obesitas paper

30
OBESITAS OLEH : Ni Wayan Nia Ariska Purwanti (P07134013010) Ni Luh Putu Yoga Arsani (P07134013014) Desak Putu Meida Linsra (P07134013015) Ni Putu Yudi Yastrini (P07134013023) Ni Made Yuni lestari (P07134013025) Benny Tresnanda (P07134013027)

Upload: nia-ariska

Post on 10-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

:)

TRANSCRIPT

Page 1: Obesitas Paper

OBESITAS

OLEH:

Ni Wayan Nia Ariska Purwanti (P07134013010)

Ni Luh Putu Yoga Arsani (P07134013014)

Desak Putu Meida Linsra (P07134013015)

Ni Putu Yudi Yastrini (P07134013023)

Ni Made Yuni lestari (P07134013025)

Benny Tresnanda (P07134013027)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2015

Page 2: Obesitas Paper

PENYAKIT TIDAK MENULAR

OBESITAS

Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap mahkluk hidup

termasuk manusia. Tanpa makanan, manusia tidak akan dapat melangsungkan kehidupannya.

Namun pemilihan menu dan pola makan kadang kurang diperhatikan, baik kualitas maupun

kuantitasnya sehingga akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh

seseorang. Dampak kesehatan yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemilihan menu dan pola

makan antara lain busung lapar, kurang gizi, kegemukan, dan bahkan obesitas.

Obesitas atau yang sering disebut gemuk yang berlebihan merupakan akumulasi jaringan

lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh. Kondisi ini mampu

menimbulkan resiko yang berbahaya bagi kesehatan tubuh penderita obesitas. Orang yang

mengalami obesitas adalah orang yang berada pada keadaan dimana tubuhnya terlalu banyak

lemak dari yang seharusnya dibandingkan dengan tinggi badan, usia, dan jenis kelamin mereka.

Obesitas termasuk penyakit kronis yang tidak menular tetapi dapat disebabkan oleh pola makan,

pola hidup, dan jenis makanan yang dikonsumsi.

 Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh

yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan,

yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.

Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran

yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan

dalam meter.

Manjilala, dalam artikelnya “Prevalensi Overweight/Obesitas pada Remaja di Indonesia “

menyebutkan bahwa obesitas merupakan kelebihan berat badan yang sudah masuk dalam

kategori yang parah, dimana penimbunan lemak tubuh sudah sangat berlebih. Overweight dan

obesitas sama-sama berhubungan dengan penyakit baik secara medis maupun psikososial.

Menurut data Badan kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011, tingkat obesitas di dunia telah

meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Bahkan hampir 43 juta anak – anak balita

mengalami kelebihan berat badan (overweight) pada tahun 2010. Sedangkan, berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010, angka overweight dan obesitas pada

penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak 27,1%. Prevalensi obesitas pun lebih tinggi

Page 3: Obesitas Paper

pada kelompok masyarakat berpendidikan lebih tinggi serta bekerja sebagai

PNS/TNI/Polri/pegawai. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada

perempuan lebih tinggi (26,9%) dibanding laki – laki (16,3%). Semakin tinggi tingkat

pengeluaran rumah tangga per kapita pun mempunyai kecenderungan semakin tinggi prevalensi

obesitasnya.

Penyebab Obesitas

Berbagai faktor dikemukakan dapat menyebabkan obesitas, antara lain :

1. Pola Makan

Pola makan dikatakan menjadi penyebab terjadinya obesitas. Tanpa disadari, manusia

memiliki kebiasaan tidak memperhatikan pola makan, porsi makanan, serta jenis makanan yang

dikonsumsi. Hal itu dapat berdampak pada penimbunan lemak tubuh yang semakin lama akan

menjadi penyebab terjadinya obesitas.

Porsi makanan yang tidak seimbang dengan jenis kegiatan yang dilakukan, akan

menyebabkan pembakaran lemak – lemak berlebihan yang tidak sempurna, hal inilah yang

menimbulkan jumlah lemak yang berlebihan.

Makanan yang beredar belakangan ini seperti makanan cepat saji (junkfood) dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Besarnya angka kejadian obesitas pada anak disebabkan

salah satunya karena junkfood. Makanan cepat saji umumnya memiliki rasa yang menggoda, dan

paling sering membuat ketagihan setelah makan pertama kali terutama anak-anak. Anak anak

biasanya juga suka meniru teman-teman mereka yang sudah makan makanan seperti itu. Junk

food pada umumnya rendah nutrisi, namun tinggi kalori yang kebanyakan dari gula tambahan,

pati atau lemak.

