makalah.docx

Upload: mojan-bima

Post on 08-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah mengintergrasikan kegiatan ekonomi dengan integritas lingkungan kepedulian social, dan sistem dengan pemerintahan yang efektif . Tujuan dari intergritas ini dapat dilihat sebagai pembangunan berkelanjutan ( MMSD, 2002 ). Dalam konteks bidang mineral , tujuannya untuk memaksimalkan kontribusi terhadap kesejahteraan generasi sekarang dengan cara yang menjamin pemeratan biaya dan manfaat , tanpa mengurangi potensi untuk generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri (MMSD 2002 ) . Pertambangan harus dikelola dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan wilayah yang berkelanjutan ( Suyartono dkk, 2003 ). Stokeholder pembangunan berkelanjutan terbagi menjadi beberapa yakni : 1. Pemerintahan daerah dan pusat Pemerintahan wajib memberikan kebutuhan dasar bagi masyarakat dalam hal prasaranan maupun umum serta kepastian dan keamanan investasi . 2. Pelaku usaha pertambangan Perusahaan tambang bertugas untuk mengembangkan usahanya agar menghasilkan keuntungan bagi Negara, daerah , dan masyarakat dalam bentuk lapangan kerja dan program -program social . 3. Masyarakat setempat Kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan dengan memanfaatkan hasil pembangunan .( Suyartono , dkk 2003 )sumberdaya mineral merupakan semua bahan galian yang terdapat di bumi yang dapat dipakai untuk kebutuhan hidup manusia. sumber daya mineral merupakan modal nasional yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang pembangunan . Namun , pemanfaatan sumber daya mineral tersebut harus memperhatikan konversi dan upayah untuk kelestarian fungsi ekosistemnya. Untuk mendukung keberhasilan usaha tersebut , perlu diketahui lokasi keterdapatanya dengan pasti potensi dan kondisi sumber daya mineral yang ada di suatu wilayah , sehingga dapat dibuat perencanaan yang tepat dalam pengembangan wilayah tersebut . Energi sangat penting peranannya dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai bahan bakar untuk proses industrialisasi, sebagai bahan baku untuk proses produksi, dan sebagai komoditas ekspor yang merupakan sumber devisa negara. Sebagai sumber daya alam, energi harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat dan pengelolaannya harus mengacu pada asas pembangunan berkelanjutan.1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana peran pembangunan lanjutan dalam pengelolaan energi dan sumberdaya mineral di indonesia saat ini ?2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan ?3. Bagaimana landasan hukum pembangunan berkelanjutan di Indonesia ?4. Bagaimana tahap eksploitasi sumberdaya mineral dan energy yang sesuai dengan kaidah sistematika ?5. Bagaimana pengelolaan sumberdaya mineral dan energi yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup ?1.3 TujuanAdapun tujuan dari makalah ini yakni : 1. untuk mengetahui peran pembangunan dalam pengelolaan energi dan sumberdaya mineral saat ini2. untuk mengetahui prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan3. untuk mengetahui landasan hukum pembangunan berkelanjutan di indonesia4. untuk mengetahui tahap eksploitasi sumberdaya mineral dan energy yang sesuai dengan kaidah sistematika5. untuk mengetahui pengelolaan sumberdaya mineral dan energi yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Peran Pembangunan Lanjutan Dalam Pengelolaan Energi Dan Sumberdaya Mineral Di IndonesiaKrisis multidimensi yang berkepanjangan selama hampir satu dekade terakhir ini seharusnya membangunkan Indonesia yang telah terlena lama sekali oleh "easy money". Pembangunan di Indonesia selama 30 tahun memberikan ilusi bahwa kemajuan ekonomi berlangsung seolah-olah tak terbatas. Kontraksi ekonomi sebesar -15 persen per tahun seperti yang terjadi pada tahun 1997-98 tidak pernah diperkirakan sebelumnya.Konsep pembangunan yang dipraktekkan sejak 1966 di Indonesia mendasarkan pertumbuhan ekonomi pada beberapa sektor utama, terutama minyak dan sumberdaya mineral. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi sejak itu melesat hingga berkisar pada 7 persen per tahun. Dari salah satu negara termiskin di dunia, pendapatan per kapita Indonesia meningkat hingga di atas $500 per tahun, bahkan sekitar $1,000 menjelang terjadinya krisis ekonomi. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan saat ini yang tidak mengurangi kesempatan dari generasi mendatang untuk membangun. Secara statik pembangunan berkelanjutan adalah sebuah pembangunan yang secara serentak membangun ekonomi, sosial, serta lingkungan. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak boleh berdampak pada pengrusakan pranata sosial dan lingkungan.Dampak sosial dari ekstraksi minyak, gas, dan mineral akhir-akhir ini semakin banyak disoroti dunia. Pertama, kegiatan ekstraksi ini biasanya memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar, tetapi tidak kepada masyarakat yang tinggal di sekitar tempat ekstraksi. Kegiatan ekstraksi ini biasanya dilakukan dalam bentuk enclave, tanpa ada upaya mengintegrasikan dengan kegiatan sosial-ekonomi di sekitarnya. Sumbangan sektor energi dan sumberdaya mineral terhadap kerekatan sosial di Indonesia dapat diukur melalui indikator-indikator berikut ini.sumber daya mineral dan energi memiliki dampak lingkungan dalam bentuk polusi dan penipisan sumberdaya alam. Pada proses di mana pertambangan terjadi di tempat-tempat yang ekosistemnya rentan (misalnya pertambangan di wilayah hutan lindung), maka eksploitasi sumberdaya energi dan mineral akan berdampak pada ekosistem tersebut. Dampak lingkungan ini terjadi baik pada saat penambangan (minyak, gas bumi, dan mineral), pengolahannya, pengangkutannya, transformasinya dari energi primer menjadi energi sekunder, serta penggunaannya oleh konsumen di berbagai sektor. Dampak lingkungan dari proses ekstraksi di antaranya adalah masalah tailing, pencemaran hidrokarbon, merkuri, dan bahan beracun dan berbahaya (B3) lainnya di laut dan sungai, serta masalah lainnya.Selain peranannya yang penting sebagai penghasil devisa melalui ekspor, sektor minyak dan gas memiliki peran yang penting sebagai sumber energi, di mana ketersediaannya masih bergantung kepada sumber-sumber yang tidak terbarukan seperti minyak, gas, dan batu-bara. Sumber-sumber terbarukan seperti panas bumi, biomasa, air, angin, dan tenaga matahari belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan demikian, pasokan energi domestik akan terancam dengan terancamnya keberlanjutan produksi energi primer yang tidak terbarukan ini. Sebagai sumber energi yang dibutuhkan pembangunan, pertanyaan-pertanyaan berikut dapat menjadi panduan dalam evaluasinya.Selain itu, untuk mendukung keberlanjutan dari pembangunan yang ada, pendapatan dari sumber-sumber tak-terbarukan seperti minyak, gas, dan mineral harus ditanam kembali untuk memperbesar modal pembangunan dari sumber- sumber terbarukan seperti panas bumi, angin, air, serta sumber daya manusia. 2.2 Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Ada beberapa beberapa bidang yang menjadi prinsip-prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan baik itu di suatu Negara ataupun daerah, dilihat dari segi : Bidang Ekonomi memaksimalkan kesejahteraan manusia memanfaatkan efesiensi pengunaan semua sumber daya , baik alam maupun lainnya , dengan memaksimalkan harga sewa . berusaha untuk mengidentifikasi dan interpretasikan biaya kelayakan perusahaan

Bidang Sosial Menjamin distribusi yang adil tentang biaya dan manfaat pembangunan bagi semua yang hidup hari ini . Menghormati dan memperkuat hak-hak dasar manusia , termasuk kebebasan sipil , dan politik , otonomi budaya , kebebasan social dan ekonomi , dan keamanan social.

