sistem digestivus blok 9

28
SISTEM DIGESTIVUS Blok 9 PENDAHULUAN Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup seseorang, karena sistem ini mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga mudah di absorpsi. Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan yang mempunyai fungsi khusus. Tanpa adanya saluran pencernaan ini makanan yang dimakan mungkin tidak bisa dicerna dan tubuh tidak mendapatkan nutrisi. Sistem pencernaan bekerja secara mekanik dalam menghaluskan makanan dan bekerja secara kimia dalam memecah molekul-molekul makanan sehingga dapat diserap bagi tubuh. Sistem pencernaan juga dapat kehilangan fungsinya atau rusak apabila tidak dijaga dengan baik, hal ini akam menimbulkan banyak gangguan bagi organ-organ lain. PEMBAHASAN A. Struktur Makrokopis Dan Mikrokopis Sistem Pencernaan Sistem pencernaan yang terdapat dalam tubuh kita, umumnya terdiri dari organ-organ mempunyai struktur-struktur khas yang mewakili fungsi mereka dalam menjalankan sistem pencernaan. Struktur-struktur ini dapat terlihat secera makrokopis dan juga secara mikrokopis. a. Struktur makrokopis

Upload: syellatrianuaryarjan

Post on 17-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

blok 9

TRANSCRIPT

SISTEM DIGESTIVUS Blok 9

PENDAHULUANSistem pencernaan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam keberlangsungan hidup seseorang, karena sistem ini mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan elektrolit bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga mudah di absorpsi.Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan yang mempunyai fungsi khusus. Tanpa adanya saluran pencernaan ini makanan yang dimakan mungkin tidak bisa dicerna dan tubuh tidak mendapatkan nutrisi.Sistem pencernaan bekerja secara mekanik dalam menghaluskan makanan dan bekerja secara kimia dalam memecah molekul-molekul makanan sehingga dapat diserap bagi tubuh.Sistem pencernaan juga dapat kehilangan fungsinya atau rusak apabila tidak dijaga dengan baik, hal ini akam menimbulkan banyak gangguan bagi organ-organ lain.

PEMBAHASAN

A. Struktur Makrokopis Dan Mikrokopis Sistem PencernaanSistem pencernaan yang terdapat dalam tubuh kita, umumnya terdiri dari organ-organ mempunyai struktur-struktur khas yang mewakili fungsi mereka dalam menjalankan sistem pencernaan. Struktur-struktur ini dapat terlihat secera makrokopis dan juga secara mikrokopis.a. Struktur makrokopisCavum orisCavum oris di mulai dari rima oris dan berakhir di isthmus faucium. Rongga mulut terbagi dalam vestibulum oris dan cavum oris propium1. Vestibulum orisVestibulum oris merupakan daerah di antara bibir dan pipi di sebelah luar dan di sebelah dalam antara gigi-geligi dan processus alveolarisnya.Bibir (labium); pada sudut mulut kanan-kiri bibir saliang berhubungan pada angulus oris. Pada bagian bibir atas terdapat alur yang membatasinya dengan hidung yaitu sulcus nasolabialis, sedangkan pada bibir bawah terdapat alur yang membatasinya dengan dagu yaitu sulcus mentolabialis dan juga terdapat lekuk di atas pertengahan bibir atas yang disebut philtrumPipi (bucca); merupakan daerah di antara angulus oris sampai tepi depan m. masseter.Pendarahannya oleh Aa. Labialis superiores et inferiores, cabang a. facialis dan a. temporalis.Pembuluh balik : v. facialis anterior et posterior yang bergabung menjadi v. facialis communis yang akan bermuara ke dalam v. jugulare interna.1Gigi-geliligiGigi-geligi terletak pada processus alveolaris, yang dilapisi oleh selaput lendir (gingiva). Setiap orang memiliki 16 gigi rahang atas maupun rahang bawah yang terdiri atas dua gigi seri (dens incivus), satu gigi taring (dens caninus), dua geraham depan (dens premolaris) dan tiga geraham belakang (dens molaris).Pendarahannya terdiri atas pembuluh nadi dan pembuluh balik.Pembuluh-pembuluh nadi; gigi geligi atas oleh cabang-cabang a. facialis rr. Alveolaris superiores dan a. infra orbitalis: ramus alveolaris superior anterior. Gigi geligi bawah oleh a. alveolaris inferior cabang a. facialis. Gingiva sisi lingual oleh a. palatini major, sedangkan sisi labial oleh a. buccalis.Pembuluh balik; rahang atas ke v. facialis atau plexus pterygoideus sedangkan rahang bawah melalui v. alveolaris inferior ke dalam v. maxillaris.12. Cavum oris propiumBatas depan dan samping yaitu arcus dentalis dengan processus alveolarisnya, batas atas yaitu palatum durum et molle, batas bawah yaitu diaphragma oris, batas belakang yaitu isthmus faucium dan cavum oris ini berisikan organ lidah.PalatumPalatum terdiri atas palatum durum dan palatum molle. Palatum durum adalah suatu sekat yang terbentuk oleh processus palatinus ossis maxillae dan processus horizontalis ossis palati. Palatum molle terdiri atas suatu aponeurosis yang merupakan tempat pelekatan bagi beberapa otot antara lain m. tensor veli palatini, m. levator veli palatini, mm. uvulae, m. palatoglossus dan m. palatophryngeus.Palatum dan otot-ototnya dipersarafi oleh plexus pharyngeus (N IX + N X), kecuali m. tensor veli palatini yang dipersarafi oleh n. tensoris veli palatini cabang nervus trigeminus V3. 1Diaphragma orisDasar mulut dibentuk oleh tiga otot yaitu m. digastricus venter anterior yang berorigo dengan fossa digastrica mandibulae, m. mylohyoideus yang berorigo dengan linea mylohyoidea mandibula dan m. geniohyoideus yang berorigo dengan spina mentalis ossis mandibulae. Ketiga otot ini berperan dalam membuka mulut. 1Isthmus fauciumIsthmus faucium merupakan hubungan antara rongga mulut dan oropharynx dengan batas-batasnya yaitu tepi bebas palatum molle, arcus palatoglossus dan dorsum linguae.Pendarahannya olehe cabang a. facialis dan v. palatina externa sedangkan persarafannya oelh plexus tonsilaris dari n. IX dan n. X. 1

