modul best practice - kemenkumham

48

Upload: others

Post on 17-May-2022

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham
Page 2: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

MODUL BEST PRACTICE

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSANBARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara

Page 3: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014

TENTANG HAK CIPTA

Pasal 11. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 1131. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

MODUL BEST PRACTICE

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSANBARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara

Agus Salim Rachmat Prio Sutardjo

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIAHUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

2020

Page 5: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

BPSDM KUMHAM PressJalan Raya Gandul No. 4 Cinere-Depok 16512 Telepon (021) 7540077, 754124; Faksimili (021) 7543709, 7546120Laman: http://bpsdm.kemenkumham.go.id

Cetakan I : Oktober 2020Penata Letak : Hastin MunawarohPerancang Sampul : Hastin MunawarohIlustrasi : pixabay.com, freepik.com

x+36 hlm; 18x25 cmISBN: 978-623-6869-23-9

Hak cipta dilindungi Undang-UndangDilarang mengutip dan mempublikasikansebagian atau seluruh isi buku tanpa izin dari penerbit.Dicetak oleh:PERCETAKAN POHON CAHAYA

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Agus Salim Rachmat Prio Sutardjo

TATA CARA PENJUALAN, PEMUSNAHAN, DAN PENGHAPUSANBARANG MILIK NEGARA RUSAK BERAT

Administrasi Umum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Teknis Substantif Perencanaan Barang Milik Negara

MODUL BEST PRACTICE

Page 6: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

v

KATA SAMBUTAN

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Modul Best Practice berjudul “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat” telah terselesaikan. Modul ini disusun untuk membekali para pembaca agar mengetahui dan memahami salah satu tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Modul Best Practice merupakan strategi pendokumentasian pengetahuan tacit yang masih tersembunyi dan tersebar di banyak pihak, untuk menjadi bagian dari aset intelektual organisasi. Langkah ini dilakukan untuk memberikan sumber-sumber pengetahuan yang dapat disebarluaskan sekaligus dipindahtempatkan atau replikasi guna peningkatan kinerja individu maupun organisasi. Keberadaan Modul Best Practice dapat mendukung proses pembelajaran mandiri, pengayaan materi pelatihan, dan peningkatan kemampuan organisasi dalam konteks pengembangan kompetensi yang terintegrasi (Corporate University) dengan pengembangan karir.

Modul Best Practice pada artinya dapat menjadi sumber belajar guna memenuhi hak dan kewajiban pengembangan kompetensi paling sedikit dua puluh jam pelajaran (JP) bagi setiap pegawai. Hal ini sebagai implementasi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN).

Page 7: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

vi Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Dalam kesempatan ini, kami atas nama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kontribusinya dalam penyelesaian modul ini. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga modul ini dapat berkontribusi positif bagi para pembacanya dan para pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Selamat Membaca… Salam Pembelajar…

Jakarta, Agustus 2020

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaHukum dan Hak Asasi Manusia,

Dr. Asep Kurnia

Page 8: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa, karena atas kehendak dan perkenanan-Nya, kita masih diberi kesempatan dan kesehatan dalam rangka penyusunan Modul Best Practice berjudul “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat”.

Modul Best Practice “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat” menjadi sumber pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap keberagaman bidang tugas dan fungsi serta kinerja organisasi Kemenkumham. Selain itu modul ini juga menjadi upaya untuk memperkuat dan mengoptimalkan kegiatan pengabadian aset intelektual dari pengetahuan tacit individu menjadi pengetahuan organisasi. Pengetahuan tacit yang berhasil didokumentasikan akan sangat membantu sebuah organisasi dalam merumuskan rencana strategis pengembangan kompetensi baik melalui pelatihan maupun belajar mandiri, serta implementasi Kemenkumham Corporate University (CorpU).

Demikian Modul Best Practice “Tata Cara Penjualan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat” ini disusun, dengan harapan modul ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi para pembaca khususnya pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Depok, 26 Oktober 2020Kepala Pusat Pengembangan Diklat Teknis

dan Kepemimpinan,

Hantor SitumorangNIP 196703171992031001

Page 9: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham
Page 10: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

ix

DAFTAR ISI

KATA SAMBUTAN .......................................................................................... vKATA PENGANTAR ........................................................................................ viiDAFTAR ISI .................................................................................................... ixBAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1A. Latar Belakang .......................................................................................... 1B. Deskripsi Singkat ...................................................................................... 2C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................ 2D. Indikator Hasil Belajar ............................................................................... 3E. Materi Pokok ............................................................................................. 3F. Manfaat ..................................................................................................... 3G. Petunjuk Belajar ........................................................................................ 4BAB IIPENJUALAN BARANG MILIK NEGARA ........................................................ 5A. Penjualan .................................................................................................. 7B. Latihan ...................................................................................................... 10C. Rangkuman ............................................................................................... 10D. Evaluasi .................................................................................................... 10E. Umpan Balik .............................................................................................. 11BAB IIIPEMUSNAHAN BARANG MILIK NEGARA.................................................... 13A. Pemusnahan ............................................................................................. 13B. Persetujuan Pemusnahan BMN ................................................................ 15C. Latihan ...................................................................................................... 15D. Rangkuman ............................................................................................... 15E. Evaluasi .................................................................................................... 16F. Umpan Balik .............................................................................................. 16

