makalah pribadi pbl blok 13
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
1/25
1
Pemeriksaan Kesehatan Tumbuh Kembang Bayi
Yosi Erlin Aprilina
102011078 / D5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510
Tlp: (021) 56942061, Fax:(021) 5631731
Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dimulai dari saat pertama ia dilahirkan hingga akhir
hayatnya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses tumbuh ken=mbnag anak yang bisa
berdampak baik atau buruk terhadap anak. Dalam hal ini diperlukan perhatian khusus dalam memantau
perkembangan anak guna mengetahui kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa terjadi dalam proses
tumbuh-kembang anak hingga dapat diambil keputusan yang tepat dalam menanggulangi atau
mencegahnya menjadi lebih buruk. Penilaian yang biasa digunakan adalah penilaian antropometri dan
tes denver. Selain itu, untuk membantu perlindungan bayi terhadap penyakit infeksi juga diperlukan
adanya pemberian imunisasi sesuai kebutuhan bayi menurut aturan yang telah ditetapkan, yang juga
memainkan peranan penting dalam kesehatan untuk tumbuh kembang anak.
Makalah ini ditujukan untuk membahas tumbuh kembang anak terutama dalam hal faktor yang
berpengaruh, beserta berbagai pemeriksaan fisis guna mengetahui kesehatan anak dan penilaian tumbuh
kembang melali tes antropometri serta pemberian imunisasi wajib pada anak, terutama anak yang
berumur kurang dari satu tahun.
Pembahasan
Dalam pemeriksaan seorang anak, terutama anak yang berusia dibawah satu tahun, pertama-tama
dilakukan anamnesis, guna mendapatkan informasi yang nantinya akanmendukung pemeriksaan fisis,
mapun pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan pada anak tersebut.
Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan
langsung kepada pasien, yang disebut sebagai autoanamnesis, atau dapat dilakukan terhadap orangtua,
wali, orang yang dekat dengan pasien (baby sitter), atau sumber lain, disebut sebagai aloanamnesis.
Termasuk didalam aloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter yang merujuk, catatan rekam
mailto:[email protected]:[email protected] -
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
2/25
2
medik dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Oleh karena bayi dan
sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak
aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting daripada autoanamnesis.1
Hambatan langsung yang dijumpai pada pembuatan anamnesis pasien anak ialah pada
umumnya anamnesis terhadap anak berupa aloanamnesis, dan bukan autoanamnesis (seperti yang telahdisinggung). Dalam hubungan ini pemeriksa haruswaspada akan kemungkinan terjadinya bias, oleh
karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin berdasarkan asumsi atau persepsi orangtua
atau pengantar. Keadaan ini sering berkaitan dengan pengetahuan, adat, tradisi, kepercayaan, kebiasaan,
dan faktor budaya lainnya.1
Langkah-langkah pembuatan anamnesis
Pembuatan anamnesis adalah unik, berbeda antara satu pasien dengan pasien yang lainnya. Salah satu
sistematika yang dilakukan dalam pembuatan anamnesis adalah sebagai berikut: Mula-mula dipastikan
identitas pasien dengan lengkap. Kemudian ditanyakan keluhan utama, yang dilanjutkan dengan
riwayat perjalanan penyakit sekarang, yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sampai saat
dilakukan anamnesis. Langkah berikutnya adalah menanyakan riwayat penyakit terdahulu, baik yang
berkaitan langsung dengan penyakit sekarang maupun yang sama sekali tidak ada kaitannya.1
Setelah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sekarang ditanyakan, diteliti riwayat pasien
ketika ia dalam kandungan ibu. Selanjutnya riwayat kelahiran pasien harus dirinci, disusul dengan
riwayat makanan, imunisasi, riwayat tumbuh kembang, dan riwayat keluarga. Dengan cara tersebut
dapat diperoleh gambaran tentang pasien, tidak hanya yang berkaitan dengan keadaan penyakitnya
sekarang, tetapi juga status tumbuh-kembang pasien secara keseluruhan. Setelah anamnesis lengkap,
dilakukan pemeriksaan fisis yang diteliti dan bila perlu juga pemeriksaan penunjang yang relevan.1
Identitas pasien
Merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Meliputi nama,yang harus jelas dan lengkap;
umur, untuk mengetahui kekhasannya terhadap morbiditas dan mortalitas, serta menginterpretasi
apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umurnya; jenis kelamin, untuk
penilaian data klinis, misalnya nilai-nilai baku, penyakit-penyakit terangkai seks, dll; nama orang tua;
alamat, jelas dan lengkap agar bisa dihubungi atau untuk kunjungan rumah; umur, pendidikan,
pekerjaan orang tua, untuk keperluan pendekatan tindakan pemeriksaan selanjutnya misalnya
pemeriksaan penunjang dan penentuan tata laksana pasien; agama, dansuku bangsa.1
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
3/25
3
Keluhan utama
Yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama tidak harus
sejalan dengan diagnosis utama, dan umumnya keluhan utama disertai denagn rentan waktu, misal
anak saya badannya panas sejak tiga hari yang lalu.
1
Riwayat perjalanan penyakit
Pada riwayat perjalan penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan
kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat. Bila pasien telah
memperoleh pengobatan sebelumnya, hendaklah ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, serta obat
apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut. Bila orangtua mempunyai
salinan atau catatan resep obat yang diberikan, pemeriksa dapat memperoleh informasi yang cukup
lengkap; bila tidak dapat ditanyakan nama, jenis, warna, kemasan obat (kapsul, tablet, sirup, puyer)
serta dosis obat yang diminum (berapa tablet atau sendok dan berapa kali sehari diberikan). Jenis
pengobatan lain seperti suntikan, penyinaran, fisioterapi, dll juga harus ditanyakan. Hendaklah
diupayakan memperoleh informasi yang lengkap tentang waktu, dosis, serta hasil pengobatan, termasuk
adanya efek samping dan kemungkinan alergi.1
Pada umumnya, hal-hal berikut ini perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala:1
Lamanya keluhan berlangsung
Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakan mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, berupa
bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang-timbul, apakan berhubungan dengan waktu (pagi,
sore, atau malam).
Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya: menetap,menjalar, menyebar, sifat
penyebarannya, berpindah-pindah
Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya: apakan menetap, cenderung bertambah berat,
cenderung berkurang.
Terdapatnya hal yang mendahului keluhan
Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah sebelumnya; bila
sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval
antara keluhan-keluhan tersebut.
Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah, atau sekeliling pasien yang menderita keluhan
yang sama.
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
4/25
4
Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.
Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui, karena mungkin ada hubungannyadengan penyakit sekarang, atau setidaknya memberikan informasi untuk membantu pembuatan
diagnosis dan tata laksana penyakitnya sekarang. Misalnya pada dugaan penyakit campak, bila orang
tua mengatakan anaknya pernaha sakit campak yang jelas beberapa bulan yang lalu, maka dugaan
tersebut agaknya meragukan. Sebaliknya anak yang pernah mengalami alergi obat tertentu, bila
sekarang datang dengan tanda-tanda dini alergi setelah minum obat yang pernah mengakibatkan alergi,
besar kemungkinan anak tersebut sekarang mengalami reaksi alergi terhadap obat yang sama.1
Riwayat kehamilan ibu
hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya
penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit terebut. Dirinci pula berapa kali ibu
melakukan kunjungan anternatal dan kepada siapa kunjungan antenatal dilakukan (dukun, perawat,
bidan, dokter umum, dokterspesialis). Apakah ibu mendapatkan toksoid tetanus (terutama pada kasus
tetanus neonatorum). Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama) mungkin
dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayinya, misalnya obat penenang seperti talidomid dapat
menyebabkan terjadinya amelia atau fokomelia. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus rubela,
yang terjadi pada trimester pertama kehamilan daapt menyebabkan cacat bawaan pada bayi (sindrom
rubela). Demikian juga cacat bawaan serta bayi berat lahir rendah dapat terjadi akibat infeksi kongenital
(termasuk TORCH; toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, herpes simpleks, maupunHIV). Pada bayi
yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditnaya apakan ibu merokok, atau minum minuman keras,
serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu selama hamil.1
Riwayat kelahiran
Ikhwal kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat kelahiran, siapa
yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah kaisar, adanya
kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir.
Masa kehamilan juga perlu ditanyakan, apakah cukup bulan, kurang bulan, atauka lewat bulan. Bila
ada, lebih baik dilihat catatan yang diberikan oleh Puskesmas atau rumah bersalin tempat bayi lahir,
yang biasanya memberikan informasi yang diperlukan, termasuk nilai Apgar. Pada persalinan
intrumental (termasuk bedah kaisar) ditanyakan apakah indikasi tindakan tersebut.1
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
5/25
5
Berat dan panjang badan lahir selalu ditanyakan. Dengan data berat badan lahir serta masa
gestasi yang diterapkan pada peta Lubchenko, maka dapat diketahui apakah bayi pada saat lahir sesuai,
kecil atau besar untuk masa kehamilannya (SMK; sesuai masa kehamilan), kecil untuk masa kehamilan
(KMK), atau besar untuk masa kehamilan (BMK). Keadaan ini, terutama pada neonatus dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), turut menentukan prognosis.
1
Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama masa neonatus perlu ditanyakan
termasuk asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus dan sebagainya yang mungkin berhubungan
dengan masalah yang dihadapi sekarang.1
Riwayat makanan
Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan dapat diperoleh keterangan tentang makanan
yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek (beberapa waktu sebelum sakit), maupun jangka
panjang (sejak bayi). Kemudian dinilai apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat, yaitu memenuhi
angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.1
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan: air susu ibu (ASI) ataukah pengganti air
susu ibu (PASI), atau keduanya. Apabila diebrikan ASI, apakah ASI diberikan secara eksklusif (ASI
saja sampai usia 4 bulan). Baik pada ASI maupun PASI perlu ditanyakan cara pemberiannya, apakah
on demand atau ad libitum, ataukah dengan jadwal tertentu. Untuk PASI perlu ditanyakan jenis dan
mereknya, takaran, frekuensi pemberian, dan jumlah setiap kali pemberian untuk tiap umur tertentu.
Harus ditanyakan pemberian makanan tambahan, umur berapa mulai diberikan, jenis dan jumlahnya,
serta jadwal pemberiannya. Dengan demikian makan dapat diperkirakan kuantitas dan kualitas
makanan yang diterima oleh bayi atau anak tersebut selama ini.1
Pada hakekatnya anamnesis tetnang ambilan (intake)makanan ini merupakan analisis makanan
secara kasar. Hasil analisis ini berperan terutama pada kasus kelainan gizi dan gangguan tumbuh-
kembang, serta harus digabungkan dengan data lain yaitu hasil pemeriksaan fisis, laboratorium, dan
antropometris, sehingga akhirnya dapat disimpulkan status nutrisi pasien secara lebih akurat.1
Riwayat imunisasi
Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara rutin
ditanyakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B. Bila mungkin dilengkapi
dengan tanggal saat imunisasi dan tempat imunisasi diberikan. Beberapa imunisasi lain seperti tipa,
MMR, hepatitis A, dan Hib (untuk mencegah infeksi Haemophilus influenza tipe b) juga ditanyakan.
Hal-hal tersebut, di samping diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang
diperoleh, mungkin dapat membantuu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (misalnya penyakit
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
6/25
6
polio hmpir tidak pernah terjadi pada anak yang sudah mendapat imunisasi polio secara benar).
