case report mitral stenosis

76
BAB I PENDAHULUAN Insidensi dan mortalitas Ca gaster menurun selama 60 tahun terakhir ini. Angka kematian karsinoma gaster di Amerika Serikat pada laki-laki menurun dari 28 menjadi 5 per 100.000 populasi, dimana wanita terjadi penurunan dari 27 menjadi 2,3 per 100.000. Terdapat 21.500 kasus baru dari kanker gaster yang didiagnosa di Amerika Serikat dan 13.000 Amerika meninggal akibat penyakit ini pada tahun 2000. Insidensi kanker gaster telah mengalami penurunan di dunia tetapi masih tinggi di Jepang, Cina, Chili dan Irlandia. (1) Data di Indonesia yang dilaporkan Sujono Hadi menyebutkan bahwa prevalensi terjadinya karsinoma gaster pada bangsa Indonesia asli adalah rendah yaitu ± 1 - 2% dari pasien yang dilakukan pemeriksaan endoskopi. Karsinoma gaster ditemukan dua kali lipat lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan usia berkisar 40-60 tahun dan tidak umum ditemukan pada usia < 30 tahun.3,11. Indrawan di Surabaya, dikutip dari Ginting P mendapatkan perbandingan karsinoma lambung pada laki-laki dan wanita berkisar 3 : 1. (2) Risiko kanker gaster lebih tinggi pada kelas sosioekonomi rendah. Survei epidemiologik menunjukkan bahwa risiko karsinoma gaster lebih banyak ditemukan pada kelas ekonomi yang lebih rendah pada kelompok populasi di negara Afrika, Hispanik dan Indian. Peningkatan prevalensi karsinoma gaster terjadi pada penduduk yang bermigrasi dari negara maju ke negara dengan kelas sosioekonomi rendah, dan akan mengakibatkan keturunan mereka beresiko tinggi untuk mengalami karsinoma gaster. Penemuan ini 1

Upload: diahbudiarti1

Post on 08-Dec-2015

255 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

case report mitral stenosis

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report mitral stenosis

BAB I

PENDAHULUAN

Insidensi dan mortalitas Ca gaster menurun selama 60 tahun terakhir ini. Angka kematian

karsinoma gaster di Amerika Serikat pada laki-laki menurun dari 28 menjadi 5 per 100.000

populasi, dimana wanita terjadi penurunan dari 27 menjadi 2,3 per 100.000. Terdapat 21.500 kasus

baru dari kanker gaster yang didiagnosa di Amerika Serikat dan 13.000 Amerika meninggal akibat

penyakit ini pada tahun 2000. Insidensi kanker gaster telah mengalami penurunan di dunia tetapi

masih tinggi di Jepang, Cina, Chili dan Irlandia. (1)

Data di Indonesia yang dilaporkan Sujono Hadi menyebutkan bahwa prevalensi terjadinya

karsinoma gaster pada bangsa Indonesia asli adalah rendah yaitu ± 1 - 2% dari pasien yang

dilakukan pemeriksaan endoskopi. Karsinoma gaster ditemukan dua kali lipat lebih banyak pada

laki-laki dibandingkan perempuan dengan usia berkisar 40-60 tahun dan tidak umum ditemukan

pada usia < 30 tahun.3,11. Indrawan di Surabaya, dikutip dari Ginting P mendapatkan

perbandingan karsinoma lambung pada laki-laki dan wanita berkisar 3 : 1. (2)

Risiko kanker gaster lebih tinggi pada kelas sosioekonomi rendah. Survei epidemiologik

menunjukkan bahwa risiko karsinoma gaster lebih banyak ditemukan pada kelas ekonomi yang

lebih rendah pada kelompok populasi di negara Afrika, Hispanik dan Indian. Peningkatan

prevalensi karsinoma gaster terjadi pada penduduk yang bermigrasi dari negara maju ke negara

dengan kelas sosioekonomi rendah, dan akan mengakibatkan keturunan mereka beresiko tinggi

untuk mengalami karsinoma gaster. Penemuan ini menegaskan bahwa paparan lingkungan

berhubungan dengan terjadinya kanker gaster, dimana diet karsinogenik menjadi faktor paling

utama. (1) (3) (4)

Tumor jinak lebih jarang daripada tumor ganas. Pada autopsi tumor jinak diperoleh berkisar

antara 0.2-0.4 % dan jarang ditemukan di bawah umur 55 tahun. Tumor ganas didapatkan 10 kali

lebih banyak daripada tumor jinak. Tumor ganas terbanyak adalah adenokarsinoma dan tumor ini

menempati urutan ketiga dari tumor saluran cerna di Amerika Serikat setelah tumor kolon dan

pancreas. (5) Berdasarkan penelitian oleh Rasyid H, et al pada tahun 2004 ditemukan bahwa

keluhan pada karsinoma gaster umumnya adalah nyeri epigastrium pemeriksaan histopatologi

terbanyak adalah adenokarsinoma dengan gambaran endoskopi sesuai klasifikasi Borrmann III

dengan lokasi pada daerah antrum. (6)

Di negara selain Jepang kelangsungan hidup lebih dari 5 tahun setelah pembedahan tumor

gaster kurang dari 10 %, sedangkan di Jepang kelangasungan hidup lebih dari 5 tahun dapat

1

Page 2: Case Report mitral stenosis

mencapai 90 % karena adanya peningkatan cara diagnostik. (endoskopi dan endoskopi ultrasound).

(5)

2

Page 3: Case Report mitral stenosis

BAB II

LAPORAN KASUS

I. Anamnesa (Autoanamnesa pada Tanggal 14 Agustus 2009)

Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 35 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kukar

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status Kawin : Kawin

Suku : Jawa

Agama : Islam

Masuk Rumah Sakit : Tanggal 3 Desember 2009 pukul 12.05 Wita

Keluhan Utama : Nyeri ulu hati dan perut kanan atas

Riwayat Penyakit Sekarang :

Nyeri ulu hati dan perut kanan atas dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit.

Nyeri bersifat hilang timbul, dirasakan seperti ditusuk yang tembus hingga belakang dan

pinggang. Nyeri biasanya timbul secara tiba-tiba dan kemudian mereda dengan sendirinya.

Nyeri dirasakan semakin bertambah sejak 3 bulan sebelum MRS.

Pasien juga sering mengalami buang air besar yang tidak normal sejak 3 bulan sebelum

masuk rumah sakit. BAB konsistensi lunak, berwarna hitam seperti ter atau aspal. Dalam satu

hari biasanya BAB sebanyak 2 kali. Sedangkan BAK pasien berwarna kuning keruh sejak 3

bulan sebelum masuk rumah sakit.

3

Page 4: Case Report mitral stenosis

Pasien mengalami mual dan muntah selama 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Muntah

biasanya berisi makanan dan air saja, namun sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien

pernah mengalami muntah darah. Namun muntah darah tidak selalu dialami setiap hari dalam 1

bulan sebelum masuk rumah sakit, bisanya dalam sehari pasien muntah darah segar sebanyak

50 cc. Pasien merasakan tubuhnya lemah dan berat badannya mengalami penurunan drastis

sebanyak 7 kg sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Nafsu makan pasien sudah menurun

sejak 6 bulan yang lalu.

Riwayat kebiasaan pasien ialah pasien sering mengkonsumsi obat pegal linu sejak 3

tahun yang lalu. Pasien sudah sering berobat ke puskesmas dalam 3 tahun sebelum masuk

rumah sakit, dan dinyatakan menderita maag oleh dokter puskesmas. Nyeri dapat menghilang

namun kemudian nyeri ulu hati, muntah dan buang air besar hitam kerap kali timbul lagi.

Pasien tidak memiliki kebiasaan makan makanan yang dibakar maupun diasinkan, pasien juga

tidak memeiliki riwayat merokok mengkonsumsi alkohol .

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat asma tidak ada, riwayat TB paru tidak ada, riwayat hipertensi tidak ada, riwayat

diabetes tidak ada, riwayat sakit kuning tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluarga Hipertensi tidak ada

Riwayat DM ayah (+)

Riwayat keluarga dengan Ca gaster tidak ada

II. Pemeriksaan Fisik (Tanggal 14 Desember 2009)

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6

Keadaan sakit : sakit buruk

Tanda Vital

Nadi : 98 x/mnt

4

Page 5: Case Report mitral stenosis

Pernafasan : 32 x/mnt

Suhu : 36,7oC

TD : 120/80 mmHg

2. Kepala dan Leher

a. Umum

Ekspresi : tampak sakit berat

Rambut : rontok,kusam

Kulit muka : normal

b. Mata

Alis : normal

Kelopak : edema (-)

Konjunktiva : anemis (+/+)

Sclera : ikterik (-/-)

Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konvergensi (+/+)

c. Telinga

Bentuk : normal

Lubang telinga : normal

Processus Mastoideus : nyeri (-/-)

Pendengaran : normal

d. Hidung

Penyumbatan : (-/-)

Perdarahan : (-/-)

Daya penciuman : normal

Pernafasan cuping hidung : tidak ada

e. Mulut

5

Page 6: Case Report mitral stenosis

Bibir : sianosis (-)

Gusi : berdarah (-)

Mukosa : pigmentasi (-), hiperemia (-)

Lidah : makroglosia (-), mikroglosia (-), lidah typhoid (-)

Faring : hiperemia (-)

f. Leher

Umum : simetris

Kelenjar limfe : membesar (-)

Trachea : di tengah

Tiroid : membesar (-)

V. jugularis : distensi (-)

Penggunaan otot bantu pernafasan : (-)

3. Thorax

Bentuk : tidak simetris, hemithorax dextra lebih cembung

Axilla : pembesaran kelenjar limfe (-/-)

Sternum : nyeri tekan (-)

a. Paru

I Bentuk : simetris

Pergerakan : simetris hemithorax dextra dan sinistra, retraksi ICS (-)

Pa Pergerakan : simetris hemithorax dextra dan sinistra

ICS melebar : (-/-)

Fremitus raba : hemithorax kanan sama dengan hemithorax kiri

Nyeri : (-/-)

Pe Suara ketok : sonor di seluruh lapangan paru

Nyeri ketok : (-/-)

