tugas perio

Upload: maria-goretti

Post on 08-Oct-2015

266 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Tugas bagian periodonti

TRANSCRIPT

Nama: Maria G.S. HutagalungNPM: 160110090035Tugas PeriodonsiaALAT PERIODONTAL

Klasifikasi Alat PeriodontalBerdasarkan kegunaannya, alat periodontal dapat diklasifikasikan atas:1. Periodontal probe adalah alat yang digunakan untuk mengetahui, mengukur, dan menandai saku. 2. Explorer atau sonde adalah alat untuk mengetahui adanya kalkulus dan plak pada permukaan gigi, juga untuk mengetahui karies di daerah subgingival. Alat ini juga dapat digunakan untuk evaluasi setelah dilakukan scaling atau root planning, juga penambalan (tepi restorasi).3. Alat scaling, root planing dan curettage digunakan untuk:1) Membersihkan kalkulus pada permukaan gigi2) Membersihkan sementum yang mengalami nekrosis 3) Mengambil jaringan lunak saku yang tidak sehat.Alat ini terdiri atas :i. Macroscaler merupakan instrumen digunakan untuk membersihkan kalkulus subginggival dan sementum yang mengalami nekrosis pada permukaan gigi menyingkirkan kalkulus subgingival dan sementum nekrosis. Alat-alat yang termasuk dalam macroscaler antara lain hoe scaler (berbentuk menyerupai pacul), chisel scaler, sickle scaler (berbentuk menyerupai sabit) dan file.ii. Kuret adalah instrumen yang dapat digunakan dalam perawatan scaling dan root planning, yakni mengambil deposit kalkulus. Selain itu, alat ini dapat digunakan untuk mengambil jaringan lunak saku yang tidak sehat.iii. Ultrasonic and sonic instruments adalah instrumen periodontal yang menggunakan listrik. Alat ini digunakan dalam perawatan scaling dan dalam proses pengambilan jaringan saku gusi (kuret).4. Alat poles adalah alat tang digunakan dalam proses polishing. Yang termasuk dalam alat poles adalah rubber cup, brush dan dental tape.

Bagian-bagian dari suatu alat periodontal terdiri dari: mata pisau (blade), leher (shank); dan gagang (handle).Gagang adalah bagian alat yang digenggam oleh si pemakai. Bentuk, besar, dan tekstur permukaannya bervariasi. Leher adalah bagian alat yang menghubungkan mata pisau/ujung dengan gagang. Leher bisa bervariasi sudutnya (lurus atau membengkok) dan panjangnya. Mata pisau/ujung adalah bagian alat yang berkontak dengan gigi, dan bagian inilah yang sebenarnya berfungsi dalam instrumentasi.

Gambar 1 Bagian-bagian dari alat periodontal. Atas : alat periodontal pada umumnya;Bawah : prob periodontal dengan bagian-bagian ujung yang berkalibrasi,leher, dan gagang.

Periodontal ProbeBentuk periodontal probe adalah batang yang mengecil ke arah ujung, mempunyai kalibrasi dalam milimeter, dengan ujung yang membulat dan tumpul. Prob yang baik adalah yang tipis dengan leher membentuk sudut sehingga mudah diselipkan ke dalam saku. Bagian-bagian periodontal probe adalah calibrated working end, leher dan gagang.Marquis probe mempunyai kalibrasi 3, 6, 9 dan 12 mm, dimana untuk setiap 3 mm-nya diberi warna yang berbeda sehingga mempermudah pembacaan. Tetapi kelemahannya adalah sukar untuk membaca ukuran diantara kelipatan 3.UNC-15 probe bagian ujungnya mempunyai panjang 15 mm yang diberi kalibrasi setiap 1 mm, dan pada 5, 10, dan 15 mm diberi kode warna.Kalibrasi pada Williams probe adalah 1, 2, 3, 5, 7, 8, 9 dan 10 mm. Adanya interval 2 mm antara 3 dengan 5 dan 5 dengan 7 sengaja dibuat untuk menghindarai kesalahan pembacaan."O" Michigan probe mempunyai kalibrasi pada 3, 6, dan 8 mm.WHO (World Health Organization) probe mempunyai desain unik dimana bagian ujungnya berupa bola kecil seperti jarum pentul berdiameter 0,5 mm,kalibrasi 3,5, 8,5 dan 11,5 mm dengan kode warna antara 3,5 - 5,5 mm.Untuk pemeriksaan daerah furkasi sebaiknya digunakan Nabers probe yang memiliki ujung melengkung dan tumpul.

