lporan pkl

89
“PROYEK PEMBANGUNAN SILO AND PACKING PLANT SEMEN TONASA LAPUKOROLLYN DARYATMAN – E3A1 10 041 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil . Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Universitas bagi mahasisawa tingkat III semester VI, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh studi akhir. Praktek Kerja Lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung dan mampu mengaitkannya dengan teori dan praktek yang di dapat di bangku kuliah. Selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan, di samping melakukan pengamatan langsung juga sedapat mungkin ikut aktif di lapangan, sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan skill dan kemampuan serta profesionalisme kinerja. Dengan demikian akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri manusia tersebut serta diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreatifitasnya di lapangan. Dalam praktek kerja lapangan ini penulis mendapatkan

Upload: rollyn-granat

Post on 18-Nov-2015

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

civil

TRANSCRIPT

BAB

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil . Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Universitas bagi mahasisawa tingkat III semester VI, dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menempuh studi akhir. Praktek Kerja Lapangan adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, sehingga mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung dan mampu mengaitkannya dengan teori dan praktek yang di dapat di bangku kuliah. Selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan, di samping melakukan pengamatan langsung juga sedapat mungkin ikut aktif di lapangan, sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan skill dan kemampuan serta profesionalisme kinerja. Dengan demikian akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri manusia tersebut serta diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kreatifitasnya di lapangan. Dalam praktek kerja lapangan ini penulis mendapatkan kesempatan untuk mengamati secara langsung sekaligus mengembangkan kreatifitas pada pembangunan Silo and Packer Plant Tonasa.Penyelenggaraan proyek konstruksi suatu bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen proyek tertentu. Tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari besar biaya yang efisien, waktu yang singkat dan tepatnya kualitas produk yang dicapai. Dalam penyelenggaraan konstruksi, 3 faktor tersebut merupakan bahan pertimbangan yang saling berkaitan karena menyangkut keberhasilan suatu proyek.Konstruksi secara umum di terjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan, jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur, (Wells,1986). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.Unsur input dari proyek konstruksi diantaranya man (tenaga kerja), money (biaya), methods (metode), machines (peralatan), materials (bahan) dan market (pasar), semua unsur tersebut perlu diatur sedemikian rupa sehingga proporsi unsur unsur yang menjadi kebutuhan dalam proyek konstruksi tersebut dapat tepat dalam penggunaanya dan proyek dapat berjalan secara efisien. (Hermiati,2007).

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Selama melaksanakan Kerja Praktek Lapangan selama 45 hari mahasiswa diharapkan:1. Dapat mengetahui kondisi pekerjaan di lapangan secara langsung dan nyata, dan juga lebih mengenal keadaan yang sesungguhnya.2. Menambah wawasan mengenai dunia konstruksi. 3. Mengetahui teknikteknik pelaksanaan konstruksi.4. Mengetahui tata cara pengelolaan proyek dan administrasinya.5. Mendapatkan pengalaman di lapangan yang tidak didapat di bangku kuliah.6. Dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan. 7. Untuk memenuhi tugas studi sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Haluoleo .

1.3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan 1.3.1 Bagi Universitas Mempererat dan meningkatkan kerja sama antara Universitas sebagai lembaga pendidikan dengan industri konstruksi serta untuk memperkenalkan pendidikan di Universitas.1.3.2 Bagi Mahasiswa 1. Memperoleh bekal pengetahuan dan menambah cakrawala pandang dalam dunia industri konstruksi sipil secara nyata sebelum akhirnya terjun ke lapangan.2. Menambah informasi actual mengenai dunia konstruksi dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

1.3.3 Bagi Industri KonstruksiDengan adanya Praktek Kerja Lapangan, industri konstruksi akan mendapatkan masukan masukan yang dapat diterima di lapangan dan berguna untuk industri konstruksi.

1.4. Lokasi Prakyek Kerja LapanganPada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) proyek Pembangunan Silo And Packer Plant Sement Tonasa ini berlokasi di kelurahan Lapuko Kecamatan Moramo, Kab. Konawe Selatan

1.5. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja LapanganSeuai dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh Program Studi D- III Teknik Sipil UNHALU Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 24 Februari 2013 sampai dengan 9 April 2013 atau tepatnya selama 45 hari.

1.6. Ruang Lingkup Laporan Mengingat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini yang cukup singkat maka penulis membatasi obyek pengamatan dan masalah yang meliputi:1.Pengamatan Umum Berisi tentang latar belakang proyek, maksud dan tujuan proyek, lokasi proyek, struktur organisasi proyek, metode pembayaran, jenis kontrak, dan pengendalian mutu.2.Pengamatan KhususMeliputi pelaksanaan pekerjaan secara khusus selama praktek berlangsung yaitu tentang pekerjaan pondasi Tiang Pancang dan Pile cap.1.7. Metode Pengumpulan DataPada penulisan laporan ini di jelaskan uraian umum serta uraian detail, yang dilengkapi dengan keteranganketerangan teknis yang didapat dari berbagai pihak, sehingga diperoleh gambaran mengenai proyek ini.Dalam penyusunan dan pengkajian Laporan Kerja Praktek ini menggunakan metode deskriftif yang berdasarkan pada :1. Studi Lapangan Pengamatan langsung dilapangan. Tanya jawab dengan pelaksana proyek. Penjelasan direksi pengawasan proyek. Pedoman dari rencana kerja dan syaratsyarat pekerjaan (RKS) dan Job Mix Formula (JMF)2. Studi Pustaka Menganalisa secara konteks data dan masalah yang diperoleh dilapangan untuk mengkonstruksikannya dalam suatu kesimpulan. Menganalisa masalah yang ditimbulkan.

1.6. Sistematika PenulisanSistematika penulisan ini disusun bab demi bab yang dimana tiap-tiap bab dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang akan diuraikan lagi. Hal ini dimaksudkan agar setiap permasalahan yang akan dibahas dapat segera diketahui dengan mudah. Adapun penguraiannya sebagai berikut :BAB I PENDAHULUANDalam bab ini diuraikan latar belakang, tujuan pelaksanaan proyek, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan juga sistematika penulisan. Adapun dalam bab ini diberikan penjelasan secara umum dari garis besarnya.BAB II TINJAUAN UMUM PROYEKPembahasan dalam bab ini adalah mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas serta ruang lingkup usaha perusahaan baik sebagai pemilik, kontraktor maupun sebagai konsultan. Pengorganisasian merupakan suatu sistem yang harus dimiliki suatu proyek oleh karena itu, dalam bab ini dijelaskan struktur-struktur organisasi yang diperlukan serta tugas dan kewajiban setiap jabatan.BAB III PELAKSANAAN PENGAWASANPelaksanaan Pengawasan dalam bab ini membahas tentang proses pengawasan pelaksanaan pekerjaan secara umum dan pengendalian mutu pekerjaan yang dilakukan di lapangan . BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini hanya membahas tentang tugas khusus pelaksanaan Pondasi pekerjaan silo and packer plant semen tonasa. Meliputi proses pemancangan pondasi tiang pancang dan proses pelaksanaan pekerjaan Pile CapBAB V KESIMPULAN DAN SARANDalam bab penutup berisikan kesimpulan dari materi yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan pada bab ini ditulis saran demi kesempurnaan dan perbaikan bagi semua pihak.

