bahan obesitas

22
Obesitas Kegemukan adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan. Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m 2 . Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit jantung, diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, kankertertentu, osteoartritis dan asma. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatanatau penyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar. Pengaturan diet dan aktivitas fisik masih menjadi tata laksana utama kegemukan. Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupan serat. Obat-obatan anti-kegemukandapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum efektif, maka balon lambung dapat membantu mengurangi berat badan, atau operasi dapat dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat memberikan rasa kenyang yang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari makanan.

Upload: nouval1994

Post on 17-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obesitas

TRANSCRIPT

ObesitasKegemukanadalah suatukondisi medisberupa kelebihanlemak tubuhyang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkanharapan hidupdan/atau meningkatkan masalah kesehatan.Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bilaindeks massa tubuh(IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalamkilogramdengan kuadrat tinggi badan dalammeter, lebih dari 30kg/m2. Kegemukan meningkatkan peluang terjadinyaberbagai macam penyakit, khususnyapenyakit jantung,diabetes tipe 2,apnea tidur obstruktif,kankertertentu,osteoartritisdanasma. Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupanenergi makananyang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dankerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus terutama disebabkan olehgen, gangguanendokrin,obat-obatanataupenyakit psikiatri. Hanya sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar. Pengaturandietdanaktivitas fisikmasih menjadi tata laksana utama kegemukan. Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupanserat.Obat-obatan anti-kegemukandapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum efektif, makabalon lambungdapat membantu mengurangi berat badan, atauoperasidapat dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat memberikanrasa kenyangyang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari makanan. Kegemukan adalahpenyebab kematian yang dapat dicegahpaling utama di dunia, denganprevalensipada orang dewasa dananakyang semakin meningkat, sehingga pihak berwenang menganggap kegemukan sebagai salah satu masalahkesehatan masyarakatpaling serius pada abad 21. Kegemukan umumnya merupakanstigmadi dunia modern (khususnya diDunia barat), meskipun pada suatu waktu dalam sejarah, kegemukan secara luas dianggap sebagai simbol kekayaan dan kesuburan, dan masih dianggap demikian di beberapa bagian di dunia hingga sekarang.

KlasifikasiKegemukan adalah suatukondisi medisberupa kelebihanlemak tubuhyang terakumulasi sedemikian rupa hingga menyebabkan dampak merugikan bagi kesehatan.Kegemukan dinilai berdasarkanindeks massa tubuh (IMT), dan selanjutnya berdasarkan distribusi lemak melaluirasio pinggang-pangguldan total faktor risiko kardiovaskular.IMT sangat erat hubungannya denganpersentase lemak tubuhdan total lemak tubuh.

Seorang pria "super obesitas" dengan IMT 47kg/m2: berat 146kg (322lb), tinggi 177cm (5kaki 10in)Pada anak, berat badan yang sehat bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kegemukan pada anak dan remaja tidak didefinisikan dengan suatu angka mutlak, namun berhubungan dengan riwayat kelompok dengan berat badan yang normal, kegemukan didefinisikan apabila IMT lebih besar daripersentilke-95.Data rujukan yang menjadi dasar penentuan persentil ini berasal dari tahun 1963 hingga 1994, dan oleh karena itu belum dipengaruhi oleh peningkatan berat badan yang terjadi akhir-akhir ini. IMTKlasifikasi

< 18.5berat badan kurang

18.524.9normal

25.029.9berat badan lebih

30.034.9kegemukan kelas I

35.0-39.9kegemukan kelas II

40.0kegemukan kelas III

IMT dihitung dengan cara membagi berat badan subjek dengan kuadrat tinggi badannya, yang biasanya ditulis baik dalam satuanmetrikmaupun dalamsistem Amerika:Metrik:Sistem Amerika danimperial:denganadalah berat badan subyek dalampondanadalah tinggi badan subyek dalam inci.Definisi yang paling sering dipakai adalah yang dibuat olehOrganisasi Kesehatan Dunia(WHO) pada 1997 dan dipublikasikan pada 2000, seperti yang tertera pada tabel di sebelah kanan. Beberapa lembaga membuat modifikasi dari definisi WHO tersebut. Literatur Bedah membagi kegemukan "kelas III" menjadi beberapa kategori, yang angkanya masih menjadi perdebatan. IMT 35 atau 40 disebutkegemukan berat IMT 35 atau 4044.9 atau 49.9 disebutkegemukan morbid IMT 45 atau 50 disebutkegemukan super/super obeseKarena populasi Asia memperlihatkan dampak negatif kegemukan terhadap kesehatan pada nilai IMT yang lebih rendah dibandingkan populasi Kaukasia, beberapa negara membuat definisi ulang kegemukan; seperti di Jepang yang mendefinisikan kegemukan sebagai nilai IMT lebih dari 25[18]sedangkanChinamenggunakan nilai IMT lebih dari 28.

