lporan pkl ardi full - copy

57
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Kebutuhan penggunaan energi listrik dengan bertambahnya waktu semakin meningkat. Hampir setiap jam kita selalu membutuhkan listrik untuk berbagai aktivitas. Sehingga kebutuhan tersebut perlu dipenuhi karena dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas masyarakat dan industri dewasa ini. Gejala ini harus segera diatasi dengan cara menyediakan jasa pasokan energi listrik yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakat oleh pemerintah dalam hal ini Pembangkit Listrik Negara (PLN) sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penyedia jasa tersebut. Mengingat betapa pentingnya energi listrik maka sangat berguna dan penting bagi penulis untuk mempelajari hal- hal ataupun peralatan-peralatan yang berkaitan dengan pembangkitan listrik, terutama menyangkut Program Studi Teknik Konversi Energi. System energy listrik jawa-bali merupakan system tenaga listrik terpadu yaitu dimana seluruh pembangkit jawa- bali terhubung melalui system interkoneksi jaringan transmisi 500 KV, 150 KV, 70 KV, 30 KV,sedangkan pelayanan ke konsumen melalui jaringan atau system 1

Upload: devilia-contesa

Post on 05-Feb-2016

182 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

hhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Kebutuhan penggunaan energi listrik dengan bertambahnya waktu semakin

meningkat. Hampir setiap jam kita selalu membutuhkan listrik untuk berbagai

aktivitas. Sehingga kebutuhan tersebut perlu dipenuhi karena dikhawatirkan akan

mengganggu aktivitas masyarakat dan industri dewasa ini. Gejala ini harus segera

diatasi dengan cara menyediakan jasa pasokan energi listrik yang dapat

mencukupi kebutuhan masyarakat oleh pemerintah dalam hal ini Pembangkit

Listrik Negara (PLN) sebagai pihak yang ditunjuk sebagai penyedia jasa tersebut.

Mengingat betapa pentingnya energi listrik maka sangat berguna dan penting bagi

penulis untuk mempelajari hal-hal ataupun peralatan-peralatan yang berkaitan

dengan pembangkitan listrik, terutama menyangkut Program Studi Teknik

Konversi Energi.

System energy listrik jawa-bali merupakan system tenaga listrik terpadu yaitu

dimana seluruh pembangkit jawa-bali terhubung melalui system interkoneksi

jaringan transmisi 500 KV, 150 KV, 70 KV, 30 KV,sedangkan pelayanan ke

konsumen melalui jaringan atau system tegangan 20 KV yang mendapat pasokan

utama dari system 150 KV dan 70 KV.

Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Mrica merupakan salah satu dari 8 unit bisnis

pembangkitan yang di miliki oleh PT. Indonesia Power yang terletak di Jawa

Tengah.UBP Mrica merupakan pembangkit listrik tenaga air atau yang lebih di

kenal dengan Pusat Listrik Tenaga Air ( PLTA ) dengan menggunakan system

Waduk, Kolam Tando,dan Run of River ( berada di aliran sungai ).

1

Page 2: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Beberapa kelebihan PLTA di banding jenis pembangkit lainnya yaitu:

1. Waktu pengoperasiannya dari start awal lebih relatif lebih cepat.

2. Sistem pengoperasian mudah mengikuti perubahan beban dan

frekuensi pada sistem penyaluran dengan setting Speed Drop Free

Governor.

3. Biaya operasi relatif murah karena menggunakan tenaga air.

Selain itu PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah lingkungan,di karenakan

tanpa melalui proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan limbah bekas dari

hasil pembakaran.PLTA yang menggunakkan waduk dapat di gunakan untuk

beberapa fungsi di antaranya di gunakan untuk system irigasi dan perikanan.

Dan UBP Mrica memiliki 27 pembangkit PLTA,di antaranya :

PLTA PB Soedirman, PLTA Wonogiri, PLTA Sempor, PLTA Wadaslintang,

PLTA Kedung Ombo, PLTA Timo, PLTA Jelok, PLTA Garung, PLTA Ketenger,

PLTA Klambu, PLTA Sidorejo, PLTA Tapen, dan PLTA Tulis.

Dalam hal system pembangkit,untuk region Jawa Tengah dan DIY dikelola oleh

PT.Indonesia Power, melalui Unit Bisnis Pembangkitan ( UBP ) Mrica dan UBP

Semarang. PT. Indonesia Power UBP Mrica mengelola PLTA Sub Unit Kedung

Ombo dan PLTA Lainnya yang tersebar di wilayah Jawa Tengah sebagai pemasok

kebutuhan listrik.dan dalam menjalankan fungsinya,PLTA tidak lepas dari adanya

permasalahan yang bias mempengaruhi kinerja dari PLTA itu sendiri.dan disini

penulis ingin membahas tentang PLTA Sub Unit Kedung Ombo yang

menghasilkan daya sebesar 22,5 MW.

Diharapkan dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis dapat

membagikan ilmu kepada masyarakat yang masih awam terhadap bidang ini

terutama masalah pembangkitan tenaga listrik sehingga masyarakat dapat

memperoleh informasi yang berguna di kemudian hari.

2

Page 3: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

1.2 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan kali ini,penulis menyadari bahwa

waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan yang singkat membuat penulis tidak

dapat membahas sepenuhnya tentang peralatan yang terdapat pada PLTA Kedung

Ombo, maka dari itu penulis akan membahas tentang “Perawatan dan

Pemeliharaan Turbin PLTA Kedung Ombo - Sidorejo”. Dalam laporan ini akan di

bahas tentang operasi dari unit PLTA Kedung Ombo yang dapat menghasilkan

daya sebesar 22,5 MW dan cara pemeliharaan dan perawatan dari turbin kaplan

yang terdapat pada PLTA Kedung Ombo. Guna menghindari penyimpangan

pembahasan, penulis membatasi permasalahan yang dibahas sebagai berikut :

1. Proses pembangkitan energi listrik pada pembangkit listrik tenaga air.

2. Peralatan utama dan peralatan bantu PLTA.

3. Pemeliharaan turbin kaplan pada PLTA KDO.

1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah meliputi beberapa hal

diantaranya :

Memenuhi persyaratan akademis program D3 di Politeknik Negeri

Semarang.

Untuk menerapkan teori yang selama ini telah didapatkan di bangku kuliah

terutama tentang pembangkitan tenaga listrik.

Mempelajari peralatan-peralatan pembangkit dan pengoperasiannya pada

Sub Unit PLTA Kedung Ombo.

Mempelajari system pengoperasian atau cara kerja peralatan pada

pembangkitan.

Mempelajari cara pemeliharaan dan perawatan peralatan pembangkitan.

Mempelajari penyebab terjadinya masalah-masalah pada peralatan

pembangkitan sekaligus cara mengatasinya.