A Suara nafas : vesikuler

6

Page 7: Case Report mitral stenosis

Suara tambahan: ronki (-/-), wheezing (-/-)

b. Jantung

I Iktus : Ictus Cordis tampak pada ICS V midclavikula line sinistra

Pa Iktus : Ictus Cordis teraba pada ICS V midclavikula line sinistra

Pe Batas kanan : ICS III parasternal line dekstra

Batas kiri : ICS V midclavikula line kiri

A S1S2 : tunggal, reguler

Murmur : (-)

Gallop : (-)

4. Abdomen

I Bentuk : cembung

Kulit : kering

Hernia : umbilicus (-), inguinal (-)

Pa Turgor : normal

Tonus : normal

Nyeri tekan : nyeri tekan hipochondrium dextra & epigastrium & setengah

hipochondrium sinistra

Pembesaran : hepar (+) konsistensi keras, berdungkul-dungkul, tepi

tumpul

gaster (+) membesar , konsistensi keras, permukaan rata,

tepi tumpul

limpa & ginjal (-) membesar

Pe redup hipokhondrium dextra, epigastrium dan setengah hipokhondrium

sinistra Shifting dullness (+)

A Peristaltik usus : normal

5. Inguinal

7

Page 8: Case Report mitral stenosis

Pembesaran kel. Limfe : (-/-)

6. Ekstremitas

Atas : Sendi bengkak (-/-)

Ptekie (-), purpura (-), echymosis (-)

Tremor (-/-)

Akral hangat (-/-), edema (-/-)

Refleks biceps normal, Refleks triceps normal

Bawah : Sendi bengkak (-/-)

Ptekie (-), purpura (-), echymosis (-)

Tremor (-/-)

Akral hangat (-/-)

Refleks patella normal

Refleks achilles normal

Edema (-/-)

7. Tulang belakang : Normal

III. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

  2/12/09 3/12/09 5/12/09 7/12/09 10/12/09 17/12/09 22/12/0926/12/09

28/12/09

6/1/2010 9/1/2010

Kimia Darah Lengkap :

GDS 79 101 15.5     91          

SGOT   31       50          

SGPT   8       21          

Alkali phospatase   123                  

Gamma GT   27                  

Bilirubin Total   0.4       0.4          

Bilirubin Direct   0.2       0.2          

Bilirubin indirect   2       0.2          

Protein total   7,2       7.2          

8

Page 9: Case Report mitral stenosis

Albumin   2.4       2.5       1.6 2.2

kolesterol           166          

asam urat           3.5          

Globulin   4.8       4.7          

Ureum 23 25.4       24.6          

Creatinin 0.6 0.8       0.6          

Darah Lengkap:

Leukosit 20600 14300 15500 13700 20700 15200 26800    2070

0 21500

RBC  2 2.66 3.07 3.74 3.57 2.85 2.88     2.58 3.38

Hb 3.2 6.7 8 10.1 9.4 7.8 8     7.2 9.4

Hct 11 22.3 25.3 32 29.6 24.6 4     23.3 29.9

Trombosit 34234000

037600

035800

068900

0 423000 287000    451000

343000

MCV   81 82.7 85.5   86.4 91.5     90.3 88.5

MCH   24 26.2 27   27.4 29.2     28.1 27.8

MCHC   31 31.6 31.6   31.7 31.9     31.1 31.5

 

Serologi :

HBsAg   negatif                  

antiHCV       negatif              

alfa feto protein   3.8                  

BT 2                    

CT 8                    

 

Elektrolit :

Na   139           132 135    

K   4.5           3.4 2.9    

Cl   111           98 94    

Urine :

Warna = kuning jernih

pH = 6

Sel epitel = (+)

Leukosit = 2-4

Eritrosit = 0-1

ENDOSCOPY : GASTRO-DUODENOSCOPY

8 Desember 2009

Gaster : cardia, fundus, corpus massa & jaringan fibrosis

9

Page 10: Case Report mitral stenosis

CT-SCAN

21 Desember 2009

Liver tampak membesar lobus kanan 13,1 cm dan lobus kiri 4,3 cm

intensitas meningkat heterogen dengan gambran nodul massa

multipel di lobus kanan dan kiri.

Gaster diding tampak menebal. Batu (-)

Epigastrium massa solid di epigastrium hiperechoic

Pancreas & spleen kesan normal, nodul (-)

Ren dekstra dan sinistra kesan normal . batu (-)

Buli permukaan rata. Batu (-)

Uterus antefleksi , massa (-)

Kesimpulan DD 1. Hepatoma (lobus kiri dan kanan)

2. Hiperplasia gaster

PATOLOGI ANATOMI :

14 Desember 2009

Hasil pemeriksaan sitologi/patologi anatomi : Diterima 3 buah jaringan bulat-bulat diameter

0,1 cm putih rapuh

Mikroskopik : Sediaan jaringan tampak kelenjar-kelenjar gaster yang dilapisi sel-sel kuboid

dengan inti bulat kromatin kasar, nukleoli mulai prominent,mitosis jarang, struktur kelenjar

masih jelas, membran basal utuh dengan sisi jarang, struktur kelenjar masih jelas, membran

basal utuh dengan stroma diinfiltrasi sel-sel radang limfosit dan pada pewarnaan dengan

giemsa tidak tampak helicobacter pylori.

Diagnosa : Gastritis kronik non spesifik dengan dysplasia sedang

IV. Diagnosa IGD

Hepatoma

10

Page 11: Case Report mitral stenosis

V. Penatalaksanaan

Terapi IGD:

IVFD RL 20 tetes per menit

Cefotaxim 3x1 gr iv

Ulsikur 3x1 ampul iv

MST 1x10 mg

Transfusi PRC 1 unit selama 2 hari

11

Page 12: Case Report mitral stenosis

SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

12

Page 13: Case Report mitral stenosis

PERJALANAN PENYAKIT SELAMA PERAWATAN DI RSU AW SJAHRANIE

Perawatan

S O A P

Hari I Tgl 4/12/09

Badan lemah (+)Pusing melayang (+). Nyeri perut kanan atas (+)Mual (+),Muntah (+)Riwayat berak hitam (+)

CM, TD : 110/60 mmHg N : 100x/menitRR : 20x/menit T : 370 CAnemis (+/+), icteric (-)Tampak pucatHepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpulSplenomegali Shuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (-), akral dingin

Hepatospleno-megali suspect hepatoma

IVFD RL : D5 2 : 1

Vit. K 3 x 1 ampul

Kalnex 3x I ampul

Ranitidin 2 x 1 ampul

Transfusi PRC 1 kolf/hari

Hari II5/12//09

Badan lemah (+)Pusing melayang (+)Mual (-)Muntah (-)Nyeri perut kanan atas (+)

CM, TD : 110/70 mmHg N : 80x/menitRR : 22x/menit T : 36,80 CAnemis (+/+), icteric (-)Tampak pucatHepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpulSplenomegali Shuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Hepatospleno-megali suspect hepatoma

IVFD RL : D5 2 : 1

Vit. K 3 x 1 ampul

Kalnex 3x I ampul

Ranitidin 2 x 1 ampul

Transfusi PRC 1 kolf/hari

Cek alfafetoprotein,

HbsAG antiHCV Motivasi

endoskopi

Hari IIITgl 7/12/09

Badan lemah (+)Pusing (-)Mual (-), muntah (-)Nyeri perut kanan atas (+)Makan sedikit

CM, TD : 130/80 mmHg N : 88x/menitRR : 24x/menit T : 370 CAnemis (+/+), icteric (-)Tampak pucatHepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Shuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Hepatospleno-megali suspect hepatoma

IVFD RL : D5 2 : 1

Vit. K 3 x 1 ampul

Kalnex 3x I ampul

Ranitidin 2 x 1 ampul

Transfusi PRC 1 kolf/hari

Hari IVTgl 8/12/09

Badan lemah ↓Pusing melayang (+)Mual (-)Makan sedikitNyeri perut kanan

CM, TD : 110/80 mmHg N : 80x/menitRR : 20x/menit T : 36,80 CAnemis (+/+), icteric (-)

Hepatospleno-megali suspect hepatoma

Tx PALIATIF Ranitidin 2 x 1

ampul Aff infu s

VENFLON

13

Page 14: Case Report mitral stenosis

atas (+) Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Shuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Tunggu hasil PA

Hari VTgl 9/12/09

Badan lemah ↓Pusing melayang (+)Nafsu makan (-)Nyeri perut kanan atas (+)

CM, TD : 110/70 mmHg N : 84x/menitRR : 20x/menit T : 36,60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Shuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster Venflon Ranitidin 2 x 1

ampul Entrosol 2 x 1 Tunggu hasil PA

Hari VIITgl 10/12/09

Badan lemah (+)Pusing melayang (+)Nafsu makan (+)Nyeri perut kanan atas (+)Mual (+), muntah (+) darah 1 gelas aqua, merah segar (+)

CM, TD : 100/60 mmHg N : 120x/menitRR : 20x/menit T : 36,50 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster Kalnex inj ekstra 1 ampul

Ulsidex tab ekstra 1 x 1

Pasang infuse kembali

Cek DL, GDS CITO

Hari VIIITgl 11/12/09

Badan lemah (+)Demam (+)Pusing (+)Nafsu makan (-)Mual (-),muntah (-)Nyeri perut kanan atas & ulu hati (+)

CM, TD : 100/70 mmHg N : 80 x/menitRR : 22x/menit T : 37,30 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster Kalnex 500 mg/8 jam

Lansoprazol 2 x 1

Tunggu hasil PA

Hari IXTgl 12/12/09

Pusing ↓Nyeri perut kanan atas & ulu hati (+)Nafsu makan ↓BAB hitam 1 x, konsistensi lunak

CM, TD : 100/70 mmHg N : 84x/menitRR : 22x/menit T : 37,70 CAnemis (-/-), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul,

Ca gaster RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazol

1 x 1 Transfusi PRC 1

kolf MST 1 x 10 mg

Metocloperamid 1 amp/ 24 jam

Tunggu hasil PA

14

Page 15: Case Report mitral stenosis

nyeri (+)Hari XTgl 13/12/09

Pusing ↓Nyeri perut kanan atas & ulu hati (+)Nafsu makan ↓BAB hitam 1 x, konsistensi lunak ↑

CM, TD : 100/70 mmHg N : 84x/menitRR : 22x/menit T : 37,70 CAnemis (-/-), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazol

1 x 1 MST 1 x 10 mg

Metocloperamid 1 amp/ 24 jam

Tunggu hasil PA

Hari XI Tgl 14/12/09

Badan lemas (+)Perut terasa penuh (+) Mual (+) Muntah darah (+)Nyeri perut kanan atas (+)BAB hitam (+), lunak

CM, TD : 110/70 mmHg N : 88x/menitRR : 20x/menit T : 360 CAnemis (-/-), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazol

1 x 1 Transfusi PRC 1

kolf MST 1 x 10 mg Metocloperamid 1

amp/ 24 jam Tunggu hasil PA

Hari XII tgl 15/12/09

badan lemas (+)demam (+) Mual (-) Muntah darah (-)nyeri ulu hati & kanan atas (+) BAB hitam (-) sejak 5 hari yg lalu

CM, TD : 110/60 mmHg N : 120x/menitRR : 24 x/menit T : 37.80 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazol

1 x 1 MST 1 x 10 mg Metocloperamid 1

amp/ 24 jam Cek DL, trombo,

KDL, EKG persiapan kemoterapi

Hari XIII tgl 16/12/09

badan lemas (+)demam (+) Mual (-) Muntah darah (-)nyeri ulu hati & kanan atas (+) BAB hitam (-) sejak 6 hari yg lalu

CM, TD : 110/60 mmHg N : 84x/menitRR : 16x/menit T : 37,80 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

CML fase kronik

RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazol

1 x 1 MST 1 x 10 mg Metocloperamid 1

amp/ 24 jam Transfusi 1 kolf

PRC Cek DL, trombo,

KDL, persiapan kemoterapi

Hari XIV tgl 18/12/09

badan lemas (+)Mual (+) Muntah darah 2 x sebanyak ½ gelas aqua BAB N

CMTD : 110/70 mmHg N : 100x/menitRR : 24x/menit T : 36,50 CAnemis (+/+), icteric (-)

Ca gaster metastase hepar

Konsul dr jaga, advise : Kalnex 2 ampul

vitamin K 1 ampul Omeprazole 1

ampul

15

Page 16: Case Report mitral stenosis

Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Inpepsa syrup 3 x 1 cth

Tomit 1 amp iv Ondacentron cek DL cito Tidak perlu

transfusi dulu Jika muntah darah lagi, lapor ulang dr. jaga

Hari XV tgl 19/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) 2 gelas aqua (+)Nyeri ulu hati (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB N

CMTD : 100/50 mmHg N : 108x/menitRR : 28x/menit T : 37,60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

IVFD RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazole 1 x 1 MST 1 x 10 g Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1

amp(k/p) Tunggu hasil CT

SCAN

Hari XVI tgl 20/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-) Nyeri ulu hati (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB N

CMTD : 100/50 mmHg N : 108x/menitRR : 28x/menit T : 37,60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

IVFD RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazole 1 x 1 MST 1 x 10 g Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1

amp(k/p) Tunggu hasil CT

SCAN

Hari XVII tgl 21/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) 3x 2 gelas aquaNyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB hitam, lunak 2 x.Jumlah sedikit

CMTD : 90/50 mmHg N : 112x/menitRR : 28x/menit T :360 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)Splenomegali Schuffner 2Konsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

IVFD RL 20 tpm Kalnex 500 mg/8

jam Lansoprazole 1 x 1 MST 1 x 10 g Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1

amp(k/p) Tunggu hasil CT

SCAN

Hari XVIII tgl 22/12/09

Cairan

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)

CMTD : 100/60 mmHg N : 112x/menitRR : 28x/menit T :37.50 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

16

Page 17: Case Report mitral stenosis

NGT =warna hitam350 cc/2 jam

UT = 100 cc/ 13 jam

BAB hitam, lunak 6 x.Jumlah banyak

keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr Sandostatin 2

amp dalam RL 250 cc habis dalam 8 jam.

Cek DL ulang

Hari XIX tgl 23/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)BAB (-) BAB

CMTD : 100/60 mmHg N : 112x/menitRR : 28x/menit T :37.50 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr Sandostatin 2

amp dalam RL 250 cc habis dalam 8 jam.

Cek DL ulang

Hari XX tgl 24/12/09

UT= 60 cc/jam

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas ↓BAB (-) BAB

CMTD : 110/70 mmHg N : 100x/menitRR : 26x/menit T :37.20 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr

Hari XXI tgl 25/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas ¿

CMTD : 110/70 mmHg N : 100x/menitRR : 26x/menit T :37.20 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr

17

Page 18: Case Report mitral stenosis

BAB (-) BAB keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr

Hari XXII tgl 26/12/09

UT= 75 cc/jam

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB (-) BAB

CMTD : 110/70 mmHg N : 104x/menitRR : 28x/menit T :36.9 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr Diet cair

enterosol 2 x/hariHari XXIII tgl 27/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB (-) BAB

CMTD : 110/70 mmHg N : 104x/menitRR : 28x/menit T :36.90 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr Diet cair

enterosol 2 x/hariHari XXIV tgl 28/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)BAB (-) BAB

CMTD : 120/70 mmHg N : 80x/menitRR : 28x/menit T :36.70 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

RL 20 tpm 2 line Kalnex 1 gr/ 8

jam Lansoprazole

1x1 MST 1x 10 gr Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1 amp Vit K 1 amp/ 12

jam Amoxicillin 3 x

1 gr Diet cair

18

Page 19: Case Report mitral stenosis

enterosol 2 x/hari

Dulcolax supp I Claritromisin

3 x I cek elektrolit

Hari XXIV tgl 29/12/09

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)BAB (-) BAB

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menitRR : 24x/menit T :36.50 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Dulcolax supp I Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari pro

KEMOTERAPIHari XXVIIITgl 2/01/2010

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)BAB N

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menitRR : 24x/menit T :36.5 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Dulcolax supp I Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari

19

Page 20: Case Report mitral stenosis

Hari XXIXTgl 3/01/210

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)BAB N

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menitRR : 24x/menit T :36.5 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Dulcolax supp I Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari

Hari XXXTgl 4/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)BAB hitam, padat & banyak

CMTD : 120/800 mmHg N : 92 x/menitRR : 24x/menit T :36.5 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari

Hari XXXITgl 5/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+)

CMTD : 110/70 mmHg N : 90 x/menitRR : 24x/menit T :36.8 0 CAnemis (+/+), icteric (-)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

20

Page 21: Case Report mitral stenosis

Sesak nafas (-)BAB (- )BAB selama 1 hari

Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Lansoprazol tab 2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj 3

x 1 gr Dulcolax supp I Claritromisin 3

x1 Ondasentron 1

amp/12 jam MST 1 x 15 mg Diet cair

entrasol 2 x/hari cek DL ulang cek albumin

Hari XXXIITgl 6/01/10

UT = 300 cc/10 jam(kuning gelap)

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB (-) BAB sjk 4 hari yg lalu

CMTD : 130/70 mmHg N : 116 x/menitRR : 26x/menit T :36.5 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Dulcolax supp II

(k/p) Diet cair

entresol 2 x/hari MST 1 x 15 mg

Hari XXXIIITgl 7/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)

CMTD : 100/60 mmHg N : 100 x/menitRR : 32x/menit T :36.70 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

Transfusi PRC 1 kolf/hari s/d 2 kolf

MST 2 x 15 mg KAEN 3 B :

aminofusin L 600 = 1 : 1 14

21

Page 22: Case Report mitral stenosis

Gatal punggung(+)BAB (-) BAB sjk 5 hari yg lalu

keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

tpm Kalnex inj 1 gr

3 x 1 Lansoprazol tab

2 x 1 Inpepsa syrup

3 x cI Tomit 2 x 1

(k/p) Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Dulcolax supp II

(k/p) Diet cair

entresol 2 x/hari

Hari XXXIVTgl 8/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB cair, warna coklat gelap. Sedikit ampas (+)

CMTD : 120/80 mmHg N : 96 x/menitRR : 24x/menit T :36.7 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam MST 2 x 15 mg

Hari XXXVTgl 9/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+)

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menitRR : 28x/menit T :36.90 C

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr

22

Page 23: Case Report mitral stenosis

Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB (-) BAB BAK kuning gelap

Anemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

3 x 1 Lansoprazol tab

2 x 1 Inpepsa syrup

3 x cI Tomit 2 x 1

(k/p) Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam

Hari XXXVTgl 9/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB (-) BAB BAK kuning gelap

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menitRR : 28x/menit T :36.9 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x cI

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam

Hari XXXVI

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)

CMTD : 120/70 mmHg N : 100 x/menit

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14

23

Page 24: Case Report mitral stenosis

Tgl 10/01/10

Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB (-) BAB BAK kuning keruh

RR : 28x/menit T :36.9 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

I ) tpm Kalnex inj 1 gr

3 x 1 Lansoprazol tab

2 x 1 Inpepsa syrup

3 x cI Tomit 2 x 1

(k/p) Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam

Hari XXXVIITgl 11/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernih

CMTD : 120/80 mmHg N : 100 x/menitRR : 22x/menit T :36.7 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab

24

Page 25: Case Report mitral stenosis

Cek Hb Cek albumin Jika bagus

rencanakan kemoterapi tgl 14

Hari XXX-VIIITgl 12/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB konsistensi padat, coklat kehitamanBAK kuning jernih

CMTD : 130/80 mmHg N : 82 x/menitRR : 22x/menit T :36.90 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab

Hari XXXIXTgl 13/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB N,konsistensi padat coklat kekuninganBAK kuning jernih

CMTD : 130/80 mmHg N : 82 x/menitRR : 20x/menit T :36.5 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Kalnex inj 1 gr 3 x 1

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

25

Page 26: Case Report mitral stenosis

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 15 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab

Hari XXXXTgl 14/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/90 mmHg N : 90 x/menitRR : 28x/menit T :36.6 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 30 mg Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Laxadine syrup

1 x 15 cc (0-0-1)

Hari XXXXITgl 15/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/90 mmHg N : 90 x/menitRR : 28x/menit T :36.60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

26

Page 27: Case Report mitral stenosis

entresol 2 x/hari MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Laxadine syrup

1 x 15 cc (0-0-1)

Hari XXXXIITgl 16/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/80 mmHg N : 90 x/menitRR : 26x/menit T :36.60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Laxadine syrup

1 x 15 cc (0-0-1)

