makalah pribadi pbl blok 9 digestivus
DESCRIPTION
makalah blok 9TRANSCRIPT
Rasa mual, kembung dan nyeri ulu hati
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Kampus 2 Ukrida, Jl. ArjunaUtara no. 6 Jakarta 11510
Skenario
Mahasiswa B usia 19 tahun, merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati. Dia tidak
pernah sarapan pagi dan selalu minum kopi. Oleh dokter ia di diagnosa menderita penyakit
lambung.
Pendahuluan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari yang strukturnya
komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua
organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari
molekul komplek menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas
tubuh manusia.
Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang
kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan
tergganggu. Jadi, jika seseorang tidak mengonsumsi makanan dengan teratur atau
mengonsumsi yang tidak sehat, organ- organ pencernaan bisa terganggu. Salah satu organ
yang bisa terkena efeknya adalah lambung.
Lambung merupakan salah satu organ pencernaan yang sangat penting. Di lambung
terjadi pencernaan protein pertama kali. Lambung menghasilkan HCl yang memberikan
suasana asam di lambung.
Isi
1. Identifikasi istilah yang tidak diketahui
- Tidak ada
2. Rumusan Masalah
- Mahasiswa B merasa mual, kembung & nyeri ulu hati.
3. Analisis Masalah
4. Hipotesis
- Rasa mual, kembung dan nyeri ulu hati disebabkan oleh faktor- faktor yang
mempengaruhi kerja lambung
5. Pembahasan
I. Gaster / Lambung
a. Struktur Makroskopis1
Merupakan organ otot
berongga yang besar
dan berbentuk seperti
kandang keledai. Terdiri
dari 3 bagian:
1. Kardia
2. Fundus
Rasa mual, kembung & nyeri ulu hati
Lambung
Struktur Makro
Struktur mikro
Mekanisme kerja & faktor yang
mempengaruhi
Fungsi organ- organ pencernaan
Mekanisme pencernaan
protein, Karbohidrat &
lemak
3. Antrum
Selain itu juga terdapat 2 muara yakni cardia : muara dari oesophagus ke
gaster dan pylorus muara gaster ke duodenum. Adapun 2 lekukan yaitu
incisura cardiaca disepanjang curvatura major, incisura angularis
disepanjang curvatura minor, dan 2 permukaan yaitu facies anterior dan
facies posterior.
Pendarahan:
Arteri : A. gastrica sinistra, A. gastrica dextra, A. gastroepiploica dextra,
A. gastroepiploica sinistra, A. gastrica brevis.
Vena: V. gastrica brevis → V.lienalis, V. gastroepiploica sinistra, V.
gastroepiploica dextra, V. gastrica sinistra, V. gastrica dextra
Persarafan: parasimpatis : N. X kanan ( posterior ), N. X kiri. (anterior),
simpatis: serabut.preganglionic (N.splanchnicus Thoracalis), serabut.post
ganglionic (ggl.plexus celiacus)
b. Struktur Mikroskopis2
Lapisan dinding gaster:
o Tunica Mukosa: merupakan selaput lendir yang berlipat-lipat yang disebut
plica gastricae, sedangkan lipatan yang berjalan dari cardia sampai pilorus
disebut magenstrase Waldeyer. Pada permukaan lipatan gaster terdapat
lekukan-lekukan kecil yang disebut foveolae gastricae.
o Tunica submukosa: merupakan jaringan ikat yang kuat
o Tunica muscularis: obliquus (lapisan paling dalam), circularis (merupakan
lanjutan otot sirkuler oesophabus yang melapisi corpus dan pilorus),
longitudinal (merupakan lapisan terluar sepanjang kedua curvature).
o Tunica serosa: melapisi seluruh permukaan luar lambung sehingga
lambung terletak intraperitoneal
o Dindingnya berlipat yang disebut rugae
o Epitelnya mukosa selapis torak tanpa sel goblet.
Seluruh permukaan mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola
gastrica. Epitelnya mukosa selapis toraks tanpa sel goblet. Sitoplasma pada
permukaan apikalnya mengandung musigen. Intinya oval Pada lamina
propria terdapat kelenjar di :
Kelenjar Kardia dan Pilorus
Sel sekresinya menghasilkan mukus yang berfungsi untuk
melindungi lambung dari autodigestion.. Kelenjar pilorus relatif
pendek, simpleks, tubulosa bercabang.