Efek negatif makanan cepat saji pada anak-anak terutama adalah kenaikan berat badan

yang sangat cepat, seringkali menimbulkan berat badan yang berlebihan atau bahkan obesitas.

Karena seringkali rasanya enak, sehingga cenderung membuat anak makan berlebihan dan

ketagihan. Permen, minuman ringan, kentang goreng dan gorengan lainnya, pizza, burger,dan es

krim adalah contoh makanan tinggi gula dan lemak, yang akan memberikan ratusan kalori per

hari.

Page 4: Obesitas Paper

2. Gaya hidup kurang bergerak

Gaya hidup yang tidak sehat, kebiasaan merokok, dan kurang olahraga akan

menyebabkan pembakaran lemak yang tidak sempurna, sehingga apabila disertai dengan pola

makan yang tidak baik akan mengakibatkan akumulasi lemak tubuh.

3. Genetika

Obesitas merupakan salah satu penyakit yang sifatnya degeneratif. Apabila disertai

dengan kebiasaan hidup yang tidak sehat, sifat ini akan muncul. Penurunan sifat ini dapat ditekan

dengan adanya perilaku hidup yang seimbang.

Penyakit Akibat Obesitas

Obesitas merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan,

terutama gangguan jantung. Selain itu, masih banyak lagi penyakit-penyakit berbahaya yang

mengancam kesehatan bahkan hidup orang yang dalam kondisi obesitas. Berikut Penyakit Akibat

Obesitas :

1. Nafas Pendek

Kondisi yang biasanya dialami oleh orang yang obesitas adalah susah untuk bernafas, dan

cenderung nafasnya pendek. Hal ini disebabkan oleh tumpukan lemak yang ada di bagian leher

dan dada, yang membuat penderita obesitas mengalami kesulitan saat bernafas maupun

mengeluarkan nafas.

2. Penyakit Kulit

Obesitas juga mampu mengakibatkan infeksi pada kulit. Penyebabnya adalah karena

lipatan-lipatan lemak yang ada di tubuh akan menjadi tempat yang subur bagi bakteri dan jamur

untuk berkembang biak, yang akhirnya nanti akan mebuat kulit menjadi gatal-gatal dan infeksi.

3. Sakit Persendian

Penderita obesitas juga akan mengalami sakit pada bagian persendian dan otot-otot kaki.

Sakit pada persendian, teretama kaki dalam jangka yang panjang akan memperburuk postur

tubuh. Kondisi ini diakibatkan karena kelebihan berat badan yang membuat tambahan beban dan

tekanan pada lutut dan pergelangan kaki bertambah.

4. Asam Lambung Naik

Naiknya asam lambung ke kerongkongan disebabkan karena kelebihan lemak dalam

tubuh. Kondisi ini akan membuat penderita obesitas merasakan sensasi seakan-akan terbakar,

Page 5: Obesitas Paper

sakit disekitar leher dan dada. Hal ini disebabkan oleh tekanan lemak didaerah lambung akhrinya

membuat asam lambung naik ke kerongkongan.

5. Depresi / Stress

Obesitas juga mampu membuat penderita depresi dan stess. Bahkan, orang yang tidak

obesitas pun ketika orang tersebut berfikir bahwa dia gendut, itu juga akan memicu stress dan

depresi. Itulah salah satu penyakit akibat obesitas.

6. Mendengkur

Orang penderita obesitas juga akan mengalami apnea saat tidur, atau sering kita sebut

mendengkur. Kondisi ini disebabkan karena jaringan lemak didalam tubuh berkontribusi yang

menyebakan penderita obesitas mendengkur disaat tidur.

7. Sakit Punggung

Penderita obesitas juga akan merasakan sakit pada bagian punggung mereka. Tumpukan

lemak di tubuh akan menambah beban dibagian tulang belakang. Apabila kondisi ini tidak

berhenti dan malah berkelanjutan, akan menyebabkan resiko patah tulang belakang dari dalam.

8. Hipertensi

Hipertensi atau yang sering kita sebut tekanan darah tinggi juga akan dialami bagi

penderita obesitas. Dan pada akhirnya karena tekanan darah tinggi yang tak kunjung sembuh,

fatalnya bagi penderita akan mengalami serangan jantung dadakan dan lebih fatal lagi meninggal

dunia.

