laporan tut perio

59
LAPORAN TUTORIAL Skenario Perawatan Periodontal Fase 1 (Skenario 1) Blok Kuratif Rehabilitatif 3 Semester Genap 2014-2015 Oleh : KELOMPOK 4 Ketua : Galuh Panji Rakasiwi (121610101103) Scriber papan : Ika Ayu Fatimah (121610101032) Scriber meja : Bestarika Yuri R (121610101031) Anggota : Yusron Haries (121610101010) Retno Trisnawati (121610101023) Lelia Zahra Z (121610101026)

Upload: citraayum

Post on 20-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Tut Perio

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

Skenario Perawatan Periodontal Fase 1 (Skenario 1)Blok Kuratif Rehabilitatif 3Semester Genap 2014-2015Oleh : KELOMPOK 4Ketua : Galuh Panji Rakasiwi (121610101103)Scriber papan: Ika Ayu Fatimah (121610101032)Scriber meja: Bestarika Yuri R (121610101031)Anggota : Yusron Haries(121610101010)Retno Trisnawati(121610101023)Lelia Zahra Z(121610101026)Farah Alvira(121610101029)Citra Ayu Mawaddah(121610101033)Cintya Rizki N(121610101034)Dwi Riski S (121610101037)Anggun OctaviearlyP(121610101042)Intan Rizka F(121610101051)Fatimah Az-Zahra(121610101054)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2015

STEP 11. Kontrol periodik : Pengawasan dan pengendalian kesehatan gigi dan mulut pasien dan deteksi dini pasien sesuai selang waktu yang ditentukan.2. Perawatan fase 1:Fase yang bertujuan menghilangkan etiologi penyakit periodontal dan merupakan tahap pertama untuk dilakukan evaluasi.3. Root planning : Perawatan periodontal dengan cara menghilangkan kalkulus pada akar gigi dan diindikasikan pasien nekrosis dan kedalaman poket lebih dari 4 mm.4. Scaling : Suatu proses pembuangan plak atau kalkulus baik supragingiva maupun subgingiva menggunakan handinstrument atau scaler, selain itu menghilangkan biofilm pada saku periodontal untuk mendapatkan respon penyembuhan. 5. Gingivitis kronis: Merupakan inflamasi gingiva yang menetap, lama dan berkepanjangan sehingga dapat disebut kronis.6. DHE : Pendidikan dalam kesehatan gigi, merupakan proses perawatan yang bersifat edukasi. Sifatnya persuasif dan sugestif berupa motivasi, instruksi dan lai-lain. Bisa juga merupakan pembelajaran kedokteran gigi untuk mencapai kesehatan gigi yang setinggi-tingginya baik individu maupun masyarakat.STEP 21. Apa hubungan plak, kalkulus subgingiva dengan gusi berdarah ?2. Kapan pasien diindikasikan dilakukan scaling, root planning dan DHE ?3. Apa saja yang dilakukan pada perawatan periodontal fase 1?4. Apa saja fungsi dan hal apa saja yang dilakukan pada kontrol periodik?5. Apakah perlu dilakukan perawatan ortho pada kasus di skenario?STEP 31. Gusi berdarah bisa disebabkan faktor mekanis seperti menggosok gigi. Plak yang kemudian akan berubah menjadi kalkulus pada sub gingiva akan mengalami perluasan ke daerah apical, dan kemudian lambat laun akan menumpuk bakteri anaerob pada sulkus gingiva yang kemudian mengeluarkan suatu enzim yang akan merusak epitel dan menyebabkan inflamasi. Vaskularisasi dan menipisnya epitel menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan pada gingiva. Selain itu, perdarahan bisa terjadi karena permukaan kalkulus yang kasar kemudian terjadi gesekan dengan gingiva yang terinflamasi dan mengalami penipisan epitel, sehingga terjadi perdarahan spontan.2.Indikasi Scaling dan Root Planning : Apabila terjadi periodontitis dan gingivitis dengan poket periodontal dan tidak diperlukan bedah periodontal. DHE dilakukan bisa kapan saja sebelum di diagnosis terkena penyakit periodontal maupun sesudahnya. DHE pada perawatan periodontal fase 1 dapat dilakukan pre perawatan maupun setelah perawatan. Sedangkan pada pasien emergensi DHE dapat dilakukan pasca tindakan, dengan keadaan pasien yang sudah stabil.3.Tahap-tahap perawatan periodontal fase 1 :(1)Instruksi control plak terbatas(2)Penyingkiran kalkulus subgingiva(3)Perbaikan restorasi cacat(4)Instruksi kontrol komprehensif (contoh : penggunaan dental floss)(5)Penyingkiran kalkulus sub gingival(6)Reevaluasi jaringan(7)Pemberian antimikrobial4.Fungsi kontrol periodik adalah mencegah kekambuhan dan mengukur keberhasilan perawatan. Secara umum hal yang dilakukan pada kontrol periodik adalah sebagai berikut : Menyapa pasien, melihat perubahan oral, foto rontgen. Melakukan perawatan (scalling,root planning). Pelaporan dan penjadwalan kontrol berikutnya. Evaluasi riwayat medis. Dilakukan biasanya 4 minggu pasca scalling. Evaluasi kesehatan periodontal. Rontgen foto 3-4 tahun sekali. Scalling dan polishing tiap 6 bulan sekali. Pengaplikasian TAF.5. Dalam kasus scenario, perlu dilakukan pemasangan alat ortho untuk memperbaiki maloklusi yang terjadi. Pemasangan alat ortho dapat dilakukan saat OH pasien sudah baik dan keadaan periodontal pasien juga dalam keadaan baik.

