blok 9 - digestivus

47
Hipotesis Pusing dan sukar berjalan disebabkan terganggunya sistem pencernaan dan penyerapan makanan. Tujuan 1. Memahami struktur makroskopis sistem digestivus. 2. Memahami struktur mikroskopis sistem digestivus. 3. Memahami mekanisme pencernaan dan penyerapan. 4. Memahami enzim – enzim pencernaan. A. Struktur Makroskopis Urutan saluran pencernaan dari atas ke bawah ialah dimulai dari bibir hingga anus mencakup cavum oris, pharynx, oesophagus, tractus gastro-intestinalis yang terdiri dari gaster, intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan anus. Selain itu terdapat beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah yang terdiri dari glandula parotis, glandula submandibularis dan glandula sublingualis, serta hepar dan pencreas yang mensekresi enzim pencernaan. 1. Cavum Oris 2

Upload: don-gibson

Post on 12-Jan-2016

120 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

anatomi faal traktus digestivus

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 9 - Digestivus

Hipotesis

Pusing dan sukar berjalan disebabkan terganggunya sistem pencernaan dan penyerapan makanan.

Tujuan

1. Memahami struktur makroskopis sistem digestivus.

2. Memahami struktur mikroskopis sistem digestivus.

3. Memahami mekanisme pencernaan dan penyerapan.

4. Memahami enzim – enzim pencernaan.

A. Struktur Makroskopis

Urutan saluran pencernaan dari atas ke bawah ialah dimulai dari bibir hingga anus

mencakup cavum oris, pharynx, oesophagus, tractus gastro-intestinalis yang terdiri dari gaster,

intestinum tenue, intestinum crassum, rectum dan anus. Selain itu terdapat beberapa kelenjar

pencernaan seperti kelenjar ludah yang terdiri dari glandula parotis, glandula submandibularis

dan glandula sublingualis, serta hepar dan pencreas yang mensekresi enzim pencernaan.

1. Cavum Oris

Gambar 1. Cavum Oris1

2

Page 2: Blok 9 - Digestivus

Cavum oris ialah ruangan yang dimulai dari rima oris dan berkahir pada isthmus faucium.

Rongga ini selain berfungsi sebagai bagian dari saluran cerna juga berfungsi sebagai ruang yang

dapat dilalui udara pernapasan dan juga berperan penting dalam pembentukan suara. Rongga ini

terbagi atas 2 daerah yaitu vestibulum oris dan cavum oris proprium. Vestibulum oris merupakan

daerah di antar bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi bersama processus alveolarisnya di sebelah

dalam. Sedangkan cavum oris proprium adalah daerah yang berada di belakang vestibulum oris

yang berhadapan dengan palatum durum dan palatum molle di bagian atasnya. Ruang ini berakhir

di isthmus faucium serta berisi organ sensibel yang berfungsi dalam pengecapan yaitu

lingua/lidah.2

Gigi-geligi pada manusia berjumlah 32 buah yang terbagi 2 menjadi 16 buah masing-

masing pada bagian atas dan bawah. 16 gigi tersebut terdiri dari 2 gigi seri (dens incisivus), 1 gigi

taring (dens caninus), 2 gigi geraham depan (dens premolaris) dan 3 gigi geraham belakang (dens

molaris). Gigi bagian atas mendapat pendarahan dari cabang a. fascialis yaitu rr. Alveolaris

superior dan a. infra orbitalis. Sedangkan gigi bagian bawah mendapat pendarahan dari a.

alveolaris inferior yang juga merupakan cabang dari a. fascialis. Sedangkan sistem pembuluh

baliknya ialah plexus pterygoideus yang menuju ke v. fascialis dan v. alveolaris inferior yang

bermuara ke v. maxilaris. Sistem getah beningnya bermuara ke nnll. Submentales,

submandibulares dan cervical profunda pars superior. Persarafan gigi meliputi nn. Alveolaris

superiores anteriores medii, posteriores yang merupakan cabang dari n. maxilaris dan nn.

alveolaris inferior yang merupakan cabang dari nn. mandibulares, serta nn. mentales dan bucales.

Langit-langit mulut terdiri dari palatum durum yang merupakan tulang dan palatum molle yang

merupakan suatu aponeurosis yang merupakan tempat lekat beberapa otot seperti m. tensor veli

palatini, m. levator veli palatini, mm. uvulae, m. palatoglossus serta mm. palatopharyngeus.2

Lidah merupakan struktur yang lentur berfungsi dalam proses berbicara. Organ ini juga memiliki

kuncup pengecap yang menjadikannya juga berfungsi sebagai organ perasa. Lidah dapat

dibedakan menjadi bagian oral yang terdiri dari apex dan corpus, serta bagian pharingeal yang

padanya terdapat akar lidah (radix lingua). Corpus dan radix lingua dibatasi oleh alur yang

disebut dengan sulcus terminalis. Dorsum linguae merupakan bagian yang disebut juga dengan

punggung lidah. Pada garis tengahnya terdapat sulcus medianus yang bersesuaian dengan septum

lingue di bagian bawahnya yang berjalan secara vertikal.

3

Page 3: Blok 9 - Digestivus

23

bagian depan dari dorsum linguae mengandung selaput lendir yang memiliki papila. Papila

terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, foliatae dan vallatae. 13

bagian belakangnya terdiri aras

kelenjar getah bening yang disebut dengan tonsila lingualis yang akan membentuk cincin

Waldeyer bersama dengan tonsilae palatinee dan tonsila pharyngea (adenoid). Lidah memiliki

otot ekstrinsik yaitu M. genioglossus, M. hyoglossus, M. styloglossus dan M. palatoglossus.

Selain itu, ada otot intrinsik lidah yaitu M. verticalis, M. longitudinalis superior, M.

longitundinalis inferior dan M. transversalis.2

Lidah mendapat pendarahan dari a. lingualis yang melalui sisi medial m. hyoglossus

bercabang menjadi a. dorsalis linguae untuk radix linguae dan a. profunda linguae untuk corpus

dan apex linguae. Sedangkan sistem pembuluh baliknya terdiri atas v. dorsalis linguae, vv.

profunda linguae dan v. sublingualis. Getah bening lidah akan bermuara menuju nnll.

submentales dan nnll. cervicales profunda pars superior. Sedangkan untuk sistem persarafannya

terdiri dari sistem motorik yang dipersarafi oleh n. hypoglossus kecuali untuk n. palatoglossus

yang dipersarafi oleh n. glossopharyngeus. Sistem persarafannya juga terdiri dari sistem sensorik

yang terbagi untuk bagian 23

anterior oleh n. lingualis (N. V3) dan chorda tympani (N. VII).

Bagian 13

posterior dipersarafi oleh n. IX dan X. Sedangkan untuk pengecapan dipersarafi oleh

saraf pengecap yaitu N. IX.

