konsolidasi perbankan nasional menuju best practice
DESCRIPTION
KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE. Disiapkan oleh: Ryan Kiryanto Ekonom & analis perbankan. Jakarta, 2 Juni 2007. RINGKASAN EKSEKUTIF. KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KENISCAYAAN. Pelajaran dari krisis perbankan. ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL MENUJU BEST
PRACTICE
Disiapkan oleh:
Ryan KiryantoEkonom & analis perbankan
Jakarta, 2 Juni 2007
KONSOLIDASI PERBANKAN KONSOLIDASI PERBANKAN
(MERGER & AKUISISI)(MERGER & AKUISISI)
ARSITEKTUR ARSITEKTUR PERBANKAN PERBANKAN INDONESIAINDONESIA
PENINGKATAN NILAI BAGI PENINGKATAN NILAI BAGI SEGENAP STAKEHOLDERSSEGENAP STAKEHOLDERS
• SOUND BANKS SOUND BANKS • SOUND BANKING SYSTEMSOUND BANKING SYSTEM
• FINANCIAL STABILITYFINANCIAL STABILITY
PE
NY
EM
PU
RN
AA
N
PE
NY
EM
PU
RN
AA
N
RE
GU
LA
SI D
AN
SU
PE
RV
ISI
RE
GU
LA
SI D
AN
SU
PE
RV
ISI
Pelajaran dari krisis perbankan
Proses konsolidasi perbankan berjalan lamban
Terdapat beberapa kendala konsolidasi
KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KENISCAYAANKENISCAYAAN
Muncul kasus-kasus fraud perbankanCetak biru Arsitektur Perbankan Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF
LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Krisis perbankan 1997-2000 telah
menyadarkan perbankan nasional untuk
konsolodasi Proses konsolidasi berjalan lamban Beberapa penyebab sulitnya konsolidasi
perbankan:
Penurunan jumlah bank dari 240 bank
menjadi 130 bank di tahun 2001-2007
karena ketidakmampuan menyesuaikan
diri dengan perubahan lingkungan
bisnis
…krisis perbankan…
… konsolidasi lamban…
… belum ada sistem insentif…
…jumlah bank berkurang…
Belum adanya sistem insentif Masih kuatnya ego pemilik Sulitnya menyatukan budaya kerja Core business yang terdeferensiasi
LATAR BELAKANG (Lanj)LATAR BELAKANG (Lanj) Jumlah bank yang banyak (130 bank)
dengan ribuan kantor cabang di DN dan LN menyulitkan pengawasan secara intensif oleh bank sentral
Konsentrasi atau dominasi kepemilikan bank oleh individu-individu sekaligus sebagai pengurus bank (langsung atau tidak langsung) berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dan moral hazard dalam pengelolaan bank
Kasus fraud di industri perbankan nasional dalam beberapa tahun terakhir mengindikasikan lemahnya kualitas kontrol internal dan kurang terpujinya moralitas sebagian pengurus bank serta kurang optimalnya pengawasan bank oleh bank sentral karena ketidakseimbangan jumlah bank dengan jumlah aparat pengawas bank
…sulitnya pengawasan perbankan…
…adanya benturan kepentingan…
…lemahnya kontrol internal dan moralitas bankir…
LATAR BELAKANG (Lanj)LATAR BELAKANG (Lanj) Bank Indonesia mengeluarkan
rekomendasi untuk percepatan penyehatan perbankan dalam kurun waktu 5 – 10 tahun ke depan
Bank Indonesia telah menyusun cetak biru Arsitektur Perbankan Indonesia (API) beserta visi, misi, dan arah yang ingin dicapai
Visi API adalah mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
6 Pilar dalam API: 1. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan
kokoh2. Menciptakan sistem pengaturan & pengawasan bank yang
efektif sesuai standar internasional3. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya
saing tinggi4. Menciptakan good corporate governance untuk memperkuat
kondisi internal perbankan nasional5. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk terwujudnya
industri perbankan yang sehat6. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen
jasa perbankan
…rekomendasi BI…
…cetak biru API…
…6 Pilar API…
KONDISI SAAT INIKONDISI SAAT INI
Bank Indonesia mendorong munculnya kesadaran kalangan perbankan untuk melakukan konsolidasi melalui merger dan akuisisi (M&A)
