tpp blok 19

90
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah ditanamkan oleh generasi sebelumnya. Setiap anak sebagai individu memiliki suatu ciri khas, yaitu tumbuh dan berkembang yang dimulai sejak terjadinya konsepsi dalam rahim sampai pada tahap berakhirnya masa remaja. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dalam fasenya, anak menunjukkan ciri-ciri perkembangan spesifik yang sesuai dengan usianya. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, salah satunya adalah pemberian stimulasi. Stimulasi merupakan awal proses pembelajaran seorang anak. Stimulasi yang dimaksud adalah pendidikan dan pelatihan terhadap anak tersebut. Stimulasi yang didapat oleh seorang anak melalui lingkungan sekitar biasanya melalui aktivitas bermain, berdiskusi dan lain-lain. Lingkungan pertama yang akan membentuk perkembangan anak adalah lingkungan keluarga, khususnya orang tua. Pemberian stimulasi yang sesuai dengan usia anak akan membentu perkembangan anak yang lebih baik dan terarah. Selain dari lingkungan keluarga, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan dimana dari lingkungan tersebut perkembangan anak akan lebih terarah apabila proses pembelajaran yang Tugas Pengenalan Profesi Blok XIX 1

Upload: monda-darma

Post on 04-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ump

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAnak merupakan potensi dan penerus cita-cita bangsa yang dasarnya telah ditanamkan oleh generasi sebelumnya. Setiap anak sebagai individu memiliki suatu ciri khas, yaitu tumbuh dan berkembang yang dimulai sejak terjadinya konsepsi dalam rahim sampai pada tahap berakhirnya masa remaja. Tumbuh kembang anak harus berjalan sejajar agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dalam fasenya, anak menunjukkan ciri-ciri perkembangan spesifik yang sesuai dengan usianya. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, salah satunya adalah pemberian stimulasi. Stimulasi merupakan awal proses pembelajaran seorang anak. Stimulasi yang dimaksud adalah pendidikan dan pelatihan terhadap anak tersebut. Stimulasi yang didapat oleh seorang anak melalui lingkungan sekitar biasanya melalui aktivitas bermain, berdiskusi dan lain-lain. Lingkungan pertama yang akan membentuk perkembangan anak adalah lingkungan keluarga, khususnya orang tua. Pemberian stimulasi yang sesuai dengan usia anak akan membentu perkembangan anak yang lebih baik dan terarah. Selain dari lingkungan keluarga, perkembangan anak juga dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan dimana dari lingkungan tersebut perkembangan anak akan lebih terarah apabila proses pembelajaran yang didapat sangat mendukung perkembangan anak tersebut baik dari pendidikan formal maupun non formal.Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangatlah penting untuk memantau perkembangan anak, terlebih lagi di zaman yang memiliki kemajuan perkembangan teknologi pesat saat ini, tentunya peran orang tua sangat diperlukan agar perkembangan anak tidak terpengaruh dengan perkembangan zaman. Maka dari itu kami ingin melakukan observasi melalui Tugas Pengenalan Profesi yang berjudul Perkembangan Anak di masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah1) Bagaimana perkembangan anak di masyarakat?2) Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan anak di masyarakat?3) Bagaimana peran orang tua terhadap perkembangan anak?4) Apa saja gangguan perkembangan anak yang terdapat di masyarakat?

1.3 Tujuan Tugas Pengenalan Profesi1.3.1 Tujuan UmumSetelah menyelesaikan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami perkembangan anak di masyarakat

1.3.2 Tujuan KhususSetelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi ini, diharapkan mahasiswa mampu:1. Mengetahui perkembangan anak di masyarakat2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak di masyarakat3. Mengetahui peran orang tua terhadap perkembangan anak4. Mengetahui gangguan perkembangan anak yang terdapat di masyarakat

1.4 Manfaat Tugas Pengenalan Profesi1. Untuk penulis diharapkan dapat lebih memahami perkembangan anak di masyarakat2. Dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat selama kuliah dan praktek di lapangan tentang Perkembangan anak di masyarakat3. Untuk pembaca dapat mengetahui perkembangan anak di masyarakat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan AnakPerkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih, 2015)Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Proses perkembangan motorik merupakan proses yang lama melalui belajar bagaimana mengontrol gerakan dan merespon serta pengalaman sehari-hari. Perbedaan perilaku gerak dipengaruhi beberapa faktor meliputi: individual, pengalaman, dan latihan. (Gallahue, 2002)Secara umum terdapat dua factor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu:1. Factor genetik2. Factor lingkunganFactor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:a. Factor lingkungan prenatalb. Factor lingkungan perinatalc. Factor lingkungan pascanatalLingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi:1. Factor biologis(ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, kondisi kesehatan kronis, fungsi metabolism, dan hormone)2. Factor lingkungan fisik(cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi)3. Factor psikososial(stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih saying, kualitas interaksi anak-orangtua)4. Factor keluarga dan adat istiadat(pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, pola pengasuhan, adat istiadat, norma, tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik)5. Factor kepribadianAnak yang penakut, takut jatuh.6. Retardasi mentalSebagian besar anak dengan retardasi mental mengalami keterbatasan gerak motorik.7. Kelainan tonus ototAnak dengan serebral palsi, sering terjadiketerbatasan perkembangan motorik akibat dari spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia. Kelemahan tendon dan kelainan pada sumsum tulang belakang (gross spinal defects), juga sering disertai dengan keterlambatan motorik.8. ObesitasWalaupun obesitas dapat mengakibatkan gangguan perkembangan motorik, tetapi tidak semua anak obesitas mengalami keterlambatan motorik.9. Penyakit neuromuscularPadaanak yang menderita penyakit Duchenne muscular dystrophy sering terlambat berjalan10. Buta Anak yang buta sering terlambat berjalan, kemungkinan akibat dari tidak diberikan kesempatan untuk belajar. (Soetjiningsih, 2015)Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu/koheren. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur ke belakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya. Ciri-ciri tumbuh kembang, antara lain:1) Perkembangan melibatkan perubahan (development involves changes)2) Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya (earlydevelopment is more critical than later development)3) Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (development isproduct of maturation and learning)4) Pola perkembangan dapat diramalkan (The developmental pattern ispredictable)5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan (Thedevelopmental pattern has predictable characteristics)6) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan (There are individualdifferences in developmental)7) Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan (There are periods indevelopmental pattern)8) Terdapat harapan sosial untuk setaip periode perkembangan (There are socialexpectation for every developmental period)9) Setiap area perkembangan mempunyai potensi risiko (Every area ofdevelopmental has potencial hazards)

Tabel 2.1 Tumbuh Kembang Utama Pada Anak dan Remaja

Tahap/umurTumbuh Kembang Utama

Masa pranatal (dari konsepsi sampai lahir) Pembentukan struktur tubuh dasar dan organ-organ Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang kehidupan anak Sangat peka terhadap lingkungan

Masa bayi dan masa anak dini (lahir sampai umur 3 tahun) Bayi baru lahir masih tergantung pada orang lain (dependent), tetapi mempunyai kompetensi (competent) Semua panca indera berfungsi pada waktu lahir Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik berlangsung cepat Mempunyai kemampuan belajar dan mengingat, bahkan pada minggu-minggu pertama kehidupan Kelekatan terhadap orang tua atau benda lainnya sampai akhir tahun pertama Kesadaran diri (self-awareness) berkembang dalam tahun kedua Komprehensi dan bahasa berkembang pesat Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat

Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun) Keluarga masih merupakan fokus dalam hidupnya, walaupun anak lain menjadi lebih penting Keterampilan mptprik kasar dan halus serta kekuatan meningkat Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan merawat diri meningkat Bermain, kreativitas dan imajinasi menjadi lebih berkembang Imaturitas kognitif mengakibatkan pandangan yang tidak logis terhadap dunia sekitarnya Perilaku

Masa praremaja (6 sampai 12 tahun) Teman sebaya sangat penting Anak mulai beroikir logis meskipun masih konkrit operasional Egosentris berkurang Memori dan kemampuan berbahasa meningkat Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah formal Konsep diri tumbuh, yang memengaruhi harga dirinya Pertumbuhan fisik lambat Kekuatan dan keterampilan atletik meningkat

Masa remaja (12 sampai sekitar 20 tahun) Perubahan fisik cepat dan jelas Maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai dewasa Teman sebaya dapat memengaruhi perkembangan dan konsep dirinya Kemampuan berpikir abstrak dan menggunakan alasan yang bersifat ilmiah sudah berkembang Sifat egosentris menetap pada beberapa perilaku Hubungan dengan orang tua pada umumnya baik

2.1.1 Tahap Perkembangan Kognitif Menurut PiagetTeori perkembangan kognitif yang banyak dianut pada saat ini adalah teori perkembangan kognitif (cognitif theory) dari Piaget. Ke-empat tahap perkembangan kognitif digambarkan dalam teori Piaget sebagai berikut:1) Tahap sensorimotor (0-24 bulan)Pada tahap ini, anak memahami dunianya melalui gerak dan inderanya, serta mempelajari permanensi objek. Bayi tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, keinginan, atau kepentingan orang lain. Karena itu, ia dianggap egosentrisSelama tahap sensorimotor, bayi memperoleh pengetahuan tentang benda dengan cara melakukan manipulasi. Melalui akuisisi informasi tentang diri serta orang-orang di dalamnya, maka bayi mulai memahami bagaimana satu hal dapat menyebabkan atau memengaruhi yang lain. Bayi juga mulai mengembangkan ide-ide sederhana tentang waktu dan ruang.

