isi makalah.docx

94
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerminan anak cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia dapat dilihat jika anak tersebut sehat. Indikator kesehatan disini, selain kondisi fisik adalah pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika pertumbuhan dan perkembangan baik, kualitas anak pun menjadi semakin baik. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. 1 Pertumbuhan dan perkembangan anak meningkat pesat pada usia nol hingga lima tahun. Pada masa ini sering disebut dengan “masa keemasan” (golden period), “jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period) karena masa ini begitu singkat serta tidak dapat diulang kembali. Oleh karena itu, pada masa ini sangat penting untuk memerhatikan kondisi tumbuh kembang anak, sehingga sedini mungkin dapat dicegah dan terdeteksi apabila terjadi kelainan. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, sosial dan harus dilakukan secara teratur serta berkesinambungan. 1,2 1

Upload: diannekartika

Post on 09-Feb-2016

119 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: isi makalah.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cerminan anak cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia dapat

dilihat jika anak tersebut sehat. Indikator kesehatan disini, selain kondisi fisik adalah

pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika pertumbuhan dan perkembangan baik,

kualitas anak pun menjadi semakin baik.

Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses

tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor

genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari

ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik,

psikologis, dan sosial.1

Pertumbuhan dan perkembangan anak meningkat pesat pada usia nol hingga

lima tahun. Pada masa ini sering disebut dengan “masa keemasan” (golden period),

“jendela kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period) karena

masa ini begitu singkat serta tidak dapat diulang kembali. Oleh karena itu, pada masa ini

sangat penting untuk memerhatikan kondisi tumbuh kembang anak, sehingga sedini

mungkin dapat dicegah dan terdeteksi apabila terjadi kelainan. Pemantauan tumbuh

kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, sosial dan harus

dilakukan secara teratur serta berkesinambungan.1,2

Uraian diatas sekaligus menjadi landasan untuk dilakukan penelitian mengenai

tumbuh kembang anak. Dalam hal ini, beberapa santri TPA Nurul Huda menjadi sampel

penelitian dengan tujuan mengetahui tumbuh kembang anak usia dini. Diharapkan,

setelah penelitian dapat diketahui ukuran ideal dari tumbuh kembang anak-anak,

khususnya dengan sampel santri TPA Nurul Huda.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Berapa mean, median, modus dari Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar

Kepala (LIKA), Lingkar Lengan Atas (LILA) pada santri TPA Nurul Huda?

1.2.2 Bagaimana hasil Body Mass Index (BMI) pada santri TPA Nurul Huda?

1.2.3 Bagaimana hasil KPSP dari sampel santri TPA Nurul Huda yang diteliti?

1

Page 2: isi makalah.docx

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui hasil mean, median, modus dari Berat Badan (BB), Tinggi Badan

(TB), Lingkar Kepala (LIKA), Lingkar Lengan Atas (LILA) pada santri TPA

Nurul Huda

1.3.2 Mengetahui hasil Body Mass Index (BMI) pada santri TPA Nurul Huda

1.3.3 Mengetahui hasil KPSP dari sampel santri TPA Nurul Huda yang diteliti

1.4 Manfaat

1.4.1 Menambah wawasan tentang hasil mean, median, modus dari Berat Badan (BB),

Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala (LIKA), Lingkar Lengan Atas (LILA) pada

santri TPA Nurul Huda

1.4.2 Menambah wawasan tentang hasil Body Mass Index (BMI) pada santri TPA Nurul

Huda

1.4.3 Menambah wawasan tentang hasil KPSP dari sampel santri TPA Nurul Huda yang

diteliti

2

Page 3: isi makalah.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan

2.1.1 Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel jaringan intraselular,

berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga

dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan menunjukkan arti

perubahan kuantitatif, pertambahan dalam ukuran dan struktur. Sejalan dengan

pertumbuhan otak anak, dia memiliki kapasitas belajar lebih besar untuk belajar,

mengingat, dan bernalar.3

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB, TB,

LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem

organ tubuh.4

2.1.2 Pengukuran pada Pertumbuhan Anak

1. Pengukuran Tinggi Badan Berdasarkan Usia5

Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak melalui

perbandingan tinggi badan berdasarkan usia.

a. Alat yang digunakan:

1) Meteran (microtoise)

2) Grafik tinggi badan berdasarkan usia standar NCHS

3) Tinta berwarna (spidol)

b. Cara pengukuran:

1) Tentukan usia anak

2) Ukur tinggi badan anak dengan meteran (microtoise)

3) Masukkan hasil pengukuran tinggi badan berdasarkan usia ke dalam grafik

pertumbuhan dan beri tanda

3

Page 4: isi makalah.docx

4) Lakukan penilaian tentang pola pertumbuhan dengan menggunakan persentil

a) Jika anak masuk, persentil ke-5 didapat hasil pengukuran 100 anak, anak

berada di posisi ke-5 dari bawah, jika anak dibawah presentil ke-5, anak

mengalami keterlambatan pertumbuhan.

b) Jika anak masuk persentil ke-50 didapat dari hasil pengukuran 100 anak,

anak berada di posisi ke-50 yang berarti jumlah anak diatas dan dibawahnya

adalah sama.

2. Pengukuran Berat Badan Berdasarkan Usia Menurut KMS5

a. Alat yang digunakan:

1) Timbangan berat badan

2) Kurva KMS

3) Tinta warna (spidol)

b. Cara pengukuran:

1) Tentukan usia anak

2) Ukur berat badan anak dengan timbangan berat badan

3) Masukkan hasil pengukuran berat badan berdasarkan usia ke dalam kurva KMS

4) Lakukan penelitian tentang pola pertumbuhan dengan menggunakan KMS

a) Jika arah pertumbuhan anak mengikuti garis lengkungan sebagaimana kurva

di bawah dengan garis lengkungan sebagaimana kurva di bawah dengan

garis datar, pertumbuhan lambat. Jika naik, pertumbuhan baik. Jika turun,

pertumbuhan jelek/kurang.

b) Jika anak masuk di bawah garis merah berarti gizi buruk, pertumbuhan juga

buruk atau kurang.

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu pilihan untuk

penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang

sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang

perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk

indeks status gizi.6

a. Baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian

memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil

penelitian yang umumnya menunjukkan perbedaan angka pervalensi KEP yang

cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat badan menurut

4

Page 5: isi makalah.docx

umur atau berat menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak lain,

sekalipun terdapat korelasi statistik yang berarti antara indeks-indeks tersebut

dengan LILA.

b. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan

pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat

batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LILA daripada tinggi

badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar jauh lebih berarti pada LILA

dibandingkan dengan tinggi badan.

c. lingkar lengan atas sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi

kurang sensitif pada golongan lain terutama orang dewasa. Tidak demikian

halnya dengan berat badan.

Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukuryang terbuat dari fiberglass

atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.6

Cara pengukuran:

Yang diukur ialah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini

dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan kemudian dibagi dua.

Lengan dalam keadaan tergantung bebas tidak tertutup kain/pakaian.

Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur

keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu

longgar.

Pengukuran lingkar lengan atas bertujuan untuk menilai pertumbuhan anak

melalui pengukuran lingkar lengan atas.5

a. Alat yang digunakan:

1) Buku rujukan Havard/NCHS

2) Kertas millimeter

3) Tinta berwarna (spidol)

4) Meteran (mikrotoise)

b. Cara pengukuran:

1) Tentukan usia anak

2) Ukur lingkar lengan atas dengan cara melingkarkan pita pengukur di

pertengahan lengan kiri anak

3) Tentukan hasil pengukuran dan catat dalam table lingkar lengan atas

4) Lakukan penilaian ke kelompok persentil.

5

Page 6: isi makalah.docx

4. Pengukuran Lingkar Kepala

Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk

menaksir pertumbuhan otak. Apabila otak tidak tumbuh normal, maka kepala

akan kecil. Sehingga, pada LIKA yang lebih kecil dari normal (mikrosefali),

maka menunjukkan adanya retardasi mental. Sebaliknya, kalau ada

penyumbatan pada aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus akan

meningkatkan volume kepala, sehingga LIKA lebih besar dari normal. Sampai

nsaat ini yang dipakai sebagai acuan untuk LIKA ini adalah kurva LIKA dari

Nellhaus yang diperoleh dari 14 penelitian didunia, dimana tidak terdapat

perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras, maupun secara geografi.

Sehingga, kurva LIKA Nellhaus tersebut dapatdigunakan juga di Indonesia.7

6

Gambar 2.1.3.1 : Persentil Lingkar Lengan Atas.5

Page 7: isi makalah.docx

Pertumbuhan LIKA yang paling pesat adalah pada enam bulan pertama

kehidupan, yaitu dari 34 cm pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur enam

bulan. Sedangkan, pada umur satu tahun 47 cm, dua tahun 49 cm dan dewasa

54 cm. Oleh karena itu, manfaat pengukuran LIKA terbatas pada enam bulan

pertama sampai umur dua tahun karena pertumbuhan otak yang pesat, kecuali

diperlukan seperti pada kasus hidrosefalus.7

LIKA yang kecil pada umumnya sebagai:7

Variasi normal

Keturunan

Retardasi mental

Kraniostenosis

Bayi kecil

Sedangkan, LIKA yang besar pada umumnya disebabkan oleh:7

Variasi normal

Bayi besar

Hidranensefali

Tumor serebri

Keturunan

Efusi subdural

Hidrosefalus

Penyakit canawan

Megalensefali

Untuk menilai apakah kepala yang kecil/besar tersebut diatas masih

dalam batas-batas normal/tidak, harus diperhatikan gejala-gejala klinik yang

menyertainya.7

7

Page 8: isi makalah.docx

Berikut kurva Nellhaus.

