makalh pribadi pbl blok 6
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara
reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya
yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang
atau tanggapan. 1
1
Isi
Sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung
akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf
beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di
bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra
menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat.
Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1
sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau
tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik.Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel
yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak
akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung
akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar
pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron
yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran
ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-
sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan
melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan
neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin
serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati
celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-
sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel
saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan
diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-
sinapsis.1
Neurotransmitter
Bagian yang menghubungkan satu neuron (sel saraf) dengan neuron yang lain
disebut sinapsis. Sinapsis ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinapsis dan post sinapsis.
Neurotransmitter adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke
bagian post sinaps untuk menghantarkan impuls dari satu neuron (sel saraf) ke neuron
yang lain. Ketika impuls mencapai bagian sinapsis, makan gerbang kalsium akna
terbuka dan ion – ion kalsium akan masuk ke dalam presinapsis. Ion kalsium ini akan
merangsang vesikel di dalam presinaps untuk mengeluarkan neurotransmitter secara
eksositosis. Setelah keluar, neurotransmitter akan menuju ke bagian postsinaps dan
akan menempel pada reseptornya sehingga gerbang ion akan terbuka di bagian post
sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion tersebut, maka ion yang ada diluar serabut
saraf akan masuk sehingga terjadilah impuls pada serabut saraf selanjutnya. Ada
3
beberapa neurotransmitter yang telah dikenal dan diidentifikasi hingga saat ini, yaitu
antara lain :
1. Asetilkolin
Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf – saraf parasimpatis dan
juga saraf – saraf preganglionik.
2. Norepinefrin
Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf – saraf simpatis.
Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal.
3. Serotonin
Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai penghambat
nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.
4. Dopamin
Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin.
Dopamin biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi, khawatir,
dll.
5. GABA (Gamma Amino Butiric Acid)
Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran
impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang
bermuatan negative sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negative.
Dengan begitu impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf.4
Struktur Saraf
Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron dan neuroglia (sel
penyokong). Tiap neuron/sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan
cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga
membentuk jaringan saraf.
4
Gambar 1. Jaringan Saraf
Terdapat 3 macam sel saraf ;
1. Sel Saraf Sensorik
Berfungsi menghantarkan rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke
sumsum tulang belakang.
2.Sel Saraf Motorik
Berfungsi menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor.
3.Sel Saraf Penghubung
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.
Sel saraf mempunyai kemampuan iritabilitas dan konduktivitas. Iritabilitas artinya
kemampuan sel saraf untuk bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Konduktivitas
artinya kemampuan sel saraf untuk membawa impuls-impuls saraf.
5
Gambar 2. Macam-macam saraf pada manusia
Sel saraf (neuron) pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok sel, yaitu
sel saraf sensorik, sel saraf motorik, sel saraf penghubung (konektor dan adjustor).
Contoh sel dan bentuknya dapat dilihat di gambar
Fungsi masing-masing sel saraf berbeda, yaitu:
1. Sel saraf sensorik menghantarkan rangsangan (impuls) dari reseptor (penerima
rangsangan) ke susunan saraf pusat.
2. Sel saraf motorik menghantarkan impuls dari susunan saraf pusat ke organ
efektor (penerima perintah).
3. Sel saraf konektor menghubungkan antara sel saraf sensorik dan motorik.
Sebaliknya, dihubungkan oleh sel adjustor.
Masing-masing sel saraf memiliki bentuk dan ukuran serabut saraf yang
berbeda. Akson pada sel saraf konektor lebih pendek dari pada sel saraf sensorik dan
motorik.
6
Kemampuan sel saraf menanggapi perubahan lingkungan disebut sifat
iritabilitas. Sedangkan sifat sel saraf yang dapat menghantarkan impuls disebut
konduktivitas. Beberapa sel saraf berkumpul membentuk urat saraf .
Gambar 3. Bagian sel saraf pada manusia
Sel saraf (neuron) memiliki bentuk yang khas. Sel saraf terdiri dari bagian-
bagian: badan sel saraf, serabut saraf dendrit dan serabut saraf neurit (atau akson).