3

Page 4: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

1.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut :

Bagi mahasiswa :

1. Mahasiswa dapat belajar dan melihat langsung sistem kerja suatu

pembangkit hingga menghasilkan sumber listrik.

2. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang di dapat di bangku kuliah dalam

dunia kerja.

3. Mahasiswa dapat melatih diri agar mengenal dan mengetahui hal-hal

keteknikan secara langsung.

Bagi perusahaan :

1. Perusahaan dengan Institusi Pendidikan dapat terjalin kerjasama.

2. Perusahaan dapat menjadikan mahasiswa pelaksana praktek kerja lapangan

sebagai referensi dalam menentukan calon pegawai yang dapat bekerja di

perusahaan tersebut.

3. Perusahaan mendapat tenaga kerja tambahan selama mahasiswa

melaksakan praktek kerja lapanagan.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan selama satu bulan, mulai dari tanggal 22

Juli 2013 s/d 22 Agustus 2013. Adapun tempat pelaksanaannya adalah di PLTA

Sub Unit Kedung Ombo PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica,

yang terletak di desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Purwodadi.

1.6 Metodologi Pengumpulan Data

Metode yang dipakai pada penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah

sebagai berikut:

4

Page 5: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Metode literatur

Metode ini dilakukan dengan cara studi pustaka, melihat referensi dari

buku di dalam ataupun di luar perpustakaan kantor, maupun dari internet

untuk keperluan dasar teori, spesifikasi dan analisa pembahasan.

Metode Lapangan

Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati secara langsung

di lapangan dengan bimbingan pembimbing lapangan maupun dengan

Supervisor ataupun dengan Operator.

Metode Wawancara

Dalam metode ini penulis memperoleh data melalui wawancara, diskusi,

dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan, maupun dengan

supervisor ataupun dengan Operator yang mengetahui banyak tentang

masalah yang dibicarakan.

1.7 Sistematika Laporan

Laporan praktek kerja lapangan ini dibagi menjadi empat bab yang saling

berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek

ini adalah sebagai berikut:

A. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat,

waktu dan tempat pelaksanaan, metode pengumpulan data, dan sistematika

laporan.

B. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini memaparkan sejarah singkat, visi, misi dan motto PT Indonesia

Power serta struktur organisasi PT Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit

PLTA Kedung Ombo.

5

Page 6: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

C. BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Membahas tentang deskripsi pelaksanaan dan hasil praktek kerja lapangan.

D. BAB IV PENUTUP

Berisi kesimpulan mengenai pokok – pokok penting yang diperoleh

selama pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. Indonesia Power UBP

Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo.

6

Page 7: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang Perusahaan

Pada awal tahun 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya

deregulasi pada sektor ketenagalistrikkan. Langkah ke arah deregulasi tersebut

diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan

dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan

sumber dana swasta melalui pembangkit-pembangkit listrik swasta. Kemudian

pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan

kerangka dasar kebijakan (Sasaran & Kebijakan Pengembang Sub Sektor

Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi

sektor ketenagalistrikan.

Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum

menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 03 Oktober 1995, PT.

PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk

memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha

Milik Negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT

Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PT.

PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial

pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.

Pada tanggal 03 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,

Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PT PLN

PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk

menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikkan dan

sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam

waktu dekat.

Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan

pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset

berupa pembangkit dan fasilitas – fasilitas pendukungnya. Pembangkit-

7

Page 8: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan

menggunakan beragam energi primer seperti air, batubara, panas bumi dan

sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pula pembangkit

paling tua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan

sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada 1920-an dan sampai sekarang masih

beroperasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya

usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.

PT INDONESIA POWER merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik

terbesar di Indonesia yang mengelola 127 mesin pembangkit dengan total

kapasitas terpasang (8.888 MW) dengan 8 Unit Bisnis Pembangkitan Utama di

beberapa lokasi strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit Bisnis Pembangkitan

tersebut adalah : Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang,

Mrica, Semarang, Perak & Grati, dan Bali , serta Unit Bisnis yang bergerak di

bidang jasa pemeliharaan yang disebut Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan (UBJP).

Kiprah PT Indonesia Power dalam pengembangan usaha penunjang di bidang

pembangkit tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT

Cogindo Daya Bersama (saham 99,9%) yang bergerak dalam bidang jasa

pelayanan dan manajemen energi dengan penerapan konsep cogeneration dan

distributed generation, juga PT Indonesia Power mempunyai saham 60% di PT

Arta Daya Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batubara.

Aktivitas kedua anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang

peningkatan pendapatan perusahaan di masa mendatang.

2.1.1 Sejarah Pembangungan PLTA Kedung Ombo

Waduk kedung ombo merupakan tempat penampungan air untuk menanggulangi

bahaya banjir dan tempat penampungan air di musim kemarau.Maksud dari

pembangunan waduk kedung ombo adalah sebagai pengaturan irigasi pertanian,

tempat wisata, serta sebagai upaya peningkatan taraf hidup masyarakat di sekitar

waduk.

8

Page 9: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Atas dasar pertimbangan pada musim penghujan air di waduk Kedung Ombo

melimpah,maka di rencanakan pembangunan PLTA yang di dorong oleh

kebutuhan energy listrik yang semakin meningkat.PLTA Kedung Ombo di

masukkan dalam jajaran Transmisi Interkoneksi Jawa – Bali.Air waduk Kedung

Ombo selain di pakai untuk PLTA Kedung Ombo,air buangnya juga di gunakan

untuk irigasi dan Pembangkit Listrik Mini Hydro ( PLTM ) Sidorejo dan PLTM

Klambu.Proyek PLTA Kedung Ombo di kerjakan Oleh Departemen Pekerjaan

Umum Dirjen Pengairan bekerja sama dengan kontraktor PT. BRANTAS

ABIPRAYA HASAMA GUMI ( joint IOperating ).Proyek induk pengembangan

wilayah sungai Jratun Seluna meliputi pekerjaan bendungan Kedung

Ombo,bangunan Pelimpah,Terowongan,Intake.Pipa Tekan,dan Gedung

Pembangkit.Pekerjaan Elektro Mekanik dilaksanakan oleh Departemen

Pertambangan dan Energi,Perusahaan Listrik Negara,induk Pembangkit Hidro

Jawa Tengah.pekerjaan elektro mekanik meliputi pekerjaan turbin, generator, dan

switchyard. Konsultan pekerjaan elektro mekanik untuk PLTA Kedung

Ombo,PLTM Sidorejo, dan PLTM Klambu adalah SNOWY MOUNTAIN

ENGGINERING CORPORATION ( SMEC ) dari Australia dan PT.

INDRAKARYA dari Indonesia.

