stenosis aorta dan mitral

24
SISTEM KARDIOVASKULER STENOSIS KELOMPOK III

Upload: nala-snala07

Post on 12-Jul-2015

3.510 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: stenosis aorta dan mitral

SISTEM KARDIOVASKULERSTENOSIS

KELOMPOK III

Page 2: stenosis aorta dan mitral

Konsep Medis

Definisi

Stenosis Katup Aorta (Aortic Stenosis) adalahpenyempitan pada lubang katup aorta, yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadapaliran darah dari ventrikel kiri ke aorta (Stewart WJ and Carabello BA, 2002: 509-516).

Page 3: stenosis aorta dan mitral

Etiologi

Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah RHD (Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam rematik. Berikut etiologi stenosis katup aorta lebih lengkap :

• Kelainan kongenital

• Penumpukan kalsium pada daun katup

• Demam rheumatik

Page 4: stenosis aorta dan mitral

PATOFISIOLOGI

Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan

tahanan dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri

dan aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan tekanan

yang berlebihan pada ventrikel kiri, yang dicoba diatasi dengan

meningkatkan ketebalan dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel kiri).

Pelebaran ruang ventrikel kiri terjadi sampai kontraktilitas miokard

menurun. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri meningkat. Kontraksi

atrium menambah volume darah diastolik ventrikel kiri.

Page 5: stenosis aorta dan mitral

Hal ini akan mengakibatkan pembesaran atrium kiri. Akhirnya beban ventrikel kiri yang terus menerus akan menyebabkan pelebaran ventrikel kiri dan menurunkan kontraktilitas miokard. Iskemia miokard timbul timbul akibat kurangnya aliran darah koroner ke miokard yang hipertrofi.

Area katup aorta normal berkisar 2-4cm2,Gradien ventrikel kiri dengan aorta mulai trlihat bila area katup aorta <1.5cm2. Bila area katup mitral <1cm2,maka stenosis aorta sudah disebut berat.

Page 6: stenosis aorta dan mitral

Manifestasi klinis

Berikut manifestasi klinis dari stenosis katup aorta :

1. Nyeri dada

2. Pingsan (syncope)

3. Sesak napasPemeriksaan penunjang

1. Electrocardiogram (EKG)

EKG adalah suatu perekaman dari aktivitas elektrikjantung. Pola-pola abnormal pada EKG dapatmencerminkan suatu otot jantung yang menebaldan menyarankan diagnosis dari aortic stenosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang, kelainankonduksi elektrik dapat juga terlihat.

Page 7: stenosis aorta dan mitral

2. Chest x-ray

Chest x-ray (x-ray dada) biasanya menunjukan suatubayangan jantung yang normal. Aorta diatas klepaortic seringkali membesar. Jika gagal jantung hadir, cairan di jaringan paru dan pembuluh-pembuluhdarah yang lebih besar di daerah-daerah paru bagianatas seringkali terlihat.

3. Echocardiography

Echocardiography menggunakan gelombang-gelombang ultrasound untuk memperoleh gambar-gambar (images) dari ruang-ruang jantung, klep-klep, dan struktur-struktur yang mengelilinginya.

Page 8: stenosis aorta dan mitral

4. Cardiac catheterization

Cardiac catheterization adalah standar emas dalammengevaluasi aortic stenosis. Tabung-tabung plastikberongga yang kecil (catheters) dimasukan dibawahtuntunan x-ray ke klep aortic dan kedalam ventricle kiri. Bersama tekanan-tekanan diukur pada keduasisi dari klep aortic. Kecepatan dari aliran darahdiseluruh klep aortic dapat juga diukurmenggunakan suatu kateter khusus.

Page 9: stenosis aorta dan mitral

Komplikasi dan penatalaksanaan

Komplikasi

1. Gagal jantung

2. Hipertensi sisitemik

3. Nyeri dada (angina pectoris)

4. Sesak nafas

Berikut beberapa cara penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain:

1. Teknik nonsurgical (tanpa tindakan operatif)

2. Balloon Valvuloplasty (valvulotomy).

Page 10: stenosis aorta dan mitral

Pencegahan

Stenosis katup dapat dicegah hanya denganmencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakitpada masa kanak-kanak yang kadang terjadi setelahstrep throat (infeksi tenggorokan oleh streptokokus) yang tidak diobati.

Page 11: stenosis aorta dan mitral

Konsep Keperawatan1. Pengkajian

a. Aktivitas/Istirahat:Gejala : kelelahan, kelemahan.Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea denganaktivitas.

b. Sirkulasi:Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedahjantung, palpitasi, jatuh pingsan.Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal.

c. Eliminasi :Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunanfrekuensi/jumlah urine.Tanda : urin pekat gelap.

Page 12: stenosis aorta dan mitral

d. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampaiberat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring.

Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

e. Pernapasan

Gejala : napas pendek

Tanda : dispnea, batuk, pernapasan dangkal.

