lporan pupuk fjr

Upload: febisugiyanto

Post on 02-Jun-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    1/50

    LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI PUPUK

    Disusun Oleh:

    Nama : Fajar Nugroho

    NIM : H0712075

    Co-Ass : Yoga Anung A.

    PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2014

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    2/50

    I. PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Indonesia adalah Negara agraris yang sampai sekarang mayoritas

    penduduknya masih bekerja pada sektor pertanian. Seiring dengan

    meningkatnya hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,

    maka kebutuhan akan tersedia pupuk sangatlah mutlak diperlukan. Pupuk

    adalah material yang ditambahkan pada media tanam atautanaman untuk

    mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman saat tanah atau media

    tanam tidak mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan sehingga

    tanaman mampu berproduksi dengan baik.

    Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan

    pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, kenaikan tingkat

    intensifikasi serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

    peningkatan hasil pertanian. Para ahli lingkungan hidup khawatir dengan

    pemakaian pupuk mineral yang berasal dari pabrik ini akan menambah

    tingkat polusi tanah yang akhirnya berpengaruh juga terhadap kesehatanmanusia. Untuk mengatasi hal tersebut, kini petani disarankan untuk beralih

    menggunakan pupuk organik yang lebi ramah lingkungan.

    Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad

    renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan

    oleh tanaman. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-

    bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk organik antara

    lain adalah pupuk kandang, kompos, kascing, gambut, rumput laut dan

    guano. Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi

    pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

    Tujuan pemupukan untuk menyediakan unsur hara yang kurang atau

    sebagai pengganti unsur hara yang telah habis diserap oleh akar tanaman.

    Tanaman dalam proses pertumbuhan serta perkembangan tanaman,

    membutuhkan berbagai macam unsur hara, baik berupa hara makro maupun

    hara mikro. Adapun unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman adalah

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Media_tanam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Harahttp://id.wikipedia.org/wiki/Harahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Media_tanam&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    3/50

    nitrogen, posfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Sedangkan

    unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman adalah besi, mangan, boron,

    seng, tembaga, molybdenum, dan klor. Pupuk dapat diberikan lewat tanah

    ataupun disemprotkan kedaun.

    Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap

    unsur-unsur diatas. 13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam

    tanah. Terkadang tanah tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara

    lengkap. Hal ini dapat diakibatkan karena sudah habis terserap oleh tanaman

    saat tidak henti-hentinya bercocok tanam perlu diimbangi denganpemupukan. Pemberian pupuk perlu diperhatikan agar tanaman tersebut dapat

    berkembang dengan baik dan saat melakukan pemupukan tidak terjadi

    kesalahan dalam memberikan pupuk pada tanaman, sehingga tanaman tidak

    mendapatkan terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan. Sedikit atau

    terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tanaman. Berdasarkan

    uraian diatas dapat diketahui bahwa praktikum ini sangat penting untuk

    mahasiswa. Melalui praktikum ini mahasiswa mendapatkan ilmu dan

    keterampilan dalam mengidentifikasi pupuk, membuat pupuk organik,

    mengetahui cara analisis kadar air serta kandungan unsur hara suatu pupuk.

    B.

    Tujuan Praktikum

    Tujuan praktikum Teknologi Pupuk ini adalah agar mahasiswa

    mampu mengetahui jenis pupuk dan mampu mendeskipsikan pupuk

    anorganik, melakukan persiapan pembuatan dekomposer dan kompos,

    menganalisa kadar air pada pupuk, analisis kandungan unsur hara pupuk serta

    mampu menghitung kebutuhan pupuk bagi tanaman dan mampu menghitung

    dan menentukan kebutuhan pupuk dalam sekala petak/pot sebelum dan

    sesudah recovery.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Daunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Daun
  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    4/50

    C.

    Waktu dan Tempat Praktikum

    Praktikum acara Pengenalan Pupuk dilaksanakan pada hari Selasa, 20

    Oktober 2014 pukul 13.00 WIB bertempat di UD Saprodi Toko Sarana

    Pertanian Ruko No. 12 Dagen Palur Karanganyar. Praktikum acara

    Pembuatan Kompos dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Oktober 2014 pukul

    07.00-09.00 WIB bertempat di rumah pembuatan kompos Fakultas Pertanian

    Universitas Sebelas Maret Surakarta. Analisis Kadar Air Pupuk, Analisis

    NPK dilaksanakan pada hari Rabuu dan Kamis, 5-6 November 2014 pukul

    07.00-17.00 WIB bertempat di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian

    Universitas Sebelas Maret Surakarta. Praktikum Penentuan Dosis Pupuk

    Organik dilaksanakan pada hari Rabu, 17 November 2014 pukul 11.00 WIB

    bertempat di depan Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi

    Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    5/50

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A.

    Pengenalan Pupuk

    Pupuk merupakan bahan baik alami maupun buatan yang

    ditambahkan pada tanah, supaya kesuburan tanah dapat meningkat

    (Hamida 2010). Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun

    anorganik, bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat

    menambah unsur hara serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi

    tanah, atau kesuburan tanah. Pemupukan adalah cara-cara atau metode

    pemberian pupuk atau bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik,

    pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya

    sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk banyak macam dan

    jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda pula reaksi dan

    peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut di atas agar

    diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar tanaman

    maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara pemberian

    pupuk yang tepat (Hasibuan 2006).Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan

    pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa

    makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh

    bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk

    kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari

    kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara

    yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi

    kandungan bahan organik di dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk

    anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu

    berbagai bahan kimia sehingga memiliki kandungan persentase yang tinggi.

    Contoh pupuk anorganik adalah urea, TSP dan Gandasil (Novizan 2007).

    Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yaitu

    pupuk cair dan padat. Pupuk cair adalah larutan yang berisi satu atau lebih

    pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    6/50

    cair adalah mampu memberikan hara sesuai kebutuhan tanaman. Selain itu,

    pemberiannya dapat lebih merata dan kepekatannya dapat diatur sesuai

    kebutuhan tanaman (Handajani 2006).

    Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi

    dua, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis

    unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur

    hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung unsure nitrogen.

    Pupuk majemuk adalah pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan satu

    jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis, karena hanya dengan

    satu penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Contohnya pupuk

    majemuk antara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen,

    Phosphor, dan kalium (Jumin 2002).

    B. Pembuatan Kompos

    Kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan

    tanaman yang telah mengalami penguraian (dekomposisi) (Husnian 2005).

    Proses pengomposan melalui 3 tahapan dan proses perombakan bahan

    organik secara alami membutuhkan waktu yang relatif (3-4 bulan),

    mikroorganisme umumnya berumur pendek. Sel yang mati akan

    didekomposisioleh populasi organisme lainnya untuk dijadikan substrat yang

    lebih cocok dari pada residu tanaman itu sendiri. Secara keseluruhan proses

    dekomposisi umumnya meliputi spektrum yang luas dari mikroorganisme

    yang memanfaatkan substrat tersebut, yang dibedakan atas jenis enzim yang

    dihasilkannya (Saraswati 2006).

    Beberapa manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur

    hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu

    meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan aktivitas bahan

    mikroorganisme tanah, pada tanah masam penambahan bahan organik dapat

    membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik tidak

    menyebabkan polusi tanah dan polusi air (Novizan, 2007)

    Pembuatan kompos dapat dilakukan di dalam ruangan (beratap)

    walaupun tidak berdinding. Dalam pembuatan kompos ada beberapa

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    7/50

    persyaratan yang harus dipenuhi agar dihasilkan kompos yang baik, yaitu

    campuran kompos harus homogen agar kadar N dan kecepatan fermentasi

    dapat merata dan tetap, oleh karena itu bahan-bahan mentah perlu dipotong-

    potong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Temperatur awal harus tinggi

    untuk membunuh pathogen biji rumput-rumputan dan lalat atau telur-telur

    dan larva hama lainnya serta penyakit (cendawan) yang terbawa ke dalam

    tumpukan. Pada awal pembuatan kompos itu diperlukan air yang cukup

    banyak untuk mengimbangi penguapan dan untuk mengaktifkan jasad renik.

    Adapun ciri-ciri kompos yang baik berwarna coklat, berstruktur remah,

    berkonsistensi gembur, berbau daun yang lapuk (Budhiwidiyastuti 2001).

