perhitungan pajak penghasilan

42
PPh ORANG PRIBADI (PPh ps. 21/23/26, PPh ps. 4(2))

Upload: alfan-fanani

Post on 26-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Cara menghitung pajak pengasilan karyawan

TRANSCRIPT

Page 1: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPh ORANG PRIBADI(PPh ps. 21/23/26, PPh ps. 4(2))

Page 2: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPh PASAL 21

Page 3: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPH PASAL 21

Penghasilan teratur: Gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium (termasuk dewan komisaris atau dewan pengawas), premi bulanan, uang lembur, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri/anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun;

Penghasilan tidak teratur: Penghasilan yang diterima/diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, premi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayar sekali dalam setahun;

Pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima/diperoleh WP Orang Pribadi Dalam Negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan, sbb:

Page 4: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPH PASAL 21 (CONTD…)

Upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan; Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua atau tunjangan

hari tua (THT), uang pesangon, dan pembayaran sejenis lainnya; Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama

dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa dan pembayaran lain sehubu-ngan dgn pekerjaan, jasa, dan kegiatan yg dilakukan WP dalam negeri;

Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji yang diterima Pejabat Negara dan PNS;

Uang pensiun dan tunjangan lain yg terkait dgn uang pensiun janda/ duda dan anak-anaknya;

Penerimaan dalam bentuk natura atau kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak.

Page 5: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

LAIN-LAIN DIKENAKAN PPH PS. 21 Tenaga ahli yang melakukan kegiatan bebas. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

sutradara, crewfilm, fotomodel, peragawan/ti, pemain drama, penari, pemahat, pelukis.

Olahragawan. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. Pengarang, peneliti, dan penterjemah. Pemberi jasa dalam bidang teknik, komputer, dan sistem aplikasinya,

tele-komunikasi, elektronika, fotografi, dan pemasaran. Agen iklan. Pengawas, pengelola proyek, anggota, dan pemberi jasa kpd suatu

kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lainnya. Peserta perlombaan. Petugas penjaja barang dagangan. Petugas dinas luar asuransi. Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang. Distributor multilevel marketing atau direct selling sejenis lainnya.

Page 6: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BUKAN OBJEKPPH PS. 21

1) Pembayaran klaim asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi beasiswa, dll.

2) Pembayaran premi iuran pensiun atau Tunjangan Hari Tua.

3) Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

4) Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.

5) Zakat yang diterima oleh orang yang berhak menerimanya.

PEMOTONGPPh ps. 21

1) Pemberi kerja.

2) Bendaharawan pemerintah pusat atau daerah termasuk bendahara KBRI di luar negeri.

3) Dana pensiun, penyelenggara jamsostek, dan sejenisnya.

4) Perusahaan, badan, BUT yang membayar honorarium/pembaya-ran lain sebagai imbalan atas kegiatan/jasa.

5) Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, ormas, orsospol, dan organisasi lainnya.

6) Penyelenggara kegiatan.

Page 7: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

Jaminan Kecelakaan Kerja (sebagai penambah):Sepenuhnya ditanggung oleh pemberi kerja, terdiri dari 5 kelompok: Kelompok I = 0.24% Kelompok II = 0.54% Kelompok III = 0.89% Kelompok IV = 1.27% Kelompok V = 1.74%

Jaminan Hari Tua: 3.7% ditanggung oleh pemberi kerja (bukan penambah/pengurang). 2% ditanggung sendiri oleh pekerja (sebagai pengurang).

Jaminan Kematian (sebagai penambah): 0.3% sepenuhnya ditanggung oleh pemberi kerja.

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (sebagai penambah): 3% untuk bujangan sepenuhnya ditanggung oleh pemberi kerja. 6% untuk yang ada tanggungan sepenuhnya ditanggung oleh pemberi

kerja.

Page 8: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PENGURANG DALAM PPH PS. 21 Untuk pegawai tetap:

Biaya jabatan sebesar 5%xPenghasilan Bruto (maks Rp. 500.000,- sebulan atau setinggi-tingginya 6.000.000 setahun).

