lapsus selma mitral stenosis

Upload: selmabalafif

Post on 04-Jun-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    1/26

    1

    LAPORAN KASUS

    Disusun oleh:

    Selma

    092011101013

    Dokter Pembimbing:

    dr. Dandy Hari Hartono Sp.JP. FIHA

    Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya

    SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD dr.Soebandi Jember

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2013

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    2/26

    2

    DAFTAR ISI

    BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 3

    BAB 2. LAPORAN KASUS ................................................................................. 4

    2.1.Identitas penderita ....................................................................................... 4

    2.2.Anamnesis ................................................................................................... 4

    2.3.Pemeriksaan fisik ........................................................................................ 6

    2.4.Pemeriksaan penunjang ............................................................................... 9

    2.5.Resume ...................................................................................................... 13

    2.6.Diagnosis kerja .......................................................................................... 13

    2.7.Penatalaksanaan ........................................................................................ 14

    2.8.Prognosis ................................................................................................... 14

    2.9.Follow Up .................................................................................................. 15

    BAB 3. PEMBAHASAN LAPORAN KASUS ................................................... 17

    BAB 4. PEMBAHASAN MITRAL STENOSIS ................................................ 19

    4.1 Pengertian .................................................................................................. 19

    4.2 Etiologi ...................................................................................................... 19

    4.3 Patofisiologi .............................................................................................. 19

    4.4 Gejala klinis .............................................................................................. 21

    4.5 Diagnosis ................................................................................................... 22

    4.6 Penatalaksanaan ........................................................................................ 23

    4.7 Prognosis ................................................................................................... 25

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    3/26

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    4/26

    4

    BAB 2. LAPORAN KASUS

    2.1 Identitas Pasien

    Nama : Ny. S

    Umur : 42 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

    Alamat : Prasaan 2/1, Glagahwero, Jember

    Status : Menikah

    Pendidikan : SD

    Suku : Madura

    Agama : Islam

    Tanggal MRS : 18 November 2013

    Tanggal pemeriksaan : 19 November 2013

    Tanggal KRS : 21 November 2013

    No. RM : 46.21.91

    2.2AnamnesisAutoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada pasien dan suami

    pasien pada tanggal 19 November 2013 di Ruang Adenium RSD dr. Subandi

    Jember.

    2.2.1 Keluhan UtamaSesak

    2.2.2 Riwayat Penyakit SekarangSeorang perempuan, berusia 42 tahun, datang berobat ke RSUD Arifin

    Achmad pada tanggal 18 November 2013 dengan keluhan sesak napas yang terasa

    semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    5/26

    5

    Sejak 3 hari SMRS, pasien mengeluhkan sesak napas, terengah-engah.

    Sesak dirasakan semakin bertambah saat pasien berbaring terlentang dan

    berkurang bila dalam posisi duduk. Sesak juga muncul saat pasien kelelahan

    setelah beraktifitas ringan (saat berjalan ke kamar mandi). Keluhan ini pertama

    kali dirasakan pasien sejak 1 tahun yang lalu, dan saat ini keluhan dirasakan

    semakin bertambah berat. Rasa nyeri di dada kiri juga terkadang terasa menyertai

    sesak dan menyebar ke punggung, nyeri timbul tiba-tiba dengan durasi 10

    menit.

    Sejak 5 hari yang lalu, kedua kaki pasien membengkak, bengkak muncul

    secara berangsur-angsur. Pasien juga mengeluh batuk tidak berdahak sejak 2 hari

    yang lalu.

    2.2.3 Riwayat Penyakit DahuluOrang tua pasien mengatakan bahwa pasien semasa kecilnya sering menderita

    sakit tenggorokan yang disertai demam dan batuk yang berulang.

    Pasien mengatakan bahwa telah menderita penyakit jantung sejak 1 tahun

    yang lalu, dan pernah 1 kali masuk rumah sakit dikarenakan keluhan yang sama.

    2.2.4 Riwayat Penyakit KeluargaDi keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Penyakit asthma

    disangkal.

    2.2.5 Riwayat PengobatanObatobat dari RS 1 tahun yang lalu, pasien lupa nama obatnya

    2.2.6 Riwayat Sosial Lingkungan EkonomiDari riwayat sosial, tidak didapatkan tetangga dan teman sekerja yang

    memiliki keluhan yg sama.

    Dari riwayat lingkungan, pasien tinggal di sebuah rumah yang berukuran

    11x8 m2, berdinding tembok dan berlantai keramik yang terdiri dari 3

    kamar tidur dengan ventilasi, 1 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu.