9. Datang Bulan Tidak Teratur

Bagi penderita obesitas wanita, akan menyebabkan datang bulan atau menstruasi mereka

tidak teratur. Kondisi ini disebabkan karena ketidakseimbangan hormone dalam tubuh.

Kelebihan lemak dalam tubuh mengakibatkan kinerja hormone tidak berfungsi dengan normal.

10. Varises

Varises adalah dimana kondisi munculnya gumpalan-gumpalan berwarna ungu atau biru

pada tubuh yang disebabkan melebarnya pembuluh darah balik atau vena. Penderita varises

bukan hanya disebabkan karena factor gen dari keluarga, namun juga bisa disebabkan karena

kelebihan berat badan atau obesitas

Page 6: Obesitas Paper

Pengobatan Obesitas

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang

paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam

mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan

dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan

risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI (Indeks Massa Tubuh/IMT). Resiko kesehatan

yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI.

Resiko rendah : BMI < 27

Resiko menengah : BMI 27-30

Resiko tinggi : BMI 30-35

Resiko sangat tinggi : BMI 36-40

Resiko sangat-sangat tinggi : BMI 40 atau lebih

Jenis dan beratnya latihan serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-

beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita. Peluang penurunan berat

badan jangka panjang yang berhasil akan semakin tinggi bila dokter bekerja dalam suatu tim

profesional yang melibatkan ahli diet, psikolog, dan ahli olahraga.

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat

badan, yaitu :

1. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan seperti vitamin,

mineral dan protein.

2. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara

perlahan dan stabil.

3. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan

secara menyeluruh.

Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat

badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat

badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang

permanen untuk mengubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan

berat badan.

Page 7: Obesitas Paper

Pencegahan Obesitas

Cara mencegah obesitas jika pada jaman dulu obesitas ini banyak menyerang pria dewasa

dengan usia lanjut, kini obesitas sudah banyak dialami oleh para remaja bahkan anak-anak dan

balita. Untuk tindakan pencegahan, anda dapat melakukan hal berikut :

1. Sering melakukan aktifitas fisik dengan berolahraga secara teratur

2. Mengkonsumsi makanan yang rendah lemak dan sehat

3. Menjaga berat badan anda dengan cara yang sehat

4. Konsisten dengan kebiasaan gaya hidup sehat anda sehari-hari

Page 8: Obesitas Paper

Lampiran 1

28/05/2012 05:01:40 PM

Risiko Penyakit Degeneratif Mengintai Penderita Obesitas

Jakarta - Kelebihan berat badan dan obesitas menjadi masalah global yang serius. Jika

masyarakat tidak segera menyadari dengan mulai mengubah pola hidup menjadi lebih sehat,

maka risiko menderita penyakit degeneratif pun akan semakin meningkat. Memperhatikan

asupan makanan yang kita konsumsi sehari-hari bisa menjaga keberlangsungan kehidupan kita.

Berbagai jenis makanan merupakan suplai nutrisi yang kita butuhkan demi memiliki

tubuh yang sehat dan asupan kalori kita butuhkan sebagai suplai energi. Namun, jika kita

mengkonsumsi lebih banyak jumlah kalori yang masuk dibandingkan dengan jumlah kalori yang

terbakar melalui aktivitas kita sahari-hari, maka sisa dari makananpun menjadi lemak dan

tersimpan di dalam tubuh kita.

Jadi jika kita terbiasa dengan makan terlalu banyak, maka sedikit demi sedikit berat

badan kita akan naik, dan jika berat badan kita terus naik meski sedikit, maka bukan tidak

mungkin kita akhirnya akan mengalami obesitas.