Iuran yg terkait dengan gaji yg dibayar pegawai (iuran pensiun, THT/JHT).

Untuk penerima pensiun: Biaya pensiun sebesar 5% x Penghasilan Bruto (maks Rp. 200.000

sebulan atau setinggi-tingginya 2.400.000).

Page 9: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PTKP ditentukan berdasarkan status dari Wajib Pajak beserta jumlah tanggungannya. Status Wajib Pajak terdiri dari :

Penentuan PTKP

TK/... Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga;K/... Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga;K/I/... Kawin, tambahan untuk isteri (hanya seorang) yang penghasilannya

digabung dengan penghasilan suami, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga;

PH Wajib pajak kawin yang secara tertulis melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. PTKP nya tetap seperti PTKP untuk WP kawin yang penghasilan suami istri digabungan (K/I/....)

HB/... Wajib pajak kawin yang telah hidup berpisah ditambah banyaknya tanggungan anggota keluarga. PTKP bagi Wajib Pajak masing-masing suami isteri yang telah hidup berpisah untuk diri masing-masing Wajib Pajak diperlakukan seperti Wajib Pajak Tidak Kawin sedangkan tanggungan sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang diperkenankan. (sesuai dengan Pasal 7 UU PPh)

Page 10: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BESARAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

Kondisi1 Januari 2009

s.d. 31 Desember 2012

Mulai 1 Januari 2013

Untuk Diri Wajib Pajak Orang Pribadi 15.840.000 24.300.000

Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin 1.320.000 2.025.000

Tambahan Untuk Seorang Istri Yang Penghasilannya Digabung Dengan

Penghasilan Suami 15.840.000 24.300.000

Tambahan Untuk Setiap Anggota Keluarga Sedarah dan Keluarga Semenda Dalam

Garis Lurus Serta Anak Angkat Yang menjadi Tanggungan Sepenuhnya, Paling Banyak 3 Orang Untuk Setiap Keluarga

1.320.000 2.025.000

Page 11: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PAJAK UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%

Di atas Rp 50.000.000,00, sampai dengan Rp 250.000.000,00

15%

Di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00

25%

Di atas Rp 500.000.000,00 30%

Page 12: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PERHITUNGAN PPH PS. 21 (UMUM) Penghasilan Bruto

Gaji pokok sebulan…………………………………………… Rp……………… Tunjangan istri+anak……………………………………….. Rp……………… Tunjangan jabatan…………………………………………… Rp……………… Tunjangan natura + kenikmatan…………............... Rp……………… Tunjangan JKK/JK/JPK……………………………………… Rp………………

+Jumlah Penghasilan Bruto……………………………….. Rp………………

Pengurangan Biaya jabatan 5%xPB (maks 108.000/bulan)……….. Rp……………… Iuran pensiun………………………………………………….. Rp……………… Iuran THT/JHT…………………………………………………. Rp………………

+Jumlah Pengurang…………………………………………… Rp………………

- Penghasilan Neto sebulan.................................... Rp……………… Penghasilan Neto setahun………………………………… Rp……………… Penghasilan Tidak Teratur …………………………………….. Rp……………… PTKP…………………………………………………………………… Rp……………… - Penghasilan Kena Pajak (bulatkan ribuan penuh kebawah) Rp………………

Page 13: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

SPT FORMULIR 1721

Formulir 1721 merupakan sarana untuk melaporkan pemotongan PPh pasal 21 tahunan yang dipotong oleh pihak ketiga.

Formulir 1721 terdiri dari formulir induk dan lampiran A, lampiran B, lampiran C, dan lampiran Y.

Formulir 1721 A (lampiran A), merupakan isian daftar pegawai tetap dan penerima pensiun atau tunjangan hari tua/tabungan hari tua (THT)/ jaminan hari tua (JHT).