STEP 4 (MAPPING)

PemeriksaanPerawatan Periodontal fase 1Gingivitis KronisDiagnosaRekonturing restorasi cacatScalling dan root planningDHEKontrol periodikSelesaiPerawatan lanjutanReevaluasi Jaringan

STEP 5 (Learning Objective)Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan :1. Indikasi dan kontra indikasi perawatan periodontal fase 12. Tahapan periodontal fase 1 (instrumentasi, tahapan, dan farmakologi)3. Indikator keberhasilan perawatan periodontal fase 1

STEP 7 (Pembahasan LO)LO.1 Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Periodontal Fase 1 Perawatan periodontal fase 1, merupakan sebuah perawatan pendahuluan yang bertujuan menghilangkan faktor etiologi dari penyakit periodontal, adapun indikasi dan kontraindikasi dari perawatan periodontal fase 1 antara lain sebagai berikut:1.1. Indikasi Perawatan Periodontal Fase 1 Perawatan pendahuluan bagi pasien dengan sakit periodontal. Setelah selesainya perawwatan inisial baru kemudian dievaluasi guna menentukan apakah masih perlu dilakukan bedah periodontal Sebagai satu-satunya perawatan bagi pasien dengan gingivitis kronis atau periodontutus ringan yang tidak memerlukan bedah periodontal Semua kasus periodontitis dengan pocket periodontal Kalkulus dan plak supragingiva dan subgingiva Tidak terdapat reasorbsi tulang alveolar yang parah sampai mengakibatkan kegoyangan derajat 31.2. Kontraindikasi Perawatan Periodontal Fase 1 Pasien yang menderita masalah akut, seperti dalam keradangan akut atau adanya abses akut Penyakit sistemik yang tidak terkontrolSepertihalnya hipertensi yang tidak terkontrol, berhubungan dengan lamanya prosedur perawatan periodontal yang dapat mengakibatkan stress pada pasien dengan tanda lemas,sakit kepala serta tekanan darah yang naik secara tiba-tiba. Selain itu juga pasien dengan compromised medic (pasien yang memiliki penyakit infeksius atau rentan terhadap infeksi) yang membutuhkan penatalaksanaan tertentu, juga penyakit seperti diabetes mellitus, hemofili, TBC, HIV. Pasien dengan dentin terbuka Poket lebih dari 4mm Pasien yang mengalami nekrosis pada jaringan sementum Permukaan dentin yang terbuka: struktur gigi dapat terkikis dan menyebabkan sensitivitas , smear layer dapat hilang dan tubulus dentin terbuka sehingga meningkatkan dan memperparah sensitivitas Kontraindikasi pada pasien anak-anak apabila menggunak ultrasonic scaler Jaringan yang masih muda dan sedang berkembang sangat sensitive terhadap getaran ultrasonic. Gigi permanen yang baru tumbuh masih memiliki ruang pulpa yang lebar. Getaran dan panas yang dihasilkan alat scaler ultrasonic dapat merusak jaringan pulpaLO 2. Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1A. Instrumentasi dalam Perawatan Periodontal Fase 1

1. Kuret Alat yang berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus subgingival, menghaluskan permukaan akar dari jaringan semen yang nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding poket. Kuret mempunyai dua sisi potong yang bertemu pada ujung alat dengan bentuk membulat.Dibandingkan dengan sickle, kuret lebih tipis dan tidak mempunyai ujung yang tajam, sehingga dapat mencapai poket yang lebih dalam, dan trauma yang ditimbulkan pada jaringan lunak bersifat minimal. Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:a. Kuret Universal Dapat digunakan diseluruh rongga mulut Memiliki 2 cutting edge Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajatb. Kuret Gracey Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik Memiliki 1 cutting edge Desain blade dengan sudut 60-70 derajat Satu set kuret khusus terdiri dari 14 alat. No 1-2 dan 3-4 untuk gigi anterior, no 5-6 untuk gigi anterior dan premolar, no 7-8 dan 9-10 untuk permukaan vertibular dan oral gigi posterior, no 11-12 untuk permukaan mesial gigi posterior, no 13-14 untuk permukaan distal gigi posterior.

2. Hoe Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak. Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat. Cara aktivasi alat, dengan memasukkannya ke dalam saku gusi kemudian antara tangkai dan gigi terdapat dua titik kontak, ditark ke arah insisal atau oklusal dengan kuat.3. Sicle scalerSicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal. Sickle Scaller berleher lurus didesain untuk gigi gigi anterior dan premolar, sedangkan leher yang bersudut digunakan untuk gigi-gigi posterior.

