makalah digestivus 1 -rafsanjany-
TRANSCRIPT
Makalah Digestivus
Nama : RH Rafsanjani
NIM : 10.2009.116
Kelompok : d.5
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan adalah hal yang sangat penting untuk tubuh kita dan merupakan suatu hal
yang tidak pernah terlupakan sehari-hari. Kita mempunyai mulut untuk mengubah makanan
yang tadinya besar menjadi kecil agar dapat diserap oleh tubuh, untuk dapat diserap oleh
tubuh, banyak faktor yang berperan seperti enzim-enzim pencernaan dan banyak lagi. Oleh
sebab itu saya akan memaparkan bagaimana proses-proses pencernaan dan penyerapan yang
dilakukan agar zat-zat yang terkandung pada makanan bisa bermanfaat bagi tubuh kita.
1.2 Tujuan
Untuk memahami apa bagian apa saja yang terlibat pada proses pencernaan, mulai dari
mulut sampai anus sebagai tempat keluarnya, dan untuk mengetahui apa saja yang berperan
pada proses pencernaan.
PEMBAHASAN
I. Struktur Makroskopis
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
1. menerima makanan
2. memecah makanan yang komplex menjadi sederhana berupa zat-zat gizi berupa sari
makanan (suatu proses yang disebut pencernaan)
3. menyerap sari makanan di jonjot usus halus oleh darah yang di dalam aliran darah
4. akhirnya zat sederhana berupa sari makanan itu masuk sel sehingga bisa digunakan dalam
metabolisme sel
5. membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.(defekasi)
SISTEM PENCERNAAN 1
Sistem ini tersusun atas 2 hal pokok yaitu
a. Tractus Digestivus (Saluran Pencernaan-berupa Organ yang dilalui makanan)
b. Glandulla Digestivus (Kelenjar Pencernaan-berupa organ kelenjar yang memeberikan
sekretnya ke Saluran Pencernaan
Tractus Digestivus terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus.
Glandulla Digestivus terdiri dari organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, sebagai
kelenjar yaitu pankreas, hati dan kandung empedu, kelenjar air liur.
Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem pernafasan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.
Saluran dari kelenjar liur terdapat di pipi, dibawah lidah dan dibawah rahang mengalirkan isinya
ke dalam mulut.
ada 3 kelenjar air liur yang membantu pencernaan dengan mengeluarkan baik musin maupun
enzim ptialin yaitu Sub lingualis , Sub mandibularis dan Parotis.
Pada saat makan, aliran dari ludah untuk :
a. membersihkan bakteri yang bisa menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya.
b. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung
c. tentu ludah juga berguna untuk mempermudah menelan mengirim makanan dari mulut ke
lambung melalui kerongkongan
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.Di dasar mulut terdapat lidah, yang berfungsi
untuk merasakan dan mencampur makanan.
Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung.(syaraf tepi otak no 1)
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Di belakang dan dibawah mulut terdapat pangkal tenggorokan /kerongkongan (faring). yang
kemudian makanan diteruskan ke Kerongkongan ( Oesophagus)
Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar
makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru, sedangkan bagian atap
mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk
ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh
selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung menembus rongga
dada (paru paru).
Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kantong ,
terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter),
yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur
makanan dengan enzim-enzim.
Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 4 zat penting:
1. lendir
2. asam klorida
3. prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
4. hormon gastrin
1. LENDIR
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteriHelicobacter pylori
atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
2. HCl
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
Pelepasan asam dirangsang oleh:
- saraf yang menuju ke lambung
- gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
- histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein.
Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein
dan kandungan utama dari daging.
Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan
itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
Usus halus ( Intestinum Tenue)
dibagi 3 bagian yaitu : Duodenum , Yeyunum , Illeum
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan
bagian pertama dari usus halus.
Perlu dipahami bahwa makanan dari lambung dengan suasana asam ini membuat klep pyloric
lambung terbuka sehingga chime (makanan yang sudah dicerna di lambung ) Dari lambung turun
ke Duodenum, Ketika makanan ada di usus duodenum klep Isosekum 12 jari menutup karena
asam, makanan yang asam tersebut membuat usus 12 jari mengeluarkan hormon Koleosistokinin
dan Sekretin di sekresi. Koleosistokinin segera dibawa ke empedu dan sekretin oleh darah
dibawa ke Pancreas, kedua kelenjar tersebut akan segera mengeluarkan getahnya. Pancreas
mengeluarkan enzim TLA (Tripsin - Lipase -Amilase) juga garam Na2HCO3, Empedu
mengeluarkan bilus empedu untuk membantu pencernaan lemak.