Badan sel saraf terdiri dari sitoplasma, butir-butir Nissl dan inti sel. Serabut saraf
dendrit berupa serabut saraf berukuran pendek, berjumlah banyak dan bercabang
banyak. Sedangkan akson berukuran panjang, biasanya hanya satu, diselimuti oleh
seludang myelin berupa sel-sel Schwan serta bercabang menuju sinapsis. Di antara
sel-sel Schwan terdapat celah yang disebut nodus Ranvier.
Bagian-bagian sel saraf memiliki fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Serabut saraf dendrit: menghantarkan rangsang (impuls) dari luar sel saraf
menuju ke badan sel saraf.
2. Badan sel saraf: tempat metabolisme sel saraf.
3. Serabut saraf akson (=neurit): menghantarkan rangsang (impuls) dari badan sel
saraf menuju ke luar badan sel saraf.
4. Persambungan (sinapsis): tempat pertemuan ujung akson sel saraf dengan
ujung dendrit sel saraf lainnya, sehingga merupakan tempat perpindahan
impuls menuju sel saraf lainnya.2,3
7
Hypothalamus
Gambar 4. Hypothalamus
Hypothalamus merupakan bagian ventral dari diencephalon, yang membentuk
bagian bawah dinding lateral dan dasar ventriculus tertius. Struktur berikut yang
terdapat di bagian dasar ventriculus tertius dari depan ke belakang yaitu chiasma
opticum, tuber cinereum, dan infundibulum, corpora mammilaria, dan substansia
perforata posterior.
Berikut adalah kegunaan dari hypothalamus :
Pusat autonom
Stimulasi hypothalamus anterior dan medial menyebabkan aktivitas parasimpatik
(trophotropic) meningkat berupa berkeringat, vasodilatasi, salivasi, hypotonia, nadi
turun, kontraksi vesika urinaria, dan peristaltik meningkat. Sedangkan stimulasi
hypothalamus posterior dan lateral menyebabkan peningkatan aktivitas simpatik
(ergotropic) dengan terjadinya midriasis, hipertensi, tachicardia, takipenia, peristaltik
meurun dan hyperglikemia.
Pusat pengaturan suhu
Hypothalamus anterior sensitif terhadap suhu darah dan mengatur pelepasan panas
dengan jalan berkeringat banyak, vasodilatasi pembuluh darah kulit dan pada binatang
dengan nafas cepat dan dangkal. Sedangkan hypothalamus posterior peka terhadap
penurunan suhu dan mengatur mekanisme penyimpanan panas dengan jalan
menaikkan aktivitas viseral, otot somatik menggigil.
Pusat makan
Nukleus ventromedalis merupakan pusat kenyang. Nukleus hypothalamicus lateralis
merupakan pusat makan (feeding center). Kedua nukleus ini dinamakan appestat.
8
Pusat ekspresi emosi
Nuklei ventromedalis dan lateralis berperan dalam respon takut dan marah.
Pusat tidur dan jaga
Lesi bilateral pada hypothalamus enterior dapat menyebabkan insomnia. Sedangkan
lesi pada hypothalamus posterior dapat menyebabkan rousable hypersomnolance.
Pusat hadiah dan hukuman (reward and punishment)
Stimulasi nukleus ventromedalis menyebabkan rasa tidak enak (unpleasant feeling),
sedangkan stimulasi nukleus preopticus menyebabkan rasa nikmat (good feeling).
Pusat keseimbangan air
Nukleus supraopticus berperan dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh.8
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom terdiri dari dua subdivisi-sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Jalur saraf otonom terdiri dari rantai dua neuron. Serat praganglion
berasal dari SSP dan bersinaps dengan badan sel serat pasca ganglion di suatu
ganglion di luar SSP. Serat pasca ganglion berakhir di organ efektor. Semua serat
praganglion dan serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan asetilkolin. Serat
pasca ganglion simpatis mengeluarkan noripinefrin. Neurotransmiter yang sama
menimbulkan respons yang berbeda-beda di jaringan yang berbeda. Dengan
demikian,respon bergantung pada spesialisasi sel jaringan,bukan pada sifat zat
perantara. Jaringan yang dipersarafi oleh sistem saraf otonom memiliki satu atau lebih
jenis reseptor yang berbeda untuk zat perantara kimiawi pascaganglion.
