konsolidasi perbankan nasional menuju best practice

38
KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE Disiapkan oleh: Ryan Kiryanto Ekonom & analis perbankan Jakarta, 2 Juni 2007

Upload: senwe

Post on 15-Jan-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE. Disiapkan oleh: Ryan Kiryanto Ekonom & analis perbankan. Jakarta, 2 Juni 2007. RINGKASAN EKSEKUTIF. KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KENISCAYAAN. Pelajaran dari krisis perbankan. ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST

PRACTICE

Disiapkan oleh:

Ryan KiryantoEkonom & analis perbankan

Jakarta, 2 Juni 2007

Page 2: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KONSOLIDASI PERBANKAN KONSOLIDASI PERBANKAN

(MERGER & AKUISISI)(MERGER & AKUISISI)

ARSITEKTUR ARSITEKTUR PERBANKAN PERBANKAN INDONESIAINDONESIA

PENINGKATAN NILAI BAGI PENINGKATAN NILAI BAGI SEGENAP STAKEHOLDERSSEGENAP STAKEHOLDERS

• SOUND BANKS SOUND BANKS • SOUND BANKING SYSTEMSOUND BANKING SYSTEM

• FINANCIAL STABILITYFINANCIAL STABILITY

PE

NY

EM

PU

RN

AA

N

PE

NY

EM

PU

RN

AA

N

RE

GU

LA

SI D

AN

SU

PE

RV

ISI

RE

GU

LA

SI D

AN

SU

PE

RV

ISI

Pelajaran dari krisis perbankan

Proses konsolidasi perbankan berjalan lamban

Terdapat beberapa kendala konsolidasi

KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KENISCAYAANKENISCAYAAN

Muncul kasus-kasus fraud perbankanCetak biru Arsitektur Perbankan Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF

Page 3: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Krisis perbankan 1997-2000 telah

menyadarkan perbankan nasional untuk

konsolodasi Proses konsolidasi berjalan lamban Beberapa penyebab sulitnya konsolidasi

perbankan:

Penurunan jumlah bank dari 240 bank

menjadi 130 bank di tahun 2001-2007

karena ketidakmampuan menyesuaikan

diri dengan perubahan lingkungan

bisnis

…krisis perbankan…

… konsolidasi lamban…

… belum ada sistem insentif…

…jumlah bank berkurang…

Belum adanya sistem insentif Masih kuatnya ego pemilik Sulitnya menyatukan budaya kerja Core business yang terdeferensiasi

Page 4: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

LATAR BELAKANG (Lanj)LATAR BELAKANG (Lanj) Jumlah bank yang banyak (130 bank)

dengan ribuan kantor cabang di DN dan LN menyulitkan pengawasan secara intensif oleh bank sentral

Konsentrasi atau dominasi kepemilikan bank oleh individu-individu sekaligus sebagai pengurus bank (langsung atau tidak langsung) berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dan moral hazard dalam pengelolaan bank

Kasus fraud di industri perbankan nasional dalam beberapa tahun terakhir mengindikasikan lemahnya kualitas kontrol internal dan kurang terpujinya moralitas sebagian pengurus bank serta kurang optimalnya pengawasan bank oleh bank sentral karena ketidakseimbangan jumlah bank dengan jumlah aparat pengawas bank

…sulitnya pengawasan perbankan…

…adanya benturan kepentingan…

…lemahnya kontrol internal dan moralitas bankir…

Page 5: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

LATAR BELAKANG (Lanj)LATAR BELAKANG (Lanj) Bank Indonesia mengeluarkan

rekomendasi untuk percepatan penyehatan perbankan dalam kurun waktu 5 – 10 tahun ke depan

Bank Indonesia telah menyusun cetak biru Arsitektur Perbankan Indonesia (API) beserta visi, misi, dan arah yang ingin dicapai

Visi API adalah mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

6 Pilar dalam API: 1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan

kokoh2. Menciptakan sistem pengaturan & pengawasan bank yang

efektif sesuai standar internasional3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya

saing tinggi4. Menciptakan good corporate governance untuk memperkuat

kondisi internal perbankan nasional5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk terwujudnya

industri perbankan yang sehat6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen

jasa perbankan

…rekomendasi BI…

…cetak biru API…

…6 Pilar API…

Page 6: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KONDISI SAAT INIKONDISI SAAT INI

