makalah kardiovaskuler

54
Makalah Anatomi fisiologi dan pengkajian fisik kardiovaskuler Di susun oleh : Idza Amruhu rochim 1411012001 Afton yazid A 1411012005 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN 2014-2015

Upload: afton-yazid

Post on 04-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kardiovaskuler

Makalah

Anatomi fisiologi dan pengkajian fisik

kardiovaskuler

Di susun oleh :

Idza Amruhu rochim 1411012001

Afton yazid A 1411012005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

2014-2015

Page 2: Makalah kardiovaskuler

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena hanya dengan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini

dengan judul “Anatomi fisiologi dan pengkajian fisik kardiovaskuler” dapat kami

selesaikan dengan baik sebagai persyaratan Akademik untuk memenuhi nilai pada

mata kuliah Sistem Kardiovaskuler pada Program Studi S1 Keperawatan di

Universitas Muhammadiyah Jember.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual. Oleh karena itu pada

kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bpk Cipto susilo S.Pd., S. K. selaku pengajar dimata kuliah system

kardiovaskuler dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dengan tekun dan sabar dalam penyusunan makalah ini.

2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan

dan do’a untuk keberhasilan ini.

3. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Jember yang telah bekerja keras dalam penyelesaian

makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu saran dan kritik demi perbaikan sangat kami harapkan.

Dan semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca

serta perkembangan ilmu keperawatan pada umumnya.

Jember, 2014

Penulis

Page 3: Makalah kardiovaskuler

DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang

B. Tujuan

BAB II Pembahasan

A. Anatomi jantung

B. Curah Jantung

C. Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung

D. Siklus peredaran darah

E. engkajian/pemeriksaan fisik

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah kardiovaskuler

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas

proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem

ini terdiri dari organ penggerak yangdisebut jantung, dan sistem saluran

yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang

mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan jantung

berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan

organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagiantubuh.

Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan

tangan,terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu

selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang

melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung

berkontraksi secara periodik.Otot jantung berkontraksi terus menerus

tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantungmanusia merupakan

kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsangdari

otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

B. Tujuan

1. Mengetahui lebih detil tentang letak anatomi jantung dan bagian-

bagian jantung

2. Mengetahui system vaskuler pada jantung

3. Mengetahui pengakajian pada pemeriksaan fisik jantung

Page 5: Makalah kardiovaskuler

BAB II

Pembahasan

A. Anatomi jantung

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan

dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak)

miring ke sebalah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Letak jantung di

dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior). Sebelah

kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan

pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan IV dua jari di

papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang

disebut iktus kordis.(Pearce. Evelyn.C.2006)

Adapun selaput yang mengitari jantung di sebut pericardium, yang

terdiri atas dua lapis :

Page 6: Makalah kardiovaskuler

- Pericardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang

dada dan selaput paru

- Pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu

sendiri, yang juga disebut epikardium

Diantara kedua lapisan selaput tersebut, terdapat sedikit cairan pelumas

yang berfungsi mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung

saat memompa. Cairan ini disebut cairan pericardium.(Heni dan

Elly.2001)

1. Struktur jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

a. Lapisan luar disebut epikardium atau pericardium viseralis

b. Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium

c. Lapisan dalam disebut endokardium

2. Ruang-ruang jantung

Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis

disebut atrium(serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut

ventrikel (bilik).

Page 7: Makalah kardiovaskuler

a. Atrium

Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan

(reservoir) darah yang rendah oksigen dari seluruh

tubuh. Darah darah tersebut mengalir melalui vena kava

superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang

berasal dari jantung sendiri. Kemudian kemudian darah

di pompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke

paru.

Atrium kiri menerima darah yang kaya akan oksigen

dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis.

Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri, dan

selanjutnya keseluruh tubuh melalui aorta

Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat, yang disebut

septum atrium.

b. Ventrikel

Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot

yang disebut trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang

disebut muskulus papilaris. Ujung muskulus papilaris

dihubungkan dengan tepi daun katup antrioventrikuler oleh

serat-serat yang disebut korda tendinae.

Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan

dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis

Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan

dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta.

Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum

ventrikel. (Heni dan Elly.2001)

3. Katup-katup Jantung

Page 8: Makalah kardiovaskuler

a. Katup atrioventrikuler

Katup yang memisahkan atrium dan ventrikel. Katup yang

terletak diantara atrum kanan dan ventrikel kanan mempunyai

tiga buah daun katup disebut katup Trikuspidalis. Sedangkan

katup mitral atau bikuspidalisn( dua kuspis ) terletak diatrium

dan ventrikel kiri. (Heni dan Elly.2001)

Normalnya, ketika ventrikel berkontraksi, tekanan ventrikel

akan mendorong daun-daun katup atrioventrikularis ke atas ke

rongga atrium. Jika terdapat tekanan cukup kuat untuk

mendesak katup, darah akan disemburkan ke belakang dari

ventrikel ke atrium. Oto papilaris dan korda tendinea

bertanggung jawab menjaga aliran darah tetap menuju ke satu

arah melalui katup atrioventrikularis. Otot papilaris adalah

bundle otot yang terletak disisi dinding ventrikel. Korda

tendinea adalah pita fibrosa yang memanjang dari otot papilaris

ke tepi bilah katup, berfungsi menarik tepi bebas katup dinding

ventrikel. Kontraksi otot papilaris mengakibatkan korda

tendineamenjadi tegang. Hal ini menjaga daun katup menutup

selama sistolik, mencegah aliran balik darah. Otot papilaris dan

korda tendinea hanya terdapat pada katup mitral dan

trikuspidalis dan tidak terdapat di katup semilunaris.(Smeltzer,

Brenda G.Bare.2002)

Page 9: Makalah kardiovaskuler

b. Katup semilunaris

Katup semilunaris terletak diantara tiap ventrikel dan arteri

yang bersangkutan. Katup pulmonal : terletak pada arteri

pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan,

katup antara ventrikel kiri dan aorta dinamakan : katup aorta.

