jr b-18

6
Filariasis : diagnosis, pengobatan dan pencegahan Oleh : B 18 Ketua : Uthami Ulfah (1102009289) Sekretaris : Rahayu (1102009233) [ JR: Filariasis B-18] Page 1

Upload: retma-rosela-nurkayanty

Post on 11-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: JR B-18

Filariasis : diagnosis, pengobatan dan pencegahan

Oleh : B 18

Ketua : Uthami Ulfah (1102009289)

Sekretaris : Rahayu (1102009233)

Nadya Kuncaraning Anugrae (1102009198)

Rachmah Kurniasari (1102009231)

Radi Tri Hadrian (1102009232)

Sandrya Deprisicka S (1102009259)

Ulfani Aprilia kartini (1102009288)

Vanessya Adekanov (1102009290)

Chintia Ramadhani (1102008309)

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

TAHUN PELAJARAN 2009-2010

[ JR: Filariasis B-18] Page 1

Page 2: JR B-18

Filariasis: diagnosis, pengobatan dan pencegahan

Abstrak

Limfatik filariasis disebabkan oleh gigitan nyamuk, nematoda Whuchereria bancrofti dan Brugia malayi masih merupakan penyebab utama penyakit tropik didunia terutama pada negara di Asia, yang 90% disebabkan oleh W. bancrofti dan 10% oleh B. malayi. Beberapa studi terbaru menemukan bagaimana cara diagnosis, pengendalian serta strategi perencanaan sebagai langkah pencegahan secara global terhadap kasus filarial.

Aspek Klinik

Pasien yang terinfeksi oleh mikrofilaria akan menimbulkan infeksi asimptomatik (akut) dan gejala kronik. Di daerah endemik sebagian besar menunjukkan asimptomatik klinik dan tempat mikrofilarianya berada di darah perifer. Gejala akut terbagi menjadi :

1. Adeno-limfatik akut (ADL) dengan karakteristik gejala akut yaitu demam Daerah yang terinfeksi nyeri, panas, merah-merah, bengkak. Beberapa tahun pasien dengan bengkak filaria ADL peningkatan derajat penyakit

menjadi limfedema ADL bukan hanya meyerang seperti penyakit kaki gajah menyerang bagian genital

(laki-laki) dan payudara (perempuan) ADL peningkatan penyakit pada saat musim hujan

2. Infeksi yang dikarenakan bakteri (Ex: streptococci) bakteri masuk melalui luka tungkai terinfeksi Infeksi melalui jamur jari kaki, luka ringan, eksim, gigitan serangga

3. Limfatik filariasis akut (AFL) disebabkan oleh cacing filaria dewasa Manisfestasi kronis berkembangnya penyakit kaki gajah limfatik filariasis yakni

limfedema Hidrokel manifestasi kronis menyerang laki-laki yang disebabkan oleh filariasis bancrofti Eosinofilia paru jumlah eosinofil dalam darah tinggi manisfestasi kedua filasiasis W.bancrofti dan B. malayi

Kemajuan dalam diagnosis

Perkembangan terbaru dalam diagnosis filasiasis limfatik :

Membran filtrasi untuk deteksi mikrofilaria Darah vena yang diambil pada malam hari dan disaring melalui membran filtrasi, yang digunakan untuk mendeteksi mikrofilaria dan berat ringannya infeksi. Biasanya pemeriksaan sediaan darah dilakukan dalam tahap awal penyakit sebelum menyebabkan manifestasi klinis.

[ JR: Filariasis B-18] Page 2

Page 3: JR B-18

Ultrasonografi Digunakan untuk menemukan dan menggambarkan gerakan cacing filaria dewasa W. bancrofti pada limfatik skrotum laki-laki tanpa gejala mikrofilaremia. Pada pembuluh limfatik yang membesar dan melebaran ini tidak bisa kembali normal setelah cacing dibunuh oleh diethylcarbamazine (DEC). Pemeriksaan Ultrasonografi tidak bisa digunakan pada pasien dengan limfodema filaria karena pada tahap ini tidak ditemukan cacing dewasa.

Limfoskintigrafi Pemeriksaan limfoskintigrafi dengan menggunakan albumin atau dekstran diantara sela-sela jari kaki, yang ditandai dengan penggunaan kamera gamma. Pada pemeriksaan limfoskintigrafi menunjukan adanya abnormalitas system limfatik sekalipun pada pasien yang asimptomatik mikrofilaremia.

Immunochromatographic test (ICT) Merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif dan spesifik untuk mendeteksi antigen dari filaria. Selain itu, berdasarkan format ELISA sekarang sudah bisa untuk mendiagnosis infeksi yang disebabkan oleh W. bancrofti. Pada pemeriksaan didapatkan test (+) ketika cacing dewasa hidup dan test (-) ketika cacing dewasa mati.

Polymerase Chain Reaction (PCR) Pemeriksaan ini sangat spesifik dan sensitive, yang digunakan untuk mendeteksi DNA parasit dengan menggunakan reaksi rantai polymerase. Dapat mendeteksi pada vektor W.bancrofti dan B.malayi.