Bank Indonesia mendorong munculnya kesadaran kalangan perbankan untuk melakukan konsolidasi melalui merger dan akuisisi (M&A)

Kalangan perbankan merespon positif himbauan atau desakan BI agar perbankan segera melakukan konsolidasi

Konsolidasi melalui M&A seyogyanya dilakukan atas dasar inisiatif bank-bank dengan persetujuan pemegang saham pengendali (PSP) dan ijin dari BI

Konsolidasi atau merger dapat dilakukan antara bank konvensional dengan bank syariah apabila bank hasil konsolodasiatau merger menjadi bank berdasarkan prinsip syariah atau bank konvensional namun memiliki unit atau kantor cabang syariah

Akuisisi dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum baik melalui pembelian saham bank secara langsung maupun melalui bursa yang mengakibatkan beralihnya pengendalian bank, yaitu bila kepemilikan saham:

a. Menjadi sebesar 25% atau lebih dari modal disetor bank; ataub. Kurang dari 25% dari modal disetor bank namun menentukan baik secara langsung

maupun tidak langsung pengelolaan dan/atau kebijaksanaan bank

…muncul kesaran untuk konsolidasi…

…konsolidasi didorong oleh kesadaran…

…konsolidasi antara bank konvensional versus bank syariah…

Page 7: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KEBIJAKAN BANK INDONESIA KEBIJAKAN BANK INDONESIA

Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6

Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan

dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional

Struktur Perbankan yang Sehat

Sistem Pengaturan yang Efektif

Sistem Pengawasan yang Independen dan

Efektif

Industri Perbankan yang Kuat

Infrastruktur Pendukung yang

Mencukupi

Perlindungan Konsumen

Arsitektur Perbankan Indonesia Arsitektur Perbankan Indonesia (API)(API)

Page 8: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

50

0.1

Permodalan Rp triliun

10

Internasional

Bank Nasional

BPR Bank dengan

kegiatan usaha terbatas

Permodalan Rp triliun

10

Bank Internasional

Bank Nasional

Daerah

BPR Bank dengan

kegiatan usaha terbatas

Korporasi Ritel Lainnya

…terdapat stratifikasi bank sesuai API…

…struktur bank didominasi bank skala nasional (bank fokus)…

…konsolidasi ditujukan bagi semua bank dalam setiap strata…

Jml bank

2 - 3

3 - 5

30 - 50

2 - 3

3 - 5

30 - 50

KEBIJAKAN BANK INDONESIA KEBIJAKAN BANK INDONESIA (Lanj)(Lanj)

Page 9: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

URGENSI ARSITEKTUR PERBANKAN URGENSI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)INDONESIA (API)

Menciptakan struktur perbankan nasional yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat

Mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan

Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya saing tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko

Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional

Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional (B.I.S)

Menciptakan infrastruktur perbankan yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat dan kuat (sound banking industry )

Menciptakan pemberdayaan dan perlindungan konsumen pengguna jasa perbankan

*) Berdasarkan 6 Pilar API dan lebih ditujukan bagi perbankan nasional secara umum

…struktur perbankan sehat & kuat…

…peran pembangunan ekonomi nasional…

…mendorong good corporate governance…

…best international practises…

Page 10: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

SINGLE PRESENCE POLICY SINGLE PRESENCE POLICY (SPP)(SPP)

Rencana penerapan kebijakan Rencana penerapan kebijakan Single Presence Policy (SPP)Single Presence Policy (SPP) pada pada 2008 2008

Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada hanya 1 bank umum.(PSP) pada hanya 1 bank umum.

Mempercepat konsolidasi perbankan sesuai Aristektur Mempercepat konsolidasi perbankan sesuai Aristektur Perbankan Indonesia (API).Perbankan Indonesia (API).

Meningkatkan efektiMeningkatkan efektivvitas pengawasan perbankan oleh BI.itas pengawasan perbankan oleh BI. Memudahkan pelaksanaan proses pemeliharaan Stabilitas Memudahkan pelaksanaan proses pemeliharaan Stabilitas

Sistem Keuangan (SSK).Sistem Keuangan (SSK). Meningkatkan level Meningkatkan level supervisory reviewsupervisory review dan dan risk managrisk manageementment

dalam rangka dalam rangka Basel II complianceBasel II compliance..