Informasi tentang imunisasi juga dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang perlindungan pediatrik
yang diberikan.1
Riwayat PertumbuhanStatus pertumbuhan anak pada usia balita dapat diamati dari kuva berat badan terhadap umur dan
panjang badan terhadap umur. Data ini dapat diperoleh dari Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kartu
pemeriksaan kesehatan lainnya (dari dokter umum, dokter anak, BKIA). Dari kartu ini dapat diperoleh
data berat dan panjang badan sebelumnya, yang kemudian dipetakan pada peta pertumbuhan (growth
chart) berat dan panjang/tinggi badan.1
Kurva panjang/tinggi badan pasien menggambarkan status pertumbuhan yang sebenarnya. Dari
pola kurva tersebut dapat dideteksi terdapatnya riwayat penyakit kronik, MEP (malnutrisi energi
protein), penyakit endokrinologis dan lain-lainnya. Pada anak balita, khususnya bayi, kurva berat badan
sangat penting diketahui. Kecuali untuk mengetahui riwayat pertumbuhan, kurva berat badan penting
sekali karena ia sering mencerminkan riwayat kesehatan anak, berat badan anak balita mudah sekali
turun bila terjadi krisis pada anak baik pada aspek fisis maupun aspek psikososial (menderita penyakit,
mulai menderita kurang gizi, deprivasi kasih sayang, dan sebagainya). Penilaian kurva berat dan
panjang badan hendaklah disepadankan denagn data riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat
makanan pasien.1
Riwayat perkembangan
Status perkembangan pasien perlu diamati secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahapan
perkembangan dilalui denagn mulus atau terdapat penyimpangan. Pemisahan dengan ibu dalam waktu
yang lama, penempatan anak dalam suatu panti, atau rawat inip di rumah sakit tanpa kehadiran iu,
perawatan anak dengan penyakit kronik, dan lain-lain sering menyebabkan kelainan perkembangan.
Pasien dengan riwayat asfiksia berat, hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, hipoksia kronik pada
pasien penyakit jantung bawaan sianotik, penyakit neurofibromatosis von Recklinghausen, sindrom
Struge Weber, sindrom Down, dan masih banyak lagi dapat mengalami hambatan perkembangan.1
Pada anak balita perlu ditanyakan beberapa patokan (milestone) perkembangan dibidang motor
kasar, motor haus, sosial-personal, dan bahasa-adaptif. Pada anak usia sekolah perkembangan secara
kasar dapat diketahui dengan memperhatikan prestasi belajar anak, misalnya anak duduk di kelas
berapa di sekolah. Seorang anak yang terlalu tua untuk kelasnya atau anak yang beberapa kali tinggal
kelas mengarahkan kita kepada gangguan perkembangan kognitif.1
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
7/25
7
Kecuali prestasi belajar anak, pada anak usia sekolah lanjut perlu ditanyakan tentang manars
dan telars (pada anak perempuan), serta umur pada saat tumbuh rambut pubik. Kelainan endokrinologik
seringkali berhubungan dengan kelainan menars, telars, dan pertumbuhan rambut pubik selain kelainan
tinggi badan (perawakan pendek atau tinggi).1
Dalam menilai riwayat perkembangan ini perlu pula ditanya ada atau tidaknya kelainan tingkahlaku dan emosi, misalnya temper tantrum, enuresis, enkopresis, hiperaktivitas, anoreksia dan
sebagainya. Keadaan-keadaan tersebut tidak jarang mempunyai latar-belakang emosi murni (misalnya
anoreksia nervosa pada anak remaja), namun dapat pula berlatar belakang organik (misalnya
hiperaktivitas pada anak yang menderita attention deficit disorders).1
Riwayat keluarga
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan-sosial-
ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. banyak penyebab kesakitan mapun kematian yang
berlatar-belakang pada keadaan sosial-ekonomi keluarga, misalnya malnutrisi, atau tuberkolosis.
Pelbagai jenis penyakit bawaan, dan penyakit keturunan juga mempunyai latar belakang sosial-budaya
ataupun mempunyai kecenderungan familial. Terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat
(konsanguinasi) antara ayah dan ibu, terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga (stigmata alergi,
panyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, atau penyakit keganasan, epilepsi dan alin-lain) perlu
ditanyakan, sebab mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan ang dihadapi sekarang.1
Dalam resume riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri, sehingga tergambar dengan jelas
hubungan antara anggota keluarga terutama apabila ditemukan kelainan yang mempunyai aspek genetik
heriditer atau familial.
Pemeriksaan fisik
Anak memiliki anatomi dan fisiologi yang berbeda dengan orang dewasa. Banyak teknik pemeriksaan,
hasil temuan fisik, dan abnormalitas pada pasien usia muda ini yang juga berbeda. Anak
memperlihatkan variasi yang besar pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosialnya bila dibandingkan
dengan orang dewasa.
Pemeriksaan fisis umum
Sebelum melakukan pemeriksaan fisis, ada baiknya pemeriksa mengawalinya dengan sebuah
pendekatan-pendekatan tertentu agar anak atau bayi merasa nyaman tidak takut, sehingga mudah untuk
dilakukan pemeriksaan. Biasanya seorang ibu berada disamping anaknya guna menenangkan dan
memberi rasa aman apa bayi atau anaknya.1
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
8/25
8
Pemeriksaan umum yang biasa dilakuakn meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, dan
juga pemeriksaan tanda-tanda vital.
Inspeksi
Inspkesi atau periksa lihat dapat dibagi menjadi inspkesi umumdan inspeksi lokal. Pada inspeksi umumpemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan
umum pasien. pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya.
Untuk bahan pembanding perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya.1
Palpasi
Setelah inspeksi pemeriksan dilanjutkan dnegan palpasi, yakni pemeriksaan dnegan meraba,
mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yag terdapat pada telapak dan jari
tangan. Dengan palpasi dapat ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan serta konsistensi organ.