Katup seminularis normalnya di bagi tiga kuspisyang simetris

disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan

sebuah cincin serabut, yang berfungsi dengan baik tanpa otot

papilaris atau korda tendinea. Tidak terdapat katup antara vena-

vena besar dengan atrium. (Smeltzer, Brenda G.Bare.2002)

Adanya katup semilunaris memungkinkan darah mengalir

dari masing-masing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta

selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu

diastole ventrikel. Pembukaan katup terjadi pada waktu

masing-masing ventrikel berkontraksi, dimana tekanan

ventrikel lebih tinggi dari pada tekanan di dalam pembuluh

arteri. Disebalah atas daun katup aorta terdapat tiga buah

penonjolan dinding aorta, yaitu disebut “sinus valsava”. Muara

arteri koronaria terletak pada tonjolan-tonjolan ini. Sinus-sinus

Page 10: Makalah kardiovaskuler

tersebut berfungsi melindungi muara koroner dari penyumbatan

oleh daun katup pada waktu aorta terbuka. (Heni dan

Elly.2001)

4. Pembuluh Darah

a. Arteri

Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang

membawa darah ke seluruh bagian tubuh dan alat tubuh. Arteri

koronaria adalah pembuluh yang menyuplai otot jantung, yang

mempunyai kebutuhan metabolism tinggi terhadap oksigen dan

nutrisi. Jantung menggunakan 70% Sampai 80% oksigen yang

dihantarkan melalui arteri koronaria

Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang besar, yaitu: ramus

desenden anterior dan ramus sirkumpleks, arteri ini melingkari

jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu: sulkus

antrioventrikuler yang melingkari jantung di antara atrium dan

ventrikuler, dan sulkus interventrikuler yang memisahkan

kedua ventrikuler. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian

permukaan posterior jantung merupakan suatu bagian yang

kritis di pandang dari sudut anatomis, tempat ini dikenal

dengan sebutan kruks jantung, dan merupakan salah satu

bagian terpenting dari jantung. Nodus atrio ventrikuler ( Atrio

Ventrikuler Node-AVN) berlokasi pada titik pertemuan ini,

dan pembuluh darah yang melewati kruks tersebut merupakan

pembuluh yang memasok nutrisi AVN.

Arteri koroner kanan berjalan kesisi kanan jantung, pada

sulkus atrio ventrikuler kana. Pada dasarnya arteri koronaria

kanan member makan pada atrium kanan, ventrikel kanan dan

dinding sebelah dalam ventrikel kiri. Ramus sirkumfleks

memberi nutrisi pada atrium kiri dan dinding samping serta

bawah dari ventrikel kiri. Ramus desenden anterior memberi

nutrisi pada dinding depan ventrikel kiri yang massif.

Meskipun nodus SA (Sino Atrial Node –SAN) letaknya

Page 11: Makalah kardiovaskuler

diatrium kanan, tetapi anya 55% kebutuhan nutrisinya di pasok

oleh arteri koronaria kanan, sedangkan 42% lainya di pasok

oleh cabang arteri sirkumfleks kiri.

Nutrisi untuk nodus AV dipasok oleh arteri yang melintasi

kruks, yakni 90% dari arteri koroner kanan dan 10% dari arteri

sirkumfleks.

b. Arteriol

Cabang-cabang paling ujung dari system arteri, berfungsi

sebagai katup pengontrol untuk mengantur pengaliran darah ke

kapiler. Arteriol juga mempunyai dinding yang kuat. Arteriol

mampu kontriksi/ menyempit secara komplit atau dilatasi/

melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga dapat

mengatur aliran darah. Dinding arteriol mengandung sedikit

jaringan elastis dan lebih banyak otot polos. Otot ini dipersarafi

oleh serabut saraf kolinergik yang fungsinya vasodilatas.

Arteriol merupakan penentu utama resistensi/tahanan aliran

darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan

perubahan yang besar terhadap resistensi perifer.

c. Kapiler

Merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya

kira-kira 0,008mm. dindingnya terdiri dari suatu lapisan

endotel. Bagian tubuh yang tidak terdpat kapiler yaitu: rambut,

kuku, dan tulang rawan.

Fungsi kapiler:

Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena

Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan

cairan jaringan

Mengambil hasil-hasil dari kelenjar

Menyerap zat makanan yang terdapat di usus

Menyaring darah yang terdapat di ginjal

Pembuluh darah rambut/kapiler pada umunya meliputi sel-sel

jaringan, oleh karenanya secara langsung berhubungan dengan

Page 12: Makalah kardiovaskuler

sel. Karena dindingnya sangat tipis maka plasmanya dan zat

makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.

d. Vena jantung

Merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari

bagian/alat-alat tubuh masuk kedalam jantung. Distribusi vena

koroner sesungguhnya paralel dengan distribusi arteri koroner.

System vena jantung mempunyai tiga bagian, yaitu:

Vena tebesian merupakan system yang terkecil,

menyalurkan sebagian darah dari miokardium atrium kanan

dan ventrikel kanan.

Vena kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup

berarti, mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel

langsung ke atrium kanan.

Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan system vena

yang paling besar dan paling penting; berfungsi

menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke dalam

atrium kanan melalui ostium sinus koronarius yang

bermuara di samping vena kava inferior.

Berfungsi sebagai jalur transportasi darah dari jaringan kembali

ke jantung. Karena tekanan dalam system vena rendah(0-

5mmHg), maka dinding vena tipis namun berotot dan ini

memungkin vena berkontraksi sehingga memounyai

kemampuan untuk menyimpan atau menampung darah sesuai

kebutuhan tubuh.

e. Venul

Dinding venul sedikit lebih tebal dari pada dinding kapiler.

Venul berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara

bertahap bergabung kedalam vena yang lebih besar.

5. Otot jantung

Otot jantung, tidak seperti otot lurik atau otot polos, mempunyai

periode refraktori yang panjang, pada saat sel tidak dapat

Page 13: Makalah kardiovaskuler

distimulasi untuk berkontraksi. Hal tersebut mmelindungi jantung

dari kontraksi berkepanjangan(tetani). Yang dapat mengakibatkan

henti jantung mendadak. Otot jantung mempunyai cirri-ciri yang

khas, kemampuan berkontraksi otot jantung sewaktu sistol maupun

diastole tidak bergantung pada rangsangan saraf. Konduktivitas

( daya hantar ), kontriksi melalui setiap serabut otot jantung secara

halus sekali dan sangat jelas dalam berkas his.

Ritme, kekuatan gelombang yang dimiliki otot jantung secara

otomatis dengan tidak bergantung pada saraf. Serabut miokardium

memiliki potensial membrane istirahat sekitar -90mV. Tiap-tiap

serabut dipisahkan oleh membrane, tetapi depolarisasi menyebar

melalui serabut-serabut ini secara radial seolah-olah serabut

tersebut merupakan suatu kesatuan(sintisium) karena adanya taut

celah. Potensial aksi transmembran satu sel otot jantung ditandai

oleh depolarisasi cepat, pendataran (plateau)., dan proses

repolarisasi lambat. Depolarisasi awal di timbulkan oleh aliran

masuk Na+ melalui pembukaan kanal Na+ yang cepat.aliran masuk

Ca2+ melalui pembukaan kanal Ca2+ yang lebih lambat

menghasilkan fase datar, dan repolarisasi disebabkan aliran K+

keluar melalui berbagai tipe kanal K+. Perekaman eksternal

keseluruh aktivitas listrik semua serabut oto jantung dilakukan

dengan EKG .(Genong.2008)

B. Curah Jantung

Curah Jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel

selama satu satuan waktu. Curah jantung pada orang dewasa normal

sekitar 5L/menit namun sangat bervariasi, tergantung kebutuhan

metabolisme tubuh. Curah jantung (CO) sebanding dengan volume

sekuncup (SV) kali frekuensi jantung(HR).

