tugas lporan resmi

44
i LAPORAN PRAKTEK MANDIRI PENGUJIAN AKTIVITAS ENZYM DAN UNIT ENZYIM BATING AGENT DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV FITRIYAH ISTIYANAH NIM : 110102006 HELGA YP RALAHALU NIM : 110102008 NAZRAN AZIZ NIM : 110102016 RONALD JEFERNICKY NAIHOIS NIM : 110102019 Dosen Pengampu : Prof. Dr.drh. soemitro DJ KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

Upload: bona-n-ventura

Post on 18-Feb-2015

93 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: tugas lporan resmi

i

LAPORAN PRAKTEK MANDIRI

PENGUJIAN AKTIVITAS ENZYM DAN UNIT ENZYIM BATING AGENT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

FITRIYAH ISTIYANAH NIM : 110102006

HELGA YP RALAHALU NIM : 110102008

NAZRAN AZIZ NIM : 110102016

RONALD JEFERNICKY NAIHOIS NIM : 110102019

Dosen Pengampu : Prof. Dr.drh. soemitro DJ

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

YOGYAKARTA

2013

Page 2: tugas lporan resmi

ii

LEMBAR PENGESAHANLaporan Resmi

PENGUJIAN AKTIVITAS ENZYM DAN UNIT ENZYIM BATING AGENT

Disusun Oleh :

Fitriyah Istiyanah Helga YP Ralahalu

NIM : 110102006 NIM : 110102008

Nazran Aziz Ronald Jefernicky Naihois

NIM : 110102006 NIM : 110102019

Yogyakarta, 08 Januari 2013

Menyetujui

Dosen Pengampu Asisten Dosen

Prof. Dr.drh. soemitro DJ Jumi’un

Page 3: tugas lporan resmi

iii

PRAKATA

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum mandiri ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini juga penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses praktikum hingga penyusunan laporan praktek mandiri ini, yakni :

1. Bp. Prof. Dr. drh. Soemitro DJ, selaku dosen pengampu mata kuliah teknologi pemanfaatan enzym

2. Bp. Jumi’un selaku asisten dosen mata kuliah teknologi pemanfaatan enzym yang membina dalam proses praktikum di Laboratorium

3. Teman-teman GOMBALS (Gerombolan Bahan TPL 2011) yang selalu senantiasa menghibur dikala gunda dan memberikan semangat yang luar biasa, dan

4. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan praktikum mandiri mata kuliah teknologi pemanfaatan enzym.

Laporan praktikum mandiri ini dibuat dengan tujuan sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) Ganjil pada mata kuliah pemanfaatan Enzym. Selain itu laporan ini disusun sebagai bukti penyelenggaraan praktek mata kuliah teknologi pemanfaatan enzym selama satu semester penuh.

Dengan demikian, dalam laporan ini kami akan mencoba menjelaskan sedikit tentang pengujian aktivitas enzym dan unit enzym bating agent. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan agar bisa menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Yogyakarta, 08 Januari 2013

Penyusun

INTISARIEnzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup. Enzim

dihasilkan oleh sel-sel hidup, baik hewani maupun nabati. Bila digabungkan dengan bahan organik tertentu maka bisa mengubah susunan menjadi persenyawaan yang lebih sederhana, namun enzim itu tidak turut berubah. Sehingga enzim sering diartikan sebagai katalisator organik. Enzim sangat penting dalam kehidupan dan tidak ada organisme tumbuhan atau

Page 4: tugas lporan resmi

iv

hewan yang dapat hidup tanpa enzim, maka tepung tidak akan memiliki sifat-sifat tertentu bila dalam biji gandum tidak ada enzim.

Ada dua jenis enzim yang sangat penting, yaitu diastase dan protease. Enzim protease berfungsi melembekkan, melembutkan atau menurunkan gluten yang membentu protein. Sehingga bila ingin memperoleh adonan roti yang baik maka sedikit enzim protease perlu disertakan.

Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatkan produk beribu kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang relatif rendah; dan (3) bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu. Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, invertase, glukosa-isomerase, papain, dan bromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.

Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein. Protease dibutuhkan secara fisiologi untuk kehidupan organisme pada tumbuhan, hewan maupun mikroorganisme. Protease terdiri dari asam aspartat, asam glutamik, cysteine metallo, serine, dan threonine. Protease tumbuhan yang dikenal antara lain papain, bromelain, dan keratinase. Protease hewan yang paling dikenal adalah tripsin, kimotripsin, pepsin dan rennin. Enzim-enzim ini dapat diperoleh dalam keadaan murni dengan jumlah besar.enzim protease dapat digambarkan dari rangkaian molekul-molekul penyusunnya berbentuk seperti pita.

Protease adalah enzim penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena aplikasinya yang sangat luas. Industri pengguna protease di antaranya ialah industri deterjen, kulit, tekstil, makanan, hidrolisat protein, pengolahan susu, farmasi, makanan, bir, film, dan limbah. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila protease yang digunakan mencapai 60% dari total enzim yang diperjualbelikan di seluruh dunia.

Enzim protease merupakan salah satu enzim yang memiliki nilai komersial tinggi dan telah digunakan secara luas diberbagai bidang industri. Industri penyamakan kulit memanfaatkan enzim protease sebagai agensia bating (pengikis protein globular), didalam perdagangan dikenal dengan nama oropon atau enzylon. Telah dilakukan penelitian, membandingkan agensia bating enzim protease dari Aspergillus oryzae dengan standar oropon terhadap kadar protein kulit, serta menentukan penurunan kadar protein kulit dengan penggunaan berbagai konsentrasi enzim protease dari Aspergillus oryzae dan waktu bating. Kadar protein dianalisa dengan metode Kjeldahl. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pada kondisi yang sama konsentrasi 1,00 % (b/b) dan waktu bating 60 menit, enzim protease dari Aspergillus oryzae dapat menurunkan kadar protein sebesar 19,55 %, sedangkan oropon 1,14 %. Dari berbagai konsentrasi enzim protease dari Aspergillus oryzae dan waktu bating, menunjukkan semakin tinggi konsentrasi enzim dan semakin lama waktu bating, penurunan kadar protein semakin meningkat.

Page 5: tugas lporan resmi

v

Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, mikroorganisme lebih menguntungkan karena pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh pada substrat yang murah, lebih mudah ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan kondisi pertumbuhan dan rekayasa genetik, serta mampu menghasilkan enzim yang ekstrim. Adanya mikroorganisme yang unggul merupakan salah satu faktor penting dalam usaha produksi enzim. Oleh karena itu, penggalian mikroorganisme indigenous penghasil protease perlu dilakukan di Indonesia. Keragaman hayati yang tinggi memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan mikroorganisme yang potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil enzim.