Orang yang mengalami obesitas adalah orang yang berada di dalam keadaan di mana

dalam tubuhnya terdapat terlalu banyak lemak dari yang seharusnya sesuai dengan tinggi badan

dan jenis kelamin mereka. Obesitas tergolong sebagai penyakit kronis. Konsekuensi jangka

panjangnya bagi kesehatan pun banyak.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011, tingkat obesitas di dunia telah

meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980. Bahkan, hampir 43 juta anak-anak balita

mengalami kelebihan berat badan (overweight) pada 2010. Sungguh sebuah fakta yang amat

mengkhawatirkan.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2010, angka

overweight dan obesitas pada penduduk usia di atas 18 tahun tercatat sebanyak 27,1%.

prevalensi obesitas pun lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding dengan pedesaan, dan lebih

tinggi pada kelompok masyarakat bependidikan lebih tinggi serta bekerja sebagai

PNS/TNI/Polri/Pegawai. Sedang berdasarkan jenis kelamin, prevalensi obesitas pada perempuan

Page 9: Obesitas Paper

lebih tinggi (26,9%) dibanding laki-laki (16,3%). semakin tinggi tingkat pengeluran rumah

tangga per kapita pun mempunyai kecenderungan semakin tinggi prevalensi obesitasnya.

Mengapa seseorang dapat menderita obesitas? Pola hidup masa kini, yaitu pola yang

kurang dari segi aktivitas fisik dari pola orang terdahulu. Masyarakat memilih mengendarai

angkutan umum, kereta  dan mobil pribadi jika ingin berpindah dari satu tempat ke lainnya

ketimbang berjalan kaki. Banyak pula orang yang bekerja kantoran menghabiskan hampir

sepanjang hari duduk di hadapan komputer.

Dengan demikian, asupan kalori yang dikonsumsi tidak teolah atau terbakar oleh tubuh

menjadi energi. Malah menjadi lemak yang tersimpan. Belum lagi dengan segala kenyamanan di

rumah berupa televisi, video game, remote control, dan alat elektronik lainnya yang membuat

kita semakin sedikit menggerakan tubuh. Dan semakin sedikit kita bergerak, makasemakin

sedikit pula jumlah kalori yang terbakar.

Faktor lain, berkurangnya waktu tidur. Jika waktu tidur Anda tidak cukup, risiko menjadi

obesitas pun berlipatganda. Hal ini berlaku bagi orang dewasa dan anak-anak. Gen pun ikut

berperan. Obesitas bisa menurun di keluarga. Hal ini bersangkutan dengan gen dan juga pola

makan di dalam keluarga tersebut.

Banyak pula orang yang mengkonsumsi banyak makanan ketika sedang depresi, marah,

bosan, maupun putus asa. Artinya, problem emosi juga mempengaruhi diet Anda. Faktor

lingkungan berperan penting juga. Kebiasaan makan dan keinginan untuk melakukan aktivitas

fisik biasanya kita pelajari dari orang-orang terdekat. Maka jika Anda adalah orang tua, mulailah

memberi contoh yang baik bagi anak-anak Anda.

Metode yang paling praktis untuk membantu Anda menentukan apakan berat badan Anda

normal, berlebih, atau gemuk (obese), dikenal dengan nama Body Mass Index (BMI) atau Indeks

Massa Tubuh. Cara menghitungnya, dengan membagi berat badan Anda dengan tinggi badan

dalam satuan meter, lalu dikuadratkan (m2). Metode ini kini dapat Anda akses dengan mudah

melalui internet. Jadi bisa dilakukan kapan dan di mana saja.

Bagi kebanyakan orang yang telah didiagnosa dengan obesitas cara yang paling aman dan

efektif untuk menurunkan berat badan, yaitu mengurangi porsi makanan serta menambah

intensitas berolahraga. Tidak ada cara singkat dan mudah. Target pertama adalah untuk mencapai

berat badan yang ideal.

Page 10: Obesitas Paper

Cara kedua, untuk menjaga agar berat badan tetap ideal. Perubahan pada pola diet adalah

penting dan ini berbeda bagi tiap-tiap orang. Jadi pendampingan oleh ahli sangatlah disarankan.

Jangan ceroboh dengan melakukan diet asal-asalan. Karena bukan sehat yang didapat, tetapi

penyakit lain bisa kumat.

(IZN - pdpersi.co.id)

Sumber : http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=815&catid=23

Page 11: Obesitas Paper

Lampiran 2

Data dan Fakta Obesitas pada Anak

by Pratiwi R A Natsir

Obesitas pada anak belum lama menjadi sorotan permasalahan gizi pada anak.  Hal ini

disebabkan karena komplikasi obesitas pada anak yang dapat ditimbulkan lebih kompleks

dibandingkan dengan obesitas pada orang dewasa, mengingat anak yang masih terus tumbuh dan

berkembang, serta menjadi hal penting karena anak merupakan generasi penerus.

