makalah blok 8

25
Mekanisme Kerja Jantung dan Vaskularisasi Ekstremitas Inferior Winy Regina Kelas E / 10.2013.076 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat [email protected] Pendahuluan Jantung merupakan salah satu organ vital di tubuh manusia. Jantung normal terdiri dari otot yang kuat. Ukurannya kurang lebih sama dengan kepalan tangan kita. Tugas jantung adalah memompa darah secara terus menerus malalui sistem sirkulasi ke seluruh bagian tubuh. Setiap hari rata-rata detakan jantung mencapai 100.000 kali dan memompa sekitar 2000 galon darah. Jantung biasanya memiliki ukuran sekepalan tangan yang terletak di belakang sternum dan kartilago costae dalam mediastinum. Seluruh bagian jantung berada pada rongga pericardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung yang serabutnya bercabang-cabang. Dalam makalah ini akan dijelaskan

Upload: xohanort

Post on 23-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Blok 8

Mekanisme Kerja Jantung dan Vaskularisasi Ekstremitas Inferior

Winy Regina

Kelas E / 10.2013.076

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat

[email protected]

Pendahuluan

Jantung merupakan salah satu organ vital di tubuh manusia. Jantung normal terdiri dari

otot yang kuat. Ukurannya kurang lebih sama dengan kepalan tangan kita. Tugas jantung adalah

memompa darah secara terus menerus malalui sistem sirkulasi ke seluruh bagian tubuh. Setiap

hari rata-rata detakan jantung mencapai 100.000 kali dan memompa sekitar 2000 galon darah.

Jantung biasanya memiliki ukuran sekepalan tangan yang terletak di belakang sternum

dan kartilago costae dalam mediastinum. Seluruh bagian jantung berada pada rongga

pericardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung

bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung

yang serabutnya bercabang-cabang. Dalam makalah ini akan dijelaskan struktur, fungsi dan

mekanisme kerja jantung serta tahap pemeriksaan EKG.

Struktur Jantung1

Jantung biasanya memiliki ukuran sekepalan tangan yang terletak di belakang sternum

dan kartilago costae dalam mediastinum. Seluruh bagian jantung berada pada rongga

pericardium, suatu kantung fibrosa dengan membran lembab yang memungkinkan jantung

bergerak dengan bebas selama setiap kontraksi. Dinding jantung disusun oleh otot-otot jantung

yang serabutnya bercabang-cabang. Dilihat dengan mikroskop serabut-serabut ini tampak

Page 2: Makalah Blok 8

tersusun dari sel-sel berinti yang terpisah. Jantung memiliki empat ruang; dua atrium yang

menerima darah dari vena-vena, dan dua ventrikel yang memompa darah ke arteri-arteri.

Gambar 1. Struktur Jantung2

Keempat ruang tersebut terletak di tempat yang berbeda. Atrium kanan berada di

sepanjang batas kanan jantung dan terbuka pada bagian kirinya kedalam segitiga ventrikel kanan.

Atrium ini berada pada bagian depan jantung dan memompakan darah keatas masuk ke ateti

pulmonalis. Atrium kiri berbentuk persegi tidak beraturan dengan vena pulmonalis masuk ke

dalam setiap sudutnya. Atrium ini mengalirkan darah ke dalam kerucut besar dan berdinding

tebal ventrikel kiri. Ventrikel kiri membentuk massa utama dari jantung, dan dengan lain

dibungkusnya. Otot-ototnya melaksanakan banyak tugas memompa darah keatas masuk aorta.

Dinding atrium tipis, tetapi dinding ventrikel tebal, dinding ventrikel kiri lebih tebal dari

ventrikel kanan.

Page 3: Makalah Blok 8

Aliran Darah Jantung1

Aliran darah melalui jantung diatur oleh katup yang memungkinkan darah hanya

mengalir satu arah saja. Katup tersebut menutup dengan rapat untuk mencegah adanya aliran

balik, namun saat terbuka memungkinkan darah mengalir bebas kedepan. Setiap kontraksi otot

jantung dengan mudah meningkatkan tekanan dalam ruang jantung. Darah vena dari jaringan

tubuh memasuki atrium kanan dari vena superior dan inferior. Atrium kanan memompa darah

melalui katup pulmonalis ke ventrikel kanan, dari sini darah dipompa oleh kontraksi dinding

ventrikel melewati katup semiulnaris masuk ke arteri pulmonalis dalam perjalanannya menuju

paru-paru. Darah teroksigenasi dari paru-paru memasuki atrium kiri melalui empat vena

pulmonalis dan melintasi katup mitral masuk ke ventrikel kiri dari sini dipompakan melalui atup

semiulnaris masuk ke aorta, yang mendistribusikan darah ke sirkulasi sistemik.