Gambar 2 Beberapa tipe prob periodontal. (A) Prob Marquis; (B) Prob UNC-15; (C)Prob Williams; (D) Prob "O"Michigan; (E) Prob WHO.

Gambar 3 Prob NabersEksplorerDua macam eksplorer sudah tidak asing digunakan sehari-hari seperti tampak pada Gambar 4 (A dan B). Tetapi eksplorer yang paling tepat untuk mendeteksi kalkulus subgingival dan kelicinan akar gigi adalah eksplorer Hu-Friedy No.3 (gambar 4 D).

Gambar 4 Lima tipe eksplorer. (A) No. 17; (B) No. 23; (C) EXD 11-12; (D) No. 3, (E) No. 3CH Pigtail.

Scaler and currettage instrument Ada 5 (lima) bentuk dasar scaler: kuret, sickle scaler, file, chisel scaler danhoe scaler.

Gambar 5 Lima bentuk dasar skeler manual. (A) Kuret, (B) Sabit, (C) Kikir, (D) Pahatdan (E) Pacul.

Sickle scalerPermukaan sickle scaler adalah datar dengan dua sisi pemotong (cutting edge) yang akan menyatu membentuk ujung yang runcing. Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada kedua sisi. Karena bentuk yang demikian alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran kalkulus supragingival. Apabila digunakan untuk instrumentasi subgingival akan mencederai jaringan gingiva.Banyak sekali jenis sickle scaler. Ada skeler yang khusus untuk regio anterior dan ada yang khusus untuk regio posterior. Masing-masing jenis skeler ada yang lurus dan ada yang melengkung lehernya. Pada sickle scaler untuk regio anterior, baik yang lurus maupun yang melengkung, mata pisau, leher dan gagangnya berada dalam satu bidang. Sebaliknya mata pisau, leher dan gagang sickle scaler untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang, karena tangkainya membengkok agar mudah diadaptasikan pada gigi posterior.Sickle scaler yang khas adalah Morse scaler yang bagian leher dan mata pisaunya dapat dibuka pasang pada gagangnya. Karena tipisnya, skeler ini sangat bermanfaat untuk scaling pada daerah anterior mandibula apabila ruang interproksimalnya sempit.

Gambar 6 Skeler U15/30KuretKuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-specific/Gracey curette). Ciri khas kuret adalah: bentuk penampang melintang seperti sendok, ujungnya membulat/tumpul. Sisi pemotongnya adalah ganda pada kuret universal dan tunggal pada kuret khusus. Ukurannya lebih halus dibandingkan dengan sickle scaler. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan dan diadaptasikan pada saku yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang dipasarkan ada yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung gagang saja), tetapi ada juga yang bermata pisau ganda (mata pisau pada masing-masing ujung gagang).Perbedaan antara kuret universal dengan kuret khusus/Gracey adalah:i. Kuret universal dapat digunakan pada semua daerah dan sisi/permukaan, sedangkan kuret khusus hanya pada daerah dan sisi tertentu;ii. Sisi pemotong pada kuret universal ganda, sedangkan pada kuret khusus tunggal;iii. Kuret universal melengkung kearah atas saja, sedangkan kuret khusus melengkung kearah atas dan kesamping;iv. Permukaan mata pisau kuret universal tegaklurus terhadap leher alat, sedangkan mata pisau kuret khusus membentuk sudut 600 terhadap leher alat.

Gambar 7 Dua tipe kuret. (A) Kuret universal, (B) Kuret Gracey. Kiri: Angulasi mat pisau dilihat dari arah ujung mata pisau ; Kanan:Mata pisau kuret universal lurus, sedangkan kuret Gracey melengkung dengan bagian yang tajam pada sisi yang konveks.

