makalah pribadi pbl blok 13

Upload: merissaarviana

Post on 02-Jun-2018

275 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    1/25

    1

    Pemeriksaan Kesehatan Tumbuh Kembang Bayi

    Yosi Erlin Aprilina

    102011078 / D5

    [email protected]

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta Barat 11510

    Tlp: (021) 56942061, Fax:(021) 5631731

    Pendahuluan

    Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dimulai dari saat pertama ia dilahirkan hingga akhir

    hayatnya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses tumbuh ken=mbnag anak yang bisa

    berdampak baik atau buruk terhadap anak. Dalam hal ini diperlukan perhatian khusus dalam memantau

    perkembangan anak guna mengetahui kemungkinan-kemungkinan apa yang bisa terjadi dalam proses

    tumbuh-kembang anak hingga dapat diambil keputusan yang tepat dalam menanggulangi atau

    mencegahnya menjadi lebih buruk. Penilaian yang biasa digunakan adalah penilaian antropometri dan

    tes denver. Selain itu, untuk membantu perlindungan bayi terhadap penyakit infeksi juga diperlukan

    adanya pemberian imunisasi sesuai kebutuhan bayi menurut aturan yang telah ditetapkan, yang juga

    memainkan peranan penting dalam kesehatan untuk tumbuh kembang anak.

    Makalah ini ditujukan untuk membahas tumbuh kembang anak terutama dalam hal faktor yang

    berpengaruh, beserta berbagai pemeriksaan fisis guna mengetahui kesehatan anak dan penilaian tumbuh

    kembang melali tes antropometri serta pemberian imunisasi wajib pada anak, terutama anak yang

    berumur kurang dari satu tahun.

    Pembahasan

    Dalam pemeriksaan seorang anak, terutama anak yang berusia dibawah satu tahun, pertama-tama

    dilakukan anamnesis, guna mendapatkan informasi yang nantinya akanmendukung pemeriksaan fisis,

    mapun pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan pada anak tersebut.

    Anamnesis

    Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan

    langsung kepada pasien, yang disebut sebagai autoanamnesis, atau dapat dilakukan terhadap orangtua,

    wali, orang yang dekat dengan pasien (baby sitter), atau sumber lain, disebut sebagai aloanamnesis.

    Termasuk didalam aloanamnesis adalah semua keterangan dari dokter yang merujuk, catatan rekam

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    2/25

    2

    medik dan semua keterangan yang diperoleh selain dari pasiennya sendiri. Oleh karena bayi dan

    sebagian besar anak belum dapat memberikan keterangan, maka dalam bidang kesehatan anak

    aloanamnesis menduduki tempat yang jauh lebih penting daripada autoanamnesis.1

    Hambatan langsung yang dijumpai pada pembuatan anamnesis pasien anak ialah pada

    umumnya anamnesis terhadap anak berupa aloanamnesis, dan bukan autoanamnesis (seperti yang telahdisinggung). Dalam hubungan ini pemeriksa haruswaspada akan kemungkinan terjadinya bias, oleh

    karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin berdasarkan asumsi atau persepsi orangtua

    atau pengantar. Keadaan ini sering berkaitan dengan pengetahuan, adat, tradisi, kepercayaan, kebiasaan,

    dan faktor budaya lainnya.1

    Langkah-langkah pembuatan anamnesis

    Pembuatan anamnesis adalah unik, berbeda antara satu pasien dengan pasien yang lainnya. Salah satu

    sistematika yang dilakukan dalam pembuatan anamnesis adalah sebagai berikut: Mula-mula dipastikan

    identitas pasien dengan lengkap. Kemudian ditanyakan keluhan utama, yang dilanjutkan dengan

    riwayat perjalanan penyakit sekarang, yakni sejak pasien menunjukkan gejala pertama sampai saat

    dilakukan anamnesis. Langkah berikutnya adalah menanyakan riwayat penyakit terdahulu, baik yang

    berkaitan langsung dengan penyakit sekarang maupun yang sama sekali tidak ada kaitannya.1

    Setelah hal-hal yang berkaitan dengan keadaan sekarang ditanyakan, diteliti riwayat pasien

    ketika ia dalam kandungan ibu. Selanjutnya riwayat kelahiran pasien harus dirinci, disusul dengan

    riwayat makanan, imunisasi, riwayat tumbuh kembang, dan riwayat keluarga. Dengan cara tersebut

    dapat diperoleh gambaran tentang pasien, tidak hanya yang berkaitan dengan keadaan penyakitnya

    sekarang, tetapi juga status tumbuh-kembang pasien secara keseluruhan. Setelah anamnesis lengkap,

    dilakukan pemeriksaan fisis yang diteliti dan bila perlu juga pemeriksaan penunjang yang relevan.1

    Identitas pasien

    Merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis. Meliputi nama,yang harus jelas dan lengkap;

    umur, untuk mengetahui kekhasannya terhadap morbiditas dan mortalitas, serta menginterpretasi

    apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal sesuai dengan umurnya; jenis kelamin, untuk

    penilaian data klinis, misalnya nilai-nilai baku, penyakit-penyakit terangkai seks, dll; nama orang tua;

    alamat, jelas dan lengkap agar bisa dihubungi atau untuk kunjungan rumah; umur, pendidikan,

    pekerjaan orang tua, untuk keperluan pendekatan tindakan pemeriksaan selanjutnya misalnya

    pemeriksaan penunjang dan penentuan tata laksana pasien; agama, dansuku bangsa.1

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    3/25

    3

    Keluhan utama

    Yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat. Keluhan utama tidak harus

    sejalan dengan diagnosis utama, dan umumnya keluhan utama disertai denagn rentan waktu, misal

    anak saya badannya panas sejak tiga hari yang lalu.

    1

    Riwayat perjalanan penyakit

    Pada riwayat perjalan penyakit ini disusun cerita yang kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan

    kesehatan pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia dibawa berobat. Bila pasien telah

    memperoleh pengobatan sebelumnya, hendaklah ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, serta obat

    apa saja yang telah diberikan dan bagaimana hasil pengobatan tersebut. Bila orangtua mempunyai

    salinan atau catatan resep obat yang diberikan, pemeriksa dapat memperoleh informasi yang cukup

    lengkap; bila tidak dapat ditanyakan nama, jenis, warna, kemasan obat (kapsul, tablet, sirup, puyer)

    serta dosis obat yang diminum (berapa tablet atau sendok dan berapa kali sehari diberikan). Jenis

    pengobatan lain seperti suntikan, penyinaran, fisioterapi, dll juga harus ditanyakan. Hendaklah

    diupayakan memperoleh informasi yang lengkap tentang waktu, dosis, serta hasil pengobatan, termasuk

    adanya efek samping dan kemungkinan alergi.1

    Pada umumnya, hal-hal berikut ini perlu diketahui mengenai keluhan atau gejala:1

    Lamanya keluhan berlangsung

    Bagaimana sifat terjadinya gejala: apakan mendadak, perlahan-lahan, terus-menerus, berupa

    bangkitan-bangkitan atau serangan, hilang-timbul, apakan berhubungan dengan waktu (pagi,

    sore, atau malam).

    Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan sifatnya: menetap,menjalar, menyebar, sifat

    penyebarannya, berpindah-pindah

    Berat-ringannya keluhan dan perkembangannya: apakan menetap, cenderung bertambah berat,

    cenderung berkurang.

    Terdapatnya hal yang mendahului keluhan

    Apakah keluhan tersebut baru pertama kali dirasakan ataukah sudah pernah sebelumnya; bila

    sudah pernah, dirinci apakah intensitas dan karakteristiknya sama atau berbeda, dan interval

    antara keluhan-keluhan tersebut.

    Apakah terdapat saudara sedarah, orang serumah, atau sekeliling pasien yang menderita keluhan

    yang sama.

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    4/25

    4

    Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya.

    Riwayat penyakit yang pernah diderita

    Penyakit yang pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui, karena mungkin ada hubungannyadengan penyakit sekarang, atau setidaknya memberikan informasi untuk membantu pembuatan

    diagnosis dan tata laksana penyakitnya sekarang. Misalnya pada dugaan penyakit campak, bila orang

    tua mengatakan anaknya pernaha sakit campak yang jelas beberapa bulan yang lalu, maka dugaan

    tersebut agaknya meragukan. Sebaliknya anak yang pernah mengalami alergi obat tertentu, bila

    sekarang datang dengan tanda-tanda dini alergi setelah minum obat yang pernah mengakibatkan alergi,

    besar kemungkinan anak tersebut sekarang mengalami reaksi alergi terhadap obat yang sama.1

    Riwayat kehamilan ibu

    hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya

    penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit terebut. Dirinci pula berapa kali ibu

    melakukan kunjungan anternatal dan kepada siapa kunjungan antenatal dilakukan (dukun, perawat,

    bidan, dokter umum, dokterspesialis). Apakah ibu mendapatkan toksoid tetanus (terutama pada kasus

    tetanus neonatorum). Obat-obat yang diminum pada usia kehamilan muda (trimester pertama) mungkin

    dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayinya, misalnya obat penenang seperti talidomid dapat

    menyebabkan terjadinya amelia atau fokomelia. Infeksi beberapa jenis virus, misalnya virus rubela,

    yang terjadi pada trimester pertama kehamilan daapt menyebabkan cacat bawaan pada bayi (sindrom

    rubela). Demikian juga cacat bawaan serta bayi berat lahir rendah dapat terjadi akibat infeksi kongenital

    (termasuk TORCH; toksoplasma, rubela, cytomegalovirus, herpes simpleks, maupunHIV). Pada bayi

    yang lahir kecil untuk masa kehamilan perlu ditnaya apakan ibu merokok, atau minum minuman keras,

    serta anamnesis yang cermat tentang makanan ibu selama hamil.1

    Riwayat kelahiran

    Ikhwal kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk tanggal dan tempat kelahiran, siapa

    yang menolong, cara kelahiran (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, bedah kaisar, adanya

    kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada hari-hari pertama setelah lahir.

    Masa kehamilan juga perlu ditanyakan, apakah cukup bulan, kurang bulan, atauka lewat bulan. Bila

    ada, lebih baik dilihat catatan yang diberikan oleh Puskesmas atau rumah bersalin tempat bayi lahir,

    yang biasanya memberikan informasi yang diperlukan, termasuk nilai Apgar. Pada persalinan

    intrumental (termasuk bedah kaisar) ditanyakan apakah indikasi tindakan tersebut.1

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    5/25

    5

    Berat dan panjang badan lahir selalu ditanyakan. Dengan data berat badan lahir serta masa

    gestasi yang diterapkan pada peta Lubchenko, maka dapat diketahui apakah bayi pada saat lahir sesuai,

    kecil atau besar untuk masa kehamilannya (SMK; sesuai masa kehamilan), kecil untuk masa kehamilan

    (KMK), atau besar untuk masa kehamilan (BMK). Keadaan ini, terutama pada neonatus dengan berat

    badan lahir rendah (BBLR), turut menentukan prognosis.

    1

    Morbiditas yang berhubungan dengan kelahiran dan selama masa neonatus perlu ditanyakan

    termasuk asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum, ikterus dan sebagainya yang mungkin berhubungan

    dengan masalah yang dihadapi sekarang.1

    Riwayat makanan

    Pada anamnesis tentang riwayat makanan diharapkan dapat diperoleh keterangan tentang makanan

    yang dikonsumsi oleh anak, baik dalam jangka pendek (beberapa waktu sebelum sakit), maupun jangka

    panjang (sejak bayi). Kemudian dinilai apakah kualitas dan kuantitasnya adekuat, yaitu memenuhi

    angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan.1

    Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan: air susu ibu (ASI) ataukah pengganti air

    susu ibu (PASI), atau keduanya. Apabila diebrikan ASI, apakah ASI diberikan secara eksklusif (ASI

    saja sampai usia 4 bulan). Baik pada ASI maupun PASI perlu ditanyakan cara pemberiannya, apakah

    on demand atau ad libitum, ataukah dengan jadwal tertentu. Untuk PASI perlu ditanyakan jenis dan

    mereknya, takaran, frekuensi pemberian, dan jumlah setiap kali pemberian untuk tiap umur tertentu.

    Harus ditanyakan pemberian makanan tambahan, umur berapa mulai diberikan, jenis dan jumlahnya,

    serta jadwal pemberiannya. Dengan demikian makan dapat diperkirakan kuantitas dan kualitas

    makanan yang diterima oleh bayi atau anak tersebut selama ini.1

    Pada hakekatnya anamnesis tetnang ambilan (intake)makanan ini merupakan analisis makanan

    secara kasar. Hasil analisis ini berperan terutama pada kasus kelainan gizi dan gangguan tumbuh-

    kembang, serta harus digabungkan dengan data lain yaitu hasil pemeriksaan fisis, laboratorium, dan

    antropometris, sehingga akhirnya dapat disimpulkan status nutrisi pasien secara lebih akurat.1

    Riwayat imunisasi

    Status imunisasi pasien, baik imunisasi dasar maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara rutin

    ditanyakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B. Bila mungkin dilengkapi

    dengan tanggal saat imunisasi dan tempat imunisasi diberikan. Beberapa imunisasi lain seperti tipa,

    MMR, hepatitis A, dan Hib (untuk mencegah infeksi Haemophilus influenza tipe b) juga ditanyakan.