Formulir 1721 B (lampiran B), merupakan isian daftar pegawai tidak tetap/penerima honorarium dan penghasilan lainnya/penerima pengha-silan yang dikenakan PPh pasal 21 bersifat final/pegawai dengan status wajib pajak luar negeri.

Formulir 1721 C (lampiran C), merupakan isian daftar penghasilan yang dibayarkan kepada pengurus, dewan komisaris, dewan pengawas, dan tenaga ahli.

Formulir 1721 Y (lampiran Y), merupakan blanko isian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh pasal 21.

Page 14: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

CARA PENGISIAN SPT TAHUNAN FORMULIR 1721

Setiap WP terlebih dahulu membaca buku petunjuk pengisian SPT Tahunan Formulir 1721.

Lampiran SPT diisi terlebih dahulu sebelum SPT induk. Seandainya diperlukan dapat dibuat lampiran tambahan. SPT Formulir 1721 dibuat rangkap 3, untuk KPP, untuk

Pemotong, dan untuk Wajib Pajak. Angka-angka dalam SPT tahunan berikut lampirannya

dinyatakan dalam rupiah.

DIKECUALIKAN DARI KEWAJIBAN PENYAMPAIAN SPT Wajib pajak yang penghasilan dibawah PTKP (dikecualikan dari

kewajiban penyampaian SPT Masa PPh ps. 25 dan SPT Tahunan).

Wajib pajak yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas (dikecualikan dari kewajiban penyampaian SPT Masa PPh ps. 25).

Page 15: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPh PASAL 22

Page 16: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

DEFINISI DAN OBJEK PPH PS. 22

Impor Barang Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh

DJA, bendahara-wan pemerintah pusat/daerah. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh

BUMN/D yang dananya dari belanja negara/daerah. Dan lain-lain ditentukan dengan UU.

Pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang

lainnya.

Page 17: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BUKAN OBJEK PPH PASAL 22 Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan

Keputusan Dirjen Pajak tidak terutang PPh. Dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh pasal 22.

Impor Barang yang dibebaskan dari Bea Masuk. Impor sementara jika akan di ekspor kembali. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp.1.000.000 dan tdk

meru-pakan pembayaran yang terpecah-pecah. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air

minum/PDAM, dan benda pos. Atas impor emas batangan yg akan diproses untuk menghasilkan

barang perhiasan emas untuk tujuan ekspor dinyatakan dengan SKB.

Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh KPN. Re-impor barang-barang yg telah diekspor utk tujuan perbaikan,

penger-jaan dan pengujian.

Page 18: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PEMUNGUT PPH PASAL 22

Pemungut PPh pasal 22:

Bank Devisa + Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) atas impor.

Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dan bendaharawan pemerintah pusat/daerah yang melakukan pembayaran atas pembelian dari APBN.

BUMN/D yang melakukan pembayaran atas pembelian barang yang dananya dari belanja negara/daerah.

BI, BPPN, Bulog, Telkom, PLN, PT. GIA, PT. Indosat, PT. KS, Pertamina dan bank2 BUMN yang melakukan pemelian yang dananya APBN.

Pertamina serta badan usaha lain yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis pertamax, pertamax super, gas atas penjualan hasil produksinya.

Page 19: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PPH PASAL 22 Importir yang memiliki API (angka pengenal

importir); tarif 2.5%PPh pasal 22 = 2.5% x Nilai Impor

Importir yang tidak memiliki API, tarif 7.5%PPh pasal 22 = 7.5% x Nilai Impor

Barang impor yang tidak dikuasai; tarif 7.5% dari

harga jual lelangPPh pasal 22 = 7.5% x Harga Jual Lelang

Atas pembelian barang yang dananya dari APBN/D;

tarif 1.5%PPh pasal 22 = 1.5% x Pembelian

Page 20: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPh PASAL 23 dan PPh PASAL 4 (2)

Page 21: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PPH PASAL 23

Dividen, Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan

dengan pengembalian utang, Royalti, Hadiah dan penghargaan selain yang diatur ps. 21, Bunga simpanan yang dibayarkan koperasi, Imbalan sehubungan jasa teknik, jasa manajemen, jasa

konstruksi, jasa konsultan, selain yang diatur ps. 21, Sewa dan penghasilan lain sehubungan dgn penggunaan

harta.