Mekanisme protease adalah dengan mengubah sumber gula atau laktosa menjadi asam laktat. Protease memiliki daya katalitik yang spesifik dan efesien serta bekerja optimal pada suhu 70 ‘C. Laktosa yang menjadi sumber gula dipecah menjadi glukosa. Glukosa dioksidasi menjadi 2 piruvat melalui jalur Embden Mayerhoff Parnass (EMP) dan menghasilkan 2 ATP. NADH yang dihasilkan dari jalur itu digunakan untuk mereduksi piruvat menjadi asam laktat.

Berbagai jenis bakteri dan kapang dilaporkan mampu menghasilkan protease (Bacillus amylolique, B. licheniformis, B. subtilis, B. cereus, B. polymyxa, B. hermoproteolyticus, Mucor pusillus, M. miehei, Aspergillus orizae,A,sojae dan A. phoenicis), beberapa diantaranya telah digunakan untuk skala industri.

Termofilik sebagai salah satu jenis bakteri dapat tumbuh pada suhu tinggi di atas suhu tumbuh rata-rata bakteri mesofil yaitu 45oC-70oC. Oleh karena memiliki ciri khas demikian, maka bakteri ini sebagian besar tumbuh dan hidup pada daerah bersuhu tinggi, seperti sumber air panas, kawah gunung berapi, dan tempat pengomposan. Keuntungan dari bakteri ini adalah memiliki protein yang dapat bekerja pada kondisi lingkungan dengan suhu tinggi dimana protein/ enzim lain dapat mengalami denaturasi. Salah satu protease termostabil dapat dihasilkan dari mikroorganisme termofilik yaitu Bacillus subtilis.

Page 6: tugas lporan resmi

vi

DAFTAR ISI

Page 7: tugas lporan resmi

vii

LAPORAN PRAKTEK MANDIRI........................................................................................................i

PENGUJIAN AKTIVITAS ENZYM DAN UNIT ENZYIM BATING AGENT...................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................ii

PRAKATA........................................................................................................................................... iii

INTISARI............................................................................................................................................. iv

DAFTAR ISI........................................................................................................................................vi

BAB I....................................................................................................................................................8

PENDAHULUAN.................................................................................................................................8

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................8

1.2 Tujuan....................................................................................................................................9

1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................................9

BAB II................................................................................................................................................10

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................10

2.1 Enzym........................................................................................................................................10

2.2 Bating Agent..............................................................................................................................11

PANKREAS....................................................................................................................................15

BAB III................................................................................................................................................18

MATERI DAN METODA..................................................................................................................18

3.1 Materi :................................................................................................................................18

A. Alat yang digunakan............................................................................................................18

B. Bahan yang digunakan :......................................................................................................18

3.2 Metode :................................................................................................................................18

Prosedur Kerja :...........................................................................................................................18

BAB IV...............................................................................................................................................19

HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................19

A. Data Praktikum........................................................................................................................19

1. Data Tabulasi.......................................................................................................................19

2. Perhitungan :........................................................................................................................19

3. Regresi.................................................................................................................................20

4. Koefisien regresi..................................................................................................................21

5. Pembahasan.........................................................................................................................23

Uji Aktifitas Enzim......................................................................................................................26

RINGKASAN.....................................................................................................................................27

BAB VI...............................................................................................................................................28

Page 8: tugas lporan resmi

viii

PENUTUP..........................................................................................................................................28

6.1 Kesimpulan................................................................................................................................28

6.2 Saran..........................................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................29

Page 9: tugas lporan resmi

ix

Page 10: tugas lporan resmi

1

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Enzim merupakan biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk.

Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat. Sehingga enzim dapat dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan suatu bahan yang tidak bermanfaat menjadi bahan yang bermanfaat. Salah satu dari pemanfaatan enzim adalah pada pemanfaatan susu layu dengan enzim menjadi tahu.

Enzim merupakan mikrobia yang dapat diperoleh dari berbagai tumbuahan maupun hewan. Pada tumbuhan enzim dapat diperoleh contohnya dari ekstrak buah nanas yaitu enzim bromelin dan pada buah papaya yaitu enzim papain. Sedangkan pada hewan salah satunya enzim diperoleh dari pangkreas yaitu enzim pangkrease. Hal ini juga yang menjadikan enzim banyak dimanfaatkan.

Bating adalah suatu tahapan proses yang dilakukan oleh industri penyamakan kulit, untuk memperoleh kulit samak yang lemas, mempunyai kekuatan tarik dan kemuluran kulit seperti yang dikehendaki. Sampai saat ini perusahaan-perusahaan penyamakan kulit di Indonesia masih menggunakan agensia bating komersial antara lain Oropon, Sanzme, Enzylon.

Berbagai usaha untuk mengganti atau menekan serendah mungkin penggunaan agensia bating komersial, walaupun telah dikelolakan antara lain dengan memanfaatkan enzim dari pankreas hewan dan enzim tanamrn, namun karena berbagai kendala antara lain sukarnya memperoleh enzim yang aktivitasnya seragam dan sukar penanganannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang bioteknologi, dimungkinkan memanfaatkan pankreas hewan, tumbuhan seperti nenas dan pepaya sebagai penghasil enzim protease.

Enzim proteolitik dapat berasal dari bahan yang dihasilkan oleh hewan, tanaman maupun mikoba. Enzim proteolitik diperlukan pada proses penyamakan kulit yang bertujuan untuk melemaskan kulit, yaitu pada tahap proses bating.

Pangkreas (dapat diperoleh dari hewan bertulang belakang) mengeluarkan beberapa enzim proteolitik dalam bentuk al:tif antara lain :

1. tripsinogen, 2. khemotripsinogen, 3. prokarboksi4. peptidase, dan 5. elastase.

Page 11: tugas lporan resmi

2

Pada rumah potong ternak, umumnya pankreas belum dimanfaatkan dan merupakan limbah rumah potong ternak, sehingga pankreas hewan dapat diperoleh secara cuma-cuma. Papain dapat diperoleh dari tanaman papaya (Cariva papaya) yang terdapat pada getah batang, daun dan buah papaya. Getah pepaya paling banyak diperoleh dari buah pepaya yang masih muda dengan cara menoreh kulit buah papaya dan disadap getahnya. (Muhidin, 2001). Pepaya dapat tumbuh pada lahan yang tidak tergenang air dan tersebar di seluruh nusantara, sehingga mudah diperoleh dan harganya murah.

Bromelin, dapat diperoleh dari sari buah nanas (Ananas comosus) yang sudah tua. Nanas dapat tumbuh subur pada daerah yang banyak hujan, tetapi tidak tahan genangan air. Tanaman pohon nanas dapat dipertahankan hingga 50 tahun dengan pemupukan yang baik (Rismunandar, 2003).