Page 11: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

x Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

BAB IVPENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA ................................................. 17A. Penghapusan ............................................................................................ 17B. Jenis-Jenis Penghapusan ......................................................................... 18C. Pendelegasian Kewenangan .................................................................... 21D. Persetujuan Penghapusan BMN ............................................................... 23E. Pengelolaan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia

di Luar Negeri. .......................................................................................... 23F. Latihan ...................................................................................................... 26G. Rangkuman ............................................................................................... 26H. Evaluasi .................................................................................................... 27I. Umpan Balik .............................................................................................. 27BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 29A. Kesimpulan ............................................................................................... 29B. Saran ........................................................................................................ 29KUNCI JAWABAN .......................................................................................... 31GLOSARIUM .................................................................................................. 33DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 35

Page 12: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

1

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan dan Pelatihan merupakan salah satu sarana transfer pengetahuan yang senantiasa diperlukan oleh setiap pegawai dalam rangka meningkatkan kompetensinya guna pengembangan Sumber Daya Manusia dalam rangka mengantisipasi permasalahan dan pemenuhan kebutuhan kerja di masa mendatang.

Modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat ini disusun sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat baik secara klasikal maupun jarak jauh (e-learning). Materi dalam modul ini difokuskan pada hal hal sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat

2. Memperkenalkan istilah-istilah yang berkenaan dengan Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat

3. Syarat dan tata cara Penjualan Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat

Modul ini pelengkap kebijakan Pengelolaan BMN, maupun ketentuan yang berkaitan dengan Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat. Untuk hasil belajar yang optimal, disamping membaca modul ini, anda disarankan membaca peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, mendiskusikan dengan teman dilingkungan kerja dan teman sesama peserta diklat.

A. Latar BelakangModul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik

Negara Rusak Berat ini disusun sebagai salah satu referensi bagi peserta diklat baik secara klasikal maupun jarak jauh (e-learning).

Page 13: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

2 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Materi dalam modul ini difokuskan pada 4 (empat) hal sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;

2. Memperkenalkan istilah-istilah yang berkenaan dengan Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;

3. Menjelaskan organisasi serta tugas dan fungsi Bagian Pemindahtanganan dan Penghapusan BMN;

4. Syarat dan tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.

Modul ini pelengkap kebijakan Pengelolaan Barang Milik Negara, maupun ketentuan yang berkaitan dengan Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat. Untuk hasil belajar yang optimal, disamping membaca modul ini, anda disarankan membaca peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, mendiskusikan dengan teman dilingkungan kerja dan teman sesama peserta diklat.

Dengan menggunakan modul ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan memperlancar kemampuan dalam rangka pelaksanaan tugas di bidang Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

B. Deskripsi SingkatModul yang diterapkan dalam pelatihan dimaksud adalah untuk memberikan

pengetahuan kepada peserta yang berkaitan dengan Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat dalam melaksanakan Pengelolaan Barang Milik Negara.

C. Tujuan PembelajaranSetelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan

tatacara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.

Page 14: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

3Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

D. Indikator Hasil BelajarAdapun indikator hasil belajar, peserta mampu:

1. menyebutkan tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;

2. menjelaskan pengertian ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.

E. Materi PokokMateri pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:

1. Tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat

a) Penjualan

b) Pemusnahan

c) Penghapusan

2. Pengertian ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat

a) Pemusnahan BMN

b) Persetujuan Pemusnahan BMN

c) Penghapusan BMN

d) Jenis jenis Penghapusan BMN

e) Pendegelasian wewenang Jawab dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang

f) Persetujuan Penghapusan BMN Pengelolaan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

F. ManfaatManfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul ini adalah:

1. Peserta pelatihan dapat menyebutkan tata cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat;

Page 15: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

4 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

2. Peserta pelatihan dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN

G. Petunjuk BelajarUntuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelatihan “Penjualan, Pemusnahan

dan Penghapusan BMN Rusak Berat” secara baik, peserta disarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bacalah secara cermat, dan pelajari tujuan pembelajaran dan indikator hasil belajar yang tertulis pada setiap awal bab, karena indikator belajar memberikan tujuan dan arah yang harus Anda capai.

2. Mempelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I sampai dengan Bab III.

3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada akhir bab (Latihan).

4. Belajarlah secara mandiri atau berkelompok secara seksama. Untuk belajar mandiri, dapat seorang diri, berdua atau berkelompok dengan yang lain untuk mendiskusikan Tata Cara Penjualan, Pemusnahan Penghapusan dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat secara baik dan benar.

5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi dalam dalam Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat.

Baiklah, selamat belajar! Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan dalam mata pelatihan ini, sebagai upaya untuk meningkatkan tugas-tugas sehari hari dalam bidang Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara Rusak Berat.

Page 16: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

5

BAB IIPENJUALAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menyebutkan tata cara Penjualan

Barang Milik Negara

Barang Milik Negara (BMN) menurut Undang Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor.27 Tahun 2014 Pengelolaan Barang Milik Negara dapat dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai yang meliputi:

1. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran

2. Pengadaan

3. Penggunaan

4. Pemanfaatan

5. Pengamanan dan Pemeliharaan

6. Penilaian

7. Pemindahtanganan

8. Pemusnahan

9. Penghapusan

10. Penatausahaan

11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian.