Dampak terhadap kesehatanBerat badanberlebihan memiliki keterkaitan dengan berbagai macampenyakit, khususnyapenyakit kardiovaskular,diabetes mellitus tipe 2,apnea tidur obstruktif,kankertertentu,osteoartritis danasma. Oleh karena itu, kegemukan terbukti menurunkanharapan hidup.

MortalitasKegemukan adalah salah satu daripenyebab kematian yang dapat dicegahutama di dunia.Studi berskala luas di Amerika dan Eropa menunjukkan bahwa risiko mortalitas paling rendah terjadi pada IMT 2025kg/m2 pada kelompok non-perokok dan 2427kg/m2pada kelompok perokok, dengan risiko yang kian meningkat seiring perubahan angka IMT ke kedua arah.IMT lebih dari 32 berhubungan denganangka kematiandua kali lipat lebih tinggi pada wanita setelah 16 tahun kemudian.Di Amerika Serikat, kegemukan diperkirakan menambah jumlah kematian sebanyak 111,909 hingga 365,000 per tahun,sementara 1 juta kematian (7.7%) di Eropa berhubungan dengan berat badan berlebihan.Kegemukan rata-rata akan mengurangi harapan hidup hingga enam hingga tujuhtahun.IMT 3035 mengurangi harapan hidup dua hingga empattahun,sementara kegemukan berat (IMT>40) mengurangi harapan hidup hingga 10tahun.

MorbiditasKegemukan meningkatkan berbagai risiko gangguan fisik dan mental. Komorbiditas ini paling sering terlihat padasindrom metabolik,yang merupakan kombinasi gangguan medis berupa:diabetes melitus tipe 2,tekanan darah tinggi,kolesterol darah tinggi, dankadar trigliserida tinggi. Komplikasi dapat secara langsung disebabkan oleh kegemukan, atau secara tidak langsung berhubungan dengan mekanisme yang juga menyebabkan kegemukan, seperti asupan diet yang tidak sehat atau akibatgaya hidup kurang bergerak. Terdapat variasi kekuatan hubungan antara kegemukan dengan penyakit tertentu. Salah satu hubungan yang paling kuat adalah dengandiabetes tipe 2. Kelebihan lemak tubuh merupakan penyebab 64% kasus diabetes pada pria dan 77% pada wanita. Konsekuensi kesehatan yang terjadi dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu: konsekuensi akibat meningkatnya massa lemak (misalnyaosteoartritis,apnea tidur obstruktif, stigma sosial) dan konsekuensi yang akibat meningkatnya jumlahsel lemak(diabetes,kanker,penyakit kardiovaskular,penyakit perlemakan hati non-alkoholik).Peningkatan lemak tubuh mengubah respon tubuh terhadap insulin sehingga berpotensi menyebabkanresistensi insulin. Peningkatan lemak juga mengakibatkankondisi proinflamasi,dan kondisiprotrombosis.

Paradoks KesintasanMeskipun dampak negatif kegemukan terhadap kesehatan pada populasi umum ditunjang oleh bukti yang kuat, namun kesehatan subgrup tertentu tampaknya lebih baik bila angka IMT-nya lebih besar. Fenomena ini dikenal sebagai paradoks kesintasan kegemukan.[58]Paradoks tersebut pertama kali dikemukakan tahun 1999 pada kelompok pasien gizi lebih dan kegemukan yang menjalani hemodialisis,[58]yang kemudian ditemukan juga pada pasien dengangagal jantungdanpenyakit arteri perifer(PAT).[59]Pasien gagal jantung dengan IMT antara 30,0 dan 34,9 menunjukkan angka kematian yang lebih rendah dibandingkan pasien dengan berat badan normal. Hal ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa berat badan seseorang akan semakin turun seiring dengan bertambah beratnya penyakit.[60]Hal serupa juga telah ditemukan pada jenis penyakit jantung yang lain. Pasien dengan kegemukan kelas I yang mempunyai penyakit jantung tidak lebih cepat berkembang menjadi gangguan jantung lanjut dibandingkan pasien dengan berat badan normal yang mempunyai penyakit jantung. Meskipun demikian, pada pasien dengan tingkat kegemukan yang lebih berat, risiko gangguan jantung lanjut akan meningkat.[61][62]Meskipun telah dilakukanoperasi jantung bypass, peningkatan angka kematian pada kelompok dengan berat badan lebih dan kegemukan tetap tidak ditemukan .[63]Sebuah studi menunjukkan bahwa kesintasan yang lebih baik tersebut mungkin disebabkan oleh pengobatan pasien kegemukan yang lebih agresif setelah terjadinya serangan jantung.[64]Studi lain menunjukkan bahwa bilapenyakit paru obstruktif kronik(PPOK) juga ditemukan pada pasien dengan penyakit arteri perifer maka kegemukan tidak lagi menjadi kondisi yang menguntungkan.[59]