Lingua (lidah)Lidah adalah suatu organ yang sangat lentur, terutama berfungsi bila berbicara. Lidah mengisi cavum oris hampir seluruhnya dan melekat pada dasar mulut. Padanya dapat dibedakan bagian oral dan pharyngeal. Di antara corpus dan radix linguae terdapat suatu lekuk kecil yaitu foramen caecum linguae yang merupakan muara ductus thyreoglossus sewaktu embrional. Pendarahan lingua oleh a. lingualis yang merupakan cabang a. carotis externa dan v. Lingualis dorsalis linguae, vv. Profunda linguae, dan v. Sublingualis.Persarafan daerah lingua terbagi dua yaitu motorik dan sensorik. Persarafan motorik terutama untuk otot ekstrinsik dan intrinsik dipersarafi oleh n. hypoglossus (N. XII) kecuali m. Palatoglossus yang dipersarafi oleh n. glossopharyngeus (N. IX) sedangkan persarafan sensorik pada dua per tiga anterior dipersarafi oleh n. lingualis sedangkan pengecap oleh chorda tympani dan pada bagian sepertiga posterior dipersarafi oleh n. glossopharyngeus dan n. Vagus. 1Kelenjar getah beningAliran limfa yang ada pada lidah, merupakan perjalanan dari aliran limfa yang ada di faring. Aliran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran, yakni superior, media dan inferior. Saluran limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelenjar getah bening servical dalam atas. Saluran limfa media mengalir ke kelenjar getah bening jugulodigastrik dan kelenjar servical dalam atas, sedangkan saluran limfa inferior mengalir ke kelanjar getah bening cervical dalam bawah.Otot-otot penguyahOtot-otot penguyah pada mulut terbagi menjadi dua jenis yaitu otot-otot dangkal dan otot-otot dalam. Otot-otot ini melekatkan mandibula pada basis cranii dan mendapat persarafan dari n. mandibularis (N. trigeminus V3) 1- Otot-otot dangkalo M. masseterOtot ini menutupi ramus ascendens mandibulae dan terdiri atas dua bagian yaitu pars superficialis yang berorigo dengan os zygomaticus dan arcus zygomaticus maxillae dan juga berinsertio pada sisi lateral angulus mandibulae. Pars profunda yang berorigo dengan os zygomaticus dan arcus zygomaticus os temporale dan juga berinsertio dengan ramus ascendens mandibulae.o M. temporalisOtot ini terdiri dari dua bagian yaitu pars anterior dan pars horizontal. M. temporalis ini berorigo pada permukaan lateral carnium di antara linea temporalis superior dan inferior. Serabut otot-otot ini menurun melalui sisi medial arcus zyfomaticus dan berinsertio pada processus coronarius mandibulae.- Otot-otot dalamo M. pterygoideus lateralis (externus)Otot ini terletak di fossa infratemporalis dan tertutup oleh m. temporalis. Otot ini berorigo pada caput superior dari os spenoid dan crista infratemporalis dan juga pada caput inferior dari lamina lateralis ossis pterygoidei. Otot ini juga mengadakan insertio dengan ariculatio temporo-mandibulare dan collum mandibulae.o M. pterygoideus medialis (internus)Otot ini berorigo dari fossa pterygoidea dan tuber maxillae dan serabut-serabutnya menuju ke arah lateral, caudal dan posterior untuk mengadakan insertio dengan permukaan medial angulus mandibulae.

