lmb 5 blok 19

4
Step 1 - Step 2 1. Pengertian halitosis 2. Apa penyebab mulut pasien terasa bau scenario 3. Penyebab bau mulut lokal dan sistemik 4. Edukasi dan motivasi yg dilakukan drg 5. Apakah ada hub halitosis dan DM 6. Infeksi apa tdk pada pasien di scenario? Apa perawatannya pada GT dan pasiennya gimana? 7. Berapa batas waktu pergantian protesa 8. Mengatasi halitosis pada pasien DM 9. Bagaimana perawatan pada pasien di scenario 10. Patofisiologi denture yg menyebabkan halitosis 11. Kenapa GT dilepas setiap malam hari 12. apakah GT perlu dilepas setiap hari 13. waktu untuk melepas GT Step 3 1. Pengertian halitosis a. Bau mulut yang tidak sedap dalam pernafasan tanpa melihat sumber bahan odorus (bau yg terembus udara) baik oral maupun non oral. dan biasa disebabkan oleh asam lambung (tdk bersifat terus menerus bau asam terasa kalau sendawa), makanan menyengat, obat2an dan bakteri. b. Udara pernafasan yg tidak enak baik psikogenik (perasaan dia sendiri, hanya dirasakan pasien) maupun di rasakan pasien dan orang lain 2. Apa penyebab mulut pasien terasa bau scenario a. Dari scenario : diabetes xerostomia ditambah memakai GT dan jarang dilepas Terkontrol apa tidak bs hiposaliva (gangguan adipose untuk mensekresi gangguan saliva berkurang). Akibat dari hiposaliva saliva berkurang dan self cleansing nya berkurang

Upload: suzhanthy-arisonya

Post on 14-Dec-2014

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wooowwwwwwww

TRANSCRIPT

Page 1: lmb 5 blok 19

Step 1

-

Step 2

1. Pengertian halitosis2. Apa penyebab mulut pasien terasa bau scenario3. Penyebab bau mulut lokal dan sistemik4. Edukasi dan motivasi yg dilakukan drg5. Apakah ada hub halitosis dan DM6. Infeksi apa tdk pada pasien di scenario? Apa perawatannya pada GT dan pasiennya gimana?7. Berapa batas waktu pergantian protesa8. Mengatasi halitosis pada pasien DM9. Bagaimana perawatan pada pasien di scenario10. Patofisiologi denture yg menyebabkan halitosis11. Kenapa GT dilepas setiap malam hari12. apakah GT perlu dilepas setiap hari13. waktu untuk melepas GT

Step 3

1. Pengertian halitosisa. Bau mulut yang tidak sedap dalam pernafasan tanpa melihat sumber bahan odorus (bau

yg terembus udara) baik oral maupun non oral. dan biasa disebabkan oleh asam lambung (tdk bersifat terus menerus bau asam terasa kalau sendawa), makanan menyengat, obat2an dan bakteri.

b. Udara pernafasan yg tidak enak baik psikogenik (perasaan dia sendiri, hanya dirasakan pasien) maupun di rasakan pasien dan orang lain

2. Apa penyebab mulut pasien terasa bau scenarioa. Dari scenario : diabetes xerostomia ditambah memakai GT dan jarang dilepas

Terkontrol apa tidak bs hiposaliva (gangguan adipose untuk mensekresi gangguan saliva berkurang). Akibat dari hiposaliva saliva berkurang dan self cleansing nya berkurang makanan terjebak diantara GT dan jar lunak (asam) menyebabkan PH turun bau mulutDM tipe 2 gangguan biokimia saliva pada kel. Parotis mengalami gangguan perubahan nstructural.

b. GT porus Ada akumulasi sisa makanan pada GT (Jaringan lunak dan GT)c. Sisa makanan numpuk memecah substrat karbohidrat (aktivitas pembusukan)Flora

normal degenrasi protein diubah menjadi asam2 amino Asam vsc (volatile sulfur compon) senyawa sulfur mudah menguap pada bakteri anaerob bau mulut

