indeks karies perio

24
INDIKATOR KARIES 1. DMFT Indeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadang-kadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT (decayed missing filled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang dewasa dan deft (decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar. Kriteria pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah dengan menjumlahkan semua DMF atau def. Komponen D meliputi penjumlahan kode 1 dan 2, komponen M untuk kode 4 pada subjek 30 tahun misalnya hilang karena karies atau sebab lain. Komponen F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota khusus atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT. Perhitungan DMF-T untuk populasi adalah : DMF-T = Jumlah DMF-T Populasi Jumlah populasi yang diperiksa

Upload: demilovegood

Post on 21-Dec-2015

365 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

indeks indeks karies dan periodontal

TRANSCRIPT

Page 1: indeks karies perio

INDIKATOR KARIES

1. DMFTIndeks DMFT yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan

pengalaman karies seseorang atau dalam suatu populasi. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena biasanya gigi tersebut sudah dicabut dan kadang-kadang tidak berfungsi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMFT (decayed missing filled teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang dewasa dan deft (decayed extracted filled tooth) untuk gigi susu pada anak-anak. Pemeriksaan harus dilakukan dengan menggunakan kaca mulut datar.

Kriteria pemeriksaan seperti terlihat pada Tabel 1.5. Cara perhitungannya adalah dengan menjumlahkan semua DMF atau def. Komponen D meliputi penjumlahan kode 1 dan 2, komponen M untuk kode 4 pada subjek 30 tahun misalnya hilang karena karies atau sebab lain. Komponen F hanya untuk kode 3. Untuk kode 6 (fisur silen) dan 7 (jembatan, mahkota khusus atau viner/implan) tidak dimasukkan dalam penghitungan DMFT.

Perhitungan DMF-T untuk populasi adalah : DMF-T = Jumlah DMF-T Populasi

Jumlah populasi yang diperiksa

Beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Semua gigi yang mengalami karies dimasukkan ke dalam kategori D. 2. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam

kategori D.3. Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan dalam kategori D

Page 2: indeks karies perio

4. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan dalam kategori M.5. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan

ortodonti TIDAK dimasukkan dalam kategori M. 6. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F. 7. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F.8. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi TIDAK dimasukkan dalam

kategori M.

Kelebihan :1. Mudah dilakukan 2. Indeks ini tidak memerlukan gambaran radiografi untuk mendeteksi karies aproksimal.3. Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang dari dulu

sampai sekarang

Kekurangan :1. tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya. Karena jika pada gigi

tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung adalah tetap 12. indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies, misalnya karies

superficialis, media, profunda3. tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies4. tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti5. tidak dapat digunakan untuk karies akarkategori DMF-T menurut WHO:

0- 1,1   = sangat rendah1,2 - 2,6 = rendah2,7 - 4,4 =sedang4,5 - 6,5 =tinggi> 6,5     =sangat tinggi

Special Rules:1. tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing maupun filled2. D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah3. gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat atau terpapar di

atas jaringan gingiva4. gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan hanya akar yang

tertinggal di soketnya5. supernumerary  tooth tidak termasuk / tidak dihitung6. jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya , diklasifikasikan  sebagai gigi

permanen7. gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan  "DMF" begitu juga dengan gigi

permanen di perhitungan  def dan harus dihitung secara terpisah 

Page 3: indeks karies perio

2. Nyvad Caries Diagnostic Criteria

Sebuah sistem diagnostik karies baru yang diusulkan oleh Nyvad pada tahun 1999 meliputi manifestasi awal dari karies pada precavitated stages. Sistem ini membedakan antara lesi karies aktif dan tidak aktif baik berlubang dan tingkat non berlubang. Tiga tahap keparahan terkait dengan kedalaman penetrasi pada indeks Nyvad: permukaan utuh,permukaan descontinuous dan rongga di enamel atau dentin, Setiap permukaan gigi dari semua erupsi gigi diklasifikasikan menurut 1 dari kriteria berikut:0 = suara1 = karies aktif, permukaan utuh2 = karies aktif, permukaan diskontinuitas 3 = karies aktif, kavitas4 = karies tidak aktif, permukaan utuh5 = karies aktif, permukaan diskontinuitas 6 = karies tidak aktif, kavitas7 = filled8 = filled dengan lesi aktif9 = filled dengan lesi aktif dan X = extracted.

