kisi kisi kimed

4
1. Jelaskan tujuan metabolism obat serta faktor-faktor yang mempengaruhi metabolism obat ? Jawab : a. Tujuan b. Faktor Faktor Genetik Atau eturunan Perbedaan individu pada proses metabolisme sejumlah obat kadang-kadang t dalam sistemkehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik atau keturunan ikut berperan terhadap adanya perbedaan kecepatan metabolism o !ontoh : metabolism isonia"i# ,suatu obat antituberkulosis, terutama mela proses N-asetilasi. Studi terhadap kecepatan asetilasi isoniaid menunjukkan bahwa ada perbe kemampuan asetilasi dari individu-individu. !rang jepang dan "skimo meru asetilator cepat sedang orang eropa timur dan mesir adalah asetilator la #aktu paro isoniaid pada asetilator cepat bervariasi antara $%-&' menit pada asetilator lambat antara ($'-)'' menit. $erbe#aan %pesies &an Galur Pada proses metabolism obat, perubahan kimia yang terjadi pada spesies d kemungkinan sama atau sedikit berbeda, tetapi kadang-kadang ada yang cukup besar pada reaksi metabolismenya. Pengamatan pengaruh perbeda spesies dan galur terhadap metabolism obat sudah banyak dilakukan, yaitu tipe reaksi metabolic atau perbedaan kualitatif dan pada kecepatan metab atau perbedaan kuantitatif. !ontoh : asam ben"oat , pada bebek diekskresikan sebagai asam ornitu sedang pada anjing diekskresikan sebagai asam hipurat. $erbe#aan Jenis elamin Pada beberapa spesies binatang menunjukan ada pengaruh jenis kelamin ter kecepatan metablisme obat. *anyak obat dimetabolisis dengan kecepatan ya sama baik pada tikus betina maupun tikus jantan. +ikus betina dewasa ter memetabolisis beberapa obat dengan kecepatan yang lebih rendah d tikus jantan. Pada manusia baru sedikit yang diketahui tentang adanya pe perbedaan jenis kelamin terhadpa proses metabolisme obat. !ontoh : nikotin dan asetosal dimetabolisme secara berbeda pada pria da wanita, $erbe#aan 'mur *ayi dalam kandungan dan bayi yang baru lahir jumlah enim-enim mikroso hati yang diperlukan untuk memetabolisis obat relatif masih sedi sangat peka terhadap obat. !ontoh : Tolbutami# , pada bayi yang baru lahir mempunyai waktu paro ± $' jam, sedang pada orang dewasa ± & jam. Hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk metabolism oksidatif masih rendah.