Enzim TLA , garam NaH2CO3 serta billus empedu disekresikan ke usus dua belas jari untuk
mengemulsi lemak akhirnya suasana makanan jadi basa
Karena pH naik jadi basa maka Klep Pilorus menutup dan Klep ke arah Yeyenum terbuka
makanan sepanjang 25 Cm (12 Jari itu) turun ke Yeyenum
Begitu seterusnya sampai lambung kosong kurang lebih 8 jam .
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna
oleh usus halus.
Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati.
Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter Oddi)
merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan.
Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan
mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-
lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili).
Vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga
menambah jumlah zat gizi yang diserap.
Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum.
Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya.
Penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili
dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta.
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim
yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus
halus.
Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman
lambung.
Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air,
lendir dan enzim-enzim pankreatik.
Pankreas
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah.
Enzim-enzim pencernaan dihasilkan oleh sel-sel asini dan mengalir melalui berbagai saluran ke
dalam duktus pankreatikus.
Duktus pankreatikus akan bergabung dengan saluran empedu pada sfingter Oddi, dimana
keduanya akan masuk ke dalam duodenum.
Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
3 hormon yang dihasilkan oleh pankreas adalah:
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya (insulin dan
glukagon).
Hati
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang
kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan
pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah.
Darah diolah dalam 2 cara:
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh
tubuh.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari
makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu.
Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
Kandung empedu & Saluran empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung
membentuk duktus hepatikus umum.
Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu
(duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum.
Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit
empedu yang mengalir dari hati.
Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga
kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
- Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
- Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutamahemoglobinyang berasal dari
penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan
Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu
menggerakkan isinya
Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel
darah merah yang dihancurkan
Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.
Garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan
kembali ke dalam empedu.
Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik.
Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari.
Dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon).
Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok.
Beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.
Usus besar ( Intestinum Crassum)
Usus besar terdiri dari:
- Kolon asendens (kanan)
- Kolon transversum
- Kolon desendens (kiri)
- Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum).
Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di
kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.
Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya
menjadi padat.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan
membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul
keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan
ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus.
Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
II. Struktur Mikroskopis
Lidah, massa otot rangka yang ditutupi oleh membran dengan struktur bervariasi sesuai
dengan daerahnya. Permukaan bagian dorsal terdapat papilla, yang merupakan peninggian epitel
mulut dan lamina propria yang bentuk dan fungsinya bervariasi. Papilla dapat dibagi menjadi
satu, papilla filiformis, bentuk kerucut memanjang yang terdapat diseluruh permukaan lidah dan
terdiri dari stratified squammous keratinized epithelium, selain itu tidak dijumpai taste bud
( kuncup kecap). Dua, papilla foliata yang kurang berkembang pada manusia dan berdegenerasi
pada umur 3 tahun. Tiga, papilla fungiformis yang berbentuk cendawan dan terdapat sebaran
kuncup kecap di atasnya.Empat, papilla sirkumvalata yang terdiri dari 7 – 12 papilla bulat
berukuran sangat besar, permukaan datar yang menonjol diatas papilla lain. Pada papilla ini
dapat dijumpai kelenjar Von Ebner yang menghasilkan lipase.
Faring, dilapisi epitel berlapis gepeng tidak bertanduk yang dilanjutkan keesofagus dan
dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia dan sel goblet di daerah dekat hidung. Faring
memiliki tonsil dan pada mukosanya dapat dijumpai banyak keljar air liur. Lamina proprianya
terdiri dari jaringan ikat padat. Sedangkan otot konstriktor dan longitudinal di faring berada di
luar lapisan ini.