CO = SV x HR

Volume sekuncup adalah sejumlah darah yang disemburkan setiap

denyut. Maka curah jantung dapat dipengaruhi oleh perubahan volume

sekuncup maupun frekuensi jantung. Frekuensi jantung istirahat pada

Page 14: Makalah kardiovaskuler

orang dewasa rata-rata 60-80 denyut/menit dan rata-rata volume sekuncup

sekitar 70ml/denyut.

Kontrol frekuensi jantung. Karena fungsi jantung adalah menyuplai

darah ke seluruh jaringan tubuh, maka keluarannya harus dapat berubah

sesuai perubahan kebutuhan metabolisme jaringan itu sendiri. Misalnya,

selama latihan, curah jantung total dapat meningkat sampai empat kali,

sampai 20L/menit. Peningkatan tersebut dapat di capai dengan cara

meningkatkan frekuensi jantung dan volume sekuncup sebanyak dua kali

lipat. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi akibat control reflex yang

dimediasi oleh system saraf otonom , meliputi bagian simpatis dan

parasimpatis.

Kontrol volume sekuncup volume sekuncup terutama ditentukan

oleh tiga factor : (1). Kontraktilitas intrinsic otot jantung, (2) derajat

peregangan otot jantung sebelum kontraksi (preload), dan (3) tekanan yang

harus di lawan otot jantung untuk menyemburkan darah selama kontraksi

(afterload).

Kontratilitas intrinsik adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan

tenaga yang di bangkitkan oleh kontraksi miokardium pada kondisi

tertentu. Kontraksi ini dapat meningkat akibat katekolamin yang beredar,

aktivitas saraf simpati, dan berbagai obat (seperti digitalis) serta dapat

menurun akibat hipoksemia dan asidosis. Peningkatan kontraktilitas dapat

terjadi pada peningkatan volume sekuncup.

C. Denyut Jantung dan Daya Pompa Jantung

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh

system parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut

jantung sekitar 60 hingga 80 denyut/menit. Kecepatan denyut jantung

dalam keadaan sehat di pengaruhi oleh pekrjaan, tekanan darah, emosi,

cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen

meningkat dan pengeluaran karbondioksida juga meningkat sehingga

kecepatan jantung bisa mencapai 150x/menit dengan daya pompa 20-25

liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh

ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak terjadi penimbunan.

Page 15: Makalah kardiovaskuler

Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal

mengimbanginya denga daya pompa jantung maka vena-vena dekat

jantung jadi membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik

dlam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.(anonym,

repository.usu.ac.id)

D. Siklus peredaran darah(Peredaran Darah pada Manusia( Sistem

Transportasi) )

Transportasi adalah proses pengedaran berbagai zat yang diperlukan keseluruh

tubuh dan pengambilan zat-zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan daritubuh. Alat

transportasi pada manusia terutama adalah darah. Di dalam tubuh darah beredar dengan

bantuan alat peredaran darah yaitu jantung dan pembuluh darah.Selain peredaran darah,

pada manusia terdapat juga peredaran limfe (getah bening)dan yang diedarkan melalui

pembuluh limfe. Pada hewan alat transpornya adalah cairan tubuh, dan pada hewan

tingkat tinggi alat transportasinya adalah darah dan bagian-bagiannya. Alat peredaran

darah adalah jantung dan pembuluh darah. Sistem kardiovaskular adalah sistem yang

memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi menuju sel-sel tubuh dan dari

sel-sel tubuh. Sistemini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem

saluran yang terdiridari arteri dan vena.Peredaran darah manusia merupakan peredaran

darah tertutup dan ganda ataurangkap. Peredaran darah tertutup artinya dalam

peredarannya darah selalu mengalirdi dalam pembuluh darah. Peredaran darah ganda

artinya dalam satu kali beredar,darah melalui jantung sebanyak dua kali sehingga

terdapat peredaran darah besar danperedaran darah kecil.

Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju

ke paru-paru, kemudian kembali ke jantung. Pada saat darah beradadi paru-paru, terjadi

pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) secaradifusi. Oksigen dari

udara berdifusi ke darah, sedangkan karbon dioksida dari darahberdifusi ke udara.

Darah yang meninggalkan paru-paru kaya akan oksigen.Kemudian masuk ke atrium

kiri melalui vena pulmonalis.

Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari bilik kiri jantung ke

seluruhtubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Pada saat darah berada

dikapiler, terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen

daridarah berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh

Page 16: Makalah kardiovaskuler

berdifusike dalam darah. Kemudian darah yang miskin oksigen dan kaya karbon

dioksidamenuju vena. Darah dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan melalui

pembuluhbalik besar atas (vena cava superior ) sedangkan darah dari tubuh bagian

bawahmasuk ke atrium kanan melalui pembuluh balik besar bawah (vena cava

inferior ). (http://www.scribd.com/doc/28952802/Peredaran-Darah-Pada-Manusia)

1. Sirkulasi sistemik:

a. Mengalir darah ke berbagai organ

b. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda

c. Memerlukan tekanan permulaan yang besar

d. Banyak mengalami tahanan

e. Kolom hidrostatik panjang

2. Sirkulasi pulmonal

a. Hanya mengalirkan darah ke paru-paru

b. Hanya berfungsi untuk paru-paru

c. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah

d. Hanya sedikit mengalami tahanan

Page 17: Makalah kardiovaskuler

e. Kolom hidrostatik pendek

3. Sikulasi koroner

Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi

yang cukup pada otot jantung. Sirkulasi koroner meliputi seluruh

permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui

cabang-cabang intra – miokardial yang kecil-kecil.

Aliran darah koroner meningkat pada :

a. Aktifitas

b. Denyut jantung

c. Rangsang system saraf simpati

E. Pengkajian dan pemeriksaan fisik

1. Pengkajian temuan fisik

Pengkajian temuan fisik dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh

dari riwayat kesehatan. Informasi dasar diperoleh dari pasien dating. Bagi

pasien jantung akut, pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengukur tanda

vital secara rutin (tiap 4 jam, atau lebih sering bila perlu). Karena perawat

jaga dibagian perawatan akut bertugas selama 24 jam, maka mereka adalah

yang dapat mengetahui pertama kali setiap perubahan yang terjadi.

