iv. bahan dan metode penelitian 4.1. tempat dan waktu...
TRANSCRIPT
FTIP001643/041
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
27
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian - Unit Pengembangan Sumber Daya Alam Hayati Fakultas Pertanian, Pilot
Plan, Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Laboratorium Kimia Pangan,
Laboratorium Gizi dan Penilaian Indera, serta Laboratorium Mikrobiologi Pangan,
Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran. Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan April - Oktober 2011,
dan percobaan utama dilaksanakan pada bulan Januari 2012.
4.2. Bahan dan Alat Percobaan
4.2.1. Bahan Percobaan
Bahan untuk keperluan pembuatan tepung dalam tahap persiapan bahan untuk
proses pembuatan biskuit, yaitu :
Air,
Natrium metabisulfit (Na2S2O5),
Minyak goreng,
Kacang kedelai lokal varietas Anjasmoro termasuk kedelai kuning, bentuk biji
oval agak pipih, ukuran bijinya lebih besar dibanding kedelai impor, polong
tidak mudah pecah, berat 14,24 - 17,34 gram/100 biji, dan memiliki umur
panen 82,5 hari – 92,5 hari,
27
FTIP001643/042
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
28
Bonggol pisang batu segar dengan ciri warna daging bonggol putih
kecoklatan, kulit bonggol bewarna coklat, dan umur panen 8 bulan - 12 bulan
setelah tanam,
Ubi jalar varietas Ase dengan ciri bebas dari hama, bersih (tidak ada kotoran
atau bagian yang cacat), umur panen sekitar 3 bulan – 4,5 bulan, memiliki
keseragaman bentuk, ukuran, dan warna.
Bahan yang digunakan untuk pembuatan biskuit adalah tepung kacang kedelai
(Lampiran 1), tepung bonggol pisang (Lampiran 1), tepung ubi jalar (Lampiran 1),
telur ayam ras sedang, garam, gula tepung, minyak nabati, susu full cream, baking
powder, dan baking soda.
Bahan untuk keperluan analisis, yaitu aquades, selenium mixture, H2SO4
pekat, indikator Tashiro (campuran metil merah 0,2% dan methylen blue 0,2%),
H3BO3 3%, HCl 0,02 N, HCl 25%, NaOH 60%, HgO, AgNO3 0,1 N, pelarut
campuran Petroleum-Benzene, K2SO4 10%, NaCl fisiologis 0,85 %, alkohol 70%,
alkohol 95%, dan media Plate Count Agar.
4.2.2. Alat Percobaan
Alat yang digunakan untuk proses pembuatan tepung, yaitu sendok, kuas,
pisau, spatula, stopwatch, saringan, lap katun, talenan, sealer, grinder, ember, ayakan
(sieve) Tyler (80 mesh), neraca analitik, panci, kompor, oven listrik, hammer mill tipe
FFC-23, oven blower, dan oven cabinet dryer merk YC SCI & Tech tipe YCLH1012.
Alat yang digunakan untuk pembuatan biskuit adalah cetakan biskuit
FTIP001643/043
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
29
(diameter 6 cm), cetakan berbentuk sisir bulat, sendok, kuas, spatula, penggaris,
mangkuk, baskom, palstik PP 0,1 mm, loyang (24 cm x 15 cm x 0,5 cm), loyang (28
cm x 23 cm x 2 cm), toples kedap udara, rolling pin, sealer, neraca analitik, mixer
Maspion tipe MT 1150, dan oven listrik Kirin tipe KBO-190RA.
Alat yang digunakan untuk pengujian adalah kertas lakmus, kertas saring,
kassa, kapas, tisu, pipet tetes, spatula, cawan petri, tabung reaksi, pipet ukur, pipet
volume, cawan porselin, cawan alumunium, batu didih, beaker glass 100 ml,
krustang, bunsen, mortar, gelas ukur, labu ukur, labu erlenmeyer, buret, gelas piala,
kamera digital, desikator, tanur, neraca analitik, labu kjedahl, alat destilasi protein,
alat ekstraksi soxhlet, pendingin balik, penangas air, colony counter, inkubator, dan
oven.
4.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini terdiri dari empat
perlakuan dan masing-masing diulangi sebanyak enam kali. Perlakuan yang
dilakukan adalah jumlah penambahan tepung kacang kedelai (% b/b dari tepung
bonggol pisang dan tepung ubi jalar) :
A: 12,5% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
B: 15% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
C: 17,5% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
D: 20% tepung kedelai (b/b) dari jumlah tepung
FTIP001643/044
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
30
Tata letak percobaan adalah sebagai berikut :
ULANGAN
I II III IV V VI
C B A D B A
B C D A D B
A D C B A C
D A B C C D
Metode linier yang digunakan adalah :
i = 1, ..., 4 dan j = 1, ..., 4
Dimana = Yij : Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
µ : Rata-rata umum
τi : Pengaruh perlakuan ke-i
j : Pengaruh ulangan ke-j
ij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dalam kelompok
ke-j
Tabel 8. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok
No Sumber
Ragam
DB JK KT Fh F.05
1 Ulangan r-1 = 5 (Y.j2/4) - FK JKU / 5 KTU/KTG 2,90
2 Perlakuan t-1 = 3 (Yi.2/6) - FK JKP / 3 KTP/KTG 3,29
3 Galat (r-1)(t-1) = 15 JKT-JKU-JKP JKG / 15
4 Total (rt-1) = 23 (Yij2) - FK
Sumber: Gasperz, V. (1994)
Yij = µ + τi + j + ij
FTIP001643/045
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
31
F hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan F tabel pada taraf
nyata 5% dengan db perlakuan = 3 dan db galat = 5.