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    6/26

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    7/26

    7

    TB : 163 cm

    IMT : 29,36

    2.3.2 Pemeriksaan Khususa. Kepala

    - Bentuk : bulat, simetris- Rambut : hitam, bergelombang- Mata : konjungtiva anemis : -/-

    sklera ikterus : -/-

    refleks cahaya : +/+

    - Hidung : sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)- Telinga : sekret (-), bau (-), perdarahan (-)- Mulut : sianosis (-), bau (-),

    b. Leher- KGB : tidak ada pembesaran- Tiroid : tidak ada pembesaran- JVP : tidak meningkat

    c. Thorax1. Cor :

    - Inspeksi : ictus cordis tampak di ICS V MCL S- Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V MCL S- Perkusi : redup di ICS V MCL D s/d ICS V MCL S- Auskultasi : S1S2 tunggal, irreguler, bising diastolik (+)

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    8/26

    8

    2. Pulmo :DEXTRA SINISTRA

    Inspeksi:

    Retraksi (-)

    Gerak nafas tertinggal (-)

    Inspeksi:

    Retraksi (-)

    Gerak nafas tertinggal (-)

    Palpasi:

    Fremitus raba (n)

    Deviasi trakea (-)

    Nyeri tekan (-)

    Palpasi:

    Fremitus raba (n)

    Deviasi trakea (-)

    Nyeri tekan (-)

    Perkusi:

    Sonor

    Perkusi:

    Sonor

    Auskultasi:

    Vesikuler (+)

    Ronkhi (-)

    Wheezing (-)

    Auskultasi:

    Vesikuler (+)

    Ronkhi (-)

    Wheezing(-)

    d. Abdomen- Inspeksi : cembung- Auskultasi : bising usus (+) 20x/menit- Perkusi : timpani- Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium (-), Hepatomegali (-)

    e. Ekstremitas- Superior : akral hangat +/+, edema -/-- Inferior : akral hangat +/+, edema +/+

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    9/26

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    10/26

    10

    2.4.2Foto thorax

    Gambar 2.1 Foto Thorax PA tanggal 18 November 2013

    Kesan: CTR > 50%, pembesaran arteri pulmonal

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    11/26

    11

    2.4.3Elektrokardiografi (EKG)

    Kesan: sinus aritmia, atrial fibrilasi

    2.4.4 Echocardiography

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    12/26

    12

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    13/26

    13

    2.5 Resume Anamnesis Seorang perempuan 42 tahun mengeluh sesak, nyeri dada,

    dan kaki kanan dan kiri bengkak

    Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien cukup, sesak,oedema pada pedis dextra dan sinistra

    Pemeriksaan penunjang Foto thorax CTR > 50%, pembesaran arteri pulmonal EKG sinus aritmia, atrial fibrilasi Echocardiographymitral stenosis Laboratorium:

    Asam urat: 6,9 mg/dl Kolesterol total: 223 mg/dl Kolesterol LDL: 151 mg/dl Troponin I: negatif

    2.6 Diagnosis Kerja

    Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    14/26

    14

    Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis

    Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia

    2.7 PenatalaksanaanPlanning Monitoring

    Observasi vital sign pasienPlanning Diagnosis

    ASTO Pemeriksaan Ekokardiografi ulang untuk menentukan derajat MS

    Planning Pengobatan

    Nonfarmakologi Istirahat Diet rendah garam

    Farmakologi Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)

    Planning Edukasi

    Istirahat yang cukup Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga

    penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, prognosis,

    komplikasi serta usaha pencegahan komplikasi

    Pemenuhan kebutuhan gizi Menjaga kondisi lingkungan sekitar pasien agar mendukung

    penyembuhan pasien

    2.8PrognosisDubia at malam

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    15/26

    15

    2.9 Follow Up

    Selasa/Tanggal 19 November 2013

    S : sesak napas

    O : kesadaran komposmentis, TD 110/80 mmHg, frekuensi napas 26x/menit,

    frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,1oC, bising diastolik (+), oedem pedis

    dextra et sinistra (+).

    A :

    Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperurisemia, hiperkolesterolemia

    P :

    Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)

    Rabu/Tanggal 20 November 2013

    S : masih agak sesak napas

    O : kesadaran komposmentis, TD 100/70 mmHg, frekuensi napas 24x/menit,

    frekuensi nadi 86x/menit, suhu 36,5oC, bising diastolik (+), oedem pedis

    dextra et sinistra (+).

    A :

    Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    16/26

    16

    P :

    Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)

    Kamis/Tanggal 21 November 2013S : (-)

    O : kesadaran komposmentis, TD 100/70 mmHg, frekuensi napas 21x/menit,

    frekuensi nadi 84x/menit, suhu 36,3oC, bising diastolik (+), oedem pedis

    dextra et sinistra (+).