Gigi, terdiri dari 3 bagian yaitu mahkota, serviks dan akar. Mahkota ditutupi oleh email
yang sangat keras dan akar gigi ditutupi oleh jaringan bermineral yaitu sementum. Kedua lapisan
ini bertemu di bagian serviks gigi. Bagian terbesar gigi terdiri dari materi berkapur adalah dentin
yang mengelilingi ruang berisi jaringan ikat lunak yaitu rongga pulpa, bilik pulpa, dan bagian
akar yang meluas ke apeks dari radiks ( akar) tempat lubang ( foramen apikal). Foramen apikal
adalah tempat lewatnya pembuluh darah, limfe dan saraf. Dentin adalah jaringan berkapur yang
lebih keras daripada tulang karena kadar kalsiumnya yang tinggi. Matrik organik dentin
disekresikan oleh odontoblas. Odontoblas adalah sel terpolarisasi gepeng yang menghasilkan
matriks organik hanya pada permukaan dentin. Untuk memepertahankan struktur gigi terdapat
periodonsium. Periodonsium terdiri dari sementum, ligamentum periodental, tulang alveolar, dan
ginggiva.
Esofagus, dilapisi oleh epitel berlapis gepengtanpa lapisan tanduk. Pada lapisan
submukosa terdapat kelenjar kecil yang menghasilkan mukus, lapisan lamina propria terdapat
kelenjar kardiak esofagus yang juga menghasilkan mukus. Di bagian distal terdiri dari otot polos,
pada bagian tengah terdiri sel otot polos dan otot rangka dan pada bagian proximal terdiri dari
otot rangka.
Lambung, pada mukosa terdapat columnar epithelium, yang permukaannya berlekuk –
lekuk membentuk sumur lambung ( foveola gastrika), lamina propria terdiri dari jaringan ikat
longgar yaitu sel otot polos dan sel limfoid. Pada mukosa muskularis terdiri 3 lapisan yaitu inner
circular, outer longitudinal dan outermost circular. Mukosa eksterna terdiri dari lapisan paling
dalam yaitu lapisan otot obliq, lapisan tengah yaitu lapisan sirkular, dan lapisan luar yaitu lapisan
longitudinal.
Usus halus, pada membran mukosa dapat dijumpai sel goblet, sel absortif, sel parietal,
dan sel M ( mikrofold). Pada membran ini juga dijumpai vili – vili intestinal. Pada lamina
propria terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah, limfe, serabut saraf dan sel – sel otot
polos. Pada submukosa terdapat kelenjar Brunner.
Usus besar, terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada bagian distal
( rektum). Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris, kelenjar intestinal, lamina propria dan
muskularis mukosa. Tidak dijumpai villi usus dan terdapat banyak sel goblet. Kelejar pada usus
berukuran besar.
Apendiks, terdiri dari epitel pelapis dengan banyak sel goblet. Kelenjar intestinalnya
tidak berkembang dan banyak dijumpai limfoid nodul. Submukosanya banyak terdapat
pembuluh darah dan lapisan luar apendiks adalah serosa.
Rektum, epitel permukaan lumennya dilapisi oleh sel – sel silindris dengan mikrovili dan
sel goblet. Kelenjar – krlenjarnya lebih panjang dan rapat.
Liang anus, terdapat perubahan mukosa rektum menjadi mukosa anal yang terjadi pada
apeks valvula ani. Submukosa rektum menyatu dengan jaringan ikat lamina propria liang ani.
Pleksus vena hemoroidal interna terletak dalam mukosa liang ini. 2
III. Mekanisme Emesis
Muntah atau emesis adalah eksplusi secara paksa isi lambung keluar melalui mulut.
Proses muntah dikoordinasi oleh pusat muntah di medulla. Pada saat muntah, lambung,
esophagus, sfingter gastroesofagus dan sfingter pylorus melemas.
Prosesnya diawali dengan inspirasi dalam dan penutupan glottis sehingga diafragma
berkontraksi, turun, dan menekan lambung. Kontraksi otot abdomen, sehingga menekan rongga
abdomen dan tekanan intra abdomen meningkat sehingga mengakibatkan terdorongnya isi
lambung ke esophagus dan keluar melalui mulut.