Sasaran SPPSasaran SPP

Pengecualian penerapan kebijakan ini berlaku pada pemegang Pengecualian penerapan kebijakan ini berlaku pada pemegang saham pengendali yang mempunyai prinsip kegiatan usaha yang saham pengendali yang mempunyai prinsip kegiatan usaha yang berbeda yaitu konvensional dan syariahberbeda yaitu konvensional dan syariah

Page 11: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PEMEGANG SAHAM PEMEGANG SAHAM PENGENDALIPENGENDALI

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 5/25/2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) disebutkan :

Pemegang saham pengendali adalah badan hukum Pemegang saham pengendali adalah badan hukum

perseorangan dan atau kelompok usaha yang memiliki perseorangan dan atau kelompok usaha yang memiliki

saham bank minimal 25%, mempunyai hak suara atau opsi, saham bank minimal 25%, mempunyai hak suara atau opsi,

menjalankan manajemen, dan mempengaruhi kebijakan menjalankan manajemen, dan mempengaruhi kebijakan

bank.bank. Pihak yang memiliki saham bank kurang dari 25% dapat Pihak yang memiliki saham bank kurang dari 25% dapat

juga dikategorikan sebagai pemegang saham pengendali juga dikategorikan sebagai pemegang saham pengendali

jika yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan jika yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan

pengendalian bank secara langsung maupun tidak pengendalian bank secara langsung maupun tidak

langsung.langsung.

Page 12: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

3 OPSI SINGLE PRESENCE 3 OPSI SINGLE PRESENCE POLICYPOLICY

Pemegang Saham Pengendali (PSP) yang telah mengendalikan lebih dari 1 bank di Indonesia diberikan 3 opsi sebagai berikut :

Mengurangi porsi kepemilikannya pada bank Mengurangi porsi kepemilikannya pada bank

lain sehingga hanya menjadi pemegang saham lain sehingga hanya menjadi pemegang saham

pengendali pada satu bank.pengendali pada satu bank. Melakukan merger atau konsolidasi terhadap Melakukan merger atau konsolidasi terhadap

bank-bank yang dikendalikan.bank-bank yang dikendalikan. Membentuk perusahaan induk atau Membentuk perusahaan induk atau holding holding

companycompany..

Page 13: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PRO & KONTRA PRO & KONTRA No.No. Opsi Opsi ProsPros ConsCons

1. Mengurangi porsi kepemilikan pada bank lain

- Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI

- Dominasi asing atas per-bankan di Indonesia dapat dikurangi

- Pemerintah tidak mempu-nyai kontrol lagi atas bank BUMN

- Berkurangnya pendapatanpemerintah dari dividen bank BUMN

- Dapat mengurangi minat investor asing masuk ke Indonesia

2. Merger - Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI

- Muncul bank yang kuat berskala internasional

- Pemerintah masih tetap mendapat dividen

-Perlunya usaha yang keras dan terarah untuk menyatukan bank-bank dgn segala perbedaan-nya

- Menambah beban pemerin-tah dari sisi penambahan pengangguran

Page 14: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PRO & KONTRA (Lanj)PRO & KONTRA (Lanj)

No.No. OpsiOpsi ProsPros ConsCons

3. Membentuk bank holding company

- Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI

- Pemerintah tidak bisa secara langsung mengontrol

- Berpengaruh thd harga saham bagi bank yang telah go-public

- Pemerintah harus menyediakan dana yang cukup besar untuk proses “akuisisi” saham bank yang dikuasai karena harus melalui proses tender offer di pasar modal. Semakin besar dana yg harus disiapkan oleh pemerintah dgn naikknya harga saham akibat proses tender offer tersebut.

No.No. Opsi Opsi ProsPros ConsCons

Page 15: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

BANK BERKINERJA BAIK (BKB)BANK BERKINERJA BAIK (BKB)

KRITERIA BANK KINERJA BAIK KRITERIA BANK KINERJA BAIK (2007)(2007)

Selama 3 (tiga) tahun terakhir:•Modal inti di atas Rp. 100 miliar•Sehat, dengan faktor manajemen tergolong

baik•Rasio Kecukupan modal minimal 10%•Peringkat tata kelola yang baik

Bank berkinerja baik (BKB) –mulai 2007 ini-- sebagai Bank berkinerja baik (BKB) –mulai 2007 ini-- sebagai salah satu tahapan menuju Anchor Bank untuk salah satu tahapan menuju Anchor Bank untuk akselerasi konsolidasi perbankan:akselerasi konsolidasi perbankan:

Page 16: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

ANCHOR BANKANCHOR BANK

KRITERIA BANK KRITERIA BANK JANGKARJANGKAR•Rasio kecukupan modal (CAR) minimal 12% dan rasio modal inti

(Tier 1) minimum 6%•Ratio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%•Pertumbuhan kredit riil minimum 22%, atau LDR minimal 50%•Rasio Kredit bermasalah (NPL) net dibawah 5%•Memiliki kemampuan menjadi konsolidator

Anchor bank (bank jangkar) –mulai 2010-- Anchor bank (bank jangkar) –mulai 2010-- sebagai salah satu strategi konsolidasi sebagai salah satu strategi konsolidasi perbankan:perbankan:

Page 17: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KESIAPAN PERBANKAN NASIONALKESIAPAN PERBANKAN NASIONAL

Sebagian besar kalangan perbankan nasional merespon positif Single Presence Policy (SPP) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam kerangka mengakselerasi konsolidasi perbankan nasional.

Secara umum para pemilik dan/atau pemegang saham pengendali pada lebih dari satu bank --baik bank swasta nasional maupun bank persero– beserta para pengurus bank tengah mempertimbangkan secara serius opsi-opsi yang tersedia dengan segala implikasinya.

Beberapa pemilik dan/atau pemegang saham pengendali sudah melakukan penjajagan satu sama lain untuk kemungkinan terjadinya konsolidasi atau integrasi kepemilikan bank hanya pada satu bank.

Page 18: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL (Lanj)(Lanj)

Namun demikian mereka masih mengharapkan kejelasan terkait dengan hal-hal berikut ini:

Adakah sistem insentif atau sweetener (misalnya kelonggaran pajak dan kemudahan lainnya) bagi bank-bank yang melakukan konsolidasi melalui salah satu opsi yang tersedia?

Adakah sistem dis-insentif bagi bank-bank yang tidak mampu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terkait dengan proses konsolidasi sesuai dengan cetak biru API sesuai tenggat waktu yang ada? (Menjadi Bank Berkinerja Baik di 2070 dan Bank Jangkar di 2010?)

Adakah mekanisme exit policy yang elegan bagi bank-bank yang sama sekali tidak mampu memenuhi kriteria API berdasarkan opsi-opsi yang tersedia?

Bagaimana konsistensi implementasi berbagai kebijakan terkait dengan konsolidasi perbankan nasional?

Page 19: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

MODEL KONSOLIDASI PERBANKANMODEL KONSOLIDASI PERBANKAN

Bertumpu pada perkembangan kinerja bank secara natural dengan konsekuensi dibutuhkan waktu yang lama untuk merilis konsolidasi sesuai API.

Tidak hanya bertumpu pada perkembangan kinerja bank secara natural, melainkan bertumpu pada langkah-langkah strategis seperti merger, akuisisi dan aliansi strategis.

Konsep bank jangkar hanya merupakan salah model untuk mengakseleasi konsolidasi perbankan nasional

…pertumbuhan organik …

…pertumbuhan non organik…

TERDAPAT 2 (DUA) STRATEGI KONSOLIDASI BANK MELALUI KONSEP PERTUMBUHAN

Page 20: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar (definisi merger menurut peraturan pemerintah)

Akuisisi yaitu suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham

Bank jangkar akan mengakuisisi bank-bank lainnya baik dalam dalam stratanya maupun di luar stratanya

…merger …

…akuisisi…

..bank jangkar..

MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)

Page 21: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

TEKNIS KONSOLIDASI PERBANKAN TEKNIS KONSOLIDASI PERBANKAN (Common Practice)(Common Practice)

Secara teknis konsolidasi perbankan dapat dilakukan melalui 2 (dua) pola, yaitu:

1. MERGER

2. AKUISISI

Apapun pola yang diambil, konsolidasi bank harus memberikan value, benefits dan keuntungan maksimal bagi seluruh stakeholders:

1. Bagi perbankan nasional:Menciptakan profil perbankan nasional dengan portofolio yang optimal serta kondisi keuangan yang sehat & stabil sehingga memiliki risk taking capacity lebih besar dengan daya saing makin kuat di pasar domestik & internasional

2. Bagi nasabah: Memberikan value proposition terbaik dengan menawarkan produk/jasa perankan lebih lengkap, efisien & kompetitif

