blok 9 digestivus (makalah)

Upload: richard-simak

Post on 10-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    1/21

    1

    Mekanisme dan Penyerapan Sistem Digestivus

    Richard Simak

    102011051

    [email protected]

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

    Telephone: (021) 5694-2061 (hunting)

    Fax: (021) 563-1731

    Pendahuluan

    Sistem Digestivus terutama berperan dalam pemecahan makanan untuk diserap

    dalam tubuh. Sistem digestivus sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya

    system digestivus ini, tubuh dapat memproses makanan yang masuk ke dalam tubuh dan

    menjadikan energy dalam tubuh kita. Organ sistem digestivus manusia contohnya: mulut,

    esophagus, lambung, usus halus, usus besar (colon), anus. Pada dasarnya, di setiap organ

    system digestivus, memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki motilitas yang berbeda juga.

    Pencernaan dalam tubuh dibagi menjadi 2: mekanis dan enzimatik. Pada pencernaan mekanis,

    seperti pada mulut, makanan dikunyah menggunakan gigi, Pada pencernaan enzimatik,

    makanan yang masuk ke tubuh dibantu prosesnya dengan menggunakan enzim-enzim yang

    berasal dari dalam tubuh. Dari kedua system pencernaan tersebut, makanan yang awalnya

    berbentuk besar, dapat diubah menjadi bentuk yang lebih kecil, menjadi bentuk yang dapat

    diserap nutrisinya ke dalam tubuh. Namun, bukan berarti tubuh menyerap semua makanan

    yang masuk ke dalam tubuh kita, pada akhirnya nutrisi yang tidak terserap dengan bahan-

    bahan sisa tubuh lainnya akan dibuang dalam bentuk feses. Enzim-enzim pencernaan dalam

    tubuh dihasilkan di kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati dan pankreas. Enzim yang

    membantu proses pencernaan antara lain: enzim ptyalin, enzim maltase, enzim sukrase,

    enzim lactase, enzim pepsin, enzim tripsin, enzim kimotripsin, enzim peptidase, enzim lipase

    pancreas, dan enzim lipase usus. Pada tubuh kita, terdapat 3 sistem pencernaan nutrisi , yaitu:

    pencernaan lemak, pencernaan karbohidrat, dan pencernaan protein.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    2/21

    2

    Makroskopis Traktus Digestivus

    Mulut

    Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan. Di dalam mulut, makananmengalami proses mekanis yaitu proses mengunyah. Dalam prosesnya makanan akan

    dihancurkan sampai merata dengan bantuan enzim amylase yang akan memecah amilum

    menjadi maltose. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan yang terkoordinasi antara lidah,

    gigi, dan oto-otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat keneljar saliva yang

    menghasilkan saliva untuk mencerna amilum dan melicinkan bolus sehingga mudah ditelan.1

    Pada dasarnya pemecahan amilum di mulut tidak banyak, karena di mulut, makanan hanya

    sebentar saja karena setelahnya makanan ditelan masuk ke tempat berikutnya, yaitu

    esophagus.

    Esofagus

    Esophagus merupakan suatu saluran yang panjangnya 25 cm terbentang dari pharynx

    sampai gaster. Bagian terbesar esophagus terletak di daerah thorax. Bagian yang di abdomen

    di bawah diaphragm disebut pars abdominalis esophagei. Gelombang kontraksi dari jaringan(peristaltic) mendorong makanan ke dalam lambung. Meskipun secara anatomis tidak

    terdapat sphincter, namun otot polos circularis pada ujung bawah esophagus secara fisiologis

    berfungsi sebagai sphincter yang mengatur masuknya makanan dari esophagus ke lambung

    dan mencegah terjadinya reflux isi lambung ke esophagus. Jika tidak makan, kontraksi tonus

    sphincter tersebut mencegah reflux.. Disfungsi sphincter ini dapat berakibat tertumpuknya

    makanan di dalam esophagus pars thoracalis sehingga terjadi dilatasi (pelebaran).

    Pars abdominalis esophagei mendapat darah dari r. esophagei a. gastric sinista dan

    cabang-cabang a. phrenica inferior. Vena mengalirkan darah ke v. azygos atau v.gastrica

    sinista. Persarafan esophagus diurus oleh r. anterior et posterior n. vagus, dan dari system

    simpatikus melalui nervi splanchnici.2

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    3/21

    3

    Lambung

    Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan, mulai dari

    esophagus sampai duodenum dan berfungsi sebagai tempat penampungan makanan untuk

    dicerna menjadi kimus dan mengatur pengaliran hasil cerna itu ke usus kecil. Kapasitas

    lambung kurang lebih 1.5 liter, tetapi dapat dilebarkan sampai 2-3 liter.

    Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan

    posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk ligamentum

    hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada

    curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum

    membentuk omentum majus.

    Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan

    (curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung

    terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus. Cardia

    merupakan daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang

    berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dan ostium cardiacum.

    Pada fundus ini biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada sinar X. Antara fundus dan

    pars abdominalis esophagei terdapat sudut yang tajam, disebut incisura cardiac. Corpusgastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical antara fundus dan

    incisura angularis beralih menjadi pars pyloric. Curvatura minor yang merupakan batas kanan

    lambung terbentang dari cardia sampai pylorus. Curvatura major yang lebih besar terbentang

    dari incisura cardiac terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus terbentuk sudut

    yang disebut incisura angularis. Sudut ini tampak lebih jelas pada lambung. Pars pyloric

    terdiri dari antrum pyloricum yang lebar di sebelah proximalis dan canalis pyloricus yang

    lebih sempit di sebelah distal yang berakhir pada pylorus. Pada batas antara kedua bagian ini

    kadang-kadang terdapat suatu sulcus dangkal. Pylorus merupakan daerah terdapatnya

    penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam keadaan kontraksi tonik.

    Sphincter pylorica mempunyai otot circularis tebal (m.sphincter pylori) yang

    mengatur/mengontrol aliran isi lambung ke duodenum.

    Paling luar tunica serosa dilapisi oleh lapisan peritoneum visceral dari cavum

    peritonei di depan dan bursa omentalis di belakang. Di sebelah dalamnya terdapat tunica

    mescularis yang terdiri dari 3 lapisan otot polos. Yang paling dalam adalah fibrae obliquaeterbentuk dengan baik pada daerah cardia dan menyebar ke fundus dan permukaan anterior

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    4/21

    4

    dan posterior corpus ventriculi. Yang paling luar adalah tunica longitudinalis yang tipis

    tersebar pada permukaan depan dan belakang corpus gastric, namun tebal pada curvature

    major dan minor, serta meliputi seluruh bagian pars pyloric. Di sebelah dalamnya terdapat

    tunica circularis, yang melingkar pada seluruh bagian lambung kecuali fundus; dan menebal

    pada sphincter pylori dan membentuk m.sphincter pylori. Di sebelah dalam dari lapisan otot

    terdapat tunica submucosa yang terdiri dari jaringan penghubung longgar, dan mengandung

    sejumlah pembuluh darah dan limfe. Lapisan paling dalam yang cukup tebal dan bersifat

    vascular disebut tunica mucosa gastricae. Lapisan ini mempunyai sejumlah lipatan disebut

    plica gastricae. Arahnya umumnya longitudinalis dan sepanjang curvature minor membentuk

    saluran, canalis gastricus. Saluran ini dapat mengalirkan cairan dan sejumlah makanan yang

    telah dikunya langsung dari cardia ke dalam duodenum. Kelenjar lambung bermuara pada

    lubang-lubang kecil yang disebut foveolae gastricae. Dapat dibedakan tiga macam kelenjar

    lambung yaitu glandula gastricae, glandula cardiac dan glandula pyloricae. Yang paling

    banyak adalah glandula gastricae yang tersebar di fundus dan corpus gastric.

    Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteri celiac, yaitu arteriae gastric

    sinistra et dextra, gastro-omentalis epiplioca) dextra et sinistra dan gastric breves. Arteri

    gastric sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. celiac berjalan ke esophagus dan

    turun kembali ke curvature minor. A. gastric dextra, cabang dari a.hepatica communis ataupropria berjalan pada pinggir atas pylorus dan curvature minor. A. gastro-omentalis dextra

    merupakan cabang dari a. gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. hepatica

    communis). A. gastro-omentalis sinistra dan a. grastica breves merupakan cabang dari a.

    lienalis.

    Vena gastric dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta

    hepatis, sedang v.gastro-omentalis kiri dan vena gastric brevis masuk ke vena lienalis, sedang

    v. gastro-omentalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v. porta hepatis.

    Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedang yang dari system

    simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari system simpatis berasal dari

    segmen thoracal 6-9.2

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    5/21

    5

    Gambar 1. Gaster

    Hati

    Hati adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga. Beratnya 1.500 g

    dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati

    menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang tidak teroksigenasi (tetapi

    kaya akan nutrient dari vena portal hepatica). Hati terbagi menjadi lobus kanan dan kiri.3

    1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobuskanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus.

    2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobusterdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.

    3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentukjaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak di antara lempeng-

    lempeng sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri

    hepatica, dan duktus empedu, membentuk sebuah lobules portal.

