ppt stenosis mitral

Upload: claudia-elearna-angeline-poetri

Post on 16-Oct-2015

140 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Patofisiologi, Manifestasi Klinik, dan Asuhan Keperawatan Stenosis Mitral

TRANSCRIPT

Slide 1

Stenosis MitralKelompok 5 KD 4Anggota Kelompok:Aisyah Azzahra, 1206218796Claudia Elearna Angeline P, 1206218594Rahmatul Hidayah, 1206249965Sabila Rusydina Fitri Imani, 1206278656Santi, 1206218436

Outline Patofisiologis Stenosis Mitral

Penyempitan katup mitral yang mengakibatkan obstruksi untuk aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiriKomplikasi infeksi streptokokus pada tenggorokanJantung (karditis)Demam RematikPeradangan pada berbagai sistem organ tubuhPersendian (artritis)Normal : Sebesar 3 jariStenosis Mitral : Sebesar pensil Stenosis MitralKerja Ventrikel kiri:Tidak bermasalahKerja Atrium kiri: Semakin beratdisebabkandisebabkanmerupakanmerupakanakibatnyaHipertropi Atrium Kirimengakibatkan

Obstruksi untuk aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiriberkurangnya suplay oksigen ke seluruh tubuhArteri koroner (untuk memperdarahi jantung itu sendiri)Seluruh tubuhnyeri pada dada (agina pektoris)Sesak nafas (dispnea)Curah jantung berkurangVolume darah di ventrikel kiri menjadi lebih sedikit dari jumlah normalMudah lelah atau keletihanberkurangnya suplay oksigen ke jantung Manifestasi Klinis Stenosis MitralTakikardi 5Kesulitan atrium kiri dalam mengosongkan darah ke ventrikel kiriMengganggu difusi normal O2 (alveolus-pembuluh darah)Hipertensi Vena PulmonalisEdema paruPereganggan berlebihan ventrikel kananMinute volume berkurangKongesti pada sirkulasi pulmonalPenumpukan volume darah di atrium kiriJumlah nafas diperbanyak (takipneu)Ventrikel kanan menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang tinggiAliran balik atrium kiri Gagal jantung kananPecahnya kaplier darahTekanan kapiler darah di paru-paru tinggiBatuk darah Manifestasi Klinis Stenosis MitralFibrilasi AtriumMemperberat kelemahan jantung tersebutDenyut atrium hilangMenurunkan keefektifan pompa jantung Stenosis MitralmerupakanmengakibatkanmenyebabkanPengkajian Fisik dan Tes Diagnostik untuk Stenosis Mitral

1. AnamnesaIdentitas DiriRiwayat Kesehatan DahuluRiwayat Kesehatan Saat Ini2. Pemeriksaan FisikInspeksiPalpasiPerkusiAuskultasiInspeksiAdanya distress pernafasan, penggunaan otot bantu nafasAdanya sianosis periferAdanya fasies mitral ditandai dengan malar flushPalpasiIrama jantung tidak teratur akibat adanya atrial fibrilasi (AF) atau disritmia atriumTerdapat tapping apeks (ictus cordis teraba) dan paling jelas teraba saat posisi lateral kiriPerkusiPerkusi dilakukan untuk menentukan batas kiri jantung sehingga berguna untuk fase auskultasiDilakukan dari arah lateral ke medial dengan ditandai bunyi dari sonor ke redup

AuskultasiTerdengar murmur mid diastolikBunyi jantung I kerasTerdengar opening snap pada fase mid diastolik3. Uji DiagnostikElektrokardiogram (EKG)Chest X-RayEkokardiogramKateterisasi JantungAsuhan Keperawatan Stenosis Mitral

