pajak penghasilan terapan
DESCRIPTION
contoh pajak penghasilan terapanTRANSCRIPT
PAJAK PENGHASILAN
(TERAPAN)
Arif Budiarto
PAJAK PENGHASILAN
A D A L A H
PAJAK YANG DIKENAKAN • TERHADAP SUBJEK PAJAK • ATAS PENGHASILAN YANG • DITERIMA ATAU DIPEROLEHNYA • DALAM TAHUN PAJAK
ORANG PRIBADI
WAJIB PAJAK
BADAN
1 orang1 keluarga dianggap sebagai
satu kesatuan ekonomis
• sekumpulan orang dan atau modal • yang merupakan kesatuan • baik yang melakukan usaha
maupun tidak melakukan usaha
Kewajiban NPWP = PPh
UNDANG
UNDANG
SUBJEK PAJAKWAJIB PAJAK
NON - USAHA
NON - PEK. BEBAS
USAHA / KEGIATAN
PEK. BEBAS
OP > PTKP
Ya
• Orang Pribadi
• Badan
NPWP
Diri WP 13.200.000
Status kawin 1.200.000
Istri – Penghasilan digabungkan dg penghasilan suami
13.200.000
Tanggungan 1.200.000
PTKP 2006
No Status PTKP 20061 TK/0 13,200,000 2 TK/1 14,400,000 3 TK/2 15,600,000 4 TK/3 16,800,000 5 K/0 14,400,000 6 K/1 15,600,000 7 K/2 16,800,000 8 K/3 18,000,000 9 K/I/0 27,600,000
10 K/I/1 28,800,000 11 K/I/2 30,000,000 12 K/I/3 31,200,000
PEKERJAAN
KELOMPOK
SUMBER PENGHASILAN
LAIN-LAINMODALUSAHA & KEGIATAN
HUBUNGAN KERJA
PEKERJAAN BEBAS
HARTA GERAK
HARTA TAK GERAK
Contoh:Pengacara, Akuntan, Dokter, Arsitek, Konsultan, Notaris
Jenis SPT Tahunan
1770 S(sederhana)
17711770
ORANG PRIBADI BADAN
WP yg menerima :ph hanya dari 1 pemberi
kerja, dikenakan PPh Final,
dikenakan PPh tersendiri,bukan Objek
WP yg melakukan usaha / pekerjaan bebas
WP Badan
PPh ORANG PRIBADI
• WP orang pribadi menerima ph hanya dari 1 pemberi kerja, dikenakan PPh Final, dikenakan PPh tersendiri, bukan Objek SPT 1770 S
• WP orang pribadi lainnya SPT 1770
WP OP YG MENGGUNAKAN 1770 S
PENGHASILAN
PEKERJAANDARI SATU
PEMBERI KERJA
DIKENAKAN PPh FINAL
DIKENAKANPAJAK
TERSENDIRI
WP Sebagai Karyawan Hanya Pada Satu Pemberi Kerja (Badan / Orang Pribadi)
• Bunga Deposito, Tabungan, Diskonto SBI
• Bunga/diskonto Obligasi di Bursa Efek• Penjualan Saham di Bursa Efek• Hadiah Undian• Dll (akan disampaikan kemudian)
• Penghasilan Istri dari 1 pemberi kerja• Penghasilan anak dari pekerjaan
BUKAN OBJEK
• Bantuan/sumbangan/hibah• Warisan• Bagian laba anggota CV tidak atas
saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi
• Klaim asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, beasiswa
1
2
3
4
WP sebagai Karyawan TetapDikenakan PPh Pasal 21, Rincian terdapat pada 1721 A1
2006
Lanjutan …..
1770 S : PPh Final No Sumber/jenis Penghasilan Tarif Pajak
1 Bunga deposito, tabungan, & diskonto SBI 20%
2 Bunga/diskonto obligasi di bursa efek 20%
3 Penjualan saham di bursa efek 0,1%
4 Hadiah undian 25%5 Pesangon, THT/Tebusan pensiun bertingkat bila > 25 jt6 Honorarium atas beban APBN/APBD 15%7 Pengalihan hak atas Tanah/Bangunan 5%8 Bangunan yg diterima d/r BGS(BOT) 5%9 Sewa Tanah/Bangunan 10%
pesangon
Penghasilan yang dikenakan PPh tersendiri
Penghasilan anak yang belum dewasa dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha orang yang mempunyai hubungan istimewa (tidak digabung dengan orang tuanya)
Anak yang belum dewasa adalah anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.
