lporan entoedit
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Koleksi (atau mengumpulkan) hewan adalah kegiatan menangkap,
mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan
sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat
berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh
karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen yang
dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.
Keterampilan pengawetan hewan sangat diperlukan terutama dalam melakukan
koleksi serangga, Serangga yang diawetkan sangat berguna untuk memenuhi
kebutuhan pada masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu
pengetahuan. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering
diperlukan sebagai kegiatan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya
awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan
koleksi. Hal ini akan memudahkan dalam mempelajari berbagai jenis serangga,
termasuk yang jarang ditemui sekalipun.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui cara mengkoleksi dan mengidentifikasi serangga.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tata cara koleksi dan pengawetan berbagai jenis serangga
2. Untuk mengetahui cara membunuh serangga yang benar agar tidak merusak
bagian tubuhnya.
3. Untuk mengetahui bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang
didapat.
1.3. Manfaat
Manfaat setelah melakukan pratikum ini yaitu:
1. Kita dapat mengetahui tata cara koleksi dan pengawetan serangga
1
2. Kita dapat mengetahui bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga
yang didapat.
1.4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini adalah serangga dewasa dan nyamuk
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Nyamuk
2.2.1. Nyamuk Aedes aegypti
Di Indonesia, nyamuk Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan
perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun
tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan Aedes
albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (Sylvan areas).
Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan
penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap
darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya
untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh
energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan
benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-
anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari
dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk
jenis ini.
2.2.2. Nyamuk Anopheles
Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kira-kira 2000 spesies, sedangkan
yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies. Di Indonesia, menurut
pengamatan terakhir ditemukan 80 spesies Anopheles, sedangkan yang menjadi
vektor malaria adalah 22 spesies dengan tempat perindukan yang berbeda-beda
(Gandahusada, 2006). Nyamuk yang menjadi vektor di Jawa dan Bali An. sundaicus,
An. aconitus, An. balabacencis dan An. maculatus. Di daerah pantai banyak terdapat
An. sundaicus dan An. subpictus, sedangkan An. balabacencis dan An. maculatus
ditemukan di daerah non persawahan. Anopheles aconitus, An. barbirostrosis, An.
tessellatus, An. nigerrimus dan An. sinensis di Jawa dan Sumatera tempat perindukan
di sawah kadang di genangan-genangan air yang ada di sekitar persawahan. Di
Kalimantan yang dinyatakan sebagai vektor adalah An. balabacensis, An. letifer.
Malaria berkaitan erat dengan keadaan wilayah, di kawasan tropika seperti Indonesia
penularan penyakit ini sangat rentan, karena keadaan cuaca yang mempunyai
3
kelembaban tinggi akan memberikan habitat yang sesuai untuk pembiakan nyamuk
yang menjadi vektor penularan kepada penyakit ini (Heriyanto, dkk. 2011).
2.2.3. Nyamuk Culex
Nyamuk Culex quinquefasciatus memiliki tubuh berwarna kecokelatan,
proboscis berwarna gelap tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih
pucat pada bagian bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan
keperakan di sekitar sisiknya. Sayap berwarna gelap, kaki belakang
memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki berwarna gelap kecuali pada
bagian persendian (Lestari, 2010).
Nyamuk Culex quinquefasciatus betina menghisap darah manusia dan hewan,
sepanjang malam dari pagi hari hingga sore hari, baik didalam rumah maupun diluar
rumah. Jarak terbang nyamuk mencapai 6 km, biasanya sekitar 1,5 km. Jumlah
populasi nyamuk ini pada musim kemarau lebih banyak daripada musim hujan,
karena pada musim hujan larva nyamuk yang terdapat diselokan-selokan sekitar
rumah hanyut terbawa air. Tempat istirahat nyamuk ini biasanya di dalam rumah,
seperti di kolong tempat tidur, baju-baju yang digantung, dan tempat yang gelap dan
kotor (Heriyanto, dkk. 2011).
2.2.4. Nyamuk Mansonia
Nyamuk Mansonia univormis memiliki scutelum 3 lobi. Tidak ada rambut
spiracular. Sisik-sisik vena pada sayap berbentuk asimetris. Pada bagian mesonotum
toraks terdapat sepasang garis longitudinal pucat (Heriyanto, dkk. 2011).
Nyamuk Mansonia univormis betina menghisap darah manusia dan hewan
ternak sepanjang malam, tetapi puncak menggigitnya dilaporkan terjadi pada pukul
19.00-23.00. Populasi nyamuk ini tidak dipengaruhi musim, dan di daerah rawa-rawa
banyak dijumpai spesies ini. Nyamuk biasa ditemukan istirahat di bawah daun-daun
kering dan masuk ke rumah hanya saat akan menghisap darah (Heriyanto, dkk. 2011).