    Hal-hal tersebut, di samping diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang

    diperoleh, mungkin dapat membantuu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (misalnya penyakit

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    6/25

    6

    polio hmpir tidak pernah terjadi pada anak yang sudah mendapat imunisasi polio secara benar).

    Informasi tentang imunisasi juga dapat dipakai sebagai umpan-balik tentang perlindungan pediatrik

    yang diberikan.1

    Riwayat PertumbuhanStatus pertumbuhan anak pada usia balita dapat diamati dari kuva berat badan terhadap umur dan

    panjang badan terhadap umur. Data ini dapat diperoleh dari Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kartu

    pemeriksaan kesehatan lainnya (dari dokter umum, dokter anak, BKIA). Dari kartu ini dapat diperoleh

    data berat dan panjang badan sebelumnya, yang kemudian dipetakan pada peta pertumbuhan (growth

    chart) berat dan panjang/tinggi badan.1

    Kurva panjang/tinggi badan pasien menggambarkan status pertumbuhan yang sebenarnya. Dari

    pola kurva tersebut dapat dideteksi terdapatnya riwayat penyakit kronik, MEP (malnutrisi energi

    protein), penyakit endokrinologis dan lain-lainnya. Pada anak balita, khususnya bayi, kurva berat badan

    sangat penting diketahui. Kecuali untuk mengetahui riwayat pertumbuhan, kurva berat badan penting

    sekali karena ia sering mencerminkan riwayat kesehatan anak, berat badan anak balita mudah sekali

    turun bila terjadi krisis pada anak baik pada aspek fisis maupun aspek psikososial (menderita penyakit,

    mulai menderita kurang gizi, deprivasi kasih sayang, dan sebagainya). Penilaian kurva berat dan

    panjang badan hendaklah disepadankan denagn data riwayat penyakit yang pernah diderita dan riwayat

    makanan pasien.1

    Riwayat perkembangan

    Status perkembangan pasien perlu diamati secara rinci untuk mengetahui apakah semua tahapan

    perkembangan dilalui denagn mulus atau terdapat penyimpangan. Pemisahan dengan ibu dalam waktu

    yang lama, penempatan anak dalam suatu panti, atau rawat inip di rumah sakit tanpa kehadiran iu,

    perawatan anak dengan penyakit kronik, dan lain-lain sering menyebabkan kelainan perkembangan.

    Pasien dengan riwayat asfiksia berat, hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir, hipoksia kronik pada

    pasien penyakit jantung bawaan sianotik, penyakit neurofibromatosis von Recklinghausen, sindrom

    Struge Weber, sindrom Down, dan masih banyak lagi dapat mengalami hambatan perkembangan.1

    Pada anak balita perlu ditanyakan beberapa patokan (milestone) perkembangan dibidang motor

    kasar, motor haus, sosial-personal, dan bahasa-adaptif. Pada anak usia sekolah perkembangan secara

    kasar dapat diketahui dengan memperhatikan prestasi belajar anak, misalnya anak duduk di kelas

    berapa di sekolah. Seorang anak yang terlalu tua untuk kelasnya atau anak yang beberapa kali tinggal

    kelas mengarahkan kita kepada gangguan perkembangan kognitif.1

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    7/25

    7

    Kecuali prestasi belajar anak, pada anak usia sekolah lanjut perlu ditanyakan tentang manars

    dan telars (pada anak perempuan), serta umur pada saat tumbuh rambut pubik. Kelainan endokrinologik

    seringkali berhubungan dengan kelainan menars, telars, dan pertumbuhan rambut pubik selain kelainan

    tinggi badan (perawakan pendek atau tinggi).1

    Dalam menilai riwayat perkembangan ini perlu pula ditanya ada atau tidaknya kelainan tingkahlaku dan emosi, misalnya temper tantrum, enuresis, enkopresis, hiperaktivitas, anoreksia dan

    sebagainya. Keadaan-keadaan tersebut tidak jarang mempunyai latar-belakang emosi murni (misalnya

    anoreksia nervosa pada anak remaja), namun dapat pula berlatar belakang organik (misalnya

    hiperaktivitas pada anak yang menderita attention deficit disorders).1

    Riwayat keluarga

    Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh gambaran keadaan-sosial-

    ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. banyak penyebab kesakitan mapun kematian yang

    berlatar-belakang pada keadaan sosial-ekonomi keluarga, misalnya malnutrisi, atau tuberkolosis.

    Pelbagai jenis penyakit bawaan, dan penyakit keturunan juga mempunyai latar belakang sosial-budaya

    ataupun mempunyai kecenderungan familial. Terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat

    (konsanguinasi) antara ayah dan ibu, terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga (stigmata alergi,

    panyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, atau penyakit keganasan, epilepsi dan alin-lain) perlu

    ditanyakan, sebab mungkin berhubungan dengan masalah kesehatan ang dihadapi sekarang.1

    Dalam resume riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri, sehingga tergambar dengan jelas

    hubungan antara anggota keluarga terutama apabila ditemukan kelainan yang mempunyai aspek genetik

    heriditer atau familial.

    Pemeriksaan fisik

    Anak memiliki anatomi dan fisiologi yang berbeda dengan orang dewasa. Banyak teknik pemeriksaan,

    hasil temuan fisik, dan abnormalitas pada pasien usia muda ini yang juga berbeda. Anak

    memperlihatkan variasi yang besar pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosialnya bila dibandingkan

    dengan orang dewasa.

    Pemeriksaan fisis umum

    Sebelum melakukan pemeriksaan fisis, ada baiknya pemeriksa mengawalinya dengan sebuah

    pendekatan-pendekatan tertentu agar anak atau bayi merasa nyaman tidak takut, sehingga mudah untuk

    dilakukan pemeriksaan. Biasanya seorang ibu berada disamping anaknya guna menenangkan dan

    memberi rasa aman apa bayi atau anaknya.1

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    8/25

    8

    Pemeriksaan umum yang biasa dilakuakn meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, dan

    juga pemeriksaan tanda-tanda vital.

    Inspeksi

    Inspkesi atau periksa lihat dapat dibagi menjadi inspkesi umumdan inspeksi lokal. Pada inspeksi umumpemeriksa melihat perubahan yang terjadi secara umum, sehingga dapat diperoleh kesan keadaan

    umum pasien. pada inspeksi lokal, dilihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya.

