ilmu kesehatan anak

60
ILMU KESEHATAN ANAK Nama : Nur’ainil Fauzi Nim : 111210223 STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

Upload: tio-ayahnya-athar

Post on 13-Dec-2014

78 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Kesehatan ANak

ILMU KESEHATAN ANAK

Nama : Nur’ainil Fauzi

Nim : 111210223

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

D III KEBIDANAN

2013

Page 2: Ilmu Kesehatan ANak

PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI

Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter

untuk menilai status kesehatannya.Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi

baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak

mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa.

2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang

memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.

3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi, seperti pemeriksaan refleks pada tahap

akhir.

4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang

bertujuan untuk memastikan normalitas dan mendeteksi adanya penyimpangan dari

normal. Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi

melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang

diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan,

dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

- Pengkajian Bayi Baru Lahir

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian/pemeriksaan fisik bayi baru

lahir adalah sebagai berikut:

Metode/Teknik Pengkajian :

Beruikut ini adalah metode yang dilakukan dalam pengkajian/pemeriksaan fisik bayi

baru lahir yaitu secara:

1. Inspeksi, dilakukan dengan menggunakan pengamatan/Observasi

2. Auskultasi, dilakukan dengan menggunakkan alat, seperti Doppler, Stetoskop

Page 3: Ilmu Kesehatan ANak

3. Palpasi, dilakukan dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk meraba adanya

normallitas atau abnormalitas

4. Perkusi, juga dengan menggunakan jari-jari dan tangan untuk mengetahui adanya

normalitas atau abnormalitas dari suatu organ.

- Prinsip Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir

1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan.

2. Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan dan pastikan pencahayaan baik.

3. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yang akan diperiksa (jika

bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti

kembali dengan cepat, periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.

- Peralatan Dan Perlengkapan

1. Kapas.

2. Senter.

3. Termometer.

4. Stetoskop.

5. Selimut Bayi.

6. Bengkok.

7. Timbangan Bayi.

8. Pita Ukur/Metlin.

9. Pengukur Panjang Badan

- Prosedur

a. Persiapan Diri dan Pasien

b. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksan.

c. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan,

sosial, faktor ibu (maternal), faktor perinatal, intranatal, dan neonatal.

d. Susun alat secara ergonomis.

e. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk

bersih.

Page 4: Ilmu Kesehatan ANak

f. Memakai sarung tangan

g. Letakkan bayi pada tempat yang rata.

- Pengukuran Anthopometri

a. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung diatas timbangan dan atur skala

penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.Hasil timbangan dikurangi berat

alas dan pembungkus bayi.Kemudian catat hasilnya.

NO UMUR BERAT BADAN (kg)

1 Lahir 3,4

2 0-1 bulan 4,3

3 2 bulan 5

4 3 bulan 5,7

5 4 bulan 6,3

6 5 bulan 6,9

7 6 bulan 7,4

8 7 bulan 8

9 8 bulan 8,4

10 9 bulan 8,9

11 10 bulan 9,3

12 11 bulan 9,6

13 12 bulan 9,9

14 1 tahun 3 bulan 10,6

15 1 tahun 6 bulan 11,3

16 1 tahun 9 bulan 11,9

17 2 tahun 12,4

18 2 tahun 3 bulan 12,9

19 2 tahun 6 bulan 13,5

20 2 tahun 9 bulan 14

Page 5: Ilmu Kesehatan ANak

21 3 tahun 14,5

22 3 tahun 3 bulan 15

23 3 tahun 6 bulan 15,5

24 3 tahun 9 bulan 16

25 4 tahun 16,5

26 4 tahun 3 bulan 17

27 4 tahun 6 bulan 17,4

28 4 tahun 9 bulan 17,9

29 5 tahun 18,4

- Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar.Ukur panjang badan dari kepala sampai

tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan.Alat ukur harus terbuat dari bahan yang

tidak lentur.Catat hasilnya.

- Pengukuran lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke

dahi.Catat hasilnya.

1. Lingkar kepala BBL : 33-35 cm (Lebih dari lingkar dada)

2. Kenaikan lingkar kepala tahun pertama 44-47 cm.

3. Perkiraan lingkar kepala :

6 bulan : 44 cm

1 tahun : 47 cm

2 tahun : 49 cm

- Pengukuran lingkar dada

Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada

(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu).

Page 6: Ilmu Kesehatan ANak

- Pemeriksaan Kepala

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya

normal.Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm, moulding yang

buruk atau hidrosefalus.Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang

kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal

kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba.

Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,

fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan

yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan

peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat

dehidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga, antara fontanel anterior dan posterior,

hal ini terjadi karena adanya trisomi.

Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal

hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.

Cara:

1. Lakukan inspeksi daerah kepala.

2. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya:

a. Maulage yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir

asimetri atau tidak.

b. Ada tidaknya caput succedaneum, yaitu edema pada kulit kepala, lunak

dan tidak berfiuktuasi, batasnya tidak tegas, dan menyeberangi sutura dan akan

hilang dalam beberapa hari.

c. Ada tidaknya cephal haematum, yang terjadi sesaat setelah lahir dan tidak

tampak pada hari pertama karena tertutup oleh caput succedaneum.

Ciri-cirinya :

a. konsistensi lunak

b. berfluktuasi

c. berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak

d. tidak menyeberangi sutura dan apabila menyeberangi sutura

kemungkinan mengalami fraktur tulang tengkorak.

Page 7: Ilmu Kesehatan ANak

Cephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.

Ciri-ciri cephal haematum:

a. Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang

menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak

tegas sehingga bentuk kepala tanpak asimetris, sering diraba terjadi fiuktuasi

dan edema.

b. Adanya fontanel dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan.

Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan

fontanel anterior menutup saat usia 12-18 bulan.

- Pemeriksaan Wajah

Wajah harus tampak simetris.Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini

dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti

sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat

trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.

- Pemeriksaan mata

di lakukan pada kelopak mata untuk menilai ada/tidaknya kemerahan atau

pembengkakan yaitu nanah yang keluar dari mata, dan perdarahan subkonjungtiva.

Langkah – langkah :

1. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

2. Periksa jumlah, posisi atau letak mata.

3. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.

4. Periksa adanya glaukoma kongenital.

Mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan

pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna

putih. Pupil harus tampak bulat.Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang

kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina.

5. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina.

Page 8: Ilmu Kesehatan ANak

6. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat

menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan

epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.

Cara mengidentifikasi kelainan mata

1. Lakukan inspeksi daerah mata.

2. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti:

a.Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara

menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka.

b. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya

berkurang.

c.Sindrom Down, ditemukan epicanthus melebar.

d. Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan

pada kornea.

e.Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih.

- Pemeriksaan Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih

dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus

diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral,

fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya

sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya

sifilis congenital.

Page 9: Ilmu Kesehatan ANak

Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang

menunjukkan adanya gangguan pernapasan.

Cara:

a.Amati pola pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut maka kemungkinan

bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana bilateral,

fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang menojol ke nasofaring. Sedangkan

pernapasan cuping hidung akan menujukkan gangguan pada paru.

b. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan

berdarah perlu,dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan

lain.