Penghasilan istri (karyawati) bila diperoleh hanya dari 1 pemberi kerja dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya (tidak digabung dengan penghasilan suamin)
Hubungan istimewa : hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat.
CONTOH KASUS
Tuan Badri, direktur PT. Maxima Consultindo, pada tahun 2006 sesuai formulir 1721-A1 dari perusahaannya mempunyai penghasilan sebesar Rp 56.567.100,00.
Ia sudah menikah dengan Shinta (35 tahun) dan sudah dikaruniai seorang anak yang lahir pada tanggal 10 Januari 2006. Shinta tidak bekerja.
Pada tanggal 21 April 2006, Shinta memperoleh hadiah undian sebuah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,00.
WP OP YG MENGGUNAKAN 1770PENGHASILAN
PEKERJAAN
DIKENAKAN PPh FINAL
DIKENAKANPAJAK
TERSENDIRI
BUKAN OBJEK
USAHA / PEKERJAAN BEBAS1
PENGHASILAN DALAM NEGERI
LAINNYA
PENGHASILAN LUAR NEGERI
2
3
4
5
6
7
1770 : WP – USAHA / PEKERJAAN BEBAS
USAHA
DAGANG
INDUSTRI
JASA
PEKERJAANBEBAS
PengacaraArsitekDokterAkuntanKonsultanNotarisAktuarisPenilai
OMSET SETAHUN
< 1,8 milyar ≥ 1,8 milyar
Boleh menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan
Neto (%)
Wajib menyelenggarakan
pembukuan (akuntansi)
Contoh besarnya norma
Jenis Usaha Medan, Palembang, Jakarta, Bandung,
Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado,
Makassar, & Pontianak
Ibu kota propinsi lainnya
Daerah lainnya
Industri kecap, tauco, tempe, oncom, tahu, dan tempe, oncom, tahu, dan pengolahan kedele/kacang-kacangan lainnya.
15 12,5 10
Perdagangan eceran barang-barang kelontong, supermarket dan warunglangsam. 30 25 20Perdagangan eceran barang-barang elektronik, perlengkapan listrik, alat komunikasi, fotografi dan optik. 30 25 20Rumah makan dan minum. 25 20 20Notaris 55 50 50Dokter. 45 42,5 40
KEP- 536 /PJ./2000
1770 : WP – PEKERJAAN
• Karyawan Tetap (satu atau lebih pemberi kerja)• Pegawai Tidak Tetap• Penerima Upah• Penerima Honorarium• dll
1770 : WP – Penghasilan DN lainnya
• Bunga (selain bunga deposito, tabungan, giro)• Dividen• Royalti• Sewa• Penghargaan & Hadiah (tidak dg undian)• Keuntungan dari penjualan/pengalihan harta• Lain-lain
1770 : WP – Penghasilan Luar Negeri
• Seluruh penghasilan dari LN • Kerugian dari LN tidak boleh
diperhitungkan (kompensasi horisontal) dengan penghasilan lainnya
1770 : WP - PPh Final No Sumber/jenis Penghasilan Tarif Pajak
1 Bunga deposito, tabungan, & diskonto SBI 20%
2 Bunga/diskonto obligasi di bursa efek 20%
3 Penjualan saham di bursa efek 0,1%
4 Hadiah undian 25%5 Pesangon, THT/Tebusan pensiun Bertingkat bila > 25 jt6 Honorarium atas beban APBN/APBD 15%7 Pengalihan hak atas Tanah/Bangunan 5%8 Bangunan yg diterima d/r BGS(BOT) 5%9 Sewa Tanah/Bangunan 10%
10 Usaha Jasa Konstruksi 2%, 4%, 4%11 Penyalur/dealer/agen BBM 0,30%12 Penyalur/distributor rokok 0,15%
1770 : WP - PPh Tersendiri
Sama dengan di 1770 S
1770 : WP – Bukan Objek
Sama dengan di 1770 S
CONTOH KASUS
Tuan Badri, direktur PT. Maxima Consultindo, pada tahun 2006 sesuai formulir 1721-A1 dari perusahaannya mempunyai penghasilan sebesar Rp. 56.567.100,00.
