45. peritungan pph terutang ,kredit pajak · 2019-05-17 · 45. perhitungan pph terutang ,kredit...

29
45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak BREVET PAJAK A/B 45. Peritungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

BREVET PAJAK A/B

45. Peritungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Bagan Penghitungan PPh Badan

Keterangan No Uraian Jumlah

Ph Kena Pajak

1 PENGHASILAN NETO FISKAL Rp. XX

2 KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL Rp. XX -

3 PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) Rp. XX

PPh Terutang

4 PPh TERUTANG (Tarif PPh Ps. 17 X Angka 3) Rp. XX

5 PENGEMBALIAN KREDIT PAJAK LN (PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TH LALU

Rp. XX +

6 JUMLAH PPh TERUTANG (4 + 5) Rp. XX

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Kredit Pajak

7 PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan LN) Rp. XX

8 KREDIT PAJAK DALAM NEGERI / LUAR NEGERI Rp. XX -

9 PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT) (6-7-8)

Rp. XX

10 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI Rp. XX

a PPh Ps. 25 BULANAN Rp. XX

b STP PPh Ps. 25 (Hanya Pokok Pajak) Rp. XX

c PPh Ps. 25 AYAT (8) / FISKAL LUAR NEGERI Rp. XX

d PPh ATAS PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

Rp. XX +

Jumlah (a+b+c+d) Rp. XX -

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

PPh KB/LB

11 PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh Ps. 29)/LEBIH DIBAYAR (PPh Ps. 28A) (9-10E) Rp. XX

12 PPh YANG KURANG DIBAYAR DISETOR TANGGAL

13 PPh YANG LEBIH DIBAYAR DIRESTITUSIKAN/ DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK

Angsuran

14 a PENGHASILAN YANG MENJADI DASAR PENGHITUNGAN ANGSURAN

Rp. XX

b KOMPENSASI KERUGIAN FISKAL: Rp. XX -

c PENGHASILAN KENA PAJAK (14a – 14b) Rp. XX

d PPh YANG TERUTANG (Tarif Ps. 17 X 14c) Rp. XX

e KREDIT PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG DIPOTONG / DIPUNGUT OLEH PIHAK LAIN

Rp. XX -

f PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI (14d – 14e) Rp. XX

g PPh PASAL 25 : (1/12 X 14f) Rp. XX

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

PPh FINAL & BO

15 a PPh FINAL Rp. XX

b PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Rp. XX

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

1. PENGHASILAN NETO FISKAL

• Berdasarkan Laporan Keuangan Komersial

• Dilaksanakan penyesuaian (Koreksi) berdasarkan aturan Pajak Penghasilan

• Dilaksanakan penyesuaian dengan fasilitas di Bidang PPh yang diterima oleh Wajib Pajak

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

1. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI :

2. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI

3. JUMLAH PENGHASILAN NETO KOMERSIAL (1 + 2)

4. PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

5. PENYESUAIAN FISKAL POSITIF :

6. PENYESUAIAN FISKAL NEGATIF :

7. FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO:

8. PENGHASILAN NETO FISKAL (3 - 4 + 5 - 6 - 7)

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

1. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL DALAM NEGERI

• penghasilan neto menurut prinsip akuntansi komersial Indonesia seperti tercermin dalam laporan keuangan komersial, sebelum dilakukan penyesuaian-penyesuaian fiskal.

• dihitung dari jumlah semua penghasilan yang diterima dan atau diperoleh dari kegiatan usaha di Indonesia (termasuk penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak termasuk Objek Pajak), dikurangi dengan pengeluaran/biaya-biaya dalam rangka kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan sistem dan metode akuntansi komersial Indonesia.

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

2. PENGHASILAN NETO KOMERSIAL LUAR NEGERI

• Merupakan penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak setelah dipotong pajak di luar negeri dalam tahun pajak yang bersumber dari luar negeri (PPh Pasal 24)

• Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas Penghasilan Kena Pajak yang berasal dari seluruh penghasilan termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri

KMK Nomor :164/KMK.03/2002

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

• Penggabungan penghasilan dilakukan :

1. Dalam tahun diperolehnya penghasilan dari usaha

2. Pada tahun saat perolehan dividen Pada tahun diterimanya penghasilan lain

• Kerugian yang diderita di luar negeri tidak dapat digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak.

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

4. PENGHASILAN

YANG DIKENAKAN

PPh FINAL DAN YANG TIDAK TERMASUK

OBJEK PAJAK

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL

1. BUNGA DEPOSITO / TABUNGAN,DAN DISKONTO SBI / SPN

2.BUNGA / DISKONTO OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN / DILAPORKAN PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK

3. PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

4. PENGHASILAN PENJUALAN SAHAM MILIK PERUSAHAAN MODAL VENTURA

5.PENGHASILAN USAHA PENYALUR / DEALER / AGEN PRODUK BBM,PENYALUR / DISTRIBUTOR ROKOK

6. PENGHASILAN PENGALIHAN HAK ATAS TANAH / BANGUNAN (Yayasan / Org. Sejenis)

7. PENGHASILAN PERSEWAAN ATAS TANAH / BANGUNAN

8. IMBALAN JASA KONSTRUKSI : PELAKSANA, PERENCANA, PENGAWAS KONSTRUKSI

9. PERWAKILAN DAGANG ASING

10. PELAYARAN / PENERBANGAN ASING

11. PELAYARAN DALAM NEGERI

12. PENILAIAN KEMBALI AKTIVA TETAP

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

1. BANTUAN / SUMBANGAN

2. HIBAH

3.DIVIDEN / BAGIAN LABA DARI PENYERTAAN MODAL PADA BADAN USAHA DI INDONESIA

4. IURAN DAN PENGHASILAN TERTENTU YANG DITERIMA DANA PENSIUN

5. BUNGA / DISKONTO OBLIGASI YANG DITERIMA REKSADANA

6.BAGIAN LABA YANG DITERIMA PERUSAHAAN MODAL VENTURA DARI BADAN PASANGAN USAHA

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

7. FASILITAS PENANAMAN MODAL BERUPA PENGURANGAN PENGHASILAN NETO

Pasal 35 A UU PPhAtas persetujuan Kepala BKPM dan Menteri Keuangan dapat diberikan Fasilitas Penanaman Modal berupa Pengurangan Penghasilan Neto, selain itu juga dapat diberikan fasilitas yang lain berupa :

