jr perio merokok & periodontal

Upload: matthew-ryan

Post on 02-Jun-2018

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    1/28

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    2/28

    2

    dibandingkan dengan yang mendapat upah sedang atau tinggi dan meningkat

    seiring dengan kurangnya tahun pendidikan.69

    Peningkatan bukti yang mengusulkan bahwa merokok sebagai faktor resiko

    utama untuk periodontitis, yang mempengaruhi prevalensi, perluasan dan

    keparahan penyakit. Sebagai tambahan, merokok dapat mempengaruhi hasil klinis

    dari terapi nonpembedahan dan pembedahan, seperti juga keberhasilan jangka

    panjang dari penempatan implan. Dengan 41.9% kasus periodontitis di Amerika

    Serikat yang dikaitkan dengan merokok, telah meningkat kepentingan untuk

    memahami dampaknya pada permulaan, perkembangan dan penanganan penyakit

    ini pada pasien yang merokok. Bab ini membahas efek merokok pada prevalensi,

    keparahan, etiologi, dan patogenesis penyakit periodontal, seperti juga dampaknya

    pada perawatan. Pembaca dirujuk ke beberapa tinjauan yang sangat baik tentang

    topik ini untuk hasil penelitian yang mendetail .34,49,50,53,70

    EFEK MEROKOK PADA PREVALENSI DAN KEPARAHAN

    PENYAKIT PERIODONTAL

    Gingivitis

    Penelitian klinis terkontrol telah menunjukkan bahwa dalam mode)

    percobaan gingivitis manusia, perkembangan inflamasi sebagai respon terhadap

    akumulasi plak menurun pada perokok dibandingkan dengan nonperokok. 8,16

    (label 14-1). Sebagai tambahan, penelitian cross-sectional telah menunjukkan

    bahwa perokok muncul dengan kurangnya inflamasi gingiva daripada

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    3/28

    3

    nonperokok. 5-7,54,55 Data ini mengusulkan bahwa perokok mengalami

    penurunan ekspresi inflamasi klinis dengan adanya akumulasi plak dibandingkan

    dengan nonperokok. Faktor mikrobiologis, immunologis, dan fisiologis yang

    dapat menjelaskan pengamatan ini akan dibahas secara mendetail kemudian .

    Tabel 14-1

    Efek Merokok pada Prevalensi dan Keparahan Penyakit Periodontal

    Penyakit Periodontal

    Gingivitis

    Periodontitis

    Dampak merokok

    Inflamasi gingiva dan pendarahan saat probing

    Prevalensi dan keparahan destruksi periodontal

    Kedalaman poket, kehilangan perlekatan, dan

    kehilangan tulang

    Angka destruksi periodontal

    Prevalensi periodontitis yang parah

    Kehilangan gigi

    Prevalensi dengan peningkatan jumlah rokok yang

    dihisap per hari

    Prevalensi dan keparahan dengan berhenti

    merokok

    Penurunan, peningkatan

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    4/28

    4

    Periodontitis

    Walaupun inflamasi gingiva pada perokok tampak berkurang sebagai

    respon terhadap akumulasi plak dibandingkan dengan nonperokok, suatu badan

    yang mengumpulkan data menunjukkan bahwa merokok sebagai faktor resiko

    untuk peningkatan prevalensi dan keparahan destruksi periodontal. Penelitian

    cross-sectional dan longitudinal multiple telah menunjukkan bahwa

    kedalaman poket, kehilangan perlekatan, dan kehilangan tulang alveolar lebih

    sering dan parah pada pasien yang merokok dibandingkan dengan

    nonperokok. 34,49,50,53,70

    Penilaian hubungan antara merokok dan periodontitis dilakukan pada

    lebih dari 12,000 individu yang mempunyai gigi berusia lebih dari 18 tahun

    sebagai bagian dari National Health and Nutrition Examination Survey ketiga

    (NHANES III). 69 Periodontitis didefinisikan sebagai satu atau lebih lokasi dengan

    kehilangan perlekatan klinis sebesar 4 mm atau lebih dan kedalaman poket

    sebesar 4 mm atau lebih. Menggunakan kriteria yang ditetapkan oleh Centers for

    Disease Control and Prevention (CDC), perokok didefinisikan sebagai mereka yang

    telah merokok 100 atau lebih rokok sepanjang hidup mereka dan merokok pada

    waktu wawancara; mantan perokok telah merokok 100 atau lebih batang rokok

    sepanjang kehidupan mereka tetapi tidak merokok lagi sekarang ini; dan

    nonperokok tidak pernah merokok 100 atau lebih batang rokok selama kehidupan

    mereka. Dari 12,000 individu yang diteliti, 9.2% mengalami periodontitis. Ini

    mewakili sekitar 15 juta kasus dari periodontitis di Amerika Serikat. Rata-rata,

    perokok empat kali lebih cenderung mengalami periodontitis dibandingkan orang

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    5/28

    5

    yang tidak pernah merokok setelah penyesuaian untuk usia, jenis kelamin,

    ras/etnis, pendidikan, dan pendapatan/rasio kemiskinan. Mantan perokok 1.68

    kali lebih cenderung mengalami periodontitis daripada orang yang tidak pernah

    merokok. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan dosis-respon antara rokok

    yang diisap per hari dan odds mengalami periodontitis. Pada subjek yang merokok

    sembilan atau lebih sedikit rokok per hari, odds mengalami periodontitis adalah

    2.79, sedangkan subjek yang merokok 31 atau lebih batang rokok per hari hampir

    enam kali lebih cenderung mengalami periodontitis. Dengan mantan perokok,

    odds untuk mengalami periodontitis berkurang sesuai dengan jumlah tahun sejak

    berhenti merokok. Data ini mengindikasikan bahwa sekitar 42% dari kasus

    periodontitis (6.4 juta kasus) dari populasi dewasa di Amerika Serikat diakibatkan oleh

    merokok, dan sekitar 11% (1.7 juta kasus) diakibatkan oleh mantan perokok.

