panduan perkawinan daerah final oke mei 2013

19
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, syukur dan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan Daerah Cirebon. Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan ini merupakan buku yang diterbitkan ke-5 yang isinya lebih di sempurnakan dari pada penerbitan Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan sebelumnya. Dengan diterbitkannya Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan ini proses pernikahan dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berdasarkan dari Al-Quran & Al-Hadits sehingga diharapkan pelaksanaan pernikahan tidak keliru/salah. Mudah – mudahan Allah Paring Aman, Lancar, Selamat, Sukses dan Barokah Aamiin 3X Cirebon, 20 Mei 2013

Upload: intersys

Post on 22-Jan-2018

201 views

Category:

Career


4 download

TRANSCRIPT

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, syukur dan terimakasih kepada

seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan

Daerah Cirebon.

Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan ini merupakan buku yang diterbitkan ke-5 yang

isinya lebih di sempurnakan dari pada penerbitan Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan

sebelumnya.

Dengan diterbitkannya Buku Pedoman Pelaksanaan Pernikahan ini proses pernikahan

dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berdasarkan dari Al-Quran & Al-Hadits

sehingga diharapkan pelaksanaan pernikahan tidak keliru/salah.

Mudah – mudahan Allah Paring Aman, Lancar, Selamat, Sukses dan Barokah Aamiin 3X

Cirebon, 20 Mei 2013

2

PROSEDUR DAN TATA CARA PERKAWINAN

DI DAERAH CIREBON

I. PROSEDUR PERKAWINAN

A. Pelamar dan Penerima Lamaran

1. Pelamar

a. Pelamar mengisi blangko lamaran yang diketahui/disaksikan oleh Imam/Wakil

Kelompok, dan Imam/Wakil/Tim Perkawinan Desa.

b. Apabila melamar gadis atau janda di Daerah lain selain disaksikan sebagaimana

butir a juga supaya diketahui oleh Tim Perkawinan Daerah dan Imam/Wakil

Daerah.

c. Bagi gadis atau janda yang melamar agar Imam Kelompok atau Imam Desa

melancarkan dan memberikan nasehat kepada yang bersangkutan dan disyukuri

atas niat baiknya.

2. Penerima Lamaran

a. Tim Perkawinan Desa segera menyampaikan blangko lamaran kepada yang

diinginkan dengan diawali nasehat yang baik.

b. Apabila lamaran diterima, maka Tim Perkawinan segera meminta tanda tangan saksi

dari Imam/Wakil Kelompok, dan Imam/Wakil/Tim Perkawinan Desa.

c. Apabila lamaran ditolak, maka Tim Perkawinan segera mengembalikan kepada Tim

Perkawinan Desa/Kelompok asal pelamar, selanjutnya segera disampaikan kepada

pelamar dengan sebelumnya diberi nasehat yang baik.

d. Untuk pelamar dari daerah lain agar blangko lamaran tersebut diketahui oleh Tim

Perkawinan Daerah dan Imam/Wakil Daerah.

B. Wali Nikah

Kedudukan wali nikah sangat penting, jika walinya tidak benar dalam arti bukan haknya

wali, maka pernikahan tidak sah.

1. Herarki/Urutan Wali

a. Wali dari nasab Laki-laki :

- 1. Orang Tua Kandung (Bapak)

- 2. Saudara laki-laki dari bapak/paman (pakde,paklik)

- 3. Anak kandung laki-laki

3

- 4. Kakek dari bapak

- 5. Saudara laki-laki sekandung

- 6. Saudara laki-laki sebapak

- 7. Anak laki-lakinya paman (saudara sepupu)

- 8. Anak laki-laki saudara sekandung (keponakan)

- 9. Anak laki-lakinya saudara sebapak (keponakan se bapak)

b. Wali dari nasab Perempuan

- 1. Saudara laki-lakinya ibu (paman, pakde, paklik)

- 2. Kakek dari ibu

- 3. Saudara laki-laki se ibu

- 4. Anak laki-laki saudara se ibu (keponakan)

2. Penyerahan Wali

a. Sesuai Ijtihat maka penyerahan wali yang diberi hak untuk diserahi wali yaitu Kyai