PenyebabPada individu per individu, kombinasi antara kelebihan asupanenergi makanandan kurangnyaaktivitas fisikdapat menjelaskan sebagian besar kasus kegemukan.[65]Sejumlah kecil kasus umumnya disebabkan oleh faktor genetik, alasan medis, atau penyakit kejiwaan.[66]Sebaliknya pada masyarakat, laju kegemukan yang meningkat mungkin disebabkan karena mudahnya mendapatkan makanan dan banyaknya makanan yang enak,[67]meningkatnya ketergantungan pada mobil, dan meningkatnya penggunaan mesin untuk proses produksi.[68][69]Suatu tinjauan pada 2006 mengidentifikasi sepuluh kemungkinan lain penyebab meningkatnya kegemukan akhir-akhir ini: (1) kurang tidur, (2) berbagaipengganggu endokrin(polutanlingkungan yang memengaruhi metabolisme lipid), (3) menurunnya variabilitas suhu lingkungan, (4) menurunnya jumlahperokok, karena merokok menekan nafsu makan, (5) meningkatnya penggunaan obat-obatan yang menyebabkan kenaikan berat badan (misalnya,antipsikotik atipikal), (6) meningkatnya etnik dan kelompok umur yang secara proporsional cenderung lebih berat, (7) kehamilan pada usia lebih tua (yang dapat menyebabkan kerentanan anak mengalami kegemukan), (8)epigenetikfaktor risiko yang diturunkan antar generasi, (9)seleksi alamuntuk BMI yang lebih tinggi, dan (10)pasangan asortatifyang menyebabkan meningkatnya konsentrasi faktor risiko kegemukan (hal ini akan meningkatkan jumlah orang yang gemuk dengan meningkatnya varians berat badan populasi).[70]Meskipun terdapat cukup bukti yang mendukung pengaruh mekanisme ini terhadap meningkatnya prevalensi kegemukan, bukti yang ada masih belum konklusif, dan penulis menyatakan bahwa mekanisme ini mungkin tidak terlalu besar perannya dibandingkan mekanisme yang didiskusikan pada paragraf sebelum ini.

Pola makanPersediaan energi makananper kapita sangat bervariasi antara wilayah dan negara yang berbeda. Hal ini pun berubah secara signifikan sejalan dengan waktu.[71]Dari awal 1970an sampai akhir 1990an rerata kalori yang tersedia per orang per hari (jumlah makanan yang dibeli) mengalami kenaikan di berbagai tempat di dunia kecuali di Eropa Timur. Amerika Serikat mencapai ketersediaan tertinggi yaitu 3,654kalori per orang pada 1996.[71]Hal ini terus bertambah pada 2003 menjadi 3,754.[71]Pada akhir 1990an Eropa mencapai 3,394kalori per orang, di wilayah berkembang di Asia mencapai 2,648kalori per orang, dan di Afrika sub-Sahara, penduduk mendapat 2,176kalori per orang.[71][72]Total konsumsi kalori telah terbukti berhubungan dengan kegemukan.[73]Ketersediaanpedoman nutrisi[74]secara luas tidak terlalu berperan dalam mengatasi masalah makan berlebih dan pilihan makanan yang buruk.[75]Sejak 1971 hingga 2000, laju kegemukan di Amerika Serikat meningkat dari 14.5% ke 30.9%.[76]Dalam kurun waktu yang sama, peningkatan juga terjadi pada rerata jumlah energi makanan yang dikonsumsi. Untuk wanita, rerata kenaikan adalah sebesar 335kalori per hari (1,542kalori pada 1971 dan 1,877kalori pada 2004), sementara untuk laki-laki rerata kenaikan adalah 168kalori per hari (2,450kalori pada 1971 dan 2,618kalori pada 2004). Sebagian besar kelebihan energi makanan ini berasal dari meningkatnya konsumsi karbohidrat dan bukan dari konsumsi lemak.[77]Sumber utama karbohidrat berlebih ini berasal dari minuman manis, yang saat ini mencapai hampir 25 persen energi makanan harian dewasa muda di Amerika,[78]dan keripik kentang.[79]Konsumsi minuman manis dipercaya sebagai penyumbang naiknya angka kegemukan.[80][81]Seiring dengan meningkatnya ketergantungan masyarakat pada makanan yangpadat -energi, berporsi besar, dan cepat saji, hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan kegemukan menjadi semakin mendapatkan perhatian.[82]Di Amerika Serikat konsumsi makanan cepat saji naik tiga kali lipat dan asupan energi makanan dari makanan ini meningkat empat kali lipat antara 1977 dan 1995.[83]Kebijakan pertaniandanteknikdi Amerika Serikat dan Eropa telah menyebabkan turunnya harga makanan. Di Amerika Serikat, subsidi untuk jagung, kedelai, gandum, dan beras melaluiUndang-undang pertanian AStelah membuat sumber utama makanan yang telah diproses menjadi murah dibandingkan dengan buah dan sayuran.[84]Orang yang mengalami kegemukan secara konsisten kurang melaporkan makanan yang dikonsumsinya dibandingkan orang dengan berat badan normal.[85]Hal ini didukung baik oleh uji yang dilakukan di ruangkalorimeter[86]maupun melalui pengamatan langsung.