Gambar 8 Beberapa jenis kuret. Kiri: Columbia 4R-4L (kuret Universal); Kanan: Kuret Gracey(dari kiri ke kanan: no. 5-6, no. 7-8, no. 11-12, dan no. 13-14).

Chisel scalerChisel scaler didisain khusus untuk melakukan scaling pada permukaan proksimal gigi anterior yang terlalu rapat ruang interproksimalnya. Lehernya bisa lurus atau membengkok, dengan sisi pemotong membentuk sudut 450.

Hoe scalerMata pisau hoe scaler membengkok membentuk sudut 990-1000 terhadap leher alat. Alat ini didisain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi digunakan satu jenis skeler pacul.

INSTRUMENTASIDalam melakukan instrumentasi periodontal perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: pemegangan, tumpuan dan sandaran jari, gerak pergelangan tangan dan lengan, adaptasi, angulasi, sapuan, posisi operator dan pasien dan akses ke rongga mulut.PemeganganPemegangan (grasp) perlu diperhatikan pada waktu instrumentasi agar sisi pemotong mata pisau (cutting edge/working end) dapat dikontrol. Dengan cara memegang yang benar operator dapat menggerakkan alat sekeliling gigi dan mengarahkan tekanan ke permukaan gigi tanpa mencederai periodonsium.Pemegangan yang paling baik untuk instrumentasi periodontal adalah modifikasi pemegangan pena (modified pen grasp). Dengan cara ini alat dipegang dengan bagian dalam jari tengah, jari telunjuk, dan ibu jari. Jari telunjuk dan ibu jari berada berdekatan pada gagang alat pada sisi yang berseberangan, sedangkan jari tengah berada di atas leher alat. Jari telunjuk ditekuk pada ruas kedua (dihitung dari ujung jari) dan berada di atas jari tengah pada sisi yang sama dari alat. Bagian dalam ibu jari ditempatkan di antara telunjuk dan jari tengah pada sisi yang berseberangan.

Gambar 9 Modifikasi pemegangan pena.

Dengan posisi ketiga jari yang demikian didapatkan efek tripod (dukungan dari tiga sisi) yang akan mencegah terputarnya alat secara tak terkontrol pada waktu tekanan dilepaskan sewaktu instrumentasi. Selain adanya efek tripod, keuntungan kedua dengan modifikasi pemegangan pena ini adalah dimungkinkannmya sensasi taktil oleh jari tengah yang diletakkan di atas leher alat.

Tumpuan dan Sandaran JariTumpuan (fulcrum) dan sandaran jari (finger rest) adalah dua istilah yang penggunaannya sering saling bertukar satu sama lain. Kedua istilah tersebut adalah menunjukkan penempatan jari manis dari tangan yang memegang alat baik intra-oral maupun ekstra-oral untuk dapat mengkontrol kerja alat dengan lebih baik. Sandaran jari digunakan untuk memperbesar aksi instrumen, dan dengan memperbesar aksi instrumen tersebut akan menjadi tuas/pengungkit (lever) yang akan memperbesar daya ungkit mata pisau terhadap permukaan gigi. Dengan cara demikian aplikasi tekanan akan bertambah baik dan stabilisasi alat semakin terjamin. Pergelangan tangan dan lengan operator berperan sebagai tuas yang merupakan suatu kesatuan dengan tumpuan.

Gambar 10 Tumpuan dan sandaran jari

Pergelangan tangan dan lengan bertindak sebagai tuas. Titik keseimbangan tuas adalah pada jari manis (tumpuan) dan tuas akan memperbesar tekanan yang dikenakan ke gigi untuk menyingkirkan kalkulus (beban). Sandaran jari bisa intra-oral atau ekstra-oral. Sandaran jari intra-oral bisa berupa:1) KonvensionalJari manis bersandar pada permukaan gigi tetangga dari gigi yang diinstrumentasi. Cara yang demikian adalah cara sandaran jari yang paling sering digunakan.2) BerseberanganPada sandaran jari berseberangan (cross arch) jari manis bersandar pada permukaan gigi yang berseberangan pada lengkung rahang yang sama.

