makalah pribadi pbl 1 blok 8 kardiovaskuler

39
Rasa Lemas dan Jantung yang Berdegup Sangat Cepat Priscilla Natalie K 102012356 B 11 [email protected] Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat I. Pendahuluan A. Latar Belakang Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan

Upload: veneranda-istya-hadi

Post on 29-Dec-2015

281 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Venerandaa

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Rasa Lemas dan Jantung yang Berdegup Sangat Cepat

Priscilla Natalie K

102012356

B 11

[email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6

Jakarta Barat

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada

organisme. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan

kuantitas cairan yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Organ-organ

penyusun sistem kardiovaskuler terdiri atas jantung sebagai alat pompa

utama, pembuluh darah, serta darah. Sistem kardiovaskuler yang sehat ditandai

dengan proses sirkulasi yang normal, apabila sirkulasi terhambat akibat

keabnormalan dari organ-organ penyusun sistem kardiovaskuler ini maka

akan dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan bisa mematikan. Pada saat

ini, gangguan pada sistem kardiovaskuler merupakan penyebab kematian paling

tinggi. Pada awalnya gangguan pada sistem kardiovaskuler sering tidak

terdeteksi dan gangguan tersebut baru bisa terdeteksi pada saat penyakit

sudah dalam keadaan akut. Untuk mengetahui dan mendeteksi tanda-tanda

lebih dini bila terdapat kelainan pada sistem kardiovaskuler sebelum

menimbulkan penyakit yang dapat  b e r a k i b a t f a t a l , a d a b a i k n y a

m e n g e t a h u i b a g a i m a n a k e r j a d a r i s i s t e m kardiovaskuler

tersebut, sehingga dengan mengetahuinya diharapkan mampu u n t u k

Page 2: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

m e n c e g a h b e r b a g a i p e n y a k i t y a n g b e r h u b u n g a n d e n g a n

s i s t e m kardiovaskuler ini bila terjadi keabnormalan.

B. Tujuan

1. Mengetahui struktur makro maupun mikro dari system kardiovaskuler

khususnya jantung

2. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja jantung

3. Mengetahui bagaimana siklus jantung

4. Mengetahui bagaimana proses pembentukan gelombang EKG

C. Manfaat

Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang system kardiovaskuler

sehingga mampu mencegah berbagai penyakit yang berhubungan dengan system

kardiovaskuler ini bila terjadi keabnormalan,

II. Pembahasan

Skenario 2 :

Seorang perempuan berusia 55 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba ia merasa

lemas dan jantungnya berdegup sangat cepat. Pada pemeriksaan fisik didapat TD:

80/60 mmHg, denyut nadi: 150x/menit, pernapasan: 32x/menit, suhu: 35,50C. Setelah

melakukan pemeriksaan fisik (termasuk EKG), dokter melakukan tindakan massage

pada sinus caroticus. Tidak beberapa lama setelah massage tersebut, pasien pulih

kembali.

A. Rumusan Masalah

Seorang perempuan berusia 55 tahun tiba-tiba merasa lemas dan jantungnya

berdegup sangat cepat.

B. Analisis Masalah

Jantung merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia. Kerusakan

jantung sedikit saja dapat menyebabkan akibat yang sangat fatal bagi kehidupan

Page 3: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

manusia. Jantung merupakan organ pada tubuh manusia yang tidak pernah

beristirahat, jika jantung beristirahat sedikit saja, maka akan bisa menyebabkan

kematian. Jantung adalah bagian lambung yang langsung menempel pada dan

mengelilingi ostium cardiacum antara esofagus dan bagian lambung yang

menempel langsung pada dan mengelilingi ostium. Fungsi jantung adalah sebagai

pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien

tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti

cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang

bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan.

MAKROSKOPIS JANTUNG

Jantung merupakan organ muscularis berongga, dimana rongganya berbentuk

kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung

bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru, dan dibungkus

oleh membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam

mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan

cartilago costalis III-VI.

Apex kerucut terletak di inferior, anterior, dan ke sinistra. Jampir 2/3 bagian

jantung terletak di sebelah sinistra bidang media.

Jantung pada manusia dewasa umumnya memiliki ukuran panjang 12 cm, lebar 8-

9 cm, dengan diameter anteroposterior 6 cm. Berat jantung laki-laki sekitar 280-

350 gram sedangkan berat jantung perempuan 230-280 gram.

Batas atas jantung terdapat pembuluh darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll),

bagian bawah terdapat diafragma, batas belakang terdapat aorta descendens,

oesophagus, dan columna vertebralis; sedangkan di setiap sisi jantung adalah

paru.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapis, yaitu:

Pericardium (lapis terluar dinding jantung)

Page 4: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Myocardium (lapis tengah dinding jantung)

Endocardium (lapis terdalam dinding jantung)

Myocardium membentuk bagian terbesar dinding jantung. Myocardium tersusun

dari serat – serat otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu

sama lain oleh cabang – cabang muscular. Serat mulai berkontraksi pada embrio

sebelum saraf mencapainya, dan terus berkontraksi secara ritmis bahkan bila tidak

memperoleh inervasi.

Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada

kedua sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat lapisan

jaringan ikat, licin dan mengkilat.

Pericardium adalah kantong fibrosa yang menutupi seluruh jantung. Pericardium

merupakan kantong berlapis dua, kedua lapisan saling bersentuhan dan saling

meluncur satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan

melembabkan permukaannya. Jumlah cairan yang ada normal sekitar 20 ml. Pada

dasar jantung (tempat pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf memasuki

jantung) kedua lapisan terus berlanjut. Terdapat lapisan lemak di antara

myocardium dan lapisan pericardium di atasnya.1

Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu:

1. Atrium dextrum

Atrium dextrum ini agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih

2 mm. Volumenya kurang lebih 57 cc. Terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a. Atrium propia

Atrium propia adalah ruang atrium dextrum yang sebenarnya, berada di

antara dua vena cava dan ostium atrioventrikularis, dimana dindingnya

menjadi satu dengan dinding v. cava dan permukaan inferiornya halus.

Page 5: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

b. Auricula dextra

Auricula dextra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada

bagian depan pangkal aorta dan arteria pulmonalis. Pada sisi kiri atrium

lubang atrioventrikular kanan membuka ke dalam ventrikel kanan.

Auricula berbentuk seperti daun telinga, merupakan kantung antara v.

cava superior dan ventrikulus dexter. Batas antara auricula dan atrium dari

luar ditandai oleh sulcus terminalis yang berhubungan dengan bagian rigi

di sebelah dalamnya yang disebut crista terminalis. Permukaan dalamnya

terdiri superior susunan otot seperti mata sisir disebut mm. pectinati.

Atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian

besar di belakang sternum. Darah memasuki atrium kanan melalui :

Vena cava superior pada ujung atasnya

Vena cava inferior pada ujung bawahnya

Sinus coronarius (vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung

sendiri)

2. Atrium sinistrum.

Atrium sinistrum ukurannya sedikit lebih kecil dibanding atrium dextrum,

mempunyai dinding yang lebih tebal kurang lebih 3 mm. Atrium sinistrum

membentuk basis dan facies dorso superior jantung.

Atrium sinistrum terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a. Atrium propium

b. Auricula

Atrium kiri terletak pada bagian berlakang jantung. Dua vena pulmonalis

memasuki atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium

membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.

Page 6: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Auricula sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada

sisi kiri pangkal aorta.

3. Ventrikulus dextrum

Ventrikulus dexter menempati sebagian besar dari facies ventralis

(sternocostalis). Tebal dinding ventrikulus dexter adalah 1/3 tebal dinding

ventrikulus sinister. Dinding ini tebal di bagian basis dan semakin tipis ke

arah apex. Volume ventrikulus dexter = sinister = 85 ml.

Ventrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian

besar sisi depan jantung. Valva atrioventricular dextra (tricuspidalis)

mengelilingi lubang atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini,

seperti katup jantung lain, terbentuk dari selapis tipis jaringan fibrosa yang

ditutupi pada setiap sisinya oleh endocardium. Katup trikuspidalis terdiri dari

tiga daun katup. Basis setiap daun katup melekat pada tepi lubang. Tepi bebas

setiap daun katup melekat pada chordae tendineae (tali jaringan ikat tipis)

pada penonjolan kecil jaringan otot yang keluar dari myocardium dan

menonjol ke dalam ventrikel. Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis

berada pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri

dari tiga daun katup semilunaris.

4. Ventrikulus sinistrum

Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang

jantung. Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan.

Valva atrioventrikular sinistra (mitralis) mengelilingi lubang atrioventrikular

kiri pada bagian samping ventrikel, katup ini memiliki dua daun katup

mendapat nama yang sama dengan topi (mitre uskup), tepinya melekat pada

chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut myocardium

dinding ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke dalam

aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama dengan katup

pulmonalis.

Page 7: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Ventrikulus sinistrum ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan

separuh facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis.

Ventrikulus sinistrum ini lebih panjang, labih conus, dan dindingnya tiga kali

lebih tebal daripada yang dextra. Pada potongan melintang mempunyai rongga

yang berbentuk circulair.1

Gambar 2. Jantung (adedq.wordpress.com)

MIKROSKOPIS JANTUNG

Sistem vascular darah terdiri atas lingkaran pembuluh yang aliran darahnya

dipertahankan oleh jantung yang memompa terus-menerus. System arteri

membentuk jalinan yang menuju kapiler yang merupakan tempat utama

pertukaran gas dan metabolit antara jaringan dan darah. System vena

mengembalikan darah dari kapiler ke jantung. Sebaliknya, system vascular limfe

semata-mata adalah system drainase pasif untuk mengembalikan cairan

ekstravaskuler yang berlebihan, yaitu limfe, kedalam sistem vascular darah.

System vascular limfe tidak mempunyai mekanisme pompa intrinsic.