Kasus pemicu 5Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke rumah sakit unit gawat darurat RS Melati dengan keluhan nyeri dada dan sesak. TD 150/90 mmHg. Nadi 110x/mnt. pernafasan 28x/mnt, suhu afebris. Terdapat diastolik mur-mur (+). Ekstremitas dingin dan berkeringat. Pasien tampak cemas dan lemah.Pasien mempunyai riwayat demam rematik sejak 3 tahun yang lalu. Menikah dan mempunyai 3 anak.Di ruang gawat darurat, klien tampak gelisah. Keluarga menangis dan bertanya tentang penyakit pasien tersebut.Pemeriksaan diagnostic didapatkan echo didapatkan adanya mitral stenosis. Klien diistirahatkan total, diberikan oksigen melalui nasal kanula 3 L/mnt. Segera dilakukan pemasangan kateter intravena dextrose 500cc/8 jam. Diberikan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi klien saat ini. Pengkajian1. Identitas KlienNama : Tn. XUsia : 45 tahunStatus : Menikah dan mempunyai 3 orang anakJenis kelamin : Laki-laki2. Riwayat Kesehatan LaluDemam rematik sejak 3 tahun lalu

CONT3. Pemeriksaan tanda-tanda vitalTD 150/90 mmHgnormal: 120/80 mmHgNadi 110x/mntnormal: 80-100x/mntPernafasan 28x/mntnormal: 12-20x/mnt4. Saat ini Klien diberikan oksigen melalui nasal kanula 3 L/mnt. Segera dilakukan pemasangan kateter intravena dextrose 500cc/8 jam.Diberikan obat-obatan yang sesuai dengan kondisi klien saat ini.

DIAGNOSIS 1

Diagnosis : Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya hambatan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri

Batasan Karakteristik (terkait kasus):1. Gangguan frekuensi dan irama jantung: takikardia2. Gangguan preload: murmur3. Gangguan afterload: Dipsnea4. Perilaku/ emosi: GelisahCont Tujuan dan kriteria hasil (Wilkinson & Ahern, 2009) :Pasien akan menunjukkan curah jantung yang memuaskan, dibuktikan oleh efektifitas pompa jantung. Keadekuatan volume darah yang diejeksikan dari ventrikel kiri untuk mendukung tekanan perfusi sistemik.Menunjukkan status sirkulasi: tingkat pengaliran darah yang tidak terhambat, satu arah, dan pada tekanan yang sesuai melalui pembuluh darah besar aliran sistemik dan pulmonal.Menunjukkan perfusi jaringan perifer: ketidakadekuatan aliran darah yang melalui pembuluh darah kecil ekstremitas untuk mempertahankan fungsi jaringan.

Cont Intervensi (Mandiri)IntervensiRasionalPantau tekanan darah, nadi apical, nadi periferIndikator klinis dari tidak adekuatnya curah jantung. Pemantauan ini memungkinkan deteksi dini atau tindakan terhadap dekompensasi.Pantau irama jantung sesuai indikasi. Catat disritmia menggunakan telemetriDisritmia umum pasien dengan penyakit katup jantung. Disritmia atrium paling umum berhubungan dengan peningkatan tekanan dan volume atrium. Abnormalitas konduksi dapat juga terjadi, seperti pada penyakit katup aortik, karena penurunan perfusi arteri koroner.Dorong tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 45 derajatBertujuan untuk menurunkan volume darah yang kembali ke jantung (preload) yang akan memungkinkan oksigenasi dan menurunkan dipsnea serta regangan jantung.Cont IntervensiRasional Periksa kulit apabila terjadi perubahan suhu dan sianosisPerubahan suhu (lebih dingin) mengindikasikan berkurangnya perfusi perifer, curah jantung yang tidak adekuat, vasokonstriksi, dan anemia. Bagian tubuh yang mengalami penurunan suhu dapat juga berwarna biru karena peningkatan kongesti venaPeriksa pengeluaran urin. Catat apabila adanya perubahan/ pengurangan jumlah dan perubahan warna (gelap atau keruh)Ginjal berenspons terhadap penurunan curah jantung dengan menahan air dan sodium. Volume urin akan berkurang disebabkan pergeseran cairan dari tubulus ginjal ke jaringan interstisial.Bantu klien dengan aktivitas sesuai indikasi, misalnya berjalan, bila klien mampu turun dari tempat tidurMelakukan kembali aktivitas secara bertahap untuk mencegah pemaksaan terhadap cadangan jantungDiskusikan atau demonstrasikan teknik manajemen stresReduksi ansietas dapat menurunkan stimulasi jantung simpatis dan beban kerja jantungCONTIntervensi (Kolaborasi)IntervensiRasionalBerikan oksigen sesuai indikasi. Pantau DGA/ nadi oksimetriBertujuan untuk ambilan miokard dalam upaya untuk mengatasi peningkatan kebutuhan oksigenUkur kardiak output dan parameter fungsional lainnya dengan tepatIndeks jantung, preload dan afterload, kontraktilitas, dan kerja jantung data diukur dengan (TEB). Hal ini berguna untuk mengevaluasi respon terhadap intervensi terapi dan menidentifikasi kebutuhan untuk perawatan daruratCONTIntervensiRasional Berikan obat-obatan sesuai indikasi :Antidisritmia2. Vasodilator3. Diuretic Pengobatan disritmia atrial dan ventrikuler khususnya ditujukan pada berlangsungnya atau meningkatnya efisiensi atau curah jantung.Vasodilator digunakan untuk menurunkan hipertensi dengan cara menurunkan tehanan vaskuler sistemik (afterload). Penurunan ini mengembalikan dan menghilangkan tahanan.Diuretik menurunkan volume sirkulasi (preload) dengan cara menurunkan tekanan darah lewat katup yang tak berfungsi, meskipun memperbaiki fungsi jantung dan menurunkan kongesti venaDiagnosis 2Diagnosis: Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah perifer, penurunan aktivitas.Batasan Karakterisik (terkait kasus) : suara akibat tubulensi (murmur)