Upload: damas-anjar-purnama

Post on 07-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kimed

TRANSCRIPT

1. Jelaskan tujuan metabolism obat serta faktor-faktor yang mempengaruhi metabolism obat ?Jawab :a. Tujuanb. Faktor Faktor Genetik Atau KeturunanPerbedaan individu pada proses metabolisme sejumlah obat kadang-kadang tejadi dalam sistem kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik atau keturunan ikut berperan terhadap adanya perbedaan kecepatan metabolism obat.Contoh : metabolism isoniazid,suatu obat antituberkulosis, terutama melalui proses N-asetilasi.Studi terhadap kecepatan asetilasi isoniazid menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan asetilasi dari individu-individu. Orang jepang dan Eskimo merupakan asetilator cepat sedang orang eropa timur dan mesir adalah asetilator lambat. Waktu paro isoniazid pada asetilator cepat bervariasi antara 45-80 menit , dan pada asetilator lambat antara 140-200 menit. Perbedaan Spesies Dan GalurPada proses metabolism obat, perubahan kimia yang terjadi pada spesies dan galur kemungkinan sama atau sedikit berbeda, tetapi kadang-kadang ada perbedaan yang cukup besar pada reaksi metabolismenya. Pengamatan pengaruh perbedaan spesies dan galur terhadap metabolism obat sudah banyak dilakukan, yaitu pada tipe reaksi metabolic atau perbedaan kualitatif dan pada kecepatan metabolisme atau perbedaan kuantitatif.Contoh : asam benzoat, pada bebek diekskresikan sebagai asam orniturat, sedang pada anjing diekskresikan sebagai asam hipurat. Perbedaan Jenis KelaminPada beberapa spesies binatang menunjukan ada pengaruh jenis kelamin terhadap kecepatan metablisme obat. Banyak obat dimetabolisis dengan kecepatan yang sama baik pada tikus betina maupun tikus jantan. Tikus betina dewasa ternyata memetabolisis beberapa obat dengan kecepatan yang lebih rendah disbanding tikus jantan. Pada manusia baru sedikit yang diketahui tentang adanya pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadpa proses metabolisme obat.Contoh : nikotin dan asetosal dimetabolisme secara berbeda pada pria dan wanita, Perbedaan UmurBayi dalam kandungan dan bayi yang baru lahir jumlah enzim-enzim mikrosom hati yang diperlukan untuk memetabolisis obat relatif masih sedikit sehingga sangat peka terhadap obat.Contoh : Tolbutamid, pada bayi yang baru lahir mempunyai waktu paro 40 jam, sedang pada orang dewasa 8 jam. Hal ini disebabkan kemampuan bayi untuk metabolism oksidatif masih rendah. Penghambatan Enzim metabolismeKadang-kadang, pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu senyawa yang menghambat kerja enzim-enzim metabolisme dapat meningkatkan intensitas efek obat, memperpanjang masa kerja obat dan kemungkinan juga meningkatkan efek samping dan toksisitas.Contoh : Dikumarol, kloramfenikol, Sulfonamida, dan Fenilbutazon, dapat menghambat enzim-enzim yang memetabolisis tolbutamid dan klorpropamid sehingga menyebabkan kenaikan respons glikemi. Induksi Enzim MetabolismeKadang-kadang pemberian terlebih dahulu atau secara bersama-sama suatu senyawa dapat meningkatkan kecepatan metabolisme obat dan memperpendek masa kerja obat. Hal ini disebabkan senyawa tersebut dapat meningkatkan aktivitas atau jumlah enzim metabolisme dan bukan karena perubahan permeabilitas mikrosom atau oleh adanya reaksi penghambatan. peningkatan aktivitas enzim metabolisme obat-obat tertentu atau proses induksi enzim mempercepat proses metabolisme dan menurunkan kadar obat bebas dalam plasma sehingga efek farmakologis obat menurun dan masa kerjanya menjadi lebih singkat. induksi enzim juga mempengaruhi tosisitas beberapa obat karena dapat meningkatkan metabolisme dan pembentukan metabolit reaktif.Contoh : Fenilbutazon,dapat meningkatkan kecepatan metabolisme aminopirin dan kortisol. Faktor Lain-lainfaktor lain yang dapat mempengaruhi metabolisme obat adalah diet makanan, keadaan kurang gizi, gangguan keseimbangan hormon, kehamilan, pengikatan obat oleh protein plasma, distribusi obat dalam jaringan dan kedaan patologis hati, misal kanker hati.

2. Kenapa sifat kimia fisika merupakan dasar yang sangat penting untuk menjelaskan aktivitas biologis obat ?Jawab :Karena sifat kimia fisika memegang peranan penting dalam pengangkutan obat untuk mencapai reseptor. Sebelum mencapai reseptor, molekul obat harus melalui bermacam-macam sawar membrane, berinteraksi dengan senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta biopolimer. Disini sifat kimia fisika berperan dalam proses absorpsi dan distribusi obat sehingga kadar obat pada waktu mencapai reseptor cukup besar.Hanya obat yang mempunyai struktur dengan kekhasan tinggi saja yang dapat berinteraksi dengan reseptor biologis. Oleh karena itu sifat kimia fisika obat harus menunjang orientasi khas molekul pada permukaan reseptor.