4. File scalerFile scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang overhanging.5. ChiselScaler yang menyerupa bentukan pahat. Alat ini didesain untuk bagian proximal gigi gigi anerior. Aktivasi alat dengan mendorong dari arah labial ke palatal atau lingual melalui bagian proximal.6. Ultrasonik InstrumenDigunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain. Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.Penggunaan Ultrasonik tidak hanya dibutuhkan pengaturan pada volume kecepatan ultrasonik berputar, namun juga mempertimbangkan ketelitian dan kontrol operator terhadap alat tersebut. Ultrasonik dilengkapi dengan semprotan air menyebabkan pandangan terhadap permukaan gigi kurang jelas, sehingga operator bisa sesekali mengangkat ultrasonik untuk mengecek keadaan permukaan gigi.7. Probe Periodontal Digunakan untuk melihat kedalaman sulkus sebelum kita melakukan suatu perawatan.8. EksplorerDigunakan untuk mendeteksi keberadaan dari kalkulus.9. UltrasonikscalerMacam-macam ultrasonic scaler : Hoe insert : digunakan untuk kalkulus supragingival dan stain. Universal scaler : digunakan untuk kalkulus dibagian proksimal. Fine scaler : digunakan untuk kalkulus subgingival, bentuknya seperti periodontal probe. Flushing device : digunakan untuk menyemprot sulkus gingiva pada kasus-kasus infeksi.10. Alat pulas scalling dan root planninga. Rubber cuspRubber cusp digunakan di handpiece dengan special profilaxis angle yang setelah digunakan harus disterilisasi. Penggunaan rubber cusp dengan bahan abrasive memungkinkan untuk menghilangkan lapisan sementum yang tipis di area servikal gigi.

b. Bristle BrushesBenda ini ada yang berbentuk wheel dan cup, karena bahannya yang kaku maka hanya digunakan untuk membersihkan mahkota dan dihindarkan untuk polish sementum dan gingival karena dapat menimbulkan injuri

c. Air Powder polishingAlat ini efektif untuk menghilangkan stain dan deposit yang halus.

Selain alat-alat yang digunakan untuk skaling maupun root planing, ada juga alat yang digunakan untuk DHE ( dental health education ) sebagai upaya untuk pendidikan kontrol plak pasien.1. Tooth BrushDalam melakukan pendidikan kesehatan gigi maka kita harus memberikan informasi bagaimana cara menyikat gigi yang benar, pemilihan sikat gigi, dan lain sebagainya. Biasanya dibantu dengan bahan disclosing agent yang berguna untuk mengevaluasi cara menggosok gigi pasien. 2. Dental FlossDental floss dapat dilapisi atau tidak dilapisi dengan malam. Dental floss dengan lebar ganda, Dentotape mungkin merupakan dental floss yang paling mudah digunakan. Dewasa ini, ada kecenderungan untuk menggunakan floss yang tidak dilapisi dengan malam, karena floss ini dianggap dapat mendorong dan mengeluarkan plak dan debris, serta dapat membersihkan daerah interdental dengan lebih baik. Floss yang dilapisi dengan malam telah sejak lama digunakan dengan hasil yang baik, tetapi hanya ada beberapa pasien yang sekarang tetap menggunakannya. Walaupun pasien umumnya mau menerima penggunaan sikat gigi sebagai bagian dari prosedur perawatan sehari-hari, tetapi floss tidak semudah itu diterima, dan cara penggunaannyapun cukup sulit. Walaupun teknik penggunaan floss tampaknya sudah dikuasai dengan baik, tetapi hasil penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terlalu banyak pasien yang meninggalkan cara ini dalam waktu yang tidak terlalu lama ( Forrest, 1995 ).3. Sikat InterdentalSikat Halex interspace atau Wisdom Spacemaster , mempunyai kelebihan yaitu bahwa sikat dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan pasien jarang mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Selain itu, sikat gigi ini juga tidak mahal. Dengan sikat gigi ini kita juga dapat membersihkan embrasure baik dari lingual maupun labial, sikat-sikat interdental yang kecil lainnya umumnya disposable dan dipasang pada pegangan logam dengan bantuan screw ring (Perio-aid, Perio-pak). Sikat interdental ini biasanya mahal tipe sikat yang dapat di bersihkan (bottle washing type) dapat dengan mudah menghilangkan plak dari gigi-gigi belakang: sikat serupa yang dapat digunakan adalah tipe sikat yang kecil yang dipasarkan untuk membersihkan tangkai dari alat cukur listrik. Semua jenis sikat interdental ini digunakan dengan cara menempatkannya di embrasur, pada sudut yang sama dengan penggunaan tusuk gigi kayu( Forrest, 1995 ).

B. Tahap Perawatan Periodontal Fase 11. Instruksi Kontrol PlakPengunyahan makanan dalam bentuk kasar dan banyak tidak dapat mencegah pembentukan plak.Oleh karena itu pencegahan dan pengontrolan terhadap pembentukan plak gigi harus didasarkan atas usaha pemeliharaan hiegene oral secara aktif.Keberadaan karbohidrat menjadi sumber bakteri menghasilkan Polisakarida Ekstra Selular (PES). Bersama dengan protein saliva dan aktivitas bakteri dapat terbentu plak gigi. PES menjadi bahan perekat pada matriks plak. Dari dasar pemikiran tersebut usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengontrol pembentkan plak yang meliputi :a. Mengatur pola makananDengan membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa. Berdasarkan bukti-bukti ilmiah bahwa karbohidrat merupakan bahan utama dalam pembentukan matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dalam membentuk plak.b. Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida ekstraselularTindakan secara kimiawi terhadap bakteri dapat dengan menggunakan obat kumur sebanyak 10 ml 2dd 1. Seperti penggunaan obat kumur yang mengandung klorhexidin dapat membunuh bakteri gram posittif maupun negatif dan merupakan zat antijamur.

c. Tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut1. Tindakan secara mekanis (Fisioterapi oral) Sikat gigiSikat Gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Di pasaran dapat ditemukan beberapa macam sikat gigi, baik manual maupun elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk.Teknik menyikat gigi:a. Scrub Brush Technique Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan labil, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal. Gerak sikat : gigi anterior ke kiri-ke kanan, gigi posterior ke depan- ke belakang.b. Roll Technique Letak bulu sikat pada margin gingiva, sejauh mungkin dari permukaan oklusal, ujung sikat mengarah ke apikal. Gerak sikat : Membentuk lengkungan, sehingga bulu sikat akan melalui permukaan gigi.Bulu sikat hampir tegak lurus pada permukaan enamel.c. Charters TechniquePermukaan labial dan bukal : Letak bulu sikat membentuk sudut 900 dengan sumbu gigi, tidak diletakkan pada gingiva. Gerak sikat : sikat ditekan sehingga ujung bulu sikat masuk interproksimal, sisi bulu sikat menekan tepi gusi, dan digerakkan secara sirkula dengan ujung bulu sikat tetap pada tempat semula. Untuk membersihkan permukaan interproksimal, fixed bridges, around fixed orthodontic appliances.d. Stillman Mc Call TechniquePosisi sikat seperti pada teknik roll, namun bulu sikat lebih dekat dengan mahkota gigi. sikat digetarkan dengan cepat dan digerakkan sedikit maju mundur. Gerakan ini yang akan menekan bulu sikat ke arah interproksimal, membersihkan dan memijat. Teknik ini baik untuk memijat gingiva.e. Physiology TechniqueLetak sikat lurus dengan permukaan gigi, bulu sikat halus, tangkai sikat horizontal, gerakan sikat dari mahkota ke apikal. Gerakan ini dilakukan untuk memijat gingiva. Gerakan ini memiliki efek yang buruk, karena dapat menyebabkan retraksi gingiva.f. Bass Technique Kegunaan : untuk membersihkan plak dan debris di daerah sulkus gingiva, dan pasien pasca tindakan bedah. Caranya : pegang sikat gigi secara horizontal dan letakkan kepala sikat gigi pada permukaan gigi, lebih tepatnya di margin gingiva, tempat plak menumpuk. Miringkan kepalasikat kira-kira 450 menghadap apeks gigi. Tujuannya agar bulu sikat dapat masuk ke saku gusi. Gerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang sangat pendek maj-mundur seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut. Permukaan oklusal maju mundur seperti teknik scrub. g. Fones TechniquePada teknik ini gigi dalam keadaan oklusi, bulu sikat ditekankan pada gigi dan jaringan gingiva, kemudian sikat digerakkan melingkar seluas mungkin. Permukaan lingual oklusal digosok maju mundur. Metode ini efektif untuk anak yang memiliki gigi lengkap dengan oklusi yang baik.Dalam menyikat gigi juga dikelompokkan berdasarkan arah gerakannya, yaitu :1. Roll : Roll ataupun modifikasi dari teknik Stillman.2. Vibrasi : Teknik Stillman, Charters, dan Bass.3. Sirkuler : Teknik Fones.4. Vertikal : Teknik Leonard.5. Horizontal : Teknik Scrub.

Alat bantu sikat gigiPerlu ditambahkan penggunaan alat bantu sikat gigi yang dapat membantu membersihkan ruang interproximal dengan baik.a) Dental Flossing : Pembersihan dengan menggunakan benang yang diarahkan untuk mengeliminasi plak gigi. Terbagi menjad dua yakni Floshing dengan tanpa menggunakan pemegang khusus dan floshing yang menggunakan pemegang khusus.

Dental Flosh tanpa pemegang khusus, dental flosh dengan pemegang khususb) Interdental TipCara mengaktivasinya adalah dengan memasukkannnya ke dalam ruang interproximal dari arah bukal dengan sudut kurang lebih 45 derajat. Ujung tip mengarah ke oklusal dan bagian lateralnya mengenai gingiva dengan gerakan rotasi, kurang lebih 10 lingkaran per interdental area.c) Interdental BrushYang umumnya digunakan adalah yang berbentuk conical dan silindris.

Kapan kita harus menggunakan Dental Flosh, Interdental Tip, dan Interdental Brush ?

Pada kondisi tidak terdapat resesi gingiva menggunakan denal flosh, pada kondisi terbukanya area interproximal dengan bagian akar yang sedikit tampak dapat menggunakan interproximal brush atau interproximal tip, sedangkan pada kondisi kehilangan interpapill dapat menggunakan single-stuffed brush.

