pajak penghasilan terapan

Upload: meiliana-mei

Post on 10-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PAJAK PENGHASILAN (TERAPAN)Arif Budiarto

  • PAJAK PENGHASILANA D A L A HPAJAK YANG DIKENAKAN TERHADAP SUBJEK PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA DALAM TAHUN PAJAK

  • ORANG PRIBADIWAJIB PAJAKBADAN1 orang 1 keluarga dianggap sebagai satu kesatuan ekonomissekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha

  • Kewajiban NPWP = PPhUNDANGUNDANGNON - USAHA NON - PEK. BEBASUSAHA / KEGIATANPEK. BEBAS OP > PTKPYa Orang Pribadi BadanNPWP

  • PTKP 2006

    Diri WP13.200.000Status kawin1.200.000Istri Penghasilan digabungkan dg penghasilan suami13.200.000Tanggungan1.200.000

  • NoStatusPTKP 20061TK/0 13,200,000 2TK/1 14,400,000 3TK/2 15,600,000 4TK/3 16,800,000 5K/0 14,400,000 6K/1 15,600,000 7K/2 16,800,000 8K/3 18,000,000 9K/I/0 27,600,000 10K/I/1 28,800,000 11K/I/2 30,000,000 12K/I/3 31,200,000

  • PEKERJAANKELOMPOK

    SUMBER PENGHASILAN

    LAIN-LAINMODALUSAHA & KEGIATANHUBUNGAN KERJAPEKERJAAN BEBASHARTA GERAKHARTA TAK GERAKContoh: Pengacara, Akuntan, Dokter, Arsitek, Konsultan, Notaris

  • Jenis SPT Tahunan1770 S(sederhana)17711770ORANG PRIBADIBADANWP yg menerima : ph hanya dari 1 pemberi kerja, dikenakan PPh Final, dikenakan PPh tersendiri, bukan ObjekWP yg melakukan usaha / pekerjaan bebasWP Badan

  • PPh ORANG PRIBADIWP orang pribadi menerima ph hanya dari 1 pemberi kerja, dikenakan PPh Final, dikenakan PPh tersendiri, bukan Objek SPT 1770 S

    WP orang pribadi lainnya SPT 1770

  • WP OP YG MENGGUNAKAN 1770 SPENGHASILAN PEKERJAAN DARI SATUPEMBERI KERJADIKENAKAN PPh FINALDIKENAKAN PAJAK TERSENDIRIWP Sebagai Karyawan Hanya Pada Satu Pemberi Kerja (Badan / Orang Pribadi)Bunga Deposito, Tabungan, Diskonto SBIBunga/diskonto Obligasi di Bursa EfekPenjualan Saham di Bursa EfekHadiah UndianDll (akan disampaikan kemudian)Penghasilan Istri dari 1 pemberi kerjaPenghasilan anak dari pekerjaan

    BUKAN OBJEKBantuan/sumbangan/hibahWarisanBagian laba anggota CV tidak atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsiKlaim asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, beasiswa1234

  • WP sebagai Karyawan TetapDikenakan PPh Pasal 21, Rincian terdapat pada 1721 A12006

  • Lanjutan ..

  • 1770 S : PPh Final pesangon

  • Penghasilan yang dikenakan PPh tersendiriPenghasilan anak yang belum dewasa dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha orang yang mempunyai hubungan istimewa (tidak digabung dengan orang tuanya)Anak yang belum dewasa adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.Penghasilan istri (karyawati) bila diperoleh hanya dari 1 pemberi kerja dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya (tidak digabung dengan penghasilan suamin)Hubungan istimewa : hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat.

  • CONTOH KASUSTuan Badri, direktur PT. Maxima Consultindo, pada tahun 2006 sesuai formulir 1721-A1 dari perusahaannya mempunyai penghasilan sebesar Rp 56.567.100,00. Ia sudah menikah dengan Shinta (35 tahun) dan sudah dikaruniai seorang anak yang lahir pada tanggal 10 Januari 2006. Shinta tidak bekerja.Pada tanggal 21 April 2006, Shinta memperoleh hadiah undian sebuah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,00.

  • WP OP YG MENGGUNAKAN 1770PENGHASILAN PEKERJAANDIKENAKAN PPh FINALDIKENAKAN PAJAK TERSENDIRIBUKAN OBJEKUSAHA / PEKERJAAN BEBAS1PENGHASILAN DALAM NEGERILAINNYAPENGHASILAN LUAR NEGERI234567

  • 1770 : WP USAHA / PEKERJAAN BEBASUSAHADAGANGINDUSTRIJASAPEKERJAAN BEBASPengacara Arsitek Dokter Akuntan Konsultan Notaris Aktuaris Penilai

  • Contoh besarnya normaKEP- 536 /PJ./2000

  • 1770 : WP PEKERJAANKaryawan Tetap (satu atau lebih pemberi kerja)Pegawai Tidak TetapPenerima UpahPenerima Honorariumdll

  • 1770 : WP Penghasilan DN lainnyaBunga (selain bunga deposito, tabungan, giro)DividenRoyaltiSewaPenghargaan & Hadiah (tidak dg undian)Keuntungan dari penjualan/pengalihan hartaLain-lain

  • 1770 : WP Penghasilan Luar NegeriSeluruh penghasilan dari LN Kerugian dari LN tidak boleh diperhitungkan (kompensasi horisontal) dengan penghasilan lainnya

  • 1770 : WP - PPh Final

  • 1770 : WP - PPh TersendiriSama dengan di 1770 S1770 : WP Bukan ObjekSama dengan di 1770 S

  • CONTOH KASUSTuan Badri, direktur PT. Maxima Consultindo, pada tahun 2006 sesuai formulir 1721-A1 dari perusahaannya mempunyai penghasilan sebesar Rp. 56.567.100,00. Ia sudah menikah dengan Shinta (35 tahun) dan sudah dikaruniai seorang anak yang lahir pada tanggal 10 Januari 2006. Shinta mempunyai sebuah minimarket dengan omset setahun Rp. 240.000.000,00. Untuk menghitung pajak ia memilih menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang besarnya ditetapkan 20%. Selama tahun 2006 sudah membayar angsuran/PPh pasal 25 Rp. 200.000,00 tiap bulanPada tanggal 21 April 2006, Shinta memperoleh hadiah undian sebuah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,00.