b. Struktur mikrokopisSecara mikrokopis kita akan membahas sel-sel yang berada pada organ-organ pencernaan. Di mulai dari rongga mulut (cavum oris) sampai anus yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok saluran pencernaan (cavum oris, pharynx, osophagus, gaster, usus halus, usus besar dan beberapa stuktur yang berhubungan) dan kelanjar pencernaan.Saluran pencernaan merupakan tempat terjadinya proses pencernaan. Untuk mendukung proses ini maka terdapat organ-organ yang bekerja mengolah makanan yang masuk. Organ-organ tersebut yaituCavum orisCavum oris atau rongga mulut merupakan pintu untuk memasuki saluran cerna dan merupakan tempat makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dan secara kimiawi dimodifikasi dan dilumasi oleh saliva sebelum diteruskan melalui faring dan oesofagus ke dalam lambung untuk proses selanjutnya. Pada cavum oris terdapat organ-organ yang mendukung fungsinya tersebut, yaituo Labium oris 3Labium oris dibentuk oleh otot rangka orbicularis oris dan jaringan ikat padat. Terbagi menjadi tiga area, yaitu- Area kutaneaArea ini memiliki struktur kulit yang tipis dengan epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Pada area ini dapat juga terlihat folikel-folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.- Area intermediaArea ini terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang transparan karena banyak menganduk butir-butir eleidin.Jaringan ikat pembentuknya memiliki papila yang tinggi dengan kepiler darah yang menyebabkan area ini berwarna merah- Area oral mukosaArea ini memiliki struktur yang hampir serupa dengan pipi.Tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitelnya terdapat lamina propria yang tampak kompak.Tunika mukosanya memiliki kelenjar labialis yang bersifat serumukus. Di bawahnya terdapat otot lurik m. orbicularis oris.o LingulaBagian tersebar lidah terdiri atas anyaman berkas otot rangka terorintasi vertikal, horizontal dan longitudinal, yang saling memotong tegak lurus. Susunan ini menjamin luas gerak yang lebih besar dari lidah bagian anterior yang penting untuk pengunyah, pembentukkan suara dan menelan.Dua pertiga permukaan anterior ditempati oleh palipa sedangkan satu pertiga permukaan dorsal terdapat tonsila linguae. Kedua permukaan ini dibatasi oleh alur dangkal berbetuk V yaitu sulcus terminalis.Pada lidah terdapat empat jenis papila, yaitu palipa filiformis; meruapakan papila terbanyak dibagian dua pertiga anterior lidah dan merupakan projeksi jaringan ikat yang ditutupi epitel. Epitel pada papila fungi formis merupakan jenis epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Papila ini memiliki papila sekunder namun tidak nampak adanya taste buds. Papila filiformis berbentuk runcing dan mengalami modifikasi menjadi papila cuneiforme.Papila fungiformis; sama seperti papila filiformis, jenis papila ini juga merupakan projeksi jaringan ikat yang dilapisi epitel dan tersebar diantara papila filiformis. Jenis epitel pada papila ini adalah epitel berlapis gepeng tanpa atau sedikit lapisan tanduk. Memiliki papila sekunder dan taste buds. Papila fungiformis memiliki bentuk menyempit pada bagian dasar dan permukaannya lebar membulat agak datar. Modifikasinya membantuk papila lentiformisPapila foliata; merupakan lipatan membran mukosa dibagian posterobasal lidah yang berkembang baik pada kelinci. Bentuknya khas sepeti daun dengan permukaannya diliputi epitel berlapis gepeng dan biasanya mempunyai lapisan tanduk. Pada bagian dalamnya terdapat papila sekunder dan juga memiliki beberapa taste buds.Papila circumvallata; bentuknya menyerupai papila fungiformis namun lebih bulat dan lebih besar. Papila ini dikelilingi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Papila ini ditempati oleh sulcus sirkular (cryptus) sehingga puncaknya sama tinggi dengan permukaan lidah. Sulcus ini merupakan tempat muara kelenjar ebner yang merupakan kelenjar serosa. Di dalam sulcus ini terdapat taste buds.Taste buds (kuncup kecap) merupakan badan akhir serat sensorik yang terdapat di epitel lidah. Taste buds terdiri atas tiga sel yaitu sel repetor; intinya muda sehingga tampak pucat, sel penyokong; initnya tua sehingga tampak gelap dan sel basal yang berperan sebagai sel induk. 3o GigiSemua gigi terdiri atas sebuah mahkota yang menonjol di atas gusi atau gingiva dan satu atau lebih akar gigi yang tertanam dalam alveolus dalam tulang maksila atau madibula. Batas antara mahkota dan akar gigi disebut leher atau serviks.Gigi terdiri atas bagian yang keras dan bagian yang lunak. Bagian keras gigi terdiri atas tiga jaringan berbeda : dentin, email dan sementum. Bagian lunak gigi terdiri atas pulpa yang mengisi rongga pulpa dan gingiva yang meruapakan memberan mukosa mulut yang mengelilingi gigi dan menutup alveolar.- DentinDentin berasal dari devirat mesoderm yang mengalami mineralisasi seperti tulang dengan 20% bahan organik (serat kolagen, fosfoprotein, glikoprotein dan glikosaminoglikan) dan 80% bahan anorganik (Ca).Dentin dibentuk oleh odontoblas yang pada awalnya membentuk predentin yang belum mengalami mineralisasi.- EmailEmail gigi berasal dari devirat ektoderm dan meruapakan substansi paling keras pada tubuh. Terdiri atas 99% bahan anorganik kristal apatit dan 1% bahan organik.Email dibentuk oleh ameoblas yang menghasilkan enamelin; suatau protein yang kaya kan prolin.- SementumSementum merupakan jaringan bermineral yang sangat mirip tulang terdiri atas serat-serat kolagen, glikoprotein dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Sementum melapisi dentin akar gigi yang dimuali dari leher sampai ujung bawahnya dan berfungsi mengikat gigi pada membran periondotal.- Pulpa gigiPulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar dengan fibroblas, kolagen, substansi dasar, saraf dan pembuluh darah. Pulpa gigi yang mengisi rongga gigi ini berada pada permukaan epitel odontoblas hingga ke dentin. 3