    Apabila proses pengomposan telah selesai maka secara fisik terlihat

    antara lain; jika dipegang terasa dingin tidak lagi panas, jika diremas terasa

    rapuh, bau dan warnanya sudah tidak sebagaimana asalnya. Sebenarnya

    pupuk padat ini siap digunakan sebagai pupuk organik. Perbandingan C/N

    rasio bahan ini mendekati perbandingan C/N rasio tanah yaitu berkisar 12-15.

    Bahan organik hasil pengomposan ini biasanya berbentuk serbuk kasar atau

    sedikit bergumpal tergantung kadar air bahan. Pupuk ini sudah dapat

    digunakan untuk pemupukan tanaman. Untuk tujuan tertentu bahan-bahan

    organik yang sudah matang ini dapat diproses lebih lanjut menjadi pupuk

    padat dengan berbagai bentuk, misalnya berbentuk butiran pecah atau butiran

    seragam, serbuk kasar, pelet atau tablet tergantung alat pencetaknya. Proses

    pencetakannya secara umum didahului dengan penghancuran dan

    pencampuran bahan organik hasil pengomposan supaya homogen dan baru

    setelah itu di cetak sesuai kebutuhan dan bentuk yang diinginkan

    (Isnaini 2006).

    Beberapa manfaat kompos sebagai berikut menyediakan unsur hara

    mikro bagi tanaman, mengemburkan tanah, memperbaiki struktur dan tekstur

    tanah, meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah,

    meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, memudahkan pertumbuhan akar

    tanaman, menyimpan air tanah lebih lama, mencegah lapisan kering pada

    tanah, mencegah beberapa penyakit akar, menghemat pemakaian pupuk

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    8/50

    kimia dan atau pupuk buatan, meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk

    kimia, menjadi salah satu alternatif pengganti (substitusi) pupuk kimia karena

    harganya lebih murah, berkualitas, dan akrab lingkungan, bisa menjadi pupuk

    masa depan karena pemakaiannya yang lebih hemat. Bersifat multiguna

    karena bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik yang diperkaya

    dengan mineral, inokulum bakteri pengikat N, dan inokulum bakteri

    pemfiksasi P media tanam dalam bentuk pelet biofilter pada sistem

    pengomposan tertutup dan untuk briket bahan bakar. Bersifat multi lahan

    karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan, reklamasi lahan kritis,

    padang golf, dan lain-lain (Hadisumitro 2009).

    C. Analisis Kadar Air Pupuk

    Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan

    yang dinyatakan dalam persen (Sandjaja 2009). Metode pengeringan atau

    metode oven biasa merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau

    menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air

    tersebut dengan menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven

    pengering adalah air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila

    bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama waktu tertentu.

    Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air

    (Astuti 2007).

    Metode ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu bahan lain disamping

    air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air misalnya

    alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain. Dapat terjadi reaksi selama

    pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap. Contoh gula

    mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi. Bahan

    yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah

    dipanaskan (Soedarmadji 2003).

    Analisis bahan pangan, biasanya kadar air bahan dinyatakan dalam

    persen berat kering. Hal ini disebabkan perhitungan berdasarkan berat basah

    mempunyai kelemahan yaitu berat basah bahan selalu berubah-ubah setiap

    saat, sedangkan berat bahan kering selalu tetap. Metode pengukuran kadar air

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    9/50

    yang umum dilakukan di Laboratorium adalah metode oven atau dengan cara

    destilasi. Pengukuran kadar air secara praktis di lapangan dapat dilakukan

    dengan menggunakan moisture meter yaitu alat pengukur kadar air secara

    elektronik (Talanca 2005).

    D. Analisis NPK

    Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk

    tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya

    mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan

    sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satuunsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya

    (Hardjowigeno 2004).

    Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu pemberiannya

    dapat terukur dengan tepat. Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi

    dengan perbandingan yang tepat. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah

    cukup, dan pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit

    dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk anorganik

    mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk

    anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara

    mikro (Lingga dan Marsono 2000).

    E. Penentuan Dosis Pupuk Organik

    Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk memasok hara pada

    tanaman dalam jumlah yang seimbang. Beberapa faktor yang mempengaruji

    kesuburan tanah adalah cadangan hara, ketersediaan, besarnya pasokan, tidak

    adanya bahan racun maupun bahan yang menghambat penyerapan hara oleh

    tanaman (Sutanto 2002). Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah

    untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap hara sehingga pertumbuhan

    tanaman berlangsung baik. Sistem pupuk pohon adalah teknologi

    kehutanan yang menggunakan tanaman legum atau kayu semak belukar yang

    tumbuh dan menggunakan biomassa untuk memperbaiki kesuburan tanah.

    Berdasarkan prinsip pengembalian nutrien, teknologi tersebut membawa

    keuntungan, meskipun nitrogen merupakan makro nutrien yang sangat

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    10/50

    terbatas di dalam tanah dan berlimpah di atmosfer. Pupuk pohon

    memanfaatkan daun dan biomassa akar tanaman untuk membantu produksi

    nutrisi didalam tanah sehingga dapat membantu pertumbuhan

    (Ajayi et al. 2007).

    Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

    kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang

    yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan

    bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan

    organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam

    tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa

    mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang

    stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan

    kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan

    organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas

    tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah

    satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Bahan organik tanah juga

    merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki

    kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Tanah yang tidak sehat

    memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Kesehatan tanah penting

    untuk menjamin produktivitas pertanian (Suriadi dan Nizam 2005).

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    11/50

    III. METODOLOGI PRAKTIKUM

    A.

    Alat

    1. Pengenalan Pupuk

    a. Alat tulis

    b.

    Kamera

    2. Pembuatan Kompos

    a. Mesin giling

    b. Jerigen

    c.

    Termometer

    d.

    Gelas ukur

    e. Cangkul

    f. Terpal

    g.

    Gembor

    3. Analisis Kadar Air Pupuk

    a. Botol timbang

    b.

    Ovenc. Desikator

    d.Neraca analitik

    4.

    Analisis N-Urea (N-Organik)

    a.Neraca analitik 4 desimal

    b. Labu ukur/labu kjeldahl 100 ml

    c.

    Erlenmeyer 100 ml

    d. Alat destilasi

    e. Labu didih 250 ml

    f. Buret digital 3 desimal/titrator

    g. Hot plate (pemanas 0-350C) / Kjeldahltherm

    h. Dispenser skala 1-10 ml

    5.

    Penetapan N-NH4dan N-NO3

    a.Neraca analitik 4 desimal

    b. Labu takar 100 ml

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    12/50

    c.

    Mesin kocok dengan kecepatan 250 goyangan menit-1

    d. Alat destilasi

    e. Labu didih 250 ml

    f.

    Buret digital atau buret mikro (3 desimal)

    g. Pipet volume 10 ml

    h. Erlenmeyer 100 ml

    6. Kadar Nitrogen dalam Urea ( N-total)

    a. Labu ukkur 100 ml

    b. Erlenmeyer 100 ml

    c.

    Alat destilat

    d. Buret digital 3 desimal

    e. Hot plate (pemanas 0-35oC)

    f.

    Neraca analitik 4 desimal

    g. Dispenser 0-10 ml

    7. Penetapan P2O5

    a.

    Neraca analitik 4 desimal

    b.

    Labu ukur 100 ml

    c. Pemanas listrik/hot plate

    d.

    Dispenser skala 10 ml/pipet ukur volume 10 ml

    e. Dilutor (pengencer skala 0-10 ml)/pipet volume 1 ml

    f. Pipet ukur 10 ml

    g.

    Tabung reaksi 20 ml

    h. Pengocok tabung (vortex mixer)

    i.

    Spektophotometer visible

    j.

    Flamephotometer

    8. Penetapan K2O total

    a.Neraca analitik 4 desimal

    b. Labu ukur 100 ml

    c. Pemanas listrik/hot plate

    d. Dispenser skala 10 ml/pipet ukur volume 10 ml

    e.

    Dilutor (pengencer skala 0-10 ml)/pipet volume 1 ml

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    13/50

    f.

    Pipet ukur 10 ml

    g. Tabung reaksi 20 ml

    h. Pengocok tabung (vortex mixer)

    i.