Kota (K.H.M. Yusron Nasrulloh) atau Wakil Kiyai Kota (K.H.M. Ali Ridho) atau Kyai

Desa AlKautsar, Kyai Desa Cirebon Selatan, Kyai Desa Cirebon Utara, Kyai Desa

Palimanan dan Kyai Desa Cirebon Timur.

b. Penyerahan wali harus teliti, dijelaskan atau dibacakan kepada wali dan disebutkan

dengan jelas diserahkan kepada siapa baru ditanda tangani oleh wali dimaksud

sebagai bukti penyerahan mewakilkan wali, serta dalam mendapatkan surat

penyerahan mewakilkan wali harus ada saksi kecuali dalam hal tertentu dalam

kondisi tidak mungkin orang lain yang boleh menghadap wali.

c. Penyerahan mewakilkan wali dalam hal tertentu dapat dilakukan melalui

telpon/sms dengan ada saksinya atau dapat langsung telpon/sms kepada yang

diserahi mewakilkan wali.

3. Wali Hakim

Apabila semua wali tersebut diatas setelah dicari secara sunguh-sungguh tidak ada

maka yang menjadi wali adalah Wali Hakim (Bapak Imam).

4. Ketentuan Khusus

Dalam hal tertentu setelah usaha maksimal tetap tidak dapat/tidak memungkinkan

wali memberikan penyerahan mewakilkan kewaliannyam maka dengan terpaksa tidak

mendapatkan penyerahan kewaliannya, sebagai jalan keluarnya pada saat pernikahan

luar wajib disaksikan minimal 2 orang laki-laki jamaah yang sudah dewasa.

4

C. Tempat Pelaksanaan Pernikahan

1. Pelaksanaan Perkawinan di Desa Al-Kautsar.

o Kedua calon pengantin berasal dari lingkungan Desa Alkautsar.

o Calon pengantin perempuan berasal dari Desa Al-Kautsar, sedangkan calon

pengantin laki-laki berasal dari Desa lain di lingkungan Daerah Cirebon.

2. Pelaksanaan Perkawinan di Desa Cirebon Selatan.

o Kedua calon pengantin berasal dari lingkungan Desa Cirebon Selatan.

o Calon pengantin perempuan berasal dari Desa Cirebon Selatan, sedangkan calon

pengantin laki-laki berasal dari Desa lain di lingkungan Daerah Cirebon.

3. Pelaksanaan Perkawinan di Desa Cirebon Utara.

o Kedua calon pengantin berasal dari lingkungan Desa Cirebon Utara.

o Calon pengantin perempuan berasal dari Desa Cirebon Utara, sedangkan calon

pengantin laki-laki berasal dari Desa lain di lingkungan Daerah Cirebon

4. Pelaksanaan Perkawinan di Desa Palimanan.

o Kedua calon pengantin wanita berasal dari lingkungan Desa Palimanan.

o Calon pengantin perempuan berasal dari Desa Palimanan, sedangkan calon pengantin laki-laki berasal dari Desa lain di lingkungan Daerah Cirebon

5. Pelaksanaan Perkawinan di Desa Cirebon Timur.

o Kedua calon pengantin wanita berasal dari lingkungan Desa Cirebon Timur.

o Calon pengantin perempuan berasal dari Desa Cirebon Timur, sedangkan calon

pengantin laki-laki berasal dari Desa lain di lingkungan Daerah Cirebon

Catatan : Teknis pelaksanaan pernikahan di Desa bertempat di Kegiatan Desa

dengan sebelumnya pelaksanaan pernikahan supaya diinformasikan/

dilaporkan ke Daerah.

6. Pelaksanaan Perkawinan di Daerah.

Perkawinan antar Daerah

Atas permintaan keluarga calon pengantin

Atas permintaan Kelompok atau Desa yang telah disepakati oleh keluarga calon pengantin

Atas permintaan Daerah lain.

Catatan : Teknis pelaksanaan pernikahan di Daerah bertempat di kegiatan Daerah.