Keseluruhan system sirkulasi memiliki struktur dasar umum:

- Satu lapis terdiri atas selapis sel epitel sangat gepeng yang disebut endotel,

ditunjang oleh membrane basal jaringan kolagen halu; mereka membentuk

tunika intima.

- Satu lapis muscular intermeiat, tunika media.

Page 8: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

- Satu lapis jaringan penyokong luar disebut tunika adventisia.

Jaringan dinding pembuluh besar tidak dapat disokong oleh difusi nutrient dari

lumennya dan karenanya dipasok oleh arteri kecil yang disebut vaso vasorum

yang berasal dari pembuluh utama itu sendiri atau dari arteri berdekatan. Vasa

vasorum membentuk jalinan kapiler di dalam tunika adventisia yang dapat meluas

sampai ke dalam tunika media.2

Arteri Besar :

Tunika intima terdiri dari atas selapis sel endotel gepeng ditunjang oleh selapis

jaringan kolagen dengan banyak elastin berupa serat dan lembaran tidak utuh.

Jaringan penyokong subendotel menganung sebaran fibroblast dan sel lain dengan

cirri struktur ultra mirip sel otot polos, dikenal sebagai sel miointimal.

Tunika media sangat tebal dan sangat elastis. Dengan perbesaran kuat, tampak

terdiri atas lembaran-lembaran elastin tidak utuh yang kosentris dipisahkan oleh

jaringan kolagen dan relative sedikit serat otot polos. Tunika adventisia

berkolagen mengandung vaso vasorum kecil, yang juga menembus sampai

belahan luar tunika media.2

Arteri sedang :

Arteri sedang mempunyai struktur dasar yang sama dengan arteri elastis, namun

jaringan elastisnya hanya berupa lembaran elastis bertingkap, lamina elastika

interna, memisahkan tunika intima dari tunika media, dan lamina elastika eksterna

yang kurang berbatas tegas pada perbatasan tunika adventisia dan media. Tunika

media terdiri atas selapis tebal otot polos yang tersusun melingkar, terpulas

kuning dalam mikrograf. Tunika adventisia lebar terutama terdiri atas kolagen

dengan banyak elastin, terpulas hitam dalam mikrograf.2

Page 9: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Arteriol besar :

Arteriol dapat didefinisikan sebagai pembuluh system arteri dengan diameter

lumen kurang dari 0,3 mm, meskipun membedakan arteri muscular kecil dengan

arteriol besar agak dipaksakan. Tunika intima sangat tipis dan terdiri atas lapisan

endotel, sedikit jaringan penyokong kolagen dan lamina elastika interna tipis.

Tunika media hampir seluruhnya terdiri atas sel otot polos dalam 6 lapis

kosentris. Tunika adventisia mungkin setebal tunika media dan menyatu dengan

jaringan kolagen sekitar. Tidak ada lamina elastika eksterna.2

Arteriol kecil :

Tunika media masing-masing terdiri atas 2 lapis sel otot polos. Yang tampak dari

tunika intima adalah inti dari sel endotel gepeng. Adventisia secara berangsur

menyatu dengan jaringan penyokong sekitar. Jaringan penyokong berekatan

dengan sejumlah akson simpatis pengandung vesikel dan sebuah sel penyokong

schwann. Lapis aventisia berangsur menyatu dengan jaringan kolagen longgar di

sekitarnya.2

Kapiler :

Selapis sel endotel gepeng melapisi lumen kapiler. Lapis sitoplasma tipis itu sulit

dilihat dengan mikroskop cahaya. Inti sel endotel gepeng menonjol ke dalam

lumen kapiler; pada sediaan potongan memanjang inti ini tampak memanjang

sedangkan melintang tampak berbentuk lebih bulat. Tidak terdapat lapis muscular

dan adventisia. Sel-sel gepeng yang disebut perisit memeluk sel endotel kapiler

dan dapat berfungsi kontraktil.2

Kapiler jenis utuh :

4 sel endotel tampak melingkari lumen kapiler, membrane plasmanya saling

merapat dan diikat oleh sebaran taut kedap fasia okludens. Lembaran sitoplama

kecil disebut lipatan marginal melintasi taut antar sel pada permukaan lumen.

Endotel kapiler ditunjang oleh membrane basal tipis dan serabut kolagen

berdekatan. Sebuah perisit ini ditunjang oleh membrane basalnya seniri. Ala

Page 10: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

jaringan penyokong berdekatan tampak sebuah fibroblas dan serabut kolagen

berdiameter lebih besar yang terpotong melintang dan memanjang.2

Kapiler berfenestra :

Mereka ini, sebaliknya, tidak banyak terdapatnya dan hanya memiliki tunika

intima dari sel-sel endotel, dan dikelilingi lamina basal lengkap. Fenestra itu

ditutupi suatu membran atau diafragma yang lebih tipis dari membran unit:

dikatakan mereka merupakan daerah yang memungkinkan pertukaran. Tetapi,

pada glomerulus ginjal, fenestra itu tidak ditutupi membran. Kapilar berfenstra

terdapat pada kebanyakan kelenjar endokrin, vili intestinales, pleksus koroideus

ventrikel otak, dan glomus carotikum.3

Sinusoid :

Sinusoid adalah kapiler berdiameter lebar yang ditemukan dalam hati, limpa,

limfonous, sumsum tulang belakang dan beberapa kelenjar endokrin. Umumnya

sinusoid memiliki garis bentuk tidak teratur, yang sesuai dengan susunan sel dari

jaringan tempatnya berbeda.3

Venula :

Mereka menyertai arteriol dan variasi diameter lumen antara 10 sampai 50µm.