Kelebihan :

1. Dapat mengidetifikasi lesi karies insipient, sehingga dapat menentukan rencana program pencegahan karies

2. Prelavensi dan keparahan karies dibawah estimasi dari indeks def dapat dihilangkan karena hanya menghitung status kavitas

3. Dapat mengurangi keperluan perawatan yang lebih lanjur karena diagnosis ditegakkan ketika terlihat initial lesions sehingga lesi progresif yang berkelanjutan dapat dicegah

Kekurangan :

Terdapat kesulitan untuk membuat diagnosis yang pasti dari lesi aktif sebelum terjadi kavitas pada permukan oklusal dibandingkan dengan permukaan fasial. Penggunaan permukaan oklusal secara fisiologis selama proses pengunyahan dapat menyebabkan hilangnya lesi

Page 4: indeks karies perio

3. Specific Caries IndexIndeks ini diusulkan oleh Acharya, dengan tujuan untuk mengembangkan suatu

reproducible, permukaan Indeks karies spesifik yang akan memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang karies gigi yang tidak diobati pada individu dan dapat digunakan bersama dengan indeks DMFS yang akan memberikan informasi tentang tidak hanya prevalensi karies tetapi juga lokasi dan jenis lesi karies pada individu berdasarkan pemeriksaan klinis. data berguna untuk perencanaan perawatan kesehatan mulut untuk populasi sasaran. Kriteria penilaian dari Indeks ditunjukkan pada tabel di bawah ini :Tabel Indeks karies spesifik

Skor Kriteria0 Tidak ada lesi karies terdeteksi1 Lesi karies yang terjadi pada oklusal, pit bukal dan fissure

pada molar dan premolar dan lubang lingual dari gigi anterior2 Karies proksimal mengenai molar dan premolar3 Lesi karies terletak di proksimal permukaan gigi anterior dan

tidak melibatkan sudut insisal.

4 Lesi karies terletak di proksimal permukaan gigi anterior, melibatkan sudut insisal.

5 Lesi karies yang terletak di daerah servikal gigi

6 Lesi karies terletak di cusp oklusal yang pada molar dan premolar dan di tepi insisal dari gigi seri;

6A Terlalu rusak / akar tunggul diindikasikan untuk ekstraksi

Kelebihan :

1. Petugas dan material yang kompeten di masa depan serta training untuk tenaga kerja dibutuhkan untuk mengatasi karies pada populasi tertentu mungkin dinilai

2. Hasil dari penulis menunjukkan reproduksibilitas dan validitas dari indek baru ini adalah baik

Kekurangan :

1. indeks ini bekerja serupa dengan deteksi kriteria karies pada DMF atau DMFS; di kasus lesi besar, yang mencakup lebih dari satu permukaan, hanya asumsi yang dapat digunakan untuk menentukan lesi berasal; ketidakmampuan indeks ini,jika digunakan sendiri, untuk menangkap informasi yang berguna untuk rencana perawatan; dan kurangnya ketentuan dalam menilai karies akar.

2. Pada kasus dengan lesi yang luas yang meliputi lebih dari 1 permukaan hanya bisa dibuat dari asal lesi

3. Kekurangan untuk menentukan rencana perawatan jika indeks ini digunakan sendirian tanpa kombinasi dengan indeks lain

4. Kurangnya penyediaan untuk menilai karies akar serta jumlah dari lesi proksimal tidak diperhatikan karena tidak adanya foto bitewing radiograph

Page 5: indeks karies perio

4. Indeks PUFA Pufa digunakan untuk menilai keadaan pulpa yang terlibat, ulserasi dari mukosa

akibat fragmen akar, fistula dan abses. Lesi disekeliling karies yang tidak berhubungan dengan keterlibatan pulpa sebagai akibat karies tidak dicatat. Indeks pufa adalah sebuah indeks yang digunakan untuk mengukur keadaan rongga mulut akibat karies yang tidak dirawat.