BAB IITINJAUAN UMUM PROYEK2.1. Sejarah PerusahaanPT. Praba Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang General Contractor berskala nasional yang berdiri sejak 1987. Dengan semakin pesatnya perkembangan departemen pemborongan pada PT. Praba Indopersada (General Contractor), maka diputuskan untuk menjadikan Departemen ini menjadi sebuah badan usaha yang mandiri. Badan usaha ini bergerak dibidang Inspratuktur Bangunan terutama pada bidang struktur. PT. Praba Indopersada (General Contractor) ini resmi berdiri pada tanggal 29 Maret 1987. berdasarkan akte notaris No. 90 dan disahkan oleh menteri Kehakiman RI, diumumkan dalam berita acara negara No. 92 tanggal 23 Maret 1988. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik pasca ekonomi delapan tahun yang silam, membuat bertambah banyaknya kontraktor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Hal ini tentu saja menjadikan persaingan dibidang jasa konstruksi yang semakin ketat. Untuk itu agar tetap eksis PT. Praba Indopersada (General Contractor) yang telah berusaha mendapatkan dan menerapkan sistem standarisasi mutu yang diakui secara internasional agar menjadi kontraktor terkemuka yang disegani karena mutu pelayanannya 2.2. Gambaran Umum Proyek Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang makin meningkat, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup semua lapisan masyarakat. Pembangunan itu meliputi pembangunan sarana dan prasarana fisik yang dapat dilihat dari keberhasilan dalam penyediaan kebutuhan manusia yang diantaranya pembangunan pemukiman, pertokoan, perkantoran, sarana irigasi dan transportasi dan lain sebagainya. Dengan disediakan sarana industri berupa Silo and Packer Plant Tonasa untuk karyawan oleh PT. Tonasa Portlan Cement,dapat meningkatkan kualitas karyawan saat melakukan pekerjaan. Serta dapat memberikan kontribusi untuk PAD dan membantu penyerapan tenaga kerja lokal.

2.3. Struktur Organisasi ProyekOrganisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama sama dengan kemampuan dan keahlianya masing masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat waktu serta dengan kualitas tinggi.Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk proyek - proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan yang disebut manajemen konstruksi ( MK ) yang bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer. Setiap unsur pengelola proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sesuai dengan kedudukan dan kegiatan yang dilakukan.

Gambar 2.1 Struktur organisasiAdapun tugas dari tiap unsur pengelola proyek adalah sebagai berikut :a. Branch directorAdalah pemegang saham atau pemilik proyekb. General manager Bertugas mengontrol perkembangan proyek dan kesejahteraan karyawan.c. Pelaksana Project managerMemiliki kewenangan penuh terhadap proyek seperti progrees kerja kepada atasan (GM) memiliki hak untuk memberhentikan dan menerima karyawan lapangan, meneruskan aspirasi dari proyek kepada atasan (GM) yang menyangkut material proyek, kesejahteraan, dan kesehatan. Site managerMemiliki tugas untuk mengkoordinasi karyawan lapangan dan bertanggung jawab mengenai progrees proyek terhadap PM dan Owner dalam hal ini owner dwakili oleh konsultan pengawas, namun di PT. Praba Indopersada Site manager proyek akan bertanggung jawab atas progrees proyek kepada konsultan pengawasan dalam hal ini pada PT. Sinar Jaya, mengajukan shop drawing kepada konsultan pengawas dengan tembusan kepada konsultan perencana. Site engineerMemiliki tugas antara lain :1. Sebagai wakil SM2. Mnghitung volume material pekerjaan3. Mengoreksi off name yang di ajukan oleh subkon4. Menghitung konversi tulangan5. Membuat dan mengajukan shop drawing QCBertugas untuk membuat approval material, mengajukan approval material kepada konsultan pengawas, mengoreksi hasil pekerjaan sesuai standart pekerjaan yang telah di tetapkan, membuat laporan uji beton, membuat mix design apabila pengecoran tidak menggunakan ready mix. SupervissorPada PT. Praba Indopersada supervissor bertugas membuat permit setiap hari, mengawasi kinerja subkon, memberi pengarahan kepada subkon, membuat PB (permintaan barang) yang disetujui oleh SM. ForemanMemiliki tugas untuk membantu pekerjaan supervissor dalam hal pengawasan dan menjalankan perintah dari supervissor dalam hal ini foreman di proyek New handil office memiliki pekerja tersendiri di luar pekerja harian subkon untuk melaksanakan perintah dari supervissor, SE, SM, PM, dan HSE melalui foreman. SurveyBertugas untuk membuat marking atau patokan kerja lapangan yang berhubungan dengan elevasi, AS dan jalur. SubkonMerupakan bagian pelaksana yang mengikuti perintah dari foreman, supervissor, SM, SE, dan SM.d. Administrasi dan gudang Admin projectBertugas mengatur keuangan proyek, membuat laporan keuangan proyek. LogistikMelakukan pembelian barang, mengawasi pengambilan barang, membuat laporan material.e. Safety Safety bertugas untuk menganalisa dan meminimalisasi kecelakaan kerja, melakukan inspeksi alat, membuat laporan kecelakaan kerja ke PT. Praba Indopersada, membuat laporan inspeksi dan di berikan ke PT. Praba Indopersada, melakukan toolbox meeting setiap pagi sebelum para pekerja harian melakukan aktifitas pekerjaan, mengawasi pekerja lapangan menyangkut K3, melakukan safety drill,

2.4. Data data ProyekTahapan penyelenggaraan proyek pembangunan secara menyeluruh dimulai dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai dengan pemanfaatannya harus dikerjakan secara sistematik. Di dalam proses atau tahapan ini terdapat bermacam-macam unsur pendukung yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur yang membentuk suatu ikatan kerjasama dimana masing-masing mempunyai peranan, fungsi dan tanggung jawab yang jelas. Tujuan yang hendak dicapai pada dasarnya adalah efisiensi yang optimum dari tenaga, waktu dan biaya proyek terhadap hasil yang diperoleh. Data-data umum dan data-data teknis sangat diperlukan demi penyelenggaraan proyek yang efektif, detail dan menyeluruh.