Gambar 44-11. Penggunaan Dental Flosh, Interdental Brush dan Single- TuftedGambar 44-12. Berbagai macam bentuk interdental tip, Interdental Brush dan Single-Tufted2. Eliminasi Kalkulus Supra dan SubgingivaMenurut Krismariono (2009) terdapat faktor-faktor yang yang berperan dan mempengaruhi dalam efektifitas perawatan periodontal fase 1 khususnya perawatan tahap eliminasi kalkulus supragingiva dan sub gingiva, namun faktor-faktor tersebut juga berkaitan dengan perawatan root planing yang tidak terlepas dari perawatan scaling, antara lain sebagai berikut:a. Asesibilitas Faktor ini menetukan efektifitas perawatan, yang berhubungan dengan posisi operator terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan kenyamanan dan ketahanan fisik operator selama perawatan. Scaling dan root planing merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada seluruh gigi, sehingga membutuhkan waktu dan energi yang cukup, oleh karena itu perlu dipertimbangkan faktor kenyamanan posisi.b. Visibilitas, iluminasi dan retraksi Pandangan langsung dibantu dengan penerangan mutlak diperlukan. Jika pandangan tidak bisa secara langsung tertuju pada area perawatan (misalnya distal gigi molar), maka pandangan dapat dibantu dengan kaca mulut. Kaca mulut ini juga berfungsi sebagai pemantul cahaya ke area perawatan. Kaca mulut dalam hal ini juga berfungsi sebagai retraktor lidah sehingga operator dapat mencapai area perawatan tanpa adanya halangan.c. Kondisi Alat Sebelum digunakan, hendaknya alat dalam keadaan baik, bersih dan steril. Bagian cutting edge seharusnya tajam agar memudahkan pengambilan kalkulus (Gambar 1). Alat yang tumpul cenderung tidak dapat memberikan hasil yang baik, karena kalkulus tidak terambil secara menyeluruh serta kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan alat yang tumpul menjadikan hasil dari perawatan tidak optimal. Alat yang tumpul juga cenderung merusak jaringan karena adanya kekuatan yang berlebihan dan gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat kompensasi dari penggunaan alat yang tumpul. d. Stabilisasi alat Stabilitas alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan dengan baik oleh operator, sehingga tergelincirnya alat (cutting edge) dari permukaan gigi dapat dicegah. Selain itu juga mencegah injuri pada tangan operator. Stabilisasi alat terdiri dari: instrument grasp dan finger rest.

C. Instrumentasi Dalam Perawatan Periodontal Fase 11. Kuret Kuret merupakan alat yang digunakan untuk scalling, bentuknya seperti sendok yang membengkok sesuai dengan bentuk permukaan gigi. Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:a. Kuret Universal Dapat digunakan diseluruh rongga mulut Memiliki 2 cutting edge Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajatb. Kuret Gracey Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik Memiliki 1 cutting edge Desain blade dengan sudut 60-70 derajat2. Hoe Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak. Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat.3. Sicle scalerSicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal.4. File scalerFile scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang overhanging.5. Ultrasonik InstrumenDigunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain. Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.

Gambar macam-macam alat scaller manual

Gambar Perbedaan adaptasi sickle dan kuret pada permukaan gigi

Teknik Scaling Supragingiva dan SubgingivaTeknik scaling supragingiva dikerjakan dengan cara: Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps) Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya Sisi pemotong (cuting edge) mata skeler ditempatkan pada tepi apikal kalkulus. Mata skeler diadaptasikan ke permukaan gigi membentuk angulasi 45-90 Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian tarikan skeler yang pendek bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal dan oblik Tekanan lateral berangsur-angsur dikurangi sampai diperoleh permukaan gigi yang terbebas dari kalkulus.Teknik skeling subgingiva dan rootplaning dikerjakan dengan cara: Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps) Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya Pilih sisi pemotong yang sesuai Sisi pemotong diadaptasikan ke permukaan gigi dengan angulasi 0 , diselipkan dengan hati-hati ke epitel penyatu Setelah sisi pemotong mecapai dasar saku dibentuk angulasi 45-90 Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian sapuan penskeleran yang pendek secara terkontrol, bertumpang tindih dalam arah vertikal dan oblik Instrumentasi dianjurkan dengan serangkaian sapuan penyerutan akar yang panjang bertumpang tindih dimulai dengan tekanan lateral sedang dan diakhiri dengan tekanan lateral ringan Instrumentasi pada permukaan proksimal di bawah daerah kontak harus dilakukan dengan cara mengatur bagian bawah tangkai kuret sejajar dengan sumbu gigi.2. Koreksi Restorasi mahkota yang cacatKeberadaan restorasi yang kasar, overcontured, lokasinya subgingivalmeskipun halus akan diikuti oleh penumpukan plak yang banyak, inflamasi gingiva, kehilangan tulang dan kehilangan perlekatan. Seperti halnya kalkulus, restorasi yang demikian dapat menghalangi akses pembersihan atau kontrol plak. Cara mendeteksi tepi restorasi yang cacat adalah dengan menggeser-geserkan ujung eksplorer yang halus naik-turun sepanjang tepi restorasi. Koreksi restorasi dan mahkota yang cacat dapat menggunakan bur atau hand instrument untuk memperbaiki restorasi.

3. Management Lesi KariesPenghilangan lei karies dan memberi tumpatan sementara. Penyembuhan jaringan periodontal akan berjalan maximal dengan mengeliminasi reservoir bakteri pada lesi tersebt sehingga tidak terjadi repopulasi dari mikrobial plak.4. Re evaluasi JaringanSetelah scalling dan root planning, jarigan periodontal membutuhkan kira kira 4 minggu untuk melakukan penyembuhan. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seluruh anatomi fisik secara detail untuk mengetahui diperlukan atau tidaknya perawatan lanjutan seperti bedah periodontal.Jaringan periodonsium diperiksa kembali untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan perawatan lanjutan. Saku diprobing kembali untuk menentukan apakah bedah periodontal masih diindikasikan.