Apabila : Fh F.05 , tidak ada keragaman di antara perlakuan
Fh > F.05 , ada keragaman di antara perlakuan
Selanjutnya rata - rata perlakuan diuji dengan uji Duncan pada taraf nyata 5% dengan
langkah sebagai berikut :
1. Nilai tengah perlakuan disusun menaik
2. Galat baku dari nilai tengah perlakuan dihitung dengan rumus :
3. Menghitung LSR masing-masing SSR dengan menggunakan rumus :
LSR = x SSR
4. Nilai tengah perlakuan terbesar dikurangkan dengan LSR terbesar. Nilai tengah
perlakuan yang lebih besar dari hasil pengurangan tersebut dapat ditandai dengan
garis bawah yang menunjukkan tidak ada keragaman dalam perlakuan. Apabila
nilai tengah perlakuan lebih kecil dari hasil pengurangan, tidak ditandai dengan
garis bawah yang menunjukkan ada keragaman dalam perlakuan.
4.4. Pelaksanaan Percobaan
4.4.1. Percobaan Pendahuluan
Percobaan pendahuluan dilakukan untuk menentukan jumlah batasan
penambahan tepung kedelai pada adonan biskuit dari tepung bonggol pisang dan
FTIP001643/046
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
32
tepung ubi jalar. Prosedur penelitian pendahuluan secara rinci dapat dilihat pada
Lampiran 1. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan tepung kedelai, menggunakan prosedur pembuatan tepung kacang
kedelai (Modifikasi Koswara, 1995).
2. Pembuatan tepung bonggol pisang batu, menggunakan prosedur tepung
bonggol pisang batu (Ardiyanto, 2008).
3. Pembuatan tepung ubi jalar (Modifikasi Hanafi, 1999).
4. Penentuan penambahan tepung kedelai terhadap tepung campuran bonggol
pisang batu dan ubi jalar 55 : 45 terhadap biskuit sebanyak 5%, 10%, 15%,
dan 20% dari total berat tepung bonggol pisang batu dan tepung ubi jalar.
4.4.2. Percobaan Utama
Tahapan-tahapan proses pembutan biskuit dari tepung bonggol pisang batu
dan tepung ubi jalar dengan penambahan tepung kedelai yaitu meliputi :
1. Persiapan bahan
Tahap penimbangan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
biskuit berdasarkan formulasi adalah sebagai berikut :
FTIP001643/047
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
33
Bahan – bahan A B C D
Tepung kedelai 12,5% 15% 17,5% 20%
Tepung bonggol pisang batu (g) 55
Tepung ubi jalar (g) 45
Minyak nabati (g) 70,0
Gula tepung (g) 70,0
Garam (g) 0,8
Kuning telur (g) 30,0
Susu full cream (g) 40,0
Putih telur (g) 15,0
Baking soda (g) 0,7
Baking powder (g) 0,5
Preheating oven yang dilakukan selama 30 menit, agar oven mencapai
suhu 160°C saat adonan dimasukkan.
Penyiapan loyang alumunium berbentuk persegi panjang (28 cm x 23
cm x 2 cm) meliputi pengolesan dengan minyak nabati.
2. Pencampuran Bahan
Pencampuran bahan seperti gula tepung, garam, dan minyak nabati di
dalam baskom, lalu diaduk dengan mixer pada kecepatan medium (posisi 3)
selama 10 menit sampai terbentuk cairan kental bewarna putih. Tujuan proses
ini adalah agar ketiga bahan tercampur merata dan udara terperangkap
didalam cairan kental ini.
Cairan kental yang masih diaduk dengan mixer pada kecepatan
medium (posisi 3) ditambahkan dengan kuning telur hingga adonan menjadi
FTIP001643/048
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
34
berwarna kuning dan mengembang selama 2 menit. Lalu ditambahkan susu
full cream sedikit demi sedikit ke dalam adonan dan diaduk selama 1 menit.
Putih telur dimasukkan ke dalam adonan untuk memperingan proses
pencampuran dengan menggunakan mixer sehingga terbentuk adonan yang
lebih mengembang dan kental. Proses pencampuran putih telur dilakukan
selama 1 menit. Pencampuran bahan ini bertujuan untuk pembentukan foam
yang akan mengembang saat pemanggangan.