Perubahan harus diketahui sedini mungkin, sebelum terjadi komplikasi

lebih serius, perubahan arus dilaporkan kepada dokter dan dicatat secara

rinci pada status pasien.

Selain pengkajian keadaan umum pasien, pengkajian jantung harus pula

berisi evaluasi sebagai berikut:

1. Efektivitas jantung sebaagai pompa

2. Volume dan tekanan pengisian

3. Curah jantung

4. Mekanisme kompensasi

Factor yang menunjukkan bahwa jantung tidak mampu berkontraksi secara

memadai atau berfungsi secara efektif sebagai pompa meliputi: penuruna

tekanan nadi, pembesaran jantung, dan adnya murmur dan irama gallop

( bunyi jantung abnormal).

Page 18: Makalah kardiovaskuler

Jumlah darah yang mengisi atriumdan ventrikel serta tekanan yang terjadi

(dinamakan volume dan tekanan pengisian) dapat diperkirakan derajat

distensi vena jugularis (JVD). Dan ada atau tidaknya kongesti paru, edema

parifer, dan perubahan tekanan darah postural yang terjadi pada saat

bangun atau berdiri. Curah jantung dicerminkan oleh frekuensi jantung,

tekanan nadi, tahanan vaskuler perifer, haluaran urin, dan manifestasi

system saraf pusat.

Urutan pemeriksaan berjalan secara logis dari kepala ke kaki, dan bila

telah terlatih dapat dilakukan hanya dalam waktu sekitar 10 menit: (1)

keadaan umum, (2) tekanan darah, (3) nadi,(4) tangan, (5) kepala dan

leher, (6) jantung, (7) paru, (8) abdomen dan (9) kaki serta tangan.

2. Keadaan umum

Observasi tingkat distres pasien tingkat kesadaran harus dicatat dan

dijelaskan. Evaluasi terhadap kemampuan pasien untuk berfikir secara

logis sangat penting dilakukan karena merupakan cara untuk menentukan

apakah oksigen mampu mencapai otak (perfusi otak). Anggota keluarga

terdekat dapat mengingatkan pemeriksa bila ada perubahan tingkah laku

sampai ke yang paling kecil. Catat tingkat ansietas pasien pada status,

disertai setiap factor emosional yang mempengaruhi, perawat harus

mengusahakan agar pasien merasa nyaman sepanjang pemeriksaan.

PENGKAJIAN KLIEN DENGAN GANGGUAN FUNGSI

KARDIOVASKULER

A.   Anamnesa

Yang perlu diungkap dalam wawancara yaitu :

1. Keluhan utama : menanyakan tentang gangguan terpenting yang

dirasakan klien sehingga ia perlu pertolongan. Keluhan tersebut antara lain

: sesak nafas, batuk lendir atau darah, nyeri dada, pingsan, berdebar-debar,

cepat lelah dll.

2. Riwayat penyakit sekarang : menanyakan tentang perjalanan tentang

timbul keluhan sehingga klien meminta pertolongan. Misalnya : sejak

Page 19: Makalah kardiovaskuler

kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut

terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, dimana pertama kali

keluhan timbul, apa yang sedang dilakukan ketika keluhan ini terjadi,

keadan apa yang memperberat atau memperingan keluhan, adakah usaha

untuk mengatasi keluhan ini sebelum meminta pertolongan, berhasil atau

tidakkah usaha tersebut, dll.

3. Riwayat penyakit terdahulu : menanyakan tentang penyakit-penyakit

yang pernah dialami sebelumnya. Misalnya : apakah klien pernah dirawat

sebelumnya, dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami sakit yang

berat, dsb.

4. Riwayat keluarga : menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami

oleh keluarga, serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka

penyebab kematian juga ditanyakan.

5. Riwayat pekerjaan :  menanyakan situasi tempat bekerja dan

lingkungannya.

6. Riwayat geografi : menanyakan lingkungan tempat tinggalnya.

7. Riwayat allergi : menanyakan kemungkinan adanya alergi terhadap

cuaca, makanan, debu dan obat.

8. Kebiasaan social : menanyakan kebiasaan dalam pola hidup, misalnya

minum alcohol atau obat tertentu.

9. Kebiasaan merokok : menanyakan tentang kebiasaan merokok, sudah

berapa lama, berapa batang perhari dan jenis rokok.

Disamping pertanyaan-pertanyaan diatas, maka data biography juga

merupakan data yang perlu diketahui, yaitu : Nama, umur, jenis kelamin,

tempat tinggal, suku dan agama yang dianut oleh klien.

B.   Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari

seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan

pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan

perawatan pasien.

Page 20: Makalah kardiovaskuler

Pemeriksaan fisik kardiovaskuler adalah sebuah proses dari seorang ahli

medis yang memeriksa seluruh bagian tubuh pasien yang berhubungan dengan

jantung dan pembuluh darah.

1. Pemeriksaan kepala dan leher

a.    Raut muka

·   Bentuk mukan: bulat, lonjong dll

·   Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan

·   Tes syaraf dengan menyeringai, mengerutkan dahi untuk memeriksa nervus

V, VII

b.   Bibir

·   Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan TF, TGA, dll

·   Pucat (anemia)

c.    Mata

·   Konjungtiva :

Pucat (anemia)

Ptechie (perdarahan bawah kulit/selaput lendir) pada endokarditis bacterial

·   Sklera

Kuning (ikterus) pada gagal jantung kanan, penyakit hati dll.

·   Kornea

Arkus senilis (garis melingkar putih/abu-abu ditepi kornea) berhubungan

dengan peningkatan kolesterol/penyakit jantung koroner

·   Eksopthalmus

Berhubungan dengan tirotosikosis

·   Gerakan bola mata

Lateral (N. VII), medial (N.III), bawah nasal (N.IV), atas (N.III), dll.

·   Reflek kornea

Kapas disentuhkan pada kornea, maka mata akan terpejam  (N.V)

·   Funduscopy

Yaitu pemeriksaan fundus mata dengan opthalmoscop untuk menilai

kondisi pembuluh darah retina pada penderita hipertensi.

d.   Tekanan Vena Jugularis (jugular Venous Pressure)

Penderita dalam posisi berbaring setengah duduk, kemudian diperhatikan :

Page 21: Makalah kardiovaskuler

Denyut vena jugularis interna, denyut ini tidak bisa diraba, tetapi bisa

dilihat. Akan tampak gelombang a (kontraksi atrium), gelombang c (awal

kontraksi ventrikel-katup tricuspid menutup), gelombang v ( pengisian

atrium-katup tricuspid masih menutup).