2) Tahap praoperasional (2-7 tahun)Selama tahap ini, anak mulai memiliki kecakapan motorik, proses berpikir anak-anak juga berkembang, meskipun mereka masih dianggap jauh dari logis. Proses berpikir menjadi internalisasi, tidak sistematis dan mengandalkan intuisi. Kemampuan simbolisasi meningkat. Kosakata anak juga diperluas dan dikembangkan selama tahap ini, karena mereka berubah dari bayi dan balita menjadi orang kecilanimisme juga merupakan ciri khas dari tahap praoperasional. Pengertiannya. adalah suatu keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada akan memiliki beberapa jenis kesadaran. Anak-anak pada tahap pra-operasional biasanya egosentris, yang berarti bahwa mereka hanya mampu mempertimbangkan sesuatu dari sudut pandang mereka sendiri. Dia tidak mengerti mengapa orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dan dia tidak bisa menempatkan dirinya sebagai orang lain.

3) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)Pada tahap operasional konkrit ini, anak mulai berpikir secra logis tentang kejadian-kejadian konkrit, proses berpikir menjadi lebih rasional, matang dan seperti dewasa atau lebih operasional. Anak dapat memusatkan berbagai aspek dari situasi secara simultan. Sudah mengerti sebab akibat secara rasional dan sistematis. Proses ini paling sering berlanjut dengan baik sampai usia remaja. Kemampuan belajar konsep meningkat, misal belajar matematika, membaca, dan kemampuan verbal juga meningkat. Anak dapat melakukan pengelompokan dari spesifik menjadi umum dan sebaliknya. Kemampuan mengingat dan berpikir secara logis meningkat. Kepercayaan animisme dan berpikir egosentris cenderung menurun selama tahap operasional konkrit, meskipun sisa-sisa cara berpikir seperti ini sering ditemukan pada orang dewasa.

4) Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)Pada tahap ini telah berkembang penalaran abstrak dan imajinasi pada anak. Pengertian terhadap ilmu pengetahuan dan teori lebih mendalam. Hal ini memungkinkan remaja untuk melewati dunia realitas yang konkrit ke dunia kemungkinan dan untuk beroperasi secara logis pada simbol dan informasi yang tidak selalu mengacu pada objek dan peristiwa di dunia nyata. Anak belajar menciptakan ide baru, dan menggunakan ide tersebut. Anak dapat fokus pada pernyataan verbal dan mengevaluasi validitas logis mereka tanpa membuat petunjuk ke keadaan dunia nyata. Anak dapat berpikir seperti orang dewasa dan memikirkan masa depannya.

2.1.2 Perkembangan motorikPerkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktur kortikospinal, traktus piramidal dan traktus kortikobulbar. Traktus piramidal berawal dari kortek motorik dan premotorik, selanjutnya terhubung ke basal ganglia, melwati medula oblongata dan turun ke bagian lateral medula spinalis. Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaran rangsangan melalui sel saraf. Mielinisasi terjadi kira-kira pada umur kehamilan 32 minggu dengan kemajuan yang cepat sampai umur 2 tahun, selanjutnya proses ini melambat sampai umur 12 tahun. Proses tersebut menyebabkan penghambatan sistem subkortikal, termasuk refleks primitif dan meningkatkan perkembangan respons postural dan postur berdiri, berjalan dan kontrol motorik halus. Perkembangan motorik dibagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar melibatkan otot-otot besar, meliputi perkembangan gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan, dan pergerakan. Perkembangan motorik halus adalah koordinasi halus yang melibatkan otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, fungsi visual yang akurat dan kemampuan intelek non verbal. Beberapa penelitian longitudinal dilakukan pada sekelompok bayi dan anak-anak yang diteliti dalam periode tertentu untuk melihat kapan tepatnya tingkah laku motorik muncul dan menghilang dan apakah tingkah laku tersebut sama untuk anak lain yang umurnya sama. Dari penelitian tersebut, didapatkan lima prinsip penting perkembangan motorik, antara lain:

1) Perkembangan motorik tergantung pada maturasi saraf dan ototPerkembangan aktivitas motorik yang berbeda, sejalan dengan perkembangan area sistem saraf yang berbeda. Karena pusat saraf perifer yang terletak di medula spinalis lebih dulu berkembang pada saat lahir daripada saraf pusat yang terletak di otak. Pada saat lahir, refleks lebih dulu muncul daripada gerakan volunter. Refleks tersebut berguna untuk mepertahankan hidup, seperti refleks mengisap, menelan, berkedip, refleks tendon patela dan knee jerk. Serebelum atau otak kecil yang berfungsi mengontrol keseimbangan, berkembang cepat pada satu tahun pertama. Otak besar atau serebri, khususnya lobus frontal berfungsi mengontrol gerak keterampilan.

2) Belajar keterampilan motorik tidak bisa terjadi sampai anak siap secara matangTidak ada gunanya mencoba mengajarkan gerakan keterampilan anak sebelum sistem saraf dan otot berkembang dengan baik

3) Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat dipredikisiPerkembangan motorik mengikuti arah hukum perkembangan. Arah perkembangan anak berlangsung secara sefalokaudal dan proksimodistal, yakni perubahan dari pergerakan menyeluruh menuju ke aktivitas yang spesifik

4) Pola perkembangan motorik dapat ditentukanAnak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan dan tidak mungkin arahnya dibalik

5) Kecepatan perkembangan motorik berbeda untuk setiap individuPerkembangan motorik mengikuti suatu pola yang sama, tetapi umur untuk mencapai tahap-tahap perkembangan tersebut berbeda untuk setiap individu.

Tabel 2.2 Perkembangan Motorik Kasar Berdasarkan Kelompok Umur

UmurPerkembangan

Umur 0-3 bulan Mengangkat kepala setinggi 45 derajat dan dada ditumpu lengan pada waktu tengkurap Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

Umur 3-6 bulan Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90 derajat Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

Umur 6-9 bulan Duduk sendiri (dalam sikap bersila) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak meraih mainan dan mendekati seseorang

Umur 9-12 bulan Mengangkat badannya ke posisi berdiri Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan kursi Dapat berjalan dengan dituntun

Umur 12-18 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri kembali Berjalan mundur 5 langkah

Umur 18-24 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik Berjalan tanpa terhuyung-huyung

Umur 24-36 bulan Jalan menaiki tangga sendiri Dapat bermain dan menendang benda kecil

Umur 36-48 bulan Berdiri pada satu kaki selama 2 detik Melompat dengan kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga

Umur 48-60 bulan Berdiri pada satu kaki selama 6 detik Melompat lompat dengan satu kaki menari

Umur 60-72 bulan berjalan lurus berdiri dengan satu kaki selama 11 detik

Tabel 2.3 Perkembangan Motorik Halus Berdasarkan Kelompok Umur

UmurPerkembangan

Umur 0-3 bulan Menahan barang yang dipegangnya Menggapai mainan yang digerakkan Menggapai ke arah objek yang tiba-tiba dijauhkan dari pandangannya

Umur 3-6 bulan Menggengam pensil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri

Umur 6-9 bulan Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup

Umur 9-12 bulan Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan Mengenggam erat pensil Memasukan benda ke mulut

Umur 12-18 bulan Menumpuk dua buah kubus Memasukan kubus ke dalam kotak

Umur 18-24 bulan Bertepuk tangan, melambai-lambai Menumpuk empat buah kubus Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Menggelindingkan bola ke arah sasaran

Umur 24-36 bulan Mencoret-coret pensil pada kertas

Umur 36-48 bulan Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus

Umur 48-60 bulan Menggambar tanda silang Menggambar lingkaran Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh (kepala, badan, lengan)

Umur 60-72 bulan Menangkap bola kecil dengan kedua tangan Menggambar segi empat

2.1.3 Perkembangan Personal-SosialPada awal kehidupannya, mula-mula seorang anak masih bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan semakin meningkatnya kemampuan melakukan gerakan motorik dan berbicara, anak terclorong untuk melakukan sendiri berbagai hal. Orangtua harus melatih usaha kemandirian anak; mula-mula dalam hal pemenuhan kebutuhan anak sehari-hari, seperti makan, minum, buang air kecil dan besar, berpakaian, clan lain-lain. Selanjutnya, kemampuannya ditingkatkan dalam hal kebersihan, kesehatan, clan kerapihan. Perkembangan personal meliputi berbagai kemampuan yang dikelompokkan sebagai kebiasaan (habit), kepribadian, watak, clan emosi. Semuanya mengalami perubahan perkembangan.Kebiasaan (habit)Kebiasaan dibagi menjadi kebiasaan makan, tidur, kontrol sfingter, dan berpakaian.