Hari XXXXIIITgl 17/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/90 mmHg N : 86 x/menitRR : 28x/menit T :36.60 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Vit. K 3x1 amp Amoxycilin inj

3 x 1 gr Claritromisin

3x1 Ondasentron 1

27

Page 28: Case Report mitral stenosis

amp/12 jam Diet cair

entresol 2 x/hari MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Laxadine syrup

1 x 15 cc (0-0-1)

Hari XXXIVTgl 18/01/10

UL =1100 cc/13 jam

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) isi air & makananNyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/90 mmHg N :102 x/menitRR : 24x/menit T :36.8 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Laxadine syrup 1 x 15 cc (0-0-1)

Ondasentron 1 amp/12 jam

MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Diet cair

entresol 2 x/hari Albumin 20 %

100 cc (2 botol)

Hari XXXXVTgl 19/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) isi air & makananNyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 110/80 mmHg N :102 x/menitRR : 20x/menit T :37,10 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1amp (k/p)

Laxadine syrup 1 x 15 cc (0-0-1)

Ondasentron 1 amp/12 jam

MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam

28

Page 29: Case Report mitral stenosis

Ceftrizine 1x1 tab

Diet cair entresol 2 x/hari

Pro Kemoterapi hari ini

Hari XXXXVIITgl 20/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) isi air & makananNyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 100/70 mmHg N : 98x/menitRR : 20x/menit T :36.8 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Laxadine syrup 1 x 15 cc (0-0-1)

Ondasentron 1 amp/12 jam

MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Diet cair

entresol 2 x/hari

Hari XXXXVIIITgl 21/01/10

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (-)Nyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (+)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernih, nyeri saat kencingRambut rontok

CMTD : 140/100 mmHg N : 90 x/menitRR : 26x/menit T :36.7 0 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Ondasentron 1 amp/12 jam

MST 2 x 30 mg Ciprofloxacin

tab 2 x 1 Ceftrizine 1x1

tab Diet cair

entresol 2 x/hari MODISCO

Hari XXXXIX

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah Nyeri ulu

CMTD : 130/90 mmHg N :128 x/menit

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14

29

Page 30: Case Report mitral stenosis

Tgl 22/01/10

hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

RR : 24x/menit T :36.80 CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

I I ) tpm Lansoprazol tab

2 x 1 Inpepsa syrup

3 x c I Tomit 2 x 1

(k/p) Laxadine syrup

1 x 15 cc (0-0-1) Ondasentron 1

amp/12 jam MST 2 x 30 mg Ciprofloxacin

tab 2 x 1 Ceftrizine 1x1

tab Diet cair

entresol 2 x/hari MODISCO

Hari XXXXIIIITgl 23/01/10

UL =1100 cc/13 jam

Badan lemas (+) Mual (+)Muntah (+) isi air & makananNyeri ulu hati & perut kanan atas (+) Kembung (+) Sesak nafas (-)Gatal punggung(+)BAB NBAK kuning jernihRambut rontok

CMTD : 120/90 mmHg N :102 x/menitRR : 24x/menit T :36.8 0CAnemis (+/+), icteric (-)Hepatomegali konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul, nyeri (+)GastromegaliKonsistensi keras, permukaan rata, tepi tumpul, nyeri (+)

Ca gaster metastase hepar (postkemoterapi I I )

KAEN 3 B : aminofusin L 600 = 1 : 1 14 tpm

Lansoprazol tab2 x 1

Inpepsa syrup 3 x c I

Tomit 2 x 1 (k/p)

Laxadine syrup 1 x 15 cc (0-0-1)

Ondasentron 1 amp/12 jam

MST 2 x 30 mg Ceftriaxon 1

gr/12 jam Ceftrizine 1x1

tab Diet cair

entresol 2 x/hari Albumin 20 %

100 cc (2 botol) Pro Kemoterapi

hari ini

30

Page 31: Case Report mitral stenosis

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Ca Gaster

Karsinoma gaster adalah perubahan pada epitel pada membran mukosa gaster. (5)

B. Faktor Risiko

Seperti pada umumnya tumor ganas di tempat lain, penyebaran tumor gaster sulit

diketahui pasti secra dini. Faktor yang mempermudah timbulnya tumor ganas gaster adalah

perubahan mukosa yang abnormal, antara lain seperti gastritis atrofi, polip pada gaster, dan

anemia pernisiosa. Disamping itu pengaruh keadaan lingkungan juga memegang peranan

penting terutama pada penyakit gaster di Jepang, Chili, Irlandia, Australia, Rusia dan

Skandinavia. Ternyata pada orang Jepang yang lama meninggalkan Jepang, frekuensi tumor

ganas gaster lebih rendah. Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan hidup mempunyai peranan

yang penting, memakan makanan panas dapat merupakan faktor timbulnya tumor ganas,

demikian juga kebiasaan makan makanan yang diasapi dan ikan asin (dijemur) yang

mungkin mempermudah timbulnya tumor ganas gaster. Selain itu, faktor lain yang

berpengaruh adalah faktor herediter, golongan darah terutama golongan darah A, dan faktor

infeksi H. Pylori (5).

Faktor risko kanker gaster antar lain adalah (5):

1. Helikobakter pylori

2. Diet tinggi nitrat (nitrosamine) sebagai pengawet.

3. Makanan yang adiasapkan atau diasinkan

4. Perokok

5. Atrofi lambung

6. Pria mengalami 2 kali lebih sering daripada perempuan

7. Kebanyakan pada usia 50-70 tahun dan jarang di bawah 40 tahun

8. Alkohol

9. Operasi lambung sebelumnya

10. Polip lambung

11. Sindrom kanker familial

31

Page 32: Case Report mitral stenosis

C. Klasifikasi Ca gaster

Tumor gaster dapat dibagi menjadi 2 kelompok yakni tumor jinak dan tumor ganas. ,

dimana tumor jinak pun dibagi menjadi tumor jinak epitel dan tumor jinak non epitel.

Sedangkan tumor ganas dibagi menjadi early gastric cancer (karsinoma gaster dini) dan

advanced gastric cancer (karsinoma gaster lanjut) (5).

Tumor Jinak diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni (5):

a. Tumor jinak epitel. Biasanya berbentuk polip dan dapat dibagi atas :

1. Adenoma

Sering terdapat terisolasi pada gaster saja, namun dapat pula meupakan bagian dari

polip adenoma generalisata pada saluran cerna.Bentuknya biasanya polip

bertangkai, dengan permukaan licin. Besarnya hanya beberapa cm. Umunya tanpa

keluhan, kadang-kadang menimbulkan perdarahan yang mengakibatkan anemia.

Lokasi tumor yang paling banyak ialah pylorus dan antrum (50%), fundus (20 %),

kurvatura minor (20 %) dan kardia (10 %).

Pada pemeriksaan radiologi diperoleh adanya filling defect dengan tepi

teratur dan bertangkai . Pemeriksaan gastroskopimerupakan pemeriksaan yang

memastikan lokasinya terutama di daerah antrum dan angulus. Setiap polip

walaupun kelihatan jinak perlu dilakukan biopsy untuk melihat patologi anatominya.

Bila pasien tanpa keluhan, sebaiknya dilakukan pemantauan secara teratur, jika

terliahat adanya komplikasi sebaiknya dilakukan polipektomi.

2. Adenoma hiperplastik

Pada gastritis atrofi kronis permukaan mukosa dan alveolar berubah menjadi

hyperplasia. Bentuknya dapat berupa sessile ataupun discrette.

3. Adenoma heterotropik

(1) Anomali pankreas palimg sering didapatkan, kira-kira 0,5 % dari autopsi. Lebih

sering ditemukan pada pria usia 25-55 tahun. Lokasi terbanyak di antrum dan

pilorus. Biasanya pankreas aberan ini kecil (diameter 1 cm). Pemeriksaan radiologis

dengan kontras ganda sangat membantu diagnosis. (2)Bruninoma biasanya

ditemukan di bulbus duodeni dan pada pemeriksaan radiologis diperoleh adanya

polip multipel dan kadang-kadang di daerah pilorus dan antrum.

b. Tumor jinak non epitel

Hal ini penting diketahui karena sering mengakibatkan komplikasi berupa ulserasi dan

perdarahan.

32

Page 33: Case Report mitral stenosis

Tumor neurgenik, sering didapatkan Schwanoma yang tumbuh dalam submukosa dan

menonjol ke dalam lumen. Biasanya berukuran beberapa cm dan mengakibatkan

ulserasi dan perdarahan.

Leiomoioma. Sering didapatakan pada pasein dewasa saat atuopsi. Biasanya tunggal

dengan diameter 2 cm di daerah antrum dan pilorus, dapat mengakibatkan hipertrofi

pilorus stenosis.

Fibroma. Biasanya kombinasi dengan tumor lain seperti neurofibroma,

miofibroma,lipofibroma dan lain-lain. Fibroma ditemukan lebih jarang daripada

schwanoma. Gejala yang sering timbulk ialah perdarahan dan nyeri.

Lipoma. Didapatkan pada autopsi lebih kurang 0,03 %. Lipoma tumbuh di dalam

submukosa dengan keluhan nyeri dan kadang-kadang ada perdarahan.

Tumor ganas berdasarkan hasil pemeriksaan radiologi, gastroskopi dan pemeriksaan

histopatologis diklasifikan menjadi dua jenis (5) :

Early gastric cancer (karsinoma gaster dini) dapat dibagi atas :

1. Tipe I (protrured type)

Tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa dan sub mukosa yang

berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler permukaan tidak rata, perdarahan dengan atau

tanpa ulserasi.

2. Tipe II (superficial type)

Dapat dibagi atas 3 sub tipe.

II.a. (Elevated type)

Tampaknya sedikit elevasi mukosa lambung. Hampir seperti tipe I, terdapat

sedikit elevasi dan lebih meluas dan melebar.

II.b. (Flat type)

Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan

pada warna mukosa.

II.c. (Depressed type)

Didapatkan permukaan yang iregular dan pinggir tidak rata (iregular) hiperemik /

perdarahan.

3. Type III. (Excavated type)

Menyerupai Bormann II (karsinoma gaster lanjut) dan sering disertai kombinasi seperti

II c + III atau III +II c dan II a + II c.