Pengembungan Vena, normal setinggi manubrium sterni.

Bila lebih tinggi daripada itu maka berarti tekanan hidrostatik atrium

kanan meningkat, misalnya pada gagal jantung kanan.

e.    Arteri karotis

·      Palpasi :

Berdenyut keras seperti berdansa (pada insufisiensi katup aorta)

Paling tepat untuk memeriksa sirkulasi pada henti jantung

Perlu dibandingkan kiri dan kanan, untuk mengetahui adanya penyempitan

pembuluh darah di daerah itu.

·      Auskultasi

Bising (bruit) pada penyempitan arteri karotis, penyempitan katup aorta.

f.    Kelenjar tiroid

·      Inspeksi

Tengadah sedikit, telan ludah, teliti bentuk dan simetrisnya.

·      Palpasi

Jari telunjuk dan tengah kedua tangan ditempatkan pada kedua sisi isthmus,

pemeriksa berada dibelakang penderita. Jari tengah dan telunjuk meraba

trakea dari atas kebawah, mulai dari tulang krikoid, kemudian meraba-raba

kesamping mulai dari garis tengah trakea setinggi isthmus.

Teliti : bentuk, konsistensi, dan ukurannya.

·      Auskultasi

Bising pada kelenjar tiroid menunjukkan vaskularisasi yang meningkat,

disebabkan oleh hiperfungsi.

g.   Trakea

Pemeriksa berdiri disamping kanan penderita, tempelkan jari tengah pada

bagian bawah trakea. Pada perabaan keatas, kebawah dan kesamping,

kedudukan trakea dapatlah ditentukan apakah ditengah, bergeser

Page 22: Makalah kardiovaskuler

kekanan/kiri. Bila pada tiap denyut jantung trakea terasa tertarik kebawah

(tanda oliver), kemungkinan ad aneurisma aorta atau tumor mediastinum.

2. Pemeriksaan fisik jantung

a. Atrium Kanan

Paling jauh disisi kanan (2 cm disebelah kanan tepi sternum, setinggi sendi

kosto sternalis ke 3 – 6).

b. Ventrikel kanan

Menempati sebagian besar dari proyeksi jantung pada permukaan dada.

Batas bawah adalah garis yang menghubungkan sendi kostosternalis ke 6

dengan apeks jantung.

c. Ventrikel Kiri

Tak begitu tampak dari depan. Daerah tepi kiri atas 1,5 cm merupakan

daerah ventrikel kiri jantung merupakan garis yang menghubungkan apeks

jantung dengan sendi kosto sternalis ke 2 sebelah kiri.

d. Atrium kiri

Letaknya paling posterior, tak terlihat dari depan kecuali sebagian kecil saja yang

terletak di belakang kostosternalis kiri ke 2.

a.    Inspeksi (periksa pandang)

Menentukan :

Bentuk prekordium

Denyut pada apeks jantung

Denyut nadi pada dada

Denyut vena

·         Bentuk prekordium

Normal kedua belah dada simetris

Bila cekung / cembung sesisi berarti ada ppnyakit jantung / paru sesisi

Cekung

Pada perikarditis menahun, fibrosis / atelektasis paru, skoliosis,

kifoskoliosis, akibat beban yang menekan dinding dada (pemahat, tukang

kayu, dll.)

Cembung atau menonjol

Page 23: Makalah kardiovaskuler

Pada pembesaran jantung, efusi perikard, efusi fleura, tumor paru, tumor

mediastinum, skoliosis, atau kifoskoliosis. Penonjolan akibat efusi fleura/ perikard

merupakan penonjolan daerah intern kostalis. Penonjolan akibat kelainan jantung

menahun / bawaan merupakan penonjolan iga.

Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang

atau dalam posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan

misalnya pada stenosis mitral dan pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita.

Memperhatikan bentuk prekordial apakah normal, mengalami depresi atau

ada penonjolan asimetris yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil.

Hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan

kongenital.

Mencari pungtum maksimum, Inspirasi dalam dapat mengakibatkan paru-

paru menutupi jantung, sehingga pungtum maksimumnya menghilang,  suatu

variasi yang khususnya ditemukan pada penderita emfisema paru. Oleh kerena itu

menghilangnya pungtum maksimum pada inspirasi tidak berarti bahwa jantung

tidak bergerak bebas. Pembesaran ventrikel kiri akan menggeser pungtum

maksimum kearah kiri, sehingga akan berada diluar garis midklavikula dan

kebawah. Efusi pleura kanan akan memindahkan pungtum maksimum ke aksila

kiri sedangkan efusi pleura kiri akan menggeser kekanan. Perlekatan pleura,

tumor mediastinum, atelektasis dan pneumotoraks akan menyebabkan terjadi

pemindahan yang sama. Kecepatan denyut jantung juga diperhatikan, meningkat

pada berbagai keadaan seperti hipertiroidisme, anemia, demam.

·      Denyut di apeks jantung (ictus cordis)

Pada umumnya denyut jantung tampak didaerah apeks. Pemeriksaan

dilakukan sambil penderita berbaring atau duduk dengan sedikit membungkuk.

Normal dewasa : terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2 – 3 cm dari garis mid

klavikularis. Daerah yang berdenyut seluas kuku ibu jari. Normal anak : terletak

diruang sela iga ke 4 kiri. Bila denyut berada di belakang tulang iga payudara

besar, dinding toraks tebal, emfisema, efusi perikard maka denyut terseebut tak

tampak.

Page 24: Makalah kardiovaskuler

Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada keadaan patologis, misalnya :

penyakit jantung, skoliosis/kifoskoliosis, efusi fleura, pneumothorak, tumor

mediastinum, abdomen membuncit (asites, hamil, dll.)

·      Denyut nadi pada dada

Timbul denyutan di sela iga 2 kanan aneurisme aorta.

Timbul denyutan di sela iga 2 kiri :dilatasi arteri pulmonalis (PDA,

aneurisme a. pulmonalis), aneurisme aorta desenden.

Retraksi (tarikan kedalam) di prekordium seirama dengan systole pada perikarditis

adesiva, insufisiensi tricuspid/aorta.

·      Denyut vena

Vena didada dan punggung tak tampak denyutannya. Yang kelihatan berdenyut

hanya vena jugularis interna dan eksterna.

b.  Palpasi (periksa raba)

Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan

dilakukan perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal

impulse , normal terletak pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari

garis midklavikular (medial dari apeks anatomis). Pada bentuk dada yang panjang

dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial dari garis midklavikular,

sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis agak ke

lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2.