B. Mekanisme Sistem PencernaanMekanisme sistem pencernaan bertujuan memindahkan zat gizi (nutrient), air dan elektrolit dari makanan ke lingkungan internal tubuh. Maknan tersebut harus dicerna atau diuraikan terlebih dahulu menjadi molekul-molekul kecil untuk dapat diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel. Proses pencernaan makanan ini umumnya terbagi dalam dua cara yaitu proses secara mekanik dan secara kimiawi yang mana keduanya tergabung dalam suatu proses dasar pencernaan yang meliputi motilitas, sekresi, pencernaan (digesti) dan penyerapan (absorpsi). 2MotilitasMotilitas merupakan suatu pergerakkan dalam sistem pencernaan yang diakibatkan oleh kontraksi otot sistem pencernaan. Terdapat dua jenis pergerakan yang disebabkan oleh kontraksi otot tersebut, yaitu gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur.Gerak propulsif disebut juga gerak peristatik, gerakan ini mendorong makanan dengan kecepatan berbeda-beda sesuai fungsi regio pencernaan.Gerakan mencampur berfungsi mencampur makanan dengan getah pencernaan sehingga membantu perncernaan makanan dan mempermudah penyerapan, karena membawa semua isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.SekresiDalam proses penceranaan sekresi bahan-bahan yang membantu sistem pencernaan dilakukan oleh dua kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.Kelenjar eksokrin mengahsilkan getah pencernaan seperti saliva dan enzim yang memudahkan makanan melewati sistem pencernaan sedangkan kelenjar endokrin menghasilkan hormonPencernaan (digesti)Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur kompleks menjadi satuan yang lebih kecil sehingga dapat dicerna oleh enzim-enzim dalam sistem perncernaan. Contohnya karbohidrat dipecahkan menjadi polisakarida atau disakarida yang kemudian oleh enzim-enzim seperti amilase, sukrosa dan laktosa akan diubah menjadi monisakarida.PenyerapanProses penyerapan dimana terjadi pemindahan hasil pencernaan dari saluran pencernaan ke darah atau limfe sehingga dapat digunakan oleh tubuh.Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa proses pencernaan melalui dua cara yang saling mendukung yaitu proses secara mekanik dan secara kimiawi. Berikut akan dibahas Jalannya kedua proses tersebut.a. Proses pencernaan mekanikPada proses secara mekanik umumnya akan dibahas mastikasi dan menelan. Kedua proses ini memungkinkan makanan dapat berjalan dengan baik dalam sistem pencernaan.1. Mastikasi (mengunyah)Proses mastikasi terutama dipernakan oleh gigi. Seperti yang telah kita ketahui gigi sudah dirancang sangat tepat untuk menguyah, dimana gigi anterior (incisivus) bekerja memotong dan gigi posterior (molar) bekerja menggiling.Semua otot rahang bawah yang bekerja bersama-sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan 55 pound pada incisivus dan 200 pound pada molar.Pada umumnya otot-otot penguyah dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial ke lima (N. trigeminus) dan proses menguyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. Perangsangan daerah retikularis spesifik pada pusat pengecap batang otak akan menimbulkan pergerakkan mengunyah yang ritmis. Demikian pula, perangsangan area di hipotalamus, amigdala dan korteks serebri dekat area sensoris untuk pengecap dan penghidu seringkali menimbulkan gerakan menguyah.Kebanyakan proses mengunyah disebabkan oleh suatu refleks mengunyah yang dapat dijelaskan sebagai berikut : adanya bolus makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat refleks otot mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turun. Penurunan ini akan menimbulkan refleks regang pada otot-otat rahang bawah yang menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang bawah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan dinding mulut, yang mengahambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang bawah turun dan kembali rebound pada saat yang lain dan ini terjadi berulang-ulang.Mengunyah sangat penting untuk pencernaan semua makanan, terutama untuk sebagian besar buah dan sayur-sayuran mentah karena zat-zat ini mempunyai membran selulosa yang tidak mudah dicerna. Selain itu, mengunyah akan membantu pencernaan makanan, hal ini karena enzim-enzim pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan; karena itu kecepatan pencernaan tergantung selurunya bergantung pada total area permukaan yang terpapar dengan sekresi pencernaan. Selain itu, menggiling makanan hingga menjadi partikel-partikel dengan konsistensi sangat halus akan mencegah ekskoriasi traktus gastrointestinal dan meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus halus, kemudian ke semua segmen usus halus berikutnya. 22. Proses menelan (deglutisi)Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring membantu fungsi pernapasan dan menelan. Faring diubah hanya dalam beberapa detik menjadi traktus untuk mendorong masuk makanan. Yang terutama penting adalah respirasi tidak terganggu karean proses menelan.Pada umumnya menelan dapat dibagi manjadi tahap volunter; yang mencetuskan proses menelan, tahap faringeal; yang bersifat involunter dan membantu jalannya makanan melalui faring ke dalam oesofagus dan tahap oesophageal; fase involunter lain yang mengangkut makanan dari faring ke lambung.Pusat pengaturan penelanan oleh daerah di medula dan pons bagian bawah. Implus motorik dari pusat menelan ke faring dan esofagus bagian atas dijalarkan secara berturut-turut oleh saraf kranial ke-5, ke-9, ke-10 dan ke-12. 2

