makalah fitopatologi print

Upload: chakie09

Post on 14-Jul-2015

408 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

MAKALAH FITOPATOLOGI

HAMA PENYAKIT TANAMAN YANG DISEBABKAN OLEH PATOGEN TANAMANdiajukan untuk memenuhi tugas kompetensi mandiri dalam mata kuliah Fitopatologi

DISUSUN OLEH : Udhiya Yuliani (NIM: 108095000003)

DOSEN PEMBIMBING: Priyanti, M. Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada waktu sekarang, telah dikenal banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Kenyataan ini akan menyulitkan dalam mempelajari penyakit pada tanaman. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka diadakan klasifikasi penyakit tumbuhan sehingga memudahkan kita untuk mempelajari penyakit tumbuhan menurut kepentingannya masing-masing. sampai sekarang kita telah mengenal berbagai kretaria yang digunakan untuk maksud tersebut. Tumbuhan parasit, jamur parasit, bakteri parasit, virus, mikroplasma, dan nematode parasit merupakan patogen tanaman, sedangkan musuh alami patogen-patogen tersebut dapat berupa jamur, bakteri, virus yang sifatnya hiperparasit bagi patogen itu sendiri. Beberapa patogen yang makroskopis strukturnya dapat dilihat secara langsung pada permukaan tanaman. Golongan gulma seperti tali putri yang menginfeksi banyak tanaman pagar seperti teh-tehan. gulma setan yang menginfeksi tanaman jagung, dan benalu yang banyak menginfeksi pepohonan merupakan contah yang jelas. Beberapa jamur juga menampakan struktur makroskopis pada permukaan pangkal batang pohon yang diserang seperti jamur akar putih pada karet dan jamur lingsi pada pangkal batang kelapa sawit dan berbagai jenis pepohonan (Pracaya. 1996). Akibat dari kerugian penyakit tanaman tersebut tidak saja mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika menyangkut kepentingan masyarakat luas akan mengakibatkan ketenteraman hidupnya terganggu. Dengan demikian perlu selalu diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dibidang produksi pertanian termasuk gangguan yang disebabkan oleh penyakit tumbuhan.

1.2.Tujuan Peuyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami penyakit tanaman yang ditimbulkan oleh patogen tanaman sehingga dapat diketahui pula pencegahan atau cara mengatasi penyakit tanaman yang ditimbulkan.

BAB II ISI 2.1. Patogen Tanaman Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Patogen dapat berupa tumbuhan parasitik, jamur parasit, bakteri parasit, virus, mikoplasma, dan nematode parasit. Patogen menghasilkan keturunan yang sangat banyak di dalam proses reproduksinya, terutama cendawan, bakteri, dan virus. Di samping itu banyak patogen tanaman mempunyai siklus hidup yang singkat sehingga mampu menghasilkan banyak generasi di dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini bersifat polisiklik (beberapa generasi dalam satu musim pertanaman) seperti penyebab penyakit karat, bercak-bercak dan hawar daun yang paling banyak dilaporkan menimbulkan kerusakan yang tiba-tiba dan dalam skala besar. Beberapa patogen tular tanah seperti Fusarium dan Verticillium serta nematode pada umumnya hanya mempunyai 1 sampai 4 generasi dalam satu musim pertanaman. Patogen semacam ini jarang menimbulkan epidemik yang dahsyat pada satu musim pertanaman karena kemampuan reproduksinya yang rendah dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan menyebarnya yang terbatas. Epidemik yang ditimbulkan oleh patogen tular tanah biasanya bersifat lambat dan terbatas cakupannya. Beberapa jenis patogen membutuhkan sepanjang tahun untuk menyelesaikan satu siklus hidup (patogen monosiklik), sehingga hanya menyelesaikan satu siklus penyakit dalam setahun. Inokulum terakumulasi dari tahun ke tahun, sehingga epidemic membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang (Pracaya. 1996). Ada pula patogen yang membutuhan waktu dua tahun atau lebih untuk menyelesaikan siklus idupnya, misalnya penyakit karat cedar apple (2 tahun), penyakit blister rust pada pinus putih (3-6 tahun), dwarf mistletoe (5-6 tahun). Patogen semacam ini menghasilkan inokulum dan menyebabkan serentetan infeksi dalam satu tahun hanya karena adanya generasi tumpang tindih (generasi polietik). Banyak patogen seperti cendawan dan tumbuhan tingkat tinggi (benalu) menghasilkan inokulumnya (spora atau biji) pada bagian permukaan dari kanopi tanaman. Dari sana spora dan biji dapat menyebar dengan mudah ke tempat jauh dan menyebabkan epidemic yang luas. Patogen lainnya seperti bakteri, mikoplasma, virus, dan protozoa memperbanyak diri di dalam jaringan tanaman. Patogen semacam ini tidak akan menyebar tanpa bantuan vector.