    Vaskularisasi

    Vena porta melayani 75% darah hati, dan arteria hepatica menyediakan 25%. Vena

    porta bercabang menjadi vena porta sinistra dan dextra pada bagian superior porta hepatis.

    Vena porta terletak posterior terhadap duktus koledokus dan arteria hepatica. 4

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    6/21

    6

    Gambar 2, Hepar

    Pankreas

    Pankreas adalah kelenjar lunak kekuningan dengan panjang 12-15 cm yang terletak di

    bawah kurvatura mayor lambung. Pankreas dapat dibagi menjadi tiga bagian, kaput (kepala),

    korpus (badan) dan kauda (ekor). Kaput pancreas melekat erat ke bagian tengah duodenum

    dan terletak di depan vena kava inferior. Di sebelah anterior, lambung dan sebagian bagian

    awal duodenum berada di depan pancreas. Kauda pancreas terletak di hilus limpa. Duktus

    pankreatikus utama (duktus Wirsungi) berjalan di sepanjang pancreas dari ekor sampai

    kepala dan menyatu dengan duktus biliaris komunis sebelum masuk ke duodenum di ampula

    Vateri. Duktus pankreatikus aksesorius masuk ke duodenum di sebelah proksimal dari

    ampula vateri.

    Sel-sel endokrin (pulau Langerhans) pancreas mensekresi hormone insulin dan glucagon.

    Sel-sel eksokrin mensekresi enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung

    ion bikarbonat dalam konsentrasi tinggi. Bagian eksokrin pancreas menghasilkan getah

    pancreas yang basa dan mengandung enzim pencernaan. Tujuan utama getah pancreas adalah

    melanjutkan proses pencernaan yang telah dimulai di lambung. Kadar bikarbonat yang tinggi

    dalam cairan menyebabkan pH menjadi sekitar 8, yang meningkatkan pH isi lambung

    sewaktu isi lambung masuk duodenum ke tingkat yang tidak merusak mukosa duodenum.

    Komposisi cairan pancreas. Cairan pancreas mengandung enzim-enzim untukmencerna protein, karbohidrat, dan lemak.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    7/21

    7

    1. Enzim proteolitik pancreasa. Tripsinogen yang disekresi pancreas diaktivasi menjadi tripsin oleh

    enterokinase yang diproduksi usus halus. Tripsin mencerna protein dan

    polipeptida besar untuk membentuk polipeptida dan peptide yang lebih kecil

    b. Kimotripsin teraktivasi dari kimotripsinogen oleh tripsin. Kimotripsinmemiliki fungsi yang sama seperti tripsin terhadap protein

    c. Karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase adalah enzim yangmelanjutkan proses pencernaan protein untuk menghasilkan asam-asam amino

    bebas

    d. Lipase pancreas menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserolsetelah lemak diemulsi oleh garam-garam empedu

    e. Amilase pancreas menghidrolisis zat tepung yang tidak tercerna oleh amylasesaliva menjadi disakarida (maltose, sukrosa, dan laktosa)

    f. Ribonuklease dan deoksiribonuklease menghidrolisis RNA dan DNA menjadiblok-blok pembentuk nukleotidanya.

    Aliran darah ke pancreas berasal dari cabang arteri mesenterika superior dan iliaka.

    Arteri lienalis ikut memperdarahi bagian korpus dan kauda pancreas. Aliran vena vena

    dialirkan di sirkulasi umum melalui vena porta hepatica dan hati.

    3,5,6

    Usus halus

    Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus

    merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang 2,5m dalam keadaan hidup. Usus halus

    terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang 25 cm, jejunum dengan panjang

    2 m, dan ileum dengan panjang 1 m. Jejunum dan ileum bergantung pada mesenterium,

    yang mengandung lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan kelenjar limfe. Usus halus

    mengeluarkan mucus dan hormone pencernaan untuk membantu pencernaan. Usus halus juga

    mempermudah penyerapan air, natrium, klorida, kalsium, besi, karbohidrat, protein, dan

    lemak.

    Pasokan darah usus halus berasal dari arteri mesenterika superior dan cabang-

    cabangnya. Drainase vena berlangsung melalui vena mesenterika superior ke sirkulasi

    porta.1,5

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    8/21

    8

    Kolon

    Kolon, yang panjangnya sekitar 90-150 cm, berjalan dari ileum ke rectum. Kolon

    terbagi atas asenden, transversum, desenden, dan sigmoid. Bagian pertama kolon: sekum,

    merupakan bagian yang paling lebar. Kolon berjalan dari sekum ke atas menjadi kolon

    ascendens, melintasi abdomen atas sebagai kolon transverses, dan turun sebagai kolon

    descendens ke sigmoid, yaitu bagian kolon yang paling sempit. Sigmoid mengosongkan

    isinya ke dalam rectum. Kolon berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dan

    kemudian pada saluran anal.