Bila kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic

lift, systolic heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih

melebar. Getaranan bising yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus

Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa getaran bising di sela iga kiri sternu

Urutan palpasi

·      Teliti denyutan dan getaran (thrill) di prekordium

·      Teliti pergerakan trakea

Denyut Apeks

Normal di sela iga ke 5 (2-3 cm medial garis mid klavikularis). Bisa tak teraba

oleh karena kegemukan, dinding thoraks tebal, emfisema,dll.

Meningkat bila curah jantung besar misalnya pada insufisiensi aorta / mitral

Sedikit meningkat pada hipertensi dan stenosis aorta.

Page 25: Makalah kardiovaskuler

Getaran (thrill)

Bising jantung yang keras (derajat IV/6 atau lebih) akan teraba sebagai getaran

pada palpasi.

Lokasi di sela iga 2 kiri sternum, misalnya pada pulmonal stenosis.

Lokasi di sela iga 4 kiri sternum misalnya pada Ventrikular Septal Depect.

Lokasi di sela-sela iga 2 kanan sternum (basis) misalnya pada Aortik stenosis

Lokasi di apeks -  diastole : pada Mitral Stenosis, sistol : Mitral Insufisiensi.

Getaran tersebut lebih mudah diraba bila penderita membungkuk kedepan,

dengan napas ditahan waktu ekspirasi, kecuali getaran MS yang lebih mudah

teraba bila penderita berbaring pada sisi kiri.

Gerakan Trakea

Anatomi trakea berhubungan dengan arkus aorta, karenanya trakea perlu

diperiksa. Pada aneurisma aorta denyutnya akan menjalar ke trakea, dan

denyutan ini dapat diraba.

Cara : pemeriksa berdiri dibelakang penderita dan kedua jari telunjuk

diletakkan pada trakea sedikit dibawah krikoid. Kemudian larings dan

trakea diangkat ke atas oleh kedua telunjuk itu. Jika ada aneurisma aorta,

tiap kali jantung berdenyut terasa oleh kedua jari telunjuk bahwa trakea

dan laring tertarik ke bawah.

c.    Perkusi (periksa ketuk)

Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang

interkostal III/IV pada garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak

jantung absolut perlu dicari untuk menentukan gambaran besarnya jantung. Pada

kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri dan ke kanan. Dilatasi ventrikel

kiri menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah. Pinggang jantung

merupakan batas pekak jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.

Kardiomegali dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi,

penyakit jantung koroner, infark miokard akut, perikarditis, kardiomiopati,

miokarditis, regurgitasi tricuspid, insufisiensi aorta, ventrikel septal defect sedang,

tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri menyebabkan pinggang jantung merata atau

menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel kanan, batas pekak jantung

melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat jantung

Page 26: Makalah kardiovaskuler

absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung

mengecil bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga

batas jantung dalam keadaan tersebut sukar ditentukan.

d.   Auskultasi (periksa bunyi)

Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat

vibrasi (getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan

kejadian hemodinamik darah dalam jantung.

Alat yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan

chespiece. Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran,

digunakan terutama untuk mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi;

bel type, digunakan untuk mendengar bunyi-bunyi dengan frekuensi yang lebih

rendah.

Beberapa aspek bunyi yang perlu diperhatikan :

a)      Nada berhubungan dengan frekuensi tinggi rendahnya getaran.

b)      Kerasnya (intensitas), berhubungan dengan ampitudo gelombang suara.

c)      Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan

bermacam-macam jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen

bunyi yang terdengar. Selain bunyi jantung pada auskultasi dapat juga

terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang dikenal sebagai

desiran atau bising jantung

Waktu kedua atrium kontraksi darah dialirkan ke dua ventrikel, disebelah

kanan melewati katup tricuspid, sedang disebelah kiri melewati katup mitral.

Kemudian kedua ventrikel berkontraksi dan darah dipindahkan dari ventrikel

kanan ke a. pulmonalis, sedang dari ventrikel kiri ke aorta. Permulaan kontraksi

ventrikel (sistolik) terjadi waktu katup mitral dan tricuspid menutup, dimana

kedua katup ini terbuka selama atrium berkontraksi. Permulaan relaksasi ventrikel

(diastole) terjadi waktu katup aorta dan pulmonal menutup, yang selama ventrikel

berkontraksi tetap terbuka.

Arteri karotis berdenyut segera setelah sistolik ventrikel, kemudian

disusul oleh denyutan a. radialis. Jadi hendaknya denyut a. karotis yang dijadikan

pegangan untuk menentukan sistolik ventrikel.

·      Katup pulmonal

Page 27: Makalah kardiovaskuler

Persambungan iga 3 kiri dengan sternum

·      Katup aorta

Pada sternum, lebih rendah dan lebih medial daripada katup pulmonal.

·      Katup mitral

Pada sternum, dekat batas atas sendi antara iga 4 dengan sternum.

·      Katup tricuspid

Pada sternum (arah menyilang sternum), sesuai garis penghubung proyeksi

katup mitral dengan sendi antara sternum dengan iga kanan ke 5.

Bila ada kelainan jantung proyeksi katup berpindah, misalnya stenosis

mitral maka katup mitral bergerak ke kiri bawah.

Proyeksi katup bukan menunjukkan tempat bunyi jantung yang terdengar

paling keras, meskipun bunyi – bunyi jantung di bangkitkan di sekitar katup

- katup jantung.

Bunyi jantung dibangkitkan oleh kattup :

Mitral : paling jelas terdengar di apeks

Trikuspid : di sternum dekat sendi sternum sela iga 5 kanan

Aorta : pada sendi antara sternum sela iga 2 kanan / apeks

Pulmonal : pada sela iga 2 kiri dekat tepi sternum

Tekhnik auskultasi :

Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa stethoscope terdiri dari 2 bagian

yakni bell dan diapragma. Kualitas stetoskope yang baik mempunyai dua

saluran terpisah yang menghubungkan bagian kepala stetoskope ke masing

– masing bagian telinga.

·      Bell :

Untuk mendengarkan suara yang nadanya rendah. Misalnya BJ 3, BJ 4,

bising mid diastole mitral / tricuspid. Tempelkan dengan penekanan yang

ringan saja pada dinding dada.

·      Diapragma :

Merupakan kepala yang bermembran, digunakan untuk mendengarkan

suara yang nadanya tinggi, misalnya bunyi jantung 1 dan 2, OS (opening

Page 28: Makalah kardiovaskuler

snap), bunyi ejeksi (ejection sound), pericardial friction rub, bising sistolik

dan awal sistolik.

Penting dipahami :

1)      BJ 1 dan BJ 2 yang normal

2)      Belajar memusatkan pendengaran pada BJ 1 dan BJ 2 sendiri – sendiri,

sehingga dapat dibedakan apakah bunyi itu terdengar sebagai satu suara atau

terpisah.