- Pemeriksaan Mulut

Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan

bibir menunjukkan adanya palsi wajah.Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia.

Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang

berasal dari dasar mulut).

Periksa keutuhan langit - langit, terutama pada persambungan antara palatum

keras dan lunak. Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang

biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.

Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema

otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda

foote).

Cara:

1. Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut.

2. Amati warna, kemampuan refieks menghisap.

3. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital.

4. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi bisanya disebut

sebagai Monilia albicans.

5. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen.

Page 10: Ilmu Kesehatan ANak

- Pemeriksaan Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.Pada bayi cukup bulan,

tulang rawan sudah matang.Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan

lengkungan yang jelas dibagian atas.

Perhatikan letak daun telinga.Daun telinga yang letaknya rendah (low set

ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).

Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan

dengan abnormalitas ginjal.

Cara:

Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejut maka pendengarannya

baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi

gangguan pendengaran.

- Pemeriksaan Leher

Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa

kesimetrisannya.Pergerakannya harus baik.

Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang

leher.

Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus

brakhialis.

Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa

adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.

Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan

adanya kemungkinan trisomi.

Cara:

Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya

maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher. Seperti kelainan tiroid,

himangiona dan lain-lain.

Page 11: Ilmu Kesehatan ANak

- Pemeriksaan tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua

lengan ke bawah. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang

kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.Periksa jumlah

jari.Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili.Telapak tangan harus dapat terbuka,

garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti

trisomi 21.Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut

sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

- Pemeriksaan genetalia

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi

lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis.

Periksa adanya hipospadia dan epispadia.Skrortum harus dipalpasi untuk

memastikan jumlah testis ada dua.Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora

menutupi labia minora.Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina.Terkadang

tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh

hormon ibu (withdrawl bedding).

- Pemeriksaan anus dan rectum

Anus dan rectum. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam

belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau

obstruksi saluran pencernaan.

- Pemeriksaan kaki

Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki.Periksa panjang kedua kaki dengan

meluruskan keduanya dan bandingkan.Kedua tungkai harus dapat bergerak

bebas.Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur,

kerusakan neurologis.Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki.

Page 12: Ilmu Kesehatan ANak

B. PEMERIKSAAN FISIK BALITA

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh data status kesehatan anak dan

sebagai dasar dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan pada anak meliputi keadaan

umum dan keadaan khusus.Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan wajah, mata,

telinga, hidung, mulut, faring, laring, dan leher.

- Pemeriksaan Kepala

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai lingkar kepala.Lingkar kepala

yang lebih besar dari normal disebut makrosefali, biasanya ditemukan pada penyakit

hidrocephalus.Sedangkan lingkar kepala kurang dari normal disebut mikrosefali.

Pemeriksaan lain yang dilakukan pada ubun-ubun atau fontanel. Dalam

keadaan normal ubun-ubun berbentuk datar. Ubun-ubun besar dan menonjol dapat

ditemukan pada keadaan tekanan intrakranial meninggi.Ubun-ubun cekung dapat

ditemukan pada kasus dehidrasi dan malnutrisi.

- Pemeriksaan Wajah

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai apakah asimetri atau tidak.Wajah

asimetri dapat disebabkan oleh adanya paralisis fasialis, serta dapat menilai adanya

pembengkakan daerah wajah.

- Pemeriksaan Mata

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya virus atau ketajaman

penglihatan.Pemeriksaan virus ini dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan

cahaya (khusus neonatus).

Pemeriksaan mata yang lain adalah menilai apakah terdapat palpebra

simetris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lain :

a. Ptosis adalah palpebra tidak dapat terbuka.

Penurunan kelopak mata

Page 13: Ilmu Kesehatan ANak

b. Lagoftalmos yaitu kelopak mata yang tidak dapat menutup dengan sempurna

sehingga kornea tidak dilindungi oleh kelopak mata

c. ditandai dengan kedua belah mata tidak tertutup sempurna.

d. Hordeolum merupakan infeksi lokal pada palpebra.

Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga dapat

diketahui dengan jumlah produksi air mata.Produksi air mata yang berlebihan

disebut epifora.Selain itu, pemeriksaan konjungtiva dilakukan untuk menilai ada

tidaknya perdarahan subkonjungtiva yang dapat ditandai dengan adanya hiperemia

dan edema konjungtiva palpebra.

Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan

normal berwarna putih. Apabila ditemukan warna lain, kemungkinan ada indikasi

penyakit lain. Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea. Apabila ada radang,

kornea akan tampak keruh.

Pemeriksaan pupil.Secara normal, pupil berbentuk bulat dan simetris.

Apabila diberikan sinar akan mengecil. Midriasis atau dilatasi pupil menunjukkan

adanya rangsangan simpatis.Sedangkan miosis menunjukkan keadaan pupil yang

mengecil. Pupil yang berwarna putih menunjukkan kemungkinan adanya penyakit

katarak

Pemeriksaan jernih atau keruhnya lensa dilakukan untuk pemeriksaan adanya

kemungkinan katarak.Lensa yang keruh dapat menjadi indikasi adanya kemungkinan

katarak.

Pemeriksaan bola mata.Kondisi bola mata yang menonjol disebut

eksoftalmos dan bola mata yang mengecil disebut enoftalmos.Starbismus atau juling

merupakan sumbu visual yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata.Selain

itu, terdapat nistagmus merupakan gerakan bola mata ritmik yang cepat dan

horizontal.

- Pemeriksaan Telinga

Pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai telinga bagian luar, telinga bagian

tengah, dan telinga bagian dalam.

Page 14: Ilmu Kesehatan ANak

Pada pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan

daun telinga dengan menentukan bentuk, besar dan posisinya. Pemeriksaan liang

telinga ini dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah

pemeriksaan membran timpani. Membran timpani yang normal akan berbetuk

sedikit cekung dan mengkilat. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat perforasi

atau tidak.Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada

daerah mastoid.Pemeriksaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala

untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan atau tidak.

- Pemeriksaan Hidung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya kelainan bentuk hidung

dan juga menentukan ada tidaknya epistaksis.Pemeriksaan yang dapat digunakan

adalah pemeriksaan rhinoskopi anterior dan posterior.

- Pemeriksaan Mulut

Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menentukan ada tidaknya,

a. Trismus yaitu kesukaran membuka mulut.

b. Halitosis yaitu bau mulut tidak sedap karena personal hygine yang kurang.

c. Labioskisis yaitu keadaan bibir yang tidak simetris.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada gusi untuk menilai edema atau tanda-

tanda radang.

Pemeriksaan lidah bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kongenital

atau tidak. Keadaan yang dapat ditemukan adalah,

a. Makroglosia yaitu lidah yang terlalu besar.

b. Mikroglosia yaitu lidahnya terlalu kecil.

c. Glosoptosis yaitu lidah tertarik ke belakang.

Kemudian dapat diperiksa ada tidaknya tremor dengan menjulurkan lidah.

Pemeriksaan gigi anak. Pertumbuhan gigi susu dimulai pada umur 5 bulan,

tetapi kadang-kadang satu tahun. Pada umur 3 tahun, ke-20 gigi susu akan tumbuh.