Barang Milik Negara sebagaimana tercantum dalam ketentuan terkait pemindahtanganan BMN adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah”. Sementara itu yang dimaksud dengan pemindahtanganan BMN adalah “pengalihan kepemilikan

Page 17: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

6 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

BMN”. Bentuk pemindahtanganan BMN meliputi: penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modal pemerintah pusat. Pada prinsipnya pemindahtanganan BMN karena suatu BMN tidak diperlukan bagi dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan Negara, bisa dikatakan bahwa termasuk BMN yang dapat dipindahtangankan adalah BMN idle.

Sementara itu untuk BMN yang berasal dari perolehan lainnya yang sah antara lain: eks bea cukai, barang gratifikasi, barang rampasan negara, aset bekas asing/tionghoa, aset eks Pertamina, aset eks KKKS.

Namun untuk dapat dipindahtangankan, suatu BMN harus terlebih dahulu dilakukan penetapan status penggunaan BMN. Namun demikian ada juga BMN yang tidak memerlukan penetapan status penggunaan terlebih dahulu sebelum dipindahtangankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan di bidang pengelolaan BMN. Pemindahtanganan BMN berlaku untuk BMN yang berada pada pengguna barang maupun pengelola barang.

Sebelum dilakukan pemindahtanganan bmn maka wajib dilakukan penilaian, kecuali untuk pemindahtanganan dalam bentuk hibah. Penilaian dimaksud ditujukan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Namun jika penilaian dalam rangka pemindahtanganan BMN dilakukan sendiri oleh pengguna barang tanpa melibatkan penilai, hasil penilaiannya dianggap sebagai nilai taksiran. Pemindahtanganan BMN selain tanah dan atau bangunan dengan nilai Rp100 Milyar lebih harus mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sementara itu untuk pemindahtangan BMN berupa tanah dan atau bangunan tidak ada batasan nilainya, dan tidak harus mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dikecualikan untuk hal tertentu antara lain diperuntukan bagi kepentingan umum, atau sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota, yang mana harus mendapatkan persetujuan dari presiden/pengelola barang. Untuk usul persetujuan pemindahtanganan ke DPR/Presiden baik itu tanah dan atau bangunan maupun selain tanah dan atau bangunan harus diajukan oleh pengelola barang, sehingga dalam hal ini tidak boleh diajukan oleh pengguna barang.

Page 18: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

7Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

A. PenjualanPemindahtanganan BMN melalui penjualan

dilakukan dengan alasan untuk optimalisasi BMN yang berlebih atau tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga atau tidak dimanfaatkan oleh pihak lain, atau secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila dijual, atau sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.

Penjualan Barang Milik Negara dilakukan harus dengan secara lelang kecuali dalam hal tertentu antara lain:

1. Tanah dan bangunan Rumah Negara golongan III atau bangunan Negara golongan III yang dijual kepada penghuninya yang sah.

2. Kendaraan perorangan dinas yang dijual kepada pejabat Negara, mantan pejabat Negara, pegawai ASN, anggota TNI/Polri.

3. Barang Milik Negara yang terdapat pada Perwakilan Luar Negeri dikarenakan dinegara tersebut tidak terdapat peraturan mengenai Lelang dan/atau pejabat Lelang pada Negara setempat.

Pemindahtanganan BMN melalui penjualan dilakukan dengan alasan untuk optimalisasi BMN yang berlebih atau tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga atau tidak dimanfaatkan oleh pihak lain, atau secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila dijual, atau sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undangan.

Dalam rangka pemindahtanganan BMN dengan penjualan, dilakukan penilaian untuk mendapatkan nilai wajar, dikecualikan bagi penjualan BMN berupa tanah yang diperlukan untuk pembangunan rumah susun sederhana yang mana untuk nilainya ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Page 19: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

8 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Penilaian dalam rangka pemindahtanganan BMN melalui penjualan untuk tanah dan atau bangunan dapat dilakukan oleh penilai pemerintah atau penilai publik yang ditetapkan oleh pengelola barang.

Untuk BMN selain tanah dan atau bangunan yang berada di pengelola barang harus menggunakan penilai pemerintah, sementara BMN yang berada di pengguna barang dapat menggunakan penilai pemerintah atau penilai publik yang ditetapkan pengguna barang. Permohonan pemindahtanganan BMN melalui penjualan BMN yang berada pada pengguna barang dengan cara lelang, diajukan oleh pengguna barang kepada instansi pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pelayanan lelang yaitu Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal persetujuan penjualan dari pengguna barang /pengelola barang.

Penjualan BMN berupa kendaraan bermotor dinas operasional dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan, yakni berusia paling singkat 7 (tujuh) tahun untuk kendaraan yang terdapat di Indonesia, sedangkan, kendaraan yang terdapat pada Perwakilan Luar Negeri yakni berusia 5 (lima) tahun, dikecualikan dalam hal kendaraan bermotor tersebut rusak berat dengan kondisi fisik setinggi tingginya 30% (tiga puluh persen) berdasarkan surat keterangan tertulis dari instansi yang berwenang.

Jika penjualan BMN tidak laku terjual secara lelang, maka dilakukan lelang ulang satu kali namun perlu diingat jika lelang ulang ini lebih dari 6 (enam) bulan dari lelang pertama perlu dilakukan penilaian ulang oleh penilai untuk mendapatkan nilai wajar baru sebagai dasar untuk penentuan harga limit, namun jika tidak laku juga untuk lelang ulang maka dilakukan alternatif lain dalam pengelolaan BMN.