Bidang Lingkungan Mempromosikan pengolahan yang berta bertangungg jawab sumber daya alam dan lingkungan hidup , termasuk perbaikan kerusakan masa lalu . Meminimalkan limbah dan kerusakan lignkungan di seluruh rantai pasokan. Bersikap bijaksana dimana dampak tidak diketahui atau tidak pasti Beroperasi dalam batas-batas ekologis dan melindungi sumberdaya alam penting.

Bidang Pemerintahan Mendukung demokrasi perwakilan , termasuk pengambilan keputusan yang partisipatif . Mendorong usaha bebas dalam suatu sistem aturan dan intesif melalui pengawasan dan keseimbangan yang tepat . Memastikan transparansi melalui penyediaan akses ke informasi yang relevan dan akurat bagi semua pemandu kepentingan . Memastikan akuntabilitas untuk keputusan dan tindakan yang didasarkan pada analisis yang komprehensif dan dapat diandalkan . Mendorong kerja sama dalam rangka membangun kepercayaan dan tujuan dan nilai-nilai bersama. Memastikan bahwa keputusan yang dibuat pada tingkat yang sesuai, berpegang pada prinsip subsidiaritas. 2. 3 Landasan Hukum Pembangunan Berkelanjutan Di IndonesiaPada tahun 1998 dibentuk Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH) yang kemudian pada tahun 2002 di ubah menjadi Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) yang kemudian pada 2003 dirubah menjadi Mneteri Negara Lingkungan Hidup (LH). Kelembagaan ini mempunyai peranan penting dalam memberi landasan lingkungan bagi pelaksanaan pembangunan di negara kita.Pada tahun 1982 telah di Undangkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1982 (LN 1982 No. 12) tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan hidup secara terpadu dengan mengamanatkan keharusan untuk mengkaitkan pelaksanaan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan hidup melalui apa yang dinamakan pembangunan berwawasan lingkungan Undang-Undang ini mempunyai arti penting tersendiri, menurut Sundari Rangkuti UU LH mengandung berbagai konsepsi dari pemikiran inovatif dibidang hokum lingkungan baik nasional maupun internasional yang mempunyai implikasi terhadap pembinaan hukum lingkungan Indonesia, sehingga perlu dikaji penyelesaiannya perundang-undangan lingkungan modern sebagai sistem keterpaduan (Rangkuti, 1991 :6).Dalam pasal 4 huruf d Undang-Undang ini disebutkan bahwa salah satu tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang. Mengenai pengertian pembangunan bewawasan lingkungan dirumuskan dalam pasal 1 angka 13 yang menyatakan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.Dalam perkembangan selanjutnya UU No. 4 Tahun 1982 dicabut dan digantikan dengan UU No. 23 Tahun 1997 (LN 1997:68) tentang pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam UU ini tidak lagi diadakan pembedaan antara pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan pembangunan yang berkesinambungan seperti dikemukakan di atas akan tetapi UU ini menggunakan istilah baru lagi yatu Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan Hidup. Konsideran UU No. 23 Tahun 1997 antara lain menjelaskan tentang mengapa kita harus melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan Hidup seperti pada pertimbangan huruf b, bahwa dalam rangka mendaya-gunakan sumberdaya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.2.4 Tahap Eksploitasi Sumber daya Mineral Dan Energi Yang Sesuai Dengan Kaidah SistematikaTahap eksploitasi adalah urutan penyelidikan geologi yang umunya dilaksanakan melalui 4 tahap sebagagi berikut : Survey Tinjau, Propeksi, Eksploitasi Umun Dan Eksplorasi Rinci . Tujuan penyelidikan geologi ini adalah untuk mengidentifikasi pemineralan, menetukan ukuran , bentuk , sebaran , kuantitas dan kulaitas dari suatu endapan mineral untuk kemudian dapat dilakukan analisa/kajian kemungkinan dilakukannya investasi. 