Tanaman nanas tersebar di seluruh nusantara, sehingga mudah diperoleh dengan harga yang murah. Papain dan bromelin adalahprotease yang dihasilkan oleh tanaman. Protease merupakan enzim yang dapat mengurai atau memecah ikatan peptida protein (Widowati, 1995).

Kekuatan memecah ikatan peptida oleh enzim protease pada suatu substrat dikenal dengan sebutan aktivitas proteolitik (Suhartono, 1 992). Daerah Nusa Tenggara Baral mempunyai potensi yang besar sebagai penghasii kulit ternak besar sapi maupun kulit ternak kecil (kambing dan domba).

Oropon adalah agensia bating komersial yang mengandung protease, digunakan dalam penelitian ini sebagai kontrol atau pembanding dengan agensia non-komersial.

1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah :1. Mengetahui aktivitas dan kekuatan enzym2. Mengetahui dan menguji pembuatan bating agent secara sederhana3. Mengetahui dan menguji aktivitas enzym pada bating agent

1.3 Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan Bating Agent ?b. Bagaimana aktivitas enzym ?c. Bagaimana cara pengujian bating agent ?

Page 12: tugas lporan resmi

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 EnzymEnzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat

proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim (http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim).

Enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam system biologik. Pada dasarnya adalah untuk menurunkan keperluan energi aktifasi yang digunakan untuk reaksi kimia. Protein enzim disebut dengan Apoenzim mempunyai struktur 3 dimensi dan bagian yang bukan protein disebut Koenzim. Diperkirakan ada 3000 macam enzim dalam sel. Dalam mengkatalisis protein, enzim bersifat sangat spifik, shingga meskipun jumlah enzim ribuan di dalam sel dan substratpun sangat banyak, tidak akan terjadi kekeliruan. Seperti protein pada umumnya, enzim dapat mengalami denaturasi oleh berbagai factor, seperti : perubahan pH yang mencolok, temperature, pelarut organic, urea dan dapat dihambat oleh racun enzim. Oleh karena enzim adalah suatu protein, maka kemampuan mengkatalisis suatu reaksi sangat erat hubungannya dengan struktur tertier dan kwartener dari molekul potein tersebut. Oleh karena itu factor lingkungan sangat mempengaruhi aktifitas enzim. Kunci dari factor lingkungan adalah terletak pada pH dan suhu (Shahid, 1992). Menurut Winarno (1983), enzim merupakan

Page 13: tugas lporan resmi

4

senyawa makromolekulyang spesifik yang mempercepat reaksi biologis. Tidak seluruhh permukaan enzim aktif, dan bagian aktif relative kecil. Bagian aktif enzim adalah bagian enzim yang dapat mengikat substrat dan gugus prostetik bila ada. Sedangkan menuut Girindra Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan sangat penting dalam proses aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator sel yang sangat khas, artinya suatu enzim hanya mampu menjadi katalisator untuk reaksi tertentu saja (Girindra, 1986).

Enzim didefinisikan sebagai ferman yang bentuknya tidak tertentu dan tidak teratur yang berkerja tanpa adanya mikrobia. Enzim lengkap disebut dengan Holoenzim; bagian terpenting disebut dengan Apoenzim dan yang bukan protein disebut dengan Kofaktor. Senyawa yang diubah dalam reaksi yang dikatalisis enzim disebut dengan substrat. Dalam reaksi enzim, substrat bergabung dengan Holoenzim dan dilepas dalam bentuk dimodifikasi. Pengertian enzim dari pendapat Rex Montgomery dan kawan-kawan mengatakan bahwa enzim meningkatkan laju reaksi yang mungkin terjadi dalam jaringan. Seperti diterangkan bahwa enzim sebagai protein, memiliki berat molekul yang besar. Bila enzim tidak ada, maka reaksi-reaksi akan berjalan terlalu lambat untuk dapat menopang kehidupan atau reaki-reaki tersebut akan memerlukan kondisi-kondisi non-fisiologis.

Enzim ialah sejenis protein yang bertindak sebagai mangkin organik yang dapat mengawal atur serta mempercepatkan tindak balas biokimia dalam sel. Enzim terbina daripada protein yang dihasilkan oleh sel hidup.Tindakan enzim spesifik. Setiap jenis enzim hanya bertindak balas dengan substrat tertentu sahaja. Contoh: enzim sukrase hanya boleh berindak balas dengan sukrosa tetapi tidak boleh bertindak balas dengan maltosa walaupun kedua-duanya adalah gula. Tindak balas enzim boleh berbalik. Arah tindak balas bergantung kepada jumlah substrat dan hasil yang ada. Tindak balas penguraian lemak akan berlaku dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri sehingga keseimbangan tercapai antara kedua-dua substrat. Enzim diperlukan dalam kuantiti yang kecil. Sedikit enzim akan memangkinkan satu bilangan besar tindak balas biokimia yang sama. Enzim tidak boleh dimusnahkan selepas tindak balas biokimia selesai. Oleh itu, enzim boleh digunakan berulang kali. Suhu optimum bagi tindak balas enzim ialah pada 37oC.

2.2 Bating AgentMenurut Bienkiewiez (1983) bahwa proses pengikisan protein dikerjakan dalam

cairan yang sama dengan proses pembuangan kapur. Proses ini merupakan penghilangan akhir dari komponen kulit yang bukancollagen,meliputi protein globular, elastin dan sisa struktur sel. Dahulu proses pengikisan protein menggunakan bahan enzim dari produk alami (kotoran dan urine). Jumlah enzim yang digunakan untukbating adalah sangat kecil bila dibandingkan dengan berat kulit. Proses enzimatik harus dikontrol dengan hati-hati, karena dalam waktu yang lama akan membahayakan terhadap kulit. Pengunaan enzim berlebihan dan penambahan temperatur menyebabkan protein banyak yang hilang, kulit akan menjadispongy atau kosong (losse grain). Operasi pengikisan protein pada kulit, membuat fibril collaagen terpisahkan, akibatnya sulit dikontrol dan belum ada metode yang tepat untuk mengontrolnya.

Page 14: tugas lporan resmi

5

Adapun tujuan dari proses bating :1. Melemaskan anyaman serat2. Melarutkan protein non kolagen diantara serat kulit.3. Menormalkan kebengkakan kulit karena basa dengan enzym yang spesifik.

Faktor yang berpengaruh pada proses bating :1. Suhu : suhu normal antara 30-370C, optimum pada 370C. Untuk bahan bating asam 20-

250C, optimum pada 250C.2. Waktu : semakin lama semakin banyak protein yang larut, semakin lembek kulitnya(30’-

60’).3. pH : 8-8,5 ; bahan bating asam : 4,5-54. Kosentrasi bahan bating : tergantung nilai enzym dan satuannya.