Tahapan penjualan BMN berupa tanah dan atau/ bangunan yang berada pada pengguna barang, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Pengguna Barang melakukan persiapan penjualan meliputi:

1. Melakukan penelitian data administratif, yaitu:

a. Data tanah, sebagaimana tercantum dalam Kartu Identitas Barang (KIB) yakni: Bukti kepemilikan, lokasi, luas, nilai perolehan dan /atau nilai buku.

Page 20: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

9Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

b. Data bangunan,sebagaimana tercantum dalam Kartu Identitas Barang (KIB) yakni luas, jumlah lantai, lokasi, tanggal perolehan dan nilai perolehan dan/atau nilai buku serta dokumen lain seperti Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

2. Melakukan penelitian fisik untuk mencocokan fisik tanah dan/atau bangunan yang akan dijual dengan data administratif

3. Dapat dibentuk tim internal, apabila diperlukan dapat melibatkan instansi tekhnis yang kompeten.

4. Tim internal menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada pengguna barang

5. Berdasarkan laporan internal, pengguna barang mengajukan permohonan penjualan BMN kepada pengelola barang yang memuat penjelasan dan pertimbingan penjualan BMN, dengan disertai ;

a. Data administratif;

b. Nilai perolehan dan/atau nilai buku BMN; dan

c. Surat pernyataan atas kebenaran materiel yang diusulkan.

Tahapan penjualan BMN selain tanah dan/atau bangunan sebagai berikut:

1. Pengguna Barang melakukan persiapan permohonan penjualan meliputi:

a. Melakukan penelitian data admistratif, meliputi tahun perolehan, identitas barang, keputusan status penggunaan dan nilai perolehan dan/atau nilai buku.

b. Melakukan penelitian fisik untuk mencocokan kesesuaian fisik BMN yang akan dijual dengan data administratif yang dituangkan dengan berita acara penelitian

2. Pengguna Barang dapat membentuk tim internal

3. Tim internal dapat melakukan penilaian BMN untuk menghasilkan nilai taksiran

4. Dalam melakukan penilaian BMN tim internal dapat melibatkan instansi teknis yang kompeten atau penilai

Page 21: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

10 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

5. Hasil penilaian dapat diajukan sebagai dasar nilai limit penjualan BMN

6. Tim internal menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada pengguna barang, dilampiri dengan berita acara penelitian dan laporan penilaian

7. Berdasarkan laporan tim internal dan laporan hasil penilaian, pengguna barang mengajukan permohonan penjualan BMN kepada pengelola barang dengan disertai:

a. Penjelasan dan pertimbangan penjualan BMN;

b. Data administratif;

c. Nilai limit penjualan; dan

d. Surat pernyataan atas kebenaran formil dan materiil obyek dan besaran nilai yang diusulkan.

B. LatihanDiskusikan dalam kelompok untuk menjelaskan konsep dasar dan pentingnya

pelaksanaan Pemindahtanganan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi!

C. RangkumanPenjualan merupakan bagian dalam Pemindahtanganan BMN selain Tukar

Menukar, Hibah dan Penyertaan Modal Pemerintah Pusat.

Untuk aturan Pemindahtanganan BMN terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1018).

D. Evaluasi1. Sebutkan tata cara Penjualan BMN.

2. Jelaskan arti pentingnya Penjualan BMN di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mendukung birokrasi yang akuntabel.

Page 22: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

11Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

E. Umpan BalikSetelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya, mohon ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian akhir dari modul ini.

2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

Page 23: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham
Page 24: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

13

BAB IIIPEMUSNAHAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup

Pemusnahan BMN

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas pemusnahan dan penghapusan BMN serta cara dan mekanismenya.

A. PemusnahanYang dimaksud dengan “Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik

dan atau kegunaan BMN”, sedangkan “Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya”. Alasan BMN dimusnahkan karena BMN tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Cara pemusnahan bisa dilakukan dengan cara:

Dibakar Dihancurkan

Ditimbun Ditenggelamkan

Page 25: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

14 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Dirobohkan atau cara lain sesuai ketentuan perundang-undangan

Jadi tampak jelas bahwa pemusnahan lebih cenderung pada aksi fisik atau objek barang yang akan dimusnahkan, sementara penghapusan lebih cenderung aksi administratif atau pembukuan yang mana obyek barang masih ada fisiknya.

Prosedur pemusnahan BMN baik itu yang berada di pengguna barang maupun pengelola barang hampir sama, terdapat perbedaan sedikit tetapi intinya adalah meliputi penelitian administratif dan penelitian fisik. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dipastikan apakah BMN dimaksud layak atau memenuhi syarat untuk dimusnahkan. Jika disetujui untuk dimusnahkan maka dasar hukum untuk pemusnahan BMN adalah surat persetujuan pemusnahan BMN oleh pengelola barang.