Katup-katup jantung adalah lapisan jaringan fibrosa. Katup tricuspid dan mitral harus

menahan tekanan tinggi saat terjadi kontraksi jantung. Daun-daun katupnya dilekatkan oleh

corda tendinea ke otot papilaris di dinding masing-masing ventrikel. Saat ventrikel berkontraksi,

corda ini mencegah katup terbalik ke atrium. Katup-katup semiulnaris di pintu masuk ke aorta

dan arteri pulmonalis memiliki tiga helai daun katup. Katup ini tidak memiliki tali-tali corda

yang mencegah katup-katup tersebut membuka terbalik karena tekanan belakang dimana katup

ni diarahkan lebih sedikti daripada yang didorongkan ke katup atrioventrikularis.

Histologi Jantung

Jantung mempunya 2 pericardium, yang pertamanya pericardium fibrosa di dinding

externalnya.Dan lapisan pericardium serosa yang terbagi lagi menjadi dua yaitu pericardium

parietalis yang melekat pada dinding fibrosa dan juga pericardium visceralis dan juga dipanggil

epikardium.Di antara dua pericardium ini terdapat ruangan yang berisi cairan serosa.Selepas itu,

dinding janutng pula terdiri dari tiga lapisan. Yang terluar ialah epikardium, yang terdriri dari

jaringan ikat mesothel yang membentuk permukaan licin pada diding jantung. Seterusnya adalah

lapisan miokardium, yaitu lapisan yang paling tebal pada jantung yang terdiri dari otot polos.

Dan yang terakhir ialah lapisan endokardium yang ruang antara jantung dan melindungi katup-

katup pada jantung dan juga pembuluh darah jantung.3

Page 4: Makalah Blok 8

Gambar 1: Histologi Dinding Jantung3

Pada katup jantung, terdapat lempeng-lempeng jaringan ikat yang berpangkal pada

annulus fibrosus yang terletak pada kuping jantung. Katup menjadi antara dua ruangan yaitu

atrium dan ventrikel. Atrium dan ventrikel bisa dibedakan melalui ketebalan dindingnya. Pada

ventrikel, dindingnya lebih tebal dari atrium.Di dinding jantung, bisa kelihatan serat perkinye

yang berfungsi menghantar impuls jantung ke apex.Serat purkinje mampu menghantar kecepatan

jauh lebih besar daripada serat jantung biasa.Ukuran serat purkinje adalah lebih besar dari serat

otot biasa, mengandung banyak sarkoplasma dan jumlah miofbrilnya sedikit.

Gambar 2: Histologi Bahagian Atrium dan ventrikel3

Page 5: Makalah Blok 8

Terdapat dua arteri koronaria yang mensuplai darah ke jantung.Dua arteri ini termasuk

dalam kategori arteri kecil atau arteriol. Arteri ini mempunya 3 lapisan dinding yaitu tunika

intima, tunika media dan tunika adventitia. mempunya 1-8 lapisan otot pada tunika media.

Mempunyai lamina elastika interna namun tunika adventitia tipis dan kurang

mengembang.Disamping arteri koronarius pada dinding jantung, terdapat juga vena koronarius

untuk mebawa aliran balik ke januntg.Vena ini mempunya ciri mikroskopis sebagai

venula.Fungsinya adalah untuk pertukaran zat antara jaringan.Diameternya adalah 15-20

mikrometer. Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel endotel yang mirip dengan kapiler darah dan

permeabilitasnya yang sangat tinggi.3

Gambar 3: Histologi Pembuluh Vena dan Arteri3

Ekstremitas Inferior4

a. Vaskularisasi Tungkai

Setelah melalui ligamentum infinale a illiaca externa selanjutnya disebut a. femoralis.

