obesitas

25
Bayi di Bawah Lima Tahun (Balita) Memerhatikan makanan seimbang bagi anak akan sangat membantu menghindarkan mereka dari makanan yang buruk sekaligus membantu pertumbuhan mereka secara alami. Sebab, kebutuhan mereka terhadap energy dan unsur-unsur makanan saat beraktivitas sehari-hari lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. (As- Syayyid, 2006) Oleh karena itu, seorang anak harus mengonsumsi makanan beragam secara rutin setiap hari, khususnya karena mereka tidak bisa mengonsumsi makanan sendiri sebanyak makanan yang dikonsumsi oleh orang dewasa. Sebagaimana mereka juga harus diarahkan dan dibimbing untuk membiasakan diri memakan makanan yang baik dan benar sejak dini sekaligus memotivasi mereka untuk melakukan aktivitas gerakan atau olahraga sehingga tidak mengalami obesitas atau kegemukan. (As-Syayyid, 2006) Anak yang Masih Menyusui Setelah lahir dan hidup di dunia ini, sang buah hati pun menjadi demikian bersandar dan membutuhkan ibu, layaknya kebutuhan cabang pada akar. Dia membutuhkan makanan yang sama

Upload: iqbal-z-assyidiqie

Post on 31-Oct-2014

127 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

obesitas

TRANSCRIPT

Page 1: obesitas

Bayi di Bawah Lima Tahun (Balita)

Memerhatikan makanan seimbang bagi anak akan sangat membantu menghindarkan

mereka dari makanan yang buruk sekaligus membantu pertumbuhan mereka secara alami. Sebab,

kebutuhan mereka terhadap energy dan unsur-unsur makanan saat beraktivitas sehari-hari lebih

besar dibandingkan dengan kebutuhan orang dewasa. (As-Syayyid, 2006)

Oleh karena itu, seorang anak harus mengonsumsi makanan beragam secara rutin setiap

hari, khususnya karena mereka tidak bisa mengonsumsi makanan sendiri sebanyak makanan

yang dikonsumsi oleh orang dewasa. Sebagaimana mereka juga harus diarahkan dan dibimbing

untuk membiasakan diri memakan makanan yang baik dan benar sejak dini sekaligus memotivasi

mereka untuk melakukan aktivitas gerakan atau olahraga sehingga tidak mengalami obesitas atau

kegemukan. (As-Syayyid, 2006)

Anak yang Masih Menyusui

Setelah lahir dan hidup di dunia ini, sang buah hati pun menjadi demikian bersandar dan

membutuhkan ibu, layaknya kebutuhan cabang pada akar. Dia membutuhkan makanan yang

sama yang dulu pernah diserapnya di dalam darah, ketika masih menjadi janin. Kemudian

dengan ilmu, kekuasaan dan kalimat Allah, darah itu berubah menjadi susu yang bersih dan

murni yang mengandung berbagai unsure yang sesuai bagi pertumbuhannya. Kemudian susu itu

mengalir ke payudara untuk kemudian atas hidayah Allah pula sang anak menyerap makanan

melalui anggota tubuh sang ibu tersebut. Allah berfirman, (As-Syayyid, 2006)

“Yang menentukan kadar (masing-masing) dan menentukan petunjuk” (Q.S al-A’la [87]: 3)

Page 2: obesitas

Al-Quran al-Karim telah menyebutkan beberapa aturan yang mengatur masalah

penyusuan alami dan aturan pemeliharaan anak yang masih menyusu kepada selain ibu kandung,

yakni ibu susuan dan bukan termasuk salah satu nasab. Berkenaan dengan masalah ini, Allah

berfirman, (As-Syayyid, 2006)

“Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin

menyusui secara sempurna” (Q.S al-Baqarah [2]: 233)

Dari ayat tersebut terlihat jelas aturan sebagai berikut:

Seorang ibu berkewajiban untuk menyusui anaknya melalui payudara dan tidak

mengingkari pentingnya hak anak untuk menikmati air susu dari payudara ibunya, bila mampu,

dan tidak menolak memberikannya selama masa menyusui, bagi siapa saja yang ingin

menyempurnakan penyusuan, yakni selama 2 tahun. (As-Syayyid, 2006)

Namun demikian dibolehkan juga menyapih anak sebelum masa yang telah ditetapkan

oleh Al-Quran al-Karim, yaitu 2 tahun, dengan syarat ada kesepakatan antara ayah dan ibu, tanpa

harus mengesampingkan kemaslahatan sang buah hati dan jaminan pengasuhannya. Hal itu

sesuai dengan firman Allah, (As-Syayyid, 2006)

“Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya,

maka tidak ada dosa antara keduanya” (Q.S. al-Baqarah [2]: 233)

Menyusukan anak kepada wanita lain, padahal dia mampu melakukannya, merupaka

suatu tindakan yang tidak dibenarkan agama. Oleh Karen itu, Islam benar-benar telah

Page 3: obesitas

menancapkan tiang penopang materi untuk kepentingan penyusuan ini, di mana Islam telah

memberikan nafkah penyusuan jika terjadi perceraian dengan suaminya, sehingga kepentingan

anak tidak terabaikan dan bisa memenuhi segala makanan yang dibutuhkan. Allah berfirman,

(As-Syayyid, 2006)

“Tenpatkanlah mereka (para istri) di mana kalian bertempat tinggal menurut kemampuan kalian

dan janganlah kalian menyusahkan merekan dan menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka

(istri-istri yang sudah ditalak) sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai

mereka melahirkan, kemudian jika mereka menyusui (anak-anak) kalian maka berikanlah

imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kalian (segala sesuatu) dengan

baik; jika kalian menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu)

untuknya” (Q.S. ath-Thalaq [65]: 6)

Dengan demikian Allah SWT telah menjamin kebutuhan makanan bayi melalui air susu

ibunya. Pada tiga hari pertama, payudara mengeluarkan cairan yang berwarna kekuningan dalam

jumlah yang tidak banyak yang disebut kolostrum. Cairan ini bisa mencukupi kebutuhan

makanan bayi di awal kehiduoannya di dunia, yang kaya akan protein, antibody, vitamin dan

mineral. Sebagaimana cairan ini juga memiliki manfaat lain, yaitu membiasakan alat pencernaan

bayi untuk bisa beradaptasi dan menerima sekaligus mencerna makanan. (As-Syayyid, 2006)

Dan pada hari keempat, barulah payudara ibu mengeluarkan zair susu yang merupakan

makanan bayi. Susu ibu mengandung zat-zat yang menambah kemampuan tubuh bayi untuk

melawan berbagai macam penyakit. Sebagaimana ia merupakan makanan aman yang

Page 4: obesitas

mengandung berbagai macam unsure makanan yang dibutuhkan bayi pada usia enam bulan

pertama. (As-Syayyid, 2006)

Ketika bayi telah mencapai 6 bulan, maka seorang ibu harus memberikan makanan

pendamping yang kaya akan energy, protein, vitamin dan mineral, misalnya telur, buah-buahan,

sayur-sayuran dan semua makanan yang diolah dari hewan. (As-Syayyid, 2006)

Secara lambat laun dan bertahap, sang buah hati akan terbiasa dengan makanan-makanan.