    Spektophotometer visible

    j. Flamephotometer

    9. Penentuan Dosis Pupuk Organik

    a. Alat tulis

    b. Alat hitung

    B.

    Bahan1. Pengenalan Pupuk

    a. Pupuk majemuk dan pupuk tunggal

    2. Pembuatan Kompos

    a. Seresah

    b. Kotoran sapi

    c.

    EM-4

    d. Aquadest

    e. Dolomit

    f. Urea

    g. Tetes tebu

    3. Analisis Kadar Air Pupuk

    a. Pupuk

    4. Penetapan N-Urea (N-Organik)

    b. Pupuk Urea

    c.

    H2SO4pekat (95-97%, BJ 1,84)

    d. Asam borat 1%

    e. Asam sulfat 0,050 N (titrisol)

    f.NaOH 40%

    g. Indikator Conway

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    14/50

    5.

    Penetapan N-NH4dan N-NO3

    a. Pupuk Urea

    b. H2SO4pekat (95-97%, BJ 1,84)

    c.

    Larutan ssam borat 1%

    d. Larutan NaOH 40%

    e. Larutan H2SO40,050 N (titrisol)

    f. Indikator Conway

    g. Logam devarda (devarda alloy)

    6. Kadar Nitrogen dalam Urea ( N-total)

    a.

    H2SO4 pekat (95-97%, BJ 1,84)

    b. Campuran selen/katalis

    c. Larutan asam borat 1%

    d.

    Larutan NaOH 40%

    e. Larutan H2SO4 0,050 N (titrasol)

    f. Indikator Conwoy

    7.

    Penetapan P2O5

    a.

    Air bebas ion yang bebas CO2

    b. HCl pa. pekat (37%, BJ 1,19)

    c.

    HCl 25%

    d. HNO3 pa. 67%

    e. Standar 0

    f.

    Pereaksi I (amonium molibdat 1%)

    g. Pereaksi II (amonium vanadat 0,5%)

    8.

    Penetapan K2O total

    a.

    Air bebas ion yang bebas CO2

    b. HCl pa. pekat (37%, BJ 1,19)

    c. HCl 25%

    d. HNO3 pa. 67%

    e. Standar 0

    f. Pereaksi I (amonium molibdat 1%)

    g.

    Pereaksi II (amonium vanadat 0,5%)

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    15/50

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    16/50

    6)

    Menutup dangan terpal, jangan sampai terkena sinar matahari dan

    mencegah masuknya air hujan.

    7) Setiap minggu sekali di cek, apabila suhu mencapai diatas 450 C

    perlu dilakukan pembalikan dan jika kering ditambah air.

    Menunggu sampai matang.

    8) Setelah kompos sudah jadi ( + 2 bulan ) di saring dengan saringan

    0,5 cm.

    9) Melakukan pengemasan.

    3. Analisis Kadar Air Pupuk

    a.

    Menimbang dengan teliti 5 gram masing-masing pupuk kedalam botol

    timbang kosong yang telah diketahui beratnya.

    b. Memanaskan dalam oven pengering pada suhu 105C selama 3 jam,

    didinginkan dalam desikator dan menimbangnya.

    c. Mengulangi pemanasan dan penimbangan sampai berat tetap. Berat

    yang hilang adalah berat air.

    Perhitungan:

    Kadar air (%)= (WW1) x 100/W dimana:

    W = bobot contoh asal dalam gram

    W1 = bobot contoh setelah dikeringkan dalam gram

    100 = faktor konversi ke %

    fka (faktor koreksi kadar air)= 100/(100 - % kadar air)

    (dihitung dari kadar air contoh pupuk halus dan digunakan sebagai

    faktor koreksi dalam perhitungan hasil analisis)

    4.

    Penetapan N-Urea (N-Organik)

    a.

    Menimbang 0,25 gram pupuk urea yang telah dihaluskan kedalam labu

    Kjeldahl atau labu ukur 100 ml.

    b. Menambahkan 2,5 ml H2SO4pekat ke dalam labu dan sertakan blanko.

    c. Mendidihkan selama 1 jam di atas pemanas (hot plate).

    d. Setelah dingin mengencerkan dengan air bebas ion hingga tanda tera

    100 ml, kocok hingga homogen.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    17/50

    e.

    Memipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih yang telah diberi sedikit

    serbuk batu didih dan menambahkan 100 ml air bebas ion.

    f. Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml larutan asam borat 1%

    dalam erlenmeyer yang dibubuhi tiga tetes indikator Conway (larutan

    berwarna merah).

    g. Melakukan destilasi dengan menambahkan 10 ml NaOH 40%.

    h. Destilasi diakhiri apabila destilat dalam penampung sudah mencapai

    volume 50-75 ml (larutan berwarna hijau).

    i. Melakukan titrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga berwarna merah muda.

    Mencatat volume titrasi contoh (Vc) dan blanko (Vb).

    Perhitungan

    Kadar N-Urea (N-Organik) + N-NH4(%)

    = (VcVb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1x 100 mg contoh-1x fk

    = (VcVb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk

    = (VcVb) x N x 28 x fk

    Keterangan:

    Vc, b = ml titrasi contoh dan blanko

    N = normalitas larutan baku H2SO4 (0,050)

    14 = bobot setara nitrogen

    100 = konversi ke %

    fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 - % kadar air)

    5.

    Penetapan N-NH4dan N-NO3

    a. Penetapan N-NH4

    a)

    Menimbang dengan teliti 0,5 gram pupuk urea yang telah dihaluskan

    kedalam labu takar 100 ml.

    b)Menambahkan 50 ml air bebas ion, tutup rapat kemudian kocok

    dengan mesin kocok selama 30 menit dengan kecepatan 250

    goyangan menit-1.

    c)Menambahkan air bebas ion sampai tanda tera 100 ml dan kocok

    bolak-balik dengan tangan sampai homogen.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    18/50

    d)

    Mengambil dengan pipet 10 ml ekstrak ke dalam labu didih

    ditambah sedikit serbuk batu didih dan 100 ml air bebas ion.

    e)Menyiapkan penampung destilat, yaitu 10 ml larutan asam borat 1%

    telah diberi tiga tetes indikator Conway (larutan berwarna merah).

    f) Melakukan destilasi ekstrak dengan menambahkan 10 ml NaOH

    40% kedalam labu didih.

    g)Destilasi selesai apabila destilat dalam penampung sudah mencapai

    volume 50-75 ml (larutan berwarna hijau).

    h)Melakukan titrasi dengan larutan asam baku H2SO4 0,050 N sampai

    titik akhir titrasi (Vc) (perubahan warna dari hijau menjadi merah

    jambu muda).

    i) Mengerjakan penetapan blanko (Vb).

    b.

    Penetapan N-NO3

    a)Ekstrak bekas penetapan N-NH4 dalam labu didih ditambah 50 ml air

    bebas ion dan dibiarkan dingin (jika perlu direndam dalam air).

    b)

    Menyiapkan penampung destilat yang lain.

    c)

    Melakukan destilasi dengan menambahkan 2 gram devarda alloy,

    akan terjadi pendidihan dengan sendirinya (timbul buih-buih).

    d)

    Pemanas destilator mulai dihidupkan apabila buih-buih dalam labu

    didih sudah habis dan pemanasan dilakukan secara bertahap, hal ini

    untuk menghindari pembuihan kembali yang dapat masuk kedalam

    penampung destilat.

    e)Destilasi diakhiri bila volume destilat dalam penampung sudah

    mencapai 50-75 ml.

    f)

    Melakukan titrasi dengan asam standar H2SO4 0,050 N seperti

    penetapan N-NH4.

    Perhitungan

    Kadar N-NH4(%) Kadar N-NO3 (%)

    = (VcVb) x N x bst N x 100 ml 10 ml-1x 100 mg contoh-1x fk

    = (VcVb) x N x 14 x 100/10 x 100/500 x fk

    = (VcVb) x N x 28 x fk

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    19/50

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    20/50

    d.

    Mengencerkan dengan air bebas ion dan setelah dingin volume

    ditepatkan smapai tanda tera 100 ml, tutup kemudian kocok bolak balik

    dengan tangan sampai homogen.

    e.