Kalangan perbankan merespon positif himbauan atau desakan BI agar perbankan segera melakukan konsolidasi
Konsolidasi melalui M&A seyogyanya dilakukan atas dasar inisiatif bank-bank dengan persetujuan pemegang saham pengendali (PSP) dan ijin dari BI
Konsolidasi atau merger dapat dilakukan antara bank konvensional dengan bank syariah apabila bank hasil konsolodasiatau merger menjadi bank berdasarkan prinsip syariah atau bank konvensional namun memiliki unit atau kantor cabang syariah
Akuisisi dapat dilakukan oleh perorangan atau badan hukum baik melalui pembelian saham bank secara langsung maupun melalui bursa yang mengakibatkan beralihnya pengendalian bank, yaitu bila kepemilikan saham:
a. Menjadi sebesar 25% atau lebih dari modal disetor bank; ataub. Kurang dari 25% dari modal disetor bank namun menentukan baik secara langsung
maupun tidak langsung pengelolaan dan/atau kebijaksanaan bank
…muncul kesaran untuk konsolidasi…
…konsolidasi didorong oleh kesadaran…
…konsolidasi antara bank konvensional versus bank syariah…
KEBIJAKAN BANK INDONESIA KEBIJAKAN BANK INDONESIA
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6
Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan
dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Struktur Perbankan yang Sehat
Sistem Pengaturan yang Efektif
Sistem Pengawasan yang Independen dan
Efektif
Industri Perbankan yang Kuat
Infrastruktur Pendukung yang
Mencukupi
Perlindungan Konsumen
Arsitektur Perbankan Indonesia Arsitektur Perbankan Indonesia (API)(API)
50
0.1
Permodalan Rp triliun
10
Internasional
Bank Nasional
BPR Bank dengan
kegiatan usaha terbatas
Permodalan Rp triliun
10
Bank Internasional
Bank Nasional
Daerah
BPR Bank dengan
kegiatan usaha terbatas
Korporasi Ritel Lainnya
…terdapat stratifikasi bank sesuai API…
…struktur bank didominasi bank skala nasional (bank fokus)…
…konsolidasi ditujukan bagi semua bank dalam setiap strata…
Jml bank
2 - 3
3 - 5
30 - 50
2 - 3
3 - 5
30 - 50
KEBIJAKAN BANK INDONESIA KEBIJAKAN BANK INDONESIA (Lanj)(Lanj)
URGENSI ARSITEKTUR PERBANKAN URGENSI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)INDONESIA (API)
Menciptakan struktur perbankan nasional yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
Mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya saing tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko
Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional
Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional (B.I.S)
Menciptakan infrastruktur perbankan yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat dan kuat (sound banking industry )
Menciptakan pemberdayaan dan perlindungan konsumen pengguna jasa perbankan
*) Berdasarkan 6 Pilar API dan lebih ditujukan bagi perbankan nasional secara umum
…struktur perbankan sehat & kuat…
…peran pembangunan ekonomi nasional…
…mendorong good corporate governance…
…best international practises…
SINGLE PRESENCE POLICY SINGLE PRESENCE POLICY (SPP)(SPP)
Rencana penerapan kebijakan Rencana penerapan kebijakan Single Presence Policy (SPP)Single Presence Policy (SPP) pada pada 2008 2008
Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada hanya 1 bank umum.(PSP) pada hanya 1 bank umum.
Mempercepat konsolidasi perbankan sesuai Aristektur Mempercepat konsolidasi perbankan sesuai Aristektur Perbankan Indonesia (API).Perbankan Indonesia (API).
Meningkatkan efektiMeningkatkan efektivvitas pengawasan perbankan oleh BI.itas pengawasan perbankan oleh BI. Memudahkan pelaksanaan proses pemeliharaan Stabilitas Memudahkan pelaksanaan proses pemeliharaan Stabilitas
Sistem Keuangan (SSK).Sistem Keuangan (SSK). Meningkatkan level Meningkatkan level supervisory reviewsupervisory review dan dan risk managrisk manageementment
dalam rangka dalam rangka Basel II complianceBasel II compliance..