Setelah gigi tumbuh dan bayi telah terbiasa dengan makanan-makanan cair dan lembut, maka

dimungkinkan baginya untuk mengonsumsi makanan agak keras. Untuk kemudian secara

bertahap meningkat pada jenis makanan keras. Makanan bayi memerlukan tempat khusus yang

bisa menjaga kebersihan dan mudah untuk dikonsumsi dan dicerna. (As-Syayyid, 2006)

Telah dibuktikan pula bahwa menyusui memiliki manfaat perlindungan dan pencegahan

dari berbagai macam penyakit yang membahayakan, misalnya penyakit kanker. Sangat kecil

sekali kemungkinan penyakit kanker payudara khususnya akan menghinggapi ibu-ibu yang

menyusui, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menyusui anaknya. Dan lebih kecil

kemungkinannya menimpa wanita menikah disbanding wanita yang tidak menikah. Dengan

demikian, penyusuan alami memiliki manfaat yang sangat banyak. (As-Syayyid, 2006)

Di lebih dari satu tempat, Al-Quran al-Karim telah menunjukkan pentingknya penyusuan

alami, dimana Allah berfirman, (As-Syayyid, 2006)

“Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, ‘Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir

terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan

(pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akanmengembalikannya kepadamu, dan

menjadikannya salah seorang rasul’” (Q.S. al-Qashash [28]: 7)

Page 5: obesitas

Kaum muslim terdahulu telah berusaha memotivasi para ibu untuk menyusui anak-anak

mereka secara alami, karena pengetahuan mereka yang mendalam mengenai pentingnya

penyusuan bagi anak dan keluarga sekaligus. (As-Syayyid, 2006)

Islam merupakan agama yang aktif dan penuh kasih sayang yang selalu menyeru setiap

orang berakal untuk meneladani orang-orang muslim terdahulu. Sementara kedokteran modern

telah menegaskan bahaya sikap yang mnegabaikan penyusuan alami. Islam telah memuliakan

kita, baik sebagai ibu, ayah, anak, maupun masyarakat, ketika ia memerintahkan kita untuk

memelihara dan mempertahankan hal-hal yang baik di atas. (As-Syayyid, 2006)

Perlu disebutkan, World Health Organization (WHO) di akhir abad ke-20 telah menekankan

pentingnya penyusuan alami ini. Kemudian dengan bekerja sama dengan beberapa negara

anggota, WHO telah mengampanyekan pentingnya penyusuan ini bagi bayi sekaligus

mengingatkan untuk menghindari makanan-makanan buatan yang terbuat dari berbagai macam

campuran, untuk kemudian membuat aturab yang melarang mengiklankan produk-produk

tersebut atau menganjurkan para ibu untuk memebrikannya kepada anak-anaknya. ASI

memeiliki beberapa kelebihan, diantaranya: (As-Syayyid, 2006)

1. Bersih dan steril

2. Tidak dingin dan tidak juga panas

3. Siap dikonsumsi kapanpun

4. Tidak busuk saat dalam penyimpanan

5. Cocok bagi pencernaan bayi

6. Bisa member antibody khusus untuk melawan berbagai kuman dan virus penyakit.

Page 6: obesitas

7. Menyusui langsung dari payudara ibi dapat mencegah terjadinya kegemukan pada anak

dan juga ibu

8. Menyusui dari payudara ibu juga bisa menumbuhkan rasa kasih sayang sekaligus

mempererat hubungan emosional antara anak dan ibu.

Mengenai makanan dan pola makan, Islam tidak hanya menyinggung tentang makanan dan

kandungannya saja, juga kesempurnaan dan kesehatan makanan, serta cara mengonsumsinya.

Sebab pola makan yang buruk dan berlebih-lebihan dalam mengonsumsi makanan atau

sebaliknya, terlalu sedikit mengonsumsi makanan dari yang seharusnya, serta tidak

memerhatikan keseimbangan kandungan makanan, akan mengakibatkna munculnya berbagai

macam penyakit. (As-Syayyid, 2006)

Selain itu pola makan serta kualitas dan kebersihan makanan memiliki pengaruh yang sangat

besar terhadap pencernaan yang baik, juga kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat makanan

dengan segala macam ragamnya. (As-Syayyid, 2006)

