makalah.docx

35
1 SMARTSTICK SEBAGAI PEMBANTU MOBILITAS SEHARI-HARI PARA PENYANDANG TUNANETRA Karya tulis ilmiah disusun untuk Mengikuti Lomba Pembinaan Penelitian Siswa Berbakat Istimewa/Ber prestasi Luar Biasa Siswa SMP se-DIY tingkat pelajar SMP/Sederajat se-Prov insi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Muhammad Fadholi Afinanto SMPN 8 Yogyakarta SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012

Upload: rosemeini-heraningtyas

Post on 17-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    1/34

    1

    SMARTSTICK

    SEBAGAI PEMBANTU MOBILITAS

    SEHARI-HARI PARA PENYANDANG

    TUNANETRA

    Karya tulis ilmiah disusun untuk

    Mengikuti Lomba Pembinaan Penelitian Siswa Berbakat

    Istimewa/Berprestasi Luar Biasa

    Siswa SMP se-DIY tingkat pelajar SMP/Sederajat

    se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Oleh:

    Muhammad Fadholi Afinanto

    SMPN 8 Yogyakarta

    SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

    YOGYAKARTA

    2012

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    2/34

    2

    LEMBAR PENGESAHAN

    SmartStick sebagai pembantu mobilitas sehari-hari parapenyandang tunanetra

    Karya tulis ilmiah disusun untuk mengikuti Pembinaan Penelitian Siswa Berbakat

    Istimewa/Berprestasi Luar BiasaSiswa SMP se-DIY tingkat pelajar

    SMP/Sederajat se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan

    oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi DIY.

    Oleh:

    Muhammad Fadholi Afinanto (VIII-10/18)

    SMPN 8 Yogyakarta

    Mengesahkan

    Pembimbing 1 Pembimbing 2

    E. Emma Widyaningsih, S.Pd., M.Pd. Dwi Martati, S.Pd., M.Si

    NIP: 19700425 199512 2 002 NIP: 19651009 198601 2 003

    Pembina KIR

    Ridwan Wicaksono

    Mengetahui

    Kepala Sekolah SMPN 8 Yogyakarta

    H. Suharno, S.Pd., S.Pd.T., M.Pd.

    NIP: 19580903 197803 1 005

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    3/34

    3

    ABSTRAK

    Smart Stick sebagai pembantu mobilitas sehari-hari para penyandang

    Tunanetra.Muhammad Fadholi Afinanto.Tujuan dari penelitian ini adalah

    membuat tongkat untuk tuna netra, yang dapat berfungsi sebagai alat untuk

    mempercepat mobilitas sehari-hari para penyandang tunanetra.

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: gergaji besi, bor,

    gunting, palu, cat, dan solder. Adapun bahan yang digunakan untuk

    pembuatan tongkat adalah: Pipa Paralon dan , munthu, roda, baut, dan

    paku. Alat untuk membuat rangkaian pengendali terdiri dari: sensor

    ultrasonic, microcontroller ATmega 8535, buzzer, baterai 9V, tombol power,

    kabel pipih dan blackhousing, box ukuran medium, dan box baterai.

    Sedangkan cara kerja meliputi: pembuatan tongkat serta membuat rangkaian

    pengendali.

    Menurut peneliti simpulan yang dapat diperoleh yaitu, pertama,

    membantu penyandang tunanetra agar lebih cepat melakukan

    mobilitas.Kedua, membantu penyandang tunanetra untuk mengetahui ada

    tidaknya benda atau penghalang di depannya.Ketiga, meningkatkan

    keselamatan dalam berjalan.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    4/34

    4

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum wr.wb.

    Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT.yang

    telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul SMARTSTICK

    SEBAGAI PEMBANTU MOBILITAS SEHARI-HARI PARA

    PENYANDANG TUNANETRAdengan baik. Karya tulis ilmiah disusun

    untuk mengikuti Pembinaan Penelitian Siswa Berbakat Istimewa/Berprestasi

    Luar Biasa Siswa SMP se-DIY tingkat pelajar SMP/Sederajat se-Provinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan,

    Pemuda, dan Olahraga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Pada kesempatan ini, peneliti tidak lupa mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan

    karya tulis ilmiah ini, terutama kepada yang terhormat:

    1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga serta Panitia PembinaanPenelitian Siswa Berbakat Istimewa/Berprestasi Luar BiasaSiswa SMP

    se-DIY, atas terselenggaranya lomba ini.