Dindingnya hanya terdiri atas tunika intima. Lapisan endotelnya utuh, seperti

lamina basalnya. Sel-sel jaringan ikat belum berdiferensiasi, yaitu perisit, terletak

di dalam lamina basal: mereka sangat bercabang-cabang dan cabangnya

meninggalkan lamina basal dan berhubungan dengan sel-sel endotel. Tidak ada

tunika media dan adventisia pada venula.3

Vena dengan katup :

Katup terdiri dari tonjolan tunika intuma dinding vena berbentuk setengah

lingkaran; tonjolan ini terdiri atas jaringan fibro-elastis yang kedua belahnya

dilapisi endotel. Setiap katip biasanya terdiri atas 2 lembaran, dengan tepian

Page 11: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

bebasnya mengarahke arah aliran darah. Katup hanya terdapat pada vena

berdiameter lebih dari 2 mm, terutama yang terdapat di tungkai.

Vena :

Tunika intima terdiri atas lapisan endotel plus; dalam vena yang tidak dipenuhi

darah, endotel ini meungkin melipat-lipat. Tunika media itu tipis bila

dibandingkan dengan arteri dan terdiri atas 2 atau lebih lapis serat otot polos yang

tersusun melingkar. Tunika adventisia adalah lapis paling tebal dari dinding

pembuluh dan terdiri atas serat kolagen tebal tersusun memanjang yang menyatu

dengan jaringan kolagen.2

Vena besar :

Mereka juga memiliki ketiga tunika, tetapi tunika adventisianya adalah yang

paling berkembang di antara macam-macam pembuluh darah. Mereka dilapisi

endotel utuh. Tunika medianya mungkin tidak ada atau jumlahnya tidak banyak:

susunannya sama seperti vena biasa. Tunika adventisianya tebal dan terdiri atas

otot polos longitudinal, seratpserat kolagen dan elastin.3

Dinding ventrikel :

Tunika intima jantung disebut endokardium, dan sukar diamati pada pembesaran

ini. Tunika media jantung disebut miokardium fan paling tebal pada dinding

ventrikel. Miokardium terdiri atas otot jantung, yang strukturnya cock dengan

kebutuhan fungsional jantung.

Tunika adventisia jantung, epikardium dikelilingi ruang potensial, rongga

perikardium, yang dibungkus oleh kantong fibrosa, yaitu perikardium.

Perikardium parietal melekat secara longgar pada struktur mediastinal sekitarnya.

Lapis parietal dan viseral dari perikardium saling bergeser dengan bebas sehingga

gerak jantung secara relatif tidak terganggu.

Page 12: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Serat purkinje :

Sel-sel penghantar lebih besar dari sel miokard, dan kadangkala berinti 2.

Sitoplasma pucat yang luas mengandung relatif sedikit miofibril, yang tersusun

secara tidak teratur tepat di bawah membran plasma sel. Sitoplasma kaya glikogen

dan mitokondria namun berbeda dengan sel otot jantung lain. Sel-sel purkinje

dihubungkan oleh desmosom dan taut rekah, bukan oleh diskus interkalaris

seperti pada miokard biasa.2

Katup jantung :

Derivat endokardium ini terdapatnya di pangkal aorta dan arteria pulmonalis atau

di antara atria dan ventrikel. Katup terdiri atas jaringan ikat jarang sebagai

pusatnya yang diapit di antara jaringan ikat padat permukaan atas dan bawah

katup. Permukaan katup dilapisi endotel. Katup ini sebagian besar avaskular.

Katup atrioventrikularis memiliki korda tendinea sebagai tambahan, yang melekat

pada belahan ventrikel. Bangunan ini terdiri atas berkas-berkas kolagen dengan

fibroblas di antaranya.3

MEKANISME KERJA JANTUNG

Aktivitas Listrik Jantung

Sistem sirkulasi terdiri dari tiga komponen dasar:

1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah

untuk meimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat

mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah

bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan

gradien tekanan.

2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan

mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian

mengembalikannya ke jantung.

Page 13: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

3. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan

disalurkan dilarutkan atau diendapkan.

Nodus sinoatrium adalah pemacu jantung normal. Kontraksi sel otot jantung

untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang menyebar melalui

membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat

potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebegai

otoritmisitas.

Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:

1. 90% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis,

yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak

menghasilkan sendiri potensial aksi.

