lporan entoedit

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koleksi (atau mengumpulkan) hewan adalah kegiatan menangkap, mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen yang dikoleksi bernilai keilmuan tinggi. Keterampilan pengawetan hewan sangat diperlukan terutama dalam melakukan koleksi serangga, Serangga yang diawetkan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering diperlukan sebagai kegiatan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan koleksi. Hal ini akan memudahkan dalam mempelajari berbagai jenis serangga, termasuk yang jarang ditemui sekalipun. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui cara mengkoleksi dan mengidentifikasi serangga. 1

Upload: yz

Post on 26-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lporan entoedit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Koleksi (atau mengumpulkan) hewan adalah kegiatan menangkap,

mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan

sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat

berguna sebagai patokan identifikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh

karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen yang

dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.

Keterampilan pengawetan hewan sangat diperlukan terutama dalam melakukan

koleksi serangga, Serangga yang diawetkan sangat berguna untuk memenuhi

kebutuhan pada masa yang akan datang, dalam membantu perkembangan ilmu

pengetahuan. Awetan serangga atau biasa disebut insektarium contohnya, sering

diperlukan sebagai kegiatan alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar. Adanya

awetan yang dibuat sendiri selanjutnya sangat membantu pengadaan alat peraga dan

koleksi. Hal ini akan memudahkan dalam mempelajari berbagai jenis serangga,

termasuk yang jarang ditemui sekalipun.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui cara mengkoleksi dan mengidentifikasi serangga.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tata cara koleksi dan pengawetan berbagai jenis serangga

2. Untuk mengetahui cara membunuh serangga yang benar agar tidak merusak

bagian tubuhnya.

3. Untuk mengetahui bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga yang

didapat.

1.3. Manfaat

Manfaat setelah melakukan pratikum ini yaitu:

1. Kita dapat mengetahui tata cara koleksi dan pengawetan serangga

1

Page 2: Lporan entoedit

2. Kita dapat mengetahui bionomik, taksonomi, fisiologi dan morfologi serangga

yang didapat.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup laporan ini adalah serangga dewasa dan nyamuk

2

Page 3: Lporan entoedit

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Nyamuk

2.2.1. Nyamuk Aedes aegypti

Di Indonesia, nyamuk Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan

perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun

tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan Aedes

albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (Sylvan areas).

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan

penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap

darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya

untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh

energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan

benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-

anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari

dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk

jenis ini.

2.2.2. Nyamuk Anopheles

Nyamuk Anopheles di seluruh dunia terdapat kira-kira 2000 spesies, sedangkan

yang dapat menularkan malaria kira-kira 60 spesies. Di Indonesia, menurut

pengamatan terakhir ditemukan 80 spesies Anopheles, sedangkan yang menjadi

vektor malaria adalah 22 spesies dengan tempat perindukan yang berbeda-beda

(Gandahusada, 2006). Nyamuk yang menjadi vektor di Jawa dan Bali An. sundaicus,

An. aconitus, An. balabacencis dan An. maculatus. Di daerah pantai banyak terdapat

An. sundaicus dan An. subpictus, sedangkan An. balabacencis dan An. maculatus

ditemukan di daerah non persawahan. Anopheles aconitus, An. barbirostrosis, An.

tessellatus, An. nigerrimus dan An. sinensis di Jawa dan Sumatera tempat perindukan

di sawah kadang di genangan-genangan air yang ada di sekitar persawahan. Di

Kalimantan yang dinyatakan sebagai vektor adalah An. balabacensis, An. letifer.

Malaria berkaitan erat dengan keadaan wilayah, di kawasan tropika seperti Indonesia

penularan penyakit ini sangat rentan, karena keadaan cuaca yang mempunyai

3

Page 4: Lporan entoedit

kelembaban tinggi akan memberikan habitat yang sesuai untuk pembiakan nyamuk

yang menjadi vektor penularan kepada penyakit ini (Heriyanto, dkk. 2011).