Gaya hidup kurang bergerakGaya hidup kurang bergerakmempunyai peran yang penting dalam terjadinya kegemukan.[87]Di seluruh dunia terjadi kecenderungan pergeseran pekerjaan yang menuntut aktivitas fisik yang lebih sedikit,[88][89][90]dan saat ini setidaknya 60% populasi dunia tidak melakukan olahraga yang cukup.[89]Hal ini terutama disebabkan oleh bertambahnya penggunaan transportasi mekanik dan bertambahnya teknologi hemat tenaga fisik yang ada di rumah.[88][89][90]Pada anak-anak, penurunan aktivitas fisik tampaknya terjadi karena kurang berjalan kaki dan kurangnya pelajaran olah raga.[91]Kecenderungan dunia dalam mengisi waktu luang secara aktifaktivitas fisiktampak kurang nyata.Organisasi Kesehatan Duniamenyatakan bahwa orang di seluruh dunia kurang mencari kegiatan rekreasi yang melibatkan aktivitas fisik, sementara studi di Finlandia[92]memperlihatkan adanya peningkatan dan studi di Amerika Serikat menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan dari kegiatan rekreasi yang melibatkan aktivitas fisik.[93]Baik pada anak maupun dewasa, terdapat hubungan antara lamanya waktu menonton televisi dengan risiko kegemukan.[94][95][96]Suatu kajian menemukan bahwa 63 dari 73 penelitian (86%) menunjukkan adanya peningkatan angka kegemukan anak seiring dengan meningkatnya paparan media, dengan angka yang meningkat secara proporsional terhadap waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi.[97]

Genetika

Sebuah lukisan pada 1680 karyaJuan Carreno de Mirandaterhadap seorang gadis yang diperkirakan menderitaSindrom Prader-Willi[98]Seperti sejumlah kondisi medis lainnya, kegemukan merupakan hasil perpaduan antara faktor genetik dan faktor lingkungan.Polimorfismepada berbagaigenyang mengontrolnafsu makandanmetabolismemerupakan predisposisi terjadinya kegemukan apabila terdapat energi makanan yang cukup. Pada 2006 lebih dari 41 situs ini telah ditautkan dengan terjadinya kegemukan apabila terdapat lingkungan yang sesuai.[99]Seseorang yang memiliki dua rangkapgen FTO(gen yang berhubungan dengan massa lemak dan kegemukan) telah ditemukan rata-rata mempunyai berat lebih banyak 34kg dan berisiko mengalami kegemukan 1,67- kali lebih besar dibandingkan seseorang yang tanpa risikoalel.[100]Persentasi populasi kegemukan yang disebabkan oleh faktor genetik cukup bervariasi, bergantung pada populasi yang diperiksa, dan berkisar antara 6% hingga 85%.[101]Kegemukan merupakan gambaran utama pada beberapa sindrom, misalnyaSindrom Prader-Willi,Sindrom Bardet-Biedl,Sindrom Cohen, danSindrom MOMO. (Istilah "kegemukan tanpa sindrom" kadang-kadang dipakai sebagai pengecualian terhadap kondisi tersebut.)[102]Pada orang dengan kegemukan berat dini (didefinisikan dengan onset sebelum usia 10 tahun dan indeks masa tubuh lebih dari tigastandar deviasidi atas normal), sejumlah 7% mempunyai mutasi DNA satu titik.[103]Studi yang berfokus pada pola keturunan dibandingkan gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang tua yang kegemukan juga mengalami kegemukanorang tua yang kegemukan, sangat kontras dengan hanya kurang dari 10% keturunan dari dua orang tua dengan berat badan normal.[104]Hipotesis gen thriftymengemukakan dalil bahwa karena kelangkaan bahan makanan selama masa evolusi manusia, orang menjadi rentan terhadap kegemukan. Kemampuan mereka untuk mengambil kesempatan pada masa kelimpahan yang yang jarang terjadi, dengan menyimpan energi berupa lemak akan menjadi keuntungan selama masa ketersediaan makanan yang tidak menentu, dan individu dengan timbunan lemak lebih banyak akan lebih mampu bertahan hidupkelaparan. Kecenderungan untuk menyimpan lemak, bagaimanapun, akan menjadi suatu penyesuaian yang salah pada masyarakat dengan pasokan makanan yang stabil.[105]Teori ini telah mendapat berbagai kritik dan teori berbasis evolusi lainnya sepertihipotesis gen driftydan teorihipotesis fenotip thriftyjuga telah diajukan.[106][107]