Ukuran organ dapat dinyatakan dengan besaran yang sudah dikenal secara umum misalnya bola
pingpong dan telur ayam, tetapi lebih dianjurkan untuk menyatakannya dalam ukuran, misalnya
sentimeter.1
Perkusi
Setelah palpasi, pemeriksaan dilanjutkan dengan perkusi. Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui
perbedaan suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ misalnya paru, jantung, dan
hati, atau mengetahui batas-batas massa yang abnormal di rongga abdomen.1
Perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan mengetukkan ujung jari II atau III
langsung pada daerah yang diperkusi. Cara ini sulit dan memerlukan banyak latihan dan oleh karenanya
jarang dilakukan, kecuali untuk perkusi kepala. Cara yang lebih lazim dikerjakan adalah perkusi tidak
langsung . pada cara ini jari II atau III tangan kiri dilatakkan lurus pada bagian tubuh yang diepriksa,
sedangakn jari-jari lainnya tidak menyentuh tubuh. Jari ini dipakai sebagai landasan untuk mengetuk.
Ketuklah jari ini pada falang bagian distal, proksimal dari kuku, dengan jari II atau III tangan kanan
yang membengkok. Ketukan dilakukan demikian rupa sehingga engsel pergerakan terletak pada
pergerakan tangan, bukannya pada siku.1
Pemeriksaan perkusi dilakukan pada pemeriksaan dada, abdomen dan kepala. Perkusi dada pada
bayi dan anak tidak boleh dilakukan terlalu keras. Karena dinding toraks bayi dan anak masih tipis,
maka ketukan yang keras dapat menyebabkan vibrasi dan resonansi pada daerah lain, sehingga daerah
redup dan pekak setempat tidak terdeteksi. Pada bayi dan anak kecil urutan pemeriksaan tidak harus
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
9/25
9
menurut standar, misalnya pemeriksaan andomen didahulukan dari pemeriksaan dada, tergantung dari
keadaan. Yang perlu diingat adalah semua bagian tibuh harus di periksa.1
Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mempergunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapatdidengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan aliran darah dalam pembuluh
darah.1
Stetokop yang dianjurkan dalam auskultasi adalah stetoskop binaural dengan pipa yang pendek
(25-30 cm). Umumnya stetoskop pediatrik cukup memadai untuk dipergunakan pada bayo dan anak;
stetoskop pediatrik ini mempunyai membran denagn diameter lebih kurang 3-3,5 cmdan bagian
mangkuk berdiameter 3 cm.1
Cara pendekatan dan pemeriksaan akan memnerikan hasil yang baik bila pemeriksa
melakukannya dengan sabar, tenang dan menyenangi pekerjaan yang dilakukan.
Keadaan umum
Pemeriksaan pasien harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien, yang mencakup
kesan keadaan sakit, kesadaran dan gizi.
Kesan keadaan sakit, ini adalah hal pertama yang harus dinilai, apakah pasien tidak tampak
sakit, sakit ringan, sakit sedang, ataukah sakit berat. Kesan keadaan sakit ini sedikit banyak subyektif.
Deksripsi obyektif untuk menarik kesimpulan kesan keadaan sakit ini sulit diuraikan; kesan tersebut
diambil dengan penilaian penampakan pasien secara keseluruhan. Seorang pasien dengan leukimia
dalam pengobatan, misalnya, dapat saja tampak sehat, bergizi baik serta tampak aktif, padahal ia
menderita penyakit yang potensial fatal. Perhatikan pula fasies pasien. Fasies adalah istilah yang
menunjukkan ekspresi wajah pasien, dan kadang-kadang dapat memberikan informasi tentang keadaan
klinisnya. Bayi baru lahir dapat terlihat dalam keadaan tidur, bangun terdiam dalam keadaan menangis.
Pasien yang tersenyum, berbicara atau dalam keadaan tertawa biasanya dalam keadaaan baik, atau
hanya menderita sakit ringan. Posisi pasien serta aktivitasnyaperlu dinilai denagn baik; apakah pasien
datang berjalan, duduk, tiduran aktif/pasif, ataukah ia mengambil posisi abnormal tertentu. Pasien sesak
napas sering mengambil posisi duduk atau setengah duduk dengan kedua lengan menyangga di
belakang.1
Kesadaran, selanjutnya perhatikan kesadaran pasien (biasanya saat tidak tidur), penilaian
kesadaran dinyatakan sebagai:1
Komposmentis, pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respon yang adekuat.
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
10/25
10
Apatik,pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarny.
Somnolen, tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, pasien tampak mengantuk,
selalu ingin tidur; tidak responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih responsif terhadap
stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi.
Sopor, pasien tidak memberikan respons ringan maupun sedang, hanya responsif untuk
strimulus kuat, refleks pupil terhadap cahaya masih positif.
Koma,pasien tidak dapat bereaksi terhadapa stimulus apapun, tidak ada refleks pupil.
Delirium,kesadaran yang menurun dan kacau, biasanya disertai disorientasi, iritatif, halusinasi.
Neonatus dan bayi kecil normal belum dapat memberikan respons terhadap stimulus tertentu,
dalam keadaan ini kesadaran disimpulkan dari kamampuan bayi memberi respons terhadap stimulus
yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.1
Selain kesadaran juga dinilai perilaku pasien, apakah tampak gembira, tenang, koperatif,
ketakutan, agresif, hiperaktif, gaduh-gelisah, murung atau cengeng. Terkadang cengeng, atau tangisan
lemah tanpa sebab yang jelas sering tampak pada malnutrisi berat atau pasien dengan penyakit kronik
yang menyebabkan keadaan tubuh yang lemah. Tangisan yang bernada tinggi menunjukan terdapatnya
tekanan intrakranial meninggi atau lesi sususanan saraf pusat lainnya. Tangis dengan suara serak
menunjukkan terdapatnya kelainan pada laring, tetani, atau kretinisme.1
Status gizi/nutrisi, penilaian status gizi pasien secara klinis dilakukan terutama dengan inspeksi
dan palpasi. Pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur tubuhnya, apakah
baik, kurus, atau gemuk. Juga dinilai apakah ada kelainan yang menyebabkan proporsi tubuh berubah,
sperti hidrosefalus, edema-anasarka, atau akondroplasia. Penilaian status gizi dilengkapi dengan data
antropometrik (akan dibahas kemudian) serta hasil pemeriksaan laboratorium. Penilaian status gizi
yang berdasarkan anamnesis (riwayat makanan), pemeriksaan fisis, data antropometris, dan hasil
pemeriksaan laboratorium akan memberikan hasil yang akurat.1
Tanda vital
Setelah keadaan umum hal kedua yang dinilai adalah tanda vital, yang mencakup nadi, tekanan darah,
pernapasan, dan suhu.