Sasaran SPPSasaran SPP
Pengecualian penerapan kebijakan ini berlaku pada pemegang Pengecualian penerapan kebijakan ini berlaku pada pemegang saham pengendali yang mempunyai prinsip kegiatan usaha yang saham pengendali yang mempunyai prinsip kegiatan usaha yang berbeda yaitu konvensional dan syariahberbeda yaitu konvensional dan syariah
PEMEGANG SAHAM PEMEGANG SAHAM PENGENDALIPENGENDALI
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 5/25/2003 tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) disebutkan :
Pemegang saham pengendali adalah badan hukum Pemegang saham pengendali adalah badan hukum
perseorangan dan atau kelompok usaha yang memiliki perseorangan dan atau kelompok usaha yang memiliki
saham bank minimal 25%, mempunyai hak suara atau opsi, saham bank minimal 25%, mempunyai hak suara atau opsi,
menjalankan manajemen, dan mempengaruhi kebijakan menjalankan manajemen, dan mempengaruhi kebijakan
bank.bank. Pihak yang memiliki saham bank kurang dari 25% dapat Pihak yang memiliki saham bank kurang dari 25% dapat
juga dikategorikan sebagai pemegang saham pengendali juga dikategorikan sebagai pemegang saham pengendali
jika yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan jika yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan
pengendalian bank secara langsung maupun tidak pengendalian bank secara langsung maupun tidak
langsung.langsung.
3 OPSI SINGLE PRESENCE 3 OPSI SINGLE PRESENCE POLICYPOLICY
Pemegang Saham Pengendali (PSP) yang telah mengendalikan lebih dari 1 bank di Indonesia diberikan 3 opsi sebagai berikut :
Mengurangi porsi kepemilikannya pada bank Mengurangi porsi kepemilikannya pada bank
lain sehingga hanya menjadi pemegang saham lain sehingga hanya menjadi pemegang saham
pengendali pada satu bank.pengendali pada satu bank. Melakukan merger atau konsolidasi terhadap Melakukan merger atau konsolidasi terhadap
bank-bank yang dikendalikan.bank-bank yang dikendalikan. Membentuk perusahaan induk atau Membentuk perusahaan induk atau holding holding
companycompany..
PRO & KONTRA PRO & KONTRA No.No. Opsi Opsi ProsPros ConsCons
1. Mengurangi porsi kepemilikan pada bank lain
- Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI
- Dominasi asing atas per-bankan di Indonesia dapat dikurangi
- Pemerintah tidak mempu-nyai kontrol lagi atas bank BUMN
- Berkurangnya pendapatanpemerintah dari dividen bank BUMN
- Dapat mengurangi minat investor asing masuk ke Indonesia
2. Merger - Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI
- Muncul bank yang kuat berskala internasional
- Pemerintah masih tetap mendapat dividen
-Perlunya usaha yang keras dan terarah untuk menyatukan bank-bank dgn segala perbedaan-nya
- Menambah beban pemerin-tah dari sisi penambahan pengangguran
PRO & KONTRA (Lanj)PRO & KONTRA (Lanj)
No.No. OpsiOpsi ProsPros ConsCons
3. Membentuk bank holding company
- Lebih mudah dari segi pengawasan oleh BI
- Pemerintah tidak bisa secara langsung mengontrol
- Berpengaruh thd harga saham bagi bank yang telah go-public
- Pemerintah harus menyediakan dana yang cukup besar untuk proses “akuisisi” saham bank yang dikuasai karena harus melalui proses tender offer di pasar modal. Semakin besar dana yg harus disiapkan oleh pemerintah dgn naikknya harga saham akibat proses tender offer tersebut.