Di Indonesia terutama di kota besar prevalensi obesitas pada anak dari tahun ke tahun

semakin bertambah. Secara umum, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

menunjukkan peningkatan prevalensi obesitas pada balita baik di  pedesaan maupun perkotaan.

Selain itu, berikut data dari sekian banyak studi yang menyebutkan meningkatanya angka

obesitas pada anak:

1. Riskesdas pada tahun 2010, 17.9% masyarakat di Indonesia berstatus penderita gizi kurang

dan gizi buruk (menurun dari 31.0% tahun 1990) namun di saat yang sama, 14 % balita di

Indonesia berstatus obesitas/gizi lebih (meningkat dari tahun 2007 sebesar 12,2 %).

2. Data yang dipublikasikan pada tahun 2012 awal oleh SEANUTS ( South East Asian

Nutrition Surveys) yang dilakukan di 4 negara; Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam

menyatakan gizi buruk masih merupakan masalah utama di Indonesia namun obestias adalah

masalah yang juga mulai muncul di negara ini.3

3. Data WHO, kasus obesitas di seluruh dunia bertambah lebih dari dua kali lipat sejak 1980.

Pada tahun 2008, lebih dari 200 juta orang laki-laki dan hampir 300 juta perempuan

mengalami obesitas, serta hampir 43 juta anak dibawah usia 5 tahun kelebihan berat badan

pada tahun 2010.

4. Sebuah survei nasional di Spanyol menyingkapkan bahwa 1 dari setiap 3 anak kelebihan

berat badan atau obesitas. 5

5. Studi di Australia menyebutkan hanya dalam waktu sepuluh tahun (1985-1995), obesitas

pada anak naik tiga kali lipat di Australia.5

Page 12: Obesitas Paper

6. Para peneliti dari University Medical Centre di Amsterdam (2005-2007) mempresentasikan

dalam Archives of Disease in Childhood menyimpulkan, sekitar 62% anak-anak di bawah 12

tahun yang sangat gemuk atau obesitas sudah memiliki 1 atau lebih faktor risiko dari

kardiovaskular.2,6 Sekitar dua pertiganya memiliki tekanan darah tinggi, memiliki kadar

kolesterol baik yang sedikit, serta memiliki kadar gula darah tinggi yang bisa mengakibatkan

DM tipe 2.

7. Menurut Satuan Tugas Obesitas Internasional, di beberapa bagian Afrika, lebih banyak anak

yang mengalami obesitas ketimbang malnutrisi.

8. Pada tahun 2007, Meksiko menempati urutan kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, untuk

obesitas pada anak. Konon di Mexico City saja, 70 persen anak dan remaja kelebihan berat

badan atau obesitas. Ahli bedah anak Dr. Francisco memperingatkan bahwa generasi ini

mungkin adalah ”generasi pertama yang akan mati sebelum orang tua mereka akibat

komplikasi obesitas”.

http://www.tanyadok.com/anak/data-dan-fakta-obesitas-anak

Page 13: Obesitas Paper

Lampiran 3

ARTIKEL KESEHATAN, OBESITAS

Kegemukan atau obesitas adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh

yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan,

yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.

Seseorang dianggap menderita kegemukan (obese) bila indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran

yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan

dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.

Kegemukan meningkatkan peluang terjadinya berbagai macam penyakit, khususnya

penyakit jantung, diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, kanker tertentu, osteoartritis dan asma

Kegemukan sangat sering disebabkan oleh kombinasi antara asupan energi makanan yang

berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan kerentanan genetik, meskipun sebagian kecil kasus

terutama disebabkan oleh gen, gangguan endokrin, obat-obatan atau penyakit psikiatri. Hanya

sedikit bukti yang mendukung pandangan bahwa orang yang gemuk makan sedikit namun berat

badannya bertambah karena metabolisme tubuh yang lambat; rata-rata orang gemuk

mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan orang yang kurus karena dibutuhkan energi

untuk manjaga massa tubuh yang lebih besar.

Page 14: Obesitas Paper

Pengaturan diet dan aktivitas fisik masih menjadi tata laksana utama kegemukan.