Pekerjaan sipil di lakukan oleh PT. WHIRA TARUNA.Pekerjaan pondasi

switchyard di lakukan oleh PT.ARTASAKA, Pekerjaan Lighting di lakukan oleh

PT. WISMA SARANA TEKNIK. Pekerjaan prasarana meliputi pembuatan

kantor,rumah dinas,penyediaan instalasi air,pembuatan jamban,pembuatan

pagar,pembuatan saluran terbuka,pekerjaan jalan dan pembebasan tanah di

lakukan olehg Dinas Pekerjaan Umum ( DPU ).

Daya yang terpasang pada PLTA Kedung Ombo sebesar 1 x 22,50 MW dan

menghasilkan energy listrik sebesar 70.970.000 KWH / tahun. Energi Listrik yang

di hasilkan di salurkan ke Gardu Induk Purwodadi sepanjang 30 Km dengan

system jaringan Transmisi 150 KV.Pekerjaan jalur Transmisi dan Gardu Induk

Purwodadi di lakukan oleh PLN PI KITRING Jawa Tengah.

9

Page 10: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

2.1.2 Lokasi PT INDONESIA POWER UBP SEMARANG

PLTA Kedung Ombo Yang terletak kurang lebih 35 km ke arah barat daya kota

Purwodadi, tepatanya di Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten

Grobogan.PT.Indonesia Power UBP Mrica sub unit PLTA Kedung Ombo yang

ada di Kabupaten Grobogan mulai beroperasi pada bulan Juli 1992. Waduk

Kedung Ombo berada di wilayah perbatasan dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten

Grobogan,Kabupaten Sragen,dan Kabupaten Boyolali.

2.2 Paradigma, Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PT INDONESIA POWER

2.2.1 Paradigma

Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai

sesuatu. Paradigma dari PT. Indonesia Power adalah “Bekerja dan berusaha untuk

meningkatkan nilai Perusahaan bagi kepentingan Stakeholder (pihak terkait) ”.

2.2.2 Visi

Visi PT.Indonesia Power adalah menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas

dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Penjabaran Visi :

1. Maju, berarti perusahaan bertumbuh dan berkembang sehingga

menjadi perusahaan yang memiliki kinerja setara dengan

perusahaan sejenis didunia.

2. Tangguh, memiliki sumber daya yang mampu beradaptasi dengan

perubahan lingkungan dan sulit disaingi. Sumber daya PT.

Indonesia Power berupa manusia, mesin, keuangan maupun sistem

kerja berada dalam kondisi prima dan antisipatif terhadap setiap

perubahan.

3. Andal, sebagai perusahaan yang memiliki kinerja memuaskan

stakeholder.

4. Bersahabat dengan lingkungan, memiliki tanggung jawab sosial

dan keberadaannya bermanfaat bagi lingkungan.

10

Page 11: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

2.2.3 Misi

Misi PT. Indonesia Power adalah melakukan usaha dalam bidang pembangkitan

tenaga listrik dan mengembangkan usaha-usaha lain yang berkaitan berdasarkan

kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan

pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.

2.2.4 Motto

Bersama ……Kita maju ( together for a better tomorrow ).

2.2.5 Tujuan

a. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus

dalam penggunaan sumber daya perusahaan.

b. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan

dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana

penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan

lingkungan.

c. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan

dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.

d. Mengoperasikan pembangkitan tenaga listrik secara kompetitif serta

mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan,

efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.

e. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling

menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus

kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.

2.3 Tujuh Nilai Perusahaan : IP-HaPPPI

1. Integritas

Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik

kepada Perusahaan.

11

Page 12: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

2. Profesional

Menguasai pengetahuan, ketrampilan, dan kode etik sesuai dengan bidang

pekerjaannya.

3. Harmoni

Serasi, selaras, dan seimbang dalam pengembangan kualitas pribadi,

hubungan dengan stakeholder, dan hubungan dengan lingkungan hidup.

4. Pelayanan Prima

Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan

stakeholder.

5. Perduli

Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara

lingkungan sekitar.

6. Pembelajaran

Terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta

kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian

berbagi dengan orang lain.

7. Inovatif

Terus-menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam

usaha melakukan pembaharuan untuk penyempurnaan baik proses

maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.

2.4 Makna Bentuk dan Warna Logo

Logo PT INDONESIA POWER adalah sebagai berikut :

Gb. 2.2 Logo Indonesia Power

Makna bentuk dan warna logo PT INDONESIA POWER ( Perusahaan )

merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.

12

Page 13: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk

melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai Power Utility Company di

Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya Power Utility Company di

Indonesia, namun karena perusahaan memiliki kapasitas terbesar di Indonesia

bahkan di kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan brand name.

2.4.1 BENTUK

Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan

menggunakan daftar jenis huruf ( font ) yang tegas dan kuat :

FUTURA BOOK / REGULER dan FUTURA BOLD

Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga Listrik”

yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. Titik bulatan merah (red dot)

diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak

masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol yang digunakan

sebagian besar materoi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini,

diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.

2.4.2 WARNA

Merah

Diaplikasikan pada kata INDONESIA menunjukkan identitas yang kuat

dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,

guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.

Biru

Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru

menggambarkan sifat pintar dan biaksana, dengan aplikasi pada kata

POWER, maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang

dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri :

a. Berteknologi tinggi

b. Efisien

c. Aman

d. Ramah Lingkungan

13

Page 14: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

2.5 Bisnis Utama PT. Indonesia Power

Sesuai dengan tujuan pembentukannya, Indonesia Power menjalankan bisnis

pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali.Saat ini,

Indonesia Power memasok lebih dari separuh atau sekitar 54 % kebutuhan pangsa

pasar tenaga listrik sistem Jawa-Bali.Kemampuan tersebut didukung oleh

kenyataan bahwa Indonesia Power merupakan pembangkit yang memiliki

sejumlah pembangkit yang terdiri dari 132 unit pembangkit dan fasilitas

pendukung lainnya.Dengan kapasitas terpasang total sebesar 9040 MW.Ini

merupakan kapasitas terbesar yang dimiliki perusahaan di Indonesia atau yang

ketiga terbesar di dunia.PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang

terpasang per-unit bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada tabel 2.3.