    Data ini sejalan dengan penemuan penelitian cross-sectional lainnya yang

    dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa. Odds ration untuk periodontitis pada perokok

    telah diperkirakan berkisar dari yang rendah 1.5 sampai yang tertinggi 7.3, bergantung pada

    keparahan periodontitis yang diamati. 50 Meta-analisis data dari enam penelitian yang

    melibatkan 2361 subjek mengindikasikan bahwa perokok hampir tiga kali lebih cenderung

    mengalami periodontitis parah dibandingkan nonperokok.49

    Dampak merugikan jangka

    panjang dari merokok pada status peridontal dan gigi-geligi dewasa tua telah ditunjukkan

    secara jelas. Perokok dewasa tua sekitar tiga kali lebih cenderung mengalami penyakit

    periodontal parah, 4-44 dan jumlah tahun penggunaan tembakau adalah faktor signifikan

    dalam kehilangan gigi, karies akar korona, dan penyakit periodontal. 32'33 Merokok juga

    ditunjukkan mempengaruhi keparahan penyakit periodontal pada individu yang lebih

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    6/28

    6

    muda. Merokok dikaitkan dengan peningkatan keparahan generalized aggressive

    periodontitis (dahulu dinamakan early onset periodontitis ") pada dewasa muda,64

    dan

    yang berusia 19 sampai 30 tahun yang merokok 3.8 kali lebih cenderung mengalami

    periodontitis daripada nonperokok. 26 Penelitian longitudinal telah menunjukkan bahwa

    individu muda yang merokok lebih dari 15 batang rokok per hari menunjukkan resiko

    tertinggi mengalami kehilangan gigi. 30 Juga, perokok lebih dari enam kali lebih cenderung

    daripada nonperokok untuk menunjukkan kehilangan perlekatan terus-menerus. 31 Selama

    lebih dari periode 10 tahun, kehilangan tulang telah dilaporkan dua kali lebih cepat pada

    perokok daripada nonperokok" dan berkembang dengan lebih cepat bahkan dengan adanya

    kontrol plak yang sangat baik. 9

    Kurangnya informasi yang tersedia pada efek merokok cerutu dan pipa, tetapi

    muncul bahwa efek yang sama dengan merokok dapat diamati pada bentuk penggunaan

    tembakau ini. 2,20,21,42 Prevalensi periodontitis sedang dan parah dan persentase gigi

    dengan kehilangan perlekatan 5 mm atau lebih adalah yang terparah pada perokok, tetapi

    perokok cerutu dan pipa menunjukkan tingkat keparahan penyakit antara perokok dan

    nonperokok. 2 Kehilangan gigi juga meningkat pada perokok cerutu dan pipa

    dibandingkan dengan nonperokok. 42

    Penggunaan tembakau bukan pada perokok telah dikaitkan dengan oral

    leukoplakia dan karsinoma. 15'75 Akan tetapi, tidak ada efek generalized pada

    perkembangan penyakit periodontal yang kelihatannya terjadi, selain kehilangan perlekatan

    terlokalisasi dan resesi pada lokasi penempatan produk tembakau. 60

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    7/28

    7

    Menariknya, mantan perokok memiliki lebih sedikit resiko mengalami periodontitis

    daripada perokok tetapi lebih beresiko daripada nonperokok, dan resiko periodontitis

    menurun seiring dengan peningkatan jumlah tahun sejak berhenti merokok. 69 Ini

    mengusulkan bahwa (1) efek merokok pada host adalah reversibel dengan penghentian

    merokok dan (2) program penghentian merokok seharusnya menjadi komponen integral

    dari pendidikan dan terapi periodontal. Beberapa pendekatan intervensi tembakau dapat

    digunakan dalam membantu pasien menghadapi gejala penghentian nikotin dan faktor

    psikologis yang dikaitkan dengan berhenti merokok. Pendekatan yang tepat untuk praktek

    dokter gigi adalah program lima tahap yang direkomendasikan oleh Agency for Health

    Care Research and Quality. 34Program ini menggunakan pendekatan "lima As" untuk

    berhenti merokok : (1) bertanya (mengidentifikasi status penggunaan tembakau pasien), (2)

    saran (dengan kaitan antara penyakit mulut dan merokok dan manfaat berhenti merokok),

    (3) akses (ketertarikan pasien dan kesiapan untuk berpartisipasi dalam program

    berhenti merokok), (4) bantuan (menggunakan teknik yang tepat untuk membantu

    pasien berhenti merokok), dan (5) perubahan (kontak follow-up dengan pasien). 34

    Sebagai tambahan, perawatan farmakoterapi dan pemberian bupropion terus-

    menerus telah terbukti efektif.

    EFEK MEROKOK PADA ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

    PENYAKIT PERIODONTAL

    Peningkatan prevalensi dan keparahan destruksi periodontal yang terkait

    dengan merokok mengusulkan bahwa interaksi host -bakteri yang normalnya

    terlihat pada periodontitis kronis telah berubah, yang mengakibatkan kerusakan

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    8/28

    8

    periodontal yang lebih agresif (Tabel 14-2) (lihat Bab 9, 12, dan 13).