2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi

mengkhususkan diri mencetuskan dan mengahntarkan potensial aksi yang

bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada

pada potensial istirahat yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang, sel-sel

otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut

memperlihatkan aktivitas pemacu, yaitu membran mereka secara perlahan

mengalami depolarisasi, atau bergeser, antara potensial-potensial aksi sampai

ambang tercapai, pada saat membran mengalami potensial aksi.

Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang

tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang

kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara

berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Penyebab pergeseran potensial

membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa

hal tersebut terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ ke luar yang

berlangsung bersamaan dengan kebocoran lamban Na+ ke dalam. Di sel-sel

otoritmik jantung, antara potensial-potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap

seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K+

Page 14: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

menurun antara potensial-potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang

mengurangi aliran ke luar ion kalium positif mengikuti penurunan gradien

konsentrasi mereka.

Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, begian dalam secara

bertahap menjadi kurang negatif; yaitu, membran secara bertahap mengalami

depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang dicapai, terjadi fase

naik dari potensial aksi sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan

influks Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ yang

mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan, seperti biasanya,

oleh efluks K+ yang terjadi karena peningkatan permeabilitas K+ akibat

pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran-saluran K+

ini mengawali depolarisasi berikutnya.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi

berikut ini:

1. Nodus sinoatrium (SA) : daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat

lubang vena cava superior.

2. Nodus atrioventrikel (AV) : sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di

dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.

3. Berkas His : suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk

ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk

berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari

ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.

4. Serat Purkinje : serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan

menyabar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Penyebaran eksitasi jantung dikoordinasi untuk memastikan agar pemompaan

efisien. Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi menyebar ke seluruh jantung.

Agar jantung berfungsi secara efisien penyebaran eksitasi harus memenuhi tiga

kriteria:

Page 15: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

1. Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi ventrikel

dimulai.

2. Eksitasi serat-serat otot jantung harus dikoordinasi untuk memastikan bahwa

setiap bilik jantung berkontraksi sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan

daya pompa yang efisien. Apabila serat-serat otot di bilik jantung tereksitasi

dan berkontraksi secara acak, tidak secara simultan dan terkoordinasi, darah

tidak dapat terpompa.

3. Pasangan atrium dan pasangan ventrikel harus secara fungsional

terkoordinasi, sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi secara

simultan. Hal ini memungkinkan darah terpompa ke sirkulasi paru dan

sistemik.

Eksitasi Atrium

Suatu potensial aksi yang berasal dari nodus SA pertama kali menyebar ke kedua

atrium terutama dari sel ke sel melalui gap junction. Selain itu beberapa jalur

penghantar khusus yang batasnya tidak jelas mempercepat penghantaran impuls

melalui atrium:

Jalur antaratrium berjalan dari nodus SA di dalam atrium kanan ke atrium kiri.

Karena adanya jalur ini, gelombang eksitasi dapat menyebar melintasi gap

junction di seluruh atrium kiri pada saat yang sama dengan penyebaran

eksitasi di atrium kanan. Hal ini memeastikan bahwa kedua atrium mengalami

depolarisasi untuk berkontraksi sedikit banyak secara simultan.

Jalur antarnodus berjalan dari nodus SA ke nodus AV. Nodus AV adalah satu-

satunya titik kontak listrik antara atrium dan ventrikel; dengan kata lain,

karena atrium dan ventrikel secara struktural dihubungkan oleh jaringan ikat

yang tidak menghantarkan listrik. Satu-satunya cara agar potensial aksi dapat

menyebar ke ventrikel adalah dengan melewati nodus AV. Jalur penghantar

antarnodus mengarahkan penyebaran potensial aksi yang berasal dari nodus

SA ke nodus AV untuk memastikan kontraksi sekuensial ventrikel setelah

kontraksi atrium.

Page 16: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Transmisi antara Atrium dan Ventrikel

Potensial aksi dihantarkan relatif lebih lambat melalui nodus AV. Kelambatan ini

menguntungkan karena menyediakan waktu agar terjadi pengisian ventrikel

sempurna. Impuls tertunda sekitar 0.1 det, yang memungkinkan atrium

mengalami depolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengosongkan isi mereka ke

dalam ventrikel, sebelum depolarisasi dan kontraksi ventrikel terjadi.

Eksitasi Ventrikel

Sistem penghantar ventrikel lebih terorganisasi dan lebih penting daripada jalur

penghantar antaratrium dan antarnodus. Karena massa ventrikel jauh lebih besar

daripada massa atrium, harus terdapat sistem penghantar yang cepat untuk segera

menyebarkan eksitasi di ventrikel.

Potensial Aksi pada Sel Kontraktil Otot Jantung

Potensial aksi di sel otot jantung kontraktil memperlihatkan fase datar yang khas.

Potensial aksi di sel otot jantung kontraktil, walaupun dimulai oleh sel-sel pemacu

di nodus, cukup bervariasi dalam mekanisme ionik dan bentuknya dibandingkan

dengan potensial nodus SA. Tidak seperti sel-sel otoritmik, membran sel

kontraktil pada dasarnya tetap berada dalam keadaan istirahat sebesar -90mV

sampai terksitasi oleh aktivitas listrik yang merambat dari pemacu. Setelah

membran sel kontraktil miokardium ventrikel terkesitasi, timbul potensial aksi

melalui hubungan rumit antara perubahan permeabilitas dan perubahan potensial

membran.