Penyakit lainPenyakit fisik dan mental tertentu dan obat-obatan yang digunakan untuk menanganinya dapat meningkatkan risiko kegemukan. Penyakit medis yang dapat meningkatkan risiko kegemukan mencakup beberapa sindrom genetik yang langka (diuraikan di atas) dan juga beberapa kelainan atau kondisi bawaan:hipotiroidisme,Sindrom Cushing,defisiensi hormon pertumbuhan,[108]dangangguan makan:gangguan makan berupa ngemil berlebihandansindrom makan malam hari.[2]Meskipun demikian, kegemukan tidak dianggap sebagai kelainan psikiatri, sehingga tidak terdaftar dalamDSM-IVRsebagai penyakit psikiatri.[109]Risiko kelebihan berat badan dan kegemukan lebih tinggi pada pasien dengan kelainan psikiatrik dibandingkan dengan seseorang tanpa kelainan psikiatrik.[110]Pengobatan tertentu dapat menyebabkan naiknya berat badan atau perubahan padakomposisi tubuh; yang mencakupinsulin,sulfonilurea,thiazolidinedione,antipsikotik atipikal,antidepresan,steroid,antikonvulsantertentu, (fenitoindanvalproat),pizotifen, dan beberapa bentukkontrasepsi hormonal.[2]

Determinan sosialWalaupun pengaruh genetik penting untuk pemahaman tentang kegemukan, namun tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi lonjakan dramatis di negera-negara tertentu maupun secara global.[111]Meskipun dapat diterima bahwa konsumsi energi yang melebihi kebutuhan energi menyebabkan terjadinya kegemukan pada tingkat individu, penyebab pergeseran kedua faktor ini pada tingkat masyarakat masih diperdebatkan. Terdapat sejumlah teori tentang penyebabnya tetapi sebagian besar percaya bahwa hal ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.Korelasi antarakelas sosialdan BMI sangat bervariasi. Suatu tinjauan pada 1989 menemukan bahwa di negara maju, perempuan dari kelas sosial tinggi jarang menjadi gemuk. Tidak terlihat perbedaan yang bermakna pada laki-laki dengan kelas sosial yang berbeda. Di negara berkembang, perempuan, laki-laki, dan anak-anak dari kelas sosial tinggi mempunyai tingkat kegemukan yang lebih besar.[112]Tinjauan yang lebih baru dilakukan pada 2007 dan menemukan hubungan yang sama, tetapi lebih lemah. Melemahnya hubungan korelasi ini mungkin disebabkan karena efekglobalisasi.[113]Di negara maju, tingkat kegemukan pada orang dewasa, persentasi remaja yang kelebihan berat badan, berkorelasi denganketidakseimbangan pendapatan. Hubungan yang serupa terlihat di antara negara bagian di AS: lebih banyak orang dewasa, bahkan dari kelas sosial tinggi, menderita kegemukan pada negara bagian yang tidak seimbang.[114]Banyak penjelasan yang dikemukakan tentang hubungan antara BMI dan kelas sosial. Diperkirakan di negara maju, yang kaya lebih mampu untuk membeli makanan bergizi, mereka berada di bawah tekanan sosial untuk tetap langsing, dan mempunyai lebih banyak kesempatan dan juga harapan untukkebugaran fisis. Dinegara belum majukemampuan untuk membeli makanan, kebutuhan energi tinggi karena pekerjaan fisis, dan nilai budaya yang menyukai badan berukuran besar, dipercaya memberikan kontribusi pada pola yang terlihat.[113]Sikap seseorang terhadap massa tubuhnya juga memainkan peran yang penting dalam terjadinya kegemukan. Suatu korelasi terhadap perubahan IMT sejalan dengan waktu telah ditemukan di antara teman, saudara, dan pasangan.[115]Stres dan pandangan tentang status sosial yang rendah juga meningkatkan risiko kegemukan.[114][116][117]Merokok memberikan efek nyata pada berat badan seseorang. Mereka yang berhenti merokok mengalami kenaikan berat badan rata-rata 4,4kilogram (9,7pon) untuk laki-laki dan 5,0kilogram (11,0pon) untuk perempuan selama sepuluh tahun.[118]Meskipun demikian, perubahan tingkat merokok hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap angka kegemukan secara keseluruhan.[119]Di Amerika Serikat, jumlah anak yang dimiliki seseorang berkaitan dengan risikonya mengalami kegemukan. Risiko seorang perempuan naik 7% per anak, sedangkan risiko seorang laki-laki naik 4% per anak.[120]Hal ini sebagian dapat diterangkan berdasarkan kenyataan bahwa mempunyai anak-anak yang belum mandiri mengurangi aktivitas fisik para orang tua di Barat.[121]Di negara berkembang, urbanisasi memegang peran dalam menaikkan angka kegemukan. DiCinaangka kegemukan keseluruhan adalah kurang dari 5%; namun, di beberapa kota besar angka kegemukan lebih besar dari 20%.[122]Malnutrisipada tahap awal kehidupan dipercaya berperan dalam meningkatkan angka kegemukan dinegara berkembang.[123]Perubahan endokrin yang terjadi selama periode malnutrisi dapat merangsang penyimpanan lemak pada saat energi makanan telah tersedia.[123]Konsisten dengan dataepidemiologis kognitif, sejumlah penelitian menegaskan bahwa kegemukan berhubungan dengan defisit kognitif.[124]Apakah kegemukan menyebabkan defisit kognitif atau sebaliknya, saat ini masih belum jelas.