Bahan Kimia BatingAda tiga kelompok bahan bating :1. Bahan bating lemah (weak bating agent) : 500 – 1000 LVU2. Bahan bating menengah (medium bating agent) : 1000 – 1500 LVU3. Bahan bating kuat (strong bating agent) : 1500 – 2000 LVU

Bahan bating patent terdiri dari 3 komponen, yaitu :1. Enzym, yaitu bahan katalis biologi yang mengatur reaksi tanpa mengalami perubahan

sendiri. Enzym yang aktivitasnya khusus pada protein disebut protease.2. Serbuk kayu sebagai zat pembawa (carrier).3. Garam-garam amonium.4. Garam-garam netral sebagai bahan buffer.5. Bahan deliming.

Kontrol Bating1. Thumb test

Bila kulit bagian nerf ditekan, akan membekas, dan lama kembalinya.

2. Air permeability test

Bagian kulit yang tipis, dibuat kantong (digelembungkan) dengan tangan, ditekan kuat, jika terjadi gelembung udara kecil pada kantong, maka bating dianggap cukup.

2.3 Pengujian Aktivitas Enzim

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang

Page 15: tugas lporan resmi

6

berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Hal-hal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi. Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.

Beberapa enzim disintesis dalam bentuk precursor atau calon enzim yang tidak aktif dapat diaktifkan dalam limngkungan dan kondisi yang tepat. Suatu contoh ialah tripsinogen disintesis dalam pancreas dan diaktifkan dengan memecah salah satu ikatan peptidanya dalam usus kecil untuk membentuk enzim aktif tripsin. Cara-cara perubahan tersebut disebut modifikasi kovalen.

Bentuk enzim yang tidak aktif disebut juga zimogen. Cara pemecahan glikogen dikendalikan oleh enzim. Enzim ini keaktifannya ditentukan oleh melekat dan lepasnya gugus fosfat pada residu serin dalam molekul enim. Ada enzim tertentu yang dapat mengatur pada pelepasan gugus fosfat tersebut.

Kekhususan aktivitas enzim adalah peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat melibatkan beberapa jenis substrat. Contohnya : glukosa oksidase yang banyak digunakan dalam industri pangan mempunyai kekhususan yang lumayan. Glukosa oksidase yang diisolasi dari jamur Penicillium notatum misalnya hanya dapat mengkatalisis oksidasi glukosa dan 2-dioksiglukosa, tetapi hanya sedikit saja atau tidak mempunyai keaktifan sama sekali terhadap metilglukosida, manosa, xilosa, atau disakarida.

Daya kerja enzim proteinase, seperti tripsin dan pepsin, terhadap ikatan peptide protein berbeda. Tripsin tinggi sekali derajat aktivitas spesifiknya, karena kadang-kadang

Page 16: tugas lporan resmi

7

hanya menghidrolisis ikatan peptide tertentu dalam protin maupun menghidrolisis ester asam amono dan alcohol.

Secara umum spesifisitas aktifitas enzim dapat digolongkan atas speifisitas kelompok, yang berarti hanya mengkatalisis reaksi tipe tertentu seperti oksidasi monosakarida atau hidrolisis oligosakarida. Disamping itu, tentu saja ada enzim yang aktivitasnya sangat khusus; misalnya amylase menghidrolisis ikatn glikosidik α-1,4 karbohidrat.

Di samping spesifisitas terhadap ikatan, ada juga spesifisitas stereo, yaitu suatu enzim yang tidak mampu mengkatalisis stereoisomer substrat. Contohnya arginase hanya menghidrolisis L-arginin menjadi ornitin dan urea, tetapi tidak mampu menghidrolisis D-arginin.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka enzim mempunyai derajat spesifisitas yang berbeda-beda yaitu :

1. Spesifisitas stereokimia, yaitu menunjukkan kesukaan untuk mengkatalisis bentuk isomer optic tertentu.

2. Spesifisitas kelompok atau fungsional, yaitu bekerja terhadap pemutusan dan pemasangan suatu ikatn yang mengikat gugus fungsional tertentu. Contoh tripsin adalah protease yang hanya aktif pada ikatan peptide pada sisi karboksil dari arginin dan lisin.

3. Spesifisitas yang rndah, tidak membedakan jenis substrat hanya spesifik pada ikatan yang aka dipecah.

4. Spesifitas absolute, hanya menyerang satu jenis substrat tunggal. Sebagian besar enzim termasuk pada kategori ini.

Kekhususan enzim sangat penting dalam pengolahan pangan dengan sering diperlukan untuk mengunbah salah satu komponen bahan. Demikian juga halnya untuk analisis pangan.

Enzim biasanya sangat spesifik terhadap reaksi yang ia kataliskan mauapun terhadap substrat yang terlibat dalam reaksi. Bentuk, muatan dan katakteristik hidrofilik/hidrofobik enzim dan substrat bertanggung jawab terhadap kespesifikan ini. Enzim juga dapat menunjukkan tingkat stereospesifisitas, regioselektivitas, dan kemoselektivitas yang sangat tinggi.

Beberapa enzim yang menunjukkan akurasi dan kespesifikan tertinggi terlibat dalam pengkopian dan pengekspresian genom. Enzim-enzim ini memiliki mekanisme "sistem pengecekan ulang". Enzim seperti DNA polimerase mengatalisasi reaksi pada langkah pertama dan mengecek apakah produk reaksinya benar pada langkah kedua. Proses dwi-langkah ini menurunkan laju kesalahan dengan 1 kesalahan untuk setiap 100 juta reaksi pada polimerase mamalia. Mekanisme yang sama juga dapat ditemukan pada RNA polimerase, aminoasil tRNA sintetase dan ribosom.

Beberapa enzim yang menghasilkan metabolit sekunder dikatakan sebagai "tidak pilih-pilih", yakni bahwa ia dapat bekerja pada berbagai jenis substrat yang berbeda-beda.

Page 17: tugas lporan resmi

8

Diajukan bahwa kespesifikan substrat yang sangat luas ini sangat penting terhadap evolusi lintasan biosintetik yang baru.

Enzim sangatlah spesifik. Pada tahun 1894, Emil Fischer mengajukan bahwa hal ini dikarenakan baik enzim dan substrat memiliki bentuk geometri yang saling memenuhi. Hal ini sering dirujuk sebagai model "Kunci dan Gembok". Manakala model ini menjelaskan kespesifikan enzim, ia gagal dalam menjelaskan stabilisasi keadaan transisi yang dicapai oleh enzim. Model ini telah dibuktikan tidak akurat, dan model ketepatan induksilah yang sekarang paling banyak diterima.