2.5. Data Umum ProyekData umum pembangunan Silo and Packer Plant Semen Tonasa adalah sebagai berikut.1. Nama Proyek: Pembangunan Silo and Packer Plant Semen Tonasa2. Pemilik Proyek: PT. Semen Tonasa Tbk.3. Nomor Kontak: 8400000153/ZT054. Perencana Proyek a. Arsitek: Praba Indopersada (General Contractor)b. Struktur: Praba Indopersada5. Kontraktor: PT. Praba Indopersada (General Contractor)6. Waktu Pelaksanaan: 240 hari kalender ( 8 Bulan)7. Lokasi Proyek: Kel. Lapuko Kec. Moramo Kab. Konawe Selatan Prov. Sulawesi Tenggara8. Status: Tahap pengerjaan Pondasi Slop, dan Pile Cap9. Sumber dana: PT. SemenTonasa (Persero) Tbk

Proyek Pembangunan Silo and Packer Plant Tonasa berlokasi di Kel. Lapuko Kec Moramo Adapun batas - batas areal proyek adalah sebagai berikut. a. sebelah utara: Desa Ponambeabarata Kec. Moramo b. sebelah barat : Desa Landipo Kec. Moramo c. sebelah timur : Desa Tambolosu Kec. Laonti d. sebelah selatan : Desa Lambo Kec. MoramoSelain data teknis struktur, berikut ini adalah denah lokasi proyek Pembangunan Silo and Packer Plant Tonasa :

Gambar 2.2 Denah Lokasi Proyek 2.5. Data teknis proyek bangunan Proyek Pembangunan Silo and Packer Plant ini terdiri dari pembangunan struktur bawah dan struktur atas. Dalam kerja praktek ini penulis meninjau struktur bawah yakni pada pekerjaan Pondasi Tiang Pancang, dan pile cap pada pembangunan Sila dan Packer. Adapun data teknis pembangunan proyek ini adalah sebagai berikut :a. Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang pada pembangunan Silo and Packer Plant ini menggunakan mutu beton K500 dengan jumlah titik pancang 190 titik untuk Pondasi Silo dan 34 titik untuk Pondasi Packer yang memiliki dimensi 60 cmb. Pile CapPada proyek pembangunan Silo and Packer Plant ini dipakai pile cap dengan dimensi yang berbeda-beda dan penggunaan tulangan yang juga berbeda menurut kebutuhan dan perhitungan beban. Mutu beton yang digunakan adalah K400, dengan mutu baja setara mutu U-37 (fy = 3700 kg/cm2). Diameter tulangan utama D25 dan D13 untuk sengkang.c. Plat lantaiLantai kerja pada Silo and packer plant ini menggunakan M10-200 dan K250 untuk betonnya untuk dengan ketebalan plat lantai 5 cm.

2.6 Unsur Pengelola Proyek dan Hubungan KerjaManajemen proyek merupakan kemampuan untuk mendapatkan suatu tujuan dengan pemilihan metode pelaksanaan yang sesuai dan tepat melalui kegiatan beberapa kelompok yang mempunyai ikatan koordinasi untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia melalui tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Manajemen yang baik akan mengatur unsur-unsur pengelola proyek dengan tepat dan proporsional sehingga memiliki hubungan kerja yang teratur dan lancar.

2.6.1 Pemberi tugas (Owner)Pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Tugas dan wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut ini.a. Menunjuk penyedia jasa.b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.c. Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.d. Menyidiakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.e. Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa.f. Ikut mengawasi jalanya pelaksanaan pekerjaan.

2.6.2 Konsultan Perencana (Designer)Perencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan lengkap dari pekerjaan suatu bangunan. Perencana dapat berupa perorangan atau kelompok yang berbadan hukum yang bergerak di bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Pada Proyek Pembangunan Silo And Packer Plant Semen Tonasa yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah PT. Praba Indopersada, Kewajiban dan wewenang perencana adalah :a. Membuat perencanaan lengkap, meliputi gambar, rencana kerja dan syarat-syarat hitungan struktur beserta perencanaan anggaran dan biaya yang harus mendapat persetujuan pemilik proyek.b. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas tentang perencanaan pekerjaan dan membantu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pelelangan.c. Merencanakan bahan dan alat yang digunakan sesuai peraturan dan syarat yang ada serta memberikan metode yang harus ditetapkan dalam pelaksanaan.d. Memberikan saran, usulan dan pertimbangan kepada pengawas dan kontraktor apabila terjadipermasalahan-permasalahan dilapangan dalam bidang arsitektur, struktur konstruksi dan mekanik/elektrik.e. Menghadiri rapat evaluasi dan koordinasi pengelola proyek.f. Berhak melakukan pengujian suatu pekerjaan secara khusus untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak melalui konsultan pengawas.

2.6.3 Konsultan pengawasKonsultan pengawas adalah suatu badan atau perorangan yang ditunjuk khusus untuk mewakili pemberi tugas dalam mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan supaya hasil pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan isi dokumen kontrak yang telah disepakati. Namun dalam proyek Pembangunan Silo and Packing Plant ini Yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT.Sinar Jaya. Adapun tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah sebagai berikut ini. a. Membimbing dan mengadakan pengawasan dalam pelaksanaan pekerjaan.b. Mengatur dan meneliti Meneliti pembayaran angsuran biaya pelaksanaan pekerjaan. Membuat gambar-gambar tambahan atau revisi jika perlu memeriksa dan memperbaiki gambar-gambar kerja yang dibuat kontraktor. Meneliti laporan pekerjaan yang diberikan oleh kontraktor yang berupa laporan harian,mingguan dan bulanan.c. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu material yang akan digunakan dalam proyek.d. Menolak pelaksanaan pekerjaan apabila bahan yang dipakai dan cara pelaksanaan pekerjaan tidak memenuhi syarat.e. Menyusun berita acara rapat yang telah dikoordinasikan pada saat rapat koordinasi antar unsur pengelola proyek.f. Memberikan saran-saran yang menyangkut masalah yang timbul dalam pelaksanaan dan memonitor waktu pelaksanaan agar sesuai dengan yang telah direncanakan.

2.6.4 Pelaksana (Kontraktor)Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.Tugas, kewajiban dan wewenang tim pelaksana adalah sebagai berikut ini.a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar rencana, risalah pekerjaan, peraturan dan syarat-syarat.b. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.c. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang harus disetujui oleh pengawas disertai keterangan mutu bahan, alat dan hasil test laboratorium.d. Selalu berkonsultasi dan memberitahukan masalah yang timbul dilapangan kepada perencana danpengawas.e. Menyelesaikan dan menyerahkan hasil pekerjaan.f. Menerima pembayaran sesuai dengan perjanjian.g. Membuat jadwal kerja.h. Menyerahkan pekerjaan kepada pemilik proyek apabila pekerjaan telah sesuai secara keseluruhan.i. Menjamin pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak1.7. Metode Penjadwalan.1. Bar Chart.Abrar Husen (2010) menjelaskan bahwa bar Chart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebagai reprentasi dari durasi setiap kegiatan. Barc Chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai perkerjaan yang dapat diselesaikan dalam satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar cahart diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masing masing pekerjaan tersebut.Format bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana. Bagan balok terdiri atas sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu x menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu atau bulan sebagai durasinya.Lamanya waktu ini diperkirakan dari data data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan dibuat secara paralel tanpa mengabaikan cash flow dari biaya. Bar Chart dilengkapi dengan kurva S untuk membandingkan lamanya suatu pekerjaan dengan bobot pekerjaan.

2. Kurva S atau Hannum Curva.

Abrar Husen (2011) menyatakan bahwa kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek sejak awal hingga akhir proyek.Kurva S dapat menunujukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang dipersentasekan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek.Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal.Tetapi informasi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misalnya dengan metode bagan balok yang dapat digeser-geser dan Network Planning dengan memperbaharui sumberdaya maupun waktu pada masing-masing kegiatan.Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing- masing kegiatan suatu priode diantara durasi proyek digambarkan ke sumbu vertical sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S.Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.Untuk mementukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran keseluruhan, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

BAB IIITINJAUAN PELAKSANAAN PENGAWASAN3.1.Gambaran Umum3.1.1. Sejarah Singkat Silo and Packing Plant Semen TonasaPabrik Silo and Packing Plant Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkajene Kepulauan Propinsi Sulawesi Selatan. Letaknya kurang lebih 60 km sebelah utara Kota Makassar dan didirikan berdasarkan Tap. MPRS RI No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960.

