teori untuk tugas jr 1

53
Klasifikasi Jalan Klasifikasi jalan yang diatur oleh undang-undang yaitu : a. UU lalu lintas lama b. UU lalu lintas baru a. UU lalu lintas lama Menurut undang undang lalu lintas lama klas jalan didasarkan atas tekanan gandar belakang sbb : Kelas Jalan Tekanan Gandar I 7 II 5 dst - b. UU lalu lintas Baru Menurut undang undang lalu lintas Baru kelas jalan didasarkan pada : 1. Fungsi Jalan Berdasarkan fungsinya jalan klas jalan dibedakan atas - Jalan Utama yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota kota penting , sehingga harus direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat - Jalan Sekunder yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota kota yang lebih kecil serta sekitarnya. - Jalan Penghubung yaitu jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai sebagai

Upload: andrew-samuel-purba

Post on 15-Feb-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

perencanaan jalan raya

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Untuk Tugas JR 1

Klasifikasi Jalan

Klasifikasi jalan yang diatur oleh undang-undang yaitu :a. UU lalu lintas lamab. UU lalu lintas baru

a. UU lalu lintas lamaMenurut undang undang lalu lintas lama klas jalan didasarkan atas tekanan gandar

belakang sbb :

Kelas Jalan Tekanan GandarI 7II 5dst -

b. UU lalu lintas Baru

Menurut undang undang lalu lintas Baru kelas jalan didasarkan pada :

1. Fungsi Jalan Berdasarkan fungsinya jalan klas jalan dibedakan atas

- Jalan Utama yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota kota penting , sehingga harus direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat

- Jalan Sekunder yaitu jalan raya yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting dan kota kota yang lebih kecil serta sekitarnya.- Jalan Penghubung yaitu jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang

juga dipakai sebagai penghubung antara jalan dari golongan yang sama atau berlainan.

2. Volume dan sifat -sifat lalu lintas Berdasarkan hal tersebut klas jalan dapat diklasifikasikan sbb:

FUNGSI KELAS LHR ( SMP )

UTAMA I > 20.000

SEKUNDERIIA 6.000 s/d 20.000IIB 1.500 s/d 8.000IIC < 2.000

PENGHUBUNG III -

Page 2: Teori Untuk Tugas JR 1

Klasifikasi jalan menurut pedoman Perencanaan Geometrik jalan Tahun 1997 ( PP No 43 th 93 ) yaitu :

1. Klasifikasi menurut fungsi Jalan Berdasarkan fungsinya klasifikasi jalan dibedakan atas

- Jalan Arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh , kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien

- Jalan Kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang , kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi

- Jalan Lokal yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri- ciri perjalanan jarak dekat , kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi

2. Klasifikasi menurut Kelas Jalan Kelasifikasi menerut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST ) dalam satuan ton

FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU TERBERAT( MST )

ARTERI

I > 10 T

IIA 10 T

IIIA 8T

KOLEKTORIIIA 8T

IIIB -

LOKAL IIIC -

3. Klasifikasi menurut Medan Jalan Kelasifikasi menerut Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi

sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur, klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan( % )

1 Datar D < 32 Perbukitan B 3 - 253 Pegunungan G > 25

Page 3: Teori Untuk Tugas JR 1

Perencanaan Geometrik

Standard Perencanaan

Yang terpenting untuk perencanaan jalan raya adalah bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan raya yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada kegiatan lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sehubungan dengan hal tersebut pihak Direktorat Jenderal Bina Marga telah mengeluarkan peraturan resmi tentang standard spesifikasi /peraturan perencanaan geometrik jalan raya yaitu Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No 13 thn 1970 kemudian terakhir yaitu Tata Cara Perencanaan Geometrik Thn 1997, sehingga semua perencanaan jalan di Indonesia ini harus berdasarkan pada pedoman tersebut . Isi dari pedoman yang terakhir dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga ini meliputi antara lain :

Kriteria Perencanaan

1. Kenderaan RencanaKenderaan rencana adalah kenderaan yang dimensi dan radius putarnya dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Kenderaan rencana dikelompokkan dalam tiga katagori yaitu

a. Kenderaan kecil diwakili oleh mobil penumpangb. Kenderaan sedang diwakili oleh Truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as.c. Kenderaan besar diwakili oleh truk semi trailer.

Page 4: Teori Untuk Tugas JR 1

Katagori kederaan rencana

Dimensi Kenderaan( Cm )

Dimensi tonjolan( Cm )

Radius Putar ( Cm )

Radius Tonjolan ( Cm )tinggi Lebar Panjang Depan Belakang Min Maks

Kenderaan Kecil 130 210 580 90 150 420 730 780Kenderaan Sedang 410 260 1210 210 240 740 1280 1410Kenderaan Besar 410 260 2100 120 90 290 1400 1370

2. Satuan Mobil Penumpang ( SMP )SMP adalah angka satuan kenderaan dalam hal kapasitas jalan , dimana mobil

penumpang ditetapkan memiliki satu SMP. SMP untuk jenis-jenis kenderaan dan kondisi medan lainnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