Pajak atas penghasilan yang diterima/diperoleh WP dalam negeri dan BUT dari modal, penyerahan jasa atau

penyelenggaraan kegiatan selain yang dipotong sesuai ps. 21 yang terdiri dari:

Page 22: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BUKAN OBJEK PPH PASAL 23 Penghasilan yang dibayar/terutang kepada bank. Sewa yg dibayarkan sehubungan dengan sewa guna usaha dgn hak

opsi. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan

terba-tas sebagai WP dalam negeri, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, BUMN/D, dr penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia.

Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal

ventura berupa bagian laba dari badan usaha pasangan yang didirikan dan men-jalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat: Merupakan perusahaan kecil, menengah atau menjalankan usaha disektor

yg ditetapkan dengan keputusan menteri keuangan. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

SHU yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. Bunga simpanan koperasi yg tdk melebihi batas sesuai KMK.

Page 23: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PEMOTONG PPH PASAL 23

Badan Pemerintah. Subjek Pajak Dalam Negeri. Penyelenggara Kegiatan. Badan Usaha Tetap (BUT) Perwakilan Perusahaan Luar Negeri

Lainnya. Orang Pribadi sebagai WP yang ditunjuk

oleh Kepala KPP.

Page 24: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PPH PASAL 23 Atas penghasilan berupa dividen, bunga dan royalti = 15% x Bruto Atas penghasilan berupa bunga simpanan koperasi (yang tidak

melebihi Rp 240.000,-) = 15% x Bruto. Atas hadiah atau penghargaan yg diberikan melalui suatu

perlombaan/ adu ketangkasan yang diterima oleh WP badan/BUT = 15% x Bruto. Atas hadiah undian = 25% x Bruto.

Sewa dan penghasilan dari angkutan darat = 15% x 20% x Bruto. Besarnya Penghasilan Neto tidak termasuk PPN

Sewa dan penghasilan lainnya (kecuali sewa tanah dan atau bangunan yg telah dikenakan PPh) = 15% x 40% x Bruto. Untuk sewa bangunan dmn yg menyewakan WP orang pribadi = 10%xBruto

Besarnya Penghasilan Neto tidak termasuk PPN.

Page 25: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PPH PASAL 23 ATAS IMBALAN PENYERAHAN JASA …(1)

Perkiraan Penghasilan Neto: 50% untuk penyerahan jasa profesi/tenaga ahli, jasa konsultan

(kecuali konsultan konstruksi), jasa akuntan dan pembukuan, jasa penilai, jasa sertifikasi, jasa aktuaris.

40% untuk penyerahan: Jasa teknik dan jasa manajemen, Jasa desain interior, desain taman, desain mesin dan peralatan, desain

kenda-raan, desain iklan/logo, serta desain alat kemasan), Jasa instalasi mesin, instalasi peralatan, instalasi TV/telepon/air/gas/TV

kabel kecuali yang dilakukan oleh WP dibidang konstruksi yang memiliki ijin/sertifikat

Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan mesin, listrik, telepon/air/gas/AC/TV kabel, peralatan, alat-alat transportasi, dan pemeliharaan bangunan kecuali yang dilakukan oleh WP dibidang konstruksi yang memiliki ijin/sertifikat.

15% x Perkiraan Penghasilan Neto x Bruto

Page 26: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PPH PASAL 23 ATAS IMBALAN PENYERAHAN JASA …(2) Jasa pengeboran (drilling) dibidang penambangan migas, kecuali oleh BUT. Jasa penunjang dibidang penambangan migas seperti: jasa penyemenan da-

sar, penyemenan perbaikan, pengontrol pasir, pengasaman, peretakan hidro-lika, nitrogen dan gulungan pipa, uji kandungan lapisan, pompa reda, mud loging, mud engineering, well testing and wire line service, dll yg sejenisnya.