Tujuan dan Kriteria Hasil :Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan, perfusi jaringan menjadi adekuatKriteria hasil: Vital sign dalam batas yang dapat diterimaIntake dan output seimbangNadi perifer kuatTidak ada edemaBebas nyeri atau ketidaknyamanan

Cont Intervensi (Mandiri) Regulasi HemodinamikIntervensiRasional Pantau perubahan tiba-tiba gangguan mental kontinyu (cemas, bingung, letargi, pingsan)Perfusi serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung, dipengaruhi oleh elektrolit atau variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemikPerhatikan adanya pucat, sianosis, belang, kulit dingin/ lembab. Catat kekuatan nadi periferVasokonstriksi sistemik dakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadiPantau pernapasan. Catat kerja pernapasanPompa gagal jantung dapat mengakibatkan distress pernafasan. Namun dipsnea tiba-tiba/ berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paruPantau masukan dan perubahan keluaran urin. Dokumentasikan dan catat berat jenis urin sesuai indikasiPenurunan masukan/ mual terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi, yang berdampak negative pada perfusi dan organKaji fungsi gastrointestinal, anoreksia, penurunan bising usus, mual dan muntah, distensi abdomen, dan konstipasiPenurunan aliran darah ke mesentrika dapat mengakibatkan disfungsi GI, seperti kehilangan peristaltikCONTIntervensi (Mandiri) Perawatan Peredaran DarahIntervensiRasional Dorong klien untuk latihan kaki aktif/ pasifMenurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan risiko tromboplebitisKaji tanda Homan (nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi), eritema, edemaIndikator adanya thrombosis vena dalamCont Intervensi (Kolaborasi)IntervensiRasional Pantau rekaman EKGUntuk mengetahui perpanjangan infarkPantau data laboratorium, seperti GDA, nitrogen urea darah (BUN), kreatinin, elektrolit, dan studi koagulasi.Indikator perfusi dan fungsi organ. Kelainan pada koagulasi dapat terjadi akibat dari tindakan terapeutik, seperti heparin atau penggunaan Coumadin dan beberapa obat jantungMemberikan oksigen tambahan sesuai indikasiMeningkatkan suplai oksigen ke miokardiumDiagnosis 3:Diagnosis : Intoleran aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung.Definisi: ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan (Wilkinson dan Ahern, 2011).Tanda & Gejala:Lemah, letih yang dilaporkan secara verbal.*Adanya perubahan Tanda-Tanda Vital (TTV) dan mur-mur atau disritmia.*Dispnea.*Pucat, berkeringat.Frekuensi jantung atau Tekanan Darah (TD) tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas.Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia (Wilkinson dan Ahern, 2011).