Namun jika usulan untuk pemusnahan tidak disetujui maka pengelola barang wajib memberitahukan kepada pemohon disertai dengan alasannya mengapa permohonan pemusnahan tidak dapat disetujui. Permohonan pemusnahan ini sering dilakukan oleh instansi-instansi yang mendapatkan barang sitaan yang sifatnya harus dimusnahkan seperti minuman keras, narkoba, selain tidak bermanfaat barang tersebut juga bisa disalahgunakan jika tidak dimusnahkan. Pemusnahan bukan jalan satu-satunya dalam pengelolaan BMN, barang yang berguna/bermanfaat sebaiknya dihibahkan saja kepada masyarakat yang membutuhkan (miskin), misalnya untuk beras/minyak goreng yang masih memiliki nilai manfaat bisa dihibahkan kepada masyarakat yang kekurangan pangan sehingga lebih bermanfaat. Yang terpenting dari hibah sembako ini jangan sampai merusak pasar yang mana antara supply dan demand sembako menjadi tidak seimbang sehingga dapat merusak harga pasar.

Pemusnahan BMN wajib dilaksanakan paling lama satu bulan sejak surat persetujuan pemusnahan BMN, kecuali untuk BMN khusus yang ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan. Setelah dilakukan pemusnahan

Page 26: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

15Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

maka ditandatangani berita acara pemusnahan BMN yang dilakukan oleh kuasa pengguna barang.

B. Persetujuan Pemusnahan BMN1. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan

persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN;

2. Pemusnahan dilakukan dalam hal

a) BMN tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan dan tidak dapat dipindahtangankan; atau

b) Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

3. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan persetujuan terhadap BMN berupa:

a. Persediaan;

b. Aset tetap lainnya berupa hewan, ikan dan tanaman;

c. Selain tanah dan/atau bangunan yang tidak memiliki dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) per unit/satuan;’

d. Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi, rehabilitasi atau restorasi).

C. LatihanDiskusikan dalam kelompok untuk dapat:

1. menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi.

2. menyebutkan pentingnya pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi

D. RangkumanPemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan atau kegunaan BMN,

alasan BMN dimusnahkan karena BMN tidak dapat digunakan, tidak dimanfaatkan, dan atau tidak dipindahtangankan, atau alasan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Page 27: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

16 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Untuk aturan Pemusnahan BMN terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 757).

E. Evaluasi1. Sebutkan tentang tata cara Pemusnahan BMN.

2. Jelaskan pengertian ruang lingkup pemusnahan BMN.

F. Umpan BalikSetelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini dirasakan terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya, mohon ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian akhir dari modul ini. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?

2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

Page 28: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

17

BAB IVPENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup Penghapusan

BMN

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas Penghapusan BMN serta cara dan mekanismenya.

A. PenghapusanSementara itu untuk penghapusan BMN, pada prinsipnya

adalah penghapusan dari Daftar

Barang Pengelola, Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang serta dari Daftar Barang Milik Negara. Dasar hukum untuk melaku adalah surat keputusan penghapusan BMN dari pengguna barang, sete mendapat persetujuan dari pengelola barang.

Setiap pelaksanaan penghapusan wajib dilaporkan kepada pengelola barang. Hal yang perlu dicatat setiap penghapusan tidak boleh mengganggu tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan.

Salah satu alasan dilakukannya penghapusan BMN karena kondisinya sudah rusak berat, serta tidak bisa dimanfaatkan, jika dilakukan perbaikan maka biaya pembetulannya lebih mahal jika dibandingkan beli baru, sehingga lebih tepat jika dihapuskan. BMN idle yang diserahkan oleh pengguna barang kepada pengelola barang maka harus dihapuskan dari daftar barang pengguna. Pengalihan status dari pengguna barang yang satu ke pengguna barang yang lain juga wajib dilakukan penghapusan BMN dari daftar pengguna barang.

Penghapusan BMN juga dilakukan ketika terjadi pemindahtanganan, meliputi: dijual, dihibahkan, tukar menukar, penyertaan modal pemerintah.

19

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian ruang lingkup Penghapusan BMN

BAB IV PENGHAPUSAN BARANG MILIK NEGARA

Pada kegiatan belajar ini akan dibahas

Penghapusan BMN serta cara dan mekanismenya.

A. Penghapusan

Sementara itu untuk penghapusan BMN, pada

prinsipnya adalah penghapusan dari Daftar

Barang Pengelola , Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang

serta dari Daftar Barang Milik Negara. Dasar hukum untuk melaku

adalah surat keputusan penghapusan BMN dari pengguna barang, sete

mendapat persetujuan dari pengelola barang.

Setiap pelaksanaan penghapusan wa jib dilaporkan kepada pengelola

barang. Hal yang perlu dicatat setiap penghapusan tidak boleh

mengganggu tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan.

Salah satu alasan dilakukannya penghapusan BMN karena kondisinya

sudah rusak berat, serta tidak bisa dim anfaatkan, jika dilakukan

perbaikan maka biaya pembetulannya lebih mahal jika dibandingkan beli

baru, sehingga lebih tepat jika dihapuskan. BMN idle yang diserahkan

oleh pengguna barang kepada pengelola barang maka harus

dihapuskan dari daftar barang pengg una. Pengalihan status dari

pengguna barang yang satu ke pengguna barang yang lain juga wajib

dilakukan penghapusan BMN dari daftar pengguna barang.

Page 29: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

18 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

Pemusnahan juga salah satu kejadian yang harus diikuti dengan penghapusan bmn, sebab lain dilakukannya penghapusan karena putusan pengadilan yang mengharuskan suatu bmn dilakukan Penghapusan.