    Untuk bahan pembanding perlu diperhatikan keadaan sisi lainnya.1

    Palpasi

    Setelah inspeksi pemeriksan dilanjutkan dnegan palpasi, yakni pemeriksaan dnegan meraba,

    mempergunakan telapak tangan dan memanfaatkan alat peraba yag terdapat pada telapak dan jari

    tangan. Dengan palpasi dapat ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan serta konsistensi organ.

    Ukuran organ dapat dinyatakan dengan besaran yang sudah dikenal secara umum misalnya bola

    pingpong dan telur ayam, tetapi lebih dianjurkan untuk menyatakannya dalam ukuran, misalnya

    sentimeter.1

    Perkusi

    Setelah palpasi, pemeriksaan dilanjutkan dengan perkusi. Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui

    perbedaan suara ketuk, sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ misalnya paru, jantung, dan

    hati, atau mengetahui batas-batas massa yang abnormal di rongga abdomen.1

    Perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan mengetukkan ujung jari II atau III

    langsung pada daerah yang diperkusi. Cara ini sulit dan memerlukan banyak latihan dan oleh karenanya

    jarang dilakukan, kecuali untuk perkusi kepala. Cara yang lebih lazim dikerjakan adalah perkusi tidak

    langsung . pada cara ini jari II atau III tangan kiri dilatakkan lurus pada bagian tubuh yang diepriksa,

    sedangakn jari-jari lainnya tidak menyentuh tubuh. Jari ini dipakai sebagai landasan untuk mengetuk.

    Ketuklah jari ini pada falang bagian distal, proksimal dari kuku, dengan jari II atau III tangan kanan

    yang membengkok. Ketukan dilakukan demikian rupa sehingga engsel pergerakan terletak pada

    pergerakan tangan, bukannya pada siku.1

    Pemeriksaan perkusi dilakukan pada pemeriksaan dada, abdomen dan kepala. Perkusi dada pada

    bayi dan anak tidak boleh dilakukan terlalu keras. Karena dinding toraks bayi dan anak masih tipis,

    maka ketukan yang keras dapat menyebabkan vibrasi dan resonansi pada daerah lain, sehingga daerah

    redup dan pekak setempat tidak terdeteksi. Pada bayi dan anak kecil urutan pemeriksaan tidak harus

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    9/25

    9

    menurut standar, misalnya pemeriksaan andomen didahulukan dari pemeriksaan dada, tergantung dari

    keadaan. Yang perlu diingat adalah semua bagian tibuh harus di periksa.1

    Auskultasi

    Auskultasi adalah pemeriksaan dengan mempergunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapatdidengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan aliran darah dalam pembuluh

    darah.1

    Stetokop yang dianjurkan dalam auskultasi adalah stetoskop binaural dengan pipa yang pendek

    (25-30 cm). Umumnya stetoskop pediatrik cukup memadai untuk dipergunakan pada bayo dan anak;

    stetoskop pediatrik ini mempunyai membran denagn diameter lebih kurang 3-3,5 cmdan bagian

    mangkuk berdiameter 3 cm.1

    Cara pendekatan dan pemeriksaan akan memnerikan hasil yang baik bila pemeriksa

    melakukannya dengan sabar, tenang dan menyenangi pekerjaan yang dilakukan.

    Keadaan umum

    Pemeriksaan pasien harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum pasien, yang mencakup

    kesan keadaan sakit, kesadaran dan gizi.

    Kesan keadaan sakit, ini adalah hal pertama yang harus dinilai, apakah pasien tidak tampak

    sakit, sakit ringan, sakit sedang, ataukah sakit berat. Kesan keadaan sakit ini sedikit banyak subyektif.

    Deksripsi obyektif untuk menarik kesimpulan kesan keadaan sakit ini sulit diuraikan; kesan tersebut

    diambil dengan penilaian penampakan pasien secara keseluruhan. Seorang pasien dengan leukimia

    dalam pengobatan, misalnya, dapat saja tampak sehat, bergizi baik serta tampak aktif, padahal ia

    menderita penyakit yang potensial fatal. Perhatikan pula fasies pasien. Fasies adalah istilah yang

    menunjukkan ekspresi wajah pasien, dan kadang-kadang dapat memberikan informasi tentang keadaan

    klinisnya. Bayi baru lahir dapat terlihat dalam keadaan tidur, bangun terdiam dalam keadaan menangis.

    Pasien yang tersenyum, berbicara atau dalam keadaan tertawa biasanya dalam keadaaan baik, atau

    hanya menderita sakit ringan. Posisi pasien serta aktivitasnyaperlu dinilai denagn baik; apakah pasien

    datang berjalan, duduk, tiduran aktif/pasif, ataukah ia mengambil posisi abnormal tertentu. Pasien sesak

    napas sering mengambil posisi duduk atau setengah duduk dengan kedua lengan menyangga di

    belakang.1

    Kesadaran, selanjutnya perhatikan kesadaran pasien (biasanya saat tidak tidur), penilaian

    kesadaran dinyatakan sebagai:1

    Komposmentis, pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respon yang adekuat.

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    10/25

    10

    Apatik,pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarny.

    Somnolen, tingkat kesadaran yang lebih rendah daripada apatik, pasien tampak mengantuk,

    selalu ingin tidur; tidak responsif terhadap stimulus ringan, tetapi masih responsif terhadap

    stimulus yang agak keras, kemudian tertidur lagi.

    Sopor, pasien tidak memberikan respons ringan maupun sedang, hanya responsif untuk

    strimulus kuat, refleks pupil terhadap cahaya masih positif.

    Koma,pasien tidak dapat bereaksi terhadapa stimulus apapun, tidak ada refleks pupil.

    Delirium,kesadaran yang menurun dan kacau, biasanya disertai disorientasi, iritatif, halusinasi.

    Neonatus dan bayi kecil normal belum dapat memberikan respons terhadap stimulus tertentu,

    dalam keadaan ini kesadaran disimpulkan dari kamampuan bayi memberi respons terhadap stimulus

    yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.1

    Selain kesadaran juga dinilai perilaku pasien, apakah tampak gembira, tenang, koperatif,

    ketakutan, agresif, hiperaktif, gaduh-gelisah, murung atau cengeng. Terkadang cengeng, atau tangisan

    lemah tanpa sebab yang jelas sering tampak pada malnutrisi berat atau pasien dengan penyakit kronik

    yang menyebabkan keadaan tubuh yang lemah. Tangisan yang bernada tinggi menunjukan terdapatnya

    tekanan intrakranial meninggi atau lesi sususanan saraf pusat lainnya. Tangis dengan suara serak

    menunjukkan terdapatnya kelainan pada laring, tetani, atau kretinisme.1

    Status gizi/nutrisi, penilaian status gizi pasien secara klinis dilakukan terutama dengan inspeksi

    dan palpasi. Pada inspeksi secara umum dapat dilihat bagaimana proporsi atau postur tubuhnya, apakah

    baik, kurus, atau gemuk. Juga dinilai apakah ada kelainan yang menyebabkan proporsi tubuh berubah,

    sperti hidrosefalus, edema-anasarka, atau akondroplasia. Penilaian status gizi dilengkapi dengan data

    antropometrik (akan dibahas kemudian) serta hasil pemeriksaan laboratorium. Penilaian status gizi

    yang berdasarkan anamnesis (riwayat makanan), pemeriksaan fisis, data antropometris, dan hasil

    pemeriksaan laboratorium akan memberikan hasil yang akurat.1

    Tanda vital

    Setelah keadaan umum hal kedua yang dinilai adalah tanda vital, yang mencakup nadi, tekanan darah,

    pernapasan, dan suhu.