    Panjang usus besar bervariasi, berkisar sekitar 150 cm. Dapat dibedakan dari usus

    halus dengan ukurannya yang lebih besar dan adanya taenia coli dan appendices epiploicae.

    Taenia coli adalah 3 pita serat otot longitudinal pada bagian luar colon dan memendek

    daripada seluruh dinding usus menyebabkan gambaran sakulasi atau berkerut. Appendiks dan

    rectum tidak memiliki taenia coli. Appendices epiploicae adalah umbai peritoneum yang

    mengandung lemak pada permukaan caecum.

    Arteri mesenterika superior memperdarahi sekum, kolon ascendens, dan kolon

    transverses melalui cabang-cabang ileokolika, kolika kanan, dan kolika media. Arteri

    mesenterica inferior memperdarahi kolon descendens, kolon sigmoid, dan rectum atasmelalui cabang-cabang kolika kiri, sigmoidalis, dan rektalis superior. Vena-vena yang

    mengalirkan darah dari kolon menjalani rute yang sama dengan arteri padannya, kecali vena

    mesenterika inferior, yang mengalirkan darah dari kolon descendens, kolon sigmoid, dan

    rectum proksimal serta masuk ke vena splenika.1,5,7

    Persarafan

    Kolon dilayani oleh serabut saraf simpatis yang berjalan dari pars torasika dan

    lumbalis medulla spinalis melalui rantai simpatis ke ganglia simpatis preaortika. Di sana

    bersinap dengan serabut postganglion, yang mengikuti arteria utama untuk berakhir pada

    pleksus mienterikus (Auerbach) dan submukosa (Meissner). 4

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    9/21

    9

    Gambar 3. Colon

    Rectum

    Rectum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12 sampai 13 cm.

    Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.

    Mukosa saluran anal tersusun dari kolumna rectal, yaitu lipatan-lipatan vertical yangmasing-masing berisi arteri dan vena

    Sfingter anal internal otot polos (involunter) dan sfingter anal eksteral otot rangka(volunteer) mengitari anus.3

    Vaskularisasi

    Rektum dilayani oleh arteria hemoroidalis superior yang merupakan cabang terminal

    arteria mesenterika superior. Arteria hemoroidalis media muncul dari arteria iliaka interna

    dan memberikan cabang yang kurang penting bagi suplai darah rectum. Arteria hemoroidalis

    inferior muncul dari arteria pudenda interna serta melayani rectum bawah dan anus.4

    Persarafan

    Rektum dilayani oleh nervus presakralis atau hipogastrika, yang merupakan perluasan

    pleksus preaorta dan nervus splangnikus lumbalis. Nervus presakralis berasal di bawah

    bifurkasio aorta dan bercabang untuk turun pada tiap sisi pelvis, dimana nervus ini bergabung

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    10/21

    10

    dengan serabut saraf parasimpatis sakralis untuk membentuk dua pleksus pelvikus, dari sini

    serabut menuju langsung ke semua visera pelvis.4

    Mikroskopis Traktus Digestivus

    Dinding saluran Pencernaan tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen ke arah luar.

    3

    Mukosa (membrane mukosa) tersusun dari tiga lapisano Epitelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi dan absorpsi.

    Di bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epithelium

    skuamosa bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini terdiri

    dari epithelium kolumnar simple dengan sel goblet di area tersebut yang

    dikhususkan untuk sekresi dan absorpsi.

    o Lamina Propria adlaah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium.Lamina ini mengandung pembuluh darah limfatik, nodulus limfe, dan

    beberapa jenis kelenjar.

    o Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisanotot polos longitudinal luar.

    Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah,pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosa, dan pleksus serabut saraf, serta sel-

    sel ganglion yang disebut pleksus Meissner (pleksus submukosa). Subukosa mengikat

    mukosa ke muskularis eksterna.

    Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satulapisan longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkonstriksi lumen saluran dan

    kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran.

    Kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristalsis yang menggerakan isis saluran ke

    arah depan.

    o Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring dan esophagusatas, serta otot polos pada saluran selanjutnya.

    o Pleksus auerbach (pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan selganglion parasimpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan

    longitudinal luar.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    11/21

    11

    Serosa (adventisia), lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum visceral.Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat renggang yang dilapisis

    epithelium skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat

    epithelium skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di

    sekitarnya area tersebut disebut adventisia.

    Esofagus

    Esofagus memiliki 4 lapisan. Lapisan yang paling dalam adalah lapisan membrane

    mukosa. Lapisan kedua adalah lapisan submukosa yang tebal, dan mengandung kelenjar

    mucus. Lapisan muscularis memiliki serat longitudinal dan sirkular. Lapisan yang paling luar

    disebut lapisan fibrosa.7

    Lambung

    Lambung memiliki lapisan mukosa, submukosa, muscular, dan lapisan peritoneal.