1. Selama fase naik potensial aksi, potensial membran dengan cepat berbalik ke

nilai positif sebesar +30 mV akibat peningkatan mendadak permeabilitas

membran terhadap Na+ ynag diikuti oleh influks masif Na+. Sejauh ini,

prosesnya sama dengan proses di neuron dan sel otot rangka. Permeabilitas

Na+ kemudian dengan cepat berkurang ke nilai istirahat-nya yang rendah,

tetapi khas untuk sel otot jantung, membran potesial dipertahankan di tingkat

positif ini selama beberapa ratus milidetik dan menghasilkan fase datar

Page 17: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

potensial aksi. Sebaliknya, potensial aksi di neuron dan sel otot rangka

berlangsung kurang dari satu milidetik.

2. Perubahan voltase mendadak yang terjadi selama fase naik potensial aksi

menimbulkan dua perubahan permeabilitas bergantung voltase yang

bertanggung jawab mempertahankan fase datar tersebut: pengaktifan saluran

C2+ “lambat” dan penurunan mencolok permeabilitas K+. Pembukaan saluran

Ca2+ menyebabkan difusi lambat Ca2+ masuk ke dalam sel karena konsentrasi

Ca2+ di CES lebih besar. Influks Ca2+ yang bermuatan positif ini memperlama

kepositivan di bagian dalam sel dan merupakan penyabab utama fase datar.

Efek ini diperkuat oleh penurunan permeabilitas K+ yang terjadi bersamaan.

Penurunan aliran ke luar K+ yang bermuatan positif mencegah repolarisasi

cepat membran dan dengan demikian ikut berperan memperlama fase datar.

3. Fase turun potensial aksi yang berlangsung cepat terjadi akibat inaktiasi

saluran Ca2+ dan pengaktifan saluran K+. Penurunan permeabilias Ca2+

menyebabkan Ca2+ tidak lagi masuk ke dalam sel, sedangakan pengingkatan

mendadak permeabilitas K+ yang terjadi bersamaan menyebabkan difusi cepat

K+ yang positif ke luar sel. Dengan demikian, repolarisasi cepat yang terjadi

pada akhir fase datar terutama disebabkan oleh efluks K+, yang kembali

membuat bagian dalam sel lebih negatif daripada bagian luar dan memulihkan

potensial membran ke tingkat istirahat.4

Page 18: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Enzim Jantung

Enzim kardiovaskular dibagi kepada dua yaitu enzim fungsional dan non

fungsional :

Enzim fungsional :

Dibuat didalam hati umumnya

Terdapat dalam sirkulasi darah

Substratnya juga dalam sirkulasi

Kontinu/ intermiten

Kadarnya > dalam jaringan

Contoh : Lipoprotein, pseudocholinesterase, proenzim pembekuan darah dan

pemecahan pembekuan darah

Enzim non-fungsional :

Tak berfungsi dalam darah

Substrat tidak ada dalam darah

Kadarnya < dibanding di jaringan

Kehadiran di plasma dengan kadar > dp N merupakan indikasi : kenaikan

kecepatan kerusakan jaringan.

Indikator ini dapat membantu D/ & P/ suatu penyakit

Contoh : transaminase (SGOT), SGPT (glutamic pyruvate transaminase),

LDH (lactic dihydrogenase)

SGPT atau juga dinamakan ALT (alanin aminotransferase) merupakan enzim

yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi

hepatoseluler.

Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot

rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada SGOT/AST

pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat

sebaliknya.

Page 19: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Kondisi yang meningkatkan kadar SGPT/ALT adalah :

Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal : hepatitis viral akut, nekrosis hati

(toksisitas obat atau kimia).

Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi mononuklear, hepatitis kronis aktif,

sumbatan empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark miokard

(SGOT>SGPT).

Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis, perlemakan hati, sirosis Laennec,

sirosis biliaris.

SGOT atau juga dinamakan AST (Aspartat aminotransferase) merupakan enzim

yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang

dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas.

Konsentrasi rendah dijumpai dalam darah, kecuali jika terjadi cedera seluler,

kemudian dalam jumlah banyak dilepaskan ke dalam sirkulasi. Pada infark

jantung, SGOT/AST akan meningkat setelah 10 jam dan mencapai puncaknya 24-

48 jam setelah terjadinya infark. SGOT/AST akan normal kembali setelah 4-6

hari jika tidak terjadi infark tambahan.

Kadar SGOT/AST biasanya dibandingkan dengan kadar enzim jantung lainnya,

seperti CK (creatin kinase), LDH (lactat dehydrogenase). Pada penyakit hati,

kadarnya akan meningkat 10 kali lebih dan akan tetap demikian dalam waktu

yang lama.