Kelenjar Fundus (kelenjar Gaster)
Dimulai dari dasar gasric pits ke seluruh lamina propria sampai
tunica muscularis mukosa. Pada kelenjar ini terdat 4 macam sel
yakni:
1. Chief cell → Menghasilkan pepsinogen
2. Parietal cell → menghasilkan HCl
3. Mucous Neck cell → mengandung musigen
4.Argentafiin cell → mensekresi serotonin, histamin, gastrin &
enteroglukagon
c. Mekanisme kerja dan faktor- faktor yang mempengaruhi3,4
o Mekanik
Secara mekaniknya, lambung bekerja dengan 2 cara yaitu melalui
proses peristaltik dan retropulsi lambung. Gaya peristaltik sendiri
terbagi menjadi dua juga yaitu peristaltik lemah dan kuat. Peristaltik
lemah terletak pada bagian fundus & korpus yang berisi gas.
Sedangkan peristaltik kuat terletak pada antrum untuk tempat
pencampuran makanan.
Retropulsi adalah saat pencampuran lambung saat kimus menuju
pilorus supaya kimus tercampur rata.
o Kimia
1. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.
Selanjutnya pepsinogen bereaksi dengan asam lambung (HCl) menjadi
pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu, enzim pepsin memecah molekul
protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yaitu
pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh darah.
2. Enzim renin
Enzim ini berasal prorenin, yaitu suatu zimogen yang dengan suasana
asam berubah menjadi renin. Renin memiliki peranan penting pada proses
pencernaan oleh bayi karena mencegah susu melintas secara cepat dari
dalam lambung. Dengan adanya kalsium, renin mengubah kasein di dalam
susu menjadi parakasein. Pepsin kemudian bekerja dengan parakasein.
Namun renin hanya terdapat pada anak kecil, pada orang dewasa tidak ada.
3. Enzim lipase
Lambung mensekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada
manusia merupakan lipase praduodenal utama. Enzim ini merupakan
katalis pada reaksi pemecahan molekul lipid dengan cara hidrolisis. Enzim
lipase bekerja secara optimum pada pH antara 5,5 - 7,5 dan demikian
dalam lambung tidak bekerja secara efektif dan optimal. Namun lipase
tahan terhadap lingkungan yang bersifat sangat asam dan juga dapat
melangsungkan reaksi hidrolisis terhadap molekul triasilgliserol atau
trigliserida yang mengandung asam lemak pendek atau sedang.
o 4 aspek molalitas lambung4
a) Pengisian lambung (gastric filling)
Lambung dalam keadaan kosong adalah 50 ml. Setelah terisi, lambung
bisa mengembang mencapai 1 liter. Faktor- faktor yang berpengaruh
pada pengisian lambung adalah plastisitas otot polos lambung,
kemampuan otot polos mempertahankan ketegangan konstan dan
relaksasi reseptif lambung saat terisi.
b) Penyimpanan lambung (gastric storage)
Penyimpanan lambung dimulai dengan refleks vaso vagal yang
dihantarkan dari batang otak ke lambung. Lalu menurunkan tonus ke
dinding korpus gaster dan tampungan makanan semakin lama
bertambah banyak hingga batas relaksasi lambung sempurna yaitu 1.5
liter. Fase ini dibantu dengan depolarisasi spontan ritmik yang bernama
Basic Electrical Rythmic (BER) lambung sebanyak 3 kali permenit.
c) Pencampuran lambung (gastric mixing)
Tahap pencampuran lambung dimulai dengan kontraksi peristaltik
lambung sehingga membuat makanan didalam gaster bercampur
dengan sekresi lambung seperti enzim nya yang disebut dengan kimus.
Kimus yang sudah di sfingter pilorus akan kembali ke antrum dan
didorong kembali ke pilorus untuk proses peristaltik berikutnya yang
bernama proses retropulsi.
d) Pengosongan lambung (gastric emptying)
Sebaliknya, tahap pengosongan lambung bermula dari kontraksi
antrum yang mendorong untuk mengosongkan lambung untuk masuk
ke duodenum.
Fase- fase diatas juga melibatkan faktor- faktor didalam gaster yaitu volume
kimus, karena meningkatnya volume kimus dapat merangsang motilitas dan
pengosongan. Dan yang kedua adalah derajat keenceran (fluidity) kimus, karena
peningkatan keenceran ini dapat mempercepat pengosongan.