Kelainan yang dapat ditemuakn pada gigi antara lain yaitu adanya karies gigi yang

terjadi akibat infeksi bakteri. Pemeriksaan selanjutnya yaitu melihat banyaknya

pengeluaran saliva. Hipersaliva pada anak-anak kemungkinan terjadi karena gigi

mereka akan tumbuh, atau mungkin terjadi karena proses peradangan yang lain.

Page 15: Ilmu Kesehatan ANak

- Pemeriksaan Faring

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menilai adanya hiperemia, edema, abses

baik retrofaringeal atau peritonsilar.Edema faring umumnya ditandai dengan mukosa

yang pucat dan sembab, serta dapat ditentukan adanya bercak putih abu-abu yang

sulit diangkat pada difteri (pseudomembran).

- Pemeriksaan Laring

Pemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernapasan.

Apabila ditemukan obstruksi pada laring, maka suara mengalami stridor yang

disertai dengan batuk dan suara sesak. Pemeriksaan laring dilakukan dengan

menggunakan alat laringoskop, baik secara langsung maupun tidak langsung,

dengan cara dimasukkan ke dalam secara perlahan-lahan dengan lidah ditarik ke

luar.

- Pemeriksaan Leher

Pemeriksaan leher dilakukan dengan menilai adanya tekanan vena jugularis.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengondisikan pasien dalam kondisi telentang

dengan dada dan kepala diangkat setinggi 15º - 30º, kemudian dicek apakah

terdapat distensi pada vena jugularis. Selanjutnya lakukan pemeriksaan untuk

menilai ada atau tidaknya massa dalam leher.

C. PENYAKIT PADA ANAK

- Diare dan Muntah

Etiologi: terbanyak rotavirus, kmd alergi susu sapi, infeksi (disentri, parasit),

malabsorbsi

Page 16: Ilmu Kesehatan ANak

Gejala: BAB >3 kali/hari dengan konsistensi cair, terkadang tdp lendir dan darah,

muntah

Tanpa dehidrasi: air mata (+), mukosa mulut basah, palp tdk cekung, turgor cukup,

BAK (+) 4 jam/x jernih

Dehidrasi ringan-sedang: air mata (-), mukosa mulut kering, palpebra cekung, turgor

kurang, anak tampak haus, BAK >4 jam pekat

Dehidrasi berat: anak lemas tdk sanggup minum, turgor sgt lambat, BAK (-), ggn

sirkulasi

Tatalaksana: atasi dehidrasi → ORS (PedialyteR)

Tanpa dehidrasi: ORS 10 mL/kgbb/diare cair

Dehidrasi R-S: ORS 75 mL/kgbb dalam 3 jam I, ditambah 10 mL/kgbb/diare cair

Dehidrasi berat: infus RL 30 mL/kgbb dalam 1 jam, kmd rujuk

Diare dengan muntah → hati-hati dehidrasi berat, segera rujuk

Muntah: fisiologis (gumoh) usia 0-6 bulan, edukasi pada ibu. Bila berlebihan (BB ¯),

atau ada tanda-tanda infeksi/alergi susu, segera rujuk

a. Kesulitan Makan pada Anak

Biasanya usia 1-5 tahun

Etiologi: cara pemberian makan kurang tepat, kelainan psikologik, peny organik

(defisiensi vit/mineral, infeksi, parasit dll)

Tatalaksana: pemberian cukup nutrisi utk tum-bang, monitor tum-bang, edukasi Gizi

Buruk

b. Tetanus

Etiologi: Clostridium tetani. Port d’ entrée: luka-luka, otitis media perforata, karies,

umbilikus dll

Gejala: demam, diikuti kaku (bukan kejang) mulut atau trismus, otot-otot perut dan

anggota badan (spontan atau rangsang)

Tatalaksana: bersihkan jalan napas + O2, bersihkan luka dg H2O2 3%, antispasme

(diazepam 0,3-0,5 mg/kgbb iv), antibiotik PP 50.000 IU/kgbb/hari im, kmd rujuk

c. Mumps (Parotis Epidemik)

• Etiologi: virus yg menyerang kel parotis

Page 17: Ilmu Kesehatan ANak

• Gejala: infeksi virus (demam, sakit kepala, nyeri sendi/otot, malaise,

nyeri tenggorok, muntah/diare ringan, diikuti dg pembesaran kel parotis uni/bilateral

• Tatalaksana: isolasi (boleh di rumah), antipiretik/analgetik

d. Morbili (Measles,Rubeola)

• Usia: 6 bulan-5 tahun

• Stadium kataralis (4-5 hari): demam, gejala inf virus, konjungtivitis,

pembesaran KGB leher (rubeola), bercak Koplik, batuk, diare ringan

• Stadium erupsi (3-4 hari): makulapapular di wajah (blk telinga)

menjalar ke tungkai

• Stadium konvalesen: klinis membaik, makula hiperpigmentasi

• Komplikasi: bronkopneumonia, otitis media, laringitis, ensefalitis

• Tatalaksana: isolasi, antipiretik, vit A dosis tinggi, bila berat/komplikasi

→ rujuk

e. Pertusis

• Etiologi: Bordetella pertusis (batuk rejan, whooping cough)

• Gejala: lama >6 minggu

• Std kataralis (7-14 hr): batuk ringan terutama malam hari, pilek, demam

ringan

• Std spasmodik (2-4 mgg): batuk hebat, batuk panjang tanpa inspirasi,

perdarahan konjungtiva, epistaksis

• Std konvalesen (2 mgg): batuk mulai reda-sembuh

• Tatalaksana: AB eritromisin 30-50 mg/kgbb/hr (:4 dosis), antitusif

(codein), luminal

f. Demam Berdarah

Demam tinggi mendadak tanpa sebab jelas terus menerus 2-7 hari

Manifestasi perdarahan, tmsk RL (+)

Hepatomegali

Ggn sirkulasi

Trombosit <100.000/µL, Ht me >20%

Page 18: Ilmu Kesehatan ANak

Diagnosis positif jk ditemukan 2 kriteria klinis + trombositopenia dan

hemokonsentrasi

Gejala: demam, facial flush, nyeri perut, nyeri kepala, nyeri otot/sendi, perdarahan

Fase syok: hari ke-3 s/d ke-5 sakit

Tatalaksana: cek darah rutin (Hb, Ht, trombosit) terutama pd hr sakit ke 3-5, jika

positif DBD → rujuk

g. Tifus Abdominal

Demam >1 mgg: tifus, paratifus (A,B,C), malaria, tbc

Gejala: demam terutama sore-malam, ggn sal cerna (konstipasi, diare), nyeri perut

Usia: >5 tahun

Tatalaksana: bila nafsu makan me¯ hrs dirawat, AB kloramfenikol 100 mg/kgbb/hr

(:4 dosis) po maks 2 gr/hr selama 10 hari atau 3 hari bebas demam

h. Polio

Etiologi: enterovirus

Gejala: anoreksia, mual, konstipasi, nyeri perut, demam ringan, sakit kepala. Tiga

hari kemudian timbul kelumpuhan (lumpuh layuh)

Tatalaksana: segera rujuk ke RSCM, dan buat laporan ke puskesmas setempat

mengenai kasus lumpuh-layuh (KLB)

i. Parasit

Malaria dan cacingan

- MALARIA

Etiologi: plasmodium (vivax, falciparum, malariae, ovale)

Gejala: demam paroksismal-periodik, anemia, splenomegali. Karakteristik demam:

menggigil (½-1 jam)-puncak demam (1-2 jam)-berkeringat (5-8 jam)

Tatalaksana: klorokuin, kina

- CACINGAN

Page 19: Ilmu Kesehatan ANak

Cacing tambang (Ankilostomiasis), Cacing gelang (Askariasis), Cacing kremi

(Oxyuriasis)

Gejala: gizi kurang, perut buncit, pucat

Tatalaksana: kebersihan diri dan lingkungan, Pirantel pamoate 10 mg/kgbb dosis

tunggal

j. Tuberkulosis

Gejala: sering demam, batuk >2 minggu, anoreksia, berat badan tidak mau naik

Riwayat kontak KP (+)

Tb ekstra pulmonal: limfadenitis, limfadenopati multiple

Tatalaksana: uji Mantoux, LED, foto Ro, OAT (Rifampisin, INH, Pyrazinamide).