3) BerlawananPada sandaran jari berlawanan (opposite arch), jari manis bersandar pada permukaan gigi di lengkung rahang yang berlawanan.4) Jari di atas jari (finger on finger)Jari manis bersandar diatas telunjuk atau ibu jari tangan yang tidak bekerja.Dua bentuk sandaran jari ekstra-oral adalah:1) Telapak menghadap ke atas (palm up)Tumpuan dicapai dengan menempatkan punggung jari tengah dan jari manis tangan yang bekerja pada sisi lateral mandibula.2) Telapak menghadap ke bawah (palm down)Tumpuan dicapai dengan menempatkan telapak jari tengah dan jari manis tangan yang bekerja pada sisi lateral mandibula.

Gerak Pergelangan Tangan Dan LenganPada waktu instrumentasi pergelangan tangan dan lengan bawah harus menyatu dengan alat dan tumpuan untuk membentuk tuas yang akan menggerakkan alat periodontal secara efisien. Dalam melakukan scaling dan root planning, gerak pergelangan tangan dan lengan (wrist and arm motion) haruslah berlangsung dengan mulus dan efisien. Kebiasaan melakukan instrumentasi dengan menekukkan pergelangan tangan atau gerak jari saja adalah berbahaya karena dapat menyebabkan inflamasi disertai nyeri sakit yang hebat pada ligamen dan saraf pergelangan tangan.

Gambar 11 Posisi pergelangan tangan dan lengan bawah yang benar

AdaptasiYang dimaksudkan dengan adaptasi mata pisau dari alat adalah penempatan mata pisau secara benar pada permukaan gigi. Khusus untuk skeler dan kuret, dengan adaptasi dimaksudkan penempatan mata pisaunya sedemikian sehingga sisi pemotong (cutting edge) berkontak ke gigi sedangkan punggung alat berkontak dengan jaringan periodonsium. Adaptasi kuret pada scaling subgingival adalah sedemikian sehingga hanya sepertiga bagian ujung dari mata pisau yang berkontak ke gigi.

Gambar 12 Adaptasi mata pisau. A. Benar; B. Salah. dan menyebabkan laserasi jaringan lunak.

AngulasiDengan angulasi dimaksudkan sudut yang dibentuk oleh sisi pemotong dari alat dengan permukaan gigi. Angulasi yang tepat diperlukan untuk efisiensi gerakan skeling. Besarnya angulasi yang baik untuk prosedur scaling dan root planning adalah 45 - 90, dengan besar sudut yang ideal pada umumnya adaah 70. Sebaliknya untuk prosedur kuretase, angulasi yang baik adalah lebih besar dari 90. Sedangkan untuk menyelipkan alat ke dalam sulkus/saku sudut yang tepat adalah 0.

Gambar 13 Angulasi alat. A. 0, sudut untuk penyelipan alat ke sulkus/saku; B. 45 - 90., sudut yang tepat untuk scaling dan root planning; C. Kurang dari 45, tidak tepat untuk scaling dan root planning; D.Lebih dari 90, tepat untuk kuretase.

SapuanSapuan (stroke) adalah aksi dari mata pisau alat sewaktu alat bergerak sepanjang permukaan gigi, baik pada waktu melakukan pemeriksaan maupun pada waktu scaling dan root planning. Sapuan dilakukan dengan besar tekanan yang bervariasi dan dengan cara yang bervariasi sesuai dengan prosedur yang dilakukan. Mata pisau alat bisa digerakkan dalam arah: horizontal, vertikal, oblik, atau melingkar (circumferentially). Sapuan bisa pula dilakukan dalam kombinasi beberapa arah.

Gambar 14 Arah sapuan pada waktu instrumentasi. A. Oblik; B. Vertikal; C. Horizontal; D. Melingkar.