1) Memberi makan (feeding) clan makan (eating)Saat lahir, terdapat suatu reaksi berantai mencari-menghisap-menelan (seek-suckswallow), tetapi pada umur 4 minggu reaksi ini menjadi sebuah rutinitas. Pada umur 28 minggu, bayi bisa mengunyah dan mengeksplorasi segala sesuatu ke dalam mulutnya. Pada 40 minggu, bayi bisa menggigit, mengunyah, clan menelan. Pada hari ulang tahun pertama, bayi bisa makan sendiri sepotong kue ulang tahun clan ditelan dengan secangkir susu yang dipegang dengan kedua Langan. Pada umur 18 bulan, anak bisa makan sendiri dengan sendok, walaupun Bering terbalik. Pada umur 3 tahun, anak bisa makan dengan balk dengan menggunakan sendok clan garpu; dan mungkin menggunakan pisau untuk memotong makanan. Anak dapat menuangkan cairan dari teko tanpa menumpahkannya. Bila ada kebiasaan menggunakan sumpit, anak dapat menggunakan sumpit mulai umur 3 tahun.2) TidurTidur adalah suatu tingkah laku yang dapat berubah dan berkembang. Pada saat lahir, bayi akan tidur jika kenyang. Pada umur 4 minggu, bayi terbangun tanpa menangis. Sekitar 35% bayi berumur 28 minggu tidur terus-menerus selama 6 jam saat malam. Pada pagi hari, kebanyakan bayi bermain dengan diam-diam dan mempunyai waktu terjaga pada Siang hari saat mereka ingin berpartisipasi pada aktivitas keluarga. Pada 40 minggu, 72% bayi tidur sepanjang malam. Kebanyakan terbangun lebih awal dan bermain sendiri, tetapi 18% bangun terlambat. Pada umur 15-18 bulan, tidur malam menjadi sebuah ritual clan waktu yang nyaman, tetapi masalah tidur mulai muncul. Kebanyakan anak tidur sepanjang malam, tetapi beberapa terbangun clan membutuhkan belaian. Sekitar 20% anak-anak yang berumur 15-18 bulan terbangun pada malam hari.Pada usia 2-6 bulan, bayi membutuhkan tidur total kira-kira 14-16 jam/hari, sekitar 9-10 jam terkonsentrasi pada malam hari; sekitar 70% bayi tidur selama 6-8 jam terus-menerus ketika usia 6 bulan. Umur 2 tahun adalah suatu tahap perkembangan mobilitas yang meningkat. Pada umur 2,5-3 tahun, ritual sebelum tidur, penting untuk keberhasilan tidur.

3) Kontrol sfingterFungsi ekskresi adalah suatu gabungan kompleks antara reaksi volunter dan involunter dan dipengaruhi oleh kondisi sosial. Pada saat lahir, buang air kecil dan besar merupakan aktivitas refleks. Secara bertahap, mekanisme involunter berubah menjadi mekanisme kontrol volunter, yaitu suatu kontrol yang tidak hanya karena pembelajaran dan kebiasaan melainkan mengalami perkembangan. Perubahan fisik dan tingkah laku ekskresi terjadi sebagai perubahan pada frekuensi, waktu, poster, persepsi, dan perilaku. Pencapaian kontrol buang air besar dan kecil tidak simultan, tetapi proses perkembangannya lama.

a) Kontrol buang air besar (bowel control). Pada saat lahir, pengosongan kolon adalah suatu refleks, tetapi pada umur 4 minggu, bayi terbangun saat merasakan gerakan uses. Pada umur 16 minggu, buang air besar biasanya berlangsung setelah makan. Pada umur 18 bulan, anak meminta pot. Muncul dua polar anak dengan evakuasi teratur (reguler) setelah makan dan anak dengan evakuasi tidak teratur (ireguler). Anak dengan evakuasi tidak teratur, dalam perkembangannya, kemungkinan mengalami suatu keterlambatan perkembangan. Pada umur 2 tahun, anak sudah dapat membedakan antara tugasi fungsi buang air besar clan kecil. Pada umur 2,5 tahun, anak sudah mampu menyampaikan keinginan untuk pergi ke toilet.

b) Kontrol buang air kecil (bladder control} Meskipun pola buang air kecil meniru pola buang air besar, proses maturasinya memerlukan waktu yang lebih lama. Pada saat lahir, aktivitas buang air kecil merupakan suatu refleks. Setelah berumur 4 bulan, bayi akan menangis bila popoknya basah. Anak kadang-kadang bisa bilang pada saat kencing, mengikuti peningkatan keterampilan bahasanya. Pada umur 18 bulan, anak mampu membedakan buang air besar atau buang air kecil. Kebanyakan popok anak akan basah di malam hari, karena pada tahap ini relaksasi lebih dominan daripada kontraksi. Kontrol kencing pada siang hari dapat dicapai pada umur sekitar 2 tahun. Anak juga sudah mampu membedakan fungsi buang air besar dan kecil secara bahasa maupun jasmani. Pada umur 2,5-3 tahun, anak jarang mengompol di siang hari, tetapi kebanyakan anak masih ngompol pada malam hari. Pada umur 4 tahun, anak tidak lagi mengompol balk pada siang maupun malam hari.

4) BerpakaianPada umur 28 minggu, tidak menyukai segala sesuatu yang ditaruh di atas kepalanya. Pada ulang tahun pertama, sudah mengetahui bahwa topinya terletak di kepala. Pada umur 18 bulan, anak bisa melepas celana, kaos kaki, sepatu, clan bisa mernbuka-menutup resleting clan kancing baju yang besar. Pada umur 3 tahun, anak mulai berpakaian dan suka mencoba berpakaian sendiri. Pada umur 4 tahun, anak senang memakai pakaiandan merasa nyaman memakai pakaian. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak bisa memakai dan melepas pakaian sendiri, kecuali pakaian yang memakai tali, kancing kecil, dan kancing di belakang. Pada umur 6 tahun, berpakaian menjadi kebiasaan perorangan; beberapa anak sangat tertarik dengan pakaiannya dan yang lainnya tidak. Beberapa anak perempuan tertarik dengan gaya rambut. Pada umur 7 tahun, anak memilih pakaiannya sendiri.

Kepribadian (personality)Kepribadian adalah aspek pada sescorang yang unik untuk setiap individu, dan berbeda sejak lahir. Kepribadian mempunyai struktur yang menarik untuk suatu keadaan menyenangkan dari insting dasar. Freud menjelaskan insting dasar tersebut berdasarkan fase psikoseksual clan Erikson menjelaskan berdasarkan fase psikososial.Selain itu terdapat teori-teori biologis, yaitu ripe kepribadian berdasarkan bentuk tubuh atau etnik tertentu yang diwariskan. Para ahli mempercayai bahwa kepribadian dipengaruhi oleh banyak faktor yang sangat kornpleks. Contoh, teori "pembelajaran" menunjukkan bahwa suatu pola tingkah laku dapat merupakan hasil dari tindakan memperkuat tingkah laku tersebut. Jika ini benar, tindakan memperkuat tingkah laku tersebut (mungkin dari lingkungan) bisa mengubah subjek tertentu, dan dapat diterapkan sebagai tetapi praktis untuk memperoleh perubahan pada tingkah laku.

Watak (Temperament)Definisi yang tepat untuk watak masih kontroversial, tetapi umumnya watak mencerminkan karakteristik ,gaya emosional anak dan respons tingkah laku terhadap berbagai situasi. Ini ditentukan oleh faktor genetik dan dimodifikasi oleh lingkungan. Terdapat Sembilan sifat yang menentukan apakah anak akan mempunyai watak "mudah (easy)", "sulit (difficult)" atau "lambat untuk menjadi hangar (slow-to-warm-up)":1. Tingkat aktivitas, proporsi dari periode aktivitas ke periode tanpa aktivitas2. Kemampuan adaptasi untuk berubah3. Suasana hati (mood) positif atau negatif4. Intensitas respons emosional5. Irama fungsi biologik6. Persistensi terhadap lingkungan7. Kemampuan mengalihkan perhatian8. Pendekatan dalam melawan/ menolak situasi baru9. Batas stimulasi yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah respons.

Anak yang "mudah" yaitu: secara umum anak tampak gembira, memiliki fungsi biologis yang ritmis, dan menerima terhadap pengalaman baru. Anak yang "sulit" adalah lebih lekas marah, sulit dibuat senang, memiliki ritme biologis yang tidak teratur, dan lebih kuat dalam mengekspresikan emosi. Sedangkan anak yang "lambat untuk menjadi hangat"adalah anak yang tenang namun lambat dalam beradaptasi terhadap orang atau situasi yang baru.

Emosi (emotions)Emosi adalah perubahan dalam arousal level, yang ditandai oleh perubahan fisiologi, seperti denyut jantung atau frekuensi napas. Perubahan tersebut menyebabkan peningkatan kemampuan mandiri, dan bersosialisasi yaitu perasaan mengerti terhadap orang lain, Serra belajar menunggu untuk keadaan yang menyenangkan. Pada anak autis dan anak cemas-depresi tidak mudah mengenali emosi pads ekspresi wajahnya dibandingkan dengan anak-anak yang normal. Beberapa emosi yang mengalami perkembangan adalah menangis, tersenyum dan tertawa, cemas, rasa iri, marah dan menyerang.a. MenangisBayi baru lahir kira-kira menangis dun jam per hari. Bayi yang rawat gabung dengan ibunya lebih sedikit menangis, dibandingkan bayi yang dirawat terpisah di ruang perawatan. Menangis adalah respons terhadap lapar atau nyeri atau faktor provokasi lain, seperti temperatur dan tanpa pakaian. Pada umur 24 minggu, bayi akan menangis bila frustasi atau ada suara keras. Pada umur 36 minggu, bayi dapat membedakan antara ibu dan orang lain, sehingga bayi akan menangis bila dipegang oleh orang lain tetapi berhenti menangis bila dipegang ibunya. Pada umur 1 tahun, respons menangis bayi terhadap keadaan bahaya sudah berkurang. Pada umur 4 tahun, anak akan menunjukkan tangisan sebagai suatu metode efektif untuk memperoleh apa yang din inginkan, atau menangis sebagai respons terhadap ketidakmampuan (frustrasi), teguran, luka fisik, atau hal yang menakutkan. Anak umur 6-7 tahun sudah mencoba menyembunyikan tangisannya. Pada umur 8 tahun, anak akan berlinang air mata sebagai pengganti menangis, yang biasanya disebabkan oleh kekecewaan terhadap seseorang. Pada umur 9 tahun, anak menangis jika menyaksikan film sedih tetapi anak wring mencoba untuk tidak menangis bila terluka atau kecewa. Tidak terdapat perbedaan jenis kelamin dalam hal menangis, kecuali anak yang berumur kurang dari 5 tahun. Pada umur di bawah 5 tahun, tangisan laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

b. Tersenyum dan tertawaTerdapat tiga tahap tersenyum, yaitu:a. Senyum refleks. Neonatus berespons terhadap suara halus, perubahan cahava, atau pola visual baru dengan menaikkan sedikit sudut mulut. Hal ini mungkin merupakan sesuatu yang muncul secara spontan dari midbrain atau suatu respons secara biologik Senyum ini umumnya terlihat saat bayi mengantuk dan saat tidur REM (rapid eye movement). Pada umur tiga minggu, suara dengan nada tinggi menimbulkan senyum nyata saat bayi terjaga.

