hubungan peran petugas kesehatan dan...

50
HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BABY BLUES DI BPS YUNIAR KECAMATAN BLANG BINTANG KABUPATEN ACEH BESAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh Oleh: CUT AYUNA YUSTISIA NIM: 10010007 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

Upload: hoangliem

Post on 07-Jul-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA INFORMASI

DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BABY BLUES

DI BPS YUNIAR KECAMATAN BLANG BINTANG

KABUPATEN ACEH BESAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah

Banda Aceh

Oleh:

CUT AYUNA YUSTISIA

NIM: 10010007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH

TAHUN 2013

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN PETUGAS KEHATAN DAN MEDIA NFORMASI

DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BABY BLUES

DI BPS YUNIAR KECAMATAN BLANG BINTANG

KABUPATEN ACEH BESAR

Cut Ayuna Yustisia1, Cut Yuniwati

2

x + 37 halaman : 6 tabel, 2 gambar, 12 lampiran

Latar Belakang: Baby blues adalah suatu keadaan dimana terjadinya ketidakstabilan jiwa pada seorang wanita pasca persalinan. Sehingga keadaan ini membuat jiwa Ibu labil.

Pada beberapa penelitian, didapati bahwa keluarga dan provider kesehatan yang tidak

tanggap akan kondisi kejiwaan Ibu, akan menyebabkan terjadinya depresi post partum pada Ibu (US. Departement Of Health and Human Service, 2006).

Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Media

Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar,

Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat analitik, populasi dalam penelitian ini adalah

semua Ibu hamil yang berkunjung di BPS Yuniar pada bulan Januari dan Februari,

Jumlah sampel 42 orang. Tehnik pengambilan sampel adalah total populasi. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Pengolahan data dengan uji

Statistik Chi-square.

Hasil Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 s/d 21 Juli 2013, dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa dari 15 responden yang ada mendapatkan peran petugas kesehatan 11 (73,3%) Ibu berpengetahuan baik, dari 27 responden yang tidak ada

mendapatkan peran petugas kesehatan 20 (74,1%) Ibu berpengetahuan kurang. Dari hasil

uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan p = 0,004 (p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran petugas kesehatan

dan pengetahuan. Sedangkan dari 9 responden yang ada media informasi 5 (55,6%) Ibu

berpengetahuan baik, dan dari 33 responden yang tidak ada media informasi 20 (60,6%) Ibu berpengetahuan kurang. Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan

p = 0,625 (p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

media informasi dan pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti menyarankan kepada

petugas kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat terutama Ibu hamil tentang Baby blues.

Kata Kunci : Baby blues, Peran Petugas Kesehatan, Media Informasi

Sumber : 10 dari buku (2001-2006) dan 8 internet (2006-2008)

1 Mahasiswi Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah

2 Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim

Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, 16 Oktober 2013

Pembimbing

(CUT YUNIWATI, SKM, M. Kes)

MENGETAHUI:

KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH

(NUZULUL RAHMI, SST)

iv

PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, 16 Oktober 2013 Tanda tangan

PEMBIMBING : CUT YUNIWATI, SKM, M.Kes ( )

PENGUJI I : RAHMAYANI, SKM, M.Kes ( )

PENGUJI II : RACHMADY, SKM, M.Kes ( )

MENYETUJUI MENGETAHUI :

KETUA STIKES U’BUDIYAH KETUA PRODI

BANDA ACEH

(MARNIATI, M.Kes) (NUZULUL RAHMI, SST)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dan Media Informasi Dengan

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang

Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”.

Adapun tujuan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah Banda Aceh.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, Peneliti banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankan peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, sebagai Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia.

2. Ibu Marniati, SE, M.Kes, sebagai Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST, sebagai Ketua Jurusan Prodi D-III Kebidanan

STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

4. Ibu Cut Yuniwati, SKM, M.Kes sebagai pembimbing yang telah memberikan

arahan dan saran serta bimbingan yang baik selama penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

5. Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes, sebagai Penguji I dan Bapak Rachmady, SKM,

M.Kes sebagai Penguji II KTI.

6. Dosen dan seluruh staf pendidikan D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda

Aceh.

7. Kepada Ayahanda Muhammad Sia dan Ibunda Nuryati tercinta, yang telah

memberikan do’a, dukungan, juga sebagai motivator bagi peneliti.

Dan kepada saudara tercinta Emil Hakim, SH, Cut Rina Yustisia, S.Pd,

Cut Dahlima Yustisia, Cut Noni Maidasia, Dan Rizal Adam yang selalu

mendoakan, memberikan bantuan serta menghibur demi terselesainya Karya

Tulis Ilmiah ini.

vi

8. Kepada Ruli Hardemi, S.Ked yang selalu mendo’akan dan membantu peneliti

Dan kepada teman-teman angkatan 2010 yang membantu peneliti dalam

pelaksanaan KTI.

9. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritikan

yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, 16 Oktober 2013

Cut Ayuna Yustisia

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................... iii

PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

D. Manfaat penelitian ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 8

A. Baby blues ............................................................................. 8

1. Pengertian ......................................................................... 8

2. Faktor Penyebab ............................................................... 8

3. Gejala dan Tanda .............................................................. 10

4. Penanganan ..................................................................... 11

B. Konsep Dasar Pengetahuan ................................................... 13

C. Konsep Dasar Peran Petugas Kesehatan ................................ 15

viii

D. Konsep Dasar Media Informasi ............................................. 17

E. Kerangka Teoritis .................................................................. 18

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN ............................. 19

A. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 19

B. Hipotesa ............................................................................... 20

C. Definisi Operasional .............................................................. 21

BAB IV METODELOGI PENELITIAN ......................................... 23

A. Jenis Penelitian ...................................................................... 23

B. Populasi dan Sampel ............................................................. 23

C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 23

D. Pengumpulan data ................................................................. 24

1. Tehnik Pengumulan Data .................................................. 24

2. Instrumen Penelitian ......................................................... 24

E. Pengolahandan Analisa Data ................................................. 25

1. Pengolahan Data ............................................................... 25

2. Analisa Data .................................................................... 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 29

A. Gambaran Lokasi Penelitian .................................................... 29

B. Hasil Penelitian ........................................................................ 29

1. Analisa Univariat ................................................................. 30

2. Analisa Bivariat ................................................................... 32

C. Pembahasan .............................................................................. 34

ix

BAB VI PENUTUP ............................................................................... 27

A. Kesimpulan .............................................................................. 27

B. Saran ........................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 39

LAMPIRAN

BIODATA

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.2 Definisi Operasional ................................................................ 21

5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby

Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten

Aceh Besar Tahun 2013 .......................................................... 30

5.2 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan di Bidan

Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ......................................... 30

5.3 Distribusi Frekuensi Media Informasi di Bidan Praktek

Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh

Besar Tahun 2013 .................................................................... 31

5.4 Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan

Ibu Hamil Tentang Baby blues di Bidan Praktek Swasta

Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar

Tahun 2013 ............................................................................. 32

5.5 Hubungan Media Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Baby blues di Bidan Praktek Swasta Yuniar

Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun

2013 ........................................................................................ 33

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8 : Master Table

Lampiran 9 : Table Chi-Square Test

Lampiran 10 : Lembaran Konsul KTI

Lampiran 11 : Daftar Mengikuti Seminar Proposal

Lampiran 12 : Biodata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kehamilan dan persalinan dari pandangan psikologis kedokteran

merupakan peristiwa yang paling rumit dalam pengalaman manusia. Setelah

melahirkan, seorang perempuan rentan terserang gangguan kejiwaan umum

akibat perubahan fisik dan psikologis dari proses persalinan, hal ini biasa

disebut dengan depresi pasca persalinan atau Baby blues. Faktor endokrin

diduga berperan dalam etiologi depresi pasca persalinan. Dalam kurun 1-42

hari pasca persalinan, terjadi perubahan hormon estrogen dan progesteron

yang sangat berarti. Situasi ini pada orang-orang yang pernah mengaliminya

dapat berlanjut lebih jauh menjadi psikosis (Hartiningsing et al, 2006).

Baby blues adalah suatu keadaan dimana terjadinya ketidak stabilan

jiwa pada seorang wanita pasca persalinan. Sehingga keadaan ini membuat

jiwa Ibu labil. Pada suatu saat Ibu bisa dalam keadaan bahagia, namun tidak

lama kemudian bisa berubah mengalami perasaan sedih yang berlebihan

dengan penyebab yang tidak jelas. Keadaan ini dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, namun faktor ketidakseimbangan hormon pasca persalinan

diyakini sebagai penyebab utama dari Baby blues (Hartiningsing et al. 2006).

Hartiningsing et al. (2006) juga mengatakan banyak pemicu yang

menyebabkan terjadinya Baby blues pasca persalinan, diantaranya depresi

sebelum persalinan, depresi yang tidak terkait dengan kehamilan, syndroma

2

premenstruasi yang berat, perkawinan yang sulit, tidak banyak anggota

keluarga yang dapat diajak berbicara dan kehidupan penuh tekanan selama

masa kehamilan dan persalinan. Hal ini semua dapat memicu terjadinya Baby

blues, Maternity blues, atau bisa juga disebut depresi pasca persalinan.

Keadaan ini terjadi beberapa jam setelah pasca persalinan atau beberapa

hari pasca dan menghilang dengan sendirinya pada beberpa hari kemudian

atau dalam beberapa minggu kemudian. Walaupun Baby blues dapat

menghilang dengan sendirinya, namun jika keluarga dan provider kesehatan

tidak mengerti dan mengetahui keadaan Ibu, maka keadaan ini akan berlanjut

sehingga menjadi depresi postpartum yang akan dapat menyebabkan gejala

bunuh diri. Pada beberapa penelitian, didapati bahwa keluarga dan provider

kesehatan yang tidak tanggap akan kondisi kejiwaan Ibu, akan menyebabkan

terjadinya depresi post partum pada Ibu (US. Departement Of Health and

Human Service, 2006).

Hartiningsing et al. (2006) mengatakan bahwa gejala Baby blues yang

paling umum pasca persalinan adalah perasaan kosong yang luar biasa

(emptiness), diikuti dengan perasaan lainnya seperti kehilangan nafsu makan,

raipnya kesenangan dalam hidup, energi dan motivasi, perasaan tidak

berguna, tidak berharga, banyak menangis, tanpa harapan dan perasaan

bersalah yang keterlaluan dan ketakutan yang luar biasa bayinya akan

tersakiti atau disakiti orang lain. Meski pada banyak perempuan,

gejala-gejala ini terjadi dalam waktu yang singkat namun pada beberap kasus

lainnya depresi ini berlangsung sampai lebih dari satu tahun pasca persalinan.

3

Jika kasus ini telah sampai pada taraf psikologis, maka akan sangat berbahaya

karena ditambah dengan gejala halusinasi dan bunuh diri.