- Tahap volunterBila makanan sudah siap ditelan secara sadar maka makanan akan ditekan atau didorong ke arah posterior ke dalam faring oleh tekanan lidah ke atas dan kebelakang terhadap palatum. Dari sini, proses menelan hampir seluruhnya berlangsung secara otomatis dan tidak dapat dihentikan. 2- Tahap faringealSewaktu bolus makanan memasuki bagian posterior mulut dan faring, bolus merangsang daerah epitel reseptor menelan di sekeliling pintu faring, khususnya pada tiang-tiang tonsil dan sinyal-sinyal dari sini berjalan ke batang otak untuk mencetuskan serangkaian kontarksi otot faringeal secara otomatis sebagai berikut:o Palatum mole tertarik ke atas untuk menutupi nares posterior, sehingga mencegah refulks makanan ke rongga hidungo Lipatan palatofaringeal pada setiap sisi faring tertarik ke arah medial untuk saling mendekat satu sama lain, sehingga terbantuk suatu celah sagital yang bekerja selektif terhadap makanan yang lewato Otot-otot leher yang berkontraksi membuat laring tertarik ke atas. Pada saat laring tertarik ke atas terjadi suatu gerakan yang mengakibatkan epiglotis bergerak ke belakang di atas pembukaan laring sehingga trakea tertutup.o Gerakan laring ke atas juga manarik dan melebarkan pembukaan oesofagus. Pada saat yang bersamaan sfingter faringoesofageal berelaksasi dan juga terjadi kontraksi otot dinding faring sehingga terjadi gerakan peristaltik yang mendorong makanan dari faring posterior ke dalam oesofagus bagian atas. Setelah itu sfingter faringoesofageal ini berkontraksi sehingga menutup, hal ini mencegah udara masuk ke dalam oesofagus. 2- Tahap esofagealEsofagus terutama berfungsi menyalurkan makanan secara cepat dari faring ke lambung dan gerakkannya diatur secara khusus untuk fungsinya tersebut.Normalnya, esofagus memperlihatkan dua tipe gerakan peristaltik: peristaltik primer dan perisatltik sekunder. Peristaltik primer hanya merupakan kelanjutan dari gelombang peristaltik yang dimulai di faring dan menyebar ke oesofagus selama tahap faringeal. Gelombang ini berjalan dari faring ke lambung dalam waktu sekitar 8 sampai 10 detik. Makanan yang ditelan seseorang pada posisi tegak biasanya dihantarkan ke ujung bawah oesofagus bahkan lebih cepat 5 samapi 8 detik, akibat adanya efek gravitasi tambahan yang menarik makanan ke bawah.Jika gelombang peristaltik primer gagal mendorong semua makanan yang telah masuk oesofagus ke dalam lambung (biasanya bolus besar dan lengket), terjadi gelombang peristaltik sekunder yang dihasilkan dari peregangan oesofagus oleh makanan yang tertahan, gelombang ini terus berlanjut hingga semua makanan dikosongkan ke dalam lambung. Gelombang peristaltik sekunder ini dimulai oleh sirkuit saraf intrinsik dalam sistem saraf mienterikus dan tidak melibatkan pusat menelan. Peregangan oesofagus juga dapat meningkatkan sekresi saliva. 2,5- Relaksasi reseptif dari lambungBila gelombang peristaltik mendekat ke arah lambung, timbul suatu gelombang relaksasi yang dihantarkan melalui neuron penghambat mienterikus, mendahului peristaltik. Selanjutnya, seluruh lambung dan bahkan duodenum menjadi terelaksasi sewaktu gelombang tersebut mencapai bagian akhir oesofagus dan dengan demikian memepersiapkan lebih awal untuk menerima makanan yang didorong ke oesofagus selama proses menelan.Pada ujung bawah esofagus, dekat perbatasan dengan lambung terdapat sfingter gastroesofageal. Normalnya, sfingter ini tetap berkontraksi secara tonik. Sewaktu gelombang peristaltik penelan melewati esofagus, terjadi relaksasi reseptif dari sfingter gastroesofageal yang mendahului gelombang peristaltik, sehingga mempermudah pendorongan makanan yang ditelan ke dalam lambung. Sekresi lambung bersifat sangat asam dan mengandung banyak enzim proteolitik. Mukosa esofagus tidak mampu berlama-lama menahan kerja pencernaan dari sekresi lambung. Namun sfingter gastroesofagus yang melakukan kontraksi tonik akan membantu mencegah refulks dari isi lambung ke dalam esofagus. 23. Fungsi motorik lambungAda tiga fungsi motorik dari lambung yaitu 1) penyimpanan sejumlah besar makanan sampai makanan dapat diproses di dalam lambung, dudenum dan traktus intestinal bawah 2) pencampuran makanan dengan sekresi dari lambung sampai membentuk suatu campuran setengah cair yang disebut kimus 3) pengosongan kimus dengan lambat dari lambung ke dalam usus halus pada kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi yang tepat oleh usus halus. 2Fungsi penyimpanan lambungSewaktu makanan masuk ke dalam lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris makanan di bagian oral lambung dan akan meregangkan lambung. Pada saat peregangan lambung terjadi refleks vasovagal dari lambung ke batang otak dan kembali ke lambung sehingga mengurangi tonus di dalam dinding otot korpus lambung sehingga dinding menonjol keluar secara progresif, menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak sampai lambung berelaksasi sempurna yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. 2Pencampuran makanan dalam lambung irama listrik dasar lambungPada saat makanan yang di simpan berhadapan dengan permukaan mukosa lambung, maka kelenjar gastrik akan mengsekresikan getah pencernaan. Selama lambung berisi makanan, gelombang konstriktor peristaltik yang lemah (gelombang pencampur), mulai timbul di bagian tengah sampai ke bagian yang lebih atas dari dinding lambung dan bergerak ke arah antrum. Gelombang ini ditimbulkan oleh irama listrik dasar dinding lambung.Sewaktu gelombang konstriktor berjalan dari korpus lambung ke dalam antrum, gelombang tersebut menjadi lebih kuat dan menimbulkan cincin konstriktor yang digerakkan oleh potensial aksi peristaltik yang kuat, keadaan ini yang akan mendorong isi antrum yang semakin lama semakin tinggi ke arah pilorus. Namun ketika sampai di pilorus hanya sedikit isi antrum yang dikeluarkan ke pilorus, hal ini disebabkan karena pada saat gelombang peristaltik mendekati pilorus, sfingter pilorus itu sendiri masih berkontraksi sehingga menghalangi pengosongan isi antrum. Oleh karena itu, sebagian besar isi antrum akan diperas terbalik arahnya melalui cincin perstaltik menjuju korpus lambung tidak menuju pilorus, gerakkan ini disebut retropulsi yang meruapakn mekanisme pencampuran yang sangat penting dalam lambung. Sesudah makanan dalam lambung tercampur dengan sekresi lambung, maka hasil campuran ini akan berjalan sebagi kimus yang berbentuk keruh setengah cair mirip pasta. 2Pengosongan lambungPengosongan lambung ditimbulkan oleh kontraksi peristaltik yang kuat di dalam antrum lambung. Pada saat yang sama, pengosongan dilawan oleh berbagai tingkat resistensi terhadap kimus di pilorus. 2- Kontraksi peristaltik antrum Pada umumnya, kontraksi-kontraksi ritmis lambung bersifat lemah dan terutama berfungsi untuk menyebabkan pencampuran makanan dan sekresi lambung. Akan tetapi selama sekitar 20 persen dari seluruh waktu ketika makanan berada di dalam lambung, kontraksi menjadi kuat, bermula pada bagian pertengahan lambung dan menyebar pada bagian kaudal lambung. Kontraksi yang timbul ini tidak lagi sebagai kontraksi mencampur yang lemah tetapi sebagai kontraksi peristaltik yang kira-kira enam kali lebih kuat. Bila tonus pilorus normal maka gelombang peristaltik yang kuat ini akan mendorong beberapa mililiter kimus ke dalam duodenum. Gelombang peristaltik yang kuat ini juga menyediakan kerja bagi pompa pilorus yang juga berperan dalam pengosongan lambung.- Pengaturan pengosongan lambungKecepatan pengosongan lambung diatur oleh sinyal dari lambung dan duodenum. Akan tetapi, duodenum memberikan sinyal yang lebih kuat dalam mengontrol pengosongan kimus ke dalam duodenum pada kecepatan yang tidak melebihi kecepatan kimus dicerna dan diabsorbsi dalam usus halus.Peningkatan volume makanan dalam lambung menimbulkan peningkatan pengosongan lambung. Semakin banyak makanan yang tersimpan di dalam lambung akan mengakibatkan peregangan dinding lambung sehingga terjadi eksitabilitas pada otot dinding lambung. Eksitabilitas ini akan menghasilkan refleks-refleks mienterik setempat dalam dinding yang akan meningkatkan aktivitas peristaltik di antrum dan aktivitas pompa pilorus sehingga kecepatan pengosongan lambung pun meningkat.Peregangan dinding lambung dan adanya jenis makanan tertentu dalam lambung-terutama hasil pencernaan daging, menyebabkan pelepasan hormon yang disebut gastrin dari mukosa antrum. Gastrin mempunyai efek yang kuat yang akan menyebabkan kelenjar lambung menyekresika getah lambung yang sangat asam. Gastrin juga mempunyai efek perangsangan fungsi motorik dari ringan sampai sedang pada korpus lambung. Namun yang paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas pompa pilorus sehingga membantu terjadinya pengosongan lambung.Saat makanan masuk ke dalam duodenum, berbagai refleks saraf timbul dari dinding duodenum yang kembali melewati lambung untuk melambatkan atau bahkan menghentikan pengosongan lambung jika volume kimus di dalam duodenum terlalu banyak. Refleks-refleks ini diperantarai oleh tiga jalur : 1) langsung dari duodenum ke lambung melalui sisitem saraf enterik pada dinding lambung 2) melalui saraf-saraf ekstrinsik yang berjalan ke ganglia simpatis prevertebra dan kemudia kembali ke lambung melalui serabut-serabut saraf simpatis penghambat 3) mungkin lebih jauh lagi melalui nervus vagus ke batang otak, sehingga menghambat sinyal eksitatorik normal yang di transmisikan ke lambung melalui nervus vagus. Semua refleks paralel ini mempunyai dua efek pada pengosongan lambung : pertama, menghambat kontraksi pendorong pompa pilorus dan kedua, meningkatkan tonus sfingter pilorus.Tidak hanya refleks saraf dari duodenum ke lambung yang menghambat pengosongan lambung, tetapi hormon-hormon yang dilepaskan dari usus bagian atas juga menghambat pengosongan lambung. Rangsangan yang melepaskan hormon-hormon penghambat tersebut terutama ditimbulkan oleh lemak yang masuk ke duodenum, walaupun jenis makanan lain dapat meningkatkan hormon tersebut dalam taraf yang lebih kecil. Sewaktu masuk duodenum, lemak mengekstrak berbagai hormon dari epitel duodenum dan yeyenum, baik dengan bergabung bersama reseptor pada sel-sel epitel atau dengan cara lain. Kemudian, hormon di bawa oleh aliran darah ke lambung, tempat hormon tersebut menghambat pompa pilorus dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan kekuatan kontraksi sfingter pilorus. Efek ini penting karena lemak jauh lebih lambat untuk dicerna daripada makanan lain. Hormon-hormon ini antara lain kolesistokinin (CCK), sekretin dan peptida penghambat gaster (GIP).4. Pergerakkan usus halusPergerakkan usus halus, seperti pergerkkan lainnya dalam traktus gastrointestinal, dapat dibagi menjadi kontraksi pencampuran dan kontraksi propulsif.- Kontraksi pencampur (kontraksi segmentasi)Bila bagian tertentu usus halus teregang oleh kimus akan menimbulkan kontraksi konsentris lokal dengan jarak interval tertentu sepanjang usus halus dan berlangsung sesaat dalam semenit. Kontraksi ini menimbulkan segmentasi pada usus halus, sepetti di tunjukkan pada Gambar 2. Artinya, kontraksi membagi usus menjadi segmen-segmen ruang yang mempunyai bentuk rantai sosis. Bila satu rangkaian kontraksi segmentasi berelaksasi, sering timbul satu rangkaian baru, tetapi kontraksi kali ini terjadi terutama pada titik baru di antara kontraksi-kontraksi sebelumnya. Karena itu, kontraksi segmentasi ini memotong kimus sekitar dua sampai tiga kali permenit, dengan cara ini membantu pencampuran makanan dengan sekresi usus halus.Kontraksi pencampuran ini diawali oleh sel-sel pemacu usus halus yang menghasilkan gelombang lambat dalam otot polos dan didukung oleh hormon gastrin dan aktivitas saraf intrinsik. 4Gambar 2. Pergerakkan segmentasi usus halus2