Nadi
Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada keempat ekstremitas,mencakup frekuensi atau laju nadi, irama,
isi atau kualitas, ekualitas nadi.
Laju nadi, paling baik dihitung dengan pasien dalam keadaaan tidur. Bila tidak mungkin
dilakukan pada anak dalam keadaan tidur, harus diberikan catatan keadaan anak pada waktu nadi
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
11/25
11
diperiksa (bangun tenang, gelisah, menangis, berontak. Perlu ditekankan bahwa perhitungan nadi harus
disertai pula denagn perhitungan laju jantung, untuk menyingkirkan kemungkinan terdapat pulsus
defisit, yakni denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi, shingga laju
jantung lebih tinggi daripada laju nadi.1
Irama, dalam keadaan normal irama nadi adalah teratur. Disritmia (aritmia) sinus adalahketidakteraturan nadi yang paling sering dijumpai. Pada keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat
pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi. Hal ini sering terdapat pada anak di atas
umur 3 tahun, dan makin jelas pada remaja, terutama bila laju nadi kurang dari 100x/menit. Keadaan ini
adalah normal, bahkan merupakan adanya petunjuk adanya cadangan jantung yang baik. Disritmia
sinus jarang terdapat pada bayi.1
Kualitas nadi, isi perabaan nadi yang normal disebut cukup. Pulsus seler adalah nadi yang
teraba sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan
diastolik) yang besar. Pulsus parvus et tardus, nadi denagn amplitudo yang lemah dan teraba lambat
naik.Pulsus paradoksus adalah nadi yang jelas teraba lemah pada saat inspirasi dan teraba normal atau
kuat pada ekspirasi.1
Ekualitas nadi, dalam keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ektremitas. Misal
pada koarktasio aorta, nadi pada ektremitas atas teraba kuat sedang pada ektremitas bawah teraba lemah
sampai tidak teraba.1
Laju jantung/ nadi normal pada bayi dan anak
Umur Laju (denyut/menit)
Istirahat (bangun) Istirahat (tidur) Aktif/demam
Baru lahir 100180 80 - 160 Sampai 220
1 minggu3 bulan 100220 80200 Sampai 220
3 bulan2 tahun 80150 70120 Sampai 200
2 tahun10 tahun 70110 6090 Sampai 200
>10 tahun 55 - 90 5090 Sampai 200
Sumber1
Tekanan darah
Idealnya, pada tiap pasien harus diukur tekanan darah pada keempat ektremitas. Pemeriksaan pada satu
ekstremitas dapat dibenarkan, apabila pada palpasi teraba denyut nadi yang normal pada keempat
ekstremitas (nadi kedua a. brakialis atau rasialis dan kedua a. femoralis atau dorsalis pedis). Apabila
terdapat keraguan pada denyut nadi keempat ekstremitas, atau bila terdapat hipertensi pada pengukuran
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
12/25
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
13/25
13
Suhu tubuh dapat sedikit meningkat apabila anak menangis, setelah makan, setelahbermain, dan
ansietas. Infeksi bakeri, virus, protozoa, dehidrasi serta heat stroke menyebabkan demam dari yang
ringan sampai yang berat hiperpireksia. Hipertermia (suhu tubuh > 41oC) adalah keadaan yang
berbahaya sehingga perlu penurunan suhu tubuh dengan segera. Hipotermia (suhu tubuh < 35oC) juga
dapat berakibat fatal, terutama pada bayi-bayi prematur. Infeksi berat termasuk sepsis, yang pada anakbesar disertai dengan demam, pada bayi baru lahir terutama prematur justru dapat disertai hipotermia.
Hipotermia juga terdapat pada dehidrasi dan renjatan.1
Data antropometrik
Pemeriksaan melalui pengambilan data antropometrik paba bayi atau anak meliputi faktor berat badan
(BB), tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), dan umur.
Berat badan (BB)
Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan diulang, dan
merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan klinis dapat mempengaruhi berat
badan seperti terdapatnya edema, organomegali, hidrosefalus, dan lain sebagainya. Dalam keadaan ini
maka indeks antropometri yang menggunakan berat badan tidak dapat dipergunakan untuk menilai
status nutrisi. Untuk dapat mengevaluasinya diperlukan data antropometri lainnya yaitu umur yang
tepat, jenis kelamin, acuan standar berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB).1,2
Interprtasi:
1. BB/U dipetakan pada kurve berat badan
BB < sentil ke-10 : defisit
BB > sentil ke-90 : kelebihan
2. BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam persentase
> 120 % : gizi lebih
80120 % : gizi baik
6080 % : *tanpa edema = gizi kurang
** dengan edema = gizi buruk (kwasiorkor)
< 60 % : gizi buruk *tanpa edema = marasmus
** dengan edema = marasmus-kwasiorkor
Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapat perhartian karena merupakan
petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan berat badan dihitung sebagai berikut:
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
14/25
14
Kehilangan BB =
x 100%
8595% : kehilangan BB ringan (5-15%)
7584% : kehilangan BB sedang (16-25%)
25%)
Tinggi badan (TB)
Tinggi/panjang badan harus diukur tiap kunjungan. Pengukuran tinggi badan adalah sederhana, mudah
dan apabila hasilnya dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang
bermakna kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisis anak. Tinggi badan dipetakan
pada kurve tinggi badan, atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.1,2
Interprtasi:
1. TB/U pada kurva:
< sentil 5 : defisit berat
Sentil 510 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat
defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional
2. TB/U dibandingkan standar baku (%)
90100% : baik/normal
7089% : tinggi kurang
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
15/25
15
BB/TB dinyatakan dalam persentase dari BB standar yang sesuai dengan TB terukur individu
tersebut. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
BB/TB% =
x 100%
Interpretasi:
1. Penilaian status gizi berdasar persentase BB/TB
>120% : obesitas
110120% : overweight
90110% : normal
7090% : gizi kurang
85% : gizi baik (normal)
8085% : borderline/kurang kalori protein (KKP I)
7580% : gizi kurang/KKP II
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
16/25
16
Tebal lipatan kulit (TLK; skinfold thickness)
Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutis hingga dengan mengukur lapisan lemak dengan
pemeriksaan TLK dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan
standar dan daapt menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh, serta cadangan energi. Bila dikaitkan
dengan indeks BB/TB, dapat menentukan malnutrisi kronik. LILA yang dikaitkan dengan nilai (TLK-triceps), dapat dipakai menghitung massa otot.