    Lapisan mukosa lambung berwarna merah, membentuk lipatan dan terdapat jutaan lubang

    duktus beberapa jenis kelenjar. Pada lapisan muscular, terdapat serat otot sirkular, oblik, danlongitudinal.

    7

    Usus halus

    Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili, kira-kira 4-5 juta

    yang membentuk mukosa. Pada permukaan setiap vili, terdapat tonjolan yang menyerupai

    jari-jari yang disebut dengan mikrovili. Vilus adalah tonjolan kecil yang ditutupi oleh selapis

    sel dan mengandung pembuluh darah, kelenjar limfe, saraf, dan serat otot.Vili bersama-sama

    dengan mikrovili menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar

    isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi. Plak Peyeri adalah

    plak jaringan limfe pada membrane mukosa; sering terdapat pada ileum daripada jejunum.

    Usus halus juga memiliki lapisan submukosa, lapisan muscular. Pada lapisan muscular,

    terdapat serat sirkular dan longitudinal.1,7

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    12/21

    12

    Kendali Saraf Pada Saluran Pencernaan

    Kendali saraf pada saluran pencernaan. SSO menginervasi keseluruhan saluran

    pencernaan, kecuali ujung atas dan ujung bawah yang dikendalikan secara volunteer:3

    1. Impuls parasimpatis yang dihantarkan dalam saraf vagus (N. X), mengeluarkan efekstimulasi konstan pada tonus otot polos dan bertanggung jawab untuk peningkatan

    keseluruhan aktivitas. Efek ini meliputi motilitas dan sekresi cairan pencernaan

    2. Impuls simpatis yang dibawa medulla spinalis dalam saraf splanknik menghambatkontraksi otot polos saluran, mengurangi motalitas, dan menghambat sekresi cairan

    pencernaan.

    3. Pleksus Meissner dan Auerbach merupakan sisi sinaps untuk serabut praganglionikparasimpatis. Pleksus ini juga berfungsi untuk pengaturan kontraktil local dan

    aktivitas sekretori saluran.

    Fungsi Alat-Alat Sistem Pencernaan:

    Fungsi Pankreas

    Pancreas merupakan struktur berlobus yang memiliki fungsi eksokrin dan endorkin.

    Kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pancreas menuju duktus pankreatikus, dan akhirnya

    ke duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak, dan

    karbohidrat. Endokrin pancreas bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glucagon dan

    insulin, yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau Langerhans.8

    Fungsi Lambung3

    1. Penyimpanan makanan. Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya intervalwaktu yangpanjang antara saat makan dan kemampuan meyimpan makanan dalam

    jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.

    2. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus danmendorongnya ke dalam duodenum

    3. Digesti protein. Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asamklorida

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    13/21

    13

    4. Produksi mucus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal 1mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dari sekresinya sendiri.

    5. Produksi factor intrinsica. Faktor intrinsic adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal

    b. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat padafactor intrinsic. Kompleks intrinsic vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus,

    tempat vitamin B12 diabsorbsi.

    c. Absorbsi. Absorbsi nutrient yang berlangsung di dalam lambung hanya sedikit.Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alcohol diabsorbsi pada dinding

    lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak jelas.

    Fungsi Usus Halus3

    1. Usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan dilambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu

    empedu dalam hati.

    2. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti

    Fungsi usus besar3

    1. Usus besar mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang tersisadan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat

    2. Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atauhormone pencernaan

    3. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa danmemproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga

    memproduksi vitamin dan berbagai gas

    4. Usus besar mengeksresi zat sisa dalam bentuk feses.a. Air mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya adalah

    bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen, zat sisa organic dan

    anorganik dari sekresi pencernaan, serta mucus dan lemak

    b. Feses juga mengandung sejumlah materi kasar atau serat dala selulosa yangtidak tercerna. Warna coklat berasal dari pigmen empedu; bau berasal darikerja bakteri.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    14/21

    14

    Fungsi hati3

    1. Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsilemak

    2. Metabolisme. Hati memetabolis protein, lemak, dan karbohidrat tercernaa. Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatic gula darah. Hati

    menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali

    menjadi glukosa jika diperlukan tubuh

    b. Hati menguraikan protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang rusak.Organ ini membentuk urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen

    c. Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat dalampenyimpanan dan pemakaian lemak

    d. Hati menyintesis unsure-unsur pokok membrane sel (lipoprotein, kolesterol,dan fosfolipid)

    e. Hati menyintesis protein plasma dan factor-faktor pembekuan darah. Organ inijuga menyintesis bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan

    mensekresinya ke dalam empedu.