    Membiarkan semalam atau jika perlu disaring untuk mendapatkan

    ekstrak jernih dengan cepat.

    8. Penetapan K2O total

    a. Menimbang 0,25 g contoh pupuk yang telah dihaluskan ke dalam labu

    takar volume 100 ml.

    b. Menbahkan 10 ml HCl 25 % dengan dispenser atau pipet volume 10 ml.

    c.

    Memanaskan pada hot plat sampai larut sempurna, mendidih selama 15

    menit.

    d. Mengencerkan dengan air bebas ion dan setelah dingin volume

    ditepatkan smapai tanda tera 100 ml, tutup kemudian kocok bolak balik

    dengan tangan sampai homogen.

    e. Membiarkan semalam atau jika perlu disaring untuk mendapatkan

    ekstrak jernih dengan cepat.

    9.

    Penentuan Dosis Pupuk Organik

    a. Menetukan macam pupuk (kandang atau kompos) yang akan dijadikan

    perlakuan.

    b. Mengamati sifat kimia tanah sebelum dipupuk (pH, KTK, C-organik, N

    total, C/N ratio, P2O5, K2O). Bahan organik = 1,72 x C-organik.

    c.

    Mengamati sifat fisika dan kimia pupuk (kandang atau kompos (pH,

    KTK, C-organik, N total, C/N ratio, P2O5, K2O).

    d.

    Mencantumkan status (rendah, sedang, tinggi) sesuai dengan ketentuan

    yang ada.

    e. Menentukan dosis unsur hara yang akan dipenuhi, dengan

    menggunakan rumus:

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    21/50

    Keterangan:

    U = Dosis unsur hara yang harus ditambahakan sesuai keadaan kriteria

    tanah yang di inginkan (kg/ha)

    A1 = Kadar teratas kisaran U total kriteria tanah (%)

    A2 = Kadar terbawah kisaran U total kriteria tanah (%)

    B = Kadar U total tanah hasil pengamatan kadar kimia (%)

    X1 = Nilai teratas dosis kebutuhan U tanaman/ha (kg/ha)

    X2 = Nilai terbawah dosis kebutuhan U tanaman/ha (kg/ha)

    f. Menetukan dosis pupuk (kandang atau kompos) tiap petak percobaan

    sebelum ditambah recovery:

    Keterangan :

    D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas

    petak percobaan (kg/m2)

    Y = Kadar U total pupuk kandang atau kompos yang digunakan (%)

    N = Kebutuhan U yang harus ditambahkan sesuai keadaan kriteria

    tanah yang diinginkan (kg/ha)

    g. Menghitung dosis pupuk (kandang atau kompos) tiap petak percobaan

    setelah ditambah recovery:

    Keterangan :

    C = Dosis pupuk kandang atau kompos per petak percobaan setela

    ditambah recovery (kg/m2)

    R = Recovery (%)

    D = Dosis pupuk kandang atau kompos yang ditambahkan per luas petak

    percobaan (kg/m2)

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    22/50

    IV. HASIL DAN ANALISIS DATA

    A.

    Pengenalan Pupuk

    Tabel 4.1 Deskripsi Pupuk Cair dan Pupuk Tabur Lengkap Super Vit

    No Variabel Keterangan

    1 Jenis Pupuk Pupuk majemuk

    2 Komposisi dan

    Prosentase unsur

    Pupuk Cair Super Vit :

    N 11,98%, P2O52,99%, K2O 2,15%, MgO 0,33%,

    CaO 0,33%, CuO 638 ppm, Fe 356 ppm, Zn 182

    ppm, Mn 500 ppm, B2O545,53 ppm

    Pupuk Tabur Lengkap Super Vit:

    P2O510-15,5%, K2O 10-10,8%, MgO 1,26-1,29%,

    CaO 0,33%, CuO 0,31-0,33%, FeO 0,29-0,32%,ZnO 0,44-0,48%, MnO 0,34-0,37%, B2O5 0,56-

    0,58%, Protein 0,5%, Aktivator 10%

    3 Bentuk Pupuk Pupuk Cair Super Vit :

    cairanPupuk Tabur Lengkap Super Vit: butiran

    4 Dosis Aplikasi Pupuk Cair Super Vit :

    10-20 cc/15 L air setiap 1 kali 2 minggu

    Pupuk Tabur Lengkap Super Vit:

    15 kg pupuk super vit tabur lengkap + 100 kg

    urea/Ha

    5 Cara Aplikasi Pupuk Cair Super Vit :

    disemprotkan

    Pupuk Tabur Lengkap Super Vit: disebar/ditabur

    langsung pada lahan

    Sumber: Laporan Sementara

    B. Pembuatan Kompos

    Tabel 4.2 Pengomposan Secara Konvensional

    NoMinggu

    Ke-

    Suhu

    Rata-Rata

    Mingguan

    Bau Warna Tekstur Kelembaban

    1 1 47Seresah

    daun kering

    Coklat

    gelapRemah Tinggi

    2 2 37Seperti

    tanah

    Coklat

    terangRemah Sedang

    3 3 36Seperti

    tanah

    Coklat

    terangRemah Sedang

    4 4

    Co-ass

    Blm

    Ngukur

    Seperti

    tanah

    Coklat

    terangRemah Sedang

    Sumber: Laporan Sementara

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    23/50

    C.

    Analisis Kadar Air

    Rumus analisis kadar air pupuk :

    ( )

    ( )

    Keterangan

    W : bobot contoh asal dalam gram

    W1 : bobot contoh setelah dikeringkan dalam gram

    100 : faktor konversi ke %

    ka : kadar air dalam %

    fka : faktor koreksi kadar air

    1. Pupuk Organik

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    24/50

    2.

    Pupuk Anorganik Bhoskap

    ( )

    ( )

    ( )

    ( )

    D.

    Analisis NPK

    1.

    Penetapan Nitrogen

    a. Penetapan N-Urea (N-Organik)

    ( )

    ()

    ( )

    b. Penetapan N-NH4dan N-NO3

    1)Penetapan N-NH4pupuk anorganik

    ( )

    ()

    ( )

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    25/50

    2)

    Penetapan N-NH4pupuk organik

    ( )

    ()

    ( )

    3)Penetapan N-NO3pupuk anorganik

    ( )

    ()

    ( )

    4)Penetapan N-NO3pupuk organik

    ( )

    ()

    ( )

    c. Kadar Nitrogen dalam Urea (N-total)

    1)N-total pupuk anorganik

    ( )

    ()

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    26/50

    ( )

    2)N-total pupuk organik

    ( )

    ()

    ( )

    %

    2. Penetapan P2O5total

    Tabel 4.3 Hasil Penembakan P (P2O5)

    Klpk P. Organik P. AnorganikLarutan Strandar

    x y

    16 0,204 0,147 0 0

    17 0,364 0,180 2,5 0,148

    18 0,224 0,929 5 0,289

    19 0,253 0,223 7,5 0,436

    20 0,261 0,239 10 0,593

    12,5 0,738

    15 0,889

    Sumber: Laporan Sementara

    Penetapan P2O5total pada pupuk anorganik:

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    27/50

    ()

    ()

    ()

    ()

    Penetapan P2O5total pada pupuk organik:

    ()

    ()

    ()

    ()

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    28/50

    Gambar 4.1 Grafik Regersi Penembakan P

    y = 16,861 x

    0,180 + 0,0498

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.9

    1

    0 2.5 5 7.5 10 12.5 15

    Penembakan P

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    29/50

    3.

    Penetapan K2O total

    Tabel 4.4 Hasil Penembakan K (K2O)

    Klpk K. Organik K. AnorganikLarutan Strandar

    x y

    16 0,7918 0,2028 1 0

    17 0,2830 0,1009 2 0,2500

    18 0,2920 0,0971 3 0,5000

    19 0,2792 0,0761 4 0,7500

    20 0,4306 0,1316 5 1,0000

    Sumber: Laporan Sementara

    Penetapan K2O total pada pupuk anorganik:

    Penetapan K2O total pada pupuk organik:

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    30/50

    Gambar 4.1 Grafik Regersi Penembakan K

    E. Penentuan Dosis Pupuk Organik

    Soal 1

    N-total tanah 1,17% (rendah). Ukuran luas petak 4,2 m2. Dosis rekomendasi

    60-112 kg N/ha. Kategori status N sedang 0,21-0,50%. Kadar N pada pupuk

    kandang ayam 2%. Berapa kebutuhan pupuk kandang ayam pada lahan tanpa

    recovery dan setelah recovery 40%?