D. Obat-obatan yang Digunakan dalam Perawatan Periodontal Fase 1Karena penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri, pemakaian agen anti-bakteri cukup baik untuk mencegah maupun merawat penyakit tersebut. Meskipun demikian agar efektif ada beberapa kondisi tertentu yang harus diperhatikan, yaitu :1. Agen antibakteri harus efektif terhadap bakteri yang menyebabkan terjadinya lesi.2. Agen antibakteri harus dapat mencapai daerah infeksi dengan konsentrasi yang adekuat selama kurun waktu yang cukup lama.3. Efisiensinya harus melebihi kontraindikasinya misal efek sampingnya.Penggunaan antibiotik untuk perawatan penyakit periodontal sudah semakin meningkat dan hasil-hasil penelitian klinis cukup banyak dipublikasikan. Antibiotik dapat bersifat bakterisid yaitu membunuh bakteri yang sensitif atau bakteriostatik yaitu menghambat pembelahan bakteri yang sensitif. Penisilin dan mitronidazole adalah contoh antibiotik bakterisid dan tetrasiklin dan eritromisin adalah contoh antibiotik bakteriostatik. Spektrum kerja antibiotik bervariasi. Antibiotik yang digunakan haruslah dapat melawan bakteri penyebab penyakit. Keadaan ini mempengaruhi pemilihan antibiotik untuk perawatan periodontal, contohnya pada pemakaian metronidazole, yang efektif terhadap bakteri anaerob tetapi tidak efektif terhadap bakteri aerob fakultatif. Antibiotik yang digunakan untuk terapi periodontalKategoriMacam yang digunakan dalam terapi periodontalFungsiIndikasi

PenisilinAmoxisilinEfek antimikroba spectrum luas, digunakan secara sistemikLocal aggressive periodontitis, generalized aggressive periodontitis, medically relatet periodontitis (MRP), refractory periodontitis

AugmentinEfektif terhadap produksi penisilinase, digunakan secara sistemik

TetrasiklinMinosiklinEfektif terhadap mikroorganisme spectrum luas, digunakan secara sistemik dan local (subgingiva)

DoksisiklinEfektif terhadap mikroorganisme spectrum luas, digunakan secara sistemik dan local (subgingiva), bahan kemoterapi subantimikrobial untuk host modulation (periostat)

TetrasiklinEfektif terhadap mikroorganisme spectrum luas, digunakan secara sistemik dan local (subgingiva)

KuinolonCiprofloxacinEfektif terhadap bakteri gram negatif

MacrolideAzithromycinMemusatkan pada daerah inflamasi, digunakan secara sistemik

Derivat LincomisinClyndamycinUntuk pasien yang alergi penisilin, efektif terhadap bakteri anaerob, digunakan secara sistemik

NitromidazolMetronidazolEfektif terhadap bakteri anaerob, digunakan secara sistemik dan local (subgingiva) dalam bentuk gelLocal aggressive periodontitis (LAP), generalized aggressive periodontitis (GAP), medically related periodontitis (MRP), refractory periodontitis (RP), Necrotizing ulcerative gingivitis (NUG), acute periodontitis (AP)

Obat-obatan yang digunakan untuk kontrol plak:1. Chlorhexidine Sampai saat ini chlorhexidine merupakan bahan kimiawi yang paling efektif dalam menjaga kontrol plak. Pemakaian 10 ml larutan chlorhexidine 0.2% dua kali sehari menghambat pembentukan dental plak, kalkulus dan gingivitis. Dari studi klinis ditemukan bahwa chlorhexidine dapat mereduksi pembentukan plak sebanyak 45%-61% dan mereduksi gingivitis sebanyak 27%-67%. Namun chlorhexidine memiliki efek samping berupa pembentukan stain pada gigi, lidah dan restorasi resin ataupun silikat. Efek samping sistemik chlorhexidine sangat sedikit. Chlorhexidine tidak mengakibatkan resistensi bakteri ataupun mempunyai efek teratogenik. 2. Essential Oil MouthrinsesObat kumur dengan essential oil ini memiliki kandungan thymol, euchalyptol, menthol dan methyl salicylate. Tidak menutup kemungkinan dalam obat kumur essential oil ini mengandung alkohol. Dalam kemampuannya menurunkan plak, mereka mampu mereduksi hingga 20%-35%, sedangkan untuk gingivitis dapat direduksi sebanyak 25%-35%. (Carranza, 2002)LO 3. Indikator Keberhasilan Perawatan Periodontal Fase IAda tiga aspek penyembuhan periodontal yang perlu diperhatikan karena berkaitan dengan hasil perawatan yang dicapai, yaitu regenerasi (regeneration), perbaikan (repair), dan perlekatan baru (new attachment).A. RegenerasiRegenerasi adalah pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel dan substansi seluler baru membentuk jaringan atau bagian yang baru. Regenerasi berasal dari tipe jaringan yang sama dengan jaringan yang rusak, atau dari prekursornya. Pengganti epitel gingiva yang rusak adalah berasal dari epitel, sedangkan jaringan ikat dan ligamen periodontal penggantinya adalah berasal dari jaringan ikat. Sebaliknya tulang dan sementum baru bukan berasal dari tulang dan sementum yang telah ada, tetapi dari dari jaringan ikat yang merupakan prekursor keduanya. Jaringan ikat yang tidak berdiferensiasi berkembang menjadi osteoblas dan sementoblas yang nantinya akan membentuk tulang alveolar dan sementum baru. Pada periodonsium regenerasi merupakan suatu proses fisiologis yang kontiniu. Dalam keadaan yang normal, sel dan jaringan baru senantiasa dibentuk untuk menggantikan sel dan jaringan yang matang dan mati. Proses tersebut tercermin dari adanya: (1) aktivitas mitotik pada epitel gingiva dan jaringan ikat ligamen periodontal, (2) pembentukan tulang baru, dan (3) deposisi sementum yang terus menerus.Terapi periodontal akan menyingkirkan plak bakteri dan menciptakan kondisi yang dapat menghalangi pembentukan dan penumpukan kembali plak. Dengan tersingkirnya faktor-faktor yang menghalangi regenerasi tersebut, kapasitas regeneratif jaringan akan maksimal dan memungkinkan terjadinya terjadinya regenerasi.B. PerbaikanProses perbaikan hanya mengembalikan kontinuitas permukaan gingiva dan mengembalikan sulkus gingiva yang normal dengan level dasarnya pada permukaan akar sama dengan level dasar saku periodontal sebelum perawatan Gambar 2. Dua kemungkinan penyingkiran saku periodontal. A. Saku periodontal pra perawatan; B. Sulkus normal terbentuk kembali pada level yang setentang dengan dasar saku pra perawatan; C. Periodonsium diperbaiki pada permukaan akar yang tadinya tersingkap; keadaan yang demikian dinamakan perlekatan baru.