2.2.3. Nyamuk Culex

Nyamuk Culex quinquefasciatus  memiliki tubuh berwarna kecokelatan,

proboscis berwarna gelap tetapi kebanyakan dilengkapi dengan sisik berwarna lebih

pucat pada bagian bawah, scutum berwarna kecoklatan dan terdapat warna emas dan

keperakan di sekitar sisiknya. Sayap berwarna gelap, kaki belakang

memiliki femur yang berwarna lebih pucat, seluruh kaki berwarna gelap kecuali pada

bagian persendian (Lestari, 2010).

Nyamuk Culex quinquefasciatus betina menghisap darah manusia dan hewan,

sepanjang malam dari pagi hari hingga sore hari, baik didalam rumah maupun diluar

rumah. Jarak terbang nyamuk mencapai 6 km, biasanya sekitar 1,5 km. Jumlah

populasi nyamuk ini pada musim kemarau lebih banyak daripada musim hujan,

karena pada musim hujan larva nyamuk yang terdapat diselokan-selokan sekitar

rumah hanyut terbawa air. Tempat istirahat nyamuk ini biasanya di dalam rumah,

seperti di kolong tempat tidur, baju-baju yang digantung, dan tempat yang gelap dan

kotor (Heriyanto, dkk. 2011).

2.2.4. Nyamuk Mansonia

Nyamuk Mansonia univormis memiliki scutelum 3 lobi. Tidak ada rambut

spiracular. Sisik-sisik vena pada sayap berbentuk asimetris. Pada bagian mesonotum

toraks terdapat sepasang garis longitudinal pucat (Heriyanto, dkk. 2011).

Nyamuk Mansonia univormis betina menghisap darah manusia dan hewan

ternak sepanjang malam, tetapi puncak menggigitnya dilaporkan terjadi pada pukul

19.00-23.00. Populasi nyamuk ini tidak dipengaruhi musim, dan di daerah rawa-rawa

banyak dijumpai spesies ini. Nyamuk biasa ditemukan istirahat di bawah daun-daun

kering dan masuk ke rumah hanya saat akan menghisap darah (Heriyanto, dkk. 2011).

2.2 Defenisi Serangga

Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang

bertungkai enam (tiga pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda yang

berarti berkaki enam. Tanda-tanda morfologi meliputi (1) tubuh terdiri dari tiga

4

Page 5: Lporan entoedit

bagian terpisah secara jelas (kepala, dada/toraks, perut/abdomen); (2) mempunyai

sepasang antena (di bagian kepala); (3) mempunyai tiga pasang kaki; (4) mempunyai

satu/dua pasang atau tidak mempunyai sayap. Kelas Insekta dibagi menjadi beberapa

ordo, diantaranya ordo Diptera mempunyai jumlah spesies paling banyak.

2.3 Klasifikasi Serangga

2.3.1. Ordo Collembola (Springtail)

a. Tidak ada sayap

b. Tipe mulut mengunyah

c. Tidak ada metamorfosis

2.3.2. Ordo Dictyoptera/Blattodea (Kecoa/Lipas)

a. Sayap dengan modifikasi mirip kayu (tegmina)