Agen infeksiPengaruh agen infeksi terhadap metabolisme masih dalam penelitian tahap awal.Flora usustelah terbukti berbeda pada manusia yang kurus dan gemuk. Terdapat indikasi bahwa flora usus pada individu gemuk dan kurus mempengaruhi potensi metaboliks. Perubahan potensi metabolik ini secara nyata dipercaya mengubah kapasitas menjadi lebih besar untuk menghasilkan energi yang menyebabkan kegemukan. Apakah perbedaan ini merupakan penyebab langsung atau sebagai akibat dari kegemukan masih perlu diteliti lebih lanjut.[125]Suatu hubungan antaravirusdan kegemukan telah ditemukan pada manusia dan beberapa spesies hewan. Hubungan ini dan pengaruhnya terhadap kenaikan angka kegemukan masih perlu diteliti lebih lanjut.[126]

Patofisiologi

Suatu perbandingan tikus yang tak mampu memproduksileptinsehingga mengakibatkan terjadinya kegemukan (kiri) dan tikus yang normal (kanan)Flier merangkum beberapa kemungkinan mekanismepatofisiologisyang terlibat dalam terjadinya dan bertahannya kegemukan.[127]Penelitian di bidang ini hampir tidak pernah dilakukan sampai ditemukannyaleptinpada 1994. Sejak penemuan ini, banyak mekanisme hormonal lain telah dijelaskan, yang berperan dalam regulasinafsu makanserta asupan makanan, pola penyimpananjaringan adiposa, dan terjadinyaresistensi insulin. Sejak ditemukannya leptin, telah dilakukan penelitian tentanggrelin,insulin,oreksin,PYY 3-36,kolesistokinin,adiponektin, dan juga mediator lainmya.Adipokinadalah mediator yang dihasilkan oleh jaringan adiposa; diduga, mereka terlibat dalam berbagai penyakit yang terkait dengan kegemukan.Leptin dan grelin dianggap saling melengkapi dalam memengaruhi nafsu makan, dengan grelin dihasilkan oleh lambung untuk mengontrol nafsu makan jangka pendek (yaitu makan ketika lambung kosong dan berhenti ketika lambung penuh) Leptin dihasilkan oleh jaringan adiposa untuk memberi sinyal penyimpanan lemak dalam tubuh, dan menjadi perantara kontrol nafsu makan jangka panjang (yaitu, makan lebih banyak ketika cadangan lemak sedikit dan makan lebih sedikit ketika cadangan lemak banyak). Meskipun pemberian leptin mungkin efektif untuk sebagian kecil orang gemuk yang kekurangan leptin, sebagian besar orang gemuk dipikirkan resisten terhadap leptin dan bahkan terbukti mempunyai kadar leptin yang tinggi.[128]Resistensi ini dapat sebagian menjelaskan mengapa pemberian leptin tidak terbukti efektif dalam menekan nafsu makan orang gemuk pada umumnya.[127]

Gambar molekulleptinWalaupun leptin dan grelin diproduksi di perifer, mereka mengendalikan nafsu makan dengan bekerja padasistem saraf pusat. Leptin dan grelin, beserta dengan hormon lain yang berhubungan dengan nafsu makan khususnya bekerja dihipotalamus, daerah di otak yang merupakan pusat pengaturan asupan makanan dan pengeluaran energi. Terdapat beberapa sirkuit di dalam hipotalamus yang berperan dalam mengatur nafsu makan, jalurmelanokortinmerupakan yang paling dipahami.[127]Sirkuit ini dimulai dengan pada suatu area di hipotalamus,nukleus arkuata, yang keluar dihipotalamus lateral(LH) danhipotalamus ventromedial(VMH), yang masing-masing merupakan pusat lapar dan pusat kenyang di otak.[129]Nukleus arkuata mempunyai dua kelompokneuronyang berbeda.[127]Kelompok pertama mengekspresikanneuropeptida Y(NPY) danagouti-related peptide(AgRP) yang memberikan input stimulasi ke LH dan input inhibisi ke VMH. Kelompok kedua mengekspresikanpro-opiomelanokortin(POMC) dancocaine- and amphetamine-regulated transcript(CART) dan memberikan input stimulasi ke VMH dan input inhibisi ke LH. Akibatnya, neuron NPY/AgRP merangsang makan dan menghambat rasa kenyang, sementara neuron POMC/CART menimbulkan rasa kenyang dan menghambat makan. Kedua kelompok neuron nukleus arkuata ini sebagian diregulasi oleh leptin. Leptin menghambat kelompok NPY/AgRP dan merangsang kelompok POMC/CART. Oleh karena itu, apabila terdapat kekurangan sinyal leptin, baik karena kekurangan leptin atau resistensi leptin, akan terjadi makan yang berlebihan, yang berkontribusi atas beberapa bentuk kegemukan genetik dan didapat.[127]