Unit Bisnis Pembangkitan Kapasitas

Suralaya 3.400

Priok 1.563

Saguling 798

Kamojang 360

Mrica 306

Semarang 1.469

Perak-Grati 864

Bali 339

Total PT. Indonesia Power 9.095

Tabel 2.3. Kapasitas Terpasang per-Unit Bisnis Pembangkitan

Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 2003 sampai

dengan semester 1 tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Unit bisnis pembangkitan 2003 2004 2005 SM I 2006

Suralaya 23.462 22.711 24.520 11.714

14

Page 15: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Priok 7.248 6.797 6.961 3.841

Saguling 2.098 2.366 2.903 1.179

Kamojang 2.804 2.988 2.870 1.316

Mrica 869 892 960 600

Semarang 5.146 5.524 5.782 2.552

Perak-Grati 1.534 1.745 2.959 964

Bali 1.214 1.394 1.367 716

Jumlah 44.374 44.417 48.322 22.882

Tabel 2.4. Produksi Listrik per Unit-Unit Bisnis Pembangkitan

2.6 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi merupakan suatu wadah untuk mencapai tujuan yaitu visi dan

misi dari perusahaan.demikian pula dengan PT.Indonesia Power UBP Mrica Sub

Unit PLTA Kedung Ombo,yang mempunyai Struktur Organisasi demi tercapainya

tujuan dari perusahaan.dalam hal ini,struktur organisasi PT.Indonesia Power UBP

Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo merupakan gambaran lalulintas wewenang

dan tanggung jawab suatu perusahaan secara vertical dan antar bagian secara

horizontal.

Berikut ini merupakan tugas dan wewenang masing-masing personil yang

terdapat pada PT.Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit PLTA Kedung Ombo,di

antaranya sebagai berikut :

1. Supervisor Senior

Bertugas sebagai penanggung jawab penuh Sub Unit PLTA

Kedung Ombo.

2. Supervisor Pemeliharaan

Bertanggung jawab membawahi petugas pemeliharaan untuk

menjaga,merawat,dan memelihara peralatan pembangkit dan

semua alat yang mendukung keandalan operasi unit.Seksi

pemeliharaan yang terdiri dari : permesinan,kelistrikan,control dan

Instrument (tool pendukung),serta sipil dan lingkungan

15

Page 16: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

bertanggung jawab atas system pemeliharaan maupun kerusakan

dan gangguan pada suatu system tertentu.

3. Supervisor Operasi

Supervisor operasi PLTA Kedung ombo membawahi regu operator

dan bertugas mengoperasikan unit pembangkit dan bertanggung

jawab atas system pengoperasian unit.

4. Pelaksana Administrasi Umum

Bertugas mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan

administrasi kantor dan keuangan yang di timbulkan akibat adanya

kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian pada PLTA.

16

Page 17: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

BAB III

PEMELIHARAAN TURBIN PADA PLTA KEDUNG OMBO

3.1 Sumber Tenaga

Sebagai sumber tenaga dalam menghasilkan energi listrik. PLTA Kedung Ombo

memanfaatkan air dari waduk kedung ombo. Waduk ini merupakan Dam urugan

batu,yaitu menggunakan bahan-bahan utama berupa batu,tanah liat,dan pasir.

Dam ini tidak perlu menggunakan pondasi yang kuat untuk dapat menghasilkan

tenaga listrik yang siap di salurkan atau di berikan ke transmisi pusat guna

mengatasi beban puncak ( umumnya pukul 17.00 ) dan menjaga keandalan

jaringan transmisi 150 Kv di Jawa Tengah maka debit air,tinggi terjun,dan

peralatan-peralatan produksi yang lain perlu di ketahui.

DESIGN LEVEL OF CREST EL 96.00 MAXIMUM FLOOD LEVEL EL 95.00

FULL SUPPLY LEVEL EL 90.00

EL 80.00

12.5

12

31

EL 65.00

EL 59.00

12.5

12

20.00

EL 55.00

EL 49.803

1

10.00

4.00 3.00

1

6.00

1

0.8

11

0.8

3A 2C

2A

0.2 0.3

SECTION OF DAM AT D-Ch1280.00SCALE B

3.50

2.502B

ASSUMED FOUNDATION

SEEPAGE DRAIN

ORIGINAL GROUND

CONTINUOUS ZONE 2A BLANKET BELOW

EL 45.00, SEEPAGE DRAIN WIDTH 90 m.

ABOVE EL 45.00, FINGER DRAINS

REQUIRED AT 50 m CENTRES

SEE DRG. No.D2003

FOUNDATIONDRAINAGE HOLES 150 mmMINIMUM DIAMETER

ZONE 2B 0.50 m TRICKFOR A DISTANCE NOTLESS THAN HALFHORIZONTAL CONTACTWIDTH OF UPSTREAM COFFERDAMZONE 1 OR AS OTHERWISE DIRECTED

4

2C

2C

2A

2A

AXIS OF DAM

DETAIL A

12.5

12.5

EL 85.00

12.5

EL 75.00

EL 65.00

12.5

12.5

EL 55.0014.00

5.00

5.00

5.00

EL 50.00

DOWNSTREAM SLOPECONTINUOUSBLANKET SODDING ON 75 mm TOPSOL

CL

CL

ACCESS ROAD

0.50 32B

UPSTREAMCOFFERDAM

10

0 10 50 100 mSCALE B

Gambar 1. Struktur waduk Kedung Ombo

Sebuah pembangkit tenaga air berfungsi mengubah energi dari air yang bergerak

menjadi energi listrik mempergunakan sebuah turbin air yang terpasang pada

generator listrik. Besar kecilnya daya terpasang yang dapat di bangkitkan pada

PLTA di pengaruhi oleh : Debit Air ( discharge, m3/detik ) dan tinggi terjun (

head, m ). Dengan memperhitungkan adanya suatu efisiensi sistem,maka di

dapatkan rumus :

17

Page 18: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

P = ρ.g.Q.H.ηt.ηg

Dimana:

P = Daya Terpasang (KW)

η = Efisiensi turbin generator = 0,9

g = Gaya gravitasi bumi = 9,81 m/s2

Q = Debit Air (Tinggi Terjun Air 0)

ρ = Massa Jenis Air = 1000 kg/m3

H = Rate Head = 41.7 m

Untuk memperbesar daya yang terpasang, Suatu PLTA harus di usahakan agar

mendapatkan debit air dan tinggi terjun yang sebesar-besarnya.akan tetapi

semuanya harus berdasarkan perhitungan teknis dan ekonomis yang baik.misal,

debit sungai yang sudah tertentu besarnya ,maka untuk membuat suatu PLTA

harus di perhitungkan tipe PLTA yang sebaik-baiknya agar nantinya dapat

menguntungkan. Tinggi terjun air dapat di perbesar dengan meninggikan

bendungan,tetapi hal tersebut berakibat akan bertambah mahalnya biaya dalam

pembuatan bendungan,maka harus di usahakan agar tinggi terjun yang sebesar-

besarnya dan masih menguntungkan dari segi teknis dan ekonomis ( optimalisasi

suatu PLTA ). Biaya operasi suatu PLTA sangat murah jika di bandingkan dengan

jenis pembangkit lainnya, misalnya seperti tenaga diesel,tenaga gas dan tenaga

uap yang bahan bakarnya berasal dari minyak,batu bara,dan lainnya.