    Ketidakseimbangan antara tantangan bakteri dan respon host dapat disebabkan

    oleh perubahan dalam komposisi plak subgingiva, dengan peningkatan dalam

    jumlah dan virulensi organisme patogen, perubahan dalam respon host terhadap

    tantangan bakteri, atau gabungan keduanya. Bagian ini membahas bukti baru-baru

    ini terhadap efek merokok pada mikrobiologi, immunologi, dan fisiologi

    periodontitis.

    Mikrobiologi

    Penelitian telah gagal untuk menunjukkan perbedaan dalam angka

    akumulasi plak dari perokok dibandingkan dengan nonperokok, yang

    mengusulkan bahwa bila perubahan dalam tantangan mikroba pada perokok

    muncul, ini diakibatkan dari perubahan kualitatif daripada kuantitatif dalam plak. 5

    Beberapa penelitian telah menelusuri kemungkinan perubahan dalam plak

    subgingiva yang disebabkan oleh merokok, dengan hasil yang bertentangan dan

    tidak dapat disimpulkan. Dalam sebuah penelitian dengan pasien sebanyak 142

    orang yang mengalami periodontitis kronis, sampel plak dari poket yang dalam

    (>6 mm) menunjukkan tidak ada perbedaan dalam jumlah Actinobacillus

    actinomycetemcommitans , Porphyromonas gingivalis, dan Prevotella intermedia .51

    Dalam penelitian yang sama sebanyak 615 pasien menggunakan immunoassayt,

    prevalensi A.actinomycetemcommitans, P.gingivalis, P. intermedia, dan Eikenella

    corrodens tidak ditemukan secara signifikan berbeda antara perokok dan

    nonperokok. 67 Sebaliknya, penelitian lain telah menunjukkan perbedaan dalam

    komposisi mikroba antara perokok dan nonperokok.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    9/28

    9

    Tabel 14-2

    Efek Merokok pada Etiologi dan Patogenesis Penyakit

    Periodontal

    Faktor Etiologi

    Mikrobiologi

    Immunologi

    Fisiologi

    Dampak merokok

    Tidak ada efek pada angka akumulasi plak

    Kolonisasi poket periodontal yang dangkal oleh patogen periodontal

    Kadar patogen periodontal dalam poket periodontal yang dalam

    Perubahan kemotaksis netrofil, fagositosis, dan pembakaran oksidatif

    TNF- dan PGE 2 dalam cairan sulkus gingiva(GCF)

    Kolagenase netrofil dan elastase dalam GCF Produksi PGE 2 oleh monosit sebagai respon

    terhadap LPS Pembuluh darah gingiva dengan inflamasi

    aliran GCF dan pendarahan saat probing dengan

    inflamasi

    waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari anestesi

    lokal.

    peningkatan; penurunan; TNF- , tumor necrosis factor alpha, PGE 2, prostaglandinE2; LPS, lipopolisakarida.

    Dalam sebuah penelitian sebanyak 798 subjek dengan riwayat merokok

    yang berbeda, ditemukan bahwa perokok memiliki kadar Bactero ides forsythus yang

    secara signifikan lebih tinggi (sekarang Tannarella forsythia) dan bahwa perokok

    2.3 kali lebih cenderung memiliki T.forsythia daripada nonperokok dan mantan

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    10/28

    10

    perokok. 76 Ketertarikan khususnya adalah pengamatan bahwa perokok tidak

    merespon terhadap terapi mekanis, seperti juga nonperokok; ini dikaitkan dengan

    peningkatan kadar T.forsythia , A.actinomycetemcommitans, dan P.gingivalis

    yang tersisa dalam poket setelah terapi pada kelompok perokok dibandingkan

    dengan nonperokok. 23,24,28 '59

    Banyak diskrepansi antara penemuan penelitian mikrobiologis merupakan

    fungsi metologi yang terlibat, mencakup jumlah bakteri versus perbandingan

    prevalensi bakteri, jumlah lokasi yang dijadikan sampel, dan kedalaman poket

    yang dipilih, teknik pengambilan sampel, status penyakit dari subjek, dan metode

    penghitungan bakteri dan analisis data. Dalam usaha untuk mengatasi beberapa

    masalah ini, penelitian baru-baru ini mengambil sampel plak subgingiva dari

    semua gigi dengan pengecualian molar ketiga pada 272 subjek dewasa, termasuk

    50 perokok, 98 mantan perokok, dan 124 nonperokok. 27 Menggunakan teknologi

    hibridisasi DNA-DNA checkerboard untuk menyaring 29 spesies subgingiva yang

    berbeda, ditemukan bahwa anggota dari kompleks orange dan merah (lihat Bab

    9), termasuk Eikenella nodatum, Fusobacterium nucleatum ss. Vincentii, P,

    intermedia, Peptostreptococcus micros, Prevotella nigrescens, T.forsythia,

    P.gingivalis , dan Treponema denticola secara signifikan lebih banyak pada

    perokok daripada nonperokok dan mantan perokok. Peningkatan prevalensi

    patogen periodontal ini disebabkan oleh peningkatan kolonisasi lokasi yang

    dangkal (kedalaman poket < 4 mm)_, tanpa perbedaan di antara perokok, mantan

    perokok, dan nonperokok pada poket 4 mm atau lebih dalam. Sebagai tambahan,

    bakteri patogen ini memiliki perluasan kolonisasi yang lebih besar oleh patogen

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    11/28

    11

    periodontal daripada nonperokok atau mantan perokok dan bahwa kolonisasi ini

    dapat berkembang menjadi peningkatan prevalensi kerusakan periodontal.