3.1.2. Pembangunan Sarana PenunjangUntuk membantu kelancaran operasi produksi dan pemasaran Semen Tonasa di Kawasan Timur Indonesia, maka pada tahun 1995 PT. Semen Tonasa mulai membangun unit pengantongan semen atau terminal Packing Plant di beberapa daerah pelabuhan di Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, antara lain:1. Packing Plant Bitung (Sulawesi Utara)2. Packing Plant Makassar (Sulawesi Selatan)3. Packing Plant Ambon (Maluku)4. Packing Plant Celukang Bawang (Bali)5. Packing Plant Samarinda (Kalimantan Timur)6. Packing Plant Banjamasin (Kalimantan Selatan)7. Packing Plant Palu (Sulawesi Tengah)

P.Plant BitungKapasitas 300.000 ton/thnP.Plant MakassarKapasitas 600.000 ton/thn

P.Plant BaliKapasitas 600.000 ton/thnP.Plant AmbonKapasitas 300.000 ton/thn

P.Plant BanjarmasinKapasitas 300.000 ton/thnP.Plant BanjarmasinKapasitas 300.000 ton/thn

P.Plant PaluKapasitas 150.000 ton/thn

Dengan adanya unit pengantongan semen di daerah, hambatan pemasaran PT Semen Tonasa seperti keterlambatan pengiriman semen dapat diatasi dengan baik. Oleh itu, PT Semen Tonasa juga membangun Silo And Packing Plant Lapuko Sulawesi Tenggara yang dikerjakan oleh PT. Praba Indopersada (General Contractor).

3.2. Manajemen ProyekManajemen Proyek adalah proses melingkupi, merencanakan, menyediakan staf, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengontrol pengembangan sebuah system yang dapat diterima dengan biaya minimal dan selama jangka waktu tertentu sehingga dapat berjalan dengan baik, selesai tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.Wulfram I. Ervianto (2002) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan sebuah proyek, hubungan kerja antara unsur-unsur organisasi yang terlibat dapat berupa hubungan kerja secara teknis dan hukum. Secara teknis, hubungan kerja ini merupakan hubungan tanggung jawab pihak pihak yang terlibat dalam suatu proyek.Dalam hal ini semua masalah teknis perencanaan diserahkan oleh pemilik proyek kepada konsultan perencana. Berdasarkan penunjukan pengawas oleh pemilik proyek, maka seluruh teknis pengawasan diserahkan kepada pengawas.Jika terdapat suatu masalah teknis yang perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat menghubungi langsung kepada pelaksana melainkan harus melalui konsultan pengawas. Dalam pelaksanaan dilapangan pengawas memiliki kuasa untuk menegur pelaksana apabila pekerjaan yang dilaksanakannya menyimpang dari bestek.

3.3. PEKERJAAN PERSIAPAN 3.3.2. Standar Standar Yang BerlakuSemua pekerjaan dalam kontrak ini selain harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI) dan peraturan-peraturan nasional maupun peraturan setempat lainnya yang berlaku juga harus memenuhi persyaratan untuk jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan yaitu : 1. PUBI 1982: Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia2. NI 8: Peraturan Semen PortlandIndonesia.3. PPI 1984: Peraturan Pembebanan Indonesia 4. ASTM: Amerika Society For Testing and Materials.5. PBI 1971: Peraturan Beton Bertulang Indonesia6. SII: Standart Industri Indonesia7. PPBBI: Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia8. PNPI: Peraturan Nasional Pembangunan IndonesiaUntuk pekerjaan - pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun standar - standar nasional lainnya maka diberlakukan standard Internasional yang berlaku atas pekerjaan - pekerjaan tersebut atau setidak - tidaknya berlaku standard standard persyaratan teknis dari Negara - negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

3.4. Gambaran Umum Pengawasan

PENGAWASANDalam Pembangunan Silo And Packing PlantSemen Tonasa ini memiliki siklus manajemen dimana semua kegiatan proyek yang ada didalamnya merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang didasarkan atas tiga tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

PERENCANAANPELAKSANAAN

Proyek Pembangunan Silo And Packing Plant Semen Tonasa berkonsolidasi dengan PT. Semen Padang tbk, dimana proyek ini dikerjakan oleh PT. PRABA INDOPERSADA sebagai kontraktor pelaksana dan PT. SURYA PERKASA RAYA sebagai konsultan pengawas. 3.2.Bahan yang Digunakan3.2.1. Pada Pekerjaan Ponadsi Tiang Pancang Silo and Packing Plant Semen Tonasa1. Tiang Pancang Beton Prategang Bulat Berongga Pra Pabrikasi WikkaTiang Pancang Beton Prategang Bulat Berongga Pra Pabrikasi Wikka adalah tiang pancang dari beton bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari pada beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah dieri penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar. Tiang pancang ini dapat memikul beban yang besar (>50 ton untuk setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang dari pada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau ternyata panjang dari pada tiang ini kurang terpaksa harus dilakukan penyambungan, hal ini adalah sulit dan banyak memakan waktu.Reinforced Concrete Pile penampangnya dapat berupa lingkaran, segi empat, segi delapan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1. Tiang pancang beton precast concrete pile (Bowles, 1991)

Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile: Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari mutu beton yang di gunakan. Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile. Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk poernya. Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk melindungi tulangannya.Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan. Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan. Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan waktu yang lama. Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung khusus.3. Kawat Las Kawat Las yang digunakan untuk penyambungan tiang pancang pada pekerjaan pondasi tiang pancang silo and packing plant semen tonasa adalah Kawat Las Kobe Kobelco RB-26 kawat las kobelko RB-26 LB-52 LB-52-18 AWS E6013 E7016

Gambar. Kawat Las Kobelko3.2.2. Pada Pekerjaan Pile Cap Silo and Packing Plant Semen Tonasa1. Papan CorPada pemakaian papan cetakan dari kayu biasanya dipakai ukuran tebal 2-3 cm, sedangkan lebarnya 15-20 cm, itu digunakan pada pekerjaan yang sifatnya un expose dan bervolume kecil, contoh : sloof, kolom praktis, ringbalk dll. Sedangkan untuk pekerjaan yg sifatnya expose dan bervolume besar bekisting menggunakan multipleks yang memiliki ketebalan 3-9mm. untuk gelagar acuan biasanya ukuran kayuialah 3-7 cm. Kayu-kayu untuk cetakan dan acuan dapat dipakai beberapa kali, tergantung dari mutu kayunya, mungkin juga hanya dapat dipakai satu kali, bila mutu kayunya jelek.Pembuatan suatu cetakan dan acuan, meskipun kelihatannya pekerjaan kasar, tetapi harus dipenuhi persyaratan ketepatan ukuran dan keteguhan, sebab cetakan dan acuan harus kuat, tidak berubah bentuk waktu dicor beton, mudah dibongkar dan murah.