    Jawaban :

    Diketahui :

    A1 : N status tertinggi 0,50%

    A2 : N status terendah 0,21%

    XA : Rekomendasi teratas 112 kg N/ha

    XB : Rekomendasi terendah 60 kg N/ha

    B : N-total tanah 0,17% (rendah)

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1 2 3 4 5

    Penembakan K

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    31/50

    Ditanya : U/kebutuhan pupuk tanpa recovery dan setelah recovery.

    Rumus Penyelesaian:

    Konversi ke kg/petak

    Kebutuhan pupuk kandang ayam sebelum recovery (D)

    N pupuk kandang 2%2/100100/2

    Kebutuhan pupuk kandang ayam sesudah recovery (C)

    Recovery 40%40/100100/40

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    32/50

    Soal 2

    N-total tanah 0,15% (rendah). Ukuran luas petak 9 m2. Dosis rekomendasi

    46-69 kg N/ha. Kadar N dalam thitonia 0,21-0,50%. Kadar N pada thitonia

    segar 3,5%. Kadar N pada thitonia kering 1,5%. Berapa kebutuhan pupuk

    thitonia segar dan kering pada lahan tanpa recovery dan setelah recovery?

    Jawaban :

    Diketahui :

    A1 : N status tertinggi 0,50%

    A2 : N status terendah 0,21%

    XA : Rekomendasi teratas 69 kg N/ha

    XB : Rekomendasi terendah 46 kg N/ha

    B : N-total tanah 0,15% (rendah)

    Ditanya : U/kebutuhan pupuk tanpa recovery dan setelah recovery.

    Rumus Penyelesaian:

    Konversi ke kg/petak

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    33/50

    Kebutuhan pupuk thitonia segar sebelum recovery (D)

    N pupuk kandang 3,5%3,5/100100/3,5

    Kebutuhan pupuk thitonia segar sesudah recovery (C)

    Recovery 40%40/100100/40

    Kebutuhan pupuk thitonia kering sebelum recovery (D)

    N pupuk kandang 1,5%1,5/100100/1,5

    Kebutuhan pupuk thitonia kering sesudah recovery (C)

    Recovery 40%40/100100/40

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    34/50

    V. PEMBAHASAN

    A.

    Pengenalan Pupuk

    Pupuk Majemuk Super-Vit Tabur Lengkap merupakan pupuk

    berbentuk tabur berwarna coklat keputihan. Kemasan plastik dalam kardus 1

    kg. Pupuk Majemuk Tabur Lengkap Super-Vit merupakan pupuk dengan

    kandungan lengkap unsur hara makro dan mikro plus AKTIVATOR 10%

    yang mampu melipatgandakan populasi mikroba dengan cepat. Fungsi

    Produk menyediakan nutrisi makro dan mikro lengkap sehingga dapat

    mengembalikan keadaan tanah ke fungsi semula setelah kehilangan unsur

    hara akibat proses pengolahan lahan secara terus menerus. Manfaat Produk

    memperbaiki sifat kimiawi dan biologi tanah. Super-Vit tabur terbuat dari

    bahan-bahan kimia alami berprotein tinggi dan vitamin yang lengkap,

    sehingga dapat menyuburkan tanaman, mempercepat tumbuhnya tunas dan

    anakan, pembungaan, pembuahan yang sempurna serta dapat membentuk zat

    kadar asli, untuk meningkatkan daya tahan tumbuh tanaman terhadap hama

    dan virus.Keunggulan Super-Vit Tabur mampu memperbaiki tanah bantat

    kembali gembur berkat populasi mikroba yang berlipat ganda. Cara aplikasi

    mudah, hanya ditabur tidak memerlukan pupuk kimia lain kecuali urea hanya

    50% dari kebiasaan. Lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Kualitas hasil

    panen lebih baik (rasa lebih enak dan masuk kategori sehat), meningkatkan

    hasil panen 10-30%. Kandungan Pupuk Tabur Lengkap Super Vit: P2O510-

    15,5%, K2O 10-10,8%, MgO 1,26-1,29%, CaO 0,33%, CuO 0,31-0,33%,

    FeO 0,29-0,32%, ZnO 0,44-0,48%, MnO 0,34-0,37%, B2O5 0,56-0,58%,

    Protein 0,5%, Aktivator 10% (Propetani 2010)

    Dosis pemakaian Super-Vit Tabur berbeda tiap jenis tanamanya. Pada

    padi, padi sawah, padi gogo pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur

    15 21 HST dan 45 50 HST, dosis pemakaian 15 kg super-vit tabur

    dicampur dengan 100 kg Urea (ZA) pemupukan susulan dengan Urea (ZA)

    sebanyak 100 kg pada luas area 1 hektar. Pada tanaman jagung pemupukan

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    35/50

    dilakukan setelah tanaman berumur 15 21 HST dan 45 50 HST, dosis

    pemupukan 30 50 kg Super-vit tabur dicampur dengan 250 kg Urea

    pemupukan susulan setelah umur 45 hari dengan Urea sebanyak 100 kg

    (Tabita Jaya Agro Industri 2010).

    Pupuk Super-Vit Pelengkap Cair (PSPC), merupakan pupuk yang

    berbentuk cair dengan warna warna hijau muda yang dikemas dalam botol

    plastik (PET) volume 1.000 cc. Super-Vit Pupuk Pelengkap Cair adalah

    pupuk mikrobiokimia berbentuk cairan yang proses pemupukannya melalui

    penyemprotan pada daun, batang dan tanah secara merata. Khusus tanaman

    keras dapat dilakukan dengan cara infus melalui akar. Fungsi Produk

    menyediakan nutrisi makro dan mikro lengkap, senyawa organik kompleks

    (enzim dan asam-asam organik kompleks), serta mikroorganisme

    menguntungkan.

    Keuntungan produk dapat mengaktifkan sistem kerja enzim dan

    metabolisme dalam tubuh tanaman, menciptakan bulu-bulu akar anakan tunas

    baru, serta pembentukan bunga dan buah yang sempurna. Meningkatkan daya

    tahan tanaman terhadap penyakit serta kondisi lingkungan yang kurang

    menguntungkan, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan kualitas

    produksi tanaman, mendukung pengendalian hama terpadu (PHT) sehingga

    menghemat penyemprotan hama tanaman. Pupuk Cair Super Vit

    mengandung: N 11,98%, P2O52,99%, K2O 2,15%, MgO 0,33%, CaO 0,33%,

    CuO 638 ppm, Fe 356 ppm, Zn 182 ppm, Mn 500 ppm, B2O545,53 ppm.

    Dalam penggunaannya tidak dapat dicampur dengan racun rumput, kocok

    sebelum pakai, waktu penyemprotan pagi (pukul 07.00-10.00) dan sore

    (pukul 16.00-18.00) (Propetani 2010). Penggunaan Pupuk Cair Super Vit

    pada tanaman padi diaplikasikan pada saat tanaman dalam persemaian

    sampai 10 HST, 28 HST, 42 HST, 42 HST, 56 HST, 70 HST. Dosis

    penggunaan tiap umur tanaman secara berturut turut 10 cc/15 liter air, 15

    cc/15 liter air, 20 cc/15 liter air, 20 cc/15 liter air, 25 cc/15 liter air, 25 cc/15

    liter air, 25 cc/15 liter air. Dalam pengalikasiannya boleh dicampur dengan

    insektisida dan fungisida (Tabita Jaya Agro Industri 2010).

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    36/50

    B.

    Pembuatan Kompos

    Pupuk kompos merupakan sumber bahan organik dan hara bagi

    tanaman, juga merupakan sumber nitrogen di dalam tanah. Pengertian dari

    bahan organik adalah sisa sisa tanaman maupun hewan yang terdapat di

    tanah. Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan

    mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik.

    Mikrobia tersebut adalah bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan

    organik baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran

    hewan/ternak dan sebagainya (Adrien 2009).