Dan setelah melewati canalis adductorius, a. femoralis selanjutnya disebut sebagai a. poplitea.1

Page 6: Makalah Blok 8

Gambar 5. Vaskularisasi Tungkai Atas4

Cabang – cabang dari a. femoralis terbagi menjadi cabang Superficial ,yaitu:

a. epigastrica inferior yang berjalan kearah cranial ke dinding perut dan a. circumflexa illium

superficialis menuju kearah lateral sejajar dengan ligamentum inguinale. Aa. Pudendae externae

menuju kearah medial memperdarahi genitalia externa.

Sedangkan cabang Profundus bercabang menjadi a. profunda femoris, cabang-cabangnya

terbesar yang member darah pada sebgian besar tungkai atas. Cabang- cabang dari a. profunda

femoris adalah, a. circumflexa femoris medialis: menuju ke otot- otot adduktor (R. superficialis

dan R. profundus ) dank e articulation coxae (R. articularis). R profundus mengadakan

anastomosis dengan cabang-cabang a. gluteae superior dan inferior. a. circumflexa femoris

lateralis yang berjalan kearah lateral dan bercabang menjadi ramus ascendens dan descendens. R.

ascendens mengadakan anastomosis dengan a. glutea superior dan a. circumflexa illium

profunda. Ramus descendens berhubungan dengan a. genus superior lateralis dan a. circumflexa

femoris medialis. aa. Perforantes: pembuluh – pembuluh ini membelok kea rah femoris medial

dan menembus otot – otot adductor untuk mencapai bagian posterior tungkai atas.1

a. genus superma: dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian menembus membrane

vasto-adductorius bagian distal, bersama n. saphenus, dan akhirnya ikut membentuk rete

articulare genu ( dengan beranastomosis dengan a. genu superior medialis .

a. poplitea merupakan lanjutan dari a. femoralis setelah melewati canalis adductorius, dan

mempercabangkan:1 a genus superior medialis, a genus superior lateralis, a genus superior

media, aa. Surales, a genus inferior medialis , a genus inferior lateralis. a. poplitea kemudian

bercabang dua menjadi, a tibilais anterior, melalui lubang di dalam interossea dan mencapai

baigan anterior tungkai bawah di mana dipercabangkan a. reccurens tibialis anterior dan

posterior. A tibialis posterior, mempercabangkan ramus fibularis untuk reter articularis genus

dan a. peronea.

A Obturatoria cabang a. illiaca interna ( atau a. glutea superior) melalui foramen

obturatorium akan mencapai otot-otot adduktor dan bercabang menjadi ramus superficial dan

profundus. A glutea superior mengambil jalan melalui foramen suprapiriforme. Cabang-

Page 7: Makalah Blok 8

cabangnya mengadakan anastomosis dengan a. circumflexa illium profunda ramus ascendens a.

circumflexa femoris lateralis dan ramus profundus a. circumflexa femoris medialis.

Pembuluh balik extremitas inferior, pada jaringan subkutan dapat ditemukan v. saphena

magna, yang pada fossa ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara ke dalam v. femoralis.

Selain pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok ke dalam fossa

ovalis, yakni V. epigastrica superficialis, v. circumflexa illium superficialis, vv. Pudendae

externa. Masing-masing pembuluh balik ini mnegikuti perjalanan pembuluh nadi yang sesuai

dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik, kecuali a.

profunda femoris yang hanya mempunyai satu vena yaitu, v profunda femoris dan a femoralis.1

Gambar 6. Pembuluh Balik Extremitas Inferior4

b. Vaskularisasi Regio Cruris

Pada ujung – ujung distal a. poplitea bercabang menjadi a. tibialis anterior dan a. tibialis

posterior.

A tibilais anterior menembus membrane interossea dan tiba di region cruris anterior,

dimana pembuluh ini menuju kearah distal di sisi lateral M. tibialis anterior. Cabang –cabang

dari a tibialis anterior adalah, A. reccurents tibialis anterior, A. reccurents tibialis posterior,

cabang untuk rete articularis genus, A. malleolaris medialis anterior , A. malleolaris lateralis

anterior, dan berakhir sebagai a. dorsalis pedis.