Suatu serat otonom menimbulkan eksitasi atau inhibisi terhadap aktivitas organ
yang dipersarafinya. Sebagian besar organ viseral dipersarafi oleh serat saraf simpatis
dan parasimpatis,yang secara umum menimbulkan efek berlawanan pada organ
tertentu. Persarafan ganda pada organ-organ visceral oleh kedua cabang sistem saraf
otonom ini memungkinkan kontrol yang cermat atas aktivitas organ yang
bersangkutan. Sistem simpatis mendominasi pada keadaan darurat atau penuh stress
dan mendorong respons-respons yang mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik yang
berat. Sistem parasimpatis mendominasi pada situasi-situasi yang tenang dan santai,
dan mendorong aktivitas untuk memelihara tubuh,misalnya pencernaan.
9
Sistem saraf Somatik
Sistem saraf somatik terdiri dari akson neuron motorik,yang berasal dari korda
spinalis dan berakhir di otot rangka. Asetilkolin,neurotransmitter yang dikeluarkan
dari neuron motorik, merangsang kontraksi otot. Neuron motorik adalah jalur bersama
terakhir yang digunakan oleh berbagai daerah di SSP untuk melaksanakan control atas
aktivitas otot rangka.
Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi-sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Serat-serat saraf simpatis berasal dari daerah torakal dan lumbal korda
spinalis. Sebagian besar serat praganglion simpatis berukuran sangat pendek,
bersinaps dengan badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang terdapat di
rantai ganglion simpatis (sympathetic trunk) yang terletak di kedua sisi korda spinalis.
Serat pascaganglion panjang berasal dari rantai ganglion itu berakhir di organ-organ
efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion tanpa membentuk sinaps
dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak sekitar separuh
jalan antara SSP dan organ-organ yang dipersarafi, dengan serat pascaganglion
menjalani jarak sisanya.
Serat-serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral SSP
(Sebagian saraf kranialis mengandung serat parasimpatis) serat-serat ini berukuran
lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatis karena serat-serat itu
tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau dekat
organ efektor. Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ
yang bersangkutan itu sendiri.
Serat-serat praganglion simpatis dan parasimpatis mengeluarkan
neurotransmitter yang sama,yaitu asetilkolin (ACh),tetapi ujung-ujung pascaganglion
kedua sistem ini mengeluarkan neurotransmiter yang berlainan (neurotransmitter yang
mempengaruhi organ efektor). Serat-serat pascaganglion parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin. Dengan demikian, serat-serat itu,bersama dengan semua serat praganglion
otonom,disebut serat koligernik. Sebaliknya,sebagian besar serat pascaganglion
simpatis disebut serat adregenik, karena mengeluarkan noradrenalin, lebih umum
dikenal sebagai noripinefrin. Baik asetilkolin maupun norepinefrin juga berfungsi
sebagai zat perantar kimiawi di bagian tubuh lainnya.
Serat-serat otonom pascaganglion tidak berakhir di sebuah tonjolan seperti
kepala sinaps,namun cabang-cabang terminal dari serat otonom mengandung banyak
10
tonjolan, atau varicositiwes, yang secara simultan mengeluarkan neurotransmitter ke
daerah luas pada organ yang dipersarafi dan bukan ke sebuah sel. Pelepasan
neurotransmitter yang bersifat difus ini disertai kenyataan bahwa di otot polos atau
jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui gap
junction,memiliki arti bahwa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi aktivitas
otonom,bukan sel satu persatu.1
Susunan Saraf Pusat
Susunan saraf pada manusia meliputi saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat
meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Saraf tepi
meliputi saraf sadar dan saraf tak sadar. Berikut ini bagan susunan saraf pada manusia:
11
Otak
Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak serta lapisan pelindung berupa
selaput meninges. Urutan lapisan penyusun meninges dari luar ke dalam yaitu:
1. Dura matter: berupa selaput yang kuat dan menempel pada tengkorak.
2. Arakhnoid: bentuknya mirip sarang laba-laba dan terdapat cairan serebrospinalis.
Fungsi selaput araknoid sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya
kerusakan mekanik seperti benturan.
3. Pia matter: lapisan yang terdekat dengan permukaan otak dan terdapat banyak
pembuluh darah. Pembuluh darah membawa darah untuk mensuplai kebutuhan
oksigen dan sari makanan bagi sel otak serta mengangkut sisa metabolisme sel.