No.No. Opsi Opsi ProsPros ConsCons
BANK BERKINERJA BAIK (BKB)BANK BERKINERJA BAIK (BKB)
KRITERIA BANK KINERJA BAIK KRITERIA BANK KINERJA BAIK (2007)(2007)
Selama 3 (tiga) tahun terakhir:•Modal inti di atas Rp. 100 miliar•Sehat, dengan faktor manajemen tergolong
baik•Rasio Kecukupan modal minimal 10%•Peringkat tata kelola yang baik
Bank berkinerja baik (BKB) –mulai 2007 ini-- sebagai Bank berkinerja baik (BKB) –mulai 2007 ini-- sebagai salah satu tahapan menuju Anchor Bank untuk salah satu tahapan menuju Anchor Bank untuk akselerasi konsolidasi perbankan:akselerasi konsolidasi perbankan:
ANCHOR BANKANCHOR BANK
KRITERIA BANK KRITERIA BANK JANGKARJANGKAR•Rasio kecukupan modal (CAR) minimal 12% dan rasio modal inti
(Tier 1) minimum 6%•Ratio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%•Pertumbuhan kredit riil minimum 22%, atau LDR minimal 50%•Rasio Kredit bermasalah (NPL) net dibawah 5%•Memiliki kemampuan menjadi konsolidator
Anchor bank (bank jangkar) –mulai 2010-- Anchor bank (bank jangkar) –mulai 2010-- sebagai salah satu strategi konsolidasi sebagai salah satu strategi konsolidasi perbankan:perbankan:
KESIAPAN PERBANKAN NASIONALKESIAPAN PERBANKAN NASIONAL
Sebagian besar kalangan perbankan nasional merespon positif Single Presence Policy (SPP) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam kerangka mengakselerasi konsolidasi perbankan nasional.
Secara umum para pemilik dan/atau pemegang saham pengendali pada lebih dari satu bank --baik bank swasta nasional maupun bank persero– beserta para pengurus bank tengah mempertimbangkan secara serius opsi-opsi yang tersedia dengan segala implikasinya.
Beberapa pemilik dan/atau pemegang saham pengendali sudah melakukan penjajagan satu sama lain untuk kemungkinan terjadinya konsolidasi atau integrasi kepemilikan bank hanya pada satu bank.
KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL (Lanj)(Lanj)
Namun demikian mereka masih mengharapkan kejelasan terkait dengan hal-hal berikut ini:
Adakah sistem insentif atau sweetener (misalnya kelonggaran pajak dan kemudahan lainnya) bagi bank-bank yang melakukan konsolidasi melalui salah satu opsi yang tersedia?
Adakah sistem dis-insentif bagi bank-bank yang tidak mampu memenuhi ketentuan Bank Indonesia terkait dengan proses konsolidasi sesuai dengan cetak biru API sesuai tenggat waktu yang ada? (Menjadi Bank Berkinerja Baik di 2070 dan Bank Jangkar di 2010?)
Adakah mekanisme exit policy yang elegan bagi bank-bank yang sama sekali tidak mampu memenuhi kriteria API berdasarkan opsi-opsi yang tersedia?
Bagaimana konsistensi implementasi berbagai kebijakan terkait dengan konsolidasi perbankan nasional?
MODEL KONSOLIDASI PERBANKANMODEL KONSOLIDASI PERBANKAN
Bertumpu pada perkembangan kinerja bank secara natural dengan konsekuensi dibutuhkan waktu yang lama untuk merilis konsolidasi sesuai API.
Tidak hanya bertumpu pada perkembangan kinerja bank secara natural, melainkan bertumpu pada langkah-langkah strategis seperti merger, akuisisi dan aliansi strategis.
Konsep bank jangkar hanya merupakan salah model untuk mengakseleasi konsolidasi perbankan nasional
…pertumbuhan organik …
…pertumbuhan non organik…
TERDAPAT 2 (DUA) STRATEGI KONSOLIDASI BANK MELALUI KONSEP PERTUMBUHAN
Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar (definisi merger menurut peraturan pemerintah)
Akuisisi yaitu suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham
Bank jangkar akan mengakuisisi bank-bank lainnya baik dalam dalam stratanya maupun di luar stratanya
…merger …
…akuisisi…
..bank jangkar..
MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)
TEKNIS KONSOLIDASI PERBANKAN TEKNIS KONSOLIDASI PERBANKAN (Common Practice)(Common Practice)
Secara teknis konsolidasi perbankan dapat dilakukan melalui 2 (dua) pola, yaitu:
1. MERGER
2. AKUISISI
Apapun pola yang diambil, konsolidasi bank harus memberikan value, benefits dan keuntungan maksimal bagi seluruh stakeholders:
1. Bagi perbankan nasional:Menciptakan profil perbankan nasional dengan portofolio yang optimal serta kondisi keuangan yang sehat & stabil sehingga memiliki risk taking capacity lebih besar dengan daya saing makin kuat di pasar domestik & internasional
2. Bagi nasabah: Memberikan value proposition terbaik dengan menawarkan produk/jasa perankan lebih lengkap, efisien & kompetitif
3. Bagi Manajemen & karyawan:Menawarkan peluang/kesempatan kerja yang lebih baik
4. Bagi Pemegang saham: Menciptakan nilai secara berkesinambungan dari sinergi yang tercipta5. Bagi Pemerintah & Bank Indonesia: Terciptanya sistem perbankan yang sehat & kuat untuk memberi kontribusi optimal bagi
pembangunan nasional
S I N E R S I N E R G IG I
1 + 1 > 21 + 1 > 2
MANFAAT KONSOLIDASI MANFAAT KONSOLIDASI PERBANKANPERBANKAN
Bank yang kuat & berkinerja baik karena memiliki Bank yang kuat & berkinerja baik karena memiliki kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing
yang tinggiyang tinggi
Perluasan pangsa pasar Peningkatan profit margin Peningkatan rasio price to book value (PBV) Mendorong terjadinya cross selling Akulturasi budaya kerja yang lebih pro pasar dan profesional
Economic of scale Peningkatan efisiensi operasional Perbaikan rasio cost to income ratio (CIR atau BOPO)
Penyempurnaan risk management system Peningkatan risk awareness & risk culture
1. Peningkatan future earnings, karena:
2. Penurunan biaya, karena:
3. Penurunan tingkat risiko, karena:
*) Dari perspekktif pelaku industri perbankan
IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKANIMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN
Terhadap peta perbankan nasional:
Akan terjadi konsolidasi (melalui merger atau akuisisi) yang sifatnya alamiah (market driven), semi paksaan (semi-heavy handed), dan paksaan (high regulated driven atau fully heavy-handed driven).
Jumlah bank akan berkurang, paling tidak jumlahnya mendekati cetak biru sesuai dengan skala banknya.
Bank-bank akan melakukan revisit business strategy dengan lebih fokus kepada satu bisnis (core business) andalan.
Persaingan antarbank menjadi lebih terbuka dan sehat dimana proses merger atau akuisisi menjadi peristiwa yang biasa di industri perbankan nasional.
Peran teknologi informasi akan semakin dominan menggantikan peran sumber daya manusia yang low skill sehingga terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja di industri perbankan secara alamiah melalui migrasi profesi maupun turunnya permintaan.
IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)
Terhadap fungsi intermediasi bagi sektor riil:
Fungsi intermediasi perbankan akan berjalan lebih optimal.
Sektor riil lebih mudah melakukan akses kepada bank-bank karena terjadi spesialisasi pengelolaan bisnis bank sesuai dengan skala bank maupun core business-nya
Kegairahan sektor riil akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dengan segala dampak penggandanya (multiplier effects).
PENGALAMAN EMPIRISPENGALAMAN EMPIRIS
A. CONTOH KASUS MERGER YANG SINERGIS DI MALAYSIA
BANK MALAYSIA BERHAD (BBMB)
Bank Milik Pemerintah
BANK OF COMMERCE
(BOC)
Bank Milik Swasta
BANK BUMIPUTRA COMMRCE
Bank untuk Semua orang Malaysia
Merger dua budaya kerja yg berbeda:
• Bank pemerintah dgn bank swasta
• Pasar memberikan reaksi positif
Bank gabungan (BCB) kini menjadi bank terkemuka:
• Bank kedua terbesar dari sisi aset
• Bank dengan model operasi back-office yang inovatif==
• Autonomous business units yang sangat fokus pada pelayanan setiap segmen
Melanjutkan strategi pertumbuhan yang cepat, termasuk akuisisi regional (Bank Niaga dari Indonesia)
PENGALAMAN EMPIRIS (Lanj)PENGALAMAN EMPIRIS (Lanj)
B. CONTOH KASUS MERGER DI KANADA
ROYAL BANK OF CANADA
Peringkat 1
BANK OF MONTREAL
Peringkat 3
MERGER ANTARBANK DI ATAS DITOLAK OLEH OTORITAS MONETER KANADA KARENA BERPOTENSI TERCIPTANYA
OLIGOPOLISTISOLIGOPOLISTISYANG TIDAK KONDUSIF BAGI TERCIPTANYA PERSAINGAN
SEHAT DI INDUSTRI PERBANKAN KANADA
CANADIAN IMPERIAL BANK OF
COMMERCIALPeringkat 2
TORONTO DOMINION BANK
Peringkat 5
Dua bank pascamerger di atas bersama dengan Bank Scotia (peringkat 5) akan menjadi 3 bank terbesar yang mengontrol
70% aset perbankan di Kanada PASAR OLIGOPOLISTIS
KEMUNGKINAN KONSOLIDASI PERBANKAN KEMUNGKINAN KONSOLIDASI PERBANKAN INDONESIA INDONESIA
Wacana M&A di bank-bank BUMN yang menghasilkan bank pasca M&A dengan penguasaan pangsa pasar dari sisi aset melebihi 50% perlu dipikirkan, karena:
Boleh jadi M&A antarbank BUMN berpotensi menciptakan pasar oligopolistis.