Pada cavum oris terdapat kelenjar ludah yaitu glandula parotis, glandula submandibularis

dan glandula sublingualis. Glandula parotis berbentuk seperti piramid dan terletak pada fossa

mandibula antara os mandibula dan m. sternocleidomastoideus. Dalam kelenjar ini terletak n.

fascialis, v. fascialis posterior dan a. carotis externa. Saluran keluar dari glandula parotis ialah

ductus parotideus yang sejajar dengan arcus zygomaticus.3

Glandula submandibularis terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang dangkal dan yang dalam.

Saluran keluarnya disebut dengan ductus submandibularis Whartoni dan bermuara di caruncula

sublingualis s. Papila salivaris inferior yang terletak di belakang gigi seri rahang bawah. Glandula

sublingualis merupakan kelenjar dengan bentuk memanjang dan terletak di dasar rongga mulut

dekat dengan frenulum linguae antara m. geniohyoideus dan m. genioglossus pada bagian medial

4

Page 4: Blok 9 - Digestivus

dan m. hyoglossus pada bagian lateral. Saluran keluarnya disebut dengan ductus sublingual major

dan minor.

Fungsi utama rongga mulut serta gigi dalam saluran cerna ialah untuk mengunyah

makanan sehingga lebih mudah dicerna. Untuk membantu fungsi ini terdapat otot-otot pengunyah

yang melekatkan mandibula pada basis cranii. Otot pengunyah terdiri dari otot yang dangkal dan

otot yang dalam. Otot yang dangkal terdiri atas m. masseter dan m. temporalis. Sedangkan otot

yang dalam terdiri atas m. pterygoideus lateralis/externus dan m. pterygoideus medialis/internus.

Otot-otot ini dipersarafi oleh n. mandibularis (N. V3).2

Rongga mulut berakhir di isthmus faucium. Isthmus faucium ini menghubungkan rongga

mulut dengan saluran selanjutnya yaitu oropharynx. Isthmus faucium dibatasi oleh tepi bebas dari

palatum molle, arcus palatoglossus dan dorsum linguae. Pada daerah ini terdapat 2 arcus yaitu

arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus. Di antara kedua arcus ini terdapat sinus

tonsilaris yang berisi tonsila palatina.

2. Pharynx

Pharynx merupakan suatu pipa musculo fascial yang kontraktil dan bermula dari basis

cranii sebelah kranial dan berakhir pada oesophagus setinggi vertebrae cervicalis ke-6. Pharynx

dibagi menjadi 3 bagian yaitu, nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx. Bagian pharynx

yang berperan menjadi jalan pada saluran cerna ialah oropharynx. Oropharynx terletak di

belakang cavum oris diantara palatum molle dan epiglottis. Yang menghubungkan oropharynx

dengan cavum oris adalah isthmus faucium.

Dinding pharynx terdiri dari 3 lapisan yang disebut dengan tunika mucosa, tela

submukosa dan tunica muskularis. Pada tunika muskularis pharynx terdapat 3 lapisan otot yang

melingkar (konstriktor) dan 2 otot yang membujur (elevator).

Otot yang melingkar terdiri atas m. constrictor pharyngis superior, m. constrictor pharyngis

medius dan m. constrictor pharyngis inferior. Ketiganya diperdarahi oleh a. thyroidea superior

dan a. pharyngea ascendens. Sedangkan sistem pembuluh baliknya oleh plexus pharyngeus yang

bermuara ke v. jugularis interna. Persarafannya oleh plexus pharyngeus yang merupakan

gabungan N. IX, N.X, dan systema sympathicus yang terletak pada dinding lateral pharynx.2

Otot membujur pada pharynx terdiri dari m. stylopharyngeus dan m. palatopharyngeus. Kedua

otot ini berfungsi untuk elevasi dan depresi.

5

Page 5: Blok 9 - Digestivus

3. Oesophagus

Merupakan pipa musculair sepanjang 25 cm yang

merupakan lanjutan pharynx dan bermula setinggi

vertebrae cervical 6, dibawah dari cartilago cricoidea.

Selama perjalanan hingga muara di gaster, ia mengikuti

lekuk dari columna vertebralis.

Ada tiga bagian dari oesophagus, yaitu pars

cervicalis (C6-C7), pars thoracalis (T1-T10) dan pars

abdominalis. Pars cervicalis turun pada bidang median

kemudian melengkung sedikit ke kiri di bagian akhir.

Gambar 2. Batas Oesophagus 1

Pars thoracalis masuk ke mediastinum superior melewati apertura thoracis superior

kemudian melalui mediastinum posterior. Ia membelok ke median dari arah kiri kemudian

kembali membelok ke kiri setinggi vertebrae thoracalis V dan berakhir di vertebrae thoracalis X

di depan aorta ascendens. Sedangkan pars abdominalis adalah lanjutan dari oesophagus yang

telah melewati hiatus oesophagus diaphragma kemudian akan mencapai cavum abdominalis pada

facies posterior lobus sinister hepatis sehingga meninggalkan jejas yang disebut impressio

oesophagus dan akan diliputi oleh pelebaran peritoneum yang disebut omentum majus.3

Oesophagus dipersarafi oleh cabang dari truncus symphaticus pars thoracalis atas.

Sedangkan persarafan parasimpatisnya oleh cabang dari N. vagus dan N. reccurens. Pendarahan

pada pars cervical oleh cabang dari a. thyroidea inferior, pars thoracal oleh aa. Intercostales

dextrae yang atas, aa. Oesophagus yang merupakan cabang dari dinding depan aorta thoracalis.

Sedangkan pars abdominalis diperdarahi oleh a. gastrica sinistra dan a. phrenica inferior.

Sedangkan sistem pembuluh baliknya melalui v. azygos yang akan bermuara pada v. cava

superior. Untuk sistem getah beningnya pada pars cervicalis akan menuju ke nnll. cervicalis

profundi. Pada pars thoracalis ke nnll. mediastinalis posterior dan pada pars abdominalis akan

menuju nnll. gastica sinistra.

6

Page 6: Blok 9 - Digestivus

4. Gaster

Merupakan organ yang

termasuk saluran cerna yang

dimasuki oleh bolus (bahan

makanan) paling awal dalam

cavum abdomen. Gaster biasa

disebut dengan ventriculus

lambung. Berbentuk seperti

huruf J pada proyeksi supinasi

(terlentang).