No Jenis Kenderaan Datar/perbukitan Pegunungan1 Sedan, Jeep, St Wagon 1 12 Pick Up, Bus Kecil, Truck Kecil 1.2 – 2.4 1.9 – 3.53 Bus Besar, Truck Besar 1.2 – 5.0 2.2 – 6.0

Page 5: Teori Untuk Tugas JR 1

3. Volume Lalu lintas Rencana ada dua volume lalu lintas rencana yaitu :

- Volume Lalu lintas Harian Rencana ( VLHR ) adalah perkiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam SMP/ hari

- Volume Jam Rencana ( VJR ) adalah perkiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam SMP/Jam

3. Kecepatan RencanaKecepatan Rencana Vr, pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kenderaan kenderaan bergerak dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang dan pengaruh samping jalan yang tidak berarti. Untuk kondisi medan yang sulit Vr suatu segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 Km/jam. Besarnya kecepatan rencana untuk masing-masing fungsi jalan dapat dilihat pada tabel berikut :

Fungsi Kecepatan Rencana Vr ( km/Jam )Datar Perbukitan Pegunungan

Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50Lokal 40 – 70 30 - 50 20 – 30

Page 6: Teori Untuk Tugas JR 1

Elemen Geometrik yang direncanakan

1. Penampang Melintang dari penampang melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian jalan sbb:

a. DAMAJA ( Daerah Manfaat Jalan ) daerah manfaat jalan ( DAMAJA ) adalah daerah yang dibatasi oleh batas ambang

pengaman konstruksi jalan dikedua sisi jalan, tinggi 5 m diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan dan kedalaman ruang bebas 1,5 m dibawah muka jalan

b. DAMIJA ( Daerah Milik Jalan ) Daerah milik jalan ( DAMIJA ) adalah daerah yang dibatasi oleh lebar yang sama dengan DAMAJA ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5 m dan kedalaman 1,5 m .

c. DAWASJA ( Daerah Pengawasan Jalan ) Daerah Pengawasan jalan ( DAWASJA ) adalah daerah sepanjang jalan diluar DAMAJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu diukur dari sumbu jalan sebagai berikut:

- Jalan Arteri minimum 20 m- Jalan Kolektor Minimum 15 m- Jalan Lokal minimum 10 m

Untuk keselamatan pemakai jalan , DAWASJA didaerah tikungan ditentukan oleh jarak pandang bebas

Page 7: Teori Untuk Tugas JR 1

Bagian bagian dari penampang melintang

* Jalur Lalu lintasJalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas

kenderaan yang secara fisik berupa perkerasan jalan, batas jalur lalu lintas dapat berupa Median, bahu, Trotoar, pulau jalan dan separator. Jalur lalu lintas dapat terdiri atas beberapa lajur dan type sbb:

- 1 Jalur-2 Lajur-2Arah ( 2/2 TB ) TB = Tidak Terbagi- 1 Jalur-2 Lajur-1Arah ( 2/1 TB ) B = Terbagi- 2 Jalur-4 Lajur-2Arah ( 4/2 B )- 2 Jalur-n Lajur-2Arah ( n/2 B )

Page 8: Teori Untuk Tugas JR 1
Page 9: Teori Untuk Tugas JR 1

Lebar jalur minimum adalah 4,5 m untuk memungkinkan 2 bh kenderaan kecil saling berpapasan, ketentuan lebar jalur tsb dapat dilihat pada tabel berikut :

VLHRSMP/Hr

ARTERI KOLEKTOR LOKALIdeal minimum Ideal minimum Ideal minimum

LebarJalur(m)

LebarBahu(m)

Lebar

Jalur

(m)

LebarBahu(m)

LebarJalur(m)

Lebar

Bahu

(m)

LebarJalur(m)

LebarBahu(m)

LebarJalur(m)

LebarBahu(m)

LebarJalur(m)

LebarBahu(m)

< 3000 6.0 1.5 4.5 1 6.0 1.5 4.5 1.0 6.0 1.0 4.5 1.03000 – 10.000 7.0 2.0 6.0 1.5 7.0 1.5 6.0 1.5 7.0 1.5 6.0 1.0

10.000 -25.000 7.0 2.0 7.0 2.0 7.0 2.0 ** ** - - - -

>25.000 2nx3.5* 2.5 2x7 2.0 2n x 3.5* 2.0 ** ** - - - -

Keterangan ** Mengacu pada persyaratan ideal * 2 Jalur terbagi masing masing n x 3,5 m dimana n = jumlah lajur perjalur - tidak ditentukan

* Lajur Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang dibatasi oleh marka lajur jalan, memiliki lebar yang cukup untuk dilewati suatu kenderaan bermotor sesuai kenderaan rencana, lebar lajur tergantung pada kecepatan dan kenderaan rencana. Ketentuan lebar lajur dan kemiringan melintang normal dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