Boleh jadi M&A antarbank BUMN justru akan membahayakan posisi bank pasca M&A dari sisi risiko sistemik.
Merger antarbank BUMN atau antara Bank BUMN dengan bank swasta skala besar yang menghasilkan bank pascamerger dengan penguasaan pangsa aset di bawah 20% secara nasional, akan menciptakan sinergi bisnis & tidak ada risiko sistemik: merupakan merger ideal yang perlu didorong.
BEBERAPA KENDALA BEBERAPA KENDALA MERGERMERGER
KONTROVERSI MERGER ANTARBANK BUMN
Banyak pemilik
Penuh curiga & prasangka
Tidak transparan
Keputusan tidak jelas
Resistensi yang naif
Banyak pihak (pemangku kepentingan) merasa memiliki bank BUMN
Pengelolaan bank BUMN di masa lalu dipandang dengan penuh kecurigaan
Proses perbaikan/restrukturisasi bank BUMN dinilai tidak transparan
Proses pengambilan keputusan yang dinilai tidak jelas dan dipandang dengan penuh kecurigaan
Konsolidasi melalui M&A secara alamiah baru merupakan wacana dan akan dimulai sehingga banyak menimbulkan resistensi (penolakan, penentangan, protes)
Problem budaya kerjaPemahaman tentang proses percampuran budaya kerja yang sulit disatukan
Duplikasi sumber daya
Pemahaman akan terjadi duplikasi atau redundansi sumber daya sehingga terjadi inefisiensi operasional, organisasi menjadi tidak efektif dan kemungkinan kanibalisme produk/jasa perbankan
UPAYA MENDORONG UPAYA MENDORONG KONSOLIDASIKONSOLIDASI
Diperlukan sistem insentif untuk mendorong konsolidasi perbankan
Sistem insentif harus dibicarakan antara perbankan, BI, dan pemerintah (Depkeu) misalnya dalam hal perlakuan pajak & pemenuhan rasio-rasio tingkat kesehatan bank (CAR, NPL, LDR, BOPO, ROA, ROI, ROE)
Konsolidasi perbankan hendaknya mempertimbangkan batas kepemilikan asing sehingga tercipta distribusi kepemilikan untuk memperkuat implementasi prinsip good corporate governance, market discipline& fair competition sekaligus untuk keperluan penciptaan stabilitas moneter & finansial (nilai tukar rupiah, suku bunga, laju inflasi)
…perlu sistem insentif…
…tercipta distribusi kepemilikan yang luas…
…good corporate governance, market discipline & fair competition…
Konsolidasi perbankan nasional harus diikuti dengan privatisasi (IPO dan IPO Lanjutan)
Konsolidasi perbankan dikembalikan kepada visi, misi dan arah yang ingin dicapai (goal setting) bank dalam jangka panjang agar tercipta stratifikasi bank secara alamiah/natural
Sejalan dengan konsolodasi perbankan, diperlukan sertifikasi bankir Indonesia untuk mendorong terciptanya bank-bank sehat dan sistem perbankan yang sehat pula
The name of the game in the future is banking consolidation (M &A) intinya: mengakuisisi atau diakuisisi
Konsolidasi perbankan akan menciptakan sustainable value creation bagi seluruh stakeholders
Konsolidasi perbankan perlu didorong dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pasar oligopolistis di kemudian hari yang justru bertolak belakang dengan tujuan dari cetak biru API.