    Tujuan pembuatan pupuk kompos yaitu merubah bahan organik

    menjadi unsur-unsur hara yang dapat diserap tanaman melalui proses

    dekomposisi. Pemilihan bahan pembuatan kompos diperluan bahan/seresah

    yang berkualitas baik yaitu bahan yang memiliki C/N rasio kurang dari 25%.

    Seresah tersebut mudah diurai, sehingga proses pembuatan kompos bisa cepat

    dan berkualitas baik. Proses pemilihan seresah dedaunan diambil dari

    tumpukan daun dibawah pohon dan dipisahkan dari campuran ranting kayu

    dan bahan anorganik seperti plastik.

    Prinsip pengomposan adalah menurunkan C/N ratio bahan organik

    tanah sehingga sama dengan C/N ratio tanah (kurang dari 20). Dengan

    semakin tingginya C/N ratio maka akan semakin lama proses pengomposan

    yang dilakukan. Masing-masing bahan pembuat kompos memiliki C/N ratio

    berbeda, misalnya jerami C/N rationya 50-70, cabang tanaman 15-60 dan

    kayu tua dapat mencapai 400. Waktu yang diperlukan untuk menuurunkan

    C/N ratio tersebut bermacam-macam, mulai dari tiga bulan hingga tahunan

    (Indriani 2010).

    Pada pembuatan kompos seresah daun, bahan yang digunakan adalah

    daun kering, larutan inokulum EM-4, dan air. Sedangkan alat yang digunakan

    adalah mesin pencacah, gembor, ember, dan terpal. Pada pembuatan kompos

    seresah daun pertama-tama yang harus dilakukan yaitu disiapkan ember

    untuh wadah seresah. Secara bertahap seresah diambil dan dipisahkan dari

    bahan anorganik kemudian dimasukkan ke dalam ember hingga penuh.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    37/50

    Kemudian seresah dimasukan kedalam mesin pencacah sampai halus

    kemudian dilakukan penyaringan. Seresah yang sudah dicacah ditumpuk

    secara berlapis dengan kapur dolomit dan disiramkan secara merata larutan

    inoculum EM-4 2%. Kemudian tumpukan seresah ditutup dengan terpal

    selama 1 bulan, perlu dilakuakn pengukuran suhu, jika suhu terlalu tinggi

    kompos perlu diaduk.

    Dalam proses pengomposan, suhu sangatalah berperan penting selain

    sebagai syarat dalam menentukan pertumbuhan bakteri, suhu juga berperan

    sebagai indikator bahwa dalam proses pengomposan dapat berlangsung

    dengan baik. kompos yang baik memiliki kisaran suhu antara 3040 oC. Jika

    kurang atau lebih tinggi dari kisaran suhu tersebut menunjukan bahwa pada

    kompos tersebut penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme dalam

    kompos terganggu (Roesmarkam dan Yuwono 2002).

    Faktor yg perlu diperhatikan dalam pembuatan kompos adalah daya

    hantar listrik dan pH. Daya Hantar Listrik digunakan sebagai indikator

    besarnya pertukaran kation (KPK) yang terjadi dan kadar garam kompos

    tersebut. Jika semakin lama daya hantar listriknya maka semakin meningkat.

    Hal ini menunjukan bahwa ionion yang terdapat di kompos semakin lama

    semaikin meningkat. Dapat dilihat dari banyaknya ion yang dilepaskan, maka

    semakin meningkat pula aktivitas mikroorganisme dalam kompos. Hal inilah

    yang menjadikan pembuatan kompos dengan menggunakan aktivator bisa

    terjadi dengan lebih cepat.

    pH perlu diketahui juga untuk menentukan apakah kompos tersebut

    sudah selayaknya digunakan sebagai puuk atu tidak. Kompos yang baik

    mempunyai pH sekitar netral, karena memang pada suhu inilah tanaman

    dapat tumbuh dengan optimal. Namun, jika pH nya masam maka perlu

    ditambahkan kapur sedangkan jika pH yang ada basa maka dalam kompos

    terdapat banyak kandungan unsur S. pH ini sangat menentukan kematangan

    dari kompos, jika kompos telah matang maka kandungan bahan organik yang

    belum terdekomposisi lebih rendah, pHnya juga akan lebih rendah. Ternyata

    pH dai kompos yang pembuatannya menggunakan aktivator mempunyai pH

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    38/50

    lebih rendah. Kompos yang sudah matang akan memiliki kandungan bahan

    organik yang dapat didekomposisi dengan mudah, nisbah C/ N yang rendah,

    tidak menyebarkan bau yang ofensif, kandungan kadar airnya memadai dan

    tidak mengandung unsur- unsur yang merugikan tanaman. Berdasarkan hasil

    pengamatan selama 1 bulan suhu kompos terus mengami penurunan, bau

    kompos sejak minggu pertama berbau tidak terlalu menyengat, berwarna

    coklat terang-gelap, memiliki kadar air sedang/tidak terlalu lembab dan

    bertekstur remah.

    C.

    Analisis Kadar Air PupukMetode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode

    untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan

    dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas.

    Prinsip dari metode oven pengering adalah air yang terkandung dalam suatu

    bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama

    waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan

    adalah kadar air (Astuti 2007). Metode ini memiliki beberapa kelemahan,

    yaitu bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama

    dengan uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain

    (Soedarmadji 2003).

    Penetapan kadar air dengan metode oven sebagai berikut botol

    timbang kosong dipanaskan dengan oven 105oC selama 15 menit, kemudian

    didinginkan dengan desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur

    pengeringan botol timbang diulang sampai didapatkan bobot tetap. Sampel

    sebanyak 4-5 gram ditimbang dalam botol timbang tersebut, kemudian

    dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 3-5 jam. Setelah botol

    timbang dikeluarkan dari oven dan didinginkan, diulang sampai didapatkan

    bobot tetap bahan. Persentase kadar air dapat dihitung dengan menggunakan

    rumus sebagai berikut Kadar Air (%) = (W-W1) x 100/W, keterangan W =

    bobot contoh asal dalam gram, W1 = bobot contoh setelah dikeringkan dalam

    gram, 100 = faktor konversi ke %. Penetapan kadar air bertujuan untuk

    mengetahui kadar air pupuk yang dapat mempengaruhi ekosistem yang

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    39/50

    terdapat pada tanah, oleh karena itu pada proses analisis dilakukan

    pengukuran kadar air sebagai faktor koreksi dari setiap pupuk yang berbeda.

    Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan hasil kadar air pupuk Bhoskaf

    26,86% dengan faktor koreksi kadar air 1,37.

    D. Analisis NPK

    1.

    Penetapan Nitrogen

    Nitrogen merupakan unsur pokok pembentuk protein dan penyusun

    utama protoplasma, khloroplas dan enzim. Dalam kegiatan sehari-hari

    peran nitrogen berhubungan dengan aktivitas fotosintesis, sehingga secaralangsung atau tidak nitrogen sangat penting dalam proses metabolisme dan

    respirasi. Fungsi lain nitrogen bagi tanaman antara lain, diperlukan untuk

    pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun,

    batang dan akar, berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang

    berguna sekali dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak dan

    berbagai persenyawaan organic, meningkatkan mutu tanaman penghasil

    daun-daunan dan meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di

    dalam tanah (Salisbury FB. dan Ross CW 2005).

    Nitrogen diserap tanaman sebagai NO3-dan NH4

    +, yang kemudian

    dimasukkan ke dalam semua asam amino dan protein. Nitrogen

    merupakan unsur hara yang sangat banyak sering membatasi hasil

    tanaman. Dalam bentuk NO3-, nitrogen mudah keluar dari daerah

    perakaran. Ia mudah tercuci karena besar muatan listrik positif tanah

    biasanya sangat kecil. Nitrogen dalam bentuk NO3- juga dapat tereduksi

    secara mikrobiologis menjadi NO, N2O, atau N2 yang menguap. Jumlah

    NH4+dan NO3

    -di dalam tanah dapat bertambah akibat dari pemupukan N,

    fiksasi N biologis, hujan, dan penambahan bahan organik. Sedangkan

    berkurangnya jumlah NH4+ dan NO3

    - disebabkan oleh pencucian,

    pemanenan, denitrifikasi, dan juga votalisasi (Poerwowidodo 2001).