b. Tipe mulut mengunyah

c. Metamorfosis sederhana

2.3.3. Ordo Mallophaga (Kutu mengunyah)

a. Sayap tidak ada

b. Tipe mulut mengunyah

c. Metamorfosis sederhana

2.3.4. Ordo Ephemeroptera (Mayflies/Dayflies)

a. Sayap segitiga, satu atau dua pasang, membraneus

b. Alat mulut mereduksi

c. Metamorfosis sederhana

2.3.5. Ordo Thysanura (Trips)

a. Sayap tidak ada atau sangat kecil

b. Sayap memanjang, seperti rambut pada bagian belakang tidak ada vena sayap

2.3.6. Ordo Anoplura (Kutu penghisap)

a. Sayap tidak ada

b. Tipe mulut menusuk dan menghisap

c. Metamorfosis sederhana

2.3.7. Ordo Hemiptera (Kepik)

a. Sayap dua pasang

5

Page 6: Lporan entoedit

b. Pasangan di depan, separo bagian basal menebal, separo bagian apikal

membraneus

c. Tipe alat mulut menusuk dan menghisap

d. Metamorfosis sederhana

2.3.8. Ordo Homoptera (Gareng-pung; Wereng)

a. Sayap membraneus

b. Tipe alat mulut menusuk dan menghisap

c. Metamorfosis sederhana

2.3.9. Ordo Coleoptera (Kumbang)

a. Sayap depan mengeras (elytra), menutup belakang

b. Tipe alat mulut mengunyah

c. Metamorfosis sempurna

2.3.10. Ordo Diptera (Lalat, Nyamuk)

a. Sayap sepasang, bagian depan (belakang mengalami modifikasi Halter)

b. Tipe mulut menghisap, menjilat (hostelate)

c. Metamorfosis sempurna

Ordo Diptera dibagi menjadi 3 Familia yaitu:

1. Familia: Culicidae (antara lain nyamuk)

2. Familia: Muscidae (antara lain Musca domestica atau lalat rumah)

3. Familia: Tabanidae (antara lain Tabanus sp. atau lalat kerbau)

Familia: Culicidae dibagi menjadi 3 sub familia yaitu:

1. Sub familia: Culicinae (Genus Culex, Aedes, Mansonia, Armigeres, dll)

2. Sub Familia: Anophelinae (Genus Anopheles)

3. Sub Familia: Toxorhynchitinae (Genus Toxorhynchites)

2.3.11. Ordo Hymenoptera (Lebah)

a. Sayap dua pasang, membraneus

b. Pasangan depan lebih besar

c. Tipe alat mulut mengunyah

d. Metamorfosis sempurna

6

Page 7: Lporan entoedit

2.3.12. Ordo Siphonaptera (Pinjal)

a. Tidak ada sayap

b. Tipe mulut menusuk dan menghisap

c. Tubuh pipih bilateral

d. Kaki belakang panjang dan membesar untuk meloncat

2.3.13. Ordo Lepidoptera (Kupu-kupu)

a. Sayap dua pasang, tertutup sisik-sisik halus

b. Tipe mulut menghisap

c. Metamorfosis sempurna

7

Page 8: Lporan entoedit

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya pratikum ini yaitu pada:

Hari/Tanggal : Jum’at s/d Minggu/ 6 s/d 8 Desember 2013

Pukul : 06.00-23.00 WIB

Tempat : Danau Maninjau

3.2. Penangkapan Nyamuk

3.2.1. Alat

a. Aspirator : 2 buah

b. Paper cup : 10 buah

c. Kurungan nyamuk : 1buah

d. Light trap : 1 buah

3.2.2. Bahan

a. Kapas : 10 buah

b. Kain kasa : 10 buah

c. Karet : 10 buah

3.2.3. Cara Kerja

1. Siapkan paper cup terlebih dahulu. Dengan memasangkan kain kasa pada mulut

paper cup dan kemudian ikat dengan karet.

2. Setelah itu, lubangi kain kasa sebesar lubang mulut aspirator.

3. Selanjutnya lakukan pengambilan nyamuk yang hinggap di dinding maupun

yang ditangkap menggunakan metode human bite.

4. Jika ada nyamuk yang hinggap, kemudian arahkan aspirator kearah nyamuk

yang hinggap di dinding dan di badan dengan perlahan-lahan.

5. Kemudian aspirator dihisap sehingga nyamuk masuk kedalamnya dan tutup

segera lubang aspirator tersebut dengan menggunakan jari telunjuk.

6. Terakhir pindahkan nyamuk ke dalam paper cup dengan cara dihembus. Dan

tutup lubang dengan kapas. Beri label pada paper cup dengan nyamuk di

dinding dan nyamuk human bite.

8

Page 9: Lporan entoedit

3.3. Jumlah Nyamuk

3.3.1. Jumlah nyamuk umpan badan (human bite)

Jumlah nyamuk dewasa yang didapat dari umpan badan (human bite) sebanyak

0 (nol) ekor nyamuk.