Jika seseorang mengonsumsi makanan yang mnegandung selera ini melebihi batas

kebutuhannya, maka dia harus mengimbanginya dengan berolahraga, agar zat-zat yang berlebih

yang tidak dibutuhkan tubuh terbakar. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang menyuplai

kalori lebih banyak dari yang dibutuhkannya, maka hal itu akan menyebabkan kelebihan berat

badan. Sebaliknya, bila dia mengonsumsi makanan lebih sedikit dari yang dibutuhkan, makan

berat badannya akan menurun sehingga mnejadi kurus, yang rawan sekali terhadap serangan

Page 7: obesitas

berbagai penyakit. Dan jika seseorang menciptakan keseimbangan antara kebutuhan kalori dan

aktivitas yang dilakukannya, berarti dia telah menjaga berat badan ideal. (As-Syayyid, 2006)

Berbagai penelitian ilmiah modern menetapkan, mengonsumsi makanan yang banyak tanpa

dicerna dengan baik memaksa pancreas mengeluarkan sejumlah enzim yang melebihi batas

kebutuhannya, yang jika pola makan berlebihan ini dilakukan secara terus-menerus akan

menyebabkan ketidakmampuan melakukan tugas dan aktivitas atau radang yang parah.

Sebagaimana kemampuan jaringan tubuh untuk mengubah unsure-unsur makanan menjadi

melemah saat berbagai macam makanan masuk ke dalam lambung dalam satu waktu sekaligus.

Penyakit yang disebabkan oleh sikap berlebih-lebihan dalam makan ini bisa lebih berbahaya

jika dibandingkan dengan penyakit yang disebabkan oleh kekurangan makanan. (As-Syayyid,

2006)

Sejak beberapa abad yang lalu, Islam telah membuat aturab dan ajaran bagi ummat manusia

untuk mengatur langkah jalannya dan mengawasi semua pergerakannya. Terkadang dalam

bentuk larangan, terkadang juga dalam bentuk bimbingan dan terkadang dengan menarik

perhatian, agar tubuh manusia berdiri tegak di atas dasar-dasar yang kukuh dan bangunan yang

bauk, yang kelak akan membuatnya mampu mneghadapi dan menjalani kehidupan. Dengan

demikian mengonsumsi makanan secara berlebih-lebihan jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

Allah SWT berfirman, (As-Syayyid, 2006)

“Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian, dan janganlah

melampaui batas” (Q.S. Thaha [20]: 81)

Page 8: obesitas

“Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaian kalian yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,

makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang

berlebihan” (Q.S. al-A’raf [7]: 31)

“Sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat

melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh,

Dia Maha Teliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat” (Q.S. asy-Syura [42]:

72)

“Tidaklah anak cucu Adam mengisi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Sebenarnya

beberapa suap saja sudah cukup untuk menegakkan tulang rusuknya. Kalau toh, dia harus

mengisinya, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk

bernapas” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Muslim)

Adalah penting bahwa orang yang bersikap menahan diri dan memakan apa yang cocok

dan sesuai dengan seleranya, namun tanpa berlebihan. Umar r.a. berkata, “Hindarilah berperut

buncit, karena ia merusak tubuh, menyebabkan penyakit dan menjadikan shalat sebagai

pekerjaan yang melelahkan. Maknfaatkanlah bekam, karena ia membuat badan beres.

Hindarilaha semua yang berlebihan, karena Allah membenci orang berilmu yang bertubuh

gendut”. Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim. (As-Suyuthi, 2006)

Hippocrates berkata, “Memelihara kesehatan yang baik bergantung pada kerja secara

wajar dan menghindari makan dan minum terlalu banyak”. Dia juga berkata, “Makanan yang

Page 9: obesitas

merugikan tetapi sedikit lebih baik daripada makanan yang baik namun terlalu banyak”. (As-

Suyuthi, 2006)