Berbagai penyakit penting yang sering menimbulkan epidemik pada area yang luas menyebar atas bantuan vector, misalnya virus ditularkan oleh aphid, mikoplasma oleh wereng. Cendawan (Dutch elm disease), bakteri (layu kubis), dan nematode (layu pinus) ditularkan oleh kumbang. Patogen yang menular melalui air dan angin (terutama cendawan dan bakteri) hampir setiap tahun menyebabkan epidemic yang berat namun pada umumnya terbatas area cakupannya (pertanaman, desa). Patogen yang terbawa benih atau bahan perbanyakan vegetatif (umbi) jika ditanam pada pertanaman dengan varietas rentan, maka besar kemungkinan akan terjadi eidemik dalam pertanaman tersebut, namun tergantung bagaimana efektifnya penyebaran patogen terseut dari tanaman sakit ke tanaman sehat di sekitarnya. Akan tetapi patogen tular tanah pada umumnya tidak mampu menyebabkan epidemic yang seketika dalam luasan area yang besar karena adanya keterbatasan di dalam penyebarannya (Haryono, 2006). Menurut Haryono Semangun (2006), terdapat beberapa kasus kehilangan hasil karena penyakit tumbuhan. 1. Kedelai Penyakit karat (Phakopsora pachyrrizi) Indonesia 40-90% 2. Padi Penyakit bercak coklat (Drechslera oryzae) Bangladesh 50-91%

3. Padi Hoja blanca (daun putih) Cuba, Venezuela, dan Panama 25-50% 4. Jagung Penyakit karat jagung (Puccinia polysora) Afrika barat 40% 5. Kentang Hawar daun kentang (Phytopthora infestans) Seluruh dunia 10% 6. Ubi kayu Mosaik oleh virus Afrika 83.4%

2.2. Contoh Patogen Tanaman 1. Tumbuhan parasitik Tanaman parasit dapat mengganggu pertumbuhan tanaman induk karena tanaman parasit menyerap mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman induk untuk dirinya sendiri yang kemudian menyebabkan tanaman induk tidak mendapatkan zat-zat penting tersebut. Bila dibiarkan maka dapat membinasakan tanaman induk. Tanaman parasit berasal dari benih yang terbawa oleh binatang seperti burung, serangga atau binatang lainnya serta angin. Tanaman yang termasuk tanaman parasit adalah benalu, jamur,