b. Senyum sosial Senyum sosial adalah senyum yang terjadi selama periode 6-10 minggu dan biasanya diprovokasi oleh wajah seseorang, khususnya bila terjadi kontak mata. Onset senyum sosial dipengaruhi oleh faktor genetik dan maturasi sistem saraf pusat. Senyum sosial terjadi lebih lambat pada bayi prematur. Bayi buta mempunyai senyum refleks pada periode neonatus, tetapi mereka akan mengalami keterlambacan pada perkembangan senyum sosial.c. Senyum diskriminasi. Tahap ketiga ini kira-kira dimulai pada umur 6 bulan. Awalnya bayi tersenyum pada wajah seseorang. Selanjutnya senyum bayi sudah dapat membedakan antara pengasuh dengan orang lain. Pada umur 9-10 bulan bayi akan tersenyum dan tertawa pada stimuli visual seperti cilukba, dan umur 1 tahun anak tersenyum dan tertawa kecil pada benda mati. Pada umur 16 bulan, anak tertawa keras bila mereka berhasil menyelesaikan suatu tugas. Amara umur 18-36 bulan tersenyum dan tertawa adalah suatu reaksi motorik, tetapi pada umur 3 tahun tertawa adalah reaksi verbal, dan anak mulai bermain dengan kata-kata. Pada umur 4-5 tahun anak sudah mempunyai humor dalam bermain khayalan, dan senang dengan komedi atau film kartun di televisi. Umur 7 tahun anak mempunyai humor yang lebih

5) Ketakutan dan cemasKelahiran merupakan situasi tegang yang pertama kali dialami bayi. Beberapa ahli mempercayai bahwa ketakutan dibawa sejak lahir clan refleks Moro merupakan cerminan suatu ketakutan "jatuh". Ahli yang lain mempercayai bahwa ketakutan adalah suatu reaksi pembelajaran (refleks Moro bisa dihasilkan dengan suara keras). Apa pun penyebabnya, ketegangan ditandai oleh perubahan fisiologi pada denyut jantung, tekanan darah, pelepasan glikogen ke dalam aliran darah dari hati, dan pelepasan Bel darah merah dari limfa. Ketakutan mempunyai suatu pola perkembangan. Neonatus dan bayi muda peka terhadap stimuli sensori yang tak terduga clan keras. Ketakutan terhadap suara keras sekitar 23% dari ketakutan pada anak 2 tahun, tetapi hanya 3% pada anak berumur 12 tahun. Pada umur 24 minggu, muncul ketakutan terhadap sesuatu yang tidak dikenal clan kecemasan terhadap kehadiran orang asing. Pada umur 32 minggu, bayi sangat ketakutan jika sosok yang tadinya sudah familiar tiba-tiba menjadi berbeda, seperti ibunya tiba-tiba memakai kacamata. Dari umur 40 minggu, bayi menjadi sangat cemas ketika berjumpa dengan orang asing yang berpenampilan tidak biasa. Pada umur 15-22 bulan, anak ketakutan bila ditinggal ibunya atau mendengar dan melihat benda yang tidak biasa, seperti mesin pemotong rumpus. Pada umur 2 tahun, anak mempunyai beberapa ketakutan, di antaranya ketakutan terhadap binatang, air, objek bergerak, ketakutan yang berasal dari apa yang didengar atau dilihat, Berta ketakutan personal seperti ditinggal ibu. Ketakutan visual yang lebih berpengaruh adalah pandangan aneh, bayangan, orang carat, dokter, gelap, binatang, benda besar, atau benda bergerak. Pada umur 4 tahun, ketakutan akan gelap adalah ketakutan yang paling nyata, disamping ketakutan imajinatif lainnya seperti ketakutan akan nenek sihir, hantu dan mahluk buas yang dibayangkan saat tidur. Kadang-kadang ketakutannya bisa ditoleransi, yang ditunjukkan dengan suatu kesenangan terhadap pertualangan dalam permainan. Pada umur 5-6 tahun, anak mempunyai beberapa ketakutan seperti ketakutan terhadap gelap, guntur, serangga, binatang besar atau ketakutan atas keselamatan dan kehilangan. Misal, ketakutan kehilangan ketika anak pertama masuk sekolah. Pada umur 8-9 tahun, beberapa ketakutan menghilang, tetapi digantikan oleh ketakutan yang lebih dalam, seperti ketakutan akan prestasi sekolah, kematian, bencana alam. Ketakutan dan kecemasan akan identitas diri clan reaksi kelompok menjadi hal utama pada mass remaja.Ketakutan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: a.) Jenis kelamin, wanita mempunyai ketakutan yang lebih dari laki-laki; b.) Ketergantungan, anak prasekolah dengan ketergantungan yang tinggi, mempunyai ketakutan dan kecemasan yang lebih besar daripada anak yang mandiri; c.) Maturitas, remaja yang mengalami maturitas dini atau terlambat lebih cemas daripada mereka yang mengalami maturitas normal.

6) Rasa iriRasa iri biasanya muncul pertama kali saat kelahiran saudara kandung, karena orangtua tampak lebih memanjakan adiknya. Sebelum umur 2 tahun, anak mungkin possessive tetapi jarang menunjukkan rasa M. Anak umur 2-3 tahun sudah bisa menunjukkan rasa iri, clan pada saat anak berumur 5 tahun biasanya memperlihatkan rasa iri kepada saudara kandung yang lebih muda. Pada umur 7 tahun, anak mempunyai rasa iri yang tinggi. Misal, anak menunjukkan rasa iri terhadap saudaranya, atau sering kali anak perempuan merasa iri bila avahnya memberi perhatian lebih kepada ibunya.

7) Marcah (anger) dan menyerang (aggression)Bayi belum memperlihatkan marah clan menyerang sampai akhir tahun pertama. Amarah pertama mungkin ditunjukkan ketika anak merasa frustrasi saat gagal memasang mainan. Tindakan menyerang scring muncul pada tahun kedua dan ketiga. Umumnya anak menjerit, menendang, dan kadang-kadang menggigit, Serra marah meledak-ledak. Tindakan menyerang pertama ditujukan kepada orang dewasa khususnya pengasuh, tetapi selanjutnya tindakan menyerang ditujukan kepada anak lain. Pada umur 15 bulan, anak memperlihatkan agresivitas terhadap mainan dan ingin merampas. Pada usia 2 tahun, keagresifan tingkah laku mulai berkurang.

Setelah umur 3 tahun, anak menjadi agresif secara fisik dan verbal kepada orang lain (`Ini punyaku', 'Saya ingin'). Secara bertahap, agresi fisik berkurang dan agresi verbal bertambah ('Sava pukul kamu'). Sampai umur 6-7 tahun, khususnya anak laki-laki menjadi agresif secara fisik saat bermain dengan teman sekolah. Agresi fisik juga disertai oleh ancaman verbal. Pada umur 8-9 tahun, agresi fisik jadi kegemaran meskipun masih menjadi bagian dari permainan kasar laki-laki. Beberapa faktor yang memengaruhi agresi, antara lain: a. jenis kelamin, secara fisik laki-laki lebih agresif daripada perempuan pada semua umurb. tingkah laku orang tua, orangtua yang keras ketika memberi hukuman akan membuat anak lebih agresifc. kelas sosial, anak umur prasekolah clan umur sekolah dari golongan sosial ekonomi rendah lebih agresif daripada mereka yang berasal dari golongan sosial ekonomi tinggid. kultur, beberapa kelompok emik secara tradisi tidak agresif seperti Pygmi di Afrika Tengah dan Arapesh di New Guenia, sedangkan yang lainnya merupakan kelompok agresif tinggi seperti 11 Tribe di Uganda dan Mundugumor di New Guineae. pembelajaran tentang agresi, anak belajar dari orangtua, guru, atau televisif. faktor lain-lain, anak dengan IQ rendah dan dengan beberapa kekurangan (Sindrom Asperger) menunjukkan keeenderungan agresif. Pengalaman dengan minum minuman beralkohol menyebabkan perilaku agresi pada beberapa remaja.