    2. Bapak H. Suharno, S.Pd, S.Pd.T, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMPNegeri 8 Yogyakarta.

    3. Ibu E. Emma W, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing penelitian, yang telahmemberikan saran, kritik, dan bimbingannya demi kesempurnaan

    penulisan.

    4. Ibu Dwi Martati, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing penelitian, yang telahmemberikan saran, kritik, dan bimbingannya demi kesempurnaan

    penulisan.

    5. Mas Ridwan Wicaksono selaku pembina Karya Ilmiah Remaja.6. Kedua orang tua saya serta seluruh keluarga tercinta, yang telah

    memberikan dukungan dan doa restunya.

    Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia kesehatan dan

    barokahNya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan

    bantuannya, Amin.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    5/34

    5

    Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih

    sangat jauh dari kesempurnaan.Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat

    membangun sangat Peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan di

    kemudian hari.

    Akhirnya, peneliti berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat

    bagi diri Penulis sendiri, pembaca sekalian, dan masyarakat luas terutama

    dalam hal menambah wawasan

    Wassalamualaikum Wrr. Wb.

    Yogyakarta, 16 Februari 2012

    Penulis

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    6/34

    6

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 2

    ABSTRAK ..................................................................................................... 3

    KATA PENGANTAR ................................................................................... 4

    DAFTAR ISI .................................................................................................. 6

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 8

    1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 8

    1.2. Rumusan Masalah .................................................................... 91.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

    1.4. Kegunaan.................................................................................. 9

    1.5. Sasaran ..................................................................................... 9

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10

    2.1. Pengertian Mata ....................................................................... 10

    2.2. Kelainan Pada Mata ................................................................. 14

    2.3. Pengertian Buta ........................................................................ 18

    2.4. Pengertian Sensor ..................................................................... 19

    2.5. Pengertian Microcontroller ...................................................... 19

    2.6. Alat ........................................................................................... 20

    2.7. Bahan ....................................................................................... 20

    2.8. Cara Pembuatan ....................................................................... 20

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 22

    3.1. Subjek Penelitian ...................................................................... 22

    3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................. 22

    3.3. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 25

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 26

    4.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 26

    4.2. Pembahasan .............................................................................. 26

    BAB V PENUTUP, KESIMPULAN DAN SARAN.................................... 27

    5.1. Kesimpulan .............................................................................. 27

    5.2. Saran ......................................................................................... 27

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    7/34

    7

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28

    LAMPIRAN ................................................................................................... 29

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    8/34

    8

    BAB I

    P E N D A H U L U A N

    1.1 Latar Belakang MasalahKebutaan adalah tidak berfungsinya mata pada manusia.Para penyandang

    tunanetra kesulitan dalam melakukan mobilitas sehari-hari. Menurut statistic,

    penyandang tunanetra berjumlah sekitar 1,5 persen dari seluruh penduduk

    Indonesia yang pada Oktober 2011 sudah berada pada angka 241 juta.

    Kebutaan ini meningkat dari tahun ke tahun oleh berbagai sebab, terbanyak

    dijumpai di kalangan masyarakat miskin.

    Dalam survey antara 1993-1996, Indonesia punya angka kebutaan

    tertinggi di Asia, yaitu 1,5 persen dibandingkan dengan Bangladesh 1 persen,

    India 0,7 persen, dan Thailand 0,3 persen. Penderita buta di Indonesia sampai

    saat ini diperkirakan berjumlah sekitar 3,6 juta orang, sebuah angka yang

    cukup besar. (Republika, Selasa, 7 Februari 2012)

    Di zaman yang modern ini, orang buta masih menggunakan tongkat atau

    roda biasa, yang digunakan untuk membantu mereka dalam berjalan. Namun,

    tongkat biasa jangkauannya terbatas dan harus memukulnya ke arah depan

    atau samping. Jika yang berada di depannya adalah seseorang, maka

    akanmenyakiti orang tersebut.