3. Bagi Manajemen & karyawan:Menawarkan peluang/kesempatan kerja yang lebih baik

4. Bagi Pemegang saham: Menciptakan nilai secara berkesinambungan dari sinergi yang tercipta5. Bagi Pemerintah & Bank Indonesia: Terciptanya sistem perbankan yang sehat & kuat untuk memberi kontribusi optimal bagi

pembangunan nasional

S I N E R S I N E R G IG I

1 + 1 > 21 + 1 > 2

Page 22: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

MANFAAT KONSOLIDASI MANFAAT KONSOLIDASI PERBANKANPERBANKAN

Bank yang kuat & berkinerja baik karena memiliki Bank yang kuat & berkinerja baik karena memiliki kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing

yang tinggiyang tinggi

Perluasan pangsa pasar Peningkatan profit margin Peningkatan rasio price to book value (PBV) Mendorong terjadinya cross selling Akulturasi budaya kerja yang lebih pro pasar dan profesional

Economic of scale Peningkatan efisiensi operasional Perbaikan rasio cost to income ratio (CIR atau BOPO)

Penyempurnaan risk management system Peningkatan risk awareness & risk culture

1. Peningkatan future earnings, karena:

2. Penurunan biaya, karena:

3. Penurunan tingkat risiko, karena:

*) Dari perspekktif pelaku industri perbankan

Page 23: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKANIMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN

Terhadap peta perbankan nasional:

Akan terjadi konsolidasi (melalui merger atau akuisisi) yang sifatnya alamiah (market driven), semi paksaan (semi-heavy handed), dan paksaan (high regulated driven atau fully heavy-handed driven).

Jumlah bank akan berkurang, paling tidak jumlahnya mendekati cetak biru sesuai dengan skala banknya.

Bank-bank akan melakukan revisit business strategy dengan lebih fokus kepada satu bisnis (core business) andalan.

Persaingan antarbank menjadi lebih terbuka dan sehat dimana proses merger atau akuisisi menjadi peristiwa yang biasa di industri perbankan nasional.

Peran teknologi informasi akan semakin dominan menggantikan peran sumber daya manusia yang low skill sehingga terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja di industri perbankan secara alamiah melalui migrasi profesi maupun turunnya permintaan.

Page 24: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)

Terhadap fungsi intermediasi bagi sektor riil:

Fungsi intermediasi perbankan akan berjalan lebih optimal.

Sektor riil lebih mudah melakukan akses kepada bank-bank karena terjadi spesialisasi pengelolaan bisnis bank sesuai dengan skala bank maupun core business-nya

Kegairahan sektor riil akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dengan segala dampak penggandanya (multiplier effects).

Page 25: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PENGALAMAN EMPIRISPENGALAMAN EMPIRIS

A. CONTOH KASUS MERGER YANG SINERGIS DI MALAYSIA

BANK MALAYSIA BERHAD (BBMB)

Bank Milik Pemerintah

BANK OF COMMERCE

(BOC)

Bank Milik Swasta

BANK BUMIPUTRA COMMRCE

Bank untuk Semua orang Malaysia

Merger dua budaya kerja yg berbeda:

• Bank pemerintah dgn bank swasta

• Pasar memberikan reaksi positif

Bank gabungan (BCB) kini menjadi bank terkemuka:

• Bank kedua terbesar dari sisi aset

• Bank dengan model operasi back-office yang inovatif==

• Autonomous business units yang sangat fokus pada pelayanan setiap segmen

Melanjutkan strategi pertumbuhan yang cepat, termasuk akuisisi regional (Bank Niaga dari Indonesia)

Page 26: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PENGALAMAN EMPIRIS (Lanj)PENGALAMAN EMPIRIS (Lanj)

B. CONTOH KASUS MERGER DI KANADA

ROYAL BANK OF CANADA

Peringkat 1

BANK OF MONTREAL

Peringkat 3

MERGER ANTARBANK DI ATAS DITOLAK OLEH OTORITAS MONETER KANADA KARENA BERPOTENSI TERCIPTANYA

OLIGOPOLISTISOLIGOPOLISTISYANG TIDAK KONDUSIF BAGI TERCIPTANYA PERSAINGAN

SEHAT DI INDUSTRI PERBANKAN KANADA

CANADIAN IMPERIAL BANK OF

COMMERCIALPeringkat 2

TORONTO DOMINION BANK

Peringkat 5

Dua bank pascamerger di atas bersama dengan Bank Scotia (peringkat 5) akan menjadi 3 bank terbesar yang mengontrol