Lingkara kepala, lingkaran dada dan lingkaran perut
Lingkaran kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin
diperlukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi perkembangan otak.
Interpretasi:
Lingkaran kepala < sentil ke-5 atau < -2SB menunjukkan adanya mikrosefali, dan kemungkinan
malnutrisi kronik pada masa intrauterin atau masa bayi/anak dini.
Lingkaran kepala > sentil ke-95 atau > + 2SB menunjukkan adanya makrosefali.
Lingkaran dada \diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan sampai usia 2 tahun. Pada
bayi baru lahir lingkaran dada 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala, kemudian berangsur sama atau
sedikit lebih besar dari lingkaran kepala setelah usia 2 tahun. Lingkaran kepala diukur dengan pita
pengukur, melingkari tubuh setinggi putting susu. Lingkaran perut diukur bila terdapat asites untuk
menilai progresivitasnya. Lingkaran perut diukur pada posisi pasien duduk atau berdiri, kecuali pasien
sakit berat atau bayi. Pengukuran dilakukan pada lingkaran perut terbesar, pada umumnya melalui
umbilikus.1
Pemeriksaan skrining
Pemeriksaan skrining pada anak ditujukan guna memantau perkembangan anak dan memberikan
gambaran umum mengenai kemungkinan apa yang di derita oleh anak. Salah satu metode skrining yang
biasa digunakan untuk memantau perkembangan anak ini adalah metode DDST (Denverdevelompmental Screening Test).3
DDST memberikan memberikan penilaian pada empat domain perkembanganpribadi sosial,
penyesuaian motorik halus, bahasa dan motorik kasar untuk anak sejak lahir sampai umur 6 tahun
( 06 tahun).3
Personal social, aspek yang beruhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Fine motor adaptive, aspek yang beruhubungan dengan
kemampuan anak untuk mengangamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
17/25
17
tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language,
kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
Gross motor, aspek yang berhubungan denagn pergerakan dan sikap tubuh. 2,3
Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang
berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya, pada waktu tes, tugas yang perludiperiksa pada waktu skrining antara 25-30 tugas (kemampuan) saja, sehingga tidak memakan waktu
lama hanya sekitar 15-20 menit saja.2,3
Untuk meningkatkan efisiensi skrining, seri kuesioner orang tua singkat yang didasarkan pada
patokan-patokan DDST telah direkomendasikan sebagai suatu praskrining; praskrining kuesioner
perkembangan. Persesuaian dengan DDST menyeluruh adalah baik, walaupun kuesioner ini
memerlukan tingkat membaca sekolah menengah atas dan mungkin cenderung mempunyai
keterbatasan yang sama seperti DDST itu sendiri.3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkarkan diagnosis uatama dan memastikan keadaan
pasien dengan berbagai jenis pemeriksaan laboratorium yang mendukung.
Darah rutin
Pemeriksaan penunjang rutin yang biasa dilakukan untuk anak terdiri dari:1
1. Darah tepi : hemoglobin, hitung leukosist, hitung jenis
2. Urin
Makroskopik : warna, kejernihan
Kimiawi : reduksi (semi-kuantitaif), protein (semi-kuantitatif), bilirubin, urobilinogen
Sedimen : epitel, eritrosit, leukosit, silinder
3. Feses
Makroskopik : warna, konsistensi, lendir, darah
Mikroskopik : eritrosit, leukosit, parasit (telur cacing, ameba, jamur)
4. Uji tuberkulin.
Karena prevalens tuberkulosis di Indonesia sangan tinggi, maka uji tuberkulin harus dilakukan pada
setiap pasien, kecual pada bayi kurang dari dua bulan, pasien yang diketahui uji tuberkulinnya positif.
Perlu diketahui, nilai normal pemeriksaan laboratorium mempunyai rentang (range) tertentu, bukan
berupa suatu angka mati. Rentang nilai laboratorium biansanya merupakan nila rata-rata (mean) 2 SB
(simpang baku, srtandard deviation), yang mencakup 95% dari subyek normal yang diperiksa. Usia
juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Seorang neonatus berumur 2 hari yang mempunyai kadar Hb
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
18/25
18
12g/dl mempunyai arti lain dengan anak umur 3 tahun dengan kadar Hb yang sama (kadar hb 12g/dl
untuk bayi baru lahir berarti anemia, sedangkan padda anak 3 tahun berarti normal).
Beberapa nilai normal hematologi atau darah rutin pada bayi sampai remaja
Age Hgb (g/dL) Hct (%) RBC (mill/mm ) RDW MCV (fL) MCH (pg) MCHC (%) PLTS (x 10 /mm )
0-3 d 15.0-20.0 45-61 4.0-5.9
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
19/25
19
Note: mg/d= mg/day=mg/hariSumber: http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htm
Non-Farmakoterapi
Pada nonfarmakoterapi, tata laksananya berupa pemberian edukasi oleh dokter kepada sang ibu melalui
dasar pemikiran tertentu, pemberian nutrisi yang tepat dan imunisasi untuk anak.
Edukasi
Dalam massa tumbuh-kembang anak ada banyak faktor yang turut serta mempengaruhi hal tersebut.