  • PPh BADANSeluruh WP Badan pelaporan pajaknya diperlakukan sama SPT 1771

    Wajib menyelenggarakan pembukuan dengan menyusun Laporan Keuangan di akhir tahun (minimal Neraca & Laporan Laba Rugi)Wajib melampirkan penghitungan penyusutan aktiva tetap

  • PENGERTIAN BADAN:sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi :perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana

  • SumberDokumenJurnalNeraca SaldoBuku BesarLaporan KeuanganLaporan Laba/RugiNeracaUU PerpajakanPSAK Praktek akuntansi yang lazimLaba (Rugi) FiskalRekonsiliasi FiskalLaba xxxKompensasi( xxx )Penghasilan Kena Pajak xxxPPh Terutang: xxx(10%, 15%, 30%)Penyesuaian Positif Penyesuaian Negatif

  • Pendapatan KomersialBukan PendapatanKomersialOBJEK PAJAKBukanObjekPajakPPh FINALPPh UMUMAda penghitungankembali di SPT Tahunan

  • Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU iniLaba usahaHadiah dari undian atau pekerjaan/kegiatan dan penghargaanKeuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sbg penggantian saham/penyertaan modal;2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya krn pengalihan harta kpd pemegang saham, sekutu atau anggota;3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kec. yang diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yg ditetapkan oleh Menkeu, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yg bersangkutanOBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)

  • Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biayaDeviden, dgn nama dan dlm bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi

    Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta

    OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utangPenerimaan atau perolehan pembayaran berkalaKeuntungan krn pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu yg ditetapkan dgn PPKeuntungan krn selisih kurs mata uang asing

  • tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan pajak.

    selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,iuran yg diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yg terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas, OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1) premi asuransi,

  • PENGENAAN PAJAKNYA BERSIFAT FINALDIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH(PP)- Bunga deposito/tabungan- Transaksi saham dan sekuritas di bursa efek- Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan- Penghasilan tertentu lainnya

    PENGHASILAN TERTENTU Pasal 4 ayat (2)

  • BANTUAN ATAU SUMBANGAN TERMASUK ZAKAT YG DITERIMA BADAN AMIL ZAKAT/LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN PENERIMA ZAKAT YG BERHAK

    HARTA HIBAHAN DENGAN SYARAT TERTENTUWARISAN

    HARTA TERMASUK SETORAN TUNAI YG DITERIMA OLEH BADAN SEBAGAI PENGGANTI SAHAM ATAU PENYERTAAN MODAL

    PENGGANTIAN/IMBALAN DALAM BENTUK NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DARI WAJIB PAJAK ATAU PEMERINTAH

    PEMBAYARAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI SEHUBUNGAN DENGAN ASURANSI KESEHATAN/KECELAKAAN/JIWA/DWIGUNA DAN BEA SISWATIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)

  • DIVIDEN /BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH PT SBG WP D.N KOPERASI,BUMN/BUMD, DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN YANG DIDIRIKAN/BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT DEVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN KEPEMILIKAN PADA BADAN YG MEMBERIKAN DEVIDEN PALING RENDAH 25% DARI JUMLAH MODAL YG DISETOR DAN HRS MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM TSB

    IURAN YG DIPEROLEH DANA PENSIUN YG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN OLEH MENKEU DAN PENGHASILAN DANA PENSIUN TSB DARI MODAL YG DITANAMKAN DLM BIDANG TERTENTU YG DITETAPKAN MENKEU

    BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH ANGGOTA DARI BADAN USAHA YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM (CV, Persekutuan, dll)

    BUNGA OBLIGASI YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERUSAHAAN REKSA DANA SELAMA 5 TAHUN PERTAMA SEJAK PENDIRIAN/PEMBERIAN IZIN USAHA

    TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)

  • PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA BERUPA BAGIAN LABA DARI BADAN PASANGAN USAHA YG DIDIRIKAN DAN MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN DI INDONESIA DGN SYARAT BADAN PASANGAN USAHA MERUPAKAN PERUSAHAAN KECIL, MENENGAH, ATAU YG MENJALANKAN KEGIATAN DLM SEKTOR-SEKTOR USAHA YG DITETAPKAN DGN KEPMENKEU DAN SAHAMNYA TDK DIPERDANGKAN DI BURSA EFEK DI INDONESIA

    TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)

  • Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan Penyusutan dan amortisasiIuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri KeuanganKerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;Kerugian karena selisih kurs mata uang asing;Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (8) UU PPN & PPnBM

    BIAYA-BIAYA YANG BOLEHDIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTOPasal 6 ayat (1)

  • BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MERUPAKANOBJEK PAJAK, TERMASUK

    1. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA DALAM LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL;2. TELAH DISERAHKAN PERKARA PENAGIHANNYA KEPADA PN ATAU BUPLN ATAU ADANYA PERJANJIAN TERTULIS MENGENAI PENGHAPUSAN PIUTANG/PEMBEBASAN UTANG ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR YBS;3. TELAH DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN UMUM ATAU KHUSUS; DAN4. WP HARUS MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG YANG TIDAK DAPAT DITAGIH KEPADA DIREKTORAT JENDERAL PAJAKPIUTANG YANG NYATA-NYATA TIDAK DAPAT DITAGIHSYARATPENGELUARAN YANG BOLEHDIBEBANKAN SBG BIAYAPasal 6 ayat (1) huruf h

  • Yang dimaksud dengan penerbitan umum atau khusus adalah:

    a.Penerbitan koran/majalah atau media massa cetak yang lazim lainnya yang berskala nasional; atau

    b.Penerbitan khusus Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA)/persatuan Bank-Bank Swasta Nasional (PERBANAS); atau

    c.Penerbitan/pengumuman khusus Bank Indonesia.

  • PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

    BIAYA YG DIBEBANKAN UTK KEPENTINGAN PRIBADI PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA

    PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KECUALI CADANGAN UNTUK JENIS USAHA TERTENTU YANG DITETAPKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

    PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWI GUNA, DAN ASURANSI BEA SISWA YG DIBAYAR OLEH WP ORANG PRIBADI

    PENGGANTIAN/ IMBALAN PEKERJAAN/JASA YG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN KECUALI - PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI - DI DAERAH TERTENTU DAN - YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG DITETAPKAN KEPMENKEUPENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTOPasal 9 ayat (1)

  • JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU PIHAK YG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWAHARTA YG DIHIBAHKAN, BANTUAN / SUMBANGAN, DAN WARISAN SESUAI PSL 4 AYAT (3) HURUF a DAN bKECUALI :ZAKAT ATAS PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN OLEG WP ORANG PRIBADI PEMELUK AGAMA ISLAM DAN ATAU WP BADAN D.N YANG DIMIILIKI OLEH PEMELUK AGAMA ISLAM, KEPADA BADAN AMIL ZAKAT ATAU LEMBAGA AMIL ZAKAT YANG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAHPAJAK PENGHASILANGAJI ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA, ATAU PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAMSANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA DI BIDANG PERPAJAKANBIAYA YANG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGANPENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTOPasal 9 ayat (1)

  • BIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG BUKAN OBJEK PAJALBIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG DIKENAKAN PPh FINALBIAYA 3M PENGHASILAN YG PAJAK DIHITUNG DG NORMAKERUGIAN HARTA / HUTANG YG TIDAK DIMILIKI & DIGUNAKAN UNTUK 3M OBJEK PAJAKPPh DITANGGUNG PERUSAHAANPENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTOPP NO.138 TAHUN 2000

  • KERUGIAN DAPAT DIKOMPENSASIKAN DENGAN PENGHASILAN MULAI TAHUN PAJAK BERIKUTNYA BERTURUT-TURUT SAMPAI DENGAN 5 (LIMA) TAHUNPENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHA PERKEBUNAN TANAMAN KERAS DANPERTAMBANGAN,DI DAERAH TERPENCIL, KOMPENSASI KERUGIAN PALING LAMA10 TAHUNPENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHAPERKEBUNAN TANAMAN KERAS DAN PERTAMBANGAN DI LUAR DAERAH TERPENCIL, KOMPENSASI KERUGIAN DIBERIKAN PALING LAMA 8 TAHUNKOMPENSASI KERUGIANPasal 6 ayat (2) dan PP 34 Tahun 1994

  • CONTOH KOMPENSASIDari tahun 1995 s.d. 1999 tidak ada keuntungan sehingga tidak ada kompensasi.Tahun 2000 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1995 dapat dikompensasi.Tahun 2001 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1996 dapat dikompensasi.Tahun 2003 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1998 dapat dikompensasi.Sisa kerugian tahun 1998 Rp 36.000.000 di tahun 2004 tidak dapat dikompensasi lagi.

  • PENGELUARAN UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MEMPUNYAI MASA MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUNDIBEBANKAN MELALUI PENYUSUTAN ATAU AMORTISASIPENGELUARAN YANG TIDAK BOLEHDIBEBANKAN SEKALIGUSPasal 9 ayat (2)

  • BANGUNAN SELAIN BANGUNANUSAHA TERTENTU

    METODE GARIS LURUSMETODE SALDOMENURUNPADA AKHIR MASA MANFAATDISUSUTKANSEKALIGUSDITETAPKAN MENTERI KEUANGAN HARTA BERWUJUDPENYUSUTAN Pasal 11 ayat (1),(2) dan (7)KECUALI : TANAH YANG BERSTATUS HAK MILIK, HGU DAN HGB DAN HAK PAKAI

  • DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG MELAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA SESUAI PASAL 19NILAI SETELAH DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA PADA BULAN PENGELUARAN

    KECUALI :HARTA YG MASIH DLM PROSES PENGERJAAN, PADA BULAN SELESAINYA PENGERJAAN

    PADA BULAN HARTAMULAI DIGUNAKAN/ MENGHASILKAN

    DENGAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK SAAT MULAI PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (3),(4) dan (5)

  • KEL. HARTA MASA TARIF PENYUSUTAN BERWUJUD MANFAAT GARIS LURUS SALDO MENURUN 1. BUKAN BANGUNAN- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4 4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %2. BANGUNAN PERMANEN 20 THN 5 %TDK PERMANEN 10 THN 10 %PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD DITETAPKAN DENGAN KMKMASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (6) dan (7)