FUNGSI KELAS LEBAR LAJUR IDEAL ( M )Arteri I

II , IIIA3.753.50

Kolektor IIIA, IIIB 3.0Lokal IIIC 3.0

Page 10: Teori Untuk Tugas JR 1

* Bahu JalanBahu jalan adalah bagian jalan yang terletak ditepi jalur lalu lintas dan harus

diperkeras, fungsi bahu adalah sebagai lajur lalu lintas darurat, tempat berhenti sementara, atau tempat parkir darurat, ruang bebas samping bagi lalu lintas, penyangga sampai untuk kestabilan perkerasan jalur LL. Kemiringan bahu jalan normal antara 3-5 % dengan ketentuan lebar sbb:

* MedianMedian adalah bagian bangunan jalan yang secara fisik memisahkan dua jalur lalu

lintas yang berlawanan arah. Fungsi median adalah untuk memisahkan dua aliran lalu lintas yang berlawanan arah, ruang lapak tunggu penyeberang jalan, penempatan fasilitas jalan, tempat prasarana kerja sementara penghijauan, tempat berhenti darurat ( jika cukup luas ),cadangan lajur mengurangi silau dari sinar alampu kenderaan dari arah yang berlawanan. Jalan 2 arah dengan 4 lajur atau lebih perlu dilengkapi median.Median terdiri dari 2 bentuk yaitu :

a. Median direndahkan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan.b. Median ditinggikan, terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan.

Page 11: Teori Untuk Tugas JR 1

Lebar minimum Median terdiri atas jalur tepian selebar 0,25 s/d 0,5 m dan bangunan pemisah jalur, lebar minimum dapat dilihat pada tabel berikut

Bentuk Median Lebar Min (m)Median ditinggikan 2Median direndahkan 7

* Fasilitas Pejalan kakiFasilitas pejalan kaki berfungsi memisahkan pejalan kaki dari jalur lalu lintas

kenderaan guna menjamin keselamatan pejalan kaki dan kelancaran lalu lintas ketentuannya dapat dilihat pada standar perencanaan geometrik jalan perkotaan.

Ruas Jalan/Segmen Jalan

1. Persyaratan Jarak PandanganKemungkinan untuk melihat kedepan adalah faktor yang penting dalam suatu operasi dijalan agar tercapai keadaan yang aman dan efisien , untuk ini harus diadakan jarak pandangan yang cukup panjang sehingga pengemudi dapat memilih kecepatan dari kenderaan dan tidak menabrak benda tidak terduga diatas jalan , demikian pula jalan pada dua jalur yang memungkinkan pengendara berjalan diatas jalur berlawanan untuk menyiap kenderaan dengan aman. Syarat jarak pandangan yang diperlukan dalam perencanaan jalan raya untuk mendapatkan keamanan yang setinggi tingginya bagi lalu lintas ada dua hal sbb:

a. Jarak Pandangan Hentib. Jarak Pandangan Mendahului/menyusul

a. Jarak Pandangan HentiJarak pandangan henti adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi untuk menghentikan kenderaan yang sedang berjalan, setelah melihat adanya rintangan pada jalan yang dijalani , diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata penmgemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm diukur dari permukaan jalanSetiap titik disepanjang jalan harus memenuhi jarak pandangan henti ( Jh ). Jarak pandangan henti adalah penjumlahan dua jarak yaitu :

1. Jarak Tanggap yaitu jarak yang ditempuh oleh kenderaan dari waktu pengendara melihat benda dimana harus berhenti sampai menginjak rem ( perception time/waktu sadar ).

2. jarak yang diperlukan untuk berhenti sesudah menginjak rem/ jarak mengerem ( break reaction time/waktu reaksi mengerem )

Page 12: Teori Untuk Tugas JR 1

Perception time ( waktu sadar ) adalah waktu yang diperlukan oleh pengemudi sampai pada suatu keputusan yang diperlukan oleh pengendara bahwa pada saat itu harus mengerem, ini adalah waktu dari permulaan melihat benda sampai pada waktu dimana benda yang ada pada jalur menuntut kenderaan untuk berhenti,

waktu sadar ini bergantung dari:- jarak benda- daya penglihatan- jenis dan kondisi jalan- warna dari benda tersebut

Pada kecepatan tinggi maka perception time yang dibutuhkan adalah lebih pendek dari pada kecepatan rendah, hal ini terutama karena pada kecepatan tinggi biasanya pengendara berada dalam keadaan siap.Besarnya nilai ini biasanya diambil 2,5 dt Rumus untuk menghitung jarak pandangan henti berdasarkan penelitian adalah sbb:

Vr 2 ( ------- )

Vr 3.6Jh = -------- T -------------------

3.6 2 g f

dimanaJh = Jarak pandangan henti ( m )Vr = Kecepatan rencana ( Km/jam ) T = Waktu tanggap ditetapkan 2,5 dt g = Percepatan gravitasi ditetapkan 9,8 m/dt2 f = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan aspal ditetapkan

0.35 s/d 0.55

Persamaan tersebut disederhanakan menjadi :

2 Vr

Jh = 0.694 Vr x 0,004 -------- f

Dari persamaan diatas dapat dihitung berbagai jarak pandangan henti untuk masing-masing kecepatan rencana sbb:

Vr (km/jam)