2.1.4 Perkembangan BahasaBayi baru lahir belum mampu menyatakan kebutuhan dan keinginan dalam bentuk yang mudah dipahami orang lain, juga belum mampu memahami kata atau isyarat yang digunakan oleh orang lain. Ketidakberdayaan ini berkurang dengan cepat pada awal tahun kehidupan, pada waktu anak sudah dapat mengendalikan organ- organ tubuh yang diperlukan bagi berbagai mekanisme komunikasi. Banyak orang yang mempertukarkan penggunaan istilah bicara (speech) dengan bahasa (language), padahal kedua istilah tersebut tidak sama. 1. Bahasa adalah suatu sistem komunikasi yang digunakan dengan suka rela dan secara social disetujui bersama, dengan menggunakan symbol-simbol tertentu untuk menyampaikan dan menerima pesan dari satu orang ke orang lain. Termaksud di dalamnya adalah tulisan, bicara, bahasa symbol, ekspresi muka, isyarat, pantomin, dan seni.2. Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi dan kata-kata yang di gunakan untuk menyampaikan maksud. Atau, bicara adalah luaran (output oral atau verbal) dari suatu bahasa; atau kegiatan untuk berkomunikasi melalui ekspresi verbal.3. Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk mengerti, termaksud keterampilan visual (reading, sign language comprehension) dan auditori (listening comprehension) .4. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk memproduksi symbol komunikasi, luaran ini dapat juga berupa visual (writing signing) atau auditory (speech)

Perkembangan bahasa seorang anak dapat di hitung dengan membagi usia pencapaian perkembangan bahasa dengan umur kronologisnya. Contoh, anak umur 24 bulan dengan tingkat perkembangan bahasa sesuai dengan anak umur 18 bulan, maka tingkat perkembangan bahasanya adalah 75%. Secara umum, anak dengan tingkat perkembangan bahasa kurang dari 75% dari yang seharusnya maka anak tersebut terjadi keterlambatan signifikan secara klinis dan memerlukan evaluasi lebih lanjut.Pengendalian untuk berbagai bunyi ucapan biasanya di kuasai lebih dulu pada awal kata-kata. Anak pada umur 2 tahun mungkin menghilangkan suara pada akhir kata; anak 3 tahun dapat terpeleset pada bunyi di tengah kata, dan anak umur 4-5 tahun dapat mengalami kesulitan dengan kata yang lebih kompleks. Kesalahan artikulasi dapat terjadi sampai batas umur 7 tahun. Anak umur 4 tahun adalah penerima bahasa ibu yang baik, walaupun masih teradapat artikulasi, tetapi ucapanya cukup dapat di mengerti dan telah menguasai dasar sintaks, fonetik, dan semantik. Untuk menganalisis bahasa dan untuk mendefinisikan kelainan bahasa, sebagian besar ahli bahasa membagi kemampuan berbahasa menjadi 4 bidang, yaitu fonologi (phonology), tata bahasa (grammar), semantika (semantics), pragmatika ( pragmatics).

1. Fonologi adalah kemampuan untuk memproduksi dan membedakan bunyi yang spesifik pada bahasa tertentu. Kemampuan fonologi terhadapat berbagai macam bahasa sudah optimal pada saat lahir, tetapi mulai menurun pada umur 10 bulan. Anak mencapai kemampuan fonologi seperti pada umumnya, pada masa praremaja.2. Tata bahasa adalah aturan-aturan pada bahasa tertentu. Anak mulai belajar tata bahasa bila mereka mulai belajar bicara tentang benda, orang, dan aktifitas.3. Semantika adalah belajar mengenai arti kata, termasuk tentang pembendaharaan kata-kata dan jumlah kata-kata yang di ketahui anak. Jumlah pembendaharaan kata yang dapat menjadi predikator terhadap kesuksesan anak di sekolah kelak.4. Pragmatika behubungan dengan kemampuan anak menggunakan bahasanya untuk berinteraksi dengan orang lain.Terdapat 5 tahapan perkembangan bahasa pada anak, yaitu:1. Reflektif vocalizationPada bayi baru lahir, dengan cara sendiri, bayi akan berbicara. Pada umur ini, bayi belum mampu membedakan berbagai macam stimuli dari luar serta belum mampu bereaksi secara spesifik terhadap stimuli yang berbeda-beda, sehingga bayi hanya biasa menangis terhadap stimuli yang di terima nya. Tangisan bayi dan vokalisasi selama 2-3 minggu pertama dalam hidupnya bersifat reflektif. Vokalisasi terjadi akibat udara yang secara refleks keluar dari paru lewat pita suara sehingga terbentuk suara. Suara yang terbentuk tidak mempunyai arti sama sekali.Pada akhir minggu kedua atau ketiga, pengamatan/ibu yang jeli sudah dapat membedakan arti tangisan bayi. Bayi sudah mulai memberikan reaksi yang berbeda terhadap stimuli yang di terima nya, sudah ada rasa tertarik terhadap wajah dan orang sekitarnya, karna sudah mulai terjadi maturasi baik fisik maupun mental. Pada umur 2-4 bulan, bayi sudah bias cooing (seperti suara burung merpati).2. BabblingPada umur 6-7 minggu, bayi sudah mulai menunjukan reaksi terhadap suara yang di buatnya. Bayi menyenangi suara yang di buatnya dan juga menghibur dirinya dengan suara. Coos, gurgles, dan permainan suara umum lain nya akan di ikuti oleh perkembangan biacara baru yang di sebut babbling pada umur sekitar 4-9 bulan. Pada umur 6 bulan bayi sudah memberikan reaksi kalau di panggil nama nya akan menoleh ke arah sumber suara.

3. Lalling Sampai dengan tahapan babbling, perkembangan pendengaran dan bahasa sama pada anak yang tulis dan anak yang tidak tuli. Karna masih bersifat reflektif dan merupan respons terhadap stimuli internal, babbling terjadi baik pada anak yang tuli maupun yang tidak tuli. Setelah tahapan babbling, akan terjadi perbedaan perkembangan bahasa antara anak yang tuli dan tidak tuli.Lalling adalah pengulangan (repetition) suara atau kombinasi suara yang di dengar seperti ba-ba, ma-ma, gub-gub. Lalling biasa nya mulai pada sekitar umur 6 bulan. Pada lalling, yang penting adalah terdapat hubungan yang bermakna antara produksi suara dan pendengaran.

4. EcholaliaSekitar umur 9-10 bulan, anak sudah bisa meniru (imitation) suara yang di buat oleh orang lain dan suara yang di dengarnya. Pada tahap lalling, yang akan di tiru pertama kali adalah suara yang di mengerti anak dan suara yang sering di dengar anak pada saat ini, anak sudah siap untuk menirukan segala macam suara. Mereka akan memilih suara mana yang mudah di tiru dan yang tidak mudah di tiru (suara yang membingungkan). 5. True speechPada sekitar umur 12-13 bulan, rata-rata anak sudah mulai bisa berbicara. Ada anak yang lambat dan ada anak yang cepet berbicara. Yang di maksud berbicara adalah anak dengan sengaja menggunakan pola bunyi konvensional (kata-kata), yang merupakan respon terhadap situasi tertentu dari lingkungannya. Sebelum anak bisa bicara, anak harus mengerti dulu apa yang di katakana orang lain (verbal understanding). Keadaan ini menunjukan bahwa anak telah merespon baik secara mental maupun motorik terhadap kata-kata yang di ucapkan orang lain. Kalau anak mampu mengerti (verbal understanding), mereka akan lebih cepat untuk berbicaraPada anak umur 18-24 bulan kadang-kadang kosa katanya telah mencapai 30-60 kata, dan kecepatan anak dalam mempelajari bahasa meningkat dramatis. Anak belajar rata-rata 3-4 kata perhari, dan mulai mengkombinasikan kata ke dalam suatu frase yang terdiri dari 2 kata. Ketika kalimat panjang bertambah, anak mulai menguasai elemen struktur bahasa yang lebih spesifik, termasuk kata ganti, kata tanya. Pada umur 3 tahun, pemahamannya sudah sangat baik, yaitu anak sudah dapat membuat kalimat terdiri dari 3 atau beberapa suku kata, anak mulai bertanya dengan menggunakan kata tanya apa, kemudian menggunakan kata tanya mengapa, dan akhirnya anak dapat terlibat dalam percakapan singkat. Pada umur 4-5 tahun, anak dapat menyusun kalimat yang kompleks, berpartisipasi dalam percakapan yang lebih bermakna, dan menuturkan cerita singkat. Selanjutnya kemajuan perkembangan bahasa anak sulit di bedakan oleh pendengar yang kurang terlatih, dan hanya akan terlihat pada saat di lakukan tes yang formal.

Beberapa hal yang penting dalam proses belajar bicara, sebagai berikut:1. Persiapan fisik untuk berbicara Kemampuan berbicara tergantung pada maturitas organ-organ tubuh yang terkait dengan kemampuan berbicara. Pada waktu lahir, saluran nafas masih kecil, langit datar, lidah masih terlalu besar untuk ukuran rongga mulut bayi. Produksi suara akan timbul bila telah terjadi maturitas pada organ-organ bantu bicara dan saraf yang terkait. Pendengatan yang baik merupakan salah satu syarat yang penting agar anak dapat berbicara.

2. Kesiapan mental untuk berbicara Kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada maturitas otak. Biasanya, kesiapan mental tercapai antara umur 12 dan 18 bulan. Pada saat itu, anak sudah mampu berbicara beberapa kata dan siap untuk di latih. Saat itu juga merupakan saat yang tepat untuk deteksi dini dan stimulasi dini gangguan bicara pada anak.

3. Model yang baik untuk di tiruAgar anak dapat mengucapkan kata dengan benar dan mampu menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang benar, anak harus mempunyai model bicara yang baik. Model tersebut terutama adalah orang tua dan pengasuh. Anak sebaiknya di ajak bicara dengan menggunakan kalimat yang pendek, jelas, di ucapkan tidak terlalu cepat dengan menggunakan kata-kata yang benar.

4. Kesempatan untuk berpraktikAnak harus di beri kesempatan mempraktikan kemampuanya berbicara. Orang tua harus melakukan interaksi dengan anak kapan saja, dengan cara mengajaknya bercakap-cakap sehingga dapat mengoptimalkan kemampuan anak berkomunikasi.