- Gerak propulsif2Peristaltik dalam usus halusKimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Gelombang peristaltik pada usus halus secara normal sangat lemah dan biasanya berhenti sesudah menempuh jarak 3 sampai 5 sentimeter, sehingga pergerakkan maju kimus juga sangat lambat. Rata-rata waktu yang diperlukan kimus dalam perjalan dari pilorus sampai ke katup ileosekal adalah 3 sampai 5 jam.Pengaturan peristaltikAktivitas usus halus sangat menigkat sesudah makan. Hal ini sebagian disebabkan oleh awal masuknya kimus ke dalam duodenum yang menyebabkan perengangan dinding duodenum dan juga oleh refleks gastroenterik yang dimulai dengan distensi lambung dan diteruskan terutama melalui pleksus mienterikus dari lambung turun di sepanjang dinding usus halus.Funngsi peristaltik dalam usus halus tidak hanya menyababkan pendorongan kimus ke arah katup iloesekal tetapi juga menyebarkan kimus disepanjang mukosa usus.- Fungsi katup ileosekalFungsi utama katup ileosekal adalah mencegah aliran balik isi fekal dari kolon ke dalam usus halus. Katup ileosekal itu sendiri menonjol ke dalam lumen sekum dan karena itu tertutup erat bila terbentuk tekanan yang berlebihan di dalam sekum dan mencoba mendorong isi fekal ke belakang melawan bibir katup.Selain itu, dinding ileum beberapa sentimeter sedikit di atas katup ileosekal mempunyai penebalan otot sirkular yang disebut sfingter ileosekal. Sfingter ini dalam keadaan normal tetap berkontriksi dalam tingkat sedang dan mengosongkan isi ileum ke dalam sekum.Tahanan untuk pengosongan pada katup iloesekal memperlama tinggalnya kimus dalam ileum dan dengan demikian mempermudah absorpsi. Normalnya, hanya 1500 sampai 2000 militer kimus dikosongkan ke dalam sekum setiap harinya.