Ia sudah menikah dengan Shinta (35 tahun) dan sudah dikaruniai seorang anak yang lahir pada tanggal 10 Januari 2006. Shinta mempunyai sebuah minimarket dengan omset setahun Rp. 240.000.000,00. Untuk menghitung pajak ia memilih menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang besarnya ditetapkan 20%. Selama tahun 2006 sudah membayar angsuran/PPh pasal 25 Rp. 200.000,00 tiap bulan
Pada tanggal 21 April 2006, Shinta memperoleh hadiah undian sebuah sepeda motor dengan harga Rp 10.000.000,00.
PPh BADAN
• Seluruh WP Badan pelaporan pajaknya diperlakukan sama SPT 1771
• Wajib menyelenggarakan pembukuan dengan menyusun Laporan Keuangan di akhir tahun (minimal Neraca & Laporan Laba Rugi)
• Wajib melampirkan penghitungan penyusutan aktiva tetap
PENGERTIAN BADAN: sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi :
o perseroan terbatas, o perseroan komanditer, o perseroan lainnya, o Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, o firma, o kongsi, o koperasi, o dana pensiun, o persekutuan, o perkumpulan, o yayasan, o organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, o lembaga, o bentuk usaha tetap dan o bentuk badan lainnya termasuk reksadana
SumberDokumen
Jurnal Neraca Saldo
Buku Besar
Laporan Keuangan
Laporan Laba/Rugi
Neraca
UU Perpajakan
PSAK Praktek akuntansi yang lazim
Laba (Rugi) Fiskal
Rekonsiliasi Fiskal
Laba xxxKompensasi ( xxx )Penghasilan Kena Pajak xxxPPh Terutang: xxx(10%, 15%, 30%)
Penyesuaian Positif Penyesuaian Negatif
Pendapatan menurut Akuntansi
Bukan Pendapatan menurut Akuntansi
Objek Pajak – PPh Final
Objek Pajak – PPh Tidak Final
Biaya menurut Akuntansi
Bukan Biaya menurut Akuntansi
Biaya berkaitan dg Objek Pajak – PPh Tidak Final
Biaya berkaitan dgObjek Pajak – PPh Final
Laba Kena Pajak PPh
Pendapatan Komersial
Bukan PendapatanKomersial
OBJEK PAJAK
BukanObjekPajak
PPh FINAL
PPh UMUM
Ada penghitungankembali di SPT Tahunan
Penggantian atau imbalan berkenaan dgn pekerjaan atau jasa yg diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dlm bentuk lainnya, kec. ditentukan lain dlm UU ini
Laba usaha
Hadiah dari undian atau pekerjaan/kegiatan dan penghargaan
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :1. keuntungan krn pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sbg penggantian saham/penyertaan modal;2. keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya
krn pengalihan harta kpd pemegang saham, sekutu atau anggota;3. keuntungan krn likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, atau pengambilalihan usaha;4. keuntungan krn pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kec. yang diberikan kpd keluarga sedarah dlm garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yg ditetapkan oleh Menkeu, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yg bersangkutan
OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
Deviden, dgn nama dan dlm bentuk apapun, termasuk deviden dari perusahaan asuransi kpd pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan harta
OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan krn jaminan pengembalian utang
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan krn pembebasan utang, kecuali sampai dgn jumlah tertentu yg ditetapkan dgn PP
Keuntungan krn selisih kurs mata uang asing
tambahan kekayaan neto yg berasal dari penghasilan yg belum dikenakan pajak.