Otak pada bagian luar berwarna kelabu tersusun atas badan sel saraf (substansi
grissea). Bagian dalam otak berwarna putih berupa serabut saraf (substansi alba). Di
antara sel-sel saraf di otak terdapat jaringan ikat berupa sel-sel neuroglia. Bagian- bagian
dari otak yaitu: Otak besar (Serebrum), Otak tengah (Mesensefalon), Otak kecil
(Serebellum), Sumsum lanjutan (Medulla oblongata), Jembatan Varol.
Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang (Medula spinalis) terdapat di dalam tulang belakang
yang menonjol membentuk sayap punggung (tanduk dorsal) dan sayap perut (tanduk
ventral). Materi sumsum tulang belakang mirip dengan otak, tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi yang berwarna kelabu terdapat pada bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di dalamnya. Sedangkan pada sumsum
tulang belakang pada bagian dalam terdapat materi kelabu berbentuk seperti sayap
kupu-kupu dan bagian luarnya berupa materi berwarna putih.
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat saraf yang meneruskan
impuls ke otak dan sebagai pusat gerak refleks. Rangsangan (impuls sensorik) yang
mengenai organ reseptor merambat melalui tanduk dorsal menuju sumsum tulang
belakang dan menjadi impuls motorik. Kemudian impuls keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju ke efektor. Pada tanduk dorsal terdapat
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensorik dan akan menghantarkannya ke sel saraf motorik.6
12
Susunan Saraf Tepi
Saraf tepi (perifer) terdiri dari serabut saraf yang keluar dari saraf pusat ke arah
organ tubuh tertentu. Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf
tak sadar atau saraf otonom. Sistem saraf sadar berfungsi untuk mengontrol kegiatan
tubuh yang cara kerjanya diatur oleh otak. Sedangkan saraf otonom berfungsi untuk
mengontrol kegiatan tubuh yang cara kerjanya tidak dapat diatur otak, seperti sekresi
keringat, denyut jantung dan gerak saluran pencernaan.
13
Beberapa urat saraf dari saraf tepi bersatu membentuk jaringan urat saraf atau pleksus.
Macam pleksus: Pleksus cervicalis (di leher, mempengaruhi bagian leher, bahu, dan
diafragma), Pleksus brachialis (mempengaruhi tangan), Pleksus Jumbo sakralis
(mempengaruhi pinggul dan kaki).
Saraf kranial kebanyakan saraf sadar, kecuali nervus vagus yang merupakan saraf otonom.
Saraf otonom berasal dari otak ataupun sumsum tulang belakang menuju ke arah organ
tertentu. Di sepanjang jalur menuju organ, urat saraf otonom terdapat banyak sinapsis dan
ganglion. Saraf otonom meliputi susunan saraf simpatik dan para simpatik. Perbedaan saraf
simpatik dan para simpatik berdasarkan pada posisi ganglion. Ganglion pada saraf simpatik
menempel di sepanjang sumsum tulang belakang. Sedangkan ganglion saraf parasimpatik
menempel pada organ yang dibantu kerjanya.
14
1. Sistem Saraf Simpatis
Serabut pertama pada saraf simpatis, yang disebut serabut praganglion, keluar
dari region toraks atau lumbal pada spina. Segera setelah keluar dari spina, serabut
praganglion bersatu dengan serabut praganglion lain untuk membentuk ganglion
otonom. Di titik ini, serabut praganglion bersinaps pada serabut saraf kedua dari
sistem ini, serabut pascaganglion, dan melepaskan asetilkolin, yang menyebabkan
serabut pascaganglion mencetuskan potensial aksi. Dari ganglion otonom, serabut
pascaganglion berjalan ke organ targetnya, otot atau kelenjar. Serabut pascaganglion
simpatis biasanya melepaskan neurotransmitter norepinefrin. Reseptor organ target
untuk norepinefrin disebut resepto adregenik.
2. Sistem Saraf Parasimpatis
Serat-serat sistem saraf parasimpatis keluar dari otak dalam saraf-saraf
kranialis atau keluar dari korda spinalis dari daerah sakralis. Serat praganglion sistem
saraf parasimpatis biasanya berukuran panjang dan berjalan ke suatu ganglion otonom
dekat organ sasaran. Saraf parasimpatis praganglion mengeluarkan asetilkolin. Serat
pascasinaps parasimpatis kemudian berjalan singkat ke jaringan sasaran, suatu otot
atau kelenjar. Saraf ini mengeluarkan asetilkolin. Reseptor asetilkolin praganglion
untuk serat-serat simpatis dan parasimpatis disebut reseptor nikotinik. Reseptor
asetilkolin pascaganglion disebut resetor muskarinik. Nama-nama ini berkaitan dengan
reseptor yang dapat dirangsang oleh nikotin atau muskarin (suatu racun jamur).