    A :

    Diagnosis etiologi: RHD (Rheumatoid Heart Disease) Diagnosis anatomi: LAH Diagnosis fungsional: DCFC III, Mitral Stenosis Diagnosis penyerta: hiperuricemia, hiperkolesterolemia

    P :

    Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-0) Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    17/26

    17

    BAB 3. PEMBAHASAN

    TextbookAnamnesis

    dyspnea dapat disertai batuk/wheezing Orthopnea Palpitasi Batuk darah Nyeri dada Suara parau

    Klinis PasienAnamnesis

    Dyspnea Batuk Nyeri dada

    Pemeriksaan Fisik

    Dyspnea Palpitasi Sianosis perifer / wajah Opening snap Diastolic rumble Distensi vena jugular Respiratory distress Digital clubbing

    Systemic embolization Asites, hepatomegali, oedema

    perifer

    Pemeriksaan Fisik

    Dyspnea Opening snap Diastolic rumble Respiratory distress Oedema perifer

    Pemeriksaan Penunjang

    EKG:

    P mitral Deviasi aksis ke kanan Hipertrofi ventrikel kanan Atrial fibrilasiRontgen: dilatasi atrium kiri pembesaran arteri pulmoner,

    atrium, dan ventrikel kanan

    (pada MS berat)

    kalsifikasi katup mitral tanda-tanda bendungan vena

    pulmonalis

    edema interstitial bat wing appearance

    Pemeriksaan Penunjang

    EKG:

    Atrial fibrilasi Sinus aritmia

    Rontgen:

    Kardiomegali

    Pembesaran arteri pulmoner

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    18/26

    18

    Ekokardiografi:

    E-F slope mengecil darianterior leaflets katup mitral,

    dengan menghilangnya

    gelombang a,

    Berkurangnya permukaankatup mitral,

    Berubahnya pergerakan katupposterior,

    Penebalan katup akibatfibrosis dan multiple mitral

    valve echoakibat kalsifikasi.

    Ekokardiografi:

    LAH Dooming AML MVA kecil

    Terapi:

    Farmakologi:

    Beta blocker Diuretik: furosemid,

    spironolakton

    Digitalis: digoxin Antikoagulan: warfarin Antiaritmia: amiodaron, sulfas

    kinidin, beta blocker, ca

    antagonis

    Non-Bedah:

    ValvotomyBedah:

    Reparasi katup mitral:komisurotomi, valvulotomi,

    anuloplasti, rekonstruksi

    korda

    Penggantian katup mitral:katup mitral mekanik dan

    bioprotesa

    Terapi:

    Infus PZ 7 tpm Spironolakton 100mg (1/4-0-

    0)

    Furosemid 40mg (1/2-0-0) Digoxin 0,25mg (2x1) Aspilet 100mg (1x1) Simarc 4mg (0-0-2)

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    19/26

    19

    BAB 4. PEMBAHASAN MITRAL STENOSIS

    4.1 Pengertian

    Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran

    darah pada tingkat katup mitral oleh karena adanya perubahan pada struktur

    mitral leaflets, yang menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul

    gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastol.1,2,3

    4.2 Etiologi

    Penyebab tersering dari stenosis mitral adalah endokarditis reumatik,

    akibat reaksi yang progresif dari demam rematik oleh infeksi streptokokkus. 1,2,3,4