Pada saat muntah, duodenum berkontraksi kuat dan isinya kembali ke lambung dan keluar
bersama muntah yang berwarna kekuningan karena ada empedu dari hati dan kandung empedu. 3
Penyebab muntah adalah:
1. Stimulasi taktil di bagioan belakang tenggorokan.
2. Iritasi atau peregangan lambung dan duodenum.
3. Peningkatan tekanan intracranial yang mengakibatkan pendarahan intraserebrum.
4. Rotasi atau akselerasi kepala.
5. Nyeri hebat
6. Bahan kimia.
7. Faktor emosi sehingga terjadi muntah psikis.
Proses :
Inspirasi dalam dan penutupan glottis diafragma berkontraksi, turun, menekan lambung
kontraksi otot abdomen, menekan rongga abdomen tekanan intra abdomen meningkat
mendorong isi lambung ke esophagus keluar melalui mulut
Pada saat muntah glottis tertutup dan uvula terangkat agar muntahan tersebut tidak masuk
saluran pernafasan. Selama muntah, duodenum berkontraksi kuat sehingga isinya kembali ke
lambung naik ke esophagus lalu keluar dari mulut sebagai muntah. Biasanya muntah berwarna
kekuningan sebab sudah mengandung empedu dari hati.
Sedangkan nyeri ulu hati atau heartburn adalah sensasi terbakar di bagian atas perut ( di
tengah dada) yang terjadi karena asam lambung yang berlebihan mulai bergerak naik menuju
kerongkongan (esofagus).
Asam lambung adalah asam chloride atau asam pekat yang dikeluarkan dari tubuh kita ke
lambung dan bersifat korosif atau bisa merusak sesuatu yang terdapat di dalamnya. Agar
lambung tidak terluka akibat peningkatan asam lambung, maka secara alami lambung dilaposi
protein yang sangat kuat. Akan tetapi, bila asam lambung terlalu banyak, daya tahan lambung
tidak akan kuat dan terluka. Luka pada lambung dapat disebabkan akibat terlalu banyaknya asam
lambung atau karena terdapat luka di ujung lambung yang terdapat dalam duodenum.
Selain asam lambung yang berlebih lambung juga bisa terganggu akibat naiknya cairan
empedu dari usus dua belas jari menuju lambung bahkan dapat naik sampai kerongkongan.
Adanya cairan empedu yang naik dapat menyebabkan gangguan pada lambung sampai
menyebabkan kerusakan dinding dalam lambung.
Motilitas atau pergerakan lambung juga salah satu factor penyebabkan gangguan sakit maag
fungsional. Adanya pengosongan lambung yang lambat berakibat kontak makanan dan cairan
lambung lebih lama dari biasanya dan hal ini tentunya akan menyebakan gangguan pada
lambung.
Gagguan gerakan motorik system saluran cerna lain yang juga dapat menyebabkan sakit maag
fungsional antara lain : penyebaran makanan yang tidak seimbang dalam perut,
pengakomodasian dalam perut yang tidak seimbang, antral hypomotility (biasanya yang
menyebabkan seseorang muntah-muntah karena gerakan perut yang abnormal), gastric
dysrhythmias atau gerakan lambung yang lebih lambat dibandingkan gerakan normal perut
(tachygastrias, bradygastrias, dan mixed dysrhythmias), dan perubahan gerakan usus dua belas
jari dalam tubuh.
Perubahan fungsional atau gerakan sistem pencernaan dalam tubuh terutama yang terjadi setelah
makanan dicerna biasanya akan menyebabkan melambatnya pengosongan ruang perut sehingga
ukuran otot perut mengembang lebih dari ukuran normal dan Anda pun akan merasa kembung
dan mual.
IV. Hormon dan Enzim Pencernaan
1. Enzim ptyalin
Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi enzim
ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.
2. Enzim amylase
Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar pankreas.
Kerja enzim amilase yaitu :
Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan
karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase
memecah molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih
sederhana yaitu maltosa.
3. Enzim maltase
Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa
menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida). Molekul
glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah dapat mengangkut
glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.
4. Enzim pepsin
Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya
pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja enzim pepsin yaitu
Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang
lebih sederhana yaitu pepton. Molekul
pepton perlu dipecah lagi agar dapat
diangkut oleh darah.
Pepsin paling efektif di lingkungan yang sangat asam di perut (pH=2) dan
menjadi inaktif di lingkungan yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk
inaktif yang disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel
zymogenic yang memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin
aktif sampai ia melakukan kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikan
oleh sel parietal.