gulma dan lain-lain. Biasanya tumbuh di sekitar atau di tubuh tanaman induk. Tanaman-tanaman tersebut dapat dibasmi dengan menggunakan pestisida sedangkan untuk serangga yang mengganggu pertumbuhan tanaman induk dapat menggunakan insektisida. Tanaman organik menggunakan pembunuh tanaman parasit yang alami dan pupuk organik yang alami dan tidak berbahaya. Bahan makanan organik sebenarnya sangat disarankan namun sayang harganya cukup mahal dan masih belum terjangkau oleh kebanyakan masyarakt Indonesia. Tumbuhan parasitic biasanya mampu menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga yang dihasilkan tanamn inangnya. Tingkat asosiasi tumbuhan parasitic dengan tanaman ada 3 macam, yaitu efifit, hemiparasit dan parasit benar. Contoh tumbuhan parasitic adalah benalu dan tali putri. 7. Jamur (fungi) Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati (eukariotik) biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Jamur adalah organism heterotrof, absortif dan membentuk beberapa macam spora. Berdasarkan jumlah sel per individunya,jamur dibedakan menjadi dua golongan yakni jamur dengan satu sel atau khamir (yeast) dan jamur beneng atau hanya disebut jamur saja. Bagian vegetative parasit biasanya berupa benang-benang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa bercabang atau tidak, tebalnya dapat kurang dari 0.7 m- 100 m ( pada beberapa saprolegniales). Demikian pula seluruh miselium mungkin hanya merupakan dan mempunyai panjang beberapa m, tetapi dapat pula membentuk lapisan atau benang-benang besar yang panjangnya bermeter-meter. Miselium kebanyakan jamur adalah hialin (tidak berwarna). Jika berwarna, maka ini mempunyai pigmen yang menyebabkan warna kelam mirip dengan melanin yang kebanyakan terikat pada dinding sel. Hifa yang membentuk konidium atau yang melindungi alat-alat perkembangbiakan kebanyakan berwarna kelam. Pada prinsipnya hifa jamur dibedakan menjadi hifa senotisis coenocytis) atau hifa tidak bersekat dan hifa seluler atau hifa bersekat. Hifa tidak bersekat terdapat pada jamur-jamur kelas Phycomycetes dan hifa bersekat terdapat pada jamur-jamur klas Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Klasifikasi Jamur

Zygomycota Zygomycota adalah jamur yang disebut demikian karena reproduksinya menghasilkan zigot. Cirinya adalah sebagai berikut: 1. Hifanya tidak bersekat 2. Intinya haploid 3. Berbentuk benang hifa yang umumnya bersekat 4. Multiseluler 5. Bersifat senositik Ascomycota Ascomycota diberi nama demikian karena ia bereproduksi menggunakan askus sebagai alatnya. Jenis ini memiliki paling banyak jenis dibandingkan yang lainnya dan banyak dipakai di industri makanan. Cirinya adalah hifa bersekat dan senositik, bersifat saprofit, parasit, atau bersimbiosis, alat reproduksi disebut askus, dan merupakan uniseluler atau juga multiseluler. Basidiomycota Basidiomycota adalah jamur yang disebut demikian karena memiliki alat reproduksi yang disebut basidiokarp. Cirinya adalah hifa bersekat, bersifat saprofit atau parasit, dapat berbentuk lembaran atau bertudung, tubuh buahnya disebut basidiokarp dengan tudungnya yang disebut basidium, yang mengandung basidiospora Deuteromycota Deuteromycota adalah jamur yang disebut fungi imperfecti (jamur tidak sempurna) karena tidak diketahui reproduksi seksualnya. Jamur ini multiseluler dengan hifa bersekat dan bereproduksi vegetatif dengan konidiospora. Hidup jamur ini bersifat saprofit atau parasit. Jenisnya adalah : 1. Epidermophyton floccosum

2. Microsporium audoini, Trychophyton, dan Epiderophyton 3. Scelothium rolfsii 4. Helmintrosporium oryzae 5. Malassezia furfur 6. Fusarium 3. Bakteri Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal, tidak berklorofil, dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Sebenarnya bakteri termasuk tanaman tetapi tidak berklorofil, tidak berplastida, dan bersel satu berukuran kurang lebih 0.0003-0.025 milimikron, dengan kemampuan berkembangbiak yang sangat tinggi. Bentuknya bermacam-macam ada yang bulat berupa kokus, diplokokus, streptokokus, tetrakokus dan stafilokokus. Batang berupa basilus, diplobasilus, dan streptobasilus, bulat panjang, koma dan spiral. Kulitnya lunak terdiri dari selulosa dan kitin seperti tanaman. Pada bakteri yang menimbulkan kerusakan pada bendabenda hidup dinamakan pathogen atau penyebab sakit. Bakteri pathogen umumnya hanya hidup dalam bentuk sel tubuhnya yang dapat masuk kedalam tubuh tanaman melalui luka-luka. Untuk bakteri yang memanfaatkan benda mati disebut bakteri saprofit yang bias mengeluarkan racun agar bias mengurangi benda tersebut menjadi humus, dan dimanfaatkan oleh tanaman hidup. Adapun bakteri yang kerjasama (simbiose) dengan tanaman adalah bakteri rhizobium yang membentuk bintil-bintil akar. 4. Virus Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan protein disintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan mekanisme sintesis dari sel-sel inang untuk menghasilkan substansi viral (asam nukleat dan protein). Penyerangan virus pada tanaman melalui luka yang dibuat oleh vector karena pelukaan. Gigitan serangga terhadap daun sakit dengan mudahnya membawa virus didalam mulutnya kemudian ditempatkan ke tanaman yang sehat, yang berakibat ikut sakit. Virus merupakan agen