Gambar 2.1.3.2: Kurva lingkar kepala anak perempuan menurut Nellhaus.7

8

Page 9: isi makalah.docx

Gambar 2.1.3.3: Kurva lingkar kepala anak laki-laki menurut Nellhaus.7

a. Alat yang digunakan:5

1) Grafik lingkar kepala menurut NCHS

2) Kertas millimeter

3) Tinta berwarna (spidol)

4) Meteran (mikrotoise)

b. Cara pengukuran:5

1) Tentukan usia anak

2) Ukur kepala bayi/anak dengan melingkarkan pita meteran ke kepala anak

dimulai dari bagian yang paling menonjol

3) Masukkan hasil pengukuran lingkar kepala berdasarkan usia kedalam grafik

4) Lakukan penilaian pola pertumbuhan kepala

a) Jika <-2, mengalami keterlambatan pertumbuhan

b) Jika >=2, mengalami proses pertumbuhan melebihi normal

9

Page 10: isi makalah.docx

5. Penilaian Kecepatan Pertumbuhan Anak5

Cara pengukuran:

1) Lakukan pengukuran 2 kali selang waktu minimal 3 bulan

2) Tentukan tanggal lahir anak dengan menggunakan kalender tahun decimal

3) Tentukan tanggal,bulan, dan tahun pengukuran dengan menggunakan kalender

tahun decimal

4) Tentukan usia decimal sebagaimana dalam table berikut

5) Hitung kecepatan pertumbuhan anak dengan rumus sebagai berikut

Tinggi badan II−Tinggi badan IUsia II−Usia I

2.1.3 Body Mass Index (BMI)

Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal

orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Sejak tahun 1958

digunakan cara perhitungan berat badan normal berdasarkan rumus:6

Dengan batasan : Nilai minimum : 0,8 x (Tinggi badan – 100) dan

Nilai maksimum : 1,1 x (Tinggi badan – 100)

Ketentuan ini berlaku umum bagi laki-laki dan perempuan

Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai under

weight atau “kekurusan”, dan berat badan yang berada di atas batas maksimum

dinyatakan sebagai over weight atau “kegemukan”. Orang-orang yang berada di

bawah ukuran berat badan normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit

infeksi, sementara yang berada diatas ukuran normal mempunyai risiko tinggi

tehadap penyakit degenaratif.6

Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat

badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body Mass Index (BMI). Di

Indonesia istilah Body Mass Index (BMI) diterjemahkan menjadi indeks Masa

Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi

orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat

badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat

mencapai usia harapan hidup lebih panjang.6

10

Berat badan normal: (Tinggi badan – 100) – 10% (Tinggi badan – 100)

Atau

0,9 x (Tinggi badan – 100)

Page 11: isi makalah.docx

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18

tahun IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan

olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus

(penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites, dan hepatomegaly.6

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut:6

Batas ambang IMT ditentukan dengan menunjuk ketentuan FAO/WHO yang

membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal

laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Untuk

kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan,

lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu ambang batas antara laki-

laki perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas

pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat dan menggunakan ambang

batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat.6

Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Akhirnya

diambil kesimpulan ambang batas IMT untuk Indonesia adalah seperti tabel.6

Tabel 2.1.3.1: Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia6

Kategori IMT

Kurus

Kekurangan berat badan

tingkat berat< 17,0

Kekurangan berat badan

tingakat ringan17,0-18,5

Normal >18,5-25,00

Gemuk

Kelebihan berat badab

tingkat ringan>25,0-27,0

Kelebihan berat badab

tingakat berat>27,0

11

IMT = Berat badan(kg)

Tinggi badan (m) xTinggi badan (m)

Page 12: isi makalah.docx

Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat

kesehatan yang optimal. Keuntungan apabila berat badan normal adalah

penampilan baik lincah danresiko sakit rendah. Berat badan yang kurang dan

kelebihan akan menimbulkan risiko terhadap berbagai macam penyakit. Kerugian

dari keadaan berat badan kurang dan kurang dapat dilihat pada tabel 2.1.3.2.6

Suyono S. dan Samsuridjal DJ. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

tahun 1993 mengungkapkan tingkat resiko berbagai kategori dari IMT. Resiko

penyakit jantung dengan kelompok IMT dapat dilihat pada tabel 2.1.3.3.6

Tabel 2.1.3.2: Kerugian Berat Badan Kurang dan Berat Badan Berlebihan6

Berat Badan Kerugian

Kurang (kurus) 1. Penampilan cenderung kurang baik

2. Mudah letih

3. Risiko sakit tinggi, antara lain:

Penyakit infeksi Depresi Anemia Diare

4. Wanita kurus yang hamil memiliki risiko tinggi melahirkan

dengan BBLR

5. Kurang mampu bekerja keras

Kelebihan (gemuk) 1. Penampilan kurang menarik

2. Gerakan tidak gesit dan lamban

3. Mempunyai risiko penyakit antara lain:

Jantung dan pembuluh darah Kencing manis (diabetes mellitus) Tekanan darah tinggi Gangguan sendi dan tulang Ganguan ginjal Gangguan kandungan empedu Kanker

4. Pada wanita dapat mengakibatkan gangguan haid ( haid tidak

teratur, pendarahan yang tidak teratur), dan faktor penyakit

pada persalinan

12

Page 13: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.3: Risiko Penyakit Jantung Relatif dengan Kelompok IMT6

IMT 20-25 >25-30 >30-35 35-40 >40

Kelompok 0 I II III IV

Risiko Sangat

rendahRendah Sedang Tinggi

Sangat

Tinggi

Jumlah Sel

LemakNormal Normal

Normal

(Naik)Naik Naik

Tabel 2.1.3.4: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

13

Page 14: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.5: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

14

Page 15: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.6: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

15

Page 16: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.7: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

16

Page 17: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.8: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

17

Page 18: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.9: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

18

Page 19: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.10: IMT terhadap Umur pada Perempuan8

19

Page 20: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.11: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

20

Page 21: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.12: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

21

Page 22: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.13: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

22

Page 23: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.14: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

23

Page 24: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.15: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

24

Page 25: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.16: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

25

Page 26: isi makalah.docx

Tabel 2.1.3.17: IMT terhadap Umur pada Laki-laki8

2.2 Perkembangan

2.2.1 Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah suatu proses pematangan majemuk yang berhubungan

dengan aspek diferensiasi bentuk atau fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

Dengan demikian proses perkembangan berhubungan dengan aspek nonfisik seperti

kecerdasan, tingkah laku dan lain-lain. Dalam Ilmu Kesehatan Anak, kata pertumbuhan

dan perkembangan anak diartikan sebagai semua aspek kemjuan yang dicapai oleh jasad

manusia dari konsepsi hingga dewasa.9

Perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapa

dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar.10

26

Page 27: isi makalah.docx

2.2.2 Pengukuran pada Perkembangan Anak

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus,

perkembangan motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan

perilaku/adaptasi sosial.11

1. Perkembangan Motorik Halus11

a. Masa Neonatus (0-28 hari)

Adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan

respons terhadap gerakan jari tangan.

b. Masa Bayi (28 hari-1 tahun)

1) Usia 1-4 bulan

Dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek

dari sisi kesisi, mencoba memegang dan memasukkan benda ke dalam mulut,

memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan

walaupun hanya sebentar.

2) Usia 4-8 bulan

Sudah mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil

objek dengan tangan tertungkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan

secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta

memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain.

3) Usia 8-12 bulan

Mencari atau meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu menindahkan,

mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta

meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.

c. Masa Anak (1-2 tahun)

Adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara pada

kubus.

d. Masa Prasekolah

Memiliki kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau

tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang, membuat coretan di kertas.

2. Perkembangan Motorik Kasar11

a. Masa Neonatus (0-28 hari)

Tanda gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.

27

Page 28: isi makalah.docx

b. Masa Bayi (1-2 tahun)

1) Usia 1-4 bulan

Kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar

dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di

pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, posisi

lengan dan tangkai kurang fleksi dan merangkak.

2) Usia 4-8 bulan

Perubahan dalam aktifitas, seperti posisi telungkup pada alas dan sudah

mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua

tangannya. Bisa memalingkan kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan tegak,

membalikkan badan, bangkit dengan kepala, berguling dari telentang ke

tengkurap, serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.

3) Usia 8-12 bulan

Duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri,

berdiri 2 detik dan berdiri sendiri.

c. Masa Anak

Mampu melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak

mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2

sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola dan mencoba melompat.

d. Masa Prasekolah

Berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki,

berjalan dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak dan

berjalan dengan bantuan.

3. Perkembangan Bahasa11

a. Masa Neonatus (0-28 hari)

Adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau

bel.

b. Masa Bayi (1-2 tahun)

1) Usia 1-4 bulan

Kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,

berceloteh, mengucapkan kata ”ooh/ahh”, tertawa dan berteriak, mengoceh

spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.

28

Page 29: isi makalah.docx

2) Usia 4-8 bulan

Menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suatu atau sumber

bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta

menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua

bunyi vokal yang bersamaan seperti “ba-ba”.

3) Usia 8-12 bulan

Mampu mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belum spesifik,

mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2

kata.

c. Masa Anak

Mampu memiliki sepuluh pembendaharaan kata, tingginya kemampuan

meniru, mengenal dan responsif terhadap orang lain, mampu menunjukkan dua

gambar, serta menunjukkan lambaikan anggota badan.

d. Masa Prasekolah

Menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna,

menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata serta merespons

panggilan orang terdekat.