Lama pengobatan 6-9 bulan

k. Bronkopneumia

Peradangan parenkim paru (bakteri, virus, jamur)

Gejala: demam tinggi, batuk, sesak, sianosis, napas cuping hidung, tampak sakit

berat

Tatalaksana: segera beri oksigen → rujuk

l. Infeksi SSP

Ensefalitis: demam tinggi, kejang, penurunan kesadaran

Meningitis: demam, relatif sadar,

kejang ±, kaku kuduk, paresis saraf cranial

Tatalaksana: atasi kejang/kedaruratan → rujuk.

m. Kejang,Demam dan Epilepsi

Usia 6 bulan - 6 tahun

Kejang selalu didahului demam

Setelah kejang, pasien tetap sadar

Riw keluarga (+)

Kejang akan berulang bila demam

Sifat kejang: kejang umum, tonik/klonik

Tatalaksana: antipiretik+diazepam

n. Penyakit Jantung Bawaan

PJB sianotik dan non-sianotik

Page 20: Ilmu Kesehatan ANak

Terbanyak: Tetralogi of Fallot

Gejala: biru terutama bila menangis/mengejan, sering sakit-sakitan (batuk-pilek), clubbing

finger, bising jantung (+)

Tatalaksana: segera rujuk

o. Leukimia

Jenis keganasan paling banyak pada anak

Usia 3-5 tahun

Gejala: pucat, sering demam, nyeri sendi, perdarahan (organ atau kulit),

limfadenopati, organomegali (hepatosplenomegali)

Tatalaksana: segera rujuk

p. Kejang

Bedakan kejang dengan tremor, spasme, menggigil

Kejang: bila ditahan → otot tetap kontraksi, anak tidak sadar, sianosis/hipoksia

Tatalaksana: bersihkan jalan nafas, posisi miring (cegah aspirasi), O2, diazepam supp

(5 mg utk BB < 10 kg, 10 mg utk BB > 10 kg), atasi pencetus

q. Syok Anafilatik

Gejala: kardiovaskular (syok hipovolemik) pulmonal (sesak, spasme bronkus),

gastrointestinal (muntah, diare), kulit (urtikaria)

Tatalaksana: bersihkan jalan nafas, cegah aspirasi, O2, perbaiki sirkulasi (infus),

obat-obatan (adrenalin 0,3 mL subkutan dapat diulang tiap 5 menit; deksametason

0,5-1 mg/kgbb iv; difenhidramin 10 mg/kgbb im; bila mungkin terapi inhalasi)

r. Hiperpireksia

Suhu aksila: 40°C atau lebih

Tatalaksana: O2, surface cooling dengan kompres hangat, usahakan si anak segera

berkeringat, obat-obatan (parasetamol atau ibuprofen supp 10 mg/kgbb), banyak

minum (hidrasi)

Page 21: Ilmu Kesehatan ANak

D. PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

1. Keracunan

Curiga keracunan bila:

Tiba-tiba mendadak sakit

Gejala tidak sesuai untuk suatu keadaan patologis

Gejala menjadi progresif cepat

Anamnesis sesuai ke arah keracunan

Prinsip tatalaksana:

Nilai kesadaran dan tanda vital

Atasi kedaruratan (ABCD)

Jauhkan racun

Detoksikasi dan pemberian antidotum

Simtomatik

MENJAUHKAN RACUN

Subkutis

Pasang tourniquet proksimal dari tempat racun masuk, bila perlu suntikkan

adrenalin/epinefrin di tempat tersebut

Kulit

Pakaian dilepas, kulit dibersihkan dengan sabun dan air mengalir

Inhalasi

Segera berikan napas buatan untuk mengeluarkan udara/racun dari paru-paru

Tertelan/lambung

Bila masih <4 jam, dapat dicoba pemasangan NGT

Kumbah lambung

Rangsang muntah → rgs faring, beri minum (1-2 sendok makan garam dapur dlm

air hangat)

Page 22: Ilmu Kesehatan ANak

Kumbah lambung → air, soda, susu, norit Bilas lambung diulang ±20 kali dg

cairan 200-250 mL tiap kali kumbah lambung

Tidak semua racun dapat dilakukan kumbah lambung. Kontra indikasi: zat korosif

DETOKSIKASI DAN ANTIDOTUM

Setiap kemasan/botol asal racun, umumnya tercantum antidotum

Usahakan agar kemasan/botol racun dicari/bawa saat pasien dating

Contoh antidotum: atropin untuk keracunan organofosfat (BaygonR)

SIMTOMATIK

Bersihkan jalan napas, cegah aspirasi, oksigen

Atasi kejang, hiper/hipotermi

Atasi syok

Organofosfat

Pasang NGT, kumbah lambung → rujuk

Minyak tanah

Tidak boleh kumbah lambung

Banyak minum air putih → rujuk

Singkong

Atasi kegawatan → rujuk

Jengkol

Tablet bikarbonat/soda → rujuk

1. Luka bakar dan tersiram air panas

Akibat luka bakar:

Page 23: Ilmu Kesehatan ANak

Infeksi

Kehilangan protein dan cairan → syok

Penyembuhan → jaringan parut

Tatalaksana luka:

Cuci daerah luka bakar dengan air hangat (40°C)

Jaringan mati dan kulit yang lepas dibuang, bulla besar dipecahkan dan kulit

dibuang, bulla kecil dapat dibiarkan

Kompres luka dengan NaCl 0,9% atau dioles dengan antiseptik (BurnazinR)

Antibiotik: eritromisin, amoksisilin, klindamisin

ATS 1500 IU atau TT im, kecuali riwayat imunisasi lengkap

Luka bakar besar → segera rujuk setelah kedaruratan teratasi

2. Kecelakaan lalu lintas

Tatalakasana:

Nilai kesadaran, tanda vital

Atasi kedaruratan (ABCD)

Pem fisis: inspeksi, palpasi. Mulai dari ujung kepala hingga anggota gerak

Cari: lokasi perdarahan (luka lecet/robek), tanda-tanda fraktur/dislokasi (nyeri

gerak/palpasi, krepitasi, deformitas), trauma tumpul (lebam terutama daerah

dada/perut)

Perdarahan → atasi perdarahan (bebat, ligasi)

Fraktur/dislokasi → imobilisasi (pasang bidai)

3. Tenggelam

Tatalaksana:

Nilai kesadaran dan tanda vital

Atasi kedaruratan (ABCD) dan hipotermi

Segera rujuk

Komplikasi: asidosis, infeksi, aspirasi pneumonia

Page 24: Ilmu Kesehatan ANak

4. Kemasukan benda asing

Lokasi tersering:

Lubang hidung

Liang telinga

Tertelan benda asing

Tatalaksana:

Liang telinga → dapat dicoba ekstirpasi korpus alienum dengan menggunakan pinset

berujung runcing. Bila korpus alienum menutupi seluruh liang telinga → rujuk.