5. Motivasi Motivasi bicara harus di tumbuhkan, dengan cara orang tua belajar mengerti kata-kata yang di ucapkan anak atau tanda/sinyal yang di berikan oleh anak. Bila orang tua tidak mengerti yang di ucapkan anak, motivasi anak akan melemah.

6. Bimbingan Untuk membimbing anak berbicara, di perlukan model yang baik, kata-kata yang benar dan jelas di ucapkan perlahan-lahan, serta bimbingan. Kalau salah, segera di betulkan.

2.1.5 Skrining PerkembanganPenyimpangan perkembangan makin cepat diketahui, maka hasil intervensinya lebih baik. Pada saat ini, hanya sebagian kecil dokter yang melakukan skrining formal. Keterbatasan pelaksanaan skrining ini mungkin disebabkan oleh anggapan bahwa skrining merupakan hal yang membebani, skrining menyita waktu, banyak yang belum tahu bahwa ada instrumen untuk skrining, validitas dan realibilitas instrumen yang rendah, belum banyak dokter yang mendapat pelatihan atau kurangnya milestone perkembangan yang terkenal.Instrumen skrining yang digunakan harus mempunyai sensitivitas dan spesifisitas paling sedikit 70-80%. Walaupun instrumen tersebut mempunyai sensitivitas dan spesifisitas tinggi, hasilnya tidak sepenuhnya seperti yang diharapkan karena tergantung pada keterlatihan dan pengalaman dari yang mengerjakan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam skrining adalah:1. Jangan menunggu untuk melakukan skrining sampai masalah timbul2. Jangan mengabaikan hasil skrining3. Hasil wawancara/pengamatan yang tidak bersadarkan alat skrining yang baik bukan merupakan indikasi yang valid untuk merujuk kasus yang dicurigai

Manfaat SkriningDeteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting dan bermanfaat karena:1. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period yang dapat memengaruhi keberhasilan anak di sekolah nantinya2. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau tidak dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tersebut3. Pada awal kehidupan, plastisitas otak anak tinggi, sehingga merupakan waktu yang tepat untuk melakukan intervensi4. Deteksi dini dapat mencegah masalah sekunder yang mungkin terjadi , seperti masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya diri5. Secara hukum sah, karena merupakan hak anak untuk mendapat perhatian melalui deteksi dan intervensi dini6. Deteksi dini menguntungkan karena dapat meningkatkan fungsi keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau retardasi mental dan risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak naik kelas, putus sekolah atau anak yang berkebutuhan khusus dapat diturunkan.7. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak lingkungan yang kurang sehat seperti kontaminasi logam berat, hubungan orang tua dan anak yang kurang baik, penelantaran anak dan perlakuan salah terhadap anak (child abuse and neglect)8. Orang tua dapat dilibatkan dalam skrining, dengan cara menggunakan instrumen yang diisi oleh orang tua

Tahap-tahap dalam skrining perkembangan anak1. Anamnesis/wawancara medisTahap pertama skrining adalah melakukan anamnesis lengkap karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang diteliti, penyebabnya dapat dicurigai

2. Skrining gangguan perkembangan anakPada tahap ini, dianjurkan penggunaan instrumen skrining guna deteksi dini kelainan perkembangan anak. Contohnya menggunakan instrumen skrining yang dikerjakan oleh tenaga profesional seperti Denver II, CHAT (Checklist for Autism in Toddlers) untuk autis, ELMS untuk gangguan bahasa, dapat juga digunakan instrumen yang dilengkapi oleh orang tua seperti PEDS, M-CHAT (Modified- CHAT)

3. Evaluasi lingkungan anakTumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Karena itu untuk deteksi dini, kita juga harus mengevaluasi lingkungan anak tersebut. Misalnya dengan cara melakukan anamnesis yang cermat atau menggunakan HSQ (Home Screnning Questionnaire)

4. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anakTes penglihatan dilakukan untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan terfiksasi, umur 2 - 3 tahun dengan kartu gambar Allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Anak juga diperiksa apakah ada strabismus, keadaan kornea dan retinanya. Sementara itu skrinning pendengaran anak dilakukan melalui anamnesis atau tes OAE (Otoacustic Emission) atau BERA (Brainstem Envoked Respon Audiometry).

5. Evaluasi bicara dan bahasa anakTujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui apakah kemampuan anak berbicara masih dalam batas-batas yang normal atau tidak, karena kemampuan berbicara menggambarkan kemampuan otak, endokrin, ada/tidaknya kelainan pada organ tubuh penunjang bicara (hidung, mulut, pendengaran), stimulasi yang diberikan, emosi anak dan sebagainya.

6. Pemeriksaan fisik/morfologiUntuk melengkapi anamnesis, diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan morfologi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan atau tanda-tanda penyakit lainnya.

7. Pemeriksaan neurologiPemeriksaan neurologi dimulai dengan melakukan anamnesis mengenai masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dan sebagainya. Kemudian dilakukan tes/pemeriksaan neurologi yang teliti, sehingga dapat membantu penegakan diagnosis suatu kelainan.

8. Evaluasi penyakit-penyakit metabolikSalah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak adalah penyakit metabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik dan jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat penyakit metabolik dapat menjadi salah satu faktor keturunan dari penyakit metabolik maka dari itu diperlukannya pedigree.

9. Integrasi dari hasil penemuanBerdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaaan di atas, dibuat suatu kesimpulan diagnosis tentang penyimpangan perkembangan. Kemudian ditetapkan penatalaksanaan, jika perlu dirujuk dan menetapkan prognosis

Instrumen yang sering digunakan1. Tes inteligensi STANFORD-BINET (The STANFORD-BINET test)2. Skala Inteligensi WECHSLER untuk anak prasekolah dan sekolah3. Skala perkembangan menurut GESELL (GESELL Infant Scale)4. Skala Bayley (Bayley Infant Scale of Development)5. Skrining perkembangan menurut DENVER6. Diagnostik perkembangan fungsi MUNCHEN tahun pertama 7. Tes bentuk geometrik8. Tes motor visual BENDER GESTALT9. Tes menggambar orang (DRAW-A-MAN TEST)10. Tes perkembangan adaptasi sosial 11. PEDS (Parents Evaluation of Developmental Status)12. Kartu Kembang Anak (KKA)(Soetjiningsih, 2015)

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin, misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining KPSP pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat (yang lebih muda). Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PADU terlatih. Alat instrument yang digunakan adalah:

Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentangkemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5 1 cm

Cara menggunakan KPSP, sebagai berikut: Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak Perintah kepada ibu pengasuh/anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, olehkarena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan padanya Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan. Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban ya atau tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab

Interpretasi hasil KPSP, sebagai berikut: Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa/pernah/sering/kadang-kadang melakukannya Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu Jumlah jawaban Ya 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S) Jumlah jawaban Ya 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) Jumlah jawaban Ya 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) Untuk jawaban Tidak perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)Intervensinya adalah sebagai berikut: Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut: Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24-72 bulan Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut: Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan /mengejar ketertinggalannya Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak Jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8 kemungkinan ada penyimpangan Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut: Rujukan ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)(Departemen Kesehatan RI, 2012)

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1Lokasi PelaksanaanTPP ini dilaksanakan di MasyarkatAlamat: Komplek Bukit Sejahtera Blok I No. 11 RT. 65 RW 21 Palembang Jln. Soekarno Hatta no. 4642B RT 46 RW 10 Palembang Jln. Srijaya RT 5 rw 2 km 5 Palembang Jln. Srijaya no. 222 RT 4 RW 2 KM 5 Palembang3.2Waktu PelaksanaanHari : Sabtu Tanggal : 20 Juni 2015Jam: 11.00 14.00 WIB

3.3 Alat dan Perlengkapan Adapun alat-alat yang digunakan dalam Tugas Pengenalan Profesi antara lain list wawancara, pena, buku tulis, lonceng, kubus dan kamera

3.4 Subjek Tugas Mandiri Meninjau perkembangan anak di masyarakat

3.5 Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu metode observasi dan wawancara anak serta orang tua anak

3.6Langkah Kerja1. Membuat proposal 1. Melakukan konsultasi kepada pembimbing Tugas Pengenalan Profesi1. Meninjau perkembangan anak di masyarakat 1. Mengumpulkan hasil kerja lapangan untuk mendapatkan suatu kesimpulan1. Membuat laporan hasil Tugas Pengenalan Profesi dari data yang sudah didapatkan.

3.7Pengolahan dataAnalisis deskriptif yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan cara membandingkan teori dan data di lapangan

3.8 Jadwal KegiatanTabel 3.1 jadwal kegiatan tugas pengenalan profesi adalah :NoJenis KegiatanJuni-Juli

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IVMinggu V

1Penyusunan proposal

2Observasi

3Pembahasan

4Penyusunan Laporan

5Pleno

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil1) Nama: RTanggal Lahir: 6 Februari 2015Usia: 4 bulan Alamat: Komplek Bukit Sejahtera Blok I No. 11 RT. 65 RW 21 Palembang

No

1Pada waktu bayi telentang, apakah masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah? Jawab Tidak bila salah satu atau kedua tungkai atau lengan bayi bergerak tak terarah/terkendaliGerak kasarYaTidak

2Pada waktu bayi telentang apakah ia melihat dan menatap wajah anda?Sosialisasi & kemandirianYaTidak

3Apakah bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh) disamping menangis?Bicara dan bahasaYaTidak

4Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakan kepalanya dari kanan/kiri ke tengah?

Gerak halusYaTidak

5Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan menggerakkan kepalanya dari satu sisi hampir sampai pada sisi yang lain?