Makanan dapat menyerang, merugikan dan merubah fungsi normal tubuh jika jumlahnya

berlebihan. Sebagian besar penyakit terjadi karena konsumsi makanan yang berlebihan atau

melebihi kebutuhan tubuh. Penyakit juga timbul akibat mengonsumsi makanan yang sulit dicerna

dan kompleks. Jika makusia memenuhi perutnya dengan beragam makanan dan perut terbiasa

denga itu, maka timbul beragam penyakit, yang sebagian di antaranya membutuhkan waktu lama

untuk menyembuhkannya. Jika orang mengonsumsi makanan secukupnya dan sesuai kebutuhan

tubuh, tubuhnya akan memperoleh manfaat maksimum dibanding jika mengonsumsi makanan

yang berlebihan. (Al-Jauziyah, 2004)

Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak

yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi masih banyak

pendapat di masyarakat yang mengira bahwa anak yang gemuk adalah sehat sehingga banyak ibu

merasa bangga kalau melihat anaknya sangat gemuk, di satu pihak ada ibu yang kecewa kalau

melihat anaknya tidak segemuk anak tetangganya. Sebenarnya kekecewaan tersebut tidak

beralasan, asalkan grafik pertumbuhan anak pada Kartu Menuju Sehat (KMS) sudah

menunjukkan kenaikan yang kontinu setiap bulan sesuai lengkungan grafik pada KMS dan

berada pada pita warna hijau, maka anak tersebut pasti sehat. (Soetjiningsih, 1995)

Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi,

sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Dari berbagai tulisan

mengenai obesitas pada anak, ternyata banyak masalah yang dihadapi anak yang obesitas ini.

Page 10: obesitas

Lebih-lebih jika obesitas pada masa kanak-kanak berlanjut sampai dewasa. Bahkan ada seorang

ahli yang mengatakan, bahwa makin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan makin pendek

umurnya. Dengan perkataan lain, makin gemuk seseorang akan makin banyak penyakitnya,

sehingga jarang yang mencapai umur panjang.

Definisi

Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebgaia obesitas. Karena

pada atlit yang karena latihan-latihan yang teratur menyebabkan massa otot yang tumbuh dengan

baik, akanmempunyai berat badan rata-rata yang lebih dari anak sebayanya, tidak dapat disebut

sebagai obesitas. Demikian pula dengan anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya

lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya di atas rata-rata anak sebayanya, juga

bukan disebut obesitas.

Untuk diagnose obesitas harus ditemukan gejala klini obesitas dan disokong dengan

pemeriksaan antropometri yang jauh di atas normal. Pemeriksaan antropometri yang sering

digunakan adalah berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur dan tebalnya

lipatan kulit.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan obesitas adalah sebagai berikut (dikutip dari

Neuman 1983)

Overnutrisi Obesitas

BB/TB 110-119% dari standar atau

90-95 persentil

≥120% dari standar atau > 95

persentil

BB/U 110-119% dari standar atau ≥120% dari standar atau > 95

Page 11: obesitas

90-95 persentil persentil

Lipatan Kulit

(Trisep/Subscapula) pada

umur 0-36 bulan

>2SD

>90 persentil

Lipatan Kulit (Tanner 1962) >2SD

>95 persentil

Klasifikasi

Menurut gejala klinisnya, obesitas dibagi menjadi:

1. Obesitas sederhana (Simple Obesity)

Terdapat gejala kegemukan saja tanpa disertai kelainan hormonal/mental/fisik lainnya,

obesitas ini terjadi karena faktor nutrisi

2. Bentuk khusus obesitas

a. Kelainan endokrin/hormonal

Tersering adalah Sindrom Cushing, pada anak yang sensitive terhadap pengobatan

dengan hormone steroid.

b. Kelainan somatodismorfik

Sindrom Prader-Willi, Sindrom Summit dan Carpenter, Sindrom Laurence-Moon-

Biedl, dan Sindrom Cohen.