Sekresi pepsinogen disintesis oleh reticulum endoplasma, dikemas dalam
apparatus golgi dan disimpan dalam sitoplasma dalam vesikel dan dikeluarkan
secara eksositosis. Defisiensi pepsin total ditemukan pada pasien aklorhidria.
Kegagalan lambung untuk mensekresi pepsin dan asam dengan rangsangan yang
adekuat disebut akilia gastrika, sering terjadi pada pasien anemia pernisiosa dan
karsinoma lambung.
5. Enzim tripsin
Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :
Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul
pepton. Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh
sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam
amino membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.
6. Enzim rennin
Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut keju. Setelah
kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.
7. Asam khlorida (HCl)
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh mikroorganisme
tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam khlorida yang tidak stabil dan
cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang lambung yang sering disebut penyakit ”maag”.
Sekresi HCl berada pada lumen lambung dengan pH isi lambung 2. H+
dipindahkan secara aktif melawan gradient konsentrasi yang sangat besar. H+
dalam lumen > 3-4 juta kali dari H+ dalam darah sehingga untuk pindah
membutuhkan banyak energy dari mitokondria. CL- disekresikan secara aktif. Ion
H+ yang disekresikan berasal dari metabolism dalam sel parietal. Jika H+
disekresikan, netralisasi inferior sel dipertahankan oleh pembentukan H+ baru dari
asam karbonat (H2CO3).
Fungsi HCl adalah :
a. Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan
asam yang optimal untuk aktivitas pepsin.
b. Membantu penguraian serat otot jaringan ikat menjadi paartikel makanan besar menjadi
kecil.
c. Bersama lisozim saliva mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk bersama
makanan.
8. Cairan empedu
Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa pencernaan
berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah (erithrosit) yang tua atau
telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru. Fungsi empedu
yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk
suatu emulsi. Lemak yang sudah berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana lagi.
Empedu mengandung asam empedu dan konjugatnya. Zat empedu yang penting
untuk manusia ialah garam natrium asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Selain
penting untuk penyerapan lemak, empedu juga penting untuk absorpsi zat larut
lemak misalnya vitamin A, D, E dan K. Dalam jumlah besar, garam empedu dapat
menetralkan asam lambung yang masuk ke duodenum.
Kira-kira 85 % empedu diabsorpsi pada usus kecil bagian bawah (sirkulasi
enterohepatik), sehingga hanya 80 mg garam empedu yang harus disintesis
perharinya.
9. Enzim lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat
sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :
Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks
yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah
bening, sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil.
Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang
memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak
larut dalam air, maka pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening
(limfe). 4
V. Mekanisme Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan melaksanakan empat proses pencernaan dasar : motilitas, sekrsei, pencernan
dan penyerapan.
Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Seperti otot polos vaskular, otot polos di dinding saluran pencernaan terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk
mempertahankan agar teanan pada isi saluran pencernaan melebar secara permanen setelah
mengalami distensi (peregangan).
Terhadap aktivitas tonik tersebut, terjadi 2 jenis dasar motilitas : gerakan propulsif (mendorong)
dan gerakan mencampur.
Gerakan propulsif : mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan
dengan kecepatan yang bebeda-beda dengan laju propulsif bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan, yaitu makanan bergerak maju dalam suatu
segmen dengan kecepatan yang cukup bagi segmen tersebut melaksanakan tugasnya.
Gerakan mencampur : Fungsinnya pertama, mencampur makanan dengan getah
pencernaan, gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua, gerakan tersebut
mempermudah penyerapan dengan memanjakan semua bagian isi usus ke permukaan
penyerapan saluran pencernaan.
Pergerakan suatu bahan melintasi saluran pencernaan sebagian besar terjadi akibat kontraksi
otot polos di dalam dinding organ –ogan pencernaan. Sebagian lagi, motilitas ada yang
melibatkan aktivitas otot rangka yang terdapat di mulut sampai bagian awal esofagus dan sfngter
anus eksternus di akhir.
SEKRESI
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh
kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute masing-masing dengan produk
sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan seperti enzim, garam empedu atau
mukus.
Sel-sel eksokrin ini memiliki banyak mitkondria untuk menunjang tingginya kebutuhan
energi yang diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen
saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai. Dalam keadaan
normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan
ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses
reabsorpsi ini (misalnya akibat diare atau muntah) menyebabkan hilangnya cairan yang dipinjam
dari plasma.