A tibialis posterior mempercabangkan ramus fibularis untuk rete articularis genus dan a.

peronea, lalu berjalan di bawah arcus tendineus m. solei dan dengan demikian terletak antara

lapisan otot-otot flexor dangkal dan lapisan otot-otot flexor dalam. Cabang – cabang dari a.

tibialis posterior adalah a. malelolaris medialis posterior untuk rete malleolare, dipercabangkan

Page 8: Makalah Blok 8

di daerah maleoli, Ramus calcaneus medialis posterior bercabang dua dan berakhir sebagai a.

plantaris medialis dan a. plantaris lateralis. A. peronea mengikuti fibula ke arah distal, tertutup

oleh M. flexor hallucis longus. Di malleolus lateralis pembuluh ini mempercabangkan: A.

maleolaris lateralis posterior Rr. Perforans yang menembus membrana interossea dan R.

communicans. A tibialis posterior akan berakhir sebagai r. calcaneus lateralis.1

Gambar 7. Arteri Regio Cruris4

Pembuluh balik pada region cruris, pada jaringan subkutan berjalan 2 vena dangkal,

yakni v. saphena magna dan v. saphena parva. V. saphena magna sampai di region cruris dengan

berjalan anterior dari malleolus medialis. Lalu menuju ke proksimal di sisi medial tungkai

bawah. V saphena parva berasal dari bagian lateral dorsum pedis, berjalan posterior dari

malleolus lateralis dan menuju ke fossa poplitea di pertengahan permukaan posterior tungkai

bawah. Pada umumnya setiap 1 pembuluh nadi diikuti oleh 2 pembuluh balik senama.

Page 9: Makalah Blok 8

Gambar 8. Vena Regio Cruris4

c. Vaskularisasi Kaki

Peredaran darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh a. tibialis anterior dan a. tibialis

posterior. A. tibialis anterior di dorsum pedis disebut a. dorsalis pedis. Di sisi medial kaki

dipercabangkan oleh aa. Tarsae mediales dan untuk sisi lateral kaki dipercabangkan a. tarsea

lateralis. Di bagian distal dipercabangkan a. arcuata, yang berjalan di bawah otot- otot kaki ke

arah lateral dan berhubungan dengan a. tarsea lateralis untuk membentuk rete dorsalis pedis.

Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yang terkenal sebagai Aa. Metatarsae

dorsales. Tiap A. metatarsea dorsalis member satu ramus perforans yang berhubungan dengan

pembuluh – pembuluh di plantar pedis, lalu tiap A. metatarsea dorsalis bercabang dua menjadi

Aa. Digitales dorsales. A Dorsalis pedis sendiri menembus spatium interosseum I sebagai ramus

plantari profundus.

A tibilais posterior bercabang menjadi a. plantaris medialis dan a. plantaris lateralis. A.

plantaris medialis lebih kecil dan berjalan ke arah distal di sisi medial kaki. A Plantaris medialis

mengikuti otot – otot jari I kearah distal, lalu bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus

profundus. Ramus profundus a. plantaris medialis mengadakan anastomosis dengan ramus

plantaris profundus, a. dorsalis pedis dan ramus profundus a. plantaris lateralis. Dengan demikian

membentuk arcus plantaris. Dari arcus plantaris dipercabangkan Aa. Metatarsea plantaris. Tiap

A. metatarsea plantaris mempercabangkan ramus perforans posterior yang berhubungan dengan

a. metatarsea dorsalis, ramus perforans anterior yang berhubungan dengan pembuluh nadi di

permukaan dorsalis jari, lalu bercabang dua membentuk Aa. Digitalis plantares.

Page 10: Makalah Blok 8

Gambar 9. Arteri Dorsum dan Plantar Pedis4

Pembuluh balik berasal dari v. digitalis dorsalis pedis dan di setiap jari vena ini akan

bersatu menjadi satu dengan v. metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya ke dalam arcus

venosus dorsalis pedis. Arcus venosus drosalis pedis berhubungan dengan rete venosum dorasle

pedis, yang terletak subkutan dan menyalurkan darahnya melalui v. saphena magna dan v.

saphena parva. Di plantar pedis tiap –tiap Vv. Digitales plantares pedis bersatu menjadi satu v.

metatarsea plantaris yang bermuara ke dalam arcus venosus plantaris. Lengkung ini terletak

berdekatan pada arcus plantaris arteriosum. Systema venosum di dorsum pedis dan di plantar

pedis dihubugnkan satu dengan yang lain oleh Vv. Intercapitulariae. Dalam jaringan subkutan

pedis terletak satu rete venosum plantare.