Kualitas asupan dapat diperbaiki dengan mengurangi konsumsi makanan padat energi contohnya

makanan yang tinggi lemak dan gula, serta dengan meningkatkan asupan serat. Obat-obatan anti-

kegemukan dapat dikonsumsi untuk mengurangi selera makan atau menghambat penyerapan

lemak, disertai dengan asupan diet yang tepat. Apabila diet, olahraga, dan obat-obatan belum

efektif, maka balon lambung dapat membantu mengurangi berat badan, atau operasi dapat

dilakukan untuk mengurangi volume lambung dan/atau panjang usus sehingga dapat

memberikan rasa kenyang yang lebih dini dan menurunkan kemampuan penyerapan nutrisi dari

makanan.

Kegemukan adalah penyebab kematian yang dapat dicegah paling utama di dunia, dengan

prevalensi pada orang dewasa dan anak yang semakin meningkat, sehingga pihak berwenang

menganggap kegemukan sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius pada

abad 21.Kegemukan umumnya merupakan stigma di dunia modern (khususnya di Dunia barat),

meskipun pada suatu waktu dalam sejarah, kegemukan secara luas dianggap sebagai simbol

kekayaan dan kesuburan, dan masih dianggap demikian di beberapa bagian di dunia hingga

sekarang.

PENYEBAB OBESITAS :

1. Pola makan

2. Gaya hidup kurang bergerak

3. Genetika

4. Penyakit lain

CARA PENYEMBUHAN OBESITAS :

Beberapa metode sederhana ini mungkin bisa anda coba untuk mengurangi faktor resiko

kesehatan yang disebabkan oleh kegemukan dan obesitas:

1. Cobalah menggunakan tangga untuk mencapai ketinggian 2 lantai, dibandingkan

menggunakan elevator, kegiatan ini akan membakar kelebihan kalori pada tubuh anda.

2. Gunakanlah sepeda untuk mengunjungi rumah sahabat atau kerabat yang hanya

berjarak beberapa blok dari rumah anda, daripada menggunakan mobil.

Page 15: Obesitas Paper

3. Jika tetap harus menggunakan mobil, cobalah memarkirnya beberapa meter dari tempat

tujuan, agar anda bisa sedikit berjalan.

4. Cegahlah penggunaan remote kontrol saat anda menikmati acara televisi atau hiburan

musik dari sound system kesayangan anda. Sedikit lebih gerak akan lebih menyehatkan

tubuh anda.

5. Biasakan untuk berolahraga ringan selama 30 menit per sesi, dengan frekuensi 3 kai

seminggu .

6. Makanlah saat mulai merasa lapar, dan berhentilah makan sebelum kekenyangan.

Hindari sikap berlebihan dalam mengkonsumsi makanan. Ingatlah, setiap kelebihan

kalori akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh, dan berpotensi menjadi sumber

penyakit.

7. Jika anda mengingkan makanan ringan pada waktu senggang, pilihlah buah-buahan

untuk menggantikan makanan ringan siap saji. Biasanya makanan ini mengandung

kalori dan tambahan lemak yang tinggi.

8. Hentikan kebiasaan mengudap makanan ringan saat menonton tayangan televisi,

sebab anda akan kesulitan mengontrol jumlah kalori yang masuk melalu makanan

tersebut.

Dan ternyata…

BEBERAPA orang suka mengolok temannya yang gemuk sebagai wujud kepedulian,

untuk memotivasi biar berusaha untuk lebih langsing. Tapi menurut penelitian, cara itu tidak

banyak berguna dan justru membuat orang gemuk makin susah kurus.

Orang-orang gemuk yang mengalami perlakuan weightism, atau diskriminasi

berdasarkan berat badan hanya akan menghadapi beban ganda. Pertama karena tertekan secara

mental, kedua karena menurut riset mereka akan jadi dua kali lebih sulit menurunkan berat

badan.

"Diskriminasi itu menyakitkan dan merendahkan, dan memiliki dampak nyata bagi

kesehatan," kata peneliti dari Florida University State, Angelina Sutin, seperti dilansir laman

Health Magazine, Kamis (15/8).

Menurut Sutin, dalam beberapa kasus memang orang gemuk merasa baik-baik saja saat

diejek atau diperlakukan diskriminatif, karena hal itu bisa memotivasi mereka untuk diet. Namun

Page 16: Obesitas Paper

hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang lebih nyata justru menunjukkan hal

sebaliknya.