33

Page 34: Case Report mitral stenosis

Advanced gastric cancer (karsinoma gaster lanjut) berdasarkan klasifikasi Borrman

yakni (5) :

1. Bormann I

Bentuknya berupa polipoid karsinoma yang sering juga disebut sebagai fungating dan

mukosa di sekitar tumor atrofi dan iregular.

2. Bormann II

Merupakan Non Infiltrating Carsinomatous Ulcer dengan tepi ulkus serta mukosa

sekitarnya menonjol dan disertai nodular. Dasar ulkus terlihat nekrosis dengan warna

kecoklatan, keabuan dan merah kehitaman. Mukosa sekitar ulkus tampak sangat

hiperemik.

3. Bormann III.

Berupa infiltrating Carsinomatous type,. Ulkusnya memiliki dinding dan terlihat infiltrasi

progresif dan difus.

4. Bormann IV

Berupa bentuk diffuse Infiltrating type, tidak terlihat batas tegas pada dinding dan

infiltrasi difus pada seluruh mukosa.

Penjelasan tipe karsinoma gaster secara skematis dapat dilihat pada gambar di bawah

ini :

Gambar 1. Neoplasma gaster. A. adenoma tumbuh seperti polip eksofitik B.

Adenokarsinoma superfisial C.Adenokarsinoma invasif dan mengalami ulserasi (seperti

kawah) D. Karsinoma yang menimbulkan infiltrasi difus (linitis plastika) dan terdiri dari sel-

34

Page 35: Case Report mitral stenosis

sel cincin stempel (signet ring) E. Limfoma primer yang mengenai lapisan mukosa dan

submukosa F. Leiomiosarkoma berasal dari sel otot polos lapisan muskularis (7)

D. Patogenesis

Sekitar 85 % karsinoma gaster adalah adenokarsinoma, sedangkan 15 % merupakan

limfoma dan leiomiosarkoma. Adenokarsinoma gaster dapat dikategorikan menjadi 2

kategori yakni tipe difus dimana tidak ditemukan adanya kohesi sel, sehingga sel-sel

individual berinfiltrasi dan menebalkan dinding gaster tanpa membentuk massa dikret dan

tipe intestinal yang dikarakteristikkan dengan sel neoplastik kohesif yang membentuk

struktur tubulus seperti kelenjar. Karsinoma difus terjadi lebih sering pada pasien yang

berusia lebih muda, berasal dari gaster (cardia) mengakibatkan hilangnya distensi dari

dinding gaster (yang disebut linitis plastic atau “leather bottle” ) dan prognosisnya lebih

buruk. Lesi tipe intestinal biasanya ulseratif, terjadi lebih sering pada antrum dan kurvatura

minor dari gaster dan sering didahului oleh proses prekanker yang berkepanjangan. (1)

Insidensi karsinoma difus terjadi hampir sama di seluruh dunia, namun karsinoma

tipe intestinal terjadi lebih banyak pada geografi risiko tinggi tertentu. Sehingga faktor

etiologi dari kedua tipe karsinoma gaster ini berbeda. Karsinoma gaster berasal dari

pertumbuhan epitel pada membran mukosa gaster. Berdasarkan penelitian di Amerika

Serikat, lokasi asal gaster untuk terjadinya karsinoma gaster adalah gaster bagian distal

sebanyak 30 %, berkembang dari gaster bagian tengah sebanyak 20 % dan berasal dari 1/3

proksimal gaster sebanyak 37 %. Sisanya sebanyak 13 % dari seluruh gaster. (1)

Berdasarkan penelititan oleh Hansen, et al pada tahun 2007 ditemukan bahwa

infeksi helicobacter pylori cenderung mengakibatkan gastritis atrofi pada gaster bagian

distal yang nantinya akan mengakibatkan metaplasia intestinal. (8) Gatritis yang mengenai

antrum dan pilori biasanya berkaitan dengan aklorhidria. Sedangkan gastritis fundus

biasanya berkaitan dengan penurunan jumlah sel parietal dalam korpus lambung.Secar

histologist kedua bentuk gastritis ini member gambaran seupa dimana mukosa mengandung

lebih sedikit kelenjar sehingga lebih tipis daripada mukosa normal. Jika terjadi metaplasia

interstitial maka epitel lambung diganti dengan kelenjar usus yang mengandung sel sel

Boblet dan sel Paneth. Terdapat pula tanda-tanda peradangan kronik dan uinfiltrat limfoid

maupun sel plasma pada mukosa. (7)

Kebanyakan karsinoma gaster berkembang pada bagian bawah gaster. Sedangkan

pada atrofi gaster didapatkan pada bagian atas gaster dan secara multisenter. Karsinoma

gaster terlihat dalam beberapa bentuk (5) :

1. Seperempatnya berasal dari propria yang berbentuk fungating yang tumbuh ke lumen

35

Page 36: Case Report mitral stenosis

sebagai massa.

2. Seperempatnya berbentuk tumor yang berulserasi.

3. Massa yang tumbuh melalui dinding menginvasi lapisan otot.

4. Penyebarannya melalui dinding yang dicemari penyebaran pada permukaan (8%).

5. Bentuk linisplastika (10-15%).

6. Sepertiganya karsinoma berbagai bentuk di atas.

E. Diagnosis Ca Gaster

Keluhan utama tumor ganas gater ialah berat badan menurun (82%), nyeri

epigastrium (63 %), muntah (41%), keluhan pencernaan (40%), anoreksia (28 %), keluhan

umum (25%), disfagia (18%), nausea (18%), kelemahan (17%), sendawa (10%),

hematemesis (7%), regurgitasi (7% dan lekas kenyang (5%). (5)

Kanker gaster dini jarang memiliki keluhan dan sulit untuk dideteksi. Namun pada

saat tumor menjadi lebih ekstensif, akan terasa ketidaknyamanan pada perut bagian atas,

dengan intensitas berawal dari sensasi cepat kenyang sampai pada perasaan sakit yang amat

sangat. Anoreksia disertai mual cukup umum ditemukan tapi tidak digolongkan sebagai

gejala utama, penurunan berat badan juga dapat terlihat. Abdominal pain dan penurunan

berat badan merupakan gejala awal yang ditemukan pada 18,365 pasien yang dilaporkan

oleh American College of Surgeon. Vomiting akan lebih sering terjadi apabila tumor

lambung ini telah menginvasi pilorus, dan disfagia dihubungkan dengan lesi yang terjadi di

bagian cardia. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda dini tumor gaster dan

jika pada perabaan diperoleh massa di perut maka proses karsinoma ini sudah berlangsung

lama dan sudah terjadi ekstensi regional. (1)

Gejala yang ditimbulkan oleh metastasis dapat berupa perut membesar (asites),

ikterus obstruktif, nyeri tulang, gejala neurologis dan sesak nafas. Karsinoma gaster dapat

menyebar langsung (per kontinuitatum), limfogen dan hematogen. Penyebaran secara

langsung melalui dinding perut ke jaringan perigastrik, biasanya melengket menuju struktur

yang dekat dengannya misalnya pankreas, kolon atau hepar. Ekstensi langsung ke kolon

dihubungkan dengan adanya bau busuk pada muntah. Penyakit ini dapat juga menyebar

melalui pembuluh darah limfa ke limfonudus intraabdominal dan kelenjar getah bening

supraklavikular (Virchow node). Tumor yang menyebar di sepanjang permukaan peritoneum

dapat terlihat padakelenjar getah bening periumbilical ( Sister Marry Joseph node),

peritoneal cul-de-sac (Blumer’s dapat teraba pada pemeriksaan vaginal atau rectal touché),

metastase ke ovarium (Krukenberg’s tumor), ascites maligna juga dapat terjadi. Namun

penyebaran paling sering melalui hematogen ialah pada organ hepar. (1) (5)

36

Page 37: Case Report mitral stenosis

F. Pemeriksaan Penunjang

Radiologis

Pemeriksaan perut bagian atas merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan untuk

mengevaluasi gejala-gejala yang berhubungan dengan perut bagian atas. Kontras ganda

dengan berbagai posisi seperti telentang, tengkurap, oblique yang disertai kompresi

memungkinkan visualisasi mukosa mendetail dan mengindikasikan penurunan distensi

perut, yang mungkin mengindikasikan infiltrat kasrinoma difus. Sulit untuk menentukan

ganas atau jinaknya tumor pada pemeriksaan ini, juga penemuan lokasi anatomis dari ulkus

tidak cukup untuk memprediksikan ada atau tidak ada tumor. (5)

Gastroskopi dan biopsi

Pemeriksaan gastroskopi banyak sekali membantu diagnosis untuk melihat adanya tumor

gaster. Pada pemeriksaan dengan biopsy ditemukan 94% pasien dengan tumor ganas,

sedangkan dengan sitologi lavase hanya ditemukan 50 %. (5)

Endoskopi ultrasound

Dengan alat ini dapat dilihat penjalaran tumor lapis per lapis, seperti submukosa muskularis

mukosa dan subserosa. (5)

Pemeriksaan darah pada tinja

Pada tumor ganas sering didapatkan perdarahan dalam tinja (occult blood), untuk itu perlu

dilakukan pemeriksaan tes Benzidin. (5)

Sitologi

Pemeriksaan Papanicolaou dari cairan lambung dapat memastikan tumor ganas lambung

dengan hasil 80 – 90 %. Tentu pemeriksaan ini perlu dilengkapi dengan pemeriksaan

gastroskopi dan biopsi. (5)

G. Staging Karsinoma Gaster

Klasifikasi TNM Karsinoma gaster

Tumor Primer

Tis Carcinoma in situ

Invasi ke lamina propria atau submukosa

37

Page 38: Case Report mitral stenosis

T1

T2

T3

T4

Invasi ke muskularis propria

Penetrasi ke serosa

Invasi ke organ sekitar

Metastasis Kelenjar Limfe Regional

N0

N1

N2

None

Metastasis ke kelenjar perigastrik 3 cm dari

tumor primer

Metastasis ke kelenjar limfe perigastrik lebih

dari 3 cm dari pinggir tumor prier

(sepanajang lambung kiri,common hepatic,

limpa atau arteri celiac)

Metastasis jauh

M0

M1

None

Metastasis jauh

Staging

0 Tis N0 M0

I T1

|T2

N0-1

N0

M0

M0

II T1

T2

T3

N2

N1

N0

M0

M0

M0

III T2

T3

T4

N2

N1-2

N0-1

M0

M0

M0

IV T4

T1-4

N2

N0-2

M0

M1

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat karsinoma gaster antara lain adalah (5):

1. Perforasi

Dapat terjadi perforasi akut dan perforasi kronik.