    Nadi

    Pemeriksaan nadi harus dilakukan pada keempat ekstremitas,mencakup frekuensi atau laju nadi, irama,

    isi atau kualitas, ekualitas nadi.

    Laju nadi, paling baik dihitung dengan pasien dalam keadaaan tidur. Bila tidak mungkin

    dilakukan pada anak dalam keadaan tidur, harus diberikan catatan keadaan anak pada waktu nadi

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    11/25

    11

    diperiksa (bangun tenang, gelisah, menangis, berontak. Perlu ditekankan bahwa perhitungan nadi harus

    disertai pula denagn perhitungan laju jantung, untuk menyingkirkan kemungkinan terdapat pulsus

    defisit, yakni denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi, shingga laju

    jantung lebih tinggi daripada laju nadi.1

    Irama, dalam keadaan normal irama nadi adalah teratur. Disritmia (aritmia) sinus adalahketidakteraturan nadi yang paling sering dijumpai. Pada keadaan ini denyut nadi teraba lebih cepat

    pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu ekspirasi. Hal ini sering terdapat pada anak di atas

    umur 3 tahun, dan makin jelas pada remaja, terutama bila laju nadi kurang dari 100x/menit. Keadaan ini

    adalah normal, bahkan merupakan adanya petunjuk adanya cadangan jantung yang baik. Disritmia

    sinus jarang terdapat pada bayi.1

    Kualitas nadi, isi perabaan nadi yang normal disebut cukup. Pulsus seler adalah nadi yang

    teraba sangat kuat dan turun dengan cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan

    diastolik) yang besar. Pulsus parvus et tardus, nadi denagn amplitudo yang lemah dan teraba lambat

    naik.Pulsus paradoksus adalah nadi yang jelas teraba lemah pada saat inspirasi dan teraba normal atau

    kuat pada ekspirasi.1

    Ekualitas nadi, dalam keadaan normal isi nadi teraba sama pada keempat ektremitas. Misal

    pada koarktasio aorta, nadi pada ektremitas atas teraba kuat sedang pada ektremitas bawah teraba lemah

    sampai tidak teraba.1

    Laju jantung/ nadi normal pada bayi dan anak

    Umur Laju (denyut/menit)

    Istirahat (bangun) Istirahat (tidur) Aktif/demam

    Baru lahir 100180 80 - 160 Sampai 220

    1 minggu3 bulan 100220 80200 Sampai 220

    3 bulan2 tahun 80150 70120 Sampai 200

    2 tahun10 tahun 70110 6090 Sampai 200

    >10 tahun 55 - 90 5090 Sampai 200

    Sumber1

    Tekanan darah

    Idealnya, pada tiap pasien harus diukur tekanan darah pada keempat ektremitas. Pemeriksaan pada satu

    ekstremitas dapat dibenarkan, apabila pada palpasi teraba denyut nadi yang normal pada keempat

    ekstremitas (nadi kedua a. brakialis atau rasialis dan kedua a. femoralis atau dorsalis pedis). Apabila

    terdapat keraguan pada denyut nadi keempat ekstremitas, atau bila terdapat hipertensi pada pengukuran

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    12/25

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    13/25

    13

    Suhu tubuh dapat sedikit meningkat apabila anak menangis, setelah makan, setelahbermain, dan

    ansietas. Infeksi bakeri, virus, protozoa, dehidrasi serta heat stroke menyebabkan demam dari yang

    ringan sampai yang berat hiperpireksia. Hipertermia (suhu tubuh > 41oC) adalah keadaan yang

    berbahaya sehingga perlu penurunan suhu tubuh dengan segera. Hipotermia (suhu tubuh < 35oC) juga

    dapat berakibat fatal, terutama pada bayi-bayi prematur. Infeksi berat termasuk sepsis, yang pada anakbesar disertai dengan demam, pada bayi baru lahir terutama prematur justru dapat disertai hipotermia.

    Hipotermia juga terdapat pada dehidrasi dan renjatan.1

    Data antropometrik

    Pemeriksaan melalui pengambilan data antropometrik paba bayi atau anak meliputi faktor berat badan

    (BB), tinggi badan (TB) atau panjang badan (PB), dan umur.

    Berat badan (BB)

    Berat badan adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah diukur dan diulang, dan

    merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat. Beberapa keadaan klinis dapat mempengaruhi berat

    badan seperti terdapatnya edema, organomegali, hidrosefalus, dan lain sebagainya. Dalam keadaan ini

    maka indeks antropometri yang menggunakan berat badan tidak dapat dipergunakan untuk menilai

    status nutrisi. Untuk dapat mengevaluasinya diperlukan data antropometri lainnya yaitu umur yang

    tepat, jenis kelamin, acuan standar berat badan/umur (BB/U) dan berat badan/tinggi badan (BB/TB).1,2

    Interprtasi:

    1. BB/U dipetakan pada kurve berat badan

    BB < sentil ke-10 : defisit

    BB > sentil ke-90 : kelebihan

    2. BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam persentase

    > 120 % : gizi lebih

    80120 % : gizi baik

    6080 % : *tanpa edema = gizi kurang

    ** dengan edema = gizi buruk (kwasiorkor)

    < 60 % : gizi buruk *tanpa edema = marasmus

    ** dengan edema = marasmus-kwasiorkor

    Perubahan berat badan (berkurang atau bertambah) perlu mendapat perhartian karena merupakan

    petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan berat badan dihitung sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    14/25

    14

    Kehilangan BB =

    x 100%

    8595% : kehilangan BB ringan (5-15%)

    7584% : kehilangan BB sedang (16-25%)

    25%)

    Tinggi badan (TB)

