pajak penghasilan

3
Nama : Ivana Afilia Sutanto NRP : 3133186 KP : A Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Menurut hukum Indonesia, Nomor 36 tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang. Mengingat sangat bervariasinya obyek, pemungut, dan bahkan tarifnya, Ketentuan PPh Pasal 22 relatif lebih rumit dibandingkan dengan PPh lainnya, seperti PPh 21 atau pun 23. Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan terhadap perdagangan barang yang dianggap ‘menguntungkan’ – sehingga baik penjual maupun pembelinya dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut. Karena itulah PPh Pasal 22 dapat dikenakan baik saat penjualan maupun pembelian. Pajak penghasilan (PPh) pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 23 ( PPh Pasal 23 ) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan yang diperoleh dari transaksi antara dua pihak. Penghasilan yang termasuk dalam kategori ini meliputi dividen, bunga, royalti, hadiah, dan penghargaan, sewa dan pendapatan yang terkait dengan aset selain dari transaksi tanah dan bangunan, dan jasa. Tarif pajak untuk dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan adalah 15%, serta 2% dibebankan pada jenis penghasilan lainnya. Namun, jika pihak yang dikenakan PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP, maka tarif pajak akan dikenakan 2 kali lipat, 30% untuk dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan, serta 4% untuk penghasilan lainnya. Pajak penghasilan (PPh) pasal 25 Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran Pajak Penghasilan secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang

Upload: kelvin-lau

Post on 30-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

untuk mengetahui tentang pajak penghasilan dan pasal-pasalnya.

TRANSCRIPT

Nama: Ivana Afilia SutantoNRP: 3133186KP: APajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Menurut hukum Indonesia, Nomor 36 tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap Wajib Pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang. Mengingat sangat bervariasinya obyek, pemungut, dan bahkan tarifnya, Ketentuan PPh Pasal 22 relatif lebih rumit dibandingkan dengan PPh lainnya, seperti PPh 21 atau pun 23. Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan terhadap perdagangan barang yang dianggap menguntungkan sehingga baik penjual maupun pembelinya dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut. Karena itulah PPh Pasal 22 dapat dikenakan baik saat penjualan maupun pembelian.Pajak penghasilan (PPh) pasal 23Pajak Penghasilan Pasal 23 ( PPh Pasal 23 ) adalah pajak yang dipotong dari penghasilan yang diperoleh dari transaksi antara dua pihak. Penghasilan yang termasuk dalam kategori ini meliputi dividen, bunga, royalti, hadiah, dan penghargaan, sewa dan pendapatan yang terkait dengan aset selain dari transaksi tanah dan bangunan, dan jasa.Tarif pajak untuk dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan adalah 15%, serta 2% dibebankan pada jenis penghasilan lainnya. Namun, jika pihak yang dikenakan PPh Pasal 23 tidak memiliki NPWP, maka tarif pajak akan dikenakan 2 kali lipat, 30% untuk dividen, bunga, royalti, hadiah dan penghargaan, serta 4% untuk penghasilan lainnya.Pajak penghasilan (PPh) pasal 25Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran Pajak Penghasilan secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa diwakilkan.Wajib Pajak untuk setiap bulan sebesar Pajak Penghasilan yang terutang pajak tahun lalu, yang dikurangi dengan:a. Pajak Penghasilan yang dipotong sesuai Pasal 21 (yaitu sesuai Tarif Pasal 17 ayat (1) bagi pemilik NPWP dan tambahan 20% bagi yang tidak memiliki NPWP) dan Pasal 23 (15% berdasarkan dividen, bunga, royalti, dan hadiah - serta 2% berdasarkan sewa dan penghasilan lain serta imbalan jasa) - serta Pajak Penghasilan yang dipungut sesuai Pasal 22 (pungutan 100% bagi yang tidak memiliki NPWP);b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sesuai Pasal 24;lalu dibagi 12 atau total bulan dalam pajak masa setahun.

Contoh SoalPPh pasal 22PT Pasaribu Motors mengimpor barang dari Korea. PT Pasaribu Motors adalah importir mobil yang telah memiliki Angka Pengenal Impor. PT KIA mengimpor unit 50 mobil, dengan harga faktur $ 10.000 per unit. Biaya asuransi dan biaya angkut yang berkaitan dengan impor mobil tersebut masing-masing adalah 2% dan 3%. Bea masuk yang dibayar oleh PT KIA Motors sebesar 5% dari CIF dan bea masuk tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs pada saat itu ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebesar $1 = Rp 9.000. Berapa PPh pasal 22 yang harus dibayar?Harga faktur : 50 unit x $10.000 $500.000Biaya asuransi(2%) $ 10.000Biaya angkut(3%) $ 15.000CIF $525.000Bea masuk: 5% x $525.000 $ 26.250Bea masuk tambahan:20% x $525.000 $105.000-Nilai Impor $ 656.250Nilai Impor dalam rupiah:$656.250 x Rp 9.000 = Rp 5.906.250.000,-PPh 22 yang harus dipungut (memiliki API)2,5% x Rp 5.906.250.000 = Rp 147.656.250,PPh pasal 23Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masing-masing Rp 10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses Gagalnya wajib memungut PPh Pasal 23.PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sukses Gagalnya adalah :=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010PPh pasal 25Setelah melalui perhitungan ternyata utang pajak penghasilan PT DYNANIC yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) untuk tahun 2005 sebesar Rp. 56.500.000,00. Sedangkan kredit PPh pasal 21, 22, 23 dan 24 tahun 2005 berjumlah Rp. 17.500.000,00. Maka angsuran PPh pasal 25 PT DYNAMIC untuk setiap bulannya pada tahun 2006 adalah sebesar .Jawaban penyelesaiannya adalah sebagai berikut :Pajak penghasilan Terutang (SPT tahun 2005)= Rp. 56.500.000,00Kredit PPh pasal 21, 22, 23 dan 24 tahun 2005= Rp. 17.500.000,00Rp.39.000.000,00PPh pasal 25 per bulan 39jt/12= Rp. 3.250.000