B. Jenis-Jenis Penghapusan1. Penghapusan BMN karena penyerahan kepada pengelola barang

a. Berdasarkan berita acara serah terima penyerahan BMN kepada pengelola barang, pengguna barang menerbitkan surat keputusan penghapusan BMN paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal berita acara serah terima

b. Berdasarkan keputusan penghapusan pengguna barang melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna

c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN kepada pengelola barang paling laman 1 (satu) bulan sejak penghapusan BMN ditandatangani dengan melampirkan keputusan penghapusan BMN dan berita acara serah terima.

2. Penghapusan BMN karena pengalihan status penggunaan BMN kepada pengguna barang lain

a. Berdasarkan berita acara serah terima pengalihan status penggunaan BMN, pengguna barang menerbitkan keputusan penghapusan BMN paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal berita acara serah terima

b. Berdasarkan keputusan penghapusan BMN pengguna barang melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna/kuasa pengguna

c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani dengan melampirkan keputusan penghapusan BMN dan berita acara serah terima.

3. Penghapusan karena pemindahtanganan

a. Berdasarkan berita acara serah terima pemindahtanganan BMN

Page 30: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

19Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

b. Berdasarkan keputusan penghapusan BMN pengguna barang melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna dan/daftar barang kuasa pengguna

c. Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani dengan melampirkan keputusan melampirkan keputusan penghapusan dan berita acara terima.

4. Penghapusan BMN karena adanya putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,:

a. permohonan penghapusan dilengkapi dengan:

1) Salinan/foto copy putusan pengadilan yang telah dilegalisasi/disahkan oleh pejabat yang berwenang;

2) Fotokopi dokumen kepemilikan untuk BMN yang harus dilengkapi dokumen kepemilikan; dan

3) Kartu Identitas Barang untuk BMN yang harus dilengkapi dengankartudentitas barang.

b. Pengelola barang melakukan penelitian terhadap permohonan penghapusan dari pengguna barang meliputi:

1) Penelitian data dan dokumen BMN

2) Penelitian terhadap isi putusan pengadilan terkait BMN sebagai obyek putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

3) Penelitian fisik untuk mencocokan fisik BMN yang akan dihapuskan dengan data adminstratif

c. Dalam hal permohonan penghapusan BMN disetujui pengelola barang

d. menerbitkan surat persetujuan penghapusan BMN;

Page 31: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

20 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

e. Surat persetujuan penghapusan memuat:

1) Persetujuan dan alasan disetujui penghapusan;

2) Data BMN yang disetujui memuat antara lain tahun perolehan, identitas barang, dan nilai perolehan dan/atau nilai buku

3) Pengguna barang melaporkan pelaksanaan penghapusan BMN kepada pengelola barang;

f. Penghapusan karena pemusnahan:

1) Berdasarkan Berita acara pemusnahan BMN pengguna barang menerbitkan keputusan penghapusan BMN paling lama 2(dua) bulan sejak sejak tanggal berita acara pemusnahan

2) Berdasarkan keputusan penghapusan BMN, pengguna barang melakukan penghapusan BMN dari daftar barang pengguna dan /atau Daftar Barang kuasa pengguna

3) Pengguna barang menyampaikan laporan penghapusan BMN kepada pengelola barang paling lama 1(satu) bulan sejak keputusan penghapusan ditandatangani dengan melampirkan keputusan penghapusan BMN dan Berita Acara Serah Terima.

g. Penghapusan BMN karena sebab-sebab lain

1) Pengguna barang mengajukan permohonan penghapusan kepada pengelola barang yang memuat antara lain:

a) Pertimbangan dan alasan penghapusan BMN; dan

b) Data BMN yang dimohonkan untuk dihapuskan yang memuat antara lain: tahun perolehan, identitas barang dan nilai perolehan dan atau nilai buku

2) Penghapusan diajukan dengan alasan hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap atau mencair permohonan dilengkapi dengan:

a) Surat pernyataan dari pengguna barang/kuasa pengguna barang yang memuat antara lain:

Page 32: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

21Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

1) Identitas pengguna barang/kuasa pengguna barang

2) Pernyataan mengenai tanggung jawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan baik materii maupun formil dan

3) Pernyataan bahwa BMN telah hilang, kecurian, terbakar, susut,

4) menguap atau mencair;

b) fotokopi dokumen kepemilikan untuk BMN yang harus dilengkapi dengan dokumen kepemilikan; dan

c) kartu identitas barang untuk BMN yang harus dilengkapi dengan kartu identitas barang

3) Penghapusan diajukan dengan alasan mati untuk hewan, ikan dan tanaman, permohonan dilengkapi:

a) Surat keterangan kematian dari pihak atau instansi yang berwenang,

b) Surat pernyataan dari pengguna barang yang memuat antara lain:

1) Identitas pengguna barang/kuasa pengguna barang

2) Pernyataan mengenai tanggungjawab penuh atas kebenaran permohonan yang diajukan baik materiil maupun formil, dan

3) Pernyataan bahwa BMN berupa hewan, ikan dan tanaman telah mati sehingga harus dilakukan penghapusan.