II. Mekanisme Pencernaan 4,5
a. Absorbsi Karbohidrat
Karbohidrat mulai masuk melewati mulut dan akan bercampur dengan saliva
yang mengandung enzim amilase/ ptialin. Dari tahap inilah karbohidrat sudah di
cerna. Amilase mengubang karbohidrat menjadi amilum & deksrin dan diurai
menjadi maltosa (glukosa + glukosa). Selanjutnya pada lambung akan di campur
dengan ebzim lagi dan di transfer ke usus halus oleh enzim disakarida yang
dihasilkan oleh sel mukosa usus halus. Selanjutnya molekul kecil karbohidrat
akan dirubah lagi menjadi maltosa, sukrosa dan laktosa yang nantinya akan
diabsorbsi oleh sel epitel usus halus. Dan diabsorbsi ke kapiler darah yang
nantinya ditranspor melalui sistem porta hepatika.
b. Absorbsi Lemak
Pencernaan lemak hanya terjadi di usus halus. Lamak dan produk
pencernaannya tidak larut dalam air. Enzim lipase tidak mampu mencerna
globul besar sehingga empedu disekresikan dari hati ke duodenum. Garam
empedu akan mengemulsi lemak sehingga memecah lemak menjadi molekul
yang lebih kecil. Lalu lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak bebas
dab monogliserida.
c. Absorbsi Protein
Percernaan protein dimulai di lambung. Enzim pepsin lah yang
digunakan untuk pencernaan protein dan disekresi dalam bentuk tidak aktif
yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam akan mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin dan pepsin akan memecah protein menjadi polipeptida.
Pencernaan akan berlanjut di duodenum. Enzim- enzim pankreas seperti
tripsin, kemotripsin, dan karnoksipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif.
Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menhadi tripsin. Lalu, tripsin
mengubah enzim yang lain ke bentuk aktif dimana enzim itu akan mencerna
polipeptida menjadi peptida. Lalu enzim aminopeptidase dan dipeptidase akan
mengubah peptida dan dipeptida menjadi asam amino.
III. Fungsi- fungsi organ pencernaan 6
1. Mulut
Pintu masuk saluran pencernaan
Untuk mengunyah, mencampur dan memecah makanan
Pencernaan Karbohidrat sudah dimulai dengan enzim amilase
2. Faring & Oesofagus
Uuntuk menelan, mendorong dan memindahkan makanan dari mulut
ke lambung.
3. Lambung / Gaster
Untuk menyimpan makanan
Mensekresikan HCl
Mencampur makanan dengan sekresi lambung / kimus.
Tempat pencernaan karbohidrat dan protein oleh enzim pepsin.
4. Pankreas & Empedu
Tempat sekresi enzim untuk membantu proses pencernaan
Tempat pengaturan hormonal
5. Hati
Tempat sekresi garam empedu
Pengolahan metabolik karbohidrat, lemak & protein
Untuk detoksifikasi
Tempat sintesis protein plasma
Ekskresi kolesterol & bilirubin
6. Usus Halus
Untuk mencampur & mendorong kimus dengan getah pencernaan ke
permukaan absorbtif usus halus
Pengatur segmentasi saat waktu makan
Tempat penyerapan karbohidrat, protein, air, vitamin
Tempat memulai pencernaan lemak oleh enzim lipase.
Tempat absorbsi ion- ion penting, Na, Cl, HCO3.
7. Usus besar / Colon
Penyerapan air & elektrolit
Menyimpan feses sebelum defekasi (rektum)
8. Anus
Proses defekasi yaitu proses pengeluaran feses.
Penutup
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem
pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua
organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari
molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas
tubuh manusia.
Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang
kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan
tergganggu. Agar kita dapat memilih makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka perlu
pengetahuan tentang fungsi makanan, cara pengolahannya , dan penyajiannya. Pada skenario,
mahasiswa yang tidak suka sarapan dan mengonsumsi kopi setiap pagi mengalami gangguan
pencernaan. Karena tidak mengonsumsi asupan yang tidak baik, maka organ- organ
pencernaan tidak berjalan dengan baik. Khususnya lambung, karena kopi akan merangsang
asam lambung.
Daftar Pustaka
1. Snell RS . Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6 , Sistem Digestivus.
Jakarta : EGC ; 2006.p.148-52.
2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor.
Saluran Cerna. Jakarta : EGC; 2007.p.278-307.
3. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi 27. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2009.h. 497-503
4. Lauralee S. Fisologi Manusia dari Sel ke Sistim. In: Beatrica IS. Sistim Digestivus.
Ed. 2. Jakarta: EGC; 2001.
5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. In: Bani AP,
Sikumbang TMN. Pencernaan dan Absorpsi. 25th ed. Jakarta: EGC;2003.p.632-44.
6. Watson R. Anatomi & fisiologi. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2002.p.315.