Pengukuran dilakukan secara visual dan tidak menggunakan alat. Hanya satu skor mewakili tiap gigi. Apabila terdapat keraguan dalam menentukan tingkat infeksi odontogenik, maka diberikan skor dasar. Jika gigi susu dan gigi permanen penggantinya sudah mulai tumbuh dan keduanya sudah infeksi, maka keduanya akan diukur. Penulisan indeks dengan huruf besar digunakan untuk pengukuran gigi permanen dan huruf kecil digunakan untuk gigi susu. Kode dan kriteria untuk indeks pufa adalah sebagai berikut:1. Keterlibatan pulpa (p) dicatat apabila kamar pulpa telah terbuka dan kelihatan atau

struktur korona gigi telah hancur akibat proses karies gigi dan hanya akar atau fragmen akar yang tertinggal.

2. Ulserasi (u) dicatat jika sisi tajam gigi dengan keterlibatan pulpa atau sisa akar menyebabkan ulser traumatik pada jaringan lunak seperti lidah atau mukosa bukal.

3. Fistula (f) dicatat jika ada saluran pus yang berhubungan dengan keterlibatan pulpa. 4. Abses (a) merupakan pembengkakan dan mengandung pus yang berhubungan dengan

gigi dengan keterlibatan pulpa.Skor pufa per orang dihitung secara kumulatif sama seperti deft dan mewakili jumlah

gigi yang memenuhi kriteria diagnostik pufa. Indeks pufa dihitung dengan menjumlah p,u,f,a. Pengalaman pufa untuk suatu populasi diperhitungkan sebagai suatu rata-rata dan memiliki nilai desimal.

Page 6: indeks karies perio

Gambar 2. (a dan b) keterlibatan pulpa (p); (c dan d) ulserasi (u);(e dan f) fistula (f); (g dan h) abses dento-alveolar (a).

Kelebihan :1. Aplikatif pada Negara dengan pendapatan rendag dan menegah dimana karies yang

tidak ditangai menyebabkan komplikasi masalah pada gigi dan jaringan sekitar2. Sederhana 3. Dapat digunakan untuk gigi sulung dan permanen4. Hasilnya dapat dipresentasikan bersama indeks DMF

Kekurangan :1. Stages dari lesi karies pada enamel tidak dinilai2. Penilaian abses dan fistula dapat dikombinasi jadi 1 kode3. Realibilitas dan validitas diperlukan pada diskusi dan penelitian mendatang4. Beberapa subjek dengan skor U (ulcer)

Page 7: indeks karies perio

5. ICDAS (International Caries Detection And Assessment System)

ICDAS merupakan pengukuran indeks karies yang dikembangkan berdasarkan wawasan yang diperoleh dari sistem deteksi karies klinis. Indikator ini terbagi menjadi 2, yaitu :

a. ICDAS I

Penelitiannya menggunakan sistematik review. Assessment atau pemeriksaan atau penaksiran khusus pada bagian corona atau permukaan mahkota tapi lebih sempurna dari DMF-T

b. ICDAS II

Assessment lebih kompleks yaitu pada tiap permukaan korona, sealant, restorasi, perubahan warna serta aktivitas kariesnya

Membentuk 2 digit , yaitu 1: CARS, 2:CORONAL

Cara penghitungan:

Kode Deskripsi0 gigi sehat, gigi dengan permukaan halus tidak ada tanda karies secara visual,

termasuk perubahan warna non-caries , fissure sealant , filling restoration

1 karies email bisa terlihat bila dalam keadaan kering tetapi setelah pengeringan udara selama 5 detik opacity karies terlihat

2 karies email bisa terdeteksi bila permukaan gigi basah, terlihat white spot terkadang berwarna coklat, kedalaman melebihi pit dan fissure normal

3 karies sedalam email saja belum mencapai dentin

4 karies dentin yang masih mencapai dentino enamel junction, dengan atau tanpa melibatkan email, berwarna keabu-abuan,biru atau coklat.