Jasa penambangan dan jasa penunjang dibidang penambangan (jasa penge-boran, penebasan, pengupasan dan pembongkaran lapisan penutup, pengang-kutan/sistem transportasi kecuali jasa angkutan umum, pengolahan bahan galian, rekalamasi, mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi, dll sejenisnya.

Jasa penunjang dibidang penerbangan dan bandar udara. Jasa penebangan hutan termasuk land clearing. Jasa pengolahan termasuk pembuangan limbah. Jasa maklon. Jasa rekruitmen/penyediaan tenaga kerja. Jasa perantara.

Page 27: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

TARIF PPH PASAL 23 ATAS IMBALAN PENYERAHAN JASA …(3) Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh

BEJ, BES, KSEI dan KPEI. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan kecuali yg dilakukan oleh KSEI dan tdk

trmsuk sewa gudang yg telah dikenakan PPh final berdasarkan PP No. 29/1996 Jasa telekomunikasi yang bukan untuk umum. Jasa sulih suara (dubbing) atau mixing film. Jasa pemanfaatan informasi dibidang teknologi termasuk jasa internet. Jasa sehubungan dgn software komputer termasuk perawatan, pemeliharaan,

dan perbaikan.

13.33% untuk pelaksanaan konstruksi, termasuk jasa perawatan/pemeli-haraan/perbaikan bangunan, instalasi, pemasangan mesin, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel dalam lingkup jasa konstruksi yang bersertifikat.

26.67% untuk jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi. 10% untuk penyerahan jasa dibidang pembasmian hama,

pembersihan hama, jasa katering, jasa lain yg pembayarannya dibebankan pd APBN/D.

Page 28: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

OBJEK PPH PASAL 4 (2)

Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya (20% x Bruto).

Penghasilan dr transaksi saham dan sekuritas lain dibursa efek (0.1%xBruto kecuali transaksi saham

pendiri 0.6%xBruto)

Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan (5% x Bruto).

Penghasilan tertentu lainnya.

Diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 29: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BUKAN OBJEK PPH PASAL 4 (2) Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di

Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. Bunga deposito dan tabungan serta SBI, sepanjang jumlah deposito dan

tabungan serta SBI tdk melebihi Rp 7.500.000,- bukan jumlah terpecah2.

Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima oleh dana pensiun yang pendiriannya telah disyahkan oleh Menteri Keuangan.

Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemi-likan RS, RSS, kavling utk RS dan RSS, rumah susun sederhana utk dihuni.

Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yg diterima oleh bukan subjek pajak.

Page 30: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

LAIN-LAIN TARIF FINAL(PPH PS. 4(2))

Penghasilan yg diterima Orang Pribadi/Badan dari transaksi penjualan saham atau sekuritas lain di bursa efek: Untuk transaksi semua jenis saham = 0.1% x Bruto. Untuk transaksi saham pendiri = 0.6% x Bruto.

Penghasilan bunga deposito, tabungan, giro, SBI, obligasi dan penghasilan bunga deposito dari simpanan di luar negeri = 20% x Bruto.

Penghasilan WP OP dari investor atas penyerahan bangunan dengan kontrak BOT (Build, Operate and Transfer) = 5% x Bruto.

Penghasilan transaksi pengalihan hak atas tanah/bangunan= 5%xBruto.

Penghasilan yg diterima WP perusahaan pelayaran DN = 1.2% x Bruto. Penghasilan yg diterima WP perusahaan pelayaran dan/atau

penerbangan luar negeri = 2.64% x Bruto. Penghasilan perusahaan penerbangan dlm negeri berdasarkan

perjanjian kontrak (charter) = 1.8% x Bruto (bersifat tidak final)

Page 31: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

31

PPh PASAL 24

Page 32: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPH PASAL 24

Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh Penghasilan WP dalam negeri.

dengan syarat: Batas maksimum kredit pajak diambil terendah dari 3

unsur/ perhitungan berikut ini: Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar

negeri. Penghasilan luar negeri : Seluruh penghasilan Kena

Pajak) X PPh atas seluruh Penghasilan yang dikenakan tarif Pasal 17

Jumlah Pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam hal penghasilan kena pajak adalah lebih kecil daripada penghasilan luar negeri).