Pada tahun 1958, Daniel Koshland mengajukan modifikasi model kunci dan gembok: oleh karena enzim memiliki struktur yang fleksibel, tapak aktif secara terus menerus berubah bentuknya sesuai dengan interaksi antara enzim dan substrat. Akibatnya, substrat tidak berikatan dengan tapak aktif yang kaku. Orientasi rantai samping asam amino berubah sesuai dengan substrat dan mengijinkan enzim untuk menjalankan fungsi katalitiknya. Pada beberapa kasus, misalnya glikosidase, molekul substrat juga berubah sedikit ketika ia memasuki tapak aktif. Tapak aktif akan terus berubah bentuknya sampai substrat terikat secara sepenuhnya, yang mana bentuk akhir dan muatan enzim ditentukan.

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan ΔG‡ :

1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana keadaan transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)

2. Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.

3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.

4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar, dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.

PANKREASPankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting dalam pencernaan

makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai :

- Kelenjar esokrin :

Kelenjar pankreas sendiri mampu menghasilkan getah pankreas yang mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan kedalam Duodenum.

- Kelenjar endokrin :

Terdiri dari pulau Langerhans yang tersebar secara merata. Hormon yang dihasilkan berperan dalam metabolisme hidrat arang. Kelenjar pankreas terletak menempel pada

Page 18: tugas lporan resmi

9

Duodenum, kapsula kurang jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna lobulus yang cukup jelas.

Bangun Histologi :

Pankreas merupakan kelenjar tubuloasineus. Lobulasi cukup jelas dengan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah dan saraf, dan saluran getah pankreas. Struktur ujung kelenjarnya mirip dengan kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri kelenjar pankreas ini adalah sebagai berikut :

a. Epitel ujung kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan adanya dua daerah. Sitoplasma daerah basal mengambil warna gelap dengan biru metilin (basa) klarena mengandung banyak ribonukleoprotein, sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna agak cerah karena banyak mengandung butir skreta (zymogen).

b. Pada lumen ujung kelenjar terdapat sel sentroasiner yang merupakan bagian dari duktus interkalatus yang menjorok ke dalam.

c. Pankreas memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung bermuara ke dalam duktus interlobularis diluar lobulus. Duktus striatus tidak terdapat pada pankreas.

d. Pada ujung kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel-sel myoepitel (Basket cells)e. Pankreas memiliki pulau langerhans.

Dengan mikroskop elektron sel asinus ujung kelenjar menunjukkan, pada kutub basal terdapat rough ER dalam bentuk cysternae tersusun paralel. Ribosoma bebas banyak tersebar dalam sitoplasma. Struktur mitokhondria panjang dengan krista mitokhondria cukup jelas. Apparatus golgi terdapat supra nuklear. Lisosoma banyak terdapat disekitar golgi komplek.

Pada kutub bebas sel asinus mikrovilli, meskipun sedikit pendek. Sitoplasmanya banyak mengandung butir zymogen pada saat butir zymogen dieksresikan. Selaput hancur bersama membran plasma, sehingga sekreta berasfek homogen mengisi lumen asinus. Dan membran plasma akan terbentuk kembali.

Pulau Langerhans

Pankreas mammalia memiliki pulau Langerhans yang tersebar pada tiap lobulus, terutama pada ekor pankreas. Diameternya sekitar 100-400 mikron.

Bangun Histologi

Pulau Langerhans merupakan kumpulan sel dengan banyak pembuluh darah rambut, dipisah dari pankreas oleh jaringan ikat tipis. Susunan selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat dari sel-sel asinus. Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi dengan pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :

a. Sel alpha (Sel A)

Bentuk selnya besar, inti lonjong dan dalam sitoplasma tersebar butir bersifat asidofil (merah) yang tidak larut dalam alkohol.

Page 19: tugas lporan resmi

10

b. Sel betha (sel B)

Sel serta butir sekretanya lebih kecil dari sel A tapi pada anjing jumlahnya lebih banyak, sekitar 75 % dari seluruh sel. Butir sekreta mudah larut dalam alkohol. Pada anjing, kelelawar dan manusia bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan matrik cerah mengelilinginya.

c. Sel Delta (sel C)

Sel ini tidak banyak jumlahnya, memiliki butir sekreta berwarna biru. Pada anjing diperkirakan hanya 5 % saja. Butir sekretanya sedikit lebih besar dari sel A.

d. Sel G

Sel ini jarang sekali dijumpai, hanya tampak pada cavia, dan tidak memiliki butir sekreta sama sekali. Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat mengitari pembuluh darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada sitoplasma ebrbatasan dengan kapiler. Dua hormon yang penting adalah :

- Insulin :

Hormon ini dihasilkan oleh sel betha, dan bekerja merangsang perubahan glukosa menjadi glikogen. Apabila tubuh kekurangan insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes Melitus) dan simpanan glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani dapat mempercepat kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan percobaan dapat mernagsang kemunduran sel betha.

- Glikogen :

Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang berlawanan dengan insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic factor, sebab dengan pemberian glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati dan kadar glukosa darah naik. Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A sehingga produksi glukagon menurun.

Page 20: tugas lporan resmi

11

BAB III

MATERI DAN METODA

3.1 Materi :A. Alat yang digunakan

a. Gelas beker 10 mlb. Gelas beker 100 mlc. Labu ukur 1000 mld. Pengaduke. Neraca Analitikf. Gelas Arlojig. Kertas Saringh. Oven

B. Bahan yang digunakan :a. Oroponb. Larutan buffer Ic. Air krand. Larutan buffer IIe. Akuadesf. ZA 3,005 grg. Casein 3,045 gr

3.2 Metode :

Prosedur Kerja :a. Larutan buffer I 100 ml dan menambahkan 3,516 gr casein kemudian

memasukkan kedalam erlenmeyer kemudian dipanaskan diatas kompor pada suhu 55 derajat Celcius.

b. Menimbang 5,070 gram BA (Oropon) dan 3,110 gr ZA kemudian dilarutkan dengan air kran 500 ml dalam gelas beker

c. Campuran larutan buffer I 100 ml dan casein masukkan kedalam labu ukur 1000 ml bersama 100 ml larutan bating agent kemudian aduk sampai homogen

d. Mencatat waktue. Menimbang kertas saring terlebih dahuluf. Memipet 25 ml larutan bating agent tersebut dan menambahkan 25 ml buffer

II, kemudian menyaring dengan kertas saring dengan waktu (15 menit, 35 menit, 45 menit, dan 65 menit)

g. Kenudian masing-masing kertas saring dioven dan timbang berat kering kertas saring dengan endapan.