  • JUMLAHNILAI SISA BUKUDIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIANJUMLAH HARGA JUAL ATAUPENGGANTIANASURANSIDIBUKUKANSEBAGAI PENGHASILANPENJUALAN ATAU PENGALIHAN HARTA SESUAI PSL 4 Ayat (1) Huruf d ATAU PENARIKAN HARTAKARENA SEBAB LAINNYADIBUKUKAN SBG BEBAN MASA KEMUDIAN DENGAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAKKERUGIAN SEBESAR NILAI SISA BUKU HARTA KARENA PENGGANTIAN ASURANSI YG JUMLAHNYA BARU DAPAT DIKETAHUI DI MASA KEMUDIANPADA TAHUN TERJADINYA PENGALIHANATAU PENARIKAN HARTAPENGALIHAN HARTA BERWUJUD Pasal 11 ayat (8) dan (9)

  • METODEGARIS LURUSMETODE SALDOMENURUNPADA AKHIR MASA MANFAATDIAMORTISASI SEKALIGUS(CLOSED ENDED)AMORTISASIPasal 11A ayat (1)

  • KELOMPOK MASA TARIF AMORTISASI HARTA TAK MANFAAT BERWUJUD GARIS LURUS SALDO MENURUN- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4 4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %1. BIAYA PENDIRIAN2. BIAYA PERLUASAN MODALTARIF BERDASARKANKELOMPOK HARTA ATAU DIBEBANKAN SEKALIGUS PADA TAHUN TERJADINYA PENGELUARANPENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH HAK PENAMBANGAN MIGASPENGELUARAN SEBELUM OPERASI KOMERSIL YANGMASA MANFAAT > 1 TAHUNMETODE SATUANPRODUKSITARIF BERDASARKANKELOMPOK HARTA1. HAK PENAMBANGAN SELAIN MIGAS2. HAK PENGUSAHAAN HUTAN3. HAK PENGUSAHAAN SUMBER DAN HASIL ALAM LAINNYAMETODE SATUAN PRODUKSISETINGGI-TINGGINYA 20 % SETAHUNMASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI Pasal 11A ayat (2),(3),(4),(5) dan (6)

  • Biaya Perolehan50% Biaya Perolehan50% Biaya Perawatan dan BBMKelompok 2Biaya Perawatan dan BBMPerlakuan Khusus Penyusutan FiskalAktiva perusahaan yang merupakan fasilitas bagi karyawanSedan dan sejenisnyaDibebankanseluruhnyaBus KaryawanKelompok 2Dibebankan50% Biaya Perolehan50% Biaya Pulsa dan PerbaikanKelompok 1DibebankanTelepon Selular

  • Perlakuan Khusus Amortisasi Fiskal Biaya untukmemperolehTANAH Untuk Pertama kaliDi kapitalisasiBiaya PerpanjanganHGB, HGU danHak Pakai atas TANAH Diamortisasikan selama jangka waktu tersebut

  • Perlakuan PPh atas Bunga Pinjaman

    Bunga tersebut dikapitalisasi, pada :- pembelian saham- pembelian tanah (real estate)- masa konstruksiBunga PinjamanSepanjang berhubungandengan biaya untuk 3 Mpenghasilan(obyek PPh non-final)Dapat dibebankanKecuali

  • Perlakuan PPh atas Bunga PinjamanApabila WP juga mempunyai deposito atau tabunganBunga tidak bolehdibebankanRata-rata Pinjaman= Rata-rata Dep/Tab

    Bunga dapat dibebankan seluruhnya dalam hal :- dana pinjaman ditempatkan dalam rekening giro- ketentuan mengharuskan dana pinjaman ditempatkan di dep/tab saldo dep/tab dananya berasal dari tambahan modal/sisa laba

    Bunga yg diperkenankan:(Rata2 Pinjaman Rata2 Deposito) Rata2 PinjamanX Bunga Pinjaman

  • BIAYA ENTERTAINMENTSE-27/PJ.22/1986

    Dapat dikurangkan sebagai biaya dengan syarat: Benar-benar dikeluarkan dan ada hubungannya dengan kegiatan usaha wajib pajak Dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh, yang memuat nomor urut, tanggal dan jenis entertainment, nama tempat, alamat, jumlah, nama relasi, posisi, nama perusahaan, jenis usaha.

  • Penyisihan/Cadangan : BANKBagi Bank Umum (lihat KMK No 68/KMK.04/1999), cadangan kerugian :

    1% dari jumlah kredit lancar5% dari jumlah kredit dalam perhatian khusus15% dari jumlah kredit kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan50% dari jumlah kredit diragukan setelah dikurangi nilai agunan100% dari jumlah kredit macet setelah dikurangi nilai agunan

    Bagi Bank Perkreditan Rakyat atau BPR (KMK No.204/KMK.04/2000), cadangan kerugian :

    0,5% dari jumlah kredit lancar3% dari jumlah kredit kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan50% dari jumlah kredit diragukan setelah dikurangi nilai agunan100% dari jumlah nilai kredit macet setelah dikurangi nilai agunan

    Nilai agunan yang dikurangkan setinggi-tingginya :seluruh nilai agunan yang bersifat lancar. agunan lain yang tidak lancar ditetapkan sebesar 75% dari nilai agunan atau berdasarkan penilaian perusahaan penilai.

  • Peraturan Menteri Keuangan No. 93/PMK.03/2006tanggal 13 Oktober 2006 Sumbangan yang diberikan oleh Wajib Pajak dalam rangka bantuan kemanusiaan bencana alam gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Provinsi Jawa Tengah yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 serta gempa bumi dan tsunami di pesisir pantai selatan pulau Jawa pada tanggal 17 Juli 2006 dapat dibiayakan.Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.03/2006tanggal 13 Oktober 2006 Sumbangan meliputi uang dan/atau barang Sumbangan harus ditampung, disalurkan, dan/atau dikelola oleh instansi Pemerintah antara lain Kantor Wakil Presiden, Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, dan Departemen Keuangan, serta pihak-pihak lain yang dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya, termasuk Palang Merah Indonesia, media massa cetak dan elektronik, dan organisasi sosial dan/atau keagamaan. Sumbangan harus didukung oleh bukti-bukti yang sah dan dapat diuji kebenarannya.