    Diperkirakan 90% stenosis mitral didasarkan atas penyakit jantung rematik.2,5

    Penyebab lainnya walaupun jarang yaitu stenosis mitral kongenital, vegetasi dari

    systemic lupus eritematosus (SLE), deposit amiloid, mucopolysaccharhidosis,

    rheumatoid arthritis (RA), Wipples disease, Fabry disease, akibat obat

    fenfluramin/phentermin, serta kalsifikasi annulus maupun daun katup pada usia

    lanjut akibat proses degeneratif.1,2,3

    4.3 Patofisiologi

    Pada stenosis mitral akibat demam rematik akan terjadi proses

    peradangan (valvulitis) dan pembentukan nodul tipis di sepanjang garis

    penutupan katup. Proses ini akan menimbulkan fibrosis dan penebalan daun

    katup, kalsifikasi, fusi komisura serta pemendekan korda atau kombinasi dari

    proses tersebut. Keadaan ini akan menimbulkan distorsi dari apparatus mitral

    yang normal, mengecilnya area katup mitral menjadi seperti mulut ikan (fish

    mouth)atau lubang kancing (button hole). Fusi dari komisura akan menimbulkan

    penyempitan dari orifisium, sedangkan fusi korda mengakibatkan penyempitan

    dari orifisium sekunder.1,2

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    20/26

    20

    Pada endokarditis reumatik, daun katup dan korda akan mengalami

    sikatrik dan kontraktur bersamaan dengan pemendekan korda, sehingga

    menimbulkan penarikan daun katup menjadi bentukfunnel shape.1,2

    Pada keadaan normal katup mitral mempunyai ukuran 4-6 cm2, bila area

    orifisium katup berkurang sampai 2 cm2, maka diperlukan upaya aktif atrium kiri

    berupa peningkatan tekanan atrium kiri agar aliran transmitral yang normal dapat

    terjadi. Stenosis mitral kritis terjadi bila pembukaan katup berkurang hingga

    menjadi 1 cm2.1,4Pada tahap ini diperlukan suatu tekanan atrium kiri sebesar 25

    mmHg untuk mempertahankan cardiac outputyang normal.1Peningkatan tekanan

    atrium kiri akan meningkatkan tekanan pada vena pulmonalis dan kapiler,

    sehingga bermanifestasi sebagai exertional dyspneu.4 seiring dengan

    perkembangan penyakit, peningkatan tekanan atrium kiri kronik akan

    menyebabkan terjadinya hipertensi pulmonal, yang selanjutnya akan

    menyebabkan kenaikan tekanan dan volume akhir diatol, regurgitasi trikuspidal

    dan pulmonal sekunder dan seterusnya sebagai gagal jantung kanan dan kongesti

    sistemik.1,4

    Hipertensi pulmonal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

    stenosis mitral. Pada awalnya hipertensi pulmonal terjadi secara pasif akibat

    kenaikan tekanan atrium kiri, terjadi perubahan pada vaskular paru berupa

    vasokonstriksi akibat bahan neurohormonal seperti endotelin atau perubahan

    anatomi yaitu remodel akibat hipertrofi tunika media dan penebalan intima

    (reactive hypertension).1

    Pelebaran progresif dari atrium kiri akan memicu dua komplikasi lanjut,

    yaitu pembentukan trombus mural yang terjadi pada sekitar 20% penderita, dan

    terjadinya atrial fibrilasi yang terjadi pada sekitar 40% penderita.4

    Derajat berat ringannya stenosis mitral, selain berdasarkan gradien

    transmitral, dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan

    antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan kejadian opening snap.

    Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut:

    Minimal : bila area >2,5 cm2 Ringan : bila area 1,4-2,5 cm2

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    21/26

    21

    Sedang : bila area 1-1,4 cm2 Berat : bila area

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    22/26

    22

    4.5 Diagnosis

    Diagnosis dari mitral stenosis ditegakkan dari riwayat penyakit, pemeriksaan

    fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, elektrokardiografi (EKG)

    atau ekokardiografi.1,2,3,4,5,6Dari riwayat penyakit biasanya didapatkan adanya:

    Riwayat demam rematik sebelumnya, walaupun sebagian besar penderitamenyangkalnya.3,4,5

    Dyspneu deffort.3,4,6 Paroksismal nokturnal dispnea.3,4,6 Aktifitas yang memicu kelelahan.4 Hemoptisis.4 Nyeri dada.4 Palpitasi.4

    Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan:

    Sianosis perifer dan wajah.4 Opening snap.1,2,3,4,5,6 Diastolic rumble.1,2,3,4,5,6 Distensi vena jugularis.4 Respiratory distress.4 Digital clubbing.4 Systemic embolization.4 Tanda-tanda kegagalan jantung kanan seperti asites, hepatomegali dan oedem

    perifer.1,2,3,4,5

    Dari pemeriksaan foto thoraks, didapatkan pembesaran atrium kiri serta

    pembesaran arteri pulmonalis, penonjolan vena pulmonalis dan tanda-tanda

    bendungan pada lapangan paru.1,2,3

    Dari pemeriksaan EKG dapat terlihat adanya gelombang P mitral berupa

    takik pada gelombang P dengan gambaran QRS kompleks yang normal. Pada

    tahap lebih lanjut dapat terlihat perubahan aksis frontal yang bergeser ke kanan

    dan kemudian akan terlihat gambaran RS pada hantaran prekordial kanan.5,6

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    23/26

    23

    Dari pemeriksaan ekokardiografi akan memperlihatkan:2

    E-Fslopemengecil dari anterior leafletskatup mitral, dengan menghilangnyagelombang a,

    Berkurangnya permukaan katup mitral, Berubahnya pergerakan katup posterior, Penebalan katup akibat fibrosis dan multiple mitral valve echo akibat

    kalsifikasi.