70% aset perbankan di Kanada PASAR OLIGOPOLISTIS

Page 27: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KEMUNGKINAN KONSOLIDASI PERBANKAN KEMUNGKINAN KONSOLIDASI PERBANKAN INDONESIA INDONESIA

Wacana M&A di bank-bank BUMN yang menghasilkan bank pasca M&A dengan penguasaan pangsa pasar dari sisi aset melebihi 50% perlu dipikirkan, karena:

Boleh jadi M&A antarbank BUMN berpotensi menciptakan pasar oligopolistis.

Boleh jadi M&A antarbank BUMN justru akan membahayakan posisi bank pasca M&A dari sisi risiko sistemik.

Merger antarbank BUMN atau antara Bank BUMN dengan bank swasta skala besar yang menghasilkan bank pascamerger dengan penguasaan pangsa aset di bawah 20% secara nasional, akan menciptakan sinergi bisnis & tidak ada risiko sistemik: merupakan merger ideal yang perlu didorong.

Page 28: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

BEBERAPA KENDALA BEBERAPA KENDALA MERGERMERGER

KONTROVERSI MERGER ANTARBANK BUMN

Banyak pemilik

Penuh curiga & prasangka

Tidak transparan

Keputusan tidak jelas

Resistensi yang naif

Banyak pihak (pemangku kepentingan) merasa memiliki bank BUMN

Pengelolaan bank BUMN di masa lalu dipandang dengan penuh kecurigaan

Proses perbaikan/restrukturisasi bank BUMN dinilai tidak transparan

Proses pengambilan keputusan yang dinilai tidak jelas dan dipandang dengan penuh kecurigaan

Konsolidasi melalui M&A secara alamiah baru merupakan wacana dan akan dimulai sehingga banyak menimbulkan resistensi (penolakan, penentangan, protes)

Problem budaya kerjaPemahaman tentang proses percampuran budaya kerja yang sulit disatukan

Duplikasi sumber daya

Pemahaman akan terjadi duplikasi atau redundansi sumber daya sehingga terjadi inefisiensi operasional, organisasi menjadi tidak efektif dan kemungkinan kanibalisme produk/jasa perbankan

Page 29: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

UPAYA MENDORONG UPAYA MENDORONG KONSOLIDASIKONSOLIDASI

Diperlukan sistem insentif untuk mendorong konsolidasi perbankan

Sistem insentif harus dibicarakan antara perbankan, BI, dan pemerintah (Depkeu) misalnya dalam hal perlakuan pajak & pemenuhan rasio-rasio tingkat kesehatan bank (CAR, NPL, LDR, BOPO, ROA, ROI, ROE)

Konsolidasi perbankan hendaknya mempertimbangkan batas kepemilikan asing sehingga tercipta distribusi kepemilikan untuk memperkuat implementasi prinsip good corporate governance, market discipline& fair competition sekaligus untuk keperluan penciptaan stabilitas moneter & finansial (nilai tukar rupiah, suku bunga, laju inflasi)

…perlu sistem insentif…

…tercipta distribusi kepemilikan yang luas…

…good corporate governance, market discipline & fair competition…

Page 30: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

Konsolidasi perbankan nasional harus diikuti dengan privatisasi (IPO dan IPO Lanjutan)

Konsolidasi perbankan dikembalikan kepada visi, misi dan arah yang ingin dicapai (goal setting) bank dalam jangka panjang agar tercipta stratifikasi bank secara alamiah/natural

Sejalan dengan konsolodasi perbankan, diperlukan sertifikasi bankir Indonesia untuk mendorong terciptanya bank-bank sehat dan sistem perbankan yang sehat pula

The name of the game in the future is banking consolidation (M &A) intinya: mengakuisisi atau diakuisisi

Konsolidasi perbankan akan menciptakan sustainable value creation bagi seluruh stakeholders

Konsolidasi perbankan perlu didorong dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pasar oligopolistis di kemudian hari yang justru bertolak belakang dengan tujuan dari cetak biru API.