2.2 Defenisi Serangga
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang
bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda yang
berarti berkaki enam. Tanda-tanda morfologi meliputi (1) tubuh terdiri dari tiga
4
bagian terpisah secara jelas (kepala, dada/toraks, perut/abdomen); (2) mempunyai
sepasang antena (di bagian kepala); (3) mempunyai tiga pasang kaki; (4) mempunyai
satu/dua pasang atau tidak mempunyai sayap. Kelas Insekta dibagi menjadi beberapa
ordo, diantaranya ordo Diptera mempunyai jumlah spesies paling banyak.
2.3 Klasifikasi Serangga
2.3.1. Ordo Collembola (Springtail)
a. Tidak ada sayap
b. Tipe mulut mengunyah
c. Tidak ada metamorfosis
2.3.2. Ordo Dictyoptera/Blattodea (Kecoa/Lipas)
a. Sayap dengan modifikasi mirip kayu (tegmina)
b. Tipe mulut mengunyah
c. Metamorfosis sederhana
2.3.3. Ordo Mallophaga (Kutu mengunyah)
a. Sayap tidak ada
b. Tipe mulut mengunyah
c. Metamorfosis sederhana
2.3.4. Ordo Ephemeroptera (Mayflies/Dayflies)
a. Sayap segitiga, satu atau dua pasang, membraneus
b. Alat mulut mereduksi
c. Metamorfosis sederhana
2.3.5. Ordo Thysanura (Trips)
a. Sayap tidak ada atau sangat kecil
b. Sayap memanjang, seperti rambut pada bagian belakang tidak ada vena sayap
2.3.6. Ordo Anoplura (Kutu penghisap)
a. Sayap tidak ada
b. Tipe mulut menusuk dan menghisap
c. Metamorfosis sederhana
2.3.7. Ordo Hemiptera (Kepik)
a. Sayap dua pasang
5
b. Pasangan di depan, separo bagian basal menebal, separo bagian apikal
membraneus
c. Tipe alat mulut menusuk dan menghisap
d. Metamorfosis sederhana
2.3.8. Ordo Homoptera (Gareng-pung; Wereng)
a. Sayap membraneus
b. Tipe alat mulut menusuk dan menghisap
c. Metamorfosis sederhana
2.3.9. Ordo Coleoptera (Kumbang)
a. Sayap depan mengeras (elytra), menutup belakang
b. Tipe alat mulut mengunyah
c. Metamorfosis sempurna
2.3.10. Ordo Diptera (Lalat, Nyamuk)
a. Sayap sepasang, bagian depan (belakang mengalami modifikasi Halter)
b. Tipe mulut menghisap, menjilat (hostelate)
c. Metamorfosis sempurna
Ordo Diptera dibagi menjadi 3 Familia yaitu:
1. Familia: Culicidae (antara lain nyamuk)
2. Familia: Muscidae (antara lain Musca domestica atau lalat rumah)
3. Familia: Tabanidae (antara lain Tabanus sp. atau lalat kerbau)
Familia: Culicidae dibagi menjadi 3 sub familia yaitu:
1. Sub familia: Culicinae (Genus Culex, Aedes, Mansonia, Armigeres, dll)
2. Sub Familia: Anophelinae (Genus Anopheles)
3. Sub Familia: Toxorhynchitinae (Genus Toxorhynchites)
2.3.11. Ordo Hymenoptera (Lebah)
a. Sayap dua pasang, membraneus
b. Pasangan depan lebih besar
c. Tipe alat mulut mengunyah
d. Metamorfosis sempurna
6
2.3.12. Ordo Siphonaptera (Pinjal)
a. Tidak ada sayap
b. Tipe mulut menusuk dan menghisap
c. Tubuh pipih bilateral
d. Kaki belakang panjang dan membesar untuk meloncat
2.3.13. Ordo Lepidoptera (Kupu-kupu)
a. Sayap dua pasang, tertutup sisik-sisik halus
b. Tipe mulut menghisap
c. Metamorfosis sempurna
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakannya pratikum ini yaitu pada:
Hari/Tanggal : Jum’at s/d Minggu/ 6 s/d 8 Desember 2013
Pukul : 06.00-23.00 WIB
Tempat : Danau Maninjau
3.2. Penangkapan Nyamuk
3.2.1. Alat
a. Aspirator : 2 buah
b. Paper cup : 10 buah
c. Kurungan nyamuk : 1buah
d. Light trap : 1 buah
3.2.2. Bahan
a. Kapas : 10 buah
b. Kain kasa : 10 buah
c. Karet : 10 buah
3.2.3. Cara Kerja
1. Siapkan paper cup terlebih dahulu. Dengan memasangkan kain kasa pada mulut
paper cup dan kemudian ikat dengan karet.