Sapuan eksploratoriSapuan eksploratori (exploratory strokes) adalah sapuan ringan yang memungkinkan diperolehnya sensasi taktil dari ujung alat. Sapuan eksploratori dilakukan dengan gerakan atas-bawah yang lembut di mana 2 - 3 mm ujung alat berkontak dengan pernukaan gigi. Tekanan yang diberikan pada sapuan eksploratori adalah sama, baik pada gerak mendorong (push) maupun menarik (pull).Sapuan eksploratori dengan menggunakan alat yang halus dan tipis seperti eksplorer akan memberikan sensasi mengenai keadaan permukaan akar gigi dan perkiraan jumlah kalkulus yang ada. Sensasi tersebut diperoleh dari vibrasi yang berasal dari ujung alat yang disalurkan ke jari tangan. Sebaliknya sapuan eksploratori dengan alat kuret akan membantu operator untuk merasakan bagian dasar dari kalkulus atau permukaan gigi yang tidak rata yang telah terdeteksi sebelumnya dengan alat eksplorer pada waktu pemeriksaan. Eksplorasi dengan kuret dibutuhkan untuk menempatkan mata pisau secara tepat pada daerah yang hendak diinstrumentasi.Sapuan kerjaSapuan kerja (working strokes) adalah sapuan yang menimbulkan tekanan yang terkontrol terhadap sisi gigi yang diinstrumentasi pada sudut yang tepat. Pada waktu melakukan sapuan kerja, tekanan diarahkan ke permukaan gigi. Dengan tekanan yang diberikan dimungkinkan penyingkiran kalkulus dan sebagian struktur akar gigi. Adanya tekanan lateral yang meningkat inilah yang membedakan sapuan eksploratori dengan sapuan kerja.Sapuan kerja dilakukan dengan sapuan yang bertumpang-tindih sampai semua permukaan gigi terinstrumentasi. Tekanan lateral hanya diberikan pada gerakan menarik. Pada waktu melakukan sapuan kerja mata pisau berulang-ulang diselipkan ke apikal. Hal ini harus dilakukan dengan tekanan yang ringan saja untuk mencegah terdorongnya deposit kalkuIus dan plak ke epitel dan jaringan ikat. Sapuan kerja yang baik akan memberikan suara pada waktu mata pisau bersentuhan dengan permukaan gigi. Suara tersebut akan membantu operator mengetahui efisiensi dari sapuan kerja yang dilakukannya.Ada dua jenis sapuan kerja: scaling strokes dan sapuan root planing strokes. Stroke scaling dilakukan dengan tekanan lateral yang kuat yang berangsur-angsur dikurangi sampai sedang. Gerakannya adalah berupa gerak menarik, yang dilakukan pendek saja agar terkontrol baik dan untuk mencegah tergelincirnya alat yang dapat mencederai jaringan. Tujuan scaling stroke adalah untuk menyingkirkan kalkulus dari permukaan akar gigi atau mahkota gigi. Sapuan penyerutan adalah sapuan akhir dengan tekanan lateral sedang sampai ringan untuk membuat permukaan akar gigi serata mungkin. Tujuan sapuan penyerutan adalah mendapatkan sementum yang licin dan rata dan terbebas dari toksin bakteri, kalkulus yang tertanam, dan ketidakrataan permukaan. Sebaiknya sapuan penyerutan dilakukan setelah kalkulus tersingkirkan dan dilakukan secara bertumpang-tindih pada setiap sisi yang diinstrumentasi dalam kombinasi beberapa arah, dan panjang- panjang.Prosedur scaling dan root planning bukanlah dua prosedur yang terpisah sama sekali. Sering sekali penyingkiran kalkulus dan pelicinan permukaan akar dilakukan dengan serangkaian scaling stroke dan sapuan penyerutan, yang hanya berbeda dari tekanan lateral yang diberikan, dimana pada awalnya tekanan lateralnya kuat diakhiri dengan tekanan lateral yang ringan.