3)      terganggu oleh bunyi jantung

Bunyi jantung  :

BJ 1 : ditimbulkan oleh penutupan katup mitral dan tricuspid

BJ 2 : ditimbulkan oleh penutupan katup aorta dan pulmonal

Normal BJ 1 lebih keras dari BJ 2, tetapi BJ 1 nadanya rendah sedang BJ 2

nadanya tinggi.

Intensitas bunyi jantung 1:

·    Mengeras pada takhikardi oleh karena macam – macam sebab (MS dan lain-

lain)

·    Melemah pada miokarditis, kardiomiopati, infark miokard, efusi perikard,

empisema tumor yang menyelimuti jantung, MI.

Di apeks (daerah katup mitral) – BJ 1 lebih keras daripada BJ 2.

Didaerah katup aorta dan pulmonal – BJ 2 lebih keras daripada BJ 1.

Untuk membedakan BJ 1 dan BJ 2 :

·    Perbedaan intensitas sesuai dengan lokasi tersebut diatas.

·    Singkronisasinya dengan denyut a. karotis.

Intensitas bunyi jantung 2

BJ 2 mengeras pada hipertensi sistemik, hipertensi pulmonal. Tetapi keadaan

dinding dan arus aliran darah dalam arteri bersangkutan ikut menentukan. Bila

dinding lentur dan arus aliran darah ke a. pulmonalis tak deras oleh karena

stenosis, maka BJ 2 dapat melemah meskipun ada hipertensi.

BJ 3 dan BJ 4 yang fisiologik :

BJ 3 : terdengar samar-samar pada awal fase diastolic (BJ 2) – normal pada orang

muda, karena getaran pada otot-otot dan korda tendine katup mitral/tricuspid

waktu ventrikel terisi darah yang deras.

Page 29: Makalah kardiovaskuler

BJ 4 : Umumnya tak terdengar.

Letaknya pada akhir fase diastolic (presistolik), jadi sesaat sebelum BJ 1, timbul

diantara gelombang P dan kompleks QRS dan disebabkan oleh kontraksi otot

atrium.

BJ 1 yang terpisah :

BJ 1 oleh karena penutupan Mitral dan Trikuspid; BJ 2 oleh karena penutupan

katup aorta dan pulmonal. Bila ada selisih waktu yang cukup lama antara

penutupan kedua katup yang bersangkutan, maka BJ 1 dan BJ 2 terdengar

terpisah.

3. Pemeriksaan fisik vaskuler (pembuluh darah)

Pemeriksaan sistem vaskuler (pembuluh darah) mencakup pengukuran

tekanan darah dan pengkajian yang menyeluruh terhadap integritas sistem

vaskuler perifer.

Pemeriksaan vaskuler meliputi :

a.    Tekanan darah

b.   Arteri carotid

c.    Vena jugularis

d.   Arteri dan Vena Perifer

a.    Pemeriksaan Tekanan Darah

 Pengkajian tekanan darah berpengaruh pada penegakan diagnosis, karena

itu perawat perlu lebih spesifik mengetahui pemeriksaan tekanan darah. Perawat

mengauskultasi tekanan darah pada arteri brakealis di kedua lengan. Kebanyakan

pemeriksa menggunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi tekanan

darah tapi bel lebih efektif menghantarkan bunyi korotkoff bernada rendah.

Pembacaan antara kedua lengan bervariasi sebanyak 10 mmhg dan cenderung

lebih tinggi pada lengan kanan catat selalu pembacaan yang lebih tinggi.

Pembacaan sistyolik yang berbeda 15 mmhg atau lebih menunjukkan adanya

ateros klerosis atau penyakit aorta.

 Perawat juga membandingkan tekanan darah pada klien dengan posisi

berbaring, posisi duduk atau berdiri. Biasanya pada saat klien berubah posisi dari

terlentang ke berdiri terdapat sedikit penurunan pada tekanan sistolik dan sedikit

peningkatan pada tekanana diastolic. Penurunan tekanana sistolik lebih dari 15

Page 30: Makalah kardiovaskuler

mmhg menunjikkan adanya hipotensi postural. Klien yang paling berisiko adalah

mereka yang baru saja mendonorkan darah, menderita penyakit system saraf

otonom, atau tirah baring dalam waktu lama.

Teknik pemeriksaan meliputi hal-hal di bawah ini

Palpasi

Cara palpasi dapat dilakukan sebagai berikut :

Hanya untuk mengukur tekanan sistolik.

Manset Spigmomanometer yang dipasang di atas siku tangan

Lengan dipompa dengan udara berangsur-angsur sampai denyut nadi di

pergelangan tangan tidak teraba lagi, kemudian tekanan di dalam manset

diturunkan.

Amati tekanan dalam spigmomanometer

Waktu denyut nadi teraba pertama kali, bacalah tekanan dalam

spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik

Auskultasi

Manset spigmomanometer diikatkan pada lengan atas, stetoskop diletakkan

pada arteri brakialis pada permukaan ventral siku agak bawah manset

spigmomanometer.

Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam spigmomanometer

dinaikkan dengan memompa sampai nadi tidak terdengar lagi, kemudian

tekanan di dalam spigmomanometer diturunkan pelan-pelan.

Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, kita baca tekanan yang

tercantum dalam spigmomanometer, tekanan ini adalah tekanan sistolik.

Suara denyut nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar

sekeras itu sampai saat denyutannya melemah kemudian menghilang sama

sekali. Pada saat suara denyutan yang keras itu menghilang, kita baca lagi

tekanan dalam spigmomanometer, tekanan itu adalah tekanan diastolik.

Tekanan darah diukur saat klien berbaring,. Pada kliern hipertensi perlu

juga diukur tekanan darah saat berdiri.

Kadang-kadang dijumpai masa bisu (auscultatory gap), yaitu suatu masa

dimana denyutan nadi tidak terdengar saat tekanan spigmomanometer

diturunkan. Misalnya denyut petama erdengar pada tekanan 220 mmHg,

Page 31: Makalah kardiovaskuler

suara denyut nadi berikutnya baru terdengar pada tekanan 150 mmHg. Jadi

ada masa bisu pada tekanan pada 220-150 mmHg. Gejala ini sering

ditemukan pada klien hipertensi yang belum diketahui penyebabnya.

b.   Arteri karotis

Arteri karotis mencerminkan fungsi jantung dengan lebih baik

dibandingkan arteri perifer karena posisinya dekat dengan jantung dan

oleh karena itu tekanannya berhubungan dengan yang ada di aorta. Arteri

karotis menyuplai darah yang teroksigenasi kekepala dan leher ,dan

dilindungi oleh otot-otot sternokleidomastoideus. Untuk memeriksa arteri

karotid, perawat memeinta klien duduk atau berbaring telentang dengan

kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat

Pemeriksaan pada arteri karotis meliputi:

·      Palpasi

Arteri karotis tidak hanya mudah di palpasi , yaitu pada bagian medial

otot-otot sternomastoideus. Arteri ini juga memberikan banyak sekali

informasi mengenai bentuk gelombang denyut aorta yang dipengaruhi oleh

berbagai kelainan jantung.