120 100 80 60 50 40 30 20

Jh (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Page 13: Teori Untuk Tugas JR 1

b. Jarak Pandangan MenyiapJarak pandangan menyiap adalah jarak yang dibutuhkan untuk menyusul kenderaan lain yang dipergunakan hanya pada jalan dua jalur . Didalam perencanaannya jarak pandangan menyusul ini harus dihitung berdasarkan panjang yang diperlukan untuk menyelesaikan penyusulan secara normal dan aman dimana pengemudi /pengendara dapat melihat jarak yang cukup aman kedepan untuk menyusul.Untuk menghitung jarak pandangan menyusul pada jalan dua jalur untuk perencanaan, perlu dilakukan beberapa anggapan sbb:

1. Kenderaan yang disiap ( disusul ) berjalan dengan kecepatan tetap 2. Pada waktu memasuki daerah penyiapan, maka kenderaan yang akan Menyiap telah mengurangi kecepatannya dan mengikuti kenderaan yang akan disusul 3.Bila daerah penyiapan tiba, pengendara memerlukan waktu untuk melihat / memikir amannya daerah penyusulan dan memulai gerakan menyiap.4.Penyiapan dilaksanakan dengan apa yang diistilahkan " start terlambat "

( delayed start ) dan bergegas kembali kejalur asal kenderaan yang menyusul mempercepat selama gerakan ini dan kecepatan rata rata selama berada dijalur lawan adalah 10 mph lebih tinggi dari kecepatan kenderaan yang disusul

5.Ketika kenderaan yang menyusul kembali pada jalannya, seharusnya masih ada jarak antara dengan kenderaan pada jalur lawan

Minimum jarak pandangan menyusul untuk jalan dua jalur dihitung dari penjumlahan 4 jarak sbb: a. Jarak permulaan menyusul ( d 1 )

Yaitu jarak yang ditempuh selama pengamatan dan waktu reaksi serta waktu untuk memulai mengambil jalur lawan, jarak ini terbagi dalam dua bagian yaitu : 1. Jarak yang ditempuh selama waktu pengamatan dan reaksi2. Jarak yang ditempuh dalam interval waktu selama pengemudi membawa kenderaannya dalam kecepatan membuntuti sampai suatu titik dimana mau beralih kejalur lawan.

Jarak permulaan menyusul dihitung dengan rumus

d1 = 1.47 . t1 ( v - m + 1/2 a . t1 )

dimana : t1 = Waktu selama pengendara membuntuti sampai suatu titik mau beralih kearah lawan ( diambil 3,7 s/d 4,3 dt )

a = Percepatan rata rata ( diambil 1,4 s/ 1,47 mph ps ) v = Kecepatan rata rata kenderaan penyusul ( mph )

m = Perbedaan kecepatan kenderaan yang disusul dengan

Page 14: Teori Untuk Tugas JR 1

kenderaan yang menyusul ( mph )

b. Jarak selama kenderaan yang menyusul berada dijalur lawan ( d2 )Menurut penyelidikan, kenderaan yang menyusul akan berada dijalur lawan antara 9,3 s/d 10,4 dt . Jarak yang ditempuh pada jalur lawan oleh kenderaan yang menyusul ( d2 ) diperoleh dengan menggunakan rumus :

d2 = 1,47 . v . t2

dimana : t2 = Waktu kenderaan berada dijalur lawan ( diambil 9.3 s/d 10.4 dt ) v = Kecepatan rata rata kenderaan yang menyusul ( mph )

c. Jarak kebebasan / Clearance length ( d3 )

adalah merupakan jarak antara kenderaan yang menyusul setelah gerakan menyusul dengan kenderaan lawan atau jarak kebebasan antara kenderaan berlawanan dan kenderaan yang menyusul pada akhir gerakan menyusul (diperkirakan 110 s/d 300 ft )

d. Jarak yang ditempuh kenderaan lawan ( d4 )adalah jarak yang ditempuh kenderaan lawan pada waktu melakukan gerakan penyusulan untuk mengurangi kemungkinan berhadapan dengan kenderaan lawan selama kenderaan yang menyusul berada dijalur lawan ( dalam hal ini kenderaan lawan dianggap mempunyai kecepatan yang sama dengan kenderaan yang menyiap/menyusul) dengan demikian d4 diambil :

d4 = 2/3 d2

Dari persamaan dan asumsi diatas dapat dihitung berbagai jarak pandangan menyusul untuk masing-masing kecepatan rencana sbb:

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20Jh (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Page 15: Teori Untuk Tugas JR 1

Daerah mendahului harus disebar disepanjang jalan dengan jumlah panjang min 30 % dari total panjang ruas jalan tsb

Daerah Bebas Samping ditikunganDaerah bebas samping ditikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan

pandang ditikungan sehingga Jarak pandangan henti ( Jh ) dipenuhi.Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan ditikungan dengan membebaskan obyek-obyek penghalang sejauh E ( m ) diukur dari garis tengah lajur dalam sampai obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuhi

Page 16: Teori Untuk Tugas JR 1

Untung menghitung daerah bebas samping ditikungan digunakan rumus-rumus sbb:

1. Jika Jarak pandangan Henti ( Jh ) < Panjang tikungan ( Lt )

o 90 Jh

E = R {( 1- Cos ( ---------- ) } R

Dimana : R = Jari-jari tikungan Jh = Jarak Pandangan henti ( m ) E = daerah bebas samping