Lubang hidung → prinsip sama dengan korpus alienum pada liang telinga. Dapat

dicoba dengan meniupkan udara dari mulut dg satu lubang hidung ditutup

Bila pasien tersedak (korpus alienum masuk hingga sal napas/laring) → lakukan

perasat Heimlich

Tertelan benda asing → umumnya tidak membahayakan, korpus alienum akan

keluar bersama feses 18-24 jam kemudian. Kecuali bila pasien merasa nyeri di

daerah ulu hati, muntah (korpus alienum tersangkut di esofagus), atau korpus

alienum berupa logam dan tidak keluar dalam 24 jam

5. Gigitan binatang berbisa

Jenis binatang:

Ular

Lebah

Kalajengking

Kelabang

Tatalaksana (sebelum merujuk):

Nilai kesadaran dan tanda vital

Atasi kedaruratan (ABCD)

Page 25: Ilmu Kesehatan ANak

Ikat bagian proksimal dari luka sengatan, posisikan lebih tinggi dari jantung,

kompres dingin/es

Bila perlu lakukan insisi kecil untuk mengeluarkan sisa bisa yang ada

Obat kedaruratan: adrenalin, kortikosteroid (deksametason), antihistamin

(diphenhidramin), analgetik (parasetamol, ibuprofen)

E. JENIS OBAAT YANG DI PERBOLEHKAN DOSIS PEMBERIAN EFEK

SAMPING, INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

1. Jenis obat cair. Kebanyakan obat-obatan khusus untuk bayi dibuat dalam bentuk

cairan (sirup). Cara termudah untuk memberikannya adalah melalui pipet

(tabung suntik khusus untuk obat), usahakan untuk mengarahkan obat ke dinding

dalam pipi bayi dan bukan ke pangkal tenggorokan sehingga bayi tidak tersedak.

2. Jenis obat supositoria. Jenis obat ini biasanya diberikan pada bayi melalui anus.

Caranya masukkan obat yang ujungnya berbentuk seperti peluru ke lubang anus,

lalu rapatkan kedua belah pantat bayi selama beberapa saat agar obat tidak

terdorong keluar lagi.

3. Jenis obat tetes. Obat ini biasanya diberikan sebagai obat tetes mata, obat telinga

atau obat untuk mengatasi masalah di hidung.

Tak ada salahnya jika orangtua meminta saran dari apoteker atau dokter mengenai

obat-obatan yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter. Selain itu pastikan juga

bahwa obat tersebut sesuai dengan usia anak, menyimpannya di luar jangkauan

anak-anak serta dosis yang diberikan tidak melebihi dosis harian. Ketahui obat-obat

apa saja yang bisa dikonsumsi, yaitu:

Obat Kegunaan Cara pakai

Page 26: Ilmu Kesehatan ANak

Parasetamol Demam dan nyeriOral (mulut) dan

anus (supositoria)

IbuprofenDema, nyeri dan

peradanganOral (mulut)

Obat batukBerbagai tipe batuk (kering,

berdahak dan lainnya)Oral (mulut)

AntihistaminReaksi alergi akut, alergi

serbuk sariOral

Cairan

rehidrasi

Gastroenteritis (peradangan

organ perut dan usus) akut

dan penyakit dengan risiko

dehidrasi

Dicampur dengan

air (oralit) untuk

diminum

Tetes hidung

salin

Melapangkan hidung yang

tersumbat

Nasal (lewat

hidung)

Gaviscon bayi

Mengobati refluks

gastroesofageal (naiknya

asam lambung ke

tenggorokan)

Dicampur dengan

susu

Laktulosa Sembelit ringan Oral

Senna Sembelit sedang Oral

Krim steroid Eksim yang meradangDioleskan pada

kulit

Emolien Kulit kering dan eksimDioleskan pada

kulit

Gel gigi Gusi nyeriDioleskan pada

gusi

Lotion telur

kutuKutu rambut

Digunakan pada

kulit kepala

Page 27: Ilmu Kesehatan ANak

Obat cacing Untuk cacing kremiBentuk tablet atau

sirup

Hal terpenting yang harus dipahami oleh orangtua adalah jangan pernah memberikan

aspirin pada anak di bawah usia 16 tahun kecuali diresepkan oleh dokter anak. Hal

ini karena aspirin dihubungkan dengan penyakit langka yang berpotensi mematikan

dan disebut dengan sindrom Reye.

A. ANTIBIOTIK

AMOKSISILIN (Amoxsan R )

Indikasi: infeksi sal napas, sal kemih

Dosis (per oral):

Bayi < 3 bulan → 30 mg/kgbb/hr (:2-3 dosis)

> 3 bulan → 20-40 mg/kgbb/hr (:3 dosis)

Lama terapi 7-10 hari

ES: diare, hipersensitif/alergi

KI: pasien hipersensitif

ERITROMISIN (Erythrocin R )

Indikasi: infeksi sal napas, kulit

Dosis (per oral): 30-50 mg/kgbb/hr (:4 dosis). Lama terapi 7-10 hari.

ES: diare, mual, muntah, nyeri perut, hipersensitif/alergi.

KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati

KOTRIMOKSASOL (Sanprima R )

Indikasi: infeksi sal kemih, sal napas, disentri/diare

Dosis TMP (per oral): 6-8 mg/kgbb/hr (:2 dosis) Lama terapi 7-10 hari.

ES: diare, mual, muntah, hipersensitif/alergi, sindrom Stevens-Johnson, anafilaksis

KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati/ginjal, riwayat alergi berat, bayi < 2 bulan

Page 28: Ilmu Kesehatan ANak

B. ANTELMINTIK (OBAT CACING)

PIRANTEL PAMOAT (Combantrin R )

Indikasi: infestasi cacing tambang, cacing gelang

Dosis (per oral): 10 mg/kgbb (dosis tunggal)

ES: diare, mual, muntah, hipersensitif

KI: pasien hipersensitif, ggn fungsi hati, malnutrisi berat, anemia, anak < 2 tahun

C. ANTIJAMUR

NISTATIN (Mycostatin R )

Indikasi: infeksi jamur kandida

Dosis (per oral):

Neonatus → 4 x 100.000 U

Bayi/anak > 3 bulan → 4 x 250.000-500.000 U Lama terapi s/d 2 hari bebas gejala.

ES: diare, mual, muntah, hipersensitif

KI: pasien hipersensitif

D. ANTIALERGI

KLORFENIRAMIN MALEAT (CTM R )

Indikasi: rhinitis, urtikaria

Dosis (per oral):

2-6 thn → 1 mg/x (maks 4 kali/hari)

6-11 hn → 2 mg/x.