    Immunologi

    Respon imun dari host terhadap akumulasi plak bersifat protektif. Dalam kesehatan

    periodontal dan gingivitis, keseimbangan muncul antara tantangan bakteri plak dan respon

    imun dari dalam jaringan gingiva, tanpa kehilangan dukungan periodontal. Sebaliknya,

    periodontitis tampak terkait dengan perubahan dalam keseimbangan host -bakteri yang

    dapat dimulai dengan perubahan dalam komposisi bakteri plak subgingiva, perubahan

    dalam respon imun, atau gabungan kedua elemen tersebut (lihat Bab 9, 12, dan 13).

    Merokok memiliki efek utama pada elemen protektif dari respon imun, yang

    mengakibatkan peningkatan dalam perluasan dan keparahan destruksi periodontal. Efek

    yang mengganggu dari merokok tampaknya menjadi bagian dari penurunan respon imun

    terhadap tantangan bakteri. Netrofil adalah komponen penting dari respon host terhadap

    infeksi bakteri, dan perubahan dalam jumlah netrofil atau fungsinya dapat mengakibatkan

    infeksi secara sistemik dan lokal. Fungsi penting dari netrofil mencakup kemotaksis

    (pergerakan langsung dari aliran darah ke lokasi infeksi), fagositosis (internalisasi dari

    partikel asing seperti bakteri), dan membunuh menggunakan mekanisme oksidatif dan

    nonoksidatif. Netrofil yang diperoleh dari darah tepi, rongga mulut, atau saliva perokok

    atau keterpaparan in vitro terhadap keseluruhan tembakau atau nikotin telah menunjukkan

    perubahan fungsional dalam kemotaksis, fagositosis, dan pembakaran oksidatif. I4'37-43,62 '65

    Sebagai tambahan, produksi antibodi yang penting untuk fagositosis dan pembunuhan

    bakteri, secara khusus, kadar immunoglobulin G2 (IgG2) terhadap patogen periodontal,

    telah dilaporkan menurun pada perokok versus nonperokok dengan periodontitis, 13,25 '58,68

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    12/28

    12

    yang mengusulkan bahwa perokok dapat mengalami penurunan perlindungan melawan

    infeksi periodontal. Sebaliknya, peningkatan kadar tumor necrosis factor alpha (TNF- )

    telah ditunjukkan dalam cairan sulkus gingiva (GCF) perokok, 12 seperti juga peningkatan

    kadar prostaglandin E 2 (PGE 2), elastase netrofil, dan matriks metalloproteinase -8 (MMP -

    8).66 Penelitian in vitro juga telah menunjukkan bahwa keterpaparan terhadap nikotin

    meningkatkan sekresi PGE 2 oleh monosit sebagai respon terhadap lipopolisakarida (LPS)51

    Data ini mengusulkan bahwa merokok dapat merusak respon netrofil terhadap

    infeksi periodontal tetapi juga meningkatkan pelepasan enzil destruktif jaringan. Perubahan

    pasti dalam mekanisme immunologi yang terlibat dalam destruksi jaringan yang cepat yang

    terlihat pada perokok masih belum jelas. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk

    mendefinisikan efek penggunaan tembakau pada respon imun dan destruksi jaringan

    dalam periodontitis.

    Fisiologi

    Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tanda klinis inflamasi kurang

    menonjol pada perokok daripada nonperokok. 6,16 Ini dapat diakibatkan dari perubahan

    dalam respon inflamasi pada perokok, seperti yang dijelaskan sebelumnya, atau dari

    perubahan dalam respon vaskuler dari jaringan gingiva. Walaupun tidak ada perbedaan

    yang signifikan dalam kepadatan vaskuler dari gingiva yang sehat antara perokok dan

    nonperokok, 52 respon mikrosirkulasi terhadap akumulasi plak telah berubah pada perokok

    dibandingkan dengan nonperokok. Dengan perkembangan inflamasi, peningkatan dalam

    aliran GCF, pendarahan pada probing, dan embuluh darah gingiva 10 lebih kurang pada

    perokok daripada nonperokok. Sebagai tambahan, konsenterasi oksigen pada jaringan

    gingiva yang sehat lebih kurang pada perokok daripada nonperokok, walaupun kondisi ini

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    13/28

    13

    berkurang dengan adanya inflamasi sedang. 29 Suhu subgingiva lebih rendah pada perokok

    daripada nonperokok,18

    dan pemulihan dari vasokonstriksi yang disebabkan oleh

    pemberian anestesi lokal lebih lama pada perokok. 39,72

    TRANSFER PENGETAHUAN

    Merokok memiliki efek yang merugikan pada periodonsium, yang dapat diamati

    secara khusus pada terapi periodontal. Walaupun mekanisme pasti tidak diketahui, muncul

    bahwa respon host terhadap plak bakteri dan kemampuan respon penyembuhan luka pada

    host secara siginifikan terpengaruh. Sangat banyak pusat kerusakan pada vaskularitas dan

    fungsi vaskularitas, seperti kemampuan untuk menyediakan oksigen, nutrisi, sel, dan

    perangsang pertumbuhan terhadap jaringan. Bahkan sedikit perubahan dalam vaskularitas

    dapat memiliki efek yang signifikan pada jaringan dan dapat menjelaskan penurunan

    respon terapi periodontal pada perokok. Yang terpenting bahwa, berhenti merokok akan

    memungkinkan host untuk merespon lebih daripada nonperokok, dan oleh karenanya, efek

    pada vaskularisasi tampak reversibel. Ini memberikan dasar untuk terapi berhenti merokok

    dan membuktikan kecepatan sembuh dari host.