  • LAPISAN PKPTARIF PAJAK- S/D Rp 50.000.000,00 10 %

    - DI ATAS Rp 50.000.000,00 15 % S/D Rp 100.000.000,00

    - DI ATAS Rp 100.000.000,00 30 %DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DITETAPKAN : Tarif tertinggi diturunkan menjadi paling rendahnya 25 % Tarif pajak tersendiri atas penghasilan tertentu , sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggiLAPISAN PKPDAPAT DIUBAH DENGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANTARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat 1 (b), (2), (3) dan (7)

    TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN DN

  • JUMLAH PKP DIBULATKAN KE BAWAH DALAM RIBUAN RUPIAH PENUHUNTUK KEPERLUAN PENERAPAN TARIF PAJAKTARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat (4) Contoh:123.456.789 123.456.000987.654.321 987.654.000

  • - DILAKUKAN SETIAP BULAN, ATAU

    - MASA LAIN YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN MERUPAKAN ANGSURAN PAJAK YANG BOLEH DIKREDITKAN TERHADAP PPh YANG TERUTANG UNTUK TAHUN PAJAK YBS KECUALI PEMBAYARAN PPh YANG BERSIFAT FINAL- PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PIHAK LAIN (PPh Psl 21,22,23,24)

    PEMBAYARAN OLEH WAJIB PAJAK SENDIRI (PPh Pasal 25)PELUNASAN PPhDALAM TAHUN BERJALANPasal 20 ayat (1), (2) dan (3)

  • LANGKAH MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PADA AKHIR TAHUNIDENTIFIKASI PENGHASILAN

    IDENTIFIKASI BIAYA

    IDENTIFIKASI KERUGIAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA

    IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN

    IDENTIFIKASI PPh YANG DIBAYAR SENDIRI

  • IDENTIFIKASI PENGHASILANPASAL 4 AYAT 1 (PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA UMUM)

    PASAL 4 AYAT 2 (PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA FINAL)

    PASAL 4 AYAT 3 (PENGHASILAN YANG BUKAN OBYEK PAJAK)

  • IDENTIFIKASI BIAYADEDUCTIBLE EXPENSES (PASAL 6 UU PPh)Biaya yang dapat dikurangkan

    NON DEDUCTIBLE EXPENSES (PASAL 9 UU PPh) Biaya yang TIDAK dapat dikurangkan

  • IDENTIFIKASI KERUGIAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYAKERUGIAN YANG DIKOMPENSASIKAN TIDAK BOLEH MELEBIHI LIMA TAHUN

    KOMPENSASI SESUAI SURAT KETETAPAN PAJAK YANG DITERBITKAN KPP (dalam hal sudah dilakukan pemeriksaan)

    KOMPENSASI RUGI SESUAI SPT TAHUNAN TAHUN YANG MENYATAKAN KERUGIAN (bila belum dilakukan pemeriksaan)

  • IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN

    PPh Pasal 22

    PPh Pasal 23

    PPh Pasal 24

    PPh Pasal 25

    Pokok STP PPh Pasal 25 (baik sudah atau belum dibayar)

    Fiskal Luar Negeri

    PPh atas pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (utk WP Badan)IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIBAYAR SENDIRI

  • KOMERSIAL vs FISKAL

  • KOREKSI FISKAL BIAYA PERUSAHAAN

    KOREKSI FISKAL ATAS BIAYA PERUSAHAAN

    Beban Usaha

    Deductible

    Non

    Deductible

    Ket

    Dasar Hukum

    Biaya yang dikeluarkan untuk menagih,

    mendapatkan, dan memelihara penghasilan:

    Prinsip realisasi

    (

    Pasal 28 UU KUP

    Konservatis/penyisihan

    (

    Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan,

    menagih dan memelihara penghasilan yang

    bukan objek PPh atau pengenaan PPh-nya

    final

    (

    1. Gaji/upah

    V

    PPh 21

    Pasal 6 UU PPh

    2. Tunjangan PPh Pasal 21

    V

    PPh 21

    KEP-545/PJ./2000

    3. PPh Dibayar Perusahaan

    V

    Pasal 9 huruf h UU PPh

    KEP-545/PJ./2000

    4. Premi Asuransi Jiwa Pegawai dibayar Perusahaan

    V

    PPh 21

    Pasal 9 huruf d UU PPh

    5. Premi Asuransi Jiwa untuk pemilik/pemegang saham dan keluarganya

    V

    Pasal 9 huruf j UU PPh

    6. Iuran JAMSOSTEK :

    PP No.14 tahun 1993

    a) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

    V

    PPh 21

    Pasal 9 huruf d UU PPh

    b) Jaminan Kematian (JKM)

    V

    PPh 21

    PP No.14 tahun 1993

    c) Jaminan Pelayanan Kesehatan

    V

    PPh 21

    PP No.14 tahun 1993

    d) Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) =>JAMSOSTEK :

    PP No.14 tahun 1993

    DibayarPerusahaan

    V

    Dibayar Pegawai (bagi pegawai untuk menghitung PPh 21)