    3. Penyimpanan. Hati menyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga, serta vitaminlarut lemak (A, D, E, dan K). dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yangtidak dapat diuraikan dan diekskresikan

    4. Detoksifikasi. Hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat.Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah

    5. Produksi panas. Berbagai aktivitas kimia dalam hati menjadi hati sebagai sumberutama panas tubuh, terutama saat tidur.

    6. Penyimpanan darah. Hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah jantung danbersama dengan limpa, mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

    Mekanisme Pencernaan

    Proses pencernaan

    Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut:3

    1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    15/21

    15

    2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi.Makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan

    3. Peristaltis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakanmakanan tertelan melalui saluran pencernaan

    4. Digesti adalah hidrolisis kimia molekul besar menjadi molekul kecil sehinggaabsorpsi dapat berlangsung

    5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaanke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh sel tubuh

    6. Defekasi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalambentuk feses dari saluran pencernaan.

    Mekanisme pencernaan

    Di dalam mulut, makanan mengalami pencernaan atau digesti secara mekanis karena

    adanya gigi dan secara enzimatik karena adanya ptyalin atau amylase ludah. Ptialis

    mengkatalisis hidrolisis amilum menjadi maltose. Perubahan amilum menjadi maltose tidak

    berjalan spontan, tetapi bertahap yang disertai dengan hasil antara amilodesktrin,

    eritodekstrin, akrodestrin, dan dekstrin-dekstrin lain yang mampunyai rantai pendek(oligosakarida). Di dalam mulut, amilum yang diubah menjadi maltose hanya sedikit sebab

    makanan yang berada di dalam mulut hanya sebentar. Bersama-sama makanan lain, amilum

    yang telah tercerna maupun yang belum akan masuk ke lambung.

    Tahap faringeal pada proses menelan bersifat involunter dan menyebabkan makanan

    berjalan melalui faring menuju esophagus. Ketika siap ditelan makanan secara sadar

    didorong ke faring oleh lidah, yaitu tahap volunteer dari proses menelan. Bolus makanan

    merangsang reseptor-reseptor menelan, dan impuls dari reseptor ini berjalan ke batang otak

    untuk memicu serangkaian kontraksi otomatis otot-otot faring sebagai berikut:

    Palatum mole tertarik ke atas, mencegah refluks makanan ke dalam rongga hidung Lipatan palatofaringeal di kedua sisi faring tertarik kea rah medial, membentuk suatu

    celah sagital yang menghambat masuknya benda besar ke dalam faring posterior

    Pita suara saling mendekat dengan kuat, laring tertarik ke atas dan anterior oleh otot-otot leher, dan epiglottis berputar ke belakang menutupi lubang laring. Gerakan-

    gerakan ini mencegah masuknya makanan ke dalam trakea.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    16/21

    16

    Sfingter esophagus atas melemas, memungkinkan makanan masuk ke esophagus atas Suatu gelombang peristaltis cepat yang berawal di faring mendorong bolus makanan

    ke dalam esophagus atas

    Sfingter esophagus bawah melemas mendahului gelombang peristaltis. Di ujung bawah

    esophagus, otot sirkular esophagus berfungsi sebagai sfingter esophagus bawah. Otot ini terus

    berkontriksi tonik sampai gelombang menelan peristalsis berjalan ke bawah esophagus.

    Sfingter kemudian melemas sehingga makanan dapat terdorong ke dalam lambung.

    Lambung melemas ketika makanan memasukinya. Dalam keadaan normal, ketika

    makanan masuk ke lambung, timbul reflex vasovagus dari lambung ke batang otak dan

    kemudian kembali ke lambung yang menurunkan tonus dinding otot lambung. Dinding

    lambung dapat menonjol ke luar secara progresif, menampung sekitar 1,5 liter dalam keadaan

    lemas total.

    Retropulsi adalah mekanisme pencampuran penting di lambung. Setiap kali gelombang

    peristaltis berjalan dari antrum ke pylorus, otot pylorus berkontraksi, yang menghambat

    pengosongan lambung melalui pylorus. Sebagian besar isi antrum disemprotkan balik melalui

    cincin peristaltis kea rah korpus lambung.

    Sfingter pylorus penting untuk mengontrol pengosongan lambung. Sfingter pylorus

    hampir selalu berada dalam keadaan sedikit berkontraksi. Konstriksi ini secara normal

    menghambat berlalunya partikel makanan sampai partikel-partikel tersebut bercampur

    membentuk kimus dengan konsistensi hampir seperti cairan.