    Di zaman yang modern ini, seharusnya alat tersebut dikembangkan

    menjadi lebih canggih.Namun, dari dulu sampai sekarang, belum ada

    perkembangan. Perubahan yang dilakukan hanyalah menambahkan led pada

    tongkat agar pada malam hari, orang lain dapat mengetahui jika ada orangdidekatnya.

    Untuk mengembangkan tongkat untuk orang buta dan sekaligus

    membantu mereka, saya membuat sebuah tongkat yang dilengkapi sensor

    untrasonik, microcontroller, dan buzzer. Dengan dilengkapi dengan

    komponen-komponen tersebut, orang buta akan lebih mudah dan cepat dalam

    mobilitas dan meningkatkan keselamatannya di jalan.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    9/34

    9

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mangajukan

    permasalahan sebagai berikut :

    Bagaimana cara membantu penyandang tunanetra untuk mempercepatmobilitas?

    1.3 Tujuan PenelitianTujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk membantu penyandang

    tunanetra mempercepat mobilitas, serta mengembangkan tongkat yang masih

    sederhana.

    1.4 Kegunaan PenelitianSesuai tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini diharapkan memberikan

    manfaat sebagai berikut:

    a. Penyandang Tunanetra dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

    b. Karya ilmiah ini diharapkan dapat diteliti lebih lanjut ke depannya.

    1.5 SasaranSasaran dari penelitian ini adalah penyandang tunanetra.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    10/34

    10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian MataDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan mata adalah indra

    yang digunakan untuk melihat (indra penglihat).

    Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang

    dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah

    lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks

    dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/mata)

    Bagian-bagian mata :

    1. AlisAlis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis

    berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.

    http://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/mata
  • 5/27/2018 Makalah.docx

    11/34

    11

    2. Bulu MataBulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak

    mata. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.

    3. Humor Berair (Cairan Berair)Humor berair atau cairan berair berfungsi menghasilkan cairan pada

    mata.

    4. Humor/Badan BeningHumor Badan Bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa

    Zat transparan seperti jeli (agar-agar). Fungsi humor (badan bening)

    adalah untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina(selaput jala).

    5. Kelenjar Air MataKelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak mata. Kelenjar air

    mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air mata. AirMata berguna untuk mencaga bola mata agar tetap basah. Selain itu air

    mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk

    kemata sehingga mata tetap bersih. Contoh benda asing adalah debu,

    asap, uap, bawang merah, dan zat-zat yang berbahaya bagi mata. Oleh

    karena itu, jika mata terkena benda-benda asing tersebut, maka akan

    basah oleh air mata.

    6. Kelenjar Lakrima (Air Mata)Kelenjar air mata (lakrima) berfungsi menghasilkan air mata untuk

    membasahi mata yang beguna menjaga kelembapan mata,

    membersihakan mata dari debu dan membunuh bibit penyakit yang

    masuk kedalam mata.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    12/34

    12

    7. Kelopak MataKelopak mata terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini

    untuk membuka dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk

    melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar.

    Benda-benda tersebut misalnya debu, asap, dan goresan. Kelopak mata

    juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan.

    Selain itu juga untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.

    8. KonjungtivaKonjungtiva adalah membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada

    mata. Konjungtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.

    9. Retina (Selaput Jala)Retina adalah lapisan terdalam dari dinding bola mata. Retina

    mengandung sel-sel reseptor yang peka terhadap cahaya. Bagian yang

    sangat peka terhadap cahaya pada retina disebut bintik kuning (fovea).

    Bagian yang tidak peka terhadap cahaya dan merupakan tempat keluarnya

    saraf mata menuju otak disebut bintik buta.

    10.LensaLensa terletak ditengah bola mata, dibelakang anak mata (pupil) dan

    selaput pelangi (iris). Fungsi utama lensa adalah memfokuskan dan

    meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina

    (selaput jala). Dengan demikian mata dapat melihat dengan jelas. Lensa

    mata mempunyai kemampuan untuk menfokuskan jetuhnya cahaya.

    Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut daya

    akomodasi. Bila kita mengamati benda yang letaknya dekat, maka mata

    berakomodasi dengan kuat. Akibatnya, lensa mata menjadi lebih

    cembung, dan bayangan dapat jatuh tepat diretina. Dan apabila kita

    mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi.