POSISI OPERATOR DAN PASIEN

1. Maxillary anterior sextant: aspek facialposisi operator : didepanpencahayaan: langsungpenglihatan: langsungretarksi: jari telunjuk tangan yang tidak bekerjafinger rest (tumpuan):intraoral, telapak tangan ke bawah, jari manis di incisal edge atau di oklusal atau di permukaan facial gigi rahang atas yang berdekatan

2. Maxillaryanterior sextant: aspek lingual

posisi operator: dibelakangpencahayaan: tidaklangsungpenglihatan: tidaklangsungretraksi: tidakadafinger rest (tumpuan):intraoral, telapak tangan ke atas. Jari manis di incisal edge atau permukaan oklusal gigi rahang atas yang berdekatan3. Maxillary left posterior sextant: facial aspectposisi operator: di samping atau di belakangpencahayaan: langsung atau tidak langsungpenglihatan: langsung atau tidak langsungretraksi: kacamulutfinger rest (tumpuan):ekstraoral, telapak tangan ke bawah. Permukaan depan jari tengah dan jari manis pada aspek lateral mandibula di sisi kiri wajah

4. Maxillary left posterior sextant: facial aspectposisi operator: di belakang atau di sampingpencahayaan: langsung atau tidak langsungpenglihatan: langsung atau tidak langsungretraksi: kaca mulutfinger rest:intraoral, telapak tangan ke atas. Jari manis di incisal edge atau permukaan oklusal gigi rahang atas yang berdekatan

5. Maxillaryleft posterior sextant; lingual aspectposisi operator: posisi depanpencahayaan: langsungpenglihatan: langsungretraksi: tidak adafinger rest:intraoral, telapak tangan ke bawah, opposite arch, reinforced. Jari manis pada incisal edge gigi anterior rahang bawah atau permukaan facial premolar mandibula, di perkuat dengan jari telunjuk tangan yang tidak bekerja

6. Maxillary Right Position Sextant : Dilihat dari aspek fasialPosisi Operator : Posisi operator berada di samping pasienIlumination : LangsungVisibility : Langsung (tidak langsung untuk permukaan distal molar)Retraction :Melalui kaca mulut atau jari telunjuk tangan yang tidak beroperasiTumpuan jari/finger rest : Extraoral, palm up. Punggung jari tengah dan jari ke-empat pada aspek lateral mandibula di sisi kanan wajah.

7. Maxillary Right Position Sextant, regio premolar : Dilihat dari aspek fasialPosisi Operator : Posisi operator berada disamping atau dibelakang pasienIluminasion : LangsungVisibility : LangsungRetraction :Melalui kaca mulut atau jari telunjuk tangan yang tidak beroperasiTumpuan jari/finger rest :Intraoral, palm up. Ke-empat jari berdekatan pada permukaan oklusal gigi posterior rahang atas

8. Maxillary Right Position Sextant : Dilihat dari aspek lingualPosisi Operator : Posisi operator berada di samping atau di depan pasienIlumination : Langsung dan tidak langsungVisibility : Langsung atau tidak langsung Retraction : Tidak adaTumpuan jari/finger rest :Extraoral, palm up. Punggung jari tengah dan jari ke-empat pada aspek lateral mandibula di sisi kanan wajah.

9. Maxillary Right Position Sextan : Dilihat dari aspek lingualPosisi Operator : Posisi operator berada di depan pasienIlumination : LangsungVisibility : LangsungRetraction : Tidak adaTumpuan jari/finger rest : Intraoral, palm up, jari ke jari. Jari telunjuk tangan yang tidak beroperasi berada pada permukaan oklusal gigi posterior kanan rahang atas; empat jari pada tangan yang beroperasi atau jari telunjuk tangan yang tidak beroperasi.

10. Maxillary Anterior Sextant : Dilihat dari aspek fasial, permukaan yang jauh dari operator

Posisi Operator : Posisi operator berada di belakang pasienIlumination : LangsungVisibility : Langsung Retraction : Jari telunjuk tangan yang tidak beroperasiTumpuan jari/finger rest :Intraoral, palm up. Ke-empat jari yang berdekatan berada pada incisal edges atau permukaan oklusal gigi rahang atas

11. Rahang Atas Kiri Belakang, Aspek Lingual Posisi Operator: berhadapan dengan wajahPencahayaan: secara langsung atau melalui kaca mulutDaya Pandang: secara langsung atau menggunakan kaca mulutRetraksi: tidak adaPosisi Jari: ekstraoral, telapak tangan ke bawah. Permukaan depan bagian tengah dari tangan dan dan jari manis berada di samping mandibula bagian kiri. Tangan lain yang tidak bekerja memegang kaca mulut untuk menyalurkan pencahayaan.