> 11 thn → 4 mg/x

ES: mengantuk, mulut kering, sekret/mukus kental, retensi urin

KI: serangan asma akut, ggn fungsi ginjal dan kardiovaskular

E. SIMTOMATIK: antipiretik/analgetik, antiemetik

Page 29: Ilmu Kesehatan ANak

PARASETAMOL (Panadol R )

Indikasi: demam, nyeri ringan

Dosis (per oral): 10-15 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 4-6 jam

ES: ggn fungsi hati

KI: hipersensitif, ggn fungsi hati dan fungsi ginjal

IBUPROFEN (Proris R )

Indikasi: demam, nyeri ringan-sedang

Dosis (per oral): 5-10 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 6-8 jam

ES: mual, ulkus peptik, nyeri ulu hati, diare

KI: hipersensitif, asma bronkial, ggn fungsi hati dan ginjal, ggn pencernaan

F. OBAT TOPIKAL

Antijamur: mikonazol salep 3 x sehari

Antialergi/eksim: hidrokortison 1-2½% 3 x sehari

Abses/ulkus: Gentamisin salep 3 x sehari, Rivanol/NaCl 0,9% kompres tiap 4 jam

Ruam popok: NaCl 0,9% kompres tiap 4 jam

G. VITAMIN

Boleh diberikan multivitamin sirup dengan dosis:

Anak < 1 tahun → 1 x 0,3-0,5 mL (drops)

Anak > 1 tahun → 1 x cth I

Multivitamin diberikan hanya sebagai suplemen, bukan terapi

H. OBAT KEDARURATAN

DIAZEPAM

BB < 10 kg → 5 mg (suppositoria)

BB > 10 kg → 10 mg (suppositoria)

Page 30: Ilmu Kesehatan ANak

0,3 mg-0,5 mg/kgbb/x, intravena

Hati-hati depresi pernapasan

ADRENALIN (larutan 1:1000)

0,01-0,03 mL/kgbb/x (maks 0,5 mL/x) subkutan

0,1-0,3 mL/kgbb/x (larutan 1:10.000) intravena

Efek: takikardi, kontraksi jantung me, vasokonstriksi

DEKSAMETASON

0,5-1 mg/kgbb/x (inisial) intravena, kemudian 0,5 mg/kgbb/hari (:3) intravena

Efek: hipertensi, ulkus peptik, muntah, pruritus

I. ANTIEMETIK (ANTIMUNTAH)

DOMPERIDON (Vometa R )

Indikasi: muntah, regulasi peristaltic

Dosis (per oral): 0,25 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 8 jam

ES: diare, kembung

KI: obstruksi sal cerna

J. MUKOLITIK

BROMHEKSIN (Bisolvon R )

Indikasi: batuk berdahak

Dosis (per oral): 0,3 mg/kgbb/x, dapat diberikan tiap 8 jam

ES: mual, diare, nyeri lambung

KI: hipersensitif, ulkus peptik

2. NUTRISI/GIZI BAYI DAN BALITA

Tubuh manusia dalam ( termasuk bayi dan balita ) memerlukan zat-zat yang berasal

dari makanan, yang disebut zat-zat gizi. Sementara itu istilah ‘Gizi” berasal dari kata

“Gizawi”(bahasa Arab), yang berarti pemberian zat-zat makanan kepada sel-sel dan

jaringan tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan normal dan sehat.

a. Kecukupan Gizi Pada Bayi

Page 31: Ilmu Kesehatan ANak

Pemanfaatan dalam tubuh menghasilkan keadaan kesehatan yang disebut

keadaan gizi, keadaan gizi adalah keadaan kesehatan sebagai hasil masukkan zat gizi

b. Kecukupan Gizi Pada Balita

Begitu pula dengan masa balita kecukupan gizi sangat penting bagi kesehatan

balita, dimana seluruh pertumbuhan dan kesehatan balita erat kaitannya dengan

masukkan makanan yang memadai. Masa balita disebut juga “golden period” atau

masa keemasan.

c. Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi Dan Balita

Tumbuh kembang bayi dan balita, selaindipengaruhi oleh faktor keturunan

juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Gizi/Nutrisi merupakan salah satu faktor

lingkungan dan merupakan penunjang agar proses tumbuh kembang tersebut dapat

berjalan dengan memuaskan. Makanan yang diberikan pada bayi dan balita akan

digunakkan untuk pertumbuhan badan,karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat

dipakai sebagai ukuran untuk memantau kecukupan gizi bayi dan balita.

d. Tumbuh Kembang Otak

Pertumbuhan berarti penambahan jumlah dan ukuran sel dengan jalan

membelah diri dan peningkatan diferensial sel. Salah satu pertumbuhan yang penting

diperhatika adalah pertumbuhan otak yang terjadi sejak janin dalam kandungan

hingga usia 2 tahun kehidupannya. Setelah 2 tahun, laju ( kecepatan) bertumbuahn

melamban, tetapi ukuran masa otak bertambah. Proses tumbuh kembang otak

diawali dengan penambahan jumlah sel (proliferasi), pembesaran sel dan mielinisasi.

Proses proliferasi adalah proses pembelahan sel yang terjadi terus menerus.

Proses mielinisasi adalah dmna sel-sel saraf dilapisi mielin. Pelapisan myelin

merupakan membran ( lapisan tipis) yang terdiri atas lemak dan berfungsi sebagai

isolator sekeliling serabut saraf dan penting dalam kecepatan penghantaran impuls

( ransang ) saraf.

1. Bayi Baru Lahir

a. Kapan di berikan nya nutrisi:

a) Pastikan bayi lahir tanpa ada resiko

b) Minitor tanda vital dalam 2 jam ; normal

c) Reflex hisap (+)

Page 32: Ilmu Kesehatan ANak

d) Saluran pencernaan (mulut-anus) normal

e) Tidak tampak sakit

b. Yang di berikan dalah:

a) ASI/PASI

b) Boleh didahului dengan pemberian D 10% 2-5 ml

c) Tidak boleh makanan padat

c. Pilihan pasi

a) NKB : susu hipoalergen , protein hidrolisat, (Enfamil HA, pepti junior)

b) NCB : susu biasa khusus bayi

c) PJT/KMK : susu tinggi kalori (susu untuk bayi berat lahir rendah)

d. Cara pemberian nutrisi:

a) Hindari memakai dot

b) Mulai dengan volume kecil (1ml, 5ml, 10ml, dan seterusnya)

c) Frekuensi pemberian tiap 2-3 jam sekali

d) ASI : harus kedua payu dara

e) Setelah minum : sendawa, posisi ½ duduk

f) Jangan lupa monitor toleransi minum

e. Yang di monitor:

a) Toleransi minum baik

b) Gumoh / muntah <4kali sehari

c) Volume muntah <50% dari minum sebelumnya

d) Tidak diare atau kembung (ASI <8kali per hari, PASI <5 kali perhari), ampas>air

e) BB naik

f. Penambahan berat badan

Usia satu minggu setelah lahir :bb tetap atau turun maksimal 10% dari berat

lahir.