2. Hematemesis.

Hematemesis yang masif dan melena dapat terjadi pada tumor ganas lambung sehingga

dapat menimbulkan anemia.

38

Page 39: Case Report mitral stenosis

3. Obstruksi.

Dapat terjadi pada bagian bawah lambung dekat daerah pilorus yang disertai keluhan

muntah-muntah.

4. Adhesi.

Jika tumor mengenai dinding lambung dapat terjadi perlengketan dan infiltrasi dengan

organ sekitarnya dan menimbulkan keluhan nyeri perut

5. Penyebaran (metastase)

Terjadi pada berbagai organ antara lain adalah hati, pankreas dan kolon.

I. Terapi

Tujuan pertama pengobatan kanker ialah eradikasi kanker. Eradikasi kanker ini tetap

dilakukan meskipun terapeutik indeksnya sempit, misalanya kemoterapi yang cenderung

memberikan efek samping pula terhadap sel-sel normal. Prinsip primum non nocere

(janganlah melakukan hal yang merugikan) tidak menjadi dasar dalam pemberian terapi.

Namun, jika tujuan eradikasi kanker tersebut tidak dapat dicapai, maka tujuan pengobatan

menjadi paliatif yakni untuk menurunkan gejala akibat tumor dan memelihara kualitas hidup

dan memperpanjang masa harapan hidup. Dalam pemberian terapi ini digunakan prinsip

primum succerrere (memberikan pertolongan segera). (9)

Sebelum menetukan tindakan yang paling tepat, perlu ditentukan terlebih dahulu apakah

tumor masih dapat dibati atau atau tidak. Semakin dini tumor diketahui, maka prognosisnya

semakin baik. Beberapa tindakan kuratif yang dapat dilakukan antara lain adalah (5):

1. Bedah

Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah

pembedahan. Walaupun telah terdapat penyebaran, pembedahan masih dilakukan

sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda metastasis di

tempat lain, dan tidak ada sisa kanker pada gaster.

2. Radiasi

Pengobatan dengan radiasi kurang berhasil. Pada kasus yang resektabel dapat diberikan

40-50 gy. Kemudian dilakukan radiasi yang berperan sebagai terapi paliatif untuk

perbaikan obstruksi, nyeri lokal dan perdarahan dengan dosis kurang dari 40 gy.

3. Terapi sistemik (Kemoterapi)

Pada tumor ganas dapat dilakukan pemberian obat secara tunggal atau kombinsi

kemoterapi.Obat yang di gunakan antara lain adalah 5 FU, trimetrexote, mitonisin C,

hidrourea, epirubisin dan karmisetin dengan hasil 18 – 30 %. Kombinasi terapi telah

memberikan hasil lebih baik sebesar 53 %. Regimen FAM (5 FU, doksorubisin,

39

Page 40: Case Report mitral stenosis

mitomisin C) adalah kombinasi yang sering digunakan. Kombinasi lainnya ialah EAP

(etoposid,doksorubisin dan sisplastin).

Terapi sistemik yang diberikan dapat bertujuan untuk kuratif maupun paliatif.

Pemberiannya saat ini dapat digolongkan menjadi empat kelompok yakni : (10)

1. Terapi induksi primer untuk kanker yang hanya dapat diterapi efektif dengan

kemoterapi atau untuk kanker stadium lanjut dan metastatik. Diberikan sebagai terapi

paliatif.

2. Terapi neoadjuvan (preoperative treatment) untuk pasien dengan kanker terlokalisir

namun ukurannya terlalu besar untuk dilakukan pembedahan atan radiasi dengan

optimal.

3. Terapi adjuvant (postoperative treatment) sebagai tambahan terapi lokal baik

pembedahan atau radiasi yang bertujuan untuk menghilangkan mikrometastasis.

4. Pemberian langsung pada lokasi tumor.

Faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan kemoterapi adalah pilihan

rejimen pengobatan, dosis, cara dan jadwal pemberian kemoterapi serta usia, jenis

kelamin, status sosioekonomi, status gizi dan status penampilan pasien. Faktor yang

berhubungan dengan tumor yang perlu diperhatikan pula adalah adalah jenis dan derajat

histologi, tumor primer atau metastasis, lokasi metastasis, ukuran tumor serta adanya

efusi. (5)

Semua rejimen kemoterapi hanya dapat dilakukan apabila seseorang memenuhi

syarat untuk dilakukan kemoterapi yang dinilai berdasarkan Karnofsky atau ECOG. Hal

ini dikarenakan kemoterapi hanya mampu membunuh sedikit sel tumor (fractional

killing), diperlukan dosis berulang untuk melanjutkan proses pengurangan ukuran tumor.

Rejimen kemoterapi saat ini menggunakan siklus pengobatan dengan frekuensi dan

durasi yang dibatasi oleh toksistas terhadap pasien.Karnofsky Performance Scale

mengklasifikasikan pasien berdasarkan gangguan fungsional. Skor ini dapat digunakan

untuk membandingkan terapi yang berbeda, untuk menilai prognosis pasien, menentukan

apakah seseorang dapat menerima kemoterapi, menentukan apakah penyesuaian dosis

diperlukan. Semakin rendah nilai Karnofsky atau ECOG maka semakin pendek

kelangsungan harapan hidup seseorang akibat penyakit kronis tersebut. (11) (12) (13)

(14) (15)

40

Page 41: Case Report mitral stenosis

Penilaian Status Penampilan

ECOG Karnofsky

Deraja

t

Kriteria

(disederhanakan)

% Status Fungsional

0 Aktivitas normal

100 Normal, tidak ada keluhan , tidak ada

tanda & gejala suatu penyakit

90 Mampu melakukan aktivitas normal, tanda

dan gejala penyakit minimal

1Ada gejala, cukup

rawat jalan

80 Aktivitas normal dengan usaha ekstra,

ditemukan beberapa tanda & gejala

penyakit

70 Tidak mampu melakukan aktivitas aktif

(bekerja),perlu bantuan untuk beberapa

aktivitas. Dapat dirawat di rumah.atau

melakukan pekerjaan

2< 50 % waktu

berbaring

60 Memerlukan bantuan sesekali, namun

kebanyakan masih mampu mengurusi

kebutuhan pribadinya.

50 Seringkali memerlukan bantuan dan

perawatan medis.

3

> 50 % waktu

berbaring

40 Tidak dapat merawat diri sendiri,

memerlukan perawatan rumah sakti,

perjalanan penyakit dapat sangat cepat.

30 Tidak dapat beraktivitas sama sekali,

indikasi dirawat di rumah sakit.Meskipun

tidak akan terjadi kematian dini.

4Harus berbaring terus

menerus

20 Sangat sakit, pelayanan rumah sakit dan

perlu terapi suportif

10 Sekarat, proses fatal terjadi secara cepat .

5 Meninggal 0 Meninggal

Kontraindikasi absolut untuk kemoterapi ialah penyakit terminal (harapan hidup

sangat pendek), kehamilan trimester pertama, septikemia dan koma.Kontraindikasi relatif

adalah bayi di bawah 3 bulan, usia tua, terutama pasien dengan tumor yang tumbuh lambat

41

Page 42: Case Report mitral stenosis

dan kurang sensitif terhadap kemoterapi, status penampilan buruk (kurang dari 40(, terdapat

gagal oragan yang parah, metastasis otak (jika tidak dapat diobati dengan radioterapi),

demensia, pasien tidak dapat datangsecara regular, pasien tidak kooperatif, serta jenis

tumornya resisten terhadap obat antikanker. (13)

J. Prognosis

Dengan diketahuinya kanker gaster dini melalui pemeriksaan gastroskopi maka

prognosisnya akan lebih baik daripada keadaan lanjut. Faktor yang menentukan prognosis adalah

derajat invasi dinding gaster, adanya penyebaran ke kelenjar limfe, metastasis di peritoneum dan di

tempat lain. (5)

Prognosis yang baik berhubungan dengan bentuk polipoid dan kemudian berbentuk

ulserasi. Penyebaran karsinoma gaster sering ke hati, arteri hepatika dan celiac, pankreas

dan hilus sekitar limpa. Dapat juga mengenai tulang, paru, otak dan bagian lain saluran

cerna. Penyebaran karsinoma gaster antar lain adalah : (5)

a. 10 % kanker gaster yang terbatas pada lambung saat ditbuat diagnosis.

b. 80 % disertai pembesaran kelenjar limfe

c. 40 % telah terjadi penyebaran ke peritoneum

d. 33 % telah terjadi metastasis pada hati

Prognosis di Amerika Serikat sangat jelek, angka harapan hidup 5 tahun antara 5-15 % dan

kebanyakan waktu dibuat diagnosis sudah dalam keadaan lanjut, sedangkan di Jepang prognosisnya

lebih baik karena tindakan diagnostik yang lebih dini. (90%). (5)

42

Page 43: Case Report mitral stenosis

BAB IV

TEORI DAN ANALISA KASUS

Diagnosis : Ca gaster metastase hepar

Fakta Teori

Nyeri ulu hati

Nyeri perut kanan atas

Mual

Muntah

Hematemesis

Berat badan menurun

Melena

Nafsu makan menurun

Demam tidak terlalu tinggi

tanpa ada tanda infeksi.