    Tinggi/panjang badan harus diukur tiap kunjungan. Pengukuran tinggi badan adalah sederhana, mudah

    dan apabila hasilnya dikaitkan dengan hasil pengukuran berat badan akan memberikan informasi yang

    bermakna kepada dokter tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisis anak. Tinggi badan dipetakan

    pada kurve tinggi badan, atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen.1,2

    Interprtasi:

    1. TB/U pada kurva:

    < sentil 5 : defisit berat

    Sentil 510 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah perawakan pendek akibat

    defisiensi nutrisi kronik atau konstitusional

    2. TB/U dibandingkan standar baku (%)

    90100% : baik/normal

    7089% : tinggi kurang

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    15/25

    15

    BB/TB dinyatakan dalam persentase dari BB standar yang sesuai dengan TB terukur individu

    tersebut. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:

    BB/TB% =

    x 100%

    Interpretasi:

    1. Penilaian status gizi berdasar persentase BB/TB

    >120% : obesitas

    110120% : overweight

    90110% : normal

    7090% : gizi kurang

    85% : gizi baik (normal)

    8085% : borderline/kurang kalori protein (KKP I)

    7580% : gizi kurang/KKP II

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    16/25

    16

    Tebal lipatan kulit (TLK; skinfold thickness)

    Hampir 50% lemak tubuh berada di jaringan subkutis hingga dengan mengukur lapisan lemak dengan

    pemeriksaan TLK dapat diperkirakan jumlah lemak total dalam tubuh. Hasilnya dibandingkan dengan

    standar dan daapt menunjukkan status gizi dan komposisi tubuh, serta cadangan energi. Bila dikaitkan

    dengan indeks BB/TB, dapat menentukan malnutrisi kronik. LILA yang dikaitkan dengan nilai (TLK-triceps), dapat dipakai menghitung massa otot.

    Lingkara kepala, lingkaran dada dan lingkaran perut

    Lingkaran kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran rutin

    diperlukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan lain yang dapat mempengaruhi perkembangan otak.

    Interpretasi:

    Lingkaran kepala < sentil ke-5 atau < -2SB menunjukkan adanya mikrosefali, dan kemungkinan

    malnutrisi kronik pada masa intrauterin atau masa bayi/anak dini.

    Lingkaran kepala > sentil ke-95 atau > + 2SB menunjukkan adanya makrosefali.

    Lingkaran dada \diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan sampai usia 2 tahun. Pada

    bayi baru lahir lingkaran dada 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala, kemudian berangsur sama atau

    sedikit lebih besar dari lingkaran kepala setelah usia 2 tahun. Lingkaran kepala diukur dengan pita

    pengukur, melingkari tubuh setinggi putting susu. Lingkaran perut diukur bila terdapat asites untuk

    menilai progresivitasnya. Lingkaran perut diukur pada posisi pasien duduk atau berdiri, kecuali pasien

    sakit berat atau bayi. Pengukuran dilakukan pada lingkaran perut terbesar, pada umumnya melalui

    umbilikus.1

    Pemeriksaan skrining

    Pemeriksaan skrining pada anak ditujukan guna memantau perkembangan anak dan memberikan

    gambaran umum mengenai kemungkinan apa yang di derita oleh anak. Salah satu metode skrining yang

    biasa digunakan untuk memantau perkembangan anak ini adalah metode DDST (Denverdevelompmental Screening Test).3

    DDST memberikan memberikan penilaian pada empat domain perkembanganpribadi sosial,

    penyesuaian motorik halus, bahasa dan motorik kasar untuk anak sejak lahir sampai umur 6 tahun

    ( 06 tahun).3

    Personal social, aspek yang beruhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

    berinteraksi dengan lingkungannya. Fine motor adaptive, aspek yang beruhubungan dengan

    kemampuan anak untuk mengangamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    17/25

    17

    tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Language,

    kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

    Gross motor, aspek yang berhubungan denagn pergerakan dan sikap tubuh. 2,3

    Setiap tugas (kemampuan) digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang horisontal yang

    berurutan menurut umur, dalam lembar DDST. Pada umumnya, pada waktu tes, tugas yang perludiperiksa pada waktu skrining antara 25-30 tugas (kemampuan) saja, sehingga tidak memakan waktu

    lama hanya sekitar 15-20 menit saja.2,3

    Untuk meningkatkan efisiensi skrining, seri kuesioner orang tua singkat yang didasarkan pada

    patokan-patokan DDST telah direkomendasikan sebagai suatu praskrining; praskrining kuesioner

    perkembangan. Persesuaian dengan DDST menyeluruh adalah baik, walaupun kuesioner ini

    memerlukan tingkat membaca sekolah menengah atas dan mungkin cenderung mempunyai

    keterbatasan yang sama seperti DDST itu sendiri.3

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkarkan diagnosis uatama dan memastikan keadaan

    pasien dengan berbagai jenis pemeriksaan laboratorium yang mendukung.

    Darah rutin

    Pemeriksaan penunjang rutin yang biasa dilakukan untuk anak terdiri dari:1

    1. Darah tepi : hemoglobin, hitung leukosist, hitung jenis

    2. Urin

    Makroskopik : warna, kejernihan

    Kimiawi : reduksi (semi-kuantitaif), protein (semi-kuantitatif), bilirubin, urobilinogen

    Sedimen : epitel, eritrosit, leukosit, silinder

    3. Feses

    Makroskopik : warna, konsistensi, lendir, darah

    Mikroskopik : eritrosit, leukosit, parasit (telur cacing, ameba, jamur)

    4. Uji tuberkulin.

    Karena prevalens tuberkulosis di Indonesia sangan tinggi, maka uji tuberkulin harus dilakukan pada

    setiap pasien, kecual pada bayi kurang dari dua bulan, pasien yang diketahui uji tuberkulinnya positif.

    Perlu diketahui, nilai normal pemeriksaan laboratorium mempunyai rentang (range) tertentu, bukan

    berupa suatu angka mati. Rentang nilai laboratorium biansanya merupakan nila rata-rata (mean) 2 SB

    (simpang baku, srtandard deviation), yang mencakup 95% dari subyek normal yang diperiksa. Usia

    juga mempengaruhi hasil pemeriksaan. Seorang neonatus berumur 2 hari yang mempunyai kadar Hb

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    18/25

    18

    12g/dl mempunyai arti lain dengan anak umur 3 tahun dengan kadar Hb yang sama (kadar hb 12g/dl

    untuk bayi baru lahir berarti anemia, sedangkan padda anak 3 tahun berarti normal).