Gerak halusYaTidak

6Pada waktu anda mengajak bayi berbicara dan tersenyum, apakah ia tersenyum kembali pada anda?Sosialisasi & kemandirianYaTidak

7Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar apakah ia dapat mengangkat kepalanya seperti pada gambar ini?

Gerak kasarYaTidak

8Pada waktu bayi telungkup di alas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 45 derajat seperti pada gambar?

Gerak kasarYaTidak

9Pada waktu bayi telungkup di atas yang datar, apakah ia dapat mengangkat kepalanya dengan tegak seperti pada gambar?

Gerak kasarYaTidak

10Apakah bayi suka tertawa keras walau tidak di gelitik atau di raba-raba?Bicara dan bahasaYaTidak

2) Nama: GTanggal Lahir: 22 Februari 2014Usia: 15 bulanAlamat: Jln. Soekarno Hatta no. 4642B RT 46 RW 10 PalembangNo

1Tanpa bantuan, apakah anak dapat mempertemukan dua kubus kecil yang ia pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut di nilaiGerak halusYaTidak

2Apakah anak dapat jalan sendiri atau jalan berpegangan?Gerak kasarYaTidak

3Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai? Jawab Tidak bila ia membutuhkan bantuanSosialisasi & kemandirianYaTidak

4Apakah anak dapat mengatakan papa ketika ia memanggil/melihat ayahnya, atau mengatakan mama jika memanggil /melihat ibunya? Jawab Ya bila anak mengatakan salah satu diantaranyaBicara dan bahasaYaTidak

5Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5 detik?Gerak kasarYaTidak

6Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih?Gerak kasarYaTidak

7Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan kemudian berdiri kembali?Gerak kasarYaTidak

8Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa menangis atau merengek? Jawab Ya bila ia menunjuk, menarik atau mengeluarkan suara yang menyenangkanSosialisasi & kemandirianYaTidak

9Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung

Gerak kasarYaTidak

10Apakah anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biscuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seperti pada gambar?

Gerak halusYaTidak

3) Nama: PTanggal Lahir: 9 Maret 2011Usia: 48 BulanAlamat: Jln. Srijaya RT 5 rw 2 km 5 Palembang

No

1Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedkitnya 3 meter?Gerak kasarYaTidak

2Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu mengulanginya?

Gerak KasarYaTidak

3Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempaan melakukannya 3 kali.Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?Gerak KasarYaTidak

4Letakkan selembar kertas seukuran buku ini di lantai. Apakah anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat kedua kakiknya secara bersamaan tanpa didahului lari?Gerak KasarYaTidak

5Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran. Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

Gerak halusYaTidak

6Apakah anak dapat meletakkan 8 kubus satu persatudi atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2,5 5,0 cm

Gerak halusYaTidak

7Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular naga atau permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan mainan?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

8Dapatkah anak menggunakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tanpa dibantu? (tidak termasuk memasang kancing, gesper atau ikat pinggang?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

9Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu? Jawab Tidak jika ia hanya menyebut sebagian namanya atau ucapannya sulit dimengertiBicara dan bahasaYaTidak

4) Nama: SBTanggal Lahir: 13 April 2010Usia: 60 bulanAlamat: Komplek Bukit Sejahtera Blok I No. 11 RT. 65 RW 21 PalembangNo

1Isi titik-titik di bawah dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan.apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?Jawab Ya bila anak menjawab ke 3 pertanyaan tadi yang benar, bukan dengan gerakan atau isyaratJika kedinginan, jawaban yang benar adalah menggigil, pakai mantel atau masuk kedalam rumahJika lapar, jawaban yang benar adalah makanJika lelah, jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur, berbaring, istirahat

Bicara dan bahasaYaTidak

2Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

3Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukan caranya dan beri anak kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?Gerak kasarYaTidak

4Jangan mengkoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata lebih panjangPerlihatkan gambar kedua garis ini pada anakTanyakan: mana garis yang lebih panjang?Minta anak menunjukkan garis yang lebih panjang.Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut. Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan ulangi pertanyaan tadi.Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih panjang sebanyak 3 kali dengan benar?

Gerak halusYaTidak

5Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

Gerak halusYaTidak

6Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:letakkan kertas ini diatas lantailetakkan kertas ini dibawah kursiletakkan kertas ini didepan kamuletakkan kertas ini dibelakang kamuJawab Ya hanya jika anak mengerti arti diatas, dibawah, didepan dan dibelakangBicara dan bahasaYaTidak

7Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau mengelayut pada anda) pada saat meninggalkannya?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

8Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak:tunjukkan segi empat merahtunjukkan segi empat kuningtunjukkan segi empat birutunjukkan segi empat hijauDapatkah anak menunjuk keempat warna itu benar?

Bicara dan bahasaYaTidak

9Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?Gerak kasarYaTidak

10Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain?Sosialisasi &kemandirianYa Tidak

5) Nama: NTanggal Lahir: 20 Desember 2010Usia: 66 bulanAlamat: Jln. Srijaya no. 222 RT 4 RW 2 KM 5 Palembang

No

1Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

Gerak halusYaTidak

2Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberikan perintah berikut ini:letakkan kertas ini diatas lantailetakkan kertas ini dibawah kursiletakkan kertas ini didepan kamuletakkan kertas ini dibelakang kamuJawab Ya hanya jika anak mengerti arti diatas, dibawah, didepan dan dibelakangBicara dan bahasaYaTidak

3Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau mengelayut pada anda) pada saat meninggalkannya?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

4Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak:tunjukkan segi empat merahtunjukkan segi empat kuningtunjukkan segi empat birutunjukkan segi empat hijauDapatkah anak menunjuk keempat warna itu benar?

Bicara dan bahasaYaTidak

5Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?Gerak kasarYaTidak

6Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

7Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakana padanya: buatlah gambar orangJangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/mengingatkan anak bila ada bagian yan gbelum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang digambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?Gerak halusYaTidak

8pada gambar orang yang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?

Gerak halusYaTidak

9Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:jika kuda besar maka tikus.jika api panas maka es ..jika ibu seorang wanita maka ayah seorangApakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)Bicara dan bahasaYaTidak

10Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (bola besar tidak ikut dinilai)Gerak kasarYaTidak

6) Nama: SYTanggal Lahir: 21 April 2009Usia: 72 bulanAlamat: Jln. Srijaya RT 5 rw 2 km 5 Palembang

No

1Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan pada anak:tunjukkan segi empat merahtunjukkan segi empat kuningtunjukkan segi empat birutunjukkan segi empat hijauDapatkah anak menunjuk keempat warna itu benar?

Bicara dan bahasaYaTidak

2Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai). Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?Gerak kasarYaTidak

3Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain?Sosialisasi &kemandirianYaTidak

4Suruh anak menggambar di tempat kosong yang tersedia. Katakana padanya: buatlah gambar orangJangan memberi perintah lebih dari itu. Jangan bertanya/mengingatkan anak bila ada bagian yan gbelum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian tubuh yang digambar. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga, lengan dan kaki, setiap pasang dinilai satu bagian. Dapatkah anak menggambar sedikitnya 3 bagian tubuh?Gerak halusYaTidak

5pada gambar orang yang dibuat pada nomor 4, dapatkah anak menggambar sedikitnya 6 bagian tubuh?Gerak halusYaTidak

6Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan:jika kuda besar maka tikus.jika api panas maka es ..jika ibu seorang wanita maka ayah seorangApakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)

Bicara dan bahasaYaTidak

7Apakah anak dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis/bola kasti hanya dengan menggunakan kedua tangannya? (bola besar tidak ikut dinilai)Gerak kasarYaTidak

8Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan keseimbangan dalam waktu 11 detik atau lebih?

Gerak kasarYaTidak

9Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

Gerak halusYaTidak

10Isi titik-titik dibawah dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan sampai 3 kali bila anak menanyakanya.sendok dibuat dari apa?.....................sepatu dibuat dari apa?......................pintu dibuat dari apa?........................Apakah anak dapat menjawab ketiga pertanyaan diatas dengan benar?Sendok dibuat dari besi,baja, plastik,kayuSepatu dibuat dari kulit,karet, kain, plastik, kayuPintu dibuat dari besi,kayu,kaca