Kondisi yang meningkatkan kadar SGOT/AST :

Peningkatan tinggi ( > 5 kali nilai normal) : kerusakan hepatoseluler akut,

infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa.

Peningkatan sedang ( 3-5 kali nilai normal ) : obstruksi saluran empedu,

aritmia jantung, gagal jantung kongestif, tumor hati (metastasis atau primer),

distrophia muscularis.

Page 20: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Peningkatan ringan ( sampai 3 kali normal ) : perikarditis, sirosis, infark paru,

delirium tremeus, cerebrovascular accident (CVA).5,6

Cardiac Output

Merupakan volume darah yang dipompa oleh setiap ventrikel per menitnya. CO

dari setiap ventrikel secara normal sama, walaupun terdapat sedikit variasi.

Penentu utama CO adalah detak jantung dan stroke volume (= Volume darah yang

dikeluarkan masing-masing ventrikel). Jika dalam keadaan istirahat, detak jantung

= 70 x/menit dan SV = 70 ml/detik, maka: Cardiac Output= Detak jantung x SV.

Dalam keadaan istirahat, curah jantung (cardiac output) dapat mencapai 5 L per

menit. Saat berolahraga, curah jantung yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 20-

25 L per menit. Selisih antara curah jantung saat istirahat dengan curah jantung

maksimal disebut cardiac reserve.

Faktor yang mempengaruhi CO : Heart Rate (detak Jantung). Dalam keadaan

normal nodus SA merupakan pacemaker jantung dan mengatur HR. Karena nodus

SA ini dipersarafi oleh saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) maka secara

tidak langsung HR juga dipengaruhi oleh saraf otonom.

Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik

Factor intrinsic. Diatur oleh mekanisme hukum Franks Starling pada jantung.

“Semakin banyak aliran vena yang masuk ke dalam jantung semakin besar pula

volume diastole akhir dan jantung menjadi semakin tertarik dan melebar. Karena

keadaan otot jantung yang semakin panjang sebelum kontraksi ini, maka semakin

kuat pula kontraksinya.”

Faktor ekstrinsic. Saraf simpatis menjalar di dalam traktus saraf spinalis toraks ke

nodus SA dan melepaskan neurotransmitter norepinefrine. NE berikatan dengan

reseptor spesifik yang disebut reseptor adrenergic B1 yang terdapat di sel nodus

SA. Setelah berikatan, terjadi pengaktifan system perantara kedua yang

Page 21: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

menyebabkan peningkatan kecepatan pelepasan muatan nodus dan peningkatan

denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan menurun apabila pengaktifan

saraf simpatis dan pelepasan NE berkurang. Peningkatan atau penurunan ini

disebut efek kronotropik positif atau negative.

Saraf simpatis juga mempersarafi sel di seluruh miokardium, menyebabkan

peningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serabut otot tertentu.

Hal ini menyebabkan peningkatan pada volume sekuncup dan disebut efek

inotropik positif atau negative.

Hormon yang mengatur curah jantung terutama di medulla adrenal, merupakan

perluasan system saraf simpatis. Pada perangsangan simpatis, medulla

melepaskan NE dan epinephrine ke dalam sirkulasi. Hormone ini mencapai

jantung dan menimbulkan respon kronotropik dan inotropik positif.7

SIKLUS JANTUNG

Sikus jantung terdiri dari satu periode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu

periode pengisian jantung dengan darah, kemudian diikuti oleh satu periode

kontraksi yang di sebut sistolik.

Siklus jantung sendiri dapat di bedakan menjadi 7 fase yaitu:

Relaksasi isovolumetrik ventrikel (volume tetap karena semua katup tertutup)

Pengisian cepat ventrikel

Pengisian lambat ventrikel

Sistol atrium (menambah pengisian ventrikel)

Kontraksi isovolumetrik ventrikel

Ejeksi cepat

Ejeksi lambat

Page 22: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Awal diastol ventrikel merupakan masa dimana baika atrium dan ventrikel masih

dalam keadaan relaksasi. Darah dari vena besar mengalir ke atrium yang

mengakibatkan volume atrium naik yang mengakibatkan tekanan atrium juga ikut

naik, tekanan atrium yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan ventrikel

akan mengakibatkan katup atrioventrikularis terbuka. Pada pembukaan awal

katup ini darah akan mengalir deras dari atrium ke arah ventrikel yang disebut

pengisian cepat ventrikel yang di ikuti pengisian lambat ventrikel.

Pengisian lambat dan pengisian cepat ventrikel meliputi hampir 70% dari volume

ventrikel. Kemudian di lanjutkan dengan kontraksi atrium sehingga menambah

pengisian ventrikel. Volume ventrikel yang terisi selama masa diastolik disebut

sebagai EDV (end diastolik volume).