3. Fungsi Saraf Simpatis dan Parasimpatis
Sistem saraf simpatis mempersarafi jantung, menyebabkan peningkatan kecepatan
denyut dan kekuatan kontraksi jantung. Saraf simpatis mempersarafi semua arteri dan
vena besar dan kecil, menyebabkan konstriksi semua pembuluh kecuali arteiol-arteriol
yang memperdarahi otot rangka. Saraf simpatis mempersarafi otot polos saluran
cerna, menyebabkan penurunan motilitas, dan otot polos saluran napas, menyebabkan
relaksasi bronkus dan penurunan sekresi bronkus. Perangsangan simpatis
memperngaruhi hati, merangsang sekresi kelenjar keringat, dan bertanggung jawab
bagi ereksi selama orgasme pria.
Serat parasimpatis mempersarafi jantung, memperlambat kecepatan denyutnya,
dan mempersarafi saluran verna, menyebabkan peningkatan motilitas. Serat
parasimpatis mempersarafi otot polos bronkus, menyebabkan konstriksi jalan napas,
dan mempersarafi salruan kemih kelamin, menyebabkan ereksi pada pria.1
15
Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).7
Simpatik Parasimpatik
memperbesar pupil mata
menghambat keluarnya air ludah
(saliva)
meningkatkan ekskresi keringat dan
sekresi getah pancreas
menghambat sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung
kemih (vesica urinaria)
mempercepat denyut jantung
menambah volume darah
memperbesar pembuluh darah
koroner
mempersempit pembuluh darah
arteri paru-paru dan arteri pada
organ kelamin
melebarkan cabang tenggorok
(bronkhia)
mengkerutkan kura (limpa)
menyebabkan kontraksi (meremas)
rahim pada saat kehamilan dan
relaksasi rahim pada saat tidak ada
kehamilan
mengecilkan pupil mata
membantu (stimulasi)
keluarnya air ludah (saliva)
menurunkan ekskresi
keringat dan sekresi getah
pancreas
menstimulasi sekresi enzim
pada kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih
(vesica urinaria)
memperlambat denyut
jantung
mengurangi volume darah
mempersempit pembuluh
darah koroner
memperbesar pembuluh
darah arteri paru-paru dan
arteri pada organ kelamin
mempersempit cabang
tenggorok (bronkhia)
melebarkan kura (limpa)
tidak berpengaruh pada
kontraksi dan relaksasi rahim
16
Irama Sirkadian
Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pola hidup
organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian menggambarkan bagian
waktu di dalam irama sirkadian. Telah terbukti bahwa tubuh manusia saat tidak ada
cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (misalnya penetapan waktu seperti
waktu makan dan menonton televise) mengadopsi rutinitas tidur-bangun yang
menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia adalah sekitar 25 jam,
walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48 jam.
Irama sirkadian individu dapat dianggap bertanggung jawab atas dua tipe kepribadian
utama, meskipun tipe kepribadian ini merupakan suatu rangkaian dan bukan
terpolarisasi (terbagi menjadi dua kelompok yang sangat berbeda). Tipe pagi adalah
kepribadian orang yang bangun dan segar di pagi hari dan sering melakukan pekerjaan
yang terbaik di pagi hari namun pada awal sore hari mereka menjadi lelah dan kurang
efisien. Akan tetapi, tipe sore merasa bahwa bangun di pagi hari adalah suatu tugas
dan mereka tidak melakukan kerja mereka yang terbaik sampai tiba sore hari. Mereka
sering kali bekerja telat dan pergi tidur juga telat.9
Hipotalamus mengendalikan berbagai irama sirkadian, termasuk suhu tubuh,
aktivitas adrenokortikal, jumlah eosinofil, dan sekresi ginjal. Tidur dan
bangunwalaupun tergantung pada aktivitas talamus, sistem limbik, serta sistem
aktivasi retikular juga dikendalikan oleh hipotalamus. Lesi pada bagain anterior
hipotalamus sangat mengganggu irama tidur dan bangun. Nukleus suprachismaticus
yang menerima serabut-serrabut aferen dari retina tampaknya berperan penting dalam
pengendalian ritme biologis. Impuls saraf yang timbul sebagai reaksi terhadap
barbagai intensitas cahaya ditransmisikan melalui nukleus ini untuk mempengaruhi
aktivitas berbagai nukleus hipotalamus.10
Mekanisme penyaluran impuls
Potensial membran
Pada keadaan normal, bagian luar membran sel (ECF)selalu bersifat lebih positif
sedangkan bagian dalam membran sel (ICF) selalu bersifat lebih negatif. Pada
membran sel terdapat 3 ion, yaitu natrium, chlour dan kalium. Ketiga ion tersebut
masing-masing memiliki saluran yang berguna untuk keluar masuknya ion tersebut.