Adapun langkah kerja PLTA Kedung Ombo,yaitu sebagai berikut :

1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang besar di tamping di dalam

waduk.

2. Air tesebut kemudian di alirkan melalui saringan power intake,yang di

tunjang dengan adanya bangunan bendungan.

3. Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (Penstock).

18

Page 19: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

4. Yang selanjutnya untuk mengubah energi potensial menjadi energi

kinetik,maka pada ujung pipa pesat di pasng katup utama (Main Inlet

Valve).

5. Kemudian air di alirkan ke turbin,dan katup utama akan di tutup secara

otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau di lakukan perbaikan

seta pemeliharaan. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan

tinggi energi kinetik di rubah menjadi energi mekanik dengan di alirkan

melalui sirip-sirip pengarah, sudu tetap akan mendorong sudu jalan/runner

yang terpasang pada turbin tersebut.

6. Energi putar yang di terima oleh turbin selanjutnya di gunakan untuk

menggerakkan generator,yang kemudian menghasilkan tenaga listrik,

7. Air yang keluar dari turbin melalui tail race selanjutnya kembali ke

sungai.

8. Tenaga listrik yang di hasilkan oleh generator,tegangannya masih

rendah,oleh karena itu tegangan tersebut terlebih dahulu di naikkan dengan

menggunakan trafo utama,sehingga effisiensi untuk penyaluran energy

dari pembangkit ke pusat beban.tegangan tinggi tersebut kemudian

diatur/di bagi di switchyard 150 Kv Gardu Induk Kedung Ombo,dan

selanjutnya di salurkan ke sistem tenaga listrik jawa-bali melalui kawat

saluran tegangan tinggi 150 Kv.

9. Selain itu waduk kedung ombo juga mempunyai karakteristik

tersendiri,yaitu apabila terjadi banjir pada waduk,maka kelebihan air

tersebut akan di buang melalui pintu pelimpah otomatis (Spillway).

3.2 Pemeliharaan Turbin

3.2.1 Pengertian pemeliharaan

Untuk meningkatkan sistem pemeliharaan pada PLTA kedungombo dimasa yang

akan datang, maka perlu ditinjau lagi agar dapat lebih efisien dengan tetap

mempertahankan keamanan dan keandalan unit pembangkit dengan langkah

sebagai berikut :

19

Page 20: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

1. Meningkatkan keandalan unit sehingga unit setiap saat akan dioperasikan.

2. Mengefisienkan waktu pemeliharaan sehingga dapat memperkecil jam

keluar untuk pemeliharaan atau menghindari pekerjaan perbaikan yang

berulang-ulang.

3. Menghindari timbulnya gangguan.

4. Menekan atau mengefisiensi pemakaian material pemeliharaan dengan

mengendalikan pengadaan barang agar tidak menumpuk digudang atau

tidak sengaja digunakan atau dipakai terutama material yang susah dicari

dipasaran.

5. Meningkatkan pemeliharaan turbin.

6. Membedakan predictive maintenance setiap tahun Annual maintenance

sebagai ganti AI dengan waktu yang lebih singkat dari pada AI.

7. Memperpanjang selang waktu antara overhead (interval overhead)

Sedangkan yang dimaksud pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang berkaitan

dengan keadaan unit, pada dasarnya pemeliharaan unit pembangkit adalah

menjaga agar unit tersebut tetap selalu siap dioperasikan dengan handal.

3.2.2 Tujuan Pemeliharaan Turbin

Tujuan dilakukannya pemeliharaan di PLTA kedungombo antara lain :

a. Mempertahankan efisiensi instalasi perangkat dengan tujuan untuk dapat

mencapai hasil yang optimal dalam memproduksi tenaga listrik.

b. Mencegah terjadinya kerusakan instalasi pembakit dengan tujuan agar tidak

terjadi penghentian operasi diluar rencana yang ditentukan.

c. Menjaga keselamatan instalasi pembangkit dengan tujuan agar dapat

dioperasikan sesuai dengan umur manfaatnya.

20

Page 21: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

3.2.3 Pemeliharaan turbin air jenis Kaplan secara rutin

A. Pemeliharaan harian atau mingguan

1. Pemeliharaan umum

a. Pemeriksaan tekanan pada tangki udara/minyak dan yakinkan semua perlengkapan berjalan normal.

b. Pemeriksaan dan pencatatan level minyak dalam tangki pengumpulan.

c. Pemeriksaan tangki / minyak udara.

d. Pemeriksaan dan perbaikan pada sekitar hydraulic.

e. Pembuangan udara dan air dalam saluran udara ke tangki minyak.

2. Pemeliharaan EHCU (Electronic Hydrolik Control Unit)

a. Perbaikan kebocoran pada system hydraulic

b. Pemeriksaan dan pengencangan pada bagian-bagian mekanik EHCU yang kendor.

c. Pemeriksaan indocator filter blocked pada indicator, bila dilakukan penggantian filter.

d. Putar filter edge type pada katup pengatur.

3. Pemeliharaan pengatur suhu pengarah (guide vane regulating)

a. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran minyak pada pipa dan servomotor.

b. Pemeriksaan dan pengencangan kekendorann semua bagian mekanik.

4. Pemeliharaan bantalan pengarah poros (shaft guide bearing)

a. Pemeriksaan dan pencatatan level minyak pelumas.

b. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran serta kencangkan bagian-bagiannya.

c. Pemeriksaan dan pencatatan suhu pelumas dan suhu bantalan.

5. Pemeliharaan perapat poros (shaft seal)

a. Pemeriksaan aliran air pendingin.

21

Page 22: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

b. Pemeriksaan dan perbaikan kebocoran serta kencangkan kekendoran.

6. Pemeliharaan rumah turbin (turbin pit)

Pemeriksaaan bagian-bagian mekanik, hidraulik, kebocoran, peralatan listrik, dan kekendoran serta dalam kegagalan fungsinya.

B. Pemeliharaan Enam Bulanan

Sebelum dilakukan pemeliharaan enam bulanan, maka diadakan pengosongan rumah siput (dewatering) dan draft tube.

a. Pemeliharaan perapat poros (saft seal)

b. Pemeliharaan sudu gerak (runner)

c. Pemeliharaan sudu pengarah (guide venue)

d. Pemeliharaan bantalan pengarah poros (guide bearing)

3.2.4 Pemeliharaan Turbin Air Secara Periodik

A. Pemeliharaan Annual Inspection

Pada saat melaksanakan kerja praktek di PLTA Kedungombo, bertepatan dengan adanya annual inspection, dimana pelaksanaan annual inspection ini merupakan pemeliharaan periodik yang dilaksanakan setiap tahun atau 6000 sampai 8000 jam kerja operasi.Kegiatan annual inspection memiliki sasaran antara lain:

1. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan yang tidak dapat dilaksanakan pada saatn kondisi normal.