selisih lebih karena penilaian kembali aktiva,
iuran yg diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yg terdiri dari WP yg menjalankan usaha / pekerjaan bebas,
OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (1)
premi asuransi,
PENGENAAN PAJAKNYA BERSIFAT FINALDIATUR DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH(PP)
- Bunga deposito/tabungan- Transaksi saham dan sekuritas di bursa efek- Pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan- Penghasilan tertentu lainnya
PENGHASILAN TERTENTU Pasal 4 ayat (2)
BANTUAN ATAU SUMBANGAN TERMASUK ZAKAT YG DITERIMA BADAN AMIL ZAKAT/LEMBAGA AMIL ZAKAT DAN PENERIMA ZAKAT YG BERHAK
HARTA HIBAHAN DENGAN SYARAT TERTENTU
WARISAN
HARTA TERMASUK SETORAN TUNAI YG DITERIMA OLEH BADAN SEBAGAI PENGGANTI SAHAM ATAU PENYERTAAN MODAL
PENGGANTIAN/IMBALAN DALAM BENTUK NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN DARI WAJIB PAJAK ATAU PEMERINTAH
PEMBAYARAN DARI PERUSAHAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI SEHUBUNGAN DENGAN ASURANSI KESEHATAN/KECELAKAAN/JIWA/DWIGUNA DAN BEA SISWA
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)
DIVIDEN /BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH PT SBG WP D.N KOPERASI,BUMN/BUMD, DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN YANG DIDIRIKAN/BERTEMPAT KEDUDUKAN DI INDONESIA DGN SYARAT DEVIDEN BERASAL DARI CADANGAN LABA YG DITAHAN DAN KEPEMILIKAN PADA BADAN YG MEMBERIKAN DEVIDEN PALING RENDAH 25% DARI JUMLAH MODAL YG DISETOR DAN HRS MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM TSB
IURAN YG DIPEROLEH DANA PENSIUN YG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN OLEH MENKEU DAN PENGHASILAN DANA PENSIUN TSB DARI MODAL YG DITANAMKAN DLM BIDANG TERTENTU YG DITETAPKAN MENKEU
BAGIAN LABA YG DITERIMA/DIPEROLEH ANGGOTA DARI BADAN USAHA YG MODALNYA TDK TERBAGI ATAS SAHAM (CV, Persekutuan, dll)
BUNGA OBLIGASI YG DITERIMA ATAU DIPEROLEH PERUSAHAAN REKSA DANA SELAMA 5 TAHUN PERTAMA SEJAK PENDIRIAN/PEMBERIAN IZIN USAHA
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)
PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA BERUPA BAGIAN LABA DARI BADAN PASANGAN USAHA YG DIDIRIKAN DAN MENJALANKAN USAHA/KEGIATAN DI INDONESIA DGN SYARAT BADAN PASANGAN USAHA MERUPAKAN PERUSAHAAN KECIL, MENENGAH, ATAU YG MENJALANKAN KEGIATAN DLM SEKTOR-SEKTOR USAHA YG DITETAPKAN DGN KEPMENKEU DAN SAHAMNYA TDK DIPERDANGKAN DI BURSA EFEK DI INDONESIA
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4 ayat (3)
BIAYA-BIAYA YANG BOLEHDIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 6 ayat (1)
Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
Penyusutan dan amortisasi Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki
dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;
Kerugian karena selisih kurs mata uang asing; Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan
di Indonesia; Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan; Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan
ketentuan Pasal 9 ayat (8) UU PPN & PPnBM
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MERUPAKAN
OBJEK PAJAK, TERMASUK
1. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA DALAM LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL;2. TELAH DISERAHKAN PERKARA PENAGIHANNYA KEPADA PN ATAU BUPLN ATAU
ADANYA PERJANJIAN TERTULIS MENGENAI PENGHAPUSAN PIUTANG/PEMBEBASAN UTANG ANTARA KREDITUR DAN DEBITUR YBS;
3. TELAH DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN UMUM ATAU KHUSUS; DAN4. WP HARUS MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG YANG TIDAK DAPAT DITAGIH KEPADA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PIUTANG YANG NYATA-NYATA TIDAK DAPAT DITAGIH
SYARAT
PENGELUARAN YANG BOLEHDIBEBANKAN SBG BIAYA
Pasal 6 ayat (1) huruf h
Yang dimaksud dengan penerbitan umum atau khusus adalah:
a. Penerbitan koran/majalah atau media massa cetak yang lazim lainnya yang berskala nasional; atau
b. Penerbitan khusus Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA)/persatuan Bank-Bank Swasta Nasional (PERBANAS); atau
c. Penerbitan/pengumuman khusus Bank Indonesia.