Bahan kering seperti tepung bonggol pisang, tepung ubi jalar, tepung
kedelai dengan imbangan yang telah ditentukan, dan bahan pengembang
diaduk hingga tercampur rata, lalu dimasukkan ke dalam foam dengan spatula
hingga homogen. Proses ini bertujuan agar bahan kering dan foam tercampur
secara merata.
3. Aging (10 menit)
Aging diperlukan untuk memberi kesempatan kepada bahan
pengembang untuk bekerja. Adonan biskuit yang sudah kalis didiamkan di
dalam baskom selama 10 menit pada suhu ruang 30°C.
4. Pencetakan
Adonan yang telah di-aging dilakukan penipisan terlebih dahulu
dengan menggunakan rolling pin sampai diperoleh ketebalan yang diinginkan
yaitu sekitar 0,3 cm, lalu dicetak dengan cetakkan berbentuk bulat
berdiameter 6 cm. Adonan yang sudah dicetak berbentuk bulat diberi lubang-
lubang pada bagian tengahnya. Adonan yang sudah tercetak diletakkan diatas
FTIP001643/049
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
35
loyang alumunium (28 cm x 23 cm x 2 cm) dengan mengatur jarak antara
adonan biskuit, ini dimaksudkan agar biskuit dapat mengembang dengan baik.
5. Pemanggangan
Struktur biskuit akan terbentuk akibat gas yang dilepaskan oleh bahan
pengembang pada proses pemanggangan karena adanya kenaikan suhu.
Pemanggangan pada pembuatan biskuit dilakukan dengan menggunakan oven
listrik suhu 160°C selama 18 menit. Biskuit matang ditandai dengan warna
adonan yang bewarna coklat, dan tidak ada bagian yang terlihat basah.
6. Pendinginan
Setelah keluar dari oven, biskuit harus cepat didinginkan untuk
menurunkan suhu dan mengeraskan biskuit akibat pemadatan gula dan lemak.
Pendinginan dilakukan di atas rak kira-kira 20 menit dengan penyimpanan
pada suhu ruang (30°C).
7. Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan
terhadap produk pangan, sehingga produk pangan itu memiliki waktu simpan
yang panjang dengan meminimalisir kerusakan dari kontaminasi luar.
Pengemasan biskuit menggunakan plastik polypropylene (PP) dan toples
plastik. Prosedur pembuatan biskuit selengkapnya terdapat pada Gambar 3.
FTIP001643/050
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
36
Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan Biskuit Tepung Campuran Bonggol
Pisang, Ubi Jalar, dan Kedelai (Modifikasi Jasmin, 2010)
70 g gula
tepung
gula
tepung
70 g minyak
nabati
minyak
nabati
0,8 g
garam
garam
Pencampuran Bahan
(pengadukan dengan mixer kecepatan medium (posisi 3))
t = 10 menit
Pencampuran
(pengadukan dengan mixer kecepatan medium (posisi 3))
t = 4 menit
30 g kuning telur,
40 g susu full cream,
17 g putih telur
Pencampuran secara manual
dengan spatula hingga
homogen
Tepung kacang kedelai
sesuai perlakuan,
55 g tepung bonggol pisang,
45 g tepung ubi jalar,
0,7 g baking soda,
0,5 g baking powder
Biskuit Bonggol
Pisang
Aging (t : 10 menit)
Pencetakkan
Pemanggangan dengan oven listrik
(T : 160 oC, t : 18 menit)
Pendinginan di atas rak
Pengemasan
Biskuit Bonggol Pisang
dalam kemasan
Loyang alumunium
(28 cm x 23 cm x 2 cm)
Loyang berlapis minyak
Pengolesan
Minyak
nabati
FTIP001643/051
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
37
4.5. Kriteria Pengamatan
1. Pengamatan utama dengan uji statistik:
a. Sifat kimia:
Kadar air metode gravimetri (AOAC, 1990)
Kadar abu dengan cara kering (AOAC, 1990)
Kadar protein metode Kjeldahlmikro (AOAC, 1990)
Kadar lemak metode soxhlet (AOAC, 1990)
Kadar karbohidrat (by difference) (Apriyantono, dkk., 1989)
b. Sifat organoleptik dengan uji hedonik terhadap warna, aroma,
kenampakan keseluruhan, kerenyahan, dan rasa biskuit dari tepung
bonggol pisang dan tepung ubi jalar dengan penambahan tepung kacang
kedelai (Soekarto, 1985)
2. Pengamatan penunjang tanpa uji statistik:
Kadar serat kasar biskuit tepung campuran bonggol pisang, ubi jalar,
dan kedelai (Apriyantono, dkk., 1989)
Kontribusi biskuit terhadap AKG : protein, lemak, dan karbohidrat
menggunakan perhitungan kandungan zat gizi bahan makanan
(Hardinsyah dan Briawan, 1994).
Perhitungan nilai kalori (Almatsier, 2005)
Analisis mikrobiologi, (analisis total bakteri dengan metode TPC pada
media PCA dan analisis total kapang pada media PDA) (Fardiaz,
1989)