5. Usus besarUsus besar terdiri atas kolon (asendens, transversus, desendens), sigmoid, sekum, apendiks dan rektum. Berikut akan dibahas gerakan-gerakan yang terjadi pada bagian-bagian usus halus ini. 2- Gerakan kolonFungsi utama kolon adalah 1) absorpsi air dan elektrolit dari kimus untuk membentuk feses yang padat 2) penimbunan bahan feses sampai dapat dikeluarkan. Setengah bagian proksimal kolon, ditunjukkan pada Gambar 3, terutama berhuubungan dengan absorpsi dan setengah bagian distal berhubungan dengan penyimpanan. Karena tidak diperlukan pergerakkan kuat dari dinding kolon untuk fungsi-fungsi ini, maka pergerakkan kolon secara normal sangat lambat. Meskipu lambat, pergerakannya masih punya karakteristik yang serupa dengan pergerakkan usus halus dan sekali lagi dapat dibagi menjadi gerakkan mencampur dan gerakkan mendorong. 2Gambar 3. Fungsi absorpsi dan penimbunana usus2

Gerakan mencampur haustrasiMelalui cara yang sama dengan terjadinya gerakkan segmentasi dalam usus halus, kontriksi-kontriksi sirkular yang besar terjadi dalam usus besar. Pada setiap kontriksi ini, melibatkan otot sirkular dan otot longitudinal yang berkontraksi bersama memberikan bentuk serupa kantung yang didebut haustrasi.Kontraksi ini sangat lambat, sehingga memungkinkan bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan diputar, sehingga setiap bahan feses secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar dan cairan serta zat-zat terlarut secara progresif diabsorpsi hingga hanya terdapat 80 sampai 200 militer feses yang dikeluarkan setiap hari. 2Gerakkan massa (mass movement)Pergerakkan merupakan jenis peristaltik yang termodifikasi dan ditandai dengan serangkaian peristiwa sebagai berikut: pertama, timbul sebuah cincin konstiksi sebagai respon dari tempat yang teregang atau teriritasi di kolon, biasanya pada kolon transversum. Kemudian dengan cepat kolon pada bagian distal cincin konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan berkontraksi sebagai suatu unit, mendorong maju materi feses pada segmen ini. Serangkaian pergerakan masa biasanya menetap selama 10 sampai 30 menit. Lalu meredah dan mungkin muncul setengah hari kemudian. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum akan terasa keinginan untuk defekasi. 3Pencetus pergerakkan massa oleh refleks gastrokolik dan refleks Pergerakkan sesudah makan dipermudah oleh refleks gastrokolik dan duodenokolik. Refleks ini disebebkan oleh distensi lambung dan duodenum. kedua refleks ini dijalarkan melalui sistem saraf otonom. 2