Gambar 3. Gaster1

Gambar 2 : Gaster

Gaster memiliki dua muara yaitu cardia yang merupakan muara oesophagus ke gaster dan

pylorus yang merupakan muara gaster ke duodenum. Gaster memiliki 2 tepi yaitu culvatura

major yang cembung ke kiri dan culvatura minor yang cekung ke kanan atas. Ada 2 lekukan pada

gaster yaitu incisura cardiaca yang merupakan lekuk yang menjadi tempat peralihan dari

oesophagus pada culvatura major dan incisura angularis yang merupakan batas antara bagian

vertikal dan horizontal pada culvatura minor.2

Bagian-bagian pada gaster yaitu fundus, corpus dan pylorus. Pylorus dibedakan menjadi

antrum pyloricum dan canalis pyloricum. Garis horizontal yang melalui incisura cardiaca

memisahkan corpus dan fundus gaster. Sedangkan garis serong dari incisura angularis ke

culvatura major memisahkan corpus dengan pars pylorica ventriculi. Bagian cardia gaster terletak

3 cm kekiri dari bidang tengah setinggi vertebrae thoracalis X. Sedangkan bagian pylorusnya

terletak setinggi vertebrae lumbalis 1 pada 2,5 cm kanan garis tengah. Sehingga gaster berjalan

menyilang garis tengah ke arah kanan.2

Dinding lambung dibedakan menjadi 3 lapisan, yaitu tunica mukosa, tunika submukosa

dan tunika muskularis. Pada tunika mukosa terdapat selaput lendir yang berlipat-lipat yang

disebut dengan plica gastricae, sedangkan alur yang sejajar dengan culvatura minor disebut

magenstrase Waldeyer/canalis gastricae. Tunika submuka merupakan jaringan ikat kuat yang

7

Page 7: Blok 9 - Digestivus

dapat dijumpai pembuluh darah. Sedangkan tunika muskularis merupakan lapisan otot yang

terdiri dari stratum longitundinalis, stratum circularis dan stratum obliqua. Pada permukaan luar

lambung dijumpai lapisan serosa sehingga lambung terletak intraperitoneal.

Vascularisasi gaster berasal dari:

Gambar 4. Vaskularisasi Gaster1

A. gastrica sinistra (curvatura minor)

A. gastrica dextra (cabang a. hepatica, beranastomose dengan a. gastrica sinistra)

A. gastrica brevis (fundus)

A. gastroepiploica sinistra (cabang a. lienalis, beranastomose dengan a. gastroepiploica

dextra)

A. gastroepiploica dextra

Gambar 5. Vaskularisasi Gaster1

v. coronaria ventriculi bermuara ke v. porta

v. pylorica bermuara ke v. porta

v. gastrica brevis masuk ke dalam ligamentum gastrolienale dahulu kemudian bermuara

ke v. lienalis8

Page 8: Blok 9 - Digestivus

v. gastroepiploica dextra bermuara ke v. mesenterica superior

Innervasi gaster oleh nervus vagus (parasimpatis). Nervus vagus anterior pada facies

ventralis gaster dan nervus vagus posterior pada facies posterior gaster.3

5. Duodenum

Berbentuk seperti tapal kuda, duodenum akan berjalan dari pylorus ke arah belakang.

Terdiri atas empat bagian yaitu pars superior, pars descendens, pars inferior dan pars ascendens.

Pars superior duodeni terletak pada bidang transpyloric.yang bermula dari pylorus menuju ke

belakang dari berakhir di flexura duodenale superior. Pars descendens bermula dari flexura

duodeni superior beralih ke bawah dan kemudian membelok ke kiri disebut sebagai flexura

duodeni inferior. Setinggi vertebrae lumbalis 3 pars inferior duodeni akan menyilang garis tengah

berjalan ke kiri untuk kemudian berjalan ke arah atas dan berakhir sebagai pars ascendens

duodeni. Pars ascendens duodeni terletak setinggi vertebrae lumbal 2, kurang lebih 2,5 cm

sebelah kiri garis tengah.2 Setelah sampai di belakang lambung, pars ascendens duodeni akan

membelok ke bawah pada lengkungan yang disebut sebagai flexura duodenojejunalis. Pada

flexura ini terdapat ligamentum penghubung dengan oesophagus yang disebut lig. Treitz.

Lapisan pada dinding duodenum terdiri dari 4 lapis, yaitu tunika mukosa, tunika submukosa,

tunika muskularis dan tunika serosa. Pada tunika submukosa terdapat lipatan mukosa yang tinggi,

disebut dengan plica circularis. Lipatan ini mempunyai jonjot yang disebut dengan villi

intestinalis. Pada tunika mukosa terdapat glandula lieberkuhn dan glandula bruneri. Selain itu

pada pars descendens duodeni bermuara duktus pankreatikus major dan duktus choledocus,

dimana tempat muaranya menimbulkan suatu tonjolan yang disebut dengan papilla duodeni

major. Terkadang juga dijumpai tonjolan yang disebut dengan papilla duodeni minor.3

Duodenum didarahi oleh a. gastroduodenalis yang merupakan cabang dari a. hepatica communis

yang akan memperdarahi dinding posterior duodenum dan juga didarahi oleh a.

pancreaticoduodenalis superior (anterior dan posterior) yang berjalan antara pars descendens

duodeni dan caput pankreas. A. pancreaticoduodenalis inferior yang merupakan cabang dari a.

mesenterica superior juga mendarahi duodenum.

6. Hepar dan Vesica Fellea

Hepar merupakan organ yang menempati cavum abdomen kanan atas. Berat rata-ratanya pada

orang dewasa adalah 1,5 kg. Konsistensinya kenyal seperti jeli. Hepar dilapisi peritoneum kecuali 9

Page 9: Blok 9 - Digestivus

pada bagian belakang yang langsung melekat diaphragma. Hepar memiliki facies diaphragmatica

yang menghadap ke diaphragma dan bagian yang menghadap ke cavum abdomen yang disebut

sebagai facies visceralis/inferior.

Pada fascies inferior terdapat alur bentuk H yang terdiri dari alur melintang sesuai pintu

masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam hepar yang disebut dengan porta hepatis.

Di sebelah kanan ada alur membujur yang disebut fossa sagitalis dextra yang ditempati oleh v.

cava inferior di atas dan vesica fellea di bawah.

Di sebelah kiri ada fossa sagitalis sinistra yang ditempati oleh ligamentum venosum Arantii di

sebelah posterior dan ligamentum teres hepatis di sebelah anterior.3

Lobus sinister hepar berbatasan dengan oesophagus dan gaster sedangkan lobus dexternya

berbatasan dengan duodenum dan pylorus gaster, colon, serta renal yang menimbulkan jejasnya

masing-masing.

Hepar didarahi oleh a. hepatica comunis, a. hepatica propria, a. hepatica dextra dan

sinistra. Sedangkan sistem pembuluh balik melalui v. porta.

Vesica fellea merupakan organ penampung empedu yang diliputi oleh peritonium kecuali pada

bagian yang melekat lagsung ke hepar. Vesika fellea terdiri atas fundus, corpus dan collum dan

memiliki saluran empedu yang disebut dengan ductus systicus. Vesica fellea didarahi oleh a.

cystica yang merupakan cabang dari a. hepatica dextra.