5

D. Peserta Pernikahan

Peserta pernikahan dibatasi karena sifatnya bithonah, sehingga peserta yang boleh hadir

adalah :

1. Yang diberi amanat mengijabkan

2. Calon pengantin laki-laki dan perempuan

3. Seorang Tim Perkawainan dari pihak calon Pengantin Perempuan

4. Seorang Tim Tim Perkawainan dari pihak calon Pengantin Lakik-laki

5. Kedua orang tua calon pengantin Laki-laki dan Perempuan (boleh hadir boleh

tidak)

Catatan : Para Imam/Tim Perkawinan Desa dan Imam/Tim Perkawinan Kelompok

supaya mengkondisikan bisa menetapi peserta perkawinan sesuai ijtihad

Daerah.

E. Larangan Dalam Acara Pelaksanaan Pernikahan Dalam

1. Tidak boleh menghadiri selain peserta yang telah ditentukan.

2. Tidak boleh didokumentasikan/foto-foto/Video.

II. TATA CARA PERKAWINAN

A. Pengecekan dan Persyaratan Pernikahan

1. Pengecekan Melalui Pertanyaan

a. Kedua calon penganten sudah sama-sama ridho apa belum?

b. Kedua calon pengantin ada hubungan mahrom apa tidak, baik dari hubungan

nasab maupun hubungan tunggal susuan?

c. Calon pengantin perempuan tidak dalam status menerima lamaran dari orang

laki-laki lain?

d. Bagi yang berstatus janda, sudah diselesaikan surat jandanya atau belum?

e. Kapan Pelaksanaan nikah di KUA dan apabila melebihi 2 minggu, maka harus

menunjukkan surat dispensasi ijin dari Bapak Imam/Wakil 4 dengan alasan yang

kuat.

f. Kapan pelaksanaan Resepsinya, dalam resepsi dilarang mempraktekkan lakon-

lakon jahiliyah dan dilarang mengundang biduan wanita, serta jamaah

perempuan dilarang tampil menyanyi dan menari dihadapan umum.

2. Persyaratan Nikah

a. Ada Calon Pengantin laki-laki dan perempuan.

b. Ada Wali (surat penyerahan wali).

c. Ada saksi nikah sedikitnya 2 orang laki-laki.

d. Ada Maskawin.

e. Ijab Kabul.

6

B. NASEHAT PERKAWINAN

Nasihat pernikahan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. Nasehat pokok secara singkat

2. Nikah didasari niat ibadah.

3. Kefadholan nikah.

4. Setelah menikah supaya selalu menjaga hak dan kewajiban suami istri, ibadahnya

lebih tertib dan meningkat selalu menjaga kerukunan keluarga serta menjaga

kerharmonisan & keromantisan keluarga.

5. Menjaga fatonah bithonah dan budi luhur, jangan budi ashor.

C. PELAKSANAAN NIKAH

Pelaksanaan pernikahan disusun dengan urutan sebagai berikut :

1. Penyerahan Kewalian, teknis pelaksanaannya wali menyerahkan kepada yang

diamanati saat meyerahkan boleh berjabat tangan boleh tidak.

2. Membaca Khutbah Nikah

3. Kedua calon pengantin boleh membaca syahadat boleh tidak

4. Yang mengijabkan jabatan tangan dengan calon pengantin laki-laki disertai dengan

ucapan :

……………………………….………………………………

Jawaban calon pengantin Laki-laki :

Diulangi dengan bahasa Indonesia/bahasa daerah.

Saudara Fulan bin Fulan engakau saya nikahkan dengan Fulanata binta Fulan

dengan maskawin ……………………………….……………………………… Tunai/hutang.

Kemudian pengantin laki-laki mengucapkan Qobul dengan lafadz bahasa Indonesia/

bahasa daerah :

“saya terima nikahnya Fulanata binta Fulan dengan maskawin yang telah tersebut, ……………………………….……………………………… tunai/hutang.”

7

5. Pengantin laki-laki menyerahkan maskawin kepada pengantin perempuan sambil berjabat tangan (pengantin perempuan mencium tangan pengantin laki-laki).

6. Doa pengantin laki-laki kepada penganten perempuan dapat dilaksanakan pada saat

itu atau boleh diwaktu/kesempatan yang lain.