DIGESTI
Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari strukturnya yang kompleks diubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam
sistem pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga macam biokimiawi makanan kaya-energi :
karbohidrat, protein, lemak.
a. Karbohidrat
Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida
(glukosa, fruktosa, dan galaktosa) yang dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam
makanan.
Disakarida adalah bentuk karbohidrat yang jumlahnya lebih sedikit terdapat dalam
makanan. Yang termasuk disakarida, yaitu :
Sukrosa, produk akhir pencernaan yang akan diserap dari sukrosa adalah dalam bentuk glukosa
dan fruktosa
Laktosa, hasil akhir yang terbentuk dari proses pencernaan dan yang dapat diserap adalah
glukosa dan galaktosa
Polisakarida adalah bentuk karbohidrat yang jumlahnya besar terdapat dalam makanan.
Polisakarida terdiri dari banyak rantai glukosa yang saling berhubungan. Misalnya yang berasal
dari tepung kanji (nabati) akan dicerna menjadi bentuk glukosa. Glikogen yang berasal dari
daging yang akan dicerna dalam bentuk glukosa yang disimpan di dalam otot. Selulosa yang
ditemukan pada dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna oleh getah pencernaan pada manusia.
Selulosa ini akan menjadi serat atau bulk dalam makanan kita.
b. Protein
Protein yang terdiri dari berbagai kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan menjadi konstituen mereka, yaitu asam
amino serta beberapa polipeptida kecil ( beberapa asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida), keduanya merupakan satuan protein yang dapat diserap.
c. Lemak
Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dari yang lain sehingga menghambat
pengosongan lambung. Lemak dicerna dan diserap hanya di usus halus. Perangsangan terkuat
untunk menghambat motilitas lambung.
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gerakan peristaltic pada antrum lambung
dan dihambat oleh bagian pylorus terhadap jalannya makanan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam
keadaan normal terdapat pada lumen pylorus akibat pyloric spincter.
Derajat aktivitas pompa pylorus diatur oleh sinyal dari lambung sendiri dan juga oleh
sinyal dari duodenum. Sinyal dari lambung adalah:
1. Daya peregangan oleh makanan
2. Adanya hormone gastrin yang dikeluarkan dari antrum lambung akibat respon regangan.
Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis ( penguraian oleh air) enzimatik. Dengan
menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan
yang menyatukan subunit-subunit molekuler kecil di dalam molekul nutrien sehingga molekul-
molekul kecil tersebut menjadi bebas. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik terhadap ikatan
yang dapat mereka hidrolisis. Sewaktu bergerak melintasi saluran pencernaan, makanan terpajan
ke berbagai enzim yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih lanjut. Dengan
cara ini, molekul makanan yang besar diubah menjadi satu-satuan kecil yang dapat diserap
melalui cara yang progesif dan bertahap seiring dengan bergeraknya isi saluran pencernaan ke
depan. 5,6
ABSORPSI
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Melalui
penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses
pencernaan tersebut dengan air, vitamin, dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe.
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Lambung adalah organ yang sangat rentan terhadap masalah, seperti maag, diare, dan
banyak yang lainnya. Karena kesehatan lambung tergantung dari pola makan kita, walau sesibuk
apapun kita harus tetap menjaga pola makan agar lambung kita pun tidak bermasalah.
2.2 Saran
Disini pola makan sangat berpengaruh terhadap kesehatan lambung kita, salah makan
atau telat makan sedikit pun lambung akan bermasalah apalagi terhadap orang yang mempunyai
penyakit maag, lambung harus tidak boleh kosong. Maka dari itu makanlah makanan yang
menyehatkan dan jangan telat makan walau sesibuk apapun kita.
Daftar Pustaka
1. Anatomi system pencernaan diunduh dari www.medicastore.com di unduh pada tanggal
27 juli 2010
2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskop
histology. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2007, hal 101-39.
3. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/emesis di unduh pada tanggal 27 juli
2010
4. http://www.jevuska.com/topic/macam+macam+enzim+pencernaan.html
5. Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 7th ed. Jakarta: EGC, 2009.
6. Ganong Wiliam F.Review of med physiology international. 22nd ed. Grawhill;2005