta dan aspek jiwa. Thaharah (suci) bermakna bersih dari kotoran

yang najis. Maka tidak heran jika kitab-kitab fikih Islam menempatkan bab thaharan diawal, sebelum

membahas solat. Dalam kitab suci Al-qur’an banyak ayat yang menganjurkan unntuk bersuci. Alalh

berfirman :

�ك� �اب �ي ف�ط�هرو�ث

“Dan pakaianmu bersikanlah” (QS.Al Muddatsir ayat: 4)

�ط�هر�ين� �م�ت ال �ح�ب� و�ي �ين� �و�اب الت �ح�ب� ي �ه� الل �ن� إ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang –orang yang bertaubat dan orang – orang

yang mermbersikan diri”. ( QS. Al baqarah:222 ).

Ada dua makna dalam arti suci, iaitu suci dari hadas dan suci dari najis. Hadas dan najis merupakan

sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu seperti solat. Hadas berbeza

dengan najis kerana hadas bererti keadaan dan bukan suatu benda atau zat tertentu, sedangkan najis

bererti benda atau zat tertentu dan bukan suatu keadaan.

Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk sahnya

ibadah: Hadas dibagi dua. a. Hadas kecil. Penyebabnya antara lain keluar sesuatu dari dubur atau

qubul, menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya dan tidur nyeyak dalam keadan tidak duduk

tetap. Cara mensucikan hadas ini ialah berwudhu. b. Hadas besar/Jenaba. Penyebabnya antara lain :

keluar air mani, bersetubuh, wanita melahirkan dan haidh. Cara mensucikan hadas besar ini adalah

mandi yang harus dibasahi seluruh tubuhnya.

Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis meliputi : Darah,

Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan belalang, Segala sesuatu yang

keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang memabukkan. Najis dibagi menjadi tiga yaitu : a.

Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum berumurdua tahun, dan belum

makan sesuatu kecuali air susu ibunya (ASI). Cara menghilangkannya cukup dipercikkan air pada

tempat yang terkena najis tersebut.

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas

nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang

buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk

berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak

panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)

agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini

40

Page 41: pbl skenario 3 kedkom

telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah

Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja

berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maa’idah, 5:

3).

Allah berfirman:

”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-

penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-

orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).

Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan

sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam

mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat

jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.

A. Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri

a. Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan

merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.

b. Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Cucilah kedua tanganmu sebelum dan sesudah

makan “, dan ” Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang pun tahu

dimana tangannya berada di saat tidur.”

c. Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.

d. Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah SAW

sersabda: “Tutuplah bejana air dan tempat minummu ”

e. Rumah: “Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu” sebagaimana dianjurkan untuk

menjaga kebersihan dan keamanan jalan: “Menyingkirkan duri dari jalan adalah ibadah.”

f. Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang umatnya

buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.

Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus menjaga

kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.

B. Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit

Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jauhkanlah dirimu sejauh satu atau dua

tombak dari orang yang berpenyakit lepra ”

Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan berbagai penyakit

infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar), “Janganlah engkau

masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila dirimu berada di dalamnya

janganlah pergi meninggalkannya.”

Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai penyakit

infeksi, misalnya dengan imunisasi.

41

Page 42: pbl skenario 3 kedkom

C. Makanan

a. Makanan yang diharamkan

Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,

daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi

barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan

tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. 2. Al Baqarah, 2:173 )

b. Makanan sehat dan halal

Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal, misalnya daging,

ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal bermanfaat bagi tubuh. Islam

menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang hanya tergantung pada jenis sayuran belaka

tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan protein tidak dapat tercukupi hanya dari konsumsi

sayuran saja.

c. Menjaga perilaku muslim ketika makan

Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah

memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah SAW

mengatakan bahwa “perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi”. Sebagian besar penyakit

bersumber dari perut.

Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya : “Apa saja nikmat yang kamu

peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan)

dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah

Allah menjadi saksi”. (QS 4. An Nisaa’ : 79)

D. Olahraga

Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat dan sehat.

Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana

cara memanah, berenang, dan berkuda.

E. Kesehatan seksual

Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim, karena

sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam menolak pendapat

ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang untuk bertindak.

a. Pendidikan seksual

• Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang baik

dan berakhlaq mulia.

• Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai kebahagiaan

dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.

• Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan binatang.

• Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki

42

Page 43: pbl skenario 3 kedkom

• Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan, namun

dengan syarat-syarat tertentu .

• Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah buang

air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual ketika istri sedang haid,

berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan

badan dan setelah selesai datang bulan.

F. Kesehatan jiwa

Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin. Kesehatan

jiwa mempengaruhi kesehatan badan.

G. Puasa

Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan agama,

sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan perintah puasa.

Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hamba-Nya yang berpuasa

dengan posisi yang istimewa.

”Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.”

Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada dirinya,

yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang yang berpuasa

ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu

Nu’aim: ”Berpuasalah maka anda akan sehat.” Dengan berpuasa akan sehat jasmani, rohani dan

hubungan sosial.

Manfaat bagi Kesehatan Badan (jasmani)

Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim yang meragukan manfaat puasa bagi

kesehatan manusia. Dalam buku yang berjudul ”Pemeliharaan Kesehatan dalam Islam” oleh Dr

Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir), ditegaskan

puasa sangat berguna bagi kesehatan. Antara lain:

a. Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan

uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurutnya curah

jantung dalam mendistribusikan darah keseluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah

menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu

tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan

kekuatan sel-selnya.

b. Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja keras

sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus

memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup

rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga asam amoniak, glukosa dan garam tidak

masuk ke usus. Dengan demikian sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen,

43

Page 44: pbl skenario 3 kedkom

protein dan kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak (olah raga), dalam bulan

puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat pergi ibadah.

Manfaat bagi Kesehatan Rohani (Mental).

Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Mendapat rasa senang,

gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari.

Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya memperhatikan gangguan badaniah

saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial budayanya. Rohani datang dari Allah, maka

kebahagiaan hanya akan didapat apabila makin dekat kepada pencipta-Nya.

Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah SWT baik lewat shalat,

membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul lail. Selama sebulan secara terus-menerus

akan membuat rohani makin sehat, jiwa makin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepada Allah,

makin yakin bahwa semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini

dijelaskan dalam firman Allah antara lain:

”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh

berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al Baqarah 45).

”Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang

beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim kecuali merugi.”

(QS:Al-Isra’ 82)

44