    Beberapa nilai normal hematologi atau darah rutin pada bayi sampai remaja

    Age Hgb (g/dL) Hct (%) RBC (mill/mm ) RDW MCV (fL) MCH (pg) MCHC (%) PLTS (x 10 /mm )

    0-3 d 15.0-20.0 45-61 4.0-5.9

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    19/25

    19

    Note: mg/d= mg/day=mg/hariSumber: http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htm

    Non-Farmakoterapi

    Pada nonfarmakoterapi, tata laksananya berupa pemberian edukasi oleh dokter kepada sang ibu melalui

    dasar pemikiran tertentu, pemberian nutrisi yang tepat dan imunisasi untuk anak.

    Edukasi

    Dalam massa tumbuh-kembang anak ada banyak faktor yang turut serta mempengaruhi hal tersebut.

    Oleh sebab itu, para orang tua, diharapkan memahami hal ini guna mendukung perkembangn anak.

    Peran dokter dalam memberikan edukasi penting untuk memberi penjelasan kepada orang tua terutama

    di pihak ibu untuk menyadari hal ini.

    Edukasi dalam tumbuh kembang anak didasarkan atas pemahaman mengenai faktor faktor

    utama yang mempengaruhi tumbuh-kembang anak, yaitu faktor genetik, termasuk berbagai faktor

    bawaan normal danpatologik, jenis kelamin, suku bangsa/bangsa;faktor lingkungan; faktor fisik (cuaca,

    sanitasi, keadaan rumah, radiasi); faktor psiokososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran/hukuman

    yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitass interaksi anak orang

    tua); faktor keluarga dan adat istiadat (pekerjaan/pendapatan keuarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah

    saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah ibu, norma adat

    istiadat, tabu-abu, agama, urbanisasi, kehidupan politik masyarakat).2

    Faktor lingkungan merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi

    individu setiap hari, mulai dari konsepsi hingga akhir hayatnya, dibagi menjadi 2 garis besar, faktor

    http://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htmhttp://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htmhttp://www.kidney.org/professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htm
  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    20/25

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    21/25

    21

    kehidupan ekstrauterin. Kebanyakan bayi dapat mulai minum ASI segerala setelah lahir dan yang lain

    dal 4 6 jam. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian makanan karena status fisik atau

    neurrologis, pemberian makanan harus dihentikan, dan cairan parenteral harus ditambahkan. Susu

    formula atau ASI berikutnya diberikan setiap 34 jam/siang dan malam hari oleh ibunya.2,3

    Jadwal pemberian ASI dan makanan tambahan pada bayi

    I 0 4 bulan

    *hanya ASI, tidak dianjurkan makanan lain

    (kecuali keadaan memaksa)

    *Ibu bekerja, keluarga miskin dapat diberikan

    air nasi (tajin) atau nasi dilumatkan atau susu

    bubuk dan tidak diberi pisang

    ASI minimal setiap 3 jam

    II 45 bulan

    *ASI + makanan padat lain sebagai pendampingASI*porsi sama seperti petunjuk

    Dianjurkan:

    *Jam 08.00 bubur tepung*Jam 12.00 bubur pisanglumat*Jam 17.00 air buah;tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 bubur tepung(ASI diantaranya)

    III 67 bulan*ASI + makanan padat (porsi sesuai petunjuk)

    *Jam 08.00 bubur tepungtelur*Jam 12.00 pisang lumatkacang hijau

    *Jam 17.00 air buah;

    tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 bubur tepung(ASI diantaranya)

    IV 7 bulan1 tahun*ASI + nasi tim (porsi sesuai petunjuk)

    *Jam 08.00 tepung timkasar*Jam 12.00 pisang lumatkacang hijau*Jam 17.00 air buah;tomat, pepaya, apel*Jam 20.00 tim kasar(ASI diantaranya)

    Sumber:4

    Imunisasi

    Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikanimunitas

    protektif dengan menginduksi respons memori terhadap patogen tertentu/toksin denagn menggunakan

    preparat antigen nonvirulen/nontoksik.

    Rute imunisasi.Pemberiak subkutan (SK) atau intramuskular (IM) merupakan rute tersering dan

    terbaik dalam vaksinasi aktif atau pasif untuk menginduksi respons antibodi. Suntikan intravena akan

    mengurangi respons imun. Imunoglobulin disuntikam intravena (IV) kepada penderita dengan

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    22/25

    22

    defisiensi imun humoral seperti hipogamaglobulinemia Bruton. Pemebrian oral digunakan untuk

    imunisasi polio (Sabin) galur (strain) virus yang dilemahkan yang dapat berkembang dalam mukosa

    usus kecil. Subyek yang diimunisasi akan mengeluarkan virus dalam tinja, yang dapat disebarkan ke

    orang lain disamping mengimunisasinya. Pemberian intranasal menginduksi sistem imun yang

    menyerupai pajanan alamiah terhadap patogen yang disebarkan melalui udara dan dapat memberikankeuntungan oleh karena memberikan respons berupa produksi produksi sIgA.5

    Sifat pejamu. Berbagai fakor mempengaruhi respons terhadap imunisasi seperti faktor endogen

    berupa usia, genetik, kesehatan umum dan faktor eksogen berupa infeksi intermiten, status gizi dan

    medikasi. Defisiensi vitamin A dapat mengurangi daya pertahanan pejamu. Untuk keberhasilan

    imunisasi, resipien harus ada dalam keadaan imunokompeten. Mereka yang kurang imunkompeten

    seperti ada infeksi, defek herediter atau mendapat pengobatan dengan obat imunosupresif, tidak hanya

    menunjukkan respons imun buruk, tetapi juga menunjukkan risiko dari bahan vaksin. Hal ini dapat

    terjadi bila digunakan vaksin virus yang dilemahkan.5

    Dosis. Dosis antigen diharapkan tidak mengganggu respons imun. Jumlah berlebihan atau dosis

    berulang akan mengganggu respons imuns. Hal tersebut terutama terjadi terhadap polisakarida

    Imunisasi pasif

    Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain yang telah

    mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang kompeten imun kepadda pejamu yag sebelumnya imun

    inkompeten, disebut transfer adoptif. Imunisasi aktif menginduksi respons imun.5

    Imunisasi pasif buatan

    1. Immune Serum Globulin Nonspesifik (Human Normal Immunoglobulin)

    Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin, hanya diberikan dalam keadaan tertentu kepada penderita

    yang terpajan dengan bahan yang berbahaya terhadapnya dan sebagai regimen jangka panjang pada

    penderita dengan defisiensi antibodi. Jenis imunitas diperoleh segera setelah suntikan, tetapi hanya

    berlangsung selama masa hidup antibodi in vivo yang sekitar 3 minggu untuk kebanyakan bentuk

    proteksi oleh Ig. Imunitas pasif dapat berupa tindakan profilaktif atau terapeutik, tetapi sedikit kurang

    berhasil sebagai terapi. Tergantung dari isi dan kemurnian antisera, preparat dapat disebut globulin

    imun atau globulin imun spesifik.5

    Preparat dibuat dari plasma atau serum yang dikumpulkan dari donor sehat atau plasenta atau

    tanpa memperhatikan sudah atau belum divaksinasi/ dalam atau tidak dalam masa konvalesen suatu

    penyakit. Preparat yang diperoleh harus bebas dari HIV/AIDS, kadar antibodi sekitar 25 kali, stabil

    untuk beberapa tahun dan dapat mencapai puncaknya dalam darah sekitar 2 hari setelah pemberian IM