Page 2: lmb 5 blok 19

3. Penyebab bau mulut lokal dan sistemika.

4. Patofisiologi denture yg menyebabkan halitosis 5. Apakah ada hub halitosis dan DM6. Memungkinkan tidak terjadi Infeksi pada pasien di scenario?

a. Candida albican denture stomatitis7. Apa perawatannya pada GT dan pasiennya gimana?

a. GT : i. JIKA infeksi di lepas karena dapat mengiritasi

ii. Antibiotic pertumbuhan organisme dan antijamurb. Pasien

i. Cara melepas dan memasang GTii. Control min 6 bulan skali

iii. Pada DM : jaga OH,kumur dg baking soda untuk menetralisir bakteri RM (kalo pasien DM jgn pakai obat kumur biasa krn dpt menyebabkan mulut kering), konsumsi buah dan yogurt.

8. Berapa batas waktu pergantian protesaa. Tergantung kondisi dan beberapa pertimbangan. Berapa lama?

Resin : 5 th, vaplast : 10 th. Trgantung pemakaian pasien9. Mengatasi halitosis pada pasien DM

a.10. Kenapa GT dilepas setiap malam hari

a. Malam hari tidak ada aktifitas kondisi fisiologis menurun krn untuk merehabilitas (memperbaiki sel2 yg rusak) tidak bekerja maksimal jml saliva menurun dan self cleansing kurang

b. Malam hari tidak ada aktifitas meresopsi tlg alveolar11. apakah GT perlu dilepas setiap hari

a. perlub. agar jar tdk tertekan terus menerus akhirnya resobsi, setelah makan dibersihkan agar

tidak tertumpuk makanan, di rendam air (jgn air hangat merubah dimensi). Tujuannya?12. waktu untuk melepas GT

a. wktu ideal pemakaian protesa sehari 16 jam, kecuali pemakaian pertama kali GT dg tujuan menyesuaikan GT pada RM 24 jam. 6-8 jam sebelum bertemu dokter

13. Edukasi dan motivasi yg dilakukan drga. GT :

i. JIKA infeksi di lepas karena dapat mengiritasiii. Antibiotic pertumbuhan organisme dan antijamur

b. Pasieni. Cara melepas dan memasang GT

ii. Control min 6 bulan skali

Page 3: lmb 5 blok 19

iii. Pada DM : jaga OH,kumur dg baking soda untuk menetralisir bakteri RM (kalo pasien DM jgn pakai obat kumur biasa krn dpt menyebabkan mulut kering), konsumsi buah dan yogurt.

14. Metode pengukuran halitosisa. halimeter

HALITOSIS

Halitosis adalah bau tidak sedap yang keluar dari rongga mulut. Halitosis juga dengan istilah oral malodor, fetor ex ore atau fetor oris. Halitosis merupakan masalah rongga mulut yang sering ditemukan pada rongga mulut setelah insidensi karies dan kerusakan jaringan periodontal. Halitosis disebabkan karena danay pembentukan VSC (volatile sulfur compound) yang terdiri dari H2s, CH3SH dan (CH3)2S . pada penderita halitosis  biasanya ditemukan 6-23% kadar VSC.

ETOLOGI , KLASIFIKASI dan FAKTOR RESIKO HALITOSIS

Terjadinya masalah rongga mulut halitosis dapat berhubungan dengan gangguan yang terjadi pada saluran pernafasan atas dan bawah, penyakit saluran pencernaan, penyakit pada ginjal ataupun hati. Namun, sebagian besar etiologi halitosis berasal dari rongga mulut.Secara garis besar halitosis dibagi menjadi 2 yaitu :

1.     halitosis fisiologishalitosis fisiologis adalah halitosis yang terjadi secara normal dan bersifat sementara contohnya adalah halitosis yang terjadi pada saat bernafas di pagi hari. Keadaan ini berhubungan dengan adanya penurunan aktifitas otot-otot mastikasi sehingga ransangan glandula salivarius untuk memproduksi saliva berkurang. Sehingga menyebabkan mulut kering dan halitosis.