3.3.2. Jumlah nyamuk istirahat di dinding (resting)

Jumlah nyamuk dewasa yang didapat saat nyamuk istirahat di dinding (resting)

adalah sebanyak 1 (satu) ekor nyamuk.

3.4. Pengoleksian Serangga

3.4.1. Alat

a. Insect net : 4 buah

b. Kotak koleksi (insect box) : 10 buah

3.4.2. Cara Kerja

1. Siapkan insect net dan insect box.

2. Setelah itu pergi ketempat yang diperkirakan banyak terdapat serangga

3. Amati dan perhatikan apabila terdapat serangga disekeliling kita

4. Selanjutnya apabila ditemukan serangga, ambil insect net

5. Jangan membuat banyak gerakan karena akan dapat mengejutkan serangga yang

akan ditangkap

6. Arahkan insect net ke serangga yang ingin ditangkap

7. Serangga yang sudah berhasil ditangkap dimasukkan kedalam insect box yang

telah disediakan

3.5. Identifikasi Serangga

3.5.1. Alat

a. Lup : 1 buah

b. Petri dish : 1 buah

c. Pinset : 1 buah

d. Alat tulis

3.5.2. Bahan

a. Serangga yang akan diidentifikasi

b. Cairan formalin secukupnya

9

Page 10: Lporan entoedit

3.5.3. Cara kerja

1. Bunuh serangga yang terdapat didalam insect box dengan menggunakan cairan

formalin yang telah diencerkan.

2. Ambil serangga dengan menggunakan pinset, lalu letakkan ke dalam petri dish

3. Ambil lup dan amati serangga tersebut

4. Catat hasil identifikasi

3.6. Hasil Serangga yang dikoleksi

3.6.1. Belalang

Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan

kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang

tubuhnya). Pada umumnya belalang berwarna hijau atau cokelat. Belalang terkait erat

secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga

Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.

Taksonomi belalang:

Kingdom : Animalia Filum : AntropodaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraFamili : AcrididaeGenus : DissosteiraSpesies : Dissosteira carolina

Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan

perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2

antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki

depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,

belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum

dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat

besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau

getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.

Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk

dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan

exoskeleton adalah kepiting dan lobster.

Belalang dapat hidup hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub utara dan

selatan. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar daripada belalang jantan

10

Page 11: Lporan entoedit

dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh

sekitar 2-3 gram.

Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap,

yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan

imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak

sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.

Belalang adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka makan mulai dari

daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu. 50 ekor belalang dewasa dapat

menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa.

3.6.2. Capung

Habitat Odonata menyebar luas, di hutan-hutan, kebun, sawah, sungai dan

danau, hingga ke pekarangan rumah dan lingkungan perkotaan. Ditemukan mulai dari

tepi pantai hingga ketinggian lebih dari 3.000 m dpl. Beberapa jenis capung,

umumnya merupakan penerbang yang kuat dan luas wilayah jelajahnya. Beberapa

jenis yang lain memiliki habitat yang spesifik dan wilayah hidup yang sempit

(Ansori).

Capung dewasa sering terlihat di tempat-tempat terbuka, terutama di perairan

tempat berbiak dan berburu makanan. Sebagian besar capung hinggap pada pucuk

rumput, perdu dan tanaman yang tumbuh di sekitar kolam, sungai, parit atau

genangan-genangan air lainnya. Capung melakukan kegiatan pada siang hari ketika

matahari bersinar. Oleh karena itu, ketika cuaca cerah, capung akan terbang sangat

aktif dan sulit untuk didekati. Pada dini hari, senja hari, dan saat matahari terbenam,

kadang-kadang capung relatif mudah didekati

Taksonomi capung:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Odonata

Famili : Libellulidae

Genus : Orthetrum

Spesies : Orthetrum sabina

11

Page 12: Lporan entoedit

Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan dilengkapi

mata majemuk, tiga oseli dan bulu pendek menyerupai antena serta tipe mulut

mandibulata. Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya

berukuran kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di

antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura.

Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi untuk

hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter dan femur

kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Pada tibia capung famili

Cordulidae dan Cordulegastridae terdapat beberapa duri.

Keempat sayap Odonata memanjang dan terdapat banyak venasi. Ukuran

panjang sayap capung dewasa berkisar antara 2 cm sampai 15 cm bahkan bisa

mencapai 17 cm. Abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa

ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat

fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu

pernafasan bagi capung. Ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan

kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain

3.6.3. Kepik Pengukur Air

Kepik pengukur air memiliki kaki yang panjang dan anti air. Pengukur air

bergerak secara perlahan-lahan di atas permukaan kolam. Makanan utamanya adalah

serangga yang mati ataupun sekarat, tapi juga menombak pinjal air dengan

menggunakan bagian mulutnya yang tajam. Kemudian ia menghisap cairan tubuh

korbannya. Apabila tidak dilihat dengan teliti, pengukur air ini terlihat seperti ranting

yang mengapung di atas permukaan air.

Taksonomi Kepik Pengukur Air:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Hydrometridae

Spesies : Hydrometra sp

12

Page 13: Lporan entoedit

3.6.4. Kepik Hijau

Kepik hijau (Nezara viridula) memiliki sepasang sungut yang beruas ruas.

Memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan

menebal pada bagian pangkal. Bentuk tubuh pipih, memiliki kaki yang pendek serta

kepala yang terlihat membungkuk ke bawah. Sayap depan menebal pada bagian

pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut

Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap

depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli,

mempunyai alat mulut menusuk dan meghisap yang muncul dari depan kepala dan

dinamakan stylet.

Taksonomi Kepik Hijau:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hemiptera

Famili : Pentatomidae

Genus : Nezara

Spesies : Nezara viridula

3.6.5. Kupu-kupu

Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera,

atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Kupu-kupu umumnya

aktif di waktu siang (diurnal), Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan

menegakkan sayapnya. Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan

tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat, padahal keduanya

adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan ngengat melalui tahap-tahap

hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-

kupu atau ngengat.

Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari

kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-

buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan

tanah basah.

13

Page 14: Lporan entoedit

Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan.

Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat

berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga

kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan

tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.

Taksonomi kupu-kupu:

Kingdom : Animalia

Filum : Antropoda

Kelas : insecta

Ordo : Lepidoptera

Family : nympalidae

Genus : nycalesis

Spesies : nycalesis sp.

3.6.6. Ngengat

Ngengat adalah serangga yang berhubungan dekat dengan kupu-kupu dan

kedua-duanya termasuk kedalam Ordo Lepidoptera. Perbedaan diantara kupu-kupu

dan ngengat lebih dari taksonomi, dan aktifitasnya. Kupu kelompok Rhopalocera.

Sedangkan ngengat kelompok Heterocera, kupu diurnal , ngengat nocturnal.

Ciri-ciri ngengat

kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal)

Ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya

Ngengat mempunyai warna sayap cenderung gelap, coklat , kusam atau kelabu

Antena ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di kepalanya

Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot

Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat

dijulurkan.

Tahap metamorfosisnya sama dengan kupu Holometabola (metamorfosis

sempurna)

telur, ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosa menjadi Imago /ngengat.

14

Page 15: Lporan entoedit

Jenis ngengat sering sebagai hama baik di perkebunan ataupun hutan

Di daerah tropis dan subtropis ulat kubis (Plutella xylostella) mungkin adalah

hama tanaman kubis-kubisan yang paling ganas.

Kapur barus adalah penangkal ngengat yang paling sering digunakan dan

dianggap cukup efektif namun ada kekuatiran akan pengaruhnya pada

kesehatan manusia

atau dengan menaruh bahan kain atau jala disekitar lampu atau menggunakan

cahaya lampu berwarna (disarankan warna merah) untuk menghalau perhatian

ngengat pada cahaya buatan tersebut.