4. Perkembangan Perilaku/Adaptasi Sosial11

a. Masa Neonatus (0-28 hari)

Adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali

seseorang.

b. Masa Bayi (1-2 tahun)

1) Usia 1-4 bulan

Kemampuan mengamati tangannya, tersenyum spontan dan membalas

senyum bila diajak tersenyum, membentuk siklus tidur bangun, senang menatap

wajah-wajah yang dikenalinya, serta terdiam bila ada orang asing.

2) Usia 4-8 bulan

Merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai

bermain dengan mainan, mudah frustasi serta memukul lengan dan kaki jika

sedang kesal.

3) Usia 8-12 bulan

Kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai

minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya

dengan orang lain.

29

Page 30: isi makalah.docx

c. Masa Anak (1-2 tahun)

Adanya kemampuan membantu kegiatan di rumah, mulai menggosok gigi,

serta mencoba mengenakan baju sendiri.

d. Masa Prasekolah

Adanya kemampuan bermain dengan permainan sederhana, menangis jika

dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan

peningkatan kecemasan terhadap perpisahan, serta mengenali anggota keluarga.

2.2.3 Metode Pengukuran Perkembangan

1. Metode Pengukuran dengan Denver Developmentaln Screening Test (DDST)

Prosedur Penilaian Pola Perkembangan Anak Dengan DDST II

Denver diambil dari University of Colorado Medical di Denver, di bawah uji

skrining ini dibuat. Denver Developmentaln Screening Test (DDST) adalah sebuah

metode pengkajian yang digunakan untuk menilai perkembangan anak umur 0-6

tahun. Dalam perkembangannya DDST mengalami beberapa kali revisi, revisi yang

terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil.12

Manfaat DDST tergantung pada umur anak. Pada bayi tes ini dapat mendeteksi

berbagai masalah neurologi seperti serebral palsi. Pada anak tes ini dapat membantu

meringankan permasalahan akademik dan sosial.12

Dokter anak sedikitnya harus menguasai skrining perkembangan dengan

metode Denver II.12

a. Tujuan

Menilai perkembangan anak pada empat aspek yaitu perkembangan motorik

halus, motorik kasar, personal sosial dan bahasa.

b. Alat yang digunakan

1) Alat peraga : benang wol merah, manik-manik, kubus warna merah-kuning-

hijau-biru, permainan anak-anak, botol kecil, bola tennis, bel kecil, kertas dan

pensil, cangkir plastik, kertas kosong, cangkir kecil dengan pegangan.

2) Lembar formulir DDST

3) Penggaris

4) Ruangan periksa beserta meja, kursi, meja khusus untuk bayi tiduran

c. Cara pengukuran

1) Tentukan usia anak yang akan diukur

2) Beri garis atau tanda pada garis usia anak dan tarik garis atas dan bawah pada

skala DDST II.

30

Page 31: isi makalah.docx

3) Lakukan penilaian tingkat pencapaian pada masing-masing komponen (motorik

halus, motorik kasar,personal sosial dan bahasa )untuk batasan usia yang

ditentukan.

4) Tentukan hasil penilaian

d. Langkah pelaksanaan13

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur

1) Personal Social ( sosial personal )

Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian terhadap kebutuhan

perorangan.

2) Fine Motor Adaptive ( motorik halus adaptif )

Koordinasi mata – tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda

kecil.

3) Language ( bahasa )

Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.

4) Gross Motor ( motorik kasar )

Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot besar.

e. Cara pemeriksaan DDST

1) Sektor Personal Sosial14

No. Item Cara Pemeriksa Syarat Lulus

1. Menatap mata Tidurkan anak posisi telentang

sehingga wajah pemeriksa berhadapan

dengan wajah anak dalam jarak 25-30

cm.

Anak menatap wajah

pemeriksa.

2. Membalas senyum Posisikan anak telentang, lalu

tersenyum dan berbicara pada anak

tanpa menyentuhnya.

Anak merespon dengan

tersenyum.

3. Tersenyum

spongtan

Selama tes amati apakah anak

tersenyum pada orang tua/pemeriksa

tanpa diawali stimulasi suara atau

sentuhan. Jika tidak, tanyakan pada

orang tua apakah anak pernah

tersnyum lebih dulu pada seseorang

sebelum disenyumi atau disentuh.

Anak melihat orang

tua/pemeriksa dan

tersenyum secara spontan

selama tes atau dilaporkan

terjadi dirumah.

31

Page 32: isi makalah.docx

4. Mengamati

tangannya

Selama tes, amati apakah anak

menatap salah satu tangannya selama

sedikitnya beberapa detik,bukan hanya

sekilas melihatnya.

Anak menatap tangannya

beberapa detik selama tes

atau dilaporkan terjadi

dirumah.

5. Berusaha

menjangkau

mainan

Letakkan mainan yang menarik diatas

meja dalam jarak mudah dijangkau

oleh anak.

Anak berusaha

mendapatkan mainan

dengan

menjulurkan/merentangkan

lengan atau tubuhnya

kearah mainan (anak tidak

harus mengambil mainan)

6. Makan sendiri Tanyakan pada pengasuh apakah anak

benar-benar dapat memakan crackers,

kue, atau makanan kecil lainnya

sendiri.

Pengasuh melaporkan anak

dapat melakukan hal

tersebut (tak ada

kesempatan jika anak

belum pernah diberikan

makanan jenis itu)

7. Tepuk tangan Tanpa menyentuh tangan/lengan anak,

tunjukkan permainan tepuk tangan

dengan kedua tangan pemeriksa dan

ajak anak untuk bermain dengan

pemeriksa. Bila anak tidak melakukan

ini, mintalah orangtua untuk

mencobanya (Bila anak masih tidak

mau melakukannya, tanyakan kepada

orangtua apakah anak mau

melakukannya dirumah)

Anak dapat menepuk-

nepuk tangannya saat tes

atau dilaporkan terjadi

dirumah.

8. Menyatakan

keinginan

Selama tes, amati apakah anak

memberitahu anda/orang tua apabila ia

menginginkan sesuatu tanpa menangis.

(Jika tidak teramati, tanyakan kepada

orangtua bagaimana anak memberitahu

seseorang apa yang ia inginkan)

Anak melakukan sesuatu

(bukan menangis) untuk

memberitahukan keinginan

khususnya, atau dilaporkan

terjadi dirumah.

9. Melambaikan Pemeriksa atau orang tua Anak merespon dengan

32

Page 33: isi makalah.docx

tangan meninggalkan ruangan, lihat wajah

anak dan ucapkan “Daa..daaa” sambil

melambaikan tangan padanya. Jangan

biarkan orang tua menyentuh

lengan/tangan anak. (Jika tak ada

respon, tanyakan kepada orang tua

apakah anak bisa melakukannya

dirumah).

mengangkat lengan atau

melambaikan tangan atau

jarinya, atau melaporkan

anak dapat melakukan hal

tersebut.

10. Bermain bola

dengan pemeriksa

Gelindingkan bola kearah anak.

Usahakan agar anak menggelindingkan

kembali bola kearah anda. Lakuakan

beberapa kali.

Anak dapat

menggelindingkan bola

atau dilaporkan dapat

melakukan hal tersebut.

11. Menirukan

kegiatan

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat meniru kegiatan dirumah,

seperti mengelap debu, menggosok,

menyapu, mem-vaccum, atau berbicara

di telepon.

Orang tua melaporkan

bahwa anak dapat meniru

beberapa jenis kegiatan

yang dilakukan oleh orang

dewasa.

12. Minum dengan

Cangkir

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat memegang cangkir/gelas

dan minum sendiri tanpa bantuan dan

cairan tidak sampai tumpah lebih dari

separuh cangkir. (Cangkir/gelas tidak

boleh tertutup).

Orang tua melaporkan

anak dapat minum dengan

cangkir.

13. Membantu di

rumah

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak membantu mengerjakan tugas-

tugas rumah yang sederhana, misalnya

membuang sampah atau mengambil

sesuatu jika diminta oleh orang tuanya.

Orang tua melaporkan

anak dapet membantu,

bukan meniru. Tujuannya

untuk menentukan apakah

anak memahami dan

melaksanakan permitaan

bantuan.

14. Menggunakan

sendok atau garpu

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak menggunakan sendok atau garpu

untuk makan. Jika ya, berapa banyak

makanan yang tumpah?

Orang tua melaporkan

bahwa anak menggunakan

sendok/garpu dan

menyendok banyak

makanan ke dalam mulut,

33

Page 34: isi makalah.docx

hanya sedikit tumpah.

15. Melepaskan

pakaian

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat melepas pakaiannya sendiri,

jika ya jenis pakaian apa ?

Anak dapat membuka

pakaiannya, seperti sepatu,

disertai usaha membuka

dan mengembalikan

kembalikan jaket, celana,

atau kaus. Jangan beri skor

jika topi, kaus kaki, popok,

sandal, atau sepatu terlepas

dengan mudah.

16. Member minum

Boneka

Letakan boneka dan botol minuman di

atas meja di depan anak. Katakana

kepada anak :“Beri adik bayu minum!”

atau “Beri adik bayi botol susu!”

Anak meletakan botol ke

mulut boneka atau dengan

jelas meletakannya ke

mulut. Apabila anak

menirukan member ASI,

dorong ia untuk

menggunakan botol.

17. Memakai pakaian Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat memakai pakaiannya

sendiri. Jika ya, jenis pakaian apa saja

yang dapat anak pakai

Anak dapat memakai dan

melepaskan beberapa jenis

pakaian. Sepatu tidak harus

ditalikan pada kaki yang

benar. Topi yang diletakan

sembarang dikepala tidak

diberi skor lulus.

