resume suspensi ardi

19
Tugas Individu RESUME SUSPENSI OLEH : ARDIANSAH 70100110025 FARMASI A

Upload: ardhy-awink

Post on 07-Aug-2015

172 views

Category:

Documents


33 download

TRANSCRIPT

Tugas IndividuRESUME SUSPENSI

OLEH : ARDIANSAH 70100110025 FARMASI A

SAMATA-GOWA 2012

SUSPENSI 1. Defenisi Suspensi Ansel edisi IV; 534 Suspensi merupakan preparat yg mengandung partikel obat yg terbagi secara halus (suspensoid) disebarkan secara merata dalam pembawa di mana obat menunjukkan kelarutan yg sangat minimum. R. Voigt; 445 suspensi adalah dispersi cair dan partikel padat dalam suatu cairan. Lachman : 479 Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal.Kesimpulan : Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau eksternal.

2. Syarat-syarat suspensi: tidak boleh cepat mengendap jika mengendap tidak boleh membentuk gumpalan padat tidak terlalu kental untuk dituang/mengalir dalam syring suspensi topical harus mudah menyebar Warna dan bau nyaman 3. Sifat sifat suspensi Suatu suspensi farmasi yg dibuat dgn tepat mengendap secara lambat dan harus rata lg bila dikocok.

Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yg lama pada penyimpanan. Suspensi harus bisa dituang pada wadah dgn cepat dan homogen. 4. Stabilitas fisik dari suspensi Kebanyakan stabilitas fisik dari suatu suspensi sediaan farmasi paling cocok untuk disesuaikan dgn mengadakan perubahan pada fase terdispersi dan bukan pada medium terdispersi. 5. Sifat fisik fase terdispersi Pengecilan suatu ukuran partikel supensoid berguna untuk kestabilan suspensi karena laju endap dari partikel padat bekurang kalau ukuran partikel dikurangi. Pengurangan ukuran partikel menghasilkan laju pengendapan yg lambat dan lebih seragam. Tetapi seseorang harus menghindari pengurangan ukuran partikel yg terlalu besar karena partikel yg halus mempunyai kecendrungan membentuk suatu padatan (cake) yg kompak pada waktu mengendap ke dasar wadah. 6. Persyaratan formulasi suspensi: Ukuran partikel seragam, dapat diperoleh secara shiffing atau diayak Tidak mudah mengendap: dosis seragam dan terdispersi secara stabil Mudah didispersikan kembali Viskositas menunjang redispersi partikel Stabil secara fisika dan kimia selama usia guna Penampilan sediaan baik 7. Ukuran Partikel Suspensi RPS 18th: 1538 Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 m Parrot : 344 Ukuran partikel suspensi 1-50 m

Scoville : 295 Partikel padat sekecil 1 m dalam diameter mengandung lebih dari 100 juta molekul setiapnya

Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah: 1. Ukuran Partikel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya. 2. Kekentalan / Viskositas Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum STOKES

Ket: V = Kecepatan Aliran d = Diameter Dari Partikel p = Berat Jenis Dari Partikel p0 = Berat Jenis Cairan g = Gravitasi = Viskositas Cairan

3. Jumlah Partikel / Konsentrasi Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat. 4. Sifat / Muatan Partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid). 8. Faktor yg mempengaruhi stabilitas suspensi Ukuran Partikel kekentalan/viskositas Jumlah Partikel / Konsentrasi Sifat/muatan partikel Potensial Zeta Zeta potential adalah perbedaan potensial antara permukaan lapisan ion-ion yang terikat kuat pada permukaan zat padat dan bagian electroneutral dari larutan. Bila zeta potential relative tinggi 25 mv atau lebih, partikel terdispersi deflocculated sebaliknya bila zeta potential relativ rendah dibawah 25 mv, partikel bergabung flocculated

LISTRIK ANTARMUKA SUSPENSI

Jika suspensi diaduk maka bidang irisnya adalah b-b, bukan a-a (permukaan sejati) Listrik antarmuka Ion penentu potensial di permukaan padatan (biasanya positif) aa membentuk permukaan sejati Gegenion/counter ion membentuk bidang iris jika suspensi diaduk (bb) Lapisan ganda listrik: ion penentu ke bidang iris (terikat kuat), dan dari bidang iris ke jarak tertentu di mana dimulai daerah kenetralan listrik (cc) yang menghambur. cc dst daerah kenetralan listrik Potensial Nernst (elektrodinamik) (aa ke netral) Potensial Zeta (elektrokinetik) (bb ke netral) Potensial Zeta mengatur derajat tolak menolak

9.