Setelah usia satu minggu:

BL 1-2 kg: 12-15 gram/kg/hari

BL > 2kg : 8-12 gram/kg/hari

Atau 15 sampai 30 gram perhari.

g. Penambahan berat badan:

Page 33: Ilmu Kesehatan ANak

3 bulan I:750 g – 1kg perbulan

3 bulan II : 500 g – 750 g per bulan

3 bulan III : 350 g – 500 g per ulan

3 bulan IV : 150 g – 250 g per bulan

2. Kebutuhan Nutrisi

a) Karbohidrat

b) Nutrisi

c) Lemak

d) Vitamin

e) Mineral

f) Air

3. Kebutuhan Cairan

KEBUTUHAN CAIRAN

BAYI CUKUP BULAN

Usia (hari) Cairan (ml/kg/hari)

2 50

3 60

4 80

5 100

10 130

KEBUTUHAN CAIRAN

BBLR (ml/kg/hari)

Um

ur

Berat badan (kilogram)

Page 34: Ilmu Kesehatan ANak

0

,

7

5

-

1

1

-

1

,

2

5

1

,

2

5

-

1

,

5

1

,

5

-

2

,

5

Mgg

I,1

9

8

9

1

8

0

,

5

6

0

-

8

0

Mgg

I,2

1

1

2

1

0

4

9

2

9

0

-

1

1

0

Mgg

I,3

1

4

0

1

3

0

1

1

5

1

2

0

-

1

6

0

Mgg

II

1

4

5

1

4

0

1

2

5

1

2

0

-

Page 35: Ilmu Kesehatan ANak

1

6

0

Mgg

III

1

5

0

1

4

0

1

3

5

1

2

0

-

1

6

0

Mgg

IV

1

5

0

1

4

0

1

3

5

1

2

0

-

1

6

0

KEBUTUHAN CAIRAN

KEBUTUHAN CAIRAN PADA BAYI DAN ANAK

UMUR CAIRAN (ml/kg/hari)

Page 36: Ilmu Kesehatan ANak

3 bulan 140-160

6 bulan 130-155

9 bulan 125-145

1 tahun 120-135

2 tahun 115-125

4 tahun 100-110

6 tahun 90-100

10 tahun 70-85

14 tahun 50-60

18 tahun 40-50

a) Kebutuhan cairan /pasi pada bayi cukup bula:

Mgg I : 8x 30ml per hari

Mgg II : 8x 60ml per hari

Mgg III : 8x 90ml per hari

Mgg IV : 8x 90-120ml per hari

1-3 bulan : 8x 120-150ml per hari

3-6 bulan : 8x 150-180ml per hari

b) Kebutuhan cairan pada anak:

Rumus Darrow/holiday-segar:

BB<10-10kg: 100ml/kg/hari

BB> 10-20 kg:1000+ [(BB-10)x50]ml/hari

BB>20kg :1500 + [(BB-20]ml/hr

4. Makanan Padat

Makanan padat dibeikan setelah 6 bula

a. Jenis makanan nya:

a) Bubur susu 2 kali sehari (umur 6-7bulan)

b) Nasi tim saring 2-3 kali sehari (7-9bulan)

c) Nasi tim 2-3 kali sehari (9-12bulan)

d) Nasi biasa 2-3kali sehari (>12bulan)

b. Makanan tambahan

Page 37: Ilmu Kesehatan ANak

a) Buah/biscuit 2 kali (>6 bulan sampai dengan seterusnya)

c. Jadwal: waktu pemberian harus tetaap, makanan utama :pagi,sore , makanan

tambahan pukul 9-10 atau 13-15

d. Anak tidak boleh di paksa makan

e. Anak harus menikmati makanan dan proses makan

f. Usahakan ada orang dewasa yg ikut proses makan (anak akan mencontoh)

g. Buah/biscuit kurang leih 80kkal. Bahan : buah 50gr (satu buah pisang). Biscuit

25gr(2-3buah biscuit) Biscuit dpt diganti dengan pudding, caramel, agar , bubur

kacang hijau halus.

h. Bubur susus (energy 217 kkal, protein 7 gr lemak 7gr, karbohidrat 30gr, bahan:

tepung 20gr,susu cair 200ml, atau susu bubuk 30-40gr, gula pasir 10gr.

i. Nasi tim, energy 155kkal. Protein 7,8gr, lemak 36gr, kasbihidrat m=22 gr,

j. LLm 1000 kkal

k. Makanan cair 2000 kkal

l. Maknan cair tanpa susu (tps /nabati 1000kkal.

m. PREDA (porridge Reffeding Daging Ayam).

3. SISTEM RUJUKAN

a) Informed consent

b) Berjenjang

c) Penulisan rujukan jelas

d) Atasi kedaruratan

e) Darurat → pendamping tenaga kesehatan

f) Pastikan tempat rujukan dapat mengatasi masalah pasien

Formulir rujukan:

Tempat rujukan

Tempat dan tanggal (bila perlu jam saat merujuk)

Page 38: Ilmu Kesehatan ANak

Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, berat badan)

Diagnosis penyakit dan riwayat singkat perjalanan penyakit

Tatalaksana yang sudah diberikan

Alasan merujuk atau konsultasi yang diminta

Ucapan terima kasih, tanda tangan dan nama jelas perujuk

4. Tatalaksana Kegawatan Bayi Baru Lahir

1. APGAR SCORE (AS), Virginia Apgar

0 1 2

Nadi - <100 >100

Nafas -/tdk

teratur

Menan

gis

lemah

Menangis

kuat

Refle

x

(sucti

on

hidun

g)

- mering

is

Batuk/

bersin

Otot - Sdkt

fleksi

di ekstr

Gerakan

aktif

Kulit Pucat/

biru

Biru di

akral

merah

Normal AS=7-10

Asfiksia ringan atau sedang AS=4-6

Asfiksia berat AS<4

a. Satu mnit pertama setelah bayi lahir (tali pusat di putuskan),

Page 39: Ilmu Kesehatan ANak

Jika scornya <7 ,AS diulang 5 menit kmudian untuk mnilai keberhasilan resusitasi,.

Jika hasil AS tetap <7 . resusitasi dihentikan jika setelah 20 menit, AS tetap <7.

b. Penyebab AS rendah :

a) Gawat janin, (hipoksia dalam kandungan)

b) Anastesi atau analgesic pada ibu yg partus dengan SC

c) Bayi kurang bulan

d) Persalinan sulit atau traumatic

e) Suction yg berlebihan pada faring setelah persalinan

f) Respiratory distress berat.

c. Factor resiko bayi dengan AS rendah

a) Adanya tanda tanda vetaldisstress selama persalinan

b) Masa gestasi <37 mg

c) Presentasi abnormal dari janin

d) Persalinan sulit atau traumatic

e) Anastesi atau analgesi(morin atau petidin 4 jam sebelim partus)

1. Resusitasi Bayi Baru Lahir

Setelah lahir, bayi secepatnya di keringkan dengan handuk hangat

kemudian ditempatkan pada tempat yang cukup hangat.