    Pengosongan lambung dihambat oleh reflex enterogastrik dari duodenum. Ketika

    makanan masuk ke duodenum, muncul beragam reflex saraf yang berawal dari dinding

    duodenum yang kembali ke lambung dan memperlambat atau bahkan menhentikan

    pengosongan lambung sewaktu volume kimus di duodenum menjadi terlalu besar. Faktor-

    faktor yang dapat merangsang reflex enterogastrik mencakup yang berikut:

    Derajat peregangan duodenum Adanya iritasi di mukosa duodenum Derajat keasaman kimus duodenum Derajat osmolalitas kimus Adanya produk-prduk penguraian protein

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    17/21

    17

    Kolesistokinin menghambat pengosongan lambung. Kolesistokinin dikeluarkan oleh

    mukosa jejunum sebagai respons terhadap bahan-bahan berlemak yang ada di kimus. Isi

    lambung dikosongkan sangat lambat setelah makan makanan berlemak.

    Pergerakan di usus halus

    Pergerakan usus halus memicu kontarksi pencampuran yang dinamai kontraksi

    segmentasi. Ini adalah kontraksi konsentrik yang tampak seperti rantai sosis. Kontraksi

    segmentasi ini biasanya memotong kimus sekitar dua atau tiga kali semenit, mendorong

    pencampuran progresif partikel-partikel padat makanan dengan sekresi usus halus.

    Kimus didorong melintas usus halus oleh gelombang peristaltis. Kimus bergerak ke

    arah anus dengan kecepatan 0.52.0 cm/detik. Gerakan kimus di sepanjang usus halus rerata

    hanya 1 cm/mnt. Diperlukan waktu sekitar 3 sampai 5 jam agar kimus dari pylorus tiba di

    katup ileosekal.

    Peristaltis dikontrol oleh sinyal saraf dan hormone. Katup ileosekal menghambat

    aliran balik isi kolon ke usus halus. Bibir-bibir katup ileosekal menonjol ke dalam lumen

    sekum dan terdorong menutup jika tekanan di sekum meningkat dan isi sekum terdorong

    balik menekan bibir-bibir tersebut. Dinding ileum dekat katup ileosekum dalam keadaan

    normal sedikit berkontraksi dan memperlambat pengosongan isi ileum ke dalam sekum,

    kecuali segera setelah makan.

    Sfingter ileosekal dan intensitas peristalsis di ileum terminal dikontrol oleh reflex dari

    sekum. Jika sekum teragang, kontraksi sfingter ileosekum bertambah kuat dari peristalsis

    ileum dihambat sehingga pengosongan ileum akan sangat tertunda. Setiap iritasi di sekum

    akan memperlambat pengosongan. Refleks dari sekum ke sfingter ileosekal dan ileum ini

    diperantai oleh pleksus mienterik di dinding usus itu sendiri dan melalui saraf ekstrinsik,

    terutama reflex melalui ganglion simpatis pravertebra.

    Pergerakan kolon

    Fungsi utama kolon adalah absorbs air dan elektrolit dari kimus dan menyimpan feses

    sampai dapat dikeluarkan. Separuh proksimal kolon terutama berkaitan dengan penyerapan,

    dan separuh distal berkaitan dengan penyimpanan.

    Kontraksi otot sirkular dan longitudinal di usus halus menyebabkan terbentuknyahaustrasi. Kontraksi gabungan ini menyebabkan bagian-bagian usus besar yang tidak

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    18/21

    18

    terstimulasi menonjol keluar membentuk struktur mirip kantung yang disebut haustrasi.

    Kontraksi haustral melaksanakan dua fungsi utama:

    Mendorong. Kontraksi haustal kadang-kadang merambat secara lambat kea rah anussewaktu kontraksi sehingga menghasilkan dorongan terhadap isi kolon.

    Mencampur. Kontraksi haustral masuk ke dalam dan membalikkan bahan feses diusus besar. Dengan cara ini, semua bahan feses secara bertahap terpajan ke

    permukaan usus besar, dan cairan serta bahan-bahan larut diserap secara progresif.

    Gerakan massa penting untuk mendorong bahan feses melalui feses besar. Gerakan massa

    ditandai oleh rangkaian kejadian beriku: terbentuk suatu cincin konstriktif di bagian kolong

    yang teregang atau teriritasi, dan kemudian kolon di sebelah distal dari konstriksi

    berkontraksi sebagai suatu kesatuan, mendorong bahan feses di segmen ini secara bersama-

    sama melintasi kolon. Jika massa feses sudah ada yang mencapai rectum, timbul keinginan

    untuk buang air besar.