Gambar. Papan Cor2. Besi Beton Ulir 25 dan 13Besi beton merupakan besi yang digunakan untuk penulangan konstruksi beton atau yang lebih dikenal sebagai beton bertulang. Beton bertulang yang mengandung batang tulangan dan direncanakan berdasarkan anggapan bahwa bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang bersifat unik dimana dua jenis bahan yaitu besi tulangan dan beton dipakai secara bersamaan. Tulangan menyediakan gaya tarik yang tidak dimiliki beton dan mampu menahan gaya tekan.Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen beton bertulang di batasi hanya pada Baja Tulangan dan Kawwat Baja saja. Belum ada peraturan yang mengatur penggunaan tulangan lain, selain dari baja tulangan atau kawat baja tersebut.Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu1. Baja Tulangan Polos (BJTP)2. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)Tulangan Polos biasanya digunakan untuk tulangan geser/begel/sengkang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal sebesar 240 MPa (disebut BJTP-24), dengan ukuran 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 (dengan menyatakan simbol diameter polos).Tulangan Ulir/deform digunakan untuk untuk tulangan longitudinal atau tulangan memanjang, dan mempunyai tegangan leleh (fy) minimal 300 MPa (disebut BJTD-30). Ukuran diameter nominal tulangan ulir yang umumnya tersedia di pasaran dapat dilihat di bawah :

Gambar. Besi Tulangan di Lapangan3. Semen Portland TonasaSemen portland adalah suatu bahan konstruksi yang paling banyak dipakai serta merupakan jenis semen hidrolik yang terpenting. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan, plesteran,bahan penambal, adukan encer (grout) dan sebagainya.Semen portland dipergunakan dalam semua jenis beton struktural seperti tembok, lantai, jembatan, terowongan dan sebagainya, yang diperkuat dengan tulangan atau tanpa tulangan. Selanjutnya semen portland itu digunakan dalam segala macam adukan seperti fundasi,telapak, dam,tembok penahan, perkerasan jalan dan sebagainya.Apa bila semen portland dicampur dengan pasir atau kapur, dihasilkan adukan yang dipakai untuk pasangan bata atau batu,atau sebagai bahan plesteran untuk permukaan tembok sebelah luar maupun sebelah dalam.Bilamana semen portland dicampurkan dengan agregat kasar (batu pecah atau kerikil). dan agregat halus (pasir) kemudian dibubuhi air,maka terdapatlah beton. Semen portland didefinisikan sesuai dengan ASTM C150, sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang pada umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama dengan bahan utamanya. Perbandingan-perbandingan bahan utama dari semen portland adalah sebagai berikut:

Gambar. Semen Yang Digunakan4. Suplit Moramo 2/3 dan Adalah kepingan-kepingan dari batuan yang kadang juga mengandung partikel-partikel mineral quartz-quartz, feldstar, dan mineral-mineral lain yang berasal dari Moramo.

Gambar. Material Suplit Yang digunakan

5. Pasir UnaahaProyek Silo And Packing Plant menggunakan pasir Unaha. Karena dikenal pasir dengan kualitas terbaik, lokasi dari quarry juga tidak terlalu susah. Pasir digunakan sebagai campuran beton ready mix, campuran pile cap, sloof,dan kolom, campuran lantai kerja, dan campuran untuk memadatkan tanah.

Gambr. Pasir yang digunakan

6. Air KerjaAir kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-2847-

2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Persyaratan mengenai air kerja tercantum di halaman 15, yaitu:1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan- bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan;2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan;3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi:a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama,b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode uji tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi50 mm).

Gambar. Air Kerja 7. CalbondCalbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru. Calbond merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah mengeras) dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang berwarna putih ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di bawah. Calbond di proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran beton.

Gambar .Cairan calbond

8. Bahan Additive (Tambahan)Bahan tambahan yang digunakan pada campuran beton untuk proyek pembangunan Armada Town Square berupa accelerating admixture. Bahan ini berfungsi untuk memendekkan setting-time beton. Ketika dituangkan admixture ini bersuhu udara dingin karena adanya bahan kimia yang terkandung yaitu Calcium Cloride (Kalsium Klorida).Penggunaan bahan di atas membuat campuran beton cepat mengeras, meningkatkan dalam mengeringkan penyusutan (drying shrinkage), dan menghindari korosi pada tulangan (reinforcement). Jumlah pemakaian yang berlebihan, kalsium klorida bisa untuk menurunkan titik beku beton, yang dapat mengakibatkan beton menjadi rusak atau hancur. Oleh karena itu, harus ada perawatan (treatment) khusus berupa pengawasan dalam volume penggunaan admixture baik dalam hal penyimpanan ataupun ketika sedang dilakukan pencampuran dengan beton. Volume penggunaan yaitu lebih dari 5% dari berat semen (Cement Weight). Penggunaan bahan tersebut dari segi bisnis dan ekonomis dikarenakan dalam pembangunan proyek ini bersifat komersial dan dituntut untuk cepat selesai. Selain itu, dari segi teknis pengadaan bekisting yang terbatas juga mempengaruhi. Dengan adanya admixture tersebut, maka bekisting terutama bekisting samping cukup terpasang selama 12 jam setelah pengecoran untuk bisa dilepas dan digunakan kembali.

Gambar. Bahan Additive (Tambahan)3.3. Peralatan PekerjaanUntuk mendukung pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga manusia dan juga agar lebih produktif, selain itu untuk menggantikan pekerjaanpekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia maka digunakan alat bantu berupa alat-alat mesin yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan pekerjaan yang akan dilakukan.Secara garis besar, peralatan yang digunakan pada pekerjaan konstruksi pada pekerjaan Silo and Packer yang dibagi menjadi tiga, pembagian ini berdasarkan pekerjaan yang dapat dilakukannya dan ruang lingkup operasional kerja peralatan. Peralatan tersebut adalah peralatan pencampuran bahan, peralatan pengangkutan dan peralatan pekerjaan Pancang (alat berat).3.3.1. Alat yang digunakan pada pekerjaan Silo and Packer Plant Semen Tonasa1. Alat Pemancang Disel HamerFungsi dari alat pancang adalah untuk memberikan energi yang dibutuhkan untuk memasukkan tiang sampai kedalaman yang dikehendaki.Alat pancang didesain atas beberapa tipe dan ukuran atau kapasitas.Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan

Gambar. Alat Pemancang Disel Hamer2. ExcavatorExcavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material, tujuannya untuk membantu melakukan pekerjaan yang sulit agar lebih ringan dan mempercepat waktu pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu.

Gambar. Excavator yang digunakan 3. Alat Las ListrikLas listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis yang digunakan untuk mencambung tiang pancang.

Gambar Las yang digunakan

4. Concrete MixerAlat ini di gunakan untuk mencampur material beton dengan proses mixer sehingga semua material tercampur merata.