2. Melakukan perbaikan pada kerusakan yang ditemukan saat pemeriksaan

3. Memastikan kelayakan peralatan untuk bisa operasi satu tahun kedepan.

4. Memberikan masukan untuk preiktif maintenance.

Kegiatan annual inspection dibagi menjadi tiga tahap yaitu:1. Kegiatan persiapan, meliputi:

a. Koordinasi dan perencanaan kerja.

b. Persiapan perlengkapan kerja dan pemasangan peralatan bantu (blower, lantai kerja, tangga, lampu, dll).

22

Page 23: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

c. Kegiatan pengamanan (menutup MIV, stop lock draft tube dan intake gate jika memungkinkan, pengereman komponen mesin yang berputar, groundling peralatan-peralatan elektrik).

2. Kegiatan utama, meliputi:

a. Pemeriksaan dan pembersihan peralatan sesuai perencanaan.

b. Perbaikan atas kerusakan yang ditemukan atau pennggantian jika diperlukan.

c. Pengecatan pada bagian –bagian tertentu.

d. Pengambilan data (clearance, tahanan sisa, dll).

e. Uji fungsi.

3. Kegiatan akhir, meliputi:

a. Evaluasi kerja

b. Performance test

c. Penyusunan laporan kerja

3.3 Rincian Pekerjaan Turbin Air Jenis Kaplan Pada Annual Inspection Th. 2013

3.3.1 Tahap Persiapan1. Langkah pengamanan. Pekerjaan pada sisi turbin hanya dapat

dilaksanakan jika MIV dan Stop Lock Draft Tube dalam keadaan tertutup sempurna. Kebocoran sedikit saja pada kedua pintu ini akan sangat berbahaya bagi keselamatan teknisi. Oleh karena itu langkah pertama untuk pengamanan adalah locked MIV, pasang stoplog pada draft tube.

2. Persiapan peralatan kerja (blower,lampu, kunci).3. Pembuangan air pada spiral case dan ruanh runnr melalui drain pipe.4. Pembukaan man hole dan draft tube.5. Pemasangan lantai kerja. Lantai kerja ini dipasang pada ruang di bawah

runner cose yang berfungsi untuk pijakan pada teknisi saat melaksanakan inspeksi/kerja.

6. Pemasangan blower dan lampu

23

Page 24: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

3.3.2 Pekerjaan Inti

Uraian pekerjaan standard annual inspection dilakukan pada masing-masing komponen Turbin dan alat bantunya:

PEMERIKSAAN MEKANIK

a. SPIRAL CASE Pengosongan Sipral Casing dan Draft tube Pembersihan Spiral Casing dan Stay vane Pembersihan Main Hole Pengecekan dan perbaikan air release valve Pengecekan dan perbaikan air admission valve Penormalan draft tube Penormalan spiral casing Uji kebocoran turbin

b. GUIDE VANE Pembersihan guide vane Pengukuran clearance guide vane sebelum Pengecekan kebocoran guide vane Pengukuran guide vane sesudah

c. TURBIN SHAFT I dan RUNNER Pemeriksaan dan pencatatan keausan runner Pengecekan dan perbaikan kinetik valve Pengecekan shaft seal Perbaikan korosi pada runner

d. BY PASS VALVE Pengecekan by pass valve Pemeriksaan dan perbaikan abrasi pada saluran by pass

e. INLET VALVE Pemasangan maintenance seal Pengecekan seal MIV Pengecekan dan perbaikan pada katup MIV Pengecekan servo motor

f. TURBINE GUIDE BEARING Pengambilan data clearance bearing sebelum Setting clearance bantalan Pengambilan data clearance bearing sesudah

24

Page 25: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

g. TURBINE BEARING LUBE SYSTEM Pengurasan minyak pelumas Uji minyak Pembersihan cooler minyak bantalan turbin Pengisisan minyak pelumas

h. COOLING WATER PUMP Pemeliharaan katup katup cooling water sistem

i. PENGGANTIAN FLEXIBLE HOSE MIV Pengamanan hidraulik sistem Pembongkaran flexible hose Penggantian flexible hose Uji coba

j. MAIN COOLING WATER SISTEM Pengecekan dan perbaikan cooling water pump Pembersihan strainer

PEMERIKSAAN INSTRUMENT & CONTROL

a. SPIRAL CASE Pengujian press, switch spiral casing Pembersihan piping spiral casing instrument Pengujian pressure indikator draft tube Pengujian flow turbin Pembersihan piping flow turbin

b. GUIDE VANE Pengujian limit switch guide vane displacement Pengecekan wiring kontrol instrument

c. TURBINE SHAFT & RUNNER Pengujian shaft seal wear limit switch Pengujian shaft maintenance seal pressure switch

d. TURBINE GUIDE BEARING Pengujian guide bearing oil level switch Pengujian wiring kontrol instrument temperatur dan level

3.4 Pemeliharaan Turbin Air

Pemeliharan pada bagian sistem turbin air adalah sebagai berikut :

a. Spiral Case

25

Page 26: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Rumah siput pada turbin berfungsi untuk mendistribusikan air ke sekeliling sudu

pengarah (guide vane) dengan tekanan dan kecepatan sama. Rumah siput terbuat

dari baja yang dilas ke cincin penahan dan ditopang pada kaki penyangga, pada

spiral casing terdapat pipa tonggok (stup pipe) untuk pemipaan by pass main inlet

valve serta terdapat man hole untuk tempat masuknya orang pada saat melakukan

perawatan pembersihan spiral casing. Rumah siput dilengkapi juga dengan

instrumen pengukur dan aliran air lengkap dengan katup pelepas udara dan katub

penguras rumah siput. Pada bagian atas dan bawah dinding flens terdapat bantalan

penggerak (guide bearing) dan perapat (gland). Untuk melindungi rumah siput

dan cincin dilapisi dengan cat.

Fungsi dari spiral casing adalah mendistribusikan air ke sekeliling guide vane

dengan tekanan dan kecepatan yang sama. Kegiatan pemeliharaan pada spiral

casing yaitu dilakukan visual check, cleaning coating stay vane dengan marine

paint serta pengecekan dan perbaikan air release valve. Selain itu juga dilakukan

pengujian pressure switch dan pembersihan pada bagian pipa pipa spiral casing.

Kondisi setelah inspeksi peralatan dalam keadaan baik.

Gambar 2. Spiral Casing

Tabel 3.1.