17
Ion natrium memiliki 1 saluran berpintu yang terbuka dan tertutupnya saluran
tersebut ditentukan oleh voltage. Pintu saluran natrium akan terbuka secara otomatis
jika voltagenya mencapai -55, sedangkan pintu saluran akan tertutup jika voltage
mencapai +30.
Kemudian ion chlour memiliki 1 saluran yang tidak berpintu, sedangkan ion
kalium memiliki kedua-duanya, yaitu saluran berpintu dan saluran yang tidak
berpintu.
Potensial aksi
Tahap-tahap dari potensial aksi itu sendiri terbagi atas beberapa, yaitu :
Polarisasi
Ion negatif dan positif berkumpul atau lebih sering disebut dengan masa istirahat.
Depolarisasi
Terjadi rangsangan sehingga mengakibatkan pintu saluran natrium terbuka sehingga
ion natrium yang bermuatan positif masuk kedalam membran sel yang bermuatan negatif.
Pada saat batas membran potensial mencapai +30 atau lebih sering disebut dengan
potensial aksi, maka pintu saluran natrium akan menutup sehingga ion natrium yang
bermuatan positif terperangkap di dalam sel dan tidak dapat keluar lagi. Kemudian akan
berlangsung fase repolarisasi.
Pada keadaan ini, bagian luar membran bermuatan negatif sedangkan bagian dalam
bermuatan positif.
Repolarisasi
Fase kembali ke keadaan semula (polarisasi). Karena bagian dalam dari membran bersifat
lebih positif, maka ion positif akan berusaha untuk keluar. Ion natrium tidak dapat keluar
karena pintu saluran natrium tidak dapat terbuka. Sehingga yang dapat keluar hanya ion
kalium.
After hiperpolarisasi
saat ion kalium keluar, terjadi kebablasan/kelebihan ion kalium yang keluar. Sehingga
ion kalium yang berlebihan itu harus kembali ke dalam membran sel.
Masuknya kembali ion kalium ke dalam membran menggunakan cara transpor aktif atau
sering disebut dengan pompa natrium-kalium. Masuknya ion kalium disertai dengan
18
keluarnya ion natrium. Perbandingan antara ion kalium yang masuk dan ion natrium yang
keluar adalah 3 : 2.
Dalam keadaan potensial aksi, jika dirangsang kembali dengan rangsangan sekuat
apapun tidak akan bisa membuat pintu natrium terbuka kembali. Keadaan ini disebut
dengan masa refraktur absolut. Sedangkan masa refraktur relatif yaitu pada keadaan
depolarisasi (voltage -55) bisa dirangsang kembali, tetapi dengan rangsangan yang sangat
besar.
Besarnya amplitudo sangat dipengaruhi oleh kadar natrium pada ekstrasel, sedangkan
besarnya potensial membran istirahat ditentukan oleh kadar kalium.
Rangsangan yang dapat menimbulkan repolarisasi tetapi tidak dapat mencapai fireing level
disebut dengan rangsang bawah ambang. Sedangkan rangsangan yang dapat menimbulkan
repolarisasi dan mencapai fireing level disebut rangsang ambang dan rangsang atas
ambang.1,3
19
Kesimpulan
Dari keseluruhan pembahasan membuktikan bahwa hipotesis pada saat diskusi benar,
yaitu bahwa kembung terjadi pada saat jaga malam karena adanya gangguan dari hantaran
impuls saraf dan gangguan dari irama sirkadian
20