Jika bayi belum menangis, dapt di stimulasi dengan menjentikan secara perlahan

telapak kaki nya, bayi yang lahir lahir langsung menangis, tidak perlu di suction,

karena kadang-kadang suction dapat memicu apnea. Jika dengan stimulasi, bayi

tetap tidak menangis >> resusitasi (ABCD).

a. Airway

Bersihkan jalan nafas dengan suction catheter, jangan terlalu dalam (cukup 5 cm dari

ujung cateter) , karena dapat memicu reflek vagal. Jangan menghisap lender dari

hidung sebelum mulut dan tenggorokan bersih dari lender (karena sering

menyebabkan bayi gasping).

Jika bayi belum juga menangis , pasng face mask oxygen yang di hubungkan dengan

fentilation bag (leher bayi harus extensi , dan mask harus menutupi wajah)satu atau 2

kali pompa, sering merangsang bayi untuk menangis. Pemberian oxygen 100%

Page 40: Ilmu Kesehatan ANak

selama resusitasi tidak berbahaya asalkan di berikan waktu yang singkat. Jika bayi

tetap tidak bernafas (lidah biru) pasang mask ventilation (breathing).

b. Breathing

Pasang mask ventilation(harus menutupi hidung dan mulut).berikan pompa nafas

40x/menit(lihat pergerakan dinding dada). Jika bayi tetap tidak bernafas ( lidah biru)

>> intubasi. Waktu mengerjakan intubasi: 30 detik, jika setelah 30 detik , intubasi

belum berhasil keluarkan laringoskop dari mulut bayi, pasang kembali mask

ventilation untu beberapa menit,. Setelah itu intubasi dapat di coba kembali jika ETT

telah terpasang, berikan pompa nafas 40x/menit . jika bayi bernafas (lidah merah

muda) dan denyut jantung >100x/menit , maka ETT dapat di lepas . jika bayi apnea

atau denyut jantung <80x/menit >>message jantujng (circulation).

c. Circulation

Mesase di berika dengan frekuensi 100x/menit . vetilasi diberikan setiap setelah 3

kali mesase.

d. Druas

a) Narcan (nalokson) diberika jika ibu mendapatkan petidin atau morfin 4 jam sebelum

persalinan . 1l ampul narcon mengandung 0,4mg nalokson, nalokson diberikan

dengan dosis 0,1 mg/kgbb atau 0,25 ml/kgBB i.m (anterorateral paha)

b) 2ml/kgBB natrium bikarbonat 4% di berikan untuk koreksi asidosis (melalui vena

umbilikalis) . natrium bikarbonat 4% hanya diberikan jika ventilasi telah adekuat.

c) Adrenalin 1:10.000 (1 ml adrenalin 1:1000 dilarutkan dalam 9 ml Nacl 0,9%) dapat

diberikan melalui ETT atau vena umbilikalis. Dosis: 1 ml untuk bayi cukup bulan,

dan 0.5ml untuk bayi kurang bulan .

d) Jika perfusi bayi masih jelek , dapat di berikan plasma (heamacce/ plasmalyte hB)

dosis: 10ml/kgBB , di berikan perlahan lahan (>10menit) melalui vena umbilikalis.

2. Aspirasi mekonium

Semua yang lahir dengan meconium stained perlu penanganan khusus

untuk mencegah aspirasi mekonium. Sewaktu masih di dalam rahimatau jalan lahir ,

akibat usaha nafas bayi , ekonium dapat masuk hingga alveolus . mekonium masuk k

enzim pancreas yang dapat meurusak paru-paru, kulit lambung dan mata bayi.

Caranya:

Page 41: Ilmu Kesehatan ANak

Setelah lahir kepala tahan bahu, cegah ibu mengedan , lakukan suction, pada mulut

dan faring bayi. Setelah bersih barulah bayi di lahirkan dengan lengkap.

Jika setelah lahir kepala , bayi angsung menangis langsung keluarkan bayi , dengan

lorongoskop, di lakukan suction sampai melewati pita suara untuk membersihkan

mekonium dari trakea dan bronkus. Jika perlu dapat di lakukan intubasi.

Pada persalinan dengan secsio cesaria prinsipnya sama.

Semua bayi yang telah diresusitasi, harus di awasi minimal selama 4 jam (suhu,

nadi ,nafas, warna kulit, aktivitas , dan kadar gula darah) . rawat dala incubator ,

berikan cairan dan energy , bayi jangan di mandikan.

Mekonium yang terftelan bayi dapat menyebabkan gastritis( bayi dapat muntah yang

mengandung mucus dan mekonium) . lakukan bilas lambung dengan cairan na-

bikarbonat 2%, setelah lambung bersih berikan kolostrum.

3. Komplikasi Bayi Baru Lahir

Usia gestasi normal (aterm) 37-42 minggu , bb lhir normal pad bayi cukup

bulan :2500-4000gram .

a. Komplikasi yang sering terjadi pada bbl kurang bulan; asfiksia, hipotermi,

hipoglikemi, HMD, apnea berulang, poor feending, jaundice, infeksi, anemia,

periventricular haemorrhage, patent ductus arteriosus (PDA).

b. Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir lebih bulan:

Trauma lahir oleh karena chepalopelvic, disproportion, fetal distress oleh karena

plasenta tidak ckup menyediakan energy dan oksygen pada janin>>aspirasi

mekonium. Bayi akan sesak nafas, lama kelamaan sesak akan bertambah berat oleh

karena mekonium makin masuk ke dalam alveolus.

Soft tissue(muscle, subcutaneosus fat) wasting saat lahir, oleh karena insufisiensi

plasenta.

Tramsient respiratory distress of new borndi sebabkan karena pada saat lahir melalui

SC paru-paru bayi tidak mengalami dekompresi jaln lahr sehingga sisa lender dalam

paru tidak keluar.

4. Pedoman Bayi Baru Lahir

a. Bayi sehat

Page 42: Ilmu Kesehatan ANak

Apgar score : 7-10

Cukup bulan :37-42 minggu

BB sesuai masa kehamilan: 2500-4000 gram

b. Obserfasi 2 jam setelah bayi lahir

Bayi aktif(tonus otot baik) , menangis kuat, kulit merah dan hangat hingga kaki dan

tangan , perfusi cukup (<4detik), frek nafas < 60 kali/menit tidak sesak.

Frek nadi >100KALI/MENIT. Suhu 36,5-37,5 derajat celcius. Toleransi minum

baik, reflex hisap baik. Mekonium keluar pada hari pertama; vit k 1mg im, (bayi

cukup bulan ), 0,5 mg i.m (bayi premature).

5. Factor Resiko Sepsis

Mayor Minor

KPD > 24 jam ibu demam

(>38derajat C) saat

intrapartum kariomanionitis

(ketuban keruh berbau)

Gawat janin

(>160kali/menit)

KPD>12jam ibu demam

(>37,5derajat C) saat

intrapartum

Leukosit ibu > 15.000/L,

apgar score menit ke -1 <5,

mnit ke 5<7

BB lahir < 1500 gram

Gestasib< 37mnggu

Kehamilan ganda, keputihan

berbau busuk.

DAFTAR PUSTAKA

Maryanti dwi, 2011, buku ajar neonatus, bayi dan balita.Tran info media : Jakarta

Dewi lia Vivian nanny, 2010, buku asuhan neonatus bayi dan anak balita. Salemba media:

jogyakarta

Page 43: Ilmu Kesehatan ANak

Maryunani anik, 2010, buku ilmu kesehatan anak dalam kebidanan. Trans info media: Jakarta