26

Page 27: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Spesifikasi dari rumah siput

Ukuran keseluruhan 10163 mm x 9128 mm x 3410 mm

Berat 20105 kg

Bahan Carbon steel

b. By pass valve

By pass valve merupakan perlengkapan yang terdapat pada sebuah sistem turbin

air. Fungsi by pass valve adalah untuk menyamakan tekanan tekanan air dari pipa

pesat sebelum melewati katup masuk utama dan sebelum masuk ke dalam spiral

casing. Pada kegiatan inspeksi dilakukan pembongkaran untuk dilakukan

pembersihan katup filter nya serta dilakukan pengecekan kebocoran. Setelah

inspeksi kondisi dalam keadaan baik.

Gambar 3. Katup By Pass

c. Guide Vane (sudu pengarah)

Sudu pengarah terbuat dari baja tuang stainless martenstic steel yang pejal, terdiri

dari dua buah truinon dan sebuah sirip sudu berbentuk lonjong dengan ekornya

tirus. Sudu penggerak terletak diantara tutup atas dan bawah turbin, dan disusun

secara melingkar yang melingkar. Sudu pengarah berfungsi mengendalikan

27

Page 28: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

jumlah air yang mengalir kedalam turbin, sesuai dengan besar bukaan sudu. Besar

maksimal dari bukaan sudu pengarah adalah 30 derajat. Jumlah sudu pengarah

pada PLTA kedung ombo adalah 24 buah. Pada inspeksi kali ini dilakukan

pembersihan guide vane, pengukuran clearance guide vane dan perbaikan bocoran

seal guide vane sisi bawah. Setelah inspeksi kondisi baik.

Tabel 3.2.

Spesifikasi dari sudu pengarah

Tebal 110,5 mm

Lebar 504 mm

Total berat 5760 kg

Berat tiap sudu 240 kg

Bahan Stainless mertenstic steel

Jumlah 24 buah

Sudu Pengarah

28

Page 29: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Setting guide vane

d. Runner

Runner berfungsi untuk mengubah energi pontesial dan kinetik air menjadi energi

mekanik berupa putaran poros turbin. Sudu jalan terbuat dari stainless yang

ditempa secara vertikal dan merupakan dari turbin yang berputar (rotor). Seiring

jam operasi terjadi kavitasi pada runner sehingga dilakukan perbaikan dengan

dilakukan coating kembali karena kavitasi yang terjadi tidak terlalu parah. Kinetik

valve merupakan alat untuk mengurangi kevakuman draft tube sehingga kavitasi

menjadi lebih kecil. Pada runner dilakukan pengambilan data clearence runner

dengan wearing ring dilakukan untuk memastikan kondisi keausan dan untuk

centering poros. Setelah inspeksi kondisi baik.

Pelapisan pada bagian korosi di runner cone karena kavitasi

29

Page 30: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Pengambilan data clearence

Tabel 3.3

Spesifikasi dari sudu jalan (runner)

Bahan Stainlees steel

Jumlah 6 buah

Berat 780 kg

Type AFNOR standar specification

Tebal 180 mm

Diameter 1150 mm

Drilin diameter 900 mm

e. Turbine Guide Bearing

Bantalan pengarah dipasang pada tutup atas turbin, persis diatas perapat poros.

Bantalan berfungsi menyerap beban radial dari bagian yang berputar dan menahan

runner tetap konsentris terhadap cincin atas dan bawah. Assembly bantalan

pengarah terdiri dari dua buah segment yang disatukan dan ditempatkan pada bak

berisi minyak pelumas. Minyak pelumas ini berfungsi untuk melumasi bantalan

sekaligus mendinginkan panas yang ditimbulkan akibat gesekan poros dengan

bantalan. Pada saat inspeksi dilakukan pengujian guide bearing oil level switch,

sensor RTD Guide Bearing Pad, sensor RTD Guide bearing Oil & Wiring Control

Instrument. Kondisi setelah inspeksi dalam keadaan baik.

30

Page 31: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Pengujian Sensor RTD oil & pad bearing turbin

Pengujian wiring Oil level switch & RTD oil /pad bearing turbin

Tabel 3.6.

Spesifikasi dari bantalan pengarah (guide bearing)

Clearance maksimum 0,27 mm

Clearance minimum 0,22 mm

Lebar 360 mm

Shaft rotation speed normal 250 mm

Shaft rotation speed operasi 717 mm

Linear shaft speed normal 785 m/s

Linear shaft speed operasi 22,52 m/s

Kapasitas oli 200 liter

31

Page 32: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

f. Poros turbin (turbin shaft)

Poros turbin dari baja tempa, memiliki sebuah flens kopling pada tiap ujungnya

dan solar terpadu untuk membentuk bantalan pengarah dan fungsi dari poros

turbin adalah energi mekanik dari runner ke generator. Pada kegiatan inspeksi

poros turbin dilakukan pengecekan secara visual untuk mengetahui keausan.

Tabel 3.7.

Spesifikasi dari turbin shaft

Tebal 130 mm

Diameter flange 950 mm

Diameter baut 75 mm

Jumlah baut 12

Diameter lubang 800 mm

g. Servomotor

Berfungsi untuk mengoperasikan guide vane digunakan dua buah servomotor.

Dimana kedua servomotor mengatur pembukaan guide vane operation ring. Pada

inspeksi servomotor dilakukan uji coba switch pengaturan bukaan guide vane,

pngecekan visual serta pemersihan.

Servomotor

Tabel 3.8.

Spesifikasi dari servomotor

Piston diameter 250 mm

32

Page 33: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Diameter batang 100 mm

Maximum mechanical stroke 285 mm

Tekanan kerja 64 bar

Servomotor diameter 300 mm

Jumlah couter servomotor 2 buah

Stroke 1480

h. Power intake dan pipa pesat

Power intake adalah bangunan pengambilan air sebelum masuk ke pipa pesat.

Bangunan intake di PLTA kedungombo mengambil air dari sungai serang yang

kemudian ditampung sebelum masuk pipa pesat dan pipa pesat sendiri berfungsi

untuk mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik pada turbin.

i. Katup masuk utama (main inlet valve)

Katup masuk utama merupakan pengaman utama pada turbin. Katup masuk utama

di PLTA kedungombo dibuka oleh sebuah servomotor kerja ganda yang

dioperasikan oleh minyak bertekanan. Katup masuk utama dihubungkan ke pipa

pesat (penstock) oleh sebuah keping penutup dan dihubungkan ke rumah siput

(spiral casing) dan kegunaan lain dari katup masuk utama adalah untuk menutup

aliran air yang menuju turbin saat unit mengalami gangguan ketika sedang

beroperasi dan untuk menutup aliran air dipipa pesat pada saat tidak beroperasi

dan menahan berat statis air.