Page 21: tugas lporan resmi

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANA. Data Praktikum

Pengukuran aktivitas enzym dari oroponBerat Oropon : 5,070 gramBerat ZA : 3,110 gramBerat Casein : 3,516 gram

1. Data TabulasiTabel 1. Data Tabulasi

Waktu x

BK (gr)

BK+E (gr)

E (g) E%D (Y%)

Log X (x)

Log Y (y)

(x,y) X¿ 2 ¿¿¿ Y¿ 2 ¿

¿¿

15 0,924

1,033 0,109

94,93% 5,07% 1,18

0,7 0,826

2,14 0,49

30 0,927

1,072 0,145

126,29%

26,3% 1,48

1,4 2,072

2,19 1,96

45 0,918

0,983 0,065

56,6% 43,4% 1,65

1,6 2,640

2,72 2,56

65 0,923

0,975 0,052

45,3% 54,7% 1,81

1,7 3,077

3,28 2,89

Jumlah

128,47

6,12

5,4 8,62 10,33

5,732

Rata-rata

32,12 1,53

1,35

2,15 2,58 1,34

Keterangan :BK : Berat Kering (Kertas Saring)E : EndapanD : Digesti

2. Perhitungan :gram casein / 1000 ml – 25 ml = 25/100 x3 gram = 25/1000 x 3000 mg = 75 mgcasein presipitasi standar 65,33a. Sisa Endapan (E) dalam 15 menit

E = 109 x 65,33/100 = 71,2 > 71,2/75 x 100% = 94,93Cas digesti (Y) = 100 - 94,93 = 5,07%

b. Sisa Endapan (E) dalam 30 menitE =145 x 65,33/100 = 94,72 > 94,72/75 x 100% = 126,3Cas digesti (Y) = 126,3-100 = 26,23

c. Sisa Endapan (E) dalam 45 menitE= 65 x 65,33/100 = 42,5 > 42,5/75 x 100% = 56,6

Page 22: tugas lporan resmi

13

Cas digesti (Y)= 100-56,6 = 43,4 %d. Sisa Endapan (E) dalam 65 menit

E = 52 x 65,33/100 = 33,97 > 33,97/75 x 100% = 45,3Cas digesti (Y) = 100 – 45,3 = 54,7 %

3. Regresi Y = a + bx

b= ¿ ¿

a = y – by = a + bx

diketahui :

y = 1,35x = 1,53

Y= a + bx

b=

∑ xy

∑ x2=8 ,615

10 ,33=0 ,83

a = ẏ - b (x)= 1,35 – 0,83 (1,53)= 0,08

Persamaan regresi : y = a + bx

= 0,08 + 0,83x

* X1 => 15

Y1 = a + bx

= 0,08 + 0,83 (15)

= 12,53

(15, 12,53)

*X2 =>

Y2 = a + bx

= 0,08 + 0,83 (30)

Page 23: tugas lporan resmi

14

= 24,98

(30, 24,98)

*X3 => 45

*X3 => 45

Y3 = a + bx

= 0,08 + 0,83(45)

= 37,43

(45, 37,43)

*X4 => 65

Y4 = a + bx

= 0,08 + 0,83 (65)

= 54,03

(65, 54,03)

4. Koefisien regresir = 4,9

Page 24: tugas lporan resmi

15

koefisien regresi, syarat Northop => y = 40%

optimal enzim,

sehingga : y = 40 Log => 1,60

1,60 = 0,08 + 0,83x

0,83x = 1,60 – 0,08

X = 1,52 / 0,83

X = 19

H = (hour) anti log = 107,15 menit/1,78 jam

A =

1GH

=>1

(1)(178 )=0 ,56

H = 1,78 jam

G = 1

G =

BA100ml

=5 ,070 gr500

=100−¿1gr

Aktivitas Enzim

A = 0,56

UE =

A1,725

x 1000unit

=

0 ,561 ,725

x 1000ml=324 ,6

1 ,725−¿ Lkons tan taNorth

Page 25: tugas lporan resmi

16

5. PembahasanEnzim adalah senyawa organik, termasuk protein. Pada salah satu rantai,

rumus bangun molekul enzim dijumpai/ terdapat bagian yang disebut active enzim yang bertanggung jawab dalam peranan enzim. Enzim secara umum harus mempunyai sifat mampu mengkatalisis proses baik pembentukan maupun penguraian senyawa baru. Enzim secara khusus yaitu yang digunakan pada proses penyamakan kulit harus mempunyai sifat mampu mengkatalisis proses penguraian senyawa baru. Aktivitasnya dipengaruhi oleh suhu, pH dan waktu. Enzim pada proses penyamakan kulit digunakan untuk melisis protein yaitu pada tahap bating.

Bating agent adalah bahan untuk proses bating dalam penyamakan kulit, yang terjadi proses enzimatis. Pada proses bating terjadi proses pelisisan zat-zat kimia, terbentuk void space dan terurainya (splitting) berkas serabut kolagen. Zat-zat kimia yang dilisis oleh enzim dalam proses bating adalah protein elastin, protein globular, lemak, karbohidrat, sel-sel pada epitel folikel rambut, epidermis dan pembuluh darah.Sumber-sumber enzim yang dapat digunakan pada proses pembuatan bating agent dapat diperoleh dari sel-sel pada tumbuhan, sel-sel pada organ pankreas hewan, dan dalam sel mikroba. Perbedaan antara ketiga sumber enzim tersebut adalah pada letak dimana enzim itu dapat dipanen, kekuatan enzimnya, dan cara memanennya. Enzim pada tumbuhan terletak pada getahnya, enzim pada hewan terletak pada kelenjar pankreas, sedangkan enzim pada mikroba terletak pada sitoplasma sel-selnya.

Kekuatan enzim didefinisikan sebagai kekuatan enzim untuk melisis substrat dalam waktu tertentu. Diantara sumber-sumber enzim, enzim dari bakteri mempunyai kekuatan enzim yang paling baik. mikroba memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan hewan maupun tanaman, yaitu : produksi enzim pada mikroba lebih murah, kandungan enzim dapat diprediksi dan dikontrol, pasokan bahan baku terjamin, dengan komposisi konstan dan mudah dikelola. Cara pemanenannya adalah dengan cara ekstraksi dan kemudian diawetkan sebelum diproses selanjutnya. Salah satu contoh enzim adalah enzim kolagenase, yaitu enzim yang dihasilkan dari mikroba yang anaerob.