C. Pendelegasian KewenanganPendelegasian kewenangan dan tanggung jawab dari pengelola barang

kepada pengguna barang yang diatur dengan ketentuan- ketentuan sebagai berikut:

Page 33: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

22 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

1. Kewenangan dan tanggungjawab yang didelegasikan meliputi:

a. Penetapan status penggunan BMN

b. Pemberian persetujuan penggunaan sementara BMN;

c. Pemberian persetujuan atas permohonan pemindahtanganan BMN meliputi penjualan dan hibah;

d. Pemberian persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN;

e. Pemberian persetujuan atas permohonan penghapusan BMN

2. Pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab dilaksanakan oleh Menteri Selaku Pengguna Barang ;

3. Pelaksanaan dan tanggungjawab secara fungsional dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal

4. Pengguna barang tidak dapat menerus limpahkan pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab kepada kuasa pengguna barang

5. Pengguna barang berwenang dan bertanggung jawab:

a. menetapkan status penggunaan;

b. memberikan persetujuan penggunaan sementara

6. Kewenangan dan tanggungjawab terhadap:

a. alat utama sistim persenjataan;

b. BMN selain tanah dan /atau bangunan yang tidak memiliki dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) per unit.

7. Pengguna barang berwenang dan bertanggungjawab memberikan persetujuan atas permohonan pemindahtanganan BMN berupa:

a. Penjualan;

b. Hibah

8. BMN selain tanah dan/atau bangunan yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan RP.100.000.000,- seratus juta rupiah) per unit;

9. Bongkaran BMN karena perbaikan (renovasi, rehabilitasi atau restroras

Page 34: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

23Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

D. Persetujuan Penghapusan BMN1. Pengguna Barang berwenang dan bertanggungjawab atas permohonan

penghapusan BMN berupa:

a. Persediaan;

b. Aset tetap lainnya berupa hewan, ikan dan tanaman;

c. Selain tanah dan /atau bangunan yang tidak memiliki dokumen kepemilikan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000, (seratus juta rupiah) per unit;

2. Penghapusan dilakukan sebagai akibat dari sebab-sebab lain yangmerupakan Sebab-sebab secara normal dapat diperkirakan wajar menjadipenyebab penghapusan seperti rusak berat, yang tidak bernilai ekonomi hilang, susut, menguap, mencair, kadaluarsa mati/cacat berat/tidak produktif untuk tanaman/hewan dan sebagai akibat dari keadaan kahar (force majeure).

E. Pengelolaan BMN pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri.

Pemindahtanganan, pemusnahan dan penghapusan barang milik negara pada perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.

1. Menteri selaku pengguna barang yang membawahi perwakilan memiliki kewenangan dan tanggung jawab:

a. Mengajukan permohonan penggunaan, pemindahtanganan, pemusnahan dan penghapusan BMN pada perwakilan kepada pengelola barang;

b. Melaksanakan pemusnahan BMN pada perwakilan yang status penggunaannya berada pada pengguna barang dan;

c. Menetapkan keputusan penghapusan BMN pada perwakilan yang status penggunaannya berada pada pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelola barang.

2. Kewenangan dan tanggung jawab dilaksanakan oleh Menteri selaku pengguna barang.

Page 35: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

24 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

3. Kewenangan dan tanggung jawab secara fungsional dilakukan oleh Sekretaris Jenderal.

4. Menteri mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab tertentu kepada kuasa pengguna barang.

Pendelegasian sebagian kewewenangan dan tanggung jawab

1. Menteri selaku pengelola barang mendelegasikan dan tanggung jawab tertentu kepada pengguna barang/kuasa pengguna barang

2. Kewenangan dan tanggung jawab tertentu yang didelegasikan

a. Menetapkan status penggunaan BMN pada perwakilan yang dilakukan terhadap selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit yang tidak mempunyai bukti kepemilikan;

b. Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

c. Memberikan persetujuan atas permohonan penjualan BMN yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit yang tidak mempunyai nilai.

d. Memberikan persetujuan atas permohonan hibah BMN pada perwakilan dilakukan terhadap BMN

1) BMN yang awal perolehan dimaksudkan untuk dihibahkan yang berada pada perwakilan dalam rangka menunjang peningkatan hubungan antara negara Republik Indonesia dengan negara lain; atau

2) BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan diatas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) perunit/satruan yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan;

Page 36: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

25Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

e. Memberikan persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan /atau bangunan dengan nilai perolehan di atas Rp100.000.000,00 per unit;

f. Memberikan persetujuan atas permohonan penghapusan BMN pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan di atas Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

g. Menetapkan nilai limit penjualan atas BMN pada perwakilan berupa tanah dan/atau bangunan berdasarkan hasil Penilaian Publik.

Kewenangan dan Tanggung jawab tertentu yang dapat didelegasikan kepada Kuasa Pengguna Barang meliputi:

a. Memberikan persetujuan penetapan status penggunaan BMN pada perwakilan dalam hal BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan;

b. Memberikan persetujuan penggunaan sementara BMN pada perwakilan yang dilakukan terhadap BMN selain tanah dan/ atau bangunan dengan nilai perolehan sampai Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

c. Memberikan persetujuan atas permohonan penjualan BMN pada perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

d. Memberikan persetujuan atas permohonan hibah BMN pada perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit BMN yang tidak mempunyai dokumen kepemilikan;

e. Memberikan persetujuan atas permohonan pemusnahan BMN pada perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai

Page 37: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

26 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

f. Memberikan persetujuan atas permohonan penghapusan BMN pada perwakilan berupa BMN selain tanah dan/atau bangunan dengan nilai perolehan sampai dengan Rp.100.000.000,00m(seratus juta rupiah) per unit BMN yang tidak memiliki dokumen kepemilikan;

g. Menetapkan penilai Publik untuk melakukan Penilaian berupa tanah dan/atau bangunan dalam rangka pemindahtangan BMN pada perwakilan.