PEMBAGIAN LABA DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN
BIAYA YG DIBEBANKAN UTK KEPENTINGAN PRIBADI PEMEGANG SAHAM, SEKUTU, ATAU ANGGOTA
PEMBENTUKAN DANA CADANGAN KECUALI CADANGAN UNTUK JENIS USAHA TERTENTU YANG DITETAPKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
PREMI ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWI GUNA, DAN ASURANSI BEA SISWA YG DIBAYAR OLEH WP ORANG PRIBADI
PENGGANTIAN/ IMBALAN PEKERJAAN/JASA YG DIBERIKAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN KECUALI - PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN BAGI SELURUH PEGAWAI - DI DAERAH TERTENTU DAN - YANG BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN YANG
DITETAPKAN KEPMENKEU
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)
JUMLAH YANG MELEBIHI KEWAJARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM ATAU PIHAK YG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
HARTA YG DIHIBAHKAN, BANTUAN / SUMBANGAN, DAN WARISAN SESUAI PSL 4 AYAT (3) HURUF a DAN bKECUALI :ZAKAT ATAS PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN OLEG WP ORANG PRIBADI PEMELUK AGAMA ISLAM DAN ATAU WP BADAN D.N YANG DIMIILIKI OLEH PEMELUK AGAMA ISLAM, KEPADA BADAN AMIL ZAKAT ATAU LEMBAGA AMIL ZAKAT YANG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAH
PAJAK PENGHASILAN
GAJI ANGGOTA PERSEKUTUAN, FIRMA, ATAU PERSEROAN KOMANDITER YG MODALNYA TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
SANKSI ADMINISTRASI DAN PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
BIAYA YANG DIBEBANKAN/ DIKELUARKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI WP ATAU ORANG YANG MENJADI TANGGUNGAN
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Pasal 9 ayat (1)
BIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG BUKAN OBJEK PAJAL
BIAYA 3M UNTUK PENGHASILAN YG DIKENAKAN PPh FINAL
BIAYA 3M PENGHASILAN YG PAJAK DIHITUNG DG NORMA
KERUGIAN HARTA / HUTANG YG TIDAK DIMILIKI & DIGUNAKAN UNTUK 3M OBJEK PAJAK
PPh DITANGGUNG PERUSAHAAN
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
PP NO.138 TAHUN 2000
KERUGIAN DAPAT DIKOMPENSASIKAN DENGAN PENGHASILAN
MULAI TAHUN PAJAK BERIKUTNYA BERTURUT-TURUT
SAMPAI DENGAN 5 (LIMA) TAHUN
PENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHA PERKEBUNAN TANAMAN KERAS DAN
PERTAMBANGAN,DI DAERAH TERPENCIL,
KOMPENSASI KERUGIAN PALING LAMA10 TAHUN
PENANAMAN MODAL DI BIDANG USAHAPERKEBUNAN TANAMAN KERAS DAN
PERTAMBANGAN DI LUAR DAERAH TERPENCIL, KOMPENSASI KERUGIAN DIBERIKAN PALING LAMA 8 TAHUN
KOMPENSASI KERUGIANPasal 6 ayat (2) dan PP 34 Tahun 1994
CONTOH KOMPENSASIKERUGIAN DAN
PENGHASILAN NETO FISKAL
KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL
TAHUN RUPIAH
TH. 199
9(Rupiah)
TH. 2000(Rupiah)
TH. 2001(Rupiah)
TH. 2002(Rupiah)
TH. 2003(Tahun Pajak
ini)RUPIAH *)
TH. 2004(Tahun Berjalan)
RUPIAH **)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
(20.000.000)(5.000.000)(1.000.000)
(100.000.000)
(20.000.000)
30.000.000
10.000.000(5.000.000)
50.000.000
---------
20.000.000
5.000.0001.000.0004.000.000
-----
---
10.000.000
-----
---------
---
50.000.000-----
----
20.000.000--
5.000.000-
JUMLAH : - 30.000.000
10.000.000 - - 25.000.000
Dari tahun 1995 s.d. 1999 tidak ada keuntungan sehingga tidak ada kompensasi.Tahun 2000 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1995 dapat dikompensasi.Tahun 2001 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1996 dapat dikompensasi.Tahun 2003 ada keuntungan sehingga kerugian mulai 1998 dapat dikompensasi.Sisa kerugian tahun 1998 Rp 36.000.000 di tahun 2004 tidak dapat dikompensasi lagi.