12. Rahang Atas Kiri Belakang, Aspek Lingual Posisi Operator: berhadapan atau disamping wajah pasienPencahayaan: secara langsungDaya Pandang: secara langsungRetraksi: tidak adaPosisi Jari : intraoral, telapak tangan menghadap atas. Jari manis berada di bagian oklusal gigi tetangga dari gigi yang sedang di scaling.

13. Rahang Bawah Kiri Belakang, Aspek Bukal

Posisi Operator: dibelakang atau disamping pasienPencahayaan: secara langsungDaya Pandang: secara langsung atau menggunakan kaca mulutRetraksi: tangan yang tidak bekerja atau kaca mulut menahan atau menarik pipi sebelah kiri, untuk memudahkan daya pandang dan akses.Posisi Jari: intraoral, telapak tangan menghadap bawah. Jari manis berada di atas insisal atau oklusal gigi tetangga dari gigi posterior mandibula yang sedang di scaling.

14. Rahang Bawah Kiri Belakang, Aspek Lingual Posisi Operator: berhadapan atau disamping pasienPencahayaan: secara langsung atau menggunakan kaca mulutDaya Pandang: secara langsungRetraksi: kaca mulut menahan lidah.Posisi Jari: intraoral, telapak tangan menghadap bawah. Jari manis berada di atas insisal atau oklusal gigi tetangga dari gigi posterior mandibula yang sedang di scaling.

15. Rahang Bawah Anterior, Aspek Labial Posisi Operator: berhadapan dengan pasienPencahayaan: secara langsung Daya Pandang: secara langsungRetraksi: tangan yang tidak bekerja atau kaca mulut menahan atau menarik bibir, untuk memudahkan daya pandang dan akses.Posisi Jari: intraoral, telapak tangan menghadap bawah. Jari manis berada di atas insisal atau oklusal gigi tetangga dari gigi mandibula yang sedang di scaling.

16. Mandibular anterior sextant: aspek fasial, permukaan jauh dari operator

Posisi operator: di belakangIlluminasi: direkVisibilitas: direkRetraksi: indeks jari atau jempol dari tangan yang tidak bekerjaTumpuan jari: intraoral, tangan menghadap bawah. Empat jari pada incisal edge atau permukaan oklusal dari gigi mandibula yang melekat

17. Mandibular anterior sextant: aspek lingual, permukaan jauh dari operator Posisi operator: di belakangIlluminasi: direk dan indirekVisibilitas: direk dan indirekRetraksi: kaca meretraksi lidahTumpuan jari: intraoral, empat jari pada incisal edge atau permukaan oklusal pada gigi mandibula

18. Mandibular anterior sextant: aspek lingual, permukaan menghadap operator Posisi operator: di depanIlluminasi: direk dan indirekVisibilitas: direk dan indirekRetraksi: kaca meretraksi lidahTumpuan jari: intraoral, empat jari pada incisal edge atau permukaan oklusal pada gigi mandibula

19. Mandibular kanan posterior sextant: aspek facial Posisi operator: di samping atau depanIlluminasi: direkVisibilitas: direk Retraksi: kaca atau indeks jari dari tangan yang tidak bekerjaTumpuan jari: intraoral, empat jari pada incisal edge atau permukaan oklusal pada gigi mandibula

20. Mandibular kanan posterior sextant: aspek lingual Posisi operator: di depanIlluminasi: direk dan indirekVisibilitas: direk dan indirekRetraksi: kaca meretraksi lidahTumpuan jari: intraoral, empat jari pada incisal edge atau permukaan oklusal pada gigi mandibula

Sumber1) Pattison GL and Pattison AM. Principles of periodontal instrumentation, in: Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 8th edition, Philadelphia, WB Saunders Co., 1996

2) Pattison AM and Pattison GL. Periodontal Instrumentation, second edition, Prentice-Hall International Inc, New Jersey, 1992

3) Perry DA, BeemsterboerPB and Carranza FA Jr. Techniques and the theory of periodontal instrumentation, WB Saunders Co., Philadelphia, 199030