Nilai E untuk Jh < Lt

R ( m )Vr = 20 30 40 50 60 80 100 120Jh = 16 27 40 55 75 120 175 250

500030002000150012001000800600500400300250200

1.51.9

1.82.32.83.5

1.51.82.23.03.64.56.07.2Rmax=210

1.92.63.23.84.86.47.69.5Rmax=350

1.62.63.95.26.57.89.71315.5Rmax=500

Page 17: Teori Untuk Tugas JR 1

175150130120110100908070605040302015

1.62.1Rmax=15

1.51.82.33.0Rmax=300

1.51.71.82.02.22.52.83.33.9Rmax=50

2.22.52.93.13.43.84.24.7Rmax=80

4.04.75.45.8Rmax=115

2. Jika Jarak pandangan Henti ( Jh ) > Panjang tikungan ( Lt )

o o 90 Jh 90 Jh

E = R { 1- Cos ( ---------- ) } + 1/2 ( Jh-Lt ) Sin ( -------- ) π R π RDimana : R = Jari-jari tikungan

Jh = Jarak Pandangan henti ( m ) E = daerah bebas samping

Berdasarkan rumus diatas dapat dihitung nilai E untuk berbagai harga R, Jh dan Vr seperti pada tabel berikut :Nilai E untuk Jh > Lt

R ( m )Vr = 20 30 40 50 60 80 100 120Jh = 16 27 40 55 75 120 175 250

6000500030002000150012001000800600500400 1.8

1.52.02.32.9

1.52.12.53.24.25.16.4

1.62.53.34.14.96.18.29.812.2Rmax=350

1.61.93.14.76.27.89.411.715.618.6Rmax=500

Page 18: Teori Untuk Tugas JR 1

300250200175150130120110100908070605040302015

1.51.61.92.22.63.34.46.48.4Rmax=15

1.51.72.02.22.42.62.93.23.74.35.16.48.4Rmax=30

1.51.82.22.63.03.53.74.14.55.05.66.47.48.8Rmax=50

2.42.93.64.14.85.56.06.57.27.98.9Rmax=80

3.94.75.86.77.88.99.7Rmax=115

8.510.1Rmax=210

2. Persyaratan Alignement

Alignement Horizontal

Alignement horizontal adalah proyeksi horizontal dari sumbu jalan tegak lurus bidang peta situasi jalan. Alignement ( garis tujuan ) horizontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :

a. Garis lurus ( tangent ) , merupakan jalan bagian lurusb. Lengkungan horizontal ( tikungan )

a. Panjang bagian lurusDengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan ditinjau dari segi

kelelahan pengemudi , maka panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5 m sesuai Vr. Ketentuan panjang bagian lurus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut

Fungsi Panjang Bagian Lurus Maks (m)Datar Perbukitan Pegunungan

Arteri 3.000 2.500 2.000Kolektor 2.000 1.750 1.500

b. Lengkungan horizontal ( tikungan )

Bagian yang sangat kritis pada alignement horizontal adalah bagian tikungan , karena terdapat gaya yang akan melemparkan kenderaan keluar daerah tikungan ( gaya sentrifugal ), hal tersebut harus diimbangi oleh komponen berat kenderaan yang diakibatkan oleh super elevasi dari jalan dan oleh gesekan samping ( side friction ) antara

Page 19: Teori Untuk Tugas JR 1

ban dan permukaan jalan . Rumus rumus dasar dari kenderaan yang melintasi tikungan adalah sbb: 2

e + f = V 127 R

Dimana : e = Superelevasi f = faktor gesekan samping V = kecepatan kenderaan R = radius

R minimum pada tikungan :

Rmin = V 2 ..

127 fm

Rmin = V 2 .. 127 em

Rmin = V 2 ..

127 (em + fm)

Berdasarkan dari rumus terakhir diatas dapat dihitung harga Rmin untuk berbagai kecepatan rencana sesuai dengan tabel sbb:

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20Jari2 Min (m) 600 370 210 110 80 50 30 15

Page 20: Teori Untuk Tugas JR 1

Perencanaan Alignment Horizontal

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan alignment horizontal sehubungan dengan keselamatan dan kenyamanan adalah sbb:

Menetapkan design speed ( Kecepatan Rencana )Kecepatan rencana dapat diperoleh dari daftar 3 buku peraturan perencanaan

geometrik jalan raya yang besarnya didasarkan atas :- dari Kelas Jalan- dari keadaan topografi ( Medan datar,bukit dan gunung )

Menetapkan Pemilihan kurva

Pemilihan bentuk kurva disesuaikan dengan keadaan lapangan. Ada tiga jenis bentuk kurva yang umum digunakan al :

- Full Circle- Spiral - Circle - Spiral- Spiral - Spiral

Bentuk Kurva Full Circle

Bentuk tikungan ini digunakan pada tikungan yang mempunyai jari-jari besar dan sudut tangent yang relatif kecil. Batasan-batasan yang dipakai dimana diperbolehkan menggunakan bentuk Full Circle adalah sbb:

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Page 21: Teori Untuk Tugas JR 1

Jari2 Min (m) 2500 1500 900 500 350 250 130 60

Bila R , dari harga tersebut diatas maka bentuk tikungan yang dipakai adalah S-C-S atau S-S

Page 22: Teori Untuk Tugas JR 1
Page 23: Teori Untuk Tugas JR 1

Bentuk Kurva Spiral - Circle - SpiralPada bentuk ini spiral adalah merupakan transisi dari bagian lurus ke bagian circle

atau disebut juga lengkung peralihan

Page 24: Teori Untuk Tugas JR 1
Page 25: Teori Untuk Tugas JR 1

. Fungsi utama dari lengkung peralihan ini adalah:

1 Menjaga agar perubahan gaya sentrifugal yang timbul pada waktu kenderaan memasuki atau meninggalkan tikungan dapat terjadi secara berangsur-angsur, tidak secara mendadak,dengan demikian diharapkan agar kenderaan dapat melintasi jalan yang telah disediakan , tidak melintasi jalur lawan.

2 .Untuk memungkinkan mengadakan perubahan dari lereng jalan normal ( jalan lurus ) kekemiringan sebesar super elevasi yang telah diperhitungkan secara berangsur angsur sesuai dengan gaya sentrifugal yang timbul.

Agar fungsi utama tersebut dapat tercapai dengan baik, maka kita harus memiliki bentuk persamaan lengkung yang paling mendekati bentuk lintasan gerakan kenderaan pada tikungan, untuk ini bentuk lengkung yang sesuai dan memenuhi syarat adalah lengkung spiral euler ( Cornu ).

Panjang lengkung peralihan ( Ls ) ditetapkan atas pertimbangan bahwa : a. Lama waktu perjalanan dilengkung peralihan perlu dibatasi untuk menghindarkan kesan perubahan alinemen yang mendadak ditetapkan 3 dt ( pada kecepatan Vr ) b. Gaya sentrifugal yang bekerja pada kenderaan dapat diantisipasi berangsur-angsur pada lengkung peralihan dengan aman c. Tingkat perubahan kelandaian melintang jalan ( re ) dari bentuk kelandaian normal kekelandaian super elevasi penuh tidak boleh melampaui re max yang ditetapkan sbb:

Untuk Vr < 70 Km/Jam re max = 0.035 m/m/dt2 Untuk Vr > 80 Km/Jam re max = 0.025 m/m/dt2

Panjang lengkung peralihan ( Ls ) ditentukan dari 3 rumus dibawah ini dan diambil nilai terbesar sbb:1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum dilengkung peralihan

Vr Ls = ---------- T

3,6

Dimana : T = Waktu tempuh pada lengkung peralihan ditetapkan 3 dt Vr = Kecepatan rencana ( Km/Jam )

Page 26: Teori Untuk Tugas JR 1

2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

3 Ls min = 0.022 Vr - 2.727 Vr e

R . C C

Dimana : Ls = Panjang spiral ( m ) Vr = Kecepatan rencana ( km/jam ) R = Radius Circle ( m ) C = Perubahan percepatan ( m/dt3 ) biasanya diambil 1-3 m/dt3 ) e = Super elevasi

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

( em - en ) Vr Ls = ------------------

3,6 re

Dimana : Ls = Panjang spiral ( m ) Vr = Kecepatan rencana ( km/jam ) re = Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan m/m/dt em = Super elevasi maksimum en = Super elevasi normal

Selain menggunakan rumus-rumus diatas besarnya Ls dapat ditetapkan secara praktis dengan menggunakan tabel sbb:

Vr(km/jam)

Super Elevasi e ( % )2 4 6 8 10

Ls Le Ls Le Ls Le Ls Le Ls Le203040 10 20 15 25 15 25 25 30 35 4050 15 25 20 30 20 30 30 40 40 5060 15 30 20 35 25 40 35 50 50 6070 20 35 25 40 30 45 40 55 60 7080 30 55 40 60 45 70 65 90 90 12090 30 60 40 70 50 80 70 100 100 130100 35 65 45 80 55 90 80 110 110 145110 40 75 50 85 60 100 90 120 - -120 40 80 55 90 70 110 95 135 - -

Page 27: Teori Untuk Tugas JR 1

Pada tikungan s-c-s ini posisi lintasan tikungan akan bergeser dari bagian jalan yang lurus kearah sebelah dalam sebesar P nilai P tersebut dapat dihitung berdasarkan rumus sbb:

2 Ls

P = ------------------ 24 Rc

Dimana : Ls = Panjang spiral ( m ) Rc = Jari-jari lengkung

Apabila nilai P kurang dari 0,25 m maka lengkung peralihan tidak diperlukan sehingga type tikungan menjadi Full Circle ( FC ), demikian pula super elevasi, hal ini tidak diperlukan bila R lebih besar atau sama dengan nilai seperti dalam tabel berikut :