Gambar 6. Hepar4

7. Intestinum Tenue

Memiliki panjang 6-8 meter dan 2/5 bagiannya ialah jejunum dan 3/5 bagiannya illeum.

Intestinum tenue terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi rongga perut kiri

10

Page 10: Blok 9 - Digestivus

atas sedangkan illeum mengisi bagian kanan bawah rongga perut. Illeum mengisi hingga pelvis

minor dan bermuara pada coecum (kantung buntu). Penampang dari jejunum ke illeum semakin

mengecil.2 Intestinum tenue berhubungan dengan dinding belakang perut melalui lipatan

peritoneum yang disebut mesostenium yang dimulai dari flexura duodenojejunalis setinggi

vertebrae lumbal 2 dan berakhir pada fossa illiaca dextra di depan articulatio sacroilliaca.

Intestinum tenuae juga memiliki 4 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika

muskularis dan tunika serosa. Tunika mukosanya berlipat-lipat sehingga permukaan usus menjadi

lebih luas. Lipatan pada tunika mukosa disebut plica circulares Kerkringi yang akan semakin

jarang ke arah distal. Jonjot usus halus pada jejunum lebih tinggi dibanding vili intestinales

illeum. Pada intestinum tenue dijumpai glandula intestinalis yang pendek dan diantaranya

terdapat sel paneth yang menghasilkan sekret yang berbutir.

Tunika submokosa terdiri atas pembuluh darah dan plexus saraf yang disebut plexus

submukosa Meissneri. Tunika muskularis terdiri atas 2 lapis otot yaitu tunika muskularis

longitudinalis dan tunika muskularis sirkularis. Diantara keduanya terdapat plexus myentericus

Auerbach. Tunika serosa merupakan bagian terluar yang meliputi seluruh intestinum tenuae. Pada

75 – 100 cm dari junctura ileocoecalis terdapat diverticulum Meckeli yang merupakan sisa duktus

omphaloentericus. Divertikulum Meckeli mempunyai kelenjar yang menghasilkan sekret seperti

asam lambung.3

Usus halus diperdarahi oleh aa. Jejunales et ilei yang berjumlah 15-18 buah. Keduanya

merupakan cabang dari A. mesenterica superior dan membentuk cabang lurus (vasa rectae) dan

cabang lengkung (arcade). Pada jejunum arcadenya setingkat sedangkan vasa rectaenya panjang.

Sebaliknya pada illeum arcade bertingkat dan vasa rectaenya pendek. Sistem pembuluh baliknya

terdiri dari vv. jejunales et illei yang bermuara ke V. mesenterica superior. Sedangkan sistem

getah beningnya melalui 3 kelompok yaitu nnll. intestinales yang terletak pada dinding usus

halus, nnll/ mesentericus di sekitar arcade dan nnll. superior di proximal a. mesentrica superior.

Ketiganya akan berakhir pada nnll. ileocolica.

Sistem persarafan terdiri dari serabut simpatis yang berasal dari medula spinalis segmen thoracal

8-10 dan serabut parasimpatis pada plexus submukosa mienterikus.

11

Page 11: Blok 9 - Digestivus

Gambar 7.Intestinum Tenue5

8. Intestinum Crassum

Berbentuk seperti huruf U

terbalik. Intestinum crassum

terdiri atas coecum, colon

ascendens, flexura coli

dextra/hepatica, colon

transversum, flexura coli

sinistra/lienalis, colon

descendens dan berakhir pada

colon sigmoideum.

Dinding intestinum crassum

terdiri dari 4 lapis yaitu tunika

mukosa, tunika submukosa,

tunika muskularis dan tunika

serosa.

Gambar 8. Intestinum Crasum1

Tunika mukosa pada intestinum crassum memiliki lipatan mukosa yang disebut plika

semilunaris.3 Plica semilunaris dibentuk oleh semua lapisan kecuali tunika muskularis

longitudinalis. Tunika mukosa memiliki kelenjar yang disebut dengan kelenjar Lieberkuhn.

Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar yang memiliki pembuluh darah. Absorbsi air

terjadi terbanyak pada lapisan ini

Tunika muskularis dibedakan menjadi dua lapis, yaitu:

12

Page 12: Blok 9 - Digestivus

Circularis : letaknya di dalam.

Longitudinalis : lebih pendek dan membentuk pita yang disebut taenia.

Ada 3 macan taenia yaitu taenia libera, taenia omentalis dan taenia mesocolica.

Karena tunika muskularis longitudinalis lebih pendek dari tunika circularis, maka terbentuk

gelembung-gelembung yang disebut dengan haustra coli, sedangkan lekukan yang terdapat antar

haustra disebut dengan plica semilunaris.

Tunika serosa mempunyai kantung perintonium yang terletak di sepanjang taenia yang

berisikan lemak yang disebut sebagai appendices epiploicae.

Bagian paling awal dari usus besar adalah coecum yang terletak pada fossa illiaca dextra dan

diproyeksikan pada dinding abdomen pada pertengahan garis SIAS kanan dan symphisis pubis.

Pada coecum bermuara illeum sebagai lenjutan saluran cerna. Muara ini memiliki katup yang

disebut dengan valvula coli Bauhini. Katup ini memiliki labium superior dan inferior. Selain itu

terdapat muara dari appendix vermiformis/processus veriformis. Muara appendix vermiformis

sesuai dengan titik LANZ yang terletak antara 1/3 batas kanan dan 1/3 batas tengah garis LANZ.

Garis LANZ sendiri merupakan garis khayal yang ditarik dari SIAS kiri ke SIAS kanan. Coecum

didarahi oleh a/ ileo colica yang merupakan cabang dari a. mesenterica superior dan a. coecalis

anterior dan posterior.yang merupakan cabang dari a. ileo colica.2

Appendix vermiformis dianggap bagian usus yang tidak mempunyai fungsi. Appendix

vermiformis memiliki lipatan peritonium yang disebut mesenteriolum. Letak dari appendix

vermiformis bervariasi pada setiap orang. 32 % orang memiliki posisi caudo positio pada alat ini,

64% retro coecalis, 2% lateropositio dan 2% lainnya medio positio. Appendix vermiformis

didarahi oleh aa. Appendiculares yang merupakan cabang dari a. ileocolica.

Colon ascendens dimulai dari junctura ileocoecalis sampai flexura coli dextra. Didarahi oleh a.

colica dextra yang merupakan cabang dari a. mesentrica superior dimana ia berjalan

retroperitoneal menyilang a. spermatica interna pada laki-laki atau a. ovaria pada perempuan. A.

colica dextra memiliki r. ascendens yang beranastomosis dengan a. colica media dan r.

descendens yang beranastomosis dengan a. ileocolica. Colon accendens akan berbelok ke kiri dan

tempat berbeloknya dinamakan dengan flexura coli dextra.