6. DefekasiBila pergerakkan massa mendorong feses masuk ke dalam rektum, segera ingin timbul keinginan untuk defekasi, termasuk refleks kontraksi rektum dan refleks sfingter anus.Pendorongan massa feses yang terus menerus melalui anus dicegah oleh kontriksi tonik dari sfingter ani internus dan sfinhter ani eksternus. Sfingter eksternus diatur oleh serabut-serabut saraf dalam nervus pudendus yang merupakan bagian dari sistem saraf somatis dan karena dibawah pengaruh volunter sehingga dapat dikendalikan secara sadar.Defekasi biasanya ditimbulkan oleh refleks defekasi. Salah satu dari refleks ini adalah refleks intrinstik yang diperantarai oleh sistem saraf enterik setempat di dalam dinding rektum. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Bila feses memasuki rektum, distensi dinding rektum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gerakkan peristaltik di kolon desenden, sigmoid dan rektum sehingga mendorong feses mendekati anus, sfinter ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal penghambat dari pleksus mienterikus; jika sfingter ani eksternus juga dalam keadaan sadar dan berelaksasi secara volunter pada saat yang bersamaan terjadi defekasi. 2

b. Proses Pencernaan KimiawiSebagian besar bahan makanan dikonsumsi dalam bentuk yang tidak dapat dengan segera digunakan oleh organisme karena bahan makanan tersebut tidak dapat diserap dari saluran cerna sebelum terlebih dahulu dipecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Proses pemecahan terhadap suatau bahan makanan dalam bentuk alaminya menjadi bentuk yang bisa diasimilasi merupakan proses pencernaan (digesti).Perubahan kimia yang terjadi pada proses pencernaan dilakukan dengan bantuan berbagai enzim hidrolase saluran cerna yang mengkatalisis hidrolisis protein dasar (native protein) menjadi asam amino, pati menjadi monosakarida dan trigliserol menjadi monoasilgliserol, gliserol serta asam lemak. Pada penyelenggara berbagai reaksi pencernaan ini, vitamin dan mineral yang berada pada bahan makanan juga dijadikan lebih mudah diasimilasi.Berikut akan dibahas proses pencernaan kimiawi yang terjadi di selama proses pencernaan. 51. Pencernaan dalam mulutSaliva yang disekresikan oleh kelenjar saliva, terdiri atas 99,5% air. Salive mengandung suatu gikoprotein, musin yang bekerja sebagi pelumas pada waktu menguyah dan menelan makanan. Menambah air pada makanan kering akan memberi media bagi tempat larutnya molekul makanan dan tempat hidrolase dapat memulai pencernaan. Gerakan mengunyah (mastikasi) berfungsi memecah makanan sehingga tejadi peningkatan kelarutan dan peluasan daerah permukaan bagi kerja enzim. Saliva juga merupakan sarana untuk mengekskresikan obat-obat tertentu (misal, etanol serta morfin), ion-ion organik seperti K+ , Ca2+ , HCO3- , trisianat (SCN), serta iodium dan ekskresi imunoglobulin (IgA). Nilai pH saliva biasanya adalah sekitar 6,8. Saliva mengandung -amilase yang mampu membuat pati dan glikogen dihidrolisis menjadi maltosa dan origosakarida dengan menyerang ikatan glikosidat (14). Amilase saliva akan segera terinaktivasi pada pH 0,4 atau kurang, sehingga kerja pencernaan makanan di dalam mulut akan berhenti ketika lingkungan lambung yang asam menebus partikel makanan. 5

PENUTUPKesimpulan Sistem pencernaan dalam menjalankan fungsinya diatur oleh sistem saraf enteric dan didukung oleh sistem saraf otonom, hormon, dan otot polos. Sistempencernaan terdiri dari organ-organ dengan ufngsinya masing-masing yang dapat mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pencernaan yang terjadi dalam utbuh kita dimulai dari usus dengan sekresi saliva dan diakhiri pada anus dengan hasil dalam bentuk feses. Pencernaan ini sendiri sangat penting dalam menyediakan nutrient dalam tubuh.jika pencernaan kita terganggu, maka nutrient dalam tubuh akan terpengaruhi akan berlebih atau malah berkurang. DAFTAR PUSTAKA1. Gyton, Arthur C. Textbook of medical physiology (edisi bahas indonesia, ahli bahasa Irawati,dkk) . EGC : Jakarta; 2007 2. Fawcett, Don W. A Textbook of Histology 12th edition (edisi bahasa indonesia, ahli bahasa Tambayong J). EGC: Jakarta; 20023. Junqueira,Luis Carlos.,Carrneiro,Jose. Basic Histology (edisis bahasa indonesia, ahli bahasa Tambayong J). EGC : Jakarta; 20074. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA. Harper's illustrated biochemistry. 26th ed. Boston: McGraw-Hill; 2006.5. Ganong WF. Fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2005.