    V

    KEP-545/PJ./2000

    PP No.14 Tahun 1993

    7. Iuran pensiun ke Dana Pensiun yang disahkan Menteri Keuangan

    Pasal 6 huruf c UU PPh

    Dibayarperusahaan

    V

    Dibayar pegawai ( bagi pegawai untuk menghitung PPh 21)

    V

    KEP-545/PJ./2000

    8. Iuran pensiun ke Dana Pensiun yang belum disahkan Menkeu

    V

    9. Tunjangan Hari Raya

    V

    PPh 21

    KEP-545/PJ./2000

    10. Uang lembur

    V

    PPh 21

    KEP-545/P)./2000

    11. Pengobatan:

    a) Cuma-cuma (langsung ke rumah sakit)

    V

    b) Penggantian pengobatan

    V

    PPh 21

    c) Tunjangan pengobatan

    V

    PPh 21

    12. Pemberian imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan, misal: kendaraan, beras, dsb

    V

    Pasal 9 huruf e UU PPh

    13. Pemberian makan kepada crew kapal/ pesawat dalam perjalanan

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    14. Pemberian imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan :

    a) Pengeluaran untuk penyediaan makanan/minuman bagi seluruh pegawai, termasuk dewan direksi dan dewan komisaris di tempat kerja

    V

    KMK466JKMK.04/2000

    b) Pemberian imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu

    V

    KMK466JKMK.04/2000

    tempat tinggal/perumahan pegawai sepanjang fasilitas tersebut tidak tersedia

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    pelayanan kesehatan sepanjang fasilitas tersebut tidak tersedia

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    pendidikan pegawai dan keluarganya sepanjang fasilitas tersebut tidak tersedia

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    pengangkutan bagi pegawai dan keluarganya sepanjang fasilitas tersebut tidak tersedia

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    olah raga bagi pegawai dan keluarganya sepanjang fasititas tersebut tidak tersedia. Sarana olah raga tidak termasuk golf, boating, pacuan kuda

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    c) Dalam rangka dan berkaitan dengan pelaksanaan kerja:

    Beban antar jemput karyawan

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    Penyediaan makan/minum untuk awak kapal dan pesawat

    V

    KMK466/KMK.04/2000

    d) Untuk keamanan/keselamatan kerja yang diwajibkan, misal: pakaian dan peralatan bagi pegawai pemadam kebakaran, proyek, pakaian seragam pabrik, hansip/satpam

    V

    KEP-312/PJ./2001

    e) Berkenaan dengan situasi lingkungan, misal:

    pakaian seragam pegawai hotel/penyiar TV

    V

    KEP-312/PJ./2001

    makan tambahan bagi operator komputer/ pengetik

    V

    KEP-312/PJ./2001

    makan/minum cuma-cuma bagi pegawai restoran

    V

    KEP-312/PJ./2001

    15. Pembebanan yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, dengan cara penyusutan sesuai Pasal il UU No. 10 Tahun 1994

    V

    Pasal 6 ayat (1) UU PPh

    16. Cuti pegawai:

    a) Diberikan uang cuti

    V

    PPh 21

    (Penjelasan Pasal 6 ayat (1)huruf a UU PPh)

    b) Tunjangan cuti

    V

    PPh 21

    c) Dibayarperusahaan

    V

    17. Perjalanan dinas pegawai:

    a) Didukung bukti-bukti yang sah/ dipertanggung-jawabkan

    V

    b) Lumpsum (tidak didukung bukti-bukti)

    V

    c) Lumpsum dianggap honor pegawai

    V

    PPh 21

    d) Honor/uang saku

    V

    PPh 21

    e) Fiskal Luar Negeri dibayar perusahaan, merupakan PPh Ps 25, dibayar dengan SSP, ditulis nama pegawai q.q. nama perusahaan dengan NPWP perusahaan atau dengan Tanda Bukti FLN

    V

    Merupakan kredit pajak

    f) Biaya piknik/rekreasi

    V

    18. Bonus atas prestasi kerja yang dibebankan pada tahun berjalan

    V

    pph 21

    KEP-545/PJ./2000

    19. Pembagian bonus, tantiem, gratifikasi, jasa produksi, yang dibebankan ke laba ditahan (Retained Earning)

    V

    PPh 23

    (kepada

    pemegang

    saham)

    Pasal 9 ayat (1)

    SE-11/PJ.42/1992

    20. Biaya seminar, penataran, kursus pendidikan) di dalam negeri

    V

    Pasal 6 ayat (1) UU PPh

    21. Honor/uang saku pegawai yang mengikuti seminar dsb.

    V

    PPh 21

    Pasal 6 ayat (1) UU PPh

    22. Bea siswa:

    a) Ada ikatan kerja dengan perusahaan

    V

    PPh 21

    b) Tidak ada ikatan dengan perusahaan (sumbangan)

    V

    23. Sumbangan ke karyawan dalam bentuk uang

    V

    PPh 21

    Penjelasan Pasal 6 ayat

    huruf a UU PPh (1)

    24. Kendaraan perusahaan yang dibawa pulang dan dikuasai pegawai:

    a) Penyusutan

    b) Biaya reparasi atau pemeliharaan

    c) Bahan bakar/oli, dsb

    V

    V

    V

    Pasal 9 ayat (1) huruf b

    UU PPh

    Mulai tgl

    50 % -nya

    V

    V

    25. Perumahan perusahaan dan asrama:

    a) Pegawai yang menempati tidak diberi tunjangan perumahan:

    biaya penyusutan rumah (60 jt)

    V

    biaya eksploitasi rumah (40 jt)

    V

    b) Pegawai yang menempati diberi tunjangan perumahan minimal sebesar biaya penyusutan dan biaya eksploitasi:

    Pasal 9 ayat (1) huruf b jo. Penjelasan Pasal 6 ayat(1) huruf a UU PPh

    => tunjangan perumahan (110 jt):

    PPh 21

    Utk penghit. PPh 21 tidak ada jurnal

    biaya penyusutan rumah (60 jt)

    V

    Dijurnal

    biaya eksploitasi rumah (40 jt)

    V

    Dijurnal

    selisih tunjangan (10jt)

    V

    Dijurnal

    26. Mess untuk transit, pendidikan (sementara):

    a) biaya penyusutan

    V

    b) biaya eksploitasi

    V

    27. Sewa rumah pegawai yang tidak diberi tunjangan sewa minimal sebesar sewa rumah tersebut

    V

    pph 4 ayat (2)

    Sewa rumah pegawai yang diberi tunjangan sewa minimal sebesar sewa rumah tersebut

    V

    pph 4 ayat (2)

    PPh 21

    28. PPh sewa rumah dibayar perusahaan

    V

    Penjelasan Pasal 6 ayat

    PPh

    huruf a UU

    (1)

    29. Diberikan uang sewa rumah

    V

    PPh 21

    30. Uang pesangon

    V

    PPh 21

    KEP-545/PJ./2000

    31. Upah borongan pekerja ke orang pribadi

    V

    PPh 21

    KEP-545/PJ./2000

    32. Imbalan ke pegawai yang merupakan pemegang saham:

    V

    Pph 21

    a) Gaji yang wajar

    V

    PPh 21

    b) Imbalan di atas kewajaran

    V

    PPh 23

    Pasal 9 ayat (1)huruf a UU PPh

    c) Dividen terselubung :

    PPh 23

    Premi asuransi jiwa

    V

    Penjelasan Pasal

    huruf g jo. Pasal huruf a UU PPh

    biaya listrik, telpon rumah pribadi

    V

    biaya pemeliharaan mobil pribadi

    V

    PBB rumah pribadi

    _

    V

    Pengeluaran perusahaan untuk keperluan langsung karyawan/pemegang saham

    V

    pembagian laba secara langsung/tidak langsung

    V

    33. Gaji yang dibayarkan ke anggota/sekutu Persekutuan, CV, Firma

    V

    Pasal 9 ayat (1) h

    PPh

    34. Beban bunga:

    a) yang Biaya bunga untuk memperoleh Ph merupakan obyek Pajak

    V

    Pasal 6 UU PPh

    b) Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membeli saham yang sudah beredar atau untuk melakukan akuisisi saham milik pemegang saham (penyerahan dalam negeri), bagi PTDN, BUMN/D, Koperasi, yayasan:

    dibebankan pada tahun ybs

    V

    PP 138/2000

    dikapitalisasi pada harga perolehan investasi saham

    V

    c) Biaya bunga atas pinjaman untuk melakukan penyertaan pada perusahaan yang baru didirikan atau mengambil right issue

    V

    d) Biaya bunga selama masa konstruksi, tidak boleh dibebankan pada tahun ybs, tetapi menambah harga perolehan aktiva tetap

    V

    5E-20/PJ.42/1994

    217/PJ.42/1994

    e) Biaya bunga jika ada penghasilan bunga deposito/tabungan yang sudah dikenakan PPh final, tak semua biaya bunga dapat dibebankan

    V

    V

    PP 138/2000jo

    5E-46/PJ.4/1995

    f) Biaya bunga atas pinjaman untuk keperluan pribadi

    V

    Pasal 9 ayat (1) UU P

    g) Pembayaran bunga:

    Pasal 23 UU PPh

    ke bank-bank di Indonesia

    V

    ke bukan bank

    V

    PPh 23

    ke WPLN non tax treaty

    V

    PPh 26

    Pasal 26 UU PPh

    ke WPLN tax treaty

    V

    SKD Ps 26

    ke pemegang saham/ hubungan istimewa :

    > wajar

    V

    PPh 23

    > tidak wajar (selisihnya)

    V

    PPh 23

    35. Beban sewa selain tanah dan atau bangunan

    Pasal 6 UU PPh

    a) Ke WPDN orang pribadi

    b) Ke WPDN Badan/BUT

    V

    V

    PPh 23

    PPh 23

    36. Sewa tanah dan atau bangunan

    Pasal 9 ayat (1)

    Pasal 4 PP 138/2000

    a) Ke WPDN orang pribadi

    V

    b) Ke WPDN badan

    V

    Biaya royalty:

    Pasal 6 UU PPh

    a) Ke WPDN

    V

    PPh 23

    b) Ke WPLN non tax treaty

    V

    PPh 26

    c) Ke WPLN tax treaty

    V

    SKD Ps 26

    37. Jasa manajemen WPDN, pemberian jasa dengan ikut serta secara langsung melaksanakan manajemen

    V

    PPh 23

    Pasal 6 UU PPh

    38. Jasa teknik WPDN, pemberian jasa dalam bentuk pemberian informasi yang berkenaan dengan pengalaman di bidang: industri, perdagangan, ilmu pengetahuan, meliputi:

    penelitihan tanah

    V

    PPh 23

    Pasal 6 UU PPh

    pembuatan desain bangunan

    V

    PPh 23

    pengawasan pelaksanaan bangunan

    V

    PPh 23

    informasi teknik, gambar, petunjuk produksi, perhitungan dsb

    V

    pph 23

    latihan teknik

    V

    PPh 23

    informasi bidang manajemen

    V

    PPh 23

    jasa rekruitment pegawai

    V

    PPh 23

    39. Jasa konstruksi:

    V

    a) Jasa pelaksanaan konstruksi

    V

    PPh 23/4(2)