…dilanjutkan dengan privatisasi…

…bergantung pada goal setting…

…tren ke depan adalah mengakuisisi atau diakuisisi…

…tetap waspada dengan potensi pasar oligopolistis…

UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI (Lanj)(Lanj)

Page 31: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (1)(1)

…kontroversi harus dikendalikan dengan berbagai pertimbangan yang rasional…

Kontroversi merger antarbank nasional, khususnya antarbank BUMN, tidak akan terjadi apabila mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini:

Menciptakan nilai bagi seluruh stakeholders melalui sinergi yang seluas-luasnya (1 + 1 > 2) sehingga tidak timbul resistensi

Meningkatkan kualitas bank pascamerger (SDM, teknologi, jaringan, budaya kerja, produk/jasa perbankan,

Proses konsolidasi (M&A) didorong oleh inisiatif & kesadaran pemilik dan pemegang saham serta memperoleh sambutan/ respon positif dari jajaran manajemen & karyawan

Tidak mengarah pada terjadinya pasar oligopolistis & penguasaan pangsa pasar dari sisi aset sehingga membahayakan posisi bank pascamerger apabila terjadi risiko sistemik (untuk masalah ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait)

Page 32: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (2)(2)

…perlu dukungan nyata dari semua stakeholders …

Seluruh pihak yang berkepentingan harus memberikan dukungan nyata kepada inisiatif strategis bank-bank untuk melakukan konsolidasi, karena:

Konsolidasi perbankan bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat & sistem keuangan yang kuat dengan dukungan bank-bank yang sehat.

Konsolidasi perbankan akan memperkuat posisi daya saing perbankan Indonesia di pasar keuangan internasional.

Pada akhirnya konsolidasi perbankan akan memberikan manfaat yang luas kepada seluruh stakeholders: otoritas moneter dan regulator, pemerintah, dan masyarakat luas.

Page 33: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (3)(3)

…problematik dan kompleksitas proses konsolidasi …

Melalui SPP, Bank Indonesia berharap proses konsolidasi perbankan dapat dipercepat untuk mendukung cetak biru API.

Hingga saat ini kalangan pemilik dan/atau PSP pada lebih dari satu bank beserta para pengurus bank tengah mempertimbangkan opsi-opsi yang bakal diambil dengan segala konsekuensinya.

Khusus untuk Bank BUMN, disamping faktor timing, maka apapun opsi yang akan dipilih tampaknya prosesnya tidak semudah pada bank-bank non persero mengingat ada “proses politik” yang harus ditempuh yang sifatnya mutlak.

Opsi pembentukan holding company merupakan opsi paling rumit antara lain karena pemerintah harus menyediakan dana besar untuk “mengakuisisi” sahamnya di bank-bank BUMN serta harus dilihat segi hukum mengenai status holding company.

Page 34: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

PENUTUPPENUTUP

Terima kasih atas perhatiannya.Terima kasih atas perhatiannya.

Semoga bermanfaat & sukses selalu.Semoga bermanfaat & sukses selalu.

Page 35: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

BACK UPBACK UP

Page 36: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

MARKET SHARE BANK BUMNMARKET SHARE BANK BUMN

Sumber : Bank Indonesia

13.6%

8.3%

11.7%

2.3%

0% 5% 10% 15% 20%

BTN

BRI

BNI

Mandiri 15.4%

10.4%

9.2%

1.7%

0% 5% 10% 15% 20%

BTN

BRI

BNI

Mandiri 16.1%

10.4%

9.3%

2.1%

0% 5% 10% 15% 20%

BTN

BRI

BNI

Mandiri

Pangsa Kredit Q3’06 (%) Pangsa DPK Q3’06 (%) Pangsa Asset Q3’06 (%)

Page 37: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KINERJA PERBANKANKINERJA PERBANKAN

Indikator keuangan perbankan 2006 (Rp triliun)

Sept. Okt. Nov. Des.

Aset 1.578,2 1.596,3 1.621,9 1.645,0

DPK 1.205,5 1.227,4 1.245,2 1.263,9

Kredit 787,7 811,4 836,3 863,3

LDR (%) 65,3 66,1 67,2 68,3

CAR (%) 21,0 20,9 20,7 20,2Sumber: Bank Indonesia Keterangan:* Angka perkiraan

Page 38: KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE

KEPEMILIKAN BANK DI BEBERAPA NEGARAKEPEMILIKAN BANK DI BEBERAPA NEGARA