Kecepatan Rencana ( km/jam) R ( m )60 70080 1.250100 2.000120 5.000

Page 28: Teori Untuk Tugas JR 1
Page 29: Teori Untuk Tugas JR 1

Super elevasi

Super elevasi adalah suatu kemiringan melintang ditikungan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kenderaan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan Vr Diagram super elevasi adalah suatu diagram yang dimaksudkan sebagai cara untuk menggambarkan pencapaian super elevasi dari lereng normal kekemiringan melintang penuh (super elevasi ).Nilai super elevasi maksimum ditetapkan 10 %

Cara penggambaran diagram super elevasi sbb:

a. untuk tikungan Full Circle

Nilai Ls' diambil berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian dengan rumus sbb:

( em - en ) Vr Ls' = ------------------

3,6 re

Dimana : Ls = Panjang spiral ( m ) Vr = Kecepatan rencana ( km/jam ) re = Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan m/m/dt em = Super elevasi maksimum en = Super elevasi normal

Page 30: Teori Untuk Tugas JR 1

2. Diagram super elevasi untuk tikungan S-C-S

Page 31: Teori Untuk Tugas JR 1

Penggambaran sumbu Putar Diagram Super Elevasi

a. Untuk jalan tanpa medianuntuk menggambarkannya ada 3 cara yaitu :

Page 32: Teori Untuk Tugas JR 1

a. Untuk jalan dengan medianuntuk menggambarkannya ada 3 cara yaitu :

Page 33: Teori Untuk Tugas JR 1

Pelebaran pada tikungan ( grafik I )

Pelebaran ditikungan dimaksudkan untuk mempertahankan konsistensi geometrik jalan agar kondisi operasional lalu lintas ditikungan sama dengan dibagian lurus, pelebaran ditikungan mempertimbangkan hal-hal sbb:

1. Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kenderaan tetap pada lajurnya2. Penambahan lebar ( ruang ) lajur yang dipakai saat kenderaan melakukan

gerakan melingkar. Dalam segala hal pelebaran ditikungan harus memenuhi gerak perputaran kenderaan rencana sedemikian sehingga proyeksi kenderaan tetap pada lajurnya

3. Pelebaran ditikungan ditentukan oleh radius belok kenderaan rencana dan besarnya ditetapkan seperti pada tabel berikut

4. Pelebaran yang lebih kecil dari 0,6 m dapat diabaikan5. Untuk jalan 1 jalur 3 lajur nilai-nilai dalam tabel tersebut harus dikali 1,56 Untuk jalan 1 jalur 4 lajur nilai-nilai dalam tabel tersebut harus dikali 2

Tikungan Gabungan ( ganda )

Ada 2 macam tikungan gabungan yaitua. Tikungan gabungan searah yaitu gabungan 2 atau lebih tikungan dengan arah

putaran yang sama tetapi dengan jari-jari yang berbeda

Page 34: Teori Untuk Tugas JR 1

b. Tikungan gabungan balik arah yaitu gabungan 2 tikungan dengan arah putaran yang berbeda

Penggunaan tikungan gabungan tergantung besarnya perbanddingan R1 dan R2

R1 2 ------ > ----- Tikungan gabungan searah harus dihindarkan

R2 3

R1 2 ------ < ----- Tikungan gabungan harus dilengkapi bagian lurus atau

R2 3 Clothoide sepanjang paling tidak 20 m

Setiap tikungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus diantara kedua tikungan tersebut sepanjang paling tidak 30 m

Page 35: Teori Untuk Tugas JR 1

Alignment Vertikal

Alignment vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan ( proyeksi tegak lurus bidang gambar ) . Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli. Alignment vertikal ini sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya pembangunan ( sehubungan dengan pekerjaan galian dan timbunan ). Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai vertikal dan lengkung vertikal. Ditinjau dari titik awak perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positif ( tanjakan ) dan landai negatif ( turunan ) atau landai nol ( datar ). Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung atau cembung

Landai Maksimum dan Panjang Maksimum Landai

Lain halnya dengan alignment horizontal dimana daerah kritis berada pada lengkungan, tetapi pada alignment vertikal daerah kritis berada pada bagian lurus , karena kemampuan pendakian dari kenderaan dipengaruhi oleh besarnya landai dan panjang pendakian ( panjang kritis landai ), untuk itu didaerah pendakian besarnya landai dan panjang landai harus dibatasi yaitu berupa kelandaian maksimum dan panjang kritis landai.Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kenderaan bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah

Untuk ini Bina Marga telah mengatur ketentuan besarnya landai maks dan dapat dilihat sesuai tabel sbb:

Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40Kelandaian maks (%) 3 3 4 5 8 9 10 10

Panjang landai kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar kenderaan dapat mempertahankan kecepatan sedemikian sehingga penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh Vr, lama perjalanan tersebut ditetapkan tidak lebih dari satu menit, panjang landai kritis tsb dapat dilihat sesuai tabel sbb:

Kecepatan pada awaltanjakan (km/jam)

Kelandaian ( % )4 5 6 7 8 9 10

80 630 460 360 270 230 230 20060 320 210 160 120 110 90 80

Page 36: Teori Untuk Tugas JR 1

Lengkung Vertikal

Pada setiap pergantian landai harus dibuat suatu lengkung vertikal yang memenuhi keamanan, kenyamanan dan drainase yang baik. Tujuan dari pembuatan lengkung vertikal adalah mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian, menyediakan jarak pandangan henti