Sebuah penelitian yang dilakukan tentang Baby blues menyimpulkan

bahwa Ibu hamil yang mengalami depressi ketika kehamilannya, maka ia

akan mengalami Baby blues juga ketika pasca persalinan nantinya bahkan

hingga dapat juga mengalami psikosis. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh

budaya setempat, yang menganggap kehamilan dan persalinan adalah sebuah

stigma dan hukum alam, sehingga tidak ada yang perlu dihawatirkan,

sehingga jika Ibu hamil atau ibu bersalin mengalami suatu keluhan, hal itu

dianggap biasa dan akan hilang dengan sendirinya. Sikap provider kesehatan

juga turut menjadi pencetus terjadinya Baby blues. Para dokter dan bidan lah

yang biasanya menentukan keputusan, tindakan atau harus apa yang

dilakukan Ibu hamil atau Ibu bersalin dalam kehidupan sehari-hari. Ibu tidak

diberi kesempatan untuk mencurahkan pendapatnya atau mengelurkan beban

pikirannya. Hal ini akan menambah beban pikiran Ibu, sehingga jika mental

ibu tidak kuat ia akan mengalami neorosis bahkan psikosis (Malonda, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sebuah universitas di

Inggris disebutkan bahwa lebih dari 50% Ibu bersalin, terutama anak pertama

akan mengalami Baby blues. Gejala utama yang sering terjadi adalah

perasaan yang labil, suka menangis, perasaan menjadi sangat sensitif, cemas

dan sedih. Gejala-gejala diatas dapat hilang dalam beberapa jam, bahkan

hingga beberapa bulan pasca persalinan. Baby blues biasanya berakhir dengan

sendirinya tanpa perlu perawatan atau pengobatan khusus. Jika keadaan ini

4

berlarut-larut dan tidak hilang-hilang, maka perawatan dan penanganan

khusus sangat diperlukan (Hanvard Pilgrim Health Care, 2006).

Di Indonesia, angka kejadian postpartum blues antara 50-70% wanita

pasca persalinan semula diperkirakan angka kejadiannya rendah

dibandingkan Negara-negara lain, hal ini disebabkan oleh budaya dan sifat

orang Indonesia yang cenderung lebih sabar dan dapat menerima apa yang

dialaminya, baik itu peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Namun hasil penelitian yang dilakukan di DKI Jakarta oleh dr. Irawati Sp. Kj

menunjukkan 25% dari 580 Ibu yang menjadi respondennya mengalami

sindroma ini (Munawaroh, 2008).

Sylvia (2006) mengatakan dari beberapa penelitian yang telah

dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, ditemukan bahwa angka

kejadiannya 11-30%, suatu jumlah yang tidak sedikit dan tidak mungkin

dibiarkan begitu saja.

Sedangkan menurut Kurniasih (2006) angka kejadian Baby blues di

Indonesia tidak diketahui dengan pasti. Pada beberapa penelitian yang

dilakukan pada beberapa rumah sakit di Indonesia disebutkan bahwa Baby

blues pada Ibu post partum terjadi 1,3-3%. Gejala yang sering muncul

biasanya sama dengan gejala pramenstruasi.

Khusus untuk Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, tidak terdapat

data tentang angka kejadian Baby blues ini, karena selama ini belum ada

pendokumentasian yang lengkap tentang Baby blues. Meskipun Baby blues

merupakan bagian dalam program pelayanan kesehatan pada Ibu post partum,

5

namun perhatian terhadap kasus Baby blues masih sangat minim, karena

fokus utama pada pelayanan kesehatan Ibu dalam masa post partum selama

ini lebih difokuskan pada perdarahan post partum primer dan sekunder atau

infeksinifas, karena dua kasus di atas masih dianggap sebagai kontributor

utama dalam peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) pada masa post partum,

sehingga Baby blues seperti diabaikan.

Media mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan

kognisi seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan yang pada

akhirnya dapat membentuk persepsi (Hakim, 2006).

Menurut Beardeslee (2006) kemampuan provider kesehatan dalam

mengenal gejala dan tanda Baby blues sejak dini, sehingga dapat menghindari

keadaan psikosis pada Ibu sangat diharapkan. Jika seorang provider kesehatan

dapat menangani keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini

melalui konseling, penyuluhan makanan bergizi, pelatihan-pelatihan fisik

ringan pasca persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan

support group serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu,

akan membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh

seorang Ibu.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di BPS Yuniar,

Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar, jumlah Ibu hamil dalam

satu bulan pada tahun 2012, sebanyak 21 orang. Pada tahun 2012 Januari

sampai dengan Desember, jumlah seluruh Ibu hamil 283 Orang. Dan dari 10

Ibu hamil (100%) yang telah peneliti wawancarai, 8 diantara Ibu hamil

6

(80%) tidak mengetahui apa itu Baby blues, dan 2 Ibu hamil lainnya (20%)

sudah mengetahui apa itu Baby blues. Informasi tentang Baby blues yang

didapatkan Ibu hamil dari selama ini dengan menggunakan media informasi

secara Verbal/konseling. Dan peneliti menemukan masalah bahwa banyak Ibu

hamil yang tidak mendapatkan informasi dan memiliki pengetahuan yang

kurang baik tentang Baby blues.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya

adalah “Apakah Terdapat Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan dan

Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues di BPS

Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu

Hamil Tentang Baby Blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 .

7

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan

pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar, Kecamatan

Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui hubungan media informasi dengan pengetahuan

Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar, Kecamatan Blang

Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memberi pengalaman pertama pada peneliti menyangkut

implementasi tri darma perguruan tinggi.