Bicara dan bahasaYaTidak

4.2 PembahasanUntuk mengetahui perkembangan anak, kelompok kami telah melakukan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Kami melakukan pemeriksaan pada enam orang anak dengan umur yang berbeda. Pemeriksaan pertama pada bayi bernama R yang berusia 4 bulan. Kuesioner untuk anak 4 bulan tidak tersedia sehingga dapat digunakan kuesioner untuk umur terdekat yang lebih muda yaitu kuesioner untuk umur 3 bulan. Pada saat pemeriksaan didapatkan jawaban Ya sebanyak 9 dimana bayi R pada saat telentang masing-masing lengan dan tungkai bergerak dengan mudah, kemudian melihat dan menatap kepada pemeriksa dengan suara-suara lain (ngoceh) dan tersenyum kembali apabila diajak bicara. Setelah itu bayi R dapat menoleh ke kanan, ke kiri, ke tengah serta dari satu sisi ke sisi lain mengikuti gerakan pemeriksa. Pada saat bayi R telungkup, ia dapat mengangkat kepalanya kemudian dapat pula membentuk sudut 45 derajat serta mengangkat kepalanya dengan tegak. Untuk jawaban Tidak hanya 1 yaitu bayi R tidak tertawa keras walau digelitik atau diraba hanya keluar suara-suara ocehan saja. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya yang disesuaikan dengan jumlah jawaban Ya. Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, bayi R merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi.Pemeriksaan kedua pada bayi G yang berusia 15 bulan. Pada saat pemeriksaan terjadi sedikit kendala karena bayi sudah mengenal orang-orang lingkungan sekitar dan hanya mau pada orang-orang tertentu saja. Setelah dilakukan skrining menggunakan KPSP didapatkan jawaban Ya sebanyak 10 dimana bayi G dapat mempertemukan dua kubus kecila yang dipegang, sudah dapat berjalan sendiri tanpa berpegangan serta terhuyung-huyung, dapat berdiri lebih dari 30 detik, dapat menunjukkan apa yang dia inginkan dengan mengeluarkan suara tanpa merengek, sudah dapat mengatakan papa dan mama, dapat memungut mainan dilantai dan kemudia berdiri kembali tanpa berpegangan, dapat bertepuk tangan dan melambai tanpa bantuan serta dapat mengambil benda kecil menggunakan ibu jari dan telunjuk. Pada bayi G didapatkan hasil bahwa perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan karena hasil yang didapat jawaban Ya sebanyak 10. Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, bayi G merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi.Pemeriksaan ketiga pada P yang berusia 48 bulan. Dimana pada saat pemeriksaan P sudah dapat mengayuh sepeda roda tiga sejauh tiga meter, dapat berdiri dengan satu kakiknya tanpa berpegangan, P juga dapat melompati kertas yang diletakkan dilantai tanpa harus didahului dengan lari, kemudian ia dapat menggambar lingkaran tanpa bantuan, setelah itu ia mampu meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lainnya tanpa menjatuhkan kubus tersebut dan P dapat bermain petak umpet, ular naga dan beberapa permainan lainnya. Namun, P belum mampu untuk mencuci makan serta mengeringkannya setelah makan, belum dapat mengenakan celana panjang, kemeja, baju atau kaos kaki tabpa bantuan dan ia juga belum dapat menyebutkan nama lengkapnya sendiri. Setelah dilakukan skrining didapatkan hasil jawaban Ya sebanyak 6 dan jawaban Tidak sebanyak 3. Hal ini menandakan adanya perkembangan yang kurang/telah terjadi penyimpangan. Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, P merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi.Pemeriksaan keempat dilakukan pada SB yang berusia 60 bulan. Dimana pada hasil skrining didapatkan bahwa SB belum dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka, SB masih terlihat bingung untuk mengkancingkan baju, kemudian SB dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan seperti, apa yang dilakukan jika kamu kedinginan? SB menjawab memakai selimut, setelah itu SB dapat berdiri menggunakan satu kaki tanpa berpegangan dan juga dapat melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan, SB mampu menunjukkan garis yang lebih panjang dan lebih pendek pada kuesioner, dapat mengambar tanda tambah yang besar walaupun tidak terlalu sama dengan contoh pada kuesioner, SB dapat mengikuti perintah untuk meletakkan selembar kertas dilantai kemudian dibawah kursi, dihadapannya dan di belakangnya, SB juga dapat menunjukkan mana segi empat yang berwarna merah, kuning, biru dan hijau, SB bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau mengelayut) apabila ditinggalkan, dan dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan (pakaian yang tidak berkancing). Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, bayi G merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi. Setelah dilakukan skrining pada SB didapatkan jawaban Ya sebanyak 9 dan jawaban tidak hanya 1 yang menandakan perkembangan anak sudah sesuai dengan tahap perkembangannya dan daya dengar SB juga normal.Pemeriksaan kelima dilakukan pada N yang berusia 66 bulan. Didapatkan hasil skrining, yaitu N dapat mengambar tanda tambah yang besar walaupun tidak terlalu sama dengan contoh pada kuesioner, dapat mengikuti perintah untuk meletakkan selembar kertas dilantai kemudian dibawah kursi, dihadapannya dan di belakangnya, kemudian N juga bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau mengelayut) apabila ditinggalkan, ia mampu melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan, mampu mengenakan pakaian sendiri tanpa bantuan, dapat menggambar orang dengan beberapa bagian tubuh seperti kepala, kaki, tangan, serta badan (kurang dari 6 bagian tubuh), dapat menangkap bola kecil menggunakan dua tangannya dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar seperti jika kuda besar maka tikus? N menjawab tikus kecil. Setelah dilakukan skrining didapatkan jawaban Ya sebanyak 8 dan jawaban Tidak hanya 2 yang menandakan bahwa perkembangan anak dikategorikan meragukan. Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, P merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi menandakan daya dengar N normalPemeriksaan terakhir dilakukan pada SY yang berusia 72 bulan. Setelah dilakukan skrining didapatkan jawaban YA sebanyak 10 yang menandakan perkembangan SY sudah sesuai tahap perkembangan untuk usianya dimana SY mampu menunjukkan segiempat berwarna merah, kuning, biru serta hijau, SY mampu untuk melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan, ia juga mampu mengenakan pakaian sendiri tanpa bantuan orang lain. Selain itu, SY juga dapat menggambar orang dengan bagian tubuh kepala, mata, hidung, mulut, tangan, badan serta kaki (7 gambar bagian tubuh). SY dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti jika kuda besar maka tikus? SY menjawab tikus kecil. SY mampu menanangkap bola kecil dengan menggunakan kedua tangannya, ia juga mampu untuk berdiri satu kaki tanpa berpegangan selama 11 detik bahkan lebih. SY dapat menggambarkan sebuah kotak seperti gambar pada contoh kuesioner serta mampu menjawab beberapa pertanyaan seperti pintu dibuat dari apa? SY menjawab pintu terbuat dari kayu. Tes daya dengar dilakukan dengan menggunakan lonceng kecil, SY merespon bunyi lonceng tersebut dengan melihat kearah sumber bunyi menandakan daya dengar SY normalSetelah di lakukan skrining pada ke enam anak diatas, ada beberapa hal berupa intervensi yang harus diperhatikan sesuai dengan hasil yang diperoleh. Dimana intervensi yang dilakukan untuk anak yang perkembangannya sudah sesuai dengan tahap perkembangan seusianya, yaitu pada bayi R, G, SB, SY memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik, memberikan arahan untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak, memberi stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak, menyarankan untuk mengikutsertakan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di Posyandu secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kelompok bermain dan Taman Kanak-Kanak, kemudian memberikan edukasi untuk melakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24-72 bulanUntuk anak bernama N yang berusia 66 bulan didapatkan hasil perkembangan anak meragukan pada bahasa dan bicara serta gerak/motoric halus, tindakan yang harus dilakukan adalah memberi petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin, mengajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan /mengejar ketertinggalannya, menyarankan kepada ibu melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan pada anaknya, melakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak, jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8 kemungkinan ada penyimpangan.Dan terakhir, anak bernama P yang berusia 48 bulan didapatkan hasil perkembangan yang kurang/terjadi penyimpangan pada bahasa dan bicara serta sosialisasi kemandirian, tindakan yang harus dilakukan adalah membawa P ke rumah sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanSetelah kami melakukan Tugas Pengenalan Profesi mengenai perkembangan anak di masyarakat dapat disimpulkan bahwa:1) Skrining perkembangan yang dilakukan kepada 6 orang anak menunjukkan bahwa 4 orang anak yaitu R, G, SB, SY memiliki perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan usianya. Perkembangan yang meragukan pada satu orang anak yaitu N serta perkembangan yang kurang/terjadi penyimpangan juga pada satu orang anak yaitu P2) Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak di masyarakat berupa faktor lingkungan, genetik, riwayat kehamilan serta persalinan ibu dan lain sebagainya. Setelah pelaksanaan skrining pada enam orang anak tersebut, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang paling berperan dalam perkembangan mereka adalah faktor lingkungan 3) Peran orang tua terhadap perkembangan anak sudah cukup baik dengan memberikan stimulasi berupa pembelajaran dari media buku, tayangan TV yang mendidik serta media-media pembelajaran lainnya yang dapat memacu perkembangan anak agar sesuai dengan tahap perkembangan anak seusianya.. 4) Gangguan perkembangan yang terdapat di masyarakat terjadi pada 2 orang anak yaitu N dan P. untuk N terjadi gangguan perkembangan untuk motorik halus serta bicara dan bahasa sedangkan pada P terjadi gangguan perkembangan pada sosialisasi & kemandirian serta bahasa dan bicara

5.2 SaranAdapun saran pada pelaksanaan Tugas Pengenalan Profesi Blok XIX, sebagai berikut:1) Untuk orang tua diharapkan dapat terus memantau perkembangan anaknya dengan cara tetap mempertahankan pola asuh anak yang baik, pemberian stimulasi agar tidak terjadi keterlambatan dalam perkembangan anak. 2) Apabila orang tua merasa perkembangan anak tidak sesuai dengan usia anak tersebut jangan ragu untuk mengkonsultasikannya ke dokter ahli tumbuh kembang anak agar dapat segera diketahui penyebab gangguan tersebut3) Untuk Mahasiswa diharapkan agar dapat lebih meningkatkan kerja sama untuk kedepannya dan juga lebih memahami materi yang akan dilaksanakan dalam Tugas Pengenalan Profesi

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksana Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. JakartaGallahue, D, L, dan Ozmun, J,C. 2002. Understading Motor Development Infant, Children, Adolescents , Adults. New York: Mc Graw HillMutiah, Diana. 2010. Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: KencanaSoetjiningsih, Prof. Dr., Sp. A(K) & Prof. IG. N. Gde Ranuh, Dr., Sp. A(K). 2015. Tumbuh Kembang Anak edisi 2. Jakarta: EGCUndang-undang Republik Indonesia No.21 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indoensia

LAMPIRAN

Tugas Pengenalan Profesi Blok XIX 59