Pengobatan

Dietilkarbamazine (DEC) obat ini efektif membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa. DEC menurunkan kadar mikrofilaria dalam dosis tunggal 6 mg/kgBB selama 12 hari. Meskipun DEC membunuh cacing dewasa, tapi hanya aktif secara 50%. Dengan ultrasonografi terlihat bahwa satu dosis DEC membunuh cacing dewasa ketika cacing itu bersifat sensitif terhadap obat. Namun, ketika cacing dewasa tidak sensitif terhadap DEC maka tidak akan menimbulkan efek pada pasien. Obat ini tidak bertindak secara langsung terhadap parasit tetapi melalui sistem kekebalan tubuh dari inang sebelumnya. Efek samping obat ini ditemukan pada pasien yang terdapat mikrofilaria dalam darah ditandai dengan demam, sakit kepala, mialgia, sakit tenggorokan dan batuk yang berlangsung 24-48 jam. Selain itu, DEC merupakan obat pilihan dalam pengobatan sindrome eusinofilia tropis yang harus diberikan dalam jangka 3-4 minggu.

Ivermectin Obat ini hanya bekerja membunuh mikrofilaria, dengan penggunaan dosis tunggal 200-400 ugm/kg. Efek samping yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC, ivermectin tidak efektif digunakan untuk melawan parasit dewasa atau pada eosinofilia tropis. Ivermectin adalah obat pilihan untuk pengobatan onchocerciasis karena keamanan dan keampuhannya. Jika dibandingkan dengan DEC, Ivermectin merupakan obat pilihan untuk pencegahan filariasis Onchocerca dan Loa-loa di Negara endemik Afrika, di mana DEC tidak dapat digunakan karena kemungkinan efek samping yang berat. Ivermectin juga efektif digunakan terhadap ektoparasit seperti kutu pada kepala dan tubuh, kudis dan cacing pada usus. Ivermectin tidak diizinkan untuk digunakan pada manusia di India.

Albendazol Obat ini bekerja menghancurkan filaria dewasa, dengan pemberian dosis 400 mg 2x/hari selama 2 minggu. Albendazol dikombinasikan dengan DEC atau ivermektin dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Strategi yang dilakukan untuk

[ JR: Filariasis B-18] Page 3

Page 4: JR B-18

pemberantasan filariasis di India adalah dengan pemberian dosis tunggal 400 mg albendazol bersama dengan DEC 6 mg/kgBB. Hal ini tidak hanya dapat mencegah penularan Filariasis di masyarakat serta efektif dalam mengurangi mikrofilaria.

Pencegahan ADL

Sejumlah studi menunjukan bahwa limfa yang terkena serangan ADL bisa dicegah pada waktu stadium lymphoedema. Pencegahan dengan cara ‘program peduli kaki’ dengan mengikuti beberapa langkah: mencuci area yang efektif, terutama sela-sela jari dan kulit yang dalam, dengan sabun dan air 2x/hari atau salah minimal sebelum tidur serta mengeringkan dengan kain yang bersih untuk mencegah kelembaban; gunting kuku secara teratur dan jaga agar kuku tetap bersih; dan ditempat yang ada luka atau yang terinfeksi gunakan obat antibiotik; menggunakan anti jamur. Untuk mencegah terulangnya ADL pada pasien, digunakan terapi antibiotik dengan jangka waktu yang lama, sera terapi dengan oral penicillin atau benzathine penicillin.

Pencegahan Gejala Kronik

Cara pencegahan atau mengurangi bengkak: menggunakan elastrocrepe perban atau stocking, menjaga agar limpa tetap tinggi atau meninggikan letak limpa pada malam hari atau pada saat istirahat, setelah melepas perban; latihan tetap untuk limfa yang terinfeksi; dengan melakukan pijitan pada limfa untuk menstimulasi lymphatik dan melancarkan aliran limfa; pneumatic karena pengaruh dari limfa yang menggunakan single atau multi jaket; terapi panas menggunakan basah panas atau panas lembab atau kompor panas; prosedur operasi seperti limfa nodo-vena, omentoplasty, operasi penghilangan atau pemotongan, cangkok kulit; pengobatan yang panjang dengan oral atau topical coumarin atau flavonoids paling efektif untuk mengurangi lymphoedema.

Kesimpulan

Ketersediaan obat sangat diperlukan untuk pencegahan penularan penyakit filariasis, pengobatan dengan biaya rendah serta perawatan yang baik dapat membantu penderita yang terinfeksi penyakit ini. Obat yang digunakan adalah Albendazol dengan dosis tunggal 400 mg dan dikombinasikan dengan DEC 6 mg/kgBB. Pemberian obat tersebut merupakan rekomendasi srategi untuk mencegah penularan filariasis. Selain itu untuk mencegah terinfeksi filariasis sebaiknya masyarakat menerapkan gaya hidup yang sehat.

[ JR: Filariasis B-18] Page 4