Oleh sebab itu, para orang tua, diharapkan memahami hal ini guna mendukung perkembangn anak.
Peran dokter dalam memberikan edukasi penting untuk memberi penjelasan kepada orang tua terutama
di pihak ibu untuk menyadari hal ini.
Edukasi dalam tumbuh kembang anak didasarkan atas pemahaman mengenai faktor faktor
utama yang mempengaruhi tumbuh-kembang anak, yaitu faktor genetik, termasuk berbagai faktor
bawaan normal danpatologik, jenis kelamin, suku bangsa/bangsa;faktor lingkungan; faktor fisik (cuaca,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi); faktor psiokososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran/hukuman
yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitass interaksi anak orang
tua); faktor keluarga dan adat istiadat (pekerjaan/pendapatan keuarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah
saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah ibu, norma adat
istiadat, tabu-abu, agama, urbanisasi, kehidupan politik masyarakat).2
Faktor lingkungan merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi hingga akhir hayatnya, dibagi menjadi 2 garis besar, faktor
http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htmhttp://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htmhttp://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htm -
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
20/25
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
21/25
21
kehidupan ekstrauterin. Kebanyakan bayi dapat mulai minum ASI segerala setelah lahir dan yang lain
dal 4 6 jam. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian makanan karena status fisik atau
neurrologis, pemberian makanan harus dihentikan, dan cairan parenteral harus ditambahkan. Susu
formula atau ASI berikutnya diberikan setiap 34 jam/siang dan malam hari oleh ibunya.2,3
Jadwal pemberian ASI dan makanan tambahan pada bayi
I 0 4 bulan
*hanya ASI, tidak dianjurkan makanan lain
(kecuali keadaan memaksa)
*Ibu bekerja, keluarga miskin dapat diberikan
air nasi (tajin) atau nasi dilumatkan atau susu
bubuk dan tidak diberi pisang
ASI minimal setiap 3 jam
II 45 bulan
*ASI + makanan padat lain sebagai pendampingASI*porsi sama seperti petunjuk
Dianjurkan:
*Jam 08.00 bubur tepung*Jam 12.00 bubur pisanglumat*Jam 17.00 air buah;tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 bubur tepung(ASI diantaranya)
III 67 bulan*ASI + makanan padat (porsi sesuai petunjuk)
*Jam 08.00 bubur tepungtelur*Jam 12.00 pisang lumatkacang hijau
*Jam 17.00 air buah;
tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 bubur tepung(ASI diantaranya)
IV 7 bulan1 tahun*ASI + nasi tim (porsi sesuai petunjuk)
*Jam 08.00 tepung timkasar*Jam 12.00 pisang lumatkacang hijau*Jam 17.00 air buah;tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 tim kasar(ASI diantaranya)
Sumber:4
Imunisasi
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikanimunitas
protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/toksin denagn menggunakan
preparat antigen nonvirulen/nontoksik.
Rute imunisasi.Pemberiak subkutan (SK) atau intramuskular (IM) merupakan rute tersering dan
terbaik dalam vaksinasi aktif atau pasif untuk menginduksi respons antibodi. Suntikan intravena akan
mengurangi respons imun. Imunoglobulin disuntikam intravena (IV) kepada penderita dengan
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
22/25
22
defisiensi imun humoral seperti hipogamaglobulinemia Bruton. Pemebrian oral digunakan untuk
imunisasi polio (Sabin) galur (strain) virus yang dilemahkan yang dapat berkembang dalam mukosa
usus kecil. Subyek yang diimunisasi akan mengeluarkan virus dalam tinja, yang dapat disebarkan ke
orang lain disamping mengimunisasinya. Pemberian intranasal menginduksi sistem imun yang
menyerupai pajanan alamiah terhadap patogen yang disebarkan melalui udara dan dapat memberikankeuntungan oleh karena memberikan respons berupa produksi produksi sIgA.5
Sifat pejamu. Berbagai fakor mempengaruhi respons terhadap imunisasi seperti faktor endogen
berupa usia, genetik, kesehatan umum dan faktor eksogen berupa infeksi intermiten, status gizi dan
medikasi. Defisiensi vitamin A dapat mengurangi daya pertahanan pejamu. Untuk keberhasilan
imunisasi, resipien harus ada dalam keadaan imunokompeten. Mereka yang kurang imunkompeten
seperti ada infeksi, defek herediter atau mendapat pengobatan dengan obat imunosupresif, tidak hanya
menunjukkan respons imun buruk, tetapi juga menunjukkan risiko dari bahan vaksin. Hal ini dapat
terjadi bila digunakan vaksin virus yang dilemahkan.5
Dosis. Dosis antigen diharapkan tidak mengganggu respons imun. Jumlah berlebihan atau dosis
berulang akan mengganggu respons imuns. Hal tersebut terutama terjadi terhadap polisakarida
Imunisasi pasif
Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain yang telah
mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang kompeten imun kepadda pejamu yag sebelumnya imun
inkompeten, disebut transfer adoptif. Imunisasi aktif menginduksi respons imun.5
Imunisasi pasif buatan
1. Immune Serum Globulin Nonspesifik (Human Normal Immunoglobulin)
Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin, hanya diberikan dalam keadaan tertentu kepada penderita
yang terpajan dengan bahan yang berbahaya terhadapnya dan sebagai regimen jangka panjang pada
penderita dengan defisiensi antibodi. Jenis imunitas diperoleh segera setelah suntikan, tetapi hanya
berlangsung selama masa hidup antibodi in vivo yang sekitar 3 minggu untuk kebanyakan bentuk
proteksi oleh Ig. Imunitas pasif dapat berupa tindakan profilaktif atau terapeutik, tetapi sedikit kurang
berhasil sebagai terapi. Tergantung dari isi dan kemurnian antisera, preparat dapat disebut globulin