33

Page 34: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Gambar 4. Katup Masuk Utama

Tabel 3.9

Spesifikasi dari katup utama masuk

Type Lattice through flow

Diameter 3800 mm

Net head 41,7 m3/s

Discharge 60,5 m3/s

Opening time 40 second

Closing time 60 second

Number of counter weight 2

Number of servomotor 2

Diameter servomotor 300 mm

By pass line diameter 300 mm

Stroke servomotor 1480

Manufacture 1992 NEYRPIC-FRANCE

j. Governor

Govenor merupakan unit regulation yang berfungsi mengatur kecepatan atau

putaran turbin agar tetap pada putaran nominalnya. Sistem governor terdiri dari

dari peralatan elektronik yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan dan kontrol

putaran poros turbin, serta peralatan elektrohidraulik. Tugas utama dari pengatur

34

Page 35: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

kecepatan (speed governor) turbin adalah mengatur kecepatan untuk mengubah

frekuensi dalm kerja paralel dan memperhentikan operasi apabila terjadi

gangguan.

( a ) ( b )

a. Sistem pengaturan governor b. Tabung tekanan

Bagian governor sistem adalah :

a) Electric governor system

b) Pompa oli, tangki tekan, control valve, sensor untuk tekanan temperatur

dan level, colling system dan oil filter.

Cara kerja dari governor sistem adalah sebagai berikut :

a) Setelah turbin siap dioperasikan, lalu tombol start ditekan.

b) Governor akan membuka katup utama, guide vane, dan runner blade.

c) Terbukanya ketiga bagian tersebut maka turbin mulai berputar.

d) Pendeteksi putaran turbin memberi input ke electrik sistem.

e) Pada peralatan ini, input diolah dan output melakukan pengaturan putaran

guide vane dan runner blade agar tetap 250 rpm.

Spesifikasi air pressure dan govenor oil adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10

Spesifikasi air pressure dari governor sistem

35

Page 36: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Tank volume 5227 dm3

Weight empty tank 6848 kg

Weight on operation 7280 kg

Manifacture Mechanical pesada S.A brazil

Tabel 3.11.

Spesifikasi governor oil

Design presure 70,4 bar

Opening presure 66 bar

Operation 64 bar

Tank volume 2150 dm3

Oil volume 1035 dm3

Weight empty tank 3230 kg

Weight tank on operation 4250 kg

Manufacture Mechanical pesada S.A brazil

k. Generator

Generator merupakan bagian utama dari suatu pembangkit tenaga listrik yang

berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Poros generator

dikopel dengan turbin yang menyebabkan kerja generator tergantung pada turbin.

Prinsip dasar dari generator adalah berdasarkan hukum faraday yang berbunyi “

Apabila dalam suatu medan magnet yang bergerak terhadap konduktor yang

memotong garis-garis fluks magnet, maka pada konduktor tersebut akan timbul

gaya gerak listrik”.

Generator pada PLTA kedung ombo merupakan generator dengan poros vertikal,

karena poros dengan orientasi ini sesuai untuk mesin0mesin berdaya besar atau

berkecepatan putar rendah. Penggunaan tempat dengan poros generator vertikal

juga akan lebih efisien karena desainnya kompak apabila dibandingkan dengan

orientasi poros horisontal. Generator poros vertikal dikopel dalam satu poros

dengan turbin kaplan, untuk membentuk suatu unit dengan pedoman tiga

36

Page 37: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

hubungan, salah satu pengatur yang kedua digabungkan dengan thrus bearing

pada sisi bawah generator, pengaturan yang ketiga ditempatkan pada sisi atas

generator. Tegangan nominal pada terminal genrator adalah 11 KV. Sedangkan

transformer utama 31,5 MVA dipasang pada stasiun tenaga guna menghubungkan

generator kesistem 150 KV.

Bagian-bagian dari generator adalah sebagai berikut :

1) Rangka stator

2) Inti stator

Inti stator dibuat dari baja sitron yang berbentuk lempeng-lempeng yang

diikat menjadi satu membentuk stator, laminasi ini bertujuan untuk

mengurangi arus Eddy

3) Kumparan stator

Kumparan stator diletakkan pada alur-alur yang terdapat pada inti stator,

kumparan terbuat dari tembaga yang mempunyai konduktifitas tinggi.

4) Rotor

Rotor pada generator PLTA kedungombo berjenis rotor dengan katup

menonjol (salient pole rotor) yang biasanya digunakan untuk jenis mesin

dengan putaran rendah sampai menengah. Rotor dirancang untuk dapat

menahan putaran liar maksimum turbin hingga 250 rpm.

5) Poros

37

Page 38: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Poros berfungsi untuk menghubungkan turbin dengan generator dan

mentransmisikan daya gerak yang diperoleh turbin akibat putaran runner ke

generator.

Tabel 3.12

Data Teknis Generator pada PLTA Kedungombo

Merk ALSTHOM-JEUMONT

Nomor seri C A J 812

Tipe JG 28.6-250

Power factor 0,8

Frekuensi 50 Hz

Daya 28.000 KVA

Tegangan 11 KV ± 15 %

Putaran nominal 250 rpm

Putaran maksimum 717 rpm

Momen inersia 980 WS/VA

Arus/phasa 801 A

Arus eksitasi 801 A

Tegangan penguat 188 V

38

Page 39: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

Kelas isolasi F

Jumlah katup 24 buah

Suhu temperatur stator 2500C

Suhu maksimal rotor 1300C

Manufature 1990

Tabel 3.13.

Eksitasi Karakteristik

Nominal voltage 180 V

Nominal current 615 V

Ceiling voltage 376 V

Ceiling current 1302 A

Ceiling time 2 detik

Tabel 3.14

Regullition Generator

Stator setting accuary 90 %

Voltage setting accuary 1 %

Line drop 10 %

Over exitation 5 detik

Alloatle frequency 45 sampai 55 HZ

l. Cooling water sistem

Sistem air pendingin ada dua macam yaitu : sistem pendingin primer dan

sekunder. Sistem pendingin primer mendinginkan sistem pendingin sekunder.

Minyak pelumas bantalan generator dan pendingin udara generator, didinginkan

oleh pendingin sekunder (sirkulasi air bersih yang dipompa). Air pada sekunder

didinginkan oleh pendingin primer (sirkulasi air dari pipa pesat dipompa

kemudian dibuang ke tail race). Pada inspeksi cooling water dilakukan pengujian

39

Page 40: Lporan Pkl Ardi Full - Copy

limit switch isolating valve, temperature sensor air pendingin, pressure switch

cooling water pump. Selain itu dilakukan pembersihan seluruh piping sistem,

pengecekan dan perbaikan cooling water pump, pembersihan strainer dari kotoran.

Setelah dilakukan inspeksi kondisi peralatan pendingin dalam kondisi baik.

Pembersihan pada strainer

40