2.     halitosis patologishalitosis patologis adalah halitosis yang terjadi kaibat adanya kelainan dalam rongga mulut maupun akibat penyakit sistemik.masalah local yang menyebabkan halitosis biasanya adalah masalah rongga mulut yang memiliki hygiene yang buruk, kondisi tersebut memediasi pertumbuhan bakteri untuk terus berkembang. Karies, tounge coating dan penyakit jaringan periodontal merupakan penyakit yang juda dapat memicu halitosis. Penyakit sistemik yang sering dihubungkan dengan halitosis adalah diabetes mellitus, penyakit hati, penyakit gagal ginjal, serta penyakit pada saluran gastrointestinal. Sedangkan factor – factor resiko halitosis dapat seperti makanan,tembakau,, mulut kering , penggunaa protesa. Obat-obatan, dan diet.

FAKTOR RESIKO HALITOSIS            Factor resiko halitosis biasanya berasal dari makanan seperti susu, bawang, telur, atau makanan pedas. Selain makanan adapula factor resiko halitosis lain seperti nikotin pada seperti tembakau, alcohol, obat-obatan, atau diet serta kondisi lain yang dapat menjadi factor resiko halitosis adalah xerostomia atau mulut kering , pemakaian gigi tiruan ataupun adanya restorasi yang kurang baik. Pada orang yang mengalami xerostomia mengakibatkan penurunan jumlah produksi saliva. Sehingga mengakibatkan menurunnya fungsi saliva sebagai self cleansing rongga mulut terganggu. Xerostomia itu sendiri dapat disebabkan oleh pengkonsumsian alcohol, obat anti-depresan, anti-histamin, anti-kolinergik, dan diet.

DIAGNOSIS dan PENGUKURAN HALITOSISDiagnosis halitosis sangat perlu dilakukan untuk mengetahui etiologi dari timbulnya halitosisi tersebut. Dengan mengetahui etiologi pasti maka rencana perawatan terhadap pasien halitosis dapat dilakukan secara optimal. Pemeriksaan secara sistemik maupun intraoral sangat diperlukan untuk mengetahui etiologi seseorang mengalami halitosis. Etilogi yang berbeda akan mengahsilkan suatu perawatan yang berbeda meskipun memiliki gejala klinis yang sama yaitu halitosis. Metode untuk mendiagnosa halitosis terbagi menjadi dua yaitu metode langsung dan metode tidak Lansng

1.     METODE LANGSUNGMetode langsung dilakukan dengan cara menghirup secara langsung gas-gas yang berasal dari rongga mulut pasien yang mengandung sulfur penyebab timbulnya halitosis.

2.     METODE TIDAK LANGSUNGMetode tidak langsung biasanya dilakukan dilabiratorium untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang berperan dalam menghasilkan VSC atau mengidentifikasi gas-ga syang menjadi hasil metabolism dari suatu bakteri yang dapat menyebabkan halitosis.

PENATALAKSANAAN HALITOSIS            Untuk menghilangkan halitosis maka kita harus dapat mengetahui etiologi terlebih dahulu, etiologi itu sendiri dapat berasal dari faktor local maupun sistemik. Penatalaksanaan halitosis secara umum meliputi :

1.     menyikat gigi2.     menggunakan benang gigi3.     membersihkan lidah4.     menggunakan obat kumur5.     diet

halitosis yang disebabkan oleh faktor sistemik seperti diabetes mellitus maupun gangguan gastrointestinal dapat dilakukan modifikasi perawatan atau dengan cara berkonsultasi dengan dokter spesialis yang berkopetensi untuk penyakit tersebut

REFERENSI 

pintauli, S. 2008. MASALAH HALITOSIS DAN PENATALAKSANAANNYA. dentika dental journal, vol 13, no.1, 2008 74-79.