    PP 138/2000

    KEP-305/PJ./2000

    b) Jasa pengawasan konstruksi

    V

    PPh 23/4(2)

    c) Jasa perencanaan konstruksi

    V

    PPh 23/4(2)

    40. Jasa konsultan, selain konsultan konstruksi

    V

    PPh 23

    PP 138/2000

    KEP-305/PJ./2000

    41. Pembayaran jasa ke LN, seluruh pekerjaan dilakukan di LN

    '

    a) Negara non tax treaty

    V

    PPh 26

    b) Negara tax treaty

    V

    SKD Ps 26

    42. Beban Litbang (R & D) yang dilakukan di Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk menemukan teknologi/sistem baru bagi pengembangan perusahaan:

    Pasal 6 ayat (1) huruf f UU PPh

    a) Penyusutan aktiva tetap

    V

    b) Bahan yang digunakan

    V

    c) Gaji/honor pegawai

    V

    PPh 21

    d) Honor konsultan

    V

    PPh 21/23

    e) Biaya konsultan yang memborong litbang yang jumlahnya cukup material:

    Amortisasi

    V

    biaya litbang dilakukan di Indonesia

    V

    ( dilakukan di LN

    V

    PPh 26

    Pasal 4 PP 138/2000

    43. Sanksi perpajakan: denda, bunga, kenaikan

    V

    Pasal 9 ayat (1) huruf k UU PPh

    44. PBB untuk tanah/bangunan pabrik/kantor

    V

    Pasal 6 UU PPh

    45. PBB untuk tanah/bangunan yang tak digunakan untuk usaha(milik pribadi)

    V

    Pasal 9 ayat (1) UU PPh

    46. Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan:

    Pasal 4 PP 138/2000

    a) Untuk perolehan BKP/JKP sesuai Ps 6

    V

    b) Masa manfaat lebih dari satu tahun dengan penyusutan

    V

    c) Untuk perolehan BKP/JKP sesuai Ps 9

    V

    d) FP Standar yang tidak lengkap, tidak benar atau cacat sepanjang dapat dibuktikan telah dibayar

    V

    Pasal 3 PP 138/2000

    47. Biaya entertainment:

    a) Tidak dibuat daftar nominatif

    V

    SE-27/PJ.22/1986

    b) Dibuat daftar nominatif: nomor urut, jenis, nama tempat, alamat dan jumlah entertainment diberikan

    relasi: nama, posisi, nama dan jenis perusahaan

    V

    SE-27 / PJ.22 / 1986

    48. Keperluan pegawai dibayar perusahaan

    V

    Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf g jo.

    49. Keperluan pegawai yang merupakan pemilik/pemegang saham dibayar perusahaan merupakan dividen terselubung

    V

    PPh 23

    Penjelasan Pasal 4 ayat (3) huruf g jo. Pasal 9 (1) huruf a UU PPh

    50. Biaya promosi :

    a) Didukung bukti yang sah

    V

    b) Tidak didukung bukti

    V

    51. Kerugian piutang bagi perusahaan bukan bank/sewa guna usaha dengan hak opsi

    a) Penyisihan

    b) Metode langsung, tidak dibuat Daftar nominatif

    c) Metode langsung dibuat daftar nominatif (dilampirkan) : nama; Alarnat, tgl pinjaman diberikan, jumlah piutang dan keterangan

    V

    V

    V

    Pasal 9 ayat (1) huruf c UU

    PPh

    52. Rugi selisih kurs :

    Pasal 6 ayat (1) huruf e UU PPh

    a) Kurs tengah BI akhir Tahun

    V

    b) Pada waktu pembayaran

    V

    53. SGU tanpa hak opsi, pembayaran SGU

    V

    PPh 23

    54. SGU dengan hak opsi :

    a) Penyusutan aktiva SGU

    V

    b) Bunga SGU

    V

    c) Jumlah pembayaran SGU

    V

    55. Kerugian pengalihan harta:

    Pasal 4 PP 138/2000

    a) Digunakan untuk usaha I

    V

    b) Tidak digunakan untuk usaha

    V

    56. Beban alat tulis kantor

    V

    57. Beban listrik, telpon, fax

    V

    58. Beban perangko/materai

    V

    59. Beban starco/handphone

    V

    60. Macam-macam biaya:

    a) Tidak diperinci

    V

    b) Diperinci

    V

    61. Biaya bea siswa dalam rangka GN-OTA yang dikeluarkan perusahaaan, dengan bukti setoran/transfer ke BRI a.n. Lembaga GN-OTA

    V

    SE-33/PJ.421/1996

    62. Bantuan keluarga pra sejahtera dibebankan langsung ke perkiraan "Laba Ditahan".

    V

    Pasal 9 UU PPh

    63. Sumbangan Bencana Gempa & Tsunami di Aceh dan Sumatera Utara

    V

    PMK No. 609/PMK.03/2004

  • Contoh Kasus

  • PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILANPENYAJIAN/PERLAKUAN TERHADAP ADANYA BEDA WAKTU ANTARA AKUNTANSI DENGAN PERATURAN PAJAKPenyajian & Penghitungan Pajak Tangguhan:Pendekatan Akun NeracaPendekatan Akun Laba Rugi

  • Untuk tahun pertama pembentukan pajak tangguhan:APT, kredit Penghasilan Pajak TangguhanKPT, debet Beban Pajak Tangguhan

  • Untuk tahun pertama pembentukan pajak tangguhan:Penghasilan Pajak Tangguhan, debet APTBeban Pajak Tangguhan, debet KPT

  • 11161616161616141416161717171723232424343435353535252537434244434544464548474948616061606967