Adapun teknis pelaksanaannya penganten laki-laki memegang ubun-ubun pengantin

perempuan dan pengantin perempuan mengamini.

7. Pengantin laki-laki menyatakan sighot taklik tholaq dan pengantin laki-laki

membubuhi tanda tangannya dengan disaksikan 2 orang laki-laki.

8. Pembacaan doa nikah.

9. Pengantin laki-laki bersalaman dengan laki-laki, pengantin perempuan bersalaman

dengan perempuan demikian pula dengan orang tua dan mertua yang hadir.

Semoga Alloh Paring Lancar

Aman Selamat dan Barokah. Aamiiin 3X

8

i

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………………………………………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………………………………………………………

………………………………………….…………………………………

………………………………………….…………………………………………………………………………….……………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….…………………………………………………………………………………………………………………………..………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………..……

…………………………………………..……

………………………………………………… …………………….…………………………………… …………………….……………………………………

9

i

i

i

i

i

10

Lampiran : Contoh Jenis Maskawin Bahasa Arab. Al-Qur’anil Karim

Hadits Sohih Bukhori

Hadits Shohih Muslim

Hadits Sunan Abi Dawud

Hadits Sunan Tirmidzi

Hadits Sunan Nasa’i

Hadits Sunan Ibnu Majah

Kalung emas

Cicin emas

Gelang emas

Anting-2 emas

Pakaian Sholat

Jam Tangan

Jilbab

Rp. 5.000,-

Rp. 10.000,-

Rp. 15.000,-

Rp. 20.000,-

Rp. 25.000,-

Rp. 50,000,-

Rp. 100,000,-

Rp. 500.000,-

Rp. 1.000.000,-

11

SIGHOT TAKLIK THOLAQ

Setelah akad nikah saya nama : ……………………………….……………………………… Bin ……………………………….………………… Berjanji dengan sesungguh hati bahwa saya akan menetapi kewajiban sebagai suami dan akan saya pergauli istri saya nama : ……………………………….……………………………… Binti ……………………………….…………………………… dengan baik mu’asyaroh bil ma’ruf sesuai dengan Qur’an Hadits.

Selanjutnya saya mengucapkan Shighot Taklik Tholaq istri saya itu sebagai berikut : “ sewaktu saya “ :

1. Meninggalkan istri saya 2(dua) tahun berturut-turut. 2. Atau saya menyakiti/menganiaya badan/jasmani istri saya. 3. Atau saya membiarkan istri saya dan atau tidak memberikan nafkah lahir

& bathin 6(enam) bulan lamanya. Kemudian istri saya tidak ridho, dan mengadukan halnya kepada keimaman, kemudian pengaduannya dibenarkan oleh keimaman, maka jatuhlah talak 1 kepada istri saya tersebut diatas. Cirebon, ……………………………….………………………………

Yang mengucapkan Taklik Tholaq

…………….…………….………………….………………………………

Saksi : 1).

…………….…………….…………………… ….…………………………

2).

…………….…………….…………………… ….…………………………

12

i

13

i

i

ii

i

14

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………………………………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………………………………………………

………..……………………………………..…………………

…………………..…………………………… …………….…………….…………………… …………….…………….…………………… …………….…………….……………………

…………………..……………………………………………… …………….…………….………………………………………

15

i

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

…………….…………………………………………….………………………………………….……………………………

…………………..……………………………………… …………….…………….……………………………… …………….…………….………………………………

16

i

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

………..……………………………………..…………………

…………………..…………………………… …………….…………….…………………… …………….…………….…………………… …………….…………….……………………

…………………..……………………………………………… …………….…………….………………………………………

17

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………

…………….…………………………………………….………………………………………….……………………………

…………………..……………………………………… …………….…………….……………………………… …………….…………….………………………………

18

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………….……………………………

………………………………………….……………………………………… …………

………………………………………….……………………………………………………………………………………………..………….………………………………………………….

KUA ………………………….……………………

…………………………….……………………

…………………………….………………………………………………….……………………

KUA

.KUA

19

…………………………………………………………. ………………………………………………………….

………………………………………………………….…………………………………………………………. …………………………………………………………….

………………………………………………………….