F. LatihanDiskusikan dalam kelompok untuk dapat:

1. menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Penghapusan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi.

2. menyebutkan pentingnya pelaksanaan Penghapusan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi

G. RangkumanPenghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan

menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan atau Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

Penghapusan BMN, pada prinsipnya adalah penghapusan dari Daftar Barang Pengelola, Daftar Barang Pengguna dan atau Daftar Barang Kuasa Pengguna, serta dari Daftar Barang Milik Negara. Dasar hukum untuk melakukan penghapusan adalah surat keputusan penghapusan BMN dari pengguna barang, setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengelola barang.

Untuk aturan Penghapusan BMN terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 757).

Page 38: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

27Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

H. Evaluasi1. Sebutkan tentang tata cara dan Penghapusan BMN.

2. Jelaskan pengertian ruang lingkup Penghapusan BMN.

I. Umpan BalikSetelah mengerjakan latihan di atas:

1. Apakah bab ini dirasakan terlalu berat bagi peserta pelatihan? Jika ya, mohon ulangi pengerjaan soal dan lihat kunci jawaban pada bagian akhir dari modul ini. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?

2. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk mempelajari modul? Jika tidak, alokasikan waktu untuk diskusi dengan teman.

Page 39: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham
Page 40: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

29

BAB V PENUTUP

Modul ini telah dibahas pentingnya Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat serta cara dan mekanismenya.

A. KesimpulanDengan adanya modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan

BMN Rusak Berat ini diharapkan menjadi panduan bagi peserta Diklat Pengelolaan BMN dalam kegiatan belajar. Sehingga peserta Diklat Pengelolaan BMN dapat menjelaskan dan mempraktekkan apa yang sudah didapat dan dipelajari dari modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat. Sehingga peserta Diklat Pengelolaan BMN mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi negara dan kelancaran tugas pokok dan fungsi dalam Pengelolaan BMN.

B. Saran1. Produk modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan

BMN Rusak Berat ini diharapkan menjadi panduan bagi peserta Diklat Pengelolaan BMN dalam kegiatan belajar Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat dapat dibuat satu modul per bab bagian sehingga lebih terperinci per bagiannya.

2. Setelah di kembangkan modul Tata Cara Penjualan, Pemusnahan dan Penghapusan BMN Rusak Berat ini diharapkan adanya upaya untuk menghasilkan modul pembelajaran yang lain yang lebih bagus dan lebih menarik.

Page 41: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham
Page 42: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

31

KUNCI JAWABAN

1. Latihan Bab II Penjualan BMNKonsep dasar dan pentingnya pelaksanaan Penjualan BMN dalam suatu unit

kerja/unit organisasi.

Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.

2. Latihan Bab III Pemusnahan BMNa) menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam

suatu unit kerja/unit organisasi.

b) menyebutkan pentingnya pelaksanaan Pemusnahan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi

Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

Page 43: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

32 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

3. Latihan Bab IV Penghapusan BMNa) menjelaskan konsep dasar pelaksanaan Penghapusan BMN dalam

suatu unit kerja/unit organisasi.

b) menyebutkan pentingnya pelaksanaan Penghapusan BMN dalam suatu unit kerja/unit organisasi

Peserta dapat mempelajari:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

2) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara.

Page 44: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

33

GLOSARIUM

1. Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

2. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN.

3. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan BMN.

4. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

5. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya.

6. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu objek penilaian berupa BMN pada saat tertentu.

7. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.

8. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan BMN kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

9. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan BMN yang dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Pusat dengan pihak lain, dengan menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan nilai seimbang.

10. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah atau kepada pihak lain tanpa memperoleh penggantian.

Page 45: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

34 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

11. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat adalah pengalihan kepemilikan BMN yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/ saham negara atau daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara.

12. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian, adalah perangkat Pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

13. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Peraturan Perundang-undangan lainnya.

14. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab atas Penggunaan BMN pada Kernen terian / Lembaga yang bersangkutan.

15. Pihak Lain adalah pihak-pihak selain Kementerian/ Lembaga dan pemerintah daerah.

16. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkungan Kernen terian Keuangan yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.

17. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.

18. Badan Usaha Milik Negara, selanjutnya disingkat BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.

19. Badan Usaha Milik Daerah, selanjutnya disingkat BUMD, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipi

Page 46: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

35Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 4/PMK.06/2015 tentang Pendelegasian Kewenangan dan Tanggung Jawab Tertentu Dari Pengelola Barang Kepada Pengguna Barang;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 271/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemindahtanganan, Pemusnahan, dan Penghapusan Barang Milik Negara pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2069);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 644);

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 757);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1018);

7. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan

Page 47: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham

36 Administrasi Hukum Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara

atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186).

8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 781/KMK.01/2019 tentang Pelimpahan Kewenangan Menteri Keuangan dalam bentuk Mandat kepada Pejabat di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Page 48: MODUL BEST PRACTICE - Kemenkumham