5 karies yang sudah mencapai dentin

6 karies dentin yang luas dan dalam, kedalaman setengah dari dentin bahkan hampir mencapai tanduk pulpa

Page 8: indeks karies perio

Kelebihan

a. Hasil lebih spesifik, lebih lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya

b. Mampu menghitung karies dentin,

c. Mengikuti perjalanan karies

d. Etiologi karies lebih terarah

Kekurangan

a. Tidak meilai karies pulpa

b. Membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama

c. Analisisnya lebih kompleks

Page 9: indeks karies perio

6. CAST (Caries Assessment and Spectrum Treatment)

CAST merupakan indeks yang dibuat untuk menyempurnakan indeks DMF-T, ICADS , Ulserasi disebabkan oleh fragmen gigi dislokasi, dan PUFA yang diciptakan oleh Frenken pada tahun 2011. Assessment atau pemeriksaan meliputi sealant, tumpatan, email, dentin dan gigi yang tanggal.

Indeks ini digunakan untuk menilai karies secara komprehensif dan pragmatis yang menggambarkan tahap perkembangan karies lengkap.

Kelebihan :

Penggunaan secara visual sistem pengkodean; termasuk spektrum total pada tahap perkembangan karies dan abses serta fistula, seperti sealant dan restorasi; memudahkan komunikasi antar tenaga profesional dan pembuat kebijakan.

Kekurangan :

1. Hanya digunakan untuk survei epidemiologi, data yang tersedia terbatas.2. Tidak menunjukkan hasil yang valid pada uji validitas dan realibilitas3. Tidak disarankan untuk clinical trials4. Tidak menyediakan data pada perhitugan perawatan dan pencegahan pada setiap

kode

Indeks CAST :

Page 10: indeks karies perio
Page 11: indeks karies perio

7. FDI World Dental Federation Caries Matrix

FDI World Dental Federation Caries Matrix merupakan matriks yang digunakan untuk mengintegrasikan sistem yang ada dalam sebuah kerangka kerja yang dapat digunakan oleh dokter, peneliti, pendidik, petugas kesehatan masyarakat dan pengambil keputusan.

Tujuan penggunaan matriks :

a. Untuk menyediakan kerangka kerja yang memungkinkan dari penilaian karies sebagai hasil kesehatan

b. Untuk menyediakan kerangka kerja yang akan memandu pengembangan lebih lanjut dari klasifikasi karies dan manajemen sistem penyakit atau sistem lain yang relevan, layak dan tepat dalam pencegahan berbasis sistem kedokteran

c. Untuk menyediakan kerangka kerja yang memfasilitasi komunikasi antara praktisi, peneliti, pembuat kebijakan dan pasien.

Berikut ini merupakan indeks dari FDI World Dental Federation Caries Matrix :

Page 12: indeks karies perio

INDIKATOR KELAINAN PERIODONTAL

1. CPITN

CPITN merupakan indeks resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu WHO Periodontal Examining Probe.

Kegunaan Pengukuran atau Pemeriksaan CPITN adalah :1. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.2. Merencanakan program penyuluhan.3. Menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja, kebutuhan tenaga).4. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.

Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu :1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 (sektan 2)3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)

Kelebihan :Sederhana dan cepat, lebih akurat dibanding dengan Periodontal Index dalam hal

mengidentifikasi keparahan penyakit dan kebutuhan perawatan dengan menggunakan periodontal probe sehingga lebih spesifik.

Page 13: indeks karies perio

Kekurangan :Pencatatan CPITN hanya berdasar pada indeks gigi, dan mungkin over estimate terhadap

tingkat keparahan, tidak melibatkan attachment loss yang menggambarkan periodontitis pada saat dahulu atau sekarang dan kesalahan dalam penomoran sekstan yang akan merubah klasifikasi setelah perawatan.

Page 14: indeks karies perio

2. Basic Periodontal Examination (BPE) IndexBasic Periodontal Examination (BPE) Index digunakan sebagai metode skrining

dasar untuk memeriksa status periodontal pasien. Prosedur ini merupakan prosedur sederhana dan harus dilakukan pada semua pasien untuk mengidentifikasi masalah periodontal tertentu dengan cepat.

Cara Pengukuran BPE Index :

1. Gigi ini dibagi menjadi 6 sextants:kanan atas (17-14), anterior atas (13-23), kiri atas (24 sampai 27)kanan bawah (47-44), anterior rendah (43-33), kiri bawah (34-37)

2. Semua gigi di setiap sextant diperiksa (kecuali molar 3).3. Untuk sextant yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan, harus berisi minimal 2 gigi. (Jika

hanya 1 gigi yang ada dalam sextant, maka skor untuk gigi yang disertakan dalam pemeriksaan adalah gigi yang termasuk dalam sextant pada regio sebelahnya.