Fungsi dan Mekanisme Kerja Jantung5

Jantung merupakan salah satu organ vital di tubuh manusia. Jatntung normal terdiri dari

otot yang kuat. Ukurannya kurang lebih sama dengan kepalan tangan kita. Tugas jantung adalah

memompa darah secara terus menerus malalui sistem sirkulasi ke seluruh bagian tubuh. Setiap

hari rata-rata detakan jantung mencapai 100.000 kali dan memompa sekitar 2000 galon darah.

Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang

menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama

akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.

Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu sembilan puluh sembilan persen sel otot jantung

kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan

normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah,

sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan

potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja.

a. Potensial Aksi

Aktivitas listrik dari jantung, merupakan akibat daru perubahan permeabilitas membran

sel, yang memungkinkan terjadinya pergerakan ion-ion melalui membran sel tersebut dan

mengubah muatan listrik relatif sepanjang membran. Ion diduga mengalir melalui saluran-

Page 11: Makalah Blok 8

saluran ion sepanjang membran. Saluran-saluran ini digambarkan sebagai saluran “lambat” atau

saluran “cepat”, yang dibedakan berdasarkan perbedaan kecepatan aliran ion dan mekanisme

yang menggiatkan saluran-saluran tersebut.

Kontraksi otot jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab

pergeseran potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan

bahwa hal itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan

dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial –

potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka.

Permeabilitas membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena

saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion kalium positif mengikuti penurunan

gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian

dalam secara bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang

tercapai, terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca 2+

dan influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+

yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh

efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.

Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi

berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas ditemukan pada nodus SA,

nodus AV, berkas His dan serat purkinye.

b. Aktivitas Listrik jantung

Impuls jantung berasal dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan

depolarisasi spontan ke ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar ke

seluruh atrium kanan melalui traktus internodal dan ke atrium kiri, melalui branchman's bundle.

Sebagian penghantaran impuls tersebut dipermudah oleh jalur penghantar khusus, tetapi sebagian

besar melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium

ke dalam ventrikel melalui nodus AV, satu-satunya titik kontak listrik antara kedua bilik

tersebut.

Potensial aksi berhenti sebentar di nodus AV, untuk memastikan bahwa kontraksi atrium

mendahului kontraksi ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls

Page 12: Makalah Blok 8

kemudian dengan cepat berjalan ke septum antarventrikel melalui berkas His (bundle of His) dan

secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel

lainnya diaktifkan melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction. Dengan

demikian, atrium berkontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti oleh kontraksi sinkron ventrikel

setelah suatu jeda singkat.

Proses tersebut dapat disingkat seperti berikut :

1. Otomatisasi : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan

2. Irama : pembentukan rangsang yang teratur

3. Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan

4. Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang

Perjalan impuls/rangsang dimulai dari:

1. Nodus SA (sino atrial)

- Traktus Internodal

- Brachman bundle

2. Nodus AV (atrio ventrikel)

3. Bundle of HIS ( bercabang menjadi dua: kanan dan kiri):

- Right bundle branch

- Left bundel brach

Definisi Darah6

Darah merupakan suatu suspense partikel dalam suatu larutan koloid cair yang

mengandung elektrolit, sebagai transport masal berbagai bahan antara sel dan lingkungan

eksternal atau antara sel-sel itu sendiri, transport semacam ini esensial untuk mempertahankan

homeostasis. Memiliki karakteristik yakni temperature rata-rata 38 derajat Celcius, viskositas

Page 13: Makalah Blok 8

lima kali lebih besar dari viskositas air. PH alkali 7,35-7,45 volume: 5,5 L (pria), 5L(wanita),

memiliki berat 8% dari berat badan. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya.