Page 13: stenosis aorta dan mitral

2. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan penyempitan, iskemiajaringan.

2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantungberhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan denganketidakseimbangan antara suplai oksigen dankebutuhan

Page 14: stenosis aorta dan mitral

3. Perencanaan

Intervensi dan rasional

1. Nyeri dada yang berhubungan denganketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen kemiokardium

• Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak adakeluhan dan terdapat penurunan respons nyeridada

• Kriteria evaluasi : Secara subjektif klienmenyatakan penurunan rasa nyeri dada, secaraobjektif didapatkan tanda vital dalam batasnormal, wajah rileks, tidak terjadi penurunanperfusi perifer, urine >600ml/ hari.

Page 15: stenosis aorta dan mitral

Intervensi Rasional

1. Catat karakteristik nyeri, lokasi, lamanya, dan penyebaran

1. Variasi penampilan dan perilaku klien karenanyeri terjadi sebagai temuan pengkajian

2. Anjurkan pada klien untuk melaporkannyerinya dengan segera

2. Lokasi nyeri perikarditis pada bagiansubstansial menjalar ke leher dan punggung. Tetapi beda dengan nyeri iskemi miokard/ infark, nyeri tersebut akan bertambah padasaat inspirasi dalam, perubahan posisi, danberkurang pada saat duduk/ bersandar kedepan.

3. Lakukan manajemen nyeri keperawatan:• Atur posisi fisiologis

• Istirahatkan klien

3. Nyeri berat dapat ,menyebabkan syok kardiogenik yang berdampak pada kematian mendadak.

• Posisi fisiologis akan meningkatkan suplaioksigen ke jaringan yang mengalami iskemi

• Istirahat akan menurunkan kebutuhanoksigen jaringan perifer sehingga akanmenurunkan kebutuhan miokardium danakan meningkatkan suplai darah danoksigen ke miokardium yang membutuhkanuntuk menurunkan iskemik.

Page 16: stenosis aorta dan mitral

4. Berikan oksigen tambahan dengan kanulanasal atau masker sesuai dengan indikasi

4. Meningkatkan jumlah oksigen yang adauntuk pemakaian miokardium sekaligusmengurangi ketidaknyamanan akibatsekunder dari iskemik.

5. Manajemen lingkungan: Lingkungan tenangdan batasi pengunjung

5. Lingkungan tenang akan menurunkanstimulus nyeri eksternal dan pembatasanpengunjung akan membantu meningkatkankondisi oksigen ruangan yang akan berkurangapabila banyak pengunjung yang akan beradadi ruangan.

6. Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam 6. Meningkatkan suplai oksigen sehingga akanmenurunkan nyeri akibat sekunder dan iskemikjaringan otak.

7. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri 7. Distraksi (pengalihan perhatian) dappatmenurunkan stimulus internal denganmekanisme peningkatan produksi enddorfindan enkefalin yang dapat memblok reseptornyeri untuk tidak dikirimkan ke korteksserebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.

Page 17: stenosis aorta dan mitral

Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveoli dan retensi cairaninterstitial akibat sekunder dari edema paru.

Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.

Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16- 20x/ menit), respons batuk berkurang.

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan membrankapiler alveoli dan retensi cairan interstitial akibat sekunder dari edema paru.

• Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.

• Kriteria hasil : Klien tidak sesak napas, RR dalam batas normal (16-20x/ menit), respons batuk berkurang.

8. Lakukan manajemen sentuhan 8. Manajemen sentuhan pada saat nyeriberupa sentuhan dukungan psikologis dapatmembantu menurunkan nyeri. Masase ringandapat meningkatkan aliran darah dan denganotomatis membantu suplai darah dan oksigenke area nyeri dan menurunkan sensasi nyeri.

KolaborasiPemberian terapi farmakologi antiangina(nitrogliserin)

Obat- obat antiangina bertujuan untukmeningkatkan aliran darah baik denganmenambah suplai oksigen atau denganmengurangi kebutuhan miokardium akanoksigen. Nitrat berguna untuk kontrol nyeridengan efek vasodilator koroner

Page 18: stenosis aorta dan mitral

Intervensi Rasional

1. Auskultasi bunyi napas (crackles) 1. Indikasi adanya edema paru; sekunder akibatdekompensasi jantung

2. Ukur intake dan output cairan 2. Penurunan curah jantung mengakibatkan tidakefektifnya perfusi ginjal, retensi natrium/ cairan, danpenurunan output urine.

3. Timbang berat badan 3. Perubahan tiba- tiba dari berat badanmenunjukkan gangguan keseimbangan cairan.

4. Pertahankan pemasukan total cairan 2000ml/ 24 jam dalam toleransi kardiovaskuler

4. Memenuhi kenutuhan cairan tubuh orang dewasa, tetapi memerlukan pembatasan denganadanya dekompensasi jantung.

Kolaborasi• Berikan diet tanpa garam

• Berikan diuretik, contoh: Furosemide, sprinolakton, hidronolakton

• Pantau data laboratorium elektrolit kalium

• Natrium meningkatkan retensi cairan danmeningkatkan volume plasma yang berdampakterhadap peningkatan beban kerja jantung danakan meningkatkan kebutuhan miokardium.

• Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinyaedema paru.

• Hipokalemia dapat membatasi keefektifanterapi.

Page 19: stenosis aorta dan mitral

3. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan cardiac output sekunder

• Data Penunjang : Mengeluh sesak nafas, badanpanas, cepat lelah, pusing, mual, nyeri dada, palpitasiO : BP menurun, MAP abnormal, tachichardi, denyut lemah, Dyspnea, dysritmia, pulsus paradoks, JVP > 3 cm H2O, Cyanosis

• Kriteria Hasil: Keluhan hilang, ABG normal, polaEKG, isoelektrik, Vital sign dan cardiac isoenzimdalam batas normal , tanda pulsus paradoks hilang, cyanosis hilang

Page 20: stenosis aorta dan mitral

Intervensi Rasional

1. Evaluasi vital sign 1. Indikasi menunjukkan adanya tanda- tanda penyakit

timbul kembali, missal: RR meningkat/ menurun, TD

render atau tinggi,dan lain- lain.

2. Evaluasi bunyi jantung, pericardial friction rub, CVP. 2. Indikasi menunjukkan adanya bunyi jantung yang tidak

normal yang bias menandakan adnya kelainan.

3. Observasi tanda dan gejala yang mungkin merupakan

indikasi berkembangnya kegagalan.

3. Mencegah penyakit memburuk.

4. Observasi tanda – tanda toxicitas digitales 4. Jika ditemukan tanda- tanda tixicitas, segera

dihentikan pengobatan digitalis tersebut agar tidak

memperparah penyakit.

5. Pertahankan patensi jalur IV 5. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, tidak

dehidrasi.

6. Bila muncul tanda – tanda tamponade, maka letakkan

klien dalam posisi fowler dan observasi tanda vital sign

secara ketat

6. Posisi semifowler bias memudahkan klien

untuk mendapatkan oksigen untuk bernapas

Kolaborasi dengan team medis untuk tindakan :

Oksigenasi konsentrasi 24 % - 25 % dengan

kecepatan aliran 2 – 3 liter permenit

Digitalis, diuretic, anti disritmia

Antibiotik per parenteral

Pericardiocentesis

• Membantu klien untuk memenuhi oksigenasinya.

• Obat - obat ini dapat mencegah memprburuk keadaan klien.

Page 21: stenosis aorta dan mitral

4. Resiko tinggi terhadap ketidakseimbangan volume cairan (kelebihan) berhubungan dengan peningkatanretensi cairan dan natrium oleh ginjal.

• Data Penunjang : Berat badan meningkat, AdanyaEdema

• Kriteria Hasil : Keseimbangan output dan input cairan, berat badan stabil, tanda vital dalamrentang normal, dan tidak ada edema

Page 22: stenosis aorta dan mitral

Intervensi Rasional

1. Pantau masukan dan pengeluaran, catatkeseimbangan cairan, timbang berat badantiap hari.

1. Kehilangan berat badan bisa mengindikasiadanya klien kekurangan cairan.

2. Auskultasi bunyi nafas dan jantung 2. Memantau ada atau tidaknya suara jantungabnormal.

3. Kaji adanya distensi vena jugularis 3. Distensi vena jugularis mengindikasi adanyagagal jantung kanan

4. Pantau Tekanan Darah 4. Tekanan darah harus diukur pada waktuyang telah ditentukan untuk menetukan kliensyok atau melemahnya kerja jantung.

5. Catat laporan dyspnea, ortopnea, Evaluasiadanya edema

5. Edema menunjukkan ketidakseimbangancairan.

6. Jelaskan tujuan pembatasan cairan 6. Pembatasan cairan bertujuan agar tidakterjadi retensi cairan.

Page 23: stenosis aorta dan mitral

Evaluasi1.Kebutuhan oksigen klien terpenuhi dan tidak mengalami sakit dada lagi.

2.Pola napas menjadi efektif.

3.Seimbangnya volume cairan dan cyanosis.

4.Seimbangnya iput dan Output cairan.

7. Tindakan Kolaborasi :

1. Berikan diuretik2. Pantau elektrolit serum khususnya kalium3. Berikan cairan IV melalui alat control4. Berikan cairan sesuai indikasi5. Berikan batasan diet natrium sesuai

indikasi

7. Diuretik bertujuan untuk menurunkanvolume plasma dan menurunkan retensicairan di jaringan sehingga menurunkan risikoterjadinya edema paru.

Page 24: stenosis aorta dan mitral

Thank’s for you’re attentionby : group III