PENGELUARAN UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA PENGHASILAN YANG MEMPUNYAI MASA
MANFAAT LEBIH DARI SATU TAHUN
DIBEBANKAN MELALUI PENYUSUTAN ATAU AMORTISASI
PENGELUARAN YANG TIDAK BOLEHDIBEBANKAN SEKALIGUS
Pasal 9 ayat (2)
BANGUNAN SELAIN BANGUNAN USAHA TERTENTU
METODE GARIS LURUS
METODE SALDOMENURUN
PADA AKHIR MASA MANFAATDISUSUTKAN
SEKALIGUS
DITETAPKAN MENTERI
KEUANGAN
HARTA BERWUJUD
PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (1),(2) dan (7)
KECUALI : TANAH YANG BERSTATUS HAK MILIK, HGU DAN HGB DAN HAK PAKAI
DASAR PENYUSUTAN BAGI WP YG MELAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA SESUAI PASAL 19
NILAI SETELAH DILAKUKAN PENILAIAN KEMBALI AKTIVA
PADA BULAN PENGELUARAN
KECUALI :HARTA YG MASIH DLM
PROSES PENGERJAAN, PADA BULAN SELESAINYA PENGERJAAN
PADA BULAN HARTAMULAI DIGUNAKAN/
MENGHASILKAN
DENGAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK
SAAT MULAI PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (3),(4) dan (5)
KEL. HARTA MASA TARIF PENYUSUTAN BERWUJUD MANFAAT GARIS LURUS SALDO MENURUN
1. BUKAN BANGUNAN
- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4
4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %
2. BANGUNAN PERMANEN 20 THN 5 %TDK PERMANEN 10 THN 10 %
PENENTUAN KELOMPOK HARTA BERWUJUD DITETAPKAN DENGAN KMK
MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN Pasal 11 ayat (6) dan (7)
JUMLAHNILAI SISA BUKU
DIBEBANKAN SEBAGAI KERUGIAN
JUMLAH HARGA JUAL
ATAUPENGGANTIAN
ASURANSIDIBUKUKAN
SEBAGAI PENGHASILAN
PENJUALAN ATAU PENGALIHAN HARTA SESUAI PSL 4 Ayat (1) Huruf d
ATAU PENARIKAN HARTAKARENA SEBAB LAINNYA
DIBUKUKAN SBG BEBAN MASA KEMUDIAN DENGAN PERSETUJUAN DIRJEN PAJAK
KERUGIAN SEBESAR NILAI SISA BUKU HARTA KARENA PENGGANTIAN ASURANSI
YG JUMLAHNYA BARU DAPAT DIKETAHUI DI MASA KEMUDIAN
PADA TAHUN TERJADINYA PENGALIHANATAU PENARIKAN HARTA
PENGALIHAN HARTA BERWUJUD Pasal 11 ayat (8) dan (9)
METODEGARIS LURUS
METODE SALDO
MENURUN
PADA AKHIR MASA MANFAATDIAMORTISASI
SEKALIGUS(CLOSED ENDED)
AMORTISASIPasal 11A ayat (1)
KELOMPOK MASA TARIF AMORTISASI HARTA TAK MANFAAT BERWUJUD GARIS LURUS SALDO MENURUN
- KELOMPOK 1 - KELOMPOK 2 - KELOMPOK 3 - KELOMPOK 4
4 THN 25 % 50 % 8 THN 12,5 % 25 % 16 THN 6,25 % 12,5 % 20 THN 5 % 10 %
1. BIAYA PENDIRIAN2. BIAYA PERLUASAN MODAL
TARIF BERDASARKANKELOMPOK HARTA ATAU DIBEBANKAN SEKALIGUS PADA TAHUN TERJADINYA
PENGELUARAN
PENGELUARAN UNTUK MEMPEROLEH HAK PENAMBANGAN MIGAS
PENGELUARAN SEBELUM OPERASI KOMERSIL YANGMASA MANFAAT > 1 TAHUN
METODE SATUANPRODUKSI
TARIF BERDASARKANKELOMPOK HARTA
1. HAK PENAMBANGAN SELAIN MIGAS2. HAK PENGUSAHAAN HUTAN3. HAK PENGUSAHAAN SUMBER DAN HASIL ALAM LAINNYA
METODE SATUAN PRODUKSI
SETINGGI-TINGGINYA 20 % SETAHUN
MASA MANFAAT DAN TARIF AMORTISASI Pasal 11A ayat (2),(3),(4),(5) dan (6)
Biaya Perolehan
50% Biaya Perolehan
50% Biaya Perawatan dan BBM
Kelompok 2
Biaya Perawatan dan BBM
Perlakuan Khusus Penyusutan Fiskal
Aktiva perusahaan yang merupakan fasilitas bagi karyawan
Sedan dan sejenisnya
Dibebankanseluruhnya
Bus Karyawan
Kelompok 2
Dibebankan
50% Biaya Perolehan
50% Biaya Pulsa dan Perbaikan
Kelompok 1
DibebankanTelepon Selular
Perlakuan Khusus Amortisasi Fiskal
HargaPerolehanBiaya Up-grade
SoftwareKomputer
TermasukKomputernya
TerpisahAplikasi Umum
Aplikasi Khusus
Kelompok 1Dibebankan
Kelompok 1Menambah
NSBF
Biaya untukmemperoleh