Benjolan pada perut kanan

atas dan ulu hati, nyeri (-)

Berat badan menurun

Nyeri epigastrium

Muntah

Keluhan pencernaan

Anoreksia

Keluhan umum

Disfagia

nausea

Kelemahan

Sendawa

Regurgitasi

Lekas kenyang

Analisis

Pada kasus ini didapatkan hasil anamnesa yang sesuai dengan manifestasi klinik dari

karsinoma gaster. Kasus ini diakibatkan oleh keterlambatan diagnosis yang diakibatkan oleh

keadaan sosialekonomi. Pada 70 % pasien early gastric carcinoma hanya didapatkan keluhan utama

yakni rasa tidak enak di ulu hati tanpa disertai alarm symptomps yakni penurunan berat badan,

anemia, hematemesis dan melena. Rasa tidak enak di ulu hati sering kali disalah artikan sebagai

dispepsia saja, sehingga diperlukan kewaspadaan untuk dapat lebih awal melakukan endoskopi pada

kasus risiko tinggi meskipun rata-rata deteksi kelainan hanyalah mencapai 1-2. Hal ini diakibatkan

karena gejala klinis saja tidak dapat membedakan apakah gejala-gejala yang muncul tersebut

diakibatkan penyakit organik atau non organik. (16)

Pada advanced gastric cancer pasien mengalami alarm symptomps seperti berat badan

menurun, mual, anoreksia, nyeri perut dan anemia. Di Inggris penundaan diagnosis diakibatkan oleh

ketidakwaspadaan terhadap pasien dengan gejala GIT bagian atas yang beresiko tinggi. Diagnosis

43

Page 44: Case Report mitral stenosis

seharusnya ditegakkan sebelum obat-obat dispepsia digunakan pada pasien yang beresiko. Terapi

dengan antisekretorik dan proton pump inhibitor maka diagnosis dapat tertunda atau menyebabkan

kesalahan diagnosis pada endoskopi awal. (16) (17) (18) (19)

Berdasarkan staging pasien ini berada stadium 4 karena telah terjadi metastase jauh,

pengobtannya adalah dengan paliatif dengan terapi sistemik yakni kemoterapi. Namun berdasarkan

penilaian penampilan fisik pasien ini merupakan Karnofsky 20 seharusnya tidak boleh dilakukan

kemoterapi (merupakan kontraindikasi absolut kemoterapi) karena kemoterapi memiliki banyak

efek samping yang dapat mengakibatkan penurunan fisik drastis pada pasien. Sehingga prognosis

pasien ini adalam malam.

Tabel 2 Pemeriksaaan Fisik

Fakta Teori

Tanda Vital

TD = 110/60 ; N = 100 x/menit ; RR=22 x/menit ; T = 370 C Status gizi

Berat badan : 40 kg, menurun

Kepala dan Leher

Rambut : rontok dan mudah dicabut,

tampak kusam

Konjungtiva : anemis

Abdomen :

Bentuk : cembung

Palpasi : nyeri pada massa epigastrium &

hipokondrium dekstra

Pembesaran :

hepar (+) konsistensi keras, permukaan

bernodul-nodul, tepi tumpul.

Gaster (+) konsistensi keras, permukaan

rata, tepi tumpul

Perkusi : Redup pada epigastrium &

hipokondrium dekstra

Pemeriksaan fisik :

Berat badan menurun

Wajah tampak pucat karena anemia

Rambut rontok, mudah dicabut, tampak kusam.

Konjunktiva anemis.

Mukosa mulut pucat.

Extremitas tampak pucat dan akral dingin.

Abdomen cembung

Nyeri tumpul pada massa

Ditemukan suatu massa di epigastrium

Jika telah metastasis ke hati teraba hati yang

ireguler dan membesar

Jika metastasis ke kelenjar limfe, biasanya

kelenjar limfe klavikula teraba massa.

44

Page 45: Case Report mitral stenosis

Auskultasi : bising usus normal (+)

Ekstremitas

Tampak pucat dan akral dingin

Analisis

Secara umum, hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien sesuai dengan teori.

Pada pemeriksaan fisik dapat diperoleh 2 dari 4 tanda alarm symptomps yang biasanya ditemukan

pada advanced gastric cancer yakni penurunan berat badan dan anemia. Pemeriksaan fisik pada

tanda-tanda umum anemia sesuai dengan teori dimana didapatkan wajah tampak pucat, rambut

rontok, mudah dicabut, dan tampak kusam, konjungtiva anemis, mukosa mulut pucat, extremitas

tampak pucat, dan akral dingin. Pemeriksaan fisik dari berat badan yang menurun diperoleh dengan

menimbang berat badan pasien dan membandingkan antara berat badan 3 bulan sebelum masuk

rumah sakit dan berat badan ketika masuk rumah sakit (16) (20)

Pemeriksaan fisik pada tanda-tanda karsinoma gaster sesuai dengan teori dimana pada

inspeksi didapatkan abdomen cembung dan pada palpasi ditemukan adanya nyeri pada palpasi

epigastrium dan hipokondrium dekstra, serta terdapat massa di epigastrium dengan konsistensi

keras dan permukaan rata, terdapat pula massa hipokondrium dekstra yang menyatu dengan massa

epigastrium yakni massa dengan konsistensi keras, permukaan bernodul-nodul, tepi tumpul.

Ukuran massa sekitar 17 cm pada tepi proksimal, 12 cm dari tepi dekstra, 8 cm dari tepi distal, dan

tepi sinistra membentuk garis miring yang menghubungan garis proksimal dan distal. Massa

tersebut diakibatkan metastasis karsinoma gaster ke hepar.

Table 3 Pemeriksaan Penunjang

  Teori

Kimia Darah Lengkap :

GDS 101

SGOT 31

SGPT 8

Alkali phospatase 123

Gamma GT 27

45

Page 46: Case Report mitral stenosis

Bilirubin Total 0.4

Bilirubin Direct 0.2

Bilirubin indirect 2.

Protein total 7.2

Albumin 2.4

kolesterol

asam urat

Globulin 4.8

Ureum 25.4

Creatinin 0.8

Darah Lengkap:

Leukosit

14.300

Terjadi leukositosis akibat infeksi sekunder

yang diakibatkan oleh penurunan imunitas

dari penderita advanced gastric

carcinoma.Hal ini dapat pula diakibatkan oleh

infeksi Helicobacter pylori yang menginduksi

terjadinya gastritis atrofi sehingga terjadi

carcinoma.

RBC 2.66

Hb

6.7

Terjadi anemia normokrom normositer yang

merupakan tanda dari alarm symptomps

maupun tanda dari terjadinya penyakit kronis.

Hct 22.3

Trombosit 340.000

MCV 81

MCH 24

MCHC31

Serologi :

HBsAg Negatif

antiHCV

alfa feto protein 3.8

BT

CT

Elektrolit :

46

Page 47: Case Report mitral stenosis

Na 139

K 4.5

Cl 11

ENDOSCOPY : GASTRO-

DUODENOSCOPY

Gaster : cardia, fundus, corpus

massa & jaringan fibrosis

Dengan pemeriksaan ini dapat terlihat penjalaran

tumor per lapis seperti submukosa, muskularis mukosa

dan subserosa

CT-SCAN

Kesimpulan DD

1. Hepatoma (lobus kiri dan

kanan)

2. Hiperplasia gaster

PATOLOGI ANATOMI :

Diagnosa : Gastritis kronik non

spesifik dengan displasia sedang

tanpa infeksi H. pylori

Hasil patologi anatomi pada metaplasia intestinal ialah

epitel lambung diganti dengan kelenjar usus

yang mengandung sel sel Goblet dan sel

Paneth

Analisis

Pada penyakit kronis seperti kanker dapat terjadi anemia normokrom normositer. Dari pemeriksaan

patologi anatomi diperoleh dysplasia sedang. Displasia sedang merupakan lesi prekanker. Biasanya displasi

sedang menjadi karsinoma dalam waktu 2 tahun. Namun pada kasus ini dari pemeriksaan gastroskopi sudah

terdapat massa dan jaringan fibrosis meluas pada seluruh gaster, begitu pula pada pemeriksaan CT scan

sudah diperoleh adanya metastase ke hepar (hepatoma) dan hiperplasia gaster. Sedangkan tidak

ditemukannya infeksi helicobacter pylori bisa saja diakibatkan kurang sensitifnya tes urease dan histology .

Hendaknya menurut system Sydney biopsy dilakukan 4 kali oleh karena.

47

Page 48: Case Report mitral stenosis

Table 4 Penatalaksanaan

Fakta Teori

Simptomatis :

Transfusi PRC

Vitamin K

Kalnex

Ondasentron

Metocloperamid

Tomit

Ranitidin

Lansoprazol

Inpepsa syrup

Ulsidex

Laxadine syrup,

MST

Amoxicillin

Ceftriaxon

Metronidazole

Ceftrizine

Sandostatin

Claritromisin

KAEN 3 B : aminofusin L 600

Diet cair Entrosol

Albumin 20 % 100 cc

Kemoterapi Ca Gaster

REGIMEN FOLFOX 4

Dosis :

Oxaliplatin 85 mg/m2 Iv hari 1

Folinic Acid 200 mg/ m2 iv hari 1 & 2

5 FU 400 mg/m2 iv hari 1 & 2

5 FU 600 mg/m2 continous iv hari 1 & 2

Siklus 14 hari; 8-12 siklus

Program :

1. Dexamethason 8 mg/iv, 15 menit sebelum

Terapi simptomatis untuk keluhan

sindroma dispepsia tipe dismotilitas

adalah obat anti emetik

(metoklopramide, dan domperidon).

Untuk menghilangkan sindroma

dispepsia tipe ulkus diberikan obat

golongan antagonis H2 (ranitidine), PPI

inhibitor (lansoprazol), inpepsa sirup,

ulsidex.

Untuk menghilangkan gejala nyeri

diberikan MST. Lalu diberikan

antibiotik untuk menghindari infeksi

sekunder akibat menurunnya imunitas

pada pasien ini.

Untuk memberi asupan diet yang cukup

pada pasienmalnutrisi maka diberikan

infuse KAEN 3 B : aminofusin L 600,

diet cair Entrosol dan sebelum

dilakukan kemoterapi pasien diberi

Albumin 20 % 100 cc

Vitamin K, Kalnex dan Sandostatin

diberi untuk mengatasi perdarahan

(hematemesis dan melena)

48

Page 49: Case Report mitral stenosis

kemoterapi selanjutnya tiap 12 jam, untuk

2 hari.

2. Ondasentron 8 mg/iv/ 24 jam 15 menit

sebelum kemoterapi untuk 2 hari.

3. Infus D5% 250 cc guyur.

4. Leucovorin 256 mg dalam D5% 250 cc/ 2

jam dan dalam waktu yang sama diberikan

Oxaliplatin 100 mg dalam D5% 250 cc/ 2

jam.

5. Infus D5% 250 cc guyur.

6. 5 FU 400 mg bolus iv

7. 5 FU 768 mg/m2 dalam NaCl 0,9 % 500 cc

dalam 22 jam.