    Bahan makanan yang tidak tercerna dan hasil pencernaan yang karena suatu alasan

    tidak terserap melalui mukosa usus halus bersama sel-sel epitel usus yang rusak masuk ke

    dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, zat-zat ini akan mengalami perombakan oleh

    bakteri usus. Sebagian besar air dan elektrolit diserap dalam kolon sehingga isi kolon makinlama makin pekat dan akhirnya membentuk padatan yang disebut feses. Dalam keadaan

    normal, tiga perempat bagian feses adalah air dan seperempat bagian adalah zat padat, yang

    teridiri atas sisa-sisa makanan, lemak, protein, zat-zat anorganik bakteri mati. Warna feses

    yang coklat disebabkan oleh adanya urobilin dan sterkobilin yang merupakan derivate

    bilirubin, sedangkan bau tidak sedapat karena hasil kerja proses pembusukan oleh barkteri-

    bakteri. 10,11

    Enzim-enzim pencernaan

    Enzim merupakan katalis organic dan termasuk protein globular. Enzim dapat

    menurunkan barier energy aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal

    yang ada pada sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi,

    tetapi jauh lebih lambat.3

    1. Mekanisme kerja enzim

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    19/21

    19

    a. Satu enzim hanya untuk satu substrat tertentub. Kekhususan enzim. Setiap enzim dapat membedakan substrat-nya

    sendiri dari substrat lain yang senyawanya berkaitan erat sehingga

    setiap jenis enzim dapat mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Enzim

    berikatan dengan substrat dan mengubahnya menjadi produk reaksi.

    c. Sisi Aktifi. Kerja enzim model lock-and-key. Hanya bagian tertentu dari

    molekul enzim yang dapat mengikat substrat. Bagian reseptor

    ini disebut sisi aktif, biasanya menyerupai lekukan atau

    kantong di permukaan enzim yang sesuai dengan bentuk sisi

    aktif tersebut. Enzim merupakan pengunci molecular yang

    hanya cocok untuk kunci molecular substrat.

    ii. Kerja enzim model induced fits. Saat subtract berikatan denganenzim di sisi aktif, substrat akan melakukan sedikit perubahan

    struktur pada enzim. Induksi susunan enzim dan substrat dapat

    meningkatkan kemampuan reaksi dan membantu memecah

    ikatan kimia.

    d. Kompleks enzim-substrat mengalami penyusunan ulang internal, yangmembentuk produk. Enzim melepas produk, dan sisi aktifnya

    kemudian kosong dan tersedia untuk lebih banyak substrat.

    2. Enzim-Enzim pencernaanEnzim Sumber Sekresi Aksi

    KARBOHIDRAT

    Amilase Saliva Kelenjar saliva Zat tepung

    maltose

    Amilase pancreas Pankreas Zat tepung

    disakarida dan

    maltose

    Maltase Usus halus Maltosaglukosa

    Sukrase Usus halus Sukrosaglukosa

    dan fruktosa

    Laktase Usus halus Laktosaglukosa

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    20/21

    20

    dan galaktosa

    PROTEIN

    Pepsin Lambung (pepsinogen diaktivasi

    oleh HCl lambung)

    Protein

    polipeptidaTripsin Pankreas (tripsinogen diaktivasi oleh

    enterokinase)

    Protein dan peptide

    peptide yang lebih

    kecil

    Kimotripsin Pankreas (kimotripsin diaktivasi

    oleh tripsin)

    Protein dan peptide

    peptide yang lebih

    kecil

    Peptidase Usus halus Dipeptidaasam

    amino

    LEMAK

    Lipase Pankreas Pankreas (dengan garam empedu) Trigliserida

    monogliserida dan

    asam lemak

    Lipase Usus Usus halus (dengan garam empedu) Monogliserida

    asam lemak dan

    gliserol

    Tabel 1.1. Enzim-enzim pencernaan. 3

    Kesimpulan

    Intoleransi laktosa disebabkan karena adanya gangguan pada usus halus sehingga

    laktosa yang berasal dari produk susu tidak dapat dicerna dengan baik oleh enzim lactase,sehingga dapat menyebabkan sakit perut, flatulensi, dan diare.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Ed. 2.Jakarta: Salemba Medika; 2008.h. 24-5.

    2. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2009.h. 49-57.

  • 7/22/2019 Blok 9 Digestivus (Makalah)

    21/21

    21

    3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 281-95.4. Sabiston. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 1994.h. 17, 67.5. Gruendemann BJ, Fernsebner B. Buku ajar perioperatif,vol. 2. Jakarta: EGC; 2005.h.

    126-7.

    6. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.h. 443-4.7. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Ed.2. Jakarta: EGC; 2002.h.

    197-202.

    8. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2007.h. 43.9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h. 590.10.Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan

    program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008.h. 20-22, 193.

    11.Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran Guyton & Hall. Jakarta: EGC; 2009 .h.492-6.