    Kekurangan unsur hara nitrogen (N), antara lain warna daun hijau

    agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari

    ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    40/50

    lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan.

    Jaringan daun mati dan menyebabkan daun menjadi kering dan berwarna

    merah kecoklatan. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.

    Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak

    sebelum waktunya. Keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering,

    dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas (Jumadila 2011).

    Bahan baku dari proses pembuatan pupuk urea antara lain Gas

    CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amonia. Proses

    pembuatan Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :

    a)

    Sintesa Unit

    Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk

    mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3dan gas CO2didalam Urea

    Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle

    karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi disintesa

    adalah 175 Kg/Cm2G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi

    untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya

    setelah dilakukan Stripping oleh CO2.

    b)Purifikasi Unit

    Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di

    Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan

    dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17

    Kg/Cm2G. dan 22,2 Kg/Cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2dan

    NH3dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke

    bagian Kristaliser.

    c)

    Kristaliser Unit

    Larutan Urea dari unit Purifikasi dikristalkan di bagian ini secara

    vacum, kemudian kristal Ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang

    di perlukan untuk menguapkan air diambil dari panas Sensibel Larutan

    Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari

    sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    41/50

    d)

    Prilling Unit

    Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 %

    berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling

    tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan

    dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari

    bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea

    dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.

    e)Recovery Unit

    Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi

    diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan menggunakan

    Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke

    bagian Sintesa.

    f)

    Proses Kondensat Treatment Unit

    Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian Kristalliser

    didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil Urea, NH3dan CO2

    ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di Stripper dan

    Hydroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali ke bagian

    purifikasi untuk direcover. Sedang air kondensatnya dikirim ke Utilitas.

    (KPPBUMN 2012).

    Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan

    rumus kimia CO(NH2)2. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang

    tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya. Berdasarkan hasil

    pengamatan, kadar N-Urea (N-Organik) adalah 0,56%. N-NH4 adalah

    0,069% dan N-NO3 adalah 0,188%. Kadar N-Urea tergolong rendah.

    Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat

    (NO3-) atau amonium (NH4

    +) yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam

    nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    42/50

    2.

    Penetapan P2O5 total

    Fungsi dari unsur Fosfor pada tanaman antara lain untuk

    pembentukan bunga dan buah, bahan pembentuk inti sel dan dinding sel,

    mendorong Pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan

    klorofil, penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil,

    penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP), komponen asam

    nukleat (DNA dan RNA), dan berfungsi untuk pengangkutan energi hasil

    metabolisme dalam tanaman. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion

    ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Selain itu,

    unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan

    metafosfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk

    senyawa organik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin.

    Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah

    menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak

    antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat

    pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman

    (Kuswandi 2003).

    Apabila tanaman kekurangan unsur hara fosfor, tanaman tersebut

    akan tumbuh kerdil. Tanaman muda, daun akan berwarna hijau tua

    keunguan, kadang-kadang tampak pula warna hijau kekuning-kuningan

    karena kekurangan Fosfor cenderung menghambat penyerapan unsur hara

    nitrogen. Warna kekuningan ini akan lebih dulu dijumpai pada daun tua

    karena sifat fosfor yang mobil dalam tanah, sehingga dalam keadaan

    kekurangan, unsur hara fosfor dengan cepat ditranslokasikan ke bagian

    tanaman yang lebih muda. Tanaman buah-buahan pucuk daun akan

    berwarna brown atau ungu. Fosfat relatif tidak mengalami proses pelindian

    karena diikat oleh koloid tanah, sehingga pupuk fosfat yang ditabur

    dipermukaan tanah tetap berada di tempat. Supaya lebih efektif pupuk P

    sebaiknya diletakkan di dekat perakaran.

    Proses pembuatan pupuk SP-36 meliputi berbagai tahapan yaitu,

    bahan pembuatan fosfat yang berasal dari batuan fosfat dilakukan ball mill

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    43/50

    sedangkan bahan yang berasal dari asam fosfat dan asam sulfat dilakukan

    cone mixer. Setelah melakukan ball mill kemudian granulation, dryer,

    screen dan yang terakhir coller. Pada proses ball mill dilakukan

    penghalusan batuan fosfat hingga 80% berukuran 200 mesh dan dilakukan

    pengeringan hingga mencapai 1%. Pada tahapan cone mixer, asam sulfat

    dimasukkan secara tangensial agar tidak terjadi scaling di dinding cone

    mixer. Kemudian terbentuklah slurydan ditampung dalam belt conveyor

    danslurydisebut Green TSP. Pada tahapan granulation,produk setengah

    jadi dibawa ke unit granulator untuk proses pembutiran dimana

    sebelumnya melewati proses pengeringan (dryer)untuk menurunkankadar

    airnya. Pupuk diseleksi dimana pupuk yang masih berukuran besar yaitu

    lebih dari 100 mesh dimasukkan ke dalam mesin crusheruntuk dihaluskan

    kembali dan kemudian akan dimasukkan lagi ke granulator. Akhirnya

    produk jadi dialirkan ke ruang penyimpanan produk curah dimana

    sebelumnya dilakukan pendinginan di ruang cooler.

    Pupuk SP-36 mengandung P2O5 total minimal 36%. Selain itu

    terdapat pula kadar P2O5larut Asam Sitrat minimal 34%, kadar P2O5larut

    dalam air minimal 30%, kadar air maksimal 5% serta kadar Asam Bebas

    sebagai H3PO4 maksimal 6%. Pada hasil analisis kandungan P dalam

    bentuk P2O5 di pupuk SP-36 diperoleh hasil dari penembakan P yang

    tidak beda nyata pada tiap kelompok. Pada kelompok 16, 17, 18, 19 dan 20

    diperoleh hasil penembakan P organik masing-masing 0,204; 0,364; 0,224;

    0,253 dan 0,261. P anorganik masing-masing 0,147; 0,180; 0,929; 0,223

    dan 0,239.

    3.

    Penetapan K2O total

    Fungsi utama kalium (K) adalah membantu pembentukan protein

    dan karbohidrat. Kalium berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar

    daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Kalium merupakan sumber

    kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.

    Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak

    tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    44/50

    yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat

    menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar magnesium daun

    dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga

    aktivitas fotosintesa terganggu (Marsono 2001).

    Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K+. Kalium di dalam

    tanah ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk

    setiap tanaman berbeda-beda. Ion-ion K+ di dalam air tanah dan ion-ion

    K+ yang di adsorpsi, dapat langsung diserap. Di samping itu tanah

    mengandung juga persediaan mineral tertentu dalm bentuk berbagai

    macam silikat, dimana kalium membebaskan diri sebagai akibat dari

    pengaruh iklim. Persediaan mineral dalam bentuk kalium ini terutama

    penting bagi tanah liat dari laut yang masih muda. Bertambah banyak

    persediaan ini di dalam tanah, maka akan lebih banyak pula kalium di

    bebaskan sebagai akibat dari pengaruh iklim yang diserap oleh tanaman

    (Kuswandi 2003).

    Gejala kekahatan unsur hara K dapat dilihat pada daun yang berubah

    jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung)

    dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata.

    Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti

    ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak

    bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini

    jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati. Batangnya

    lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Buah tumbuh

    tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan

    disimpan. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur. Tanaman

    rentan terhadap penyakit. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat

    kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.

    Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit

    K) yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui

    penyulingan untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl)

    merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    45/50

    tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi

    tanaman. Peran utama kalium adalah sebagai aktivator berbagai enzim.

    Kandungan utama dari endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit

    K2SO4. Hal ini dikarenakan umumnya tercampur dengan bahan lain seperti

    kotoran, pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya

    mengandung K2O sampai 60% (Wahyu 2010). Kandungan unsur hara

    dalam pupuk KCl adalah 60% K2O. Artinya setiap 100 kg pupuk KCl

    didalamnya terkandung 60 kg unsur hara K2O dari total kandungan.

    E.

    Penentuan Dosis Pupuk OrganikPada soal nomor 1 dilakukan perhitungan untuk menentukan

    kebutuhan pupuk kandang ayam pada lahan sebelum recovery dan sesudah

    recovery. Sebelum recovery maksudnya sebelum tanah tertutup dengan

    vegetasi, sedangkan sesudah recoveri tanah sudah tertutupi oleh vegetasi.