(lihat Gambar 2). Proses tersebut akan menghentikan perusakan tulang alveolar tanpa meninggikan tinggi tulang. Perbaikan periodonsium yang rusak mencakup mobilisasi sel-sel epitel dan jaringan ikat ke daerah yang rusak dan peningkatan pembelahanmitotik lokal guna penyediaan sel-sel dalamjumlah yang mencukupi.C. Perlekatan baruPerlekatan baru adalah tertanamnya serabut ligamen periodontal yang baru ke sementum yang baru dan perlekatan epitel gingiva ke permukaan gigi yang tadinya tersingkap karena penyakit (lihat Gambar 2). Kata kunci pada pengertian diatas adalah permukaan gigi yang tadinya tersingkap karena penyakit (lihat Gambar 3).

Gambar 3. Perlekatan baru; ZonaA. Permukaan enamel; ZonaB.Daerah sementum yang tersingkap karena pembentukan saku periodontal; Zona C. Daerah sementum yang yang dibalut oleh epitel penyatu; Zona D. Daerah semen-tumapikal dari epitel penyatu. Pada perlekatan baru, epitel penyatu yang baru dan serabut jaringan yang melekat terbentuk pada zona B.Regenerasi ligamen periodontal merupakan kunci dari tercapainya perlekat-an baru. Dengan regenerasinya ligamen periodontal akan dimungkinkan konti-nuitas antara tulang alaveolar dengan sementum. Disamping itu, pada ligament periodontal terkandung sel-sel yang dapat mensintesa dan membentuk kembali gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar.Pada masa penyembuhan pasca terapi periodontal guna menyingkirkan saku periodontal, daerah luka dinvasi oleh sel-sel yang berasal dari empat sumber yang berbeda: (1) epitel oral, (2) jaringan ikat gingiva, (3) tulang alveolar, dan (4) ligamen periodontal (lihat Gambar 5).Hasil penyembuhan saku periodontal yang dicapai sangat tergantung pada sekuens proliferasi sel-sel yang terlibat pada stadiumpenyembuhan.Apabila epitel berproliferasi lebih dahulu sepanjang permukaan akar gigi sebelum jaringan periodonsiumlainnya mencapai daerah tersebut, maka bentuk penyembuhan yang dicapai adalah berupa epitel penyatu yang panjang. Bila sel-sel dari jaringan ikat gingiva yang terlebih dahulu mempopulasi daerah tersebut, hasilnya adalah serabut-serabut yang sejajar dengan permukaan akar gigi dan remodeling tulang alveolar, tanpa perlekatan serabut ke sementum. Apabila sel-sel tulang yang lebih dulumencapai daerah tersebut, bisa terjadi resorpsi akar dan ankilosis. Sebaliknya bila sel-sel dari ligamen periodontal proliferasi lebih dulu ke daerah tersebut, baru akan terjadi pembentukan sementum dan ligamen periodontal baru.