Metode Pembuatan Suspensi 1. Metode Dispersi Serbuk yang terbagi halus, didispersi didalam cairan pembawa. Umumnya sebagai cairan pembawa adalah air. Dalam formulasi suspensi yang penting adalah partikel partikel harus terdispersi betul di dalam air, mendispersi serbuk yang tidak larut dalam air, kadang kadang sukar. Hal ini di sebabkan karena adanya udara, lemak dan lain lain kontaminan pada permukaan serbuk . Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian diencerkan sehingga terbentuk corpus suspensi. Perlu diketahui kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.

Pembuatan suspensi sistem flokulasi adalah : Partikel diberi zat pembasah Ditambah zat pemflokulasi biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan, polimer. Agar flok tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle/mucilago. Larutan elektrolit, untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya. Contoh : Suspensi Bismuthi Subnitras bermuatan positif menggunakan zat pemflokulasi kalium phospat monobase bermuatan negatif. 2. Metode Presipitasi Dengan pelarut organik dilakukan dengan zat yang tidak larut dalam air,dilarutkan dulu dalam pelarut organik yang dapat dicampur dengan air, lalu ditambahkan air suling dengan kondisi tertentu. Pelarut organik yang digunakan adalah etanol, methanol, propilenglikol dan gliserin. Yang perlu diperhatikan dengan metode ini adalah control ukuran partikel, yaitu terjadinya bentuk polimorf atau hidrat dari kristal 10. Jenis-jenis suspensi Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai. SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI Secara umum sistem flokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali. Partikel system flokulasi terbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel, dibentuk oleh kelompok partikel dengan ukuran agregat relative besar. Cairan supernatan pada system deflokulasi sepat sekali bening yang disebabkan flokulflokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam. Keunggulan : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi kembali. Kekurangan : Dosis tidak akurat dan produk jadi tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi. Flokulasi dapat dikendalikan dengan : Kombinasi ukuran partikel, penggunan elektrolit untuk kontrol potensial zeta, penambahan polimer mempengaruhi hubungan / struktur partikel suspensi. SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI DEFLOKULASI Secara umum sistem deflokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang mengendap perlahan, dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri yang terpisah satu sama lain. Kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, dimana partikel kecil akan memiliki kecepantan sedimen yang lambat Gaya tolak menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap. Supernatan system deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi yang lambat Keunggulan : Sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasi yang lambat. Dan penampilan produk yang menarik. Kekurangannya : Apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk massa yang kompak. Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah system akan tetap homogen pada waktu paronya. Pengendapan suspense Teori pengendapan Stokes v = d2 (s- 0) g 18 0 v = d2 (s- 0) K 0 Gerak Brown: Gerak tidak beraturan dari fase dispers 2 5 mikron tergantung viscositas medium > 5 cps (gliserin 5 %) gerak brown dianggap 0 Parameter pengendapan

Volume sedimentasi (F = Vu/Vo), Derajat flokulasi (=F flokulasi /Fdeflokulasi)

Jenis-jenis sedimentasi 1. Flokulasi Partikel-partikel bergabung membentuk flokula yang akan mengendap sesuai ukuran flokula dan porositas agregat

2. Deflokulasi Partikelnya mengendap sebagai partikel tunggal dengan ukuran yang berbeda-beda dan membentuk sedimen yang tebal dan padat

3. Cake a. Pembentukan sedimen yang kompak

b. Tidak dapat terdispersi kembali c. Akibat terbentuk jembatan Kristal dan koagulasi ( agregat tertutup ) d. Terbentuk film permukaan yang menyebabkan perlekatan partikel