4. Probe yang digunakan adalah WHO BPE probe. Probe ini memiliki "ujung yang membulat" 0.5 mm, dan band hitam 3.5-5.5 mm. Kekuatan tekanan saat probing yang harus digunakan kurang lebih 20-25 gram.

5. Probe harus "berjalan" mengelilingi sulkus / poket di setiap sextant, dan dicatat skor tertingginya. Begitu kode 4 diidentifikasi dalam sebuah sextant, dokter gigi bisa kemudian langsung bergerak ke sextant berikutnya, meskipun lebih baik untuk terus memeriksa semua bagian di sekstan gtersebut. Hal ini akan membantu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap dari kondisi periodontal, dan akan memastikan bahwa keterlibatan furkasi tidak terjadi. Jika kode 4 tidak terdeteksi, maka semua bagian harus diperiksa untuk memastikan bahwa nilai tertinggi di suatu sextant dicatat sebelum pindah ke sextant berikutnya.

Skor BPE Index :0 Tidak ada poket > 3,5 mm, tidak ada kalkulus / overhanging, tidak ada pendarahan

setelah perdarahan (band hitam pada probe benar-benar terlihat)1 Tidak ada poket > 3,5 mm, tidak ada kalkulus / overhanging, tapi terjadi pendarahan

setelah probing (band hitam pada probe benar-benar terlihat)2 Tidak ada poket > 3,5 mm, namun terdapat kalkulus supra atau subgingiva /

overhanging (band hitam pada probe benar-benar terlihat)3 Kedalaman probing 3,5-5,5 mm (band hitam pada probe terlihat sebagian,

menunjukkan adanya poket 4-5 mm)4 Kedalaman probing > 5,5 mm (band hitam sepenuhnya masuk dalam poket,

menunjukkan poket 6 mm atau lebih)* Furcation Involvment

Kelebihan :

Page 15: indeks karies perio

1. Pengukuran BPE Index adalah cara cepat dan sederhana untuk menilai status periodontal pasien

2. Instrumen yang digunakan adalah probe yang sama dengan probe pada pengukuran CPITN

3. Skor BPE yang dinilai dalam setiap sextant, yaitu 0-4.4. Perawatan periodontal dapat disesuaikan berdasarkan skor BPE.

Kekurangan :BPE Index tidak dapat digunakan untuk menilai respon terhadap terapi periodontal

karena tidak memberikan informasi tentang bagaimana perubahan bagian gigi dalam suatu sextant setelah perawatan. Untuk menilai respon terhadap pengobatan, kedalaman probing harus dicatat di 6 lokasi per gigi sebelum dan pasca perawatan.

Page 16: indeks karies perio

3. Periodontal Screening and Recording (PSR) Index Periodontal Screening and Recording (PSR) Index sistem adalah salah satu contoh

alat bantu diagnostik yang digunakan untuk menilai kesehatan gingiva pasien. Langkah-langkah pemeriksaan pada sistem PSR dalam mulut dibagi menjadi sextants. Dalam sistem PSR, dokter gigi hanya perlu mengamati posisi band warna hitam pada probe dalam kaitannya dengan margin gingiva. Kehadiran keterlibatan furkasi, mobilitas, masalah mukogingival, atau resesi juga harus diperhatikan. Setelah masing-masing gigi pada sextant telah diperiksa, hanya kode tertinggi yang diperoleh dicatat dan hanya satu nilai yang dicatat untuk setiap sextan. Jika sextant adalah edentulous, maka nilai "X" ditempatkan pada kotak pencatatan. Pengukuran dicatat dalam grafik kotak khusus.

Cara Pengukuran PSR Index :Kode 0:Daerah berwarna pada probe tetap benar-benar terlihat di celah terdalam dari sextant. Tidak ada kalkulus atau defek pada margin terdeteksi. Jaringan gingiva sehat dengan tidak ada perdarahan setelah probing.

Kode 1:Daerah berwarna pada probe tetap benar-benar terlihat pada kedalaman probing yang terdalam di sextant. Tidak ada kalkulus atau defek pada margin terdeteksi. Namun, ada pendarahan setelah probing.