    Akibatnya, lensa mata berbentuk pipih. Sebagai contoh pada orang tuan

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    13/34

    13

    yang berusia 50 tahun, daya akomodasi lensa mata mulai menurun.

    Akibatnya, orang tua menjadi sulit untuk melihat dengan jelas.Lensa

    mempunyai karakteristik Lunak dan transparan, mengatur fokus citra.

    Lensa mata berupa lensa cembung yang kenyal. Fungsi lensa yang lain

    juga untuk membentuk bayangan pada retina yang bersifat nyata, terbalik

    dan diperkecil.

    11.Otot-Otot BersiliaOtot-otot bersilia berfungsi mengatur bentuk lensa.

    12.Pupil (Anak Mata)Pupil berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat ditengah-tengah

    iris. Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak sedikitnya

    cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang

    dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju

    retina.

    13.Saraf Optik (Saraf Mata)Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah

    diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat

    yang berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat suatu benda.

    Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi Mengirim informasi visual ke

    otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.

    14.Selaput Bening (Kornea)Selaput Bening (Kornea) sangat penting bagi ketajaman penglihatan

    kita. Fungsi utama selaput bening (kornea) adalah meneruskan cahaya

    yang masuk kemata. Cahaya tesebut diteruskan kebagian mata yang lebih

    dalam dan berakhir pada selaput jala atau retina. Karena fungsinya itu,

    maka selaput bening (kornea) mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak

    berwarna(bening) dan tidak mempunyai pembuluh darah. Kornea

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    14/34

    14

    merupakan bagian mata yang dapat disumbangkan untuk penyembuhan

    orang dari kebutaan. Selaput bening (kornea) berupa Piringan Transparan

    di depan bola mata dan tidak berpembuluh darah. Selaput Bening

    (kornea) juga berfungsi sebagai pelindung mata bagian dalam.

    15.Sklera/Selaput PutihSklera atau selaput putih terletak di lapisan luat. Lapisan ini berwarna

    putih, kecuali dibagian depan yaitu tidak berwarna atau bening. Lapisan

    Sklera berwarna putih terdiri atas serabut kolagen yang tidak teratur dan

    tidak berpembuluh darah, kecuali bagian episklera. Lapisan sklera

    berfungsi melindungi bola mata. Sklera bagian mata depan tampak

    bergelembung dan transparan disebut kornea.

    16.Suspensor LigamenSuspensor Ligamen berfungsi menjaga lensa agar selalu pada

    tempatnya.

    2.2 Kelainan Pada MataA. MIOPIA

    Miopia atau sering disebut cadok adalah jenis kelainan mata yang

    menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat benda dari jarak jauh

    dengan baik.

    Miopia sering disertai dengan gangguan mata silindris (astigmatis).

    Kelainan ini timbul dari dalam atau dibawa sejak seseorang masih kecil.

    Miopia umum ditemukan di seluruh dunia. Di negara maju, persentase

    penduduk yang menderita miopia biasanya lebih tinggi. Di Amerika

    Serikat, sekitar 25% dari penduduk dewasa menderita miopia. Sementara

    itu, di Jepang, Singapura, dan Taiwan, persentasenya jauh lebih besar,

    yakni mencapai sekitar 44%. Di Indonesia, walaupun tidak ada data

    statistiknya, dapat diduga hampir di setiap rumah terdapat penghuni yang

    menderita miopia.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    15/34

    15

    Mata miopi lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus

    di depan retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada

    jarak jauh terlihat kabur. Pada miopia, objek pada jarak jauh terlihat

    kabur karena mata terlalu panjang dan gambaran terfokus di depan retina

    bukan tepat pada retina.

    Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali

    ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun. Antara usia

    13-19 tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia

    semakin memburuk.

    Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan.

    Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut

    miopia tinggi. Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap

    terjadinya pelepasan retina.

    Gejala Miopy, gejala subyektif :Penglihatan jauh kabur, sedangkan

    dekat tetap terang (near sighnet) serta disertai penyempitan mata bila

    terus menerus berakomodasi dan timbul rasa kemeng. Kadang-kadang

    dilapangan pandangan penderita melihat titik-titik, benang-benang,

    nyamuk-nyamuk yang disebabkan pandangan berkunang-kunang, mata

    lekas capek, pusing-pusing, dan cepat mengantuk.