penyebab penyakit yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Hasil pengamatan mikroskop electron, virus dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu berbentuk batang kecil, benang dan bola. Virus hanya dapat bertambah banyak dalam sel yang hidup. Oleh karena hal tersebut maka virus dapat dimasukkan sebagai parasit yang biotrof. Patogen menyerang tumbuhan inang dengan berbagai macam cara guna memperoleh zat makanan yang dibutuhkan oleh patogen yang ada pada inang. Untuk dapat masuk kedalam inang patogen mampu mematahkan reaksi pertahanan tumbuhan inang. Dalam menyerang tumbuhan, patogen mengeluarkan sekresi zat kimia yang akan berpengaruh terhadap komponen tertentu dari tumbuhan dan juga berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme tumbuhan inang. Beberapa cara patogen untuk dapat masuk kedalam inang diantaranya dengan cara mekanis dan cara kimia. Cara mekanis yang dilakukan oleh patogen yaitu dengan cara penetrasi langsung ke tumbuhan inang. Dalam proses penetrasi ini seringkali dibantu oleh enzim yang dikeluarkan patogen untuk melunakkan dinding sel (Sastrahidayat, dkk., 1990). Pada jamur dan tumbuhan tingkat tinggi parasit, dalam melakukan penetrasi sebelumnya diameter sebagian hifa atau radikel yang kontak dengan inang tersebut membesar dan membentuk semacam gelembung pipih yang biasa disebut dengan appresorium yang akhirnya dapat masuk ke dalam lapisan kutikula dan dinding sel. Dengan cara kimia yaitu dengan pengaruh patogen terhadap tumbuhan inang hampir seluruhnya karena proses biokimia akibat dari senyawa kimia yang dikeluarkan patogen atau karena adanya senyawa kimia yang diproduksi tumbuhan akibat adanya serangan patogen. Substansi kimia yang dikeluarkan patogen diantaranya enzim, toksin, zat tumbuh dan polisakarida. Dari keempat substansi kimia tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda terhadap kerusakan inang. Misalnya saja, enzim sangat berperan terhadap timbulnya gejala busuk basah, sedang zat tumbuh sangat berperan pada terjadinya bengkak akar atau batang. Selain itu toksin berpengaruh terhadap terjadinya hawar. Spora juga cara pathogen untuk menyerang tanamn. Spora dari berbagai penyakit tanaman menyebar dalam area yang sangat luas melalui angin. Kebanyakan patogen yang menimbulkan epidemic yang hebat disebabkan oleh patogen seperti ini.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Patogen adalah organisme penyebab penyakit tanaman. Patogen dapat berupa tumbuhan parasitik, jamur parasit, bakteri parasit, virus, mikoplasma, dan nematode parasit. Patogen menghasilkan keturunan yang sangat banyak di dalam proses reproduksinya, terutama cendawan, bakteri, dan virus.

3.2. Saran Perlu dilakukan banyak penelitian lagi untuk mengetahui lebih banyak mengenai pathogen tanaman agar dapat diketahui pula cara mengatasi penyakit tanaman yang diakibatkan oleh pathogen tanaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Buku3. Bayumedia Publishing. Abadi, A. L. 2005. Permasalahan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu Untuk Pengelolaan Penyakit Tumbuhan Di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Penyakit Tumbuhan pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Martoredjo Toekidjo. 1983. Ilmu Penyakit Lepas Panen. Ghalia Indonesia : Jakarta. Pracaya. 1996. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Indonesia Press. : Jakarta Sastrahidayat, Ika Rochidjatun. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional : Surabaya. Semangun, Haryono. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Triharso. 1994. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gajah Mada. Universitas Press. Yogyakarta.