Faktor yang BerhubunganSuplai dan kebutuhan oksigen tidak seimbang.*Tirah baring (bedrest), immobilisasi.*Gaya hidup kurang gerak (Wilkinson dan Ahern, 2011)

Hasil yang diharapkanKlien dapat berpartisipasi atau mempunyai keinginan untuk melakukan aktivitas.Klien dapat dapat memenuhi olahragaDapat menilai peningkatan toleran aktivitas yang ditandai dengan berkurangnya keletihan dan kelemahan, serta TTV yang baik selama melakukan aktivitas.

Intervensi KeperawatanIntervensi KeperawatanRasionalManajemen Energi IndependenCek TTV sebelum dan sesudah aktivitas dengan segera selama masa akut atau saat eksaserbasi HF terutama jika klien mendapatkan vasodilator, diuretik, atau beta blockers.Orthostatic Hypotension dapat terjadi saat beraktivitas karena efek dari obat (vasodilator), perubahan cairan (diuretic), atau kompromi fungsi pompa jantung.Dokumentasikan respon kardiiopulmonari terhadapa aktivitas. Catat takikardi, disritmia, dispnea, diaforesis, dan pucat.Compromised myocardium dan ketidakmampuan terhadapa volume stroke selama aktivitas dapat terjadi akibat peningkatan kecepatan jantung secara tiba-tiba, sehingga dapat memperburuk kelemahan dan keletihan.Intervensi KeperawatanRasionalKaji tingkat keletihan dan evaluasi presipitasi dan penyebab keletihan, contohnya pengobatan HF, nyeri, cachexia, anemia, dan depresi.

Keletihan karena peningkatan HF dapat terjadi (bersifat buruk) dan berhubungan dengan hemodinamik, respiratori, obat periferal yang abnormal. Keletihan juga merupakan efek samping dari beberapa obat (contoh: beta blocker). Penyebab keletihan lain harus dievaluasi dan diatasi.Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.Ini menunjukan peningkatan dekompensasi kardiak lebih baik daripada overactivity.Berikan bantuan pada aktivitas mandiri, diselingi dengan aktivitas istirahat.Memenuhi kebutuhan klien tanpa memperburuk stres miokardial atau kelebihan kebutuhan oksigen.KolaborasiBerikan tindakan rehabilitasi graded cardiac dan program aktivitas.

Untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi jantung. Jadwal aktivitas dapat mencegah myocardial workload dan konsumsi oksigen.Diagnosis 4Diagnosis : Defisiensi pengetahuan berhubungan saat klien mendapatkan dan setelah melakukan intervensi keperawatan.

Definisi: Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu.

Tandanya:Adanya pertanyaan dari klien (berupa masalah)Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akuratPerforma uji tidak akuratPerilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (Wilkinson dan Ahern, 2011).

Faktor yang Berhubungan:Kesalahan dalam memahami informasi yang adaAdanya miskonsep yang berhubungan dengan fungsi jantung, penyakit, dan mitral stenosis.