Fungsi Darah

a. Transportasi dari gas yang terlarut nutrisi hormone dan zat sisa metabolic sebagai alat

pengangkut yaitu:

- Mengambil oksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh

jaringan tubuh

- Mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru

- Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke

seluruh jaringan alat tubuh

- Mengangkat/ mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan

melalui ginjal dan kulit

- Mengedarkan hormone yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang dilakukan oleh

plasma darah

b. Regulasi dari pH dan komposisi dari cairan intersisial sebagai pengauh regulasi yaitu:

Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan intersisial melalui pertukaran

ion-ion dan molekul pada cairan intersisial.

c. Restriksi dari kehilangan cairan pada daerah yang luka

d. Pertahanan melawan Toxin dan Patogen

Darah sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam

tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody untuk mempertahankan tubuh terhadap

invasi mikroorganisme dan benda asing(leukosit) dan proses homeostasis(trombosit)

e. Termoregulasi

Page 14: Makalah Blok 8

Menyebarkan panas keseluruh tubuh. Darah mengatr suhu tubuh melalui transport

panas menuju kulit dan paru-paru.

Komposisi darah

Darah terdiri dari dua kompone utama:

a. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein

darah

Plasma protein terdiri dari albumin (58%), globulin α,β,λ (38%), fibrinogen(4%), other

solutes 2%

b. Formed elements, yang terdiri atas:

- Eritrosit : sel darah merah(SDM)-red blood cell (RBC)

- Leukosit: sel darah putih(SDP)-white blood cell(WBC)

- Trombosit: butir pembeku-platelet

Pemeriksaan EKG7

Proses depolarisasi dan repolarisasi sel miokardiumakan menyebabkan kontraksi dan

relaksasi otot jantung. Perubahan potensial listrik ini direkam melalui elektroda yang

ditempatkan di

ekstremitas serta dinding dadadan direkam pada kertas grafis yang menghasilkan gambaran

EKG.5 Elektrokardiogram direkam pada kertas standar yang bergerak dengan kecepatan standar

25 mm/detik. Kertas ini terbagi menjadi kotak besar berukuran 5 mm dan setara dengan 0,2

detik. Setiap kotak besar terbagi menjadi 5 kotak kecil dengan ukuran 1 mm dan setara dengan

0,04 detik.5 Aktivitas listrik yang terdeteksi oleh EKG diukur dalam satuan miliVolt (mV). Alat

EKG standar dikalibrasi sedemikian rupa sehingga amplitudo 1 mV akan menghasilkan

gelombang dengan amplitudo 10 mm.7 Bila kompleks QRS sangat tinggi, kalibrasi ini perlu

disesuaikan menjadi ½ (1 mV setara dengan 5 mm) atau ¼ (1 mV setara dengan 2,5 mm).

Page 15: Makalah Blok 8

Gambar 10. Diagram Pemeriksaan EKG7

Keterangan :

Kal = kalibrasi = penyimpangan 1 miliVolt = tinggi 1 cm

P = defleksi lambat awal = gelombang depolarisasi atrium

PR = waktu antara awal gelombang P dan awal gelombang Q

Q = defleksi ke bawah pertama

R = defleksi ke atas pertama (semuanya kembali pada garis dasar)

S = defleksi ke bawah kedua

ST = segmen antara titik J dan titik awal gelombang T

T = defleksi lambat langsung sesudah QRS

QT = waktu antara titik awal Q dan titik akhir T.

Enzim-Enzim Pada Jantung8

Seterusnya saya akan beralih ke sudut biokimiawi. Tes yang digunakan dalam

mendiagnosis serangan jantung meliputi elektrokardiogram, tes darah, scan jantung nuklir,

kateterisasi jantung, dan angiografi koroner. Elektrokardiogram, juga dikenal sebagai ECG atau

EKG, digunakan untuk mengukur laju dan keteraturan detak jantung.

Tes darah juga digunakan dalam mendiagnosis serangan jantung. Ketika sel-sel di

jantung mati, mereka melepaskan enzim ke dalam darah. Mereka disebut spidol atau biomarker.

Page 16: Makalah Blok 8

Mengukur jumlah tanda tersebut dalam darah dapat menunjukkan berapa banyak kerusakan

dilakukan untuk jantung. Apabila sel-sel jantung mati, ada enzim tertentu yang dikeluarkan ke

dalam darah adalah keratin kinase (CK), Kreatinin Kinase (Creatinin Kinase-CK) dan

isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk mendiagnosis infrak miokardium akut,

dan merupakan enzim pertama yang meningkat saat terjadi infrak miokardium. Gangguan pada

jantung selain infrak miokardium akut juga dihubungkan dengan nilai kadar CK DAN CKMB

total yang abnormal. Gangguan tersebut termasuk perikarditis,miokarditis,dan trauma.