2. Setelah itu, lubangi kain kasa sebesar lubang mulut aspirator.
3. Selanjutnya lakukan pengambilan nyamuk yang hinggap di dinding maupun
yang ditangkap menggunakan metode human bite.
4. Jika ada nyamuk yang hinggap, kemudian arahkan aspirator kearah nyamuk
yang hinggap di dinding dan di badan dengan perlahan-lahan.
5. Kemudian aspirator dihisap sehingga nyamuk masuk kedalamnya dan tutup
segera lubang aspirator tersebut dengan menggunakan jari telunjuk.
6. Terakhir pindahkan nyamuk ke dalam paper cup dengan cara dihembus. Dan
tutup lubang dengan kapas. Beri label pada paper cup dengan nyamuk di
dinding dan nyamuk human bite.
8
3.3. Jumlah Nyamuk
3.3.1. Jumlah nyamuk umpan badan (human bite)
Jumlah nyamuk dewasa yang didapat dari umpan badan (human bite) sebanyak
0 (nol) ekor nyamuk.
3.3.2. Jumlah nyamuk istirahat di dinding (resting)
Jumlah nyamuk dewasa yang didapat saat nyamuk istirahat di dinding (resting)
adalah sebanyak 1 (satu) ekor nyamuk.
3.4. Pengoleksian Serangga
3.4.1. Alat
a. Insect net : 4 buah
b. Kotak koleksi (insect box) : 10 buah
3.4.2. Cara Kerja
1. Siapkan insect net dan insect box.
2. Setelah itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga
3. Amati dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling kita
4. Selanjutnya apabila ditemukan serangga, ambil insect net
5. Jangan membuat banyak gerakan karena akan dapat mengejutkan serangga yang
akan ditangkap
6. Arahkan insect net ke serangga yang ingin ditangkap
7. Serangga yang sudah berhasil ditangkap dimasukkan kedalam insect box yang
telah disediakan
3.5. Identifikasi Serangga
3.5.1. Alat
a. Lup : 1 buah
b. Petri dish : 1 buah
c. Pinset : 1 buah
d. Alat tulis
3.5.2. Bahan
a. Serangga yang akan diidentifikasi
b. Cairan formalin secukupnya
9
3.5.3. Cara kerja
1. Bunuh serangga yang terdapat didalam insect box dengan menggunakan cairan
formalin yang telah diencerkan.
2. Ambil serangga dengan menggunakan pinset, lalu letakkan ke dalam petri dish
3. Ambil lup dan amati serangga tersebut
4. Catat hasil identifikasi
3.6. Hasil Serangga yang dikoleksi
3.6.1. Belalang
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang
tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat
secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga
Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.
Taksonomi belalang:
Kingdom : Animalia Filum : AntropodaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraFamili : AcrididaeGenus : DissosteiraSpesies : Dissosteira carolina
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,
belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum
dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau
getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.
Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk
dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan
exoskeleton adalah kepiting dan lobster.
Belalang dapat hidup hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub utara dan
selatan. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan
10
dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh
sekitar 2-3 gram.
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap,
yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan
imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Belalang adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka makan mulai dari
daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu. 50 ekor belalang dewasa dapat
menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa.
3.6.2. Capung
Habitat Odonata menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan
danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari
tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenis capung,
umumnya merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa
jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit
(Ansori).
Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di perairan
tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap pada pucuk
rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai, parit atau
genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang hari ketika
matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan terbang sangat
aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat matahari terbenam,
kadang-kadang capung relatif mudah didekati
Taksonomi capung:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Genus : Orthetrum
Spesies : Orthetrum sabina
11
Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan dilengkapi
mata majemuk, tiga oseli dan bulu pendek menyerupai antena serta tipe mulut
mandibulata. Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya
berukuran kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di
antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura.
Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi untuk
hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter dan femur
kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung famili
Cordulidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri.
Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran
panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa
mencapai 17 cm. Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa
ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat
fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu
pernafasan bagi capung. Ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan
kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain
3.6.3. Kepik Pengukur Air
Kepik pengukur air memiliki kaki yang panjang dan anti air. Pengukur air
bergerak secara perlahan-lahan di atas permukaan kolam. Makanan utamanya adalah
serangga yang mati ataupun sekarat, tapi juga menombak pinjal air dengan
menggunakan bagian mulutnya yang tajam. Kemudian ia menghisap cairan tubuh
korbannya. Apabila tidak dilihat dengan teliti, pengukur air ini terlihat seperti ranting
yang mengapung di atas permukaan air.
Taksonomi Kepik Pengukur Air:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Hydrometridae
Spesies : Hydrometra sp
12
3.6.4. Kepik Hijau
Kepik hijau (Nezara viridula) memiliki sepasang sungut yang beruas ruas.
Memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan
menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih, memiliki kaki yang pendek serta
kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Sayap depan menebal pada bagian
pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut
Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap
depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli,
mempunyai alat mulut menusuk dan meghisap yang muncul dari depan kepala dan
dinamakan stylet.
Taksonomi Kepik Hijau:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidae
Genus : Nezara
Spesies : Nezara viridula
3.6.5. Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,
atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Kupu-kupu umumnya
aktif di waktu siang (diurnal), Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan
menegakkan sayapnya. Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan
tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat, padahal keduanya
adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan ngengat melalui tahap-tahap
hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-
kupu atau ngengat.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari
kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-
buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan
tanah basah.
13
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan.
Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat
berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga
kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan
tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
Taksonomi kupu-kupu:
Kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : nympalidae
Genus : nycalesis
Spesies : nycalesis sp.
3.6.6. Ngengat
Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan
kedua-duanya termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Perbedaan diantara kupu-kupu
dan ngengat lebih dari taksonomi, dan aktifitasnya. Kupu kelompok Rhopalocera.
Sedangkan ngengat kelompok Heterocera, kupu diurnal , ngengat nocturnal.
Ciri-ciri ngengat
kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal)
Ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya
Ngengat mempunyai warna sayap cenderung gelap, coklat , kusam atau kelabu
Antena ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di kepalanya
Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot
Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat
dijulurkan.
Tahap metamorfosisnya sama dengan kupu Holometabola (metamorfosis
sempurna)
telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosa menjadi Imago /ngengat.
14
Jenis ngengat sering sebagai hama baik di perkebunan ataupun hutan
Di daerah tropis dan subtropis ulat kubis (Plutella xylostella) mungkin adalah
hama tanaman kubis-kubisan yang paling ganas.
Kapur barus adalah penangkal ngengat yang paling sering digunakan dan
dianggap cukup efektif namun ada kekuatiran akan pengaruhnya pada
kesehatan manusia
atau dengan menaruh bahan kain atau jala disekitar lampu atau menggunakan
cahaya lampu berwarna (disarankan warna merah) untuk menghalau perhatian
ngengat pada cahaya buatan tersebut.
Namun ada yang di budidayakan dengan disuruh mengkonsumsi daun murbei,
kepompongnya bisa untuk dibuat benang sutera
Bunga yang mekar di malam hari biasanya bergantung kepada ngengat
untuk penyerbukannya.
Taksonomi Ngengat:
Kingdom : Animalia Filum : AntropodaKelas : insectaOrdo : Lepidoptera
3.6.7. Kumbang Koksi
Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah
dibedakan dariserangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan
sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni,
namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol. Sayap
keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya.
Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan
jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara
cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan
untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi
sepertiperisai pelindung.
Kumbang koksi ini aktif di siang hari. Kumbang koksi dewasa maupun larvanya
adalah pemangsa serangga bertubuh lunak, seperti aphid yang merupakan serangga
sejenis kutu daun. Baik kumbang koksi ‘Transverse ladybird’ dewasa maupun
15
larvanya dapat ditemukan pada tanaman yang sama dan memakan jenis serangga yang
sama juga.
Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil
penghisap tanamansemisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang
sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap
cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula)
untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh
mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna
ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk
cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang
hidupnya.
Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna
admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut
biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka
tidak memakan urat daunnya.
Taksonomi kumbang koksi:
Kingdom : Animalia
Filum : Antropoda
Kelas : insecta
Ordo : coleoptera
Family : coccinelidae
Genus : henosepilachna
Spesies : henosepilachna sparsa
16
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Terdapat berbagai macam spesies serangga disekitar danau Maninjau tersebut.
Diantaranya yang kami dapatkan yaitu kepik pengukur air, kepik hijau, capung,
belalang, kupu-kupu dan ngengat.
Untuk nyamuk pada saat melakukan penangkapan kami hanya mendapatkan
satu ekor nyamuk umpan dinding. Kemungkinan kami hanya mendapatkan satu ekor
nyamuk karena pada saat penangkapan hari hujan dan udaranya cukup dingin.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
Sebaiknya untuk melakukan identifikasi tersebut, kita memiliki berbagai
macam buku panduan. Karena jenis serangga itu sangatlah beraneka ragam, sehingga
kita memerlukan berbagai panduan untuk mengidentifikasinya.
4.2.2. Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat sekitar menjaga kebersihan dan kealamian lingkungan
dengan cara tidak mencemari dan tidak merusak lingkungan. Agar spesies serangga
yang ada disana tidak punah.
4.2.3. Bagi Kampus
Sebaiknya alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum seperti aspirator, dan insect net tersedia untuk masing-masing anggota kelompok.. Agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan seefisien mungkin.
17