    Penurunan respon vaskuler gingiva terhadap plak gigi telah dicatat pada perokok

    dibandingkan dengan nonperokok. Ini dikaitkan dengan peningkatan keparahan penyakit

    periodontal secara langsung yang berkaitan dengan penilaian kuantitatif dari penggunaan

    rokok. Klinis berfokus pada penilaian penyakit periodontal pada perokok karena

    tampaknya sehat, gingiva yang tidak berdarah tetapi sering disertai dengan kedalaman

    poket dan kehilangan tulang yang lanjut.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    14/28

    14

    Merokok mengurangi hasil yang baik dalam terapi periodontal. Ini paling dramatis

    pada prosedur pembedahan penutupan akar muko-gingiva dan prosedur pembedahan

    regeneratif seperti guided tissue regeneration dan bone graft. Direkomendasikan

    bahwa pasien yang merokok seharusnya mengikuti program berhenti merokok

    yang sukses sebelum prosedur pembedahan ini dilakukan.

    Data kumulatif ini mengusulkan bahwa perubahan yang signifikan muncul

    pada mikrovaskulatur gingiva dari perokok dibandingkan dengan nonperokok ,

    dan bahwa perubahan ini berkembang menjadi penurunan aliran darah dan

    penurunan tanda klinis inflamasi.

    EFEK MEROKOK PADA RESPON TERHADAP TERAPI

    PERIODONTAL

    Terapi Non Pembedahan

    Sejumlah penelitian telah mengindikasikan bahwa perokok tidak merespon

    dengan baik terhadap terapi periodontal daripada nonperokok atau mantan

    perokok (Tabel 14-3). Sebagian besar penelitian klinis mendukung pengamatan

    bahwa pengurangan kedalaman poket lebih efektif pada nonperokok daripada

    perokok setelah terapi periodontal nonpembedahan (terapi Fase I), mencakupinstruksi oral hygiene, skaling dan root planing*

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    15/28

    15

    Tabel 14-3

    Efek Merokok pada Respon terhadap Terapi Periodontal

    Terapi

    Nonpembedahan

    Pembedahan dan implan

    Pemeliharaan

    Penyakit rekuren

    (refractory)

    Efek merokok

    Respon klinis terhadap skaling dan root planing

    Pengurangan kedalaman poket

    Perolehan dalam tingkat perlekatan klinis

    Dampak negatif dari merokok dengantingkat kontrol plak

    pengurangan kedalaman poket setelah pembedahan

    penurunan furkasi setelah pembedahan

    perolehan dalam tingkat perlekatan klinis, isi

    tulang, resesi, dan keterpaparan membran setelah

    GTR

    pengurangan kedalaman poket dan perolehan

    dalam tingkat perlekatan klinis setelah debridement

    flap

    Data yang bertentangan tentang dampak merokok

    pada keberhasilan implant

    Berhenti merokok seharusnya direkomondasikan

    sebelum implant

    Kedalaman poket selama terapi pemeliharaa

    Perolehan dalam tingkat perlekatan klinis

    Penyakit rekuren/ refractory pada perokok

    Kebutuhan akan perawatan ulang pada perokok

    Kebutuhan akan antibiotik pada perokok untuk

    mengontrol efek negative dari infeksi periodontal

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    16/28

    16

    pada hasil pembedahan

    Kehilangan gigi pada perokok setelah terapi pembedahan

    , penurunan; , peningkatan; GTR, guided tissue regeneration, DFDBA, decalcified

    freeze-dried bone allograft

    Sebagai tambahan, perolehan dalam perlekatan klinis sebagai akibat

    skaling dan root planning kurang menonjol pada perokok daripada nonperokok.

    Dalam sebuah penelitian pasien dengan penyakit periodontal parah yang tidak

    dirawat sebelumnya, skaling dan root planing plus oral hygiene mengakibatkan

    pengurangan rata-rata kedalaman poket dan pendarahan pada probing yang secara

    signifikan lebih besar pada nonperokok dibandingkan perokok ketika dinilai 6

    bulan setelah penyelesaian terapi. 59 Rata-rata pengurangan poket sebesar 2.5 mm

    untuk nonperokok dan 1.9 mm untuk perokok diamati pada poket yang rata-rata

    sedalam 7 mm sebelum perawatan, meskipun skor plak kurang menguntungkan.

    Dalam penelitian lain, penanganan nonpembedahan dari poket 5 mm atau lebih

    besar menunjukkan bahwa perokok memiliki lebih kurang penurunan kedalam

    poket daripada nonperokok setelah 3 bulan (1.29 vs 1.76 mm) seperti juga lebih

    sedikit perolehan dalam tingkat perlekatan klinis. 23 Ketika tingkat kontrol plak

    yang lebih tinggi dapat dicapai sebagai bagian dari perawatan nonpembedahan,

    perbedaan dalam resolusi poket 4 mm sampai 6 mm antara nonperokok dan

    perokok menjadi kurang signifikan secara klinis. 56 Ketika poket bertahan pada

    perokok dan nonperokok setelah terapi, terapi tambahan antimikroba secara

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    17/28

    17

    topikal dapat digunakan untuk mengatasi kedalaman poket yang tersisa (lihat Bab

    52). Ketika skaling dan root planing digunakan dengan kombinasi dengan

    peletakan topikal serat tetrasikiin pada subgingiva, minocycline gel subgingiva,

    atau metronidazole gel pada subgingiva yang diberikan pada perokok, perokok

    secara kontinyu akan menunjukkan sedikit penurunan poket daripada

    nonperokok. 40

    Dapat disimpulkan bahwa perokok merespon kurang baik terhadap terapi

    nonpembedahan daripada nonperokok. Akan tetapi, dengan kontrol plak yang sangat

    baik, perbedaan ini dapat diminimalkan. Ketika membandingkan perokok dengan

    mantan perokok dan nonperokok, subjek mantan perokok dan nonperokok tampak

    sama-sama merespon dengan baik pada perawatan nonpembedahan, 23 yang

    memperkuat kebutuhan pasien untuk diinformasikan tentang manfaat berhenti

    merokok.