Colon transversum terletak di bawah bidang transpyloric. Colon ini menyilang pars

descendens duodeni dan akan melengkung diantara flexura coli dextra dan sinistra. Didarahi oleh

a. colica media yang merupakan a. mesenterica superior dan a. colica sinistra yang merupakan

13

Page 13: Blok 9 - Digestivus

cabang dari a. mesenterica inferior. Flexura coli sinistra merupakan tempat usus membelok ke

arah bawah.

Colon descendens merupakan lanjutan dengan colon transversum yang didarahi oleh a.

coli sinistra yang merupakan cabang dari a. mesentrica inferior.

Colon sigmoideum berbentuk menyerupai huruf S dan memanjang dari crista illiaca sampai

vertebrae sacralis 2-3. Organ ini didarahi oleh aa. Sigmoidae yang merupakan cabang dari a.

mesentrica inferior.

9. Rectum dan Anus

Rectum memiliki panjang 12-15 cm dan merupakan lanjutan colon sigmoideum. Setinggi

vertebrae sacralis 3 taenia colon sigmoideum berupa menjadi lapisan otot polos longitudinal dan

appendices epiploicae menghilang.2 Lengkung pada rectum pada bidang sagital ialah flexura

sacralis yang sesuai dengan lengkung os sacrum dan flexura perinealis yang cembung ke depan

sesuai dengan os coccygeus.

Bagian rectum berdasarkan bentuknya ialah pars ampularis recti yang melebar dan pars analis

recti yang menyempit.

Tunika muskularis dari rectum disusun oleh m. sphincter ani internus yang merupakan

otot polos dan m. sphincter ani externus yang merupakan otot lurik/ Pada tunika mukosa terdapat

3 lipatan melintang yang disebut dengan plica transversalis recti Kohlrausch.

Rectum didarahi a. rectalis superior, a. rectalis media dan a. rectalis inferior. Sementara sistem

venanya oleh v. rectalis superior, v. rectalis media dan v. rectalis inferior.

Pembuluh getah bening pada rectum bagian proximal ialah melalui nnll. para rectal kemudian

menuju nnll. mensenterica inferior. Sedangkan, untuk rectum bagian distal getah bening dialirkan

ke nnll. sacralis.3 Persarafannya terbagi atas saraf simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis

melalui nn. splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus, sedangkan saraf simpatis melalui

nervus spinalis sacralis 2-4.

Rectum akan berakhir sebagai lubang tempat akhir untuk defekasi yang disebut dengan anus.

14

Page 14: Blok 9 - Digestivus

B. Struktur Mikroskopis

1. Cavum Oris

Cavum Oris merupakan rongga yang terdiri atas labium oris, buccal, dentis, gingivae, linguae,

palatum molle dan palatum durum. Labium oris merupakan area yang secara garis besar dapat

terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Area Cutanea : merupakan struktur kulit yang tipis.

Area Merah Bibir (Intermedia) : merupakan area yang terdiri atas epitel berlapis gepeng

tidak bertanduk. Epitel disini transparan karena mengadung butir-butir eleidin. Kemudian

papilanya mengandung banyak kapiler.

Area Oral Mukosa : memiliki struktur yang mirip seperti pipi dan memiliki epitel berlapis

gepeng tidak bertanduk. Didapati pula glandula labialis yang bersifat seromukosa. Selain itu

dibawah lapisan submukosa didapati m. orbikularis oris.

Lingua merupakan otot yang permukaan dorsalnya dilingkupi oleh papila. Epitel pada lingua

ialah epitel berlapis gepeng bertanduk maupun tidak bertanduk. Papila pada lidah berfungsi

sebagai reseptor perasa. Adapun papila ini tersebar pada 2/3 permukaan anterior lingua. Papila

yang dimaksud adalah:

Papila circumvalata : tersusun dalam sulcus terminalis yang dikelilingi epitel lidah.

Papila filiformis : memiliki epitel berlapis gepeng bertanduk, berbentuk runcing, serta

tidak punya taste bud.

Papila fungiformis : tersebar diantara papila filiformis, memiliki taste bud dan punya

bentuk modifikasi yang disebut papila lentiformis.

Papila foliata: Punya teste bud, memiliki lekuk sumur yang dalan dan rudimenter pada

manusia namun berkembang pada kelinci.

15

Page 15: Blok 9 - Digestivus

Gambar 9. Papila6

Dentin merupakan bagian terbesar dari gigi yang mengalami mineralisasi seperti halnya pada

tulang. Dentin dibentuk oleh odentoblas, kadar garam kalsiumnya mencapai 80% dan zat organik

lainnya mencapai 20%. Sedangkan email pada gigi tersusun terutama dari bahan anorganik dan

hanya satu persennya yang merupakan bahan organik. Gigi pada potongan membujur dari atas ke

bawah akan terlihat memiliki lapisan mahkota gigi, akar gigi dan leher gigi. Sementara gusi

(ginggiva) adalah membran mukosa yang meliputi periosteum tulang alveolar dan melekat pada

leher gigi. Membran mukosa gusi merupakan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk,

dimana lamina proprianya membentuk papil tinggi dan ramping serta memiliki banyak jala

kapiler sehingga tampak merah muda.7

2. Oesophagus

Pada tunika mukosa dari oesophagus dapat dijumpai epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

tanduk. Tunika muskularis mukosa hanya berupa selapis sel longitudinal. Pada lamina propria

didapai kelenjar mukus truberlosa kompleks yang merupakan perluasan dari kelejar kardia.

Tunika submukosa oesophagus memiliki kelenjar submukosa yang disebut sebagai oesophageal

gland.

Tunika muskularis oesophagus terdiri dari otot lurik dan otot polos. 1/3 proximal oesophagus

terdiri dari otot lurik, 1/3 tengah merupakan campuran otot lurik dan otot polos, sedangkan 1/3

distalnya merupakan otot polos.7

3. Gaster

16

Page 16: Blok 9 - Digestivus

Pada tunika mukosa gaster terdapat gastric pits atau foveola gastica. Epitel pada tunika ini

ialah epitel toraks tanpa sel goblet. Dinding gaster sangat berlipat disebut rugae yang terdiri dari

lapisan otot tebal. Gaster memiliki tiga bagian yaitu kardia, fundus dan pylorus. Masng-masing

bagian ini memiliki kelenjar dengan ciri khas tertentu.

Kelenjar pada kardia dan pilorus memiliki sifat yang hampir mirip yaitu tersusun dari tubulosa

kompleks yang mensekresikan mukus. Kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks dan tubulosanya

bercabang. Mukus dari kelenjar ini berfungsi melindungi lambung dari autodigestion akibat

sekresi enzim proteolitik yang cenderung asam. Sedangkan kelenjar pada fundus memiliki bagian

leher, corpus dan fundus.7

4. Usus Halus

Memiliki epitel selapis toraks bersel goblet. Sel toraks ini memiliki mikrovili yang

berfungsi memperluas bidang penyerapan. Sel goblet pada usus halus makin ke distal makin

banyak. Selain itu pada usus halus terdapat vili intestinal yang juga berfungsi pada absorbsi zat

makanan. Sepanjang membran mukosanya terdapat glandula Lieberkuhn dan sel cryptus yang

berfungsi mengganti sel epitel permukaan yang rusak.