18. Menggosok gigi

dengan bantuan

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat menggosok gigi dengan

bantuan. Jika ya, minta orang tua

menjelaskan bagaimana itu dilakukan

anak.

Orang tua melaporkan

bahwa antak memegang

dan menggerakkan sikat

gigi diantara gigi.

19. Mencuci dan

mengeringkan

tangan

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat mencuci dan mengeringkan

tangannya sendiri tanpa bantuan,

kecuali letak keran jauh dari

jangkauan.

Orang tua melaporkan

anak dapat menyabuni,

membilas, dan

mengeringkan tangannya.

20. Menyebut nama Minta anak menyebut nama teman Anak menyebutkan nma

34

Page 35: isi makalah.docx

Teman bermainnya (yang tidak tinggal

bersama anak tersebut)

panggilan salah satu

temannya. Nama

sepupu/saudara dapat

diterima jika mereka tidak

tinggal bersama. Nama

binatang atau teman

imajinasi tidak diterima.

21. Memakai T-shirt Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat memakai/ melepaskam T-

shirt tanpa bantuan.

Anak dapat melepaskan T-

shirt dari kepala dan

memasukan lengan baju.

Baju dapat dari belakang

atau dari luar.

22. Berpakaian tanpa

Bantuan

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat berpakaian tanpa banyak

bantuan.

Anak dapat berpakaian

sendiri dengan baik dan

lengkap tanpa bantuan.

*(Jika lulus “berpakaian

tanpa bantuan”, anak juga

lulus pada “memakai

pakaian” dan “memakai T-

shirt”)

23. Bermain ular

tangga atau kartu

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat bermain kartu atau bermain

papan sederhhana seperti ular tangga,

monopoli. Khususnya, anak harus

benar-benar dapat memainkan dan

memahami permainan tersebut.

Orang tua melaporkan

anak dapat memahami dan

memainkan kartu atau

permainan papan dengan

orang lain, duduk, dan

menanti giliran.

24. Menggosok gigi

tanpa bantuan

Tanyakan kepada orang tua apakah

anak dapat menggosok giginya sendiri

tanpa bantuan atau pengawasan

beberapa kali, termasuk mengoleskan

pasta gigi ke sikat dn menggosok gigi

dengan gerakan maju mundur.

Orang tua melaporkan

anak dapat menggosok gigi

tanpa bantuan atau

pengawasan , sedikitnya

beberapa kali.

25. Mengambil

makanan

Tanyakan kepada orang tua apakan

anak dapat menyiapkan dan

mengambil makanan tanpa bantuan

Orang tua melaporkan

bahwa anak dapat

melakukannya.

35

Page 36: isi makalah.docx

termasuk  menggunakan mangkuk,

sendok, dan menuangkan makanan ke

mangkuk tanpa banyak tumpah.

2) Sektor Motorik Halus-Adaptif15

No. Item Cara pemeriksaan Syarat lulus

1. Mengikuti ke garis

tengah

Tidurkan anaktelentang. Pegang

benang merah di atas wajah anak

sejauh ia dapat memfokuskannya.

Goyangkan benang untuk menarik 

perhatian dan gerakan dengan lambat

setengah lingkaran dari satu sisi tubuh

anak  ke sisi tubuh yang lain beberapa

kali. Gerakan tangan dapat dihentikan

untuk menarik kembali perhatian anak

lalu dilanjutkan kembali.

Anak dapat mengikuti

benang ke titik tengah

garis setengah lingkaran

dengan kedua matanya

atau dengan kepala dan

matanya.

2. Mengikuti melewati

garis tengah

Lihat item motorik halus no 1. Anak dapat mengikuti

benang melewati garis

tengah setengah lingkaran

dengan mata atau dengan

kepala dan mata.

3. Memegang

kerincingan

Ketika anak telentang atau dipegangi

oleh orang tuanya, sentuhkan bagian

belakang atau ujung jari tangan anak

dengan kerincingan.

Anak memegang

kerincingan dalam

beberapa detik.

4. Tangan bersentuhan Tidurkan anak terlentang.  Perhatikan

apakah kedua tangannya diangkat

bersama-sama ke garis tengah

tubuhnya, melewati dagu dan mulut.

Anak mengangkat kedua

tangannya bersama-sama

menuju garis tengah

tubuh.

5. Mengikuti 180

derajat

Lihat item motorik halus no 1. Anak dapat mengikuti

benang dengan menyusuri

setengah lingkarandari

satu sisi tubuh ke sisi

36

Page 37: isi makalah.docx

tubuh yang lain.

6. Mengamati manic-

manik

Anak didudukan dipangkuan orang

tua, lalu jauhkan manik-manik

dihadapan anak. Sebaiknya manik-

manik diletakan pada tempat yang

berwarna kontras seperti selembar

kertas putih. Pemeriksa dapat

menunjuk atau menyentuh manik-

manik untuk menarik perhatian anak.

Anak melihat jelas kea rah

manik-manik tersebut.

7. Meraih Anak duduk dipangkuan orang tua,

kedua tangannya diletakan diatas meja.

Letakkan mainan kerincingan yang

mudah dijangkau dan dorong anak

untuk mengambil mainan tersebut.

Anak mengulurkan tangan

kearah objek atau paling

tidak menggerakkan

tangan untuk mencapai

mainan tersebut.

8. Mencari benang Anak didudukkan dipangkuan orang

tua, tarik perhatiannya pada benang

merah yang dipegang pemeriks. Saat

anak melihat kearah benang,jauhkan

benang sehingga seolah-olah

menghilang. Jangan gerakkan tangan

kecuali untuk melepaskan benang

merah. Ulangi jika respons anak tidak

jelas.

Anak tampak jelas

mencari benang kea rah

bawah atau ke lantai.

9. Menggaruk manik-

manik

Anak didudukkan di panggkuan orang

tua, kedua tangannya diatas meja.

Jatuhkan satu manik-manik didepan

anak dalam jarak yang mudah

dijangkau anak.

Anak mengambil manik-

manik dengan

menggunakan gerakan

seluruh tangan. Pastikan

manik-manik tidak

melekat di tangan anak,

tetapi jelas diambilnya.

10. Memindahkan

kubus

Berikan anak sebuah kubus, lalu

berikan satu lagi pada tangan yang

sama. Anak akan memindahkan kubus

pertama ke tangan yang lain sehingga

ia dapat mengambil kubus yang kedua.

Anak memindahkan

sebuah kubus dari tangan

yang satu ketangan yang

lain, tanpa menggunakan

anggota tubuhnya, mulut,

37

Page 38: isi makalah.docx

atau meja.

11. Mengambil dua

kubis

Letakan dua kubus diatas meja di

depan anak. Dorong anak untuk

mengambil kubus, tetapi jangan

berikan kubus ke anak.

Anak mengambiil dua

kubus dan dipegang setiap

tangan, masing-masing

satu kubus, secara

bersamaan.

12. Memegang dengan

ibu jari dan jari

telunjuk.

Lihat item motorik halus no 9.

pemeriksa dapat menunjuk/menyentuh

manik-manik untuk menarik perhatian

anak.

Anak mengambil manik-

manik dengan jari

telunjuk dan ibu jari

bersama-sama atau

dengan beberapa jari.

13. Membenturkan dua

kubus

Letakkan satu kubus di masing-masing

tangan anak dan doorong ia untuk

membenturkan kedua kubus bersama-

sama.pemeriksa dapat memberikan

contoh. Bila anak tidak membenturkan

kedua kubus, tanyakan pada orang tua

apakah anak dapat membenturkan

benda yang lebih kecil bersama-sama

dalam satu waktu.

Anak memegang satu

kubus di masing-masing

tangan dan membenturkan

kubus tersebut bersama-

sama atau jika orang tua

melaaporkan bahwa anak

memukulkan benda yang

lebih kecil bersama-sama.

14. Menaruh kubus di

cangkir

Letakan tiga kubus dan satu cangkir di

atas meja di hadapan anak. Dorong

anak untuk memasukan kubus ke

dalam cangkir dengan memberikan

contoh dan aba-aba beberapa kali.

Anak memasukakn kubus

ke dalam cangkir

sedikitnya satu kubus dan

membiarkan yang lain.

15. Mencoret-coret Letakkan kertas dan pensil di atas

meja di hadapan anak. Pemeriksa

boleh meletakan pensil di tangan anak

dan mendorongnya untuk mencoret-

coret,tetapi jangan memberikan contoh

bagaimana cara mencoret-coret.

Perhatikan anak dengan saksama demi

keamanan mata dan  mulut anak pada

saat menggunakan pensil.

Anak membuat coretan

yang bertujuan di kertas.

Berikan skor gagal jika

anak membuat coretan

pensil secara tidak

sengaja.

16. Mengeluarkan Contohkan pada anak 2-3 kali untuk Anak

38

Page 39: isi makalah.docx

manic-manik

dengan contoh.

mengeluarkan manik-manik dari botol,

kemudian minta anak untuk

mengulanginya (jangan menggunakan

kata buamg atau tumpahkan).

mengeluarkan/membuang

manik-manik dari botol

atau

mengambil/menggaruk

botol yang tertutup untuk

membukanya, lalu

mengeluarkan manik-

manik  tersebut. (Jangan

beri skor lulus jika anak

memindahkan manik-

manik dengan jari-

jarinya).

17. Menara dari dua

kubus

Anak di dudukkan di dekat meja,

kedua tangan di atas meja. Dorong

anak untuk menumpuk kubus satu

demi satu dengan contoh dan aba-aba

yang di berikan.

Anak meletakan satu

kubus di atas kubus

lainnya sehingga tidak

jatuh saat anak

memindahkan tangannya.