1. PENYUSUTAN / AMORTISASI DIPERCEPAT

2. KOMPENSASI KERUGIAN DIPERPANJANG

3. PENGURANGAN 50 % TARIF PPh ATAS DIVIDEN YANG DIBAYARKAN KEPADA PEMEGANG SAHAM LUAR NEGERI

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Fasilitas PPh Lainnya Pasal 31E UU PPh

Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan lima puluh miliar rupiah mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif PPh Pasal 17 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Contoh 1:

Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp4.500.000.000,00 (empat miliar lima ratus juta rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Penghitungan pajak yang terutang:

Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut dikenai tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif PPh badan yang berlaku karena jumlah peredaran bruto PT Y tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

 

PPh yang terutang:(50% x 28%) x Rp500.000.000,00 = Rp70.000.000,00

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Contoh 2:

Peredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah) dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Penghitungan PPh yang terutang:

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:

Rp 4.800.000.000,00 x Rp3.000.000.000,00 = Rp480.000.000,00

Rp30.000.000.000,00

Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas:

Rp3.000.000.000,00 – Rp480.000.000,00 = Rp2.520.000.000,00

PPh yang terutang: 

- (50% x 28%) x Rp480.000.000,00 = Rp  67.200.000,00

28% x Rp2.520.000.000,00 = Rp705.600.000,00(+)

Jumlah PPh yang terutang     = Rp 772.800.000,00

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

2. KOMPENSASI KERUGIAN

• Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan biaya didapat kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

PT A dalam tahun 2001 mengalami kerugian fiskal dalam SPT Tahunan Rp.1.200.000.000. Dalam lima tahun berikutnya rugi laba fiskal PT A sebagai berikut:

• 2002 Laba fiskalRp. 200.000.000

• 2003 rugi fiskal Rp. 300.000.000

• 2004 laba fiska NIHIL

• 2005 laba fiskal Rp. 100.000.000

• 2006 laba fiskal Rp. 800.000.000

• 2007 Laba Fiskal Rp. 200.000.000

• 2008 Laba Fiskal Rp. 300.000.000

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Tabel Kompensasi Kerugian

Tahun pajak Sumber Laba (Rugi) Fiskal(Rp 000)

Kompensasi Rugi

2001 2002 2003

2001 SPT (1.200.000) - - -

2002 SPT 200.000 (1.200.000) - -

2003 SPT (300.000) (1.000.000) (300.000)

2004 SPT NIHIL (1.000.000) (300.000)

2005 SPT 100.000 (900.000) (300.000)

2006 SPT 800.000 (100.000) (300.000)

2007 SPT 200.000 - - (100.000)

2008 SPT 300.000 - - -

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Kompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

3. Penghasilan Kena Pajak (Ph Kena Pajak)

Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar penghitungan untuk menentukan besarnya PPh yang terutang

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Contoh:

-Peredaran bruto Rp6.000.000.000,00

-Biaya untuk mendapatkan, menagih,dan memelihara penghasilan Rp5.400.000.000,00(-)

-Laba usaha (penghasilan neto usaha) Rp   600.000.000,00

-Penghasilan lainnya Rp 50.000.000,00

-Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan lainnya tersebut Rp 30.000.000,00(-)

  Rp   20.000.000,00(+)

-Jumlah seluruh penghasilan neto Rp   620.000.000,00

-Kompensasi kerugian Rp     10.000.000,00(-)

--Penghasilan Kena Pajak Rp   610.000.000,00

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

4. PPh Terutang

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

sampai dengan Rp.50.000.000,00 10%

di atas Rp.50.000.000–Rp.100.000.000 15%

di atas 100,000,000 30%

PPh Terutang = Ph Kena Pajak X Tarif Pasal 17 UU PPh

Sebelum Tahun Pajak

2009

Sebelum Tahun Pajak

2009

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Mulai Tahun Pajak 2009:

Tarif PPh Badan untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan BUT adalah sebesar 28% (dua puluh delapan persen).

Contoh :

Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp1.250.000.000,00

PPh yang terutang:

28% x Rp1.250.000.000,00 = Rp350.000.000,00

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

Mulai Juli 2013:Tarif PPh Badan untuk Wajib Pajak badan dengan omset <= 4,8 M PP 46 1% dari Omset

Mulai Juli 2018:Tarif PPh Badan untuk Wajib Pajak badan dengan omset <= 4,8 M PP 23 0,5% dari Omset

Contoh :Jumlah Peredaran Bruto Rp1.000.000.000,00PPh yang terutang :0,5% x Rp1.000.000.000,00 = Rp5.000.000,00

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak

• Tarif tertinggi dapat diturunkan menjadi paling rendah 25% (dua puluh lima persen) yang diatur dengan Peraturan Pemerintah yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010.

• Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

45. Perhitungan PPh Terutang ,Kredit Pajak