Kesehatan masyarakatOrganisasi Kesehatan Dunia(WHO) memperkirakan bahwakelebihan berat badandan kegemukan dalam waktu dekat akan menggantikan masalahkesehatan masyarakatsepertikekurangan gizidanpenyakit menularsebagai penyebab utama kesehatan yang buruk.[130]Kegemukan menjadi masalah kesehatan masyarakat dan masalah kebijakan karena prevalensi, biaya, dan pengaruhnya terhadap kesehatan.[131]Kesehatan masyarakat berupaya memahami dan memperbaiki faktor lingkungan yang berperan dalam meningkatkan prevalensi kegemukan di masyarakat. Upaya yang dilakukan mencakup penyediaan makanan di sekolah yang dibiayai oleh pemerintah, membatasi pemasaranjunk foodsecara langsung kepada anak-anak,[132]dan mengurangi akses untuk mendapatkan minuman manis di sekolah.[133]Untuk lingkungan perkotaan, berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan akses ke taman-taman dan mengembangkan jalur untuk pejalan kaki.[134]Banyak negara dan kelompok telah memublikasikan laporan mengenai kegemukan. Pada 1998 pemerintahan Federal AS memublikasikan panduan pertama berjudul "Panduan Klinis mengenai Identifikasi, Evaluasi, dan Tata Laksana Kelebihan Berat Badan dan Kegemukan pada Dewasa: Suatu Laporan Bukti".[135]Pada 2006Jaringan Obesitas Kanadamemublikasikan "Panduan Praktek Klinis Kanada (CPG) dalam Tata Laksana dan Pencegahan Kegemukan pada Dewasa dan Anak-Anak". Ini adalah panduan berbasis bukti yang komprehensif untuk tata laksana dan pencegahan kelebihan berat badan dan kegemukan pada orang dewasa dan anak-anak.[136]Pada 2004,Royal College of Physicians,Fakultas Kesehatan MasyarakatdanRoyal College of Paediatrics and Child Healthdi Inggris menerbitkan laporan "Masalah Penimbunan", yang menyoroti meningkatnya masalah kegemukan di Inggris.[137]Pada tahun yang sama,Dewan RakyatKomite Pemilih Kesehatanmenerbitkan "penyelidikan paling komprehensif [...] yang pernah dilakukan" mengenai dampak kegemukan pada kesehatan dan masyarakat di Inggris dan tata laksana yang mungkin untuk masalah tersebut.[138]Pada 2006,National Institute for Health and Clinical Excellence(NICE) menerbitkan panduan mengenai diagnosis dan tata laksana, serta implikasi kebijakan untuk organisasi non-kesehatan seperti dewan lokal.[139]Laporan yang dibuat oleh SirDerek Wanlesspada 2007 untukKing's Fundmemperingatkan bahwa apabila tidak dilakukan tindakan lebih lanjut, kegemukan mempunyai kemampuan untuk membuatLayanan Kesehatan Nasionalmengalami masalah finansial.[140]Pendekatan komprehensif telah dipikirkan untuk mengatasi meningkatnya angka kegemukan. Aksi Kebijakan Kegemukan (OPA) telah membagi kerangka kerja menjadi kebijakan 'hulu', kebijakan 'tengah', dan kebijakan 'hilir'. Kebijakan 'hulu' menangani tren perubahan dalam masyarakat, kebijakan 'tengah' mencoba mengubah perilaku individu untuk mencegah kegemukan, dan kebijakan 'hilir' mencoba untuk menangani orang-orang yang sudah terkena.[141]