    Terapi Pembedahan dan Implan

    Respon yang kurang baik dari jaringan periodontal terhadap terapi

    nonpembedahan yang diamati pada perokok juga dapat diaplikasikan pada terapi

    pembedahan. Dalam penelitian komparatif longitudinal tentang efek empat cara

    perawatan yang bebeda, termasuk skaling korona, root planing, modified Widman

    flap surgery, dan osseous resection surgery , perokok("berat" yang didefinisikan

    sebagai 20 batang rokok per hari; "ringan" yang didefinisikan sebagai 19

    batang rokok per hari) secara konsisten menunjukkan kurangnya penurunan poket

    dan kurangnya perolehan dalam tingkat perlekatan klinis daripada nonperokok

    atau mantan perokok.36

    Perbedaan ini dimulai segera setelah penyelesaian terapi dan

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    18/28

    18

    diteruskan selama 7 tahun terapi periodontal pendukung. Selama 7 tahun, penurunan

    daerah furkasi lebih besar pada perokok berat dan ringan daripada mantan perokok dan

    nonperokok.

    Merokok juga menunjukkan memiliki dampak negatif pada hasil guided tissue

    regeneration (GTR) 71'73 dan perawatan defek intraboni dengan bone allograft .61 Selama

    12 bulan setelah terapi GTR untuk defek intraboni yang dalam, perokok memperoleh

    kurang dari setengah perlekatan klinis dibanding nonperokok (2.1 vs .5.2 mm). 71 Dalam

    penelitian kedua, 73 perokok juga menunjukkan kurangnya perolehan dalam perlekatan

    klinis (1.2 3.2 mm), lebih banyak resesi gingival.

    TABEL 14-4*

    Perubahan Postpembedahan dalam Parameter Klinis Respon

    Penyembuhan pada Pasien Perokok dan Nonperokok

    Perolehan CAL

    Peningkatan GR

    Perolehan PBL

    ME

    Perokok

    1.2 1.3 mm

    2.8 1.2 mm

    0.5 1.5 mm

    10/10

    Nonperokok

    3.2 2.0 mm

    1.3 1.3 mm

    3.7 2.2 mm

    15/28

    Nilai p

    < 0,007

    < 0.008

    < 0.000

    < 0.008 Dimodifikasi dari Trombelli M, Kim CK, Ximmerman GJ, dkk : J ClinPeriodontal 24 : 366, 1997

    CAL, clinical attachment level ; GR, gingival recession ; PBL , probing bone level ;

    ME, prevalensi keterpaparan membran setelah pengangkatan , dan kurangnya

    perolehan dalam pengisian tulang dari defek. Sebagai tambahan, membran GTR terpapar

    pada semua perokok dan sekitar setengah dari nonperokok (Tabel 14-4).

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    19/28

    19

    Dengan demikian, setelah penggunaan decalcified freeze-dried bone allograft

    (DFDBA) untuk perawatan defek intraboni, perokok menunjukkan kurangya persentase

    pengurangan dalam kedalaman poket sebelum pembedahan daripada nonperokok (41.9%

    vs 48.3%). 61

    Pembedahan open flap debridement tanpa prosedur regeneratif atau grafting

    adalah prosedur pembedahan yang paling lazim digunakan untuk menjangkau permukaan

    akar dan tulang. Selama 6 bulan setelah prosedur ini, perokok menunjukkan pengurangan

    kedalaman poket (>7 mm) yang secara signifikan lebih sedikit daripada nonperokok (3 mm

    untuk perokok vs 4 mm untuk nonperokok) dan secara signifikan lebih sedikit perolehan

    dalam perlekatan klinis (1.8 v.v 2.8 mm), walaupun pasien telah menerima terapi

    periodontal pendukung setiap bulan selama 6 bulan. 63. Adanya peningkatan secara

    signifikan dari observasi bahwa hanya 16% dari kedalaman poket pada perokok yang

    kembali menjadi 3 mm atau kurang setelah 6 bulan setelah pembedahan, sedangkan 47%

    dari kedalaman poket pada nonperokok menjadi 3 mm atau kurang setelah penyelesaian

    terapi.

    Dampak merokok pada keberhasilan implan masih belum jelas saat ini. Beberapa

    penelitian telah menunjukkan bahwa angka keberhasilan implan berkurang pada

    perokok, 3,17,22,35 sedangkan penelitian lainnya telah menunjukkan tidak ada pengaruh. 48,74

    Karena sejumlah faktor dapat mempengaruhi keberhasilan implan (lihat Bab 73-81),

    percobaan klinis terkontrol lebih lanjut dibutuhkan untuk menangani peranan merokok

    sebagai variabel independen dalam kegagalan implan. Akan tetapi, dengan efek negatif

    yang mendukung bukti saat ini dari merokok pada keberhasilan implan jangka panjang,

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    20/28

    20

    pasien seharusnya diinformasikan dan disarankan tentang manfaat berhenti merokok dan

    resiko potensial dari merokok pada kegagalan implan.