8. Leucovorin dan 5 FU diulang pada hari ke2

dengan dosis dan cara yang sama.

Terapi kombinasi yang biasa diberikan ialah

Regimen FAM (5 FU, doksorubisin, mitomisin

C) adalah kombinasi yang sering digunakan.

Kombinasi lainnya ialah EAP

(etoposid,doksorubisin dan sisplastin).

Analisis

Pada kasus ini keluhan pasien seperti mual, muntah, perut terasa penuh, dan cepat kenyang

merupakan suatu sindroma dispepsia tipe dismotilitas. Keluahn mual muntah menunjukkan adanya

obstuksi gaster pada bagian pylorus. Sedangkan keluhan sulit menelan dan cepat kenyang

diakibatkan adanya tumor pada bagian cardia, maupun akibat kemampuan peristaltik lambung yang

menurun akibat desakan dari gaster dan hepar yang membesar. . Oleh karena itu, pasien

memerlukan terapi simptomatis berupa obat anti emetik dan prokinetik untuk meningkatkan

kemampuan peristaltik lambung sehingga pasase lambung berjalan baik yaitu golongan

metoklopramid dan domperidon. Metoklopramide merupakan antagonis reseptor dopamin D2 dan

antagonis reseptor serotonin, yang memiliki efek samping ekstrapiramidal. Sedangkan domperidon

merupakan antagonis dopamin D2 yang tidak melewati sawar darah otak sehingga tidak ada efek

ekstrapiramidal. Pada kasus ini pasien juga diberikan injeksi ulsikur yang berisi golongan

cimetidine, sebenarnya obat ini diperlukan karena pasien tidak ada keluhan nyeri ulu hati dan tidak

memiliki riwayat maag. (21)

Pasien anemia akibat kanker, sebaiknya kadar Hb dipertahankan pada rentang 10-11 gr/dl.12

Packed red blood cell (PRC) terdiri dari eritrosit, trombosit, leukosit, dan sedikit plasma, dengan

nilai hematokrit 60-70%. PRC ini diindikasikan untuk meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien

anemia akibat kanker. Pada orang dewasa, 1 unit PRC dapat meningkatkan Hb sekitar 1 gr/dl atau

49

Page 50: Case Report mitral stenosis

Hct 3-4%. Pada kasus ini, pasien mendapat transfusi PRC. Kadar Hb awal pasien 6.7, maka pasien

memerlukan transfusi PRC 3 unit sehingga kadar Hb pasien dapat dipertahankan antara 10-11 gr/dl.

(22) (23)

KAEN 3B merupakan cairan hipotonik yang mengandung 50 mmol Na+, 20 mmol K+, 50

mmol Cl-, 20 mmol lactate, 27 g dextrose per L. Aminofusin L 600 mengandung asam amino 50

g, sorbitol 50 g, xylitol 50 g, vitamin dan elektrolit per liternya. Aminofusin L 600 diindikasikan

untuk memberi suplai protein, elektrolit, energi vitamin dan air.

Pada kasus ini untuk pengobatan kausal dengan kemoterapi menggunakan leukovorin,

oxaliplatin dan 5 FU.Oxaliplatin merupakan direct DNA intracting agents berperan dalam

menginisiasi proses apoptosis. Leukovorin (N5formiltetrahidrofolat) merupakan asam folat

terreduksi. Leukovorin bukanlah obat kemoterapi namun digunakan sebagai tambahan untuk

kemoterapi karena dapat meningkatkan efek antikanker. Leucoverin sering kali dikombinasikan

dengan obat kemoterapi floururasil dan methotreksat. Pada kasus ini leucoverin dikombinasikan

dengan fluorouracil untuk meningkatkan efek antikanker flourourasil. Jika hanya Flourouracil yang

diberikan, maka ia akan menetap dalam waktu singkat di dalam tubuh. Namun jika dikombinasikan

dengan leucovorin maka leucovorin akan meningkatkan ikatan flourouracil dengan enzim yang

terdapat pada sel kanker. Sehingga fluorouracil akan bertahan lama dalam memberikan efeknya

pada sel kanker. Leucovorin hampir tidak memiliki efek samping, namun jika dikombinasikan

dengan flourourasil maka dapat meningkatkan efek samping dari obat kemoterapi tersebut.

5 Flouriuracil (5FU) merupakan obat antimetabolit yang mengakibatkan penghambatan enzim-

enzim penting yang terlibat dalam sintesis asam nukleat lalu menghasilkan kode genetik yang salah

sehingga pada akhirnya akan menghambat sintesis DNA dan apoptosis sel. (9) (21)

50

Page 51: Case Report mitral stenosis

BAB V

KESIMPULAN

Telah dilaporkan seorang wanita dengan usia 35 tahun. Dari anamnesa, pemeriksaan fisik

hingga pemeriksaan penunjang dapat ditentukan diagnosa kerja adalah karsinoma gaster metastase

hepar. Pasien dirawat sejak tanggal 3 Desember 2009 hingga 28 Januari 2010. Penatalaksanaan

kasrsinoma gaster pada pasien ini adalah terapi simptomatis berupa Transfusi PRC, Vitamin K,

Kalnex, dexamethason, ondasentron, Metocloperamid, Ranitidin, Ulsidex, Laxadine syrup

Lansoprazol, MST , Inpepsa syrup, Tomit, Amoxicillin , Ceftriaxon, Metronidazole, Ceftrizine

Sandostatin, Claritromisin , KAEN 3 B : aminofusin L 600, Diet cair Entrosol, Albumin 20 % 100

cc, dan kemoterapi berupa Leucovorin, 5 FU ,Oxaliplatin. Prognosa pada pasien ini adalah malam.

51

Page 52: Case Report mitral stenosis

DAFTAR PUSTAKA

1. Mayer, J.Robert. Gastrointestinal Tract Cancer.Tumor of the Stomach. Harrison's Principles of Internal Medicine.15th Edition.

2. Ginting P, Sutadi Sri, Hakim Lukman. Gambaran Keganasan Saluran Cerna atas Hasil Endoskopi. [pengar. buku] Nursiwan A. Naskah Lengkap KOPAPDI X. Padang : s.n., 1996, Vol. :1260-64.

3. CS, Fuchs dan RJ, Mayer. Gastric Carcinoma. s.l. : New England Journal Medicine, 1995. 333 : 32-41.

4. Ak, Rustgi. Neoplasms of the Stomach. [pengar. buku] Goldman L, Bennett Jc Cecil RL. Cecil’s Text book of Medicine. 21 st ed. Philadelphia : WB Saunders, 2004, Vol. 1208 – 9.

5. Julius. Tumor Gaster. [pengar. buku] Aru W Sudoyo dan Bambang W Setiyohadi. Buku Ajar ILmu Penyakit Dalam.Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.

6. Rasyid, H, et al. Prevalensi Karsinoma Lambung pada Pemeriksaan Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas. s.l. : Jurnal Med Nus, 2005. Vol.24.

7. Sander, MA. Atlas Berwarna Patologi Anatomi Jilid 1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004.

8. Hansen S, Vollet SE, DerakhsanMH,et al. Two distinct aetiologies of cardia cancer; evidence from premorbid serological markers of gastric atrhophy and H.pylory status. s.l. : Gut, 2007.

9. Sausville, EA dan Longo, DL. Principles of Cancer Treatment. [pengar. buku] Braunwald,Kasper,Hauser,Longo,Jameson,Loscalzo Fauci. Harrison's Principle of Internal Medicine . 17th Edition.Volume1. s.l. : McGraw-Hill Companies, 2008.

10. Abdulmuthalib. Prinsip Dasar Terapi Sistemik pada Kanker. [pengar. buku] Aru W Sudoyo, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid II.Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNiversitas Indonesia, 2006.

11. Oxford Textbook of Palliative Medicine. s.l. : Oxford University Press, 1993. 109.

12. Schag CC, Heinrich RL, Ganz PA. Karnofsky performance status revisited: Reliability, validity, and guidelines. s.l. : Journal Clinical Oncology., 1994. 2:187-193.

13. Abdulmuthalib. Prinsip Dasar terapi Sistemik pada Kanker. [pengar. buku] Aru W Sudoyo dan et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. JIlid II.Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006.

14. Skeel, R. T. Handbook of Cancer Chemotherapy. s.l. : Lippincott Williams & Wilkins, 2003.

15. Chabner, B. and D. L. Longo. Cancer Chemotherapy and Biotherapy: Principles and Practice. Philadelphia : Lippincott Willians & Wilkins, 2006.

16. Allum, WH, et al. Guidelines for The Management of Oesophagal and Gastro Carcinoma . s.l. : Gut, 2002. 50: v1-v23.

52

Page 53: Case Report mitral stenosis

17. Fuchs CS, Mayer RJ. Gastric carcinoma. s.l. : New England Journal Medicine, 1995. 333:32–41.

18. Bramble MG, Suvakovic Z, Hungin APS. Detection of upper gastrointestinal cancer in patients taking antisecretory therapy. s.l. : Gut , 2000. 46:464–7..

19. Wayman J, Hayes N, Griffin SM. Response of early gastric cancer to proton pump inhibitors. s.l. : N Engl J Med, 1998. 338:1924–5.

20. IM, Bakta. Pendekatan terhadap pasien anemia. [pengar. buku] Aru W Sudoyo dan et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4 jilid II. Jakarta : Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI, 2007.

21. D, Djojoningrat. Dispepsia fungsional. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4 jilid I. s.l. : Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI. Jakarta, 2007. Hal. 352-354.

22. Supandiman I, Fadjari H. Anemia pada penyakit kronis. [pengar. buku] Aru W, et al Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4 jilid II. Jakarta : Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI, 2007.

23. H, Haroen. Darah dan komponen : komposisi, indikasi, dan cara pemberian. [pengar. buku] Aru W Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi 4 jilid II. Jakarta : Pusat penerbitan departemen ilmu penyakit dalam FKUI, 2007.

24. Initiative, Scott Hamilton Cares. Chemotherapy Drugs: Leucoverin. http://www.chemocare.com/vio/leucoverin.asp. [Online] 2005. [Dikutip: 8 February 2010.]

25. Crooks, V, Waller S, et al. The use of the Karnofsky Performance Scale in determining outcomes and risk in geriatric outpatients. s.l. : Journal Gerontology, 1991.

53