    Gejala Obyektif : Camera ocule dalam posterior dalam, disebabkan tidak

    dipakainya otot-otot akomodasi. Pupil melebar disebut myriasis, akibat

    tidak atau kurangnya berakomodasi . Retina tipis, tampaknya menjadi

    belang seperti macan disebut trigoid. Matanya sedikit agak menonjol(Exoplthalmus).

    Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna

    mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas,

    maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    16/34

    16

    B. PRESBIOPYPresbiopy atau mata tua adalah mata yang tidak dapat melihat jauh

    dan dekat. Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga

    bentuknya bisa berubah- ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek

    jauh. Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak

    dapat dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk

    membaca pada jarak dekat. Hal ini merupakan suatu keadaan yang

    normal, yang disebut dengan presbiopia. Presbiopia bisa terjadi

    bersamaan dengan miopia, hiperopia maupun astigmatisma.

    Presbiopy atau mata tua biasanya ditolong dengan kacamata rangkap

    dan. Pencegahan, harus menjaga mata agar tetap baik dengan merawatnya

    setiap hari dan apabila terjadi hal-hal yang membahayakan harap segera

    diperiksakan kerumah sakit. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang

    kurang baik yaitu : Jangan membaca di tempat yang terlalu

    redup(remang-remang) atau terlalu silau. Pada waktu membaca, jagalah

    jarak antara buku dan mata lebih kurang 30 cm. Jangan membaca buku

    sambil berbaring.

    Hindarilah mata dari kotoran seperti debu, atau benda yang menggangu.

    Periksalah ke dokter atau rumah sakit jika mata terasa sakit atau

    penglihatan terganggu. Pengobatannya biasanya ditolong dengan

    kacamata rangkap dan harus melakukkan terapi dengan cara

    mengggunakan lensa addisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33

    cm, bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40tahun lensa masih dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur

    60 tahun, lensa menjadi sclerotic semua. Jadi pemberian lensa addisi

    tergantung pada jarak baca dan umur penderita. Bifokus adalah kacamata

    yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini memiliki 2

    lensa, yaitu untuk membaca dipasang di bawah dan untuk melihat jarak

    jauh di pasang di atas. Tidak ada latihan atau obat-obatan yang bisa

    memperbaiki persbiopia.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    17/34

    17

    C. HIPERMETROPYHipermetropy atau rabun dekat adalah mata hanya dapat melihat jarak

    jauh. Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek

    jarak dekat (misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara

    jelas pada retina. Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat

    kabur. Hiperopia juga diturunkan. Bayi dan anak-anak cenderung

    mengalami hipermetropia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan dan

    bertambah panjangnya mata, hiperopia semakin berkurang. Hipermetropy

    atau rabun dekat dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung

    (positif).

    Pencegahannya dengan cara menghindari kekurangan kadar gula,

    membiasakan pola baca yang baik dan harus menjaga mata agar tetap baik

    dengan merawatnya setiap hari dan apabila terjadi hal-hal yang

    membahayakan harap segera diperiksakan kerumah sakit. Menghindari

    kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yaitu :jangan membaca di tempat

    yang terlalu redup (remang-remang) atau terlalu silau. Pada waktu

    membaca, jagalah jarak antara buku dan mata lebih kurang 30 cm.

    Jangan membiasakan buku sambil berbaring. Hindarilah mata dari

    kotoran seperti debu, atau benda yang menggangu. Periksalah ke dokter

    atau rumah sakit jika mata terasa sakit atau penglihatan terganggu.

    Hipermetropy dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung

    positif dan melakukan beberapa terapi misalnya addisi,dll. Macam-macam

    hypermetropi : Hipermetropy manifesta adalah hipermetropy yang

    menghasilkan visus terbaik. Hipermetropy manifesta ini berkisar antara

    S+0,25 s/d +3,00.Hipermetropy manifesta ini juga disebut hipermetropyringan. Hipermetropy latenta adalah selisih antara hipermetropy manifesta

    dan hipermetropy totalis. Pada hypermetropy latenta pada anak-anak akan

    menjadi hipermetropy manifesta setelah tua karena daya akomodasinya

    menurun. Seorang hipermetropy lebih mudah terserang penyakit

    glaukoma karena penyempitan bilik mata depan. Hipermetropy latenta ini

    tingkatannya termasuk hipermetropy menengah yaitu S+3,25 s/d +6,00.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    18/34

    18

    Hipermetropy Totalis adalah hipermetropy yang tinggi tingkatannya yaitu

    S+6,25 keatas. Hipermetopy yang paling berbahaya.