2.4.1 Survey TinjauSurvey tinjauan adalah tahap ekploitasi untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang berpotensi bagi ketedapatan mineral pada skala regional terutama berdasarkan hasil studi geologi regional , di antaranya pemetaan geologi regional , pemotretan udara dan metode tidak langsung lainnya , dan inspskesi lapangan pendahuluan yang penarikan kesimpulanya berdasarkan ekstrapolasi . Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi daerah-daerah anomaly atau mineralisasi yang prospetif untuk diselidiki lebih lanjut .2.4.1 PropeksiProspeksi adalah tahap eksplorasi dengan jalan mempersempit daerah yang mengandung endapan mineral yang berpotensi . Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi untuk mengidentifikasi singkapan , dan metode yang tidak langsung seperti studi geokimia dan geofisika . 2.4.1 Eksploitasi Umum Ekplorasi umum adalah ekplorasi yang merupakan delinasi awal dari suatu endapan yang teridentifikasi . Motode yang digunakan termasuk pemetaan geologi, pencontohan dengan jarak yang lebar , membuat paritan dan pemboran untuk evaluasi pendahuluan kuantitas dan kualitas dari suatu endapan . Interpolasi bisa dilakukan secara terbatas berdasarkan metode penyelidikan tak langsung . Tujuannya adalah untuk menentukan gambaran geologi suatu endapan mineral berdasarkan indikasi sebaran . 2.4.1 Eksplorasi RinciEksplorasi rinci adalah tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalam 3-dimensi terhadap endapan mineral yang telah diketahui pencontohan singkapan , paritan, lubang bor , shafts dan terowongan . sedemikian rapat sehingga ukuran , bentuk sebaran , kuantitas dan kualitas dan ciri-ciri yang lain dari endapan mineral tersebut dapat ditentukan dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Laporan eksplorasi adalah dokumentasi mutakir dari setiap tahap eksplorasi yang menggambarkan ukuran, bentuk , sebaran ,kuantitasn dan kualitas endapan mineral . laporan tersebut memberikan status mutakir mengenal sumber daya mineral yang dapat digunakan . Untuk menentukan tahap eksplorasi berikutnya atau studi kelayakan tambang. 2.5 Pengelolaan Sumber daya Mineral Dan Energi Yang Berwawasan Kemasyarakatan Dan Lingkungan HidupPengelolaan sumberdaya mineral dan energi yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup didasarkan pada empat faktor mendasar yaitu; 2.5.1 Pemerataan Dan KeadilanPemanfaatan sumber daya alam dalam hal ini energi dan sumber daya mineral untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat merupakan dasar kebijaksanaan pembangunan energi dan sumberdaya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup. Konsep kemitraan dan eksistensi yang bersinergi antara kegiatan pertambangan tradisional, skala kecil menengah dan skala besar perlu dikembangkan, sehingga memberikan kepastian kepada masyarakat, dunia usaha dan pemerintah tentang arah, lingkup ruang gerak dan tingkat keleluasaan didalam pelaksanaan pembanguann energi dan sumberdaya mineral yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup.2.5 2 Pendekatan IntegratifPelaksanaan pembangunan energi dan sumberdaya mineral harus dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan yang terintegrasi, dengan memperhatikan daya dukung sosial, dan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan hidup, keterpaduan seluruh sektor dalam pemanfaatan segenap potensi kekayaan alam dan sumber daya manusia, optimasi dari seluruh potensi dari pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki secara merata dan keberkeadilan dengan menerapkan atas konservasi sumber daya alam serta efisiensi dalam pengusahaannya.2.5.3 Wawasan Jangka PanjangSumber daya mineral adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui oleh karena itu eksploitasinya perlu dilaksanakan dengan asas efisiensi yang berlandaskan pada pencapaian nilai tambah yang maksimal. Pemanfaatan sumber daya alam mineral juga harus