…dilanjutkan dengan privatisasi…
…bergantung pada goal setting…
…tren ke depan adalah mengakuisisi atau diakuisisi…
…tetap waspada dengan potensi pasar oligopolistis…
UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI (Lanj)(Lanj)
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (1)(1)
…kontroversi harus dikendalikan dengan berbagai pertimbangan yang rasional…
Kontroversi merger antarbank nasional, khususnya antarbank BUMN, tidak akan terjadi apabila mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini:
Menciptakan nilai bagi seluruh stakeholders melalui sinergi yang seluas-luasnya (1 + 1 > 2) sehingga tidak timbul resistensi
Meningkatkan kualitas bank pascamerger (SDM, teknologi, jaringan, budaya kerja, produk/jasa perbankan,
Proses konsolidasi (M&A) didorong oleh inisiatif & kesadaran pemilik dan pemegang saham serta memperoleh sambutan/ respon positif dari jajaran manajemen & karyawan
Tidak mengarah pada terjadinya pasar oligopolistis & penguasaan pangsa pasar dari sisi aset sehingga membahayakan posisi bank pascamerger apabila terjadi risiko sistemik (untuk masalah ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait)
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (2)(2)
…perlu dukungan nyata dari semua stakeholders …
Seluruh pihak yang berkepentingan harus memberikan dukungan nyata kepada inisiatif strategis bank-bank untuk melakukan konsolidasi, karena:
Konsolidasi perbankan bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat & sistem keuangan yang kuat dengan dukungan bank-bank yang sehat.
Konsolidasi perbankan akan memperkuat posisi daya saing perbankan Indonesia di pasar keuangan internasional.
Pada akhirnya konsolidasi perbankan akan memberikan manfaat yang luas kepada seluruh stakeholders: otoritas moneter dan regulator, pemerintah, dan masyarakat luas.
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (3)(3)
…problematik dan kompleksitas proses konsolidasi …
Melalui SPP, Bank Indonesia berharap proses konsolidasi perbankan dapat dipercepat untuk mendukung cetak biru API.
Hingga saat ini kalangan pemilik dan/atau PSP pada lebih dari satu bank beserta para pengurus bank tengah mempertimbangkan opsi-opsi yang bakal diambil dengan segala konsekuensinya.
Khusus untuk Bank BUMN, disamping faktor timing, maka apapun opsi yang akan dipilih tampaknya prosesnya tidak semudah pada bank-bank non persero mengingat ada “proses politik” yang harus ditempuh yang sifatnya mutlak.
Opsi pembentukan holding company merupakan opsi paling rumit antara lain karena pemerintah harus menyediakan dana besar untuk “mengakuisisi” sahamnya di bank-bank BUMN serta harus dilihat segi hukum mengenai status holding company.
PENUTUPPENUTUP
Terima kasih atas perhatiannya.Terima kasih atas perhatiannya.
Semoga bermanfaat & sukses selalu.Semoga bermanfaat & sukses selalu.
BACK UPBACK UP
MARKET SHARE BANK BUMNMARKET SHARE BANK BUMN
Sumber : Bank Indonesia
13.6%
8.3%
11.7%
2.3%
0% 5% 10% 15% 20%
BTN
BRI
BNI
Mandiri 15.4%
10.4%
9.2%
1.7%
0% 5% 10% 15% 20%
BTN
BRI
BNI
Mandiri 16.1%
10.4%
9.3%
2.1%
0% 5% 10% 15% 20%
BTN
BRI
BNI
Mandiri
Pangsa Kredit Q3’06 (%) Pangsa DPK Q3’06 (%) Pangsa Asset Q3’06 (%)
KINERJA PERBANKANKINERJA PERBANKAN
Indikator keuangan perbankan 2006 (Rp triliun)
Sept. Okt. Nov. Des.
Aset 1.578,2 1.596,3 1.621,9 1.645,0
DPK 1.205,5 1.227,4 1.245,2 1.263,9
Kredit 787,7 811,4 836,3 863,3
LDR (%) 65,3 66,1 67,2 68,3
CAR (%) 21,0 20,9 20,7 20,2Sumber: Bank Indonesia Keterangan:* Angka perkiraan
KEPEMILIKAN BANK DI BEBERAPA NEGARAKEPEMILIKAN BANK DI BEBERAPA NEGARA