Usus halus terdiri atas 3 bagian, yaitu:

Duodenum : memiliki ciri khas yaitu terdapat kelenjar Brunner dengan kompleks tubulosa

bercabang yang memiliki mukus (lendir).

Jejunum : tidak terdapat kelenjar Brunner ataupun agmina peyeri. Memiliki plica

sirkularis Kerckringi yang tinggi.

Illeum : Memiliki agregat limfonodus atau agmina peyeri di lamina propria yang akan

meluas ke tunika submukosa.8

17

Page 17: Blok 9 - Digestivus

Gambar 10. Histologis Usus Halus8

5. Hepar dan Vesica Fellea

Hepar merupakan organ yang diliputo dengan kapsula Glissoni. Septa membagi hepar

menjadi lobuli-lobuli. Unit fungsional pada hepar ialah satu lobulus. Sel pada hepar bentuknya

poligonal dan pada bagian sentral dari lobulusnya terdapat vena sentralis. Segitiga Kiernan pada

hepar berisi a. hepatica, cabang vena porta, duktus biliaris serta pembuluh limfe.

Sel pada hepar berhubungan dengan sistem empedu dan pada pada permukaan lain berhadapan

dengan pembuluh darah. Sel ini juga dikelilingi oleh serat retikulin yang bila diberi pewarnaan

Bielschwosky akan berwarna hitam.

Vesica Fellea merupakan organ penampang empedu yang akan berkontraksi

mengeluarkan empedu bila diransang oleh kolesistokinin yang berasal dari mukosa usus halus.

Ciri utama yang membedakan vesica fellea dengan organ lainnya ialah tidak terdapatnya tunika

muskularis mukosa. Tunika mukosa pada vesica fellea terdiri dari epitel selapis toraks sementara

tunika muskularisnya tidak teratur. Tunika perimuskularis beruapa anyaman jaringan

penyambung jarang. Sedangkan pada tunika adventitia terdapat membran serosa.7

6. Usus Besar

Usus besar memiliki tunika submukosa yang tidak mengandung plica sirkularis dan vili

intestinalis. Sel goblet pada usus besar terdapat dalam jumlah yang besar melebihi sel epitel.

18

Page 18: Blok 9 - Digestivus

Terdapat cryptus Lieberkuhn, namun sel paneth dan sel argentafin berjumlah sangat

sedikit. Tunika muskularis longitudinal pada colon membentuk pita yang disebut sebagai taenia

coli.4

Appendix merupakan evaginasi dari usus besar yang memiliki panjang 2-18 cm. Lumennya

sempit dan sering berisi debris. Banyak folikel limphoid di tunika submukosa dan yang

membedakannya dengan usus besar ialah tidak terdapatnya taenia coli.

7. Rektum dan Anus

Rektum memiliki lapisan mukosa yang berlipat secara longitudinal dan berakhir kira-kira

dua setengah inchi dari orrificium anal. Epitelnya tersusun selapis torajs dan memiliki cryptus.

Pertemuan antara rektum dan anus disebut dengan linea pectinata.

Anus terbagi dalam 3 segmen yaitu zona collumnaris, zona intermedia dan zona cutanea. Pada

tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, serat saraf dan badan vater Paccini.

Pembuluh vena disini membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis mukosa pada anus

membentuk m. dilatator ani internus. Sedangkan tunika muskularis sirkular pada anus

membentuk m. sphcinter ani Internus. Diluar dari lapisan otot ini terdapat lapisan otot lurik yang

membentuk m. sphincter ani externus.7

C. Mekanisme Pencernaan dan Penyerapan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan

elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam

proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu

motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi.

1. Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, otot

polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah

yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada

isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara

permanen setelah mengalami distensi (peregangan).

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:

- Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga 19

Page 19: Blok 9 - Digestivus

berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda

tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan

propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat tapi sebaliknya di usus

halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat

lambat.

- Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah

pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan

otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran

pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan

longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi

saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat

di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas

kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

2. Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti

enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk transport aktif

bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikulum Endoplasma.

Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau

hormon yang sesuai.

3.Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam

sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan

menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan

yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi monosakarida, lemak

yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak,

sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino. 9

20

Page 20: Blok 9 - Digestivus

4. Absorbsi

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam

darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

Mulut

Pintu masuk pertama ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral,

makanan akan dihancurkan dengan dikunyah yang melibatkan seluruh organ dalam mulut, yaitu :

Gigi dan dilidah . Lidah membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol

secara volunter, pergerakannya penting untuk memandu makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan. Terdapat kelenjar yang membantu pencernaan dimulut yaitu melalui

kelenjar parotis, submandibula dan sublingual.

Saliva terdiri dari 99,5 % H2O, 0,5 % protein dan elektrolit.

Esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition.

Menelan dimulai ketika bolus didorong oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring.

Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls

aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan

serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.

Menelan dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

- Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang mengenai dinding

posterior faring oleh gerakan volunter lidah.

- Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi kemudian

kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu

masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus melewati epiglotis

menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.

- Fase Esofageal. Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus menuju sfingter

esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada kontraksi berbentuk

cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan

mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian pendorongan makanan

melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi.9 Makanan dapat

21

Page 21: Blok 9 - Digestivus

didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung

sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah esopagus. Kemajuan gelombang tersebut

dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan vagus.

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di

sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus

esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam,

mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi

refluks lambung.

Lambung

Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di

atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawah

yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara

lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.

Motilistas dilambung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:

a. Empty Stomach Contractility

Kotraksi pada lambung menuju bagian distal dari saluran pencernaan. Diperlukan waktu

90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi sebagai housekeeping , menyapu sisa-sisa

makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus besar

b. Pengisian Lambung

Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang hingga

kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume ini dapat

menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan intralambung, tapi

hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif

lambung pada saat terisi.

c.Pencampuran Lambung

Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan meingkat. Ketika Kontraksi

peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi

lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang

peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong

oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum

tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang

22

Page 22: Blok 9 - Digestivus

peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat,

menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang

terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang

tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak

kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut

disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric

dibawah kontrol saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.

d.Pengosongan Lambung

Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga menghasilkan

gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada

setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup tergantung pada kekuatan

peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai

sinyal dari lambung dan duodenum.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar

Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi asam

hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama menyekresi

mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik juga menyekresi

hormon gastrin.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal ini

menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa

oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel

sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl

menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali

pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino menjadi

peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa lambung

karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat mukosa

lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah

kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat

asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat

mempertahankan kemampuan sekresi mereka.9

23

Page 23: Blok 9 - Digestivus

Usus halus

terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus ini terjadi

sebagian besar pencernaan dan penyerapan.