Dalam penelitian ini, Sutin mengamati 6.000 orang yang mengalami kelebihan berat

badan pada periode tahun 2006 hingga tahun 2010. Ia mendapati, orang-orang gemuk yang

mengalami diskriminasi pada tahun 2006 memiliki risiko 2 kali lebih besar untuk tetap gemuk

pada tahun 2010.

Seorang pakar yang lain mengatakan, jatuhnya rasa percaya diri bisa membuat orang

gemuk semakin sulit menemukan perubahan dalam hidupnya. Berbagai upaya untuk

menurunkan berat badan lebih banyak gagalnya saat menghadapi perlakuan berbeda dari

lingkungannya.

"Perlakuan obesitas atau weightism, oleh tenaga medis atau masyarakat, pada umumnya

dianggap hinaan yang menambah sakit hati," kata Dr David Katz dari Yale University

Prevention Research Center.(fny/jpnn)

http://nadiapavita.blogspot.com/2014/03/artikel-kesehatan-obesitas.html

Page 17: Obesitas Paper

Lampiran 4

Penyakit Akibat Obesitas, Kelebihan Berat Badan

Obesitas atau lebih sering kita sebut gemuk yang berlebihan. Dimana konisi ini mampu

mengakibatkan resiko yang membahayakan bagi kesehatan tubuh penderita obesitas. Obesitas ini

diakibatkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak sehat. Salah satu resiko penyakit yang

akan diderita oleh oerang yang kelebihan berat badan atau kegemukan adalah penyakit jantung.

Selain itu, masih banyak lagi penyakit-penyakit berbahaya yang mengancam kesehatan bahkan

hidup orang yang dalam kondisi obesitas. Berikut Penyakit Akibat Obesitas :

Nafas Pendek

Kondisi yang biasanya dialami oleh orang yang obesitas adalah susah untuk bernafas, dan

cenderung nafasny pendek. Hal ini disebabkan oleh tumpukan lemak yang ada di bagian leher

dan dada, yang membuat penderita obesitas mengalami kesulitan saat bernafas maupun

mengeluarkan nafas.

Penyakit Kulit

Obesitas juga mampu mengakibatkan infeksi pada kulit. Penyebabnya adalah karena

lipatan-lipatan lemak yang ada di tubuh akan menjadi tempat yang subur bagi bakteri dan jamur

untuk berkembang biak, yang akhirny nanti akan mebuat kulit menjadi gatal-gatal dan infeksi.

Sakit Persendian

Penderita obesitas juga akan mengalami sakit pada bagian persendian dan otot-otot kaki.

Sakit pada persendian, teretama kaki dalam jangka yang panjang akan memperburuk postur

tubuh. Kondisi ini diakibatkan karena kelebihan berat badan yang membuat tambahan beban dan

tekanan pada lutut dan pergelangan kaki bertambah. Penyakit Akibat Obesitas selanjutnya simak

terus ya!

Penyakit Akibat Obesitas, Waspadalah!

Asam Lambung Naik

Naiknya asam lambung ke kerongkongan disebabkan karena kelebihan lemak dalam

tubuh. Kondisi ini akan membuat penderita obesitas merasakan sensasi seakan-akan terbakar,

sakit disekitar leher dan dada. Hal ini disebabkan oleh tekanan lemak didaerah lambung akhrinya

membuat asam lambung naik ke kerongkongan.

Depresi / Stress

Page 18: Obesitas Paper

Obesitas juga mampu membuat penderita depresi dan stess. Bahkan, orang yang tidak

obesitas pun ketika orang tersebut berfikir bahwa dia gendut, itu juga akan memicu stress dan

depresi. itulah salah satu penyakit akibat obesitas.

Mendengkur

Orang penderita obesitas juga akan mengalami apnea saat tidur, atau sering kita sebut

mendengkur. Kondisi ini disebabkan karena jaringan lemak didalam tubuh berkontribusi yang

menyebakan penderita obesitas mendengkur disaat tidur.

Sakit Punggung

Penderita obesitas juga akan merasakan sakit pada bagian punggung mereka. Tumpukan

lemak di tubuh akan menambah beban dibagian tulang belakang. Apabila kondisi ini tidak

berhenti dan malah berkelanjutan, akan menyebabkan resiko patah tulang belakang dari dalam.

Hipertensi

Hipertensi atau yang sering kita sebut tekanan darah tinggi juga akan dialami bagi

penderita obesitas. Dan pada akhirnya karena tekanan darah tinggi yang tak kunjung sembuh,

fatalnya bagi penderita akan mengalami serangan jantung dadakan dan lebih fatal lagi meninggal

dunia.