    D. ASTIGMATISMEAstigmatisme adalah Kelainana mata, dimana sinar-sinar sejajar yang

    masuk bola mata tidak dibiaskan pada satu titik, tetapi lebih dari satu titik

    (merupakan garis). Astigmatisme ada 2 macam yaitu :Astigmatisme

    Irregularis yaitu titik-titik bias tidak teratur, hal ini disebabkan karena

    Cornea, permukaan bagian luar kornea tidak teratur disebabkan karena

    penyakit mata kerakiris atau adanya radang pemakaian lensa kontak,

    karena irregularisnya dinetralisir oleh air mata. Astigmatisme ditolong

    dengan kacamata Silindris dan harus melakukan pemeriksaan refraksi.

    Astigmatisme Regularis Penyebabnya adalah cornea(90%) dan

    lensa(10%). Disini diketemukan dua titik bias yang terletak pada sumbu

    mata. Yang disebabkan adanya dua bidang utama yang saling tegak lurus,

    dimana yang satu mempunyai daya bias yang terkuat dan yang lain

    mempunyai daya bias yang terlemah. Kornea merupakan jendela mata.

    Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola

    basket. Pada astigmatisma, kornea lebih melengkung ke satu arah,

    berbentuk oval. Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur

    pada objek jarak dekat maupun jarak jauh. Penglihatan penderita hampir

    menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu

    tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus. Astigmata bisa ditemukan bersama-

    sama dengan miopia maupun hiperopia.

    2.3 Pengertian ButaButa berarti seseorang tidak dapat melihat benda apapun sama sekali

    (http://id.wikipedia.org/wiki/mata). Buta bisa saja diakibatkan keturunan,

    maupun kecelakaan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan buta adalah mata

    yang tidak dapat digunakan untuk melihat karena kerusakan pada mata.

    http://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/matahttp://id.wikipedia.org/wiki/mata
  • 5/27/2018 Makalah.docx

    19/34

    19

    2.4 Pengertian SensorMenurut Yusep Nur Jatmika (2011 : 7) sensor adalah komponen yang

    dapat merespons kondisi lingkungan yang diberikan. Sensor ini dapat berupa

    sensor cahaya, suara, suhu, tekanan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa disebutkan sensor adalah elemen yang

    mengubah sinyal fisik menjadi sinyal elektronik yang dibutuhkan komputer.

    Sensor Ultrasonik GH-311

    2.5 Pengertian MicrocontrollerMicrocontrolleradalah sistem mikroprosesor lengkap yang terkandung di

    dalam sebuah chip. Mikrokontroler berbeda dari mikroprosesor serba guna

    yang digunakan dalam sebuah PC, karena sebuah mikrokontroler umumnya

    telah berisi komponen pendukung sistem minimal mikroprosesor, yakni

    memori dan antarmuka I/O. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendali_mikro).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendali_mikrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengendali_mikrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengendali_mikrohttp://id.wikipedia.org/wiki/Pengendali_mikro
  • 5/27/2018 Makalah.docx

    20/34

    20

    Microcontroller Atmega 8535

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    21/34

    21

    2.6 Alat1. Gergaji Besi2. Bor3. Gunting4. Palu5. Solder6. Cat

    2.7 Bahan1. Paralon inch2. Paralon inch3. Munthu4. Roda5. Baut6. Paku7. Sensor Ultrasonic GH-3118. Microcontroller ATmega 85359. Buzzer10.Baterai 9V11.Tombol power12.Kabel pipih dan black housing13.Box ukuran medium14.Box baterai

    2.8 Cara PembuatanA. Tongkat

    1.Potonglah paralon inch sepanjang +/- 50cm.2.Potonglah paralon inch sepanjang +/- 55cm.3.Beri lubang pada paralon inch dengan jarak +/- 5cm.4.Buatlah pegangan dari munthu.5.Satukan ujung munthu dengan paralon inch.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    22/34

    22

    6.Pasang roda di bagian bawah paralon inch.7.Masukkanlah paralon inch ke paralon inch.8.Pasanglah baut sebagai penahan paralon agar tidak bergerak,

    sehingga dapat disesuaikan dengan tinggi.