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    23/25

    23

    (bebrapa preparat cukup aman bila diberikan IV). Meskipun sekarang dalam klinik sering diberikan

    globulin gama imun asal manusia, tetapi antibodi heterolog seperti antitoksin difteri dan antilimfosit

    (serum asal kuda) masih juga digunakan.5

    2. Immune Serum Globulin (ISG) spesifikPlasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sesudah imunisasi atau booster atau

    konvalesen dari suatu penyakit, disebut sesuai dengan jenisnya, misalnya TIG (Tetanus Immune

    Globulin), HBIG (Human B immune Globulin), VZIG (Varicella-Zoster Immune Globulin), ISG

    Hepatitis A, ISG Campak, dan RIG (Rabies Immune Globulin).5

    3. Serum asal hewan

    Serum asal hewan sperti anti bisa ular tertentu, laba-laba, kalajengking yang beracun digunakan untuk

    mengobati mereka yang digigit. Bahayanya adalah penyakit serum.5

    Imunisasi aktif

    Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang

    dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca ekstrim ddan

    nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan suntikan boosterantigen. Baik

    sel T maupun sel B diaktifkan oleh imunisasi. Risiko vaksin yang dilemahkan ialah oleh karena dapat

    menjadi virulen kembali dan merupakan hal yang berbahaya untuk subyek imunokompromis.5

    Vaksin virus

    Respons antivirus adalah kompleks, oleh karena ada beberapa fakor yang berperan seperti tempat virus

    masuk tubuh, tempat virus melekat pada sel, aspek patogenesis infeksi virus, induksi interferon,

    respons antibodi dan CMI. Contohnya vaksin rubela, vaksin influenza, vaksin campak, vaksin

    poliomielitis (vaksin virus matti atau vaksin oral), vaksin hepatitis-B, vaksin hepatitis-A, vaksin

    varisela, vaksin retro, vaksin rabies, dan vaksin papiloma.5

    Vaksin bakteri.

    Respons imun antibakterial meliputi lisis melalui antibodi dan komplemen, opsonasi, fagositosis yang

    diaktifkan dengan eliminasi bateri di hati, limpa dan sel-sel dari sin=stem fagosit makrofag. Contohnya

    vaksin DOMI, vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), vaksin subunit (vaksin eksotoksin/toksoid,

    vaksin polisakarida kapsel, dan vaksin antigen protein rekombinan), dan vaksin konjugat.5

  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    24/25

    24

    Imunisasi pada anak

    Mekanisme proteksi dipengaruhi berbagai faktor. Keadaan nutrisi penyakit yang menyertai dan usia

    akan mempengaruhi kadar globulin atau CMI. In utero, janin biasanya terhindar dari antigen asing dan

    infeksi mikroorganisme, meskipun patogen tertentu (rubela) dapat menginfeksi ibu dan merusak janin.

    Imunitas ibu melindungi janin dengan jalan mengeliminasi mikroba sebelum memasuki uterus, ataumelindungi bayi baru lahir melalui antibodi transplasental atau ASI.4

    Janin dan neonatus belum mempunyai kelenjar getah bening yang berkembang kecuali timus

    yang ukurannya pada waktu lahir sangat besar dibandingkan dengan badan. Janin dapat membentuk

    IgM pada gestasi 6 bulan. Kadar IgM kemudian perlahan-lahan meningkat sampai sekitar 0,1 mg/ml

    serum waktu lahir berarti sekirtar 10% dari kadar IgM orang dewasa. IgG didapatkan dalam janin

    sekitar gestasi bulan ke 2 yang berasal dari ibu. Kadar IgG meningkat dan mencapai puncaknya pada

    sekitar gestasi bulan ke 4.5

    Antibodi ibu disamping memberi perlindungan kepada bayi terhadap berbagai infeksi atau

    toksinnya, dapat pula mengurangi respons terhadap antigen. Misalnya, antibodi anti-campak asal ibu

    ayng ada dalam kadar cukup pada bayi sampai usia 1 tahun akan menghalangi respons bayi tersebut

    terhadap vaksin. Maka vaksinasi campak sekarang dianjurkan untuk diberikan kepada bayi usia 15

    bulan (tidak lagi 12 bulan). Pemberian vaksin campak melalui pernapsan tetap menimbulkan

    peningkatan kadar antibodi, meskipun bayi masihmengandung antibodi asal ibu. Jadi hambatan

    produksi antibodi hanya terjadi bila rute pemberian adalah parenteral.

    Berikut adalah jadwal pemberian imunisasi yang diberikan pada bayi menurut IDAI tahun 2011

    sumber:http://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdf

    http://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdfhttp://www.idai.or.id/upload/Jadwal_Imunisasi_2011.pdf
  • 8/10/2019 Makalah Pribadi PBL Blok 13

    25/25

    Kesimpulan

    Dalam tahap tumbuh kembang anak terutama anak yang berusia dibawah 1 tahun, ada banyak faktor

    yang berperan baik pranatal maupn postnatal. Anamnesis memegang peranan penting dalam

    mendukung pemeriksaan fisis maupun penunjang untuk menegakkan diagnosis pada anak. Pemeriskaan

    antropometrik dengan data yang diperoleh juga turut membantu penegakkan diagnosis padaanak.pmeberian vitamin dan imunisasi memiliki pengaruh yang besar dalam membantu tahap tumbuh

    kembang seorang anak selain pemberian ASI.

    Daftar Pustaka

    1. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. diagnosis fisis pada anak. 2000. Jakarta: PT

    Sagung seto.h.1-34,205-6

    2.

    Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.1995.h.1-17, 71-3

    3. Behrman RE, Kilegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson. Vol.1, edisi ke

    15.Jalarta:EGC.1995. Cetakan 2012.h.83-9

    4.

    Wiryo H. peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan lokall. Jakarta:

    Agung seto.2002.h.90

    5. Baratawidjaja KG, Rengganis I. imunologi dasar. Edisi ke 8. Jakarta: FKUI.2009.h.560-605