Enzim lain ialah serum asparate amino transferase (AST) yang merupakan enzim

transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.Pelepasan AST

yang tinggi dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.

Enzim yang terakhir ialah lactic acid dehydrogenase (LDH). Laktat Dehidrogenase

(LDH) dan isoenzimnya.Ada 5 macam LD isoenzim (LD1-LD5).Isoenzim tersebut mempunyai

berat molekuler sekitar 134.000 kDa.Mereka mengandung kombinasi subunit H dan M. Jantung

mengandung lebih banyak LD1, sedangkan hati dan otot mengandung LD5. Pemeriksaan LD

isoenzim dilakukan dengan cara elektroforesis. Pada serangan jantung akut, kadar LD1 melebihi

kadar LD2, sedangkan pada keadaan normal kadar LD1 lebih rendah dibandingkan LD2.

Pola peningkatan enzim-enzim ini setelah serangan jantung dapat membantu diagnosis.

peningkatan enzim-enzim ini tidak terbatas pada kerusakan sel-sel miokardium sahaja, enzim-

enzim ini juga dapat meningkat apabila ada kerusakan pada sel-sel hati, ginjal, otak, paru, vesika

urinaria, atau usus. Untuk memudahkan sumber enzimnya, enzim ini bias dibahagi menjadi

beberapa kategori. untuk sel-sel miokardium, enzim dipecahkan atau dijadikan isoenzim.

Misalnya, enzim CK1 terdapat pada otak, paru, vesika urinaria, atau usus; CK2 hanya terdapat

pada sel-sel miokardium; CK3 akan terdapat pada semua pasien dalam 48 jam setelah serangan

jantung akut transmural. LDH juga dipecahkan agar menjadi spesifik. Sel-sel miokardium kaya

dengan LDH1 sehingga kerusakan pada sel-sel miokardium akan membuat kan darah kaya

dengan LDH1.

Analisis enzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostik yang

meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram. Analisis enzim bertujuan untuk mendiagnosis

Page 17: Makalah Blok 8

infrak miokardium. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah.

Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak.

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda

setelah infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan

dengan waktu awalan (onset) nyeri dada atau gejala lain.

Kesimpulan

Jantung merupakan organ yang penting untuk memastikan segala jaringan dan sel di

tubuh kita mendapat suplai nutrisi dan oksigen yang mencukupi untuk meneruskan proses vital

dalam kehidupan. Kerusakan pada sistem pompa ini akan menyebabkan kekurangan oksigen di

jaringan dan sel. Kerusakan ini dapat menyebabkan kerja jantung yang kuat, dan meningkatkan

daya inspirasi manusia serta menyebabkan pernafasan yang tinggi frekuensinya untuk

kompensasi jumlah oksigen (sesak nafas). Kekurangan oksigen juga menyebabkan kerusakan sel

dan seterusnya membuatkan organ-organ yagn diperdarahi juga menjadi nyeri dan mungkin

bengkak akibat dari kerusakan jantung.

Daftar Pustaka

1. Cambridge communication limited. Anatomi fisiologi modul 4 sistem pernapasan dan

sistem kardiovaskular edisi 2. Jakarta: EGC; 2002. H. 27-9.

2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia

Pustaka Utama; 2009. H. 123.

3. Eroshenko P. Di’ fiore’s atlas of histology with functional correlation. 11 th edition.

Baltimore : Lippincotts Williams and Wilkins ;2008 : 181-7

4. Watson R. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004. H. 275-80.

5. Tapan E. Kesehatan keluarga penyakit degenerative. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo;2005. H. 5.

6. Meek S, Morris F. ABC of clinical echocardiography: introduction I-leads, rate, rhythm,

and cardiac axis. BMJ. 2002;321:415-8.

7. GoodacreS,McLeodK.ABC of clinical electrocardiography: pediatric electrocardiography

BMJ. 2002;324:1382-5.

Page 18: Makalah Blok 8

8. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan system kardiovaskular.

Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.