Tata Laksana

Orlistat(Xenical), obat yang paling umum digunakan untuk menangani kegemukan, dansibutramin(Meridia), obat yang baru saja ditarik karena mempunyai efek samping terhadap kardiovaskularTata laksana utama kegemukan terdiri daridietdanlatihan fisis.[65]Program diet dapat menghasilkanpenurunan berat badandalam jangka pendek,[142]tetapi mempertahankan penurunan berat badan ini seringkali merupakan hal yang sulit dan memerlukan latihan dan diet makanan berenergi rendah sebagai bagian dari gaya hidup yang bersifat permanen.[143][144]Keberhasilan untuk mempertahankan penurunan berat badan jangka panjang dengan perubahan gaya hidup masih rendah, yaitu berkisar antara 220%.[145]Diet dan perubahan gaya hidup efektif dalam membatasi pertambahan berat bedan berlebih selamakehamilandan memperbaiki luaran ibu dan anak.[146]Salah satu obat,orlistat(Xenical), kini tersedia secara luas dan disetujui untuk penggunaan jangka panjang. Namun, penurunan berat badan yang dicapai tidak terlalu banyak, dengan rata-rata 2,9kg (6,4pon) dalam 1 hingga 4tahun dan tidak terdapat informasi mengenai pengaruh obat ini dalam menurunkan komplikasi jangka panjang dari kegemukan.[147]Penggunaannya berhubungan dengan tingginya efek samping gastrointestinal[147]dan mungkin terdapat efek samping terhadap ginjal.[148]Tersedia pula dua obat lainnya.Lorcaserin(Belviq) menghasilkan rerata penurunan berat badan 3,1kg (3% dari massa tubuh) lebih besar dibandingkan plasebo dalam jangka waktu satu tahun.[149]Kombinasi antarapentermin dan topiramat(Qsymia) juga cukup efektif.[150]Tata laksana kegemukan yang paling efektif adalahpembedahan bariatrik. Pembedahan untuk kegemukan berat berhubungan dengan penurunan berat badan jangka panjang dan penurunan mortalitas secara keseluruhan. Suatu penelitian menemukan penurunan berat badan antara 14% sampai 25% (bergantung pada jenis prosedur yang dilakukan) dalam 10tahun, dan penurunan 29% dalam penyebab mortalitas secara keseluruhan jika dibandingkan dengan ukuran standar penurunan berat badan.[151]Meskipun demikian, karena tingginya biaya dan risiko terjadinya komplikasi, para peneliti mencari tata laksana lain yang juga efektif, namun bersifat kurang invasif.

EpidemiologiSebelum abad ke-20, kegemukan jarang ditemui;[153]tetapi pada 1997 WHO secara resmi menyatakan kegemukan sebagai epidemik global.[78]Hingga 2005, WHO memperkirakan sedikitnya 400juta orang dewasa (9,8%) mengalami kegemukan, dengan lebih banyak wanita dibandingkan pria.[154]Angka kegemukan juga naik dengan bertambahnya usia setidaknya hingga usia 50 sampai 60 tahun[155]dan kegemukan berat di Amerika Serikat, Australia, dan Kanada meningkat lebih cepat dibandingkan angka kegemukan secara keseluruhan.[17][156][157]Dahulu, kegemukan dianggap sebagai masalah negara-negara berpenghasilan tinggi, namun saat ini angka kegemukan meningkat di seluruh dunia dan mempengaruhi baik dunia maju maupun dunia berkembang.[28]Peningkatan ini dirasakan paling dramatis di daerah perkotaan.[154]Satu-satunya bagian dunia dimana kegemukan jarang ditemukan adalah diAfrika sub-sahara.[2]

References Bhargava, Alok; Guthrie, J. (2002). "Unhealthy eating habits, physical exercise and macronutrient intakes are predictors of anthropometric indicators in the Women's Health Trial: Feasibility Study in Minority Populations".British Journal of Nutrition88(6): 719728.doi:10.1079/BJN2002739.PMID12493094. Bhargava, Alok (2006). "Fiber intakes and anthropometric measures are predictors of circulating hormone, triglyceride, and cholesterol concentration in the Women's Health Trial".Journal of Nutrition136(8): 22492254.PMID16857849. Jebb S. and Wells J. Mengukur komposisi tubuh pada orang dewasa dan anak-anak Dalam:Peter G. Kopelman, Ian D. Caterson, Michael J. Stock, William H. Dietz (2005).Clinical obesity in adults and children: In Adults and Children. Blackwell Publishing. hlm.1228.ISBN1-4051-1672-2. Kopelman P., Caterson I. Sekilas pandang manajemen obesitas Dalam:Peter G. Kopelman, Ian D. Caterson, Michael J. Stock, William H. Dietz (2005).Clinical obesity in adults and children: In Adults and Children. Blackwell Publishing. hlm.319326.ISBN1-4051-1672-2. National Heart, Lung, and Blood Institute(NHLBI) (1998).Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of Overweight and Obesity in Adults(PDF). International Medical Publishing, Inc.ISBN1-58808-002-1. "Obesity: guidance on the prevention, identification, assessment and management of overweight and obesity in adults and children"(PDF).National Institute for Health and Clinical Excellence(NICE).National Health Services(NHS). 2006. Diakses April 8, 2009. Puhl R., Henderson K., and Brownell K. Konsekuensi sosial dari obesitas Dalam:Peter G. Kopelman, Ian D. Caterson, Michael J. Stock, William H. Dietz (2005).Clinical obesity in adults and children: In Adults and Children. Blackwell Publishing. hlm.2945.ISBN1-4051-1672-2. Seidell JC. Epidemiologi definisi dan klasifikasi obesitas Dalam:Peter G. Kopelman, Ian D. Caterson, Michael J. Stock, William H. Dietz (2005).Clinical obesity in adults and children: In Adults and Children. Blackwell Publishing. hlm.311.ISBN1-4051-1672-2. World Health Organization(WHO) (2000).Technical report series 894: Obesity: Preventing and managing the global epidemic.(PDF). Geneva: World Health Organization.ISBN92-4-120894-5.