2. Bagi Lokasi Penelitian

Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan

dalam meningkatkan asuhan kebidanan kepada pasien, khususnya

petugas kesehatan di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten

Aceh Besar.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi

perpustakaan STIKes U’budiyah Banda Aceh.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Baby Blues

1. Pengertian

Baby blues adalah suatu kondisi yang terjadi pada Ibu beberapa hari

bahkan beberapa minggu pasca persalinan, tapi biasanya terjadi pada tiga

atau lima hari pasca persalinan. Keadaan umum yang biasa ditemui pada

kasus Baby blues adalah perasaan yang labil yang biasa disebabkan oleh

hormon atau beberapa faktor lain (Beardslee, 2006).

Menurut Munawaroh (2008) Kehamilan dan kelahiran anak adalah

proses fisiologis, namun wanita mempunyai risiko terhadap kesehatan fisik

maupun mental selama dalam proses reproduksi tersebut. Kesehatan

reproduksi ini tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga meliputi sehat

mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau gangguan proses

reproduksi.

Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan

para wanita untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca-salin (

Baby blues ) dan segera memberikan penangganan yang tepat bila terjadi

gangguan tersebut, bahkan merujuk kepada para ahli psikologi/konseling

bila memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para petugas

obstetri, yaitu : dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya

dengan cara memberikan informasi yang memadai atau adekuat tentang

9

proses kehamilan dan persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang

mungkin timbul dalam masa-masa tersebut serta penangganannya ( Bobak,

2004 ).

2. Faktor Penyebab

Hartiningsing et al. (2006) mengatakan banyak pemicu yang

menyebabkan terjadinya Baby blues pasca persalinan, diantaranya depresi

sebelum persalinan, depresi yang tidak terkait dengan kehamilan,

syndroma premenstruasi yang berat, perkawinan yang sulit, tidak banyak

anggota keluarga yang dapat diajak berbicara dan kehidupan penuh

tekanan selama masa kehamilan dan persalinan. Hal ini semua dapat

memicu terjadinya Baby blues, Maternity blues, atau bisa juga disebut

depresi pasca persalinan.

Beardslee (2006) mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada yang

dapat memastikan etiologi dari Baby blues, tapi terdapat tiga faktor utama

yang dianggap sebagai faktor predisposisi dari Baby blues, yaitu:

a. Hormon didalam tubuh yang belum seimbang setelah persalinan, seperti

menurunnya tingkat serotinin dalam tubuh.

b. Kehadiran seorang bayi umumnya akan mengubah kehidupan seorang

Ibu. Kadang kala seorang Ibu belum dapat beradaptasi dengan cepat

terhadap peran barunya ini. Ia merasa selalu melakukan kesalahan,

apalagi jika menyangkut bayinya. Ia sangat menyayangi bayinya, tapi

takut menyentuhnya. Takut jika Ia membuat kesalahan atau tidak hati-

10

hati maka akan mencelakakan bayinya. Sehingga ia selalu berada dalam

kecemasan akan keselamatan bayinya. Selain itu pola kehidupan yang

berubah akibat kehadiran bayi juga dapat menimbulkan Baby blues.

c. Hidup yang penuh tekanan juga merupakan faktor predisposisi dari

terjadinya Baby blues pada Ibu pasca persalinan. Ibu pasca persalinan

yang hidup dibawah tekanan keluarga yang diakibatkan oleh berbagai

sebab seperti bayi yang tidak diinginkan, jenis kelamin bayi tidak

seperti diharapkan, hidup ditengah-tengah keluarga suami yang tidak

cocok dengan dirinya dan lain-lain, diyakini sebagai salah satu

predisposisi yang menyebabkan Baby blues (Beardslee, 2006).

3. Gejala dan Tanda Baby blues

Menurut Beardslee (2006) gejala dan tanda Baby blues yang sering

muncul pada Ibu dengan Baby blues adalah:

a. Kurang berminat terhadap hal-hal disekelilingnya.

b. Merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang-orang disekelilingnya

terutama dari suami.

c. Merasa kehilangan energi untuk melakukan sesuatu, sehingga kerjanya

hanya duduk termenung atau tidur saja.

d. Susah tidur. Ibu membutuhkan usaha keras agar bisa idur pada malam

hari, walaupun tenaganya telah terkuras untuk mengurus bayinya, tapi ia

masih merasa kesulitan untuk memejamkan mata pada malam hari.

11

e. Tidur lebih dari pada biasanya. Pada beberapa kasus dijumpai Ibu

dengan pola tidur diluar kebiasaan. Mayoritas waktu dalam sehari

dihabiskan Ibu untuk tidur, tanpa ada kegiatan lainnya.

f. Meningkatnya frekuensi menangis. Ibu akan menangisi masalah sekecil

apapun. Walaupun menurut orang lain hal tersebut tidak patut ditangisi,

tapi Ibu akan tetap menangisinya.

Beardslee (2006) juga mengatakan jika gejala dan tanda pada Baby

blues ini tidak dapat dikenali sejak dini dan ditangani dengan baik, maka

yang ditakutkan adalah terjadinya kelainan jiwa pada Ibu atau post partum

psikosis.

Post partum psikosis biasanya terjadi dalam 6 minggu pertama pasca

persalinan. Wanita yang memang memiliki riwayat penyakit jiwa atau

masalah kejiwaan memiliki resiko tinggi untuk terjadinya post partum

psikosis seperti Shizoaffective. Gejala dan tanda yang dapat ditemui pada

Ibu post partum dengan psikosis ini adalah delusi, halusinasi, gangguan

tidur, dan sangat obsesive terhadap bayinya serta wanita tersebut sangat

cepat berubah perasaan dari sedih dapat langsung berpindah menjadi senang

yang berlebihan. Hal yang paling ditakutkan dari psikosis pada Ibu post

partum ini adalah bunuh diri atau mencelakakan dirinya dan anaknya

(US.Women Health Departement, 2005).