Lengkung vertikal yang digunakan adalah lengkung parabola sederhana dengan pertimbangan sbb:

- Volume pekerjaan tanah- panjang jarak pandangan yang dapat diperoleh pada setiap titik pada lengkungan- kenyamanan untuk sipemakai jalan- perhitungan yang sederhana dan mudah

Lengkung vertikal terbagi atas 2 type yaitu1. lenkung vertikal cembung 2. Lengkung vertikal cekung

Untuk menghitung pergeseran vertikal dari titik potong kedua tangent kelengkung vertikal dapat dipergunakan rumus sbb:

A LVEV = ---------

800 2 A X

Y = --------- 200 LV

Page 37: Teori Untuk Tugas JR 1

Dimana : EV = Ppergeseran vertikal dari titik potong kedua tangent kelengkung vertikal LV = Panjang lengkung ( jarak horizontal antara PLv dan PTv ) A = Perbedaan aljabar landai X = jarak horizontal setiap titik peninjauan Y = jarak vertikal setiap titik peninjauan

Panjang Lengkung vertikal ( LV ) dapat ditentukan dengan memakai rumus sbb:

a. Jika jarak pandangan henti lebih kecil dari panjang lengkung vertikal cembung panjangnya ditetapkan dengan rumus sbb:

2 A S

LV = ----------- 405

b. Jika jarak pandangan henti lebih besar dari panjang lengkung vertikal cekung panjangnya ditetapkan dengan rumus sbb:

405

LV = 2 S - ----------- A

Panjang minimum lengkung vertikal dapat ditentukan dengan rumus :

LV = A Y 2

S LV = -----------

405

Dimana : L V = Panjang lengkung vertikal ( m )A = Perbedaan grade Y = Faktor penampilan kenyamanan, didasarkan pada tinggi obyek 10 cm dan

tinggi mata 120 cm nilai Y ini dapat diperoleh sesuai tabel berikut

Kecepatan Rencana (km/jam) Faktor Penampilan Kenyamanan Y< 40 1.5

40 - 60 3> 60 8

Page 38: Teori Untuk Tugas JR 1

Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan langsung sesuai tabel berikut yang didasarkan pada penampilan, kenyamanan dan jarak pandang

Kecepatan Rencana (km/jam)

Perbedaan Kelandaian Memanjang ( % ) Panjang Lengkung ( m )

< 40 1 20 - 3040 - 60 0.6 40 - 80> 60 0.4 80 – 150

Lajur Pendakian

Lajur pendakian dimaksudkan untuk menampung truk-truk yang bermuatan berat atau kenderaan lain yang berjalan lebih lambat dari kenderaan - kenderaan lain pada umumnya, agar kenderaan-kenderaan lain dapat mendahului kenderaan lambat tersebut tanpa harus berpindah lajur atau menggunakan lajur arah berlawanan.Lajur pendakian harus disediakan pada ruas jalan yang mempunya kelandaian yang besar menerus dan volume lalu lintasnya relatif terlalu padatPenempatan lajur pendakian harus dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. disediakan pada jalan arteri atau kolektorb. Apabila panjang kritis terlampaui, jalan memiliki VLHR > 15.000 SMP / hari

dan persentase truk > 15 %

Lebar lajur pendakian sama dengan lebar lajur rencana, Lajur pendakian dimulai 30 m dari awal perubahan kelandaian dengan serongan sepanjang 45 m dan berakhir 50 m sesudah puncak kelandaian dengan serongan sepanjang 45 m , jarak minimum antara 2

Page 39: Teori Untuk Tugas JR 1

lajur pendakian adalah 1,5 km. Lajur pendakian tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

Page 40: Teori Untuk Tugas JR 1

Koordinasi Alinemen

Alinemen Vertikal, alinemen horizontal dan potongan melintang jalan adalah elemen-elemen jalan sebagai keluaran perencanaan harus dikoordinasikan sedemikian sehingga menghasilkan suatu bentuk jalan yang baik dalam arti memudahkan pengemudi mengemudikan kenderaannya dengan aman dan nyaman. bentuk kesatuan ketiga elemen jalan tersebut diharapkan dapat memberikan kesan atau petunjuk kepada pengemudi akan bentuk jalan yang akan dilalui didepannya sehingga pengemudi dapat melakukan antisipasi lebih awal.Koordinasi alinemen vertikal dan elemen horizontal harus memenuhi ketentuan sbb:

a. Alinemen horizontal sebaiknya berimpit dengan alinemen vertikaldan secara ideal alinemen horizontal lebih panjang sedikit melingkupi alinemen vertikal.b. Tikungan yang tajam pada bagian bawah lengkung vertikal cekung atau pada bagian atas lengkung vertikal cembung harus dihindaric. Lengkung vertikal cekung pada kelandaian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkand. Dua atau lebih lengkung vertical dalam satu lengkung horizontal harus dihindarkane. Tikungan yang tajam diantara dua bagian jalan yang lurus dan panjang harus dihindarkan.

Page 41: Teori Untuk Tugas JR 1