Hasil yang Diharapkan:Dapat mengidentifikasi hubungan terapi/program perawatan dengan pengurangan dan pencegahan komplikasi.Dapat membuat daftar tanda dan gejala setelah intervensi.Dapat mengidentifikasi stres diri dan faktor risiko, serta cara untuk mengatasinya.Adanya inisiatif untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Intervensi KeperawatanIntervensi KeperawatanRasionalAjaran: Proses PenyakitIndependenDiskusikan mengenai patofisiologi penyakit mitral stenosis. Masukan informasi tentang normal mitral.Memberikan pengetahuan tentang proses penyakit dapat membuat klien berpartisipasi dalam manajemen Mitral Stenosis (MS), seperti resep pengobatan (Tenenbaum, 2003 dalam Doengoes, Moorhouse, dan Murr, 2010).Edukasikan juga tentang cairan dan sodium restriksi, keseimbangan cairan, manajemen diuretik, berat badan harian, dan kontrol breathlessness jika gejala HF terjadi.Untuk membuat klien waspada dan dapat melakuakn manajemen HF sementara jika terjadi.Intervensi KeperawatanRasionalReview obat-obatan terkait, tujuan/fungsinya, dan efek samping. Sediakan informasi dalam bentuk tulisan dan verbal/oral.Membuat klien mengerti dengan me-review-nya secara terapeutik tentang efek samping dari obat dapat mencegah tejadinya komplikasi. Infomasi yang dibeikan dalam tulisan dapat membuat klien me-refresh ingatannya jika lupa.Intervensi KeperawatanRasionalReview tanda dan gejala yang disebabkan oleh penatalkaksanaan medis yang datang tiba-tiba; sepeti peningkatan keletihan, hemoptisis, demam, kenaikan berat badan, edema, dan shortness breath.Monitoing diri sendiri dapat membuat tanggung jawab klien meningkat terhadap kesehatannya dan dapat mencegah komplikasi, sepeti pneumonia. Kenaikan berat badan lebih dari 3 lb dalam satu minggu diperlukan evaluasi medikasi dan pengaturran terapi diuretik. Catatan klien perlu melakukan pengukuan beat badan sendii tanpa pakaian dan sebelum sarapan setiap hari.Diskusikan risiko kesehatan umum, seperti infeksi, dan rekomendasikan untuk menghindari keramaian dan individu dengan infeksi pernapasan dan daptkan imunisasi influenza satu kali dalam setahun. Populasi ini meningkatkan risiko infeksi karena circulatory compromise.Kesimpulan Stenosis mitral merupakan penyempitan katup mitral pada jantung karena reaksi peradangan akibat infeksi bakteri steptokokus. Sehingga menyebakan hipertofi atrium kiri dan gagal jantung kanan. Stenonis mitral akan menyebabkan fibrilasi atrium yang memperparah kelemahan jantung tersebut. Stenosis mitral menyebabkan sesak nafas, mudah lelah, angina pektoris, takipneu, takikardi, hempotisis, edema paru dan edema pada ekstermitas.Referensi:

Aaronson, Philip.I & Ward, Jeremy.P.T. (2011). At A Glance: Sistem Kardiovaskular (Ed 3). Jakarta: ErlanggaGraber,M.A., Toth,P.P., and Herting,R.L. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga University of IOWA (Ed 3). (Lydia I Mandera, Penerjemah). Jakarta: EGCGuyton, Arthur C. (1995). Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Ed 3). (Petrus Adrianto, Penenrjemah). Jakarta: EGCSmeltzer,C.S & Bare,B.G. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical-Surgical Nursing (11 ed, Vol.1). Philadelphia: Lippincott Raven PublisherDoenges M.E., Moorhouse M.F., & Murr A.C. (2009). Nursing care plan: guidelines for individualizing client care across the life span. 8th Ed. Philadelphia: F.A Davis CompanyWilkinson, J.M., & Ahern, N. R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed 9. (D. Widiarti, Penyunt., & E. Wahyuningsih, Penerj). Jakarta: EGCUrden, L. D., Kathleen M. S., dan Mary E. L. (2010). Critical Care Nursing Diagnosis and Management, sixth edition. Canada: Mosby Elsevier.

Black, J.M. dan Hawks, J.K. (2009). Medical Surgical Nrusing: Clinical Management for Positive Outcomes. China: Sauders Elsevier.Leadle, J.G. (2007). At A Glance: Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik (Alih Bahasa: dr. Annisa Rahmalia). Jakarta: Erlangga.Lewis, S.L. (2014). Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. Canada: Elsevier Mosby.Smeltzer, S.C. (2010). Brunner and Suddarths textbook of medical surgical nursing. Philadelphia: Lippicncott William and Wilkins.Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem (Alih Bahasa: dr. Brahm U. Pendit). Jakarta: EGC