imun atau globulin imun spesifik.5
Preparat dibuat dari plasma atau serum yang dikumpulkan dari donor sehat atau plasenta atau
tanpa memperhatikan sudah atau belum divaksinasi/ dalam atau tidak dalam masa konvalesen suatu
penyakit. Preparat yang diperoleh harus bebas dari HIV/AIDS, kadar antibodi sekitar 25 kali, stabil
untuk beberapa tahun dan dapat mencapai puncaknya dalam darah sekitar 2 hari setelah pemberian IM
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
23/25
23
(bebrapa preparat cukup aman bila diberikan IV). Meskipun sekarang dalam klinik sering diberikan
globulin gama imun asal manusia, tetapi antibodi heterolog seperti antitoksin difteri dan antilimfosit
(serum asal kuda) masih juga digunakan.5
2. Immune Serum Globulin (ISG) spesifikPlasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sesudah imunisasi atau booster atau
konvalesen dari suatu penyakit, disebut sesuai dengan jenisnya, misalnya TIG (Tetanus Immune
Globulin), HBIG (Human B immune Globulin), VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), ISG
Hepatitis A, ISG Campak, dan RIG (Rabies Immune Globulin).5
3. Serum asal hewan
Serum asal hewan sperti anti bisa ular tertentu, laba-laba, kalajengking yang beracun digunakan untuk
mengobati mereka yang digigit. Bahayanya adalah penyakit serum.5
Imunisasi aktif
Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang
dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca ekstrim ddan
nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan suntikan boosterantigen. Baik
sel T maupun sel B diaktifkan oleh imunisasi. Risiko vaksin yang dilemahkan ialah oleh karena dapat
menjadi virulen kembali dan merupakan hal yang berbahaya untuk subyek imunokompromis.5
Vaksin virus
Respons antivirus adalah kompleks, oleh karena ada beberapa fakor yang berperan seperti tempat virus
masuk tubuh, tempat virus melekat pada sel, aspek patogenesis infeksi virus, induksi interferon,
respons antibodi dan CMI. Contohnya vaksin rubela, vaksin influenza, vaksin campak, vaksin
poliomielitis (vaksin virus matti atau vaksin oral), vaksin hepatitis-B, vaksin hepatitis-A, vaksin
varisela, vaksin retro, vaksin rabies, dan vaksin papiloma.5
Vaksin bakteri.
Respons imun antibakterial meliputi lisis melalui antibodi dan komplemen, opsonasi, fagositosis yang
diaktifkan dengan eliminasi bateri di hati, limpa dan sel-sel dari sin=stem fagosit makrofag. Contohnya
vaksin DOMI, vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), vaksin subunit (vaksin eksotoksin/toksoid,
vaksin polisakarida kapsel, dan vaksin antigen protein rekombinan), dan vaksin konjugat.5
-
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
24/25
24
Imunisasi pada anak
Mekanisme proteksi dipengaruhi berbagai faktor. Keadaan nutrisi penyakit yang menyertai dan usia
akan mempengaruhi kadar globulin atau CMI. In utero, janin biasanya terhindar dari antigen asing dan
infeksi mikroorganisme, meskipun patogen tertentu (rubela) dapat menginfeksi ibu dan merusak janin.
Imunitas ibu melindungi janin dengan jalan mengeliminasi mikroba sebelum memasuki uterus, ataumelindungi bayi baru lahir melalui antibodi transplasental atau ASI.4
Janin dan neonatus belum mempunyai kelenjar getah bening yang berkembang kecuali timus
yang ukurannya pada waktu lahir sangat besar dibandingkan dengan badan. Janin dapat membentuk
IgM pada gestasi 6 bulan. Kadar IgM kemudian perlahan-lahan meningkat sampai sekitar 0,1 mg/ml
serum waktu lahir berarti sekirtar 10% dari kadar IgM orang dewasa. IgG didapatkan dalam janin
sekitar gestasi bulan ke 2 yang berasal dari ibu. Kadar IgG meningkat dan mencapai puncaknya pada
sekitar gestasi bulan ke 4.5
Antibodi ibu disamping memberi perlindungan kepada bayi terhadap berbagai infeksi atau
toksinnya, dapat pula mengurangi respons terhadap antigen. Misalnya, antibodi anti-campak asal ibu
ayng ada dalam kadar cukup pada bayi sampai usia 1 tahun akan menghalangi respons bayi tersebut
terhadap vaksin. Maka vaksinasi campak sekarang dianjurkan untuk diberikan kepada bayi usia 15
bulan (tidak lagi 12 bulan). Pemberian vaksin campak melalui pernapsan tetap menimbulkan
peningkatan kadar antibodi, meskipun bayi masihmengandung antibodi asal ibu. Jadi hambatan
produksi antibodi hanya terjadi bila rute pemberian adalah parenteral.
Berikut adalah jadwal pemberian imunisasi yang diberikan pada bayi menurut IDAI tahun 2011
sumber:http://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdf
http://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdfhttp://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdf -
8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13
25/25
Kesimpulan
Dalam tahap tumbuh kembang anak terutama anak yang berusia dibawah 1 tahun, ada banyak faktor
yang berperan baik pranatal maupn postnatal. Anamnesis memegang peranan penting dalam
mendukung pemeriksaan fisis maupun penunjang untuk menegakkan diagnosis pada anak. Pemeriskaan
antropometrik dengan data yang diperoleh juga turut membantu penegakkan diagnosis padaanak.pmeberian vitamin dan imunisasi memiliki pengaruh yang besar dalam membantu tahap tumbuh
kembang seorang anak selain pemberian ASI.
Daftar Pustaka
1. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. diagnosis fisis pada anak. 2000. Jakarta: PT
Sagung seto.h.1-34,205-6
2.
Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.1995.h.1-17, 71-3
3. Behrman RE, Kilegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol.1, edisi ke
15.Jalarta:EGC.1995. Cetakan 2012.h.83-9
4.
Wiryo H. peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan lokall. Jakarta:
Agung seto.2002.h.90
5. Baratawidjaja KG, Rengganis I. imunologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta: FKUI.2009.h.560-605