3. Apa yang dimaksud dengan reseptor, jelaskan tipe reseptor serta interaksi obat reseptor ?Jawab :a. Reseptor merupakan suatu makromolekul seluler yang secara spesifik dan langsung berikatan dengan ligan (obat, hormon, neurotransmiter) untuk memicu signaling kimia antara dan dalam sel sehingga menimbulkan efek .b. Tipe Reseptor1. Reseptor terhubung kanal ionReseptor ini berada di membran sel, disebut juga reseptor inotropik. Respon terjadi dalam hitungan milidetik. Kanal merupakan bagian dari reseptor.Contoh : reseptor nikotinik, reseptor GABAA, reseptor ionotropik glutamate dan reseptor 5-HT32. Reseptor terhubung enzim Reseptor terhubung enzim merupakan protein transmembran dengan bagian besar ekstraseluler mengandung binding site untuk ligan (contoh : faktor pertumbuhan, sitokin) dan bagian intraseluler mempunyai aktivitas enzim (biasanya aktivitas tirosin kinase)3. Reseptor terkopling protein G (GPCR)Berada di sel membran. Tranduksi sinyal terjadi dengan aktivasi bagian protein G yang kemudian memodulasi/mengatur aktivitas enzim atau fungsi kanal.Contoh : reseptor histamine, adrenoreseptor, dan reseptor muskarinik4. Reseptor nuklear Reseptor terhubung transkripsi gen disebut juga reseptor nuklear (walaupun beberapa ada di sitosol, merupakan reseptor sitosolik yang kemudian bermigrasi ke nukleus setelah berikatan dengan ligand, seperti reseptor glukokortikoid.Contoh : reseptor kostikosteroid, reseptor estrogen dan progestogen, reseptor vitamin D.c. Interaksi obat ReseptorLigan seperti hormone atau neurotransmitter ibarat sebuah anak kunci yang berikatan pada reseptor spesifik (yang berperan sebagai lubang kunci). Interaksi ini membuka respon sel. Obat mirip ligan, bila berinteraksi dengan reseptor memberikan respon yang sama dengan ligan, merupakan agonis sehingga bisa membuka kunci. Obat lain yang bekerja berlawanan disebut antagonis.

4. Jelaskan 3 fasa yang menentukan terjadinya aktivitas biologis obat ?Jawab :a. Fase farmasetika yang meliputi proses pabrikasi, pengaturan dosis, formulasi, bentuk sediaan, dan terlarutnya obat aktif. Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk dapat diabsorpsi ke tubuh.b. Fase farmakokinetik, yang meliputi proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (ADME). Fasa ini berperan dalam ketersediaan obat untuk mencapai jaringan sasaran (target) atau reseptor sehingga dapat menimbulkan respons biologis.c. Fase farmakodinamik, yaitu fasa terjadinya interaksi obat-reseptor dalam jaringan sasaran. Fasa ini berperan dalam timbulnya respons biologis obat.

5. Jelaskan hubungan struktur, sifat kimia fisika dengan proses absorpsi obat ?Jawab :Proses absorpsi merupakan dasar yang penting dalam menentukan aktivitas farmakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses absorpsi akan mempengaruhi efek obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan. Absorpsi Obat melalui Saluran Cerna Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terlebih dahulu harus mengalami proses absorpsi pada saluran cerna.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses absorpsi obat pada saluran cerna antara lain adalah bentuk sediaan, sifat kimia fisika, cara pemberian, faktor biologis dan faktor lain-lain Absorpsi obat melalui mataBila suatu obat diberikan secara setempat pada mata, sebagian diabsorpsi melalui membran konjungtiva dan sebagian lagi melalui kornea. Kecepatan penetrasi tergantung pada derajat ionisasi dan koefisien partisi obat. Bentuk yang tidak terionisasi dan mudah larut dalam lemak cepat diabsorpsi oleh membran mata. Penetrasi obat yang bersifat asam lemah lebih cepat dalam suasana asam karena dalam suasana tersebut bentuk tidak terionisasinya besar sehingga mudah menembus membran mata. Untuk obat yang bersifat basa lemah penetrasi lebih cepat dalam suasana basa. Absorpsi obat melalui paruObat anestetik sistemik yang diberikan secara inhalasi akan diabsorpsi melalui epitel paru dan membran mukosa saluran napas. Karena mempunyai luas permukaan besar maka absorpsi melalui pembuluh darah paru berjalan dengan cepat. Absopsi obat melalui paru tergantung pada :a. Kadar obat dalam alveolib. Koefisien partisi gas / darah c. Kecepatan aliran darah paru d. Ukuran partikel obat. Hanya obat dengan garis tengah lebih kecil dari 10 m yang dapat masuk peredaran aliran paru Absorpsi obat melalui kulitPenggunaan obat pada kulit pada umumnya ditujukan untuk memperoleh efek setempat. Pada waktu ini sedang dikembangkan bentuk sediaan obat yang digunakan melalui kulit dengan tujuan untuk mendapatkan efek sistemik. Absorpsi obat melalui kulit sangat tergantung pada kelarutan obat dalam lemak karena epidermis kulit berfungsi sebagai membran lemak biologis.