Gambar 5. Sumber sel yang regenerasi pada stadium penyembuhan saku periodontal. Kiri: Saku infraboni;Kanan: Pasca perawatan, dimana klot darah(blood clot) diinvasi oleh sel-sel yang berasal dari gingiva (A), jaringan ikat gin-giva (B), sumsum tulang (C) dan ligamen periodontal (D). Pemahaman terhadap sekuens proliferasi sel-sel tersebut telah diapli-kasikan untuk kebutuhan klinis dengan dikembangkannya tehnik perawatan yang dinamakan regenerasi jaringan terarah (guided tissue regeneration), yang lebih menjamin tercapainya perlekatan baru(Carranza,2002).Review dari suatu penelitian mengindikasikan bahwa kedua perawatan (skaling dan root planing) adalah efektif dan realibel. Pada penelitian juga menunjukkan hingga 80% penurunan bleeding on probing dan penurunan probing depth hingga 2-3 mm. Untuk mengetahui indikator keberhasilan suatu perawatan skaling dan root planing maka operator harus mengetahui gambaran klinis rongga mulut yang normal, seperti: Sulkus gingiva normal berukuran 2-3 mm Attached Gingiva normal memiliki ketebalan Pada regio insisif (3,5-4,5 mm pada maksila & 3,3-3,9 mm pada mandibula) Pada regio posterior atau premolar (1,9 mm pada maksila dan 1,8 mm pada mandibula) Attached gingiva bertambah seiring bertambahnya usia Interdental gingiva berbentuk lancip pada arah mesio distal Warna attached gingiva dan margin gingiva yaitu coral pink Gingiva bertekstur stipling atau sperti kulit jeruk, yang menandakan bahwa gingiva sehat. Jika stipling hilang maka dapat diindikasikan gingiva mengalami pembengkananSecara mikroskopik gingiva terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat. Pada proses penyembuhan jaringan epitel lebih cepat membentuk perlekatan pada permukaan gigi. Perlekatan epitelium muncul kembali 1-2 minggu. Dan pada 3-4 minggu pasca pembersihan kalkulus dan iritasi lokal,inflamasi pada gingiva akan berkurang dan menghilang.Suatu perawatan periodontal fase I (fase etiotropik) dapat dikatakan berhasil apabila:1. Berhentinya proses kerusakan jaringan2. Inflamasi gingiva mulai reda atau tersingkirkanInflamasi gingival biasanya berkurang atau hilang dalam waktu 3- 4 minggu setelah eliminasi kalkulus dan iritan local. Penyembuhan yang terjadi dapat berupa pembentukan epithelium junctional yang panjang dibandingkan perlekatan baru epitel ke permukaan akar yang merupakan bentuk penyembuhan yang lebih diharapkan. Epitelium junctional akan terlihat kembali dalam 1- 2 minggu. Penurunan populasi sel inflamasi yang bertahap, aliran cairan klevikular gingival dan perbaikan jaringan konektif akan menghasilkan penurunan tanda- tanda klinis inflamasi gingival yaitu berkurangnya warna kemerahan dan pembengkakan.3. Penurunan atau hilangnya faktor penyebab, seperti kalkulus4. Perubahan kondisi mikroba 5. Berurangnya kedalaman sulkus6. Mendapatkan kondisi gingiva yang memungkinkan untuk dilakukan prosedur bedah (apabila diperlukan perawatan pada fase selanjutnya)7. Terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan periodontal8. Kembalinya gigi pada kondisi kesehatan yang stabil meliputi kenyamanan, fungsi, dan estetika yang dapat dipertahankan baik oleh pasien maupun dokter gigi.9. Menurunnya Inflamasi Ketika inflamasi sudah mulai reda maka jaringan kolagen akan terbentuk kembali dan berkontak dengan permukaan gigi sehingga membentuk permukaan epitelium panjang yang berhubungan dengan permukaan gigi. 10. Sedikit penyusutan dinding poket Terjadi penyusutan yang kecil dari dinding poket dan poket tetap ada. Keadaan ini sering terjadi bila poketnya dalam dan dindingnya terutama terdiri dari jaringan fibrosa.11. Menanyakan pada pasien apakah mengalami pusing atau sakit kepala pasca tindakan scalling tersebut. Jika iya, maka kemungkinan penyakit periodontal yang dialami pasien sudah parah dan perlu adanya tindakan yang lebih lanjut, misal bedah atau terapi antimikroba.

KESIMPULANDalam perawatan penyakit periodontal terbagi menjadi beberapa fase perawatan menurut indikasi dan kontraindikasi perawatan. Semua fase saling berkaitan dan bertingkat yang memungkinkan pada setiap fase menunjukkan derajad keparahan penyakit periodontal Perawatan periodontal fase 1 atau fase etiotropik merupakan fase perawatan setelah fase preliminary. Pada fase ini terdiri dari tujuh step, yaitu instruksi control plak, penghilangan kalkulus supra gingival, recontouring defek restorasi dan mahkota, pengisian lesi karies, intruksi control plak yang komprehensif, perawatan akar subgingiva dan reevaluasi jaringan. Pada setiap step nya terdapat instrument-instrument yang harus dipenuhi. Pada akhir fase perawatan terdapat indicator keberhasilan yang dijadikan patokan dalam keberhasilan suatu perawatan.

DAFTAR PUSTAKA1. Carranza, Fermin A et all. 2002. Carranzas Clinical Periodontology. Nineth Edition. St Louis: Elsevier.2. Hodges, Kathleen. 1997. Concepts in Nonsurgical Periodontal Therapy. USA: Delmar.3. Krismariono, Agung. 2009. Prinsip-prinsip Dasar Scalling dan Root Planing dalam Perawatan Periodontal. Jurnal Periodontic, Vol 1 (30-34)4. J.D. Manson, B.M. Eley, 1993, Buku Ajar Periodonti, Jakarta. Hipokrates.5. Manson, J.D. 1993. Buku Ajar Periodonti. Jakarta : Hipokrates.6. Newman, M.G., et all.2006. Carranzas Clinical Periodontology. Tenth edition. St. Louis: Saunders Elsevier. 7. Newman, M.G., et all.2012. Carranzas Clinical Periodontology. Eleventh edition. St. Louis: Saunders Elsevier.8. PUSTAKA : Forrest J O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut (Alih bahasa : LilianYuwono). Jakarta : Hipokrates:p.38 70.9. Trijani, Suwandi. Jurnal PDGI Vol. 59, No. 3, September-Desember 2010, Hal. 105-109. Perawatan Awal Penutupan Diastema Gigi Goyang pada Penderita Periodontitis Kronis Dewasa. Jakarta: FKG Universitas Trisakti.