18. Menara dari

emmpat kubus

Lihat item motorik halus nomor 17. Anak meletakkan satu

kubus di atas kubus

lainnya sehingga tersusun

sampai empat kubus dan

tidak jatuh saat anak

memindahkan tangannya.

19. Menara dari enam

kubus 

Lihat item motorik halus  nomor 17. Anak meletakkan satu

kubus diatas kubus

lainnya sehingga tersusun

sampai enam kubus dan

tidak jatuh saat anak

memindahkan tangannya.

Jika lulus menara dari 6

kubus, berarti anak juga

lulus menara dari 4 kubus

dan menara dari 2 kubus.

20. Meniru garis

vertikal

Anak di dudukan di kursi yang

nyaman untuk menulis. Letakkan

Anak membuan 1 garis

vertikal atau lebih di atas

39

Page 40: isi makalah.docx

sebuah pensil dan selembar kertas di

depan anak, kemudian katakana

kepada anak untuk menggambar garis

vertikal pada anak. Jangan

memegang/membimbing tangan anak.

Percobaan dapat dilakukan tiga kali.

kertas, minimal sepanjang

2,5 cm, dengan sudut

kemiringan tidak lebih

dari 30 derajat.

21. Menara dari

delapan kubus

Lihat item motorik halus nomor 17. Anak meletakan satu

kubus di atas kubus

lainnya sehingga tersusun

sampai 8 kubus dan tidak

jatuh saat anak

memindahkan tangannya.

Jika lulus menara dari 8

kubus, berarti anak juga

lulus menara dari 6 kubus,

menara dari 4 kubus, dan

menara dari 2 kubus.

22. Menggoyangkan

ibu jari

Contohkan pada anak dengan

menggunakan 1 atau 2 tangan untuk

membuat genggaman, dengan posisi

ibu jari mengarah ke atas. Ayun-

ayunkan ibu jari pemeriksa. Katakana

pada anak untuk mengayunkan atau

menggerakan ibu jari ke kanan dan

kekiri dengan cara yang sama. Jangan

membantu anak.

Anak menggerakkan

genggaman baik dengan 1

tangan maupun 2 tangan

tanpa membuat gerakan

pada jari-jari selain ibu

jari.

23. Mencontoh 0

(lingkaran)

Berikan pada anak pensil dan kertas.

Tunjukan kepada anak gambar

lingkaran di belakang lembar DDST

II/pemeriksa dapat membuat gambar

sendiri tanpa menyebutkan bentuk

gambar dan menggerakan jari telunjuk

atau pensil untuk menunjukan

bagaimana cara membuat lingkaran,

katakana kepada anak : “buat satu

Anak menggambar

beberapa bentuk yang

mendekati atau sangat

mendekati lingkaran yang

tertutup. (Gagal  jika garis

berkelanjutan sehingga

membentuk spiral).

40

Page 41: isi makalah.docx

gambar yang sama seperti gambar ini”.

Tes dapaat dilakukan tiga kali

24. Menggambar orang

3 bagian

Berikan anak pensil dan kertas.

Katakana pada anak untuk

menggambar seseorang. Patikan anak

telah menyelesaikan gambar sebelum

dinilai

Anak menggambar 3 atau

lebih bagian. Bagian

sepasang dinilai satu

bagian.

25. Mencontoh tanda +

(tanda plus)

Berikan anak pensil dan kertas.

Tunjukkan pada anak tanda + pada

kertas. Tanpa menyebut bentuk

gambar atau menggerakan jari atau

pensil untuk menunjukkan cara

pembuatannya.

Anak menggambar 2 garis

saling berpotongan,

setidaknya mendekati titik

tengah. Garis tidak perlu

benar-benar lurus

26. Memilih garis yang

lebih panjang

Tunjukkan pada anak 2 garis parallel

dan tanyakan pada anak mana yang

lebih panjang. Putar kertas dan

tanyakan kembali, apabila anak tidak

menjawab benar sebanyak 3 kali,

maka ulang pertanyaan.

Anak memilih garis yang

lebih panjang 3 dari 3 tes

atau 5 dari 6 tes

27. Mencontohkan

persegi dengan

petunjuk

Laksanakan item no.29. bila anak tidak

dapat mencontohkannya tunjukan cara

 membuatnya.

Anak menggambar bujur

sangkar dengan garis lurus

dan membentuk 4 sudut

28. Menggambar orang

6 bagian

Laksanakan item no.24 Anak menggambar 3 atau

lebih bagian. Sama

dengan item no.24

29. Mencontohkan

persegi

Berikan anak pensil dan kertas  dan

tunjukan pada anak gambar bujur

sangkar

Merujuk pada syarat lulus

item motorik halusno.27

3) Sektor Bahasa16

No. Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus

1. Bereaksi terhadap bel Pegang bel sehingga anak tidak dapat

melihatnya, sembunyikan bel

Anak merespon bunyi

bel

2. Bersuara Selama tes, dengarkan suara lain yang Anda mendengar anak

41

Page 42: isi makalah.docx

dikeluarkan selain tangisan. mengeluarkan banyak

suara

3. Ooh/ahh Dengarkan apakah anak membuat suara

seperti Ooh..atau aah..

Anda mendengar anak

mengeluarkan suara

tersebut

4. Tertawa Dengar apakah anak tertawa dengan

keras

Anda mendengar anak

tertawa dengan keras.

5. Berteriak Dengar apakah anak mengeluarkan

suara yang keras atau teriakan yang

menyenangkan.

Anda mendengar anak

berteriak.

6. Menoleh ke

bunyi kerincingan

Berdiri di belakang anak pada saat anak

dipangku menghadap orang tuanya atau

didudukan di atas meja.

Anak merespon dengan

menoleh kea rah

datangnya suara.

7. Menoleh ke  arah

datangnya  suara

Letakkan tangan anda di antara mulut

anda. Berbisiklah sambil menyebut

nama anat beberapa kali

Anak menoleh ke arah

datangnya suara

8. Bersuara 1 suku

Kata

Dengarkan apakah anak menghasilkan

satu suku kata

Anda mendengarkan

anak menghasilkan satu

suku kata.

9. Meniru bunyi kata-

kata

Buat suara seperti batuk Anak meniru suara anda

10. Papa atau mama

(tidak spesifik)

Dengarkan apakah anak mengucapkan

kata papa atau mama

Anak mengatakan papa

atau mama

11. Kombinasi 2 suku

kata yang sama

Dengar apakah anak mengulang-ulang

2 suku kata yang sama

Anak dapat mengulang

2 suku kata

12 Mengoceh Dengarkan apakah anak membuat

percakapan yang tidak masuk akal

kepada dirinya sendiri

Anak mengoceh

13. Papa atau

mama(spesifik)

Dengarkan apakah anak mengucapkan

kata papa kea rah papa atau mama kea

rah mama

anak mengucapkan kata

papa atau mama dengan

penuh makna

14. Mengucapkan 1kata Tanyakan pada orang tua anak berapa

banyak kata yang dapat diucapkan oleh

anak dan kata apa saja

Orang tua melaporkan

anak dapat

mengucapkan 1 kata

15. Mengucapkan 2kata Tanyakan pada orang tua anak berapa Orang tua melaporkan

42

Page 43: isi makalah.docx

banyak kata yang dapat diucapkan oleh

anak dan kata apa saja

anak dapat

mengucapkan 2 kata

16. Mengucapkan 3kata Tanyakan pada orang tua anak berapa

banyak kata yang dapat diucapkan oleh

anak dan kata apa saja

Orang tua melaporkan

anak dapat

mengucapkan 3 kata

17. Mengucapkan 4kata Tanyakan pada orang tua anak berapa

banyak kata yang dapat diucapkan oleh

anak dan kata apa saja

Orang tua melaporkan

anak dapat

mengucapkan 4 kata

18. Menunjuk 2gambar Pastikan anak dapat menunjuk suatu

gambar

Anak menunjuk dengan

benar 2 atau 3 gambar.