    9.Cat tongkat sesuai selera.

    B. Sistem1.Programlah system minimal dengan Bahasa C.2.Gabungkanlah sensor ultrasonic dengan system minimal.3.Gabungkanlah juga system minimal dengan buzzer.4.Berilah tegangan +/- 9V

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    23/34

    23

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini adalah membantu prnyandang tunanetra

    dalam mempercepat mobilitas.

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    1. Waktu PenelitianWaktu yang dibutuhkan untuk meneliti alat ini selama 2 bulan. 16

    Desember 2011 11 Februari 2012. Tabel kegiatan, berada di halaman

    selanjutnya.

    2. Tempat Penelitiana. Seluruh kegiatan merangkai perangkat sensor dilakukan di Lab

    Teknik Digital dan Mikroprosessor Jurusan Teknik Elektro dan

    Teknologi Informasi, UGM.

    b. Pembuatan tongkat dilakukan di rumah peneliti.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    24/34

    24

    Tabel Kegiatan

    NO KEGIATANDESEMBER 2011 JANUARI 2012 FEBRUARI 2012

    16 17 18 24 25 26 27 28 29 5 6 10 12 31 1 2 5 6 8 11

    1

    Pembinaan

    Penelitian di

    Hotel Cailendra

    Ext

    2

    Belajar dengan

    pembina di Lab

    SisDig UGM

    3

    Belajar tentang

    I/O,Operasi

    Logika dan

    Aritmatika,

    Bahasa C

    4Merancang

    bentuk tongkat

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    25/34

    25

    5Membuat

    Tongkat

    6

    Praktek

    Memprogram

    Sistem Minimal

    7Menyusun

    Masalah

    8Presentasi di

    Sekolah peneliti

    9

    Mencari

    Pengertian Mata,

    Buta, dan Sensro

    pada KBBI

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    26/34

    26

    3.3 Metode Pengumpulan Dataa. Eksperimen, dengan melakukan percobaan memprogram sistem

    minimal.

    b. Melakukan presentasi di kelas peneliti.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    27/34

    27

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    Hasil dari penelitian ini sebagai berikut:

    1. Tongkat yang beroda akan mempercepat mobilitas.2. Sensor akan membaca benda dalam jarak 2 m dan memberikan sinyal

    berupa bunyi sebanyak 1 kali.

    3. Sensor akan membaca benda dalam jarak 1 m dan memberikan sinyalberupa bunyi sebanyak 2 kali.

    4. Sensor akan membaca benda dalam jarak m dan memberikan sinyalberupa bunyi secara terus-menerus.

    4.2 Pembahasan

    Cara kerja alat alat ini adalah menggunakan prinsip mata, yaitu sensor

    memancarkan gelombang yang kemudian dipantulkan, sehingga diterima

    oleh reciever yang akan diteruskan ke sistem minimal. Sistem minimal yang

    berfungsi sebagai otak akan memerintah buzzer untuk berbunyi.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    28/34

    28

    BAB V

    PENUTUPKESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1.Membantu penyandang tunanetra dapat lebih cepat melakukanmobilitas.

    2.Membantu penyandang tunanetra untuk mengetahui ada tidaknyabenda penghalang di depannya.

    3.Meningkatkan keselamatan dalam berjalan.

    5.2 Saran

    Dalam rangka upaya membantu kebutuhan khusus penyandang tunanetra,

    penulis menyampaikan beberapa saran-saran :

    1.Perlu meningkatkan kepedulian pemerintah kepada penyandangtunanetra.

    2.Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan alat ini.

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    29/34

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Nur Jatmika, Yusep. 2011. Cara Mudah Merakit Robot Untuk

    Pemula,Yogyakarta : Penerbit FlashBooks

    Jogiyanto. 2006.Konsep Dasar Pemrograman Bahasa C,Yogyakarta : C.V ANDI

    OFFSET(Penerbit Andi)

    Anonim. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta : Balai Pustaka

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    30/34

    30

    L A M P I R A N

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    31/34

    31

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    32/34

    32

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    33/34

    33

  • 5/27/2018 Makalah.docx

    34/34

    34