Kemudian ventrikel berkontraksi dengan keadaan katup yang masih tertutup

sehingga volume tidak berubah atau isovolumetrik karena semua katup masih

dalam keadaan tertutup. Bila tekanan ventrikel lebih tinggi daripada tekanan aorta

maka katup semilunar aorta terbuka dan darah di pompakan dengan cepat ke aorta

fase ejeksi cepat dan di ikuti fase ejeksi lambat.8

PEMBENTUKAN GELOMBANG EKG

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi

menyebar ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan – cairan

tubuh. Sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat

dideteksi menggunakan elektroda pencatat. Rekaman yang di hasilkan adalah

EKG (elektrokardiogram) yang diciptakan oleh ilmuan bernama William

Einthoven. Terdapat 3 pertimbangan yang diwakili oleh EKG yaitu:

1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktifitas listrik di cairan –

cairan tubuh yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan

tubuh. Bukan rekaman langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.

2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran

keseluruhan aktivitas di jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG

Page 23: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

bukan merupakan catatan mengenai sebuah potensial aksi di sebuah sel pada

suatu saat. Pada setiap saat, rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik di

semua sel otot jantung, yang sebagian mungkin sedang mengalami potensial

aksi, sementara yang lain mungkin belum di aktifkan.

3. Rekaman mencerminkan perbandingan voltase yang terdeteksi oleh elektroda

di dua titik yang berbeda di tubuh.

Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada

orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai mata

yang melihat aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat

dilihat, catatan EKG. Apakah yang di tekam tersebut adalah defleksi keatas atau

defleksi ke bawah ditentukan oleh orientasi elektroda berkenaan dengan aliran

arus di jantung. Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin

terdiri dari 12 sistem elektroda konvensional atau lead. Sewaktu sebuah mesin

elektrokardiogram dihubungkan dengan elektroda pencatat di dua titik pada

tubuh, susunan spesifik dari tiap – tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Ke 12

lead tersebut masing – masing merekam aktivitas listrik di jantung dari lokasi

yang berbeda, 6 susunan listrik dari ekstremitas dan 6 lead dada di berbagai

tempat di sekitar jantung. Ke 12 lead tersebut digunakan secara rutin di semua

rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan untuk mengenali adanya

deviasi dari normal.

Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat dikorelasikan dengan berbagai

kejadian spesifik di jantung. Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang

direkam dari setiap lead bergantung pada pengetahuan menyeluruh mengenai

rangkaian penyebaran eksitasi di jantung serta posisi jantung relative terhadap

penempatan elektroda. EKG normal memperlihatkan 3 bentuk gelombang

tersendiri, yaitu gelombang P yang mewakili depolarisasi atrium, gelombang QRS

mewakili depolarisasi ventrikel dan gelombang T yang mewakili repolarisasi

ventrikel.

Page 24: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan mengenai perekaman EKG :

1. Pembentukan potensial aksi di nodus SA tidak menimbulkan aktivitas listrik

yang mampu mencapai permukaan tubuh, sehingga depolarisasi nodus SA

tidak menimbulkan gelombang. Dengan demikian, gelombang yang pertama

tercatat, gelombang P terjadi ketika impuls menyebar ke seluruh atrium.

2. Pada EKG normal, tidak terdapat gelombang terpisah untuk repolarisasi

atrium. Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium secara

normal berlangsung bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan tertutupi

oleh kompleks QRS.

3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada komplek QRS karena atrium memiliki

massa otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel, sehingga menghasilkan

lebih sedikit aktivitas listrik.

EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang

abnormal, aritmia, dan kerusakan otot jantung. Karena aktivitas listrik memicu

aktivitas mekanis, kelainan pola listrik biasanya disertai oleh kelainan aktivitas

kontraktil jantung. Evaluasi terhadap pola EKG dapat memberikan informasi yang

berguna mengenai status jantung, termasuk kecepatan denyut, irama dan

kesehatan otot – ototnya.9

Page 25: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

III. Hipotesis

IV. Sasaran Pembelajaran

1. Mengetahui struktur makro maupun mikro dari system kardiovaskuler

khususnya jantung

2. Mengetahui bagaimana mekanisme kerja jantung

3. Mengetahui bagaimana siklus jantung

4. Mengetahui bagaimana proses pembentukan gelombang EKG

V. Kesimpulan

Page 26: Makalah Pribadi PBL 1 Blok 8 Kardiovaskuler

Daftar Pustaka

1. Wati WW, Kindangen K. Buku ajar anatomi fakultas kedokteran. Jakarta: Universitas

Kristen Krida Wacana; 2010.p.14-30.

2. Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku ajar dan atlas wheather histology fungsional.

Jakarta: EGC; 1995.p.140-51.

3. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histology. Jakarta: EGC; 1990.p.45-52.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC; 2001.p.256-93.

5. Ronny, Setiawan, Fattimah S. Fisiologi Kardiovaskuler: Berbasis masalah keperawatan.

Jakarta: EGC; 2009.p.4-7.

6. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik

histology. Jakarta: Universitas Trisakti; 2009.p.73-83.

7. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. 3rd ed. Jakarta: EGC; 2009.p.449-52.

8. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Kardiologi. 4th ed. Jakarta: Erlangga;

2003.

9. Dharma S. Sistematika interpretasi EKG. Jakarta: EGC; 2009.