TANAH Untuk Pertama kali Di kapitalisasi
Biaya PerpanjanganHGB, HGU dan
Hak Pakai atas TANAH
Diamortisasikan selama jangka waktu tersebut
Bunga tersebut dikapitalisasi, pada :- pembelian saham- pembelian tanah (real estate)- masa konstruksi
Perlakuan PPh atas Bunga Pinjaman
Bunga Pinjaman
Sepanjang berhubungandengan biaya untuk 3 M
penghasilan(obyek PPh non-final)
Dapat dibebankan
Kecuali
Perlakuan PPh atas Bunga PinjamanApabila WP juga mempunyai deposito atau tabungan
Bunga tidak bolehdibebankan
Rata-rata Pinjaman= <
Rata-rata Dep/Tab
Bunga dibebankanatas selisih lebih
rata-rata pinjaman
Rata-rata Pinjaman>
Rata-rata Dep/Tab
Bunga dapat dibebankan seluruhnya dalam hal :- dana pinjaman ditempatkan dalam rekening giro- ketentuan mengharuskan dana pinjaman ditempatkan di dep/tab- saldo dep/tab dananya berasal dari tambahan modal/sisa laba
Bunga yg diperkenankan:(Rata2 Pinjaman – Rata2 Deposito) Rata2 Pinjaman
X Bunga Pinjaman
BIAYA ENTERTAINMENTSE-27/PJ.22/1986
Dapat dikurangkan sebagai biaya dengan syarat: • Benar-benar dikeluarkan dan ada hubungannya dengan
kegiatan usaha wajib pajak • Dibuatkan daftar nominatif dan dilampirkan dalam SPT
Tahunan PPh, yang memuat nomor urut, tanggal dan jenis entertainment, nama tempat, alamat, jumlah, nama relasi, posisi, nama perusahaan, jenis usaha.
No TanggalJenis
Entertainment
NamaTempat
AlamatTempat Jumlah
Relasi
Nama Posisi Perusahaan Usaha
1.
2.
Penyisihan/Cadangan : BANKBagi Bank Umum (lihat KMK No 68/KMK.04/1999), cadangan kerugian :
1% dari jumlah kredit lancar5% dari jumlah kredit dalam perhatian khusus15% dari jumlah kredit kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan50% dari jumlah kredit diragukan setelah dikurangi nilai agunan100% dari jumlah kredit macet setelah dikurangi nilai agunan
Bagi Bank Perkreditan Rakyat atau BPR (KMK No.204/KMK.04/2000), cadangan kerugian :
0,5% dari jumlah kredit lancar3% dari jumlah kredit kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan50% dari jumlah kredit diragukan setelah dikurangi nilai agunan100% dari jumlah nilai kredit macet setelah dikurangi nilai agunan
Nilai agunan yang dikurangkan setinggi-tingginya :• seluruh nilai agunan yang bersifat lancar. • agunan lain yang tidak lancar ditetapkan sebesar 75% dari nilai agunan atau
berdasarkan penilaian perusahaan penilai.
Peraturan Menteri Keuangan No. 93/PMK.03/2006tanggal 13 Oktober 2006 Sumbangan yang diberikan oleh Wajib Pajak dalam rangka bantuan
kemanusiaan bencana alam gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Provinsi Jawa Tengah yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 serta gempa bumi dan tsunami di pesisir pantai selatan pulau Jawa pada tanggal 17 Juli 2006 dapat dibiayakan.
Peraturan Menteri Keuangan No. 94/PMK.03/2006tanggal 13 Oktober 2006 Sumbangan meliputi uang dan/atau barang Sumbangan harus ditampung, disalurkan, dan/atau dikelola oleh instansi
Pemerintah antara lain Kantor Wakil Presiden, Kantor Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Departemen Sosial, Departemen Kesehatan, dan Departemen Keuangan, serta pihak-pihak lain yang dapat dipertanggungjawabkan keberadaannya, termasuk Palang Merah Indonesia, media massa cetak dan elektronik, dan organisasi sosial dan/atau keagamaan.
Sumbangan harus didukung oleh bukti-bukti yang sah dan dapat diuji kebenarannya.