12

4. Penanganan pada kasus Baby blues

Beberapa penelitian menyatakan bahwa penanganan terbaik terhadap

Baby blues diantaranya adalah:

a. Istirahat yang cukup.

b. Gunakan waktu minimal 1 jam dalam sehari untuk diri ibu sendiri. Pada

kesempatan ini Ibu dapat melakukan aktivitas yang merupakan hobby

Ibu, seperti berdandan, membaca, menonton film atau mendengarkan

musik. Pada kesempatan ini, anjurkan Ibu untuk meminta keluarga atau

orang yang dipercayai untuk menjaga bayinya.

c. Anjurkan Ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan jenis makanan

yang bervariasi dan terdiri dari buah, sayur, susu dan harus banyak

makan ikan atau daging serta hindari makanan yang mengandung

alkohol, kafein, dan gula.

d. Olah raga: Anjurkan Ibu untuk berjalan kaki minimal mengelilingi

daerah sekitar tempat tinggalnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

metabolisme tubuh Ibu dan meningkatkan semangat Ibu dalam

menjalani kehidupan.

e. Jelaskan pada Ibu tentang pentingnya kebersihan diri. Ibu dianjurkan

untuk mandi minimal 2 kali sehari. Dengan mandi ini, Ibu diharapkan

dapat rileks, selain itu mandi juga dapat meningkatkan metabolisme

tubuh serta meningkatkan kepercayaan diri Ibu akan kesegaran dirinya

dihadapan orang lain dan dihadapan suaminya.

13

f. Mintalah anggota keluarga, teman dan Ibu-ibu yang baru melahirkan

lainnya untuk memberikan support kepada Ibu. Provider kesehatan

dapat menjadikan dirinya sebagai tempat curahan perasaan dari Ibu.

g. Anjurkan Ibu dan suaminya untuk menggunakan waktu minimal 15

menit dalam sehari untuk berbicara berdua, dari hati ke hati tanpa

didampingi orang lain atau bayinya.

h. Melakukan aktivitas fisik seminimal mungkin, dan jangan ragu untuk

menolak kedatangan tamu jika Ibu merasa membutuhkan waktu untuk

beristirahat (US. Women Health Departement, 2005).

B. Konsep Pengetahuan

1. Definisi

Menurut Notoadmodjo (2007) Pengetahuan merupakkan hasil tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin mudah

menerima informasi yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai

(Nursalam, 2001).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu:

14

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah

(Notoatmodjo, 2007).

b. Memahami (comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan cara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasikan meteri tersebut secara benar (Notoatmodjo,

2007).

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

(Notoatmodjo, 2007).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain

(Notoatmodjo, 2007).

15

e. Sintesis (syntesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagaian di dalam bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada

(Notoatmodjo, 2007).

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2007 ).

C. Peran Petugas Kesehatan

1. Definisi

Menurut Barbara (2008) Peran adalah seperangkat tingkah laku yang

diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam

suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam

maupun dari luar dan bersifat stabil.

Setiadi (2008) mengatakan Peran petugas kesehatan adalah suatu

kegiatan yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Mubarak (2011) mengatakan Peran Bidan yang dimaksud adalah

cara untuk menyatukan aktifitas Bidan dalam praktik dan telah

16

menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan

oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab kebidanan

secara profesional.

Bidan profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan

merawat klien, tetapi juga kemampuan memberikan pelayanan secara

menyeluruh, baik dari aspek biologis, psikologis, sosial serta spiritual

dengan penuh semangat yang diiringi dengan senyuman ikhlas dan tulus

(Mubarak, 2011).

Menurut Depkes RI (2009) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya

yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok dan atupun masyarakat.

Kemampuan Provider Kesehatan dalam mengenal gejala dan tanda

Baby blues sejak dini, sehingga dapat menghindari keadaan psikosis pada

Ibu sangat diharapkan. Jika seorang provider kesehatan dapat menangani

keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini melalui konseling,

penyuluhan makanan bergizi, pelatihan–pelatihan fisik ringan pasca

persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan support group

serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu, akan

membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh seorang

Ibu (Beardeslee, 2006).

17

Menurut Rosamund (2001) Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan

bahagia selama hamil, bersalin, dan nifas, memang sangat dibutuhkan

dukungan dari : suami, keluarga, teman sejawat, teman kelompok, para

bidan dan tenaga kesehatan lainnya, serta tenaga profesi lainnya sesuai

kebutuhan ibu.

D. Konsep Media Informasi

1. Definisi

Menurut Hakim (2006) Media informasi mempunyai pengaruh yang

sangat kuat dalam pembentukan kognisi seseorang. Media memberikan

informasi dan pengetahuan yang pada akhirnya dapat membentuk persepsi.

Menurut Moelino (1990) Informasi adalah penerangan, keterangan,

pemberitahuan, kabar atau berita (tentang). Selanjutnya informasi sebagai

keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis

atau kesimpulan.

Cangara (2000) menyatakan media masa adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima)

dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanik seperti televisi, radio,

film dan surat kabar/majalah. Karakteristik media informasi adalah:

a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari

banyak orang.

b. Bersifat satu arah, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,

karena memiliki kecepatan.

18

c. Memiliki peralatan tekhnis atau mekanis, seperti televisi, radio dll.

d. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja (Cangara,

2000).