Motilitas pada usus halus adalah segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses

mencampur dan mendorong secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot

polos sirkuler di sepanjang usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang

berisi kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus

menjadi segmen-segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda

singkat, melemas dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang

semula melemas. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi

seluruh panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses

pencernaan dan penyerapan.

Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental yang

membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus meningkatkan

sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar usus. Selain itu,

juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang independen terhadap

kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di mukosa usus halus mengeluarkan

1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan

sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan

monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen

peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan

beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus

halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum.

Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang

disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan

enzim pankreas tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan

pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida

penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam aminonya,

sehingga pencernaan protein selesai.9

24

Page 24: Blok 9 - Digestivus

a) Penyerapan Garam dan Air

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui osmosis.

Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-getah

pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air per hari

yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel epitel

melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian Na

diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif secara pasif ditarik

oleh muatan listrik positif ion natrium. 

b) Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa. Disakaridase

yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida yang dapat diserap

yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif

sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi

c) Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino diserap

menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui bantuan

pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase di brush

border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam vilus.

Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi

khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta kotransportasi

Na.

d) Penyerapan Lemak

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan

larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus. Dalam

bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili brush border

sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang bergerak. Dari sini

keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel epitel. Proses ini

meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan melakukan fungsinya

berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.9

25

Page 25: Blok 9 - Digestivus

Usus besar

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima

sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari

residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap

dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan lain yang

tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran tinja secara

teratur karena berperan menentukan isi kolon.

Gerakan usus besar umumnya lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai

tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra

yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang

menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa absortif. Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali

sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens

dan transversum sehingga feses terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon,

gerakan ini disebut gerakan massa yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai

tempat defekasi. Sewaktu gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi

peregangan rektum dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks

defekasi.

Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan

oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering ditemukan

setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum memindahkan

isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon mendorong isi kolon ke

dalam rektum yang memacu proses defekasi.

Feses di rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum

terbentuklah suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan

gelombang pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga

melemas, terjadi defekasi. Sekresi Usus Besar

Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah melindungi

mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan untuk

memudahkan feses lewat.

Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang

26

Page 26: Blok 9 - Digestivus

paling aktif diabsorpsi dan, Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik,

dan air diabsorpsi secara osmosis.9

D. Enzim Pencernaan

Pencernaan molekul organik besar seperi karbohidra, protein dan lemak dibantu oleh

enzim tertentu yang berfungsi mempercepat reaksi sehingga reaksi tidak memakan waktu terlalu

lama. Bahan-bahan yang dapat diserap sebagai hasil pencernaan ini ialah asam amino,

monosakarida, monoasilgliserol, gliserol dan asam lemak serta vitamin dan mineral.

Proses pencernaan secara umum terbagi atas proses pencernaan secara mekanis dan proses

pencernaan kimiawi. Secara mekanis bolus dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk

mempermudah proses pencernaan kimia melalui enzim. Dilihat dari fungsinya enzim menjadi

sangat penting dalam proses pencernaan kimia agar proses kimia tersebut berlangsung lebih

cepat.

Pencernaan telah dimulai dari mulut. Di mulut terdapat saliva yang disekresikan oleh

kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Keluarnya saliva dapat terjadi karena adanya

massa makanan di mulut maupun adanya rangsangan psikis, misalnya berupa bau makanan

tertentu. Pada saliva terdapat suatu jenis enzim yaitu amilase saliva atau ptialin. Pada

polisakarida, enzim ini bekerja dengan cara memutuskan ikatan glikosidik 1,4. Enzim ini akan

menguraikan polisakarida menjadi disakarida maltosa. Ion tertentu dapat menjadi aktivator dari

enzim ini, antara lain ion Cl-, Br-, NO3- dan SO42-. Enzim amilase saliva akan bekerja dengan

optimal pada pH 6,8. Pada pH dibawah 4, enzim ini akan menjadi inaktif (misalnya dalam

lambung). Selain faktor tingkat keasaman, faktor suhu, konsentrasi enzim dan konsentari substrat

juga turut menentukan seberapa optimal enzim ini dapat berkerja. Selain mencernakan makanan,

saliva juga berfungsi melindungi mukosa mulut serta melarutkan makanan kering dan padat serta

melicinkan gumpalan makanan agar mudah ditelan.

Setelah polisakarida mengalami pemecahan menjadi disakarida di mulut, bolus akan

melanjutkan perjalanan ke lambung melalui oesophagus. Bagitu tiba di lambung, kimus akan

berhadapan dengan suasana yang asam. Hal ini disebabkan oleh karena adanya sekresi asam

klorida dari sel parietal sebagai respon terhadap eksistensi kimus. Tingkat keasaman yang tinggi

ini sebenarnya juga berfungsi pada denaturasi dari polipeptida yaitu dengan jalan menguraikan

struktur tersier dengan memotong ikatan hidrogen didalamnya. Selain itu tingkat keasaman yang

27

Page 27: Blok 9 - Digestivus

tinggi bersama lisozim dari saliva dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme yang

masuk ke gastro-intestinal track.9

Selain sel parietal, terdapat pula sel chief dan sel leher mukus pada dinding mukosa

lambung. Sel chief berfungsi untuk menghasilkan pepsinogen, suatu zymogen yang bila aktif

akan memecah protein menjadi proteosa dan pepton. Pepsinogen ini menjadi aktif dengan

bantuan asam klorida yang dihasilkan sel parietal tadi. Pepsin ini spesifik bekerja dengan

memutuskan ikatan peptida pada asam amino aromatik ataupun asam amino dikarboksilat.

Renin merupakan suatu enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Renin berfungsi

menggumpalkan kasein yang ada pada susu sehingga tidak mengalir dengan cepat keluar dari

lambung. Kasein susu yang berkontak dengan kalsium pada renin akan bereaksi membentuk

kalsium parakaseinat yang bila berkontak dengan pepsin dapat pecah kembali.

Pada lambung juga ditemukan lipase. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis tri-gliaserol rantai

pendek dan rantai sedang. Namun fungsi lipolitiknya pada lambung tidak terjadi karena pH

optimalnya 7,5 tidak sesuai dengan pH lambung.