Salah satu aspek dari kestabilan fisika dalam suspensi di bidang farmasi adalah menjaga partikel supaya tetap terdistribusi secara merata keseluruh dispersi. Walaupun merupakan suatu kemungkinan yang kecil untuk benar-benar mencegah pengendapan dalam suatu periode waktu yang lama, perlu juga dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan. Berbagai faktor yang terlibat dalam laju dari kecepatan mengendap partikel-partikel suspensi tercakup dalam persamaan Hukum Stokes : Persamaan Stokes diturunkan untuk suatu keadaan ideal dimana partikel-partikel yang benar-benar bulat dan seragam dalm suspensi yang encer mengendap tanpa mengakibatkan turbulensi pada waktu turun kebawah, tanpa tumbukan antara partikel-partikel suspensoid dan tanpa gaya tarik-menarik kimia atau fisika atau afinitas untuk medium dispersi. Jelas persamaan Stokes tidak bisa dipakai secara tepat untuk suspensi farmasi biasa dimana bentuk suspensoid tidak teratur, dengan berbagai diameter partikel dan bukan bulat, dimana jatuhnya partikel tersebut mengakibatkan turbulensi dan tumbukan serta juga adanya afinitas yang cukup besar antara partikel terhadap medium suspensi. Tetapi konsep dasar dari persamaan tersebut memberikan suatu pertanda yang tepat tentang faktor-faktor yang penting untuk partikel suspensi dan memberikan isyarat penyesuaian yang mungkin dapat dibuat pada suatu formulasi untuk mengurangi laju endap partikel. Dari persamaan tersebut jelas bahwa kecepatan jatuhnya suatu partikel yang tersusupensi lebih besar bila ukuran partikel lebih besar, jika semua faktor lain dibuat konstan. Dengan mengurangi ukuran partikel dari fase terdispersi, seseorang dapat mengharapkan laju turun lebih lambat dari partikel tersebut. Juga makin besar kerapatan partikel makin besar laju turunnya, asalkan kerapatan pembawa tidak diubah. Karena umumnya digunakan pembawa air dalam suspensi farmasi untuk pemberian oral, kerapatan partikel umumnya lebih besar daripada kerapatan pembawa, suatu sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel cenderung untuk mengambang dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam dalam pembawa.

Laju endap dapat berkurang cukup besar dengan menaikkan viskositas medium dispersi dan dalam batas-batas tertentu secara praktis ini bisa dilakukan. Tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspensi dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sampai viskositas sedang saja untuk menghindari kesulitankesulitan seperti disebutkan tadi. Sifat khas viskositas dari suspensi dapat diubah tidak hanya dengan penggunaan pembawa, tetapi juga dengan kandungan padatnya. Sebagai proporsi dari partikel padat dinaikkan dalam suspensi, maka begitu pule viskositasnya. Kebanyakan stabilitas fisik dari suati suspensi sediaan farmasi kelihatannya paling cocok untuk disesuaikan dengan mengadakan perubahan pada fase terdispersi dan bukan pada medium dispersi. Dalam banyak hal medium dispersi menyokong fase terdispersi yang disesuaikan tersebut. Penyesuaian ini terutama mengenai ukuran partikel, keseragaman ukuran partikel dan pemisahan partikel-partikel tersebut sehingga tidak mungkin untuk menjadi lebih besar atau membentuk padatan pada pendiaman. Seperti ditunjukkan dalam rumus Stokes, pengecualian ukuran partikel dari suatu suspensoid berguna untuk kestabilan suspensi karena laju endap dari partikel padat berkurang kalau ukuran partikel dikurangi. Pengurangan ukuran partikel menghasilkan laju pengendapan yang lambat dan lebig seragam. Tetapi seseorang harus menghindari pengurangan ukuran partikel yang terlalu besar karena partikel-partikel yang halus mempunyai kecenderungan membentuk suatu padatan (cake) yang kompak pada waktu mengendap kedasar wadah. Akibatnya mungkin cake tersebut bertahan pada waktu di kocok dan membentuk gumpalan partikel yang lebih besar ukurannya dan kurang dapat disuspensi daripada suspensoid aslinya. Bentuk partikel dari suspensoid dapat juga mempengaruhi pembentukan cake dan stabilitas dari produk. Untuk menghindari pembentukan suatu cake, harus diambil cara-cara tertentu untuk mencegah penggumpalan partikel menjadi kristal atau masa yang lebih besar. Satu cara umum untuk mencegah kohesi yang kuat dari partikel-partikel tersebut dengan menggunakan daya ikat antar partikel yang lemah. Penggumpalan partikel ini disebut flok atau flokula, diman partikel-partikel yang terflokulasi itu membentuk sejenis struktur kisi yang dapat menghalangi pengendapan sempurna (walaupun flok mengendap lebih cepat daripada masing-masing partikel yang halus) sehingga tidak mudah menjadi kompak

dibandingkan dengan partikel-partikel yang tidak terflokulasi. Flok tersebut mengendap membentuk sedimen dengan volume yang lebih besar, struktur yang lebih lemah memungkinkan gumpalan tersebut pecah lagi dengan mudah dan tersebar lagi bila dikocok sedikit saja. Suatu sediaan suspensi yang sudah mengendap harus mempunyai kemempuan untuk terdispersi kembali menjadi sediaan yang homogen (redispersibilitas).