Cara memanen enzim pankreas agar enzimnya tidak rusak yaitu dengan cara memisahkannya dari deudenum dengan mengikatkan sebagian jaringan usus deudenum, kemudian diawetkan di dalam plastik kedap udara. Plastik bisa ditaruh di dalam termos yang berisi es dan garam.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas enzim kelenjar pankreas yaitu pH, suhu, waktu dan substrat. Pada konsentrasi substrat tertentu perbandingan kecepatan enzim meningkat. Aktivitas enzim sangat bergantung pada pH dimana ia berada. Setiap enzim mempunyai pH optimum yang berarti konsentrasi

Page 26: tugas lporan resmi

17

tertentu dimana reaksi enzim berada dalam keadaan maksimal. pH terbaik adalah yang mendekati netral, kecepatan pepsin yang baik adalah keadaan asam. Suhu juga sangat mempengaruhi aktivitas enzim. Reaksi kimia baik katalis/nonkatalis menjadi cepat reaksinya bila suhu dinaikan. Pada reaksi katalis enzim umumnya hanya berlaku sampai 60oC. Di atas suhu ini akan menonaktifkan enzim. Minimumnya enzim menjadi lambat dan terhenti pada 70oC–80oC.

Bating agent selain bersumber dari tumbuhan, hewan, dan bakteri, juga dapat diperoleh dari bahan paten/ bating agent patent. Bating agent patent dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama karena kondisinya kering, terdapat bahan pengawet di dalamnya dan dikemas dalam keadaan kedap udara. Komponen yang terdapat dalam bating agent patent adalah enzim campuran (crude enzim). Crude enzim terdiri dari bahan pengawet sekaligus juga sebagai pengikat (enzim menempel) enzim dan bahan pengisi. Contoh dari bahan yang mempunyai fungsi sebagai pengawet dan pengikat enzim adalah ZA, ammonium sulfat, dll. Bahan pengisi termasuk juga untuk menentukan kekuatan/ menstabilkan kekuatan enzim. Contoh dari bahan pengisi adalah tepung kanji, tepung gergaji yang tidak mengandung zat tannin,dll. Sebagai contoh dari bating agent patent adalah oropon, pancreol, palkobate, dll.

Bating agent berisi enzim yang berfungsi untuk melisis substrat dari zat tertentu. Substrat-substrat yang dilisis oleh enzim itu adalah cairan jaringan, substansi dasar, protein elastis, protein globular dan senyawa kimia yang larut dalam substansi dasar dan cairan jaringan.

Istilah aktivitas enzim biasanya digunakan untuk mengukur kekuatan enzim. Aktivitas enzim adalah kemampuan enzim untuk mendigesti substrat dalam pH dan suhu yang optimal dan jangka waktu tertentu. Aktivitas enzim mempunyai satuan unit enzim berdasarkan standar unit enzim. Unit enzim adalah satuan yang menunjukkan aktivitas enzim berdasarkan berapa substrat yang terdigesti dalam satuan waktu tertentu. Setiap enzim untuk dibandingkan aktivitasnya, masing-masing harus dalam kondisi lingkungan optimal (aktivitasnya optimal). Kalau tidak dilakukan dalam kondisi optimal maka tidak dapat dibandingkan. Lingkungan optimal meliputi kondisi aktivitas, perlakuannya hati-hati dan teliti, serta harus sesuai tahapan/ prosedur.

Untuk menentukan aktivitas dari enzim pada pankreas ayam, terlebih dahulu dicari hubungan antara waktu dan kasein terdigesti (%). Langkahnya yaitu menyatakan analisa regresi dengan absis (x) sebagai waktu dan ordinat y adalah kasein terdigesti. Regresi yang digunakan adalah regresi linear. Namun pada praktiknya/ hasilnya berbentuk non linear. Oleh sebab itu harus ada upaya untuk mengubah menjadi bentuk linear, yaitu dengan logaritma. Dengan menarik/ membaca logaritma di antilog menjadi data sesungguhnya.

Dasar metode northrop menyatakan bahwa setelah terjadi digesti hingga mencapai 40% (nilai Y), maka digesti akan menurun. Setelah x didapat, kemudian di antilogkan akan menjadi satuan menit dan dikonversi menjadi jam. Untuk aktivitas enzim dihitung sebagai satu per berat bating agent yang dikalikan waktu (jam). Unit enzim menurut metode northrop yaitu kemampuan/ kekuatan enzim untuk mendigesti kasein 250 mg dalam waktu satu jam.

Page 27: tugas lporan resmi

18

Penentuan nilai a dan b dimaksudkan untuk menentukan persamaan y = a + bx. Nilai a diperoleh sebesar 0,08 dan nilai b diperoleh sebesar 0,83. Sehingga persamaan regresinya adalah y = 0,08 + 0,83x. Koefisien korelasi (r) dari perhitungan ini adalah 4,9 artinya bahwa data yang diperoleh kurang baik karena koefisien korelasinya kurang dari 1.

Dari persamaan y = 0,08+0,83x dapat dicari nilai x dengan menggunakan logaritma 40, untuk nilai logaritma 40 (digesti 40%), waktu yang digunakan untuk mendigesti adalah 107,15 menit atau 2,18 jam. Setelah mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mendigesti casein diketahui, selanjutnya dapat dicari nilai aktivitas enzym, nilai aktivitas enzim (A) dengan log 40 sebesar 0,56. Unit enzim adalah kemampuan/ kekuatan enzim untuk mendigesti kasein 250 mg dalam waktu 1 jam. Dari rumus yang ada maka dapat dihitung unit enzimnya, yaitu sebesar 324,6 unit enzym.

Menurut northrop, apabila mendigesti kasein dengan enzim telah tercapai 40% memerlukan waktu 1 jam, dinyatakan bahwa kekuatan enzim dinyatakan satu unit kekuatannya. Makin kecil bilangan enzimnya (waktu), maka makin besar kekuatannya. Untuk enzim pankreas ayam yang telah praktikan uji kekuatannya, pada y =40% waktu yang dibutuhkan adalah 2,18 jam.

Unit enzim dikatakan rendah apabila nilainya kurang dari 500, unit enzim dikatakan sedang apabila nilainya antara 500-1000, dan unit enzim dikatakan tinggi apabila nilainya lebih dari 1000. Dari nilai yang ada maka dapat disimpulkan bahwa enzim oropon yang diekstrak mempunyai kekuatan enzim yang sedang yaitu UE 324,6.

Bila substrat ditambahkan dalam jumlah banyak, hal itu tidak mempengaruhi pada kekuatan enzim yang diperoleh. Karena kekuatan enzim banyak atau sedikitnya dipengaruhi oleh banyaknya enzim yang mendigesti protein, perbandingan filler yang digunakan, waktu yang digunakan untuk mendigesti casein, pH dan suhu.

Kofaktor yang digunakan/ bahan yang bereran sebagai kofaktor pada pengujian aktivitas enzim ini adalah buffer II. Buffer II menghentikan kerja dari enzim karena pada saat penambahannya tercapai pH titik isoelektrik. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya presipitasi/ penggumpalan..

Pada zaman dahulu, proses bating pada penyamakan dilakukan dengan menggunakan kotoran anjing karena di dalam kotoran tersebut terkandung enzim yang bisa mendigesti protein pada kulit sehingga kulit akan menjadi lemas.

Enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam system biologic. Pada dasarnya adalah untuk menurunkan keperluan energi aktifasi yang digunakan untuk reaksi kimia. Protein enzim disebut dengan Apoenzim mempunyai struktur 3 dimensi dan bagian yang bukan protein disebut Koenzim. Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut

Page 28: tugas lporan resmi

19

menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.Dari penjelasan diatas, kami melakukan percobaan membuat larutan bating agent menggunakan oropon.

Enzim dapat bekerja dengan beberapa cara, yang kesemuaannya menurunkan ΔG :1. Menurunkan energi aktivasi dengan menciptakan suatu lingkungan yang mana

keadaan transisi terstabilisasi (contohnya mengubah bentuk substrat menjadi konformasi keadaan transisi ketika ia terikat dengan enzim.)

2. Menurunkan energi keadaan transisi tanpa mengubah bentuk substrat dengan menciptakan lingkungan yang memiliki distribusi muatan yang berlawanan dengan keadaan transisi.

3. Menyediakan lintasan reaksi alternatif. Contohnya bereaksi dengan substrat sementara waktu untuk membentuk kompleks Enzim-Substrat antara.

4. Menurunkan perubahan entropi reaksi dengan menggiring substrat bersama pada orientasi yang tepat untuk bereaksi. Menariknya, efek entropi ini melibatkan destabilisasi keadaan dasar, dan kontribusinya terhadap katalis relatif kecil.

Uji Aktifitas EnzimSeperti halnya katalisator, enzim dapat mempercepat reaksi Kimia dengan

menurunkan energi aktivasinya. Enzim tersebut akan bergabung sementara dengan reaktan sehingga mencapai keadaan transisi dengan energi aktivasi yang lebih rendah daripada energi aktivasi yang diperlukan untuk mencapai keadaan transisi tanpa bantuan katalisator atau enzim.

Dalam percobaan terlebih dahulu menimbang casein sebanyak 3,513 gram dan melarutkannya dengan 1000 ml aquadest. Setelah itu 200 ml dari larutan casein ditambah 100 ml larutan bating agent dan didiamkan selama masing – masing selang 15 menit. Setelah itu hentikan aktifitasnya dengan 25 ml larutan buffer II. Campuran tersebut disaring, ditimbang kertas saring dan endapan terebut. Mencari aktivitas masing-masing enzim dengan menghitung antar sisa endapan dan awal berat kertas saring.

Page 29: tugas lporan resmi

20

BAB V

RINGKASANEnzim adalah senyawa organik, termasuk protein. Pada salah satu rantai, rumus

bangun molekul enzim dijumpai/ terdapat bagian yang disebut active enzim yang bertanggung jawab dalam peranan enzim. Enzim secara umum harus mempunyai sifat mampu mengkatalisis proses baik pembentukan maupun penguraian senyawa baru. Enzim secara khusus yaitu yang digunakan pada proses penyamakan kulit harus mempunyai sifat mampu mengkatalisis proses penguraian senyawa baru. Aktivitasnya dipengaruhi oleh suhu, pH dan waktu. Enzim pada proses penyamakan kulit digunakan untuk melisis protein yaitu pada tahap bating.

Bating agent adalah bahan untuk proses bating dalam penyamakan kulit, yang terjadi proses enzimatis. Pada proses bating terjadi proses pelisisan zat-zat kimia, terbentuk void space dan terurainya (splitting) berkas serabut kolagen. Zat-zat kimia yang dilisis oleh enzim dalam proses bating adalah protein elastin, protein globular, lemak, karbohidrat, sel-sel pada epitel folikel rambut, epidermis dan pembuluh darah.

Sumber-sumber enzim yang dapat digunakan pada proses pembuatan bating agent dapat diperoleh dari sel-sel pada tumbuhan, sel-sel pada organ pankreas hewan, dan dalam sel mikroba. Perbedaan antara ketiga sumber enzim tersebut adalah pada letak dimana enzim itu dapat dipanen, kekuatan enzimnya, dan cara memanennya. Enzim pada tumbuhan terletak pada getahnya, enzim pada hewan terletak pada kelenjar pankreas, sedangkan enzim pada mikroba terletak pada sitoplasma sel-selnya. Kekuatan enzim didefinisikan sebagai kekuatan enzim untuk melisis substrat dalam waktu tertentu.

Bating agent selain bersumber dari tumbuhan, hewan, dan bakteri, juga dapat diperoleh dari bahan paten/ bating agent patent. Bating agent patent dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama karena kondisinya kering, terdapat bahan pengawet di dalamnya dan dikemas dalam keadaan kedap udara. Komponen yang terdapat dalam bating agent patent adalah enzim campuran (crude enzim). Crude enzim terdiri dari bahan pengawet sekaligus juga sebagai pengikat (enzim menempel) enzim dan bahan pengisi. Contoh dari bahan yang mempunyai fungsi sebagai pengawet dan pengikat enzim adalah ZA, ammonium sulfat, dll. Bahan pengisi termasuk juga untuk menentukan kekuatan/ menstabilkan kekuatan enzim. Contoh dari bahan pengisi adalah tepung kanji, tepung gergaji yang tidak mengandung zat tannin,dll. Sebagai contoh dari bating agent patent adalah oropon, pancreol, palkobate, dll.

Kofaktor yang digunakan/ bahan yang bereran sebagai kofaktor pada pengujian aktivitas enzim ini adalah buffer II. Buffer II menghentikan kerja dari enzim karena pada saat

Page 30: tugas lporan resmi

21

penambahannya tercapai pH titik isoelektrik. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya presipitasi/ penggumpalan..

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan adalah :

1. Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.

2. Enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam system biologik.

3. Aktivitas enzim adalah peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja.

4. Aktivitas oropon adalah 324,6

6.2 SaranDiharapkan dengan penyusunan laporan ini mampu memahami cara pembuatan

bating agent dari bahan dasar dasar oropon. Serta dapat menunjang pembelajaran teknologi pemanfaatan enzym.

Page 31: tugas lporan resmi

22

DAFTAR PUSTAKA

http ://id.wikipedia.org/oropon_html (Selasa, 08 Januari 2013, Pukul 22:45 WIB)

Mulya. Ahmad, 1994”pembuatan Bating Agent”, UI press : Jakarta

Rafsan, Ahmad, 2007 “Bating Agent” press : Yogyakarta

http://rikadamayantiftpuj2011.blogspot.com/2012/05/paper-produksi-enzim-protease.htm (Senin, 07 Januari 2013, Pukul 19.54 WIB)

http://khurriyatul.blogspot.com/2012/03/pembuatan-bating-agent-dan-pengujian.htm l (Senin, 07 Januari 2013, Pukul 19.56 WIB)