Namun ada yang di budidayakan dengan disuruh mengkonsumsi daun murbei,

kepompongnya bisa untuk dibuat benang sutera

Bunga yang mekar di malam hari biasanya bergantung kepada ngengat

untuk penyerbukannya.

Taksonomi Ngengat:

Kingdom : Animalia Filum : AntropodaKelas : insectaOrdo : Lepidoptera

3.6.7. Kumbang Koksi

Kumbang koksi memiliki penampilan yang cukup khas sehingga mudah

dibedakan dariserangga lainnya. Tubuhnya berbentuk nyaris bundar dengan

sepasang sayap keras di punggungnya. Sayap keras di punggungnya berwarna-warni,

namun umumnya berwarna mencolok ditambah dengan pola seperti totol-totol. Sayap

keras yang berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elitra atau sayap depannya.

Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan

jika sedang tidak dipakai. Saat terbang, ia mengepakkan sayap belakangnya secara

cepat, sementara sayap depannya yang kaku tidak bisa mengepak dan direntangkan

untuk menambah daya angkat. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi

sepertiperisai pelindung.

Kumbang koksi ini aktif di siang hari. Kumbang koksi dewasa maupun larvanya

adalah pemangsa serangga bertubuh lunak, seperti aphid yang merupakan serangga

sejenis kutu daun. Baik kumbang koksi ‘Transverse ladybird’ dewasa maupun

15

Page 16: Lporan entoedit

larvanya dapat ditemukan pada tanaman yang sama dan memakan jenis serangga yang

sama juga.

Mayoritas dari kepik adalah karnivora yang memakan hewan-hewan kecil

penghisap tanamansemisal kutu daun (afid). Larva dan kepik dewasa dari spesies yang

sama biasanya memakan makanan yang sama. Kepik makan dengan cara menghisap

cairan tubuh mangsanya. Di kepalanya terdapat sepasang rahang bawah (mandibula)

untuk membantunya memegang mangsa saat makan. Ia lalu menusuk tubuh

mangsanya dengan tabung khusus di mulutnya untuk menyuntikkan enzim pencerna

ke tubuh mangsanya, lalu menghisap jaringan tubuh mangsanya yang sudah berbentuk

cair. Seekor kepik diketahui bisa menghabiskan 1.000 ekor kutu daun sepanjang

hidupnya.

Beberapa jenis kepik semisal kepik Jepang dan kepik dari spesies Epilachna

admirabilis diketahui sebagai herbivora karena memakan daun. Kepik tersebut

biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka

tidak memakan urat daunnya.

Taksonomi kumbang koksi:

Kingdom : Animalia

Filum : Antropoda

Kelas : insecta

Ordo : coleoptera

Family : coccinelidae

Genus : henosepilachna

Spesies : henosepilachna sparsa

16

Page 17: Lporan entoedit

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Terdapat berbagai macam spesies serangga disekitar danau Maninjau tersebut.

Diantaranya yang kami dapatkan yaitu kepik pengukur air, kepik hijau, capung,

belalang, kupu-kupu dan ngengat.

Untuk nyamuk pada saat melakukan penangkapan kami hanya mendapatkan

satu ekor nyamuk umpan dinding. Kemungkinan kami hanya mendapatkan satu ekor

nyamuk karena pada saat penangkapan hari hujan dan udaranya cukup dingin.

4.2. Saran

4.2.1. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya untuk melakukan identifikasi tersebut, kita memiliki berbagai

macam buku panduan. Karena jenis serangga itu sangatlah beraneka ragam, sehingga

kita memerlukan berbagai panduan untuk mengidentifikasinya.

4.2.2. Bagi Masyarakat

Sebaiknya masyarakat sekitar menjaga kebersihan dan kealamian lingkungan

dengan cara tidak mencemari dan tidak merusak lingkungan. Agar spesies serangga

yang ada disana tidak punah.

4.2.3. Bagi Kampus

Sebaiknya alat yang digunakan untuk melaksanakan praktikum seperti aspirator, dan insect net tersedia untuk masing-masing anggota kelompok.. Agar pelaksanaan praktikum dapat berjalan seefisien mungkin.

17