    Terapi Pemeliharaan

    Efek merugikan dari merokok pada hasil perawatan tampaknya bertahan lama dan

    bebas dari frekuensi terapi pemeliharaan. Setelah empat cara perawatan yang berbeda,

    termasuk skaling, skaling dan root planing , modified Widman flap surgery , dan

    pembedahan tulang, terapi pemeliharaan dilakukan oleh ahli kesehatan setiap 3 bulan

    selama 7 tahun. 36 Perokok secara konsisten memiliki poket yang dalam daripada

    nonperokok dan lebih sedikit perolehan dalam perlekatan ketika dinilai setiap tahun selama

    periode 7 tahun, Perokok berat (>20 batang rokok per hari) memiliki lebih banyak plak

    daripada perokok ringan, mantan perokok, dan nonperokok. Bahkan dengan terapi

    pemeliharaan yang lebih intensif yang diberikan setiap bulan selama 6 bulan setelah

    pembedahan flap, 63 perokok memiliki poket yang lebih dalam dan lebih tersisa daripada

    nonperokok, walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam plak atau skor

    pendarahan pada probing ditemukan.

    Data ini mengusulkan bahwa efek merokok pada kualitas plak subgingiva, respon

    host , dan karakteristik penyembuhan penyakit periodontal dapat memiliki efek jangka

    panjang pada resolusi poket pada perokok yang tidak dapat ditangani dengan terapi

    periodontal konvensional. Lebih banyak penelitian dibutuhkan untuk memeriksa efek agen

    antimikroba yang digabungkan dengan agen pengatur host dalam usaha untuk mengontrol

    penyakit periodontal pada perokok.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    21/28

    21

    Penyakit Rekuren (Refractory)

    Karena kesulitan dalam mengontrol penyakit periodontal pada perokok, banyak

    perokok menjadi kebal terhadap perawatan periodontal konvensional dan cenderung

    menunjukkan lebih banyak kerusakan periodontal daripada nonperokok setelah terapi. 45-46

    Pertanyaan yang telah muncul adalah apakah pasien benar-benar kebal terhadap terapi atau

    apakah terapi yang diberikan tidak cukup untuk mengontrol proses penyakit 41,46 Sekarang

    diduga bahwa pasien dahulunya dianggap kebal terhadap terapi sebenarnya mengalami

    penyakit rekuren atau terus-menerus; untuk alasan ini, diagnosis "refractory

    periodontitis" telah dihilangkan sebagai klasifikasi yang jelas (lihat Bab 7).

    Efek kompleks dari merokok pada mikroflora subgingiva dan respon host

    memberikan model untuk menyelidiki cara terapi baru untuk mengontrol periodontitis.

    Dalam penelitian pasien yang gagal untuk merespon terhadap terapi konvensional,

    termasuk gabungan instruksi oral hygiene yang berbeda, skaling dan root planing ,

    pembedahan dan antibiotik, sekitar 90% dari pasien "refractory" ini adalah perokok. 45'47

    Dalam salah satu penelitian, rata-rata usia pasien refractory adalah 42 tahun, dan 28 dari

    31 pasien refractory adalah perokok. 46 Dari 31 pasien, 19% telah dirawat ulang satu kali

    secara pembedahan untuk penghilangan poket, 10% telah dirawat ulang dua kali secara

    pembedahan, dan pasien telah menerima rata-rata empat rangkaian antibiotik tambahan.

    Selama rangkaian perawatan, 36% dari pasien telah kehilangan rata-rata tiga gigi (kisaran,

    1-10).

    Jelas dari penelitian ini bahwa perokok ( I ) dapat muncul dengan penyakit

    periodontal pada usia awal, (2) sulit dirawat dengan terapi konvensional, dan (3) dapat

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    22/28

    22

    terus-menerus mengalami periodontitis progresif atau rekuren yang berkembang menjadi

    kehilangan gigi. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menentukan tingkat dan jenis

    terapi yang dibutuhkan untuk memberikan pemeliharaan jangka panjang dari kesehatan

    periodontal pada individu yang memilih untuk terus merokok.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    23/28

    23

    EFEK MEROKOK PADA RESESI GINGIVA

    Seyed Ali Banihashemrad*, Kazem Fatemi*, Mohammad Hasan Najafi*

    Abstrak

    Latar belakang : Gingival resesi mengacu pada apikal migrasi dari gingival

    margin. Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang paling penting untuk

    periodontitis yang mempengaruhi yang prevalensi, batas dan tingkat keparahan

    penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek merokok di gingival

    resesi.

    Metode : Lima puluh perokok dan 55 non-smokers ambil bagian dalam ini cross-

    sectionalbelajar. Dan langit-langit bukal gingival resesi pada permukaan gigi

    adalah semua yang diukur. Di samping itu hubungan antara gingival resesi dan

    faktor berikut adalah evaluasi: tingkat pendidikan usia, jumlah rokok digunakan

    per hari, plakat yang mengendalikan metode, usia di mana merokok mulai dan

    plakat yang indeks. Data tersebut menganalisa menggunakan t-test dan koefisien

    korelasi.

    Hasil: Menurut analisis data, subyek perokok memiliki resesi berarti secarasignifikan lebih besar dibandingkan non-perokok. Ada hubungan yang positif

    antara resesi gingiva dan jumlah Rokok yang digunakan setiap hari, durasi

    penggunaan dan plakat indeks. Ada hubungan yang negatif signifikan antara

    resesi gingiva dan metode pengendalian plakat, serta tingkat pendidikan.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    24/28

    24

    Kesimpulan: Hasil studi ini menunjukkan bahwa merokok menyebabkan gingival

    resesi, mungkin melalui perubahan dalam respon imun dan topikal seperti

    penurunan gingival perubahan sirkulasi .