didasarkan kepada wawasan keberlanjutan sehingga apabila sumber daya alam habis dieksploitasi tidak menimbulkan biaya sosial bagi generasi masa depan. Kegiatan pasca tambang harus dikembangkan berdasarkan dimensi ruang dan waktu sehingga reklasifikasi dari kegiatan pemanfaatan energi dan sumberdaya mineral menjadi kegiatan lainnya (industri, pertanian, pariwisata, dll) dapat dikembangkan secara simultan.2.5.4 Menghargai KeanekaragamanIndonesia sebagai negara dan bangsa yang pluralistis, harus dapat menghargai keanekaragamannya dan menjadikan basis pembangunan energi dan sumberdaya mineral karena keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi sosial budaya ekonomi dan ekologi sekitar wilayah kegiatan.Untuk dapat melaksanakan pembangunan sumber daya mineral dan energi yang berwawasan kemasyarakatan dan lingkungan hidup diperlukan keikutsertaan segenap pelakunya (stakeholder) dalam suatu kemitraan yang sinergis.Kemitraan yang sinergis dapat dilaksanakan berdasarkan hal-hal dibawah ini; segenap pelaku pembangunan mempunyai visi dan persepsi yang sama tentang makna pembangunan energi dan sumberdaya mineral. segenap pelaku pembangunan mengetahui peran dan posisinya serta peran dan posisi mitranya. menghargai posisi mitranya dan berpikir positif serta mendukung tugas dan fungsi mitranya. setiap pelaku memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang diciptakan demi kepentingan bersama dalam kerangka pencapaian tujuan. dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya setiap pelaku harus berpegang pada etika sosial, etos kerja dan profesionalime.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanPembangunan lanjutan dalam pemanfaatan dan pengolahan sumberdaya mineral dan energi harusla di manfaatkan dengan tetap berpijak pada kaidah-kaidah pembangunan yang bertumpu pada masyarakat. Adanya berbagai permasalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya mineral dan energi seharusnya disikapi, bahwa sumberdaya tersebut merupakan renewable resource, sehingga prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan harus tetap diperhatikan dalam koridor good governance tersebut.Adanya desentralisasi, termasuk dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya tersebut, juga harus menjadi catatan tersendiri. Bila sebelum ini daerah lebih menjadi subjek, maka ke depanya peran daerah akan meningkat secara signifikan, tidak hanyha menyangkut bagi hasil yang lebih proporsional tetapi juga adanya responsibilitas yang lebih besar, terutama menyangkut pengelolaan lingkungan yang terkait dengan aktivitas pemanfaatan energi dan sumberdaya mineral tersebut.Hal lain yang tidak kalah krusial adalah akses masyarakat terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya mineral dan energi . Bila sebelum ini pengembangan masyarakat dilakukan secara parsial, maka ke depannya peran masyarakat harus lebih ditingkatkan. Mereka, terutama masyarakat lokal harus diberdayakan dan merasa nyaman di rumahnya tanpa ada friksi dengan perusahaan-perusahan pertambangan yang beroperasi di wilayah kuasa pertambangan.Pemanfaatan energi terbarukan juga harus diperhatikan, mengingat di masa depan, jenis energi ini akan menjadi primadona untuk mencukupi kebutuhan energi nasional. Artinya berbagai inovasi dan terobosan harus selalu dilakukan, agar ketergantungan terhadap energi konvensional dapat dikurangi.Poin-poin tersebut merupakan implementasi pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sektor energi dan sumberdaya mineral. Apabila para pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga penelitian, praktisi, maupun insititusi terkait dapat mengimplementasikan dalam jangka pendek maupun panjang, diharapkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya mineral da energi di negeri ini akan dapat berlangsung secara berkelanjutan.

12