19. Kombinasi kata Dengarkan apakah anak sudah

membuat kombinasi sedikitnya 2 kata

yang bermakna untuk menunjukkan

suatu tindakan

Anda mendengar anak

mengucapkan 

kombinasi 2 kata

20. Menyebut 1gambar Tunjukan pada anak suatu gambar dan

biarkan anak menyebutkan nama

gambar

Anak menyebut 1 nama

gambar dengan benar

21. Bagian tubuh 6 Pastikan anak dapat menunjuk bagian-

bagian tubuh

Anak menunjuk dengan

benar

22. Menunjuk 4gambar Lihat item no.18 Anak menunjuk dengan

benar 4 atau 5

23. Pembicaraan

sebagian dimengerti

Selesai tes, perhatikan kemampuan

berbicara anak yang bermakna

Pemeriksa memahami

sebagian dari

pembicaraan anak

24. Menyebut 4gambar Lihat item no.20 Anak menyebut 4 nama

gambar dengan benar

25. Mengetahui 2

kegiatan

Minta anak 2 kegiatan pada gambar Anak dapat menunjukan

2 atau 3 gambar dengan

benar

26. Mengerti 2

kata sifat

Tanyakan kepada anak pertanyaan yang

berhubungan dengan kata sifat

Anak menjawab dengan

benar 2 pertanyaan

27. Menyebut 1 warna Pastikan anak dapat menyebut warna Anak dapat menyebutka

1,2, atau 3 warna

28. Kegunaan 2 benda Tanyakan pada anak satu per satu kata

yang berhubungan dengan kata benda

Anak menjawab dengan

benar 2 pertanyaan

43

Page 44: isi makalah.docx

29. Menghitung 1kubus Letakkan 8 kubus di atas meja dii

depan anak

Anak meletakkan 1

kubus dan mengatakan

ada 1 kubus di atas

kertas

30. Kegunaan 3 benda Lihat item no.28 Anak menjawab dengan

benar 3 pertanyaan

31. Mengetahui 4

Kegiatan

Lihat item no.25 Anak dapat menunjuk 4

atau5 gambar dengan

benar

32. Pembicaraan

seluruhnya

dimengerti

Lihat item no.23 Pemeriksa memahami

seluruh pembicaraan

anak

33. Mengerti 4kata

Depan

Minta anak berdiri Anak dapat menjalankan

4 tugas dengan benar

34. Menyebut 4 warna Lihat item no.27 Anak dapat

menyebutkan 4 warna

dengan benar

35. Mangartikan 5 kata Tanya kepada anak 5 kata Anak dapat mengartikan

5 atau 6 kata dengan

benar

36. Mengerti 3 kata

Sifat

Lihat item no.26 Anak menjawab dengan

3 pertanyaan

37. Menghitung 5kubus Lihat item no.29 Anak meletakkan 5

kubus dan mengatakan

ada 5 kubus di atas

kertas

38. Menyebutkan 2

lawan kata

Tanyakan pertanyaan mengenai lawan

kata

Anak dapat menjawab 2

kata dengan benar

39. Mengartikan 7

Kata

Lihhat item no. 35 Anak dapat mengartikan

7 kata dengan benar

44

Page 45: isi makalah.docx

4) Sektor Motorik Kasar16

No. Item Cara Pemeriksaan Syarat Lulus

1. Gerak seimbang Tidurkan anak terlentang, amati aktifitas

lengan dan tungkai anak

Anak menggerakan

lengan dan tungkainya

dengan seimbang

2. Mengangkat kepala Tidurkan anak dalam posisi tengkurap.

Amati gerakan kepala.

Anak mengangkat

kepala sehingga dagu

berjauhan dengan

permukaan tanpa

menoleh ke kiri dan ke

kanan

3. Kepala terangkat

45O

Lihat item motorik kasar no.2 Anak mengangkat

kepala 45O selama

beberapa detik

4. Kepala terangkat

90O

Lihat item motorik kasar no.2 Anak mengangkat

kepala 90O selama

beberapa detik

5. Duduk dengan

kepala tegak

Pegang anak dalam posisi duduk Anak dapat

mempertahankan

kepalanya tegak selama

beberapa detik

6. Menumpu beban Pegang anak dalam posisi berdiri, dan

perlahan lepaskan

Anak dapat

menumpukan beban

pada kakinya beberapa

detik

7. Dada terangkat dan

menumpu pada

lengan

Letakkan anak dalam posisi tengkurup Anak mengangkat

kepala dan dadanya

menumpu pada lengan

8. Membalik badan Perhatikan apakah anak membalikkan

badannya dari posisi tengkurap ke

terlentang

Anak membalikan

badannya dengan

sempurna

9. Bangkit dengan

kepala tegak

Letakkan anak dalam posisi terlentang,

pegang tangan dan pergelangan tangan

anak. Tarik anak ke posisi duduk.

Untuk sesaat, kepala

anak tidak terkulai

ketika tubuhnya

diangkat

45

Page 46: isi makalah.docx

10. Duduk tanpa

pegangan

Pegang anak dalam posisi duduk,

perlahan lepaskan

Anak duduk selama 5

detik atau lebih

11. Berdiri dengan

berpegangan

Letakkan anak dalam posisi berdiri

dengan berpegangan pada benda

Anak berdiri selama 5

detik atau lebih

12. Bangkit untuk

berdiri

Dudukan anak di lantai, dorongkan anak

untuk berdiri

Anak menarik badannya

sendiri ke posisi berdiri

13. Bangkit lalu duduk Saat anak berbaring/tengkurap/berdiri

sambil dipegang, dorong anak ke posisi

duduk

Anak berubah ke posisi

duduk

14. Berdiri 2 detik Bantu anak berdiri, topang dari jarak

dekat

Anak berdiri tanpa

ditopang selama 2 detik

atau lebih

15. Berdiri sendiri Lihat item motorik no.11 Anak berdiri tanpa

ditopang selama 10

detik atau lebih

16. Membungkuk

kemudian berdiri

Saat anak berdiri di lantai tanpa

pegangan, letakkan mainan untuk

diambilnya

Anak membungkuk

untuk mengambil benda

17. Berjalan dengan

baik

Amati apakah anak sudah berjalan Anak dapat

menyeimbangkan tubuh

dengan baik

18. Berjalan mundur Minta anak untuk berjalan mundur Anak mundur beberapa

langkah tanpa duduk

19. Lari Dorong anak untuk berlari Anak berlari dengan

baik tanpa terjatuh

20. Berjalan menaiki

tangga

Tanyakan kepada orang tua apakah anak

dapat menaiki tangga

Anak dapat menaiki

tangga

21. Menendang bola ke

depan

Letakkan bola sekitar 15 cm di depan

anak

Anak menendang bola

ke depan tanpa

berpegangan

22. Melompat Minta anak untuk melompat Anak melompat dan

mengangkt ke 2 kakinya

23. Melempar bola

tangan ke atas

Beri anak bola dan berdiri 1 meter

darinya

Anak melempar bola

dengan lengannya

24. Lompat jauh Letakkan selembar kertas, dan dorong Anak melompati mertas

46

Page 47: isi makalah.docx

anak untuk melompatinya tanpa melompatinya

25. Berdiri 1 kaki 1

detik

Perintahkan anak untuk

menyeimbangkan diri dengan 1 kaki

Anak dapat berdiri

selama 1 detik

26. Berdiri 1 kaki 2

detik

Lihat item no.25 Anak dapat berdiri

selama 2 detik

27. Melompat dengan 

1 kaki

Anak dapat melompat dengan 1 kaki Anak dapat melompat

dengan 1 kaki sebanyak

2 kali atau lebih

28. Berdiri 1 kaki 3

detik

Lihat item no.25 Anak dapat berdiri

selama 3 detik

29. Berdiri 1 kaki 4

detik

Lihat item no.25 Anak dapat berdiri

selama 4 detik

30. Berdiri 1 kaki 5

detik

Lihat item no.25 Anak dapat berdiri

selama 5 detik

31. Berjalan dengan

merapatkan tumit

ke jari kaki

Tunjukkan pada anak car berjalan pada

garis lurus dengan menempelkan tumit

ke depan jari yang berlainan

Anak berjalan 4 langkah

atau lebih

f. Pencatatan hasil16

1) Koreksi faktor prematuritas. Tarik garis umur dari garis paling atas ke bawah

dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.

2) Semua uji coba untuk setiap sektor dimulai dengan uji coba yang terletak di

sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai kanan garis umur.

3) Pada setiap sektor dilakukan minimal 3 uji coba terdekat di sebelah kiri garis

umur serta tiap uji coba yang dilalui garis umur.

4) Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah 3

(“gagal”; “menolak”; “tidak ada kesempatan”), lakukan ujicoba tambahan ke

sebelah kiri pada sektor yang sama sampai anak dapat melewati 3 uji coba.

g. Skor penilaian16

Skor dari tiap uji coba ditulis pada kotak segi empat. Uji coba dekat tanda

garis 50%.

P     : Pass/Lewat. Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu/pengasuh anak

memberi laporan (tepat/dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).

47

Page 48: isi makalah.docx

F : Fail/Gagal. Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau

ibu/pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat

melakukannya dengan baik.

No : No Opportunity/tidak ada kesempatan. Anak tidak mempunyai kesempatan

untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh

dipakai pada uji coba dengan tanda R.

R : Refusal/Menolak. Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan

dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukan,

atau menanyakan kepada anak apakah ia dapat melakukannya (uji coba yang

dilaporkan oleh ibu/pengasuh anak tidak di skor sebagai penolakan).

h. Interprestasi penilaian individual16

1) Lebih (Advanced)

Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di sebelah

kanan garis umur, maka dinyatakan bahwa perkembangan anak lebih pada uji

coba tersebut.

2) Normal

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba di sebelah

kanan garis umur.

3) Peringatan (Caution)

Bila seorang anak gagal atu menolak uji coba yang dilalui garis umur

terletak pada atau antara persentil ke-75 dan 90.

4) Keterlambatan (Delay)

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan uji coba yang

seluruhnya terletak di sebelah kiri garis umur.

5) Tidak ada kesempatan ( No Opportunity )

Uji coba yang dilaporkan orangtua.

i. Intervensi Denver II16

1) Normal

Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

48

Page 49: isi makalah.docx

2) Suspek

Bila didapatkan ≥ 2 peringatan dan / atau ≥ 1 keterlambatan.

Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan faktor

sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.

3) Tidak dapat diuji

Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba yang terletak di sebelah

kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur

pada daerah 75 – 90 %.

4) Uji ulang dalam 1 – 2minggu

Bila pada uji ulang didapatkan hasil yang mencurigakan atau tidak

dapat diuji, maka pikirkan untuk merujuk anak tersebut.

2. METODE PENGUKURAN DENGAN KUISIONER PRA SKRINING

PERKEMBANGAN (KPSP)16

a. Pengertian

Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang

tua  dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan

perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

b. Kegunaan KPSP

KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak adanya hambatan,

gangguan atau masalah dalam perkembangan anak.

c. Cara menggunakan KPSP

Petugas kesehatan membaca KPSP terlebih dahulu. Kemudian memberi

kesempatan kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai

dengan usia anak. Hasil dicatat.

d. Cara menghitung usia anak

Di dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak. Rentang usia anak pada

KPSP digambarkan dengan kelipatan tiga, yaitu 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,

42, 48, 54, 60, 66, 72 dalam satua bulan.