    Kata kunci: Resesi gingiva, periodontitis, Merokok/

    Pendahuluan

    Gingival resesi didefinisikan sebagai eksposur akar permukaan dan apikal migrasi

    dari gingival margin. Resesi cacat adalah salah satu penemuan yang paling umum

    di periodontal masalah yang mempengaruhi individu dari hampir semua usia

    untuk beberapa derajat. Resesi memperlihatkan mendasari cementum, sering

    menyebabkan hipersensitivitas, plakat yang retensi, akar membawa dan hilangnya

    esthetics. Itu mungkin memiliki berbagai etiologies, termasuk rusak metode,

    menyikat gigi gigi malposisi, gesekan dari jaringan lunak, gingival peradangan,

    abnormal frenum lampiran dan iatrogenic dentistry.1 gingival resesi adalah

    sebuah fenomena yang menarik dan kompleks. Pasien sering menjadi terganggu

    oleh resesi karena sensitivitas dan esthetics.2 merokok dan kehadiran

    supragingival kalkulus adalah yang paling signifikan terkait dengan faktor lokal

    dan umum recession. 3 Meningkatkan bukti poin untuk merokok sebagai faktor

    risiko besar untuk penyakit periodontal, mempengaruhi prevalensi, luas, dan

    tingkat keparahan penyakit. Selain itu, Rokok dapat mempengaruhi hasil klinis

    terapi non-bedah dan bedah, serta keberhasilan jangka panjang implan

    placement.1 respon dari mikrosirkulasi untuk akumulasi plak nampaknya telah

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    25/28

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    26/28

    26

    % u2019Leary et al, 1973), (skala sebagai & lt; 30%, 30-70% dan & gt; 70%),

    dan resesi gingiva tingkat dariCEJ ke gingival margin, diukur oleh William %

    u2019s probe permukaan mid-facial semua gigi kecuali geraham ketiga. Data

    dianalisis dengan ttest dan koefisien dari korelasi juga dievaluasi.

    Hasil

    Data mengungkapkan bahwa resesi gingiva lebih besar pada perokok (1,12 mm)

    dibandingkan dengan bukan perokok (0.36 mm), dan ini bermakna (P & lt; 0.001).

    Ada hubungan yang signifikan antara resesi gingiva dan usia dalam kelompok

    kasus dan kontrol (r = 0.398, P = 0.017; Angka 1). Ada hubungan yang signifikan

    antara resesi gingiva dengan plakat indeks (r = 0.672; Gambar 2, P & lt; 0.05),

    durasi Merokok (r = 0.369) dan jumlah Rokok (r = 0392). Ada hubungan terbalik

    yang signifikan antara resesi gingiva dan tingkat pendidikan pada perokok

    (gambar 3, r =- 0.407, P & lt; 0,05). Yang lebih berpendidikan kasus telah resesi

    gingiva kurang. Juga, ada hubungan yang signifikan antara resesi gingiva dan

    metode pengendalian plak (r =-0.445, P & lt; 0,05), yang menyiratkan bahwa

    penggunaan sikat gigi dan benang gigi menurun resesi gingiva lebih efektif

    daripada hanya menggunakan hanya satu metode atau tanpa metode.

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    27/28

    27

    KasusKontrol

    Umur ( Tahun )Gambar 1. Hubungan antara resesi gingiva dan umur (P = 0.017).Banihashemrad et alEfek merokokKasusKontrolButa HurufDasarIjazahUniversitasLevel PendidikanGambar 3. Hubungan antara resesi gingiva dan tingkat pendidikan (P = 0.022).Diskusi

    jelaslah sudah bahwa resesi gingival lebih lazim pada pasien dengan penyakit

    periodontal dan perokok. Tingkat yang lebih tinggi dari resesi gingival pada

    perokok dibandingkan untuk non-smokers dalam studi kami, adalah sesuai dengan

    studi lain. Hubungan yang signifikan antara gingival resesi dan kedua usia dan

    durasi merokok dalam studi kami, ini konsisten dengan studi yang dilakukan oleh

    muller et al.7 dan kawasan eks lokalisasi boker - bratic.8 dalam studi yang

    dilakukan oleh checchi et al.9 membandingkan norwegia akademisi dan teh

    buruh, gingival resesi lebih sering terjadi di buruh, yang berarti bahwa itu adalah

    kurang sering pada kaum terpelajar seperti yang termasuk dalam kajian kami. Ini

    angka yang lebih tinggi bisa menjadi karena penurunan gingival crevicular cairan,

    kurang pendarahan di menyelidiki dan juga lebih sedikit pembuluh darah gingival,

    yang biasa selama merokok. Alasan lain mengapa bisa dapat meningkatkan

    penjajahan periodontal patogen baik dalam dangkal dan dalam saku. periodontal

    Perubahan dalam respon kekebalan seperti diubah neutrofil kemotaksis,

    fagositosis dan peningkatan produksi PGE2 oleh monosit dalam menanggapi LPS

  • 8/10/2019 Jr Perio Merokok & Periodontal

    28/28

    ini juga faktor yang berkontribusi. Perubahan dalam mekanisme imunologi yang

    terlibat di dalam pembinasaan cepat jaringan yang terlihat pada perokok sedang

    unclear.1 Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek penggunaan

    tembakau pada respon imun dan kerusakan jaringan di periodontitis. Namun,

    Pengaruh Merokok pada perkembangan penyakit periodontal reversibel dengan

    Merokok. Dengan demikian, program penghentian Merokok harus komponen

    integral dari periodontal pendidikan dan terapi. Melakukan studi dengan ukuran

    sampel besar antara para perokok saat ini, mantan perokok dan non-perokok

    dianjurkan.