LAPISAN PKP TARIF PAJAK- S/D Rp 50.000.000,00 10 %
- DI ATAS Rp 50.000.000,00 15 % S/D Rp 100.000.000,00
- DI ATAS Rp 100.000.000,00 30 %
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DITETAPKAN : • Tarif tertinggi diturunkan menjadi paling rendahnya 25 %• Tarif pajak tersendiri atas penghasilan tertentu , sepanjang tidak melebihi tarif pajak tertinggi
LAPISAN PKPDAPAT DIUBAH DENGAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
TARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat 1 (b), (2), (3) dan (7)
TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK BADAN DN
JUMLAH PKP DIBULATKAN KE BAWAH DALAM
RIBUAN RUPIAH PENUH
UNTUK KEPERLUAN PENERAPAN TARIF PAJAK
TARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat (4)
Contoh:123.456.789 123.456.000987.654.321 987.654.000
- DILAKUKAN SETIAP BULAN, ATAU
- MASA LAIN YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN
MERUPAKAN ANGSURAN PAJAK YANG
BOLEH DIKREDITKAN TERHADAP PPh YANG TERUTANG
UNTUK TAHUN PAJAK YBS KECUALI
PEMBAYARAN PPh YANG BERSIFAT FINAL
- PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PIHAK LAIN (PPh Psl 21,22,23,24)
- PEMBAYARAN OLEH WAJIB PAJAK SENDIRI (PPh Pasal 25)
PELUNASAN PPhDALAM TAHUN BERJALAN
Pasal 20 ayat (1), (2) dan (3)
LANGKAH MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PADA AKHIR TAHUN
IDENTIFIKASI PENGHASILAN
IDENTIFIKASI BIAYA
IDENTIFIKASI KERUGIAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA
IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN
IDENTIFIKASI PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
IDENTIFIKASI PENGHASILAN
PASAL 4 AYAT 1 (PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA UMUM)
PASAL 4 AYAT 2 (PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA FINAL)
PASAL 4 AYAT 3 (PENGHASILAN YANG BUKAN OBYEK PAJAK)
IDENTIFIKASI BIAYA
DEDUCTIBLE EXPENSES (PASAL 6 UU PPh)Biaya yang dapat dikurangkan
NON DEDUCTIBLE EXPENSES (PASAL 9 UU PPh) Biaya yang TIDAK dapat dikurangkan
IDENTIFIKASI KERUGIAN TAHUN-TAHUN SEBELUMNYA
KERUGIAN YANG DIKOMPENSASIKAN TIDAK BOLEH MELEBIHI LIMA TAHUN
KOMPENSASI SESUAI SURAT KETETAPAN PAJAK YANG DITERBITKAN KPP (dalam hal sudah dilakukan pemeriksaan)
KOMPENSASI RUGI SESUAI SPT TAHUNAN TAHUN YANG MENYATAKAN KERUGIAN (bila belum dilakukan pemeriksaan)
IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24
• PPh Pasal 25
• Pokok STP PPh Pasal 25 (baik sudah atau belum dibayar)
• Fiskal Luar Negeri
• PPh atas pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (utk WP Badan)
IDENTIFIKASI PPh YANG TELAH DIBAYAR SENDIRI
KOMERSIAL vs FISKAL
UNSUR LAPORANRUGI LABA
KOMERSIAL KOREKSI FISKAL
Penghasilan
Obyek PajakDikenakan
PPh FinalNon Obyek
Pajak
Dikenakan PPh Final
Non Obyek Pajak
Obyek Pajak
BiayaDeductibleNon Deductible
Non Deductible
Deductible
LabaLaba Komersial
Laba Fiskal
KOREKSI FISKAL BIAYA PERUSAHAAN
Contoh Kasus
PSAK 46AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
PENYAJIAN/PERLAKUAN TERHADAP ADANYA BEDA WAKTU ANTARA AKUNTANSI DENGAN PERATURAN PAJAK
Penyajian & Penghitungan Pajak Tangguhan:
1. Pendekatan Akun Neraca
2. Pendekatan Akun Laba Rugi
Untuk tahun pertama pembentukan pajak tangguhan:
APT, kredit Penghasilan Pajak Tangguhan
KPT, debet Beban Pajak Tangguhan
Untuk tahun pertama pembentukan pajak tangguhan:
Penghasilan Pajak Tangguhan, debet APT
Beban Pajak Tangguhan, debet KPT