Kode 2:Daerah berwarna pada probe tetap benar-benar terlihat pada kedalaman probing yang terdalam di sextant. Kalkulus supragingiva atau subgingiva dan / atau defek pada margin terdeteksi.

Kode 3:Daerah berwarna pada probe tetap sebagian terlihat pada kedalaman probing yang terdalam di sextant.

Kode 4:Daerah berwarna pada probe sepenuhnya menghilang menunjukkan kedalaman probing lebih besar dari 5.5 mm.

Simbol "*":

Page 17: indeks karies perio

Simbol "*" harus ditambahkan ke skor sextant setiap kali ditemukan: keterlibatan furkasi, mobilitas, masalah mukogingival, atau resesi yang meluas ke daerah band hitam pada probe (menunjukkan 3.5 mm atau lebih besar).

Kelebihan : Kelebihan menggunakan sistem PSR antara lain deteksi dini, kecepatan,

kesederhanaan, efektivitas biaya, memudahkan pencatatan, dan manajemen risiko.• Deteksi dini: Karena semua bagian dievaluasi, resiko penyakit periodontal dapat diketahui secara dini dan pengobatan yang tepat dapat dilakukan.• Kecepatan: Setelah teknik sistem PSR dipelajari, hanya beberapa menit untuk dapat melakukan screening.• Kesederhanaan: Sangat mudah dilakukan dan dipahami oleh pasien.• Efektivitas biaya: Tidak perlu membeli peralatan mahal karena semua yang diperlukan adalah probe dengan ujung yang membulat.• Kemudahan penilaian : Hanya satu nomor dicatat untuk seluruh sextant.• Manajemen resiko: dokter gigi dapat memantau dan mencatat status periodontal pasien untuk persyaratan hukum (rekam medis)

Kekurangan :Tidak dimaksudkan untuk menggantikan pemeriksaan periodontal secara penuh dalam

rongga mulut. Pasien yang telah menerima pengobatan untuk penyakit periodontal dan / atau berada dalam tahap pemeliharaan perawatan harus menerima pemeriksaan periodontal komprehensif. Ada juga penggunaan terbatas dari sistem PSR pada anak-anak. Hal ini diperlukan untuk membedakan pseudo-poket dari poket periodontal pada pasien-pasien yang lebih muda. Pada sistem PSR tidak digunakan untuk mengukur ephitelial attachment sehingga tingkat keparahan penyakit periodontal tidak dapat ditentukan.

4. Patient Hygiene Performance Index (PHP Index, Podshadley and Haley )

Page 18: indeks karies perio

Indeks ini dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja kebersihan pasien setelah mengikuti instruksi sikat gigi. Pemeriksaan menggunakan PHP indeks ini memakai enam permukaan gigi yang sama seperti di OHI-S tetapi membagi setiap permukaan gigi menjadi sembilan bidang. Dalam setiap luas permukaan gigi yang terdapat atau tidak terdapat debris, jika terdapat debris diberikan skor 1 dan jika permukaan gigi bebas debris diberi skor 0.

Rata-rata skor PHP indeks adalah total skor untuk setiap permukaan dibagi dengan jumlah permukaan gigi diperiksa. Seperti beberapa indeks lainnya juga telah dimodifikasi oleh peneliti lain. Martens dan Meskin memanfaatkan lima permukaan gigi seperti yang dirancang oleh Podshadley dan Haley, tapi mereka memberi label secara khusus yaitu A, B, C, D, dan E, sehingga lokasi plak juga akan diperiksa. Hal ini akan memberikan indikasi yang lebih jelas tentang efektivitas langkah-langkah kebersihan mulut dalam studi longitudinal.

5. Genetic Susceptibility Index for Periodontal disease

Etiologi dari periodontitis adalah multifactorial dan termasuk di dalamnya komponen infeksius, factor lingkungan dan genetic. Genetic marker menunjukkan kerentanan manifestasi penyakit dan dapat digunakan untuk mengungkap informasi yang tersembunyi. Sistem ini menunjukkan hubungan langsung dan tak langsung diantara indeks kerentanan, hasil mikroba dan penyakit. Singel Nucelotida Polymorphism (SNP’s) di gen yang mengkode molekul dari sistem pertahanan tubuh dinilai.