    Untuk menentukan dosis pupuk organik perlu diketahui N-total yang

    terkandung dalam tanah srta mencantumkan status (rendah, sedang, tinggi)

    sesuai dengan ketentuan yang ada. Pada praktikum tahun ini berpacu pada

    tabel keterangan kriteria untuk tanah yang bersumber dari Laboratorium,

    Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (2003).

    Pada soal nomor 1 diketahui N-total tanah 1,17% status N rendah.

    Ukuran luas petak 4,2 m2. Dosis rekomendasi 60-112 kg N/ha. Kategori

    status N sedang 0,21-0,50%. Kadar N pada pupuk kandang ayam 2%.

    Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa

    kebutuhan pupuk kandang sebelum recovery adalah 2,5 kg/petak. Kebutuhan

    pupuk akan meningkat apabila telah dilakukan recovery 40% kebutuhan

    pupuk kandang ayam menjadi 6,25 kg/petak. Peningkatan ini disebabkan

    kerena semakim banyak tanaman yang ditanam maka kebutuhan pupuk juga

    akan meningkat, apa bila kebutuhan tersebut tidak tercukupi maka tanaman

    akan menampakan gejala kekuranga unsur hara.

    Pada soal nomor 2 diketahui N-total tanah 0,15% (rendah). Ukuran

    luas petak 9 m2. Dosis rekomendasi 46-69 kg N/ha. Kadar N dalam thitonia

    0,21-0,50%. Kadar N pada thitonia segar 3,5%. Kadar N pada thitonia kering

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    46/50

    1,5%. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa

    kebutuhan thitonia segar sebelum recovery adalah 1,71 kg/petak. Kebutuhan

    pupuk akan meningkat apabila telah dilakukan recovery 40% kebutuhan

    pupuk thitonia segar menjadi 4,27 kg/petak. Kebutuhan pupuk thitonia kering

    sebelum recovery adalah 4 kg/petak. Kebutuhan pupuk akan meningkat

    apabila telah dilakukan recovery 40% kebutuhan pupuk thitonia kering

    menjadi 10 kg/petak. Dapat dilihat kebutuhan pupuk thitonia kering lebih

    banyak dibanding pupuk thitonia segar hal ini disebabkan karena pada

    thitonia kering kandungan nitrogen hanya sedikit sebagian besar telah hilang

    melalui proses evaportranspirasi dari permukaan seresah thitonia. Sehingga

    penggunaan thitonia segar lebih baik dibanting thitonia kering.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    47/50

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN

    A.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diperoleh

    kesimpulan sebagai berikut:

    1.

    Pupuk Majemuk Super-Vit Tabur Lengkap merupakan pupuk berbentuk

    tabur berwarna coklat keputihan. Pupuk Super-Vit Pelengkap Cair

    (PSPC), merupakan pupuk yang berbentuk cair dengan warna warna hijau

    muda yang dikemas dalam botol plastik (PET) volume 1.000 cc.

    2.

    Tujuan pembuatan pupuk kompos yaitu merubah bahan organik menjadi

    unsur-unsur hara yang dapat diserap tanaman melalui proses dekomposisi.

    3. Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu metode

    untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan

    dengan cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas.

    4. Pembuatan pupuk urea melalui 6 proses yaitu sintesa unit, purifikasi unit,

    kristaliser unit, priling unit, recovery unit, dan proses kondensat treatment

    unit.5. Pupuk SP-36 mengandung P2O5 total minimal 36%. Selain itu terdapat

    pula kadar P2O5 larut Asam Sitrat minimal 34%, kadar P2O5 larut dalam

    air minimal 30%, kadar air maksimal 5% serta kadar Asam Bebas sebagai

    H3PO4maksimal 6%.

    6. Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K)

    yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan

    untuk menghasilkan pupuk KCl.

    7. Kebutuhan pupuk akan meningkat apabila telah dilakukan recovery 40%.

    Penggunaan pupuk thitonia kering lebih banyak karena unsur hara N

    banyak yang hilang karena menguap.

    B. Saran

    Lebih baik dibuat kelompok tetap sehingga koordinasi lebih mudah.

    Peralatan seperti timbangan perbaikan alat destilasi perlu ditambah sehingga

    jalannya praktikum bisa lebih cepat.

  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    48/50

    DAFTAR PUSTAKA

    Adrien N 2009. Soil properties and crop yields in response to mixed paper millsludges, dairy cattle manure, and inorganic fertilizer application.

    Agronomi Journal101: 826835.

    Ajayi OC, FK Akinnifesi, G Sileshi and S Chakeredza. 2007. Adoption of

    renewable soil fertility replenishment technologies in the southern

    African region : Lessons learnt and the way forward. Natural Resources

    Forum 31 : 306317.

    Budhiwidiyastuti 2001.Budidaya Jamur Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Hamida 2010. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Guano dari Kotoran

    Kelelawar.http://repository.usu.ac.id.Diakases pada 23November 2014Handajani Hany 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Pupuk Alternatif

    Kultur Mikroalga Spirullina sp. J. Protein1(2): 188-193.

    Hardjowigeno 2004. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.

    Jakarta.

    Hasibuan BE 2006. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas

    Sumatera Utara. Medan

    Husnian D Setyorini, S Widati 2005. Teknologi Budidaya Pertanian Organik

    Ditinjau dari Aspek Kesuburan Tanah. Seminar Nasional Inovasi

    Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim. Bogor.Indriani YH 2010.Membuat KomposSecara Kilat. Penebar Swadaya. Bogor.

    Isnaini M 2006. Pertanian Organik. Cetakan Pertama. Penerbit Kreasi Wacana.

    Yogyakarta.

    Jumadila 2011. Akibat Kekurangan Salah Satu Unsur Hara. http://tha.co.id.

    Diakses pada tanggal 30 November 2013.

    Jumin HB 2002.Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    KPPBUMN 2012. Proses Pembuatan Urea. http://www.kppbumn.depkeu.go.id.

    Diakses pada tanggal 30 November 2013.

    Kuswandi 2003. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

    Lingga P dan Marsono 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

    Jakarta.

    Marsono 2001.Pupuk Akar.Jakarta: Penebar Swadaya.

    Novizan 2007.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Poerwowidodo 2001. Genesa tanah, Proses Genesa, dan Morfologi. Institut

    Pertanian Bogor. Bogor

    Propetani 2010. Info Produk Pupuk Super-Vit. http://propetani.wordpress.com/.

    Diakses pada 30 November 2014.

    http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/http://repository.usu.ac.id/
  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    49/50

    Rosmarkam A dan NW Yuwono 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.

    Yogyakarta.

    Salisbury F B dan Ross CW 2005. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB

    Press.

    Sanjaya RT 2009. Memajukan Pertanian Dengan Mikroba Spesial.

    http://www.kulinet.com/.Diakses pada tanggal 23 November 2014.

    Saraswati 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumber

    daya Lahan Pertanian, Badan Peneitian dan Pengembangan Pertanian.

    Bogor.

    Sudarmadji IB 2003. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty.

    Yogyakarta.

    Suriadi A Nazam M 2005.Penilaian Kualitas Tanah Berdasarkan Kandungan

    Bahan Organik. Nusa Tenggara Barat : Balai Pengkajian Teknologi

    Pertanian NTB.

    Sutanto R 2002.Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

    Tabita Jaya Agro Industri 2010. Super-Vit Unsur Hara Makro dan Mikro +

    Aktivator 10%. http://pupuksuper-vit.com/. Diakses pada 30 November

    2014

    Talanca AH dan AM Adnan 2005. Mikoriza dan Manfaatnya Pada Tanaman.

    Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI

    Komda Sulsel.

    Wahyu A 2010. Pupuk N-P-K. http://wahyuaskari.wordpress.com.Diakses pada

    tanggal 30 November 2014.

    http://www.kulinet.com/http://www.kulinet.com/http://www.kulinet.com/
  • 8/10/2019 Lporan Pupuk FJR

    50/50

    LAMPIRAN

    - Foto pupuk, kelompok dan wawancara di saprotan

    - Foto pengomposan

    -

    Foto saat praktikum di laboratorium (mis. Hasil titrasi)