    4. 6 Penatalaksanaan

    Stenosis mitral merupakan kelainan mekanis, oleh karena itu obat-obatan

    hanya bersifat suportif atau simtomatis terhadap gangguan fungsional jantung,

    atau pencegahan terhadap infeksi. Beberapa obat-obatan seperti antibiotik

    golongan penisilin, eritromisin, sefalosporin sering digunakan untuk demam

    rematik atau pencegahan endokardirtis. Obat-obatan inotropik negatif seperti -

    blockeratau Ca-blocker, dapat memberi manfaat pada pasien dengan irama sinus

    yang memberi keluhan pada saat frekuensi jantung meningkat seperti pada

    latihan.1,4

    Fibrilasi atrium pada stenosis mitral muncul akibat hemodinamik yang

    bermakna akibat hilangnya kontribusi atrium terhadap pengisian ventrikel serta

    frekuensi ventrikel yang cepat. Pada keadaan ini pemakaian digitalis merupakan

    indikasi, dapat dikombinasikan dengan penyekat beta atau antagonis kalsium.1,4

    Antikoagulan warfarin sebaiknya digunakan pada stenosis mitral dengan

    fibrilasi atrium atau irama sinus dengan kecenderungan pembentukan trombus

    untuk mencegah fenomena tromboemboli.1

    Valvotomi mitral perkutan dengan balon, pertama kali diperkenalkan oleh

    Inoue pada tahun 1984 dan pada tahun 1994 diterima sebagai prosedur klinik.

    Mulanya dilakukan dengan dua balon, tetapi akhir-akhir ini dengan perkembangan

    dalam teknik pembuatan balon, prosedur valvotomi cukup memuaskan dengan

    prosedur satu balon.1

    Intervensi bedah, reparasi atau ganti katup (komisurotomi) pertama kali

    diajukan oleh Brunton pada tahun 1902 dan berhasil pertama kali pada tahun

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    24/26

    24

    1920. Akhir-akhir ini komisurotomi bedah dilakukan secara terbuka karena

    adanya mesin jantung-paru. Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan

    komisura, atau korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan

    dengan lebih baik. Juga dapat ditentukan tindakan yang akan diambil apakah itu

    reparasi atau penggantian katup mitral dengan protesa.1

    Indikasi untuk dilakukannya operasi adalah sebagai berikut:2

    Stenosis sedang sampai berat, dilihat dari beratnya stenosis (

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    25/26

    25

    3. Klas III: keadaan dimana terdapat bukti atau kesepakatan umum bahwaprosedur atau pengobatan itu tidak bermanfaat bahkan pada

    beberapa kasus berbahaya.

    4.7 Prognosis

    Apabila timbul atrium fibrilasi prognosisnya kurang baik (25% angka

    harapan hidup 10 tahun) dibandingkan pada kelompok irama sinus (46% angka

    harapan hidup 10 tahun). Hal ini dikarenakan angka resiko terjadinya emboli

    arterial secara bermakna meningkat pada atrium fibrilasi.1

  • 8/13/2019 Lapsus Selma Mitral stenosis

    26/26

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Alperth, J.S., Sabik, J.F., and Cosgrove, D.M. Mitral Valve Disease in : TextBook of Cardiovascular Medicine. Editor : Eric J. Topol, et al. 2nd Edition.

    Philadelpia. Lipincott Williams & Wilkins : 2002.

    2.Braunwald, E. Valvular Heart Disease in : Harrisons Principles of InternalMedicine Volume II. Editor : Kasper, et al. 16 thEdition. New York. Mc Graw

    Hill : 2005.

    3.Indrajaya, T., dan Ghanie, A. Mitral Stenosis dalam : Buku Ajar Ilmu PenyakitDalam Jilid III. Editor : Aru W. Sudoyo, dkk. Edisi 4. Jakarta. Pusat Penerbitan

    Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI : 2006.

    4.Purnomo, H. Insufisiensi Aorta dalam :Buku Ajar Kardiologi. Editor : Lily I.Rilantono, dkk. Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI : 2004.

    5.Stewart, W.J. and Carabello, B.A. Aortic Valve Disease in : Text Book ofCardiovascular Medicine. Editor : Eric J. Topol, et al. 2ndEdition. Philadelpia.

    Lipincott Williams & Wilkins : 2002.

    6.Yusak, M. Stenosis Mitral dalam : Buku Ajar Kardiologi. Editor : Lily I.Rilantono, dkk. Edisi 1. Jakarta. Balai Penerbit FKUI : 2004.