Dengan demikian media massa dapat dikatakan sebagai media

pembelajaran untuk memperoleh informasi dan menambah wawasan

pengetahuan karena mengandung pesan yang sederhana sampai pesan

yang kompleks (Cangara, 2000).

E. Kerangka Teoritis

Dalam penelitiaan ini banyak pendapat yang dikemukakan oleh para

ahli tentang Baby blues, yang meliputi diantaranya yaitu:

Gambar 2.5 Kerangka Teoritis

Hakim (2006)

Informasi

Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Baby blues

Mubarak (2011)

Peran Petugas Kesehatan

19

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan teori Mubarak

(2011) dan teori Hakim (2006). Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Peran Petugas Kesehatan

Media Informasi

Pengetahuan Ibu hamil

Tentang Baby blues

20

B. Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesa dalam penelitian

ini adalah:

1. Ha : Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pengetahuan

Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang

Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.

2. Ho : Tidak Ada hubungan antara media informasi dengan pengatahuan

Ibu hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang

Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013.

21

C. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Dependen

1 Pengetahuan

Ibu hamil

tentang Baby

blues

Segala sesuatu

yang diketahui

oleh Ibu hamil

tentang Baby

blues.

Membagikan

kuesioner,

dengan kriteria:

Baik jika,

x ≥ 8.

Kurang bila,

x < 8.

Kuesioner

Dengan

pertanyaan

sebanyak

15 soal.

Baik

Kurang

Ordinal

Independen

2 Peran

Petugas

kesehatan

Konseling

yang diberikan

oleh Bidan

kepada Ibu

hamil tentang

Baby blues.

Membagikan

kuesioner

dengan kriteria:

Ada, bila

petugas ada

melaksanakan

perannya. Tidak

ada, bila petugas

tidak

melaksanakan

perannya

Kuesioner

dengan

pertanyaan

sebanyak

10 soal.

Ada

Tidak ada

Ordinal

3 Media

Informasi

Akses

informasi yang

diperoleh Ibu

hamil untuk

Menyebarkan

kuesioner

dengan

menanyakan

Kuesioner

dengan

pertanyaan

sebanyak

Ada

Tidak Ada

Ordinal

22

meningkatkan

pengetahuan

tentang Baby

blues.

pertanyaan yaitu

jenis sumber

informasi

apakah yang

digunakan Ibu

hamil untuk

meningkatkan

pengetahuannya

tentang Baby

blues, dengan

kriteria

a. Ada bila

mendapatkan

informasi

dari media

audio, visual,

dan

audiovisual.

b. Tidak Ada

bila tidak

mendapatkan

informasi

dari media

audio, visual,

dan

audiovisual.

2 soal.

23

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah bersifat Analitik dengan menggunakan

desain/pendekatan cross sectional untuk mengetahui tingkat pengetahuan

Ibu hamil tentang Baby blues.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang berkunjung di

BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah semua Ibu hamil yang

berkunjung di BPS Yuniar pada bulan Januari dan Februari berjumlah 42

orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

menggunakan tehnik total populasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar.

24

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2013 s/d 21 Juli

2013.

D. Pengumpulan Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden, yaitu

dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan dan diisi oleh

responden.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

BPS Yuniar tentang data jumlah Ibu hamil bulan Januari dan Februari

tahun 2013.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi 20 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman

yaitu: penilaian yang diberikan adalah 1 jika menjawab Benar, dan 0 jika

menjawab Salah. Pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan, Peran petugas

kesehatan sebanyak 3 pertanyaan, dan Informasi sebanyak 2 pertanyaan.

25

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui suatu proses dengan tahapan

sebagai berikut:

a. Editing (seleksi data)

Merupakan tahap yang memisahkan data yang telah terkumpul

baik baik secara pengisian, konsistensi dari setiap jawaban yang

terdapat dalam kuesioner.

b. Coding

Dengan memberikan kode atau tanda tertentu pada setiap

jawaban yang telah diberikan didalam kuesioner.

c. Transfering

Memindahkan jawaban dari kuesioner kedalam bentuk master

tabel.

d. Tabulating

Data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam tabel

distribusi frekuensi.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umunya analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentasi dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2005).

26

Untuk menghitung distribusi frekuensi setiap variabel dan

mencari persentase pada setiap variabel dengan menggunakan rumus:

Dimana: P = Presentase

f = Frekuensi Teramati

n = Jumlah Responden (Budiarto,2002).

Penilaian hasil ukur menggunakan kriteria penilaian yang

terdiri dari:

1. Pengetahuan (Nursalam, 2003)

a. Berpengetahuan baik bila jawaban benar 76% - 100%.

b. Berpengetahuan kurang bila jawaban benar < 56%.

2. Peran Petugas Kesehatan dan Media Informasi (Skala Gutmann)

a. Ada mendapatkan Informasi bila jawaban benar 1.

b. Tidak Ada mendapatkan Informasi bila jawaban benar 0.

b. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis, yang diolah

dengan komputer menggunakan rumus SPSS versi 16, untuk

menentukan hubungan antara variabel Independen dengan variabel

Dependen melalui uji Chi-Square Tes (X2), untuk melihat kemaknaan

(CI) 0,05% (Arikunto, 2006).

P = 𝑓

𝑛 x 100%

27

Melalui perhitungan uji Chi-Square selanjutnya dibuat suatu

kesimpulan dengan ketentuan:

1. Ha diterima bila p ≤ 0,05 maka ada hubungan antara variabel

dependen dan independen.

2. Ho ditolak bila p > 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen.

Untuk menentukan p-value Chi-Square Tes (X2) tabel, memiliki

ketentuan sebagai berikut (Hastono, 2010):

1. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 dijumpai nilai

ekspansi (E) <5, maka p-value yang digunakan adalah nilai yang

terdapat pada nilai Fisher Exact Test.

2. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri dari tabel 2x2 tidak dijumpai

nilai ekspansi (E) <5, maka p-value yang digunakan adalah nilai

yang terdapat pada nilai Continuity Correction.

3. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2,

contohnya tabel 3x2, 3x3, 3x4 dijumpai nilai ekspantasi (E) <5

maka harus marger (digabungkan).

4. Bila Chi-Square Tes (X2) tabel terdiri lebih dari tabel 2x2,

contohnya tabel 3x2, 3x3, 3x4 tidak dijumpai nilai ekspantasi(E)

<5 mak p-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada

nilai Pearson Chi-Square.

28

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

BPS Yuniar berada dijalan Krueng Meulingka Desa Cot Nambak

Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. BPS Yuniar memiliki

beberapa ruangan yaitu: 1 ruang tempat pelayanan kartu, 1 ruang pemeriksaan

ANC, 1 ruang pelayanan INC, 1 ruang pencegahan infeksi (PI), dan 1 ruang

untuk penginapan mahasiswa praktek. BPS Yuniar berbatasan dengan:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Mancang

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cot Nambak

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Hoho

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cot Senong

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukan mulai dari

tanggal 14 Juli sampai dengan 21 Juli 2013 pada Ibu Hamil di BPS Yuniar

Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah

sampel 42 orang diperoleh hasil sebagai berikut:

29

C. Analisa Univariat

1. Pengetahuan

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Baby Blues Di

BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar

Tahun 2013

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 18 42.9

2 Kurang 24 57.1

Total 42 100

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 42 responden

mayoritas berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 24 (57%).

2. Peran Petugas Kesehatan

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan di Bidan

Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Peran Petugas Kesehatan Frekuensi %

1 Ada 15 35.7

2 Tidak Ada 27 64.3

Total 42 100

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 42 responden

mayoritas menyatakan peran petugas kesehatan kurang baik yaitu

sebanyak 27 (64,3%).

30

3. Media Informasi

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Media Informasi di Bidan Praktek Swasta

Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar

Tahun 2013

No Media Informasi Frekuensi %

1 Ada 9 21.4

2 Tidak Ada 33 78.6

Total 42 100

Sumber: Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 42 responden

mayoritas tidak ada media informasi yaitu sebanyak 33 (78.6%).

D. Analisa Bivariat

1. Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Baby blues

Tabel 5.4

Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Peran Petugas

Kesehatan

Pengetahuan

Jumlah % P

Value Baik Kurang

F % F %

1 Ada 11 73.3 4 26.7 15 100

0.004 2 Tidak Ada 7 25.9 20 74.1 27 100

Total 18 42.9 24 57.1 42 100

Sumber: Data diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang ada

mendapatkan peran petugas kesehatan 11 (73,3%) Ibu berpengetahuan baik, dari

31

27 responden yang tidak ada mendapatkan peran petugas kesehatan 20(74,1%)

Ibu berpengetahuan kurang.

Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai

p = 0.004 (p < 0.05), dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada hubungan

antara pengetahuan dengan peran petugas kesehatan pada Ibu Hamil di BPS

Yuniar Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar terbukti (diterima).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan

peran petugas kesehatan.

2. Hubungan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Baby blues

Tabel 5.5

Hubungan Media Informasi Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Baby blues di Bidan Praktek Swasta Yuniar Kecamatan Blang

Bintang Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013

No Media

Informasi

Pengetahuan

Jumlah % P

Value Baik Kurang

F % F %

1 Ada 5 55.6 4 44.4 9 100

0.625 2 Tidak Ada 13 39.4 20 60.6 33 100

Total 18 42.9 24 57.1 42 100

Sumber: Data diolah tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 9 responden yang ada

media informasi 5 (55,6%) Ibu berpengetahuan baik, dan dari 33 responden yang

tidak ada media informasi 20 (60,6%) Ibu berpengetahuan kurang.

32

Setelah dilakukan uji statistik dengan Chi Square test diperoleh nilai

p = 0.625 (p ≥ 0.05), dengan demikian hipotesa yang menyatakan ada hubungan

antara Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan

Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar terbukti (ditolak). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Media Informasi dengan

Pengetahuan.

E. Pembahasan

1. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Baby Blues

Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan

p = 0.004 (p < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan pengetahuan Ibu

hamil tentang Baby blues.

Menurut Beardeslee (2006) Jika seorang provider kesehatan dapat

menangani keadaan Baby blues dengan baik dan benar sejak dini melalui

konseling, penyuluhan makanan bergizi, pelatihan-pelatihan fisik ringan

pasca persalinan yang dapat menghindari stress dan menggunakan support

group serta keluarga untuk mendukung serta memahami keadaan Ibu, akan

membuat masa-masa Baby blues menjadi lebih mudah dilalui oleh seorang

Ibu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan Sikap

provider kesehatan juga turut menjadi pencetus terjadinya Baby blues. Para

33

dokter dan bidan lah yang biasanya menentukan keputusan, tindakan atau

harus apa yang dilakukan Ibu hamil atau Ibu bersalin dalam kehidupan

sehari-hari. Ibu tidak diberi kesempatan untuk mencurahkan pendapatnya

atau mengelurkan beban pikirannya. Hal ini akan menambah beban pikiran

Ibu, sehingga jika mental ibu tidak kuat ia akan mengalami neorosis bahkan

psikosis (Malonda, 2006).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Istiawan, dkk (2006)

menyatakan bahwa ditemukan adanya hubungan antara pengetahuan dengan

peran petugas kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori diatas, maka peneliti

berasumsi bahwa semakin sering petugas kesehatan memberikan

pengetahuan tentang kesehatan, masalah kehamilan, dan persalinan kepada

Ibu secara langsung dengan cara konseling maka dapat meningkatkan

pengetahuan Ibu tentang kesehatan, dan semakin tinggi tingkat pengetahuan

seseorang, semakin mudah menerima informasi yang dimiliki.