49

Page 50: isi makalah.docx

Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih

kecil dari usia anak.

Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan.

Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9

bulan.

Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.

Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3

bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :

o Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi

makan kue sendiri?”

o Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas

yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah

bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”

Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau

ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.

Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.

Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

e. Cara memilih pertanyaan KPSP

Pertanyaan diajukan kepada para orang tua dan dipilih kelompok pertanyaan

yang sesuai dengan usia anak.

f. Cara menilai KPSP

1) Meneliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

2) Menghitung jumlah jawaban Ya.

3) Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal

(N).

4) Apabila jumlah Ya = kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali mengenai:

Cara menghitung usia anak.

Cara memilih pertanyaan KPSP, apakah sesuai dengan usia anak.

50

Page 51: isi makalah.docx

Apakah jawaban orang tua/pengasuh anak sesuai dengan yang

dimaksudnya.

5) Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan

pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian (U).

6) Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetap 7 atau 8, maka

anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

7) Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, maka anak tersebut

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/dirujuk (TN).

Catatan : Pertanyaan KPSP yang dipakai pada pemeriksaan ulang disesuaikan

dengan usia anak pada tanggal pemeriksaan ulang tersebut.

g. Untuk anak dengan perkembangan SESUAI (S)

1) Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.

2) Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi

sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.

3) Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak

usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai kegiatan

sehari-hari yang terarah.

4) Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

h. Untuk anak dengan perkembangan MERAGUKAN (M)

1) Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang

diberikan lebih sering .

2) Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan

anak.

3) Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter anak.

Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat

perkembangannya.

4) Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang

sama pada saat anak pertama dinilai.

5) Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa

semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak.

Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA.

Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan

dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa

dilaksanakan KPSP 9 bulan.

51

Page 52: isi makalah.docx

1) Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi.

2) Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban

YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan

fasilitas klinik tumbuh kembang.

i. Cara melakukan pemeriksaan ulang dengan KPSP

Pemeriksaan ulang dengan menggunakan dilaksanakan pada 3 keadaan

dibawah ini:

1) Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang

dapat dilakukan.

2) Tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan.

3) Tiap 6 bulan untuk usia 12 s/d 72 bulan

Walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik.

4) Hasil KPSP dengan jumlah Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan

1 minggu kemudian sebelah pemeriksaan pertama.

5) Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang atau pemeriksaan ulang tetap 7-8,

anak perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap.

j. Cara mencatat hasil KPSP

1) Hasil KPSP dicatat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang Anak (halaman 4).

Tulis jawaban umur Ya, atau Tidak pada kotak yang disediakan untuk tiap

pertanyaan menurut golongan umur anak. Kemudian hitunglah jawaban Ya.

2) Apabila penilaian KPSP = 9 atau 10 jawaban Ya, berarti perkembangan anak

baik (kode N).

3) Apabila penilaian KPSP = 7 atau 8, berarti meragukan dan anak perlu

diperiksa ulang 1 minggu kemudian.

4) Apabila penilaian KPSP = kurang dari 7, berarti positif anak perlu dirujuk

(kode TN).

52

Page 53: isi makalah.docx

2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

2.3.1 Faktor-faktor Internal yang Berpengaruh pada Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak2

1. Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor

herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

2. Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki faktor postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk atau kurus.

3. Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan, dan remaja.

4. Jenis Kelamin

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembanglebih cepat daripada anak

laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan

lebih cepat.

5. Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang

akan menjadi ciri khasnya. Ada beberaa kelainan genetik yang berpengaruh pada

tumbuh kembang anak seperti kerdil.

6. Kelainan Kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti

pada Sindroma Down’s dan Sindroma Turner’s.

2.3.2 Faktor-faktor Eksternal yang Berpengaruh pada Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak2

1. Faktor Prenatal

a. Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trisemesterakhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

53

Page 54: isi makalah.docx

b. Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti

club fool.

c. Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti aminopterin. Thalidomid dapat menyebatkan

kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d. Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia

adrenal.

e. Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak,

kelainan kongenital mata, kelainan jantung.

f. Infeksi

Infeksi pada trisemester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada

janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung

kengenital.

g. Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin

dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,

kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan

Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h. Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i. Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada

ibu hamil dan lain-lain.

54

Page 55: isi makalah.docx

2. Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3. Faktor Persalinan

a. Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.

b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani.

c. Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang

berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan

yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia

tertentu (Pb, mencuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

pertumbuhan anak.

d. Psikologis

Hubungan anak dengan orang disekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

e. Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f. Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan mengalami pertumbuhan anak.

g. Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h. Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan

anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

55

Page 56: isi makalah.docx

i. Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,

demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susuna saraf yang

menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.4 Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan tubuh berkat asupan zat gizi melalui

makanan dan minuman yang dihubungkan dengan kebutuhan.17

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu

faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi

seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan

dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian

konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif.6

Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering

disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World

Health Organization – National Centre for Health Statistik (WHO-NCHS). Berdasarkan

baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over

weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished.

Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM (Protein

Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus,

marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor .6

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level yang

paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan

infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan pangan di

keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses

terhadap pelayanan kesehatan.18

56

Page 57: isi makalah.docx

BAB III

HASIL FIELD STUDY

3.1 Hasil Pengukuran Responden

Tabel 3.1: Hasil pengukuran responden

3.2 Hasil Statistik Data Responden

Tabel 3.2: Hasil statistik data responden

57

Page 58: isi makalah.docx

3.3 Hasil Status Gizi Responden

1. Nama : Ahmad Adyatma

Usia : 144 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : -2 SD sampai dengan 1 SD

Status Gizi : Normal

2. Nama : Edsel Kennino Ar Rozak

Usia : 17 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : >2 SD

Status Gizi : Gemuk

Penilaian KPSP : Normal semua

Berdasarkan penilaian pada KPSP, didapatkan responden yang berumur 17 bulan dinyatakan normal. Dengan rincian sebagai berikut, dilihat dari gerak halusnya, responden dapat mempertemukan dua kubus kecil yang Ia pegang, dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Dilihat dari gerak kasar, responden dapat berjalan sendiri, dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5detik, berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik, dapat membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan berdiri kembali tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, dapat berjalan disepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung. Dilihat dari sosialisasi dan kemandiriannya, responden dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai tanpa bantuan dan dapat menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek dan mengeluarkan suara yang menyenangkan. Penilaian menggunakan KPSP umur 15 bulan.

3. Nama : Gopan Kholiqul Anwar

Usia : 120 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : -2 SD sampai dengan 1 SD

Status Gizi : Normal

58

Page 59: isi makalah.docx

4. Nama : Shanti

Usia : 72 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : -2 SD sampai dengan 1 SD

Status Gizi : Normal

Penilaian KPSP : Normal semua

Berdasarkan penilaian KPSPm didapatkan responden berumur 72

bulan dinyatakan normal. Dengan rincian sebagai berikut, dilihat dari aspek bicara

dan bahasa, anak mampu untuk menunjuk warna dengan tepat, mampu menjawab

pertanyaaan dengan benar. Dari aspek gerak kasar, anak mampu untuk melompat

satu kaki tanpa berpegangan. Dari aspek gerak halus, anak mampu untuk

menggambar orang dengan baik, menggambar persegi dengan baik. Dari aspek

sosialisasi dan mandiri, anak mampu untuk berpakaian sendiri dan menjawab

pertanyaan dengan benar. Penilaian menggunakan KPSP umur 72 bulan.

5. Nama : Mahya Kiandra

Usia : 20 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : -2 SD sampai dengan 1 SD

Status Gizi : Normal

Penilaian KPSP : Normal semua

Berdasarkan penilaian pada KPSP, didapatkan responden yang

berumur 20 bulan dinyatakan normal. Dengan rincian sebagai berikut, dilihat

dari gerak halusnya, responden dapat mengambil benda kecil seperti kacang,

kismis, atau potongan biakuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.

Dilihat dari gabungan gerak halus dan sosialisasi kemandirian, responden

dapat menggelindingkan/melemparkan bola kembali ke anda. Dilihat dari

gerak kasar, responden dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-

kira 5 detik, dapat berdiri tanpa berpegangan selama 30 detik atau lebih, dapat

membungkuk untuk memungut mainan di lantai dan berdiri kembali tanpa

59

Page 60: isi makalah.docx

berpegangan atau menyentuh lantai dan berdiri kembali, serta dapat berjalan

di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung. Dilihat dari bicara

dan bahasa, responden dapat mengatakan salah satu diantara “papa” ketika ia

memanggil/melihat ayahnya, atau menggunakan “mama” jika

memanggil/melihat ibunya. Dilihat dari sosialisasi dan kemandirian,

responden dapat bertepuk tangan atau melambai-lambai tanpa bantuan, dapat

menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek dan

mengeluarkan suara yang menyenangkan, serta dapat memegang sendiri

cangkir/gelas dan minum dari tempat tersebut tanpa tumpah. Penilaian KPSP

menggunakan KPSP umur 18 bulan.