Obesitas pada kelainan ini hampir selalu disertai mental retardasi dan kelainan

ortopedi

c. Kelainan hipotalamus

Page 12: obesitas

Kelainan pada hipotalamus yang mempengaruhi nafsu makan dan berakibat

terjadinya obesitas, sebagai akibat dari kraniofaringioma, leukemia cerebral, trauma

kepala dan lain-lain.

Penyebab

1. Masukan energy yang melebihi dari kebutuhan tubuh

a. Pada bayi

- Bayi yang minum susu botol yang selalu dipaksakan oleh ibuna, bahwa setiap kali

minum harus habis

- Kebiasaan untuk memberikan minuman/makanan setiap kali anak menangis

- Pemberian makanan tambahan tinggi kalori pada usia yang terlalu dini

- Jenis susu yang diberikan osmolaritasnya tinggi (terlalu kental, manis, kalorinya

tinggi), sehingga bayi selalu haus dan minta minum.

Obesitas pada bayi umur satu tahun pertama, sebagian berhubungan dengan berat

badan lahirnya dan cara pemberian makannya. Tetapi sebagian besar obesitas pada

usia 6-12 bulan masih sulit diterangkan penyebabnya. Faktor-faktor di bawah ini

mempengaruhi terjadinya bayi berat badan lahir yang lebih tinggi dari biasanya,

yakni:

- Faktor keturunan

- Ibu yang obesitas

- Pertambahan berat badan ibu pada waktu hamil yang berlebihan

- Ibu diabetes/pre-diabetes

b. Gangguan emosional

Page 13: obesitas

Biasanya pada anak yang lebih besar, dimana baginya makanan merupakan pengganti

untuk mencapai kepuasan dalam memperoleh kasih sayang.

c. Gaya hidup masa kini

Kecenderungan anak-anak sekarang lebih menyukai makanan siap saji yang berkalori

tinggi

2. Penggunaan kalori yang kurang

Berkurangnya pemakaian energy dapat terjadi pada anak yang kurang aktivitas fisiknya,

seharian menonton televisi, dll. Apalagi jika dibarengi dengan mengemil makanan, maka

kecenderungan menjadi obesitas akan lebih besar.

3. Hormonal

Kelenjar ptuitari dan fungsi hipotalamus yang abnormal sehingga terjadi hiperfagia

(nafsu makan berlebihan) karena gangguan pada pusat lapar di otak.

Untuk terjadinya obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang telah

disebutkan di atas, tetapi juga oleh faktor-faktor predisposisi lainnya, seperti:

1. Herediter (faktor keturunan)

Kecenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu. Jika salah satu orang tuanya

obesitas, maka anaknya emmpunyai risiko 40% menjadi obesitas, sedangkan jika kedua

orang tuanya obesitas maka risikonya menjadi 80%.

2. Suku/bangsa

Pada suku/bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang menderita

obesitas.

3. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk

Page 14: obesitas

4. Anak cacat, anak aktivitasnya kurang karena problem mengasuh/cara mengasuh

5. Umur orang tua yang sudah kanjut usia baru punya anak, anak tunggal, anak ‘mahal’,

anak dari orang tua tunggal, dll

6. Meningkatnya keadaan sosio-ekonomi seseorang

Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka

cenderung memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya.

Patogenesis

Terjadinya obesitas menurut jumlah sel lemak, adalah sebagai berikut:

1. Jumlah sel lemak normal, tetapi terjadi hipertropi/pembesaran

2. Jumlah sel lemak meningkat/hyperplasia dan juga terjadi hipertropi

Penambahan dan pembesaran jumlah sel lemak paling cepat pada masa kanak-kanak dan

mencapai puncaknya pada masa meningkat dewasa. Setelah masa dewasa tidak akan terjadi

penambahan jumlah sel, tetapi hanya terjadi pembesaran sel. Obesitas yang terjadi pada masa

kana-kanank selain hyperplasia juga terjadi hipertropi. Sedangkan obesitas yang terjadi pada

masa deasa pada umumnya hanya terjadi hipertropi sel lemak.