Datang Bulan Tidak Teratur

Bagi penderita obesitas wanita, akan menyebabkan datang bulan atau menstruasi mereka

tidak teratur. Kondisi ini disebabkan karena ketidak seimbangan hormone dalam tubuh.

Kelebihan lemak dalam tubuh mengakibatkan kinerja hormone tidak berfungsi dengan normal.

Varises

Varises adalah dimana kondisi munculnya gumpalan-gumpalan berwarna ungu atau biru

pada tubuh yang disebabkan melebarnya pembuluh darah balik atau vena. Penderita varises

bukan hanya disebabkan karena factor gen dari keluarga, namun juga bisa disebabkan karena

kelebihan berat badan atau obesitas.

Sumber : http://momentslimmer.com/penyakit-akibat-obesitas.html (21 September 2013)

Page 19: Obesitas Paper

Lampiran 5

Prevalensi Overweight/Obesitas pada Remaja di Indonesia

by manjilala  30/06/2012 | 12:50 1 Posted in Gizi Remaja 

Source : Suplemen.com

Overweight atau kelebihan berat badan merupakan perwujudan dari ketidakseimbangan

metabolism energy yang melibatkan penimbunan lemak tubuh yang sedikit berlebih. Berbeda

dengan obesitas, overweight merupakan peringatan dini (early warning) bagi seseorang untuk

segera membenahi perilaku makan dan pola hidup sehat agar kondisi tubuh mereka tidak

berubah menjadi obesitas.

Sedangkan obesitas merupakan kelebihan berat badan yang sudah masuk dalam kategori

yang parah, dimana penimbunan lemak tubuh sudah sangat berlebih. Overweight dan obesitas

sama-sama berhubungan dengan penyakit baik secara medis maupun psikososial.

Berikut prevalensi remaja yang mengalami overweight dan obesitas berdasarkan data

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 dan 2010.

Page 20: Obesitas Paper

Sebagai tambahan informasi, Riskesdas 2007 menggunakan standar Indeks Massa Tubuh

(IMT), sedangkan Riskesdas 2010 menggunakan IMT/Umur berdasaran rujukan WHO 2005.

Disamping itu, Riskesdas 2010 tidak memunculkan data overweight pada remaja.

Angka tersebut di atas masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan jumlah obesitas

di Negara maju seperti Amerika misalnya, yang pada tahun 2000 saja sudah menunjukkan angka

30% remajanya yang overweight dan sekitar 14% yang obesitas (NHANES 1999-2000).

Jika pemerintah tidak segera melakukan langkah-langkah antisipatif, maka jJumlah

remaja yang mengalami obesitas pada tahun 2010 (1.4%) di atas, besar kemungkinan akan

meningkat jumlahnya pada tahun-tahun yang akan datang, karena pada tahun yang sama (2010),

jumlah balita yang mengalami obesitas sudah berjumlah sekitar 9.2% dan anak umur 6-12 tahun

sebanyak 12.0%, dan di perparah dengan pola hidup remaja saat ini, yang cenderung

meningkatkan risiko terjadinya obesitas seperti merokok, aktifitas fisik yang kurang, konsumsi

sayur dan buah yang rendah serta konsumsi minuman atau makanan yang mengandung gula,

garam dan lemak yang tinggi.

Sumber : http://manjilala.info/prevalensi-overweightobesitas-pada-remaja-di-indonesia/

Page 21: Obesitas Paper

DAFTAR PUSTAKA

http://momentslimmer.com/penyakit-akibat-obesitas.html

http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=815&catid=23

Manjilala, 2012, Prevalensi Overweight/Obesitas pada Remaja di Indonesia. Diunduh dari

http://manjilala.info/prevalensi-overweightobesitas-pada-remaja-di-indonesia/ diakses

tanggal 5 September 2015

Natsir, Pratiwi R. A. 2013, Data dan fakta Obesitas Anak. Diunduh dari

http://www.tanyadok.com/anak/data-dan-fakta-obesitas-anak diakses tanggal 7

september 2015

Pavita, Nadia. 2014, Artikel Kesehatan Obesitas. Diunduh dari

http://nadiapavita.blogspot.com/2014/03/artikel-kesehatan-obesitas.html diakses

tanggal 5 September 2015