·      Auskultasi

Bising ( bruit ) pada penyempitan arteri karotis menandakan adanya

penyempitan katup aorta

c.    Vena jugularis

Vena yang paling mudah dijangkau adalah vena jugularis interna

dan eksterna di leher. Kedua vena mengalir secara bilateral dari kepala dan

leher ke dalam vena kava superior. Jugularis ekterna terdapat di

permukaan dan dapat dilihat tepat di atas klavikula. Jugularis interna

terletak lebih dalam sepanjang arteri karotid. Normalnya pada saat klien

berbaring pada posisi terlentang, vena jugularis eksterna terdistensi

sehinnga menjadi mudah dilihat. Sebaliknya, vena jugularis biasana

tenggelam pada saat klien berada pada posisi duduk. Tetapi, klien dengan

penyakit jantung dapat mengalami distensi vena jugularis pada saat duduk.

Gambar: cara menentukan JVP (Jugular Venous Pressure=Tekanan Vena

leher). Tinggi bendungan ditarik garis datar sehingga terbaca angka pada

Page 32: Makalah kardiovaskuler

penggaris kemudian ditambah 5 cm maka ketemulah tekanan atrium

kanan (cmH2O). (courtesy: Jennifer A. Taylor)

d.   Pemeriksaan Arteri dan Vena Perifer

Untuk memeriksa sistem perifer, perawat terlebih dahulu mengkaji

keadekuatan aliran darah dan ekstremitas dengan mengukur denyut arteri

dan menginspeksi kondisi kulit dan kuku.

Pada pemeriksaan arteri perifer yang di periksa, antara lain :

·      Nadi radialis

·      Nadi ulnaris

·      Nadi brakialis

·      Nadi femoralis

·      Nadi popliteal

·      Nadi dorsalis pedis

·      Nadi tibialis posterior

Ulnar and radialis artery

Pada pemeriksaan vena perifer, perawat perlu mengkaji status vena perifer

dengan meminta klien duduk dan berdiri. Pengkajian mencakup inspeksi

dan palpasi adanya varises, edema perifer dan flebitis. Varises adalah vena

supervisialis yang mengalami dilatasi, terutama pada saat tungkai berada

pada posisi menggantung. Edema perifer di sekitar area kaki dan

pergelangan kaki dapat menjadi tanda insufisiensi vena dan gagal jantung

kanan. Flebitis adalah inflamasi vena yang umumnya terjadi setelah

trauma pada dinding pembuluh darah, infeksi, imobili yang lama, dan

insersi kateter intravena jangka panjang.

BAB III

Page 33: Makalah kardiovaskuler

Penutup

A. Kesimpulan

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas

proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem

ini terdiri dari organ penggerak yangdisebut jantung, dan sistem saluran

yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang

mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan jantung

berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan

organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagiantubuh.

Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan

tangan,terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu

selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk

mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang

melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung

berkontraksi secara periodik.Otot jantung berkontraksi terus menerus

tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantungmanusia merupakan

kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsangdari

otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

Peredaran darah besar yaitu peredaran darah dari bilik kiri jantung ke

seluruhtubuh, kemudian kembali ke serambi kanan jantung. Pada saat darah berada

dikapiler, terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen

daridarah berdifusi ke sel-sel tubuh sedangkan karbon dioksida dari selsel tubuh

berdifusike dalam darah. Kemudian darah yang miskin oksigen dan kaya karbon

dioksidamenuju vena. Darah dari tubuh bagian atas menuju atrium kanan melalui

pembuluhbalik besar atas (vena cava superior ) sedangkan darah dari tubuh bagian

bawahmasuk ke atrium kanan melalui pembuluh balik besar bawah (vena cava

inferior ).

Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah yang dimulai dari jantung menuju

ke paru-paru, kemudian kembali ke jantung. Pada saat darah beradadi paru-paru, terjadi

pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) secaradifusi. Oksigen dari

udara berdifusi ke darah, sedangkan karbon dioksida dari darahberdifusi ke udara.

Darah yang meninggalkan paru-paru kaya akan oksigen.Kemudian masuk ke atrium

Page 34: Makalah kardiovaskuler

kiri melalui vena pulmonalis.( http://www.scribd.com/doc/28952802/Peredaran-Darah-

Pada-Manusia)

B. Saran

1. Bagi institusi kesehatan

Untuk menunjang perkuliahan yang lebih efektif sebaiknya

menambah referensi yang telah ada dengan yang lebih up date.

2. Bagi mahasiswa keperawatan

Untuk lebih kritis dalam setiap membahas suatu kasus ataupun

scenario yang ada agar wawasan yang dimiliki lebih lua

Page 35: Makalah kardiovaskuler

DAFTAR PUSTAKA

Guyton and Hall. 2000. Medical Physiology. W.B.Saunders Company : New

York

Moehadsjah, O. K. dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid I. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI

Heni Rokhaeni, SMIP, CCRN, dkk. Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler :

Pusat Kesehatan Jantung dan pembuluh Daeah Nasional “Harapan Kita”,

edisi pertama, Jakarta 2001.

Smeltzer, Brenda G. Bare.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8.Vol 2.

Jakarta: EGC

Genong. W.F. 2008.Fisiologi Kedokteran.Edisi 22.Jakarta: EGC

Rogers, James. 2000. Cardiovascular Physiology.

http://www.nda.ox.ac.uk, diakses pada tanggal 2 November 2008.

Bianco, Carl. 2000. How Your Heart Works. 

www.howstuffworks.com, diakses pada tanggal 6 November 2008

Wikipedia Indinesia. 2008. Jantung.

http://id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 2 november 2008.

Medicine and linux. 2008. Pemeriksaan Jantung.

http://medlinux.blogspot.com, diakses pada tanggal 6 november 2008

Ph.D, Klabunde, Richard. 2007. Cardiovascular Physiology Concepts.

http://www.cvphysiology.com, diakses pada tanggal 6 November 2008. 

Lande, Rante dan J.M. Ch. Pelupessy , ___, Bunyi Jantung, Cermin dunia

Kedokteran,

www.google.com, diakses pada tanggal 2 November 2008.

Anonym, http://www.scribd.com/doc/28952802/Peredaran-Darah-Pada-Manusia

Anonym, repository.usu.ac.id