Pencernaan pada pankreas dan usus dapat terjadi karena adanya sekresi hormon sekretin

pada duodenum dan jejunum. Hormon sekretin ini disekresikan sebagai bentuk respon terhadap

adanya HCl, lemak, protein, karbohidrat dan sebagian makanan yang telah dicerna dalam

lambung. Hormon ini akan mengalir melalui darah portal menuju pankreas, empedu dan hepar

dan merangsang sekresi pankreas. Jenis-jenis sekretin antara lain pankreozimin, hepatokrinin,

kolesistokinin dan enterokrinin.9

Getah pankreas dihasilkan sebagai respon terhadapa kerja sekretin. Getah pankreas umumnya

kental seperti saliva, mangandung air, protein, ssedikit senyawa organik, berbagai macam ion

anorganik dan memiliki pH yang sedikit alkalis (7,5 – 8). Enzim-enzim yang terdapat pada getah

pankreas antara lain:

Tripsin : disekresikan dalam bentuk yang tidak aktif yaitu tripsinogen. Tripsinogen

diaktifkan dalam duodenum oleh enzim enterokinase menjadi tripsin.Protease yang bergabung

dengan tripsin akan menjadi polipeptida. Pepton akan dihidrolisis pada bagian yang mengandung

asam amino lisin/arganin. Tripsin juga dapat mengkoagulasi susu pada pH optimal 8.

Kimotripsin : juga disekresikan dalam zymogen yaitu kimotripsinogen. Bentuk inaktif

ini akan bereaksi dengan tripsin menjadi kemotripsin. Kimotripsin bisa mengkoagulasi susu

dengan tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibanding tripsin.

28

Page 28: Blok 9 - Digestivus

Karboksipeptidase : merupakan enzim proteolitik yang mengandung Zink. Enzim ini

mengkatalisis hidrolisa pada ikatan peptida di ujung molekul pada sisi karboksil bebas

polipeptida.

Amilase pankreas : bentuknya sama dengan amilase saliva. Bekerja dengan cara

menghidrolisis pati menjadi maltosa dan optimal pada pH netral.

Lipas pankreas : bekerja dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak,

gliserol, monogliserida dan digliserida. Aktivitasnya akan diperkuat dengan kerja garam empedu.

Kolesterol esterase : akan mengkatalisis reaksi antara kolesterol bebas dan asam lemak

sehingga membentuk kolesterol esterase dan asam lemak. Enzim ini diaktifkan oleh garam

empedu.

RNAase dan DNAase: mengkatalisa asam nukleat menjadi nukleotida.

Pada proses pencernaan lemak, ada suatu zat yang penting yang turut berperan selain lipase

pankreas. Zat tersebut ialah empedu. Empedu disekresikan oleh hati dan bila tidak diperlukan

akan disimpan sementara di kantung empedu. Empedu mengandung asam yaitu asam kolat, asam

deoksikolat, asam kenodeoksikolat dan asam litokolat. Asam empedu dapat berkonjugasi dengan

asam amino glisin atau taurin padu gugus karboksil sehingga dapat larut dalam air.

Fungsi empedu antara lain adalah sebagai berikut:

Emulsifikasi : dengan cara menurunkan tegangan permukaan air, garam empedu dapat

mengemulsi lemak dalam usus sehingga lipase dapat bekerja dengan lebih baik. Garam empedu

juga membantu agar vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan K) dapat membentuk senyawa

kompleks yang lebih mudah larut dalam air.

Netralisasi : empedu dapat menetralkan kimus yang berasal dari asam lambung.

Ekskresi : Kolesterol yang berasal dari makanan / disentesis dalam tubuh dapat

disekresikan melalui empedu.

Metabolisme pigmen empedu : pemecahan hemoglobin menghasilkan pigmen empedu

yaitu bilirubin yang akan disekresikan melalui empedu. Bahan ini akan diabsorbsi di gasto-

intestinal track yaitu pada sel epitel mukosa usus halus. Sedangkan pada lambung tidak terjadi

absorbsi kecuali alkohol.9

Pencernaan pada usus adalah dengan cara mensekresikan beberapa enzim yang akan

terdapat pada mikrovili intestinal. Selain sekresi enzim, ada pula sekresi getah usus halus oleh

kelenjar Brunner dan Lieberkuhn untuk membentu menetralkan keasaman kimus dari lambung.

29

Page 29: Blok 9 - Digestivus

Adapun enzim yang diekskresi adalah di usus halus adalah:

Aminopeptidase : mengubah polipeptida menjadi asam amino dan peptida dengan ikatan

yang lebih pendek dengan cara katalisa hidrolisis ikatan peptida di ujung molekul di sisi yang

mengandung asam amino bebas.

Dipeptidase : mengubah peptida menjadi asam amino.

Disakaridase : yaitu sukrase, maltase, isomaltase dan laktase. Mengubah disakarida

menjadi monosakarida.

Fosfatase : melepaskan fosfat dari senyawa fosfat organik yang berasal dari makanan

seperti hexofosfat, gliserofosfat dan nukleotida.

Polinukleotidase : mengubah asam nukleat menjadi nukleotida.

Nukleosida (nukleosida fosforilase) mengkatalisis perubahan nukleosida menjadi

fosforilasi pentosa, uridin, sistidin dan timidin.

Lesitinase mengubah lesitin menjadi gliserol, asam lemak, asam fosfat dan kolin.

Setelah diubah menjadi bentuk yang paling sederhana, maka molekul hasil pencernaan

makanan akan diabsorbsi dengan jalan menggunakan difusi, transpor aktif, sitotaksis, dan

persorpsi. Makanan yang diabsorsi kemudian akan melalui dua jalan yaitu melalui vena porta

menuju ke hati dan melalui pembuluh limfe di sekitar usus lalu menuju duktus thoracicus dan

berakhir di darah. 9

Kesimpulan

Pencernaan dan penyerapan makanan melibatkan sejumlah besar organ didalam tubuh.

Pencernaan dan penyerapan merupakan sumber nutrisi penting dalam transport aktif, sekresi,

maupun sintesis lainnya. Sehingga bila terjadi gangguan pada 1 tahap saja, dapat mengganggu

hingga keseluruhan tahap pencernaan. Seperti dalam skenario, pasien tidak dapat menelan

makanan. Sehingga hal tersebut menyebabkan tidak ada asupan nutrisi kedalam tubuh pasien dan

menyebabkan pasien mengalami pusing dan susah berjalan yang disebabkan karena kurangnya

suplay nutrisi yang dapat ia peroleh.

30

Page 30: Blok 9 - Digestivus

Daftar Pustaka

1. Netter FH. Atlas of human anatomy. Saunders: Elsevier. 2006.h.17,151-78.

2. Wong WW, Kindangen K, Inggriani Y. Buku ajar traktus digestivus. Jakarta: Bagian

Anatomi Universitas Kristen Krida Wacana. 2010.h.30-90.

3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC. 2003.h.288-96.

4. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1958045-hepar/

5. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003.h.285.

6. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006.h.115.

7. Mescher AL. Junqueira’s basic histology text & atlas. Singapore: McGraw Hill Medical

2009.h. 211-5.

8. Ross MH, Reith JR. Histology a text and atlas. Cambridge: Harper & Row Publisher

2000.h.100.

9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;

2009.h.644-89.

31