Gambar. Concrete Mixer yang digunakan

5. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (12 m). Untuk keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu pemotong tulangan (bar cutter) yang dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam sekali tahap umumnya bervariasi antara 5 sampai 10 tulangan, tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan dipotong. Proyek ini menggunakan Barcutter listrik dengan sepesifikasi sebagai berikut:Merk dan Type : Meiho dan Toyo, MTK-42

Buatan : Jepang

Jumlah : 1 unit

Kapasitas potong : 5-10 tulangan, tergantung diameter tulangan yang dipotong.

Gambar . Bar cutter6. Pembengkok Tulangan (Bar Bender)

Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangankolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Sudut yang dapat dibentuk oleh pembengkok tulangan dapat diatur besarnya, yaitu 450, 900,1350 dan1800. Kapasitas alat antara 5 sampai 8 tulangan tergantung dari besarnya diameter tulangan yang akan ditekuk oleh bar bender. Adapun spepesifikasi bar bender yang digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut:Merk dan Type : Toyo Buatan : Jepang Jumlah : 1 unitKapasitas : 4-5 tulangan. Tergantung diameter tulangan yang dibengkokkan.

Gambar . Bar bender

7. Teodolit

Teodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang dibuat tidak miring. Teodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.

Gambar. Teodolith

Merk dan Type : Theodolite Topcon TL-6G Buatan : JepangJumlah : 1 unit

8. Waterpass

Fungsi utama dari alat ini adalah untuk menentukan ketinggian elevasi rencana pada suatu bangunan . Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi perbedaan antara elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat dikoreksi dan dilakukan perbaikan dengan segera. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan.

Gambar. Proses levelling

Merk dan Type : Topcon Automatic Level Topcon ATG-6

Buatan : Jepang

Jumlah : 1 unit

9. Concrete Vibrator

Adanya rongga udara dalam suatu adukan beton, secara tidak langsung akan mengurangi mutu dan kekuatan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini, maka dalam suatu pengecoran harus diusahakan adanya rongga udara yang seminimal mungkin.Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan beton yang padat dan bermutu tinggi. Cara operasionalnya adalah dengan memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan.

Gambar . Concrete vibrator

Merk dan Type : Mikasa

Spesifikasi : Selang / Shaft : 38mm - 6m

Jumlah : 2 unit

10. Alat Cetak Benda Uji Beton (Silinder)

Alat cetak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan benda uji beton. Setiap proses produksi beton, diambil sample untuk benda uji beton. Setelah itu tiap masing-masing benda uji diberi nama sesuai dengan lokasi pengecoran dan tipe beton / mutu betonnya. Uji beton dilakukan di laboratorium Fakultas Teknik Universitas Haluoleo. Alat cetak benda uji beton ini mempunyai diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm. Tiap alat cetak mempunyai volume kurang lebih 0,0053 m3.

Gambar. Alat cetak benda uji

3.4. Jadwal Pelaksanaan PengawasanJadwal pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dimulai sejak tanggal 24 Februari 2013 sampai dengan tanggal 9 april 2013 dibawah naungan dan bimbingan pihak PT. PRABA INDOPERSADA sebagai manajemen dan pelaksana pada proyek Pembangunan Silo And Packing Plant Semen Tonasa Lapuko Sulawesi Tenggara. Pelaksanaan kegiatan pengawasan dilakukan setiap hari kerja dengan jam jam kerja yaitu: Hari senin sampai dengan hari minggu Jam Kerja : 08.00 12.00 WITA dan 13.00 17.00 WITA

3.4.1. Kegiatan Pengawasan

Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan dilakukan kegiatan pengawasan untuk setiap pelaksanaan pekerjaan yang berlangsung pada Pembangunan Silo and Packing Plant Semen Tonasa Lapuko Propinsi Sulawesi Tenggara, dimana kegiatan ini berlangsung selama 1.5 bulan yaitu dimulai pada tgl 24 Februari 2013 dan berakhir pada 9 April 2013 sesuai dengan surat tugas yang dikeluarkan oleh Program Studi D-III Teknik Sipil Unhalu. Pada kegiatan ini mencoba untuk mengkaji dan membandingkan kemajuan yang dicapai atau kesesuaian pelaksanaan pekerjaan berdasarkan gambar perencanaan awal untuk bangunan ini. Adapun kegiatan-kegiatan pengawasan yang di lakukan terdiri atas beberapa item-item pekerjaan, yaitu:1. Pekerjaan Pondasi ( Tiang Pancang )Pada pekerjaan ini, pondasi yang digunakan adalah jenis tiang pancang. Dimana pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Berikut adalah gambar pada lokasi pemancang :

Gambar. Pekerjaan Pemancangan

2. Pekerjaan Pile CapDalam pekerjaan pile cap ini, besi yang digunakan adalah tipe besi ulir dengan diameter 25. Pilecap adalah elemen struktur yang menyatukan satu atau bebapa pondasi tiang terhadap kolom atau elemen struktur lain di atasnya.

Gambar: Pekerjaan Pilecap

3. Pekerjaan sloofDalam pekerjaan sloof besi yang digunakan adalah tipe bei ulir dengan diameter 22. Fungsi sloof dalam bangunan atau rumah adalah sebagai komponen yang meratakan beban dimana dengan sloof tadi pelimpahan beban dari dinding diatasnya sloof merata ke fondasi dan kemudian dilimpahkan ke tanah.

Gambar. Pekerjaan Sloof4. KolomDalam pekerjaan sloof besi yang digunakan adalah tipe bei ulir dengan diameter 25. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).

Gambar. Pekerjaan Kolom

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Topik Khusus

4.1.1. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan berbeda-beda.Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

4.1.2. Persyaratan Umum

a. Kecuali ditentukan lain, semua pekerjaan pada spesifikasi ini seperti terlihat atau terperinci harus sesuai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumenb. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out ( penentuan titik posisi tiang dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk percobaan pengetesan pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang. Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk konraktor, tetapi konraktor harus memutuskan panjang tiang yang sebenarnya yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan. Laporan penyelidikan tanah dan percobaan pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada Kontraktor Pekerjaan Pondasi.

4.1.3. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan yang berhubungan : Kontraktor bertanggung jawab atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan untuk pekerjaan ini seperti jalan- jalan di proyek, tempat penumpukan tiang, galian pada setiap titik, perlindungan terhadap fasilitas-fasilitas yang telah ada seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik, pipa gas, saluran-saluran umum dan fasilitas- fasilitas lainnya baik yang berada di lokasi proyek maupun di lokasi yang bersebelahan dengan proyek.b. Pekerjaan yang termasuk :

c. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari hal-hal berikut :

1. Penyediaan tiang pondasi dari beton precast2. Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja3. Pemancangan tiang pondasi4. Percobaan test pembebanan tiang ( PDA Test)5. Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang diminta oleh Engineer6. Pemotongan kelebihan panjang dari tiang

4.1.4. Jaminan Mutu

a. Standar-standar Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia2. SK SNI 03-2847-2002 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon Rendah.4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress Relieved Steel Strand For Prestressed Concrete.5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire For Concrete Reinforcement. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles (Reapproved 1987) Under Static Axial Compressive Load.6. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method For Piles Under LateralLoads.7. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method For Individual Piles Under Static Axial Tensile Load.b. Persyaratan lapangan

1 Kontraktor bertanggung jawab untuk memancang tiang dengan ukuran dan jumlah seperti disyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada gambar denah lokasi tiang, seperti yang telah disetujui oleh Engineer. Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat dipertanggungjawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang selama pemancangan.2 Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai dengan petunjuk pengawas yang ditunjuk.3 Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk pengawas yang ditunjuk.4 Tiang-tiang yang rusak akibat kelalain kontraktor atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus dikeluarkan dari proyek.