6. Nama : Islahul Anisa Anggraini

Usia : 84 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : 1 SD sampai dengan 2 SD

Status Gizi : Gemuk

7. Nama : Zaskia Nafa Imelda Putri

Usia : 27 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : - 2 SD sampai dengan 2 SD

Status Gizi : Normal

Penilaian KPSP : Normal semua

Berdasarkan penilaian pada KPSP, didapatkan responden yang berumur 27 bulan dinyatakan normal. Dengan rincian sebagai berikut, dilihat dari gerak halusnya, responden dapat meletakkan 1 buah kubus yang berukuran 2.5-5 cm di atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut. Dilihat dari gerak halus dan sosial kemandirian, responden dapat melepas pakaiannya seperti baju, rok, atau celananya. Dilihat dari gerak kasarnya, responden dapat berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan, dapat berjalan naik tangga sendiri dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Dilihat dari bicara dan bahasa, responden dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan” mama”, dapat menunjuk dengan

60

Page 61: isi makalah.docx

benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian yang lain) tanpa bimbingan, dapat membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta. Dilihat dari sosialisasi dan kemandirian, responden dapat meniru melakukan pekerjaan rumah dan dapat makan nasi tanpa banyak yang tumpah. Penilaian KPSP menggunakan KPSP umur 24 bulan.

8. Nama : Karina Nadia Putri

Usia : 120 bulan

Kategori Status Gizi

Indeks Massa Tubuh Menurut Umur : > 1 SD sampai dengan 2 SD

Status Gizi : Gemuk

61

Page 62: isi makalah.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Mean, Median, dan Modus dari Data

 

Umur (bulan)

TB (cm)

BB (kg)

LILA (cm)

LIKA (cm)

rata-rata (mean) 75.5 109 21 16.75 50.5625

nilai tengah (median)

78 111.75 19.25 31.5 50.5

nilai yang paling sering muncul (modus)

120 (-) 10 14 50.5

4.1.1 Berat Badan terhadap Umur

Pada penelitian yang telah dilakukan, diambil sampel 8 anak dari seluruh santri

TPA Nurul Huda dengan range usia yang cukup jauh dan bervariasi. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa rata-rata usia pada sampel tersebut adalah 75.5 bulan dengan rata-

rata berat 21 kilogram.

Hal ini sebenarnya menunjukkan angka berat badan terhadap umur yang

normal, yaitu untuk laki-laki sekitar 22.5 kilogram (dengan batas bawah 19 kilogram dan

batas atas 26.5 kilogram) dan untuk perempuan sekitar 22 kilogram (dengan batas bawah

18.5 kilogram dan batas atas 26.5 kilogram). Namun, dikarenakan adanya range usia

sampel yang terpaut jauh dan bervariasi maka data tersebut tidak dapat dipastikan

validitasnya.

4.1.2 Tinggi Badan terhadap Umur

Hasil pengukuran tinggi badan pada 8 sampel di TPA Nurul Huda didapatkan

rata-rata tinggi badan 109 cm. Pada anak usia 75.5 bulan idealnya memiliki rata-rata

tinggi badan 113 cm. Rata-rata kenaikan TB anak prasekolah 6—8 cm/tahun. Tinggi

badan akhir seorang anak dapat diprediksi sesuai dengan potensi genetiknya berdasarkan

data TB orangtua, dengan asumsi bahwa semua tumbuh optimal sesuai dengan

potensinya.

62

Page 63: isi makalah.docx

Hasil pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan angka tinggi badan

terhadap umur yang dibawah rata-rata tinggi badan terhadap umur yang ideal. Namun,

dikarenakan adanya range usia sampel yang terpaut jauh dan bervariasi maka data

tersebut tidak dapat dipastikan validitasnya lebih jauh.

4.1.3 Lingkar Lengan Atas (LILA) terhadap Umur

Hasil pengukuran LILA pada 8 sampel di TPA Nurul Huda didapatkan rata-rata

lingkar lengan atas 16.75 cm. Pada dasarnya, pertambahan lingkar lengan atas memang

relatif lambat. Saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama,

lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah

sampai usia 3 tahun.20

Hal ini juga tidak bisa dipastikan validitasnya karena range usia sampel yang

terpaut jauh dan bervariasi. Selain itu pengukuran LILA juga sangat sulit untuk

dipastikan validitasnya karena kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat

keterampilan pengukur) relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat

batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LILA daripada tinggi badan.

4.1.4 Lingkar Kepala (LIKA) terhadap Umur

Pada hasil analisis data didapatkan rata-rata lingkar kepala adalah 50.56 cm.

Pada anak dengan rata-rata usia 75.7 bulan, ukuran lingkar kepala ini adalah ideal, karena

pada saat usia 5-12 tahun lingkar kepala hanya naik sampai 52-53 cm dan barulah nanti

setelah usia 12 tahun ukuran lingkar kepala akan menetap dan tidak membesar lagi.

Lingkar kepala dapat menggambarkan pertumbuhan sel otak. Jika ukuran lingkar kepala

ideal dan tidak didapati adanya makrosefal maupun mikrosefal, maka bisa diasumsikan

bahwa pertumbuhan sel otak juga normal sesuai dengan umurnya.

Namun hasil rata-rata lingkar kepala terhadap umur ini juga tidak bisa

dipastikan validitasnya karena range umur sampel yang bervariasi dan terpaut jauh.

Maka, untuk memastikan validitas dari data tersebut ialah meninjaunya kembali setiap

sampel satu-persatu.

63

Page 64: isi makalah.docx

4.2 Hasil Pengukuran BMI (Body Mass Index)

Setelah dilakukan pengukuran BMI pada 8 anak TPA Nurul Huda dan

dikonversikan pada status gizi masing-masing anak, didapatkan hasil 5 anak dengan

status gizi normal dan 3 anak dengan kategori status gizi gemuk. Anak yang termasuk

dalam kategori status gizi gemuk adalah anak yang berusia 17, 84, dan 120 bulan.

Faktor yang mempengaruhi status gizi secara langsung adalah asupan makanan

dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga faktor yaitu ketahanan

pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan lingkungan kesehatan yang tepat,

termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan.18 Untuk mengetahui faktor apa yang

sebenarnya sangat berpengaruh pada anak-anak TPA Nurul Huda dibutuhkan penelitian

lebih lanjut karena tidak bisa jika hanya dengan melakukan pengukuran body mass index.

4.3 Hasil Pengamatan Menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

(KPSP)

Pengamatan perkembangan anak menggunakan KPSP hanya bisa diterapkan

pada anak usia 0 – 72 bulan (sampai 6 tahun). Oleh karena itu dalam pengamatan yang

telah dilakukan, hanya terdapat 3 anak sebagai sampel yang dapat diamati

perkembangannya menggunakan KPSP. Sampel yang diamati perkembangannya

menggunakan KPSP adalah anak berusia 17, 20, dan 27 bulan. Setelah dilakukan

pengamatan, 3 anak yang menjadi sampel tersebut menunjukkan status perkembangan

yang normal (KPSP terlampir).

Perkembangan anak dapat diukur menggunakan berbagai metode selain metode

KPSP. Salah satunya adalah metode Denver Developmental Screening Test (DDST).

Manfaat DDST tergantung pada umur anak. Pada bayi tes ini dapat mendeteksi berbagai

masalah neurologi seperti serebral palsi. Pada anak tes ini dapat membantu meringankan

permasalahan akademik dan social. Namun, pada penelitian ini dibatasi pada metode

KPSP.

64

Page 65: isi makalah.docx

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian dilakukan pada sampel 8 anak dari TPQ Nurul Huda dengan umur

144, 17, 120 (dua anak), 72, 20, 27 dan 84 bulan. Sampel didapat dengan metode random.

Tidak ada ketentuan tersendiri dari peneliti terhadap sampel yang akan diambil. Hal ini

menyebabkan adanya beberapa kendala pada pengukuran tinggi badan, berat badan,

LILA, LIKA. Salah satunya yaitu tidak bisa dipastikan validitas datanya pada

pengambilan ukuran penyebaran (mean, median, modus) data statistik pada data hasil

pengukuran. Beberapa hal yang menyebabkan hal itu terjadi diantaranya range usia yang

terpaut jauh dan bervariasi, pada LILA kesalahan pengukuran relatif lebih besar

dibandingkan dengan tinggi badan mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih

sempit pada LILA daripada tinggi badan, juga karena usia yang terpaut jauh

menyebabkan ukuran lingkar kepala juga relatif berbeda-beda.

Selain itu, juga telah dilakukan pengukuran BMI pada sampel dan

kemudian dikonversikan pada status gizi masing-masing anak. Hasil pengukuran

menunjukkan 5 anak dengan status gizi normal, yaitu yang berumur 144, 72, 27,

604, 120 bulan dan 3 anak dengan kategori status gizi gemuk yaitu yang berumur

17, 84 dan 120 bulan.

Pengukuran yang dilakukan tidak hanya pada aspek pertumbuhan saja,

tetapi juga perkembangan yang terjadi pada anak. Salah satu metode pengukuran

perkembangan adalah dengan menggunakan Kuisioner Pra Skrining

Perkembangan (KPSP). Namun pengamatan perkembangan menggunakan KPSP

hanya bisa diterapkan pada anak usia 0-72 bulan.Oleh karena itu pengamatan

hanya bisa dilakukan pada 3 sampel anak yaitu yang brusia 17, 20 dan 27. Dan

dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketiga sampel yang diteliti memiliki

status perkembangan yang normal.

65

Page 66: isi makalah.docx

5.2 Saran

Dalam sebuah penelitian diharapkan hasil penelitian dari sampel yang diambil

mampu mewakili atau digeneralisasikan pada populasi lain sehingga teori yang telah

didapatkan dari penelitian tidak hanya bisa diterapkan pada sampel yang digunakan tetapi

juga pada populasi lain. Namun pada penelitian ini sampel yang diambil masih terlalu

sedikit, sehingga hasil dari penelitian tidak bisa digeneralisasikan pada anak lain. Selain

itu, sampel yang lebih banyak dapat digunakan untuk meminimalisir adanya perbedaan

range umur yang terpaut jauh yang juga akan mempengaruhi dari validitas data.

66