32

Page 33: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PENGGABUNGAN PENGHASILAN

Penggabungan penghasilan yagn berasal dari luar negeri dilakukan sbb:Penggabungan penghasilan dari usaha

dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan (accrual basis)

Penggabungan penghasilannya lainnya dilakukan dalam tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut (cash basis)

Penggabungan penghasilan yang berupa dividen (pasal 18 ayat 2 UU PPh) dilakukan dalam tahun pajak pada saat perolehan dividen tersebut ditetapkan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

33

Page 34: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BATAS MAKSIMUM KREDIT PAJAK UNTUK SETIAP NEGARA

Apabila penghasilan luar negeri berasal dari beberapa negara maka penghitungan batas maksimum kredit dilakukan untuk masing-masing negara.

Setiap negara diberlakukan batas maksimum yang berbeda-beda sesuai keputusan Menteri Keuangan.

34

Page 35: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

35

PPh PASAL 25

Page 36: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

36

PPH PASAL 25Angsuran pajak yang dibayar sendiri oleh WP setiap bulan,

dikurangi PPh yang telah di bayar sesuai ps. 21, ps. 22, ps. 23, dan ps. 24

Dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP Baru

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bagi WP baru dihitung berdasarkan jumlah pajak yang diperoleh dari penerapan tarif umum atas peng-hasilan neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12 bulan.

Page 37: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PPh PASAL 26 DAN FISKAL LUAR NEGERI

Page 38: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

38

PPH PASAL 26

PPh Pasal 26 dikenakan terhadap WP luar negeri (orang pribadi maupun badan) selain BUT yang menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia.

Objek Pajak PPh Pasal 26•Dividen.•Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang.•Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.•Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan.•Hadiah dan penghargaan.•Pensiun dan pembayaran berkala lainnya.•Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia.•Premi asuransi termasuk premi reasuransi.•Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi PPh suatu BUT, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.

Page 39: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

39

TARIF PPH PASAL 26

20% X Penghasilan Bruto, atas: Dividen. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan sehubungan

dengan jaminan pengembalian utang. Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan

penggunaan harta. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan. Hadiah dan penghargaan. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya

(Penghasilan Bruto X Perkiraan Penghasilan Neto ) X 20%, atas: Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia. Premi asuransi termasuk premi reasuransi.

(PKP – PPh Terutang) X 20%, atas: Penghasilan kena pajak sesudah dikurangi PPh suatu

BUT, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia

Page 40: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

FISKAL LUAR NEGERI Fiskal luar negeri adalah pajak penghasilan yang dibayar oleh

orang pribadi yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Fiskal luar negeri ini dpt dikreditkan pada SPT Tahunan orang

pribadi yang melakukan perjalanan tersebut.

Orang yang dikecualikan dari pembayaran fiskal luar negeri:

Bukan merupakan Warga Negara Indonesia. WNI tetapi memiliki izin menetap di negara lain. Orang pribadi lain sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.

Tarif Fiskal Luar Negeri: Bila ke luar negeri dengan pesawat udara Rp 1.000.000,- Bila ke luar negeri dengan kapal laut Rp 500.000,- Bila ke luar negeri dengan daratan Rp 250.000,-

Page 41: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

41

PPh PASAL 29

Page 42: PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

42

PPH PASAL 29

PPh Pasal 29 adalah hasil perhitungan pajak terutang selama tahun pajak dikurangi dengan angsuran pajak penghasilan yang telah dilakukan selama tahun pajak, untuk WP orang pribadi maupun badan.

Dilakukan pada saat pengisian SPT Tahunan PPh Perorangan dan SPT Tahunan PPh Badan.

Pembayaran PPh Pasal 29 dilakukan paling lambat tanggal 25 Maret tahun berikutnya setelah tahun pajak pembuatan SPT Tahunan.