Obesitas pada anak terjadi jika intake kalori berlebihan, terutana pada tahun pertama

kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai dewasa,

setelah itu hanya terjadi pembesaran sel saja. Sehingga jika terjadi penurunan berat badan

setelah masa dewasa, bukan karena jumlah sel lemaknya tang berkurang tetapi besarnya sel

yang berkurang.

Page 15: obesitas

Di samping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap hormone insulin,

sehingga kadar insulin di dalam peredaran darah akan meningkat. Insuliun berfungsi

menurunkan lipolisis dan meningkatkan pembentukan jaringan lemak

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena

tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan tidak boleh

mengurangi makanan terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan

bahwa anak masih dalam masa pertumbuhan sesuai tingkat pertumbuhan pada usia anak

tersebut. di samping itu pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat

dukungan dari seluruh keluarga. Olahraga/aktivitas tubuh yang teratur sangat penting dalam

upaya piñatalaksanaan obesitas pada anak ini.

Pada prinsipnya, pengobatan anak denga obesitas adalah sebagai berikut:

1. Memperbaiki faktor penyebab, misalnya cara pengasuhan maupun faktor kejiwaan

2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan. Sedangkan

orang tua bayi/anak yang oebsitas ahrus dimotivasi tentang pentingnya memperlampat

kenaikan berat badna bayi/anaknya.

3. Memberikan diet rendah kalori yang seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan.

Kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mepertahankan gizi

yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.

4. Menganjurkan penderita unutk olahraga yang teratur/ anak bermain secara aktif, sehingga

banyak energy yang dibutuhkan.

Page 16: obesitas

Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga seluruh

keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan ideal tersebut. cara

pengaturan dietnya adalah sebagai berikut:

1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi bukan unutk menurunkan berat

badannya seperti pada obesitas dewasa, tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat

badannya. Bayi diberikan diet sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu

110 kkal/kgBB/hari untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kgBB/hari untuk bayi

lebih dari 6 bulan. Susu botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi air tawar.

Tidak dianjurkan memberikan susu yang diencerkan, susu rendah/tanpa lemak. Di

samping itu kita anjurkan kepada ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan

melakukan aktivitas.

2. Pada abak prasekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badannya harus

diperlambat dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kgBB/hari atau bisa juga dari

makanan keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori

tinggi. Selain itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik dan

mencegah menonton televisi berlebihan.

3. Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat

badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet yang diebrikan sekitar 1.200 kkal/hari.

Mendorong anak melakukan aktivitas fisik secara sendiri-sendiri maupun berkelompok.

Tidak boleh menonton televisi terlalu lama.

Pencegahan

Page 17: obesitas

Mencegah obesitas jauh lebih baik daripada mengobati jika sudah terjadi obesitas. Yang

penting adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat agar mereka tidak menganggap

bahwa sehat itu identik dengan gemuk.

Pencegahan harus sedini mungkin yang dimulai sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan

ASI. Bayi yang minum ASI jarang menjadi obesitas, karena komposisi ASI mempunyai

mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan bayi. Komposisi ASI pada saat baru

mulai disuse (foremik) memiliki lemak sedikit, sedangkan pada akhir menyusu (hind milk)

kadar lemaknya tinggi, sehingga menimbulkan rasa mual pada bayi, akibatnya bayi akan

menghentikan menyusu. Tidak memberikan minuman/makanan setiap anak menangis,

kecuali jika yakin bahwa anak tersebut memang lapar. Kartu Menuju Sehat (KMS) perlu

untuk memantau pertumbuhan anak, sehingga kita mengetahui setiap penyimpangan arah

dari grafik berat badan. Anak sedini mungkin dikenalkan aktivitas fisik, baik melalui bermain

olahraga