2. Hubungan Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Baby Blues

Dari hasil uji Statistik, Chi-square diperoleh nilai kemaknaan

p = 0.625 (p ≥ 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

hubungan antara media informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang

Baby blues.

34

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahrotusholihah (2005)

menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara tingkat penerimaan pesan

di media radio, tingkat persepsi pesan di media radio dan pernah

mendengarkan siaran kesehatan reproduksi remaja di media radio dengan

pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh diana (2009) terhadap murid

SMK Negeri 2 Sampit) provinsi Kalimantan Tengah untuk mengetahui

hubungan komunikasi dan media informasi dengan tingkat pegetahuan

kesehatan reproduksi remaja menyatakan bahwa hasil penelitian

menunjukkan media informasi mendukung pengetahuan kesehatan

reproduksi remaja (55,2%).

Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori diatas, maka peneliti

berasumsi tidak terdapatnya hubungan antara media informasi dengan

pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues mungkin karena masih

kurangnya media informasi yang ada pada Ibu hamil, sehingga dengan tidak

adanya media informasi maka informasipun jarang didapatkan sehingga

pengetahuan Ibu masih kurang. Tidak terdapatnya hubungan antara media

informasi dengan pengetahuan Ibu hamil tentang Baby blues mungkin

disebabkan sampel yang terlalu sedikit atau alat ukur yang masih lemah.

35

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dari tanggal 14 Juli s/d 21

Juli 2013 pada Ibu Hamil di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 dengan jumlah sampel 42 orang

diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dan Pengetahuan Ibu

Hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar dengan nilai p = 0,004 (p = < 0.05).

2. Tidak ada hubungan antara Media Informasi dengan Pengetahuan Ibu

Hamil tentang Baby blues di BPS Yuniar Kecamatan Blang Bintang

Kabupaten Aceh Besar dengan nilai p = 0,625 (p = > 0.05).

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

wawasan peneliti dalam mengetahui pentingnya peran petugas kesehatan,

media informasi dalam meningkatkan pengetahuan Ibu Hamil tentang

Baby blues. Kepada peneliti lain diharapkan dapat menindak lanjuti

penelitian ini agar menambah variabel lain dan dapat menambah jumlah

sampel yang lebih banyak.

36

2. Bagi Profesi

Tenaga kesehatan untuk dapat lebih meningkatkan konseling atau

penyuluhan kepada Ibu hamil tentang Baby blues.

3. Bagi Masyarakat

Diharapakan dengan adanya penelitian ini masyarakat bisa

memahami tentang Baby Blues.

37

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Beardeslee. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan

Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.

Bryar Rosamund, M. (2001) Theori For Midwifery Practice. Macmillan. London.

Cangara. (2000) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan

Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.

Diana. (2009) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan

Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.

Hakim. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan

Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.

Hastono. (2001) Analisis Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Hubungan Komunikasi Dan Media Informasi Dengan Tingkat Pegetahuan

Kesehatan Reproduksi Remaja(Studi Pada Murid Smk Negeri 2 Sampit)

Provinsi Kalimantan Tengah. FKM-Universitas Diponegoro. Available

from : <http://www.fkm.undip.ac.id> { Accessed 20 Agustus 2013}.

Istiawan, R, dkk. 2006. Hubungan Peran Pengawas Minum Obat Oleh Keluarga

Dan Petugas Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Perilaku Pencegahan

Dan Kepatuhan Klien Tbc Dalam Konteks Keperawatan Komunitas Di

Kabupaten Wonosobo. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman

Journal of Nursing), Vol (1), No.2. Hal : 96-104.

Malonda. (2006) Dikutip dari KTI Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan

Tentang Baby blues, Banda Aceh, Muhammadiyah.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2011) Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba

Medika Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta

Rineka Cipta.

Sastroasmoro, S., Ismael, S. (2002) Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis.

Jakarta. Sagung Seto.

US. Departement of Healt and Human Services, Women Health Goverment.

(2006) Depression during and after pregnancy, Availabel:

Http://www.google. com. Acses: 21 Januari 2013. Jam 11.00 WIB.

38

Yuniar. (2006) Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Baby blues, Banda Aceh,

Muhammadiyah.

BIODATA

A. Data Penulis

Nama : Cut Ayuna Yustisia

Tempat/Tgl Lahir : Kuala Makmur, 28 Maret 1993

Agama : Islam

Anak Ke : 3 Dari 6 Bersaudara

Alamat : Jl. Inong Balee, Asrama Putri Arun,

Darussalam, Banda Aceh.

No Telp/Hp : 082366706893

Nama Orang Tua

a. Ayah : Muhammad Sia

b. Ibu : Nuryati

Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : Honor Daerah

b. Ibu : IRT

Alamat Orang Tua : Simeulue

B. Pendidikan yang ditempuh/Tahun Lulus

1. MIN Kuala Makmur : Tahun Lulus 2003

2. SMP N 2 Simeulue Timur : Tahun Lulus 2006

3. MAN Kuala Makmur : Tahun Lulus 2010

4. D-III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh : Tahun Lulus 2013

Tertanda,

(CUT AYUNA YUSTISIA)