4.1.5. Perubahan dan Penambahan

a. Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer setelah pelaksanaan PDA test pada Tiang dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan perubahan demikian.b. Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari Engineer.4.1.6. Penyerahan

Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Engineer.a. Data Pabrik :

Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Kontraktor untuk disetujui oleh Engineer.b. Gambar kerja.

Kontraktor harus membuat dan menyerahkan gambar kerja metoda konstruksi, jadwal kerja, dan daftar perlengkapan kepada Engineer untuk mendapat persetujuan.

4.1.7. Kondisi Kerja :

a. Kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan dari tiang pancang pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan pemancangan.b. Tiang pancang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehinga tidak terjadi tegangan-tegangan yang melebihi rencana.c. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi kerusakan pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh pengawas yang ditunjuk atau dalam posisi dimana kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil mungkin.d. Pemberian tanda pada tiang pancang dicantumkan dengan cat pada tiap interval/jarak 0.5 m. Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang disetujui. Penunjuk panjang harus diberikan pada interval setiap 1.0 m.

4.1.8. Material

1. Bahan-bahan tiang.

Bahan-bahan tiang yang akan dipakai pada pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan berikut :A. Dimensi/Ukuran-ukuran :

1. Jenis tiang yang dipakai adalah tiang beton precast prestress dengan ukuran bujur sangkar 250 x 250 mm dan 300 x 300 mm, seperti ditunjukkan pada gambar-gambar struktur.B. Beton Mutu beton minimum yang dipakai adalah K-500 Kg/cm2 , yang harus sudah dicapai pada waktu pemancangan.C. Penulangan :

1. Mutu Baja tulangan utama (BJTD) U-39, jumlah penulangan pancang uk. 250x250 mm.2. Muta Baja tulangan spiral nail wire U-50 6 mm.D. Peralatan Pemancangan.

1. Jenis peralatan pancang yang dipakai adalah Drop Hammer System dengan spesifikasi sebagai berikut :Hammer 3,5 ton, Crane 2 ton, Engine 48 HP 4 Cylinder, Electric TIG Weld, Hammer Wire dia. dan Crane Wire dia, 5/8. Overal Dimension : Height 10 mtr, Width 6 mtr dan Length 3,5 mtr.2. Sebelum pekerjaan dimulai, Konraktor harus mengajukan data lengkap dari peralatan yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosedur kerjanya termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan dilapangan3. Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya. Hamer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk tipe tiang dan sifat dari kekuatan tiang pancang tersebut.4. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.4.1.9 Pelaksanaan

1. Persiapan

A. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Kontraktor harus mengajukan usulan mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan saling mengganggu.B. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat persetujuan dari Engineer. Persetujuan demikian tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk pemancangan tiang yang lancar dan bermutu tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya yang disebabkan karena pemilihan metode harus ditanggung oleh Kontraktor.C. Pengawas yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari waktu ke waktu apabila diaggap perlu.D. Pemancangan tiang harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus dan tidak terganggu.E. Kontraktor harus memancang tiap tiang pancang tepat pada ordinat yang telah ditentukan pada dokumen pelaksanaan, setiap koordinat tiang harus mendapat persetujuan dari pengawas yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan.F. Kontraktor harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.G. Kontraktor harus mencegah pergeseran/pergerakan dari tiang yang sudah terpancang selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasilitas-fasilitas lainnya.H. Kontraktor tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk memindahkan atau membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar posisi sebenarnya baik pada waktu maupun setelah pemancangan.2. Pemancangan Tiang

A. Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancangan tiang.

1 Untuk memancang tiang harus dipakai suatu alat pukul dari jenis diesel (a diesel hammer type). Dalam pemilihan driving diesel hammer haruslah dari berat yang memadai agar tidak merusak tiang. Hammer harus mempunya persyaratan minimum : berat ram2 Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang ditunjukkan dalam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui.3 Tiang-tiang harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat; pada garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan dalam gambar.4 Toleransi yang diijinkan tidak boleh melebihi yang dipersyaratkan dan tiang-tiang harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu/ diganjal untuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang berubah bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari pengawas yang ditunjuk.B. Test untuk mutu tiang.

Apabila pada waktu pemancangan suatu tiang, jumlah pukulan sangat tinggi ( lebih dari 2000 ) atau apabila tiang dicurigai retak atau patah, P. I. T ( Pile Integrated Test ) atau test sejenis yang disetujui oleh Engineer harus dilakukan.C. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang didekatnya ( heave check ) Lakukan suatu heave check pada pemancangan kelompok tiang yang pertama, dan pada kelompok tiang yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.1 Periksa heave dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi pada masing-masing tiang segera setelah pemancangan selesai.2 Periksa ulang elvasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu kelompok selesai dipancang.3 Bila ujung ( tip ) tiang mengalami heave lebih dari 6 mm dari posisi asli, tiang tersebut harus dipukul kembali.D. Penilaian dari kapasitas daya dukung.

Tiang-tiang harus dipancang sampai mencapai final set yang diijinkan oleh pengawas yang ditunjuk. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus memberikan kapasitas tiang yang ekivalen dengan beban kerja yang disyaratkan. Set harus ditentukan dilapangan. Set haruslah dibuktikan dengan dua percobaan. Nilai konstanta yang akan dipakai untuk memodifikasi rumus akan ditaksir oleh Engineer setelah tiang pertama selesai dipancang dan setelah grafik rebound/set diperoleh.E. Tiang-tiang yang rusak atau salah tempat. Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain atau salah letak atau gagal karena kelalaian kontraktor, Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan penambahan tiang pada posisi yang ditentukan oleh Engineer sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung yang disyaratkan.F. Pendataan Pemancangan Tiang

Kontraktor harus mengambil data dari setiap tiang yang dipancang dan dilengkapi dengan paraf pengawas yang ditunjuk pada masing-masing data, setiap hari. Pemancangan, set dan rebound dari setiap tiang harus mengikuti persetujuan Engineer. Data pemancangan setiap tiang harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk dan tembusan ( copy )-nya harud disimpan oleh Kontraktor. Data laporan harus meliputi hal-hal berikut :1. Nama Proyek2. Nomor tiang3. Tanggal pemancangan4. Cuaca5. Set, rebound dan tinggi jatuh (ram height) pada pukulan terakhir (last ten blow )6. Dalamnya pemancangan dari level tanah7. Level tanah8. panjang tiang9. Jenis alat pukul ( Hammer type )10. Sambungan yang dipakai, jumlah dan jenisnya ( kalau ada sambungan )11. Waktu / saat mulai dan waktu selesai pemancangan12. Jumlah pukulan dan rata-rata set tiap 0.5 meter13. Tinggi jatuh yang sebenarnya ( actual ram stroke )14. Semua informasi lain seperti yang disyaratkan Engineer15. pengukuran set dan rebound harus disetujui oleh Engineer. Record di atas harus menunjukkan satu seri pengukuran set selama seluruh proses pemancangan. Apabila pemancangan suatu tiang dimulai, maka harus dilakukan sampai selesai dan mencapai set yang disyaratkan ( kecuali waktu penyambungan ).H. Kepala tiang

1. Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, Kontraktor wajib untuk memotong kelebihan panjang tiang pancang sedemikian sehingga panjang stek tulangan setelah pemotongan kepala tiang minimum 40 diameter tulangan tiang pancang terbesar, sebagai pengikat ke poor ( pile cap ).2. Setelah pemancangan selesai, Kontraktor harus segera melanjutkan dengan memeriksa level dan mencatat posisi-posisi tiang secara detail dan akurat serta membandingkannya dengan posisi yang dicantumkan pada gambar denah tiang. Kontraktor harus menyediakan surveyor di lapangan untuk pekerjaan tersebut.3. Stek tulangan tiang setelah permotongan kepala tiang ( panjang minimum 40 diameter ) harus dalam keadaan bersih, lurus dan baik.4. Kepala tiang setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat kawat.5. Batas pemotongan kepala tiang harus tepat sesuai dengan petunjuk/gambar.I. Sambungan tiang dan pengelasan :

1 Kontraktor atau pabrik pembuat tiang pancang harus menyerahkan system sambungan tiang untuk disetujui Engineer sebelum pemasangan di lapangan.2. Detail dari sambungan harus terdiri dari :

a. Sistem sambungan yang akan dipakai.b. Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasanc. Prosedur pengelasan

J. Laporan dan pemeriksaan pekerjaan pondasi tiang.

Pada waktu selesainya pekerjaan pondasi tiang, sebuah laporan yang tepat harus segera dibuat dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga ) kepada pengawas yang ditunjuk. Hal-hal berikut harus termasuk juga di dalam laporan :1. Ringkasan pekerjaan ( sketsa, metoda, tanggal waktu mengerjakan , dan lain-lainnya )2. Laporan tentang pukulan ( blows )3. Laporan harian pekerjaan untuk pemancangan : a. Waktu yang disyaratkan untuk pemancanganb. Jumlah pukulanc. kedalaman pemancangand. Nilai pemancangan akhire. Nilai reboundf. Daya dukung akhir yang diijinkan4.2. Pores pekerjaan pemancanganPertama tim surveyor menentukan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan, penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu, pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan. Peralatan dan Bahan yang harus disiapkan untuk pekerjaan tiang pancang antara lain Pile (tiang pancang), Alat Pancang (dapat berupa diesel hammer atau Hydrolic Hammer). Proses pengangkatan tiang pancang dari tempat tiang pancang untuk dipasangkan ke alat pancang menggunakan service crane. Dengan Service crane tiang dipasangkan ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.

Gambar. Service Crane yang sedang Mengangkat Tiang Pancang

Setelah Pile Terpasang dan posisi alat sudah berada pada titik pemancangan, maka pemancangan siap dilakukan. Alat pancang yang digunakan dapat berbeda - beda jenisnya. Seperti Diesel Hammer atau Hydraulic Hammer. Beda keduanya adalah Diesel Hammer bersifat memukul sehingga pasti terdengan suara bising.. dan terkadang meminbulkan getaran, getaran ini dapat mengakibatkan bangunan disekitar menjadi retak jika jarang antara bangunan dan daerah pemancangan terlalu dekat, Proses pemancangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar. Proses Pemancangan

Gambar. Proses Penyambungan

Gambar. Proses Pemotongan

Pemancangan dihentikan jika sampai mencapai tanah keras, indikasi jika pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering.

Contoh Bacaan Kalendering

Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.

Gambar. Skema Tahapan Pemancangn

4.3. Pekerjaan Pile Cap

A. Material yang digunakan :1. Tulangan baja ulir D162. Tulangan baja ulir D253. Tulangan baja ulir D 324. Beton K 125 (bo) Fc 10 Mpa5. Beton K 3506. Multiplek tebal 2 cm7. Balok kayu 5/108. Kawat bendrat9. PakuB. Peralatan yang digunakan :1. Tang2. Kakatua3. Genset4. Pompa air5. Pompa lumpur6. Palu7. Ruskam dan jidarC. Pelaksanaan Pekerjaan : PersiapanPekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as pile capdengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.

Pekerjaan galianKedalaman galian disesuaikan dengan kedalaman dimensi pile cap.

Pekerjaan pemotongan kepala Bored pileKepala Bored Pile dibobok sesuai elevasi yang telah ditentukan.

Pekerjaan lantai kerja, urugan pasir, dan bekisting. Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai kerja setebal 5 cm, kemudian pekerjaan bekisting dilakukan setelahnya.

Pekerjaan penulangan Pile Cap dan PengecoranPenulangan Pile Cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.

Pengecoran menggunakan Mutu Beton K-400Dengan nilai Slump 12 cm.

D. Hambatan :Hujan yang membuat lokasi pelaksanaan pilecap menjadi tergenang oleh air sehingga pekerjaan penulangan terhambat oleh adanya air.E. Solusi :Di dalam pilecap terdapat pompa yang aktif menyedot air dan dialiri ke tangki penampungan air sehingga para pekerja dapat melakukan pekerjaan penulangan kembali.F. Flowchart Pembuatan Pilecap:

1 m

5 cm

5 cm

G. Skema Pile Cap

H. Dokumentasi

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proyek Pembangunan Silo And Packing Plant Semen Tonasa Lapuko Sulawesi Tenggara yaitu :1. Pola pembangunan berdasarkan jenis pekerjaan (tampak pada bangunan semua hampir sama sehingga dalam proses pelaksanaanya relatif lambat).2. Secara umum manajemen pelaksanaan proyek pada kontraktor dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari teknis-teknis pelaksanaan pekerjaaan dan pengelolaan proyek dari pemberian proyek pekerjaan hingga pelaksanaan perencanaan. Hal tersebut terbukti dengan adanya rapat mingguan yang diikuti oleh pihak pemilik proyek, pihak pengawas, dan kontraktor yang dilakukan setiap hari sabtu. Rapat tersebut membahas tentang kemajuan proyek dan perubahan-perubahan yang akan dilakukan dari perencanaan yang kemudian dikonsultasikan kekonsultan perencana.

5.2 Saran

Dalam pelaksanaan pembangunan pada proyek Silo And Packing Plant Semen Tonasa Lapuko Sultra banyak juga ditemui hambatan-hambatan yang terjadi diluar dugaan sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan. Untuk itu pada kesempatan ini, kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan :1. Mengambil tindakan yeng tegas terhadap pihak-pihak yang kurang serius dalam mengerjakan tugasnya masing-masing.2. Peralatan kerja, seperti vibrator dalam pelaksanaan proyek perlu ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan.3. Perlu penambahan material scafolding, support dan bekisting untuk Pile Cap dan Struktur Sipil Lainnya sehingga keterlambatan waktu pekerjaan dapat teratasi.

62PROYEK PEMBANGUNAN SILO AND PACKING PLANT SEMEN TONASA LAPUKO ROLLYN DARYATMAN E3A1 10 041